Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

DI SEKOLAH

Disusun Oleh :

FAISAL, S.Ag

SDN PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE


DINAS PENDIDIKAN WILAYAH I
PADANG TIJI
PERAN DAN FUNGSI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DISEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum adalah suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Tujuan itulah
yang di dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau
tidaknya program pengajaran disekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyak
pencapaian tujuann-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum sekolah dicantumkan tujuan-tujuan
pendidika nasional yang harus dicapai oleh sekolah yang bersangkutan.[1]
Konsep kurikulum yang berlaku di Indonesia dapat dilihat dari definisi kurikulum yang terdapat
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 pasal 1 ayat11, yang berbunyi:
“Kurikulum adalh seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belahar mengajar”.[2]

Telah kita ketahui kurikulum dalam pendidikan dikenal dengan kata-kata “Manhaj” yang berarti
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Selain itu kurikulum juga di pandang sebagai suatu
progam pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERAN DAN FUNGSI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DISEKOLAH

A.Peran Pengembangan Kurikulum PAI

Pada dasarnya kurikulum merupakan refleksi dari kebudayaan dimana kurikulum itu
berada.Dengan memperhatikan struktur suatu kebudayaan,lebih memperjelas lagi untuk
membedakan suatu kurikulum yang satu dengan yang lainnya yaitu kurikulum yang
menggambarkan hal-hal yang bersifat pendidikan umum dan yang bersifat pendidikan
khusus.Dalam upaya menerapkan,mengimplementasi dan mengelola kurikulum, kurikulum
memiliki peranan yang meliputi :

1.Peran Konservatif

Peran konservatif mentransmisikan dan menafsirkan social kepada anak didik atau genersai
muda.Sekolah berperan penting dalam mempengaruhi dan membina tingkah laku anak sesuai
dengan nilai-nilai social yang ada dalam lingkungan masyarakat.
Kebudayaan telah ada lebih dahulu dari pada lahirnya sesuatu genersi tertentu dan tidak akan
mati dan habisnya generasi yang bersangkutan.
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku,bahwa kebudayan
terwujud dan didirikan dari prilaku manusia.Kebudayaan mencakup aturan yang berisikan
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan
diizinkan.Semua kebudayaan yang sudah membudaya itu harus ditransmisikan kepada anak
didik selaku generasi penerus.Oleh karena itu ,semua ini menjadi tanggung jawab kurikulum
dalam menafsirkan dan mewariskan nilai-nilai budaya yang mengandung makna dalam
membina prilaku anak didik.Sekolah sebagai lembaga sosial sangat berperan dalam
mempengaruhi perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.Jadi
kurikulum bertugas menyimpan dan mewariskan niali-nilai budaya.
Maksudnya adalah mentransimsikan dan menafsirkan warisan sosial kepada anak didik atau
generasi muda.Sekolah berperan penting dalam mempengaruhi dan membina tingkah laku
anak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat.

2.Peran Kreatif

Peran kreatif
kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif dalam arti menciptakan dan
menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang
dalam masyarakat guna membantu individu dalam mengembangkan potensi yang ada
padanya.Kurikulum menciptakan pelajaran,pengalaman ,cara berfikirberkemampuan dan
keterampilan yang baru,dalam arti memberikan manfaat bagi masyarakat.
Modal dasar yang sangat utama dalam menggali pengalaman belajar yang memiliki makna
tersendiri dan selalu akan berkembang sesuai dengan zamannya yaitu bersumber dari unsur-
unsur lapisan sosial,pengelompokan sosial,system kelembagaan didalam kehidupan
masyarakat.Dalam hal ini kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif
dalam konstruktif,dalam arti harus menyusun atau mendesain pengalaman belajar yang
bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata pelajaran yang akan disajikan pada
anak didik.Dengan demikian, kurikulum diharapkan akan dapat membawa para siswa menuju
masyarakat yang berbudaya.Ini berati,bahwa kurikulum harus mampu mendorong dan
membuat para siswa bekembang daya kreatifnya.
Kurikulum dapat menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat.

3.Peran Kritis atau Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertumbuh sejalan perkembangan zaman yang terus
berputar,sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada melainkan juga
menilai,memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan atau kurikulum selain
mewariskan atau mentransmisikan nilai-nilai generasi muda juga sebagai alat untuk
mengevaluasi kebudayaan yang ada.
Mempelajari lembaga-lembaga kemasyarakatan yang penting didalam masyarakat yang
bersangkutan akan mempunyai hal yang berbeda antara yang satu dengan yang lain ,ini
terbukti antara kebudayaan suatu masyarakat dari waktu kewaktu berikutnya akan selalu
berkembang ,berubah dan bertambah.Sedangkan sekolah sebagai pusat budaya sosial yang
berperan dalam mewariskan normaa-norma budaya masyarakat tidak hanya sampai
disitu,melainkan upaya peran untuk memilih unsur-unsur kebudayaan .Selanjutnya klasifikasi
yang siap untuk dievaluasi dijadikan bahan-bahan pengalaman belajar dengan didesain
menjadi mata pelajaran.Karena itu kurikulum amat berperan aktif sebagai kontro sosial dan
menekankan pada unsur berfikir kritis dimana nilai-nilai sosial yang tidak sesuai dengan
perkembangan teknologi disisihkan dan yang tidak sesuai ditata untuk siap di organisasikan
menjadi bentuk pengalaman belajar yang mampu mengembangkan sikap kritis anak kearah
pembentukan pribadi yang terintegrasi dengan kehidupan nyata di masyarakat.Jadi kurikulum
adalah alat untuk menilai dan sekaligus memperbaiki masyarakat.

B.Fungsi-fungsi Kurikulum PAI

Kurikulum PAI pada hakikatnya adalah merupakan cita-cita, rencana ideal untuk mencapai tujan
pendidikan. Sebagai rencana, cita-cita ideal pada hakikatnya bisa terlaksana bisa tidak, atau akan
terlaksana seluruhnya, sebagian besar atau sebaliknya hanya sebagian kecil saja.
Siapa yang melaksanakan kurikulum PAI ini, tentunya adalah guru PAI. Sebab guru PAI adalah
orang yang bertanggung jawab dan langsung pelaksana kurikulum. Dengan kurikulum guru
dapat merumuskan pembinaan kurikulum, jadwal pelaksanaan kurikulum dan sebagainya. Guru
juga dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada setiap mengajarkan
pokok bahasan. Tanpa adanya kurikulum guru tidak akan dapat mengajar dengan baik, sebab
tidak ada pedoman untuk menetapkan tujuan, isi/bahan pelajaran, metode sampai kepada
evaluasi.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar
mengajar.Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang di rencanakan dan
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan .Apabila masyarakat dinamis maka kebutuhan
anak didik dinamis pula,sehingga tidak terasing dalam masyarakat karena memang masyarakat
berubah berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Kurikulum PAI berbeda dengan kurikulum yang lain, yang memiliki fungsi atau peranan yang
memiliki kurikulum PAI, bahkan kemungkinan ada kurikulum yang tidak memiliki fungsi seperti
kurikulum PAI. Karena itu, sudah sepatutnya guru-guru agama sangat memperhatikan dan
mengaplikasikan fungsi-fungsi kurikulum PAI ini kedalam pembelajaran PAI.

Fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut:

1. Fungsi pengembangan
Kurikulum PAI berupaya mengembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2. .Fungsi penyaluran
Kurikulum PAI berfungsi untuk menyalurkan peserta didik yang mempunyai bakat-bakat
khusus bidang keagamaan, agar bakat-bakat tersebut berkembang secara wajar dan
optimal, bahkan diharapkan bakat-bakat tersebut dapat dikembangkan lebih jauh
sehingga menjadi hobby yang akan mendatangkan manfaat kepada dirinya dan banyak
orang.
3. Fungsi perbaika
Yaitu berfungsi untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan peserta didik
terhadap keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dari segi keyakinan (akidah) dan ibadah.
4. Fungsi pencegahan
Kurikulum PAI berfungsi untuk menangkal hal-hal negative baik yang berasal dari
lingkungan tempat tinggalnya, maupun dari budaya luar yang dapat membahayakan dirinya
sehingga menghambat perkembangannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya
5. Fungsi penyesuaian
Yaitu kurikulum PAi berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik
maupun sosial dan pelan-pelan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.
6. Sumber nilai
Kurikulum PAI merupakan sumber dan pedoman hidup unutk mencapai kebahagiaan didunia
dan di akhirat kelak.[8]

Fungsi kurikulum PAI dalam proses pendidikan, yaitu:

a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional

Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan. Sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau
kembali tujuan yang dianggap selama ini digunakan oleh sekolah yang bersangkutan.
Maksudnya adalah bila tujuan-tujuan yang diinginkan belum tercapai, maka sekolah tersebut
cenderung untuk meninjau kembali kurikulumnya.Kurikulum pada suatu sekolah merupakan
suatu alat atau usaha dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diingini oleh sekolah
tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai.Ada empat tujuan pendidikan yang
utama yang secara hierarkis dapat di kemukakan yaitu: Tujuan Nasional,Tujuan
Institusional,Tujuan Kurikuler dan Tujuan Instruksional.

b. Fungsi kurikulum PAI bagi sekolah / madrasah yang bersangkutan.

a. Sebagai alat unutk mencapai tujuan pendidikan agama islam yang diinginkan atau dalam
istilah KBK disebut standar kompetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan atau lulusan, kompetensi bahan kajian PAI,
kompetensi mata pelajaran PAI (TK, SD / MI, SMP / MTS, SMA / MA), kompetensi mata
pelajar kelas (kelas I, II, III, IV, V,VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII)
b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan agama islam disekolah atau
dimadrasah.
c. Fungsi kurikulum bagi siswa

Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun disiapkan untuk siswa sebagai salah satu
konsumsi pendidikan mereka. Dengan demikian diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seiramadengan perkembangan
siswa, guna melengkapi bekal hidupnya.
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak
didik,anak didik dapat diharapkan dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,agar dapat
memenuhi bekal hidupnya nanti.

d. Fungsi kurikulum bagi guru


Ada beberapa fungsi kurikulum bagi guru, antar lain:
1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun atau mengorganisasikan pengalaman belajar siswa
2) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam
rangka menyerap sejumlah pengalaman yang dibutuhkan

e. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah

Anatara lain:
1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar
2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menun jang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik
3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada
guru untuk mempernaiki situasi mengajar
4) Dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut
5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.

f.Fungsi kurikulum bagi orang tua siswa


Kurikulum bagi orang tua siswa mempunyai fungsi agar orang tua siswa dapat berpartisipasi
membantu usaha sekolah dalam memajukan putra putrinya. Bantuan dapat berupa konsultasi
langsung dengan sekolah atau guru mengenai masalah-masalah yang menyangkut anak-anak
mereka. Bantuan yang berupa materi dapat melalui lembaga komite sekolah atau dewan
pendidikan atau BP3.Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah ,para orang tua
tersebut dapat memahami pengalaman belajar yang di perlukan anak-anak mereka,dengan
demikian partisipasi orang tua ini pun tidak kalah pentingnya dalam menyukseskan peroses
belajar mengajar di sekolah.

g. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat diatasnya

Ada dua fungsi ,anatara lain:


1) Pemelihara keseimbangan proses pendidikan
Sekolah pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian di dalam pengembangan
kurikulumya bisa mengurangi atau menambahai sesuai dengan kebutuhan.
2) Penyiapan tenaga baru
Dila sekolah berfungsi menyiapkan tenaga baru bagi guru sekolah yang berada dibawahnya,
makasekolah perlu mengetahui kurikulum sekolah yang berada di bawahnya yang meliputi
pengetahuan isi, susunan(organisasi maupun cara mengajarnya)

h. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah

Dengan mengetahui kurikulum sekolah, masyarakat pemakai lulusan dapat melakukan sekurang-
kurangnya dua hal:
1) Ikut memberikan bantuan guna memperlancar program pendidikan yang membutuhkan
kerjasama dengan pihak orang tua atau masyarakat.
2) Ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program
pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
Secara operasional penggunaan kurikulum oleh guru mencakup perumusan tujuan, penentuan
materi, menentukan srtategi belajar, dan mempersiapkan evaluasi. Semua langkah-langkah
tersebut biasanya dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara tertulis.
a. Merumuskan indikator yang akan dicapai
b. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan indikator sebagi penjabaran dari Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam standar isi. Setiap pokok atau sub pokok
pembahasan yang diajarkan harus dirumuskan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaanya lebih
terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada
beberapa ketentuan bagaiamana merumuskan indikator yang benar.
c. Menentukan isi atau pokok bahasan atau mencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih
efektif dan efisien proses belajar mengajar, sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat
dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an, karena didalamnya ada bacaan Al Fatihah dan
surat tertentu.
d. Mrumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menemukan metode yang digunakan,
alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkha kegiatan sampai kepada
bentuk evaluasi.
e. Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjtkan dengan evaluasi belajar,
untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu aspek perolehaan dan aspek proses.
BAB III
PENUTUP

Dasar pengembangan kurikulum PAI adalah:


1. Agama merupakan hak asasi manusia.
2. Dasar Negara kita Pancasila sila Pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”
3. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tentang hak dan kebebasan menjalankan
agama.
4. Undang -undang RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3.
Tujuan yang akan dicapai kurikulum PAI ialah membentuk anak didik menjadi berakhlak mulia,
dalam hubungannya dengan hakikat penciptaan manusia. Sehubungan dengan kurikulum
pendidikan islam ini, dalam penafsiran luas, kurikulumnya berisi materi untuk pendidikan
seumur hidup (long life education), sesuai dengan hadits nabi Muhammad SAW.
Kurikulum PAI mencakup usaha untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian, dan
keseimbangan antara: hubungan manusia dan Sang Pencipta (Allah SWT.), hubungan manusia
dengan manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam, hubungan
manusia dengan dirinya sendiri (berakhlak dengan diri sendiri). keempat hubungan tersebut,
tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa mata pelajaran, yaitu: Mata
pelajaran, akidah akhlak, Mata pelajaran ibadah syariah (fiqh), Mata pelajaran Al-Qur’an hadits,
Mata pelajaran sejarah dan kebudayaan islam (SKI), dan Mata pelajaran bahasa arab.
Fungsi-fungsi Kurikulum PAI yaitu, fungsi pengembangan, fungsi penyaluran,
fungsi perbaikan, fungsi pencegahan, fungsi penyesuaian, dan Sumber nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. M. Ahmad, Dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung. CV. Pustaka Setia.
Syaifuddin Sabda.2006. Model Kurikulum Terpadu IPTEK dan IMTAQ. Ciputat. PT. Ciputat
Press Group.
Drs. H. Hamdan, M.Pd. 2009. Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum(Teori dan Praktek
Kurikulum PAI). Banjarmasi.
Dr. Armai Arief, M.A. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta Selatan.
Ciputat Pres.
Drs. Abdullah Idi, M.Ed. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta. Gaya
Media Pratama.
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A.2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta.
PT. Raja Grafindo Prasada.

Anda mungkin juga menyukai