Anda di halaman 1dari 24

Best Practice Guru Berprestasi

PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah dalam bentuk best practice yang berjudul “PEMBELAJARAN KPK


MENUJU SEKOLAH RAMAH DI SDN 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI”, disusun oleh
Susilo Setyastuti, S.Pd.  diketahui dan disahkan pada:
                       
                        Hari                             : Senin
                        Tanggal                       : 11 Juni 2016

              

              
               Pengawas TK/SD                                         Kepala SDN 1 Sukorame
UPTD Dikdas dan LS Kec. Musuk

Drs. Joko Legowo                                                  Mujiono,S.Pd


    NIP. 19630306 198405 1 004                             NIP. 19600504 198012 1 007
KATA PENGANTAR
           Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, mengiringi selesainya
penyusunan karya tulis yang berjudu:” PEMBELAJARAN KPK MENUJU SEKOLAH
RAMAH DI SDN 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI “.
       Karya tulis ini merupakan pengalaman nyata di lapangan yang sudah Penulis lakukan selama
menjalankan tugas sebagai Guru di SDN 1 Sukorame Musuk Boyolali. Sehubungan dengan
adanya perintah untuk mengikuti seleksi Pemilihan Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun
2016 pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusi yang diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maka penulis
menyertakan karya tulis ini sebagai salah satu syarat mengikuti kegiatan tersebut.
           Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada
yang terhormat:
1.    Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
2.    Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali
3.    Kepala UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Musuk.
4.    Pengawas TK/SD UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Musuk yang telah memberi dukungan dan
motivasi.
5.    Kepala Sekolah dan teman-teman guru  yang telah membantu dan memberi dukungan serta
motivasi.
           Semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala dari Tuhan
Yang Maha Esa. Penulis menyadari karya tulis ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik
dari segi isi dan cara penyajian. Oleh karena itu, tegur sapa dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
         Semoga hasil pemikiran sederhana ini dapat bermanfaat bagi para guru khususnya dan
dunia pendidikan pada umumnya.
Boyolali, 11 Juli 2016

Susilo Setyastuti

ABSTRAK

Susilo Setyastuti. 2016. ”PEMBELAJARAN KPK (KOMUNIKASI, PELAYANAN,


KETELADANAN ), MENUJU SEKOLAH RAMAH DI SDN 1 SUKORAME MUSUK
BOYOLALI”. Best Practice. Pemilihan Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2016.

Kata Kunci: Pembelajaran, Sekolah Ramah


Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
berdasarkan Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
yang Memiliki Kelainan dan Memilki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, maka SDN
1 Sokorame Musuk Boyolali mengadakan kerjasama dengan masyarakat dan timwork
menyelenggarakan program pendidikan inklusif dengan tujuan (1) mengimpementasikan
pendidikan inklusif sebagai upaya mengatasi hambatan,(2) menerima dan melayani peserta didik
berkebutuhan khusus,(3) menciptakan suasana nyaman dalam setting sekolah ramah anak,
sehingga tercipta lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran.(4) menggali dan
mengembangkan potensi sesuai kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus .  
Oleh Karen itu SDN 1 Sokorame Musuk Boyolali membuat program pembelajaran KPK
menuju sekolah ramah , untuk memberi layanan optimal kepada peserta didik berkebutuhan
khusus, yang terdiri dari 3 ranah yaitu (1)komunikasi,  sehingga kondusif secara fisik, social, dan
psikologis, (2) memberi layanan  terhadap pembelajaran, (3) memberi teladan perilaku dan
kecakapan hidup.
Implementasi pembelajaran tersebut membawa dampak positif terhadap peserta didik
yaitu mengalami kemajuan yang berarti. Namun demikian juga ada kendala yang yang dijumpai
yaitu hambatan yang berbeda dan bervariasi, biaya tinggi, penilaian masyarakat negative.
Selain kendala ada juga faktor pendukungnya yaitu  tersedia SDM, SK dari
Bupati,   deklarasi  Boyolali sebagai kabupaten pelopor inklusi, aksesibel untuk peserta didik,
peran aktif guru mendukung progam ini.
Adapun program tindak lanjut yang akan dilaksanakan adalah mensosialisasikan program
ke sekolah inklusi lain,menyediakan kursi (kuota) untuk PDBK, mengikuti ajang lomba.

DAFTAR ISI

PENGESAHAN................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................... v
BAB I: PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B.                 Permasalahan.................................................................................................................... 2
C.                 Cara Pemecahan Masalah................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A.                Alasan Pemilihan Strategi Masalah..................................................................................... 3
B.                Uraian tentang penerapan cara memecahkan masalah......................................................... 3
C.                Hasil atau Dampak ........................................................................................................... 8
D.                Kendala-Kendala yang Dihadapi..................................................................................... 16
E.                 Faktor-Faktor Pendukung............................................................................................... 17

BAB III : ................................................................................................. SIMPULAN DAN SARAN


A.                Simpulan......................................................................................................................... 18
B.                Saran / Rekomendasi....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 20

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berbicara langsung kepada anak


Gambar 2.2 Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
Gambar 2.3 Menggunakan alat bantu dalam pembelajaran
Gambar 2.4 Melayani dengan hati
Gambar 2.5 Siswa berkebutuhan khusus belajar menganyam
Gambar 2.6 Siswa berkebutuhan khusus belajar menyulam
Gambar 2.7 Siswa berkebutuhan khusus diajari untuk bersalaman kepada guru
Gambar 2.8 Anak berkebutuhan khusus sebagai petugas upacara
Gambar 2.9 SDN 1 Sukorame sebagai sekolah inklusi
Gambar 2.10 Dipercaya sebagai pembicara dalam KKG terpadu
Gambar 2.11 Lingkungan sekolah yang hijau
Gambar 2.12 Lingkungan sekolah yang bersih dan rindang
Gambar 2.13 Siswa berkebutuhan khusus mengikuti lomba
Gambar 2.14 siswa bermain voli untuk persiapan lomba
Gambar 2.15 piala yang di dapat oleh sekolah
Gambar 2.16 alat bantu pengajaran yang diberikan oleh pemerintah
Gambar 2.17 pembangunan akses untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah
Gambar 2.18 Penelitian dari mahasiswa UNS
Gambar 2.19 Penelitian dari mahasiswa UNS
Gambar 2.20 Piagam kerjasama dengan Prodi PLB UNS
Gambar 2.21 Piagam kerjasama dengan SLB

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan Inklusi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan yang sangat penting
untuk membantu mengatasi dan meminimalisir gangguan maupun hambatan peserta didik sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Inklusi diperuntukkan bagi peserta didik yang seluas-luasnya
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan social atau memiliki kecerdasan dan/atau
bakat istmewa. Pendidikan inklusi mensyaratkan bahwa peserta didik berkebuthan khusus hidup
dan belajar berasama dengan anak lain pada umumnya di sekolah reguler dengan kurikulum
yang disesuaikan kebutuhan peserta didik.
Namun demikia tingkat kesadaran orang tua tidak mau menyekolahkan anak masih
ada,  letak geografis sekolah dan masyarakat jauh di lereng gunung merapi, masih banyak anak-
anak berkebutuhan khusus  belum bersekolah, taraf hidup redah shingga tidak mampu
membiayai, di wilayah kecamatan Musuk belum ada  sekolah yang menampung meraka (SLB)
sehingga SDN 1 Sukorame berupaya untuk melaksanakan Permendiknas No 70 Tahun 2009
tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memilki Kelainan dan Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa, juga mewujdkan  pendidikan untuk semua (Edaction For All)   .
Pada awalnya SDN 1 Sukorame Musuk Boyolali tahun 2004/2005 melaksanakan program
pendidikan sekolah terpadu menuju inklusi atau sekolah integrasi, yaitu sekolah regular
menerima peserta didik berkebutuhan khusus tetapi harus dapat mengikuti kurikulum
regular.Ketika itu menerima peserta didik berkebutuhan khusus, sungguh menjadi pusat
perhatian di lingkup warga sekolah. Peserta didik regular cuek, peserta didik berkebutuhan
khusus kurang terlayani, guru  kurang peduli karena keterbatasan pengetahuan, dan kekhawatiran
orang tua tentang mutu lulusan sekolah. Tetapi Karena keberhasilan sekolah mensosialisasikan
program inklusi, maka semua pihak bisa menerima. Berjalannya waktu dan program terus
berlangsung maka SDN 1 Sukorame mulai tahun 2007/2008 menjadi sekolah penyelenggara
pendidikan inklusi sehingga menjadi Sekolah Ramah, yaitu sekolah yang menjamin dan
memenuhi hak-hak  anak dalam setiap aspek kehidupan secara terncana  dan bertanggungjawab
(buku 1) LIRP Direktorat Pendidikan Luar Biasa Direktorat  Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Oleh Karena itu sekolah sepakat mendesign dan melaksanakan progam pembelajaran
KPK ,  agar dapat mengoptimalkan layanan maupun potensi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus.
B.      Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi SDN 1 Sukorame Musuk Boyolali dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1.    Apakah pengimplementasian pembelajaran KPK dapat menuju sekolah  ramah  di SDN 1
Sukorame Musuk Boyolali.
2.    Apakah hasil dan dampak  pengimplementasian pembelajaran KPK tersebut.
3.    Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemukan dalam   pelaksanaan pembelajaran
KPK.
4.    Rencana pengembangan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
C.    Cara pemecahan masalah
a.      Uraian cara pemecahan masalah
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti
kegiatan, pembelajaran adalah proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan dalam interaksi dengan lingkungan (slameto). Maka SDN 1 Sukorame Musuk
Boyolali berupaya untuk menciptakan sekolah ramah menggunakan
pembelajaran KPK (komunikasi, pelayanan, dan keteladanan)
b.      Tahapan pelaksanaan
Program pembelajaran di laksanakan ke dalam tiga tahapan yaitu, (1) komunikasi (2)pelayanan,
dan (3) keteladanan.
BAB II
PENERAPAN BEST PRACTICE

1.      Alasan Pemilihan Cara Pemecahan Masalah


Program pembelajaran KPK menuju sekolah ramah merupakan salah satu alternatif  untuk
memperoleh perubahan perilaku, ineraksi social, kemandirian, dan kecakapan khusus sesuai
kemampuan. Program ini berifat implentatif karena mudah dilakukan dan inklusif krena
melibatkan semua peserta didik   dan  tidak diskriminatif . Hal ini terbukti bahwa pada 5 tahun
terakhir SDN 1 Sukorame Musuk Boyolali setiap awal tahun pelajaran peserta didik baru selalu
meningkat, suasana lingkup sekolah makin kondusif, aman secara fisik maupun psikologis,
mampu mandiri bahkan mencapai kejuaraan sehingga merupakan kebanggaan tersendiri bagi
orang tuapeserta didik berkebutuhan khusus.
2.      Uraian tentang penerapan cara memecahkan masalah
Uraian penerapan cara memecahkan  masalah tentang pembelajaran KPK menuju sekolah
ramah  dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
1.      Komunikasi
Tahap ini dilakukan apabila mengajak bicara harus berhadapan langsung (menggunakan prinsip
keterarahan wajah), mengadakan terapi wicara (speech theraphy), menggunakan bahasa
tubuh/bahasa isyarat, dan pembelajaran menggunakan alat peraga benda-benda konkrit
maupun  gambar.

Gambar 2.1 Berbicara langsung kepada anak


  
Gambar 2.2 Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

Gambar 2.3 Menggunakan alat bantu dalam pembelajaran  

2.      Pelayanan
Sekolah ramah mensyaratkan mengutamakan layanan kepada peserta didik tanpa memandang
perbedaan, melayani dengan hati, memberi perlindungan dari kekerasan, pelecehan, dan
penyiksaan, menstimulasi pembelajaran untuk semua anak, meningkatkan kerjasama, peduli,
mendampingi menentukan kecakapan hidup (ketrampilan, keahlian) yang dimiliki sesuai dengan
kehidupan sehari-hari.
Gambar 2.4 Melayani dengan hati

Gambar 2.5 Siswa berkebutuhan khusus belajar menganyam


Gambar 2.6 Siswa berkebutuhan khusus belajar menyulam

3.      Keteladanan
Setelah peserta didik mendapat layanan, tahap selanjutnya guru, keluarga, masyarakat terlibat
dalam pembelajaran memberi suri tauladan menerapkan pola hidup sehat, sikap, perilaku positif
yang merupakan proses dalam waktu lama sehingga  menghasilkan banyak manfaat bagi
semua,  tidak lupa sekecil apapun perubahan positif yang dilakukan diberi pujian, motivasi, dan
doronga dalam bentuk apa saja. Tahap keteladanan ini mengambil isi dari semboyan Ki Hajar
Dewantoro yang berbunyi “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani”.
                 

Gambar 2.7 Siswa berkebutuhan khusus diajari untuk bersalaman kepada guru
3.      Hasil atau dampak yang dicapai
Setelah menjadi sekolah inklusif ramah anak, SDN 1 Sukorame Musuk Boyolali, dampaknya
adalah

a.       Kemandirian peserta didik meningkat secara signifikan, mampu didik dan mampu latih, tidak
ketergantungan pada oran lain.

Gambar 2.8 Anak berkebutuhan khusus sebagai petugas upacara

b.      SDN 1 Sokorame Musuk Boyolali menjadi sekolah piloting yaitu sekolah yang menjadi pusat
kegiatan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusi yang lain.
Gambar 2.9 SDN 1 Sukorame sebagai sekolah inklusi

Gambar 2.10 Dipercaya sebagai pembicara dalam KKG terpadu

c.       SDN 1 Sukorame menjadi sekolah Adiwiyata yaitu sekolah berwawasan lingkungan bersih,
hijau, dan sehat.
Gambar 2.11 Lingkungan sekolah yang hijau

Gambar 2.12 Lingkungan sekolah yang bersih dan rindang

d.      Berhasil meraih beberapa kejuaraan di tingkat kecamatan maupun kabupaten.


Gambar 2.13 Siswa berkebutuhan khusus mengikuti lomba

Gambar 2.14 siswa bermain voli untuk persiapan lomba


Gambar 2.15 piala yang di dapat oleh sekolah

e.       Bantuan dari pemerintah pusat cukup besar, kepercayaan masyarakat semakin tinggi dan
bantuan dana cukup besar

Gambar 2.16 alat bantu pengajaran yang diberikan oleh pemerintah


Gambar 2.17 pembangunan akses untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah

f.       Menjadi tempat penelitian dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah lain berbagai daerah

Gambar 2.18 Penelitian dari mahasiswa UNS


Gambar 2.19 Penelitian dari mahasiswa UNS

g.      Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait (prodi PLB UNS Surakarta, lembaga
psikologi citra Indonesia, SLB/SDLB, alat bantu dengar Indonesia,  Pertuni, dinas kesehatan
setempat.

Gambar 2.20 Piagam kerjasama dengan Prodi PLB UNS


Gambar 2.21 Piagam kerjasama dengan SLB

Gambar 2.22 Kerjasama dengan alat bantu dengar Indonesia

h.      Kegiatan sering terekam wartawan di media masa (solo pos, metro, derap, dan genta )
Gambar 2.23 Diliput di media massa

Gambar 2.24 Diliput di media Genta

4.      Kendala-kendala yang dihadapi


a.          Masih ada Orang tua merasa malu menyekolahkan karena gangguan yang dihadapi karena
minimnya pengetahuan.
b.      Masih ada penilaian negative terhadap sekolah inklusif karena kekurangtahuan pengetahuan
yang meraka miliki.
c.          Hambatan/gangguan yang ada sangat bervariasi sehingga memerlukan layanan dan pngawasan
ekstra ketat
d.      Kehadiran tenaga ahli yang tidak kontinyu/tentative

5.      Faktor Pendukung
a.          Kepala sekolah yang eksis dan suportif
Kepala SDN 1 Sukorame mempunyai kepedulian dan perhatian tinggi terhadap program dan
pelaksanaan pendidikan inklusif, karena peranan kepala sekolah sangat besar untuk menentukan
maju tidaknya sekolah.
b.      Aksesibilitas dan sarana prasarana yang memadai untuk kemudahan,  kenyamanan, dan
keberhasilan semua peserta didik
c.          Partisipasi aktif pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas sangat menunjang keberhasilan peserta didik.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

1.      Simpulan
Dari hasil uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa:
a.       Pembelajaran  KPK menuju sekolah ramah dilaksanakan melalui tahapan-tahapan  yaitu (1)
Komunikasi (2 ) Pelayanan (3) Keteladanan
b.      Hasil dan dampak yang dicapai adalah  Pembelajaran KPK menuju sekolah
ramah  adalah  kemandirian,  meraih kejuaraan, menjadi sekolah Piloting
dan  Adiwiyata,  menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait,  sebagai tempat /ajang
penelitian, mendapat perhatian dan bantuan dana dari pemerintah pusat
c.       Kendala dalam pembelajaran KPK menuju sekolah ramah tentu saja ada, yaitu kesadaran dan
rasa malu memiliki anak berkebutuhan khusus maupun keterbatasa ekonomi, kehadiran tenaga
ahli yang tidak kontinyu, hambatan atau gangguan yang bervariasi, dan masih adanya penilaian
negatif karena minimnya pengetahuan yang dimiliki. Namun demikian pebelajaran
KPK  menuju  sekolah  ramah juga  didukung  adanya motivasi dan perhatian lebih dari kepala
sekolah, partisipasi pendidik dan tenaga kependidikan serta keikutsertaan masyarakat, serta
aksesibel dan sarana prasarana memadai.
d.      Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah mensosialisasikan sekolah ramah ke sekolah
inklusif  lain, menyediakan kursi (kuota) untuk peserta didik berkebutuhan khusus tiap
awal  tahun  pelajaran, member layanan prima kepada semua,  menyebarluaskan ke berbagai
media, dan meningkatkan kwalitas pembelajaran maupun prestasi.
2.      Saran/ Rekomendasi
a.       Kepala  sekolah mempromosikan program ini kepada sesama kepala sekolah  penyelenggara
pendidikan inklusi agar dapat membina mengelola dengan baik.
b.      Sebagai  koordinator /manajer penyelenggara pendidikan inklusi harus dapat melanjutkan dan
menyempurnakan.
c.       Dewan guru dan tenaga kependidikan meningkatkan kwalitas pembelajaran melalui KPK.
d.      Peserta didik semangat mendukung mewujudkan sekolah ramah.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan Nasional:( 2010) Pembangunan Pendidikan Dasar di Indonesia-Menuju


Pendidikan Untuk Semua. Jakarta ; Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Mudjito:(2012) Pendidikn Inklusif: Baduose Media Jakarta.
Permendiknas No 70 Tahun 2009: Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang
Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa  Jakarta:
Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gunarhadi: ( 2014) Strategi Pembelajaran Model Kluster ; Surakarta Cakrawala Media 
Dewantara, Ki Hajar : (2010) Menuju Manusia Merdeka ; Yokyakarta Leutika

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Hasil karya dari siswa berkebutuhan khusus


 
Pembelajaran oleh sesama penyandang kebutuhan khusus
 

Kunjungan oleh wakil bupati

 
shadow teaching kepada anak berkebutuhan khusus

Penggunaan lantai sebagai media ajar bagi anak berkebutuhan khusus

 
Mempersatukan anak regular dan berkebutuhan khusus dalam satu kelompok permainan

Seorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti ujian nasional

Anda mungkin juga menyukai