TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Ekonomi Syariah
Oleh :
NOOR MAISYARAH
1915.0033
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAZKIA
2022 M/1444 H
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAN PELIMPAHAN HAK CIPTA
arah)
19150033
ii
PENGESAHAN TESIS
Panitia Ujian,
Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, M.Si Assoc Prof. Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc., CFP
Tanggal Sidang: 8 September 2022 Tanggal Lulus: ....................................
iii
MOTTO
Ingatkan dirimu, bahwa tugasmu adalah menjadi manusia baik. Jalankan sekarang,
karena tidak lama lagi kita akan tiada
(Dr.H Fahrudin Faiz, S.ag M.Ag)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ANALISIS
IMPLEMENTASI PENGUKURAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
MENGGUNAKAN METODE INDEKS DESA ZAKAT VERSI 2.0 (STUDI KASUS
KOTA BANJARMASIN) Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Magister Ekonomi Syariah, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia. Shalawat
dan salam disampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaatNya di yaumil akhir nanti,
Amin.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk mengetahui analisis implementasi
pengukuran tingkat kesejahteraan desa di Kalimantan Selatan menggunakan alat ukur
Indeks Desa Zakat versi 2.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Assoc. Prof. Dr. Murniati Mukhlishin, M.Acc., IFP, selaku Rektor Institut Agama
Islam Tazkia yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan,
penelitian dan penulisan tesis ini.
2. Dr. Achmad Firdaus, M.Si, selaku Dekan Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia
yang telah memberikan kesempatan dan arahan pendidikan, penelitian dan penulisan
tesis ini.
3. Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Magister
Ekonomi Syariah Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia yang telah membimbing
dan memberikan arahan pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini.
4. Dr. Andang Heryahya, M.Pd., M.Pd.I, selaku pembimbing I dalam penulisan tesis ini
dan dosen yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak permulaan
sampai dengan selesainya tesis ini.
5. Muhammad Hasbi Zaenal Ph.D, selaku Pembimbing II dalam penulisan tesis dan
dosen yang ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan dan motivasi
mulai dari awal sampai akhir.
v
6. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia
Konsentrasi Bisnis Manajemen Syariah angkatan 2019, sebagai teman berbagi rasa
dalam suka dan duka.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun
tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi
pengembangan pembelajaran ekonomi syariah di masa depan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Noor Maisyarah
vi
ABSTRACT
vii
ABSTRAK
Latar Belakang – Penelitian sebelumnya pada umumnya menggunakan alat ukur yang
dikeluarkan Puskas Baznas tahun 2017 yaitu IDZ yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak oleh zakat. Sama seperti
IDZ sebelumnya, IDZ versi 2.0 ini dapat digunakan tidak hanya saat akan memberikan
bantuan zakat tetapi juga bisa diberikan untuk menilai perkembangan suatu kelompok
saat telah diberikan zakat ataupun untuk menentukan apakah bantuan zakat masih perlu
diberikan saat mendekati akhir program. Maka dari itu IDZ versi 2.0 sebagai alat
pengukuran kondisi desa untuk menilai program Kerjasama antara masyarakat setempat
dengan pengelola baznas kota Banjarmasin.
Tujuan – Penelitian bertujuan untuk Mengetahui implementasi perhitungan tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam program pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai jingah
dengan Indeks Desa Zakat versi 2.0 (IDZ). Mengetahui Solusi Kesejahteraan masyarakat
di Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai Jingah.
Metode Penelitian – Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, menghitung Indeks Desa
Zakat versi 2.0 Desa Sungai Jingah, dan menggunakan diagram tulang ikan untuk
mengelompokkan masalah prioritas, dan kemudian menentukan strategi solusi
berdasarkan hasil wawancara dan Indeks Desa Zakat hasil perhitungan.
Temuan – Hasil penghitungan nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah, sebesar
0.61. Nilai tersebut menunjukkan baik, sehingga kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Terdapat 2 dimensi dengan angka rendah yaitu dimensi ekonomi (0.52), dan dimensi
sosial & kemanusian (0.50). Sementara itu tiga dimensi lainnya, yaitu dimensi pendidikan
(0.75), kesehatan (0.61), dan dakwah & advokasi (0.66) yang dinilai baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
viii
DAFTAR ISI
MOTTO ...................................................................................................................... iv
ABSTRACT............................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xi
vii
2.3 Konsep Indeks Desa Zakat Versi 2.0 ............................................................... 14
viii
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 76
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................84
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4. 16 Nilai Indeks Variabel Indikator Fasilitas Pendidikan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 56
Tabel 4. 17 Nilai Indeks Indikator Sosial & Kemanusian .............................................. 57
Tabel 4. 18 Indikator & Variabel Dimensi Sosial & Kemanusian ................................ 58
Tabel 4. 19 Nilai Indeks Variabel Indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 58
Tabel 4. 20 Nilai Indeks Variabel Indikator Infrastruktur Listrik,Komunikasi,Dan
Informasi Kelurahan Sungai Jingah ....................................................................... 58
Tabel 4. 21 Nilai Indeks Variabel Indikator Mitigasi Bencana Alam Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 59
Tabel 4. 22 Nilai Indeks Variabel Indikator Kependudukan Kelurahan Sungai Jingah. 59
Tabel 4. 23 Nilai Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi ................................ 61
Tabel 4. 24 Indikator & Variabel Dimensi Dakwah & Advokasi ................................. 61
Tabel 4. 25 Nilai Indeks Indikator Tersedianya Sarana Dan Pendamping Agama
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 62
Tabel 4. 26 Nilai Indeks Variabel Indikator Tingkat Pengetahuan Agama Masyarakat
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 62
Tabel 4. 27 Nilai Indeks Variabel Indikator Tingkat Aktivitas Keagamaan Dan
Partisipasi Masyarakat Kelurahan Sungai Jingah ................................................... 63
Tabel 4. 28 Nilai Indeks Variabel Indikator Perilaku Masyarakat Desa Kelurahan
Sungai Jingah.......................................................................................................... 64
Tabel 4. 29 Nilai Indeks Variabel Indikator Pengenalan Medan Dakwah Kelurahan
Sungai Jingah.......................................................................................................... 64
Tabel 4. 30 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah Menurut Umur .................................. 74
Tabel 4. 31 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah Menurut Pendidikan .......................... 74
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pendistribusian dana zakat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi
mustahik.(Puskas BAZNAS, 2019)
Ada beberapa indeks yang telah dirumuskan untuk pengukuran kemiskinan di berbagai
negara termasuk Indonesia. (I. S. Beik, 2016) alat untuk mengukur kesejahteraan dan
kemiskinan tidak semata-mata didasarkan pada material semata namun juga dengan
pendekatan spiritual. Indeks yang digunakan di Pakistan dengan fokus konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah dalam zakat dan jumlah penerima
zakat sebagai tiga penentu utama pengukuran. (Abdullah et al., 2015) Menggunakan
tingkat upah minimum pekerja nasional di Nigeria, Pengeluaran dan indeks kemiskinan
multidimensi pada standar hidup digunakan untuk mengukur kemiskinan. penelitian yang
diidentifikasi dalam hal pengukuran pasca evaluasi penyaluran zakat efektivitas zakat
ditinjau dari sisi penerima zakat terhadap pengentasan kemiskinan guna memberikan
rekomendasi untuk perbaikan program dan layanan Lembaga zakat (Shaikh, 2017)
Badan Pusat Statistik dalam mengukur kemiskinan menggunakan konsep pendekatan
basic needs approach. Konsep kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar ini
melihat kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut
yang diukur dari segi pengeluaran. Penduduk miskin didefinisikan sebagai masyarakat
yang rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah garis kemiskinan.
Dan Badan Pusat Statistik untuk mengukur penduduk miskin menggunakan konsep garis
kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai uang rupiah yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar selama sebulan.penduduk yang memiliki dibawah rata-rata pengeluaran
per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai masyarakat miskin. (BPS-
Statistics Indonesia, 2014)
Pada program Zakat Community Development, adalah program yang diinisiasi oleh
BAZNAS dalam memberdayakan masyarakat yang hidup di desa yang tertinggal
kesejahteraannya, maupun sarana dan prasarananya. Dengan memberikan komunitas
mustahik ini dapat saling bahu-membahu dalam memanfaatkan dana yang dikelola untuk
membantu usaha yang telah dijalankan oleh mereka, seperti bertani, berkebun, berdagang,
dan lain-lain. Sehingga, diharapkan kesejahteraan mereka akan meningkat dan tidak
hanya dari sisi material, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan spiritual pun ikut
meningkat. Saat ini bentuk bantuan zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS
3
G
a
m
b
4
Garis kemiskinan kota Banjarmasin selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2020 garis kemiskinan naik menjadi Rp. 543.546 dari sebelumnya Rp. 509.773 pada
tahun 2019. Penduduk kota Banjarmasin tergolong miskin yang pengeluaran
perkapitanya di bawah garis kemiskinan.
Masalah kemiskinan bukan hanya angka dan persentase. Namun yang harus
diperhatikan adalah bagaimana pemerintah dapat menekan jumlah penduduk miskin.
Selama kurun waktu 2016-2020 terjadi fluktuasi nilai indeks kedalaman (P1) kemiskinan
dengan pola yang hampir sama dengan fluktuasi jumlah penduduk miskin. Setelah sempat
membaik di tahun 2016 indeks kedalaman kemiskinan tahun 2017 mengalami
peningkatan dari 0,57 menjadi 0,84. Namun pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020
indeks kedalaman kemiskinan kembali membaik hingga menjadi 0,54 di tahun 2020.
Persentase penduduk miskin yang terus menurun cenderung tetap hingga tahun 2020. Hal
ini menunjukan bahwa menurunya persen penduduk miskin diiringi dengan pengeluaran
penduduk miskin bergerak semakin mendekati garis kemiskinan. (BPS-Statistics Kota
Banjarmasin, 2021)
Peningkatan jumlah penduduk miskin di Kalsel karena adanya pandemi Covid-19 yang
berdampak besar bagi masyarakat. mulai dari pemutusan hubungan kerja, pembatasan
5
LANDASAN TEORI
7
8
ۗ َي ُْوقِنُ ْون ٰ ْ َوالَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب َما ٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَي َْك َو َما ٓ ا ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْب ِل َك ۚ َو ِب
اْل ِخ َر ِة ُه ْم
ٰٰۤ ُ ٰٰۤ ُ
َول ِٕى َك ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون ع ٰلى ُهدًى ِم ْن َّربِ ِه ْم ۙ َوا
َ ول ِٕى َك ا
9
”Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,
dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqarah, ayat:4-5).(Kemenag,
2019)
Menurut Al-Imam Al-Ghazali menjabarkan kesejahteraan kedalam sebuah rumusan
konsep berupa fungsi kesejahteraan (maslahah) sosial. Dalam bukunya (Ghazali, 1994)
dikemukakan dalam masyarakat Islam terdapat lima aspek sangat berpengaruh terhadap
tercapainya kesejahteraan sosial yaitu; tujuan utama syariat Islam adalah Agama (din),
Jiwa (nafs), Akal (aql), Keturunan (nasl), Harta (maal). Serta kegiatan ekonomi
merupakan Kewajiban sosial masyarakat telah ditentukan oleh Allah SWT. Jika hal ini
tidak dilakukan, kehidupan dunia akan runtuh dan kehidupan manusia akan binasa (Al-
Ghazali, 1994). Selanjutnya, ia memberikan tiga alasan mengapa seseorang harus terlibat
dalam kegiatan ekonomi; pertama, untuk memenuhi kebutuhan yang bersangkutan,
kedua, untuk kebahagiaan keluarga, dan ketiga, untuk membantu orang lain yang sedang
dalam kesulitan. Dari ketiga kriteria di atas, terlihat bahwa kebahagiaan seseorang akan
terpuaskan jika tingkat kebutuhannya terpenuhi. Sebenarnya kebahagiaan pada tataran
teoritis memiliki banyak aspek penerapannya, namun dalam hal ini lebih dititikberatkan
pada pencapaian kebahagiaan seseorang berdasarkan derajat kebutuhan akan harta benda.
2.1.1 Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan
kehidupan masyarakat yang diukur dari standar kehidupan dan keadilan yang diterapkan
di masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan peningkatan
kesejahteran masyarakat akan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan dalam
kehidupan masyarakat. (Badrudin,2012). Dalam pembangunan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dikarenakan pembangunan
ekonomi akan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin terus membaik.
Sebagaimana disebutkan dalam QS.Al-Maidah, ayat 8 :
ع ٰلٓى ا َ َّْل
َ شن َٰا ُن قَ ْوم ِِۖ ش َهدَ ٰۤا َء ِب ْال ِقس
َ ْط َو َْل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم ُ ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِللّٰ ِه
َب ِللت َّ ْق ٰو ِۖى َواتَّقُوا اللّٰهَ ا َِّن اللّٰهَ َخبِي ٌْۢر بِ َما ت َ ْع َملُ ْون
ُ ت َ ْع ِدلُ ْوا اِ ْع ِدلُ ْوا ُه َو ا َ ْق َر
10
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ketakwaan yang
benar akan jelas jalan keluar dari berbagai kesulitan, serta membuka pintu rezeki dari
sumber yang tiada dapat diduga sama sekali. (QS.Al-Maidah, ayat 8) (Kemenag, 2019)
Di Dalam firman Allah Swt diatas dijelaskan bahwa Kesejahteraan akan terwujud
apabila terpenuhinya keadilan didalam masyarakat. Apabila keadilan tidak terwujud
maka kesejahteraan masyarakat menjadi hilang. Menurut Imam Al-Ghazali
memperkenalkan konsep maslahah yang menganggap harta sebagai kesejahteraan
masyarakat, harta baginya dapat mendatangkan kebaikan dan sebaliknya dapat
menimbulkan kerugian. (Ghazali, 1994)
Menurut (Badrudin, 2012) kesejahteraan masyarakat akan menunjukan hasil
pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik meliputi: Pertama
Peningkatan kapasitas dan pemerataan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal,
kesehatan dan perlindungan; kedua meningkatkan taraf kehidupan, taraf pendapatan,
pendidikan yg lebih baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai
kemanusian serta Memperluas skala ekonomi dan tersedianya pilihan sosial dari individu
dan bangsa.
2.1.2 Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan masyarakat ialah kondisi memperlihatkan tentang keadaan
kehidupan masyarakat yang diukur dari standar kehidupan dan keadilan yang diterapkan
di masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan peningkatan
kesejahteran masyarakat akan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan dalam
kehidupan masyarakat. (Badrudin, 2012). Dalam pembangunan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dikarenakan pembangunan
ekonomi akan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin terus membaik.
2.1.3 Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa (Widjaja, 2005) ,
11
(Wulandari, 2014). Desa merupakan unit terkecil pemerintahan dalam lingkup tata
pemerintahan di indonesia. Dalam ketentuan (Undang-Undang (UU) Tentang
Pemerintahan Daerah, 2004) nomor 32 menyatakan desa atau yang dikenal sebagai
kesatuan masyarakat hukum dengan batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem negara kesatuan pemerintahan
Republik Indonesia..
Dalam (Peraturan Pemerintah (PP) Tentang Desa, 2015) Pemerintahan Nomor 72,
Pembentukan desa hanya didasarkan pada satu indikator jumlah penduduk, yang
dibedakan berdasarkan pulau dan langsung menjadi desa resmi dalam RUU baru nomor
6 (UU Desa), 2014 indeks penduduk tidak lagi hanya pulau, tetapi lebih rinci mengingat
jumlah penduduk lebih besar dari sebelumnya. Jika sebelumnya hanya cukup untuk
penduduk 2.500 jiwa, maka undang-undang desa mewajibkan 4.500 jiwa dan disiapkan
selama 13 tahun.
Dengan demikian, pembangunan Indonesia dari desa dapat dipahami sebagai
pemeliharaan, pemajuan, dan peningkatan masyarakat di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sehingga mereka dapat dan diberdayakan untuk memanfaatkan
seluruh potensi daerah, potensi ekonomi, potensi keuangan, modal sosial dan potensi
lainnya. Pembangunan desa adalah pembangunan daerah yang dimulai dari tingkat
pemerintahan yang paling rendah. Berikutnya akan diperluas pada pembangunan tingkat
kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dunia, hingga universal (Azwardi & Sukanto,
2014).
Masyarakat desa mempunyai Sistem kehidupan biasanya berkelompok berdasarkan
kekerabatan (gemeinschaft atau paguyuban) sebagian besar anggota masyarakat hidup
dari pertanian. Pekerjaan non pertanian adalah pekerjaan sambilan untuk mengisi waktu
luang. Masyarakatnya homogen dalam hal mata pencaharian, agama dan adat istiadat
(Hanif Nurcholis, 2017)
2.2 Pengukuran Kesejahteraan
Masalah yang dihadapi negara berkembang adalah kesejahteraan warganya.
Kesejahteraan telah menjadi komponen penting bangsa. Bahkan didirikan Negara dalam
rangka mencapai kemakmuran penduduknya. Berbagai cara, metode, aturan, alat, Metode
12
atau kebijakan dipilih dan diimplementasikan suatu negara untuk mencapai suatu tujuan
Ini. Nilai dan institusi sosial yang berbeda ini dapat Menjadi alat untuk membuat lebih
banyak teratur dan lebih baik. dorongan juga membentuk sebuah negara. Negara
dibutuhkan dan dibentuk Buat ketertiban dan lebih banyak kehidupan Ini juga disebut
manfaat. jadi, Kesejahteraan adalah impian semua orang dan semua orang masyarakat,
bahkan setiap negara. Status bertahan hidup Masyarakat dan negara yang sejahtera
menjadi sesuatu diidealkan. (Cahyadi, 2017)
Konsep dan ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah dikembangkan dan
digunakan di beberapa negara selalu menggunakan ukuran multidimensi(AstutI, 2022).
Hal ini dapat dimengerti, karena masalah kesejahteraan masyarakat sangat beragam dan
kompleks sehingga tidak dapat ditangani dengan pendekatan satu dimensi. Berikut ini
adalah beberapa konsep pengukuran kesejahteraan yang selama ini digunakan, yaitu:
a. Human Development Index (HDI)
Konsep pengukuran Indeks Pembangunan Manusia atau dikenal dengan Human
Development Index (HDI) dikembangkan oleh United Nations Development Program
untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan. Inti dari konsep kesejahteraan ini
adalah menjadikan “investasi sosial” untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai motor penggerak (trigger) utama bagi pembangunan berkelanjutan.
Indeks tersebut digunakan untuk mengukur perkembangan pembangunan manusia suatu
negara dan memiliki empat (empat) indikator utama, yaitu: (1) tingkat melek huruf; (2)
tingkat partisipasi pendidikan; (3) harapan hidup; (4) PDB per kapita /daya beli). IPM
dengan demikian melihat konsep kesejahteraan sebagian, dalam hal pendidikan,
kesehatan, dan tingkat pengeluaran aktual untuk memenuhi kebutuhan individu (Muvid
& Miftahuuddin, 2022)
b. Indeks Kesejahteraan Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia,sebagai lembaga pemerintah,Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia menggunakan 18 variabel, ditugaskan untuk mengadministrasi
data dan informasi di Indonesia, mengintroduksi 18 indikator tentang kesejahteraan
masyarakat meliputi sebagai berikut: Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP); Kepadatan
Penduduk per km (KPP); Angka Melek Huruf (AMH); Rata-rata Lama Sekolah (RLS);
Angka Harapan Hidup (AHH); Pengeluaran per Kapita (PPK); Persentase Rata-rata
13
program yaitu Pusat Kajian Strategis BAZNAS telah dihasilkan beberapa alat ukur yang
terkait langsung dengan penyaluran zakat, misalnya indeks zakat nasional, indeks
kesejahteraan BAZNAS dan indeks desa zakat, Indeks Pendayagunaan Zakat, Indeks
Kesejahteraan BAZNAS, Indeks Literasi Zakat, Indeks Pembangunan Zakat Comics
(IPZN).
2.3 Konsep Indeks Desa Zakat Versi 2.0
Indeks Desa Zakat (IDZ) merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Pusat Kajian
Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas-BAZNAS) pada tahun 2017. Tujuan dari
IDZ untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak
oleh zakat. Tidak hanya berhenti pada status layak atau tidak tetapi adanya IDZ juga bisa
memberikan gambaran program seperti apa yang tepat untuk diberikan. Sama seperti IDZ
sebelumnya, IDZ 2.0 ini dapat digunakan tidak hanya saat akan memberikan bantuan
zakat tetapi juga bisa diberikan untuk menilai perkembangan suatu kelompok saat telah
diberikan zakat ataupun untuk menentukan apakah bantuan zakat masih perlu diberikan
saat mendekati akhir program.
Metode penghitungan ini merupakan penggabungan dari setiap tahap pembobotan
pada masing-masing komponen penyusunnya secara bertahap. Indeks Desa Zakat terdiri
dari lima dimensi, yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan serta
dakwah dan advokasi. Pada Indeks Desa Zakat 2.0, ada pengubahan nama dimensi kelima
yang semula dakwah menjadi dakwah dan advokasi. Adanya penambahan indikator dan
variabel dilakukan bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan serta dakwah
dan advokasi. Di sisi ekonomi, tidak ada variabel tambahan, tetapi beberapa penyesuaian
pada skala Likert. Tujuan penambahan maupun penyesuaian skala likert tersebut
diharapkan dapat tergambarkan kondisi desa yang lebih baik lagi.
Tahapan Implementasi Indeks Desa Zakat 2.0 sebagai berikut:
1. Persiapan
a Memperoleh data dan mempelajari data sekunder terkait wilayah yang akan
diukur
b Berkomunikasi dengan penanggung jawab wilayah dan pihak terkait
(jadwal, kebutuhan data yang akan diminta,dll), di wilayah tujuan.
2. Pencarian data dan observasi
15
a Mencari data dan melengkapi data melalui kantor desa, serta para pihak
terkait untuk kemudian mempelajarinya.
b Mewawancarai tokoh kunci untuk menggali dan mendalami informasi yang
diperlukan.
c Observasi untuk memastikan kebenaran data dan informasi serta
mengambil beberapa gambar/foto yang dianggap penting dan mendukung.
3. Pengisian kuesioner dan input data
a Mengisi formulir catatan lapangan
b Pengisian kuesioner IDZ 2.0 dapat dilakukan pada saat wawancara dan
ketika telah mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan siap diinput.
c Setelah semua pertanyaan pada lembar kuesioner terisi dengan data yang
valid, kemudian data diinput kedalam dashboard IDZ 2.0 yang telah
disiapkan.
4. Penilaian IDZ
Semua data yangtelah diinput dan dinilai berdasarkan instrument IDZ,formulir catatan
lapangan, dan data sekunder. Penilaian akhir dilakukan berdasarkan keputusan kolektif.
2.4 Penelitian Terdahulu
Merujuk pada hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini,
beberapa hasil penelitian telah dilakukan oleh:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
2014) Meneliti tentang efektivitas alokasi dana desa (add) dan kemiskinan di
provinsi sumatera selatan menggunakan metode analisis yang digunakan bersifat
deskriptif kualitatif dan analisis inferensial, berupa regresi sederhana. Dan
(Rusli, Abubakar Hamzah, 2013), Untuk menguji pengaruh modal produksi zakat
terhadap pengentasan kemiskinan di Aceh Utara dengan metode regresi dengan
mempelajari regresi linier dan untuk analisis data digunakan uji beda Wilcoxon..
b. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah Kelompok Binaan BAZNAS
di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Indeks Desa Zakat versi 2.0
sebagai alat mekanis digunakan untuk mengukur keadaan desa sehingga dapat
ditunjukkan apakah dapat didukung oleh dana zakat.Waktu pengambilan data
pada bulan Juni-Agustus 2022 tempat pengambilan data kelompok binaan
BAZNAS . Oleh karena itu Indeks Desa Zakat versi 2.0 ini dapat digunakan
sebagai alat monitoring dan evaluasi atas proses pengelolaan zakat di desa. Dalam
penelitian ini metode kuantitatif digunakan dalam menyusun komponen
pembentukan model estimasi perhitungan nya. Adapun komponen-komponennya
sebagai yaitu dimensi, variable, dan indikator. Aspek tersebut meliputi lima aspek
yaitu Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Kemasyarakatan dan Kemanusiaan,
Dakwah dan Advokasi.
2.6 Kerangka Pemikiran
Seperti yang diketahui bahwa membangun Indonesia dari desa maka
memberdayakan masyarakat desa dengan berbagai program pemberdayaan. Sebagian
besar masyarakat tinggal di pedesaan memiliki kehidupan yang belum sejahteraan. Bagi
masyarakat bidang pertanian merupakan lahan untuk mendapatkan penghasilan, lapangan
pekerjaan yang ada di desa sangat terbatas. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas
SDM masyarakat desa, lapangan kerja yang terbatas di pedesaan dan hanya berorientasi
pada pertanian, karena terdesaknya pengangguran mengakibatkan masyarakat desa
melakukan urbanisasi, akibatnya perkembang dalam memanfaatkan potensi alam desa
kurang, potensi yang ada di desa bisa merubah kehidupan masyarakat desa menjadi lebih
baik jika dimanfaatkan dengan baik dan tepat. Berikut adalah kerangka pemikiran yang
akan menjadi acuan saya dalam meneliti tentang desa.
26
Dimensi
Dimensi Sosial Dimensi Dimensi Dimensi
Dakwah &
& Kemanusian Pendidikan Kesehatan Ekonomi
advikasi
Perhitungan
Indeks Desa zakat
G
a
m
b
a
r
2
.
1
K
e
r
BAB III
METODE PENELITIAN
27
28
Namun di tahun 2020 ada pembaharuan komponen indeks desa zakat 2.0 dengan
penambahan indikator dan variabel yaitu pada dimensi Kesehatan, Pendidikan, social
dan kemanusian serta dakwah dan advokasi. Komponen Indeks Desa Zakat dapat dilihat
pada tabel berikut (Puskas Baznas, 2020).
Tabel 3. 1 Perbedaan Jumlah Indikator dan Variabel pada IDZ
Keterangan :
Indikator x = Indeks pada variabel x
Skor x = Nilai skor aktual pada pengukuran variabel x
Skor max = 5 (nilai paling besar)
Skor min = 1 (nilai paling kecil)
Setelah mengetahui nilai setiap indikator, orang mengalikan bobot setiap indikator
untuk mendapatkan jumlah indikator. Indeks indikator tersebut kemudian dikelompokkan
34
40
41
Kelurahan sungai jingah berbatasan dengan sungai martapura, kondisi sungai yang
ada di kelurahan sungai jingah setiap tahunnya mengalami musim pasang surut yang tidak
begitu lama. Sungai martapura ini dimanfaatkan oleh penduduk di kelurahan sungai
jingah sebagai rute transportasi air untuk lokasi jual beli diatas perahu.
Sungai Jingah adalah sebuah desa di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Wilayah kelurahan sungai jingah
berbatasan dengan di sebelah Utara Kabupaten Barito Kuala, sebelah Timur Kelurahan
Sungai Andai, sebelah Selatan Sungai Martapura- Kecamatan Banjarmasin Timur dan
sebelah Barat Kelurahan Antasan Kecil Timur. Luas wilayah kecamatan Banjarmasin
utara kelurahan sungai jingah luas 4,698 (Km²). memiliki 2 Rukun warga (RW) dan 28
Rukun tetangga (RT). Jumlah penduduk kelurahan sungai jingah 13.737 jiwa. Tempat
peribadatan di kelurahan sungai jingah 4 masjid, 19 langgar/ mushola. Sentra industri
kecil di kelurahan sungai jingah yaitu produk kain sasirangan,kue rokok dan kebun sehat
kelompok binaan baznas .
Distribusi tenaga kerja dibagi menjadi tiga yaitu: pertanian (pertanian, kehutanan,
perburuan, perikanan), industri dan jasa. Sekitar 77,96% sebagian besar terlibat dalam
pekerjaan industri jasa. Sedangkan sektor industri dan pertanian masing-masing
menyerap 20,40% dan 1,62% tenaga kerja.Sektor perdagangan dan eceran merupakan
bagian dari kelompok sektor jasa yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal mendasar
keterlibatan seseorang dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai pengusaha atau sebagai
pekerja (buruh).
42
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, Indeks Desa Zakat Kelurahan
Sungai Jingah sebesar 0,61. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kondisi Kelurahan Sungai
Jingah secara umum dinilai baik. Kelurahan sungai Jingah kurang diprioritaskan untuk
dibantu. Hasil nilai indeks dari masing-masing dimensi. Nilai Indeks Desa Zakat
Kelurahan Sungai Jingah didapatkan dari penghitungan tahap lima, yaitu mengalikan
indeks yang diperoleh setiap dimensi dengan bobot masing-masing indeks sebagai
berikut,
IDZ = 0.25X1 + 0.16X2 + 0.20X3+ 0.17X4 + 0.22X5
IDŹ = 0.25(0.52) + 0.16(0.61) + 0.20(0.75) + 0.17(0.50) + 0.22(0.66)
IDZ = 0.6078~ 0.61
Ringkasan Hasil nilai indeks desa zakat Kelurahan Sungai Jingah dimensi ekonomi
0.52. Nilai tersebut menunjukan Kelurahan Sungai Jingah cukup baik dan dapat
dipertimbangkan untuk dibantu ekonominya. Dimensi kesehatan bernilai 0.61
menunjukan keterangan Kelurahan Sungai Jingah baik dengan interpretasi kurang
diprioritaskan untuk. Dimensi pendidikan bernilai 0.75 menunjukan nilai Kelurahan
Sungai Jingah baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu dana zakat. Dimensi sosial
& kemanusian bernilai 0,50 menunjukan nilai Kelurahan Sungai Jingah cukup baik
dengan interpretasi dapat diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi dakwah & advokasi
bernilai 0.66 menunjukan keterangan Kelurahan Sungai Jingah baik, kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Jadi hasil Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah menunjukan bahwa
dimensi social & kemanusian dan dimensi ekonomi nilainya paling rendah 0,50 dan 0,52
dari dimensi lainya artinya Kelurahan Sungai Jingah dapat dipertimbangkan untuk
dibantu ekonomi kelurahan tersebut.
4.2.1 Dimensi Ekonomi
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai indeks dimensi
ekonomi Kelurahan Sungai Jingah sebesar 0.52. Kondisi tersebut dinilai cukup baik,
sehingga perekonomian Kelurahan Sungai Jingah dapat dipertimbangkan untuk terus
dikembangkan.
Dimensi ekonomi terdiri dari empat variabel, yaitu Kegiatan ekonomi produktif (X11),
pusat perdagangan desa (X12), akses transportasi dan jasa logistik/pengiriman (X13), dan
44
akses lembaga keuangan (X14). Nilai indeks dari masing-masing variabel dapat dilihat
pada Gambar berikut:
0,7 0,74
0,6 0,67
0,6
0,5
0,4
0,3 0,34
0,2
0,1
0
Kegiatan Ekonomi Pusat Perdagangan Desa Akses Transportasi dan Akses Lembaga Keuangan
Produktif Jasa Logistik/Pengiriman
Indeks Indikator
Pada gambar diatas menunjukan hasil indikator kegiatan ekonomi produktif kelurahan
Sungai Jingah dengan nilai indeks terkecilnya 0,34 skor 2 rentang nilai 0.21-0.40
45
keterangan kurang baik dengan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu. Untuk akses
lembaga keuangan 0.60 masih dikatakan cukup baik dengan rentang nilai 0.41-0.60
dikarenakan adanya lembaga keuangan yang berada kelurahan sungai jingah oleh karena
itu dapat dipertimbangkan untuk dibantu.
Akses transportasi dan jasa logistik dengan nilai indeks 0.67 rentang nilai 0.61-
0.80 keterangan baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu. untuk Indikator pusat
perdagangan desa skor 4 nilai indeks tertinggi 0.74 keterangan baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks dimensi ekonomi diperoleh pada penghitungan, yaitu
X1 = 0.45X11 + 0.20X12 + 0.15X13 + 0.20X14
X1 = 0.45(0.34) + 0.20(0.74) + 0.15(0.67) + 0.20(0.60)
X1 = 0.5215~ 0.52
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari gambar berikut:
Tabel 4. 2 Indikator & variabel dimensi Ekonomi
Tabel 4. 3 Nilai Indeks Variabel, Indikator Ekonomi Produktif Kelurahan Sungai Jingah
Tabel 4. 4 Nilai indeks indicator variable Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai Jingah
Pada Tabel 4.4 diatas adanya terdapat pasar sebagai sarana dan penyedian kebutuhan
masyarakat Kelurahan Sungai Jingah dengan nilai 0.50 baik tradisional dan online sangat
dapat dipertimbangkan untuk dibantu agar perekonomian warga bisa lebih meningkat.
Untuk tempat berdagang seperti warung warung jajanan, warung sayur mayor dan
warung sembako yang tersebar Kelurahan Sungai Jingah pertokoan yang tersebar dan
minimarket dengan nilai 1.00 keterangan sangat baik dan tidak diprioritaskan untuk
dibantu.
Nilai indeks indicator pusat perdagangan desa diperoleh pada penghitungan, yaitu
X12 = 0.53X121 + 0.47X122
X12 = 0.53(0.50) + 0.47(1.00)
X12 = 0.735~ 0.74
48
Tabel 4. 5 Nilai indeks variabel indikator Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai Jingah
Akses masyarakat Kelurahan Sungai Jingah terhadap lembaga keuangan dan Tingkat
pengguna jasa/layanan lembaga keuangan dengan nilai indeks 0.50 rentang nilai 0.41-
0.60 keterangan cukup baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk dibantu.
Keterlibatan penduduk terhadap rentenir memiliki indeks sebesar 0.75 yang berarti
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator akses transportasi dan jasa logistic/pengiriman barang diperoleh
pada penghitungan, yaitu
X14 = 0.30X141 + 0.40X142 + 0.30X143
X14 = 0.30(0.50) + 0.40(0.75) + 0.30(0.50)
X14 = 0.60
Kesimpulan nilai indikator Indeks Desa Zakat dimensi Ekonomi Kelurahan Sungai
Jingah 0.52 dalam score range 0.41 – 0.60 memiliki keterangan cukup baik, interpretasi
dapat dipertimbangkan untuk dibantu pada dimensi ekonomi dengan melanjutkan
kegiatan ekonomi.
4.2.2 Dimensi Kesehatan
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan peneliti dimensi Kesehatan nilai
indeks 0.61. Kondisi tersebut dinilai baik, sehingga interpretasi Kelurahan Sungai jingah
secara umum kurang diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi kesehatan terdiri dari empat
indikator, yaitu kesehatan masyarakat (X21), pelayanan kesehatan (X22), kegiatan
promosi dan kuratif kesehatan (X23) dan jaminan kesehatan (X24). Nilai indeks dari
masing-masing indikator dapat dilihat pada Gambar .
Indikator
Tabel 4. 9 Nilai indeks Variabel Indikator Kesehatan Masyarakat Kelurahan Sungai Jingah
Ketersedian fasilitas air bersih untuk mandi dan cuci di setiap rumah 1.00, Sumber air
minum 0.83, dan Kondisi rumah penduduk 1.00 nilai tertinggi rentang nilai 0.81-1.00
dengan keterangan sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Ketersedian fasilitas kamar mandi jamban didalam rumah nilai indeks 0.50 rentang nilai
0.41-0.60 dengan keterangan cukup baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk
dibantu.
Nilai indeks indikator infrastruktur Kesehatan masyarakat diperoleh pada
penghitungan, yaitu
X21 = 0.18X211 + 0.31X212 + 0.23X213 + 0.28X214
X21 = 0.18(1.00) + 0.31(1.00) + 0.23(0.50) +0.28(0.83)
X21 =0.8374 ~ 0.84
52
Tabel 4. 10 Nilai indeks variabel indikator Pelayanan Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah
Tersedia sarana puskesmas dan tersedia sarana posyandu dengan nilai indeks tertinggi
1.00, rentang nilai 0.81-1.00 keterangan sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan
untuk dibantu.
Ketersediaan dokter/bidan bersertifikat dengan nilai 0.75, keterangan baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Tersedia sarana polindes dengan nilai indeks terendah 0.33 keterangan kurang baik
dan diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator infrastruktur pelayanan kesehatan diperoleh pada penghitungan,
yaitu
X22 = 0.25X221 + 0.25X222 + 0.25X223 + 0.25X224
X22 = 0.25(1.00) + 0.25(0.33) + 0.25(0.1.00) +0.25(0.75)
X22 =0.77
53
Tabel 4. 11 Nilai indeks variabel indikator Kegiatan Promosi dan Kuratif Kesehatan Kelurahan Sungai
Jingah
Tingkat Kepesertaan BPJS di masyarakat dengan nilai indeks 0.25 rentang nilai 0.21-
0.40 keretangan variable kurang baik dan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator Jaminan Kesehatan diperoleh pada penghitungan, yaitu
X24 = X241
X24 =0.25
54
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah
0.61 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, interpretasi kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.3.Dimensi Pendidikan
Nilai indeks dimensi Pendidikan sebesar 0,75 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dan literasi penduduk Desa Sungai Jingah tergolong baik sehingga tidak diprioritaskan
untuk mendapatkan bantuan. Dimensi pendidikan dan tingkat literasi terdiri dari dua
indikator yaitu tingkat pendidikan penduduk desa (X311) dan kemampuan literasi
masyarakat (X312).Nilai indikator masing-masing indikator ditunjukkan pada gambar
Indeks Indikator
Tingkat Pendidikan Dan Literasi dengan skor 5 nilai indeks 0,88 keterangan indikator
sangat baik dengan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu dan Fasilitas
Pendidikan dengan skor 4 dan nilai indeks variabel 0.62 keterangan baik dan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks dimensi pendidikan diperoleh pada penghitungan yaitu:
X3 = 0.50X31 + 0.50X32
X3 = 0.50(0.88) + 0.50(0.62)
X3 = 0.75
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari tabel berikut:
Tabel 4. 14 Indikator & variabel dimensi Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk desa dengan skor 4 nilai indeks 0.75 keterangan
variable baik dan interpretasi kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Masyarakat dapat membaca dan menghitung dengan skor 5 nilai indeks 1.00
keterangan variabel sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks Indikator Tingkat Pendidikan dan Literasi diperoleh pada penghitungan,
yaitu:
56
Ketersedian sarana dan prasarana dan Pengembangan diri siswa skor nilai 3 dengan
keterangan variable cukup baik dan interpretasi dapat dopertimbangkan untuk dibantu.
Akses ke sekolah terjangkau dan mudah dan Ketersedian jumlah guru yang memadai
dengan skor 4 keretangan variable baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk
dibantu.
Nilai indeks indikator Fasilitas pendidikan diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X32 = 0.10X321 + 0.10X322 + 0.20X323+ 0.30X324+ 0.30X325
X32= 0.10(0.50) + 0.10(0.67) + 0.20(1.00) + 0.30(0.69) + 0.30(0.50)
X31= 0.62
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah
0.75 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, sehingga interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.4 Dimensi Sosial & Kemanusian
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai indeks dimensi kemanusiaan dan
sosial Desa Sungai Jingah adalah 0,50. Situasinya dianggap cukup baik untuk
dipertimbangkan dibantu. Dimensi masyarakat manusia mencakup tiga indikator, yaitu
57
ruang interaksi masyarakat terbuka (X41), listrik, infrastruktur komunikasi dan informasi
(X42), mitigasi bencana alam (X43) dan kependudukan (X44). Nilai indeks masing-masing
variabel ditunjukkan pada gambar berikut:
Indeks Indikator
Tabel 4. 19 Nilai Indeks Variabel Indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat Kelurahan Sungai
Jingah
Ketersedian sarana olah raga dengan nilai 0.25 keterangan variable kurang baik dan
interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.
Terdapat kelompok kegiatan warga 0.50 keterangan variable baik dan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat diperoleh pada
penghitungan, yaitu:
X41 = 0.44X411 + 0.56X412
X41 = 0.44(0.25) + 0.56(0.50)
X41 = 0.39
X44 = X441
X43 = 0.75
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Sosial dan Kemanusian Kelurahan
Sungai Jingah 0.50 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, sehingga
interpretasinya kurang diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.5 Dimensi Dakwah & Advokasi
Nilai indeks dimensi dakwah & advokasi adalah 0.66. Kondisi ini dinilai baik dan
kurang diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi dakwah terdiri dari lima indikator, yaitu
tersedianya sarana dan pendamping keagamaan (X51), tingkat pengetahuan agama
masyarakat (X52), tingkat aktivitas keagamaan dan partisipasi masyarakat (X53),perilaku
masyarakat desa (X54) dan pengenalan medan dakwah (X55).Nilai indeks dari masing-
masing Indikator dapat dilihat pada gambar
Indeks Indikator
Tabel 4. 25 Nilai indeks Indikator Tersedianya sarana dan pendamping agama Kelurahan Sungai Jingah
Tabel 4. 28 Nilai indeks Variabel indikator Perilaku Masyarakat Desa Kelurahan Sungai Jingah
a) Menggambarkan garis lurus atau terletak secara mendatar dengan tanda panah
di ujung sebelah kanan dan kotak di depannya yang berisi dimensi indeks desa
zakat masalah yang akan diteliti.
b) Menuliskan penyebab utama atau dimensi indeks desa zakat dalam kotak yang
dihubunngkan kearah garis panah utama.
d) Menuliskan variabel indeks desa zakat sebagai penyebab dari indikator indeks
desa zakat.
Gambar 4.8 Diagram Fishbone Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah
67
Nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah merupakan hasil dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya, meliputi dimensi, indikator dan variabel. Berdasarkan diagram
tulang ikan di atas, dimensi sosial dan kemanusian memiliki pengaruh yang paling dekat
terhadap nilai IDZ kelurahan Sungai Jingah, dengan nilai 0,50 untuk masing-masing
indikator. Disusul oleh dimensi ekonomi sebesar 0,52, dimensi kesehatan sebesar 0,61
dan dimensi dakwah dan advokasi sebesar 0,66. Juga, dimensi pendidikan adalah 0,75.
Diagram tulang ikan menggambarkan antara nilai tinggi dimensi pendidikan dan dimensi
dakwah dan advokasi, yang tidak sebanding dengan rendahnya nilai dimensi kesehatan,
ekonomi, dan sosial dan kemanusiaan.
Maka dalam hal ini, penulis membagi prioritas pertanyaan menjadi dua bagian,
prioritas pertanyaan pertama.yang paling dekat dengan garis sebab masalah, terdiri dari
tiga dimensi ekonomi dan sosial&kemanusian, dengan kategori cukup baik dan yang
kedua diposisikan jauh dari garis sebab masalah terdiri dari.dimensi
Kesehatan,pendidikan dan dakwah & advokasi dengan.kategori baik. Penyebab dari
setiap masalah dimensi diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut:
4.3.1. Dimensi ekonomi
Indikator ekonomi kegiatan ekonomi produktif dengan nilai indeks terkecilnya 0,25
karena adanya pandemi covid 19 membuat Pembatasan kegiatan masyarakat
mempengaruhi kegiatan usaha dan berdampak pada perekonomian. Efek negatif dari
wabah ini adalah pengangguran, kurangnya pendapatan, kebangkrutan pengusaha dan,
yang lebih mengkhawatirkan, penutupan beberapa bisnis. Adanya program kelompok
binaan Baznas Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kebun sehat di Kelurahan Sungai
jingah dengan produk unggulannya seledri, selada dan pakcoy.
68
69
Beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kompleks Kenanga di Desa Sungai Jingah,
Banjarmasin merawat dan membersihkan 'kebun kesehatan' hidroponik yang terletak di
70
lahan kosong milik warga. Kegiatan dimulai pukul 17.00. Kebun sehat memiliki 40
anggota taman (20 orang dalam satu taman) melakukan pekerjaan perawatan setiap hari,
seperti memeriksa tingkat nutrisi di dalam air, memberantas hama tanaman, dan
membersihkan lingkungan taman.
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan sangat membantu masyarakat sekitar
khususnya dalam bidang ekonomi. Harga dari hasil kebun sangat murah, dibawah harga
pasaran. Selada air hanya Rp. 35.000/kg dan pakcoy hanya Rp. 35.000/kg. Keuntungan
dari setiap penjualan akan dibagi rata di antara setiap anggota. tetap, beroperasi setiap
hari. Kondisi jalan darat antar kelurahan jenis permukaan jalan aspal/beton dapat dilalui
kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun.
Pusat perdagangan desa dengan nilai indeks 0.74 keterangan baik dengan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu karena Kelurahan sungai jingah terdapat pasar milik
pemerintah satu yaitu Pasar Jahri saleh. sebagai sarana perdagangan ny danny penyedia
kebutuhan. Dani Terdapat tempat berdagang seperti pertokoan,minimarket, dan warung.
Untuk aksesyLembagaykeuangan 0.60 masih dikatakan cukup baikydapat
dipertimbangkanyuntuk.dibantu, Lembaga keuangan adalah badan atau lembaga
komersial di bidang jasa keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
bunga atau persentase dalam bentuk bank umum, bank perkreditan rakyat, dan lain-lain
dan mengarahkan dana yang akan digunakan untuk pembiayaan. Lembaga keuangan
yang beroperasi di kelurahan sungai jingah Bank umum pemerintah satu, Bank umum
swasta dua, dan bank Syariah mandiri di jl pangeran hidayatullah RT 14 Sungai Jingah.
Akses transportasi dan jasa logistik/ pengiriman dengan nilai indeks 0.67 kategori
keterangan baik, kurang diprioritaskan untuk dibantu. Sarana transportasi antar kelurahan
sungai jingah mempunyai jenis transportasi darat keberadaan angkutan umum ada, tanpa
trayek.
4.3.2. Dimensi sosial & kemanusian
Mitigasi Bencana alam memiliki nilai indeks paling rendah,yaitu 0. Hal Tersebut
menunjukkan mitigasi bencana alam Kelurahan Sungai Jingah sangat diprioritaskan
untuk dibantu. Keberadaan fasilitas atau upaya antisipasi atau mitigasi bencana alam di
Kelurahan Sungai Jingah seperti sistem peringatan dini bencana alam tidak ada, sistem
71
peringatan dini khusus tsunami tidak ada karena bukan wilayah yang memiliki potensi
tsunami, dan hanya ada perlengkapan keselamatan.(BPS Kota Banjarmasin Utara, 2021)
Infrastruktur.listrik, komunikasi.dan .informasi.dengan nilai indeks 0.94. variabel
infrastruktur listrik, komunikasi dan informasi dinilai sangat baik, sehingga tidak yg
diprioritaskan y untuk y dibantu. Banyaknya keluarga menurut Kelurahan Sungai Jingah
dan pengguna listrik PLN sebesar 3.694. Jumlah Menara telepon seluler sungai jingah
ada 3, jumlah operator layanan komunikasi telepon seluler yang menjangkau kelurahan
ada 6, kondisi sinyal telepon seluler di sebagian besar wilayah kelurahan sangat
kuat.(BPS Kota Banjarmasin Utara, 2021)
Sarana.ruang.interaksi.terbuka.masyarakat.dinilai.cukup.baik.dengan.nilai.indeks.0.7
2,sehingga.saranae ruang interaksi terbuka masyarakat Kelurahan Sungai Jingah tidak
diprioritaskan untuk dibantu dana zakat. Lapangan atau area olahraga hanya satu
lapangan sepak bola berbentuk lapangan terbuka. jumlah kelompok kegiatan warga di
Kelurahan Sungai Jingah ada beberapa Kelompok kegiatan warga berupa pengajian
mingguan/bulanan/tahunan/Peringatan Hari Besar Islam, Karang Taruna,kelompok
binaan BAZNAS Prov Kalsel kebun sehat,arisan dll.
Kependudukan.dinilai.baik,kurang.diprioritaskan.untuk.dibantu.dengan.nilai.indeks
0,75,sehingga persentase jumlah penduduk yang sudah memiliki KTP 80%.
Ketersediaan.siaran TV atau radio.memiliki.dengan nilai indeks 1.00. Hal
tersebut.disebabkan.siaran.TV atau radio telah dapat.diakses.oleh seluruh warga
Kelurahan Sungai Jingah.
4.3.3. Dimensi Kesehatan
Pada gambar variabel jaminan kesehatan tingkat terendah 0,25 tingkat kepesertaan
BPJS atau asuransi. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa kesadaran masyarakat akan
asuransi masih rendah. Pendapatan mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli
produk asuransi, karena semakin besar pendapatan atau kekayaan, semakin besar
kemungkinan harta yang dapat hilang atau rusak. Selain itu, semakin tinggi pendapatan
seseorang, semakin tinggi alokasi dana untuk asuransi. Hal ini berbeda dengan
masyarakat berpenghasilan rendah yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Orang enggan membeli asuransi karena pola pikir dan persepsi mereka
yang kurang memikirkan bahwa kehidupan ini penuh ketidakpastian. dan Kesulitan
72
km.dan.untuk.mencapainya.mudah.Terdapat.10.ustadz/ustadzah.tersebar.di seluruh
Kelurahan Sungai Jingah.
Tingkat pengetahuan agama masyarakat nilai indeksnya 0.50. sehingga, tingkat
pengetahuan agama di Kelurahan Sungai Jingah dinilai.cukup.baik.dan.dapat
dipertimbangkan.untuk.dibantu. Jumlah masyarakat Kelurahan Sungai Jingah yang dapat
membaca Al-Quran 60 persen dari total jumlah penduduk Kelurahan Sungai Jingah.
Masyarakat dalam tahap belajar membaca Al-Qur’an sekitar 59% dari total jumlah
penduduk di Kelurahan Sungai Jingah.
Tingkat aktifitas keagamaan dan partisipas masyarakat Kelurahan Sungai Jingah
dengan indeks indikator 0,48 artinya masuk kategori.cukup.baik.dan.dapat
dipertimbangkan.untuk.dibantu. Penyelenggaraan aktivitas keagamaan 1 kali dalam
sepekan.
Perilaku masyarakat desa, Kelurahan Sungai Jingah mendapat nilai indeks 0,63 dengan
kategori keterangan baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu. Sebagian masyarakat
sudah melaksanakan kewajibannya menutup aurat.Pengenalan medan dakwah di
Kelurahan Sungai Jingah mendapat nilai 1.00 dengan kategori keterangan sangat baik dan
tidak. diprioritaskan. untuk. dibantu. Tidak.terdapat.aliran.sesat.yang.berkembang.di
kelurahan sungai jingah tersebut.sebagaimana.fatwa.MUI..Dan tidak terdapat Lembaga
pemurtadan.
indikator partisipasi sholat jamaah 5 waktu mendapatkan nilai indeks 0.25. artinya
partisipas sholat jama’ah 5 waktu dinilai kurang baik dan diprioritaskan untuk dibantu.
Menurut narasumber yang peneliti mewawancarai Jumlah jamaah sholat 5 waktu setiap
hari satu mushola 1 shaf lebih. Sedangkan jumlah jama’ah sholat 5 waktu setiap hari satu
masjid 2 shaf kurang.
4.3.5. Dimensi Pendidikan
Tingkat.pendidikan.dan.literasi.dengan.nilai.indeks.0.88,sehingga.tingkat.pendidikan
.dan.literasi.dinilai.sangat.baik dan tidak.diprioritaskan.untuk.dibantu.
Jumlah penduduk di desa yang disurvei:
74
Pendidikan PENDUDUK %
SD 25 25,3
SMP 23 23,2
SMA 41 41,4
PERGURUAN TINGGI 10 10,1
TOTAL 99 100
Sumber: Data diolah (2022)
Pada tahun 2020 penganggur berusia 15 tahun ke atas, 58,35% berpendidikan SMA
atau lebih. Orang dengan pendidikan SMA ke atas umumnya memilih pekerjaan
berdasarkan keterampilan dan pendidikannya, jika pekerjaan tersebut tidak cocok,
mereka sering mencari pekerjaan lain. Orang dengan pendidikan kurang dari sekolah
menengah cenderung menerima pekerjaan apa saja. (BPS-Statistics Kota Banjarmasin,
2021)
Untuk fasilitas pendidikan dengan nilai indeks 0,62. Artinya, fasilitas pendidikan
dinilai baik, sehingga kurang diprioritas untuk dibantu.
Banyaknya sekolah di Kelurahan Sungai Jingah yaitu: SD NEGERI ADA 4, SD
SWASTA ADA 1,MI/ MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA 2,SMP NEGERI ADA
1, SMP SWASTA ADA 1, SMA SWASTA ADA 1 DAN SMK SWASTA ADA 1,
PERGURUAN TINGGI SWASTA ADA 4.
Tingkat.kemampuan .membaca dan.berhitung.masyarakat,dengan.nilai.indeks
1.00.Kemampuan.membaca.dan.berhitung.masyarakat.dinilai.sangat.baik.Berdasarkan.
wawancara.yang.telah.dilakukan.kepada.narasumber.terkait,penduduk.Kelurahan
Sungai Jingah.usia.15-45.tahun.yang.dapat.membaca.dan.berhitung
75
Akses ke sekolah terjangkau dan mudah mendapatkan nilai indeks 0.67. Jarak menuju
ke sekolah SD, SMP, dan SMA terdekat 3 km dan jarak rata-rata terjauh dari rumah ke
sekolah 3 km – 6 km.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun hasil.penghitungan nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah,
sebesar.0.61. Nilai tersebut menunjukkan.bahwa kondisi desa secara keseluruhan dinilai
baik. Terdapat dua dimensi paling rawan yaitu dimensi ekonomi (0.52), dan dimensi
sosial & kemanusian (0.50). Sementara itu tiga dimensi lainnya, yaitu dimensi pendidikan
(0.75), kesehatan (0.61),dan dakwah & advokasi(0.66) yang dinilai baik. Meskipun
begitu, terdapat indikator yang memerlukan bantuan pada setiap dimensinya.
Berdasarkan strategi solusi berdasarkan hasil wawancara dan hasil perhitungan indeks
desa zakat versi 2.0 Kelurahan Sungai Jingah, terdapat beberapa saran yang diajukan,
antara lain:
Di Bidang Ekonomi
Perlu adanya program Zakat Community Development (ZCD) yang berfokus pada
pengembangan ekonomi di Kelurahan Sungai Jingah, antara lain:
a. Peningkatan potensi kegiatan ekonomi kreatif
b. Peningkatan potensi usaha produksi
c. Adanya pelatihan untuk budidaya hidroponik dengan berbagai macam
tanaman sayur
d. Peningkatan potensi wisata
e. Perlunya ada layanan jasa keuangan syariah di Kelurahan Sungai Jingah
untuk pengembangan usaha dan modal, karena warga yang harus berhutang
dengan rentenir dan jasa keuangan keliling yang berbasis bunga atau
konvensional.
76
77
f. Bebasnya tersebar hutang dengan rentenir nilai indeks 0,75. Disarankan program
pemberdayaan komunitas memberikan edukasi agar warga desa bisa terbebas dari para
rentenir.
2. Dibidang Kesehatan
a. Peningkatan kesadaran warga Kelurahan Sungai Jingah untuk datang ke
posyandu.
b. Peningkatan sarana pengobatan dan pelayanan kesehatan untuk warga Kelurahan
Sungai Jingah, karena tidak memadainya sarana pengobatan dan pelayanan kesehatan
yang ada. Jadi sangat perlu dalam penambahan sarana pengobatan dan layanan
pengobatan.
3. Dibidang Pendidikan
a. Peningkatan sarana-prasarana pendidikan Kelurahan Sungai Jingah.
4. Dibidang Sosial & Kemanusian
a. Sebagian besar warga Kelurahan Sungai Jingah beragama islam jadi kesadaran
terhadap zakat,infak dan sedekah cukup tinggi. Untuk pendistribusian Zakat di
Kelurahan Sungai Jingah biasanya ditampung dulu di satu titik masjid dan nanti
baru dibagikan ke para penerima zakat yang membutuhkan. Hasil dari zakat
tergolong tinggi di Kelurahan Sungai Jingah. Dan yang menjadi kendala kadang
ada beberapa warga yang mendistribusikan langsung ke warga yang tidak
mampu, karena kurangnya pelayanan yang memadai. Jadi sebaiknya BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan membentuk Unit Pengelolaan Zakat di Kelurahan
Sungai Jingah agar pendistribusian zakat efektif.
5.2 Saran
Untuk memastikan program penyaluran berjalan dengan efektif tentu diperlukan evaluasi
secara berkala. Sebagai lembaga yang berwenang untuk menyalurkan zakat, seperti
BAZNAS tentu saja, setiap bantuan zakat yang diberikan kepada mustahik dievaluasi
bagaimana dampaknya. Dari penilaian tersebut dapat diketahui apakah bantuan zakat
yang diberikan sudah memiliki dampak yang signifikan. Selain itu, hasil evaluasi juga
dapat digunakan untuk program berkelanjutan.
pengukuran kaji dampak zakat juga dilengkapi dengan indikator kemiskinan dan time
taken to exit poverty. Indikator kemiskinan bertujuan untuk menangkap seberapa besar
78
jumlah orang miskin, kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang ada di suatu
wilayah. Time taken to exit poverty bertujuan untuk melihat seberapa lama kemiskinan
dapat dituntaskan jika dibantu dengan zakat. Penelitian selanjutnya bisa melakukan kaji
dampak di Kelurahan Sungai Jingah.
DAFTAR PUSTAKA
79
80
entri/sosialisasi
Kemenag. (2019). Qur-an Kemenag. In Kementerian Agama, Indonesia (Vol. 23, p. 29).
https://quran.kemenag.go.id/sura/10
Khairunnajah, K., Beik, I. S., & Sartono, B. (2019). Proposing a Zakat Empowerment
Program Using IDZ: Case from Cemplang Village, Bogor, Indonesia. International
Journal of Zakat, 4(1), 45–54. https://doi.org/10.37706/ijaz.v4i1.139
Maulida, S., & Rahmatullah, A. (2018). The Implementation of Indeks Desa Zakat ( IDZ
) for Priority Areas of the Zakat Community Development ( ZCD ) Program for the
Empowerment of Productive Mustahiq in South Kalimantan. 3(3), 83–99.
Munawwaroh, F., & Arsyianti, L. D. (2021). Feasibility Analysis of Paya Lombang
Village for Zakat Community Development Program.
Muvid, M. B., & Miftahuuddin. (2022). PENDIDIKAN ISLAM DAN INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (Telaah atas Kontribusi dan Peran Pendidikan Islam
dalam Pengembangan IPM). 31–46.
Novitasari, & Tika Widiastuti. (2019). PENGHITUNGAN EFEKTIVITAS
PEMBERDAYAAN DESA MENGGUNAKAN INDEKS DESA ZAKAT (IDZ) (STUDI
KASUS: DESA LAHARPANG KEDIRI)1 Novitasari. 6(7), 1421–1433.
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Desa (p. 1). (2015).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135059/pp-no-21-tahun-2020
Pratama, M. G. G., Zahara, I., & Hasanah, N. (2020). Mengoptimalkan Potensi Ekonomi
Dengan Produk Unggulan Kelompok Wanita Tani Dan Identifikasi Indeks Desa
Zakat Di Desa Harkuning. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat
(PIM),Vol.2No.(3),465–469.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/pim/article/view/31312/19979%0Ahttps://schola
r.google.com/scholar?qrelated:UxDWWQqQxowJ:scholar.google.com/ -
scioqsource:%22jurnal+pusat+inovasi+masyarakat%22+source:pim -hlen -
as_sdt2007 -as_ylo2016 -as_yhi2020
PRATIWI, E. (2016). ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI
PENGURANG KEMISKINAN BERDASARKAN Model CIBEST (Studi Kasus:
Badan Amil Zakat Nasional dan Dompet Dhuafa Kota Serang.
Puskas BAZNAS. (2019). INDEKS PENDAYAGUNAAN ZAKAT.
82
NamaEnumerator/Surveyor:………………………………………………………………
………………………………………………
Email :…………………………………………………
……………………………………………………………………………
No.Telepon/HP:
……………………………………………………………………………………………
……………….……………
Instansi :
……………………………………………………………………………………………
…………………….……………
TanggalWawancara:………………………………………………………………………
……………………………………………
84
85
INFORMASI DESA
101 Provinsi
102 Kabupaten/Kota
103 Kecamatan
104 Desa/Kelurahan
2. ………………………
………………………
………………………
……………………
3.………………………
………………………
………………………
……………………
1.1.4 Omset (hasil Rp……………………
penjualan) …………………………
produk …………………………
unggulan: ………………….
(sesuaikan
dengan poin
1.1.2)
1.2Tingkat 1.2.1Jumlah ……………………… Perangkat
partisipasi penduduk desa ………………………… Desa & Staf
angkatan ………………………… BPS
kerja ………………jiwa
1.2.2 Berapa jumlah ………………………
pekerja? …………………………
…………………………
………………jiwa
1.2.3 Berapa jumlah ………………………
angkatan …………………………
kerja? …………………………
………………jiwa
1.3Terdapat 1.3.1Apakah Ya/Tidak*)
komunitas terdapat *) lingkari jawaban
penggiat komunitas
Industri penggiat
kreatif industri
kreatif?
87
2. ………………………
………………………
………………………
……………………
3. ………………………
………………………
………………………
……………………
2 Pusat 2.1 Terdapat 2.1.1Apakah Ya/Tidak*) Kepala desa
Perdagangan pasar tersedia pasar? *) lingkari jawaban dan
Desa sebagai perangkatnya
sarana
2.1.2Apakah a. Harian di bidang
Jadwal b. Jadwal tertentu.
perdagan ekonomi
operasiona
gan dan Sebutkan*)
l/ Buka
penyedia ………………………
Pasar
setiap ………….
hari? *) lingkari jawaban
88
2.1.6Apakah
fasilitas …………………………………
sekolah % fasilitas sekolah tersedia di rata2
(dinding, sekolah di desa tersebut
meja, kursi,
papan tulis,
atap, lantai,
dll) layak
pakai?
2.2Akses ke 2.2.1 Berapa jarak Jarak menuju sekolah terdekat = Kepala
sekolah menuju ke ………………….km desa &
terjangkau sekolah SD, perangk
dan mudah SMP, dan atnya,
SMA warga
terdekat? desa
2.2.2 Bagaimana a. Akses mudah
akses
menuju b. Akses sulit
sekolah?
2.2.3 Apakah
biaya ……………% masyarakat setuju
transportasi biaya transportasi ke sekolah
ke sekolah terjangkau.
terjangkau
oleh
masyarakat
di desa
tersebut?
2.3 2.3.1 Berapa rata- Rata-rata jumlah murid dalam 1 Kepala
Ketersediaa rata jumlah sekolah = ……………………murid desa &
n jumlah murid perangkatnya
guru yang dalam satu (dilengkapi
memadai sekolah dengan data
2.3.2 Berapa rata- Rata-rata jumlah guru di 1 sekolah)
rata jumlah sekolah = ……………………guru
guru di satu
sekolah
2.4 Kualitas Guru/ 2.4.1Persentase
Pengajar guru lulus ………………………% guru
S1 dari minimal lulus S1
jumlah
keseluruhan
guru di SD,
SMP, dan
SMA
wilayah
tersebut
2.4.2Persentase
kesesuaian latar ………………………% guru
belakang memiliki latar belakang pendidikan
pendidikan guru keguruan
dengan jumlah
seluruh guru
2.4.3Sertifikasi
guru ………………………% guru
telah melakukan sertifikasi
2.4.4Training
yang pernah ………………………% guru
diikuti guru telah mengikuti 1 (satu) training
dalam 2 dalam 2 tahun terakhir
tahun
terakhir
94
1 Sarana Ruang 1.1 Ketersediaan sarana 1.1.1 Ada berapa jumlah lapangan Perangkat desa,
Interaksi (fasilitas/ atau area untuk olahraga di ………………………………………… tokoh masyarakat, dan
Terbuka lapangan) desa ini? …………lapangan/area olahraga warga desa
Masyarakat olahraga (voli,
sepakbola, futsal,
1.1.2 Ada berapa jumlah fasilitas olah Fasilitas olahraga:
bulu tangkis, tenis
raga? Sebutkan
meja, dll)
a. …………………………………………
…………………………………………
……
b. …………………………………………
…………………………………………
……
c. …………………………………………
…………………………………………
……
d. …………………………………………
…………………………………………
……
e. …………………………………………
…………………………………………
……
b. Pengajian
mingguan/bulanan/tahunan/Peringatan
Hari
Besar Islam (PHBI)
c. Karang Taruna
d. Arisan
f. Lainnya,
sebutkan………………………………
………………………………
**) dapat dipilih lebih dari 1 (satu)
2 Infrastruktur 2.1 Ketersediaan 2.1.1 Berapa persen keluarga
listrik, aliran listrik pengguna listrik di desa ……………………% keluarga pengguna
komunikasi, dan ini? listrik
informasi
2.1.2 Berapa lama listrik menyala Siang hari = …………………jam
dalam satu hari di desa
Malam hari = …………………jam
tersebut?
Nama Enumerator/Surveyor:
Email :
No. Telepon/HP:
Instansi:
Tanggal Wawancara:
INFORMASI DESA
101 Provinsi
102 Kabupaten/Kota
103 Kecamatan
104 Desa/Kelurahan
105 Klasifikasi Desa/Kelurahan 1. Perkotaan 2. Perdesaan
99
PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat
100
PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Kesehatan Masyarakat Setempat Kesehatan Masyarakat Setempat
101
PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Pendidikan Masyarakat Setempat Pendidikan Masyarakat Setempat
102
PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat
103
PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat