Anda di halaman 1dari 102

IMPLEMENTASI MANAJEMEN IMARAH

D A L AM ME NI NG K A T K AN K E M A K M U R AN
MASJID KELURAHAN SEI MATI
KECAMATAN MEDAN LABUHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas Dan


Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Sosial ( S.Sos )

OLEH :
FENI WIDIANI
NIM:01014192032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul :

“Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran


Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan”

Oleh :
FENI WIDIANI
NIM 0104192032

Dapat disetujui dan disahkan untuk diujikan pada sidang Munaqosyah Skripsi
guna memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ) pada prodi Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
UIN Sumatera Utara Medan

Medan, 7 Juli 2023

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Dr. Winda Kustiawan. MA M.Fachran Haikal, STP.MM


NIDN. 2027108302 NIDN. 2027028003
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul: “Implementasi Manajemen Imarah Dalam
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan”. An Feni Widiani, NIM: 0104192032. Program Studi Manajemen
Dakwah telah diujikan dalam Sidang Munaqosyah skripsi program Sarjana
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan pada tanggal 26 Juli 2023 dan diterima sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ) pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN
Sumatera Utara.

Medan, 26 Juli 2023


Panitia Sidang Munaqosyah Skripsi
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
UIN Sumatera Utara

Ketua Sekretaris

Dr. Hasnun Jauhari Ritonga,MA Dr. Soiman,MA


NIDN. 2007087404 NIDN. 2007056603

Anggota Penguji
1. Dr. Mailin, MA 1. ............................................
NIDN. 2007097701
2. Andini Nur Bahri, M.Kom.I 2. ............................................
NIDN. 2013068703
3. Dr. Winda Kustiawan, MA 3. ............................................
NIDN. 2027108302
4. M.Fachran Haikal, STP.MM 4..............................................
NIDN. 2027028003
Mengetahui
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sumatera Utara

Prof. Dr. Hasan Sazali, MA


NIDN. 2022027604
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371

SURAT PENGESAHAN PENJILIDAN SKRIPSI

Setelah memperhatikan dengan seksama skripsi An. Saudari :

Nama : Feni Widiani

Nim : 0104192032

Program Studi : Manajemen Dakwah

Judul Skripsi : Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan
Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan

Anggota Penguji :

1. Dr. Mailin, MA 1.
NIDN. 2007097701
2. Andini Nur Bahri, M.Kom.I 2.
0NIDN. 2013068703
3. Dr. Winda Kustiawan, MA 3.
NIDN. 2027108302
4. M.Fachran Haikal, STP.MM 4.
NIDN. 2027028003

Dengan ini dinyatakan dapat ditandatangani dosen penguji dan dijilid

Medan, 8 Agustus 2023


Ketua Jurusan

Dr. Hasnun Jauhari Ritonga, MA


NIDN. 2007087404
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Feni Widiani
NIM : 0104192032
Program Studi : Manajemen Dakwah
Judul : Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan yang semuanya
telah saya jelaskan sumbernya. Apabla dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan skripsi ini hasil orang lain, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara batal saya terima.

Medan, 26 Juli 2023


Peneliti

Feni Widiani
Nim. 0104192032
ABSTRAK

Nama : Feni Widiani


NIM : 0104192032
Fak/Program Studi : Dakwah dan Komunikasi / Manajemen Dakwah
Pembimbing/Promotor I : Dr.Winda Kustiawan, MA
Pembimbing/Promotor II : M.Fachran Haikal,STP.MM
Judul Skrispsi :“Implementasi Manajemen Imarah Dalam
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei
Mati Kecamatan Medan Labuhan”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen


imarah dalam meningkatkan kemakmuran masjid Keluran Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan. Secara khusus untuk menemukan perbedaan dari tiga masjid
dalam manajemen imarahnya guna meningkatkan kemakmuran masjid.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan manajemen imarah.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dengan jumlah 7
informan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah; teknik observasi,
teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data adalah;
reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) yang menjalankan manajemen imarah dari
3 masjid yang teliti hanya 2 masjid yang menerapkan manajemen imarah tersebut.
Dua masjid lagi tidak menerapkan fungsi manajemen imarah, tetapi mereka hanya
fokus fasilitas masjid. implementasi manajemen imarah di tiga masjid adanya
pembinaan kegiatan jamaah, pembinaan kegiatan pendidikan dan pelatihan,
pembinaan kegiatan remaja masjid dan pembinaan kesejahteraan umat. Pada
implementasi manajemen imarah tersebut adanya kegiatan keagaamaan, pelatihan,
sosial dan lainnya. (2) hambatan dalam implementasi manajemen imarah dalam
meningkatkan kemakmuran masjid di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan adalah kesibukan para pengurus, kesibukan para remaja masjid dan
kesibukan para pengurus masjid. kurangnya dana dalam memfasilitasi masjid. (3)
mengatasi hambatan implementasi manajemen imarah dalam meningkatan
kemakmuran masjid yaitu dengan cara mengaktifkan kembali kegiatan,
mengadakan pelatihan remaja masjid, dan membuat proposal dana untuk
melengkapi fasilitas masjid.

Kata Kunci : Manajemen Imarah Masjid Kelurahan Sei Mati

i
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيْم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬
‫َّللاِ ه‬
‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulisan disertai ini dapat diselesaikan sebagaimana
yang diharapkan. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw yang telah memeberi petunjuk jalan kebenaran.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan”. Diajukan sebagai tugas akhir dan sekaligus persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) program studi Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari banyak kendala


yang dihadapi, namun berkat kerja yang maksimal dan bantuan serta doa dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat juga diselesaikan. Dengan selesai
penulisan Skripsi ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
tulus dan mendalam pertama sekali kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda
Poniman dan ibunda Wirda Ningsih yang telah membesarkan dan mendidik
penulis, semoga ini menjadi amal kebaikan yang terus mengalir pahalanya bagi
mereka. Juga kepada adik Fahri Wirdiansyah dan Wuri Agilia Putri beserta
keluarga, yang turut membantu baik moril maupun materil. Mudah-mudahan
Allah membalas kebaikan mereka dengan berlipat ganda dan dimudahkan segala
urusannya.

Begitu juga kepada semua pihak, baik perorangan maupun lembaga yang
ikut berjasa dalam proses penyelesaian studi saya ini. Oleh karena itu, ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof Nurhayati selaku Rektor yang telah menerima penulis untuk
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

ii
2. Bapak Dr. Hasan Sazali, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan yang telah
memberi kesempatan dan fasiltas kepada peneliti untuk belajar dan menggali
ilmu sekaligus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Dr. Winda Kustiawan, MA selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan kontribusi kepada penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini,
berupa masukan, arahan dan sebagainya. Mudah-mudahan segala masukan
yang telah diberikan menjadi amal da dapat bermanfaat dalam rangka
pengembangan wawasan keilmuan khususnya ilmu tentang cara manajemen
dalam memakmurkan masjid.
4. Bapak M.Fachran Haikal, STP, MM selaku pembimbing II yang telah
baanyak memotivasi dan membimbing penulis dalam proses penyelesaian
studi dan skripsi ini. Mudah-mudahan hal tersebut menjadi amal jariyah dan
diberi pahala oleh Allah dengan berlipat ganda.
5. Bapak Dr. Hasnun Jauhari Ritonga, MA selaku ketua Program Studi
Manajemen dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan, yang telah membantu dan memberikan
pelayanan di Prodi, dalam proses penyelesaian studi ini.
6. Ibu Khairani dan Dosen-dosen Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yang telah membantu dan memberikan pelayanan terbaik bagi
saya dan teman-teman yang lain.
7. Bapak Hendani, S.Pd.I dan Bapak Zulham Harahap sebagai informan
penelitian ini dan juga sebagai Wakil Ketua dan Sekertaris BKM Al
Jamiatussyabab yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data dan
informasi, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Mudah-mudahan hal
tersebut menjadi amal kebajikan dan diberi pahala oleh Allah dengan berlipat
ganda.
8. Bapak Slamet Alamsyah sebagai informan penelitian ini dan juga sebagai
Ketua BKM Al Fajar yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data
dan informasi, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Mudah-mudahan hal

iii
tersebut menjadi amal kebajikan dan diberi pahala oleh Allah dengan berlipat
ganda.
9. Bapak Syarbaini, S.Pd.I sebagai informan penelitian ini dan juga sebagai
Ketua BKM Al Iklas yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data
dan informasi, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Mudah-mudahan hal
tersebut menjadi amal kebajikan dan diberi pahala oleh Allah dengan berlipat
ganda.
10. Seluruh Staff dan pegawa dilingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
yang telah banyak membantu dan memberikan pelayanan administrasi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan.
11. Rekan-rekan seperjuangan terkhusus kalian yang ada di Prodi Manajemem
Dakwah D Stambuk 2019 yang telah banyak memberikan motivasi dan
masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Mudah-
mudahan Allah memberikan kemudahan terhadap segala urusan kita semua,
dan memberikan kemudahan terhadap segala urusan kita semua dan
memberikan kecukupan nikmat untuk kehidupan kita didunia dan akhirat,
aamiin.
12. Teman saya Puspa Dewi dan Rekan-rekan yang ada di Asrama yang telah
membantu penulis untuk penyelesaian skripsi ini semoga urusan mereka
dimudahkan oleh Allah Swt.
13. Ustadz Hanafi S.Pd selaku motivator saya di Pondok Pesantren
Mawariddussalam yang telah memberikan saya motivasi untuk segera cepat
menyusun skripsi. Semoga urusannya beliau dilancarkan oleh Allah Swt.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat


kekurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kontribusi
yang konstuktif demi kesempurnaanya.
Medan, 26 Juli 2023

Feni Widiani
NIM. 0104192032

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Istilah .................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS ........................................................................ 9
A. Implementasi Manajemen .................................................................. 9
B. Manajemen Masjid ........................................................................... 16
C. Peningkatan Kemakmuran Masjid ................................................... 19
D. Imarah Masjid ...................................................................................29
E. Hasil Penelitian Relavan .................................................................. 31
F. Kerangka Berfikir ............................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 35
A. Jenis Penelitian Dan Pendekatan Penelitian .................................... 35
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 35
C. Informan Penelitian .......................................................................... 35
D. Sumber Data ..................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 38
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42
A. Medan Labuhan ................................................................................42

v
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 42
C. Pembahasan ...................................................................................... 56
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 65
A. Kesimpulan ...................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68
LAMPIRAN OBSERVASI ................................................................................ 71
LAMPIRAN WAWANCARA ...........................................................................72

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar. 1 skema milles ....................................................................................... 40
Gambar. 2 surat izin penelitian ............................................................................ 84
Gambar. 3 wawancara bersama wakil dan sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab . 85
Gambar. 4 foto bersama wakil dan sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab ............. 85
Gambar. 4 wawancara dengan ketua BKM Al-Fajar ........................................... 86
Gambar. 6 foto bersama ketua BKM Al-Fajar ..................................................... 86
Gambar. 7 wawancara dengan ketua BKM Al-Iklas ........................................... 87
Gambar. 8 foto bersama ketua BKM Al-Iklas ..................................................... 87
Gambar. 9 kajian rutin masjid al fajar .................................................................. 88
Gambar. 10 kegiatan isra mikraj al fajar .............................................................. 88
Gambar. 11 kegiatan santunan anak yatim masjid al iklas ...................................89
Gambar. 12 kegiatan isra mikraj al jamiatussyabab ............................................. 90

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Nama Informan ...................................................................................... 36


Tabel. 2 Nama Masjid dan Tahun ........................................................................ 42
Tabel. 3 Daya Tampung dan Pengurus Masjid .................................................... 43
Tabel. 4 Jumlah Persaf dalam Sholat Lima Waktu ...............................................53
Tabel. 5 Nama Masjid dan Jenis Kegiatan ............................................................56

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Implementasi manajemen dalam menghasilkan kegiatan untuk
memakmurkan masjid adalah hal yang dibutuhkan bagi pengurus
masjid atau takmir masjid. Masjid makmur adalah masjid yang
berhasil dalam menciptakan kegiatan yang bermanfaat untuk umat.
Maka dari hal untuk memakmurkan masjid dibutuhkannya pengurus
yang kreatif, inovatif, produktif agar masjid dapat menjadi daya tarik
umat muslim untuk beribadah kepada Allah SWT.
Peran pengurus masjid dalam kesejahteraan masjid tidak
pernah lepas dari unsur manajemen, sehingga memakmurkan masjid
dengan unsur manajemen dapat menjadi contoh yang baik bagi jamaah
selain tema masjid, keberhasilan masjid. Keadaan pengurus masjid
juga sangat mempengaruhi kemakmuran masjid. Prasyarat
keberhasilan sebuah masjid adalah tersedianya fasilitas yang
diperlukan untuk membantu jamaah.
Semua masjid itu mempunyai cara yang berbeda-beda dalam
hal pengelolaan masjid dan dalam memakmurkan masjid. Mengelola
masjid tidak hanya untuk salat lima waktu, tetapi masjid juga
merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi
umat dan membuat masjid berkembang.
Surah At Taubah ayat 18 Artinya “hanyalah yang
memakmurkan masjid, ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat
dan takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk” Ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa yang
memakmurkan masjid kecuali orang-orang yang beriman itu sendiri
dan merekalah orang-orang yang Allah berikan petunjuk, maka dari
hal ini umat islam ada yang berlomba-lomba untuk memakmurkan
masjid. Memakmurkan masjid juga dibutuhkannya para Remaja

1
2

Masjid untuk membantu para takmir masjid. Posisi remaja masjid


sangat berperan penting dalam memakmurkan masjid. Adapun masjid,
generasi muda adalah harapan besar bagi kemakmuran masjid saat ini.
Rasulullah bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah
pada hari ini, tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya, yaitu: pemuda
yang perkembangan hidupnya selalu beribadah kepada Allah, dan
seseorang yang hatinya tertuju pada ; masjid dia akan pergi sampai dia
kembali ke (HR. Bukhari Dan Muslim).1
Remaja Masjid adalah suatu organisasi Islam yang
mempunyai tujuan dalam membuat kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat untuk para pengurus masjid dan umat. Maka dari hal itu
organisasi Remaja Masjid sangat membutuhkan panutan dari dalam
atau pun luar demi memakmurkan masjid di daerah setempat yang
mereka tinggali. Untuk zaman sekarang berkembangnya teknologi
membuat para Remaja Masjid lalai dalam hal melakukan kegiatan-
kegiatan keagaamaan untuk memakmurkan masjid.2
Indikator kemakmuran masjid bukanlah kemegahan dan
ukuran bangunannya. Keberhasilan masjid dapat dilihat dan dirasakan
dalam pengoperasian masjid yang dapat memahami kebutuhan warga
sekitar sehingga kegiatan jamaah diarahkan ke masjid. Faktor penting
yang berkontribusi terhadap kemakmuran masjid adalah
masyarakatnya, dikatakan bahwa manajemen masjid harus ada agar
masjid dapat berfungsi dengan baik. Maka mereka adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk dari Allah dan dari situlah umat Islam
berlomba-lomba mensukseskan masjid.
Pembinaan masjid pada umumnya tidak terlepas dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dimasjid. Pembinaan memiliki arti

1
. Hizbun Al-Faiyadg Bin Sulaiman, Fadilah “Peran Remaja Masjid Dalam
Meningkatkan Kemakmuran Mmasjid Sabil Jannah Banda Aceh” Jurnal Riset Dan
Pengabdian Masyarakat 2, no 1(2022): 48, https://jurnal.ar
raniry.ac.id/index.php/jrpm/articel/donwload/1005/812
2
. Ainun Diana Lating, “Peranan Remaja Masjid Ar-Rahman Dalam
Pembentukan Karakter Remaja Yang Relegius Di Desa Waekas Kabupaten Buru”, Jurnal
Kuttab Vol 1, No 1 (Januari 2019) : 79, https://jurnal
.iainambon.ac.id/index.php,/k.jim/articel/donwload/884/600
3

memilihara, mendidik dan mendirikan suatu hal yang berhubungan


dalam memakmurkan suatu masjid. Dalam pembinaan yang dilakukan
oleh pengurus masjid untuk membina jamaah, remaja masjid untuk
lebih bisanya untuk memakmurkan masjid. Maka dari hal membina
jamaah dan remaja masjid dibutuhkannya ilmu manajemen.
Manajemen merupakan sebuah proses pengendalian,
pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan bersama. Manajemen sering kita jumpai dalam
sebuah organisasi, kelompok yang terdapat pada orang perorangan
yang setuju untuk mempersatukan usaha demi keberhasilan bersama.
Kegiatan keagamaan dan sosial banyak dilakukan di masjid. Maka
dari hal ini masjid merupakan tempat melaksanakan kegiatan
beribadah, bahkan masjid juga tempatnya umat muslim dalam
melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk memakmurkan masjid.
Maka hal ini membutuhkan manajemen imarah dalam masjid.
Manajemen masjid yang baik memiliki masjid yang baik pula
termasuklah manajemen idarah, imarah dan ri’ayah. Idarah adalah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, pengendalian,
pengorganisasian, dan pengawasan. Imarah yaitu kegiatan dalam
memakmurkan masjid dari segi peribadatan, sosial, peringatan hari
besar Islam ( PHBI ) dalam hal membina dan mengelola. Ri’ayah
merupakan kegaiatan untuk memakmurkan masjid dalam hal fasilitas
yang ada di masjid. Fungsi masjid tidak hanya berfungsi untuk tempat
sholat, tetapi fungsi masjid lebih luas dari sekedar tempat untuk sholat.
Banyak fungsi masjid yang membuat masjid tersebut terbilang aktif
untuk hal imarah. Nah imarah disini adalah fungsi masjid dalam hal
kegiatan yang dilakukan didalam masjid.3
Mengelola masjid membutuhkan keterampilan dan
kemampuan manajemen. Kondisi ini menjelaskan bahwa takmir
masjid memiliki peran yang sangat penting dalam kesejahteraan

. Abdul Halim, “Peran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bayuwangi


3

Dalam Revitalisasu Manajemen Masjid Di Wilayah Bayuwangi”, Jurnal Manajemen


Dakwah, Vol 4, No 1 (Januari 2018): 55, Https//E-Jurnal.Ac.Id/Index.Php/Imarah/Index
4

masjid. Sehingga mendorong takmir masjid untuk menyesuaikan diri


dengan perkembangan zaman dan menggunakan berbagai metode dan
strategi untuk mensukseskan masjid. Takmir masjid harus membuat
sistem pengelolaan masjid, karena hal ini dapat mempermudah
pembangunan masjid. Tugas dan peran takmir masjid memerlukan
pemahaman tentang konsep kemakmuran masjid.4
Masjid di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan itu
memiliki 5 masjid, namun peneliti hanya meneliti 3 masjid saja untuk
menjadi bahan pertimbangan. Nah peneliti mewawancarai salah satu
pengurus masjid bahwa dalam lingkup antara pengurus masjid tidak
pernah sependapat pada waktu rapat. Nah disini penulis sangat
mengkhawatirkan yang tidak pernah sependapat atau tidak sama
pemikiran. Memang benar tidak ada manusia yang sama
pemikirannya, tetapi dalam hal untuk kemajuan masjid setidaknya bisa
mengalah satu sama lain. Maka dari hal itu penulis mengambil judul
ini untuk membuat masjid tersebut sama majunya dengan masjid yang
lainnya.
Pengurus masjid banyak orang awam yang belum mengetahui
ilmu manajemen, sehingga mereka tidak tahu bagaimana mengelola
kegiatan dan memakmurkan masjid dengan baik, mereka hanya
mengetahui tentang wirausaha dan fasilitas masjid. Setiap masjid
harus adanya tim pengelola atau disebut dengan takmir masjid, dalam
hal untuk memakmurkan masjid tersebut dibutuhkannya pengurus
yang mengerti dengan manajemen, karena manajemen bisa mengelola,
mengendalikan, merancang dalam hal kegiatan yang ada di masjid.
Ketika mengelola kegiatan yang efektif dan efesien harus bisa
mencapai tujuan bersama, oleh sebab itu pengurus masjid harus
dibekali ilmu manjemen sehingga mereka bisa melaksanaan kegiatan
untuk memakmurkan masjid.

. Selamet Hartanto, “Konsep Kemakmuran Masjid”, Jurnal Ecoplan 2,no 2


4

(Oktober 2019): 92, http://ecoplan.ulm.ac.id/index.php/iesp/articel/view/21


5

Tiga masjid yang diteliti bahwa di Kelurahan Sei Mati


Kecamatan Medan Labuhan tersebut hanya dua masjidlah yang aktif
dalam membuat kegiatan atau imarahnya. Berdasarkan latar belakang
tersebut, penulis menarik untuk mengambil judul tersebut, penulis
bertujuan untuk mengadakan penelitian di masjid Kelurahan Sei Mati
yang mana terdapat sebuah masjid yang dikategorikan sebagai masjid
yang kurang aktif dalam melakukan kajian-kajian. Maka untuk
melakukan penelitian di Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan dengan judul “Implementasi Manajemen Imarah
Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan?
2. Apakah Terdapat Hambatan Dalam Manajemen Imarah Untuk
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan ?
3. Bagaimana Mengatasi Hambatan Dalam Manajemen Imarah Untuk
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan?

C. Batasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, perlu
dijelaskan batasan-batasan istilah agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memahaminya. Batasan istilah meliputi:
1. Implementasi Manajemen adalah mengelola semua tindakan atau
aplikasi yang dibuat oleh individu, kelompok yang berwenang.
Implementasi menurut Wahab adalah suatu proses penerapan yang
dilakukan oleh individu, kelompok, yang memiliki kemauan untuk
6

melakukan apa yang dilakukannya. Menurut Daniel A.


Mazmanian dan Paul A. Sabitier sama-sama berpendapat bahwa
implementasi adalah sesuatu yang dapat dipahami dari segi apa
yang sebenarnya terjadi dalam suatu aplikasi yang melakukan
tindakan untuk mencapai suatu tujuan.5
Peneliti menyimpulkan bahwa implementasi adalah hal yang
membuat tindakan atau pelaksanaan yang dilkaukan oleh pejabat
swasta, pejabat pemerintah yang memiliki tanggung jawab atas
tujuan untuk mewujudkan cita-cita yang harus tercapai. Dalam hal
implementasi disini tidak diterapkan untuk membuat kegiatan atau
imarahnya.
2. Imarah yaitu kegiatan memakmurkan masjid, kegiatan amaratul
masjid, dengan artinya adalah program-program yang
direncanakan oleh pengelola masjid untuk melihat masyarakat
yang ada disekeliling masjid. peneliti menyimpulkan bahwah
imarah masjid adalah suatu proses yang dirancang dalam
pengelolaan dari segi kegiatan yang dilaksanakan di masjid.
3. Kemakmuran masjid adalah banyaknya aktivtas yang dilakukan di
masjid sehingga membuat masjid tersebut makmur dan hal
apapun.
Peneliti menyimpulkan bahwa kemakmuran masjid tidak hanya
dilakukan oleh para pengurus masjid akan tetapi jamaah juga ikut
peran aktif dalam memakmurkan masjid
4. Adapun pengertian dari judul penelitian secara menyeluruh adalah
tentang Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan seharusnya diperhatikan lagi tentang manajemen
imarahnya, khususnya di daerah Kelurahan Sei Mati masih
kurangnya atau masih banyak yang belum menerapkan

5
. Joko Pramono, Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan Publik, ( Solo:UNISRI
Press, 2020 ), 2.
7

manajemen, sehingga para pengurus masjid di Kelurahan Sei Mati


belum faham mengenai manajemen.

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan
2. Untuk Mengetahui Hambatan Manajemen Imarah Untuk
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Mengatasi Hambatan Manajemen
Imarah Untuk Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei
Mati Kecamatan Medan Labuhan

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
peneliti sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak lainnya.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini ada 3 yaitu
kegunaan teoritis, praktis dan akademis.
1. Kegunanaan Teoritis
Sebagai acuan bagi peneliti untuk meneliti ilmu pengetahuan
manajemen dakwah khususnya dibidang manajemen masjid.
2. Kegunaan Praktis
Menambah wawasan bagi pengurus masjid atau takmir masjid
tentang ilmu manajemen masjid.
3. Kegunaan Akademis
Sebagai pertimbangan peneliti untuk meneliti di tiga masjid
yang berada di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan.

F. Sistematika Pembahasan
Dalam mempermudah penelitian ini, penulis menggunakan
sistematika pembahasan yang terdiri dari :
8

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manaat penelitian dan
sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Bab landasan teoritis yang terdiri dari implementasi manajemen,


peningkatan kemakmuran masjid, imarah, hasil penelitian terdahulu,
kerangka berfikir.

BAB : III METODE PENELITIAN

Bab metodologi penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan


penelitian, tempat dan waktu penelitian, informan penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik
pemeriksaan keabsahan data.

BAB : IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi


penelitian, manajemen imarah dalam meningkatkan kemakmuran
masjid, hambatan manajemen imarah dalam meningkatkan
kemakmuran masjid, mengatasi hambatan manajemen imarah dalam
meningkatkan kemakmuran masjid.
BAB : V PENUTUP

Bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dan rekomendasi
terkait penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Implementasi Manajemen
1. Pengertian Implementasi Manajemen
Implementasi berasal dari Bahasa Inggris ialah to
implement, yang artinya mengimplementasikan. Implementasi
merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan yang dilakukan
individu, kelompok yang mempunyai wewenang. Menurut Wahab
bahwa implementasi merupakan proses pelaksanaan yang dilakukan
oleh individu, kelompok yang memiliki kehendak atas apa yang
mereka laksanakan. Menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul
A.Sabitier mereka berdua mengemukan implementasi merupakan
hal yang bisa difahami dengan hal yang nyatanya terjadi dalam
suatu pelaksanaan yang membuat kegiatan-kegaiatan untuk
mencapai suatu tujuan.1
Secara umum, manajemen dalam organisasi bertujuan
untuk mencapai secara efektif dan efisien untuk tujuan organisasi.
Manajemen adalah proses kerja antara individu dan kelompok
dengan sumber daya lain untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian
adalah kegiatan manajerial. Dengan kata lain, manajemen hanya
dalam konteks satu orang, dua pengusaha, sekolah dan lain-lain.2
Manajemen berasal dari bahasa Francis “menegement”
yang memiliki arti seni yang mengatur dan mengelola sesuatu.
Dalam istilah bahasa Inggris manajemen berasal dari kata
“manage” yang artinya adalah mengendalikan. Adapun pengertian
manajemen secara umum bahwa manajemen merupakan proses
yang mengatur kegiatan atau mengatur perilaku seseorang sehingga
timbulah hal yang beraturan. Manajemen menurut istilah adalah

1
. Joko Pramono, Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan Publik, (Surakarta:
UNISRI Press, 2020), 5
2
. Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2005), 47

9
10

proses yang mengarahkan orang-orang atau organisasi dengan


berupaya mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.
Manajemen menurut beberapa para ahli adalah sebagai
berikut :
a. Menurut George Terry manajemen yaitu kegiatan atau proses
yang meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan
dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang baik.
b. Menurut Marry Parker Foleot mengemukakan sebuah
manajemen ialah suatu seni yang mengupayakan dalam proses
penyelesaian pekerjaan melalui tangan orang lain.
c. Manajemen menurut Harry Fayol adalah sebuah pengolahan
dalam membentuk suatu organisasi dengan menerapkan
perencanaan, pengorganisian, pengawasan dan pelaksanaan
yang ada didalam oganisasi.
Definisi yang dijelaskan diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa manajemen adalah suatu tindakan dengan
melalui proses perencanaan, pengorganisasian serta pengawasan
didalam sebuah organisasi agar tercapainya tujuan dengan efektif
dan efesien.
Alquran ada beberapa ayat yang berkaitan dengan
manajemen sebagai berikut : ‫ا ُددد ِ ا‬ ْ ‫اددد ِّ اْلَاَ ِّددد‬
ْ ِّ‫اَم‬ ْ ‫يُددد ِّرُ ُا‬
ِّ ‫اَمِّ َْد‬
ِ َ‫ددااَددداِّ ا‬
‫ٍاَ ِ ْلاتِّعُ ُّْون‬ ِّ ‫ِّي ْع ُا ُجاَ ِّيْهاف ْيا ِّي ْو ٍما ِّكْلنِّ اَ ْق َِّ ُ ٓٗهاَ ِّ ْفا‬
ُ ‫سنِّة‬
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungan”.( Q.S As-
Sajadah ayat 5 ).3
Isi kandungan ayat alquran diatas bahwa Allah ialah
pengatur alam. Keteraturannya alam raya ini yaitu bukti kebesaran
Allah dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang
diciptakan oleh Allah telah dijadikan khilafah dibumi, maka dia

3
. Hafalan Mudah Al Quran
11

arus mengatur dan mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya


sebagaimana Allah yang mengatur alam raya ini dan mengurus
urusan yang benar sesuai dengan konsep yang baik.4
Disimpulkan bahwa implementasi manajemen adalah
pelaksanaan yang dilakukan individu, kelompok yang mempunyai
wewenang atau tugas dalam membuat perencanaan,
pengorgaisasian serta pengawasan dalam organisasi demi mencapai
tujuan yang diinginkan.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Untuk suatu hal yang baik maka dibutuhkannya fungsi-
fungsi manajemen dalam suatu organisasi, menurut G.Terry dan
Fayol mereka mengemukakan tentang fungsi-fungsi manajemen
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen, perencanaan adalah yang akan
dicapai dan tindakan apa yang akan diambil untuk mencapainya
Tujuan kemakmuran masjid, sesuai dengan derajat kemakmuran
yang dimilikinya.5
Perencanaan sebagai suatu proses untuk melakukan pekerjaan
dalam perencanaan melibatkan kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dicapai. Berikut
langkah-langkah dalam perencanaan:
1. Perkiraan
Perkiraan merupakan usaha yang secara teratur untuk
memprediksi waktu yang akan datang dengan membuat
kesimpulan berdasarkan fakta yang diketahui. 6
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas yang
menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan

4
. Mesiono, Islam Dan Manajemen, ( Jakarta: Perdana Publisher, 2019 ), 7
5
. Drs. H. Ahmad Yani, Panduan Kemakmuran Masjid, (Jakarta: Al-Qalam
Kelompok Gema Insani, 2009),147
6
. Siswanto, Pengantar Manajemen, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 45
12

pekerjaan. Penetapan tujuan adalah suatu kegiatan yang


menentukan jalan yang ingin dicapai.
2. Pemograman
Adalah salah satu aktivitas yang dilakukan dengan
maksud untuk menetapkan langkah utama yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan anggota bertanggung jawab atas
setiap urutan setiap langkah.
3. Penjadwalan
Yaitu petunjuk waktu tertentu untuk melaksanakan
berbagai kegiatan. Penjadwalan merupakan suatu kegiatan
untuk menetukan jadwal yang telah ditetapkan.7
Fungsi manajemen perencanaan atau planning yaitu
fungsi pertama dalam manajemen disebuah organisasi. Tidak
adanya fungsi yang pertama maka organisasi akan tidak
beraturan atau tidak berjalan dengan semestinya. Maka dalam
hal ini perencanaan adalah strategi awal dalam manajemen
untuk menyusun organisasi untuk mencapai tujuannya.
Manajer akan menyusun strategi sebelum mengambil
tindakan dan kemudian merencanakan mana yang lebih pantas
digunakan. Perencanaan merupakan aktivitas dalam mengatur
strategi dalam organisasi dengan mengatur hal-hal yang akan
digunakan dengan sumber yang dimiliki. Planning digunakan
dalam menentukan tujuan organisasi sebagai cara yang baik
agar mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian ( Organizing )
Organisasi bertujuan untuk memberikan tugas yang besar
sebagai event yang bersifat kecil. Sebagai pengorganisasian,
manajer mampu mengawasi dan mengontrol anggotanya untuk
dapat melakkan tugasnya secara lebih baik. Pengorganisasian
berhasil dilaksanakan dengan cara membuat tugas apa saja yang

7
. Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, ( Bandung: CV Mandar Maju, 2011 ), 20
13

harus dilakukan, siapa saja yang harus mengerjakan, bagaimana


tugas tersebut bisa dikelompokan.
Organisasi masjid bersifat terpadu, berkelompok,
Mengatur mutasi pengurus masjid dalam satu unit kerja. Seperti
yang direncanakan. Dalam menata masjid, langkah-langkah yang
perlu dilakukan antara lain:
1. Membagi atau mengelompokkan kegiatan dan pengembangan
jama'ah dalam satu unit
2. Mengembangkan dan menetapkan struktur peran dan tanggung
jawab Kelola masjid dan tempatkan pengurus yang sesuai
dengan kemampuan, kemauan, pengalaman, kondisi fisik dan
mental.
3. Memberi pemimpin wewenang dan tanggung jawab penuh
Manajemen karyawan dan implementasinya.
c. Pengarahan ( Directing )
Pengarahan merupakan usaha dalam pimpinnan setiap
organisasi dapat memerintahkan anggotanya bekerja dengan
mencapai sasarannya sesuai tujuan yang dimiliki. Pada fungsi
pengarahan ini sesuatu yang bisa diciptakan dilingkungan
pekerjaan yang baik sehingga membuat peningkatan efektivitas
dalam dunia kerja. Contoh dari pengarahan adalah memberikan
nasehat atau motivasi kepada anggota untuk dapat bekerja
dengan baik.
d. Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh
organisasi dalam membuat visi, misi dan tujuan didalam dunia
pekerjaan. Dalam fungsi pengawasan ini proses pekerjaan dinilai
apakah baik atau buruk dalam pekerjaan. Pada hal ini proses
controling melakukan klarifikasi dan menilai yang terjadi dalam
14

proses kerja berlangsung. Dalam proses pengawasan memiliki


tugas untuk menilai kinerja para pegawai.8
Penjelasan diatas dapat menarik kesimpulan bahwa
dalam fungsi manajemen harus adanya bentuk perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawan didalam sebuah
organisasi. Maka dalam fungsi manajemen ini bisa membuat
organisasi berkembang dan maju dari segi kepemimpinannya,
struktur kepengurusan serta pada hal kinerja organisasi.

3. Unsur-Unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen secara sederhana dapat diartikan
dalam elemen inti yang ada. Ada unsur-unsur manajemen menurut
para ahli :
Phiffer John dan Trethus menyebutkan unsur-unsur dalam
manajemen adalah sebagai berikut :
a. Men (manusia)
Manusia merupakan unsur pendukung yang paling
penting untuk pencapaian sebuah tujuan yang telah ditentukan
sehingga berhasil atau gagalnya sesuatu manajemen tergantung
pada kemampuan untuk mendorong atau menggerakan orang-
orang kearah tujuan yang hendak dicapai.
b. Money (uang)
Untuk melakukan berbagai aktivitas itu membutuhkan
uang, seperti gaji atau upah. Uang sebagai alat atau sarana
manajemen harus digunakan untuk tujuan yang ingin dicapai.
c. Materials (materi)
Dalam proses melaksanakan kegiatan, manusia
menggunakan bahan-bahan karena dianggap sebagai alat atau
sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
d. Machines (mesin)

8
. Mulyadi,Widi Winarso,Pengantar Manajemen,(Purwokerto:Pena Persada,
2020), 6.
15

Peran mesin sangat dibutuhkan agar proses produksi dan


pekerjaan bisa berjalan efektif dan efesien.
e. Methods (cara)
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna
dan berhasil guna manusia dihadapkan kepada berbagai
alternatif atau secara menggunakan pekerjaan. Oleh karena itu,
metode atau cara dianggap saran manjemen untuk mencapai
tujuan.
f. Market (pasar)
Pasar sanagt penting dalam mencapai sebuah tujuan
akhir, yang mempunyai orientasi.
Menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
manajemen adalah sebuah elemen yang melekat didalam
organisasi yang menjalankan manjemen. Ada dalam menurut
para ahli penulis juga menyimpulkan bahwa unsur-unsur
manajemen ada banyak, walaupun menurut para ahli berbeda-
beda. Adanya unsur manusia, uang,cara,material,pasar.

B. Manajemen Masjid
Manajemen masjid adalah penataan dan pendaya untuk
peranan masjid sebagai pusat ibadah dakwah dan peradaban Islam
sebagaimana peranan masjid yang telah dicontohkan oleh Rasulullah,
kemudian didalam manajemen masjid didesain sedemikian rupa
sebagai tempat ibadah lainnya.9 Adapun dalam manjaemen masjid
yang dikemukakan oleh Rosyad Shaleh, ada tiga bagian yang terdapat
dalam manajemen masjid yaitu: idarah, imarah dan riayah.
1. Idarah merupakan pengelolaan sumber daya yang didalamnya
mencakup pola keorganisasian, pembukuan dan pengelolaan
keuangan serta menggerakan orang untuk bekerja optimal sesuai
dengan tugas dan keterampilan yang ada pada dirinya, seperti

9
. Zaky Mubarak,Manajemen Pengelolaan Masjid,( Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2001 ), 7-8.
16

administrasi, keuangan, pengawasan. Jadi dapat dipahami bahwa


idarah adalah sebuah kegiatan untuk mengarahkan sumber daya
manusia dalam pengelolaan masjid.10
2. Imarah yaitu suatu kegiatan untuk memakmurkan masjid dalam
hal kegiatan atau program-program yang dilakukan dalam
manajemen masjid. program dari imarah adalah melaksanakan
sholat lima waktu, sholat jumat, dan menetapkan imam,
khotib,majelis taklim,taman pendidikan,dan program lainnya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa imarah adalah hal yang berkaitan
dengan kegiatan untuk memakmurkan masjid, baik itu kegiatamn
sholat lima waktu ataupun sholat sunnah lainnya dan program-
program lainya.
3. Riayah adalah hal untuk memelihara masjid dari segi bangunan,
keindahan dan kebersihan dengan kata lain pengembangan sarana
prasarana masjid yang terdiri dari, tempat untuk melaksanakan
sholat baik itu sholat lima waktu ataupun sholat sunnah, kegiatan
ramadhan, kegiatan hari besar islam, tempat pengurusan jenazah,
dan tempat lainnya. Kemudian pemeliharaan fasilitas terdiri dari
karpet, eralatan elektronik, perpustakaan beduk dan fasilitas
11
lainnya.
Melaksanakan fungsi manajemen masjid berarti
melakukan kegiatan beraturan sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen tersebut. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang tepat
untuk diterapkan dalam manajemen masjid diantaranya;
a. Perencanaan (Taktith)
Perencanaan merupakan proses penyusunan dan
penetapan tujuan serta bagaimana pencapaian tujuan tersebut.
Adapun unsur-unsur yang diperhatikan dalam perencanaan
yaitu; unsur kegiatan, tujuan yang ingin dicapai, unsur tempat

10
. Rosyad Sholeh, Manajemen Masjid, ( Jakarta: Bulan Bintang, 2002 ), 6.
11
. Ibid, 8
17

pelaksanaan kegiatan, waktu pelaksanaan, tenaga pendukung


dan lain-lain.
Jadi perencanaan yaitu tahap awal dalam menetapkan
rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pengurus
masjid serta sasaran kegiatan pada waktu mendatang yang
disusun secara teratur sehingga memberikan arah atau menjadi
pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditelah ditetapkan.
b. Pengorganisasian ( Thanzim )
Pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang sedemikian rupa sehugga terciptanya suatu
organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian yang dilakukan untuk menghimpun dan
mengatur sesama sumber-sumber yang diperlukan termasuk
manusia, sehingga pekerjaan yang telah dilakukan dapat
dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan pengorganisasian ini
adalah nampaknya kerja tim yang baik antara pengelola
masjid, menjalin kesatuan yang utuh sehingga menciptakan
mekanisme yang baik dan memberikan efek yaitu memberikan
kelancaran dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Tujuan pengorganisasian adalah membagi kegiatan-
kgiatan menjadi devisi dan tugas masing-masing, membagi
kegiatan serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-
masing jabatan dan tugas, mengkoordinasikan berbagai tugas
dan mengkelompokan pekerjaan.
c. Penggerakan/Pelaksanaan ( Tawjih )
Pelaksanaan merupakan hal yang terpenting dalam
kegiatan yang telah direncanakan. Menggerakan para
pelaksana untuk membuat setaip kegiatan kemasjidan
18

membutuhkan motivasi, bimbingan, dan komunikasi yang


baik, serta dengan memanfaatkan sumber daya secara efektif
dan efesien agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pengawasan ( Riqabah )
Pengawasan berarti mengevaluasi kegiatan dan
menerapkan tindakan sehingga hasil yang didapatkan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga
mengusahakan agar setiap kegiatan dan tindakan yang
dilakukan dalam pengelolaan tugas kemasjidan dilakukan
sesuai dengan petunjuk, pedoman dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan bertujuan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kegiatan agar tidak
berulang dan dapat diselaikan secara cepat dan tepat

C. Peningkatan Kemakmuran Masjid


1. Pengertian Peningkatan
Peningkatan adalah proses cara atau perbuatan
meningkatkan. Peningkatan adalah proses cara untuk menaikan
sesuatu untuk memajukan sesuatu upaya yang dilakukan oleh
pembelajar untuk membantu usaha tersebut menjadi meningkat.
Peningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis
dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu susunan yang ideal. Sedangkan peningkatan adalah kemajuan
dari usaha sesuatu menjadi sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa.
2. Pengertian Kemakmuran Masjid
Kemakmuran adalah suatu keadaan yang berkembang,
berkemajuan yang memiliki keberuntungan baik dan memiliki
status sosial yang sukses. kemakmuran masjid adalah proses atau
suatu keadaan tempat tersebut menjadi berkembang dan maju.
Masjid yang makmur memiliki fasilitas, kegiatan dan hal apapun
yang menjadi berkembang.
19

Merevitalisasi (meremajakan) masjid adalah kewajiban


Muslim menempatkan nilai yang lebih tinggi pada ibadah di masjid
daripada di tempat lain. Namun, mereka yang tertarik dengan
masjid yang berkembang pesat atau untuk menunjukkan orang lain
atau karena Hanya kemuliaan duniawi, maka tidak ada pahala
darinya.
Makna Masjid sangat luas yaitu, Organisasi berbagai
jenis ibadah termasuk ukhrawi dan layanan keagamaan sekuler.
Berbagai kegiatan yang bermakna luas bagi kemakmuran masjid
Ini termasuk :
a. Majelis Taklim
b. Taman Pendidikan AL Quran
c. Penyelenggaraan Haji dan Umrah
d. Masjid Pemuda
e. Perpustakaan masjid
f. Koperasi masjid
g. Poliklinik
h. Konsultasi
i. Pencerahan spiritual Islam (Asy Syifa).
3. Memakmurkan Masjid
Masjid pada perkembangan yang sangat pesat terutama
dalam bangunan. Bnagunan masjid yang terus berkembang
menampilkan masjid dengan bangunan yang sempurna dan mewah.
Banyak masjid yang baru dibangun, dari kecil hingga yang megah.
Namun tidak sedikit juga masjid yang pembangunan tidak selesai
atau masih dalam proses pembangunan pada daerah yang
solidaritas masyarakatnya kurang kuat.
Membangun dan mendirikan masjid yang terlihat dapat
diselesaikan dalam tempo yang cukup lama, namun tidak berarti
jika masjid yang didirikan itu tak disertai dengan orang-orang yang
memakmurkan karena masjid merupakan tiang utama umat Islam
serta sebagai tempat untuk mengaplikasikan agama.
20

Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang


mengharapkan bimbingan dan petunjuk dari Allah.
Orang yang memakmurkan masjid adalah orang yang
beriman kepada Allah serta hari akhir, melaksanakan sholat yang
merupakan ibadah badaniah terbesar serta melakukan zakat yang
merupakan amalan yang manfaatnya mengalir pada orang lain.
Allah menjanjikan kebahagiaan kepada orang-orang yang
memakmurkan masjid. Memakmurkan dalam artian bahwa masjid
dapat berfungsi sebagai sarana atau tempat ibadah, sarana
pembinaan dan pencerahan umat baik dalam bidang pemahaman
keagamaan, pengetahuan umum dan ekonomi ummat, maka dari
itu diperlukannya :
a. Manajemen Pembinaan Jamaah Masjid
Umat Islam memiliki banyak kelemahan salah satunya
adalah kurangnya dalam mengkoordinisir jamaah masjidnya.
Situasi dan kondisi untuk tidak mungkin diperbaiki. Adapun
tujuan pembinaan terhadap jamaah diantaranya : membangun
akidah islam, memberikan pembekalan agam islam dan
pengetahuan umum, memberikan pembekalan akhlak mulia
terhadap jamaah dan membangun masyarakatnya dengan
agam.12 Diantara upaya pembinaan jamaah diantaranya:
1. Sholat berjamaah
2. Pengajian remaja
3. Pengajian rutin
4. Majelis taklim.13
b. Manajemen Pembinaan Pendidikan Dan Pelatihan
Pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi jamaah dapat
dilakukan melalui sarana formal dan non formal. Pendidikan
formal seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah

12
. Budimana Mustafa, Manajemen Masjid, (Surakarta : Media,2019), 147-148.
13
. Abdu Rahmat Dan Muhammad Arie Effendi, Seni Memakmurkan Masjid, (
Gorontalo: Ideas Fublishing, 2014 ), 127.
21

menengah pertama, sekolah menengah atas, yang dapat dikelola


oleh yayasan masjid. Pengurus masjid dapat mengadakan
lembaga dan kegiatan pendidikan dan pelatihan non formal
seperti :
1. Perpustakaan masjid dengan menyediakan buku-buku yang
dapat dibaca ataupun dipinja
2. TPA ( Taman Pendidikan Alquran ) bagi anak-anak
3. Pelatihan kepemimpinan bagi remaja masjid ataupun
jamaah
4. Pelatihan fardhu kifayah bagi pengurus masjid, jamaah
ataupun remaja masjid
5. Pelatihan imam dan dakwah untuk remaja masjid atau
generasi muda agar menjadi imam dan pendakwah yang
siap untuk kelapangan.
c. Manajemen Kesejahteraan Umat
Apabila disuatu daerah belum memiliki badan amil
zakat atau lembaga amil zakat, pengurus masjid dapat
menerima dan menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh dari orang-
orang yang mengeluarkan zakat. Kegiatan penyaluran zakat,
infaq, shodaqoh biasanya dilaksanakan pada bulan ramadhan
tetapi tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada bulan
ramadhan saja khususnya infaq dan shodaqoh. Kegiatan
tersebut dilakukan secara transparan atau terbuka dan
dilaporkan pada para muzakki serta di umumkan. Hal ini
menghindari dari fitnah yang berkembang dimasyarakat terkait
adanya penyalahgunaan zakat, infaq dan shodaqoh oleh
pengurus.14
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan umat adalah; sumbangan ekonomi
dari masyarakat dan disalurkan kepada pihak yang lebih berhak

14
. Abul Rahmaat Dan Arif Efendi, Seni Memakmurkan Masjid, ( Gorontalo :
Ideas Fubshing, 2014 ), 132
22

menerimannya, bimbingan dan penyuluhan bagi jamaah, bakti


sosial dalam membersihkan masjid ataupun lingkungan,
rekreasi bersama remaja masjid, majelis taklim, pengurus
masjid, jamaah dan lain-lain.
d. Pembinaan Remaja Masjid
Pembinaan pada remaja masjid dilakukan untuk yang
memiliki kecintaan terhadap agama islam, mempunyai
pengetahuan tentang agama islam dan dapat mengamalkannya.
Remaja Masjid yang memiliki anggota berumur dari 12 tahun
hingga 25 tahun. Kegiatan yang bersifat keislaman, keremajaan,
kemasjidan dan lainnya. Pengurus masjid dapat membina dan
mengarahkan remaja dalam berkegiatan. Tetapi pembinaan
yang dilakukan tidak menghambat remaja masjid. untuk
mengembangkan kemampuan dalam berorganisasi secara wajar
dan bebas bertanggung jawab. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam upaya pembinaan remaja masjid adalah:
 Musyawarah anggota
 Kegiatan
 Bimbingan
4. Langkah-Langkah Memakmurkan Masjid
Memakmurkan masjid adalah sesuatu kegiatan yang
sudah seharusnya dilakukan bagi setiap individu dari umat Islam.
Karena pada kenyataannya tidak semua orang mampu untuk
melakukan hal tersebut. Berikut langkah bagi seseorang untuk
memakmurkan masjid:
a. Harus memiliki niat untuk memakmurkan masjid.
b. Harus adanya pengetahuan tentang masjid, karena akan menjadi
sesuatu yang susah untuk orang yang tidak mengetahui akan
tentang masji
c. Membuat program pemakmuran masjid
d. Menyatukan visi program kemakmuran masjid dengan jamaah
23

e. Harus senantiasa dilandasi dengan keikhlasan dan selalu


mengawasi program-program yang telah direncanakan.
f. Harus memiliki rasa yakin.
g. Memakmurkan masjid merupakan suatu perbuatan yang sangat
baik yang seharusnya dilakukan oleh seluruh kaum muslimin
sebagai bentuk rasa keimanan terhadap Allah Swt.
5. Upaya Memakmurkan Masjid
Masjid yang makmur yaitu masjid yang berhasil
berkembang menjadi pemberdayaan umat. Pada perkembangan
masjid berkembang sangat pesat terutama dalam hal pembangunan
yang sangat mewah. Masjidpun semakin banyak digangun dikota-
kota dari masjid yang kecil hingga masjid yang besar pun
dibangun. Tugas dan tanggung jawab umat islam hanya untuk
memakmurkan masjid yang mereka dirikan ditempat mereka
masing-masing.15
Pengurus dan jamaah tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Pengurus masjid tidak akan ada kalau tidak ada
jamaahya, tanpa pengurus masjid tidak ada yang mengurus masjid,
tanpa jamaah masjid akan bernilai nol. Maka dari itu hubungan
antara pengurus masjiid dengan jamaahnya itu sangat dibutuhkan.
Pengurus yang persuasif mengajak jamaahnya berbicara hati ke
hati maka dari itu mempererat tali silaturahmi sangatlah penting
sekaligus untuk memakmurkan masjid diantaranya :
a. Kegiatan Pembangunan
Kegiatan pembangunan masjid dapat dilakukan dengan
memperluas masjid atau melakukan renovasi serta melengkapi
fasilitas masjid. Masjid juga perlu dipelihara dan dijaga dengan
sebaik-baiknya. Adapun fasilitas yang harus dijaga dan dirawat
antara lain ;

15
. Muhammad E.Ayub, Manajemen Masjid Cet.11, ( Jakarta: Gema Insana
PRESS, 1977), 72.
24

1. Sajadah merupakan bagian yang tek terpisahkan dari


masjid, oleh karena itu baik kebersihan maupun kerapihan
harus dipelihara
2. Penggunaan Elektronik seperti; pengeras suara, radio, kaset
dan peralatan tersebut harus dirawat.
3. Lemari perpustakaan yang telah diisi dijaga dirawat serta
menambahkan banyak buku.
4. Rak sepatu yang terlihat paih dan aman serta rak sepatu
hilang atau tertukar
5. Bedug sebagai sarana komunikasi terutama untuk
memberitahukan waktu sholat dan mensyiarkan hari raya
(takbiran) oleh karena itu bedug harus dirawat dan dijaga
dengan baik.
6. Papan pengumuman digunakan berbagai macam untuk
kegiatan masjid seperti jadwal imam, khutbah jumat, wirid
dan kegiatan lainnya harus dijaga dan dirawat.
b. Kegiatan Ibadah
Kegiatan ibadah meliputi sholat berjamaah lima
waktu, sholat jumat, yasinan, kajian dan sebagainya. Sholat
berjamaah akan mengokohkan persaudaraan sesama muslim.
Adapun kegiatan ibadah yang dilakukan dimasjid diantaranya ;
dzikir, itikaf, membaca ayat suci Alquran.
c. Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan meliputi pengajian rutin,
peringatan hari besar Islam seperti tahun baru Islam, maulid dan
isra mikraj, satu syawal yaitu melaksakan sholat idul fitri,
berquban.
d. Kegiatan Pendidikan
Kegiatan pendidikan mencakup kegiatan formal dan
informal. Secara formal seperti mendirikan sekolah
dilingkungan masjid. kegiatan pendidikan informal seperti
pesantren kilat, pelatihan remaja masjid, kesenian dan lainnya.
25

Kegiatan diatas dapat memperkuat tali silaturahmi


pengurus, jamaah dan remaja masjid. pengurus mengenal
jamaahnya secara pribadi maupun jamaahnya. Aktivitas dalam
imarah masjid memiliki kriteria diantaranya: sholat berjamaah,
pendidikan formal dan informal, pengajian rutin dan lain
sebagainya.
Memakmurkan masjid menjadi tanggung jawab
bersama sebagai orang yang beriman terutama yang ada
dilingkungan rumah masing-masing. Adapun lagkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam upaya memakmurkan masjid :
1. Menyamakan persepsi
Menyamakan persepsi dan memberikan
pemahaman yang utuh tentang pentingnya mewududkan
masjid yang ideal pada masa sekarang merupakan hal yang
penting dan mendasar. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan seperti; penyebaran buku dan artikel tentang
masjid, menyelenggarakan ceramah umum dan khutbah
jumat tentang tanggung jawab memakmurkan masjid dan
bagaimana cara memakmurkannya, menyelenggarakan
seminar dan diskusi.
2. Konsolidasi Pengurus
Pengurus masjid memiliki peran penting dalam
memakmurkan masjid, maka dari itu pengurus harus
memiliki jumlah yang cukup, memiliki semangat kerja,
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengurus
yang tertera dalam struktur pengurusan masjid.
3. Konsolidasi Jamaah
Jamaah merupakan salah satu faktor makmurnya
masjid, konsolidasi jamaah masjid menjadi penting karena
tingkat partisipasi jamaah terhadap kegiatan masjid masih
tergolong rendah.
4. Perencanaan Program Kegiatan
26

Program kegiatan yang bervariasi, sesuai tingkat


kebutuhan jamaah dan kemampuan dalam melaksanakanya
dapat mempengaruhi kemakmuran masjid. Oleh karena itu
program kegiatan masjid harus merencanakan dan
dirumuskan oleh pengurus masjid dengan meminta saran
dari jamaah jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, penangung
jawab, tujuan dan target yang dikehendaki. Perenacanaan
dan perumusan program sangat penting karena mengingat
banyak jamaah bahkan pengurus masjid yang sangat
beranggapan bahwa kegiatan ini bersifat ubudiyah. Padahal
banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan.16
5. Memperbaiki Mekanisme Kerja
Salah satu faktor utama untuk terlaksanakan
program kegiatan masjid ialah mekanisme kerja pengurus
yang baik. Maka dari itu, program masjid harus
memperbaiki kerja dari waktu ke waktu. Upaya yang dapat
ditempu antara lain; memberikan atau membentuk persepsi
yang baik tentang tata cara kerja kepengurusan masjid,
membuktikan tanggung jawab kerja, membagi tugas kerja
kepada setiap pengurus sesuai dengan bidang dan
kemampuan masing-masing serta melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program atau kegiatan.
Untuk itu sangat perlu diadakannya rapat rutin
pengurus minimal sakali sebulan dan rapat pengurus yang
dilaksanakan minimal setahun sekali untuk mengvaluasi
pelaksanaan program serta merancang hal-hal baru.
6. Melengkapi Fasilitas Masjid
Secara bertahap pengurus masjid perlu melengkapi
sarana yang dibutuhkan dengan daya dukung yang baik,
sehingga memungkinkan dilaksanakannya program
kegiatan masjid dari berbagai unsur jamaah. Ketika

16
. Ahmad Yani, Program Memakmurkan Masjid, 168
27

pengurus masjid hendaklah melakukan rehabilitasi total


bangunan masjid maka perlu diperhatikan penyediaan
17
sarana fisik bangunan yang diperlukan.
7. Kerja Antar Masjid
Salah satu yang menjadi contoh untuk umat Islam
adalah terwujudnya masjid yang makmur secara ideal.
Masjid yang makmur akan mempermudahkan umat Islam
memperoleh pembinaan dengan baik. Oleh karena itu,
menjadi sangat penting bagi masjid untuk menjalin kerja
sama yang baik melalui sebuah jaringan kerja sama
masjid.18
e. Manfaat Memakmurkan Masjid
1. Imaniyah; umat Islam menyakini aqidah laa ilaaha illallah
bahwasannya tiada tuhan selain allah. Miliknya seala
kerajaan dan pujian, dia menguasai segala sesuatu secara
mutlak. Umat yang dibina oleh masjid yang makmur akan
mempunyai aqidah yang benar dan terbebas dari segala
macam bentuk kemusrikan. Mereka hanya beribadah kepada
Allah semata.
2. Ubudiyah; umat Islam dalam menjalankan ibadahnya sesuai
dengan kebiasaan atau sunnah dan terbebas dari berbagai
kesesatan sehingga menjalankan puasa sholat dan lain-lain
3. Muamalah; kemakmuran masjid merperbaiki berbagai
macam muamalah seperti sewa menyewa, perdagangan, jual
beli, belajar dan mengajar. Berbagai ragam kegiatan
manusia akan berjalan lancar, saling merelakan dan
menguntungkan.

17
. Ramlan Mardjoned, Panduan Pengelolaan Masjid & Islamic Center Dewan
Dawahislamiyah Indonesia, ( Jakarta: PT. Sinar Media Abadi 2020 ), 95
18
. Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, 170-172
28

D. Imarah Masjid
Imarah berasal dari bahasa Arab yang artinya makmur,
sedangkan menurut istilah yaitu suatu usaha untuk memakmurkan
masjid sebagai tempat ibadah, pembinaan umat dan peningkatan
kesejahteraan umat. Dalam bidang imarah ada beberapa hal yang
harus diperhatikan untuk mencakup pelaksanaan sholat berjamaah,
baik sholat fardhu maupun sholat jumat, majelis taklim, remaja masjid
serta perpustakaan masjid.
Imarah merupakan hal yang berkaitan dengan kemakmuran
masjid dengan berbagai kegiatan yang melibatkan peran jamaah
sehingga jamaah memiliki kewajiban memakmurkan masjid.
Memakmurkan masjid merupakan memeliharan dan membangun
masjid dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Imarah adalah suatu kegiatan yang dapat memakmurkan
masjid dan menghidupkan masjid. Kegiatan imaratul masjid ini
dimaknai dengan program yang telah dirancang oleh pengelola masjid
agar bisa mencerminkan segenap masyarakat binaan yang ada
disekitaran masjid. Program dari imarah seperti melaksanakan sholat
berjamaah, sholat jumat, khotib dan program lainnya.
Imarah menurut peneliti yaitu kegiatan memakmurkan masjid
seperti halnya kegiatan sosial yang dilaksanakan di masjid, peringatan
hari besar Islam dan pendidikan yang dilaksanakan oleh pengurus
masjid demi mmakmurkan masjid. Imarah masjid juga merupakan
kegiatan kemakmuran masjid dengan memiliki kegiatan baik bidang
ibadah maupun kegiatan lainnya. Imarah adalah kegiatan yang
dilakukan di dalam masjid berupa kegiatan sosial dan keagamaan
dalam mengembangkan dan memakmurkan masjid.
Kegiatan yang ada dimasjid termasuk dalam hal untuk
memakmurkan masjid, maka kegiatan yang ada harus ditingkatkan
dengan tujuan untuk memakmurkan masjid. Jadi ada kegiatan yang
dilakukan oleh masjid adalah pengajian, ceramah kuliah shubuh,
Masjid pula perlu untuk mewadahi remaja dan generasi muda
29

sehingga mereka dapat menyalurkan pikiran dan kreatifitas mereka


masing-masing.19
Menurut keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Nomor DJ.II/802 Tahun 2014 tentang Standarisasi Imarah
sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan peribadatan seperti sholat fardhu, sholat jumat,
sholat tarawih/sholat idul fitri/sholat idul adha.
2. Selain waktu sholat, dianjurkan untuk membuka fasilitas masjd 24
jam setiap hari jika memungkinkan.
3. Menampung perbedaan pendapat dan mengambil titik tengah.
4. Menentukan tema khutbah, ceramah dan kajian keislamanlainnya
sesuai dengan kebutuhan jamaah.
5. Menyelenggrakan kegiatan dakwah Islam seperti kajian setelah
sholat zuhur dan ashar, peringatan hari besar Islam.
6. Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial dan ekonomi
antara lain lembaga zakat, baitul mal, dan koperasi.
7. Menyelenggarakan bagian pemberdayaan sosial keagamaan seperti
santunan fakir, miskin,duafa, yatim.
8. Melayani konsultasi jamaah, baik dalam hubungan dengan
permasalahan pribadi dan keluarga.
9. Menyiarkan khutbah atau ceramah melalui media yang mudah
untuk dibagikan kepada jamaah.

E. Hasil Penelitian Relavan


Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari,
membaca dan meneliti laporan penelitian dan bahan yang membuat
teori-teori yang relavan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka juga
merupakan menelaah kajian terdahulu dalam penelitian.
1. Penelitian Muhammad Rafidul Huda yang berjudul Strategi
Pengurus Masjid Dalam Memakmurkan Masjid Baiturrahman Desa

19
. Heru Rispiadi, Manajemen Masjid, (Lampung: Manajemen Dakwah, 2017),
24-41.
30

Kuantan Sako Kecamatan Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan


Singging. Jenis penelitian ini adala deskriptif pada tahun 2022
dengna metode kualitatif informan dalam penelitian ini ada 5 orang
4 diantaranya adalah pengurus masjid dan 1 diantaranya adalah
masyarakat setempat. Hasil peneitian ini adalah bahwa strategi
pengurus masjid untuk memakmurkan masjid dengan membuat
kegiatan keagamaan, kegiatan pendidikan dan pembinaan masjid.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sekarang dari lokasi
penelitian, persamaan dari penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah pembinaan jamaah, pembinaan remaja masjid dan
lainya.
2. Penelitian Baiq Nuria Anjaswari yang berjudul Manajemen Imarah
Masjid Agung Raya Lombok Tengah. Jenis penelitian ini adalah
jenis deskriptif tahun 2022 dengan meggunakan metode kualitatif,
informan dalam penelitian 3 informan 2 diantaranya pengurus
masjid dan 1 nya lagi adalah jamaah. Hasil penelitian ini adalah
manajemen imarah adanya fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi. Perbedaanya adalah lokasi penelitian
sedangkan persamaannya adalah dalam memakmurkan masjid.
3. Penelitian Yeni Silvia Afriani yang berjudul Manajemen Imarah
Masjid An Najah Terhadap Peningkatan Ibadah Jamaah Perempuan
Di Desa Ladang Tuah II Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh
Barat Daya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif pada tahun 2022
dengan metode kualitatif, informan dalam penelitian adalah 3
orang. Hasil penelitian ini adalah pentingnya mengadakan
musyawarah rutin sesama pengurus terkait kegiatan imarahnya.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu bahwa
dalam hal imarahnya tidak hanya kegiatan keagamaan, adanya
pelatihan. Persamaannya adalah memiliki metode penelitian yang
sama dan membahas imarah masjid.
4. Penelitian Rafidatul Khairiyah skripsi yang berjudul Manajemen
Imarah Masjid Jami Baiturarahman Dalam Meningkatkan
31

Partisipan Masyarakat Terhadap Kegiatan Keagamaan Di Desa


Olean. Jenis penelitian ini adalah sekriptif pada tahun 2020 dengan
metode kualitatif, informan dalam penelitian adalah 7 orang.
Dengan hasil penelitian ini adalah bahwa dalam mengimplementasi
manajemen imarah sudah maksimal dengan adanya komunikasi
pengurus masjid dengan masyarakat. Perbedaan adalah lokasi
penelitian, persamaannya adalah sama-sama membahas manajemen
imarah masjid.
5. Penelitian Fiteri Anti dengan judul skripsi Manajemen Imarah
Masjid Kelurahan Wetang Soreang Kota Parepare. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif dilaksanakan pada tahun 2019 dengan
menggunakan metode kualitatif, informan penelitian adalah 12
orang yang diwawancarai. Hasil penelitian ini adalah bahwa
kegiatan yang dilaksanakan yang ada di Kelurahan Wetang Soreang
adalah kegiatan pembangunan dan memperindah masjid dalam
kegiatan lain adalah kegiatan pelatihan. Perbedaannya adalah lokasi
penelitian, persamaaannya adalah membahas di Kelurahan.
6. Penelitian Habibatul Azizi dengan judul skripsi Manajemen Imarah
Masjid Al Hakim Kota Padang. Dengan jenis penelitian ini adalah
deskriptif pada tahun 2022 dengan menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian adalah dalam memakmurkan masjid dapat
dibuktikan dengan adanya berbagai macam kegiatan yang telah
terlaksanakan. Perbedaannya adalah lokasi penelitian, persamaan
dari penelitian adalah memakmurkan masjid dengan hal kegiatan-
kegiatan.

F. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah model dengan konsep tentang teori
yang berhubungan dengan faktor yang telah teridentifikasi
masalahnya. Penelitian ini membahas mengenai implementasi
manajemen imarah dalam memakmurkan masjid kelurahan sei mati
kecamatan medan labuhan yang berfokus pada bagaimana manajemen
32

imarah yang dilakukan oleh pengurus masjid dalam memakmurkan


masjid, penelitian ini menjelaskan mengenai beberapa aspek yang
dapat digambarkan melalui kerangka berfikir sebagai pondasi ini serta
mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian.
Adapun kerangka pikir dalam penelitian implementasi
manajemen imarah dalam memakmurkan masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan sebagai berikut:

IMPLEMENTASI MANAJEMEN IMARAH DALAM


MENINGKATKAN KEMAKMURAN MASJID

Implementasi Hambatan Mengatasi Hambatan


Manajemen Manajemen Imarah Implementasi
Imarah Manajemen Imarah

1. Pembinaan Jamaah 1. Kurangnya minat jamaah 1. Mengaktifkan kegiatan


2. Pembinaan Pendidikan untuk datang kemasjid pengajian tetap
Dan Pelatihan 2. Kurangnya aktif pelatihan 2. Mengaktifkan kegiatan
3. Pembinaan Remaja dan pendidikan pendidikan dan
Masjid 3. Kurangnya kegiatan pelatihan
4. Pembinaan remaja masjid 3. Mengaktifkan kembali
Kesejahteraan Umat 4. Kurang memperhatikan remaja masjid
kesejahteraan umat 4. Lebih memperhatikan
dalam kesejahteraan
umat

Hasil akhir dari penelitian ini bahwa tiga masjid tersebut hanya satu masjid
yang faham tentang manajemen imarah yaitu masjid al-ikhlas tetapi mereka
tidak menerapkan hal tersebut, mereka hanya menerapkan manajemen
idarah dan riayah. Ada juga hasil dari penelitian ini adalah hanya satu
masjidlah yang aktif dan menjalankan kegiatan tersebut, tetapi karena
kurangnya ilmu manajemen imarah maka imarah itu berjalan dengan baik
dengan kekurangan tidak mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam ilmu
manajemen harus adanya fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan penilian. Mereka hanya sampai pada
tahap fungsi manajemen 1 dan 2 yaitu perencanaan dan pengorganisasian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini tergolong sebagai penelitian kualitatif
sehingga pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
kualitatif dan akan menghadirkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dan lisan dari orang dan perilaku yang diteliti. Penelitian ini
menurut Whitney (1960) bahwa pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat sehingga berlkau dimasyarakat. Pendekatan kualitatif
menurut Bodgan adalah sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat dilihat dari
subjek itu sendiri.1
Penelitian kualitatif dipilih karena pendekatan ini sesuai
apabila digunakan untuk mendeskripsikan secara jelas dan terperinci
serta memproleh data dan memperdalam tentang implementasi
manajemen imarah yang dilakukan di masjid dalam memakmurkan
sebuah masjid.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Masjid dikelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan. Adapun waktunya adalah dari mulai
mengajukan judul sehingga selesai penelitian, yaitu pada selesai
seminar proposal yaitu tangal 8 Maret sampai Mei tahun 2023

C. Informan Penelitian
Informasi dalam penelitian ini proses yang ditempuh peneliti
agar data atau informasi dapat diperoleh, sehingga peneliti
menentukan informan penelitian dengan memahami masalah umum
penelitian dan menentukan informan yang cocok selama penelitian ini

1
. Nazir,Metode Peneitian, (Bogor:Ghalia Indonesia,2005), 54

33
34

berlangsung, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut :

Nama Jabatan Alasan Menjadikan Informan


Syarbaini,Spd.I Ketua BKM Al- Karena mengetahui dalam hal
Ikhlas manajemen masjid dalam bidang
imarah masjid
Slamet Alamsyah Ketua BKM Mau dan bersedia menjadi
Masjid Al-Fajar informan penelitian, memiliki
pengalaman dalam hal
memakmurkan masjid
Zulham Harahap Sekretaris BKM Mengetahui tentang hal
Masjid Al- memakmurkan masjid dalam
Jamiatussyabab bidang fasilitas masjid
Hendani, S.Pd.I Wakil Ketua Mengetahui tentang asal usul
BKM Masjid masjid tersebut dibangun, dan
Al- mengetahui tentang gambaran
Jamiatussyabab lokasi yang ada Di Kelurahan
Tersebut.
Wirda Ningsih Ibu rumah Karena beliau adalah jamaah
tangga masjid Al Jamiatussyabab
Wahdaniah Buruh Pabrik Karena beliau adalah jamaah
masjid Al Iklas
Mutia Ibu rumah Beliau adalah jamaah masjid Al
tangga Fajar
Tabel.1
Informan Penelitian

D. Sumber Data
Sumber data yang dapat diambil dari penelitian ini adalah data
primer dan primer dan sekunder. Data primer adalah data yang
langsung diambil dari sumber data yang pertama dilokasi penelitian
atau objek penelitian. Data sekunder adalah data yang dapat dari
sumber kedua yaitu data yang diambil dari yang kita butuhkan.2
Berdasarkan sumber yang diperoleh dilapangan, maka data primer dan
sekunder yaitu :
1. Sumber data primer merupakan yang diperoleh dari data yang
pertama dilokasi penelitian. Data primer yaitu data yang diperoleh
dari hasil orang pertama mengenai informasi yang dapat

2
. Burhan Bungin,Metode Penelitian Kualitatif: komunikasi,ekonomi dan
kebijakanpublik serta ilmu-ilmu lainnya,( Jakarta: Kencana,2006), 132.
35

dilapangan. Dalam sumber data primer ini yang menjadi target


yaitu, pengurus BKM (Badan Kemakmuran Masjid) di Kelurahan
Sei Mati
2. Sumber data sekunder adalah data yang menjadi pelengkap dari
pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian. Dan sumber data
sekunder merupakan data yang didapat bukan asli memuat
informasi didalam penelitian. Sumber data sekunder diperoleh dari
pengurus BKM. kemudian dari buku-buku, dokumen-dokumen dan
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.3

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data adalah :
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya,
selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, dan kulit.
Oleh karenanya, observasi merupakan kemampuan seseorang
dalam menggunakan pengamatan melalui hasil kerja panca indra
mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Observasi kualitatif
adalah observasi yang digunakan oleh peneliti dalam pengaturan
alamiah dengan tujuan menggali suatu fenomena yang ada dalam
diri nonpartisipan.4
Penelitian ini teknik yang digunakan oleh peneliti adalah
mengamati kegiatan tanpa berinteraksi langsung dengan hal
tersebut, teknik yang dilakukan oleh peneliti merupakan teknik
yang bersifat non partisipan yang turun kelokasi secara langsung.
Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah Implementasi

3
. Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian ( Banjarmasin:Antasari
Press, 2011), 71.
4
. Fattah Hanurawan, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu
Psikologi,(Jakarta:PT Raja Grafindo,2016), 116.
36

Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Di


Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses mendapatkan keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara si penanya dengan si penjawab atau respon dengan
menggunaka alat yang dinamakan interview.5
Wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan cara face
to face langsung dengan para informan, adapun informan yang
saya wawancara berjumlah 3 orang sesuai dengan jumlah yang
sudah saya paparkan diatas dengan mewawancarai tentang
manajemen imarah dalam memakmurkan masjid di tempat
tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang ada pada
saat dalam melakukan kegiatan atau disebut dengan
mendokumentasikan suatu kegiatan penelitian yang hasil apa
adanya, tidak dibuat-buat.6 Metode dokumentasi yaitu sekumpulan
berkas antara lain mencari data mengenai hal-hal ynag terjadi
dilapangan pada saat penelitian dengan berupa agenda kegiatan
manajemen imarah dalam memakmurkan masjid yang dilakukan
oleh BKM.

F. Teknik Analisis Data


Menurut Milles Analisis data merupakan proses menyusun
atau mengolah data agar dapat ditafsirkan lebih lanjut. untuk itu data
yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif
model interaktif yang terdiri dari :
1. Pengumpulan Data

5
. Nazir, Ibid, 193.
6
. Sutrisno Hadi, Metodologi Research,(Yogyakarta:UGM Press,1999),
72.
37

Proses pengambilan data dapat juga sekaligus dilakukan


analisis data. Datanya adalah segala sesuatu yang dilihat, didengar,
dan diamati. Data yang diperoleh bukan merupakan data akhir yang
akan dapat langsung dianalisis untuk menarik kesimpulan akhir.
2. Redaksi Data
Redaksi data diartikan sebagai proses penelitian,
pemusatan, pemerhatian pada penyederhanakan dan tranformasi
data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
berarti merangkum, mengelompokan, yang pokok, memfoluskan
pada hal-hal yang dianggap penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jlas dan
mempeermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
3. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah
mendisplay data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, dengan mendisplay data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi merencanakan langkah selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
Penyajian data dalam penyampaian informasi berdasarkan
data yanng diperoleh sesuai dengan fokus penelitian untuk disusun
secara baik, runtut, sehingga mudah dipahami tentang suatu
kejadian atau tindakan dan peristiwa yang terkait dengan
manajemen imarah.
4. Penarik Kesimpulan
Setelah data disajikan yang juga dalam rangkaian analisis
data maka proses selanjutnya adalah penarik kesimpulan. Proses
dalam hal ini adalah tinjauan terhadap catatan lapangan. Data yang
telah diperoleh dari catatan lapangan, dari informasi dan informan
yang telah ditemukan, diuji kembali dengan menayakan kembalik
38

pertanyaan yang sama diakhir penelitian dan melakukan wawancara


kepada pengurus BKM,RM.7

GAMBAR SKEMA MILLES

Pengumpulan Data Penyajian Data

Redaksi Data

Penarik Kesimpulan

Gambar. 2
Skema Miles

Keterangan Skema Miles


1. Pengumpulan Data : pada tahap ini data akan disederhanakan agar
sesuai dengan kebutuhan.
2. Penyajian Data : setelah data disederhanakan maka tahpan selanjutnya
adalah penyajian data dalam bentuk sistematis.
3. Reduksi Data : setelah data dijadikan kedalam bentuk sistematis, maka
hal selanjutnya adalah data tersebut di proses dalam pemilihan data
dilapangan.
4. Penarik Kesimpulan : hal yang terakhir adalah penarik kesimpulan,
dari kesimpulan dapat dipahami bahwa bahasa yang ditulis mudah
dimengerti.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Penelitian ini membutuhkan beberapa cara untuk
meningkatkan keabsahan data penelitian kualitatif agar dapat

7
. Soiman,dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, (Medan:Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UINSU,2022), 36.
39

dipertangungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan


keabsahannya. Menurut Lexy J. Moleong, dalam penellitian kualitatif
ini menjadi 4 macam keabsahan data:
1. Kepercayaan (Kreadibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan data yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya, ada beberapa teknik
untuk mencapai kreadibilitas diantaranya adalah teknik triangulasi,
sumber, pengecekan anggota, perpanjngan kehadiran peneliti di
lapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecukupan
referensi.
2. Kebergantungan (Depandibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kesehari-harian akan
terjadinya kemungkinan kesalahn dalam pengumpulan data
sehingga data dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.
3. Kepastian (Konfermability)
Kriteria ini digunakan dalam menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi secara
interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh referensi yang
ada.
4. Triangulasi
Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.8

8
. Lexy J, Metodologi Penelitian, 329
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. MEDAN LABUHAN
Kecamatan Medan Labuhan terletak dengan luas wilayahnya 40.68
km. Kecamatan Medan Labuhan merupakan daerah yang berdekatan dengan
daerah pesisir ( dekat dengan Belawan dan daerah pesisir Deli Serdang).
Dikecamatan Medan Labuhan ini banyak terdapat industri kecil seperti
produksi prabot rumah tangga dari kayu, disamping itu juga ada pertanian
dibidang tanaman kelapa di Kelurahan Nelayan Indah.
Medan Labuhan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di
Kota Medan. Provinsi Sumatera Utara Indonesia. Kecamatan Medan Labuhan
berbatasan dengan Medan Marelan disebelah Barat, Kabupaten Deli Serdang
disebelah Selatan, dan Medan disebelah Utara.

Gambar Peta Kecamatan Medan Labuhan


Kecamatan Medan Labuhan terdiri atas enam Kelurahan yaitu:
Nama Kelurahan Alamat Kantor
Kelurahan Besar Jl. Pancing 1 (Simpang Martubung)
Kelurahan Tangkahan Jl. Rawe VII

40
41

Kelurahan Martubung Jl. Yosudarso Km.16,5


Kelurahan Sei Mati Jl. Jermal Raya
Kelurahan Pekan Labuhan Jl. Yosudarso Km.19.2
Kelurahan Nelayan Indah Jl. Khaidir (Kampung Nelayan Indah
Tabel.1 Nama Kelurahan
Penelitian akan dilakukan tepatnya di Kelurahan Sei Mati, dimana
kelurahan tersebut merupakan salah satu dari Kelurahan yang ada di
Kecamatan Medan Labuhan, dengan luas ± 12.870 km dengan jumlah 18
Lingkungan.

B. PROFIL MASJID
Jumlah masjid yang ada di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan terdiri dari lima masjid namun peneliti hanya meneliti 3 masjid saja
diantaranya :
No. Nama Masjid Tahun Berdiri
1. Masjid Al-Jamiatussyabab 1960
2. Masjid Al-Fajar 1980
3. Masjid Al-Ikhlas 1982
Tabel.2 Nama Masjid dan Tahun
Berdasarkan hasil survei dilapangan tiga masjid yang ada di
Kelurahan Sei Mati masjid pertama kali yang dibangun adalah masjid Al-
Jamiatussyab pada tahun 1960 yang terletak di Jalan Tunda Sei Mati
Lingkungan 3.
Adapun daya tampung dan nama pengurus yang ada di 3 masjid
tersebut sebagai berikut :
Nama masjid Daya tampung Pengurus
± 350 Orang 1. Asrul Aziz Sianipar
Masjid Al-Jamiatussayab 2. Hendani S.Pd.I
3. Ruslan Damanik
4. Zulham Harahap
Masjid Al-Fajar ± 200 orang 1. Slamet Alamsyah
2. Dadang Syahputra
42

3. Sumardino
4. Zuhri
5. Suriyadi
Masjid Al-Ikhlas ± 500 orang 1. Syarbaini,Spd.I
2. Ahmad yani,Spd
3. Khairina surya
sadewa
4. Yusril al-hakim
5. Imransyah
Tabel.3 Daya Tampung dan Nama Pengurus BKM

C. HASIL PENELITIAN
1. Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
a. Perencanaan ( Taktith )
Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al Iklas
tentang adanya perencanaan di setiap melakukan kegiatan
dimasjid ini adalah,
“setiap melakukan kegiatan para pengurus masjid
melakukan sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan”.1
Sedangkan menurut Bapak Slamet Alamsyah tentang
perencanaan dalam membuat kegiatan apapun itu kami para
pengurus melakukan musyawarah terlebih dahulu sebelum
melaksanakan kegiatan seperti dikatakan oleh pengurus masjid
Al Fajar adalah,
“Dengan adanya sebuah musyawarah dalam melakukan
kegiatan maka pengurus sangat terbantu dalam membuat hal
kegaiatan apapun itu.

1
. Syarbaini, Ketua BKM Al-Iklas, Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara
Pribadi, Medan, 26 Mei 2023
43

Begitu juga dikatakan oleh Bapak Zulham selaku


sekretaris BKM Al Jamiatussyabab dengan adanya sistem
perencanaan dalam kegiatan dimasjid harus adannya
perencanaan.
“Setiap hal apapun itu harus adanya perencanaan dalam
perencanaan itu merupakan kegiatan apakah berhasil atau
tidaknya”.
b. Pengorganisasian ( Thamzim )
Setelah perencanaan dalam langkah awal membuat
kegiatan maka harus adanya struktur panitia seperti yang
dikatakan oleh Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al Iklas
beliau mengatakan,
“kami para pengurus membuat struktur kepanitiaan
dalam melakukan kegiatan dengan adanya skrukur panitia maka
tahap kedua alam manajemen berhasil”.
Setiap pengurus organisasi telah terbentuk maka kegiatan
yang akan dibuat berjalan walaupun panitia tersebut belum
mengetahui apa tugas dari masing-masing kepanitiaan, seperti
yang dikatan oleh Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM
Al Fajar,
“pada struktur yang dilakukan oleh pengurus belum
berjala sebagaimana mestinya, para pengurus belum tau tugas
dari maing-masing yang ditugaskan. Maka kami para pengurus
memberitahukan apa tugasnya dari maing-masing panitia”.2
Kegiatan jika tidak adanya pengorganisasian maka
kegiatan yang akan dilaksanakan tidak berjalan, begitu yang
dikatakan oleh Bapak Zulham selaku Sekretaris BKM Al
Jamiatussyabab,

2
. Slamet Alamsyah, Ketua BKM Al-Fajar, Manajemen Imarah Dalam
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan,
Wawancara Pribadi, Medan, 21 Mei 2023
44

“apapun yang dilakukan tanpa adanya susunan organisasi


maka kegiatan apapun itu yang dilakukan tidak berjalam
sebagaimana mestinya”.
c. Pelaksanaan ( Tawjih )
Pelaksanaan yang dilakukan oleh masjid Al Iklas adanya
pelaksanaan kajian rutin, santunan anak yatim dan duafa
sebagaimana dikatakan oleh bapak Syarbaini selaku Ketua
BKM Al Iklas yaitu
“kami para pengurus di masjid ini melakukan
pelaksanaan kegiatan yang membuat masjid tersebut makmur
kami melakukan kegiatan kajian rutin dan santunan anak yatim
dan duafa”.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan dimasjid Al Fajar
adalah kajian rutin dan pelatihan imam sebagaimana dikatakan
oleh Bapak Slamet Alamsyah adalah,
“dimasjid ini melaksanakan kegiatan kajian rutin saja,
karena dimasjid ini sangat sedikit peminat jamaahnya”.
d. Pengawasan ( Riqobah )
Setelah semua dilaksanakan hasil akhir dari sebuah
manajemen yang dilakukan pada tiga majid adalah tahp terakhir
yaitu pengendalian atau evaluasi dalam hal apapun itu, seperti
yang dikatakan oleh Bapak Syarbaaini selaku Ketua BKM Al
Iklas beliau mengatakan
“pada masjid ini setiap sesudah melakukan kegiatan
adalah tahap memberikan penilaian atau hasil akhir dari
kegiatan yang dilaksanakan, apakah kegiatan behasil atau
tidaknya”.
Apapun kegiatan yang dilaksanakan di masjid harus
adanya sebuah evaluasi kegiatan seperti yang dikatakan Bapak
Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM Al Fajar bahwa,
45

“setiap melakukan kegiatan harus adanya evaluasi atau


penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan, dimasjid ini kami
melakukan adanya pembubaran panitia”.
Sedangkan kalau tidak adanya evaluasi dalam kegiatan
yang dilakukan maka tidak lengkaplah proses manajemen,
seperti dikatakan oleh Bapak Hendani selaku Wakil Ketua
BKM Al Jamiatussyabab,
“tidak pernah adanya evalusi dalam hal melakukan
kegiatan yang berujung pada komentar dari para jamaah”3

Hasil penelitian ditiga masjid yang dilakukan oleh


peneliti adanya kegiatan dalam memakmurkan masjid yaitu :
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Berbagai kegiatan yang melibatkan peran jamaah
merupakan bentuk dari memkamurkan masjid. dalam
pembinaan kegiatan yang melibatkan para jamaah adalah
proses melakukan kegiatan yang mengajak untuk urusan
dunia dan akhirat. Adapun menurut Ibu Wahdaniah sebagai
jamaah masjid al iklas
“Pembinaan jamaah masjid yang ada di masjid Al
Iklas ini adalah pengajian rutin, ibadah dan kegiatan sosial.
Adapun kajian rutin yang dilakukan di masjid ini seperti
kajian setiap minggu, kegiatan ibadah yaitu sholat lima
waktu dan kegiatan sosial yaitu santunan anak yatim dan
duafa”.4
Adapun kegiatan dalam pembinaan jamah yang
dilakukan di masjid-masjid yang lain pasti memiliki

3
. Mutia, Ibu Rumah Tangga, Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara
Pribadi, Medan, 21 Mei 2023
4
. Wahdaniah , Buruh Pabrik, Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara
Pribadi, Medan, 26 Mei 2023
46

persamaan dalam pembinaan jamaah, seperti yang dikatakan


oleh Ibu Mutia selaku jamaah masjid Al Fajar bahwa;
“Kegiatan dalam pembinaan jamah yang dilakukan
di masjid Al Fajar seperti; sholat 5 waktu, kajian rutin dan
kegiatan sosial, kegiatan kajian rutin yang dilaksanakan di
masjid Al-Fajar yaitu kajian harian untuk anak-anak setiap
malam, mengaji Alquran, kajian sunnah, ceramah umum,
perwiritan, dan pelatihan imam dan khotib.5
Adapun menurut ibu Wirda Ningsih sebagai jamaah
masjid Al Jamiatussyabab tentang pembinaan jamaah di
masjid ini adalah dengan menyelenggarakan kegiatan
ibadah, menghidupkan pengajian rutin para jamaah akan
rajin datang kemasjid ;
“kegiatan dalam pembinaan jamaah disini adalah
kajian rutin yaitu kajian malam sabtu dan malam jumat”.6

2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan


Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-
Iklas bahwa dalam pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
dimasjid ini adalah;
“berupa kajian magrib mengaji yang dikhususkan
untuk anak-anak berusia 5 tahun sampai 10 tahun”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua
BKM Al-Fajar bahwa dalam pendidikan yang dilaksanakan
dimasjid ini adanya pelatihan iman dan khotib tujuan
dilakukan pelatihan imam ini adalah agar mereka siap untuk
menjadi imam dan khatib;

5
. Wirda Ningsih, Ibu Rumah Tangga, Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara
Pribadi, Medan, 21 Mei 2023
6
. Zulham Harahap, Sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab¸ Manajemen Imarah
Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan, Wawancara Pribadi, Medan, 19 Mei 2023
47

“kajian Iqro dan Alquran, kegiatan pelatihan yang


dilaksanakan dimasjid ini adalah ada pelatihan imam dan
khatib. Ada juga pendidikan yang dilaksanakan dimasjid ini
adalah membuka sekolah tahfiz”.
Menurut Bapak Zulham Harahap selaku Sekretaris
BKM Al-Jamiatussayabab tentang pendidikan dan pelatihan
yang dilakukan dimasjid ini;
“adalah para pengurus masjid membantu
menyiapkan pendidikan untuk anak-anak dengan pendidikan
mengenal huruf hijaiyah atau disebut dengan mengaji iqro”.
Menurut Bapak Hendani selaku Wakil Ketua BKM
Al-Jamiatussyabab tentang pendidikan dan pelatihan
berpendapat bahwa mereka akan ikut membantu untuk
mengajari anak-anak mengaji.

3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-
Iklas tentang pembinaan remaja masjid ini adalah;
“dengan membina mereka agar aktif dalam kegiatan
dengan berkolaborasi para BKM. Adapun kegiatan yang
dilakukan di masjid al-iklas hanya kegiatan peringatn hari
besar Islam ( PHBI)”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua
BKM Al-Fajar tentang pembinaan remaja masjid disini
adalah bahwa beliau mengatakan;
“kami para pengurus masjid berupaya membina
remaja masjid tersebut membuat fasilitas lapangan dengan
program olahraga, dengan adanya program olahraga tersebut
mereka akan aktif dalam hal apapun dan membuat mereka
agar tidak malas untuk aktif dimasjid. Adapun kegiatan yang
dilakukan pada remaja masjid al-fajar yaitu PHBI, Kegiatan
pelatihan imam”.
Adapun menurut Bapak Zulham Harahap dan
Bapak Hendani tentang pembinaan remaja masjid disini
kami buatkan mereka program;
48

“pelatihan remaja masjid agar mereka mengetahui


tentang remaja masjid tersebut. Pada remaja masjid al-
jmaiatussyabab kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
tahsin quran dan PHBI”.

4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-
Iklas tentang kesejahteraan umat dimasjid ini ada berupa;
“kegiatan sosial santunan anak yatim dan duafa dan
pengolahan zakat”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketu
BKM Al-Fajar mengenai kesejahteraan umat;
“dilakukan dimasjid ini berupa kegiatan sosial
seperti zakat, donor darah dan ambulan untuk masyarakat”
Menurut Bapak Zulham Harahap dan Bapak
Hendani tentang kesejahteraan umat adalah kegiatan;
“berupa pengolahan zakat, sarapan pagi di hari
minggu shubuh”

2. Hambatan Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan
a. Hambatan Dalam Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-Iklas
bahwa dalam pembinaan jamaah adanya hambatan yaitu;
“ketika melakukan kegiatan baik itu kegiatan ibadah,
kegiatan kajian rutin, kegiatan sosial da kegiatan lainnya itu
membutuhkan peran jamaah untuk partisipasi dalam hal
kegiatan untuk meningkatkan kemakmuran masjid. Namun,
setiap orang memilki kesibukan masing-masing sehingga tidak
bisa ikut dalam partisipasi dalam kegiatan. Hal ini
49

dibutuhkannya implementasi manajemen pembinaan jamaah


untuk ikut partisipasi dalam melakukan kegiatan.7

Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM


Al-Fajar dalam penghambat pembinaan jamaah;
“tidak memiliki hambatan akan tetapi jamaah dimasjid
ini tidak aktif dalam partisipasi untuk melaksanakan kegiatan
dimasjid tersebut. Walaupun aktifnya dalam kegiatan PHBI
(Peringat Hari Besar Islam) para jamaah aktif unruk ikut
partisipasi”.8
Menurut Bapak Zulham Harahap Selaku Sekretaris BKM
Al-Jamiatussayabab mengenai hambatan dalam pembinaan
jamaah menurutnya;
“bahwa banyak hambatan dalam pembinaan jamaah
diantaranya yaitu, kurangnya aktif jamaah dimasjid ini, sibuk
dengan urusan masing-masing sehingga tidak bisa aktif dalam
mengikuti kegiatan”.9

Menurut Bapak Hendani Selaku Wakil Ketua BKM Al-


jamiatussyabab tentang hambatan dalam pembinaan jamaah
yaitu kurangnya fasilitas seperti AC tidak dingin sehingga
membuat jamaah tidak nyaman untuk melakukan aktivitas
dimasjid.10

b. Hambatan Dalam Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan


Pelatihan

7
. Syarbaini, Ketua BKM Al-Iklas, Hambatan Manajemen Imarah Dalam
Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan,
wawancara pribadi, Medan 26 Mei 2023
8
. Slamet Alamsyah, Ketua BKM Al-Fajar, Hambatan Manajemen Imarah
Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan, wawancara pribadi, Medan 21 Mei 2023
9
. Zulham Harahap, Sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab, Hambatan, Manajemen
Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan, wawancara pribadi, Medan 19, Mei 2023
10
. Hendani, selaku wakil ketua BKM Al-Jamiatussyabab, Hambatan Manajemen
Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan, wawancara pribadi, Medan 19, Mei 2023
50

Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-Iklas


bahwa dalam penghambat pendidikan dan pelatihan menyatakn
;
“yaitu dalam hal pendidikan non formal yang dilakukan
dimasjid ini kurangnya dana untuk mengaji guru ngaji yang
mengajar dimasjid ini sehingga guru ngaji ini tidak semangat
untuk mengajar”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM
Al-Fajar bahwa mengenai faktor penghambat pendidikan dan
pelatihan dimasjid ini adalah;
“tidak adanya hambatan akan tetapi karena waktunya
sedikit untuk pelatihan yang dilaksanakan setiap bulan hanya
dua kali. Hal itu tidak memungkinkan untuk cepat faham akan
platihan yang dilakukan”.
Menurut Bapak Zulham Harahap Dan Bapak Endah
selaku Sekretaris dan Wakil Ketua BKM Al-Jamiatussyabab
beranggapan tentang hambatan yang terjadi pada pendidikan
dan pelatihan yang dilakukan dimasjid ini adalah;
“para pngurus kurang memperhatikan pelatihan dan
pendidikan yang dilakukan dimasjid, sehingga pelatihan dan
pendidikan di masjid ini tidak ada”.

c. Hambatan Dalam Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-Iklas
tentang penghambat bahwa beliau menyatakan;
“remaja masjid disini kurang aktif, tidak pernah ikut
kajian bersama pengurus dalam hal kolaborasi sehingga remaja
masjid disini terlihat pasif atau tidak aktif”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM
Al-Fajar mengenai hambatan dalam pembinaan remaja masjid
tidak memiliki hambatan akan tetapi beliau mengatakan bahwa;
51

“remaja masjid disini sangat sedikit sehingga dengan


jumlah remaja masjid sedikit akan terhambatnya sesuatu
kegiatan”.
Menurut Bapak Zulham Harahap dan Bapak Endah
sebagai sekretaris dan wakil ketua berpandangan tentang
hambatan yang terjadi pada pembinaan remaja masjid adalah;
“remaja masjid disini memiliki anggota yang banyak
akan tetapi tidak aktif disaat kegiatan untuk berkolaborasi
dengan pengurus, tetapi mereka hanya aktif di dalam kegiatan
PHBI”.

d. Hambatan Dalam Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Menurut Bapak Syarbaini selaku Ketua BKM Al-Iklas
bahwa dalam hambatan pembinaan kesejahteraan umat adalah;
“tidak adanya hambatan semua berjalan semestinya,
dengan pengolahan zakat, menyalurkan zakat dan lainnya”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah selaku Ketua BKM
Al-Fajar bahwa dalam hambatan pembinaan kesejahteraan umat
yaitu
“kurangnya dana masjid untuk kesejahteraan umat
sehingga masjid kesejahteraan umat tidak terjamin”.
Selanjutnya menurut Bapak Zulham Dan Bapak Hendani
tentang hambatan dalam pembinaaan kesejahteraan umat
mengatakan;
“tidak memiliki hambatan akan tetapi kesejahtreraan
umat hanya dalam hal kegiatan zakat tidak adanya kegiatan
yang berbasis sosial dimasjid ini untuk diterapkan, mungkin
kami para pengurus harus lebih memperhatikan kesejahteraan
umat, agar masjid al-jamiatussyabab tidak bisa meningkatkan
kemakmuran masjid”.

3. Mengatasi Hambatan Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan
52

a. Mengatasi Hambatan Dalam Pembinaan Jamaah Masjid


Menurut Bapak Syarbaini cara mengatasi hambatan
dalam pembinaan jamaah yaitu;
“dengan cara berkoordinasi jamaah agar ikut aktif dalam
kegiatan”.11
Menurut Bapak Slamet Alamsyah cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan jamaah adalah;
“dengan pendekatan dan cari tau kenapa dan ada hal apa
shingga terjadi hambatan, penyelesainya dengan cara
dibicarakan bersama-sama dengan jamaah”.12
Menurut Bapak Zulham Harahap cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan jamaah yaitu;
“membuatkan program untuk jamaah yang tidak
mengganggu waktu jamaah untuk mengikuti kegiatan
tersebut”.13
Menurut Bapak Hendani cara mengatasi hambatan dalam
pembinaan jamaah adalah;
“dengan cara melengkapi fasilitas masjid agar jamaah
rajin dan nyaman dimasjid”.14

b. Mengatasi Hambatan Dalam Pembinaan Pendidikan Dan


Pelatihan

11
. Syarbaini, Selaku Ketua BKM Al-Iklas, Mengatasi Hambatan Manajemen
Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan
Medan Labuhan, Wawancara Pribadi, 26 Mei 2023
12
. Slamet Alamsyah, Selaku Ketua BKM Al-Fajar, Mengatasi Hambatan
Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara Pribadi, 21 Mei 2023
13
. Zulham Harahp, Selaku Sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab, Mengatasi
Hambatan Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei
Mati Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara Pribadi, 26 Mei 2023
14
. Hendani, Selaku Wakil Ketua BKM Al-Jamiatussyabab, Mengatasi Hambatan
Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan, Wawancara Pribadi, 19 Mei 2023
53

Menurut bapak Syarbaini cara mengatasi pembinaan


pendidikan dan pelatihan;
“untuk guru ngaji maka para pengurus mempunyai cara
membuat proposal permohonan dana agar guru lebih rajin lagi
untuk mengajari pendiikan kepada anak-anak mengaji”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah bahwa cara mengatasi
hambatan dalam pendidikan dan pelatihan yaitu;
“dengan cara menambahkan waktu untuk kegiatan
pelatihan imam agar mereka ketika di suruh untuk menjadi
imam secara mendadak mereka akan siap”.
Menurut Bapak Zulham Harahap dan Bapak Hendani
tentang cara mengatasi hambatan dalam pembinaan pendidikan
dan pelatihan yaitu;
“dengan cara para pengurus BKM akan belajar kepada
BKM yang terdekat untuk mengadakan pelatihan dan
pendidikan”.

c. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Menurut Bapak Syarbaini tentang cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan remaja masjid yang tidak aktif
yaitu;
“dengan cara membina mereka lebih santai agar mereka
aktif dan membuatkan mereka program olahraga agar remaja
masjid disini terlihat aktif kembali”.
Menurut Bapak Slamet Alamsyah mengenai cara
mengatasi hambatan dalam pembinaan remaja masjid yaitu;
“yang sedikit orangnya kami para pengurus masjid akan
membuat atau membuka atau menambah anggota baru agar
para pengurus masjid kalau tidak adanya remaja masjid tidak
akan bisa mencapai tujuan untuk memakmurkan masjid”.
54

Menurut Bapak Zulham Dan Bapak Hendani terkait cara


mengatasi hambatan dalam pembinaan remaja masjid yang
kurang aktif adalah;
“dengan cara mengajak mereka berdiskusi untuk
mengaktifkan kembali remaja masjid disini”.

d. Mengatasi Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Menurut Bapak Slamet Hidayat tentang cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan kesejahetraan umat dengan cara
mengumpulkan para donatur agar bisa membantu kesejahteraan
umat.

D. PEMBAHASAN
1. Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
Dari hasil observasi di tiga masjid yang menerapkan manajemen
imarah dalam meningkatkan kemakmuran masjid adalah 2 masjid yang
melakukan manajemen imarah tersebut. Satu masjid lagi tidak menerapkan
manajemen imarah akan tetapi mereka lebih fokus pada kegiatan
pembangunan dan fasilitas di masjid.
Adapun fungsi manajemen dalam meningkatkan kemakmuran
yang dilakukan atau yang diterapkan di dua masjid yaitu:
a. Perencanaan : adalah langkah awal untuk aktivitas dalam bentuk
memikirkan hal yang terkait kegiatan agar memperoleh hasil yang
baik. Tanpa adanya sistem perencanaan maka tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan. Perencanaan yang dilakukan ketika akan
melaksanakan kegiatan yaitu mengadakn musyawarah yang dilakukan
oleh pengurus masjid degan para jamaah untuk kegiatan apa yang
harus dilakukan.
b. Pengorganisasian; merupakan proses pengelompokan orang, tugas dan
tanggung jawab serta wewenang, sehingga dalam pengorganisasian
55

adalah membagikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan versi


masing-masing.
c. Pelaksanaan; merupakan bagian terpenting dalam kegiatan yang sudah
direncanakan dan diatur oleh pengorganisasian. Pelaksanaan kegiatan
juga dilakukan pengawasan oleh pengurus masjid.
d. Evaluasi; yaitu penilaian terhadap kegiatan dan program yang sudah
dicapai. Dengan adanya evaluasi ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam program yang dilakukan selanjutnya.

Manajemen imarah dalam meningkatkan kemakmuran masjid


adaya kegiatan atau program yang dilakukan oleh pengurus masjid
yaitu ;
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Menurut peneliti bahwa dalam pembinaan jamaah pada
tiga masjid bahwa yang dilakukan di tiga masjid tersebut adanya
pembinaan jamaah melalui kegiatan ibadah yaitu sholat lima
waktu berjamaah, kegiatan kajian rutin seperti yasinan, kegiatan
peringatan hari besar islam (PHBI), ada juga kegiatan sosial
seperti gotong royong.
Menurut bahasa kata jamaah berarti perkumpulan
sedangkan menurut istilah adalah siapa saja yang sesuai dengan
kebenaran walaupun engkau sendiri. Dapat disimpulkan bahwa
jamaah adalah bersatunya umat pada imam yang sesuai dengan
Alquran dan Sunnah.
Menurut peneliti bahwa salah satu kelemahan umat Islam
adalah sedikitnya pengaturan jamaah masjid. kondisi ini membuat
kurangnya memberikan dukungan secara maksimal. Pembinaan
Jamaah masjid di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
dalam sholat berjamaah sebenarnya aktif walaupun jamaahnya
tidak terlalu banyak karena beberapa masjid saling berdekatan.
Adapun nama masjid, daya tampung dan jumlah per saf dalam
sholat lima waktu di tiga masjid yang diteliti:
56

Nama Masjid Jumlah Per Saf Dalam Sholat Lima Waktu


Zuhur Ashar Magrib Isya Shubuh

Masjid Al-Jamiatussayab 3 3 6 5 5

Masjid Al-Fajar 2 3 5 5 3

Masjid Al-Ikhlas 2 3 6 5 3

Tabel.4
Jumlah Per Saf

2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan dapat bersifat formal dan
informal, namun tiga masjid masjid hanya menangani
pendidikan dan pelatihan. Adapun pendidikan yang
dilakukan pada tiga masjid yang diteliti adalah program
pendidikan seperti magrib mengaji, program pelatihan
seperti pelatihan imam dan khatib.
Maka menurut peneliti dalam proses pembinaan
pendidikan dan pelatihan di masjid yang ada di Kelurahan
Sei Mati sudah menerapkan imarahnya, walaupun masih
kurang dalam program pendidikan dan pelatihan pengurus
masjid harus bisa menambahkan program dengan tujuan
memakmurkan masjid. dengan adanya pendidikan pelatihan
di masjid juga bisa menarik minat sumber daya manusia.

3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Salah satu unsur yang menjadi tujuan
memakmurkan masjid adalah untuk mendukung generasi
muda masjid. Pembinaan remaja masjid bertujuan untuk
menjadikan generasi muda yang berilmu, beradab,
berakhlak mulia. Namun ada tiga remaja masjid yang
diteliti ada dua masjid yang tidak aktif, hanya satu masjid
yang aktif yang diteliti.
57

Peneliti menyebutkan dalam pembinaan remaja


masjid harus ditingkatkan dalam program apapun untuk
mengembalikan atau mengaktifkan kembali remaja masjid
yang sudah vakum. Akan tetapi remaja masjid di diteliti
sangat perlu diperhatikan karena remaja masjid merupakan
penerus para BKM disini.

4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Menurut peneliti kesejahteraan umat adalah
tergantung pada pengurus masjid yang sanagt
mementingkan umatnya. Pengurus masjid dapat menerima
dan menyalurkan zakatnya, infaq, shodaqoh.
Dalam kesejahteraan umat harus adanya ikut
campur tangan dari para pengurus masjid dan umat. Karena
kalau pengurus yang adil pasti umat akan sejahtera.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam Implementasi
Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
meliputi :
Nama Masjid Jenis Kegiatan
Masjid Al-Iklas a. Kegiatan yang biasa dilakukan
disetiap hari : Sholat lima
waktu, sholat jumat, buka puasa
bersama saat ramadhan, isra
mikraj, maulid, yasinan.
1. Kegaiatan rutinan : Setiap
malam kamis
2. Kegiatan pengajian 1 bulan 5
kali
Minggu pertama : kajian
tasawuf
Minggu kedua : kajian tauhid
58

Minggu ketiga : kajian fiqh


Minggu keempat : kajian
umum
Minggu kelima : kajian tafsir
b. 3. Kegiatan Tahunan : Santunan
anak yatim dan duafa dilakukan
setiap 2 kali dalam setahun
dibulan ramadhan dan dibulan
muharam.
Masjid Al-Jamiatussayabab a. Kegiatan rutinan :
Sholat lima waktu, sholat
jumat, sholat tarawih, buka
puasa bersama dibulan
ramadhan, isra mikraj maulid,
yasinan.
b. Kegiatan satu bulan empat kali:
Setiap malam sabtu.
Masjid Al-Fajar a. Kegiatan setiap hari :
Sholat lima waktu, sholat
jumat, isra mikraj, maulid,
yasinan.
b. Kegiatan setiap minggu ada 3
kali
1. Malam senin : kajian alquran
2. Malam rabu : kajian sunnah
3. Malam kamis : kajian umum
Program pelatihan : Pelatihan
imam dan khatib
Program jangka panjang :
membuat yayasan tahfiz quran
Program Olahraga : tenis meja,
badminton dan lain-lain.
59

Program pendidikan :
perpustakaan
Tabel.5
Nama Masjid Dan Jenis Kegiatan

2. Hambatan Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan
a. Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Jamaah Masjid
Menurut peneliti bahwa dalam pembinaan jamaah
adanya hambatan yaitu:
1. Para pengurus masjid kurang memperhatikan jamaahnya
sehingga jamaah masjid disini tidak aktif.
2. Kurangnya fasilitas yang diberikan masjid sehingga para
jamaah kurang nyaman
3. Kurangnya membuat program untuk jamaah sehingga
jamaah tidak aktif atau tidak pernah ikut partisipasi.
4. Pengurus masjid dan para jamaah memiliki kesibukan
masing-masing, sehingga melibatkan masjid tersebut tidak
makmur.

b. Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Pendidikan Dan


Pelatihan
Menurut peneliti bahwa adanya hambatan dalam
menjalankan program pendidikan dan pelatihan dimasjid yaitu:
1. Para takmir masjid kurang memperhatikan dalam
pembinaan pendidikan dan pelatihan, sehingga program
yang dijalankan dalam pendidikan dan pelatihan tidak
berjalan secara maksimal.
2. Dalam pembinaan pendidikan dan pelatihan adanya
hambatan waktu yang sedikit
60

3. Kurangnya waktu dalam khotib memberikan materinya


sehingga materi yang diberikan tidak maksimal

c. Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Remaja Masjid


Menurut peneliti bahwa dalam pembinaan remaja
masjid pasti adanya hambatan, yaitu :
1. Kurangnya memperhatikan remaja masjid sehingga
membuat remaja masjid tidak aktif
2. Masih banyak remaja masjid yang enggan untuk bergabung
dalam organisasi ini
3. Kurangnya anggota remaja masjid
4. Kurangnya binaan oleh pengurus masjid.

3. Mengatasi Hambatan Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan
a. Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Jamaah
Masjid
Menurut peneliti bahwa di masjid Al-Iklas cara
mengatasi hambatan dalam pembinaan jamaah yaitu
berkoordinasi jamaah agar aktif dalam kegiatan. Adapun cara
mengatasi hambatan dalam pembinaan jamaah masjid Al-Fajar
adalah pendekatan dengan jamaah dan berkomunikasi dalam
hal untuk memakmurkan masjid. Pada masjid Al-
Jamiatussyabab bahwa alam mengatasi hambatan dalam
pembinaan jamaah adalah membuat program khusu yang tidak
meganggu waktu para jamaah, dan melengkapi fasilitas masjid
agar jamaah nyaman untuk melakukan kegiatan yang dilakukan.
Dapat diimpulkan bahwa pada tiga masjid yang
mempunyai cara atau strateginya masing-masing dalam
mengatasi hambatan dalam pembinaan jamaah masjid yang
menerapkan pada tiga masjid yang diteliti sudah mencapai
61

manajemen imarahnya adanya teori taktith (perencanaan) pada


proses perencanaan untuk mengatasi hambatan para pengurus
membuat strategi agar jamaah lebih aktif dalam kegiatan.

b. Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Pendidikan


Dan Pelatihan
Menurut peneliti bahwa dalam mengatasi hambatan
pembinaan pendidikan dan pelatihan pada setiap masjid
memiliki cara tersendiri. Seperti masjid Al-Iklas pada kekurang
dana dalam melaksanakan program pendidikan dan pelatihan,
namun para pengurus memiliki cara yaitu mengajukan proposal
ke Kamenag agar mereka bisa melaksanakan pembinaan
pendidikan dan pelatihan secara maksimal.
Ada juga masjid Al-fajar mempunyai cara untuk
mengatasi hambatan tersebut melalui penambahan waktu dalam
melakukan program tersebut agar nantinya ketika sudah terpilih
untuk menjadi imam maka merekapun sudah siap. Pada masjid
Al-Jamiatussyabab para pengurus mempunyai cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan pendidikan dan pelatihan dengan
cara para pengurus masjid yang tidak aktif maka mereka akan
belajar dengan pengurus terdekat.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pembinaan
pendidikan dan pelatihan dari tiga masjid memiliki masing-
masing untuk mengatasi hambatan dalam pembinaan tersebut.
Tapi cara tersebut belum mencapai pad teori manajemen
imarahnya.

c. Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Remaja


Masjid
Menurut peneliti setiap pengurus masjid memiliki
caranya masing-masing untuk mengatasi hambatan dalam
pembinaan remaja masjid, bahwa dimasjid Al-Iklas pengurus
62

memiliki cara untuk mengatasi remaja masjid yang tidak atif


yaitu denga cara membuatkan program olahraga agar remaja
masjid disini aktif kembali. Adapun di masjid Al-Fajar cara
mengatasi remaja masjid yang kekurangan anggota maka para
pengurus harus menambahkan anggota remaja masjid agar bisa
berkolaborasi untuk menciptakan masjid yang makmur. Pada
masjid Al-Jamiatussyabab bahwa dalam mengatasi remaja
masjid yang tidak aktif maka para pengurus masjid akan
berdiskusi tentang ketidak aktifan remaja masjid disini.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam cara mengatasi
hambatan dalam pembinaan remaja masjid pada tiga masjid
yang diteliti sesuai dengan teori manajemen imarah yaitu dalam
perencanaan dan evaluasi.

d. Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan


Kesejahteraan Umat
Menurut peneliti bahwa tiga masjid yang diteliti hanya
satu masjid memiliki cara dalam mengatasi hambatan
pembinaan kesejahteraan umat pada masjid Al-Fajar untuk
mengatasi hambatan tersebut dengan cara megumpulkan para
donatur agar kesejahteraan umat terjamin. Dapat disimpulkan
bahwa cara mengatasi hambatan dalam pembinaan tersebut
yaitu masjid Al-Fajar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah
dipaparkan pada bab sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa:
1. Manajemen Imarah Dalam Menigkatkan Kemakmuran Masjid
Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan adalah adanya
pembinaan kegiatanjamaah masjid yang dilakukan pada tiga masjid
yang diteliti bahwa dalam pembinaan jamaah masjid meliputi kegiatan
ibadah, kegiatan keagamaan, kegiatan sosial. Pembinaan kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di tiga masjid yang diteliti
oleh peneliti bahwa di masing-masing masjid memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Adapun masjid Al-
Iklas hanya membuat program atau kegiatan pendidikan magrib
mengaji iqro dan alquran, masjid al-fajar melakukan pendidikan
magrib mengaji, pelatihan imam dan khotib, ada juga masjid al-
jamiatussyabab hanya melakukan kegiatan pendidikan magrib mengaji
khusus anak-anak. Pembinaan kegiatan remaja masjid hal yang
dilakukan tiga masjid adanya kegiatan tahsinan dan peringatan hari
besar Islam seperti maulid, muharam dan isra mikraj. Tidak semua
masjid yang melakukan kegiatan tahsinan, akan tetapi ada stu masjid
yang melaksanakan kegiatan tersebut yaitu masjid al-jamiatussyabab.
Pembinaan kegiatan kesejahteraan umat memiliki kegiatan yang sama
yaitu kegiatan zakat, infaq dan sedekah untuk memakmurkan masjid,
ada juga kegiatan tersebut di tiga masjid mmiliki perbedaan. Pada
masjid al iklas melakukan santunan anak yatim dan duafa, sedangkan
di masjid al fajar melaksanakan kegiatan untuk kesejahteraan umat
yaitu donor darah
2. Hambatan Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan Hambatan
Dalam Pembinaan Jamaah Masjid Setiap masjid itu memiliki

63
64

hambatan dalam pembinaan jamaah, salah satu hambatan tersebut


adalah kurangnya minat jamaah yang ada pada tiga masjid yang
diteliti. Maka dalam tiga masjid tersebut ada yang jamaahnya aktif dari
kalangan ibu-ibu daripada kalangan bapak-bapak. Hambatan Dalam
Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan Setiap hambatan tidak
menjamin atas keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan. Adapun di
tiga masjid yang diteliti adanya hambatan kurangnya dana sehingga
tidak memungkinkan untuk membuat kegiatan tersebut berhasil.
Karena dana yang cukup untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan pasti akan berjalan setiap programnya. Hambatan Dalam
Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid Adapun hambatan dalam
pembinaan kegiatan remaja masjid adalah tidak adanya komunikasi
sehingga kegiatan tersebut mengakibatkan tidak berjalan dengan
semestinya. Hambatan Dalam Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan
Umat Hambatan dalam melakukan pembinaan kegiatan kesejahteraan
umat di tiga masjid tidak adanya hambatan, karena kesejahteraan umat
pada tiga masjid di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan itu
sudah sejahtera.
3. Mengatasi Hambatan Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan
Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
Mengatasi Hambatan Dalam Pembinaan Jamaah Masjid Pengurus
masjid memiliki cara untuk mengatasi hambatan dalam pembinaan
jamaah masjid yang kurang untuk partisipasi dalam kegiatan, dengan
cara membuat program yang tidak mengganggu aktifitas jamaah yaitu
dengan waktu libur. Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pelatihan
Dan Pendidikan Para pengurus masjid memiliki strategi agar aktif
dalam program pendidikan pelatihan dengan kekurangan dana para
pengurus masjid akan mengajukan proposal permohonan dana.
Mengatasi Hambatan Dalam Kegiatan Pembinaan Remaja Masjid
Adapun strategi pengurus agar kegiatan remaja masjid aktif dalam hal
kegiatan apapun yang bertujuan untuk memakmurkan masjid. Para
pengurus akan membuat program olahraga dan perpustakaan dengan
65

demikian itu untuk mengaktifkan kembali remaja masjid, yang tadinya


kurang aktif akan menjadi aktif karena program tersebut. Mengatasi
Hambatan Dalam Kegiatan Kesejahteraan Umat Tiga masjid yang
diteliti bahwa dalam kegiatan kesejahteraan umat tidak adanya
hambatan. Maka dari itu tidak adanya cara atau metode dalam
mengatasi hambatan tersebut.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi manajemen
imarah dalam meningkatkan kemakmuran masjid Kelurahan Sei Mati
Kecamatan Medan Labuhan, maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Para pengurus masjid yang masih belum menerapkan ilmu
manajemen imarah seharusnya lebih banyak belajar lagi mengenai
ilmu manajemen masjid, karena manajemen imarah tersebut termasuk
dalam ruang lingkup manajemen masjid.
2. Masjid-masjid yang masih minim kegiatan dapat menambah
kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan pelatihan bagi
jamaah, pelatihan bagi remaja masjid dan pelatihan bagi pengurus.
Serta masjid yang tidak aktif remajanya, dalam hal kegiatan
pendidikan dan hal kegiatan lainnya bisa diaktifkan kembali.
3. Masih banyak pengurus masjid yang kurang memahami tugas dan
tanggung jawab sehingga tidak memiliki perhatian dalam
memakmurkan masjid, maka dari itu pengurus masjid sering-sering
melakukan rapat atau pertemuan agar dengan jelas mengetahui tugas
dan tanggung jawabnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2014, Seni Memakmurkan Masjid, Gorontalo : Ideas Fubblishing,

Aziz, Abdul. 2019, Al-Quran Hafalan Mudah, Bandung : CORDOBA

Agus, Sudarmanto, Eko. Imanuddin, Muhammad. 2022, Manajemen Masjid,


Bandung: WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG

Bungin, Burhan. 2012, Metode Penelitian Kualitatif, Komunikasi,Ekonomi dan


Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Lainnya, Jakarta: Kencana

Budimana, Mustafa. 2019, Manajemen Masjid, Surakarta : Media

Dkk, Soiman. 2022, Pedoman Penulisan Skripsi, Medan: Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi

Diana, Latinga, Ainun. “Peranan Remaja Masjid Ar-Rahman Dalam Pembentukan


Karakter Remaja Yang Relegius Di Desa Waekas Kabupaten Buru”,
Jurnal Kuttab Vol 1, No 1 (Januari 2019) : 79, https://jurnal
.iainambon.ac.id/index.php,/k.jim/articel/donwload/884/600

Firda Halawati, Efektivitas Manajemen Masjid Yang Kondusif Terhadap


Penigkatan Kemakmuran Masjid, “Jurnal Fakultas Ilmu Keislaman 2, no
1(Januari 2021):18, https//jurnal.unisa.ac.id/index.php/jfik/articel/view/74.

Halim, Abdul “Peran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bayuwangi Dalam


Revitalisasu Manajemen Masjid Di Wilayah Bayuwangi”, Jurnal
Manajemen Dakwah, Vol 4, No 1 (Januari 2018): 55, Https//E-
Jurnal.Ac.Id/Index.Php/Imarah/Index

Hizbun Al-Faiyadg Bin Sulaiman, Fadilah “Peran Remaja Masjid Dala


Meningkatkan Kemakmuran Mmasjid Sabil Jannah Banda Aceh” Jurnal
Riset Dan Pengabdian Masyarakat 2, no 1(2022): 48, https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/jrpm/articel/donwload/1005/812

Hadi, Sutrisno. 1999 Metodologi Research, Yogyakarta: UGM Press

J, Lexy. Metodologi Penelitian.

Muhammad Hafiz, Sobirin, Muhammad Nur Kholish Abdurrazaq, “Manajemen


Masjid Islamic Centre Syeikh Abdul Manan Indramayu Di Bidang

66
67

Imarah”, Jurnal Manajemen Dakwah Vol 02, No 02 ( September 2022 ):


https//e-jurnal.iai-al-azhar.ac.id/index.php/idarah/idex.

Mardjoned, Ramlan, 2020 Panduan Pengelolaan Masjid & Islamic Center Dewan
Dawahislamiyah Indonesia, Jakarta: PT. Sinar Media Abadi

Muhammad, E.Ayub. Manajemen Masjid Cet.11, 1977, Jakarta: Gema Insana


PRESS.

Mesiono, Islam Dan Manajemen, 2019, Jakarta: Perdana Pubhlisher

Nugraha, Firman. 2016, Manajemen Masjid:Panduan Pemberdayaan Fungsi-


Fungsi Masjid, Bandung: LEKKAS

Pramono, Joko. 2020, Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan Publik, Solo:


UNISRI

Putra Ahmad, “Eksitensi Masjid Di Era Rasulullah Dan Era Milinial” Jurnal
Masjid, no.1 ( Desember 2019): 247, http: journal mataram.ac.id/artickel.

Rahmadi. 2011, Pengantar Metodologi Penelitian, Banjarmasin:Antasari Press

Rohman, Abd. 2017, Dasar Manajemen, Malang: Citra Insan Selaras

Rosyad Sholeh, 2002, Manajemen Masjid, ( Jakarta: Bulan Bintang)

Rosyad Sholeh, Manajemen Masjid

Syafaruddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta:Ciputat


Press)

Selamet Hartanto, “Konsep Kemakmuran Masjid”, Jurnal Ecoplan 2,no 2


(Oktober 2019): 92,http://ecoplan.ulm.ac.id/index.php/iesp/articel/view/21

Winarso, Widi. Mulyasi, 2022, Pengantar Manajemen, Puwokerto: CV. Pena


Persada

Yani, Ahmad. 2009 Panduan Kemakmuran Masjid, (Jakarta: Al-Qalam


Kelompok Gema Insan

Zaky Mubarak, 2001,Manajemen Pengelolaan Masjid,(Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama)

67
Alamsyah, Slamet. Ketua BKM Al-Fajar, Implementasi Manajemen Imarah
Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Wawancara Pribadi, Medan,
21 Mei 2023

Alamsyah, Slamet. Ketua BKM Al-Fajar, Hambatan Dalam Implementasi


Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid,,
Wawancara Pribadi, Medan, 21 Mei 2023

Alamsyah, Slamet. Cara Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah


Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Medan, Wawancara Pribadi,
21 Mei 2023.

Hendani, Harahap Zulham, Wakil Ketua dan Sekretaris BKM Al-Jamiatussyabab,


Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid, Wawancara Pribadi, Medan, 19 Mei 2023

Harahap, Zulham. Hendani, Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Wawancara Pribadi, Medan, 19 Mei
2023

Harahap, Zulham. Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid, wawancara pribadi, 19 Mei 2023.

Syarbaini, Ketua BKM Al-Iklas, Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Wawancara Pribadi, Medan 26 Mei
2023

Syarbaini, Ketua BKM Al-Iklas, Hambatan Implementasi Manajemen Imarah


Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Wawancara Pribadi, Medan,
26 Mei 2023

Syarbaini, Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid, Medan, Wawancara Pribadi, 26 Mei
2023
LAMPIRAN OBSERVASI

Pengamatan yang dialakukan dalam penelitian ini yaitu mengamati


gambaran kegiatan yang dilakukan pada tiga masjid yang ada di Kelurahan Sei
Mati Kecamatan Medan Labuhan adalah hal-hal sebagai berikut:

Tanggal Dilakukan Hal-Hal Yang Di Obesrvasi


Observasi
11 Maret 2023 Menghadirkan Acara Isra Mikraj Di Masjid Al-Iklas Dan
Observasi
Kegiatan yang di observasi
1. Pembacaan ayat suci al-quran
2. Sholawat
3. Nasyid
16 Maret 2023 Berhadir Pada Acara Isra Mikraj Di Masjid Al-
Jamiatussyabab Dan Observasi
Kegiatan yang diobservasi
1. Qiatur Quran
2. Sholawat oleh anggota remaja masjid
19 Maret 2023 Berhadir Pada Acara Isra Mikraj Di Masjid Al-Fajar Dan
Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Kegiatan yang di observasi
1. Pembacaan ayat suci al quran
2. Sholawat yang ditampilkan oleh pengurus bkm dan
berkolaborasi dengan remaja masjid
19 Mei 2023 Wawancara Dengan Wakil Ketua Dan Sekretaris Bkm
Al-Jamiatussyabab

21 Mei 2023 Wawancara Dengan Ketua Bkm Al-Fajar


26 Mei 2023 Wawancara Dengan Ketua Bkm Al-Iklas
Tabel 6
Waktu Observasi dan Hal di Observasi

69
LAMPIRAN WAWANCARA

Informan Masjid Al-Jamiatussyabab


Nama : Zulham Harahap
Pekerjaan : Mengajar
Usia : 47 Tahun
Profesi : Guru

A. Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran


Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana kegiatan jamaah yang Dengan menyelenggarakan kegiatan
dilakukan dimasjid al- ibadah, menghidupkan pengajian
jamiatussyabab? rutin para jamaah akan rajin datang
kemasjid. Adapun kegiatan dalam
pembinaan jamaah disini adalah
kajian rutin yaitu kajian malam
sabtu dan malam jumat.
2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Dimasjid ini adalah para pengurus
pendidikan dan pelatihan yang masjid membantu menyiapkan
dilakukan di masjid al- pendidikan untuk anak-anak dengan
pendidikan mengenal huruf hijaiyah
jamiatussyabab pak ?
atau disebut dengan mengaji iqro.
3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Kami buatkan mereka program
remaja masjid yang dilakukan di pelatihan remaja masjid agar
masjid al-jamiatussyabab pak ? mereka mengetahui tentang remaja
masjid tersebut. Pada remaja masjid
al-jmaiatussyabab kegiatan yang
dilakukan adalah kegiatan tahsin
quran dan phbi.

70
71

4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Berupa pengolahan zakat.
kesejahteraan umat yang dilakukan
di masjid al-jamiatussyabab pak ?

B. Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Setiap kegiatan pasti adanya
pembinaan kegiatan jamaah di hambatan yaitu banyak hambatan
masjid al-jamiatussyabab pak ? dalam pembinaan jamaah
diantaranya yaitu, kurangnya aktif
jamaah dimasjid ini, sibuk dengan
urusan masing-masing sehingga
tidak bisa aktif dalam mengikuti
kegiatan.
2. Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Hambatan yang terjadi pada
pendidikan dan pelatihan yang
pembinaan kegiatan pendidikan dan
pelatihan di masjid dilakukan dimasjid ini adalah para
al-
pngurus kurang memperhatikan
jamiatussyabab pak ?
pelatihan dan pendidikan yang
dilakukan dimasjid, sehingga
pelatihan dan pendidikan di masjid
ini tidak ada
3. Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Remaja masjid disini memiliki
pembinaan kegiatan remajaanggota yang banyak akan tetapi
masjiddi masjid al-jamiatussyababtidak aktif disaat kegiatan untuk
berkolaborasi dengan pengurus,
pak ?
tetapi mereka hanya aktif di dalam
kegiatan phbi
4. Hambatan Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Dalam pembinaaan kesejahteraan
pembinaan kegiatan kesejahteraan umat tidak memiliki hambatan di
umat di masjid al-jamiatussyabab masjid ini
72

pak ?

C. Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan
1. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan jamaah pembinaan jamaah yaitu
masjid di al-jamiatussyabab pak ? membuatkan program untuk jamaah
yang tidak mengganggu waktu
jamaah untuk mengikuti kegiatan
tersebut.
2. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan pembinaan pendidikan dan
pendidikan dan pelatihan di masjid pelatihan yaitu dengan cara para
pengurus bkm akan belajar kepada
al-jamiatussyabab pak ?
bkm yang terdekat untuk
mengadakan pelatihan dan
pendidikan.
3. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan remja pembinaan remaja masjid yang
masjid di masjid al-jamiatussyabab kurang aktif adalah dengan cara
mengajak mereka berdiskusi untuk
pak ?
mengaktifkan kembali remaja
masjid disini.
73

Informan di Masjid Al-Jamiatussyabab


Nama : Hendani S.Pd.I
Pekerjaan : Mengajar
Usia : 46 Tahun
Profesi : Guru

A. Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran


Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana kegiatan jamaah yang pembinaan jamaah pasti akan
dilakukan dimasjid al- memakmurkan masjid dengan
jamiatussyabab? kegiatan ibadah, kegiatan sosial.
2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
pendidikan dan pelatihan yang berpendapat bahwa mereka akan
dilakukan di masjid al- ikut membantu untuk mengajari
anak-anak mengaji.
jamiatussyabab pak ?
3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Kami buatkan mereka program
remaja masjid yang dilakukan di pelatihan remaja masjid agar
masjid al-jamiatussyabab pak ? mereka mengetahui tentang remaja
masjid tersebut. Pada remaja masjid
al-jmaiatussyabab kegiatan yang
dilakukan adalah kegiatan tahsin
quran dan phbi.
4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Berupa pengolahan zakat.
kesejahteraan umat yang dilakukan
di masjid al-jamiatussyabab pak ?

B. Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
74

Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Hambatan dalam pembinaan
pembinaan kegiatan jamaah di jamaah yaitu kurangnya fasilitas
masjid al-jamiatussyabab pak ? seperti AC tidak dingin sehingga
membuat jamaah tidak nyaman
untuk melakukan aktivitas dimasjid
2. Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Hambatan yang terjadi pada
pendidikan dan pelatihan yang
pembinaan kegiatan pendidikan dan
pelatihan di masjid dilakukan dimasjid ini adalah para
al-
pngurus kurang memperhatikan
jamiatussyabab pak ?
pelatihan dan pendidikan yang
dilakukan dimasjid, sehingga
pelatihan dan pendidikan di masjid
ini tidak ada
3. Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Apakah Terdapat Hambatan Dalam Remaja Masjid Disini Memiliki
Pembinaan Kegiatan Remaja Anggota Yang Banyak Akan Tetapi
Masjiddi Masjid Al-JamiatussyababTidak Aktif Disaat Kegiatan Untuk
Berkolaborasi Dengan Pengurus,
Pak ?
Tetapi Mereka Hanya Aktif Di
Dalam Kegiatan Phbi
4. Hambatan Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat
Peneliti Informan
Apakah Terdapat Hambatan Dalam Dalam Pembinaaan Kesejahteraan
Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat Tidak Memiliki Hambatan Di
Umat Di Masjid Al-Jamiatussyabab Masjid Ini.
Pak ?

C. Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam


Meningkatkan Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan
Labuhan
1. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan jamaah pembinaan jamaah adalah dengan
masjid di al-jamiatussyabab pak ? cara melengkapi fasilitas masjid
agar jamaah rajin dan nyaman
dimasjid.
2. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
75

Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan pembinaan pendidikan dan
pendidikan dan pelatihan di masjid pelatihan yaitu dengan cara para
pengurus bkm akan belajar kepada
al-jamiatussyabab pak ?
bkm yang terdekat untuk
mengadakan pelatihan dan
pendidikan.
3. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Cara mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan remja pembinaan remaja masjid yang
masjid di masjid al-jamiatussyabab kurang aktif adalah dengan cara
mengajak mereka berdiskusi untuk
pak ?
mengaktifkan kembali remaja
masjid disini.
76

Informan Masjid Al-Fajar


Nama : Slamet Alamsyah
Pekerjaan : Pembudi Daya Ikan
Usia : 42 Tahun
Profesi : Wiraswasta

A. Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid


Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana kegiatan jamaah yang Dalam pembinaan jamah yang
dilakukan dimasjid Al-Fajar pak? dilakukan di masjid-masjid yang
lain pasti memiliki persamaan
dalam pembinaan jamaah seperti;
sholat 5 waktu, kajian rutin dan
kegiatan sosial. Adapun kegiatan
kajian rutin ynag dialksanakan di
masjid Al-Fajar yaitu kajian harian
untuk anak-anak setiap malam,
mengaji Alquran, kajian sunnah,
ceramah umum, perwiritan.
2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan bahwa dalam pendidikan yang
pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan dimasjid ini adalah
dilakukan di masjid Al-Fajar pak ? kajian Iqro dan Alquran, kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan
dimasjid ini adalah ada pelatihan
imam dan khatib. Tujuan dilakukan
pelatihan imam ini adalah agar
mereka siap untuk menjadi imam
dan khatib. Ada juga pendidikan
yang dilaksanakn dimasjid ini
adalah membuka sekolah tahfiz.

3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan pembinaan remaja masjid disini
remaja masjid yang dilakukan di kami para pengurus masjid
masjid Al-Fajar pak ? berupaya membina remaja masjid
77

tersebut membuat fasilitas lapangan


dengan program olahraga, dengan
adanya program olahraga tersebut
mereka akan aktif dalam hal apapun
dan membuat mereka agar tidak
malas untuk aktif dimasjid. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada
remaja masjid al-fajar yaitu PHBI,
Kegiatan pelatihan imam.

4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan mengenai kesejahteraan umat
kesejahteraan umat yang dilakukan dilakukan dimasjid ini berupa
di masjid Al-Fajar pak ? kegiatan sosial seperti zakat, donor
darah dan ambulan untuk
masyarakat.

B. Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam penghambat pembinaan jamaah
pembinaan kegiatan jamaah di tidak memiliki hambatan akan tetapi
masjid Al-Fajar pak ? jamaah dimasjid ini tidak aktif
dalam partisipasi untuk
melaksanakan kegiatan dimasjid
tersebut. Walaupun aktifnya dalam
kegiatan PHBI (Peringat Hari Besar
Islam) para jamaah aktif unruk ikut
partisipasi.
2. Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam penghambat pendidikan dan
pembinaan kegiatan pendidikan dan pelatihan dimasjid ini adalah tidak
pelatihan di masjid Al-Fajar pak ? adanya hambatan akan tetapi karena
waktunya sedikit untuk pelatihan
yang dilaksanakan setiap bulan
hanya dua kali. Hal itu tidak
memungkinkan untuk cepat faham
akan platihan yang dilakukan.
3. Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
78

Apakah terdapat hambatan dalam hambatan dalam pembinaan remaja


pembinaan kegiatan remaja masjid tidak memiliki hambatan
masjiddi masjid Al-Fajar pak ? akan tetapi remaja masjid disini
sangat sedikit sehingga dengan
jumlah remaja masjid sedikit akan
terhambatnya sesuatu kegiatan.

4. Hambatan Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam hambatan pembinaan kesejahteraan
pembinaan kegiatan kesejahteraan umat yaitu kurangnya dana masjid
umat di masjid Al-Fajar pak ? untuk kesejahteraan umat.

C. Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan jamaah pembinaan jamaah adalah dengan
masjid di Al-Fajar pak ? pendekatan dan cari tau kenapa dan
ada hal apa shingga terjadi
hambatan, penyelesainya dengan
cara dibicarakan bersama-sama
dengan jamaah.

2. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan


Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan pendidikan dan pelatihan yaitu
pendidikan dan pelatihan di masjid dengan cara menambahkan waktu
untuk kegiatan pelatihan imam agar
Al-Fajar pak ?
mereka ketika di suruh untuk
menjadi imam secara mendadak
mereka akan siap.

3. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan remja pembinaan remaja masjid yang
masjid di masjid Al-Fajar pak ? sedikit orangnya kami para
pengurus masjid akan membuat atau
membuka atau menambah anggota
baru agar para pengurus masjid
79

kalau tidak adanya remaja masjid


tidak akan bisa mencapai tujuan
untuk memakmurkan masjid.
4. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan pembinaan kesejahetraan umat
kesejahteraan umat di masjid Al- dengan cara mengumpulkan para
donatur agar bisa membantu
Fajar pak ?
kesejahteraan umat.
80

Informan Masjid Al-Iklas


Nama : Syarbaini, S.Pd.I
Pekerjaan : Mengajar
Usia : 48 Tahun
Profesi : Guru

A. Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan Kemakmuran Masjid


Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana kegiatan jamaah yang Pembinaan jamaah adalah proses
dilakukan dimasjid Al-Iklas pak? melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas yang mengajak untuk
urusan dunia dan akhirat dengan
saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Pembinaan jamaah masjid
yang ada di masjid al iklas ini
adalah pengajian rutin, ibadah dan
kegiatan sosial. Adapun kajian rutin
yang dilakukan di masjid ini seperti
kajian setiap minggu, kegiatan
ibadah yaitu sholat 5 waktu dan
kegiatan sosial yaitu santunan anak
yatim dan duafa.
2. Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Pendidikan dan pelatihan yang
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dimasjid ini adalah
dilakukan di masjid Al-Iklas pak ? berupa kajian magrib mengaji yang
dikhususkan untuk anak-anak
berusia 5 tahun sampai 10 tahun.
3. Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Pembinaan remaja masjid ini
remaja masjid yang dilakukan di dengan membina mereka agar aktif
masjid Al-Iklas pak ? dalam kegiatan dengan
berkolaborasi para BKM. Adapun
kegiatan yang dilakukan di masjid
al-iklas hanya kegiatan peringatn
hari besar Islam ( PHBI)
4. Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat
81

Peneliti Informan
Bagaimana pembinaan kegiatan Kesejahteraan umat dimasjid ini ada
kesejahteraan umat yang dilakukan berupa kegiatan sosial santunan
di masjid Al-Iklas pak ? anak yatim dan duafa dan
pengolahan zakat.

B. Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Pembinaan jamaah adanya
pembinaan kegiatan jamaah di hambatan yaitu, ketika melakukan
masjid Al Iklas pak ? kegiatan baik itu kegiatan ibadah,
kegiatan kajian rutin, kegiatan sosial
da kegiatan lainnya itu
membutuhkan peran jamaah untuk
partisipasi dalam hal kegiatan untuk
meningkatkan kemakmuran masjid.
Namun, setiap orang memilki
kesibukan masing-masing sehingga
tidak bisa ikut dalam partisipasi
dalam kegiatan. Hal ini
dibutuhkannya implementasi
manajemen pembinaan jamaah
untuk ikut partisipasi dalam
melakukan kegiatan.
2. Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Penghambat pendidikan dan
pembinaan kegiatan pendidikan dan pelatihan yaitu dalam hal
pelatihan di masjid Al Iklas pak ? pendidikan non formal yang
dilakukan dimasjid ini kurangnya
dana untuk mengaji guru ngaji yang
mengajar dimasjid ini sehingga guru
ngaji ini tidak semangat untuk
mengajar.

3. Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid


Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Penghambat remaja masjid disini
pembinaan kegiatan remaja masjid kurang aktif, tidak pernah ikut
masjid Al Iklas pak ? kajian bersama pengurus dalam hal
kolaborasi sehingga remaja masjid
disini terlihat pasif atau tidak aktif.
82

4. Hambatan Pembinaan Kegiatan Kesejahteraan Umat


Peneliti Informan
Apakah terdapat hambatan dalam Tidak adanya hambatan, semua
pembinaan kegiatan kesejahteraan berjalan semestinya dengan
umat di masjid Al Iklas pak ? pengolahan zakat, menyalurkan
zakat dan lainnya.

C. Mengatasi Hambatan Implementasi Manajemen Imarah Dalam Meningkatkan


Kemakmuran Masjid Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan
1. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Jamaah Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan jamaah pembinaan jamaah yaitu dengan
masjid di Al Iklas pak ? cara berkoordinasi jamaah agar ikut
aktif dalam kegiatan.
2. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Mengatasi pembinaan pendidikan
dalam pembinaan kegiatan dan pelatihan untuk guru ngaji
pendidikan dan pelatihan di masjid maka para pengurus mempunyai
Al Iklas pak? cara membuat proposal permohonan
dana agar guru lebih rajin lagi untuk
mengajari pendiikan kepada anak-
anak mengaji.
3. Mengatasi Hambatan Pembinaan Kegiatan Remaja Masjid
Peneliti Informan
Bagaimana mengatasi hambatan Mengatasi hambatan dalam
dalam pembinaan kegiatan remaja pembinaan remaja masjid yang
masjid di masjid Al Iklas pak ? tidak aktif yaitu dengan cara
membina mereka lebih santai agar
mereka aktif dan membuatkan
mereka program olahraga agar
remaja masjid disini terlihat aktif
kembali.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 2
Surat Izin Penelitian 3 Masjid

83
84

Gambar 3
Wawancara bersama Wakil Ketua Dan Sekretaris BKM
Bapak Hendani dan Bapak Zulham

Gambar 4
Foto Bersama Wakil Ketua dan Sekretaris BKM
Bapak Hendani dan Bapak Zulham
85

Gambar 5
Wawancara Bersama Ketua BKM Al-Fajar
Bapak Slamet Alamsyah

Gambar 6
Foto Bersama Ketua BKM Al-Fajar
Slamet Alamsyah
86

Gambar 7
Wawancara Bersama Ketua BKM Al-Iklas
Bapak Syarbaini, S.Pd.I

Gambar 8
Foto Bersama Ketua BKM Al-Iklas
Bapak Syarbaini, S.Pd.I
87

Gambar 9
Kegiatan Kajian Rutin Masjid Al-Fajar

Gambar 10
Kegiatan PHBI Masjid Al-Fajar
88

Gambar 11
Kegiatan Santunan Anak Yatim Dan Duafa
Masjid Al-Iklas
89

Gambar 12
Kegiatan PHBI
Masjid Al-Jamiatussyabab

Anda mungkin juga menyukai