Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Magister
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
MANAJEMEN BANTUAN ZAKAT INFAK SEDEKAH (ZIS)
DALAM PERSPEKTIF MAQASID AL-SYARI’AH
DI BAZNAS KOTA MAKASSAR
Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Magister
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
Tesis
Oleh
Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Dr. Hj. Nurlaelah, M.Hum. Dr. Hj. Nur Setiawati, M.Ag., Ph.D.
Makassar, ………………………..
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Ketua,
ii
MANAJEMEN BANTUAN ZAKAT INFAK SEDEKAH (ZIS)
DALAM PERSPEKTIF MAQASID AL-SYARI’AH
DI BAZNAS KOTA MAKASSAR
Ketua
……………………………………
……………………………….... ……………………………………….
……………………………….... ……………………………………….
Makassar, ………………………..
Program Pascasarjana UMI
Direktur,
iii
SURAT PERNYATAAN
Makassar, ………………2022
iv
KATA PENGANTAR
dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan
penyusunan tesis ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan
besarnya kepada Bapak Dr. Hj. Nurlaelah, M.Hum dan Ibu Dr. Hj. Nur
Setiawati, M.Ag., Ph.D selaku pembimbing dalam penyusunan penelitian ini, dan
1. Orang Tua kami yang terkasih Bapak Imam Hidayat, Ibu Aminah dan Ibu St.
Rugaya.
2. Saudara-saudari kami tercinta Adi, Ati, Ricko, Ade, Indra, Fika, Ari, Fina
Muslim Indonesia.
v
6. Bapak Prof. Dr. H. Baharuddin Semmalia, S.E., MS, sebagai Direktur
7. Bapak Dr. H. Ahmad Hakim, MA. Dan Dr. H. M. Hasibuddin Mahmud, MA,
selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam dan ASDIR III
Pascasarjana UMI.
10. Segenap staf dan rekan – rekan pada Program MPAI 46 UMI.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas semua bantuan dan
Olehnya itu, kritik dan saran yang sifatnya mendidik dan dukungan yang
sunnah Rasul-Nya. Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
vi
ABSTRAK
Pada dasarnya manajemen yang baik sangat mendorong dalam mengelola dana
zakat infak dan sedekah (ZIS) di Badan Amil Zakat di Kota Makassar. Maka dari itu Badan
Amil Zakat dituntut untuk berperan aktif dalam mencapai . pengelolaan manajemen ZIS
Kota Makassar, Maqasid Al-Syariah dipilih sebagai tolak ukur yang digunakan sebagai
salah satu indikator manajemen bantuan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Penelitian ini adalah : (1) Bagaimana Manajemen Bantuan Zakat Infak dan
Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqāsid al-Syarῑ'ah di BAZNAS Kota Makassar. (2)
Bagaimana Efektivitas Manajemen Bantuan Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) dalam
Perspektif Maqāsid Al-Syarῑ’ah di BAZNAS Kota Makassar.
Untuk mencapai tujuan di atas, digunakan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode yaitu
metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen bantuan ZIS
BAZNAS Kota Makassar meliputi fungsi-fungsi pengelolaan klasik diantaranya
perencanaan, pengorganisasian, perekrutan, kepemimpinan, dan pengawasan, yang
melibatkan banyak organisasi yang saling bekerjasama untuk melakukan tindakan
pencegahan, pengurangan, persiapan dan bereaksi dengan cepat dan sesuai dengan
Pengelolaan zakat menurut UU No. 23 tahun 2011. Manajemen bantuan dalam
pengelolaan dana Zakat Infak Sedekah program BAZNAS Kota Makassar telah sesuai
dengan Maqāsid al-Syarῑ'ah, hal yang sangat berdampak besar dari program MAKASSAR
SEJAHTERA yaitu program bantuan dana bergulir untuk usaha mikro sedangkan aspek
Ad-Din, hal tersebut telah sesuai dengan tujuan dari program MAKASSAR TAKWA,
Program MAKASSAR SEHAT, MAKASSAR CERDAS, meskipun tiap program belum
maksimal. Efektivitas Manajemen Bantuan ZIS BAZNAS Kota Makassar masih memiliki
berbagai permasalahan utama diantaranya pola koordinasi OPZ pada umumnya belum
optimal, Pemahaman fikih zakat & regulasi pada pimpinan BAZNAS daerah pada
umumnya masih lemah, Kompetensi pimpinan BAZNAS daerah, Manajemen dan struktur-
fungsi BAZNAS daerah, Kualitas SDM amil BAZNAS pada umumnya masih lemah.
vii
ABSTRACT
Basically good management is very encouraging in managing zakat infaq and alms
(ZIS) funds at the Amil Zakat Agency in Makassar City. Therefore, the Amil Zakat Agency
is required to play an active role in achieving this. In the management of the Makassar City
ZIS management, Maqasid Al-Syariah was chosen as a benchmark used as an indicator of
aid management with the aim of improving community welfare.
This research is: (1) How is the Management of Zakat, Infaq and Alms Assistance
(ZIS) in the Maqāsid al-Syarῑ'ah Perspective at BAZNAS Makassar City. (2) How is the
Effectiveness of Management of Zakat, Infaq and Alms Assistance (ZIS) in the Maqāsid
Al-Syarῑ'ah Perspective at BAZNAS Makassar City.
To achieve the above objectives, the approach used is descriptive qualitative research. In
the process of collecting data, the author uses several methods of observation, interviews
and documentation.
The results of this study indicate that the management of ZIS BAZNAS Makassar
City includes classic management functions including planning, organizing, leadership, and
supervision, which involves many organizations communicating with each other to take
preventive, reduction, preparation and reaction actions quickly and in accordance with
Management of zakat according to Law No. 23 of 2011. Management of assistance in
managing Zakai Infaq Shadaqah funds for the Makassar City BAZNAS program has been
in accordance with Maqasid Syariah, which has had a major impact on the MAKASSAR
SEJAHTERA program, namely the revolving assistance program for micro-enterprises,
while the Ad-Din aspect is This is in accordance with the objectives of the TAKWA
MAKASSAR program, HEALTHY MAKASSAR, INTELLIGENT MAKASSAR
programs, although each program has not been maximized. The effectiveness of ZIS
BAZNAS Assistance Management Makassar City has various main problems such as OPZ
coordination in general is not optimal, understanding of zakat fiqh & regulations at regional
BAZNAS leaders is generally still weak, regional BAZNAS leadership competence,
management and functions of regional BAZNAS, quality of human resources for BAZNAS
amil generally still weak.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRACT............................................................................................. viiivi
1. Pengertian Manajemen...................................................... 18
2. Fungsi Manajemen............................................................ 21
3. Pengertian Zakat............................................................... 43
4. Pengertian Infak............................................................... 31
5. Pengertian Sedekah.......................................................... 32
ix
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................... 45
D. Waktu Penelitian.................................................................. 46
D. Pembahasan ......................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Umat Islam Indonesia sangat mementingkan ibadah salat, puasa dan haji
hubungan dengan sesama manusia. Jadi zakat bukan hanya sebatas urusan hamba
dengan Allah SWT namun merupakan ibadah yang berkaitan dengan harta yang
sepanjang perhatian umat Islam dengan zakat tidak seimbang dengan salat, puasa,
dan haji maka kesadaran sosial umat Islam tidak akan berkembang baik.1
Zakat merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan bagi umat Islam yang
mampu sesuai dengan syariat Islam. Zakat sebagai ibadah Amaliyah yang menjurus
ke aspek sosial. Selain itu zakat juga memiliki fungsi vertikal dan horizontal yang
mana sebagai wujud ketaatan umat Islam kepada Allah dan sebagai wujud
kepedulian sosial kepada manusia. Allah telah menciptakan langit dan bumi beserta
isinya untuk manusia dan Allah juga menundukkan semua itu agar dapat
1
Prabowo, H. Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shadaqah Dan Wakaf Untuk Pembangunan
Sarana Air & Sanitasi Masyarakat. (MUI, Jakarta: 2016).
2
Al-Syatiby, al-Muāfaqat fi Ushūl al-Syarῑ’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), h. 258.
1
2
Unsur pokok kehidupan sosial adalah salah satu cara menanggulangi kemiskinan
Penjelasan zakat tidak hanya dalam teologi (ibadah) tetapi juga dalam aspek sosial
menyucikan hidup dan harta benda zakat juga merupakan salah satu sumber
kalangan umat Islam masih belum diikuti dengan tingkat pemahaman yang
memadai tentang ibadah yang satu ini, khususnya jika diperbandingkan dengan
ibadah wajib lainnya seperti salat dan puasa. Kurangnya pemahaman tentang
jenis harta yang wajib zakat dan mekanisme pembayaran yang dituntunkan oleh
ibadah zakat secara kolektif agar pelaksanaan ibadah harta ini menjadi lebih
Di Indonesia terdapat dua lembaga yang mengelola dana ZIS mulai dari
Tahun 2011 mengenai pengelolaan zakat Badan Amil Zakat adalah lembaga
pengelola zakat yang didirikan oleh pemerintah yang didirikan berdasarkan atas
3
usulan kementerian agama dan disetujui oleh presiden, kantor pusat dari BAZNAS
berada di ibukota negara, BAZNAS memiliki pengurus yang terdiri dari beberapa
unsur/kalangan masyarakat dan terdiri dari 11 orang anggota yakni delapan orang
dari unsur masyarakat (ulama, tenaga profesioal dan tokoh masyarakat Islam) dan
tiga orang dari unsur pemerintah yang di tunjuk dari kementerian/intansi yang
berkaitan dengan pengelolaan zakat, dimana BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua
dan satu orang wakil ketua, masa kerja BAZNAS selama 5 tahun dan dapat dipilih
pengelolaan zakat secara Nasional. Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga
pengelola zakat yang dibentuk oleh pihak swasta maupun pihak lain diluar
pemerintah LAZ dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang
bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam, LAZ
ini disahkan dan dipantau oleh pihak pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya
program kerja 4. Melampirkan surat bersedia di audit. Dilihat dari data tersebut
Indonesia sangat berpotensi dalam pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS)
untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi agar dana ZIS dapat dimanfaatkan secara
pendistribusian dana ZIS memiliki dua cara yaitu pendistribusian secara konsumtif
mustahik berupa uang maupun bantuan lainnya secara konsumtif jangka pendek
ditetapkan dalam Peraturan BAZNAS No. 3 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya pada tingkat
Manfaat zakat sangat penting dan strategis dilihat dari sudut pandang ajaran
Islam maupun dari aspek pembangunan kesejahteraan umat. Hal ini telah
negara yang memiliki peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana
3
Rencana Strategi (RENSTRA) BAZNAS Kota Makassar 2021-2022, h. 4.
5
perintah salat, diwajibkan zakat dan menentukan harta-harta yang wajib dizakatkan.
Disusul kemudian pada tahun IX Hijriah, turunlah ayat 60 surah at-Taubah dan al-
Baqarah, berisi bagian tertentu yang diperoleh oleh masing-masing kelompok, dan
siapa yang berhak mengambil dan menerima zakat. Namun pada masa itu, Nabi
tidak serta merta membagi penuh untuk golongan delapan, namun hanya
kebutuhan dari kedelapan kelompok tadi. Nabi menunjuk petugas resmi untuk
menghimpun zakat ke berbagai daerah luar biasa, seorang pemimpin umat terjun
Terjemahannya :
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.6
Ayat tersebut menunjukkan bahwa zakat dari para muzaki yang dihimpun
oleh amil hukumnya wajib. Pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh UU Pasal 3
No. 23 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Zakat dimaksudkan agar zakat dapat
4
Didin Hafidhuddin. Zakat dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
h. 7.
5
Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Pemberdayaan Zakat,
Panduan Zakat Praktis, (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan Zakat 2013), h. 8.
6
Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: Jawa Barat, 2018), h. 17.
6
berdaya guna melalui pengorganisasian yang tepat.7 Seperti halnya dengan zakat,
walaupun infak dan sedekah tidak wajib, ini merupakan media pemerataan
pendapatan bagi umat Islam yang sangat dianjurkan. Dengan kata lain, infak dan
zakat yang diwajibkan kepada orang Islam yang mampu. Dengan demikian dana
zakat, infak dan sedekah bisa diupayakan secara maksimal untuk memberdayakan
ekonomi masyarakat.8
Pada tahun 2019 pengumpulan zakat, infak dan sedekah, serta dana sosial
(unaudited) dengan rincian per jenis dana pengumpulan atau penerimaan Zakat
sebesar 8.484.900.234 juta rupiah, Infak atau Sedekah sebesar 1.628.839.923 juta
rupiah dan Dana Sosial Keagamaan lainnya sebesar 11.482.933.331 juta rupiah.
atau Sedekah sebesar 95,50% dan Dana Sosial Keagamaan lainnya sebesar
97,50%.9
baik karena pada dasarnya konsep pengelolaan zakat telah disyariatkan, oleh sebab
itu hukum dari melaksanakan zakat adalah Fardhu ’Ain (Wajib), yang artinya wajib
hanya bagi orang yang mampu atau memenuhi syarat. Zakat merupakan salah satu
7
Qurratul Aini Wara Hastuti, “Urgensi Manajemen Zakat dan Wakaf Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat” 1, no. 2 (2014) h. 25.
8
Djamal doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan, (Jakarta:NM
PRESS,2004), h. 92.
9
Laporan Keuangan ZIS dan DSKL BAZNAS Kota Makassar 2021, h.1.
7
menumbuhkan rasa kepedulian orang yang mampu terhadap orang yang tidak
mampu yang berhak menerimanya dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
Badan Amil Zakat di Kota Makassar. Maka dari itu Badan Amil Zakat dituntut
untuk berperan aktif dalam mencapai visinya sehingga zakat dapat berdaya guna
dan berhasil guna. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi
setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, yang
Makassar, Maqasid Al-Syariah dipilih sebagai tolak ukur yang digunakan sebagai
masyarakat karena maqasid al-syariah mengukur dari berbagai aspek dasar dalam
Islam yaitu ; Agama, Jiwa, Akal, Keturunan, Harta. Maka Maqasid al-Syariah
dapat menjadi sandaran pengukuran dalam manajemen bantuan zakat, infak dan
sedekah (ZIS), ketika kebutuhan dasar tersebut terpenuhi maka dapat mencapai
Hal ini dapat mencapai tujuan utama dalam hidup yaitu kemanfaatan yang
dana karena dari kelima aspek pengukuran tersebut dapat mewakili kesejahteraan
10
Jaja Jaelani, "Profil BAZNAS", dalam https://pusat.baznas.go.id/, diakses hari Selasa,
tanggal 01 Juni 2021.
8
prinsip partisipasi.
peneliti dalam pembahasan penulisan ini tertarik untuk mengetahui dan memahami
lebih lanjut serta melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan judul
“Manajemen Bantuan Zakat Infak Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqāsid Al-
B. Rumusan Masalah
yang akan dijadikan acuan dan dikembangkan dalam pembahasan ini, antara lain
sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
11
Didin Hafidhuddin. Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), h. 7.
9
Bantuan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqāsid Al-
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
secara dalam esensi Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) sebagai salah satu
dalam meneliti manajemen bantuan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dalam
b. Manfaat Praktis
terhadap penyaluran dana zakat, infak dan sedekah yang tidak hanya
12
Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam (Cet. V; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),
h. 29.
10
1. Pengertian Judul
Penelitian ini berjudul “Manajemen Bantuan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)
itu penelitian ini akan difokuskan di Badan Amil Zakat Nasioanal (BAZNAS) di
Kota Makassar. Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak
terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat
a. Manajemen Bantuan
penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran dan pimpinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bantuan adalah
barang yang dipakai untuk membantu. Arti lainnya dari bantuan adalah
mengharapkan imbalan.
13
Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris dan Bahasa Indonesia, (Gramedia:
Jakarta, 1997), Cet. Ke-24, h. 72.
11
dengan cepat.14
Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik, berkah,
berbagai kebaikan.15
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu harta
diperintahkan ajaran Islam. Zakat ada nisbah atau batasan seseorang wajib
mengeluarkan zakat sedangkan infak tidak ada nishab. Infak dikeluarkan oleh
setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah,
14
Sri Krisna Kurnia, Pengelolaan Bencana, FASILKOM UI: 2009.
15
Sayid, S. Fiqih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009. h. 67.
16
Najmuddin, Z. E. Studi Islam, Lembaga Pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar, Surakarta, 2006.
h. 87.
12
sedekah memiliki arti lebih luas menyangkut juga hal yang bersifat non
material.
c. Maqāsid Al-Syarῑ’ah
tujuan-tujuannya pada makhluk. Maqasid ini tidak lebih dari tiga macam
sebagai syari' memiliki tujuan dalam setiap penentuan hukumnya, yaitu untuk
Allah dalam setiap hukum dari keseluruan hukumnya. Inti dari tujuan syariah
dasar Islam.
2. Definisi Operasional
17
Al-Syatiby, al-Muāfaqat fi Ushūl al-Syarῑ’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), h. 142.
13
“Manajemen Bantuan Zakat Infak Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqāsid Al-
penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa variabel yang dianggap penting
a. Indikator Manajemen
c. Maqāsid al-Syarῑ'ah
18
Yudhi Asfar Fahruddin, "Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis
menurut Bambang Hariadi", (Malang: Byumedia Publishing, 2005), h. 8.
19
Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, al-Mustashfa min ‘Ilm al-
Ushul, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), h. 15.
14
20
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2025, h. 26.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tujuan dari syariah tersebut. Hal ini sesuai dalam Islam karena tujuan dari
Tujuan dari kebutuhan dharuriyah yakni untuk menjaga manusia dari lima
aspek yakni, menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan memilihara harta.
Oleh karena itu lembaga zakat seperti BAZNAS telah melakukan program
atau memenuhi kebutuahan dasar para korban covid-19. Oleh karena itu
manangani musibah pandemi ini sehingga semua musibah ini cepat berlalu
Afifuddin Kadir Dkk, Penggunaan Dana Zakat Pada Korban Covid-19 Perspektif Maqāsid
1
15
16
Raden Inten Lampung tahun 2018 yang berjudul “Analisis Efektifitas Kinerja
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau tahun 2011 yang berjudul "Pengelolaan
2
Erika Sisnalda, “Analisis Efektifitas Kinerja Pemberdayaan Zakat Profesi Dalam Perspektif
Ekonomi Islam“ (Program Pascasarjana Universita Islam Negeri Raden Inten Lampung pada tahun
2018).
17
Dari beberapa referensi dari penelitian di atas, maka posisi penelitian ini
mempunyai lokasi penelitian dan deskripsi fokus yang berbeda dengan penelitian-
Bantuan Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqasid Al-Syariah di
sama melakukan penelitian seputar realita pengelolaan zakat, infak dan sedekah
Manajemen Bantuan Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) dalam Perspektif Maqasid Al-
3
Muhammad Husein, “Pengelolaan Zakat Mal Secara Produktif Perspektif Maqāsid Al-
Syarῑah” (Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tahun
2011).
18
B. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja Manager yang artinya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti, proses penggunaan sumber
daya yang efektif untuk mencapai sasaran dan pimpinan yang bertanggungjawab
usaha para anggota organnisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen adalah proses
atau cara untuk mencapai sesuatu atau untuk mnyelesaikan dan mengatur sebuah
4
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Cet. I; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), h. 3.
5
Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris dan Bahasa Indonesia, (Gramedia: Jakarta,
1997), Cet. Ke-24, h. 72.
19
oleh orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dengan efektif dan
proses dalam mencapai pada tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
bekerja dengan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya untuk dapat
manajer, yaitu:
6
Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. Management Fourteenth Edition. San Diego:
Global Edition. 2018. h. 54.
7
Sukanto Reksohadiprojo, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: BPFE UGM, 1986.
20
kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain yang pada akhirnya pekerjaan
2. Fungsi Manajemen
Berdasarkan gambar 2.1 menurut Robbins & Coulter, terdapat empat fungsi
8
Ibid., h. 57.
21
mengatur dan menyusun tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang
Dalam peraturan UU No. 23 Tahun 2014, diakui adanya dua jenis organisasi
pendayagunaan zakat.9 Dan salah satu lembaga pengelola zakat, infak dan
sedekah (ZIS) yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan adalah BAZNAS, yang
bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) dari
kaum muslimin yang telah resmi berdiri sejak tahun 1437 Hijriah atau 2016
Miladiyah.
9
Hamza Hasan Khaeriyah, Ekonomi Zakat di Indonesia Kinerja Pengelola Zakat
Kontemporer dalam peningkatan kehidupan social Ekonomi Religius mustahik, h. 28.
23
diserahkan kepada guru ngaji dan kiyai, tetapi pola ini sedikit demi sedikit telah
lembaga yang ditunjuk dan dibentuk oleh pemerintah, meskipun masih menjadi
formal atau non formal, dalam setiap aktivitasnya guna mencapai tujuan
10
Sri Krisna Kurnia, Pengelolaan Bencana, FASILKOM UI: 2009.
11
A.B. Susanto, Sebuah Pendekatan Strategic Management: Disaster Management di Negeri
Rawan Bencana, (Jakarta: PT. Askara Grafika Pramata, 2006), h. 10.
12
Yudhi Asfar Fahruddin, Management Center Dompet Dhuafa, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2017.
24
pengendalian.
2) Pengorganisasian Zakat
masing-masing jabatan.
departemen.
dari membuat keputusan dan tindakan manajer itu sendiri yang diharapkan
13
Al-Syatiby, al-Muāfaqat fi Ushūl al-Syarῑ’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), h. 198.
14
Tontowi Jauhari, Manajemen Zakat Infak dan Sedekah, Lampung, Perpustakaan Nasional:
Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2011. h. 25.
26
spec)
15
Ibid., h. 28.
27
3) Kepemimpinan Zakat
16
Gibson, Ivancevich dan Donnelly. Organisasi, terj. Djarkasih, Jakarta, Erlangga, 1996, h.
334.
17
Gary Yukl. Leadreship in Organization, New Jersey, Prentice-Hall Inc, 1994, h. 4.
28
termasuk petugas admi- nistrasi, mereka semua harus terdiri dari orang-
orang muslim.18
sebagai berikut:
dan kafir. Akan tetapi apabila pendapat Imam Ahmad akan diterapkan
4) Kepengawasan Zakat
18
Raden Intan, Pengelolaan Zakat Maal Bagian Fakir Miskin, Lampung, 1990, h. 96.
19
AIN Raden Intan, Pengelolaan Zakat, h. 99.
29
yang dilakukan.
20
Ibid., h. 34.
21
Ibid., h. 35.
30
3. Pengertian Zakat
Zakat ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti yaitu
menurut istilah zakat adalah bagian dari harta dengan ketentuan tertentu yang Allah
menerimanya.22
Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh,
Sedangkan menurut istilah “zaka” adalah sebagai bagian dari harta dengan
bidang harta yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membangun
masyarakat. Karena itu, di dalam Al-Qur’an dan Hadis banyak perintah untuk
a. Zakat Nafs, Zakat yang sering disebut juga dengan Zakatul Fitrah, zakat
yang dikeluarkan selama setahun sekali dalam pada saat saat bulan
22
Hafidhuddin, D. Zakat dalam Perekonomian Modern. (Jakarta, 2002 : Gema Insani Press),
h. 54.
23
Sayid, S. Fiqih Sunnah. (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), h. 67.
24
Ibid., 130.
31
b. Zakat Mal (Harta), mal menurut bahasa berarti kecenderungan atau segala
sesuatu yang diinginkan sekali (dalam bentuk benda atau barang) oleh
adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki atau dapat dikuasai dan dapat
dimanfaatkan.25
4. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu harta untuk
ajaran Islam. zakat ada nisbah atau batasan seseorang wajib mengeluarkan zakat
sedangkan infak tidak ada nishab. Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang
beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, baik lapang maupun
sempit. Zakat diperuntukkan bagi 8 golongan, sedangkan infak tidak ada ketentuan
pasti penerimanya.26
5. Pengertian Sedekah
Sedekah berasal dari shadaqah yang berarti benar. Menurut syara’ pengertian
arti lebih luas menyangkut juga hal yang bersifat non material.
25
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. Pedoman Zakat. (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 1999), h. 98.
26
Najmuddin, Z. E. Studi Islam 2. (Surakarta: Lembaga Pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar,
2006), h. 87.
32
idhā'fiȳah yang terdiri dari dua kata yaitu kata Maqāsid dan Syarῑ'ah. Secara
etimologi, kata Maqāsid adalah bentuk plural (jama') dari kata maqshad, shighah
mashdar mimiy yang diambil dari kata al-qashd القصد, diantaranya dapat bermakna
berniat, bermaksud, berkeinginan, menghendaki, sasaran atau tujuan dan dapat juga
bermakna seimbang atau pertengahan dan tidak melampaui batas atau dapat juga
bermakna konsisten.
(tashrῑf) terdapat sebanyak lima kata dan secara etimologi mempunyai banyak arti,
diantaranya dapat berarti agama, sunnah, perintah, ajaran, metode, atau jalan.
Secara bahasa, kata syarῑah bermakna "jalan yang lurus" (al-tharῑqah al-
mustaqῑmah).
itu adalah berkaitan pada semua pemanfaatan nilai kemashlahatan (kebaikan) dan
merupakan asal kata dari kata kerja يقصد- قصدqashada yaqshudu. Sementara syariah,
secara etimologi bermakna jalan menuju mata air, jalan menuju mata air dalam kata
33
lain dikatakan sebagai jalan ke arah hal utama dalam kehidupan. Syariah secara
al-Sunnah yang mutawatir yang sama sekali belum dicampuri oleh pemikiran
manusia.27
Muatan syariah dalam arti ini mencakup aqidah, amaliyyah, dan khuluqiyyah.
Secara terminologi, maqashid syari’ah dapat diartikan sebagai tujuan syariah bagi
merupakan sejumlah tujuan yang baik yang diusahakan oleh syariah Islam dengan
pandangan Islam adalah tercapainya maşlahah umat melalui tujuan syariah yang
hikmah yang diperhatikan dan dipelihara oleh syari'at dalam setiap bentuk
penentuan hukumnya. Hal ini tidak hanya berlaku pada jenis-jenis hukum tertentu
sehingga syari'ah yang terkandung dalam hukum serta masuk pula di dalamnya
27
Mawardi, A. I. Fiqih Minorotas Fiqih Aqaliat dan Evolusi Maqasid As-Syariah Dari
Konsep Ke Pendekatan. (Yogyakarta: LKiS, 2010), h. 99.
28
Al-Syatiby, al-Muāfaqat fi Ushūl al-Syarῑ’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), h. 140.
29
Pusparini, D. M. Konsep Kesejahteraan Dalam Ekonomi Islam Perspektif Maqasid Al-
Syari’ah. (Islamic Economic Jurnal, 2015), h. 51.
34
tujuannya pada makhluk. Maqasid ini tidak lebih dari tiga macam dharuriyyat
tersier). Syatibi menyatakan lebih lanjut bahwa Allah sebagai syari' memiliki tujuan
dalam setiap penentuan hukumnya, yaitu untuk kemaslahatan hidup setiap orang di
dalam setiap hukum dari keseluruhan hukumnya. Inti dari tujuan syariah adalah
hal :
30
Asyur, T. b. Maqashid al-syari’ah al-Islamiah. (Yordania: Dar al Nafais, 2001).
31
Ibid., h. 142.
35
d. Menjaga harta yaitu hifdz al-Mal, pemotongan tangan untuk para pencuri,
illat diharamkannya riba dan suap menyuap, atau memakan harta orng lain
penting demi terwujudnya kemaslahatan agama dan dunia. Apabila hal tersebut
mashlahat yaitu menjaga agama (hifdz ad-din) menjaga jiwa (hifdz an-nafs),
Menjaga akal (hifdz al-aql), menjaga keturunan (hifdz an-nasl) dan harta benda
terletak dalam perlindungan terhadap agama mereka, diri, akal, keturunan, harta
benda, apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini berarti melindungi
As-Syaitibi juga menjelaskan bahwa tujuan akhir hukum tersebut adalah satu,
32
Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, al-Mustashfa min ‘Ilm al-
Ushul, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), h. 17.
33
Ibid., h. 145.
36
Tuhan selaku pembuat syariat. Kedua, berdasar pada tujuan manusia yang dibebani
syariat, menurut beliau pula Allah menurunkan syariat (aturan hukum) tiada lain
membagi maslahat kepada tiga bagian penting yaitu dharuriyyat (primer), hajiyyat
primer dimana kebutuhan ini wajib ada untuk mencapai kemaslahatan jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi makan akan terjadi kerusakan pada setiap
dalam dharuriyat.
peringkat dharuriyat.
peringkat dharuriyat.
kebutuhan ini tidak terlalu penting karena jika tidak terpenuhi tidak akan
37
tidak terpenuhi tidak mengancam salah satu dari lima pokok di atas dan
akhlak.34
hukum syariat atas perintah berbagi, saling tolong menolong, berinfak, instrumen
utama distribusi kekayaan dalam Islam sudah seharusnya mempunyai peran sebagai
akal, keturunan dan harta. Maka dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa
indikator sebagai bahan acuan pengukuran sejauh mana pencapaian nilai maqaşid
agama yang dilakukan pada para mustahik akan ditinjau dari segi agama
34
Ibid., h. 155.
38
tentu saja tidak berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari
Keluarga.
dalam konsep Islam merupakan amanah dari Allah ta’ala dan sebagai alat
karena itu dalam penelitian ini, dimensi perlindungan terhadap harta yang
dan kaya.
kontemporer, perubahan paradigma dan teori Maqasid lama ke teori Maqasid baru
terletak pada titik tekan keduanya. Titik tekan Maqasid lama lebih pada protection
(hak-hak).
Setiap proses pembentukan hukum (al-Tashrῑ' fῑl Islam) memiliki tujuan yang
mesti direalisasikan oleh hamba Allah dalam kehidupan ini. Allah SWT
menciptakan alam semesta ini bukan tidak mempunyai tujuan, akan tetapi
mempunyai maksud dan tujuan yang mengandung hikmah, baik yang dapat secara
mudah diketahui karena disebutkan secara jelas dalam nash, maupun yang hanya
hukum yang menunjukkan adanya relevansi yang sangat menonjol serta senantiasa
dijadikan dasar dan sandaran setiap Fuqaha' dalam memberikan interpretasi hukum
dan solusi terhadap berbagai masalah hukum Islam sejak zaman dahulu sampai saat
ini.35 Oleh sebab itu, setiap perkara tergantung kepada maksudnya yakni; keyakinan
35
Ibid., h. 150.
40
hukum.36
para Ulama ushul fiqh merumuskan tujuan hukum Islam tersebut kedalam lima misi
dimaksud adalah memelihara Agama حفظ الدين, jiwa حفظ النفس, akal حفظ العقل,
Pada hakikatnya zakat, infak dan sedekah (ZIS) memang diperuntukkan bagi
memperhatikan si miskin, dan sebaliknya, hak si miskin atas harta yang dimiliki
oleh si kaya. Sehingga penunaian zakat, infak dan sedekah (ZIS) selain untuk
mensucikan harta kekayaan dan jiwanya, dan agar tidak hanya dimiliki oleh si kaya
saja, muzakki; penunaian zakat harus membawa kemaslahatan bagi kaum "miskin
berhubungan dengan amal ibadah mahdhah saja, melainkan merupakan amal sosial
yang berkaitan dengan masyarakat luas, sehingga dalam hal ini ada dua kewajiban
yaitu kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia. Zakat bukan tujuan,
tetapi zakat merupakan alat untuk mencapai tujuan mewujudkan keadilan sosial
36
Ibid., h. 20.
37
Fathurrahman Djamil, "Filsafat Hukum Islam menurut ", jilid II, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1997), h. 128-131.
41
dalam upaya mengentaskan kemiskinan38 dalam memberi jaminan sosial yang telah
ditampilkan Islam.
makanan, pakaian dan rumah bagi keluarganya. Seorang muslim memang dituntut
keras, akan tetapi jika tidak mampu, maka masyarakatlah yang membantu dan
atas, semestinya menjadi rujukan bagi umat Islam, secara khusus para pengelola zakat
(formal dan informal), bahwa ending dari penunaian zakat itu adalah kesejahteraan,
kemakmuran, dan kemaslahatan, baik zakat mal (harta benda) maupun zakat fitrah
(jiwa).39 Akan tetapi pada kenyataannya, bila kita mencermati kondisi bangsa ini,
38
Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 173.
39
Kutbuddin Aibak, "Akuntansi dan Manajemen Zakat, Mengkomunikasikan Kesadaran dan
Membangun Jaringan, menurut Mufraini, M. Arief", (Jakarta: Kencana, 2006), h. 153-154.
40
Ibid., h.173.
42
2) Pola distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat, infak dan sedekah
4) Pola distribusi dalam bentuk produktif kreatif yaitu zakat, infak dan
Bahwa sebenarnya hukum-hukum itu tidaklah dibuat untuk hukum itu sendiri,
melainkan dibuat untuk tujuan lain yaitu kemashlahatan dan secara hakiki tujuan
hukum Islam itu adalah kemashlahatan; tak satupun hukum yang disyari’atkan
oleh Allah baik yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah, melainkan
didalamnya terdapat kemashlahatan. Lebih dari itu, melalui analisis maqāsid al-
syarī’ah, kemashlahatan itu tidak hanya dilihat dalam arti teknis saja, akan tetapi
41
Ibid., h. 153-154.
42
Muhammad Abu Zahrah, "Ushul al-Fiqh", (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabiy, 1958), h. 289-
290.
43
C. Kerangka Pikir
2. Dari input analisis yang demikian itu dilakukan Process Analysis berupa
kesimpulan dan saran yang akan dijadikan rujukan untuk memperoleh solusi.
3. Outcomes Analysis atau solusi atau hasil penelitian yang disusun berdasarkan
kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan hasil penelitian yang
METODE PENELITIAN
kualitatif karena dalam penelitian ini hanya ingin mendeskripsikan segala sesuatu
gejala, peristiwa dan kejadian yang menjadi fokus penelitian dengan memotret
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 14-15.
45
46
dan perilaku yang diamati, dengan wawancara, observasi ke lapangan dan analisis
yang terkait dengan Manajemen Bantuan Zakat, Infak dan Sedekah pada
B. Subjek Penelitian
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini pada BAZNAS Kota Makassar yaitu di Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan (Studi di Jalan Teduh Bersinar No. 5, Rappocini, Gn.
D. Waktu Penelitian
Rencana kegiatan penelitian ini dijadwalkan selama 3-6 bulan lebih dengan
tahapan penelitian telah ditentukan pada setiap bulannya. Penelitian ini dilakukan
Awal September 2021 sampai dengan akhir April 2022, secara rinci dapat dilihat
2
Ibid., h. 37.
47
Studi Literatur
& Pengambilan
Data
Analisa
Penulisan Laporan
1. Wawancara yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
yang diteliti untuk mendapatkan data dan informasi, melalui hasil kerja
dokumen.3
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
c. Pengambilan Kesimpulan
Mencari simpulan atas data yang akan diungkap mengenai makna dari
d. Pengecekan Ulang
yaitu:
spesifikasi dan fitur yang dapat membantu dalam penelitian ini, utamanya
5
Ibid., h. 103.
BAB IV
ditetapkan dalam Peraturan BAZNAS No. 23 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya pada tingkat
tentang Pengelolaan Zakat Nasional. Lembaga pengelola zakat saat itu hanya
dilakukan terbatas di beberapa daerah saja seperti BAZ1S OKI (1968), BAZ1S
Kaltim (1972), BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa BUMN mendirikan
1
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 3.
50
51
2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu
diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ)
yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh
masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun BAZ terdiri dari BAZ pusat,
BAZ Provinsi, BAZ Kota, BAZ Kecamatan. Terbentuknya lembaga zakat yang
berbadan hukum dan didukung dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh
Sejak Tahun 2002 total dana zakat yang berhasil dihimpun BAZNAS dan
LAZ mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Selain itu, pendayagunaan zakat
Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU No. 23 Tahun 2011 pada
2
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 4-5.
52
zakat (mall, fitrah, pertanian, dan lain-lain) yang sangat besar. Namun, potensi ini
belum dimanfaatkan karena dikelola secara individual. Kalaupun sudah ada badan
373 Tahun 2003 dan Keputusan Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji
No. D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Pemerintah
surat keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 420/VI/2001 Tanggal 25 Juni 2001
Selatan yang dikukuhkan pada tanggal 04 September 2001. Dan pada Tanggal 29
mencanangkan Hari Sadar Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Badan Amil Zakat
adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari unsur
sosial dan kemaslahatan umat Islam. Unit pengumpulan zakat adalah satuan
organisasi yang dibentuk oleh badan amil zakat untuk melayani muzakki, yang
oleh Gubernur atas usul Kepala Wilayah Departemen Agama Provinsi atas
a) Berbadan hukum.
d) Memiliki pembukuan.
persyaratan. Proses pengukuhan dapat pula dibatalkan apabila tidak lagi memenuhi
Makassar mulai menjalankan fungsi dan tugasnya pada Tahun 2001. Sekretariat
Badan Amil zakat Nasional (BAZNAS) kota Makassar yang terletak di jalan Teduh
Bersinar No. 5 Rappocini GN. Sari Makassar, terdiri atas satu bagunan yang terbagi
a. Tugas BAZNAS
dan mendayagunakan zakat di Kota Makassar, termasuk infak, sedekah dan dana
sosial keagamaan lainnya. Sesuai dengan BAB III Pasal 28 Peraturan BAZNAS
Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
tugas BAZNAS adalah melaksanakan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana
b. Fungsi BAZNAS
LAZ.
2. Struktur Organisasi
BAZNAS Kota Makassar dipimpin oleh seorang Ketua dan tiga orang Wakil
Ketua, dimana masing-masing wakil ketua membawahi bidang dan bagian adapun
3
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021, h. 8.
55
a. Visi BAZNAS
b. Misi BAZNAS
maka sistem pengelolaan zakat yang diharapkan adalah sistem yang terintegrasi,
hingga mencapai potensi yang ada. Proses sosialisasi dan edukasi kepada
Oleh karena itu harus dihindari sosialisasi dan edukasi yang mengarah
pendanaannya.
dan anak-anak terlantar. Inilah tujuan utama pengelolaan zakat dan inilah
pengelolaan zakat.
At-Taubah: 60) baru kemudian ayat tentang pengumpulan zakat (Q.S. At-
UU No. 23 Tahun 2011 juga menjelaskan tujuh asas yang menjadi dasar
asas ini akan menentukan visi, misi, budaya, dan strategi para pengelola
zakat.
58
Daerah Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara
tentang syarat dan tata cara perhitungan zakat mall dan zakat fitrah serta
organisasi dan tata kerja Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Badan
Kabupaten/Kota.
Nasional, Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten/Kota.
pengumpulan Zakat.
59
organisasi, dalam setiap pendirian lembaga harus memiliki alasan dan landasan
yang jelas dan kuat sehingga memiliki daya saing dan dapat dipercaya oleh
Pembentukan Badan Amil Zakat tidak terlepas dari pada UU No. 38 Tahun
1999 dan juga tidak terlepas dari syariat agama sebagaimana yang tercantum
dalam Al-Qur’an itu sendiri. Pembentukan Badan Amil Zakat ini memiliki cita-
4
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, (Catatan Atas Laporan
Keuangan, per 31 Desember 2020-2021), h. 6.
60
sesuai Bab III Pasal 28 Peraturan BAZNAS Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS
Kabupaten/Kota, dipimpin oleh seorang Ketua dan tiga orang wakil ketua yang
mengkoordinir Bidang dan Bagian dengan penjabaran uraian tugas dan fungsi
1) Bidang Pengumpulan
Bidang pengumpulan ZIS dan dana sosial keagamaan lainnya dipimpin oleh
seorang kepala bidang dan dikoordinir oleh wakil ketua I dari salah satu unsur
lainnya.
keagamaan lainnya.
5
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 12.
61
muzaki.
keagamaan lainnya
muzaki.
oleh wakil ketua II dari salah satu unsur komisioner yang mempunyai
ditetapkan.
6
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 15.
63
Miskin.
kepala bagian dan dikoordinir oleh wakil ketua III dari salah satu unsur
(RKAT).
BAZNAS Kota.
oleh seorang kepala bagian yang dikoordinir oleh wakil ketua IV dari salah
Provinsi di Kota.
b) Pelaksanaan Audit.
BAZNAS Kota.
6) Tata Usaha Pimpinan dipimpin oleh seorang kepala tata usaha yang
2) Sosial Ekonomi
Peningkatan life skill para mustahik dan bantuan dana bergulir wirausaha
mikro.
3) Sosial Kesehatan
4) Sosial Pendidikan
Bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu dan bantuan Hafidz
Al-Qur’an.
5) Sosial Kemanusiaan
66
Makassar
maka sistem pengelolaan zakat yang diharapkan adalah sistem yang terintegrasi,
zaman. Sebagaimana telah diungkap dalam buku Fikih Zakat Indonesia, gambaran
2011.
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2)
pengumpulan dan penyaluran zakat yang berhasil dikumpulkan oleh para pengelola
zakat harus terus meningkat hingga mencapai potensi yang ada. Proses sosialisasi
dan edukasi kepada masyarakat tentang zakat dan pembayaran melalui pengelola
zakat serta pelayanan muzakki harus dilakukan terus-menerus, efektif, dan efisien.
Oleh karena itu harus dihindari sosialisasi dan edukasi yang mengarah kepada
promosi kompetisi bisnis antar para pengelola zakat yang cenderung menimbulkan
7
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 10.
67
bagaimana manfaat zakat dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, bahwa zakat
bahwa zakat menjadi kontribusi umat Islam dalam mewujudkan peran Negara
pengelolaan zakat dan inilah yang harus menjadi kriteria utama dalam mengukur
Taubah: 60) baru kemudian ayat tentang pengumpulan zakat (Q.S. At-Taubah: 103]
UU No. 23 Tahun 2011 juga menjelaskan tujuh asas yang menjadi dasar
pengelolaan zakat nasional. Ketujuh asas tersebut adalah syariat Islam, amanah,
buruknya bangunan di atasnya. Dan asas merupakan ruh bagi niat, pemikiran,
ucapan, dan perbuatan. Pemahaman asas ini akan menentukan visi, misi,
8
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 11.
68
(1) Pengelolaan zakat harus dipahami dan diniatkan sebagai penegakan rukun Islam
berikut :
setiap muslim yang telah memenuhi syarat dan bukan sesuatu yang
harus memenuhi syarat dan rukun karena zakat adalah ibadah dan bukan
(2) Zakat sebagai kewajiban harta yang harus diambil (dipungut) memerlukan
peran Negara. Sebagaimana Fatwa MUI Nomor 8 Tahun 2011 tentang AMIL
(3) Pengelola zakat (amil) adalah perantara muzaki dengan mustahik dan bukan
pemilik harta zakat. Pemenuhan kebutuhan amil tidak boleh melebihi hak amil
9
(Lihat Q.S. At-Taubah: 5 dan 11).
69
(4) Amil harus dapat dipercaya sebagai bukti ia amanah. Dan agar dipercaya, maka
amil harus memiliki kompetensi dalam pengelolaan zakat, jujur, transparan, dan
zakat dan hal lain yang terkait dengan tugas amil zakat.10
dan dilakukan secara adil. Penyaluran zakat harus mencakup mustahik yang
Oleh karena itu, beberapa hal berikut sangat penting untuk para pengelola
zakat harus sama sehingga tidak terjadi mustahik merasa nyaman dengan
10
Perhatikan QS. Al-Maa'rij: 24-25.
11
Rencana Strategi (Renstra) BAZNAS Kota Makassar 2021-2026, h. 13.
70
satu pengelola zakat dan merasa tidak enak dengan pengelola zakat yang
lain.
(6) Dalam pengelolaan zakat harus terdapat jaminan kepastian hukum bagi
mustahik dan muzaki. Setiap pembayaran zakat dari muzaki dicatat dan
secara nasional dan masyarakat melalui LAZ. Hirarki tidak berarti sentralisasi
pelaporan pengelolaan zakat secara berjenjang. oleh karena itu perlu standar
yang sama dan sinergi antara pengelola zakat dalam pengelolaan zakat nasional.
masyarakat. Berikut ini beberapa syarat agar para pengelola zakat dapat
1. Strategi
Makassar untuk mencapai Tujuan dan Sasaran dengan efektif dan efisien.
2. Kebijakan
untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dan mencapai
Indikator kinerja BAZNAS Kota Makassar yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD Kota Makassar adalah indikator kinerja yang secara langsung
menunjukan kinerja yang akan dicapai BAZNAS Kota Makassar untuk lima tahun
Makassar dalam Rencana Strategis ini mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kota Makassar.
Standar Operasional dan Prosedur pengelolaan zakat, infak dan Sedekah pada
BAZNAS Kota Makassar meliputi jenis indikator dan standar pencapaian kinerja
12
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 27.
72
keadaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya di
infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya dapat dilihat pada pelaksanaan
penghimpunan zakat, infak, sedekah dan dana sosial lainnya Tahun 2021 dapat
ini.13
Rasio
Jenis Dana Rencana Realisasi Prognosis
(3)/(2) (4)/(2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Zakat Maal 1.247.955.200
Zakat Maal-Perorangan
Zakat Maal-Badan
Zakat Fitrah 3.908.308.000
Infak/Sedekah 1.905.867.011
Infak/Sedekah
CSR
Dana Sosial 116.609.000
Keagamaan Lainnya
Jumlah 7.178.740.011
13
Rencana Strategi (Renstra) Baznas Kota Makassar 2021-2026, h. 8.
73
yang telah peneliti lakukan di BAZNAS Kota Makassar sesuai dengan kedudukan,
tugas pokok dan fungsi BAZNAS Kota Makassar sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Amil Zakat Nasional, Badan Amil Zakat Provinsi, dan Badan Amil Zakat
pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang
dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial
1. Isu Internal
23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Dan pimpinan Baznas Kota Makassar
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar Periode 2021-
BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kota Makassar dan takala pentingnya dengan
diterima dan belum adanya standarisasi amil sebagai sebuah profesi, sehingga
BAZNAS tidak memiliki daya tawar yang kuat untuk menarik SDM kualitas
terbaik untuk dapat bergabung membangun organisasi amil zakat. Hal ini
zakat, khususnya BAZNAS harus lebih mampu menarik minat SDM terbaik
Makassar.
kecepatan dalam merespon peristiwa dan fenomena sosial mutlak dimiliki. Hal
ini menuntut lembaga yang ramping secara struktur dan cepat dalam proses
dalam kepengurusan BAZNAS Kota Makassar sekarang ini kendati sudah lebih
pada satu sisi baik bagi dukungan dan eksistensi lembaga. Namun demikian, hal
kecepatan gerak eksekusi di lapangan dan inovasi program. Oleh karenanya untuk
76
c. Aktivitas pengumpulan
Hal ini berpulang pada sumber dana aktivitas pengumpulan yang hanya
bersumber dari sebagian dana amilin dan bantuan pemerintah daerah yang masih
sangat terbatas.
oleh hak amilin dan dukungan pemerintah daerah melalui dana hibah.
investasi, karena dimasa datang ketika lembaga ini kokoh maka akan sangat
media sosial (facebook, tweeter, blog, web, dll) sebagai pusat aktivitas kelas
77
yang terintegrasi satu bagian dengan bagian lainnya belum secara optimal
database yang dimiliki. Sampai saat ini Baznas Kota Makassar belum memiliki
f. Kepatuhan Syariah
aturan syariah, oleh karena itu pengelolaan zakat maupun inovasi dan
alasannya. Maka kepatuhan syariah ini menjadi konsep yang harus melekat kuat
2. Isu Eksternal
Mayoritas penduduk Kota Makassar atau hampir sekitar 90% dari total
Selain itu pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang terus meningkat dan
potensi zakat Kota Makassar cukup tinggi. Potensi zakat Kota Makassar dari
diperkitakan kurang lebih dari Rp.15 Milyar, bahkan bisa lebih. Hal ini
oleh Pemerintah Kota Makassar. Ada banyak faktor yang menyebabkan adanya
gap antara potensi dan kondisi aktual ZIS yang terkumpul, diantaranya:
terutama zakat maal masih relatif rendah. Kesadaran ini baru mulai tumbuh di
(3). Tingkat kepercayaan kepada para pengelola Zakat, Infak dan Sedekah
atau 4,2% persen penduduk Kota Makassar, hal ini merupakan tantangan
sejahtera dengan inovasi program Baznas Kota Makassar. Zakat adalah salah
satu instrument dalam Islam yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial umat
dan media untuk mensejahterakan umat. Zakat memiliki andil yang besar dalam
Kota/ Kabupanten. Beban ini pula yang juga dirasakan oleh BAZNAS Kota
menjadi lembaga zakat paling populer di Kota Makassar, dan kepercayaan itu
posisi yang sangat penting. Tanpa dukungan kepala daerah, akan sangat sulit
bagi BAZNAS Kota Makassar untuk dapat maju dalam pengelolaan zakat di
Makassar tidak akan tercapai tanpa dukungan dari Pemerintah Kota dan
lembaga legislatif. Dukungan itu dapat berupa kebijakan maupun bantuan dana
operasional BAZNAS.
Seperti yang tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2011 pasal 30 dan 31 bahwa
Pemerintah No. 14 Tahun 2014 pasal 67 dan 69. Dukungan pendanaan dari
yang sangat terbatas. BAZNAS hanya bisa mengandalkan dari hak amilin
Pemerintah
Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat dari
2021 merupakan tahun pada fase tinggal landas perzakatan Nasional. Pada
sebelumnya.
telah disahkan.
Indonesia.
RI.
(IKK) yang dituangkan dalam naskah Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
dasar dari penyusunan Laporan Kinerja BAZNAS Tahun 2021, dengan rata-
rata capaiannya adalah sebesar 104.3% atau masuk dalam kategori Sangat
Kabupaten/Kota 15.79%
yang belum diaudit
oleh KAP
Laporan Keuangan
LAZ berskala
73.08%
nasional yang
diaudit oleh KAP
dari LAZ N asional
10 Laporan Keuangan 100% 111.54
yang sudah berizin
LAZ berskala
nasional yang 38.46%
belum diaudit oleh
KAP
Laporan Keuangan
LAZ berskala
44.4%
provinsi yang
diaudit oleh KAP
dari LAZ P rovinsi y
11 Laporan Keuangan 100% 83.33
ang sudah berizin
LAZ berskala
provinsi yang 38.9%
belum diaudit oleh
KAP
Laporan Keuangan
LAZ berskala
kabupaten/kota 32.4%
yang diaudit oleh
KAP
Laporan Keuangan dari LAZ K ab/Kota
12 LAZ berskala yang sudah berizin 100% 72.97
kabupaten/kota 40.5%
yang belum diaudit
oleh KAP
Penggunaan dari BAZNAS Provinsi
13 SIMBA pada yang sudah memiliki 60% 64.7% 107.8
BAZNAS Provinsi pimpinan
Penggunaan dari BAZNAS Kab/Kota
SIMBA pada yang sudah memiliki
14 30% 35.5% 118.4
BAZNAS pimpinan
Kabupaten/Kota
Pada tahun 2021 pengumpulan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial
pengumpulan infak operasional dengan capaian sebesar 29.2% dari target yang
ditetapkan.
dan dana sosial keagamaan lainnya yang terkumpul dilakukan dalam bentuk
tahun 2021 BAZNAS telah menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, dan dana
TOTAL 29.973.736.345
unggulan yang telah dimiliki BAZNAS, pada tahun 2020 telah disalurkan
TOTAL 29.974.736.345
BAZNAS Di Daerah Kota Makassar ini ada program yang bersifat bergulir
dan ada juga yang bersipat hibah, untuk program yang bergulir tidak semua
banyak warga tidak mau ribet dengan mengikuti kegiatan yang di wajibkan dari
BAZNAS Kota Makassar serta banyak warga yang ingin melihat hasilnya dari
dalam satu Kartu Keluarga ada yang mendapat kan tiga bantuan sekaligus yaitu
kepala keluarga istri dan anaknya ada juga yang mendapatkan dua program serta
anak di daerah Puser yaitu beasiswa pendidikan SMP dan SMA, dalam bentuk
pemberian uang saku bulanan serta perlengkapan sekolah dan juga penerima
Berikut penulis sajikan tabel manfaat yang dirasakan oleh beberapa perwakilan
D. Pembahasan
Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan temuan
ada sekaligus akan memodifikasinya dengan teori yang ada. Sebagaimana yang
telah ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data
diidentifikasikan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari hasil tersebut akan
14
Sri Krisna Kurnia, Pengelolaan Bencana, FASILKOM UI: 2009.
91
a. Perencanaan
Rencana strategis ini disusun setiap lima tahunan pada awal periode
sebagai berikut :
tim dalam melakukan diskusi grup dan study literature yang terkait untuk
pleno pengurus.
kerja jangka panjang, menengah dan tahunan. Setiap lembaga pengelola zakat
b. Pengorganisasian
15
N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat, h. 61.
92
Organisasi BAZNAS Kabupaten atau Kota terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Bidang
Keuangan dan Pelaporan, Bagian Administrasi, Sumber Daya Manusia dan Umum,
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan terhadap rencana atau progam kerja tahunan yang telah dibuat
maupun Pengurus BAZNAS Kota yang dibantu oleh Seksi Pengumpul, Seksi
Makassar dan juga menyalurkan dana ZIS tersebut kepada mustahik sesuai dengan
mustahik.16
ZIS adalah dengan cara membentuk UPZ. Unit pengumpul zakat adalah satuan
organisasi yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas
instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
BAZNAS Kota Makassar bekerja sama dengan UPZ Desa dan Kecamatan yang ada
di 14 Kecamatan di wilayah Kota Makassar terbentuk kurang lebih 100 UPZ sesuai
16
BAZNAS Kota Makassar, Rencana Strategis BAZNAS Kota Makassar.
93
target indikator kinerja kunci BAZNAS Kota Makassar periode 2021-2022. Setelah
Kota Makassar setelah dibuat rencana pendayagunaan dana Zakat oleh badan
pelaksana maupun pengurus BAZNAS Kota Makassar, lalu disetujui oleh dewan
penyalurannya harus dibagikan kepada para mustahik terutama fakir dan miskin
sebelum pelaksanaan salat idul fitri. Penyaluran dana yang selain dari zakat fitrah
f. Pengawasan
Zakat yang ada di BAZNAS Kota Makassar dilakukan oleh Komisi Pengawas.
17
Wawancara Pribadi dengan Bapak H.Ashar Tamanggong, Ketua BAZNAS Kota Makassar.
Makassar, 11 Mei 2022.
18
BAZDA Kabupaten Bima, Pedoman Zakat (Bima, 2007), h. 39.
94
Dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) terdapat beberapa prinsip
yang harus diikuti dan ditaati agar pengelolaan itu dapat berhasil guna sesuai
ZIS hendaknya dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh masyarakat.
Misalnya laporan total penerimaan dana ZIS tahunan dan penggunaan dana ZIS ini
diperuntukkan untuk apa saja, lalu diberitahukan kepada masyarakat lewat media
online dan juga media massa, jangan hanya diberitahukan informasinya jika ada
yang membutuhkan saja. Hal ini perlu dilakukan agar BAZNAS dapat dipercaya
oleh umat Islam dan juga agar kelihatan tindakan nyata nya.
Prinsip kedua adalah prinsip sukarela. Prinsip sukarela berarti bahwa dalam
prinsip sukarela dari umat islam yang menyerahkan hartanya tidak boleh ada unsur
berzakat dengan terang-terangan ataupun tidak mau berzakat maka orang seperti
19
Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 46.
95
berarti dalam pengelolaan dana ZIS haruslah dilakukan oleh mereka yang benar-
pekonomian umat semestinya posisi tersebut diisi oleh minimal orang-orang yang
berpendidikan sarjana jurusan ekonomi syariah agar jangan sampai uang ZIS yang
digulirkan melalui modal pinjaman terkena unsur bunga dan riba yang jelas haram,
lalu dalam pencatatan laporan keuangan dana ZIS pun posisi itu diisi oleh sarjana
jurusan akuntansi dan juga dalam komisi pengawas juga penting untuk diisi oleh
Agar BAZ dan LAZ bisa profesional dituntut kepemilikan data muzaki dan
transparan, diawasi akuntan publik dan memiliki amilin atau sumber daya manusia
Selain itu dalam pengelolaan dana zakat juga perlu ditunjang oleh penggunaan
tugas dan fungsinya sendiri bersama komponen UPZ yang ada secara mandiri tanpa
Selain dari prinsip itu, Strategi yang telah dibuat BAZNAS Kota Makassar
20
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 425.
96
tindakan nyata.21
zakat yang dirancang dalam kerangka rencana strategis yang bertujuan menyatukan
visi dan misi pemerintah daerah Kab. Bima yaitu ramah maupun visi misi BAZNAS
Kota Makassar, selain itu untuk pencapaian yang lebih maksimal sebagai salah satu
masjid-masjid agar berupaya mau untuk diajak membentuk UPZ pada setiap DKM
Masjid, instansi pemerintah maupun sekolah yang ada di seluruh Kecamatan Sekota
Makassar.
perannya dengan baik dalam pengelolaan serta pendistribusian dana zakat, infak,
salah satunya ialah tercapainya kesejahteraan hidup para mustahik yang di dalam
Islam diindikasikan dengan tercapainya tujuan syariah atau Maqaşid Syariah. Hal
21
Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, h. 13.
97
(Zakaria, 2014) yang menjelaskan bahwa meskipun banyak metode yang dapat di
syariah lebih baik dikarenakan banyak aspek yang di ukur dalam menentukan
kesejahteraan bagi setiap orang yang mendapatkan bantuan program. Oleh karena
itu pada peneilitian ini penulis menganalisis kesejahteraan penerima program dari
Jadwal Sholat dan Puasa, Safari Jumat Keliling, Safari Subuh Keliling
agama warga juga lebih toleransi pada warga lain yang beda keyakinan,
dengan cara mengikuti pengajian maka semakin paham akan Agama Islam
dan semakin toleransi dengan Agama lain dalam hal sosial terkecuali dalam
hal ibadah, warga yang beragama Islam menghargai selagi tidak mengusik
dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu tegakkanlah
ayat 13) Ayat tersebut menjelaskan bahwa berpegang teguh terhadap agama
99
serta menjaganya merupakan perintah dari Allah ta’ala dan merupakan salah
agama rusak, maka rusak pula tatanan kehidupan lainnya, baik kehidupan
terlalu dirasakan oleh penerima program, karena dalam aspek menjaga dan
hal ini melindungi hak pribadi serta melindungi diri dengan cara bersosialisasi
dengan kegiatan agama, dari ketiga sampel penerima program yang di teliti
memberikan tangapan yang serupa terkait melindungi hak pribadi dengan cara
yaitu perrlindungan jiwa, jiwa yang tenang tentu saja tidak berarti
memiliki keyakinan erat atas aktivitas duniawi dengan keimanan. Dalam teori
Auda (Auda, 2013) dalam bukunya yang berjudul Al-Maqaşid untuk pemula
terhadap hukum syariat. Dimensi ketenangan jiwa diukur dalam hal menjaga
Al-Maidah, 2). Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sesama umat manusia
lain.
produktif yang diberikan dalam bentuk bantuan modal telah berdampak positif
bagi pertumbuhan usaha mikro dan penyerapan tenaga kerja serta kesejahteraan
mustahik. Begitu pula dengan program dari BAZNAS Kota Makassar meskipun
menurut warga kurang berpengaruh terhadap asfek Jiwa tetapi program ini telah
pola pikir dalam hal mempelajari ilmu agama, warga yang menerima program
sangat senang dengan adanya program tersebut terlebih ada peraturan mengenai
meskipun jarak rumah berjauhan dengan masjid yang sering digunakan untuk
sama mereka merasa terbantu dari segi mempelajari agama karena ada alasan
khusus yaitu menghilangkan rasa malu dalam belajar agama terlebih belajar
membaca Al-Qur’an sehingga dapat mengikuti pengajian tanpa ada rasa minder
Dalam perlindungan akal tolak ukur yang di gunakan oleh peneliti yaitu dari
pelestarian akal pada abad ke-20 M yaitu mengenai melipat gandakan pola pikir
aspek Ad-Din. Tetapi meskipun belum berpengaruh besar terhadap aspek akal,
tetapi bagi yang tidak menerima beasiswa tidak berarti mengurangi perlindungan
keluarga serta kepedulian yang lebih terhadap institusi keluarga, karena bagi
keluarga yang tidak menerima program khusus untuk anaknya yaitu program
beasiswa juga memiliki kepedulian yang besar terhadap keluarga khususnya anak,
karena dengan seringnya mengikuti kajian atau pengajian rutin orang tua dapat
lebih tegas lagi dalam mendidik anak karena orangtua paham betul perbuatan
yang dilakukan anaknya yang tidak sesuai dengan kaidah Islam sehingga keluarga
Dalam bukunya Auda (Auda, 2013) menyatakan bahwa pada Abad ke-20
keturunan menjadi bagian dari sebuah teori al-maqaşid yang terarah pada
‘keluarga’. Hal tersebut selaras dengan karya Ibn Asyur yang berjudul ‘Sistem
Sosial dalam Islam’ yang menyendirikan ‘perhatian keluarga’ sebagai salah satu
tujuan pokok Islami. Segala hal yang dapat memberikan nilai perlindungan
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang
104
dalam segi harta, dari penilaian peneliti pengaruh program terhadap perlindungan
Menurut Monzer Kahf, harta dalam konsep Islam merupakan amanah dari
Allah ta’ala dan sebagai alat bagi individu untuk mencapai keberhasilan di hari
akhirat nanti. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dimensi perlindungan terhadap
kaya. Hal tersebut selaras dengan pemikiran Auda (Auda, 2013) dalam judul
Kota Makassar telah sesuai dengan Maqasid Syariah, hal yang sangat berdampak
bergulir untuk usaha mikro sedangkan aspek Ad-Din hal tersebut telah sesuai
belum maksimal.
105
Makassar
dari berbagai kendala dan kekurangan. Berikut adalah beberapa kendala atau
program dan kegiatan prioritas baik yang bersifat nasional maupun internal:
besar profil pimpinan BAZNAS daerah diisi oleh mereka yang telah
maksimal.
1) Agama (Ad-din)
agama terutama dalam mengikuti pengajian rutin, serta lebih semangat dalam
ibadah.
Dapat dilihat dari pernyataan tersebut bahwa dengan adanya program telah
lebih toleransi lagi. Begitu juga telah melindungi agamanya dengan cara
meningkakan ibadah dan mendalami ilmu agama serta lebih toleransi dengan
informan merasa belum menjamin kebutuhan sehari hari karena batuan modal
usaha yang dipakai untuk modal tambahan warung namun belum begitu terasa
jangka panjang, tetapi dengan adanya program ini sudah merasa terbantu apalagi
program tani dan ternak sudah mulai berjalan. Dengan adanya program ini juga
dapat menghindari hal buruk dengan karena tiap anggota diwajibkan mengikuti
terjamin, selain itu dalam memenuhi kebutuhan dapat lebih teliti mana yang harus
di utamakan.
3) Akal (Al-Akl)
pengajian yakin keluarga terhindar dari hal buruk karena benyak mengetahui ilmu
agama, selain mengetahui ilmu agama juga lebih teliti dalam membeli barang
apakah halal atau haram misalkan dalam membeli ayam potong apakah orang
Islam atau bukan yang menjualnya sehingga diri dalam hal ini akal dapat
4) Keturunan (Al-Nasl)
mendidik anak menjadi soleh karena yang dapat beasiswa juga sering ada
Makassar, serta keluarga yakin anak terhindar dari kegiatan kumpul atau ikut
kelompok yang tidak jelas karena selalu terkontrol dan selalu tegas terhadap anak,
mendapatkan uang saku dan bantuan rutin sembako tiap bulan. Dengan adanya
program ini keluarga lebih memperhatikan masalah anak, ketika anak berada di
luaar rumah serta ketika anak berada di rumah komunikasi keluarga semakin baik
5) Harta (Al-Mal)
uang lebih teliti, meskipun program belum terlalu dirasakan sehingga peghasilan
belum terlalu meningkat serta uang yang dimiliki hanya sedikit jadi harus lebih
baik dalam mengaturnya, dalam melindungi harta maka harus bisa membagi
berasumsi tabungan buat nanti di kehidupan yang akan datang. Sedangkan untuk
menyimpan uang di rumah dengan cara menyisakan sedikit untuk keperluan yang
tidak terduga atau bersifat mendadak. Dengan adanya perogram tersebut telah
uang untuk shadaqah yang mana uang tersebut biasa digunakan dalam acara
pengajian yang bersipat umum, serta dengan menyisihkan uang untuk kebutuhan
22
Wawancara Pribadi dengan Ibu Ramlah, Penerima Bantuan Rutin Sembako BAZNAS Kota
Makassar. Makassar, 30 April 2022.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
persiapan dan bereaksi dengan cepat dan sesuai dengan Pengelolaan zakat
baik dalam pengelolaan serta pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah
mencakup hifdz ad-Din, hifdz an-Nafs, hifdz al-Aql, hifdz al-Mal dan hifdz an-
110
111
2. Manajemen bantuan dalam pengelolaan dana Zakai Infaq Shadaqah program BAZNAS
Kota Makassar telah sesuai dengan Maqasid Syariah, hal yang sangat berdampak besar
dari program MAKASSAR SEJAHTERA yaitu program bantuan dana bergulir untuk
usaha mikro sedangkan aspek Ad-Din hal tersebut telah sesuai dengan tujuan dari
belum optimal, Pemahaman fikih zakat & regulasi pada pimpinan BAZNAS
B. Saran
1. Bagi Pihak BAZNAS Kota Makassar Program bantuan sejauh hasil penelitian
para pengelola dapat menjalankan fungsi sesuai harapan masyarakat dan semua
global serta lebih memperluas lagi cakupannya dalam perspektif Maqasid Al-
3. Untuk menunjang sisi ideal visi, misi dan tujuan BAZNAS Kota Makassar
Anshori, Abdul Gofur. Hukum Dan Pemberdayaan Zakat, Upaya Sinergis Wajib
Zakat dan Pajak di Indonesia.
Al-Ashafani, Abu Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad. “Matan Abu syuja". terj.
D.A. Pakihsati, Fikih Praktis Madzhab Syāfi’ῑ. Cet. IV; Solo: Kuttab
Publishing, 2018.
Al-Bassam, Muhammad bin Ali. Taysir Al-Allām Syarh Umdatu al-Ahkām Terj.
Kathur Suhardi, Syarmah Hadis Pilihan Bukhari Muslim. Cet. IV; Jakarta:
Dār al-Falah, 2005.
Hasan, Muhammad Hasan. Manajemen Zakat. Cet. I; Yogyakarta: Ide Pres, t.th.
Hibban, Ibnu berkata: 1 wasaq itu adalah 60 sha’ 1.600 rithl Irak sekarang kira-
kira setara dengan timbangan 715 kg.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an al-Karim, Cet: Juli 2018, Bandung: Jawa
Barat.
Redaksi,“GempaBumiLombok”dalamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_
Lombok_5_Agustus_2018, diakses 24 September 2021.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Cet; Jakarta: Kencana,
2009.
Yasin, Ahmad Hadi. Panduan Zakat Praktis., Cet; Jakarta: t.p. 2012.
Zakariyah, Abu al-Husain Ahmad bin Faris. Mu'jam Maqayis Al-Lugah. juz
III.Cet; Mesir: Mushṭafa al-Babi al-Halabi wa Awlāduhu, 1979.
PEDOMAN WAWANCARA
No.:
I. Pendahuluan
Essai wawancara ini dibagikan kepada informan yang dijadikan
sampel penelitian.
Kerahasiaan identitas mereka tetap dijaga, sehingga diharapkan
dalam pengisian angket disertai kejujuran, dan hendaknya tidak
terpengaruh oleh pihak luar.
II. Identitas Informan
Nama :..............................................................................................
Tempat/tanggal lahir :.....................................................................
Alamat/No. Hp :...........................................................................................
..........................................................................................
Pekerjaan Tetap : ..........................................................................................
Riwayat Pendidikan : ...............................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
III. Wawancara/Pertanyaan Essai Pengurus Badan (Lembaga)
Pencapaian :
Tiap Tahun :
3. Berapa jumlah dana penyaluran ZIS di tahun 2021
dan awal 2022 Januari-April ? Berapa total KK, berapa
JIWA? Total nominal keseluruhan ?Total rata-rata Nominal
per Jiwa? Jika ada mohon data penerimanya?
NOTE :
Makassar
3. Lembar Hasil Wawancara
4. Dokumentasi Penelitian
: 151012437/8581415437
Agama : Islam
Pendidikan Formal
1. Ayah : Wiraswasta
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Jumlah Bersaudara : 1 Orang (Kandung), 4 Orang (Seayah)
Pengalaman Organisasi