Anda di halaman 1dari 119

ANALISIS IMPLEMENTASI PENGUKURAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN


METODE INDEKS DESA ZAKAT VERSI 2.0
(STUDI KASUS KOTA BANJARMASIN)

TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Ekonomi Syariah

Oleh :
NOOR MAISYARAH
1915.0033

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAZKIA
2022 M/1444 H
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAN PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik appun baik di Institut Tazkia maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Komisi Pembimbing dan masukkan
Dosen Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institit
Agama Islam Tazkia.
5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Bogor, 08 September 2022/1444H


Yang membuat pernyataan,

arah)
19150033

ii
PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan Judul “ANALISIS IMPLEMENTASI PENGUKURAN TINGKAT


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN METODE INDEKS DESA
ZAKAT VERSI 2.0 (STUDI KASUS KOTA BANJARMASIN)” yang disusun oleh:
Nama : Noor Maisyarah
NIM : 19150033
Konsentrasi : Bisnis Manajemen Syariah
Telah diuji dan dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana
Magister Ekonomi Syariah Institut Tazkia pada tanggal 8 September 2022

Panitia Ujian,

(Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, M.Si) (Nurul Hilmiyah, Ph.D)


Ketua Penguji Penguji Anggota

(Dr. Andang Heryahya, M.Pd., M.Pd.I) (Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D)


Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Koordinator Program Studi Rektor Institut Agama Islam Tazkia


Ekonomi Syariah

Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, M.Si Assoc Prof. Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc., CFP
Tanggal Sidang: 8 September 2022 Tanggal Lulus: ....................................

iii
MOTTO

Ingatkan dirimu, bahwa tugasmu adalah menjadi manusia baik. Jalankan sekarang,
karena tidak lama lagi kita akan tiada
(Dr.H Fahrudin Faiz, S.ag M.Ag)

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ANALISIS
IMPLEMENTASI PENGUKURAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
MENGGUNAKAN METODE INDEKS DESA ZAKAT VERSI 2.0 (STUDI KASUS
KOTA BANJARMASIN) Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Magister Ekonomi Syariah, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia. Shalawat
dan salam disampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaatNya di yaumil akhir nanti,
Amin.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk mengetahui analisis implementasi
pengukuran tingkat kesejahteraan desa di Kalimantan Selatan menggunakan alat ukur
Indeks Desa Zakat versi 2.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Assoc. Prof. Dr. Murniati Mukhlishin, M.Acc., IFP, selaku Rektor Institut Agama
Islam Tazkia yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan,
penelitian dan penulisan tesis ini.
2. Dr. Achmad Firdaus, M.Si, selaku Dekan Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia
yang telah memberikan kesempatan dan arahan pendidikan, penelitian dan penulisan
tesis ini.
3. Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Magister
Ekonomi Syariah Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia yang telah membimbing
dan memberikan arahan pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini.
4. Dr. Andang Heryahya, M.Pd., M.Pd.I, selaku pembimbing I dalam penulisan tesis ini
dan dosen yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak permulaan
sampai dengan selesainya tesis ini.
5. Muhammad Hasbi Zaenal Ph.D, selaku Pembimbing II dalam penulisan tesis dan
dosen yang ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan dan motivasi
mulai dari awal sampai akhir.

v
6. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Institut Agama Islam Tazkia
Konsentrasi Bisnis Manajemen Syariah angkatan 2019, sebagai teman berbagi rasa
dalam suka dan duka.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun
tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi
pengembangan pembelajaran ekonomi syariah di masa depan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, 11 Safar 1444/8 September 2022

Noor Maisyarah

vi
ABSTRACT

Maisyarah,Noor. 2022. Analysis of the Implementation of the Measurement of the Level


of Community Welfare Using the Zakat Village Index Method Version 2.0 (Case Study
of Banjarmasin City). Thesis: Master of Islamic Economics. Postgraduate Program.
Tazkia Islamic University College. Supervisor: I. Dr. Andang Heryahya, M.Pd., M.Pd.I.;
II. Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D

Background – Previous research generally used a measuring instrument issued by Puskas


Baznas in 2017, namely IDZ, which aims to find out how the condition of a village is
worthy of being assisted or not by zakat. Just like the previous IDZ, IDZ version 2.0 can
be used not only when giving zakat assistance but can also be given to assess the progress
of a group when zakat has been given or to determine whether zakat assistance still needs
to be given near the end of the program. Therefore IDZ version 2.0 is a tool for measuring
village conditions to assess the Cooperation program between the local community and
the manager of the Banjarmasin city baznas.
Objective - The study aims to determine the implementation of the calculation of the
level of community welfare in the program for the utilization and distribution of zakat
funds from the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) Banjarmasin City Sungai Jingah
Village with the Zakat Village Index version 2.0 (IDZ). Knowing the Solution for the
Welfare of the Community in the City of Banjarmasin, Sungai Jingah Village.
Research Methods - This research consists of two stages: calculating the Zakat Village
Index version 2.0 of Sungai Jingah Village, using a fishbone diagram to classify priority
problems, and then determining a solution strategy based on the results of interviews and
the calculated Zakat Village Index.
Findings – The result of calculating the Zakat Village Index value in Sungai Jingah
Village is 0.61. This value indicates good, so it is not prioritized for assistance. There are
2 dimensions with low numbers, namely the economic dimension (0.52), and the social
& human dimension (0.50). Meanwhile, there are three other dimensions, namely the
dimensions of education (0.75), health (0.61), and da'wah & advocacy (0.66) which are
considered good and are not prioritized for assistance.

Keywords: Zakat Village Index version 2.0, Village Welfare

vii
ABSTRAK

Maisyarah,Noor. 2022. Analisis Implementasi Pengukuran Tingkat Kesejahteraan


Masyarakat Menggunakan Metode Indeks Desa Zakat Versi 2.0 (Studi Kasus Kota
Banjarmasin). Tesis: Magister Ekonomi Syariah. Program Pascasarjana Institut Agama
Islam Tazkia. Pembimbing: I. Dr. Andang Heryahya, M.Pd., M.Pd.I.; II. Muhammad
Hasbi Zaenal, Ph.D

Latar Belakang – Penelitian sebelumnya pada umumnya menggunakan alat ukur yang
dikeluarkan Puskas Baznas tahun 2017 yaitu IDZ yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak oleh zakat. Sama seperti
IDZ sebelumnya, IDZ versi 2.0 ini dapat digunakan tidak hanya saat akan memberikan
bantuan zakat tetapi juga bisa diberikan untuk menilai perkembangan suatu kelompok
saat telah diberikan zakat ataupun untuk menentukan apakah bantuan zakat masih perlu
diberikan saat mendekati akhir program. Maka dari itu IDZ versi 2.0 sebagai alat
pengukuran kondisi desa untuk menilai program Kerjasama antara masyarakat setempat
dengan pengelola baznas kota Banjarmasin.
Tujuan – Penelitian bertujuan untuk Mengetahui implementasi perhitungan tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam program pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai jingah
dengan Indeks Desa Zakat versi 2.0 (IDZ). Mengetahui Solusi Kesejahteraan masyarakat
di Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai Jingah.
Metode Penelitian – Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, menghitung Indeks Desa
Zakat versi 2.0 Desa Sungai Jingah, dan menggunakan diagram tulang ikan untuk
mengelompokkan masalah prioritas, dan kemudian menentukan strategi solusi
berdasarkan hasil wawancara dan Indeks Desa Zakat hasil perhitungan.
Temuan – Hasil penghitungan nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah, sebesar
0.61. Nilai tersebut menunjukkan baik, sehingga kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Terdapat 2 dimensi dengan angka rendah yaitu dimensi ekonomi (0.52), dan dimensi
sosial & kemanusian (0.50). Sementara itu tiga dimensi lainnya, yaitu dimensi pendidikan
(0.75), kesehatan (0.61), dan dakwah & advokasi (0.66) yang dinilai baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.

Kata kunci : Indeks Desa Zakat versi 2.0, Kesejahteraan Desa

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAN PELIMPAHAN HAK CIPTA ............... ii

PENGESAHAN TESIS .............................................................................................. iii

MOTTO ...................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................................v

ABSTRACT............................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................x

DAFTAR TABEL....................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5

1.4 Batasan penelitian ............................................................................................. 6

1.5 Pentingnya / Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................7

2.1 Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam ............................................................. 7


2.1.1 Kesejahteraan Masyarakat ...........................................................................9
2.1.2 Kesejahteraan Keluarga .............................................................................10
2.1.3 Masyarakat Pedesaan .................................................................................10

2.2 Pengukuran Kesejahteraan ............................................................................... 11

vii
2.3 Konsep Indeks Desa Zakat Versi 2.0 ............................................................... 14

2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 15

2.5 Posisi Penelitian .............................................................................................. 24

2.6 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................27

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... 27

3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 28

3.4 Metode Analisis dan Pengolahan Data ........................................................... 28


3.4.1. Komponen Indeks Desa Zakat versi 2.0 ...................................................28
3.4.2. Metode Fishbone ......................................................................................32
3.4.3. Cara Penghitungan, Pembobotan, dan Penilaian IDZ 2.0.........................33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................40

4.1 Profil Kelurahan Sungai Jingah ...................................................................... 40

4.2 Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah ................................................. 42


4.2.1 Dimensi Ekonomi ......................................................................................43
4.2.2 Dimensi Kesehatan ....................................................................................49
4.2.3.Dimensi Pendidikan ...................................................................................54
4.2.4 Dimensi Sosial & Kemanusian ..................................................................56
4.2.5 Dimensi Dakwah & Advokasi ...................................................................60

4.3 Analisa Menggunakan Diagram Fishbone ...................................................... 65


4.3.1. Dimensi ekonomi ......................................................................................67
4.3.2. Dimensi sosial & kemanusian...................................................................70
4.3.3. Dimensi Kesehatan ...................................................................................71
4.3.4. Dimensi dakwah & advokasi ....................................................................72
4.3.5. Dimensi Pendidikan ..................................................................................73

BAB V PENUTUP .....................................................................................................76

viii
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 76

5.2 Saran ............................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................79

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................84

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah penduduk miskin .............................................................................. 3


Gambar 1.2 Garis kemiskinan Kota Banjarmasin 2016-2020 .......................................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 26
Gambar 3.1 Diagram fishbone 33
Gambar 4.1 Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah 42
Gambar 4.2 Ringkasan Hasil IDZ Kelurahan Sungai Jingah ......................................... 42
Gambar 4.3 Indeks Indikator Ekonomi Kelurahan Sungai Jingah ................................. 44
Gambar 4.4 Indeks Indikator Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah ............................... 49
Gambar 4.5 Indeks Indikator Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah .............................. 54
Gambar 4.6 Indeks Indikator Sosial & Kemanusian ...................................................... 57
Gambar 4.7 Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi ......................................... 60
Gambar 4.8 Diagram Fishbone Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah ............... 66
Gambar 4.9 Hidroponik tanaman seledri........................................................................ 69
Gambar 4.10 Kebun sehat kelompok satu BAZNAS KALSEL..................................... 69

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu...................................................................................... 15


Tabel 3.1 Perbedaan Jumlah Indikator Dan Variabel Pada Idz .......................................29
Tabel 3. 2 Komponen Indeks Desa Zakat Versi 2.0 ....................................................... 30
Tabel 3. 3 Pembobotan Komponen Idz .......................................................................... 34
Tabel 3. 4 Score Range Idz............................................................................................. 39
Tabel 4. 1 Nilai Indeks Indikator Ekonomi Kelurahan Sungai Jingah ............................44
Tabel 4. 2 Indikator & Variabel Dimensi Ekonomi ...................................................... 45
Tabel 4. 3 Nilai Indeks Variabel, Indikator Ekonomi Produktif Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 46
Tabel 4. 4 Nilai Indeks Indicator Variable Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 47
Tabel 4. 5 Nilai Indeks Variabel Indikator Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 48
Tabel 4. 6 Nilai Indeks Variabel Indikator Akses Lembaga Keuangan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 48
Tabel 4. 7 Nilai Indeks Indikator Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah ........................ 50
Tabel 4. 8 Indikator & Variabel Dimensi Kesehatan .................................................... 50
Tabel 4. 9 Nilai Indeks Variabel Indikator Kesehatan Masyarakat Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 51
Tabel 4. 10 Nilai Indeks Variabel Indikator Pelayanan Kesehatan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 52
Tabel 4. 11 Nilai Indeks Variabel Indikator Kegiatan Promosi Dan Kuratif Kesehatan
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 53
Tabel 4. 12 Nilai Indeks Variabel Indikator Jaminan Kesehatan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 53
Tabel 4. 13 Nilai Indeks Indikator Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah..................... 54
Tabel 4. 14 Indikator & Variabel Dimensi Pendidikan .................................................. 55
Tabel 4. 15 Nilai Indeks Variabel Indikator Tingkat Pendidikan Dan Literasi Kelurahan
Sungai Jingah.......................................................................................................... 55

xi
Tabel 4. 16 Nilai Indeks Variabel Indikator Fasilitas Pendidikan Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 56
Tabel 4. 17 Nilai Indeks Indikator Sosial & Kemanusian .............................................. 57
Tabel 4. 18 Indikator & Variabel Dimensi Sosial & Kemanusian ................................ 58
Tabel 4. 19 Nilai Indeks Variabel Indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 58
Tabel 4. 20 Nilai Indeks Variabel Indikator Infrastruktur Listrik,Komunikasi,Dan
Informasi Kelurahan Sungai Jingah ....................................................................... 58
Tabel 4. 21 Nilai Indeks Variabel Indikator Mitigasi Bencana Alam Kelurahan Sungai
Jingah ...................................................................................................................... 59
Tabel 4. 22 Nilai Indeks Variabel Indikator Kependudukan Kelurahan Sungai Jingah. 59
Tabel 4. 23 Nilai Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi ................................ 61
Tabel 4. 24 Indikator & Variabel Dimensi Dakwah & Advokasi ................................. 61
Tabel 4. 25 Nilai Indeks Indikator Tersedianya Sarana Dan Pendamping Agama
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 62
Tabel 4. 26 Nilai Indeks Variabel Indikator Tingkat Pengetahuan Agama Masyarakat
Kelurahan Sungai Jingah ........................................................................................ 62
Tabel 4. 27 Nilai Indeks Variabel Indikator Tingkat Aktivitas Keagamaan Dan
Partisipasi Masyarakat Kelurahan Sungai Jingah ................................................... 63
Tabel 4. 28 Nilai Indeks Variabel Indikator Perilaku Masyarakat Desa Kelurahan
Sungai Jingah.......................................................................................................... 64
Tabel 4. 29 Nilai Indeks Variabel Indikator Pengenalan Medan Dakwah Kelurahan
Sungai Jingah.......................................................................................................... 64
Tabel 4. 30 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah Menurut Umur .................................. 74
Tabel 4. 31 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah Menurut Pendidikan .......................... 74

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................................... 84


Lampiran 2 Form Catatan Lapangan .............................................................................. 98

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pola
pembangunan ekonomi, di mana pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat
kesejahteraan masyarakat semakin baik. (Asnuddin, 2012) Tingkat kesejahteraan desa
dicapai dengan pengoptimalan lahan pertanian dengan memaksimalkan produk para
petani. selain untuk mensejahterakan para petani juga mengembangkan ekonomi desa.
Indonesia membangun kesejahteraan sebagai tujuan nasional dalam isi UUD 1945 dan
dijelaskan dalam bab di atas Ekonomi Nasional dan Sosial. Kesejahteraan dalam Pasal 33
UUD 1945 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara, (Sodiq, 2016).(Undang-Undang (UU) Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial, 1974) No 6 “Suatu sistem kehidupan dan kehidupan sosial,
material atau spiritual dengan rasa aman, kedamaian lahir dan batin, memungkinkan
semua warga negara bangsa untuk berupaya memenuhi kebutuhan material, spiritual, dan
sosialnya dengan sebaik-baiknya bagi dirinya, keluarga, dan warga negaranya dengan
menghormati hak atau kewajiban manusia berdasarkan Pancasila”.
Peran utama dalam menjamin kesejahteraan sosial dan ekonomi melalui pemerataan
pendapatan dan kekayaan, keadilan sosial, keseimbangan lingkungan dan mendorong
pembangunan ekonomi. Penanggulangan kemiskinan sangat diharapkan masyarakat
dengan peran pemerintah yang menyalurkan Sebagian anggaran publik melalui Lembaga
zakat daerah maupun pusat yang kemudian mengatur dan mengelola dana zakat. (Akhyar
et al., 2015). Zakat menjadi peran penting dalam memberikan keberlangsungan hidup
bagi masyarakat miskin (Bilo & Machado, 2019) Zakat juga membantu peredaran harta
sehingga tidak tertumpuk hanya pada segelintir orang, (Rinanda, 2021) bagi umat islam
zakat merupakan amalan wajib yang memberikan banyak manfaat (Yumanita et al.,
2018). Sebagai mekanisme perlindungan sosial dan instrumen untuk mengurangi
kemiskinan dan memberdayakan masyarakat. (Bilo & Machado, 2019) Baznas
merupakan Lembaga yang bergerak dibidang zakat juga secara aktif dalam,

1
2

pendistribusian dana zakat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi
mustahik.(Puskas BAZNAS, 2019)
Ada beberapa indeks yang telah dirumuskan untuk pengukuran kemiskinan di berbagai
negara termasuk Indonesia. (I. S. Beik, 2016) alat untuk mengukur kesejahteraan dan
kemiskinan tidak semata-mata didasarkan pada material semata namun juga dengan
pendekatan spiritual. Indeks yang digunakan di Pakistan dengan fokus konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah dalam zakat dan jumlah penerima
zakat sebagai tiga penentu utama pengukuran. (Abdullah et al., 2015) Menggunakan
tingkat upah minimum pekerja nasional di Nigeria, Pengeluaran dan indeks kemiskinan
multidimensi pada standar hidup digunakan untuk mengukur kemiskinan. penelitian yang
diidentifikasi dalam hal pengukuran pasca evaluasi penyaluran zakat efektivitas zakat
ditinjau dari sisi penerima zakat terhadap pengentasan kemiskinan guna memberikan
rekomendasi untuk perbaikan program dan layanan Lembaga zakat (Shaikh, 2017)
Badan Pusat Statistik dalam mengukur kemiskinan menggunakan konsep pendekatan
basic needs approach. Konsep kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar ini
melihat kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut
yang diukur dari segi pengeluaran. Penduduk miskin didefinisikan sebagai masyarakat
yang rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah garis kemiskinan.
Dan Badan Pusat Statistik untuk mengukur penduduk miskin menggunakan konsep garis
kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai uang rupiah yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar selama sebulan.penduduk yang memiliki dibawah rata-rata pengeluaran
per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai masyarakat miskin. (BPS-
Statistics Indonesia, 2014)
Pada program Zakat Community Development, adalah program yang diinisiasi oleh
BAZNAS dalam memberdayakan masyarakat yang hidup di desa yang tertinggal
kesejahteraannya, maupun sarana dan prasarananya. Dengan memberikan komunitas
mustahik ini dapat saling bahu-membahu dalam memanfaatkan dana yang dikelola untuk
membantu usaha yang telah dijalankan oleh mereka, seperti bertani, berkebun, berdagang,
dan lain-lain. Sehingga, diharapkan kesejahteraan mereka akan meningkat dan tidak
hanya dari sisi material, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan spiritual pun ikut
meningkat. Saat ini bentuk bantuan zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS
3

adalah melalui program Zakat Community Development. Sebagaimana dijelaskan dalam


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 27 ayat 1
menyebutkan bahwa zakat dapat digunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanggulangan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat. (Putra & Cahyono, 2020)
Indeks Desa Zakat merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Pusat Kajian
Strategis Badan Amil Zakat Nasional pada tahun 2017 lalu. Alat ukur ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak oleh zakat.
Sama seperti IDZ sebelumnya, IDZ ini dapat digunakan tidak hanya saat akan
memberikan bantuan zakat tetapi juga bisa diberikan untuk menilai perkembangan suatu
kelompok saat telah diberikan zakat ataupun untuk menentukan apakah bantuan zakat
masih perlu diberikan saat mendekati akhir program. IDZ sendiri terdiri dari 5 dimensi
yaitu, dimensi ekonomi, kesehatan, p(Jamil, 2018)pendidikan, sosial dan kemanusiaan
serta dakwah. Dimensi inilah yang nantinya juga akan membantu para pelaku zakat untuk
menentukan program yang diberikan. Ruang lingkup dan kriteria pemilihan lokasi survei
IDZ versi 2.0 ini desa yang belum pernah mendapatkan intervensi program pemberdayaan
masyarakat atau desa yang sudah diintervensi dan ingin melanjutkan program. (Puskas
BAZNAS, 2020)

Jumlah Penduduk Miskin


31,307
31,500
31,000
30,500 29,950
30,000 29,648
29,500 29,240
28,935
29,000 28,750
28,500
28,000
27,500
27,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk Miskin

Sumber:(BPS-Statistics Kota Banjarmasin, 2021)


Gambar 1.1 Jumlah penduduk miskin

G
a
m
b
4

Dalam kurun waktu 2015-2020, jumlah penduduk miskin di Banjarmasin cenderung


fluktuatif. Jumlah penduduk miskin yang turun dari 29.950 jiwa pada 2015 menjadi
28.750 ribu jiwa pada 2016, meningkat kembali menjadi 28.935 jiwa pada 2017 dan terus
meningkat menjadi 31.307 jiwa hingga 2020. Berdasarkan nilai persentase penduduk
miskin, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari tahun 2017 hingga 2020,
hanya berbeda antara 0,01-0,02 persen.
600,000 543,546
509,773
477,210
500,000 445,428
417,174
400,000
300,000
200,000
100,000
0,000
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1.2 Garis kemiskinan Kota Banjarmasin 2016-2020

Sumber: (BPS-Statistics Kota Banjarmasin, 2021)

Garis kemiskinan kota Banjarmasin selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2020 garis kemiskinan naik menjadi Rp. 543.546 dari sebelumnya Rp. 509.773 pada
tahun 2019. Penduduk kota Banjarmasin tergolong miskin yang pengeluaran
perkapitanya di bawah garis kemiskinan.
Masalah kemiskinan bukan hanya angka dan persentase. Namun yang harus
diperhatikan adalah bagaimana pemerintah dapat menekan jumlah penduduk miskin.
Selama kurun waktu 2016-2020 terjadi fluktuasi nilai indeks kedalaman (P1) kemiskinan
dengan pola yang hampir sama dengan fluktuasi jumlah penduduk miskin. Setelah sempat
membaik di tahun 2016 indeks kedalaman kemiskinan tahun 2017 mengalami
peningkatan dari 0,57 menjadi 0,84. Namun pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020
indeks kedalaman kemiskinan kembali membaik hingga menjadi 0,54 di tahun 2020.
Persentase penduduk miskin yang terus menurun cenderung tetap hingga tahun 2020. Hal
ini menunjukan bahwa menurunya persen penduduk miskin diiringi dengan pengeluaran
penduduk miskin bergerak semakin mendekati garis kemiskinan. (BPS-Statistics Kota
Banjarmasin, 2021)
Peningkatan jumlah penduduk miskin di Kalsel karena adanya pandemi Covid-19 yang
berdampak besar bagi masyarakat. mulai dari pemutusan hubungan kerja, pembatasan
5

kegiatan dan perekonomian masyarakat, akan berdampak pada perekonomian dan


kesejahteraan masyarakat. Pemerintah kota Banjarmasin melakukan sebuah program
Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Dengan kegiatan yang bertujuan sebagai langkah
integrasi program sekaligus evaluasi lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait.
Mengenai penanggulangan angka kemiskinan yang ada di Kota Banjarmasin, ada 9
Kelurahan yang menjadi fokus utama dalam upaya menekan angka kemiskinan di kota
Banjarmasin. Akan dilakukan evaluasi dan penanggulangan secara intens, yakni
Kelurahan Basirih, Pelambuan, Murung Raya, Mantuil, Tanjung Pagar, Gadang,
Pekapuran Raya, Alalak Selatan dan Sungai Jingah. (BPS Kota Banjarmasin Utara, 2021)
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah di kemukakan sebagaimana keterangan BPS
Kota Banjarmasin, Peran utama dalam menjamin kesejahteraan sosial dan ekonomi
melalui pemerataan pendapatan dan kekayaan, keadilan sosial, keseimbangan lingkungan
dan mendorong pembangunan ekonomi.
Alasan penulis memilih BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan karena Dengan kajian
ini diharapkan dapat mengungkap dan mempelajari tentang analisis kesejahteraan
masyarakat dalam program kelompok binaan Baznas di kota Banjarmasin Kelurahan
Sungai Jingah. Pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat dengan Perspektif IDZ
versi 2.0. Berdasarkan kajian terdahulu dan latar belakang diatas maka penelitian yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah analisis implementasi pengukuran tingkat
kesejahteraan desa di Kalimantan Selatan menggunakan alat ukur Indeks Desa Zakat
versi 2.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis implementasi perhitungan tingkat kesejahteraan masyarakat
dalam program pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat Kota
Banjarmasin Kelurahan Sungai Jingah dengan Indeks Desa Zakat versi 2.0
(IDZ)?
2. Bagaimana Solusi Kesejahteraan masyarakat di Kota Banjarmasin Kelurahan
Sungai jingah?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui implementasi perhitungan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam
program pendayagunaan dan pendistribusian dana zakat Badan Amil Zakat
6

Nasional (BAZNAS) Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai jingah dengan Indeks


Desa Zakat versi 2.0 (IDZ)

2. Mengetahui Solusi Kesejahteraan masyarakat di Kota Banjarmasin Kelurahan


Sungai jingah

1.4 Batasan penelitian


Penelitian ini memberikan beberapa batasan pada objek penelitian yang akan diteliti
agar lebih tepat sasaran, penulisan penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a) Objek penelitian dilakukan Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai jingah
menggunakan metode Indeks Desa Zakat versi 2.0.
b) Penguraian masalah menggunakan metode diagram tulang ikan atau diagram
fishbone.
1.5 Pentingnya / Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi
peneliti,praktisi dan akademisi tentang analisis implementasi pengukuran Indeks Desa
Zakat versi 2.0 sebagai sistem penilaian dalam pembangunan kesejahteraan desa.
Untuk peneliti diharapkan memberikan wawasan dan manfaat mengenai implementasi
pengukuran indeks desa zakat versi 2.0 sebagai penilaian dalam kesejahteraan desa
berbasis kemaslahatan. Untuk akademisi, diharapkan penelitian ini memberikan
kontribusi terkait implementasi indeks desa zakat versi 2.0 untuk menambah Khazanah
keilmuan di Institut Tazkia.
Bagi stakeholders penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah
kelurahan sungai jingah kota Banjarmasin, dengan mengetahui keadaan desa agar dapat
memberikan strategi program untuk kesejahteraan desa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam


Kesejahteraan adalah alat ukur suatu keadaan penduduk yang terletak pada tahap
sejahtera. Kesejahteraan bisa diukur dari segi kesehatan, kondisi ekonomi, kebahagiaan
serta kualitas hidup rakyatnya yang tinggal di negara tersebut (Widyastuti, 2012).
Kesejahteraan diwujudkan supaya masyarakat negeri tersebut bisa hidup sejahtera serta
sanggup meningkatkan daerahnya sendiri dan melakukan peranan sosialnya dengan baik,
apabila warga itu sejahtera berarti warga tersebut mengalami kemakmuran (Widyastuti,
2012). Kesejahteraan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016) merupakan
keamanan, keselamatan, ketenteraman jiwa sosial.
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan ataupun non makan.(BPS-
Statistics Indonesia, 2014) Setelah itu negara menetapkan sesuatu garis kemiskinan yang
jadi tolak ukur sesuatu keadaan wilayah warga tersebut akan tergolong miskin ataupun
tidak. Sebab ini jadi permasalahan serius yang bersifat struktural serta mendasar yang
menyebabkan banyak resiko, salah satunya resiko sosial ekonomi serta kriminalitas
Kerentanan jadi sesuatu kunci dimana sikap orang dalam melaksanakan investasi, pola
penciptaan, strategi penanggulangan serta persepsi akan mereka dalam mencapai
kesejahteraan(Wuri, 2013).
(BPS-Statistics Indonesia, 2014) menjelaskan bahwa untuk melihat tingkat
kebahagiaan rumah tangga di suatu daerah, ada indikator yang digunakan sebagai ukuran,
di antaranya adalah:
Tingkat pendapatan keluarga, komposisi pengeluaran rumah tangga yang
membandingkan pengeluaran makanan dan bukan makanan, tingkat pendidikan keluarga,
tingkat kesehatan keluarga, kondisi tempat tinggal dan fasilitas yang diduga dimiliki oleh
rumah tangga tersebut. Kebahagiaan pada dasarnya terdiri dari tiga konsepsi, yaitu:
1. Kondisi hidup atau kondisi sejahtera, yaitu terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial.

7
8

2. Organisasi, ruang atau bidang kegiatan yang berkaitan dengan lembaga


perlindungan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan
kegiatan perlindungan sosial dan pelayanan sosial
3. Kondisi hidup atau kondisi sejahtera, yaitu terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial.
4. Organisasi, ruang atau bidang kegiatan yang berkaitan dengan lembaga
perlindungan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan
kegiatan perlindungan sosial dan pelayanan sosial.
5. Kegiatan, merupakan kegiatan atau komitmen yang terorganisir untuk mencapai
kesejahteraan.
Islam memandang kalau pemahaman kemiskinan ialah sesuatu permasalahan
struktural sebab Allah SWT sudah menjamin rezeki tiap makhluk yang telah
diciptakan- Nya.“ Allah yang menciptakan kalian, setelah itu memberimu rezeki”( Q.S.
Ar- Rum: 40);“ Serta tidak satu juga makhluk bergerak( bernyawa) dibumi melainkan
seluruhnya dipastikan Allah rezekinya.”(Q.S. Hud: 6). Serta pada dikala yang sama
Islam sudah menutup kesempatan untuk kemiskinan kultural dengan berikan kewajiban
mencari nafkah untuk tiap orang, buat penuhi kebutuhannya.“ Dialah Yang menjadikan
bumi itu gampang untuk kalian, hingga berjalanlah di seluruh penjurunya serta
makanlah sebahagian dari rezeki- Nya. Serta cuma kepada Allah Swt lah kalian
(kembali sehabis) dibangkitkan.”( Q.S. Al- Mulk: 15). Ayat tersebut menampilkan
kalau Allah menciptakan bumi serta isinya buat kesejahteraan manusia itu sendiri,
supaya dia sanggup menggunakan apa yang terdapat buat penuhi kebutuhannya. Dalam
Al-Quran, masyarakat yang sejahtera dinamakan al-Muflihun, yang secara harfiah
berarti orang yang beruntung. Indikator masyarakat yang sejahtera (al-muflihun), yaitu
mereka yang beriman kepada hal yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Allah SWT berikan, seperti yang tercantum (QS. Al-Baqarah,
ayat:4-5).

ۗ َ‫ي ُْوقِنُ ْون‬ ٰ ْ ‫َوالَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب َما ٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَي َْك َو َما ٓ ا ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْب ِل َك ۚ َو ِب‬
‫اْل ِخ َر ِة ُه ْم‬
ٰٰۤ ُ ٰٰۤ ُ
َ‫ول ِٕى َك ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬ ‫ع ٰلى ُهدًى ِم ْن َّربِ ِه ْم ۙ َوا‬
َ ‫ول ِٕى َك‬ ‫ا‬
9

”Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,
dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqarah, ayat:4-5).(Kemenag,
2019)
Menurut Al-Imam Al-Ghazali menjabarkan kesejahteraan kedalam sebuah rumusan
konsep berupa fungsi kesejahteraan (maslahah) sosial. Dalam bukunya (Ghazali, 1994)
dikemukakan dalam masyarakat Islam terdapat lima aspek sangat berpengaruh terhadap
tercapainya kesejahteraan sosial yaitu; tujuan utama syariat Islam adalah Agama (din),
Jiwa (nafs), Akal (aql), Keturunan (nasl), Harta (maal). Serta kegiatan ekonomi
merupakan Kewajiban sosial masyarakat telah ditentukan oleh Allah SWT. Jika hal ini
tidak dilakukan, kehidupan dunia akan runtuh dan kehidupan manusia akan binasa (Al-
Ghazali, 1994). Selanjutnya, ia memberikan tiga alasan mengapa seseorang harus terlibat
dalam kegiatan ekonomi; pertama, untuk memenuhi kebutuhan yang bersangkutan,
kedua, untuk kebahagiaan keluarga, dan ketiga, untuk membantu orang lain yang sedang
dalam kesulitan. Dari ketiga kriteria di atas, terlihat bahwa kebahagiaan seseorang akan
terpuaskan jika tingkat kebutuhannya terpenuhi. Sebenarnya kebahagiaan pada tataran
teoritis memiliki banyak aspek penerapannya, namun dalam hal ini lebih dititikberatkan
pada pencapaian kebahagiaan seseorang berdasarkan derajat kebutuhan akan harta benda.
2.1.1 Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan
kehidupan masyarakat yang diukur dari standar kehidupan dan keadilan yang diterapkan
di masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan peningkatan
kesejahteran masyarakat akan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan dalam
kehidupan masyarakat. (Badrudin,2012). Dalam pembangunan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dikarenakan pembangunan
ekonomi akan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin terus membaik.
Sebagaimana disebutkan dalam QS.Al-Maidah, ayat 8 :

‫ع ٰلٓى ا َ َّْل‬
َ ‫شن َٰا ُن قَ ْوم‬ ِِۖ ‫ش َهدَ ٰۤا َء ِب ْال ِقس‬
َ ‫ْط َو َْل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ُ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِللّٰ ِه‬
َ‫ب ِللت َّ ْق ٰو ِۖى َواتَّقُوا اللّٰهَ ا َِّن اللّٰهَ َخبِي ٌْۢر بِ َما ت َ ْع َملُ ْون‬
ُ ‫ت َ ْع ِدلُ ْوا اِ ْع ِدلُ ْوا ُه َو ا َ ْق َر‬
10

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ketakwaan yang
benar akan jelas jalan keluar dari berbagai kesulitan, serta membuka pintu rezeki dari
sumber yang tiada dapat diduga sama sekali. (QS.Al-Maidah, ayat 8) (Kemenag, 2019)
Di Dalam firman Allah Swt diatas dijelaskan bahwa Kesejahteraan akan terwujud
apabila terpenuhinya keadilan didalam masyarakat. Apabila keadilan tidak terwujud
maka kesejahteraan masyarakat menjadi hilang. Menurut Imam Al-Ghazali
memperkenalkan konsep maslahah yang menganggap harta sebagai kesejahteraan
masyarakat, harta baginya dapat mendatangkan kebaikan dan sebaliknya dapat
menimbulkan kerugian. (Ghazali, 1994)
Menurut (Badrudin, 2012) kesejahteraan masyarakat akan menunjukan hasil
pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik meliputi: Pertama
Peningkatan kapasitas dan pemerataan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal,
kesehatan dan perlindungan; kedua meningkatkan taraf kehidupan, taraf pendapatan,
pendidikan yg lebih baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai
kemanusian serta Memperluas skala ekonomi dan tersedianya pilihan sosial dari individu
dan bangsa.
2.1.2 Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan masyarakat ialah kondisi memperlihatkan tentang keadaan
kehidupan masyarakat yang diukur dari standar kehidupan dan keadilan yang diterapkan
di masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan peningkatan
kesejahteran masyarakat akan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan dalam
kehidupan masyarakat. (Badrudin, 2012). Dalam pembangunan ekonomi, kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dikarenakan pembangunan
ekonomi akan berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semakin terus membaik.
2.1.3 Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa (Widjaja, 2005) ,
11

(Wulandari, 2014). Desa merupakan unit terkecil pemerintahan dalam lingkup tata
pemerintahan di indonesia. Dalam ketentuan (Undang-Undang (UU) Tentang
Pemerintahan Daerah, 2004) nomor 32 menyatakan desa atau yang dikenal sebagai
kesatuan masyarakat hukum dengan batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem negara kesatuan pemerintahan
Republik Indonesia..
Dalam (Peraturan Pemerintah (PP) Tentang Desa, 2015) Pemerintahan Nomor 72,
Pembentukan desa hanya didasarkan pada satu indikator jumlah penduduk, yang
dibedakan berdasarkan pulau dan langsung menjadi desa resmi dalam RUU baru nomor
6 (UU Desa), 2014 indeks penduduk tidak lagi hanya pulau, tetapi lebih rinci mengingat
jumlah penduduk lebih besar dari sebelumnya. Jika sebelumnya hanya cukup untuk
penduduk 2.500 jiwa, maka undang-undang desa mewajibkan 4.500 jiwa dan disiapkan
selama 13 tahun.
Dengan demikian, pembangunan Indonesia dari desa dapat dipahami sebagai
pemeliharaan, pemajuan, dan peningkatan masyarakat di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sehingga mereka dapat dan diberdayakan untuk memanfaatkan
seluruh potensi daerah, potensi ekonomi, potensi keuangan, modal sosial dan potensi
lainnya. Pembangunan desa adalah pembangunan daerah yang dimulai dari tingkat
pemerintahan yang paling rendah. Berikutnya akan diperluas pada pembangunan tingkat
kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dunia, hingga universal (Azwardi & Sukanto,
2014).
Masyarakat desa mempunyai Sistem kehidupan biasanya berkelompok berdasarkan
kekerabatan (gemeinschaft atau paguyuban) sebagian besar anggota masyarakat hidup
dari pertanian. Pekerjaan non pertanian adalah pekerjaan sambilan untuk mengisi waktu
luang. Masyarakatnya homogen dalam hal mata pencaharian, agama dan adat istiadat
(Hanif Nurcholis, 2017)
2.2 Pengukuran Kesejahteraan
Masalah yang dihadapi negara berkembang adalah kesejahteraan warganya.
Kesejahteraan telah menjadi komponen penting bangsa. Bahkan didirikan Negara dalam
rangka mencapai kemakmuran penduduknya. Berbagai cara, metode, aturan, alat, Metode
12

atau kebijakan dipilih dan diimplementasikan suatu negara untuk mencapai suatu tujuan
Ini. Nilai dan institusi sosial yang berbeda ini dapat Menjadi alat untuk membuat lebih
banyak teratur dan lebih baik. dorongan juga membentuk sebuah negara. Negara
dibutuhkan dan dibentuk Buat ketertiban dan lebih banyak kehidupan Ini juga disebut
manfaat. jadi, Kesejahteraan adalah impian semua orang dan semua orang masyarakat,
bahkan setiap negara. Status bertahan hidup Masyarakat dan negara yang sejahtera
menjadi sesuatu diidealkan. (Cahyadi, 2017)
Konsep dan ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah dikembangkan dan
digunakan di beberapa negara selalu menggunakan ukuran multidimensi(AstutI, 2022).
Hal ini dapat dimengerti, karena masalah kesejahteraan masyarakat sangat beragam dan
kompleks sehingga tidak dapat ditangani dengan pendekatan satu dimensi. Berikut ini
adalah beberapa konsep pengukuran kesejahteraan yang selama ini digunakan, yaitu:
a. Human Development Index (HDI)
Konsep pengukuran Indeks Pembangunan Manusia atau dikenal dengan Human
Development Index (HDI) dikembangkan oleh United Nations Development Program
untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan. Inti dari konsep kesejahteraan ini
adalah menjadikan “investasi sosial” untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai motor penggerak (trigger) utama bagi pembangunan berkelanjutan.
Indeks tersebut digunakan untuk mengukur perkembangan pembangunan manusia suatu
negara dan memiliki empat (empat) indikator utama, yaitu: (1) tingkat melek huruf; (2)
tingkat partisipasi pendidikan; (3) harapan hidup; (4) PDB per kapita /daya beli). IPM
dengan demikian melihat konsep kesejahteraan sebagian, dalam hal pendidikan,
kesehatan, dan tingkat pengeluaran aktual untuk memenuhi kebutuhan individu (Muvid
& Miftahuuddin, 2022)
b. Indeks Kesejahteraan Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia,sebagai lembaga pemerintah,Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia menggunakan 18 variabel, ditugaskan untuk mengadministrasi
data dan informasi di Indonesia, mengintroduksi 18 indikator tentang kesejahteraan
masyarakat meliputi sebagai berikut: Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP); Kepadatan
Penduduk per km (KPP); Angka Melek Huruf (AMH); Rata-rata Lama Sekolah (RLS);
Angka Harapan Hidup (AHH); Pengeluaran per Kapita (PPK); Persentase Rata-rata
13

Pengeluaran untuk Konsumsi Makanan (PKM); Persentase Rumah Tangga yang


Memiliki Fasilitas Minum Sendiri (FMS); Persentase Rumah Tangga dengan Jenis Lantai
Bukan Tanah (LBT); Persentase Rumah Tangga dengan Luas Lantai < 20 M2 (LLK);
Persentase Rumah Tangga dengan Dinding Tembok (RDT); Persentase Rumah Tangga
Dengan Sumber Penerangan dari PLN (PLN); Persentase Rumah Tangga dengan Fasilitas
Buang Air Besar Sendiri (BAB); Persentase Penduduk Miskin (RTM); Jumlah
Pengangguran Terbuka (JPT); Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Sebulan yang Lalu (PKK); Persentase Penduduk Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Kegiatannya Terganggu (PPB); Jumlah Penduduk Bekerja (JPB). (Badan Pusat Statistik,
2011)
c. Indeks CIBEST/Model CIBEST
Metode ini dikembangkan oleh Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, model
CIBEST (Centre for Islamic Business and Economic Research) adalah suatu alat untuk
mengukur dampak kemiskinan menurut ajaran Islam Konsep menghitung kemiskinan dan
kesejahteraan juga mencakup variabel spiritual. Model tersebut bertujuan untuk
menentukan kriteria perhitungan antara kebutuhan material dan spiritual suatu rumah
tangga sebagai unit terkecil. Dari hasil perhitungan tersebut, keluarga dapat dibedakan
menjadi dalam kelompok keluarga sejahtera, keluarga miskin spiritual kaya material,
keluarga miskin material kaya spiritual, atau keluarga miskin absolut. Dengan
menggunakan kelima variabel tersebut, pertama, shalat, puasa dan zakat merupakan
ibadah yang merupakan kewajiban pokok setiap muslim. Kedua, perubahan lingkungan
keluarga karena keluarga berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. Dan
yang terakhir adalah kebijakan pemerintah. Pemerintah bertugas menjaga kerukunan agar
masyarakat dapat menemukan kedamaian dalam beribadah dan mencegah konflik antar
umat beragama.(I. S. Beik & Arsyianti, 2016)
d. Indeks yang ada di BAZNAS
BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan
zakat di tingkat nasional. Tugas ini diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam menjalankan fungsinya sebagai regulator
zakat, salah satu langkah yang harus dilakukan oleh BAZNAS adalah mengembangkan
alat ukur dan kajian terkait zakat yang selama ini belum ada. Melalui salah satu lembaga
14

program yaitu Pusat Kajian Strategis BAZNAS telah dihasilkan beberapa alat ukur yang
terkait langsung dengan penyaluran zakat, misalnya indeks zakat nasional, indeks
kesejahteraan BAZNAS dan indeks desa zakat, Indeks Pendayagunaan Zakat, Indeks
Kesejahteraan BAZNAS, Indeks Literasi Zakat, Indeks Pembangunan Zakat Comics
(IPZN).
2.3 Konsep Indeks Desa Zakat Versi 2.0
Indeks Desa Zakat (IDZ) merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Pusat Kajian
Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas-BAZNAS) pada tahun 2017. Tujuan dari
IDZ untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak
oleh zakat. Tidak hanya berhenti pada status layak atau tidak tetapi adanya IDZ juga bisa
memberikan gambaran program seperti apa yang tepat untuk diberikan. Sama seperti IDZ
sebelumnya, IDZ 2.0 ini dapat digunakan tidak hanya saat akan memberikan bantuan
zakat tetapi juga bisa diberikan untuk menilai perkembangan suatu kelompok saat telah
diberikan zakat ataupun untuk menentukan apakah bantuan zakat masih perlu diberikan
saat mendekati akhir program.
Metode penghitungan ini merupakan penggabungan dari setiap tahap pembobotan
pada masing-masing komponen penyusunnya secara bertahap. Indeks Desa Zakat terdiri
dari lima dimensi, yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan serta
dakwah dan advokasi. Pada Indeks Desa Zakat 2.0, ada pengubahan nama dimensi kelima
yang semula dakwah menjadi dakwah dan advokasi. Adanya penambahan indikator dan
variabel dilakukan bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan serta dakwah
dan advokasi. Di sisi ekonomi, tidak ada variabel tambahan, tetapi beberapa penyesuaian
pada skala Likert. Tujuan penambahan maupun penyesuaian skala likert tersebut
diharapkan dapat tergambarkan kondisi desa yang lebih baik lagi.
Tahapan Implementasi Indeks Desa Zakat 2.0 sebagai berikut:
1. Persiapan
a Memperoleh data dan mempelajari data sekunder terkait wilayah yang akan
diukur
b Berkomunikasi dengan penanggung jawab wilayah dan pihak terkait
(jadwal, kebutuhan data yang akan diminta,dll), di wilayah tujuan.
2. Pencarian data dan observasi
15

a Mencari data dan melengkapi data melalui kantor desa, serta para pihak
terkait untuk kemudian mempelajarinya.
b Mewawancarai tokoh kunci untuk menggali dan mendalami informasi yang
diperlukan.
c Observasi untuk memastikan kebenaran data dan informasi serta
mengambil beberapa gambar/foto yang dianggap penting dan mendukung.
3. Pengisian kuesioner dan input data
a Mengisi formulir catatan lapangan
b Pengisian kuesioner IDZ 2.0 dapat dilakukan pada saat wawancara dan
ketika telah mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan siap diinput.
c Setelah semua pertanyaan pada lembar kuesioner terisi dengan data yang
valid, kemudian data diinput kedalam dashboard IDZ 2.0 yang telah
disiapkan.
4. Penilaian IDZ
Semua data yangtelah diinput dan dinilai berdasarkan instrument IDZ,formulir catatan
lapangan, dan data sekunder. Penilaian akhir dilakukan berdasarkan keputusan kolektif.
2.4 Penelitian Terdahulu
Merujuk pada hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini,
beberapa hasil penelitian telah dilakukan oleh:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
1 (Rinanda, 2021) Analisis Tingkat Berdasarkan hasil
Kesejahteraan pengukuran Indeks
Masyarakat Desa Zakat diperoleh
Dalam Program nilai sebesar 0,34. Hal
Kampung Berkah ini menunjukkan bahwa
Badan Amil Zakat kondisi desa Berkah
Nasional (Baznas) kurang baik, sehingga
Sragen Dengan harus diprioritaskan
16

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Perspektif Indeks untuk menerima uang
Desa Zakat Halaman zakat dari program
Sragen Sejahtera..
2 (Munawwaroh & Feasibility Analysis of Hasil penelitian
Arsyianti, 2021) Paya Lombang menunjukkan bahwa
Village for Zakat dengan skor 0,59 desa
Community Paya Lombang cukup
Development Program layak dibantu dengan
dana zakat.
Saran : Desa Paya
Lombong dapat
diperlukannya
peningkatan kualitas
pada dimensi ekonomi.
Berbentuk bantuan
koperasi pertanian di
pedesaan agar hasil
pertanian dapat dikelola
baik dari sektor hulu
hingga hilir untuk
mendongkrak
perekonomian
masyarakat. Selain itu,
perbaikan jalan di
pedesaan juga bisa
didukung, mengingat
sebanyak 60 persen
perdesaan belum
17

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
diaspal. Lebih lanjut,
BAZNAS dan
pemerintah pedesaan
telah mengkoordinir
sosialisasi tentang
pentingnya melanjutkan
pendidikan sehingga
remaja pedesaan
termotivasi untuk
melanjutkan pendidikan
ke tahap berikutnya.
3 Muhammad Gian Optimizing Economic nilai skor akhir
Gianggi Pratama Potentials With perhitungan Indeks
Innayah Zahara Leading Products Desa Zakat Desa
Neneng Hasanah Women's Farmers Haurkuning bernilai
(2020) (Pratama et Group and 0.64 yang artinya baik
al., 2020) Identification of Zakat dan kurang
Village Index in diprioritaskan untuk
Harkuning Village) dibantu. Kelompok
Wanita Tani (KWT)
Mekar Harapan
mempunyai beberapa
produk unik seperti
kerupuk tomat, kerupuk
jamur, kerupuk wortel,
dan serbuk jahe
4 (Wahyuningsih & Konsep pengelolaan Penelitian dari Desa
Ashlihah, zakat produktif Cupak mendapat skor
18

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
2020)(Wahyuningsih berdasarkan IDZ di 0,15, menggambarkan
& Ashlihah, 2020) desa Cupak kondisi Desa Cupak
Kabupaten Jombang yang buruk dan
memprioritaskan
dukungan. Konsep yang
diusulkan untuk
diterapkan adalah
program Qardh untuk
petani dan program
Qardh untuk UKM,
dimana kedua program
tersebut sesuai dengan
hasil perhitungan Zakat
Village Index (IDZ)
melalui survey langsung
oleh aparat di desa
Cupak. dan masyarakat,
untuk menyarankan
konsep tersebut
diterapkan dengan
benar.
5 (Tatang Ruhiat, Strategi Hasil analisis deskriptif
2020) Pendayagunaan Zakat menunjukkan bahwa
Produktif Untuk dengan menggunakan
Pengentasan zakat produksi
Kemiskinan LAZISMU dalam
(Implementasi Indeks penyaluran zakat yang
Zakat Di Lazismu) dihasilkan berupa mulai
19

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
berdaya secara ekonomi
dan informatif.
Hasil analisis perbedaan
pendapatan mustahiq
sebelum dan sesudah
menerima zakat.
6 (Khairun Najah et Proposing a Zakat Hasil menunjukkan
al., 2019) Empowerment nilai 0,58 (Cukup Baik).
Program Using IDZ: Nilai ini menunjukkan
Case from Cemplang bahwa Desa Cemplang
Village, Bogor, dianggap sebagai
Indonesia bantuan dana zakat.
Potensi desa Cemplang
adalah komoditas
pertaniannya.
7 (SADARIAH, 2019) Analisis Penguraian Prioritaskan masalah
Masalah menggunakan diagram
Pembangunan Desa tulang ikan kemudian
Berbasis tentukan strategi solusi
Kemaslahatan: berdasarkan hasil
Konsep Dasar Indeks wawancara dengan
Desa Zakat (Studi pakar menggunakan
Kasus Desa prinsip 5W1H. Hasil -
Girimukti) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kondisi Desa Girimukti
cukup baik dengan nilai
20

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Indeks Zakat Desa
Girimukti sebesar 0,49
8 (Novitasari & Tika Penghitungan Hasil penelitian bahwa
Widiastuti, 2019) Efektivitas perhitungan Indeks Desa

Pemberdayaan Desa Zakat menunjukkan


kualitas desa yang sangat
Menggunakan Indeks
baik dan menciptakan
Desa Zakat (Idz)
pemberdayaan yang
(Studi Kasus: Desa
efektif menggunakan
Laharpang Kediri)
zakat dengan skor IDZ
0,896 yang berarti sangat
baik dan efektif. Desa
Laharpang diperlukannya
peningkatan kualitas
komponen atau dimensi
ekonomi, mengingat nilai
indeks
terendah dari dimensi atau
komponen ekonomi.
9 (Jamil, 2018) Implementasi Indeks Hasil penelitian desa
Desa Zakat Pada Desa Sungai Dua
Sungai Dua dikategorikan Baik
Kecamatan Rambutan dengan nilai sebesar
(Untuk Desa Yang 0.65 dan
Terukur Dan diinterpretasikan tidak
Berkemajuan) diprioritaskan untuk
dibantu dana zakat
10 (Maulida & The Implementation Hasil penelitian
Rahmatullah, 2018) of Indeks Desa Zakat menunjukkan bahwa
(IDZ) for Priority dari melakukan
21

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Areas of the Zakat perhitungan Zakat
Community Village Index (IDZ) di
Development (ZCD) wilayah prioritas
Program for the program ZCD, dapat
Empowerment of disimpulkan bahwa dari
Productive Mustahiq ketiga lokasi penelitian,
in South Kalimantan RT 34 Desa Lucky Jaya
merupakan desa pilihan
tertinggi. Program
ZCD, dengan nilai
indeks 0,48. Nilai ini
mengklasifikasikan desa
sebagai baik
berdasarkan kisaran
skor IDZ yang
dipertimbangkan untuk
mendukung.
Desa ini memiliki
peternakan sapi dan
kambing, selain hutan
yang indah yang dapat
digunakan untuk wisata
Halal berbasis alam.
Pengembangan
pertanian berkualitas di
Desa Ulin juga dapat
ditingkatkan, demikian
juga industri kreatif
bagi perempuan.
22

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
11 (PRATIWI, 2016) Analisis Metode analisis yang
Pendayagunaan Zakat digunakan adalah model
Produktif Sebagai CIBEST yang meliputi
Pengurang kuadran dan indikator
Kemiskinan CIBEST. Hasil analisis
Berdasarkan Model menunjukkan bahwa
Cibest (Studi Kasus: zakat dapat
Badan Amil Zakat meningkatkan
Nasional Dan Dompet pendapatan mustahik
Dhuafa Kota Serang) dan menurunkan tingkat
kemiskinan materi dan
kemiskinan absolut.
12 Oktoviana Banda Analisis Rencana Penelitian ini bertujuan
Saputri, Nurul Huda Elektronifikasi untuk mengidentifikasi
& Mulawarman Keuangan Daerah akar permasalahan
Hannase dalam Memperluas dalam rencana
(Saputri et al., 2022) Kontribusi Zakat implementasi.
dengan Pendekatan Penelitian ini
Fishbone Diagram menggunakan analisis
Analysis deskriptif kualitatif
menggunakan metode
Fishbone Diagram
Analysis dengan
pendekatan 4M yaitu
Method, Manpower,
Material, dan Machine
transformasi digital
transaksi keuangan
23

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
pemerintah daerah
dalam rangka perluasan
peran zakat. bahwa
masih terdapat area
yang perlu diperkuat
pada rencana
implementasi program
elektronifikasi transaksi
keuangan Pemda dalam
memperluas kontribusi
zakat, yaitu pada area
kebijakan dan regulasi
pemerintah, SDM,
infrastruktur, serta
sinergi dan koordinasi.
Sumber : Berbagai sumber (data diolah)
Penelitian yang dilakukan oleh (Effendi et al., 2017) dalam judul penelitian Aplikasi
Model Bisnis. Kajian tentang adopsi model bisnis perbankan mikro syariah diperlukan
untuk merancang strategi keuangan inklusif yang lebih luas. Penelitian ini menggunakan
analisis kualitatif dengan wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan 4.444
literature review untuk mengumpulkan informasi dari sumber primer dan sekunder serta
studi perbandingan model bisnis keuangan mikro syariah di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan (Putra & Cahyono, 2020) dalam judul penelitian
Pengukuran Indeks Zakat Mendukung Program Bina Lingkungan Zakat Desa Sumobito
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status prioritas Desa Sumobito Wilayah
Jombang terkait penerimaan zakat dari BAZNAS melalui program Bina Lingkungan
Koin Zakat (ZCD) menggunakan Zakat Desa Indeks (IDZ). Hasil penelitian ini
menunjukkan skor IDZ sebesar 0,59 di desa Sumobito. Artinya tingkat kesejahteraan di
desa Sumobito dalam kondisi baik dan dapat dipertimbangkan untuk zakat dan infaq.
24

Penelitian ini dilakukan (Harahap et al., 2022) Analisis penelitian tingkat


kesejahteraan masyarakat pada Program di BAZNAS Serdang disimpulkan besar bobot
nilai Indeks Desa Zakat (IDZ) Dari 5 dimensi adalah 0,58 yang cukup baik sehingga
masyarakat muslim di daerah Serdang Sumatera Utara dipertimbangkan untuk bantuan
dana zakat. menggunakan metode Indeks Desa Zakat dengan versi terbaru yaitu IDZ 2.0.
Penelitian ini dilakukan (Tatang Ruhiat, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran LAZISMU dalam strategi pemanfaatan zakat produktif. Penelitian ini
juga bertujuan untuk menganalisis pencapaian dalam menerapkan Indeks Zakat
LAZISMU. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu penelitian yang sumber
datanya diperoleh langsung dari objek dokumentasi penelitian serta metode analisis
deskriptif untuk mengetahui dan menganalisis peran LAZISMU, Hasil analisis deskriptif
menunjukkan dalam mendayagunakan zakat produktif LAZISMU menyalurkan zakat
produktif dalam berbagai bentuk mulai pemberdayaan ekonomi dan penambahan
penerangan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan
masyarakat yang dibayarkan sebelum dan sesudah menerima zakat yang dihasilkan.
2.5 Posisi Penelitian
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sebagai
berikut:
1. Persamaan penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan memiliki
persamaan yaitu menganalisis pemberdayagunaan dana sosial atau dana zakat untuk
mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat.
2. Perbedaan penelitian
a. Untuk metode penelitian terdahulu seperti( irfan Beik, 2009) Meneliti tentang
dampak penggunaan zakat terhadap pengentasan kemiskinan dengan melakukan
studi kasus oleh Dompet Dhuafa Republika dengan menggunakan metode indeks
per kapita untuk mengetahui jumlah dan proporsi keluarga miskin, rasio
perkiraan kesenjangan kemiskinan dan indeks kesenjangan pendapatan untuk
mengetahui perbedaan antara pendapatan rata-rata orang miskin dan garis
kemiskinan, dan menggunakan indeks kemiskinan lotus dan FGT untuk
mengukur tingkat keparahan kesenjangan kemiskinan..(Azwardi & Sukanto,
25

2014) Meneliti tentang efektivitas alokasi dana desa (add) dan kemiskinan di
provinsi sumatera selatan menggunakan metode analisis yang digunakan bersifat
deskriptif kualitatif dan analisis inferensial, berupa regresi sederhana. Dan
(Rusli, Abubakar Hamzah, 2013), Untuk menguji pengaruh modal produksi zakat
terhadap pengentasan kemiskinan di Aceh Utara dengan metode regresi dengan
mempelajari regresi linier dan untuk analisis data digunakan uji beda Wilcoxon..
b. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah Kelompok Binaan BAZNAS
di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Indeks Desa Zakat versi 2.0
sebagai alat mekanis digunakan untuk mengukur keadaan desa sehingga dapat
ditunjukkan apakah dapat didukung oleh dana zakat.Waktu pengambilan data
pada bulan Juni-Agustus 2022 tempat pengambilan data kelompok binaan
BAZNAS . Oleh karena itu Indeks Desa Zakat versi 2.0 ini dapat digunakan
sebagai alat monitoring dan evaluasi atas proses pengelolaan zakat di desa. Dalam
penelitian ini metode kuantitatif digunakan dalam menyusun komponen
pembentukan model estimasi perhitungan nya. Adapun komponen-komponennya
sebagai yaitu dimensi, variable, dan indikator. Aspek tersebut meliputi lima aspek
yaitu Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Kemasyarakatan dan Kemanusiaan,
Dakwah dan Advokasi.
2.6 Kerangka Pemikiran
Seperti yang diketahui bahwa membangun Indonesia dari desa maka
memberdayakan masyarakat desa dengan berbagai program pemberdayaan. Sebagian
besar masyarakat tinggal di pedesaan memiliki kehidupan yang belum sejahteraan. Bagi
masyarakat bidang pertanian merupakan lahan untuk mendapatkan penghasilan, lapangan
pekerjaan yang ada di desa sangat terbatas. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas
SDM masyarakat desa, lapangan kerja yang terbatas di pedesaan dan hanya berorientasi
pada pertanian, karena terdesaknya pengangguran mengakibatkan masyarakat desa
melakukan urbanisasi, akibatnya perkembang dalam memanfaatkan potensi alam desa
kurang, potensi yang ada di desa bisa merubah kehidupan masyarakat desa menjadi lebih
baik jika dimanfaatkan dengan baik dan tepat. Berikut adalah kerangka pemikiran yang
akan menjadi acuan saya dalam meneliti tentang desa.
26

Upaya Baznas dalam peningkatan


kesejahteraan

Pemberdayaan masyarakat dengan


kelompok binaan

Pengumpulan data dengan wawancara


dan perhitungan indeks

Dimensi
Dimensi Sosial Dimensi Dimensi Dimensi
Dakwah &
& Kemanusian Pendidikan Kesehatan Ekonomi
advikasi

Perhitungan
Indeks Desa zakat

Solusi atas masalah


dengan tujuan
mencapai maslahah

Gambar 2 1 Kerangka Pemikiran

Sumber : berbagai sumber (data diolah)

G
a
m
b
a
r

2
.
1

K
e
r
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Juni - Agustus 2022, dengan mengambil lokasi
di Kota Banjarmasin Kelurahan Sungai Jingah. Dipilihnya Kota Banjarmasin sebagai
lokasi penelitian karena daerah ini adalah wilayah yang paling tertata dengan baik bila
dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Kalimantan Selatan. Hal tersebut
diindikasikan antara lain oleh beberapa faktor, yaitu: ketersediaan data yang relatif
lengkap dan baik, kemudahan akses wilayah, serta kemudahan fasilitas transportasi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif karena data yang
diperoleh berupa angka-angka. Angka yang diperoleh selanjutnya dianalisis dalam
bentuk analisis data. Proses perhitungannya harus selangkah demi selangkah untuk
menghitung nilai komponen indeks zakat yaitu indikator, variabel, dan dimensi. Ini
disebut metode pengindeksan berbobot multi-langkah. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai indeks yang disebut Indeks Desa Zakat. Dalam hal ini, kegiatan penelitian yang
dimaksud akan dilakukan di desa yang didukung oleh BAZNAS.
3.2.2. Sumber Data
Sumber data adalah merupakan subjek yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya Juanda, (2009), data dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan berupa dokumen ataupun
kutipan hasil wawancara data yang termasuk dalam data primer yaitu semua data
isian kuesioner IDZ.
b. Data Sekunder yaitu data yang berbagai instansi (data podes/profil desa)
misalnya dari Kemendagri,ZCD,Kemensos, dll.
c. Hasil observasi data kuantitatif berupa catatan lapangan .

27
28

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti wawancara yang terdiri dari daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan
disiapkan sebelumnya. Semua responden menerima pertanyaan yang sama dalam urutan
yang konsisten.
Informan penelitian ini kepala desa kelurahan sungai jingah untuk memfasilitasi
penyediaan data dan informasi IDZ. Tokoh agama (kyai,Ustadz/ah) di desa kelurahan
sungai jingah tersebut. Kepala sekolah sekolah yang ada di desa kelurahan sungai jingah
dan Petugas puskesmas kelurahan sungai jingah. Beberapa warga bu Hamidatur Rohmah
ketua pengurus kebun sehat BAZNAS KALSEL untuk meng-cross check informasi yang
diperoleh peneliti.
3.4 Metode Analisis dan Pengolahan Data
Menurut (Sugiyono, 2015) Teknik analisis data adalah proses sistematis
meneliti dan menyusun data dari wawancara, catatan lapangan dan dokumen.
Kesimpulan dibuat untuk memudahkan peneliti lain untuk memahaminya. Untuk
keperluan analisis data, peneliti menggunakan penelitian jenis analisis deskriptif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami subjek, seperti
perilaku, persepsi, motivasi, dan perilaku.
Dalam penulisan ini penulis menyelesaikan dengan melalui beberapa tahapan
pengolahan data, yaitu sebagai berikut:
1. Pertama penulis mengadakan penelitian dengan menyerahkan angket kepada
responden di desa binaan Baznas.
2. Setelah data terkumpul peneliti mengelompokkan berdasarkan daftar pertanyaan
di angket. Kemudian mengolahnya dan menganalisis sehingga dapat diambil
kesimpulan.
3. Kemudian menginterpretasikan hasil analisis dari angket maupun wawancara,
hingga mengetahui tingkat kesejahteraan desa binaan yang diteliti.
3.4.1. Komponen Indeks Desa Zakat versi 2.0
Secara umum komponen IDZ dibentuk oleh 5 (lima) dimensi yaitu ekonomi,
kesehatan, pendidikan, kemanusiaan, dan dakwah sesuai dengan bidang penyaluran
zakat yang dilakukan oleh BAZNAS.
29

Namun di tahun 2020 ada pembaharuan komponen indeks desa zakat 2.0 dengan
penambahan indikator dan variabel yaitu pada dimensi Kesehatan, Pendidikan, social
dan kemanusian serta dakwah dan advokasi. Komponen Indeks Desa Zakat dapat dilihat
pada tabel berikut (Puskas Baznas, 2020).
Tabel 3. 1 Perbedaan Jumlah Indikator dan Variabel pada IDZ

Sumber: (Puskas BAZNAS, 2020)


Penambahan indikator dan atau variabel adalah dimensi kesehatan, dimensi
pendidikan, dimensi sosial dan kemanusiaan, serta dimensi dakwah dan advokasi.
Dimensi ekonomi menjadi satu-satunya dimensi yang tidak mengalami penambahan
indikator maupun variabel. dimensi kesehatan, ditambahkan 1 indikator yaitu kegiatan
promotif dan kuratif kesehatan dan 2 variabel pada indikator ini yaitu edukasi perilaku
hidup bersih dan sehat dan penguatan layanan sistem kesehatan desa. dimensi pendidikan
tidak terdapat penambahan indikator tetapi terdapat penambahan 2 variabel pada
indikator fasilitas pendidikan yaitu kualitas guru/pengajar dan pengembangan diri siswa.
dimensi sosial dan kemanusiaan yaitu terdapat tambahan 1 indikator dan 1 variabel.
Indikator tersebut adalah kependudukan yang memiliki variabel yang sama yaitu
kependudukan dimensi dakwah dan advokasi sebanyak 2 indikator yaitu perilaku
masyarakat desa dan pengenalan medan dakwah. Masing-masing indikator tersebut
memiliki tambahan 1 variabel dan diberi nama yang sama dengan indikatornya.
Sehingga, dari komponen IDZ 2.0 serta pembobotannya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
30

Tabel 3. 2 Komponen Indeks desa zakat versi 2.0

Dimensi Indikator Variabel


EKONOMI Kegiatan Ekonomi Produktif a. Memiliki diversifikasi produk
unggulan/sentra produksi
b. Tingkat partisipasi 30embaga30
kerja
c. Terdapat komunitas penggiat
Industri kreatif
Pusat Perdagangan Desa a. Terdapat pasar sebagai sarana
perdagangan dan penyedia
kebutuhan masyarakat baik
tradisional dan online (online
marketing).
b. Terdapat tempat berdagang
(komplek pertokoan, minimarket,
warung, pusat jajanan/ Pujasera/
Pusat Kuliner)

Akses Transportasi Dan Jasa a. Aksesibilitas jalan desa


Logistik/ Pengiriman b. Terdapat moda transportasi
c. Terdapat jasa
30embaga30/pengiriman
Akses Lembaga Keuangan a. Tersedianya dan teraksesnya
30embaga keuangan Syariah dan
konvensional.
b. Keterlibatan masyarakat terhadap
rentenir.
c. Tingkat pengguna jasa/layanan
30embaga keuangan
KESEHATAN Infrastruktur Kesehatan a. Kondisi rumah penduduk
Masyarakat b. Tersedianya sarana air minum
untuk mandi dan cuci di setiap
rumah Ketersediaan fasilitas
kamar mandi dan jamban di dalam
rumah
c. Sumber air minum
31

Dimensi Indikator Variabel


Infrastruktur Pelayanan a. Tersedia sarana pelayanan
Kesehatan Kesehatan
b. Ter media sarana
(Puskesmas/Poskesdes)Polindes
c. Tersedia sarana Posyandu
d. Ketersediaan dokter/bidan
Kegiatan Promosi Dan Kuratif a. Edukasi PHBS (Perilaku Hidup
Kesehatan Bersih dan Sehat)
b. Penguatan layanan sistem
kesehatan desa

Jaminan Kesehatan a. Tingkat kepesertaan BPJS/asuransi


lainnya di masyarakat
PENDIDIKAN Tingkat Pendidikan Dan Literasi a. Tingkat pendidikan penduduk
b. Masyarakat dapat desa membaca
dan berhitung

Fasilitas Pendidikan a. Tersedia sarana dan prasarana


belajar
b. Akses ke sekolah terjangkau dan
mudah
c. Ketersediaan jumlah guru yang
memadai
d. Kualitas guru/pengajar
e. Pengembangan diri siswa
SOSIAL DAN Sarana Ruang Interaksi Terbuka a. Ketersediaan sarana olahraga
KEMANUSIAN Masyarakat b. Terdapat kelompok kegiatan
warga (badan permusyawaratan
desa, pengajian, karang taruna
Infrastruktur Listrik, Komunikasi a. Ketersediaan aliran listrik
Dan Informasi b. Terdapat akses komunikasi
c. Terdapat akses internet
d. Terdapat siaran televisi atau radio
Mitigasi Bencana Alam a. Penanggulangan bencana
Kependudukan a. Kependudukan
32

Dimensi Indikator Variabel


DAKWAH DAN Tersedianya Sarana & a. Tersedianya Masjid/Musholla di
ADVOKASI Pendamping Keagamaan lingkungan masyarakat
b. Akses ke Masjid
c. Terdapat pendamping keagamaan
(ustadz/ah,

Tingkat Pengetahuan Agama a. Tingkat literasi Al- Qurán


Masyarakat masyarakat
b. Kesadaran masyarakat muslim
untuk zakat dan infak (berbagi
kepada sesama manusia)
Tingkat Aktivitas Keagamaan a. Terselenggaranya kegiatan rutin
Dan Partisipasi Masyarakat keagamaan
b. Tingkat partisipasi masyarakat
untuk sholat 5 waktu berjamaah di
masjid/musholla
c. Tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan rutin keagamaan
(pengajian mingguan atau
bulanan)
Perilaku Masyarakat Desa a. Perilaku masyarakat desa
Pengenalan Medan a. Pengenalan medan dakwah
Sumber : (Puskas BAZNAS, 2020)
3.4.2. Metode Fishbone
Fishbone diagrams atau diagram tulang ikan pada tahun 1960-an dikembangkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa merupakan analisis sebab akibat dan menggambarkan
permasalahan dan penyebabnya dalam suatu kerangka tulang ikan. Dirancang membantu
merinci suatu masalah dan faktor munculnya penyebab permasalahan. Langkah-langkah
yang harus dilakukan sebagai berikut: pertama pengumpulan data, kedua merumuskan
masalah utama, perbedaan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang ditargetkan,
ketiga identifikasi akar masalah, keempat rekomendasi dan implementasi. (Asmoko,
2013)
33

Menentukan prioritas permasalahan yang ada di Provinsi Kalimantan selatan


digunakan diagram fishbone.
Kerangka fishbone analysis atau diagram sebab akibat digambarkan dalam diagram
tulang ikan seperti berikut :

Gambar 3 1 Diagram fishbone

3.4.3 Cara Penghitungan, Pembobotan, dan Penilaian IDZ 2.0


Prosedur dan formula penghitungannya adalah sebagai berikut:
model penghitungan indeks dalam IDZ 2.0 terbagi menjadi 2 (dua) tahapan,
pertama membuat skoring skala likert dengan rentang 1 – 5, di mana 1 menggambarkan
kondisi paling buruk dan 5 kondisi paling baik. Kedua menghitung indeks setiap variabel
aku kan penghitungan indeks pada setiap variabel dengan formula sebagai berikut:
(𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑥−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛)
𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑥 =
(𝑆𝑘𝑜𝑟− 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛)

Keterangan :
Indikator x = Indeks pada variabel x
Skor x = Nilai skor aktual pada pengukuran variabel x
Skor max = 5 (nilai paling besar)
Skor min = 1 (nilai paling kecil)
Setelah mengetahui nilai setiap indikator, orang mengalikan bobot setiap indikator
untuk mendapatkan jumlah indikator. Indeks indikator tersebut kemudian dikelompokkan
34

berdasarkan variabelnya dan dikalikan dengan bobot masing-masing variabel untuk


mendapatkan indeks variabel tersebut. Selain itu, indeks masing-masing variabel
dikalikan dengan bobot masing-masing dimensi untuk mendapatkan indeks dimensi,
sehingga menghasilkan indeks Desa Zakat. Adapun pembobotan yang dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Pembobotan Komponen IDZ

Dimensi Bobot Indikator Bobot Variabel Bobot


Dimensi Indikator Variable
=1 =1 =1
Ekonomi 0.25 Kegiatan 0.45 a. Memiliki diversifikasi 0.33
Ekonomi produk unggulan/sentra
Produktif produksi
b. Tingkat partisipasi 0.35
angkatan kerja
c. Terdapat komunitas 0.32
penggiat Industri kreatif
boot Total bobot variabel 1
Pusat 0.20 a. Terdapat pasar sebagai 0.53
Perdagangan sarana perdagangan dan
Desa penyedia kebutuhan
masyarakat baik tradisional
dan online (online
marketing)
b.Terdapat tempat berdagang 0.47
(komplek pertokoan,
minimarket, warung, pusat
jajanan/ Pujasera/ Pusat
Kuliner)
Total Variable Variable 1
Akses 0.15 a.Aksesibilitas jalan desa 0.35
Transportasi Dan
Jasa Logistik/
Pengiriman
b.Terdapat moda transportasi 0.32
35

Dimensi Bobot Indikator Bobot Variabel Bobot


Dimensi Indikator Variable
=1 =1 =1
c.Terdapat jasa 0.33
logistik/pengiriman
Total Variable Variable 1
Akses Lembaga 0.20 a.Tersedianya dan 0.30
Keuangan teraksesnya lembaga
keuangan Syariah dan
konvensional
b.Keterlibatan masyarakat 0.40
terhadap rentenir
c.Tingkat pengguna 0.30
jasa/layanan lembaga
keuangan
Total Bobot 1 Total Bobot Variabel 1
Indikator
Kesehatan 0.16 Infrastruktur 0.22 a.Kondisi rumah penduduk 0.18
Kesehatan
Masyarakat
b.Ketersediaan fasilitas air 0.31
bersih untuk mandi dan
cuci di setiap rumah
c.Ketersediaan fasilitas kamar 0.23
mandi dan jamban di dalam
rumah
d.Sumber air minum Total 0.28
Total Variable Variable 1
Infrastruktur 0.23 a.Tersedia sarana pelayanan 0.25
Pelayanan kesehatan
Kesehatan
b. Teredia sarana 0.25
(Puskesmas/Poskesdes)
Polindes
c.Tersedia sarana Posyandu 0.25
d.Ketersediaan dokter/bidan 0.25
36

Dimensi Bobot Indikator Bobot Variabel Bobot


Dimensi Indikator Variable
=1 =1 =1
Total
Total Variable Variable 1
Kegiatan 0.45 a.Edukasi PHBS (Perilaku 0.45
Promosi Dan Hidup Bersih dan Sehat)
Kuratif
Kesehatan
b.Penguatan layanan sistem 0.55
kesehatan desa
Jaminan 0.10 a.Tingkat kepesertaan 1
Kesehatan BPJS/asuransi lainnya di
masyarakat
Total Bobot 1 Total Bobot Variabel 1
Indikator
Pendidikan 0.20 Tingkat 0.50 a.Tingkat pendidikan 0.48
Pendidikan Dan penduduk
Literasi
b.Masyarakat dapat 0.52
desa
membaca dan berhitung
Total Variable Variable 1

Fasilitas 0.50 a.Tersedia sarana dan 0.10


Pendidikan prasarana belajar
b.Akses ke sekolah 0.10
terjangkau dan mudah
c.Ketersediaan jumlah guru 0.20
yang memadai
d.Kualitas guru/pengajar 0.30
e.Pengembangan diri siswa 0.30
Total Bobot 1 Total Bobot Variabel 1
Indikator
37

Dimensi Bobot Indikator Bobot Variabel Bobot


Dimensi Indikator Variable
=1 =1 =1
Sosial dan 0.17 Sarana Ruang 0.25 a.Ketersediaan sarana 0.44
kemanusian Interaksi Terbuka olahraga
Masyarakat
b.Terdapat kelompok 0.56
kegiatan warga (badan
permusyawaratan desa,
pengajian, karang
Total
Total Variable Variable 1
Infrastruktur 0.35 a.Ketersediaan aliran listrik 0.32
Listrik,
Komunikasi Dan
Informasi
b.Terdapat akses komunikasi 0.25
c.Terdapat akses internet 0.23
d.Terdapat siaran televisi atau 0.20
radio
Total Variable Variable 1
Mitigasi Bencana 0.30 a.Penanggulangan bencana 1
Alam
Total Variable Variable 1
Kependudukan 0.10 Kependudukan 1
Total Bobot 1 Total Bobot Variabel 1
Indikator
Dakwah dan 0.22 Tersedianya 0.25 a.Tersedianya 0.30
advokasi Sarana & Masjid/Musholla di
Pendamping lingkungan masyarakat
Keagamaan
b.Akses ke Masjid 0.15
c.Terdapat pendamping 0.55
keagamaan (ustadz/ah,
Total Variable Variable 1
38

Dimensi Bobot Indikator Bobot Variabel Bobot


Dimensi Indikator Variable
=1 =1 =1
Tingkat 0.25 a.Tingkat literasi Al-Qurán 0.50
Pengetahuan masyarakat
Agama
Masyarakat
b.Kesadaran masyarakat 0.50
muslim untuk zakat dan
infak (berbagi kepada
sesama manusia)
Total Variable Variable 1

Tingkat Aktivitas 0.30 a.Terselenggaranya kegiatan 0.30


Keagamaan Dan rutin keagamaan
Partisipasi
Masyarakat
b.Tingkat partisipasi 0.39
masyarakat untuk sholat 5
waktu berjamaah di
masjid/musholla
c.Tingkat partisipasi 0.31
masyarakat dalam kegiatan
rutin keagamaan (pengajian
mingguan atau bulanan)
Total Variable Variable 1
Perilaku 015 a.Perilaku masyarakat desa 1
Masyarakat Desa
Total Variable Variable 1
Pengenalan 0.15 a.Pengenalan medan dakwah
Medan
Total bobot 1 Total Bobot 1.00 Total Bobot Variabel 1.00
dimensi idz Indikator
Sumber : (Puskas BAZNAS, 2020)
IDZ = (X1 ek + X2 ks + X3 pe + X4 ke + X5 da)
di mana,
39

IDZ : Indeks Desa Zakat


X1, ...., X5 = bobot penilaian
ek : Dimensi Ekonomi
ks : Dimensi Kesehatan
pe : Dimensi Pendidikan
ke : Dimensi Sosial dan Kemanusiaan
da : Dimensi Dakwah dan Advokasi
Setiap indikator memiliki kriteria penilaian, juga dikenal sebagai skala Likert, yang
mencakup 5 kriteria evaluasi. Setiap indikator memiliki metrik atau biasa dikenal
dengan skala likert, yang terdiri dari 5 ukuran, sehingga hasil yang dihitung berkisar
dari minimal 1 hingga maksimal 5.
Hasil pengukuran menerima nilai IDZ antara 0 dan 1.Hasil IDZ dikategorikan atau
dinilai sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Score Range IDZ

Score range Keterangan Interpretasi


0,00 – 0,20 Tidak baik Sangat diprioritaskan untuk dibantu
0,21 – 0,40 Kurang baik Diprioritaskan untuk dibantu
0,41 – 0,60 Cukup baik Dapat dipertimbangkan untuk dibantu
0,61 – 0,80 Baik Kurang diprioritaskan untuk dibantu

0,81 – 1,00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk dibantu


Sumber : (Puskas BAZNAS, 2020)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Kelurahan Sungai Jingah


Desa Sungai Jingah merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Banjarmasin Utara
di pinggiran Banjarmasin, merupakan kawasan pemukiman yang sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda, dahulu dikenal dengan nama “Afdeling Sungai Jingah” atau kawasan
perkebunan kelapa yang meliputi beberapa desa yaitu Kampung Jingah, Kenanga, Desa
Pandan, Desa Sungai Andai dan Desa Sungai Jingah.
Desa Kenanga mendapatkan namanya karena dahulu banyak ditanami bunga kenanga
oleh masyarakat yang sebagian besar tanahnya dikuasai oleh warga Panggambangan,
sehingga dikenal sebagai desa penghasil bunga. Namun dengan perkembangan desa, tidak
lagi menghasilkan mata pencaharian bunga dan sekarang berubah menjadi rumah bagi
warga.
Kampung Parodan berasal dari “Kelapa Garut” karena pada umumnya masyarakat
disana sebagian besar hidup dari pemarut kelapa dan merupakan sentra pengolahan
minyak kelapa. Kini telah berubah fungsi sebagai perumahan, namun desa tersebut tetap
diabadikan dengan nama tersebut.
Desa Sungai Jingah sendiri mengambil namanya dari anak sungai Martapura yang
dulunya ditumbuhi pohon jingah. Setelah kemerdekaan, Desa Sungai Jingah tetap
menjadi desa adat yang membentang di sepanjang Sungai Martapura dari Sungai Kuin
(Antasan Kecil Timur) hingga muara Sungai Awang. Perkebunan kelapa yang sudah tidak
berproduksi, semula milik pemilik tanah, dijual oleh ahli warisnya kepada pengembang
real estate. Dimulai dengan pembangunan kompleks H. Andir, dilanjutkan dengan
kompleks H. Iyus, kompleks Surya Acit (sekarang kompleks Mahligai) dan pada tahun
1994, Kota Banjarmasin membangun perumahan kota sebagai tempat perlindungan
karyawan Pemko di jalan Kamboja, diikuti dengan relokasi warga Jalan Pos.

40
41

Kelurahan sungai jingah berbatasan dengan sungai martapura, kondisi sungai yang
ada di kelurahan sungai jingah setiap tahunnya mengalami musim pasang surut yang tidak
begitu lama. Sungai martapura ini dimanfaatkan oleh penduduk di kelurahan sungai
jingah sebagai rute transportasi air untuk lokasi jual beli diatas perahu.
Sungai Jingah adalah sebuah desa di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Wilayah kelurahan sungai jingah
berbatasan dengan di sebelah Utara Kabupaten Barito Kuala, sebelah Timur Kelurahan
Sungai Andai, sebelah Selatan Sungai Martapura- Kecamatan Banjarmasin Timur dan
sebelah Barat Kelurahan Antasan Kecil Timur. Luas wilayah kecamatan Banjarmasin
utara kelurahan sungai jingah luas 4,698 (Km²). memiliki 2 Rukun warga (RW) dan 28
Rukun tetangga (RT). Jumlah penduduk kelurahan sungai jingah 13.737 jiwa. Tempat
peribadatan di kelurahan sungai jingah 4 masjid, 19 langgar/ mushola. Sentra industri
kecil di kelurahan sungai jingah yaitu produk kain sasirangan,kue rokok dan kebun sehat
kelompok binaan baznas .
Distribusi tenaga kerja dibagi menjadi tiga yaitu: pertanian (pertanian, kehutanan,
perburuan, perikanan), industri dan jasa. Sekitar 77,96% sebagian besar terlibat dalam
pekerjaan industri jasa. Sedangkan sektor industri dan pertanian masing-masing
menyerap 20,40% dan 1,62% tenaga kerja.Sektor perdagangan dan eceran merupakan
bagian dari kelompok sektor jasa yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal mendasar
keterlibatan seseorang dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai pengusaha atau sebagai
pekerja (buruh).
42

4.2 Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah

Gambar 4.1 Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah

Sumber: Data diolah

Gambar 4.2 Ringkasan Hasil IDZ Kelurahan Sungai Jingah

Sumber: Data diolah


43

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, Indeks Desa Zakat Kelurahan
Sungai Jingah sebesar 0,61. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kondisi Kelurahan Sungai
Jingah secara umum dinilai baik. Kelurahan sungai Jingah kurang diprioritaskan untuk
dibantu. Hasil nilai indeks dari masing-masing dimensi. Nilai Indeks Desa Zakat
Kelurahan Sungai Jingah didapatkan dari penghitungan tahap lima, yaitu mengalikan
indeks yang diperoleh setiap dimensi dengan bobot masing-masing indeks sebagai
berikut,
IDZ = 0.25X1 + 0.16X2 + 0.20X3+ 0.17X4 + 0.22X5
IDŹ = 0.25(0.52) + 0.16(0.61) + 0.20(0.75) + 0.17(0.50) + 0.22(0.66)
IDZ = 0.6078~ 0.61
Ringkasan Hasil nilai indeks desa zakat Kelurahan Sungai Jingah dimensi ekonomi
0.52. Nilai tersebut menunjukan Kelurahan Sungai Jingah cukup baik dan dapat
dipertimbangkan untuk dibantu ekonominya. Dimensi kesehatan bernilai 0.61
menunjukan keterangan Kelurahan Sungai Jingah baik dengan interpretasi kurang
diprioritaskan untuk. Dimensi pendidikan bernilai 0.75 menunjukan nilai Kelurahan
Sungai Jingah baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu dana zakat. Dimensi sosial
& kemanusian bernilai 0,50 menunjukan nilai Kelurahan Sungai Jingah cukup baik
dengan interpretasi dapat diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi dakwah & advokasi
bernilai 0.66 menunjukan keterangan Kelurahan Sungai Jingah baik, kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Jadi hasil Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah menunjukan bahwa
dimensi social & kemanusian dan dimensi ekonomi nilainya paling rendah 0,50 dan 0,52
dari dimensi lainya artinya Kelurahan Sungai Jingah dapat dipertimbangkan untuk
dibantu ekonomi kelurahan tersebut.
4.2.1 Dimensi Ekonomi
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai indeks dimensi
ekonomi Kelurahan Sungai Jingah sebesar 0.52. Kondisi tersebut dinilai cukup baik,
sehingga perekonomian Kelurahan Sungai Jingah dapat dipertimbangkan untuk terus
dikembangkan.
Dimensi ekonomi terdiri dari empat variabel, yaitu Kegiatan ekonomi produktif (X11),
pusat perdagangan desa (X12), akses transportasi dan jasa logistik/pengiriman (X13), dan
44

akses lembaga keuangan (X14). Nilai indeks dari masing-masing variabel dapat dilihat
pada Gambar berikut:

Indeks Indikator Ekonomi


0,8

0,7 0,74
0,6 0,67
0,6
0,5

0,4

0,3 0,34
0,2

0,1

0
Kegiatan Ekonomi Pusat Perdagangan Desa Akses Transportasi dan Akses Lembaga Keuangan
Produktif Jasa Logistik/Pengiriman

Indeks Indikator

Gambar 4.3 Indeks Indikator Ekonomi Kelurahan Sungai Jingah

Sumber: Data diolah (2020)

Tabel 4. 1 Nilai Indeks Indikator Ekonomi Kelurahan Sungai Jingah

Indikator Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Indikator
Kegiatan Ekonomi 2 0,34 Kurang baik Diprioritaskan untuk
Produktif dibantu
Pusat Perdagangan Desa 4 0,74 Baik Kurang diprioritaskan
untuk dibantu
Akses Transportasi dan 4 0,67 Baik Kurang diprioritaskan
Jasa Logistik untuk dibantu
Akses Lembaga Keuangan 3 0,60 Cukup baik Dapat dipertimbangkan
untuk dibantu
Sumber: Datar diolah (2022)

Pada gambar diatas menunjukan hasil indikator kegiatan ekonomi produktif kelurahan
Sungai Jingah dengan nilai indeks terkecilnya 0,34 skor 2 rentang nilai 0.21-0.40
45

keterangan kurang baik dengan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu. Untuk akses
lembaga keuangan 0.60 masih dikatakan cukup baik dengan rentang nilai 0.41-0.60
dikarenakan adanya lembaga keuangan yang berada kelurahan sungai jingah oleh karena
itu dapat dipertimbangkan untuk dibantu.
Akses transportasi dan jasa logistik dengan nilai indeks 0.67 rentang nilai 0.61-
0.80 keterangan baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu. untuk Indikator pusat
perdagangan desa skor 4 nilai indeks tertinggi 0.74 keterangan baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks dimensi ekonomi diperoleh pada penghitungan, yaitu
X1 = 0.45X11 + 0.20X12 + 0.15X13 + 0.20X14
X1 = 0.45(0.34) + 0.20(0.74) + 0.15(0.67) + 0.20(0.60)
X1 = 0.5215~ 0.52
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari gambar berikut:
Tabel 4. 2 Indikator & variabel dimensi Ekonomi

Sumber: Data diolah (2020)


46

Tabel 4. 3 Nilai Indeks Variabel, Indikator Ekonomi Produktif Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Jumlah Produk 2 0.25 Kurang baik Diprioritaskan untuk dibantu
Unggulan
Tingkat Partisipasi 3 0.5 Cukup baik Dapat dipertimbangkan Untuk
Angkatan Kerja dibantu
Jumlah Komunitas 2 0.25 Kurang baik Diprioritaskan untuk dibantu
Penggiat Industri
Kreatif
Sumber : Data diolah (2022)
Pada Tabel 4.2 nilai terendah di indikator Jumlah komunitas penggiat Industri kreatif
dan Jumlah Produk unggulan nilai indeks 0.25 rentang nilai 0.21-0.40 keterangan kurang
baik dan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu. Tingkat partisipasi angkatan kerja
mendapatkan skor 3 dan dinilai 0.50 keterangan cukup baik dan interpretasi dapat
dipertimbangkan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator kegiatan ekonomi produktif diperoleh pada penghitungan,
yaitu
X11 = 0.33X111 + 0.35X112 + 0.32X113
X11 = 0.33(0.25) + 0.35(0.50) + 0.32(0.25)
X11 = 0.3375~ 0.34
47

Tabel 4. 4 Nilai indeks indicator variable Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Terdapat pasar sebagai 3 0.50 Cukup baik Dapat
sarana dan penyedia dipertimbangk
kebutuhan masyarakat an untuk
baik tradisional dan online dibantu
(online marketing)

Terdapat tempat 5 1.00 Sangat baik Tidak


berdagang (komplek, diprioritaskan
pertokoan, minimarket, untuk dibantu
warung, pusat
jajanan/pujasera/pusat
kuliner)

Sumber: Data diolah (2022)

Pada Tabel 4.4 diatas adanya terdapat pasar sebagai sarana dan penyedian kebutuhan
masyarakat Kelurahan Sungai Jingah dengan nilai 0.50 baik tradisional dan online sangat
dapat dipertimbangkan untuk dibantu agar perekonomian warga bisa lebih meningkat.
Untuk tempat berdagang seperti warung warung jajanan, warung sayur mayor dan
warung sembako yang tersebar Kelurahan Sungai Jingah pertokoan yang tersebar dan
minimarket dengan nilai 1.00 keterangan sangat baik dan tidak diprioritaskan untuk
dibantu.
Nilai indeks indicator pusat perdagangan desa diperoleh pada penghitungan, yaitu
X12 = 0.53X121 + 0.47X122
X12 = 0.53(0.50) + 0.47(1.00)
X12 = 0.735~ 0.74
48

Tabel 4. 5 Nilai indeks variabel indikator Pusat Perdagangan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Aksesibilitas jalan 4 0.75 Baik Kurang
desa diprioritaskan
untuk dibantu
Terdapat transportasi 3 0.50 Cukup baik Dapat
umum dipertimbangkan
untuk dibantu
Terdapat jasa 4 0.75 Baik Kurang
logistik/pengiriman diprioritaskan
barang untuk dibantu
Sumber : Data, diolah (2022)
Tabel 4.5 Aksesibilitas jalan desa dan Terdapat jasa logistik/pengiriman barang
memiliki indeks indikator 0.75 dengan keterangan baik dan intervensi Kurang
diprioritaskan untuk dibantu. Terdapat transportasi umum dengan nilai 0.50 keterangan
Cukup baik dan interpretasi Dapat dipertimbangkan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator akses transportasi dan jasa logistic/pengiriman barang diperoleh
pada penghitungan, yaitu
X13 = 0.35X131 + 0.32X132 + 0.33X133
X13 = 0.35(0.75) + 0.32(0.50) + 0.33(0.75)
X13 = 0.67
Tabel 4. 6 Nilai indeks variabel indikator Akses Lembaga Keuangan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Tersedianya dan 3 0.50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan
teraksesnya lembaga untuk dibantu
keuangan syariah
dan konvensional
Keterlibatan 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan
masyarakat terhadap untuk dibantu
rentenir
Tingkat pengguna 3 0.50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan
jasa/layanan untuk dibantu
lembaga keuangan
Sumber: Data , diolah (2022)
49

Akses masyarakat Kelurahan Sungai Jingah terhadap lembaga keuangan dan Tingkat
pengguna jasa/layanan lembaga keuangan dengan nilai indeks 0.50 rentang nilai 0.41-
0.60 keterangan cukup baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk dibantu.
Keterlibatan penduduk terhadap rentenir memiliki indeks sebesar 0.75 yang berarti
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator akses transportasi dan jasa logistic/pengiriman barang diperoleh
pada penghitungan, yaitu
X14 = 0.30X141 + 0.40X142 + 0.30X143
X14 = 0.30(0.50) + 0.40(0.75) + 0.30(0.50)
X14 = 0.60
Kesimpulan nilai indikator Indeks Desa Zakat dimensi Ekonomi Kelurahan Sungai
Jingah 0.52 dalam score range 0.41 – 0.60 memiliki keterangan cukup baik, interpretasi
dapat dipertimbangkan untuk dibantu pada dimensi ekonomi dengan melanjutkan
kegiatan ekonomi.
4.2.2 Dimensi Kesehatan
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan peneliti dimensi Kesehatan nilai
indeks 0.61. Kondisi tersebut dinilai baik, sehingga interpretasi Kelurahan Sungai jingah
secara umum kurang diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi kesehatan terdiri dari empat
indikator, yaitu kesehatan masyarakat (X21), pelayanan kesehatan (X22), kegiatan
promosi dan kuratif kesehatan (X23) dan jaminan kesehatan (X24). Nilai indeks dari
masing-masing indikator dapat dilihat pada Gambar .

Indeks Indikator Kesehatan


Jaminan Kesehatan 0,25

Kegiatan Promosi dan Kuratif Kesehatan 0,49

Pelayanan Masyarakat 0,77

Kesehatan Masyarakat 0,84

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

Indikator

Gambar 4.4 Indeks Indikator Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah

Sumber: Data diolah (2022)


50

Tabel 4. 7 Nilai Indeks Indikator Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah

Indikator Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Indikator
Kesehatan Masyarakat 5 0,84 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
dibantu
Pelayanan Masyarakat 4 0,77 Baik Kurang diprioritaskan untuk
dibantu
Kegiatan Promosi dan 3 0,49 Cukup baik Dapat dipertimbangkan
Kuratif Kesehatan untuk dibantu
Jaminan Kesehatan 2 0,25 Kurang baik Diprioritaskan untuk
dibantu
Sumber : Data, diolah (2022)

Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,


variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari gambar berikut:
Tabel 4. 8 Indikator & variabel dimensi Kesehatan

Sumber: Data, diolah (2022)


51

Tabel 4. 9 Nilai indeks Variabel Indikator Kesehatan Masyarakat Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Ketersedian fasilitas air 5 1.00 Sangat baik Tidak
bersih untuk mandi dan diprioritaskan
cuci di setiap rumah untuk dibantu
Ketersedian fasilitas kamar 3 0.50 Cukup baik Dapat
mandi jamban didalam dipertimbangkan
rumah untuk dibantu
Sumber air minum 5 0.83 Sangat Baik Tidak
diprioritaskan
untuk dibantu
Kondisi rumah penduduk 5 1.00 Sangat baik Tidak
diprioritaskan
untuk dibantu
Sumber: Data diolah (2022)

Ketersedian fasilitas air bersih untuk mandi dan cuci di setiap rumah 1.00, Sumber air
minum 0.83, dan Kondisi rumah penduduk 1.00 nilai tertinggi rentang nilai 0.81-1.00
dengan keterangan sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Ketersedian fasilitas kamar mandi jamban didalam rumah nilai indeks 0.50 rentang nilai
0.41-0.60 dengan keterangan cukup baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk
dibantu.
Nilai indeks indikator infrastruktur Kesehatan masyarakat diperoleh pada
penghitungan, yaitu
X21 = 0.18X211 + 0.31X212 + 0.23X213 + 0.28X214
X21 = 0.18(1.00) + 0.31(1.00) + 0.23(0.50) +0.28(0.83)
X21 =0.8374 ~ 0.84
52

Tabel 4. 10 Nilai indeks variabel indikator Pelayanan Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Tersedia sarana 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
puskesmas dibantu

Tersedia sarana 2 0.33 Kurang Baik Diprioritaskan untuk dibantu


polindes

Tersedia sarana 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk


posyandu dibantu

Ketersediaan 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan dibantu


dokter/bidan
bersertifikat
Sumber: Data , diolah (2022)

Tersedia sarana puskesmas dan tersedia sarana posyandu dengan nilai indeks tertinggi
1.00, rentang nilai 0.81-1.00 keterangan sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan
untuk dibantu.
Ketersediaan dokter/bidan bersertifikat dengan nilai 0.75, keterangan baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Tersedia sarana polindes dengan nilai indeks terendah 0.33 keterangan kurang baik
dan diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator infrastruktur pelayanan kesehatan diperoleh pada penghitungan,
yaitu
X22 = 0.25X221 + 0.25X222 + 0.25X223 + 0.25X224
X22 = 0.25(1.00) + 0.25(0.33) + 0.25(0.1.00) +0.25(0.75)
X22 =0.77
53

Tabel 4. 11 Nilai indeks variabel indikator Kegiatan Promosi dan Kuratif Kesehatan Kelurahan Sungai
Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel

Edukasi PHBS 2 0.38 Kurang baik Diprioritaskan untuk dibantu

Penguatan sistem 3 0.58 Cukup Baik Dapat dipertimbangkan untuk


pelayanan dibantu
kesehatan desa
Sumber: Data diolah (2022)
Edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan nilai indeks 0.38 rentang
nilai 0.21-0.40 keterangan variable kurang baik dan interpretasi diprioritaskan untuk
dibantu. Penguatan sistem pelayanan kesehatan desa dengan nilai indeks 0.58 rentang
nilai 0.41-0.60 keterangan variable cukup baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan
untuk dibantu.
Nilai indeks indikator Kegiatan Promosi dan Kuratif Kesehatan diperoleh pada
penghitungan, yaitu
X23 = 0.45X231 + 0.55X232
X23 = 0.45(0.38) + 0.55(0.58)
X23 =0.49
Tabel 4. 12 Nilai indeks variabel indikator Jaminan Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel

Tingkat Kepesertaan 2 0.25 Kurang baik Diprioritaskan untuk


BPJS di masyarakat dibantu

Sumber: Data diolah (2022)

Tingkat Kepesertaan BPJS di masyarakat dengan nilai indeks 0.25 rentang nilai 0.21-
0.40 keretangan variable kurang baik dan interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator Jaminan Kesehatan diperoleh pada penghitungan, yaitu
X24 = X241
X24 =0.25
54

Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Kesehatan Kelurahan Sungai Jingah
0.61 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, interpretasi kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.3.Dimensi Pendidikan
Nilai indeks dimensi Pendidikan sebesar 0,75 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dan literasi penduduk Desa Sungai Jingah tergolong baik sehingga tidak diprioritaskan
untuk mendapatkan bantuan. Dimensi pendidikan dan tingkat literasi terdiri dari dua
indikator yaitu tingkat pendidikan penduduk desa (X311) dan kemampuan literasi
masyarakat (X312).Nilai indikator masing-masing indikator ditunjukkan pada gambar

Indeks Indikator Pendidikan


1
0,88
0,9
0,8
0,7 0,62
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
Tingkat Pendidikan dan Literasi Fasilitas Pendidikan

Indeks Indikator

Gambar 4.5 Indeks Indikator Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah

Sumber: Data diolah (2022)

Tabel 4. 13 Nilai Indeks Indikator Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah

Indikator Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Indikator
Tingkat Pendidikan Dan 5 0,88 Sangat baik Tidak diprioritaskan
Literasi untuk dibantu
Fasilitas Pendidikan 4 0,62 Baik Kurang diprioritaskan
untuk dibantu
Sumber : Data diolah (2022)
55

Tingkat Pendidikan Dan Literasi dengan skor 5 nilai indeks 0,88 keterangan indikator
sangat baik dengan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu dan Fasilitas
Pendidikan dengan skor 4 dan nilai indeks variabel 0.62 keterangan baik dan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks dimensi pendidikan diperoleh pada penghitungan yaitu:
X3 = 0.50X31 + 0.50X32
X3 = 0.50(0.88) + 0.50(0.62)
X3 = 0.75
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari tabel berikut:
Tabel 4. 14 Indikator & variabel dimensi Pendidikan

Sumber: Data diolah (2022)


Tabel 4. 15 Nilai indeks Variabel indikator Tingkat Pendidikan dan Literasi Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Tingkat pendidikan 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan
penduduk desa untuk dibantu
Masyarakat dapat membaca 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan
dan menghitung untuk dibantu

Sumber: Data , diolah (2022)

Tingkat pendidikan penduduk desa dengan skor 4 nilai indeks 0.75 keterangan
variable baik dan interpretasi kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Masyarakat dapat membaca dan menghitung dengan skor 5 nilai indeks 1.00
keterangan variabel sangat baik dan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks Indikator Tingkat Pendidikan dan Literasi diperoleh pada penghitungan,
yaitu:
56

X31 = 0.48X311 + 0.52X312


X31= 0.48(0.75) + 0.52(1.00)
X31= 0.88
Tabel 4. 16 Nilai Indeks Variabel Indikator Fasilitas Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Ketersedian sarana dan 3 0,50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan
prasarana untuk dibantu

Akses ke sekolah terjangkau 4 0.67 Baik Kurang diprioritaskan


dan mudah untuk dibantu

Ketersedian jumlah guru yang 4 0.69 Baik Kurang diprioritaskan


memadai untuk dibantu

Pengembangan diri siswa 3 0,50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan


untuk dibantu
Sumber: Data , diolah (2022)

Ketersedian sarana dan prasarana dan Pengembangan diri siswa skor nilai 3 dengan
keterangan variable cukup baik dan interpretasi dapat dopertimbangkan untuk dibantu.
Akses ke sekolah terjangkau dan mudah dan Ketersedian jumlah guru yang memadai
dengan skor 4 keretangan variable baik dan interpretasi dapat dipertimbangkan untuk
dibantu.
Nilai indeks indikator Fasilitas pendidikan diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X32 = 0.10X321 + 0.10X322 + 0.20X323+ 0.30X324+ 0.30X325
X32= 0.10(0.50) + 0.10(0.67) + 0.20(1.00) + 0.30(0.69) + 0.30(0.50)
X31= 0.62
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Pendidikan Kelurahan Sungai Jingah
0.75 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, sehingga interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.4 Dimensi Sosial & Kemanusian
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai indeks dimensi kemanusiaan dan
sosial Desa Sungai Jingah adalah 0,50. Situasinya dianggap cukup baik untuk
dipertimbangkan dibantu. Dimensi masyarakat manusia mencakup tiga indikator, yaitu
57

ruang interaksi masyarakat terbuka (X41), listrik, infrastruktur komunikasi dan informasi
(X42), mitigasi bencana alam (X43) dan kependudukan (X44). Nilai indeks masing-masing
variabel ditunjukkan pada gambar berikut:

Indeks Indikator Sosial & Kemanusian


KEPENDUDUKAN 0,75

MITIGASI BENCANA ALAM 0

INFRASTRUKTUR LISTRIK,KOMUNIKASI, DAN


0,94
INFORMASI

SARANA RUANG INTERAKSI TERBUKA MASYARAKAT 0,39

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Indeks Indikator

Gambar 4.6 Indeks Indikator Sosial & Kemanusian

Sumber: Data diolah (2022)

Tabel 4. 17 Nilai Indeks Indikator Sosial & Kemanusian

Indikator Skor Indeks Indikator Keterangan Interpretasi


Sarana Ruang Interaksi 2 1.00 Kurang baik Diprioritaskan
Terbuka Masyarakat untuk dibantu
Infrastruktur 5 0,94 Sangat baik Tidak
Listrik,Komunikasi,dan diprioritaskan
Informasi untuk dibantu
Mitigasi Bencana Alam 1 0,00 Tidak baik Sangat
diprioritaskan
untuk dibantu
Kependudukan 4 0,75 Baik Kurang
diprioritaskan
untuk dibantu
Sumber: Data diolah (2022)

Nilai indeks dimensi sosial kemanusiaan diperoleh pada penghitungan, yaitu :


X4 = 0.25X41 + 0.35X42 + 0.30X43+0,10(X44)
X4 = 0.25(0.39) + 0.35(0.94) + 0.30(0.00) + 0,10(0.75)
X4 = 0.5015 ~ 0.50
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari tabel berikut:
58

Tabel 4. 18 Indikator & variabel dimensi Sosial & Kemanusian

Sumber: Data diolah (2022)

Tabel 4. 19 Nilai Indeks Variabel Indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat Kelurahan Sungai
Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Ketersedian sarana olah 2 0.25 Kurang baik Diprioritaskan untuk dibantu
raga
Terdapat kelompok 4 0.50 Baik Kurang diprioritaskan untuk
kegiatan warga dibantu
Sumber: Data diolah (2022)

Ketersedian sarana olah raga dengan nilai 0.25 keterangan variable kurang baik dan
interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.
Terdapat kelompok kegiatan warga 0.50 keterangan variable baik dan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat diperoleh pada
penghitungan, yaitu:
X41 = 0.44X411 + 0.56X412
X41 = 0.44(0.25) + 0.56(0.50)
X41 = 0.39

Tabel 4. 20 Nilai indeks Variabel indikator Infrastruktur Listrik,Komunikasi,dan Informasi Kelurahan


Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Ketersediaan aliran 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
listrik dibantu
59

Terdapat akses 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan untuk


komunikasi dibantu
Terdapat akses 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
internet dibantu
Terdapat siaran tv 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
atau radio dibantu
Sumber: Data diolah (2022)
Ketersedian aliran listrik,terdapat akses internet, dan terdapat siaran tv atau radio
dengan nilai 1.00 keterangan variable sangat baik dan tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Terdapat akses komunikasi dengan nilai 0.75 keterangan variable baik dan kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
Nilai indeks indikator indikator Infrastruktur Listrik,Komunikasi,dan Informasi
diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X42 = 0.32X421 + 0.25X422 + 0.23X423+ 0.20X424
X42 = 0.32(1.00) + 0.25(0.75) + 0.23(1.00) + 0.20(1.00)
X42 = 0.9375~0.94
Tabel 4. 21 Nilai indeks Variabel indikator Mitigasi Bencana Alam Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Penanggulangan 1 0.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
Bencana Alam dibantu
Sumber: Data diolah (2022)
Nilai indeks indikator Mitigasi Bencana Alam diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X43 = X431
X43 = 0.00

Tabel 4. 22 Nilai indeks Variabel Indikator Kependudukan Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Kependudukan 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan untuk
dibantu
Sumber: Data diolah (2022)
Nilai indeks Indikator Kependudukan diperoleh pada penghitungan, yaitu:
60

X44 = X441
X43 = 0.75
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Sosial dan Kemanusian Kelurahan
Sungai Jingah 0.50 dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, sehingga
interpretasinya kurang diprioritaskan untuk dibantu.
4.2.5 Dimensi Dakwah & Advokasi
Nilai indeks dimensi dakwah & advokasi adalah 0.66. Kondisi ini dinilai baik dan
kurang diprioritaskan untuk dibantu. Dimensi dakwah terdiri dari lima indikator, yaitu
tersedianya sarana dan pendamping keagamaan (X51), tingkat pengetahuan agama
masyarakat (X52), tingkat aktivitas keagamaan dan partisipasi masyarakat (X53),perilaku
masyarakat desa (X54) dan pengenalan medan dakwah (X55).Nilai indeks dari masing-
masing Indikator dapat dilihat pada gambar

Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi


Pengenalan Medan Dakwah 1

Perilaku Masyarakat Desa 0,63

Tingkat Aktifitas Keagamaan Dan Partisipasi Masyarakat 0,48

Tingkat Pengetahuan Agama Masyarakat 0,5

Tesedianya Sarana Pendamping Keagamaan 0,58

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Indeks Indikator

Gambar 4.7 Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi

Sumber: Data diolah (2022)


61

Tabel 4. 23 Nilai Indeks Indikator Dimensi Dakwah & Advokasi

Indikator Skor Indeks Indikator Keterangan Interpretasi

Tersedianya sarana dan 3 0,58 Cukup baik Dapat


pendamping agama dipertimbangkan
untuk dibantu
Tingkat pengetahuan 3 0,50 Cukup baik Dapat
agama masyarakat dipertimbangkan
untuk dibantu
Tingkat aktifitas 3 0,48 Cukup baik Dapat
keagamaan dan partisipas dipertimbangkan
masyarakat untuk dibantu
Perilaku masyarakat desa 4 0,63 Baik Kurang
diprioritaskan
untuk dibantu
Pengenalan medan dakwah 5 1,00 Sangat baik Tidak
diprioritaskan
untuk dibantu
Sumber: Data diolah (2022)

Nilai indeks dimensi dakwah diperoleh pada penghitungan, yaitu:


X5 = 0.25X51 + 0.25X52 + 0.30X53+0.15X54+0.15X55
X5 = 0.25(0.58) + 0.25(0.50) + 0.30(0.48)+0.15(0.63)+0.15(1.00)
X5 =0,6585~ 0.66
Indikator di atas dipengaruhi oleh setiap indeks variabel yang mempengaruhinya,
variabel yang mempengaruhi indicator diatas terdiri dari tabel berikut:
Tabel 4. 24 Indikator & variabel dimensi Dakwah & Advokasi

Sumber: Data diolah (2022)


62

Tabel 4. 25 Nilai indeks Indikator Tersedianya sarana dan pendamping agama Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Ketersedian masjid 4 0.75 Baik Kurang diprioritaskan untuk
dibantu
Akses ke masjid 3 0.50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan untuk
dibantu
Terdapat pendamping 3 0,50 Cukup baik Dapat dipertimbangkan untuk
keagamaan dibantu
Sumber: Data diolah (2022)
Ketersedian masjid dengan nilai indeks 0.75 keterangan variable baik dan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu.
Akses ke masjid dan Terdapat pendamping keagamaan mendapatkan nilai ineks 0.50
keterangan variable cukup baik dan dapat pertimbangan untuk dibantu.
Nilai indeks dimensi dakwah diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X51= 0.30X511 + 0.15X512 + 0.55X513
X51= 0.30(0.75) + 0.15(0.50) + 0.55(0.50)
X51=0,575~0.58
Tabel 4. 26 Nilai indeks variabel indikator Tingkat pengetahuan agama masyarakat Kelurahan Sungai
Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel

Tingkat literasi al-Quran 4 0.63 Baik Kurang


Masyarakat diprioritaskan
untuk dibantu

Kesadaraan masyarakat untuk 2 0.38 Kurang baik Diprioritaskan


berzakat dan berinfak untuk dibantu

Sumber: Data diolah (2022)


Tingkat literasi al-Quran Masyarakat dengan nilai indeks 0.63keterangan baik dan
interpretasi kurang diprioritaskan untuk dibantu. Dan Kesadaraan masyarakat untuk
berzakat dan berinfak dengan nilai indeks 0.38 keterangan variable kurang baik dan
interpretasi diprioritaskan untuk dibantu.
63

Nilai indeks indikator Tingkat pengetahuan agama masyarakat diperoleh pada


penghitungan , yaitu:
X52= 0.50X521 + 0.50X522
X52= 0.50(0.63) + 0.50(0.38)
X52=0,505~ 0.50
Tabel 4. 27 Nilai indeks Variabel indikator Tingkat aktivitas keagamaan dan partisipasi masyarakat
Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Kegiatan rutin 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
keagamaan dibantu

Partisipasi sholat jamaah 2 0.25 Kurang baik Diprioritaskan untuk


5 waktu dibantu

Partisipasi kegiatan rutin 2 0.25 Kurang Baik Diprioritaskan untuk


keagamaan dibantu
Sumber: Data diolah (2022)
Kegiatan rutin keagamaan dengan nilai indeks 1.00 keterangan variable sangat baik
dan interpretasi tidak diprioritaskan untuk dibantu.
Partisipasi sholat jamaah 5 waktu dan Partisipasi kegiatan rutin keagamaan dengan
nilai indeks 0,25 keterangan variable kurang baik dan interpretasi diprioritaskan untuk
dibantu.
Nilai indeks indikator Tingkat aktifitas keagamaan dan partisipas masyarakat
diperoleh pada penghitungan , yaitu:
X53= 0.30X531 + 0.39X532+ 0.31X533
X53= 0.30(1.00) + 0.39(0.25) + 0.31(0.25)
X53=0,475~ 0.48
64

Tabel 4. 28 Nilai indeks Variabel indikator Perilaku Masyarakat Desa Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel

Penanggulangan 4 0.63 Baik Kurang diprioritaskan untuk


Bencana Alam dibantu

Sumber: Data , diolah (2022)


Nilai indeks indikator perilaku masyarakat desa diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X54 = X541
X54 = 0.63
Tabel 4. 29 Nilai indeks Variabel indikator Pengenalan Medan Dakwah Kelurahan Sungai Jingah

Variabel Skor Indeks Keterangan Interpretasi


Variabel
Penanggulangan 5 1.00 Sangat baik Tidak diprioritaskan untuk
Bencana Alam dibantu
Sumber: Data , diolah (2022)
Nilai indeks indikator perkenalan medan dakwah diperoleh pada penghitungan, yaitu:
X55 = X551
X55 = 1.00
Kesimpulan nilai Indeks Desa Zakat Dimensi Dakwah Kelurahan Sungai Jingah 0.66
dalam score range 0.61 – 0.80 memiliki keterangan baik, sehingga interpretasinya kurang
diprioritaskan untuk dibantu.
65

4.3 Analisa Menggunakan Diagram Fishbone


Penelitian ini menghasilkan nilai IDZ versi 2.0 Kelurahan Sungai jingah sebesar 0,61.
Langkah untuk menganalisis hasil kajian terhadap nilai indikator yang diperoleh
kemudian mendeskripsikan masalah menggunakan diagram tulang ikan dengan tujuan
untuk menganalisis akar penyebab agar masalah dapat dikelompokkan sesuai
prioritasnya. Pertama-tama menentukan penyebab masalah yang tidak terduga dengan
mengikuti langkah-langkah berikut::
1. Menentukan pokok permasalahan

2. Menganalisis penyebab permasalahan berdasarkan dimensi indeks desa zakat


menggunakan Fishbone analysis.

a) Menggambarkan garis lurus atau terletak secara mendatar dengan tanda panah
di ujung sebelah kanan dan kotak di depannya yang berisi dimensi indeks desa
zakat masalah yang akan diteliti.

b) Menuliskan penyebab utama atau dimensi indeks desa zakat dalam kotak yang
dihubunngkan kearah garis panah utama.

c) Menuliskan penyebab kecil atau indikator indeks desa zakat disekitar


penyebab utama dimensi indeks desa zakat dan menghubungkanya dengan
penyebab utama

d) Menuliskan variabel indeks desa zakat sebagai penyebab dari indikator indeks
desa zakat.

3. Identifikasi penyebab utama dari masalah dan menentukan penyebab utama


masalah yang paling dominan terjadi.
4. Menentukan rencana penanggulangan untuk mengatasi permasalahan yang ada .
Sehingga berdasarkan .langkah-langkah.yang.telah.dilaksanakan di atas,diperoleh
diagram fishbone sebagai.berikut :
66

Gambar 4.8 Diagram Fishbone Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah
67

Nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah merupakan hasil dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya, meliputi dimensi, indikator dan variabel. Berdasarkan diagram
tulang ikan di atas, dimensi sosial dan kemanusian memiliki pengaruh yang paling dekat
terhadap nilai IDZ kelurahan Sungai Jingah, dengan nilai 0,50 untuk masing-masing
indikator. Disusul oleh dimensi ekonomi sebesar 0,52, dimensi kesehatan sebesar 0,61
dan dimensi dakwah dan advokasi sebesar 0,66. Juga, dimensi pendidikan adalah 0,75.
Diagram tulang ikan menggambarkan antara nilai tinggi dimensi pendidikan dan dimensi
dakwah dan advokasi, yang tidak sebanding dengan rendahnya nilai dimensi kesehatan,
ekonomi, dan sosial dan kemanusiaan.
Maka dalam hal ini, penulis membagi prioritas pertanyaan menjadi dua bagian,
prioritas pertanyaan pertama.yang paling dekat dengan garis sebab masalah, terdiri dari
tiga dimensi ekonomi dan sosial&kemanusian, dengan kategori cukup baik dan yang
kedua diposisikan jauh dari garis sebab masalah terdiri dari.dimensi
Kesehatan,pendidikan dan dakwah & advokasi dengan.kategori baik. Penyebab dari
setiap masalah dimensi diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut:
4.3.1. Dimensi ekonomi
Indikator ekonomi kegiatan ekonomi produktif dengan nilai indeks terkecilnya 0,25
karena adanya pandemi covid 19 membuat Pembatasan kegiatan masyarakat
mempengaruhi kegiatan usaha dan berdampak pada perekonomian. Efek negatif dari
wabah ini adalah pengangguran, kurangnya pendapatan, kebangkrutan pengusaha dan,
yang lebih mengkhawatirkan, penutupan beberapa bisnis. Adanya program kelompok
binaan Baznas Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kebun sehat di Kelurahan Sungai
jingah dengan produk unggulannya seledri, selada dan pakcoy.
68
69

Gambar 4.9 hidroponik tanaman seledri

Gambar 4.10 kebun sehat kelompok satu BAZNAS KALSEL

Beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kompleks Kenanga di Desa Sungai Jingah,
Banjarmasin merawat dan membersihkan 'kebun kesehatan' hidroponik yang terletak di
70

lahan kosong milik warga. Kegiatan dimulai pukul 17.00. Kebun sehat memiliki 40
anggota taman (20 orang dalam satu taman) melakukan pekerjaan perawatan setiap hari,
seperti memeriksa tingkat nutrisi di dalam air, memberantas hama tanaman, dan
membersihkan lingkungan taman.
BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan sangat membantu masyarakat sekitar
khususnya dalam bidang ekonomi. Harga dari hasil kebun sangat murah, dibawah harga
pasaran. Selada air hanya Rp. 35.000/kg dan pakcoy hanya Rp. 35.000/kg. Keuntungan
dari setiap penjualan akan dibagi rata di antara setiap anggota. tetap, beroperasi setiap
hari. Kondisi jalan darat antar kelurahan jenis permukaan jalan aspal/beton dapat dilalui
kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun.
Pusat perdagangan desa dengan nilai indeks 0.74 keterangan baik dengan interpretasi
kurang diprioritaskan untuk dibantu karena Kelurahan sungai jingah terdapat pasar milik
pemerintah satu yaitu Pasar Jahri saleh. sebagai sarana perdagangan ny danny penyedia
kebutuhan. Dani Terdapat tempat berdagang seperti pertokoan,minimarket, dan warung.
Untuk aksesyLembagaykeuangan 0.60 masih dikatakan cukup baikydapat
dipertimbangkanyuntuk.dibantu, Lembaga keuangan adalah badan atau lembaga
komersial di bidang jasa keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
bunga atau persentase dalam bentuk bank umum, bank perkreditan rakyat, dan lain-lain
dan mengarahkan dana yang akan digunakan untuk pembiayaan. Lembaga keuangan
yang beroperasi di kelurahan sungai jingah Bank umum pemerintah satu, Bank umum
swasta dua, dan bank Syariah mandiri di jl pangeran hidayatullah RT 14 Sungai Jingah.
Akses transportasi dan jasa logistik/ pengiriman dengan nilai indeks 0.67 kategori
keterangan baik, kurang diprioritaskan untuk dibantu. Sarana transportasi antar kelurahan
sungai jingah mempunyai jenis transportasi darat keberadaan angkutan umum ada, tanpa
trayek.
4.3.2. Dimensi sosial & kemanusian
Mitigasi Bencana alam memiliki nilai indeks paling rendah,yaitu 0. Hal Tersebut
menunjukkan mitigasi bencana alam Kelurahan Sungai Jingah sangat diprioritaskan
untuk dibantu. Keberadaan fasilitas atau upaya antisipasi atau mitigasi bencana alam di
Kelurahan Sungai Jingah seperti sistem peringatan dini bencana alam tidak ada, sistem
71

peringatan dini khusus tsunami tidak ada karena bukan wilayah yang memiliki potensi
tsunami, dan hanya ada perlengkapan keselamatan.(BPS Kota Banjarmasin Utara, 2021)
Infrastruktur.listrik, komunikasi.dan .informasi.dengan nilai indeks 0.94. variabel
infrastruktur listrik, komunikasi dan informasi dinilai sangat baik, sehingga tidak yg
diprioritaskan y untuk y dibantu. Banyaknya keluarga menurut Kelurahan Sungai Jingah
dan pengguna listrik PLN sebesar 3.694. Jumlah Menara telepon seluler sungai jingah
ada 3, jumlah operator layanan komunikasi telepon seluler yang menjangkau kelurahan
ada 6, kondisi sinyal telepon seluler di sebagian besar wilayah kelurahan sangat
kuat.(BPS Kota Banjarmasin Utara, 2021)
Sarana.ruang.interaksi.terbuka.masyarakat.dinilai.cukup.baik.dengan.nilai.indeks.0.7
2,sehingga.saranae ruang interaksi terbuka masyarakat Kelurahan Sungai Jingah tidak
diprioritaskan untuk dibantu dana zakat. Lapangan atau area olahraga hanya satu
lapangan sepak bola berbentuk lapangan terbuka. jumlah kelompok kegiatan warga di
Kelurahan Sungai Jingah ada beberapa Kelompok kegiatan warga berupa pengajian
mingguan/bulanan/tahunan/Peringatan Hari Besar Islam, Karang Taruna,kelompok
binaan BAZNAS Prov Kalsel kebun sehat,arisan dll.
Kependudukan.dinilai.baik,kurang.diprioritaskan.untuk.dibantu.dengan.nilai.indeks
0,75,sehingga persentase jumlah penduduk yang sudah memiliki KTP 80%.
Ketersediaan.siaran TV atau radio.memiliki.dengan nilai indeks 1.00. Hal
tersebut.disebabkan.siaran.TV atau radio telah dapat.diakses.oleh seluruh warga
Kelurahan Sungai Jingah.
4.3.3. Dimensi Kesehatan
Pada gambar variabel jaminan kesehatan tingkat terendah 0,25 tingkat kepesertaan
BPJS atau asuransi. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa kesadaran masyarakat akan
asuransi masih rendah. Pendapatan mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli
produk asuransi, karena semakin besar pendapatan atau kekayaan, semakin besar
kemungkinan harta yang dapat hilang atau rusak. Selain itu, semakin tinggi pendapatan
seseorang, semakin tinggi alokasi dana untuk asuransi. Hal ini berbeda dengan
masyarakat berpenghasilan rendah yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Orang enggan membeli asuransi karena pola pikir dan persepsi mereka
yang kurang memikirkan bahwa kehidupan ini penuh ketidakpastian. dan Kesulitan
72

memperoleh informasi dan pengetahuan tentang asuransi. sangat diprioritaskan untuk


dibantu untuk literasi berhubungan dengan asuransi.
Kegiatan promosi dan kuratif kesehatan dengan nilai 0.49 cukup baik, berupa edukasi
perilaku hidup sehat dan bersih melalui pendekatan ke masyarakat. yang didedikasikan
Indikator yaitu: Persalinan telah ditolong oleh tenaga medis, Pemberian ASI eksklusif,
Menimbang bayi dan balita secara berkala, Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan
Menggunakan air bersih. Namun masih kurang keterlibatan pemangku kepentingan
dalam pengadaan fasilitas pendukung.
Pelayanan Kesehatan dengan nilai 0,77 masuk kategori keterangan baik, kurang
diprioritaskan untuk dibantu karena Kelurahan Sungai Jingah mempunyai Puskesmas di
Jl. Sungai Jingah Rt 7 No. 11, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan tipe puskesmas non rawat inap. Ketersediaan tenaga kerja di puskesmas sungai
jingah yaitu: kepala puskesmas 1, dokter umum 3,dokter gigi 2,bidan 6,petugas apotek 1,
tenaga laboratorium 2, petugas gizi 3, verifikator 1,pemilik Kesehatan 1,petugas
Kesehatan lainya 3, petugas loket 3, tata usaha 4, cleaning servis dan satpam 2.
Kelurahan Sungai Jingah tidak memiliki rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan
poliklinik/balai pengobatan tidak ada. Namun jarak menuju sarana pelayanan Kesehatan
sangat mudah.
Kesehatan masyarakat dengan nilai 0,84 sehingga dikatakan sangat baik dan tidak
diprioritaskan untuk dibantu. kondisi atap rumah penduduk desa permanen berupa
genteng,atap,seng dan asbes. Jenis dinding rumah penduduk desa permanen. kondisi
lantai rumah penduduk desa permanen.
sumber air minum di Kelurahan Sungai Jingah berasal dari PDAM. lama periode turun
hujan Jumlah hari dan curah hujan (mm) di kecamatan Banjarmasin kota tahun 2020 hari
hujan 250 dan 3378 curah hujan 3378.
4.3.4. Dimensi dakwah & advokasi
Tersedianya sarana dan pendamping agama nilai indeksnya 0.58. sehingga tersedianya
sarana dan pendamping agama dinilai cukup baik dan dapat
dipertimbangkan.untuk.dibantu. Tempat peribadatan di kelurahan sungai jingah terdapat
4 masjid, 19 langgar/ mushola. Jarak.menuju.masjid.terdekat.antara.1 km sampai.3
73

km.dan.untuk.mencapainya.mudah.Terdapat.10.ustadz/ustadzah.tersebar.di seluruh
Kelurahan Sungai Jingah.
Tingkat pengetahuan agama masyarakat nilai indeksnya 0.50. sehingga, tingkat
pengetahuan agama di Kelurahan Sungai Jingah dinilai.cukup.baik.dan.dapat
dipertimbangkan.untuk.dibantu. Jumlah masyarakat Kelurahan Sungai Jingah yang dapat
membaca Al-Quran 60 persen dari total jumlah penduduk Kelurahan Sungai Jingah.
Masyarakat dalam tahap belajar membaca Al-Qur’an sekitar 59% dari total jumlah
penduduk di Kelurahan Sungai Jingah.
Tingkat aktifitas keagamaan dan partisipas masyarakat Kelurahan Sungai Jingah
dengan indeks indikator 0,48 artinya masuk kategori.cukup.baik.dan.dapat
dipertimbangkan.untuk.dibantu. Penyelenggaraan aktivitas keagamaan 1 kali dalam
sepekan.
Perilaku masyarakat desa, Kelurahan Sungai Jingah mendapat nilai indeks 0,63 dengan
kategori keterangan baik dan kurang diprioritaskan untuk dibantu. Sebagian masyarakat
sudah melaksanakan kewajibannya menutup aurat.Pengenalan medan dakwah di
Kelurahan Sungai Jingah mendapat nilai 1.00 dengan kategori keterangan sangat baik dan
tidak. diprioritaskan. untuk. dibantu. Tidak.terdapat.aliran.sesat.yang.berkembang.di
kelurahan sungai jingah tersebut.sebagaimana.fatwa.MUI..Dan tidak terdapat Lembaga
pemurtadan.
indikator partisipasi sholat jamaah 5 waktu mendapatkan nilai indeks 0.25. artinya
partisipas sholat jama’ah 5 waktu dinilai kurang baik dan diprioritaskan untuk dibantu.
Menurut narasumber yang peneliti mewawancarai Jumlah jamaah sholat 5 waktu setiap
hari satu mushola 1 shaf lebih. Sedangkan jumlah jama’ah sholat 5 waktu setiap hari satu
masjid 2 shaf kurang.
4.3.5. Dimensi Pendidikan
Tingkat.pendidikan.dan.literasi.dengan.nilai.indeks.0.88,sehingga.tingkat.pendidikan
.dan.literasi.dinilai.sangat.baik dan tidak.diprioritaskan.untuk.dibantu.
Jumlah penduduk di desa yang disurvei:
74

Tabel 4. 30 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah menurut umur

Umur Penduduk desa %


< 30 tahun 26 29,3%
≥30 tahun 70 70,7%
Total 99 100
Sumber: Data diolah (2022)

Tabel 4. 31 Penduduk Kelurahan Sungai Jingah menurut Pendidikan

Pendidikan PENDUDUK %
SD 25 25,3
SMP 23 23,2
SMA 41 41,4
PERGURUAN TINGGI 10 10,1
TOTAL 99 100
Sumber: Data diolah (2022)

Pada tahun 2020 penganggur berusia 15 tahun ke atas, 58,35% berpendidikan SMA
atau lebih. Orang dengan pendidikan SMA ke atas umumnya memilih pekerjaan
berdasarkan keterampilan dan pendidikannya, jika pekerjaan tersebut tidak cocok,
mereka sering mencari pekerjaan lain. Orang dengan pendidikan kurang dari sekolah
menengah cenderung menerima pekerjaan apa saja. (BPS-Statistics Kota Banjarmasin,
2021)
Untuk fasilitas pendidikan dengan nilai indeks 0,62. Artinya, fasilitas pendidikan
dinilai baik, sehingga kurang diprioritas untuk dibantu.
Banyaknya sekolah di Kelurahan Sungai Jingah yaitu: SD NEGERI ADA 4, SD
SWASTA ADA 1,MI/ MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA 2,SMP NEGERI ADA
1, SMP SWASTA ADA 1, SMA SWASTA ADA 1 DAN SMK SWASTA ADA 1,
PERGURUAN TINGGI SWASTA ADA 4.
Tingkat.kemampuan .membaca dan.berhitung.masyarakat,dengan.nilai.indeks
1.00.Kemampuan.membaca.dan.berhitung.masyarakat.dinilai.sangat.baik.Berdasarkan.
wawancara.yang.telah.dilakukan.kepada.narasumber.terkait,penduduk.Kelurahan
Sungai Jingah.usia.15-45.tahun.yang.dapat.membaca.dan.berhitung
75

Akses ke sekolah terjangkau dan mudah mendapatkan nilai indeks 0.67. Jarak menuju
ke sekolah SD, SMP, dan SMA terdekat 3 km dan jarak rata-rata terjauh dari rumah ke
sekolah 3 km – 6 km.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun hasil.penghitungan nilai Indeks Desa Zakat Kelurahan Sungai Jingah,
sebesar.0.61. Nilai tersebut menunjukkan.bahwa kondisi desa secara keseluruhan dinilai
baik. Terdapat dua dimensi paling rawan yaitu dimensi ekonomi (0.52), dan dimensi
sosial & kemanusian (0.50). Sementara itu tiga dimensi lainnya, yaitu dimensi pendidikan
(0.75), kesehatan (0.61),dan dakwah & advokasi(0.66) yang dinilai baik. Meskipun
begitu, terdapat indikator yang memerlukan bantuan pada setiap dimensinya.
Berdasarkan strategi solusi berdasarkan hasil wawancara dan hasil perhitungan indeks
desa zakat versi 2.0 Kelurahan Sungai Jingah, terdapat beberapa saran yang diajukan,
antara lain:
Di Bidang Ekonomi
Perlu adanya program Zakat Community Development (ZCD) yang berfokus pada
pengembangan ekonomi di Kelurahan Sungai Jingah, antara lain:
a. Peningkatan potensi kegiatan ekonomi kreatif
b. Peningkatan potensi usaha produksi
c. Adanya pelatihan untuk budidaya hidroponik dengan berbagai macam
tanaman sayur
d. Peningkatan potensi wisata
e. Perlunya ada layanan jasa keuangan syariah di Kelurahan Sungai Jingah
untuk pengembangan usaha dan modal, karena warga yang harus berhutang
dengan rentenir dan jasa keuangan keliling yang berbasis bunga atau
konvensional.

76
77

f. Bebasnya tersebar hutang dengan rentenir nilai indeks 0,75. Disarankan program
pemberdayaan komunitas memberikan edukasi agar warga desa bisa terbebas dari para
rentenir.
2. Dibidang Kesehatan
a. Peningkatan kesadaran warga Kelurahan Sungai Jingah untuk datang ke
posyandu.
b. Peningkatan sarana pengobatan dan pelayanan kesehatan untuk warga Kelurahan
Sungai Jingah, karena tidak memadainya sarana pengobatan dan pelayanan kesehatan
yang ada. Jadi sangat perlu dalam penambahan sarana pengobatan dan layanan
pengobatan.
3. Dibidang Pendidikan
a. Peningkatan sarana-prasarana pendidikan Kelurahan Sungai Jingah.
4. Dibidang Sosial & Kemanusian
a. Sebagian besar warga Kelurahan Sungai Jingah beragama islam jadi kesadaran
terhadap zakat,infak dan sedekah cukup tinggi. Untuk pendistribusian Zakat di
Kelurahan Sungai Jingah biasanya ditampung dulu di satu titik masjid dan nanti
baru dibagikan ke para penerima zakat yang membutuhkan. Hasil dari zakat
tergolong tinggi di Kelurahan Sungai Jingah. Dan yang menjadi kendala kadang
ada beberapa warga yang mendistribusikan langsung ke warga yang tidak
mampu, karena kurangnya pelayanan yang memadai. Jadi sebaiknya BAZNAS
Provinsi Kalimantan Selatan membentuk Unit Pengelolaan Zakat di Kelurahan
Sungai Jingah agar pendistribusian zakat efektif.
5.2 Saran
Untuk memastikan program penyaluran berjalan dengan efektif tentu diperlukan evaluasi
secara berkala. Sebagai lembaga yang berwenang untuk menyalurkan zakat, seperti
BAZNAS tentu saja, setiap bantuan zakat yang diberikan kepada mustahik dievaluasi
bagaimana dampaknya. Dari penilaian tersebut dapat diketahui apakah bantuan zakat
yang diberikan sudah memiliki dampak yang signifikan. Selain itu, hasil evaluasi juga
dapat digunakan untuk program berkelanjutan.
pengukuran kaji dampak zakat juga dilengkapi dengan indikator kemiskinan dan time
taken to exit poverty. Indikator kemiskinan bertujuan untuk menangkap seberapa besar
78

jumlah orang miskin, kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan yang ada di suatu
wilayah. Time taken to exit poverty bertujuan untuk melihat seberapa lama kemiskinan
dapat dituntaskan jika dibantu dengan zakat. Penelitian selanjutnya bisa melakukan kaji
dampak di Kelurahan Sungai Jingah.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim Terjemah


Abdullah, N., Derus, A. M., Husam-Aldin, & Al-Malkawi, N. (2015). The effectiveness
of zakat in alleviating poverty and A measurement using a newly developed.
https://doi.org/10.1108/H-02-2014-0016
Akhyar, M., Shochrul, A., & Ajija, R. (2015). The effectiveness of Baitul Maal wat
Tamwil in reducing poverty: The case of Indonesian Islamic Microfinance
Institution.
Asmoko, H. (2013). Teknik Ilustrasi Masalah - Fishbone Diagrams. Balai Diklat
Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan SDM, BPPK, 1–8.
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/images/unduh/teknik_ilustrasi_mas
alah.pdf
Asnuddin, A. (2012). Pendekatan Partisipatif Dalam Pembangunan Proyek Infrastruktur
Perdesaan Di Indonesia. SMARTek, 8(3).
ASTUTI, D. P. (2022). EFEKTIVITAS PROGRAM SDGs DESA TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA NGABAR PONOROGO. 8.5.2017,
2003–2005.
Azwardi, & Sukanto. (2014). Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan
Kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(1),
29–41.
Badan Pusat Statistik, J.-I. (2011). Ensiklopedia Indikator.
Badrudin, R. (2012). Pengaruh desentralisasi fiskal terhadap belanja modal, pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
Universitas Airlangga, Surabaya.
Beik, irfan. (2009). Analisis Peran Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika. Zakat & Empowering - Jurnal Pemikiran

79
80

Dan Gagasan, 2(January 2009), 45–53.


Beik, I. S. (2016). Islamisasi Ilmu Ekonomi. 7(2), 183–204.
Beik, I. S., & Arsyianti, L. D. (2016). Measuring Zakat Impact on Poverty and Welfare
Using Cibest Model. Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 1(2),
141–160. https://doi.org/10.21098/jimf.v1i2.524
Bilo, C., & Machado, A. C. (2019). The role of Zakat in the provision of social protection
A comparison between Jordan and Sudan. https://doi.org/10.1108/IJSSP-11-2018-
0218
BPS-Statistics Indonesia. (2014). Badan Pusat Statistik (Statistics Indonesia) -
Agriculture and Mining - Plantation.
http://www.bps.go.id/eng/menutab.php?kat=3&tabel=1&id_subyek=54
BPS-Statistics Kota Banjarmasin. (2021). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota
Banjarmasin Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Banjarmasin.
BPS Kota Banjarmasin Utara. (2021). KECAMATAN BANJARMASIN UTARA DALAM
ANGKA 2021 ISSN.
Cahyadi, D. (2017). Analisis Pengukuran Kesejahteraan Di Indonesia Jurnal Ilmiah.
Ilmiah.
Effendi, J., Baga, L. M., Beik, I. S., & Nursyamsiah, T. (2017). Aplikasi Model Bisnis.
10, 120–152.
Ghazali, I. Al. (1994). Ihya Ulumuddin (Drs In’am).
Hanif Nurcholis. (2017). Pemerintah Desa.
Harahap, I., Nasution, Y. S., & Saragih, S. (2022). Implementasi Desa Zakat Kabupaten
Serdang Bedagai Sumatera Utara dengan Pendekatan Indeks Desa Zakat 2 . 0.
8(02), 1998–2009.
Jamil, A. (2018). IMPLEMENTASI INDEKS DESA ZAKAT PADA DESA SUNGAI DUA
KECAMATAN RAMBUTAN (Untuk Desa yang Terukur dan Berkemajuan. 1(2),
245–257.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2016). Hasil Pencarian - KBBI Daring. In Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menggambar%0Ahttps://kbbi.kemdikbud.go.id/
81

entri/sosialisasi
Kemenag. (2019). Qur-an Kemenag. In Kementerian Agama, Indonesia (Vol. 23, p. 29).
https://quran.kemenag.go.id/sura/10
Khairunnajah, K., Beik, I. S., & Sartono, B. (2019). Proposing a Zakat Empowerment
Program Using IDZ: Case from Cemplang Village, Bogor, Indonesia. International
Journal of Zakat, 4(1), 45–54. https://doi.org/10.37706/ijaz.v4i1.139
Maulida, S., & Rahmatullah, A. (2018). The Implementation of Indeks Desa Zakat ( IDZ
) for Priority Areas of the Zakat Community Development ( ZCD ) Program for the
Empowerment of Productive Mustahiq in South Kalimantan. 3(3), 83–99.
Munawwaroh, F., & Arsyianti, L. D. (2021). Feasibility Analysis of Paya Lombang
Village for Zakat Community Development Program.
Muvid, M. B., & Miftahuuddin. (2022). PENDIDIKAN ISLAM DAN INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (Telaah atas Kontribusi dan Peran Pendidikan Islam
dalam Pengembangan IPM). 31–46.
Novitasari, & Tika Widiastuti. (2019). PENGHITUNGAN EFEKTIVITAS
PEMBERDAYAAN DESA MENGGUNAKAN INDEKS DESA ZAKAT (IDZ) (STUDI
KASUS: DESA LAHARPANG KEDIRI)1 Novitasari. 6(7), 1421–1433.
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Desa (p. 1). (2015).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135059/pp-no-21-tahun-2020
Pratama, M. G. G., Zahara, I., & Hasanah, N. (2020). Mengoptimalkan Potensi Ekonomi
Dengan Produk Unggulan Kelompok Wanita Tani Dan Identifikasi Indeks Desa
Zakat Di Desa Harkuning. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat
(PIM),Vol.2No.(3),465–469.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/pim/article/view/31312/19979%0Ahttps://schola
r.google.com/scholar?qrelated:UxDWWQqQxowJ:scholar.google.com/ -
scioqsource:%22jurnal+pusat+inovasi+masyarakat%22+source:pim -hlen -
as_sdt2007 -as_ylo2016 -as_yhi2020
PRATIWI, E. (2016). ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI
PENGURANG KEMISKINAN BERDASARKAN Model CIBEST (Studi Kasus:
Badan Amil Zakat Nasional dan Dompet Dhuafa Kota Serang.
Puskas BAZNAS. (2019). INDEKS PENDAYAGUNAAN ZAKAT.
82

Puskas BAZNAS. (2020). INDEKS DESA ZAKAT 2.0.


Putra, R. W., & Cahyono, E. F. (2020). Pengukuran Indeks Zakat Mendukung Program
Zakat Community Development Di Desa Sumobito. Jurnal Ekonomi Syariah Teori
Dan Terapan, 7(4), 668. https://doi.org/10.20473/vol7iss20204pp668-686
Rahman, A. K. (2021). … Mustahik Sebelum Dan Sesudah Menerima Dana Zakat
Produktif Pada Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) ….
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/7245
Rinanda, N. O. (2021). ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DALAM PROGRAM KAMPUNG BERKAH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS ) SRAGEN DENGAN PERSPEKTIF INDEKS DESA ZAKAT.
Rusli, Abubakar Hamzah, S. S. (2013). ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN MODAL
ZAKAT. 1(1), 56–63.
SADARIYAH, A. S. (2019). Analisis penguraian masalah pembangunan desa berbasis
kemaslahatan : konsep dasar indeks desa zakat (studi kasus desa girimukti) tesis.
Saputri, O. B., Huda, N., & Hannase, M. (2022). Analisis Rencana Elektronifikasi
Keuangan Daerah dalam Memperluas Kontribusi Zakat dengan Pendekatan
Fishbone Diagram Analysis Analysis of Regional Financial Electronification Plans
in Expanding Zakat Contribution with Fishbone Diagram Analysis Approach.
2022(1), 1–17. https://doi.org/10.29244/jam.10.1.1-17
Shaikh, S. A. (2017). Poverty alleviation through financing microenterprises with equity
finance. https://doi.org/10.1108/JIABR-07-2013-0022
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (22nd ed.).
Alfabeta,cv Jl.Gegerkalong Hilir No.84 Bandung. www.cvalfabeta.com
Tatang Ruhiat. (2020). STRATEGI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF
UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN (Implementasi Indeks Zakat di
LAZISMU). Ekonomi Islam, 11, 277–288.
Undang-undang (UU) tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
(1974). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47414/uu-no-6-tahun-1974
Undang-undang (UU) tentang Pemerintahan Daerah. (2004).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40768/uu-no-32-tahun-
83

2004#:~:text=Dalam UU ini diatur mengenai,masing-masing mempunyai


pemerintahan daerah.
Wahyuningsih, T., & Ashlihah, A. N. R. (2020). KONSEP PENGELOLAAN ZAKAT
PRODUKTIF BERDASARKAN INDEKS DESA ZAKAT DI DESA CUPAK,
KABUPATEN JOMBANG. 1(2), 177–192.
Widyastuti, A. (2012). Analisis hubungan antara produktivitas pekerja dan tingkat
pendidikan pekerja terhadap kesejahteraan keluarga di jawa tengah tahun 2009.
Economics Development Analysis Journal, 1(2), 2252–6560.
Wulandari, A. P. (2014). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM UPAYA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN
PEMBUATAN SAPU GELAGAH DI DESA KAJONGAN KECAMATAN
BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA. September.
Wuri, R. (2013). Kemiskinan: Bagaimana Islam Memandangnya.
Yumanita, D., Solusinya, A., & Yumanita, D. (2018). WORKING PAPER SOLUSINYA
Analisis Rendahnya Pengumpulan Zakat di.
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER SURVEI ASSESSOR


INDEKS DESA ZAKAT 2.0

NamaEnumerator/Surveyor:………………………………………………………………
………………………………………………

Email :…………………………………………………
……………………………………………………………………………

No.Telepon/HP:
……………………………………………………………………………………………
……………….……………

Instansi :
……………………………………………………………………………………………
…………………….……………

TanggalWawancara:………………………………………………………………………
……………………………………………

84
85

INFORMASI DESA

101 Provinsi

102 Kabupaten/Kota

103 Kecamatan

104 Desa/Kelurahan

105 Klasifikasi 1. Perkotaan 2. Perdesaan


Desa/Kelurahan
86

BLOK I. DIMENSI EKONOMI


N DIMENSI EKONOMI JAWABAN INFORMAN
O

INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN


1 Kegiatan 1.1 Memiliki 1.1.1 Sebutkan ……………………… Kepala desa
Ekonomi diversifika produk ………………………… dan
Produktif si produk potensial ………………………… perangkatnya
unggulan/ untuk …..................... di bidang
sentra dikembangkan ekonomi
produksi secara
ekonomi
1.1.2 Apakah Ya/Tidak*)
memiliki *) lingkari jawaban
produk
unggulan
1.1.3 Nama Produk 1. ………………………
unggulan: ………………………
(dapat lebih ………………………
dari satu) ……………………

2. ………………………
………………………
………………………
……………………

3.………………………
………………………
………………………
……………………
1.1.4 Omset (hasil Rp……………………
penjualan) …………………………
produk …………………………
unggulan: ………………….
(sesuaikan
dengan poin
1.1.2)
1.2Tingkat 1.2.1Jumlah ……………………… Perangkat
partisipasi penduduk desa ………………………… Desa & Staf
angkatan ………………………… BPS
kerja ………………jiwa
1.2.2 Berapa jumlah ………………………
pekerja? …………………………
…………………………
………………jiwa
1.2.3 Berapa jumlah ………………………
angkatan …………………………
kerja? …………………………
………………jiwa
1.3Terdapat 1.3.1Apakah Ya/Tidak*)
komunitas terdapat *) lingkari jawaban
penggiat komunitas
Industri penggiat
kreatif industri
kreatif?
87

1.3.2Sebutkan nama 1. ………………………


komunitas: (dapat ………………………
lebih dari satu) ………………………
……………………

2. ………………………
………………………
………………………
……………………

3. ………………………
………………………
………………………
……………………
2 Pusat 2.1 Terdapat 2.1.1Apakah Ya/Tidak*) Kepala desa
Perdagangan pasar tersedia pasar? *) lingkari jawaban dan
Desa sebagai perangkatnya
sarana
2.1.2Apakah a. Harian di bidang
Jadwal b. Jadwal tertentu.
perdagan ekonomi
operasiona
gan dan Sebutkan*)
l/ Buka
penyedia ………………………
Pasar
setiap ………….
hari? *) lingkari jawaban
88

BLOK II. DIMENSI KESEHATAN


N DIMENSI KESEHATAN JAWABAN INFORMAN
O

INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN


1 Infrastruktur 1.1 Kondisi rumah 1.1.1Bagaimana a. Permanen, terbuat Kepala desa &
Kesehatan penduduk kondisi atap rumah dari………………………… perangkatnya/staf
Masyarakat penduduk desa? ……………………………. dinas
kesehatan/bidan
b. Tidak permanan, terbuat desa/kader kesehatan
dari…………………………
……………………
1.1.2Apa jenis dinding a. Permanen, terbuat
rumah penduduk dari…………………………
desa? …………………………….

b. Tidak permanan, terbuat


dari…………………………
……………………
1.1.3Bagaimana kondisi a. Permanen, terbuat
lantai rumah dari…………………………
penduduk desa? …………………………….

b. Tidak permanan, terbuat


dari…………………………
……………………
1.2 Ketersediaan 1.2.1Berapa persentase a. Jumlah rumah penduduk
fasilitas air jumlah rumah menggunakan air bersih
bersih untuk penduduk yang untuk masak dan MCK =
mandi, cuci, dan menggunakan air ……………………………ru
konsumsi di bersih untuk mah
setiap rumah masak dan MCK
b. Jumlah rumah penduduk =
……………………………
……………rumah
1.3Ketersediaan 1.3.1Berapa jumlah Jumlah rumah penduduk yang
fasilitas kamar rumah penduduk memiliki kamar mandi dan
mandi dan memiliki kamar jamban di dalam rumah =
jamban di mandi dan jamban ……………………………rumah
dalam rumah di dalam rumah?
1.3.2Berapa persentase Jumlah rumah penduduk yang
jumlah memiliki septic tank=
penggunaan septic ……………………………ru
tank di desa mah
tersebut
1.3.3Berapa persentase Jumlah rumah penduduk yang
jumlah rumah memiliki septic tank dengan jarak
dengan jarak septic tank ke sumber air ideal
septic tank ke (>10m) =
sumber air ideal …………………………rumah
(>10m)
1.3.4 Berapa persentase Jumlah rumah penduduk yang
jumlah rumah memiliki fasilitas cuci tangan =
yang memiliki …………………………ruma
fasilitas cuci h
tangan?
89

1.4 Sumber air 1.4.1Berapa persentase Jumlah rumah penduduk yang


minum jumlah rumah memiliki akses air minum terlindung
penduduk =
memiliki akses air ……………………………………
minum yang ……rumah
terlindung?
1.4.2 Berasal dari mana a. Air Hujan
sumber air minum
di desa tersebut? b. Air Tanah (Sumur gali, sumur
bor)
c. Mata air
d. Air permukaan (Sungai, danau,
waduk, dll)**)
**) dapat dipilih lebih dari 1
(satu)
1.4.3 Berapa lama
periode tidak turun ………………………………
hujan di desa ……bulan
tersebut?
2 Infrastrukt 2.1 Tersedia sarana 2.1.1 Apakah di desa Ya/Tidak*)
ur Layanan tersedia sarana *) lingkari jawaban
Pelayanan Kesehatan pelayanan
Kesehatan (Puskesmas kesehatan?
/ Poskesdes) 2.1.2 Berapa jarak a. 1 – 2 km
menuju sarana
pelayanan b. 3 – 4 km
kesehatan c. >4 km*)
terdekat? *) lingkari jawaban
2.1.3 Apakah Ya/Tidak*)
masyarakat *) lingkari jawaban
memiliki
kemudahan untuk
mencapai sarana
pelayanan
kesehatan
tersebut?
2.2 Tersedia sarana 2.2.1 Apakah di desa Ya/Tidak*)
polindes tersedia sarana *) lingkari jawaban
polindes
2.2.2 Berapa jarak a. 1 – 2 km
menuju polindes
terdekat? b. 3 – 4 km
c. >4 km*)
*) lingkari jawaban
2.2.3Apakah masyarakat Ya/Tidak*)
memiliki *) lingkari jawaban
kemudahan untuk
mencapai
polindes?
90

2.2.4 Berapa Angka


Kematian Ibu (AKI) di …………………dari…………
desa tersebut? ……………kelahiran
2.2.5Berapa Angka
Kematian Bayi …………………dari…………
(AKB) di desa ……………kelahiran
tersebut?
2.3 Tersedia sarana 2.3.1Berapa persentase a. Jumlah RW yang memiliki
posyandu jumlah posyandu posyandu dan aktif dalam
di desa tersebut? penyelenggaraan posyandu =
…………………….RW
b. Jumlah RW =
…………………….RW
2.4 Ketersediaan 2.4.1Apakah terdapat Ya/Tidak*)
dokter/bidan dokter/bidan *) lingkari jawaban
bersertifikat di bersertifikat di
desa desa ini?

3 Kegiatan 3.1 Edukasi PHBS 3.1.1Apakah terdapat Ya/Tidak*)


promosi dan (Perilaku Hidup edukasi PHBS di Jika Ya, indikator apa saja yang
kuratif Bersih dan desa tersebut di edukasikan**):
kesehatan Sehat) dalam satu tahun a. Persalinan telah ditolong oleh
terakhir? tenaga medis,
b. Pemberian ASI eksklusif,
c. Menimbang bayi dan balita
secara berkala,
d. Cuci tangan dengan sabun dan
air bersih,
e. Menggunakan air bersih
(akses),
f. Menggunakan jamban sehat,
g. Memberantas jentik nyamuk,
h. Konsumsi sayur dan buah,
i. Aktivitas fisik setiap hari,
j. Tidak merokok di rumah
*) lingkari jawaban
**) dapat dipilih lebih dari 1
(satu)
3.1.2Keterlibatan Ya/Tidak*)
pemangku Jika Ya, Keterlibatan dalam
kepentingan pembinaan PHBS**):
desa dalam a. menerbitkan peraturan desa,
pembinaan
PHBS b. mengupayakan bantuan
dana/alokasi dana desa untuk
pembinaan PHBS,
c. pengadaan fasilitas pendukung
PHBS,
d. melaksanakan pelaporan PHBS
*) lingkari jawaban
**) dapat dipilih lebih dari 1
(satu)
91

3.2 Penguatan 3.2.1 Berapa kalia. Rutin 1 bulan sekali


sistem pelaksanaan
pelayanan posyandu dib. 2 bulan sekali
kesehatan wilayah tersebut? c. 3 bulan sekali
desa d. 4 bulan sekali
e. >4 bulan sekali*) *) lingkari
jawaban
3.2.2 Bagaimana periodea. Setiap hari
waktu akses
terhadap dokter? b. 1 kali seminggu
c. 1 kali dalam dua minggu
d. 1 kali dalam sebulan
e. Tidak tentu *) *) lingkari jawaban

3.2.3 Apa saja jenis Pelayanan esensial pada fasilitas


pelayanan esensial kesehatan**)
yang dilayania. Promosi Kesehatan,
fasilitas kesehatan
di desa tersebut? b. Kesehatan Lingkungan,
c. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga
Berencana, d. Gizi,
e. Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
**) dapat dipilih lebih dari 1
(satu)
4 Jaminan 4.1 Tingkat 4.1.1 Berapa jumlah
Kesehatan kepesertaan penduduk desa …………………………………
BPJS atau yang telah % penduduk telah memiliki BPJS
asuransi memiliki BPJS Kesehatan/asuransi kesehatan
kesehatan kesehatan atau lainnya
lainnya asuransi kesehatan
lainnya?
92

BLOK III. DIMENSI PENDIDIKAN


NO DIMENSI PENDIDIKAN JAWABAN INFORM
AN

INDIKATOR VARIAB PERTANYA


EL AN
1 Tingkat 1.1 Tingkat 1.1.1 Berapa angka a. Jumlah penduduk Kepala desa &
Pendidik pendidikan partisipasi berpendidikan minimal SMA perangkatnya
an dan penduduk sekolah = ………...jiwa
Literasi desa tingkat SMA
dan b. Jumlah penduduk =
Perguruan ……………………jiwa
Tinggi?
1.2 Masyarakat 1.2.1 Berapa jumlah a. Jumlah penduduk usia 15 –
dapat penduduk 45 tahun yang dapat
membaca usia 15 - 45 membaca dan berhitung =
dan tahun? ………………jiwa
berhitung 1.2.2 Berapa jumlah
serta penduduk b. Jumlah penduduk usia 15 –
partisipasi usia 15 - 45 45 tahun =
sekolah tahun yang ………………jiwa
dapat
membaca dan
berhitung?
2 Fasilitas 2.1 2.1.1 Apakah
Pendidik Tersedi tersedia SD/sederajat =
an a sekolah di ……………………unit
sarana desa ini? - SMP/sederajat =
dan SD/Sederaja ……………………unit
prasara t SMP/sederajat =
na - SMP/Sederajat ……………………unit
belajar
- SMA/Sederajat
2.1.2 Apakah di Ya/Tidak*)
sekolah *) lingkari jawaban
tersebut
tersedia
ruang kelas?
2.1.3 Apakah di Meja: Ada/Tidak Ada*) Kepala
dalam ruang Kursi: Ada/Tidak Ada*) desa &
kelas tersedia Papan Tulis: Ada/Tidak perangkatnya
fasilitas Ada*) (dilengkapi
sebagai *) lingkari jawaban dengan data
berikut? sekolah)
- Meja
- Kursi
- Papan tulis
2.1.4 Berapa jumlah
rata-rata ………………………………
ruang kelas …% ruang kelas tersedia di rata2
sekolah di sekolah di desa tersebut
desa
tersebut?

2.1.5 Berapa jumlah


rata-rata ………………………………
kursi dan …% kursi dan meja tersedia di
meja sekolah rata2 sekolah di desa tersebut
di desa
tersebut?
93

2.1.6Apakah
fasilitas …………………………………
sekolah % fasilitas sekolah tersedia di rata2
(dinding, sekolah di desa tersebut
meja, kursi,
papan tulis,
atap, lantai,
dll) layak
pakai?
2.2Akses ke 2.2.1 Berapa jarak Jarak menuju sekolah terdekat = Kepala
sekolah menuju ke ………………….km desa &
terjangkau sekolah SD, perangk
dan mudah SMP, dan atnya,
SMA warga
terdekat? desa
2.2.2 Bagaimana a. Akses mudah
akses
menuju b. Akses sulit
sekolah?
2.2.3 Apakah
biaya ……………% masyarakat setuju
transportasi biaya transportasi ke sekolah
ke sekolah terjangkau.
terjangkau
oleh
masyarakat
di desa
tersebut?
2.3 2.3.1 Berapa rata- Rata-rata jumlah murid dalam 1 Kepala
Ketersediaa rata jumlah sekolah = ……………………murid desa &
n jumlah murid perangkatnya
guru yang dalam satu (dilengkapi
memadai sekolah dengan data
2.3.2 Berapa rata- Rata-rata jumlah guru di 1 sekolah)
rata jumlah sekolah = ……………………guru
guru di satu
sekolah
2.4 Kualitas Guru/ 2.4.1Persentase
Pengajar guru lulus ………………………% guru
S1 dari minimal lulus S1
jumlah
keseluruhan
guru di SD,
SMP, dan
SMA
wilayah
tersebut
2.4.2Persentase
kesesuaian latar ………………………% guru
belakang memiliki latar belakang pendidikan
pendidikan guru keguruan
dengan jumlah
seluruh guru
2.4.3Sertifikasi
guru ………………………% guru
telah melakukan sertifikasi
2.4.4Training
yang pernah ………………………% guru
diikuti guru telah mengikuti 1 (satu) training
dalam 2 dalam 2 tahun terakhir
tahun
terakhir
94

2.5 2.5.1 Apakah Ya/Tidak*)


Pengembanga terdapat *) lingkari jawaban
n diri siswa ekstrakurik Jika Ya, sebutkan ekstrakurikuler
uler/ yang ada:
pengemban a. …………………………………
gan diri di
…………………………………
sekolah-
………………
sekolah di
desa b. …………………………………
tersebut? …………………………………
………………
c. …………………………………
…………………………………
………………
95

BLOK IV DIMENSI SOSIAL KEMANUSIAAN


N DIMENSI SOSIAL KEMANUSIAAN JAWABAN INFORMAN
O

INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN

1 Sarana Ruang 1.1 Ketersediaan sarana 1.1.1 Ada berapa jumlah lapangan Perangkat desa,
Interaksi (fasilitas/ atau area untuk olahraga di ………………………………………… tokoh masyarakat, dan
Terbuka lapangan) desa ini? …………lapangan/area olahraga warga desa
Masyarakat olahraga (voli,
sepakbola, futsal,
1.1.2 Ada berapa jumlah fasilitas olah Fasilitas olahraga:
bulu tangkis, tenis
raga? Sebutkan
meja, dll)
a. …………………………………………
…………………………………………
……

b. …………………………………………
…………………………………………

……

c. …………………………………………
…………………………………………
……

d. …………………………………………

…………………………………………
……

e. …………………………………………
…………………………………………

……

1.2 Terdapat kelompok 1.2.1 Ada berapa jumlah kelompok Jumlah =


kegiatan warga kegiatan warga? ………………
(badan ……………
permusyawa- kelompok
ratan desa, Kelompok
pengajian, karang kegiatan
taruna, arisan, dll) warga**):

a. Badan permusyawaratan desa

b. Pengajian
mingguan/bulanan/tahunan/Peringatan
Hari
Besar Islam (PHBI)

c. Karang Taruna

d. Arisan

e. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga


(PKK)

f. Lainnya,

sebutkan………………………………
………………………………
**) dapat dipilih lebih dari 1 (satu)
2 Infrastruktur 2.1 Ketersediaan 2.1.1 Berapa persen keluarga
listrik, aliran listrik pengguna listrik di desa ……………………% keluarga pengguna
komunikasi, dan ini? listrik
informasi
2.1.2 Berapa lama listrik menyala Siang hari = …………………jam
dalam satu hari di desa
Malam hari = …………………jam
tersebut?

2.2 Terdapat akses 2.2.1 Terdapat sinyal untuk Ya/Tidak*)


komunikasi seluler, *) lingkari jawaban
minimal dari 1 provider
96

BLOK V. DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI

N DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI JAWABAN INFORM


O AN
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN
1 Tersedianya 1.1 Ketersediaan 1.1.1 Apakah tersedia Ya/Tidak*) Perangkat
Sarana & Masjid dan Masjid dan atau desa, tokoh
Pendamping atau musholla musholla yang agama/tokoh
Keagamaan di lingkungan mudah diakses masyarakat,
masyarakat oleh warga desa dan warga
desa
1.1.2 Bagaimana kondisi a. Kurang Layak
Masjid di
lingkungan warga b. Cukup Layak
setempat c. Layak
d. Sangat Layak*) *) lingkari
jawaban
1.2 Akses ke Masjid 1.2.1 Berapa jarak
terdekat warga Jarak terdekat menuju masjid =
desa menuju …………….
Masjid?
1.2.2 Bagaimana kondisi a. Domin n
jalan menuju tanah/bat
masjid? u
b. Dominan
aspal*) *)
lingkari
jawaban

1.3 Terdapat 1.3.1 Berapa jumlah


pendamping pendamping …………………ustadz &
keagamaan keagamaan yang ustadzah
(ustadz/ah, ada di desa ini?
guru ngaji, dll)

1.3.2 Apakah terdapat a. Tidak terdapat kaderisasi


kaderisasi pendamping keagamaan
pendamping
keagamaan di b. Terdapat kaderisasi internal
desa tersebut? pendamping keagamaan
c. Terdapat kaderisasi internal dan
eksternal pendamping
keagamaan*)
*) lingkari jawaban
2 Tingkat 2.1 Tingkat literasi 2.1.1 Berapa jumlah
Pengetahuan Al-Qurán muslim di desa ini, Jumlah muslim = ………
Agama masyarakat dan berapa rasio Persentase terhadap penganut
Masyarakat muslim terhadap penganut agama lainnya= …………
agama lainnya?
2.1.2 Berapa persen
masyarakat …………% masyarakat dapat
muslim yang dapat membaca Al-Quran
membaca Al-
Qur’an?
97

2.1.3 Berapa persen masyarakat


muslim yang sedang …………% masyarakat dalam tahap belajar
dalam tahap belajar membaca Al-Quran
membaca Al-Qur’an?

2.2 Kesadaran 2.2.1 Berapa jumlah masyarakat


masyarakat muslim di desa ini yang ……………% penduduk muslim membayar
muslim untuk membayar zakat harta? zakat harta
zakat dan
infak
(berbagi kepada 2.2.2 Berapa jumlah penghimpunan

sesama manusia) zakat harta masyarakat Rp…………………………………………


muslim di desa ini? ……………………………

2.2.3 Berapa masyarakat muslim di


desa ini yang membayar ……………% penduduk muslim membayar
zakat fitrah? zakat fitrah

2.2.4 Berapa jumlah penghimpunan


zakat fitrah masyarakat Rp…………………………………………
muslim di desa ini? ……………………………

2.2.5Berapa jumlah penghimpunan


infaq & sedekah Rp…………………………………………
masyarakat muslim di ……………………………
desa ini?

2.2.6 Kemanakah masyarakat


melakukan pembayaran
a. Tidak ada koordinasi pengumpulan
ZISWAF dan aktivitas pembayaran
zakat di desa tersebut? ZISWAF di desa tersebut

b. Masjid sebagai tempat pengumpulan


ZISWAF, namun belum menjadi UPZ
resmi

c. Masjid sebagai tempat pengumpulan


ZISWAF, sudah menjadi UPZ resmi

3 Tingkat Aktivitas 3.1Terselenggaranya 3.1.1 Apakah terdapat kegiatan rutin Ya/Tidak*)


keagamaan? *) lingkari jawaban
98

Lampiran 2 Form Catatan Lapangan

Nama Enumerator/Surveyor:
Email :
No. Telepon/HP:
Instansi:
Tanggal Wawancara:
INFORMASI DESA

101 Provinsi
102 Kabupaten/Kota
103 Kecamatan
104 Desa/Kelurahan
105 Klasifikasi Desa/Kelurahan 1. Perkotaan 2. Perdesaan
99

NILAI DIMENSI EKONOMI =


KEKUATAN KELEMAHAN
Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat

PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat Ekonomi/Usaha Masyarakat Setempat
100

NILAI DIMENSI KESEHATAN =


KEKUATAN KELEMAHAN
Kesehatan Masyarakat Setempat Kesehatan Masyarakat Setempat

PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Kesehatan Masyarakat Setempat Kesehatan Masyarakat Setempat
101

NILAI DIMENSI PENDIDIKAN =


KEKUATAN KELEMAHAN
Pendidikan Masyarakat Setempat Pendidikan Masyarakat Setempat

PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Pendidikan Masyarakat Setempat Pendidikan Masyarakat Setempat
102

NILAI DIMENSI SOSIAL & KEMANUSIAAN =


KEKUATAN KELEMAHAN
Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat

PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat Sosial & Kemanusiaan Masyarakat Setempat
103

NILAI DIMENSI DAKWAH & ADVOKASI =


KEKUATAN KELEMAHAN
Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat

PELUANG TANTANGAN/HAMBATAN
Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat Dakwah & Advokasi Masyarakat Setempat

Anda mungkin juga menyukai