Penyusun:
Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional
Penyunting:
Anggota BAZNAS
Sekretaris BAZNAS
Direktur Utama BAZNAS
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS
Direktur Operasi BAZNAS
Direktur Kepatuhan dan Audit Internal BAZNAS
Penerbit:
Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS)
Jl. Matraman Raya No.134, Kb. Manggis, Kec. Matraman, Jakarta 13150
Phone +6221 222 333 555
Email: puskas@baznas.go.id
www.baznas.go.id; www.puskasbaznas.com
Tahun 2017 lalu Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah membuat
sebuah alat ukur yang diberi nama Indeks Desa Zakat (IDZ). Tujuan dibentuknya IDZ adalah untuk
mengukur efektivitas dari program Zakat Community Development (ZCD) sehingga tujuan dari
pemberian program dapat terukur dan tercapai dengan baik.
Dalam hal ini, IDZ tidak hanya mengukur aspek perkembangan ekonomi mustahik tetapi juga
aspek lainnya seperti kesehatan, pendidikan, sosial dan kemanusiaan, dan dakwah. Sebab, tugas
dari lembaga zakat memang sejatinya tidak harus berhenti kepada peningkatan dari sisi ekonomi
saja.
Sejak alat ukur ini diimplementasikan di seluruh penjuru Indonesia tentu banyak sekali bermacam
hal di lapangan yang bisa menjadi saran pengembangan dari alat ukur IDZ. Setiap saran dan
masukan tersebut menjadi bahan yang sangat bermanfaat untuk pengembangan IDZ menjadi
lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut maka tahun ini Puskas BAZNAS melakukan pembaruan IDZ dari versi
yang telah ada di tahun 2017 lalu. Tentu saja, meski berbagai macam cara telah dilakukan untuk
menyempurnakannya, kami tetap terbuka untuk menerima segala masukan demi pengembangan
alat ukur ini menjadi lebih sempurna lagi di masa depan.
Harapannya, langkah kecil ini bisa ikut berkontribusi pada jejak zakat yang masih panjang di masa
depan. Dan semoga hal tersebut tercatat sebagai amal baik sebagai bekal untuk menghadapi hari
akhir nanti. Aamiin yaa Rabbal ‘alaamiin.
Kerja-kerja zakat bukanlah pekerjaan yang mudah dan instan. Ada proses panjang di dalamnya
sehingga peran zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh umat Islam. Hal
tersebut dapat tercermin dari berbagai program telah dilakukan sehingga tujuan-tujuan dapat
tercapai.
Salah hal yang dilakukan adalah dengan menyalurkan zakat produktif kepada komunitas-
komunitas di desa yang menjadi binaan dari Zakat Community Devolepment. Melalui bantuan
serta pembinaan yang dilakukan, diharapkan mustahik yang ada dapat lebih berdaya dan kualitas
hidup mereka meningkat.
Untuk mendukung hal itu, maka Puskas BAZNAS pada tahun 2017 telah membuat sebuah alat
ukur yang diberi nama Indeks Desa Zakat (IDZ). Namun, pada perjalanannya alat ukur ini
membutuhkan pembaruan sehingga lebih relevan dengan kondisi saat ini.
Oleh sebab itu buku yang saat ini sedang Anda baca adalah buku IDZ 2.0 yang merupakan versi
terbaru dari IDZ yang telah ada sebelumnya, Buku ini melengkapi apa yang belum terukur di buku
sebelumnya, serta beberapa penambahan lainnya sebagai salah satu bentuk penyempurnaan.
Akhir kata, semoga dengan adanya Buku IDZ 2.0 ini dapat membantu program-program
pemberdayan yang ada baik program yang berasal dari BAZNAS maupun seluruh LAZ yang ada
di Indonesia. Tak lupa, kami juga mengharapkan saran yang membangun untuk penyempurnaan
IDZ di masa depan.
Pada buku IDZ 2.0, jumlah dimensi yang diukur masih sama sementara itu perbedaan signifikan
ada pada penambahan indikator maupun variabel. Definisi dari beberapa indikator maupun
variabel pun lebih diperdalamkan lagi sehingga tidak terjadi lagi perbedaan makna yang
ditangkap.
Kami sadar meski sudah dilakukan pembaruan tetapi masih banyak kekurangan yang ada di buku
ini. Oleh karena itu kami segala masukan yang membangun sangat kami harapkan agar buku ini
bisa menjadi lebih baik lagi. Dan semoga, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak yang ada di dunia zakat.
yang telah disusun pada tahun 2017. Tujuan utama dari pembuatan IDZ adalah sebagai
sebuah alat ukur untuk mengetahui kondisi sebuah desa, apakah masuk kategori yang layak
untuk dibantu oleh dana zakat atau tidak. Selain itu, pengukuran IDZ juga dapat digunakan
sebagai alat monitor maupun evaluasi atas program zakat yang telah diberikan kepada suatu
desa.
Melihat perkembangan dari zakat yang sangat signifikan, penggunaan alat ukur IDZ
pun tidak terbatas pada praktisi zakat saja. Di dunia akademik alat ukur ini juga sangat
pengelolaan zakat yang telah dilakukan pada sebuah desa atau komunitas,
Masih sama seperti tahun 2017, IDZ 2.0 merupakan sebuah indeks komposit dengan
menggunakan metode mixed methods yaitu gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif.
Dalam hal ini, metode kualitatif dilakukan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan metode
kuantitatif (Sequential Exploratory Design). Sementara itu, penghitungan dilakukan dengan
cara multi-stage weighted index. Metode penghitungan ini merupakan penggabungan dari
IDZ sendiri tersusun dari lima dimensi yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial
dan kemanusiaan serta dakwah dan advokasi. Pada IDZ 2.0, terjadi pengubahan nama dimensi
penambahan indikator maupun variabel tetapi terdapat beberapa penyesuaian skala likert.
Sosial &
4 Indikator 8 Variabel
Kemanusiaan
Dakwah &
5 Indikator 10 Variabel
Advokasi
Nilai dari IDZ 2.0 akan berada para rentang 0 hingga 1. Hasil akhir IDZ 2.0 yang
mendekat nilai 1 menunjukkan bahwa desa tersebut tidak perlu untuk diberikan bantuan oleh
zakat. Sebaliknya, nilai IDZ 2.0 yang semakin mendekati 0 memiliki arti bahwa desa tersebut
semakin perlu diprioritaskan untuk dibantu.
Badan Amil Zakat Nasional (Puskas-BAZNAS) pada tahun 2017 lalu. Alat ukur ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu desa apakah layak dibantu atau tidak oleh zakat.
Tidak hanya berhenti pada status layak atau tidak tetapi adanya IDZ juga bisa memberikan
gambaran program seperti apa yang tepat untuk diberikan. Sama seperti IDZ sebelumnya, IDZ
2.0 ini dapat digunakan tidak hanya saat akan memberikan bantuan zakat tetapi juga bisa
diberikan untuk menilai perkembangan suatu kelompok saat telah diberikan zakat ataupun
untuk menentukan apakah bantuan zakat masih perlu diberikan saat mendekati akhir
program.
IDZ sendiri terdiri dari 5 dimensi yaitu, dimensi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial
dan kemanusiaan serta dakwah. Masing-masing dimensi disusun oleh beberapa indikator dan
masing-masing indikator tersusun lagi menjadi beberapa variabel. Dimensi inilah yang
nantinya juga akan membantu para pelaku zakat untuk menentukan program yang diberikan.
Zakat Community Development (ZCD) yang tersebar di seluruh Indonesia. Total, terdapat
pengukuran di 153 desa dengan berbagai macam program. Pengukuran dilakukan secara
langsung oleh Puskas BAZNAS, ZCD, serta para peneliti luar seperti Institut Tazkia, Universitas
Seiring dengan berjalannya waktu maka di tahun 2020 ini, berkat masukan dari
berbagai pihak maka IDZ pun dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Jika tahun sebelumnya
penggunaan IDZ terbatas pada program pemberdayaan secara kelompok maka indeks versi
kedua ini memiliki tujuan lebih luas yaitu bisa mengukur berbagai macam program zakat
melalui setiap dimensi yang ada.
Oleh sebab itu diskusi pun dilakukan kepada berbagai stakeholder program zakat untuk
mendapatkan tambahan informasi yang relevan untuk diimplementasikan pada IDZ.
Diharapkan dengan penambahan detail tersebut dapat menggambarkan kondisi suatu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari pembuatan IDZ 2.0 ini adalah
sebagai berikut:
3. Memetakan peran yang dapat dilakukan oleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) pada
setiap indikator penyusun IDZ 2.0
Alat ukur ini tidak hanya dapat digunakan oleh praktisi pelaku zakat tetapi juga oleh
para akademisi baik. Dengan semakin banyaknya pengukuran IDZ dilakukan diharapkan
pengelolaan zakat terutama di desa maupun komunitas dapat tergambarkan dengan lebih
baik lagi serta memberikan perencanaan yang lebih matang untuk mencapai hasil yang
semakin signifikan.
menggabungkan antara kualitatif dan kuantitatif (mixed methods). Metode ini dianggap tepat
karena bisa menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat. Tashakkori dan Tedlie (2003)
mengatakan bahwa penelitian menggunakan metode campuran memang umum digunakan
untuk penelitian di bidang sosial semenjak tahun 1980an. Lebih lanjut, menurut Sugiyono
2. Valid karena metode kualitatif dan metode kuantitatif berfungsi untuk saling
melengkapi
Terdapat berbagai macam mixed methods yang umum digunakan. Pada penyusunan
IDZ, pendekatan dilakukan dengan menggunakan Sequential Exploratory Design. Metode ini
berarti menggunakan setiap metode secara berurutan, yaitu ketika metode kualitatif
digunakan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan kepada metode kuantitatif. Metode
pertama dan kedua memiliki sifat menyambung, di mana hasil penelitian tahap pertama
berpengaruh terhadap proses yang dilakukan pada tahap kuantitatif.
Sementara itu, indepth interview dilakukan kepada pakar zakat di waktu yang terpisah.
Selanjutnya, juga dilakukan penelusuran lebih jauh melalui dokumen-dokumen program zakat
kuantitatif yang bertujuan untuk menghitung nilai dari komponen IDZ mulai dari variabel,
penghitungan dilakukan dengan cara bertahap (multi-stage weighted index) yang artinya,
proses penghitungan dimulai dari variabel, indikator dan terakhir adalah dimensi.
Secara singkat, proses penyusunan dapat dilihat pada gambar yang ada di bawah ini:
untuk membayarnya atau dengan kata lain kembali kepada kesadaran masing-masing.
1999 dan kemudian diganti menjadi UU No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pada
UU tersebut terdapat dua tujuan pengelolaan zakat yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat zakat untuk
Terkait dengan penyaluran, dalam UU No. 23 tahun 2011 ditegaskan bahwa zakat dapat
disalurkan dengan dua cara yaitu konsumtif dan produktif. Kedua cara penyaluran ini memiliki
karakteristik yang berbeda di mana penyaluran secara konsumtif lebih bersifat mendesak,
seperti untuk memenuhi kebutuhan dasar agar dapat bertahan hidup. Sedangkan penyaluran
secara produktif bersifat untuk membantu meningkatkan taraf hidup mustahik dalam jangka
waktu yang panjang. Dalam UU, pemberian zakat produktif mensyaratkan bahwa mustahik
Dalam melakukan penyaluran zakat setiap Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) memiliki
prioritas terkait bidang yang akan mereka bantu, apakah di bidang ekonomi, pendidikan,
dakwah, dan sebagainya. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai salah satu operator
zakat membagi 5 bidang untuk menyalurkan zakat yang mereka kelola. Adanya pembagian
ini bertujuan agar baik program maupun mustahik yang dibantu akan lebih tepat sasaran.
Lima bidang yang dimaksud tersebut adalah ekonomi, pendidikan, dakwah, kesehatan dan
sosial kemanusiaan.
tahun 2019 jumlah desa yang ada di Indonesia adalah sebanyak 83.813 desa. Jumlah tersebut
dapat dikategorikan sebagai fenomena yang wajar karena jumlah penduduk Indonesia yang
semakin meningkat setiap tahunnya. Apalagi, Indonesia memiliki wilayah yang juga sangat
besar.
Pada tahun 2014, pemerintah telah mengeluarkan regulasi terkait dengan desa yaitu
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Regulasi tersebut telah mengatur desa dengan
komprehensif, mulai dari peraturan, hak mendapatkan anggaran (Dana Desa), serta
kewenangan desa dalam mengelola sumber daya yang mereka miliki.
Melihat potensi pedesaan yang memang besar lembaga zakat pun mulai
mengembangkan berbagai macam program zakat produktif yang salah satunya adalah
pemberdayaan zakat berbasis komunitas atau pedesaan. Diharapkan, melalui sifat gotong
royong, kebersamaan, serta kekeluargaan yang telah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia
dapat menjadi pemicu terbentuknya komunitas atau desa yang sama-sama berkeinginan
untuk maju.
pemangku kepentingan agar bisa menjadi acuan dalam proses perencanaan. Berikut adalah
perkembangan desa difokuskan pada empat hal yaitu populasi dan migrasi, kesejahteraan
sosial dan keadilan, struktur ekonomi dan kinerja dan lingkungan dan keberlanjutan.
Sementara itu, EAFRD (European Agriculturan Fund for Rural Development, 2013) juga
membuat alat ukur pedesaan dengan menggunakan 6 indikator yaitu importance of rural
Organisasi lain yang juga membuat indikator perkembangan daerah adalah Komisi
Eropa yang memiliki Regional Competitiveness Index pada tahun 2013. Dalam alat ukur
tersebut, ada 3 dimensi yang diukur yaitu grup dasar (institusi, stabilitas makroekonomi,
infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan dasar), grup efisiensi (pendidikan tinggi, efisiensi
tenaga kerja, ukuran pasar), dan grup inovasi (kesiapan tekhnologi, bisnis yang terkini, dan
inovasi).
Kajian serupa tentang pengukuran desa juga dilakukan oleh para peneliti seperti
Bryden (2002) yang mengukur desa dari kualitas hidup, struktur ekonomi dan kinerja, dan
demografi, Huggins (2004) melalui pengukuran 5 variabel yaitu kreativitas, kinerja ekonomi,
infrastruktur dan aksesibilitas, tingkat pengetahuan tenaga kerja, serta pendidikan dan Irawati
(2012) yang melihat dari tiga variabel yaitu ekonomi, SDM dan infrastruktur dan SDA.
Penelitian yang sedikit berbeda dilakukan oleh Agarwal, dkk (2009) di mana pengukuran desa
hanya difokuskan pada perekonomiannya.
Lembaga pemerintah Indonesia juga telah membuat alat ukur mengenai desa seperti
Indeks Pembangunan Desa (2014) yang dibuat oleh Bappenas dan BPS dengan mengukur 5
dimensi yaitu pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, pelayanan umum, dan
penyelenggaraan pemerintah. Di tahun selanjutnya, 2015, Kementerian Desa juga membuat
sebuah alat ukur bernama Indeks Desa Membangun dengan memperhatikan 3 dimensi yaitu
Dhuafa juga membuat sebuah alat ukur yang diberi nama Desa Development Indeks. Pada
alat ukur tersebut, terdapat 3 kriteria penilaian yaitu geografi, demografi, dan sumber daya
alam.
berbeda saat berbicara tentang pemberdayaan zakat di sebuah desa. Oleh sebab itu, di tahun
2017 Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS) telah membuat
sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah desa ataupun komunitas yang akan
dibantu oleh zakat. Alat ukur tersebut dinamakan Indeks Desa Zakat (IDZ).
Pembuatan alat ukur tersebut didasarkan pada penelitian ataupun indeks-indeks yang
telah ada dan dimodifikasi sesuai dengan karakteristik zakat. Sebagai salah satu instrumen
keuangan sosial Islam, maka zakat juga memiliki peran sebagai instrument dakwah. Oleh
karena itu, pada IDZ terdapat dimensi dakwah yang digunakan untuk mendapatkan gambaran
bagaimana kondisi keislaman di daerah tersebut. Selain dimensi dakwah, terdapat 4 dimensi
lainnya yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta sosial dan kemanusiaan.
Berlanjut di tahun 2019, Puskas BAZNAS juga membuat alat ukur lain yang diberi nama
Indeks Pendayagunaan Zakat (IPZ). Alat ukur ini digunakan pada komunitas yang
mendapatkan bantuan zakat. Perbedaaan dari IDZ dan IPZ adalah alat ukur IPZ melihat proses
yang dapat dikontrol. Oleh sebab itu, pada praktiknya baik IDZ dan IPZ menjadi dua buah alat
yang terbaru. Dimensi tersebut adalah dimensi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan
kemanusiaan, dan dakwah. Namun, untuk dimensi kelima yaitu dakwah dilakukan
penggantian nama sehingga menjadi dakwah dan advokasi pada IDZ 2.0.
Sementara itu, terdapat beberapa penambahan indikator dan variabel pada beberapa
dimensi. Penambahan tersebut diharapkan dapat menggambarkan lebih jelas terkait dengan
dimensi masing-masing. Perubahan dari segi jumlah indikator dan variabel dari masing-
Dimensi yang mengalami penambahan indikator dan atau variabel adalah dimensi
kesehatan, dimensi pendidikan, dimensi sosial dan kemanusiaan, serta dimensi dakwah dan
Pada dimensi kesehatan, ditambahkan 1 indikator yaitu kegiatan promotif dan kuratif
kesehatan dan 2 variabel pada indikator ini yaitu edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dan penguatan layanan system kesehatan desa. Selanjutnya, pada dimensi pendidikan
tidak terdapat penambahan indikator tetapi terdapat penambahan 2 variabel pada indikator
fasilitas pendidikan yaitu kualitas guru/pengajar dan pengembangan diri siswa.
tambahan 1 indikator dan 1 variabel. Indikator tersebut adalah kependudukan yang memiliki
variabel yang sama yaitu kependudukan. Terakhir, adalah penambahan pada dimensi dakwah
dan advokasi sebanyak 2 indikator yaitu perilaku masyarakat desa dan pengenalan medan
dakwah. Masing-masing indikator tersebut memiliki tambahan 1 variabel dan diberi nama
dari komponen IDZ 2.0 serta pembobotannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pembobotan komponen IDZ 2.0 dilakukan oleh expert judgement pada setiap dimensi,
indikator, dan variabel. Meski dimensi ekonomi tidak mendapatkan penambahan indikator
Setiap variabel pada indikator yang sama memiliki bobot yang jika dijumlahkan bernilai
1. Begitu pula dengan indikator, di mana setiap indikator pada dimensi yang sama akan
memiliki bobot yang jika dijumlahkan bernilai 1. Terakhir, setiap dimensi juga memiliki bobot
tersendiri dan jika kelima bobot dimensi tersebut dijumlahkan akan bernilai 1.
Hal yang menarik dari indeks ini adalah para stakeholder, baik praktisi maupun
akademisi di bidang zakat dapat menggunakan IDZ secara parsial maupun keseluruhan.
Artinya, jika ada program zakat yang memang hanya membutuhkan nilai dari salah satu
dimensi saja maka pengukuran cukup dilakukan di dimensi dimaksud saja.
Sebab, dengan pembobotan yang dilakukan maka nilai dari masing-masing dimensi
memang diukur satu persatu sebelum akhirnya menghasilkan nilai IDZ. Lebih lanjut terkait
dengan cara penghitungan IDZ 2.0 akan dijelaskan pada subab di berikut ini.
dengan metode multi-stage weighted index. Maksudnya adalah pengukuran dilakukan secara
bertahap mulai dari variabel, dilanjutkan ke indikator hingga terakhir adalah dimensi. Secara
singkat, model penghitungan indeks dalam IDZ 2.0 terbagi menjadi 2 (dua) tahapan seperti
Tahap Kedua, menghitung indeks setiap variabel. Setelah didapat angka aktual
(berdasarkan fakta, temuan, dan data yang diperoleh yang telah sesuai dengan kriteria skala
likert), lakukan penghitungan indeks pada setiap variabel dengan formula sebagai berikut:
(Si − Smin )
Ii =
(Smax − Smin )
di mana,
Adapun nilai indeks yang akan dihasilkan akan berada pada rentang 0.00 – 1.00. Ini
berarti semakin tinggi nilainya maka desa tersebut dianggap semakin tidak diprioritaskan
untuk dibantu, dan sebaliknya semakin rendah nilainya maka desa tersebut dianggap
diperoleh pada setiap variabel dikalikan dengan bobot masing-masing untuk memperoleh
indeks indikator.
di mana,
IDZ : Indeks Desa Zakat
X1 : Dimensi Ekonomi
X2 : Dimensi Kesehatan
X3 : Dimensi Pendidikan
di mana,
di mana,
X11 : Indeks Indikator Kegiatan Ekonomi Produktif
X121 : Indeks Variabel Terdapat Pasar sebagai Sarana Perdagangan dan Penyedia
di mana,
Konvensional
di mana,
X2 : Indeks Dimensi Kesehatan
X213 : Indeks Variabel Ketersediaan Fasilitas Kamar Mandi dan Jamban di dalam
Rumah
di mana,
X24 = X241
di mana,
X3 = 0,50X31 + 0,50X32
di mana,
X3 : Indeks Dimensi Pendidikan
X31 : Indeks Indikator Tingkat Pendidikan dan Literasi
di mana,
X312 : Indeks Variabel Masyarakat Dapat Membaca dan Berhitung serta Partisipasi
Sekolah
di mana.
di mana,
di mana,
X41 : Indeks Indikator Sarana Ruang Interaksi Terbuka Masyarakat
di mana,
X42 : Indeks Indikator Infrastruktur Listrik, Komunikasi, dan Informasi
X43 = X431
di mana
X44 = X441
di mana,
di mana,
X51 : Indeks Indikator Tersedianya Sarana & Pendamping Keagamaan
X513 : Indeks Variabel Terdapat Pendamping Keagamaan (Ustadz/ah, Guru Ngaji, dll)
di mana,
X52 : Indeks Indikator Tingkat Pengetahuan Agama Masyarakat
X522 : Indeks Variabel Kesadaran Masyarakat untuk Zakat dan Infak (Berbagi kepada
Sesama Manusia)
di mana,
X53 : Indeks Indikator Tingkat Aktivitas Keagamaan dan Partisipasi Masyarakat
X54 = X541
di mana,
X55 = X551
di mana,
Hasil dari pengukuran tersebut akan menghasilkan nilai indeks dengan rentang dari 0
hingga 1. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan oleh IDZ mengindikasikan bahwa desa tersebut
telah berada dalam kondisi yang baik sehingga tidak perlu dibantu. Sedangkan semakin
rendah nilai yang didapatkan memiliki arti bahwa desa tersebut berada dalam kondisi yang
tidak baik dan bisa diprioritaskan untuk dibantu. Kategori penilaian IDZ dapat dilihat pada
aksi di mana BAZNAS dapat memberikan bantuan secara langsung. Sementara itu advokasi
adalah peran BAZNAS dalam menjalankan fungsi komunikasi kepada para pembuat kebijakan
ataupun pihak terkait lainnya. Pada akhirnya, fungsi advokasi juga akan melengkapi fungsi
intervensi yang dilakukan oleh BAZNAS. Beberapa indikator juga memungkinkan memiliki
pilihan aksi intervensi dan advokasi secara bersamaan.
INTERVENSI
Dari tabel di atas dapat diketahui ada 6 indikator yang dapat dilakukan aksi intervensi
oleh BAZNAS. Indikator tersebut ada pada dimensi ekonomi (kegiatan ekonomi produktif dan
pusat perdagangan desa), indicator kesehatan (infrastruktur kesehatan masyarakat) dan
dakwah dan advokasi (tersedianya sarana dan pendamping keagamaan, tingkat pengetahuan
lakukan adalah dengan memberikan bantuan berupa modal usaha ataupun kegiatan produktif
lainnya seperti peternakan, perikanan, dan sebagainya bergantung dari potensi yang dimiliki
oleh desa tersebut. Selain itu, pembuatan toko atapun sarana perdagangan lainnya juga dapat
Selanjutnya, pada indikator yang ada di dimensi kesehatan maka beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh BAZNAS adalah dengan membantu merenovasi rumah-rumah yang
tidak layak huni. Pembuatan rumah tersebut juga dapat dilakukan dengan menambahkan
fasilitas jamban dan toilet yang memadai. Ketiadaan air bersih juga dapat dibantu dengan
membuat saluran air ataupun pemberian air bersih secara langsung.
BAZNAS pada 9 indikator yang tersebar di 5 dimensi. BAZNAS diharapkan dapat menjadi
penghubung antara masyarakat dengan pihak terkait. Misalnya saja, terkait dengan jalan rusak
ataupun moda transportasi yang tidak ada. Diharapkan dengan bantuan advokasi yang
dilakukan maka pemerintah setempat dapat segera memperbaiki atau meningkatkan fasilitas
Pada dimensi ekonomi yaitu indicator pusat perdagangan desa dan akses lembaga keuangan.
Kedua, dimensi kesehatan yaitu indicator infrastruktur pelayanan kesehatan dan terakhir pada
dimensi pendidikan di indicator fasilitas pendidikan. Kedua aksi tersebut dapat dilakukan
secara bersamaan ataupun BAZNAS memilih salah satu aksi yang dianggap tepat untuk
dilakukan. Misalnya saja, terkait dengan sarana dan prasarana belajar. Jika sekolah yang ada
di suatu daerah merupakan sekolah negeri maka BAZNAS dapat melakukan fungsi advokasi
saja. Namun, jika di sana terdapat madrasah swasta maka BAZNAS dapat langsung melakukan
tahun 2017 lalu. Dari hasil pemaparan yang ada di buku ini maka dapat disimpulkan beberapa
Pertama, alat ukur IDZ hadir disebabkan karena kebutuhan akan adanya alat ukur yang
bisa membantu lembaga zakat untuk menentukan desa mana yang layak dibantu ataupun
Kedua, IDZ 2.0 mendapatkan beberapa tambahan indicator dan variabel. Tujuan dari
penambahan tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif saat
melakukan pengukuran.
Ketiga, ada dua macam peran yang dapat dilakukan oleh OPZ berdasarkan hasil dari
pengukuran IDZ yaitu peranan intervensi dan advokasi. Peran intervensi merupakan aksi di
mana OPZ membantu secara langsung sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa ataupun
komunitas tersebut. Sementara peran advokasi merupakan aksi OPZ yang membantu
masyarakat untuk terhubung dengan pemerintah ataupun stakeholder lainnya terkait dengan
kebutuhan masyarakat.
Keempat, sama seperti halnya IDZ yang kini telah diperbarui maka ke depannya tidak
menutup kemungkinan akan ada pembaruan dari IDZ 2.0. Sebab, alat ukur ini memang
bersifat dinamis dan masih terbuka ruang yang besat untuk peningkatan di masa depan,
menyesuaikan dengan kebutuhan para pelaku zakat sehingga hasil pengukuran akan menjadi
(2009) 309–321
Bryden (2002). Rural Development Indicators and Diversity in the European Union.
Working Paper
Tipologi Dan Indikator Kinerja Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Bidang Ekonomi
Di Indonesia
Rural Development in the European Union Statistical and Economic Information Report 2013
Ira Irawati, Zulfadly Urufi, Renato Everardo Isaias Rezza Resobeoen, Agus Setiawan,
Aryanto,. Pengukuran Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel Perekonomian Daerah,
Variabel Infrastruktur Dan Sumber Daya Alam, Serta Variabel Sumber Daya Manusia Di
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. J@TI Undip, Vol VII, No 1, Januari 2012
J. W. Creswell. (1999). Mixed method research: Introduction and application. In T.Cijek
(Ed.), Handbook of Educational Policy. San Deigo, CA: Academic Press.
Desa Membangun.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Badan Pusat Statistik/BPS. Indeks Pembangunan Desa 2014; Tantangan
Permendagri no.56 tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan.
Zakat Nasional.
Puskas BAZNAS (2019). Indeks Pendayagunaan Zakat. Jakarta: Pusat Kajian Strategis
Penerbit Alfabeta.
1 Kegiatan 1.1 Memiliki 1.1.1 Sebutkan produk Tidak Memiliki 1-2 Memiliki 3-4 Memiliki 5-6 Memiliki >6
Ekonomi diversifikasi potensial untuk memiliki produk produk produk produk produk
Produktif produk dikembangkan secara unggulan unggulan unggulan unggulan unggulan
unggulan/ ekonomi
sentra 1.1.2 Apakah memiliki produk
produksi unggulan
1.1.3 Nama Produk unggulan:
(dapat lebih dari satu)
1.1.4 Omset (hasil penjualan)
produk unggulan:
(sesuaikan dengan poin
b)
1.2 Tingkat 1.2.1 Jumlah penduduk desa <20% penduduk 20% - 39% 40% - 59% 60% - 80% >80% penduduk
partisipasi di usia produktif penduduk di penduduk di penduduk di di usia produktif
angkatan 1.2.2 Berapa jumlah pekerja? (15-64thn) usia produktif usia produktif usia produktif (15-64thn)
kerja memiliki mata (15-64thn) (15-64thn) (15-64thn) memiliki mata
1.2.3 Berapa jumlah angkatan
kerja? pencaharian memiliki mata memiliki mata memiliki mata pencaharian
pencaharian pencaharian pencaharian
1.3 Terdapat 1.3.1 Apakah terdapat Tidak Memiliki 1-2 Memiliki 3-4 Memiliki 5-6 Memiliki >6
komunitas komunitas penggiat memiliki komunitas komunitas komunitas komunitas
penggiat industri kreatif? komunitas penggiat penggiat penggiat penggiat
Industri 1.3.2 Sebutkan nama penggiat industri kreatif industri kreatif industri kreatif industri kreatif
kreatif komunitas: (dapat lebih industri kreatif
dari satu)
DIMENSI EKONOMI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
2 Pusat 2.1 Terdapat 2.1.1 Apakah tersedia pasar? Desa tidak Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki
Perdagangan pasar 2.1.2 Apakah Jadwal memiliki pasar pasar dengan pasar harian pasar harian pasar modern
Desa sebagai operasional/ Buka Pasar dengan jadwal dengan (tradisional/ harian dengan
sarana setiap hari? bangunan perdagangan bangunan semi modern) bangunan
perdaganga 2.1.3 Apakah terdapat permanen dan tertentu permanen dengan permanen serta
n dan pemasaran via online semi permanen bangunan memiliki sistem
penyedia 2.1.4 Apa jenis Bangunan permanen pemasaran
kebutuhan Pasar di desa tersebut online
masyarakat
baik
tradisional
dan online
2.2 Terdapat 2.2.1 Apakah terdapat toko? Desa tidak Desa tidak Desa tidak Desa tidak Desa terdapat
tempat 2.2.2 Apakah terdapat memiliki memiliki memiliki memiliki kelompok
berdagang minimarket pertokoan, mini- pertokoan, mini- pertokoan tetapi pertokoan tetapi pertokoan tanpa
(toko, 2.2.3 Apakah terdapat market, tetapi market, tetapi tersedia tersedia mempertimbang
minimarket, warung? tersedia warung tersedia warung minimarket minimarket -kan
warung) kelontong kelontong dengan rasio dengan rasio
ketersediaan
dengan rasio dengan rasio ketersediaan ketersediaan
warung
ketersediaan ketersediaan terhadap
terhadap kelontong
terhadap terhadap penduduk ≥4
penduduk <4
penduduk penduduk fasilitas per
fasilitas per
<100 warung ≥100 warung 10.000
10.000
per 10.000 per 10.000 penduduk tanpa
penduduk tanpa
penduduk penduduk mempertimbang
mempertimbang
-kan
-kan
ketersediaan
ketersediaan
warung
warung
kelontong
kelontong
DIMENSI EKONOMI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3 Akses 3.1 Aksesibilitas 3.1.1 Apakah jalan desa yang Lalu lintas desa Lalu lintas desa Lalu lintas desa Lalu lintas desa Lalu lintas desa
Transportasi jalan desa tersedia berupa jalan hanya dapat dapat melalui dapat melalui dapat melalui dapat melalui
dan Jasa darat atau air? melalui air darat, atau darat darat, atau darat darat, atau darat darat, atau darat
Logistik/ 3.1.2 Apakah jalan desa dapat dan air, tetapi dan air, jalan dan air, jalan dan air, jalan
Pengiriman dilalui kendaraan jalan darat tidak darat dapat darat dapat darat dapat
beroda empat dapat dilalui dilalui dilalui dilalui
3.1.3 Apakah jalan desa dapat kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan
dilalui kendaraan beroda empat beroda empat beroda empat beroda empat
sepanjang tahun
sepanjang tahun sepanjang tahun sepanjang tahun atau lebih
3.1.4 Apakah jalan desa dapat
kecuali kecuali saat sepanjang tahun
dilalui kendaraan ketika
sepanjang tertentu (hujan,
musim hujan
musim hujan pasang, dll)
3.2 Terdapat 3.2.1 Terdapat angkutan Lalu lintas Jalan desa Jalan desa Jalan desa Jalan desa
moda umum desa hanya dilintasi oleh dilintasi oleh dilintasi oleh dilintasi oleh
transportasi 3.2.2 Terdapat trayek (rute dapat melalui air angkutan umum angkutan umum angkutan umum angkutan umum
umum tertentu) tetap tanpa trayek tanpa trayek dengan trayek dengan trayek
3.2.3 Angkutan umum tetap dan tidak tetap tetapi tetap tetapi tetap dan
beroperasi setiap hari beroperasi beroperasi tidak beroperasi beroperasi
setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari
3.3 Terdapat 3.3.1 Apakah tersedia jasa Tidak Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
jasa logistik/ logistik memiliki kerja Kerja sama kerja sama kerja sama kerja sama
pengiriman 3.3.2 Jumlah Jam operasional sama dengan dengan dengan dengan dengan
barang jasa logistik perusahaan jasa perusahaan jasa perusahaan jasa perusahaan jasa perusahaan jasa
logistik/ logistik/ logistik/ logistik/ logistik/
pengiriman pengiriman pengiriman pengiriman pengiriman
barang barang yang barang yang barang yang barang yang
beroperasi beroperasi beroperasi beroperasi
sekurang- sekurang- sekurang- setiap hari
DIMENSI EKONOMI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
4 Akses 4.1 Tersedianya 4.1.1 Apakah terdapat Desa tidak Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki
Lembaga dan Lembaga Keuangan memiliki sekurang- sekurang- sekurang- sekurang-
Keuangan terakses-nya Konvensional lembaga kurangnya 1 kurangnya 1 kurangnya 1 kurangnya 1
lembaga 4.1.2 Terdapat Lembaga keuangan baik lembaga lembaga lembaga lembaga
keuangan Keuangan Syariah konvensional keuangan keuangan keuangan keuangan
Syariah dan 4.1.3 Jumlah Lembaga konvensional konvensional konvensional konvensional
maupun syariah
konvensional Keuangan Syariah dan 1 lembaga dan 2 lembaga dan 3 lembaga
keuangan keuangan keuangan
syariah syariah syariah
4.2 Keterlibatan 4.2.1 Adakah rentenir di Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat 1%- Tidak ada
masyarakat lingkungan warga desa? >20% 16%-20% 11%-15% 10% masyarakat masyarakat yang
terhadap 4.2.2 Berapa jumlah rentenir masyarakat yang masyarakat yang masyarakat yang yang memiliki memiliki hutang
rentenir di lingkungan warga memiliki hutang memiliki hutang memiliki hutang hutang kepada rentenir
desa? kepada rentenir kepada rentenir kepada rentenir kepada rentenir
4.2.3 Adakah warga desa
yang berhutang kepada
rentenir? Jika ada,
berapa banyak yang
terlibat hutang dengan
rentenir?
4.3 Tingkat 4.3.1 Jumlah penduduk yang <20% penduduk 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% penduduk
pengguna menggunakan telah penduduk telah penduduk telah penduduk telah telah
jasa/layan- produk/layanan jasa menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
an lembaga keuangan? produk/ layanan produk/ layanan produk/ layanan produk/ layanan produk/ layanan
keuangan jasa keuangan jasa keuangan jasa keuangan jasa keuangan jasa keuangan
Tabel 8 Lampiran Kriteria Dimensi Kesehatan Indeks Desa Zakat 2.0
DIMENSI KESEHATAN LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
1 Infrastruktur 1.1 Kondisi rumah 1.1.1 Bagaimana kondisi atap Kondisi atap, Kondisi atap,
Kesehatan penduduk rumah penduduk desa? dinding, dan dinding, dan
Masyarakat lantai rumah lantai rumah
1.1.2 Apa jenis dinding rumah
penduduk tidak penduduk
penduduk desa?
permanen permanen
1.1.3 Bagaimana kondisi lantai
rumah penduduk desa?
1.2 Ketersediaan 1.2.1 Berapa persentase jumlah <20% rumah 20%-39% rumah 40%-59% rumah 60%-80% rumah >80% rumah
fasilitas air rumah penduduk yang penduduk penduduk penduduk penduduk Penduduk
bersih untuk menggunakan air bersih menggunakan air menggunakan air menggunakan air menggunakan air menggunakan air
mandi, cuci, untuk masak dan MCK bersih, masak, bersih untuk bersih untuk bersih untuk bersih untuk
dan konsumsi dan MCK masak, dan MCK masak, dan MCK masak, dan MCK masak, dan MCK
di setiap
rumah
1.3 Ketersediaan 1.3.1 Berapa jumlah rumah <20% rumah 20%-39% rumah 40%-59% rumah 60%-80% rumah >80% rumah
fasilitas kamar penduduk memiliki kamar penduduk penduduk penduduk penduduk Penduduk
mandi dan mandi dan jamban di memiliki kamar memiliki kamar memiliki kamar memiliki kamar memiliki kamar
jamban di dalam rumah? mandi dan mandi mandi dan mandi dan mandi dan
dalam rumah jamban di dalam dan jamban di jamban di dalam jamban di dalam jamban di dalam
rumah dalam rumah rumah rumah rumah
1.3.2 Berapa persentase jumlah <20% rumah 20% - 39% rumah 40% - 59% rumah 60% - 80% rumah >80% rumah
penggunaan septic tank di penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
desa tersebut memiliki septic memiliki septic memiliki septic memiliki septic memiliki septic
tank di sekitar tank di sekitar tank di sekitar tank di sekitar tank di sekitar
rumah rumah rumah rumah rumah
1.3.3 Berapa persentase jumlah <20% rumah 20% - 39% rumah 40% - 59% rumah 60% - 80% rumah >80% rumah
rumah dengan jarak septic penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
tank ke sumber air ideal memiliki sumber memiliki sumber memiliki sumber memiliki sumber memiliki sumber
(>10m) air yang jaraknya air yang jaraknya air yang jaraknya air yang jaraknya air yang jaraknya
DIMENSI KESEHATAN LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
10 m dari septic 10 m dari septic 10 m dari septic 10 m dari septic 10 m dari septic
tank tank tank tank tank
1.3.4 Berapa persentase jumlah <20% rumah 20% - 39% rumah 40% - 59% rumah 60% - 80% rumah >80% rumah
rumah yang memiliki penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
fasilitas cuci tangan? memiliki fasilitas memiliki fasilitas memiliki fasilitas memiliki fasilitas memiliki fasilitas
cuci tangan cuci tangan cuci tangan cuci tangan cuci tangan
1.4 Sumber air 1.4.1 Berapa persentase jumlah <20% rumah 20%-39% rumah 40%-59% rumah 60%-80% rumah >80% rumah
minum rumah penduduk memiliki penduduk penduduk penduduk penduduk
akses air minum yang penduduk
memiliki akses air memiliki akses air memiliki akses air memiliki akses air
terlindung? memiliki akses air
minum yang minum yang minum yang minum yang
minum yang
terlindung terlindung terlindung terlindung
terlindung
meliputi air meliputi air meliputi air meliputi air
meliputi air
ledeng, mata air, ledeng, mata air, ledeng, mata air, ledeng, mata air,
ledeng, mata air,
atau sumur yang atau sumur yang atau sumur yang atau sumur yang
atau sumur yang
jaraknya minimal jaraknya minimal jaraknya minimal jaraknya minimal
jaraknya minimal
10m dari 10m dari 10m dari 10m dari
10m dari
pembuangan pembuangan pembuangan pembuangan
pembuangan
kotoran, limbah, kotoran, limbah, kotoran, limbah, kotoran, limbah,
kotoran, limbah,
dan sampah. dan sampah. dan sampah. dan sampah.
dan sampah.
1.4.2 Berasal dari mana sumber Tidak memiliki Memiliki satu Memiliki dua Memiliki tiga Memiliki lebih
air minum di desa sumber air sumber air minum sumber air minum sumber air minum dari tiga sumber
tersebut? minum air minum
Apakah mata air/air
hujan/sumur, dll.
1.4.3 Berapa lama periode tidak Periode tidak Periode tidak Periode tidak Periode tidak Periode tidak
turun hujan di desa turun hujan >8 turun hujan turun hujan turun hujan turun hujan <2
tersebut? bulan (6<x<8) bulan (4<x<6) bulan (2<x<3) bulan bulan
DIMENSI KESEHATAN LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
2 Infrastruktur 2.1 Tersedia 2.1.1 Apakah di desa tersedia Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju
Pelayanan sarana sarana layanan kesehatan? puskesmas/ puskesmas/ puskesmas/ puskesmas/ puskesmas/
Kesehatan Layanan Poskesdes Poskesdes Poskesdes Poskesdes Poskesdes
Kesehatan terdekat ≥4km terdekat ≥4km terdekat antara terdekat antara terdekat antara
(Puskesmas/ dan untuk dan untuk 3km – 4km dan 3km – 4km dan 1km – 2km dan
Poskesdes) mencapainya mencapainya untuk untuk untuk
2.1.2 Berapa jarak menuju
sarana layanan kesehatan dirasa sulit dirasa mudah mencapainya mencapainya mencapainya
terdekat? dirasa sulit dirasa mudah dirasa mudah
2.1.3 Apakah masyarakat
memiliki kemudahan
untuk mencapai sarana
layanan kesehatan
tersebut?
2.2 Tersedia 2.2.1 Apakah di desa tersedia Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju
sarana sarana polindes polindes terdekat polindes terdekat polindes terdekat polindes terdekat polindes terdekat
polindes 2.2.2 Berapa jarak menuju ≥4km dan untuk ≥4km dan untuk antara 3km – antara 3km – antara 1km –
polindes terdekat? mencapainya mencapainya 4km dan untuk 4km dan untuk 2km dan untuk
2.2.3 Apakah masyarakat dirasa sulit dirasa mudah mencapainya mencapainya mencapainya
memiliki kemudah untuk dirasa sulit dirasa mudah dirasa mudah
mencapai polindes?
2.2.4 Berapa Angka Kematian AKI > (1/1000) AKI ≤ (1/1000)
Ibu (AKI) di desa tersebut?
2.2.5 Berapa Angka Kematian AKB > (1/1000) AKI ≤ (1/1000)
Bayi (AKB) di desa
tersebut?
2.3 Tersedia 2.3.1 Berapa persentase jumlah <20% RW 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% RW
sarana posyandu di desa memiliki RW memiliki RW memiliki RW memiliki memiliki
posyandu tersebut? posyandu dan posyandu dan posyandu dan posyandu dan posyandu dan
aktif di dalam aktif di dalam aktif di dalam aktif di dalam aktif di dalam
penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan
DIMENSI KESEHATAN LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3 Kegiatan 3.1 Edukasi PHBS 3.1.1 Apakah terdapat edukasi Tidak ada edukasi Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat edukasi
promosi dan (Perilaku PHBS di desa tersebut PHBS di desa setidaknya setidaknya setidaknya >8 indikator PHBS
kuratif Hidup Bersih dalam satu tahun tersebut edukasi (1≤x≤3) edukasi (4≤x≤6) edukasi (7≤x≤8)
kesehatan dan Sehat) terakhir? indikator PHBS indikator PHBS indikator PHBS
3.1 Penguatan 3.1.3 Berapa kali pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
sistem posyandu di wilayah posyandu tidak posyandu posyandu posyandu posyandu
layanan tersebut? aktif atau dilaksanakan dilaksanakan tiga dilaksanakan dua dilaksanakan rutin
kesehatan terselenggara >4 empat bulan bulan sekali bulan sekali satu bulan sekali
desa bulan sekali sekali
3.1.5 Apa saja jenis pelayanan Terdapat satu Terdapat dua Terdapat tiga jenis Terdapat empat Terdapat lima
esensial yang dilayani jenis pelayanan jenis pelayanan pelayanan jenis pelayanan jenis pelayanan
fasilitas kesehatan di desa esensial esensial esensial esensial esensial
tersebut?
4 Jaminan 4.1 Tingkat 4.1.1 Berapa jumlah penduduk <20% keluarga 20%-39% keluarga 40%-59% keluarga 60%-80% keluarga >80% keluarga
Kesehatan kepesertaan desa yang telah memiliki penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
BPJS atau BPJS kesehatan atau memiliki BPJS memiliki BPJS memiliki BPJS memiliki BPJS memiliki BPJS
asuransi asuransi kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan
kesehatan lainnya?
lainnya
1 Tingkat 1.1 Tingkat 1.1.1 Berapa angka partisipasi <20% Penduduk 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% Penduduk
Pendidikan pendidikan sekolah tingkat SMA dan mengenyam Penduduk Penduduk Penduduk mengenyam
dan Literasi penduduk Perguruan Tinggi? pendidikan formal mengenyam mengenyam mengenyam pendidikan formal
desa ≥12 tahun pendidikan formal pendidikan formal pendidikan formal ≥12 tahun
≥12 tahun ≥12 tahun ≥12 tahun
1.2 Masyarakat 1.2.1 Berapa jumlah penduduk <40% penduduk 40%-59% 60%-79% 80%-100% 100% penduduk
dapat usia 15 - 45 tahun? usia 15-45 dapat penduduk usia 15- penduduk usia penduduk usia usia 15-45 tahun
membaca dan 1.2.2 Berapa jumlah penduduk membaca dan 45 dapat 15-45 dapat 15-45 dapat dapat membaca
berhitung usia 15 - 45 tahun yang berhitung membaca dan membaca dan membaca dan dan berhitung
bersekolah? berhitung berhitung berhitung
1.2.3 Berapa tingkat partisipasi
sekolah di desa tersebut?
2 Fasilitas 2.1 Tersedia 2.1.1 Apakah tersedia sekolah di Tidak tersedia Tersedia ruang Tersedia ruang Tersedia Tersedia
Pendidikan sarana dan desa ini? ruang kelas untuk kelas untuk setiap kelas untuk setiap ruang kelas untuk ruang kelas untuk
prasarana - SD/Sederajat setiap rombongan rombongan rombongan setiap rombongan setiap rombongan
belajar - SMP/Sederajat - belajar yang di belajar yang di belajar yang di belajar yang di belajar yang di
SMA/Sederajat dalamnya dalamnya tidak dalamnya hanya dalamnya hanya dalamnya
dilengkapi dengan dilengkapi dengan dilengkapi dengan dilengkapi dengan dilengkapi dengan
2.1.2 Apakah di sekolah
tersebut tersedia ruang perlengkapan perlengkapan salah satu dua perlengkapan semua
kelas? kelas; meja, kursi kelas; kursi untuk perlengkapan kelas; meja, kursi perlengkapan
2.1.3 Apakah di dalam ruang untuk setiap setiap siswa, dan kelas; meja, kursi untuk setiap kelas; meja, kursi
kelas tersedia fasilitas siswa, dan papan papan tulis untuk setiap siswa, dan papan untuk setiap
sebagai berikut? tulis siswa, dan papan tulis siswa, dan papan
- Meja tulis tulis
- Kursi
- Papan tulis
2.1.6 Apakah fasilitas sekolah <20% fasilitas 20%-39% fasilitas 40%-59% fasilitas 60%-80% fasilitas >80% fasilitas
(dinding, meja, kursi, sekolah layak sekolah layak sekolah layak sekolah layak sekolah layak
papan tulis, atap, lantai, pakai pakai pakai pakai pakai
dll) layak pakai?
2.2 Akses ke 2.2.1 Berapa jarak menuju ke Jarak menuju ke Jarak menujuke Jarak menuju ke Jarak menuju ke Jarak menuju ke
sekolah sekolah SD, SMP, dan SMA sekolah SD, SMP, sekolah SD, SMP, sekolah SD, SMP, sekolah SD, SMP, sekolah SD, SMP,
terjangkau terdekat? dan SMA terdekat dan SMA terdekat dan SMA terdekat dan SMA terdekat dan SMA terdekat
dan mudah 2.2.2 Bagaimana akses menuju ≥6km dan untuk ≥6km dan untuk terdekat antara antara 4km–6km antara 1km – 3km
sekolah? mencapainya mencapainya 4km-6km dan dan untuk dan untuk
dirasa sulit dirasa mudah untuk mencapainya mencapainya
mencapainya dirasa mudah dirasa mudah
dirasa sulit
2.2.3 Apakah biaya transportasi Biaya transportasi Biaya transportasi Biaya transportasi Biaya transportasi Biaya transportasi
ke sekolah terjangkau oleh terjangkau oleh terjangkau oleh terjangkau oleh terjangkau oleh terjangkau oleh
masyarakat di desa <20% masyarakat 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% masyarakat
tersebut? masyarakat masyarakat masyarakat
2.3 Ketersediaan 2.3.1 Berapa rata-rata jumlah Setiap 1 orang Setiap 1 orang Setiap 1 orang Setiap 1 orang Setiap 1 orang
jumlah guru murid dalam satu sekolah guru sekurang- guru sekurang- guru sekurang- guru sekurang- guru sekurang-
yang 2.3.2 Berapa rata-rata jumlah kurangnya kurangnya dapat kurangnya dapat kurangnya dapat kurangnya dapat
memadai guru di satu sekolah mendampingi 31- mendampingi 26- mendampingi 21- mendampingi <21
dapat
35 murid di 1 30 murid di 1 25 murid di 1 murid di 1 kelas
mendampingi ≥36
kelas kelas kelas
murid di 1 kelas
2.4 Kualitas Guru/ 2.4.1 Persentase guru lulus S1 <20% guru 20%-39% guru 40%-59% guru 60%-80% guru >80% guru
Pengajar dari jumlah keseluruhan merupakan merupakan merupakan merupakan merupakan
guru di SD, SMP, dan SMA lulusan S1 lulusan S1 lulusan S1 lulusan S1 lulusan S1
wilayah tersebut
DIMENSI PENDIDIKAN LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
2.4.2 Persentase kesesuaian <20% guru 20%-39% guru 40%-59% guru 60%-80% guru >80% guru
latar belakang pendidikan memiliki memiliki memiliki memiliki memiliki
guru dengan jumlah kesesuaian latar kesesuaian latar kesesuaian latar kesesuaian latar kesesuaian latar
seluruh guru belakang belakang belakang belakang belakang
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
2.4.3 Sertifikasi guru <20% guru telah 20%-39% guru 40%-59% guru 60%-80% guru >80% guru telah
melakukan telah melakukan telah melakukan telah melakukan melakukan
sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi
2.4.4 Training yang pernah <20% guru 20%-39% guru 40%-59% guru 60%-80% guru >80% guru
diikuti guru dalam 2 tahun mengikuti training mengikuti training mengikuti training mengikuti training mengikuti training
terakhir dalam 2 tahun dalam 2 tahun dalam 2 tahun dalam 2 tahun dalam 2 tahun
terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir
2.5 Pengembang- 2.5.1 Apakah terdapat Tidak terdapat Terdapat kegiatan Terdapat Terdapat Terdapat
an diri siswa ekstrakurikuler/ satu pun kegiatan ekstrakurikuler kegiatan kegiatan kegiatan
pengembangan diri di ekstrakurikuler selain pramuka ekstrakurikuler ekstrakurikuler ekstrakurikuler
sekolah-sekolah di desa Pramuka dan satu Pramuka dan dua Pramuka dan
tersebut? kegiatan kegiatan lebih dari dua
ekstrakurikuler ekstrakurikuler kegiatan
lainnya lainnya ekstrakurikuler
lainnya
Tabel 10 Lampiran Kriteria Dimensi Sosial Kemanusiaan Indeks Desa Zakat 2.0
1 Sarana 1.1 Ketersediaan 1.1.1 Ada berapa jumlah Desa tidak Desa tersedia Desa tersedia Desa tersedia Desa tersedia
Ruang sarana lapangan atau area tersedia fasilitas/ 1-2 jenis 3-4 jenis 4-5 jenis >5 jenis
Interaksi (fasilitas/ untuk olahraga di desa lapangan fasilitas/lapang fasilitas/lapan fasilitas/lapan fasilitas/lapan
Terbuka lapangan) ini? olahraga (voli, an olahraga gan olahraga gan olahraga gan olahraga
Masyarakat olahraga 1.1.2 Ada berapa jumlah sepakbola, (voli, sepakbola, (voli, sepakbola, (voli, sepakbola, (voli, sepakbola,
(voli, fasilitas olah raga? futsal, bulu futsal, bulu futsal, bulu futsal, bulu futsal, bulu
sepakbola, Sebutkan
tangkis, tenis tangkis, tenis tangkis, tenis tangkis, tenis tangkis, tenis
futsal, bulu
meja, dll) meja, dll) meja, dll) meja, dll) meja, dll)
tangkis, tenis
meja, dll)
1.2 Terdapat 1.2.1 Ada berapa jumlah Tidak Terdapat 1-2 Terdapat 3-4 Terdapat 4-5 Terdapat >5
kelompok kelompok kegiatan terdapat jenis kelompok jenis kelompok jenis kelompok jenis kelompok
kegiatan warga? kelompok kegiatan warga kegiatan warga kegiatan warga kegiatan warga
warga kegiatan warga (badan (badan (badan (badan
(badan (badan permusyawarata permusyawarata permusyawarata permusyawarata
permusyawa
permusyawarata n desa, n desa, n desa, n desa,
-ratan desa,
n desa, pengajian, pengajian, pengajian, pengajian,
pengajian,
pengajian, karang taruna, karang karang karang
karang
taruna, karang arisan, dll) taruna, arisan, taruna, arisan, taruna, arisan,
arisan, dll) taruna, arisan, dll) dll) dll)
dll)
2 Infrastruktur 2.1 Ketersediaan 2.1.1 Berapa persen keluarga persentase persentase persentase persentase persentase
listrik, aliran listrik pengguna listrik di desa keluarga keluarga keluarga keluarga keluarga
komunikasi, ini? pengguna listrik pengguna listrik pengguna listrik pengguna listrik pengguna listrik
dan ≤20% >20% - ≤ 45% >45% - ≤70% >70% - ≤90% >90%
informasi
2.1.2 Berapa lama listrik Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
menyala dalam satu hari listrik harian listrik harian listrik harian listrik harian listrik harian
di desa tersebut? tidak terpenuhi terpenuhi 8-14 terpenuhi 15-23
DIMENSI SOSIAL KEMANUSIAAN KETERANGAN/LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3 Mitigasi 3.1 Penanggula- 3.1.1 Apakah desa tersebut Ada ancaman Ada ancaman Ada ancaman Ada ancaman Ada ancaman
Bencana ngan memiliki kesadaran atas bencana namun bencana dan bencana, bencana, bencana,
Alam bencana risiko bencana? masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
sadar namun sadar dan sudah sadar dan sudah sadar dan sudah
DIMENSI SOSIAL KEMANUSIAAN KETERANGAN/LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3.1.2 Apakah desa memiliki Desa tidak Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki Desa memiliki
sistem penanggulangan memiliki sekurang- sekurang- sekurang- perencanaan
bencana? perencanaan kurangnya 1 kurangnya 2 kurangnya 3 penanganan
3.1.3 Alur sistem penanganan kriteria dari kriteria dari kriteria dari bencana, sistem
penanggulangan bencana alam, perencanaan perencanaan perencanaan peringatan dini
bencana yang dimiliki sistem penanganan penanganan penanganan bencana alam,
Desa?
peringatan bencana alam, bencana alam, bencana alam, perlengkapan
dini bencana, sistem sistem sistem keselamatan,
perlengkapan peringatan peringatan peringatan dan jalur
keselamatan, dini bencana, dini bencana, dini bencana, evakuasi
dan jalur perlengkapan perlengkapan perlengkapan
evakuasi keselamatan, keselamatan, keselamatan,
dan jalur dan jalur dan jalur
evakuasi evakuasi evakuasi
4 Kependuduk- 4.1 Kependuduk 4.1.1 Berapa persentase <20% penduduk 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% penduduk
an -an jumlah penduduk yang sudah memiliki penduduk sudah penduduk sudah penduduk sudah sudah memiliki
sudah memiliki KTP? KTP memiliki KTP memiliki KTP memiliki KTP KTP
Tabel 11 Lampiran Kriteria Dimensi Dakwah dan Advokasi Indeks Desa Zakat 2.0
DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
1 Tersedianya 1.1 Ketersedi-aan 1.1.1 Apakah tersedia Masjid Tidak Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Sarana & Masjid dan dan atau musholla yang tersedia Masjid sekurang- sekurang- sekurang- sekurang-
Pendamping atau mushalla mudah diakses oleh warga Jami’ yang mudah kurangnya 1 kurangnya 1 kurangnya 1 kurangnya 1
Keagamaan di lingkungan desa diakses Masjid Jami’ yang Masjid Jami’ yang Masjid Jami’ yang Masjid Jami’ yang
masyarakat 1.1.2 Bagaimana kondisi Masjid kondisinya kurang kondisinya cukup kondisinya layak kondisinya sangat
di lingkungan warga layak layak layak
setempat
1.2 Akses ke 1.2.1 Berapa jarak terdekat dan Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju Jarak menuju
Masjid terjauh warga desa masjid terdekat masjid terdekat masjid terdekat masjid terdekat masjid terdekat
menuju Masjid? >3km dan untuk 1km - 3km dan antara 1km antara ≤1km dan ≤1km dan untuk
1.2.2 Bagaimana kondisi jalan mencapainya untuk – 3km dan untuk untuk mencapainya
menuju masjid? dirasa sulit mencapainya mencapainya mencapainya dirasa mudah
dirasa sulit dirasa mudah dirasa sulit
1.3 Terdapat 1.3.1 Berapa jumlah Tidak ada Terdapat 1 Terdapat 2 Terdapat 3 Terdapat 4
pendamping pendamping keagamaan ustadz dan ustadz/ ustadzah ustadz dan ustadz dan ustadz dan
keagamaan yang ada di desa ini? ustadzah di setiap di setiap desa ustadzah di setiap ustadzah di setiap ustadzah di setiap
(ustadz/ah, desa desa desa desa
guru ngaji, dll)
1.3.2 Apakah terdapat Tidak terdapat - Terdapat - Terdapat
kaderisasi pendamping kaderisasi kaderisasi kaderisasi
keagamaan di desa pendamping pendamping pendamping
tersebut? keagamaan keagamaan dari keagamaan dari
internal desa internal maupun
eksternal desa
2 Tingkat 2.1 Tingkat literasi 2.1.1 Berapa jumlah muslim di <20% 20% - 39% 40% - 59% 60% - 80% >80%
Pengetahuan Al-Qurán desa ini, dan berapa rasio masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Agama masyarakat terhadap penganut agama muslim dapat muslim dapat muslim dapat muslim dapat muslim dapat
Masyarakat muslim lainnya? membaca membaca membaca membaca membaca
2.1.2 Berapa persen masyarakat Alqur’an Alqur’an Alqur’an Alqur’an Alqur’an
muslim yang dapat
membaca Al-Qur’an?
DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
2.1.3 Berapa persen masyarakat <20% masyarakat 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% masyarakat
muslim yang sedang muslim sedang masyarakat masyarakat masyarakat muslim sedang
dalam tahap belajar dalam tahap muslim sedang muslim sedang muslim sedang dalam tahap
membaca Al-Qur’an? belajar membaca dalam tahap dalam tahap dalam tahap belajar membaca
Al-Quran belajar membaca belajar membaca belajar membaca Al-Quran
Al-Quran Al-Quran Al-Quran
2.2 Kesadaran 2.2.1 Berapa jumlah masyarakat <20% 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80%
masyarakat muslim di desa ini yang
muslim untuk membayar zakat harta? masyarakat yang masyarakat yang masyarakat yang masyarakat yang masyarakat yang
zakat dan membayar zakat membayar zakat membayar zakat membayar zakat membayar zakat
2.2.2 Berapa jumlah fitrah, zakat harta, fitrah, zakat harta, fitrah, zakat harta, fitrah, zakat harta, fitrah, zakat harta,
infak (berbagi
penghimpunan zakat harta
kepada dan infak/sedekah dan infak/sedekah dan infak/sedekah dan infak/sedekah dan infak/sedekah
masyarakat muslim di
sesama
desa ini?
manusia)
2.2.3 Berapa masyarakat
muslim di desa ini yang
membayar zakat fitrah?
2.2.4 Berapa jumlah
penghimpunan zakat fitrah
masyarakat muslim di
desa ini?
2.2.5 Berapa jumlah
penghimpunan infak &
sedekah masyarakat
muslim di desa ini?
2.2.6 Kemanakah masyarakat Tidak ada - Masjid sebagai - Masjid sebagai
melakukan pembayaran koordinasi tempat tempat
zakat di desa tersebut? pengumpulan pengumpulan pengumpulan
ZISWAF dan ZISWAF, namun ZISWAF dan
aktivitas belum menjadi sudah menjadi
pembayaran UPZ resmi. UPZ resmi.
ZISWAF di desa
tersebut
DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3 Tingkat 3.1 Terselengga- 3.1.1 Apakah terdapat kegiatan Terselenggara-nya Terselenggara-nya Terselenggara-nya Terselenggara-nya Terselenggara-nya
Aktivitas ranya rutin keagamaan? aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas
Keagamaan kegiatan rutin keagamaan keagamaan keagamaan keagamaan keagamaan
3.1.2 Berapa frekuensi
dan Partisipasi keagamaan sekurang- sekurang- sekurang- sekurang- sekurang-
penyelenggaraan kegiatan
Masyarakat rutin keagamaan di desa kurangnya 1 kali kurangnya 1 kali kurangnya 1 kali kurangnya 1 kali kurangnya 1 kali
ini? dalam 3 bulan dalam 2 bulan dalam 1 bulan dalam 2 pekan dalam sepekan
atau tidak ada
kegiatan
keagamaan sama
sekali
3.2 Tingkat 3.2.1 Berapa rasio jumlah shaf Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
partisipasi jamaah sholat wajib jamaah sholat jamaah sholat jamaah sholat jamaah sholat jamaah sholat
masyarakat (Maghrib), dibandingkan wajib wajib 21%- wajib 41%- wajib 61%- wajib >80% dari
untuk sholat 5 dengan jumlah jamaah ≤20% dari jumlah 40% dari jumlah 60% dari jumlah 80% dari jumlah jumlah jamaah
waktu sholat jumat? jamaah jamaah sholat jamaah sholat jamaah sholat sholat jumat.
berjama’ah di sholat jumat. jumat. jumat. jumat.
masjid/
musholla
3.3 Tingkat 3.3.1 Berapa persen masyarakat ≤20% masyarakat 21%-40% 41%-60% 61% - 80% >80%
partisipasi muslim yang mengikuti muslim hadir dan masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
masyarakat dalam kegiatan rutin berpartisipasi muslim hadir dan muslim hadir dan muslim hadir dan muslim hadir dan
muslim dalam keagamaan? pada setiap berpartisipasi berpartisipasi berpartisipasi berpartisipasi
kegiatan rutin kegiatan pada setiap pada setiap pada setiap pada setiap
keagamaan keagamaan yang kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan
(pengajian
diselenggarakan keagamaan yang keagamaan yang keagamaan yang keagamaan yang
mingguan,
diselenggarakan diselenggarakan diselenggarakan diselenggarakan
atau bulanan)
4 Perilaku 4.1 Perilaku 4.1.1 Bagaimana perilaku <20% masyarakat 20%-39% 40%-59% 60%-80% >80% masyarakat
Masyarakat masyarakat menutup aurat di desa sudah masyarakat sudah masyarakat sudah masyarakat sudah sudah
Desa desa tersebut? melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban
menutup aurat menutup aurat menutup aurat menutup aurat menutup aurat
DIMENSI DAKWAH DAN ADVOKASI LIKERT
NO
INDIKATOR VARIABEL PERTANYAAN 1 2 3 4 5
5 Pengenalan 5.1 Pengenalan 5.1.1 Apakah terdapat aliran Terdapat aliran - - - Tidak terdapat
Medan medan sesat yang berkembang di sesat di desa aliran sesat di
Dakwah dakwah desa tersebut tersebut desa tersebut
sebagaimana Fatwa MUI
atau tahayul dan
khurofat?
5.1.2 Apakah terdapat lembaga Terdapat lembaga - - - Tidak terdapat
pemurtadan di desa misi pemurtadan lembaga misi
tersebut? di desa tersebut pemurtadan di
desa tersebut
Jl. Matraman Raya No.134,
Kebon Manggis, Matraman, Jakarta
13150
www.puskasbaznas.com
puskas@baznas.go.id
+62 812-9862-3885