Anda di halaman 1dari 146

Dampak Zakat terhadap Tingkat Kesejahteraan Mustahik: Studi Kasus Lembaga-Lembaga

Program BAZNAS 2020

Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional

Kata Pengantar Ketua BAZNAS:

Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA, CA

Kata Pengantar Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS:

Irfan Syauqi Beik, Ph.D.

Kata Pengantar Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS:

Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D.

Penyusun:

Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional

Penyunting:

Anggota BAZNAS
Direktur Utama BAZNAS
Sekretaris BAZNAS
Direktur Pengumpulan BAZNAS
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS
Direktur Operasi BAZNAS
Direktur Kepatuhan dan Audit Internal BAZNAS

Penerbit:

Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS)


Jalan Matraman Raya No.134 RT.01/RW.04, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur 13150
Phone +6221 3904555 Fax +6221 3913777 Mobile +62 812 9862 3885
Email: puskas@baznas.go.id
www.baznas.go.id; www.puskasbaznas.com

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dengan bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari
penerbit

Desain Cover: Ulfah Lathifah, B.Sc.

ISBN : 978-602-5708-69-5
KATA PENGANTAR KETUA BAZNAS

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,


Bismillaahirrahmaanirrrahiim

Alhamdulillaahirrabbil ‘alaamiin, segala puji bagi Allah SWT. Shalawat serta


salam juga tak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW serta seluruh
pengikutnya darI awal zaman hingga akhir zaman nanti.
Agar kerja dari lembaga zakat dapat lebih maksimal maka sudah sepatutnya
dampak dari zakat yang diberikan diukur secara berkala. Dengan begitu, kerja-kerja
zakat dapat terukur untuk kemudian menjadi bahan evaluasi ataupun perencanaan yang
lebih matang di masa depan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada kesempatan kali ini marilah kita bersyukur
dan menyambut dengan baik kehadiran dari buku Dampak Zakat Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Mustahik Studi Kasus Lembaga-Lembaga Program BAZNAS 2020. Buku
ini merupakan hasil kajian dari Puskas BAZNAS mengenai kinerja dari seluruh lembaga
program pendistribusian dan pendayagunaan yang ada di BAZNAS.
Dapat dikatakan bahwa keberadaan buku ini sangatlah penting. Sebab, buku ini
tidak hanya menggambarkan bagaimana zakat berperan dalam memberikan manfaat
bagi para mustahik tetapi juga menjadi sebuah bentuk pertanggungjawaban terkait
amanah yang telah diberikan masyarakat kepada BAZNAS.

Tahun 2020 ini merupakan kali kedua pengukuran dampak zakat dilakukan
terhadap lembaga program. Harapannya, setiap tahun pengukuran ini akan dilakukan
agar segala kekurangan yang ada dapat diperbaiki sehingga kontribusi BAZNAS di
dunia perzakatan semakin meningkat baik untuk mustahik, muzakki baHad KIfayahan
untuk Indonesia.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh


Jakarta, Januari 2020

Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA., CA


Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

i
KATA PENGANTAR DIREKTUR PENDISTRIBUSIAN DAN
PENDAYAGUNAAN BAZNAS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan Islam sebagai pedoman
hidup bagi seluruh manusia. Shalawat dan salam juga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW karena melalui perjuangannya maka Islam dapat sampai kepada
umat muslim hingga akhir zaman nanti.
Agar kinerja perzakatan nasional dapat semakin maksimal tentulah
pengukuran bagaimana dampak zakat yang diberikan menjadi penting dilakukan.
Oleh karena itu, BAZNAS sebagai lembaga amil zakat juga perlu mengukur kinerja
dari lembaga program dalam menyalurkan zakat kepada mustahik.
Buku ini akan memaparkan hasil pengukuran dari kerja zakat yang dilakukan
oleh lembaga program yang ada di BAZNAS. Tujuannya, dengan mengetahui kinerja
dari lembaga program tersebut maka dapat menjadi bahan evaluasi dan perencanaan
yang lebih baik di masa mendatang.
Semoga dengan hadirnya buku ini juga dapat menambah wawasan dalam
bidang perzakatan di Indonesia. Tentu masih banyak kekurangan yang ada di buku
ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan segala saran yang membangun untuk
menjadikan buku ini menjadi lebih sempurna.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Jakarta, Januari 2020

Irfan Syauqi Beik, Ph.D.


Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS

ii
KATA PENGANTAR DIREKTUR
PUSAT KAJIAN STRATEGIS BAZNAS

Assalaamu’alaikum warahmatulalahi wabarakatuh


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Buku Dampak Zakat Terhadap Tingkat Kesejahteraan Mustahik Studi Kasus


Lembaga-Lembaga Program BAZNAS 2020 adalah kali kedua Puskas BAZNAS
mengukur lembaga program yang ada di BAZNAS. Di tahun ini, evaluasi dampak
zakat dilakukan pada 11 lembaga program yang ada di BAZNAS. Data didapatkan
langsung melalui wawancara kepada masing-masing mustahik lembaga program.
Sama seperti tahun sebelumnya, pengukuran kaji dampak zakat lembaga
program tahun ini juga dilengkapi dengan indikator kemiskinan, time taken to exit
poverty dan juga empat standar pengukuran yaitu standar garis kemiskinan, had
kifayah, nishab beras dan nishab emas. Diharapkan dengan semakin lengkapnya
pengukuran yang digunakan maka dampak zakat yang diberikan kepada mustahik
juga dapat semakin tergambarkan dengan baik.
Kami sadar bahwa buku ini masih memiliki banyak ruang perbaikan yang dapat
dilakukan di masa depan. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan sehingga
buku ini dapat semakin baik lagi. Akhir kata, semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak yang ada di dunia zakat.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh


Jakarta, Januari 2020

Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D.


Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS

iii
TIM PENYUSUN

Pengarah : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA, CA


Dr. Zainulbahar Noor, SE, MEc
Prof. Dr. H. Mundzir Suparta, MA
Drs. Masdar Farid Mas’udi
Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail
drh. Emmy Hamidiyah, M.Si
Drs. Irsyadul Halim
Ir. Nana Mintarti, MP
Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag
Drs. Nuryanto. MPA
Drs. Astera Primanto Bhakti, M.Tax
M. Arifin Purwakananta
Drs. H. Jaja Jaelani, MM
Irfan Syauqi Beik, Ph.D.
Wahyu Tantular Tunggul Kuncahyo
Drs. Mochammad Ichwan, Ak, MM, CA
Penanggung Jawab : Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D.
Ketua : Priyesta Rizkiningsih, M.Sc
Anggota : Aisha Putrina Sari, M.S.M
Adhitya Kusuma Zaenardi, S.E
Dita Anggraini, S.E

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KETUA BAZNAS .................................................................... i


KATA PENGANTAR DIREKTUR PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN
BAZNAS ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR DIREKTUR PUSAT KAJIAN STRATEGIS BAZNAS ............ iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... 1
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................... 4
1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang Kajian ................................................................................................. 6
1.2 Tujuan Studi ................................................................................................................. 7
2 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 8
2.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................... 8
2.2 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 8
2.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 9
I. Standar Pengukuran ................................................................................................... 9
II. Indikator Kemiskinan Umum ..................................................................................... 10
III. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) ...................................................................... 11
3 HASIL DAMPAK ZAKAT LEMBAGA PROGRAM DAN LAYANAN PUBLIK .. 19
3.1 Gambaran Umum Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik ........................ 19
3.2 Zakat Community Development (ZCD) ..................................................................... 30
3.3 Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) .............................................. 40
3.4 BAZNAS Microfinance (BMFi) ................................................................................... 51
3.5 Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB) ......................................................................... 61
3.6 BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) ........................................................................... 69
3.7 Layanan Aktif BAZNAS (LAB) ................................................................................... 78
3.8 Rumah Sehat BAZNAS Indonesia (RSBI) ................................................................ 87
3.9 Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) ........................................................................... 97
3.10 Mualaf Center BAZNAS (MCB) ............................................................................... 106
3.11 Layanan Publik ........................................................................................................ 116
3.12 Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) ........................................... 126
4 KESIMPULAN................................................................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 136

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kuadran CIBEST ................................................................................................... 13

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Penilaian Indeks Kesejahteraan BAZNAS .............................................. 11
Tabel 2.2 Skor Indikator Kebutuhan Spiritual......................................................................... 14
Tabel 2.3 Kombinasi Nilai Aktual MV dan SV Rumah Tangga .............................................. 16
Tabel 2.4 Perhitungan CIBEST .............................................................................................. 16
Tabel 2.5 Skala Likert Indeks Kemandirian ............................................................................ 17
Tabel 3.1 Indikator Kemiskinan Umum Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik .... 19
Tabel 3.2 Time Taken to Exit Poverty Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik ...... 21
Tabel 3.3 Hasil IKB Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik ................................... 22
Tabel 3.4 Nilai IKB Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik Berdasarkan Garis
Kemiskinan............................................................................................................................... 22
Tabel 3.5 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik Berdasarkan Had Kifayah
.................................................................................................................................................. 24
Tabel 3.6 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik Berdasarkan Nishab
Beras ........................................................................................................................................ 26
Tabel 3.7 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik Berdasarkan Nishab
Emas ........................................................................................................................................ 27
Tabel 3.8 Indikator Kemiskinan Umum Zakat Community Development .............................. 30
Tabel 3.9 Time Taken to Exit Poverty Zakat Community Development ................................ 31
Tabel 3.10 Hasil IKB Zakat Community Development ........................................................... 32
Tabel 3.11 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Garis Kemiskinan ........ 32
Tabel 3.12 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Had Kifayah ................. 34
Tabel 3.13 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Nishab Beras ............... 36
Tabel 3.14 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Nishab Emas ............... 37
Tabel 3.15 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik ....... 40
Tabel 3.16 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik ......... 41
Tabel 3.17 Hasil IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik ...................................... 42
Tabel 3.18 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik berdasarkan Garis
Kemiskinan............................................................................................................................... 43
Tabel 3.19 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Berdasarkan Had Kifayah
.................................................................................................................................................. 45
Tabel 3.20 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Berdasarkan Nishab
Beras ........................................................................................................................................ 46
Tabel 3.21 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Berdasarkan Nishab
Emas ........................................................................................................................................ 48
Tabel 3.22 Indikator Kemiskinan Umum BAZNAS Microfinance ........................................... 51
Tabel 3.23 Time Taken to Exit Poverty BAZNAS Microfinance ............................................. 52
Tabel 3.24 Hasil IKB BAZNAS Microfinance .......................................................................... 53
Tabel 3.25 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Garis Kemiskinan ....................... 54
Tabel 3.26 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Had Kifayah ................................ 56
Tabel 3.27 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Nishab Beras .............................. 57
Tabel 3.28 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Nishab Emas .............................. 58
Tabel 3.29 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Beasiswa BAZNAS ................................ 61
Tabel 3.30 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Beasiswa BAZNAS ................................. 62
Tabel 3.31 Hasil IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS .............................................................. 63
Tabel 3.32 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Garis Kemiskinan ............ 63
Tabel 3.33 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah ..................... 65
Tabel 3.34 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras................... 66
Tabel 3.35 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas ................... 67

1
Tabel 3.36 Indikator Kemiskinan Umum BAZNAS Tanggap Bencana .................................. 69
Tabel 3.37 Time Taken to Exit Poverty BAZNAS Tanggap Bencana ................................... 70
Tabel 3.38 Hasil IKB BAZNAS Tanggap Bencana ................................................................ 71
Tabel 3.39 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Garis Kemiskinan .............. 71
Tabel 3.40 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Had Kifayah ....................... 73
Tabel 3.41 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Nishab Beras ..................... 74
Tabel 3.42 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Nishab Emas ..................... 75
Tabel 3.43 Indikator Kemiskinan Umum Layanan Aktif BAZNAS ......................................... 78
Tabel 3.44 Time Taken to Exit Poverty Layanan Aktif BAZNAS ........................................... 79
Tabel 3.45 Hasil IKB Layanan Aktif BAZNAS ........................................................................ 80
Tabel 3.46 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Garis Kemiskinan...................... 80
Tabel 3.47 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah .............................. 82
Tabel 3.48 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras ............................ 83
Tabel 3.49 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas............................. 84
Tabel 3.50 Indikator Kemiskinan Umum Rumah Sehat BAZNAS Indonesia ........................ 87
Tabel 3.51 Time Taken to Exit Poverty Rumah Sehat BAZNAS Indonesia .......................... 88
Tabel 3.52 Hasil IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia ....................................................... 89
Tabel 3.53 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Garis Kemiskinan .... 90
Tabel 3.54 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Had Kifayah ............. 92
Tabel 3.55 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Nishab Beras ........... 93
Tabel 3.56 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Nishab Emas ........... 94
Tabel 3.57 Indikator Kemiskinan Umum Sekolah Cendekia BAZNAS .................................. 97
Tabel 3.58 Time Taken to Exit Poverty Sekolah Cendekia BAZNAS .................................... 98
Tabel 3.59 Hasil IKB Sekolah Cendekia BAZNAS ................................................................. 99
Tabel 3.60 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Garis Kemiskinan .............. 99
Tabel 3.61 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah ..................... 101
Tabel 3.62 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras ................... 102
Tabel 3.63 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas ................... 104
Tabel 3.64 Indikator Kemiskinan Umum Mualaf Center BAZNAS ....................................... 106
Tabel 3.65 Time Taken to Exit Poverty Mualaf Center BAZNAS ........................................ 107
Tabel 3.66 Hasil IKB Mualaf Center BAZNAS ..................................................................... 108
Tabel 3.67 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Garis Kemiskinan ................... 109
Tabel 3.68 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah ............................ 111
Tabel 3.69 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras.......................... 112
Tabel 3.70 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas .......................... 113
Tabel 3.71 Indikator Kemiskinan Umum Layanan Publik .................................................... 116
Tabel 3.72 Time Taken to Exit Poverty Layanan Publik ...................................................... 117
Tabel 3.73 Hasil IKB Layanan Publik ................................................................................... 118
Tabel 3.74 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Garis Kemiskinan ................................ 118
Tabel 3.75 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Had Kifayah ......................................... 120
Tabel 3.76 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Nishab Beras ....................................... 121
Tabel 3.77 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Nishab Emas ....................................... 123
Tabel 3.78 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik ..... 126
Tabel 3.79 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik....... 127
Tabel 3.80 Hasil IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik ................................... 128
Tabel 3.81 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Berdasarkan Garis
Kemiskinan............................................................................................................................. 128
Tabel 3.82 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Berdasarkan Had Kifayah
................................................................................................................................................ 130
Tabel 3.83 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Berdasarkan Nishab
Beras ...................................................................................................................................... 131

2
Tabel 3.84 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Berdasarkan Nishab
Emas ...................................................................................................................................... 132

3
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sebagai sebuah lembaga zakat, tentu diperlukan sebuah alat ukur yang bisa
menggambarkan pencapaian kerja zakat yang telah didapatkan selama periode
tertentu. Dalam hal ini, BAZNAS sebagai sebuah lembaga zakat yang menggunakan
lembaga program untuk menyalurkan dana zakat, perlu melakukan evaluasi terkait
dengan kinerja lembaga program mengenai bagaimana dampak zakat yang telah
diberikan kepada mustahik.

Tahun 2020 ini, adalah kali kedua Puskas BAZNAS mengukur dampak zakat
dari lembaga program yang ada di BAZNAS. Total terdapat 10 lembaga program serta
Layanan Publik yang akan diukur. Lemba program yang dimaksud adalah Zakat
Community Development (ZCD), Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
(LPEM), Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), Lembaga Beasiswa
BAZNAS (LBB), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB),
Mualaf Center BAZNAS (MCB), Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), Rumah Sehat
BAZNAS Indonesia (RSBI), dan BAZNAS Microfinance Indonesia (BMFi).

Jumlah responden pengukuran kaji dampak seluruh lembaga program dan


layanan publik tahun ini adalah sebanyak 2586. Namun, setelah dilakukan proses
pengolahan hanya terdapat 2159 data yang bisa digunakan untuk mengukur dampak
dari zakat yang diberikan oleh seluruh lembaga program dan layanan publik.

Secara garis besar buku ini akan menganalisis kaji dampak zakat seluruh
lembaga program dan layanan public dengan menggunakan Indeks Kesejahteraan
BAZNAS (IKB). Untuk analisis tersebut pengukuran dilakukan juga dengan
memperhatikan enam indikator kemiskinan yaitu yaitu: (1) Headcount Index (H); (2)
Income gap ratio (I); (3) Poverty gap (P1); (4) Sen Index (P2); (5) FGT Index (P3); dan
(6) time taken to exit poverty. Selain itu terdapat empat standar kemiskinan yang
digunakan untuk mengukur kaji dampak yaitu Garis Kemiskinan, Had Kifayah, Nishab
Beras dan Nishab Emas.

Berdasarkan hasil penghitungan, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:


1. Indikator kemiskinan untuk seluruh lembaga program dan layanan publik
menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah kemiskinan, kesenjangan

4
pendapatan, kedalaman kemiskinan, keparahan kemiskinan serta lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk keluar dari kemiskinan.
2. Nilai IKB berdasarkan garis kemiskinan untuk keseluruhan dari lembaga
program dan layanan publik adalah sebesar 0,72 (Baik).

Nilai IKB dari masing-masing lembaga program dan layanan publik dengan
menggunakan standar garis kemiskinan menunjukkan bahwa sebanyak 1 lembaga
program telah mendapatkan nilai dengan kategori Sangat Baik yaitu Lembaga
Beasiswa BAZNAS (LBB), 9 lembaga program telah mendapatkan nilai dengan
kategori Baik yaitu Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), Zakat Community
Development (ZCD), BAZNAS Microfinance Indonesia (BMFi), Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), BAZNAS
Tanggap Bencana (BTB), Rumah Sehat BAZNAS Indonesia (RSBI), Lembaga
Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), dan Layanan Publik, 1 lembaga program
mendapatkan nilai dengan kategori Kurang Baik yaitu Mualaf Center BAZNAS (MCB)

5
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kajian

Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang


Pengelolaan Zakat, disebutkan bahwa kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu tujuan dari adanya zakat.
Dalam undang-undang tersebut, BAZNAS diberikan amanah sebagai pengelola
zakat secara nasional. Melalui lembaga program yang dimilikinya, ruang lingkup
dari kerja BAZNAS mencakup lima dimensi yaitu ekonomi, kesehatan,
pendidikan, kemanusiaan dan dakwah. Adanya lembaga program yang bergerak
di lima dimensi tersebut akan membuat kerja-kerja zakat lebih terarah serta
manfaat yang dirasakan oleh mustahik dapat semakin mendalam.
Mengingat kerja dari zakat tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang
panjang maka diperlukan sebuah alat ukur yang bisa menjadi salah satu sarana
evaluasi dari program penyaluran zakat yang selama ini telah dilakukan. Dari
hasil alat ukur tersebut maka dapat diketahui bagaimana manfaat zakat yang
dirasakan oleh mustahik. Selain itu, hasil dari evaluasi juga dapat digunakan
sebagai bahan perencanaan yang lebih matang di masa mendatang.
Berangkat dari pemikiran tersebut maka pada tahun 2016 lalu, Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui Pusat Kajian Strategis (Puskas)
membuat sebuah alat ukur untuk melihat dampak zakat terhadap para mustahik.
Alat ukur yang diberi nama Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) ini memiliki tiga
indeks di dalamnya yaitu Indeks Kesejahteraan CIBEST, Modifikasi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemandirian. Ketiga indeks tersebut
memiliki bobot yang berbeda-beda untuk menghasilkan nilai IKB.
Alat ukur tersebut akan digunakan untuk menilai kinerja dari lembaga
program yang ada di BAZNAS. Saat ini, terdapat sebelas lembaga program yang
didirikan oleh BAZNAS untuk membantu penyaluran zakat yakni Zakat
Community Development (ZCD), Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
(LPEM), Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), BAZNAS Micro
Finance (BMFi), Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), BAZNAS Tanggap
Bencana (BTB), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Rumah Sehat BAZNAS
Indonesia (RSBI), Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), Muallaf Center BAZNAS

6
(MCB), dan Pusat Kajian Strategis (Puskas). Selain sebelas lembaga program
tersebut terdapat pula Layanan Publik yang dikelola oleh Direktorat
Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS.
Pada buku ini, Puskas BAZNAS melakukan kajian terhadap sepuluh
lembaga program BAZNAS lainnya dan Layanan Publik. Hal ini disebabkan
karena kesepuluh lembaga program dan layanan publik tersebut bertanggung
jawab dalam menyalurkan zakat sesuai dengan mandatnya masing-masing.
Selain itu, untuk menangkap lebih dalam terkait dampak zakat yang
diberikan, sejak tahun 2019 lalu pengukuran kaji dampak juga dilengkapi
dengan Indikator Kemiskinan. Terdapat enam indikator kemiskinan yang
digunakan yaitu yakni Headcount Index (H), Income Gap Ratio (I), Poverty Gap
(P1), Sen Index (P2), dan FGT Index (P3) untuk melihat dampak zakat yang
disalurkan oleh setiap lembaga program BAZNAS serta waktu yang diperlukan
mustahik untuk keluar dari kemiskinan jika dibantu dengan zakat.

1.2 Tujuan Studi

Kajian ini memiliki dua tujuan yaitu:

1. Mengukur bagaimana dampak zakat yang dirasakan oleh mustahik dari


seluruh lembaga program dan layanan publik BAZNAS.
2. Menjadi bahan evaluasi bagi seluruh lembaga program dan layanan publik
BAZNAS.

7
2 METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diambil dengan metode survei
melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Wawancara
dilakukan kepada mustahik penerima zakat yang disalurkan melalui lembaga
program dan layanan publik. Data tersebut digunakan untuk mengetahui
dampak penyaluran zakat, yaitu ada atau tidaknya perubahan perilaku
mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat. Selanjutnya, data
sekunder pada penelitian ini adalah berupa informasi nilai Garis Kemiskinan
(GK), Had Kifayah (HK), nishab beras, nishab emas serta data pertumbuhan
pendapatan yang dipergunakan untuk menghitung indeks kemiskinan.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu


memilih contoh berdasarkan pertimbangan tentang beberapa karakteristik
yang cocok dalam menjawab tujuan penelitian (Juanda, 2009). Karakteristik
yang diambil dalam penelitian ini adalah mustahik yang pernah atau rutin
menerima dana zakat dari BAZNAS yang disalurkan melalui lembaga program
dan layanan publik. Jumlah penarikan sampel menggunakan metode slovin
dengan toleransi eror 5 persen. Penelitian ini menggunakan 2.159 KK sebagai
sampel penelitian.

Adapun kriteria mustahik yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu:

a. Mustahik zakat produktif, yaitu penerima dana zakat yang diperuntukkan


untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mustahik zakat produktif yang dijadikan
sampel adalah yang telah menerima dana zakat sekurang-kurangnya 6
bulan terakhir.
b. Mustahik zakat konsumtif adalah penerima dana zakat yang diperuntukkan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Tidak ada durasi waktu untuk
penentuan sampel penerima zakat konsumtif.

8
2.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Indikator


Kemiskinan Umum (IKU) dan Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) yang
keduanya dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Kedua indeks tersebut
diukur beradasrkan 4 (empat) standar kemiskinan yaitu: (1) Garis Kemiskinan;
(2) Had Kifayah; (3) Nishab Beras; dan (4) Nishab Emas.
Adapun Indikator Kemiskinan Umum yang diukur antara lain Headcount
Index (H), Income Gap Ratio (I), Poverty Gap (P1), Sen Index (P2), FGT Index
(P3) serta Time Taken to Exit Poverty. Sedangkan untuk IKB, terdapat tiga
index penyusun, yaitu Indeks Kesejahteraan CIBEST, Modifikasi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemandirian.

I. Standar Pengukuran

Indikator Kemiskinan Umum dan Indeks Kesejahteraan BAZNAS dalam


penelitian ini akan diukur dengan menggunakan 4 (empat) standar yaitu:
1. Garis Kemiskinan
Standar garis kemiskinan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
standar garis kemiskinan BPS bulan Maret 2019. Adapun nilainya yaitu
Rp425.250 per kapita/bulan.
2. Had Kifayah
Standar had kifayah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rp
772.088 per kapita/bulan.
3. Nishab Beras
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 52 tahun 2014
tentang Syariat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah
serta Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif, yang
menggunakan pendekatan qiyas syabah maka ditetapkan bahwa
nishab zakat pendapatan setara dengan 524 kg beras dan kadarnya
menggunakan kadar zakat emas dan perak, yakni 2,5%. Adapun harga
beras yang digunakan sesuai dengan keputusan Pleno Anggota
BAZNAS tanggal 2 Mei 2017 adalah Rp10.000 per kilogram. Oleh
sebab itu besarnya nishab zakat sesuai dengan standar beras yaitu
Rp5.240.000.

9
4. Nishab Emas
Berdasarkan Fatwa MUI No. 3 tahun 2003 tentang Zakat Penghasilan
menggunakan pendekatan zakat emas baik untuk nishab maupun
kadarnya, yakni setara dengan 85 gram emas dengan kadar sebesar
2,5%. Adapun Keputusan Ketua BAZNAS No. 73 tahun 2017 tentang
Nilai Nisab Zakat Pendapatan tahun 2017 di Seluruh Indonesia sesuai
dengan Fatwa MUI No. 3 tahun 2003 tentang Zakat Penghasilan, yaitu
nishab ditetapkan setara dengan 85 gram emas dan kadar zakat
ditetapkan sebesar 2,5%. Dalam penelitian ini menggunakan harga
emas tanggal 4 Desember 2019 yaitu Rp753.000 per gram, maka
nishab emas per bulan yaitu Rp5.333.750.

II. Indikator Kemiskinan Umum

Headcount Index (H) digunakan untuk mengukur banyaknya jumlah


penduduk miskin di suatu wilayah. Nilai headcount index berada di antara 0
dan 1, dimana semakin mendekati 1 berarti semakin banyak jumlah orang
miskin dan semakin mendekati 0 maka semakin sedikit jumlah orang miskin.
Program penyaluran zakat yang baik adalah ketika nilai H pasca program lebih
kecil dari nilai H sebelum program
Income Gap Ratio (I) digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan
pendapatan. Semakin mendekati angka 0 berarti nilai kesenjangan pendapatan
semakin kecil dan kondisi kelompok miskin semakin baik. Program penyaluran
zakat yang baik adalah ketika nilai I setelah program lebih kecil dari nilai I
sebelum program.
Poverty Gap (P1) menunjukkan tingkat kedalaman kemiskinan dan diukur
dengan nilai Rupiah. Semakin kecil dan semakin mendekati angka 0 rupiah
maka poverty gap semakin kecil (kedalaman kemiskinan makin kecil). Program
penyaluran zakat yang baik adalah ketika nilai P1 setelah program lebih kecil
dari nilai P1 sebelum program.
Sen index (P2) menunjukkan tingkat keparahan kemiskinan dengan nilai
diantara 0 dan 1. Semakin mendekati angka 0 maka tingkat keparahan
kemiskinan semakin berkurang. Program penyaluran zakat yang baik adalah
ketika nilai P2 setelah program lebih kecil dari nilai P2 sebelum program.

10
Indeks FGT (P3) menunjukkan tingkat keparahan kemiskinan dengan nilai
diantara 0 dan 1. Semakin mendekati angka 0 semakin berkurang tingkat
keparahan kemiskinan. Program penyaluran zakat yang baik adalah ketika nilai
P3 setelah program lebih kecil dari nilai P3 sebelum program.
Adapun dasar penghitungan indikator kemiskinan umum H, I, P1, P2 dan
P3 pada penelitian ini dilakukan per keluarga.
Time taken to exit poverty menunjukkan rata-rata lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh kelompok miskin untuk keluar dari kemiskinan. Apabila waktu
yang dibutuhkan menurun setelah memperoleh bantuan, maka dapat dikatakan
bantuan dimaksud dapat mempercepat kelompok miskin untuk keluar dari
kemiskinan. Penghitungan time taken to exit poverty berdasarkan Murdoch
(1998) adalah sebagai berikut:
𝑞
𝑗 1 ln(𝑧) − ln(𝑦𝑗 )
𝑡𝑔 ≈ ∑
𝑁 𝑔
𝑖=1

Dimana:
z : garis kemiskinan
y : pendapatan
g : pertumbuhan pendapatan

III. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)

Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) merupakan bagian dari penghitungan


Indeks Zakat Nasional dan disusun atas tiga indeks lainnya. Indeks tersebut
adalah Indeks Kesejahteraan CIBEST/Model Cibest, Modifikasi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemandirian. Jika angka IKB
semakin mendekat 1, maka semakin baik dampak dari zakat produktif yang
disalurkan. Penjelasan dari masing-masing Indeks tersebut adalah sebagai
berikut.

Tabel 2.1 Kategori Penilaian Indeks Kesejahteraan BAZNAS

Rentang Skor Keterangan


0,00 – 0,20 Tidak baik
0,21 – 0,40 Kurang baik

11
Rentang Skor Keterangan
0,41 – 0,60 Cukup baik
0,61 – 0,80 Baik
0,81 – 1,00 Sangat baik

Indeks Kesejahteraan CIBEST/Model CIBEST

Latar belakang hadirnya Model CIBEST (Beik & Arsyianti, 2016) ini
karena pemikiran bahwa diperlukan sebuah alat ukur kemiskinan yang dapat
dipandang dari sudut pandang ekonomi syariah. Hal ini dikarenakan alat ukur
kemiskinan yang umum digunakan hanya sebatas mengukur dari sisi
kemiskinan material. Padahal, dari sudut pandang syariah, ada kemiskinan
yang lebih vital dan perlu diprioritaskan penanggulangannya yaitu kemiskinan
spiritual. Berangkat dari pemikiran tersebut, dibuatlah sebuah model yang
dapat mengukur kemiskinan tidak hanya dari sudut pandang material tetapi
juga spiritual yang kini dikenal dengan Model CIBEST.

a. Penentuan Kuadran CIBEST

Model CIBEST tersusun dari 4 indeks yaitu indeks kesejahteraan,


indeks kemiskinan materiil, indeks kemiskinan spiritual dan indeks kemiskinan
absolut. Pengukuran dilakukan dengan unit analisis rumah tangga dan
membaginya menjadi 6 subkelompok, yaitu kepala kelurga (KK), orang dewasa
bekerja, orang dewasa tidak bekerja (>18 tahun), remaja (14-18 tahun), anak-
anak (7-13 tahun) dan anak-anak (hingga usia 6 tahun). Untuk mengetahui
tingkat kemiskinan rumah tangga, CIBEST membagi keluarga menjadi empat
kategori.

12
Sumber: Beik dan Arsyianti (2016)

Gambar 1. Kuadran CIBEST

Berdasarkan gambar diatas, berikut adalah penjelasan antar kuadran;


Pertama, yaitu keluarga yang ada di Kuadran-1. Keluarga yang berada di
kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga sejahtera. Hal ini berarti bahwa
keluarga tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan material dan spiritual.
Kedua, yaitu keluarga yang ada di Kuadran-II. Keluarga yang berada di
kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin material. Pada kuadran ini,
keluarga tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan baik.
Hanya saja mereka masih belum dapat memenuhi kebutuhan materialnya
dengan baik.
Ketiga, yaitu keluarga yang ada di Kuadran-III. Keluarga yang berada di
kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin spiritual. Keluarga ini telah
memenuhi kebutuhan materialnya dengan baik namun dari sisi kebutuhan
spiritual belum terpenuhi.
Keempat, yaitu keluarga yang ada di kuadran-IV. Keluarga yang ada di
kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin absolut. Artinya, keluarga
yang ada di kuadran ini berada di titik kemiskinan terendah karena mereka tidak
dapat memenuhi kebutuhan spiritual maupun materialnya.
Penentuan kuadran sebuah keluarga dilakukan dengan menghitung
aspek kemisikinan material dan spiritual terlebih dahulu. Model CIBEST

13
mengukur aspek kemiskinan material atau Material Value (MV) dari 3
pendekatan. Pendekatan tersebut adalah survei periodik tentang kebutuhan
dasar material, standar garis kemiskinan menurut BPS, dan batas harta kena
zakat (nishab). Untuk standar garis kemiskinan menurut BPS, perlu dilakukan
penyesuaian terlebih dahulu dari pendapatan per kapita kepada pendapatan
keluarga. Standar nishab dimasukkan karena hal tersebut merupakan batas
antara mustahik dan muzakki.
Pada aspek spiritual, Model CIBEST mengukur setiap keluarga
berdasarkan 5 variabel yaitu shalat, puasa, zakat dan infak, lingkungan
keluarga dan kebijakan pemerintah. Kelima variabel tersebut memiliki
hubungan satu sama lain dan menjadi standar minimal yang harus dipenuhi
terkait dengan aspek spiritual.

Tabel 2.2 Skor Indikator Kebutuhan Spiritual

Skala Likert Standar


Variabel
1 2 3 4 5 Kemiskinan
Melaksanakan
Melaksanakan shalat wajib
Melarang Menolak Melaksanakan shalat wajib rutin
Shalat orang lain konsep shalat wajib rutin tapi tidak berjamaah
shalat sholat tidak rutin selalu dan
berjamaah melakukan
shalat sunnah Skor rata-
Hanya rata untuk
Melaksanakan
Melarang Menolak Melaksanakan melaksanaka keluarga
puasa wajib
Puasa orang lain konsep puasa wajib n puasa yang
dan puasa
berpuasa puasa tidak penuh wajib secara secara
sunnah
penuh spiritual
Membayar miskin
Melarang Menolak Tidak pernah Membayar
zakat fitrah, adalah 3
Zakat dan orang lain konsep berinfak walau zakat fitrah
zakat harta (SV=3)
Infak berzakat zakat dan sekali dalam dan zakat
dan
dan infak infak setahun harta
infak/sedekah
Melarang Mendukung Membangun
Menolak Menganggap
Lingkungan anggota ibadah suasana
pelaksanaa ibadah urusan
Keluarga keluarga anggota keluarga yang
n ibadah pribadi
ibadah keluarga mendukung

14
Skala Likert Standar
Variabel
1 2 3 4 5 Kemiskinan
anggota ibadah secara
keluarga bersama-sama
Melarang
Menganggap Mendukung Menciptakan
ibadah Menolak
Kebijakan ibadah urusan ibadah lingkungan
untuk pelaksanaa
Pemerintah pribadi anggota yang kondusif
setiap n ibadah
masyarakat keluarga untuk ibadah
keluarga
Sumber : Beik dan Arsyianti (2016)

Skala likert digunakan untuk mengukur kelima variabel pada kebutuhan


spiritual. Angka 1 hingga 5 digunakan untuk mengisi masing-masing variabel.
Semakin tinggi skala likert menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan
spiritual pada variabel tersebut semakin baik. Sebaliknya, semakin rendah
skala likert pada sebuah variabel menunjukkan bahwa keluarga tersebut
semakin rendah dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Jika sebuah keluarga memiliki Spiritual Value (SV) sama atau lebih kecil
dari 3, maka keluarga tersebut dinyatakan miskin secara spiritual. Nilai dari
pemenuhan kebutuhan spiritual setiap anggota keluarga dihitung dengan
menggunakan rumus seperti di bawah ini:

𝑉𝑝𝑖 + 𝑉𝑓𝑖 + 𝑉𝑧𝑖 + 𝑉ℎ𝑖 + 𝑉𝑔𝑖


𝐻𝑖 =
5

Di mana:
Hi : Skor aktual anggota rumah tangga ke-i
Vpi : Skor sholat anggota rumah tangga ke-i
Vfi : Skor puasa anggota rumah tangga ke-i
Vzi : Skor zakat dan infak anggota rumah tangga ke-i
Vhi : Skor lingkungan keluarga menurut anggota keluarga ke-i
Vgi : Skor kebijakan pemerintah menurut anggota keluarga ke-i

Setelah nilai Hi didapatkan, maka perlu dilakukan penghitungan skor


seluruh angota keluarga untuk mendapatkan nilai spiritual rumah tangga.
Rumus dari penghitungan nilai spiritual rumah tangga seperti di bawah ini:

15
𝑛
𝐻1 + 𝐻2 + ⋯ + 𝐻𝑛
𝑆𝐻 = ∑
𝑀𝐻
ℎ=1

Di mana:
SH : skor kondisi spiritual anggota keluarga ke-h
MH : jumlah anggota keluarga

Ketika angka MV dan SV telah diukur, maka penentuan dari posisi tiap
keluarga di kuadran CIBEST diukur dari kombinasi nilai aktual MV dan SV.
Penjelasan terkait kombinasi MV dan SV dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:

Tabel 2.3 Kombinasi Nilai Aktual MV dan SV Rumah Tangga

Skor Aktual ≤Nilai MV >Nilai MV


>Nilai SV Kaya spiritual, miskin material Kaya material dan kaya
(kuadran II) spiritual (kuadran I)
≤Nilai SV Miskin material dan miskin Kaya material, miskin
spiritual (kuadran IV) spiritual (kuadran III)
Sumber: Beik dan Arsyianti (2015)
b. Perhitungan indeks Model CIBEST

Setelah posisi masing-masing keluarga telah ditentukan kuadrannya,


maka langkah selanjutnya adalah menghitung indeks CIBEST. Indeks CIBEST
yang terdiri Indeks Kemiskinan Material, Kemiskinan Spiritual, Kemiskian
Absolut dan Kesejahteraan. Perhitungan dari masing-masing indeks dapat
dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.4 Perhitungan CIBEST

Indeks Rumus Keterangan


CIBEST
Kemiskinan 𝑀𝑝 Pm : indeks kemiskinan material; 0 ≤ Pm ≤ 1
𝑃𝑚 =
material 𝑁 Mp : jumlah keluarga yang miskin secara
material namun kaya secara spiritual
N : jumlah populasi total keluarga yang diamati

16
Kemiskinan 𝑆𝑝 Ps : indeks kemiskinan spiritual; 0 ≤ Ps ≤ 1
𝑃𝑠 =
spiritual 𝑁 Sp : jumlah keluarga yang miskin secara
spiritual namun kaya secara material
N : jumlah populasi total keluarga yang diamati
Kemiskinan 𝐴𝑝 Pa : indeks kemiskinan absolut; 0 ≤ Pa ≤ 1
𝑃𝑎 =
absolut 𝑁 Ap : jumlah keluarga yang miskin secara
material dan spiritual
N : jumlah populasi total keluarga yang diamati
Kesejahteraan 𝑤 W : indeks kesejahteraan; 0 ≤ w ≤1
𝑊=
𝑁
w : jumlah keluarga sejahtera (kaya secara
material dan spiritual)
N : jumlah populasi rumah tangga yang diamati

Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks kedua penyusun dari IKB adalah modifikasi IPM. Indeks ini dapat
mengukur kesejahteraan mustahik rumah tangga (Nurzaman, 2011). Pada indeks
ini, dilakukan pengukuran dari sisi kesehatan dan pendidikan. Setelah nilai dari
kedua indeks tersebut didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah
membobotkan kedua nilainya. Pembobotan tersebut akan menghasilkan indeks
modifikasi IPM yang dihitung dengan rumus:

Modifikasi IPM: (0,5 x indeks pendidikan) + (0,5 x indeks kesehatan)

Indeks Kemandirian

Pengukuran indeks kemandirian mustahik rumah tangga dilakukan dengan


melihat apakah mustahik rumah tangga memiliki pekerjaan tetap, usaha/bisnis
dan tabungan. Skala likert digunakan untuk mengukur kondisi kemandirian dari
para mustahik rumah tangga.

Tabel 2.5 Skala Likert Indeks Kemandirian

Kriteria
(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

1 2 3 4 5

17
Kriteria
(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

Tidak Hanya memiliki Memiliki salah satu Memiliki


Memiliki
memiliki salah satu dari dari pekerjaan pekerjaan
pekerjaan
pekerjaan pekerjaan tetap atau tetap,
tidak tetap
dan tetap atau usaha/bisnis dan usaha/bisnis
(serabutan)
usaha/bisnis usaha/bisnis memiliki tabungan dan tabungan

18
3 HASIL DAMPAK ZAKAT LEMBAGA PROGRAM DAN
LAYANAN PUBLIK

3.1 Gambaran Umum Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik

1. Indikator Kemiskinan Umum


Indikator kemiskinan umum memiliki 5 (lima) indikator yaitu: (1)
Headcount Index (H), dimana semakin mendekati 1 berarti semakin banyak
jumlah orang miskin dan semakin mendekati 0 maka semakin sedikit jumlah
orang miskin; (2) Income gap ratio (I), dimana semakin mendekati angka 0
berarti nilai kesenjangan pendapatan semakin kecil dan kondisi kelompok
miskin semakin baik; (3) Poverty gap (P1) dimana semakin kecil dan semakin
mendekati angka 0 rupiah maka poverty gap semakin kecil (kedalaman
kemiskinan makin kecil); (4) Sen Index (P2), dimana semakin mendekati angka
0 maka tingkat keparahan kemiskinan semakin berkurang; (5) FGT Index (P3),
dimana semakin mendekati angka 0 semakin berkurang tingkat keparahan
kemiskinan.

Tabel 3.1 Indikator Kemiskinan Umum Seluruh Lembaga Program dan


Layanan Publik

Indikator
Garis Had Nishab
Kemiskinan Nishab Emas
Kemiskinan KIfayah Beras
Umum
Sebelum 0,49 0,78 0,93 0,93
H Sesudah 0,14 0,27 0,52 0,53
Δ -0,35 -0,51 -0,40 -0,40
Sebelum 0,47 0,52 0,64 0,65
I Sesudah 0,39 0,44 0,45 0,45
Δ -0,07 -0,08 -0,19 -0,19
Rp1.615.58 Rp3.357.76
Sebelum Rp798.321 Rp3.443.004
5 0
P1 Rp1.363.05 Rp2.358.31
Sesudah Rp671.894 Rp2.424.608
0 0
Δ (Rp126.427) (Rp252.535) (Rp999.450) (Rp1.018.396)
Sebelum 0,33 0,55 0,72 0,72
P2 Sesudah 0,09 0,18 0,35 0,35
Δ -0,24 -0,37 -0,37 -0,37
P3 Sebelum 0,15 0,28 0,43 0,44

19
Indikator
Garis Had Nishab
Kemiskinan Nishab Emas
Kemiskinan KIfayah Beras
Umum

Sesudah 0,03 0,07 0,14 0,15

Δ -0,12 -0,20 -0,29 -0,29


Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di seluruh lembaga program dan layanan publik baik sebelum maupun
setelah mendapatkan bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah
penduduk miskin (H) setelah memperoleh bantuan zakat mengalami
penurunan baik jika dihitung dengan menggunakan standar GK, HK, nishab
beras dan nishab emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin
terjadi pada perhitungan H dengan standar HK yaitu sebesar 51%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik seluruh lembaga program dan
layanan publik ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan
kesenjangan kemiskinan (P1). Data di atas menunjukkan tingkat kedalaman
kemiskinan mustahik mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai
I dan P1 yang juga menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan
kesenjangan pendapatan tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar
nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 19%. Nilai ini berbanding lurus
dengan nilai P1 yang menurun Rp999.450 pada nishab beras dan Rp1.018.396
pada nishab emas. Oleh karena itu, penyaluran zakat kepada mustahik
(penduduk miskin) oleh seluruh lembaga program dan layanan publik dapat
dikatakan berhasil menurunkan tingkat kedalaman kemiskinan.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukkan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik GK, HK, nishab beras maupun nishab emas, nilai P2 dan P3 di
seluruh lembaga program dan layanan publik mengalami penurunan.
Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks Sen
menggunakan standar HK, nishab beras, dan nishab emas yaitu sebesar 37%.
Sementara penurunan P3 mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan
standar nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 29%. Paparan data
tersebut menunjukkan bahwa penyaluran zakat yang dilakukan oleh seluruh

20
lembaga program dan layanan publik juga telah membantu menurunkan tingkat
keparahan kemiskinan mustahik.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Time Taken to Exit Poverty Seluruh Lembaga Program dan
Layanan Publik

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 6,86 14,33 23,70 24,04

Dengan bantuan zakat 1,58 3,91 8,16 8,35

Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
6,86 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 1,58 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 5,28 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar HK
menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 14,33 tahun. Sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 10,42 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 3,91
tahun.
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukkan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 15,54 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 23,70 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 8,16 tahun.
Sementara dengan standar nishab emas, jika sebelum bantuan zakat
waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 24,04 tahun,
setelah bantuan zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 8,35 tahun. Dengan
kata lain zakat mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 15,69 tahun.

21
2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:

Tabel 3.3 Hasil IKB Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian Nilai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,61 0,72 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 0,75 0,50 0,61 0,62 Baik
Nishab Cukup
3. 0,50 0,50 0,61 0,52
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0,50 0,50 0,61 0,52
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB seluruh lembaga program dan layanan
publik tahun 2020 akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Nilai IKB Seluruh Lembaga Program dan Layanan Publik
Berdasarkan Garis Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 84,95%
Kuadran-II 13,34%
Kuadran*
Kuadran-III 1,25%
Kuadran-IV 0,46%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,50
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,59
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin 99,03%
Variabel*
Pendapatan Tidak Rutin 85,32%

22
Aset Disewakan 82,63%
Tabungan 54,84%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,72
Rata-rata pendapatan Sebelum Rp2.397.173
seluruh lembaga program
Sesudah Rp7.087.533
dan layanan publik
Rata-rata nilai spiritual Sebelum 4,08
seluruh lembaga program
Sesudah 4,33
dan layanan publik
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB seluruh lembaga program dan layanan publik tahun 2020
adalah 0,72 (Baik). Jika dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST,
nilai yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 84,95%
rumah tangga mustahik berada di kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara
itu, sebanyak 13,34% mustahik berada di kuadran II atau berstatus miskin
material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukkan kelompok miskin
spiritual. Dalam hal ini, masih ditemukan sebanyak 1,25% mustahik yang
memerlukan khusus pendampingan spiritual meskipun telah merdeka secara
material. Terakhir, di kuadran IV yang menunjukkan kelompok miskin material
dan spiritual (miskin absolut) masih terdapat sebanyak 0,46% mustahik di
kelompok tersebut.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,50 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,59 (Cukup Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,61 (Baik). Dilihat dari komponen
penyusunnya, hampir seluruh mustahik telah memiliki pendapatan rutin yaitu
sebanyak 99,03%. Di sisi lain, sebanyak 85,32% mustahik memiliki
pendapatan tidak rutin. Lebih lanjut, terdapat 82,63% mustahik yang memiliki
pendapatan dari aset yang disewakan. Terakhir, pada komponen terakhir

23
penyusun indeks kemandirian, yaitu tabungan, sebanyak 54,84% mustahik
telah melakukan aktivitas menabung.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari seluruh
lembaga program dan layanan publik sebelum menerima zakat adalah
Rp2.397.173 dan setelah menerima zakat meningkat menjadi Rp7.087.533.
Hal ini menunjukkan bahwa zakat mampu meningkatkan pendapatan dari
mustahik. Kemudian rata-rata aspek spiritual mustahik juga mengalami
perubahan setelah diberikan bantuan zakat. Sebelum menerima zakat, rata-
rata aspek spiritual mustahik adalah 4,08 dan setelah diberikan zakat
meningkat menjadi 4,33. Artinya, zakat tidak hanya mampu meningkatkan
pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong mustahik dalam
meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Seluruh lembaga program dan layanan publik adalah sebesar Rp3,011,142 per
rumah tangga atau Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai
had kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik di Seluruh
lembaga program dan layanan publik dapat digambarkan pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.5 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik
Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,75


Kuadran-I 71,79%
Kuadran-II 26,49%
Kuadran*
Kuadran-III 1,02%
Kuadran-IV 0,69%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,50
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,59
Indeks Kemandirian 0,61
Variabel* Pendapatan Rutin 99,03%

24
Pendapatan Tidak Rutin 85,32%
Aset Disewakan 82,63%
Tabungan 54,84%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,62
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik pada tahun 2020
Berdasarkan had kifayah yaitu 0,62 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada
pada komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 0,75 (Baik).
Hasil dari kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 71,79%. Nilai ini
menunjukkan bahwa 71,79% mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok
sejahtera setelah diberikan bantuan oleh seluruh lembaga program dan
layanan publik. Sementara itu, terdapat 26,49% kelompok miskin material atau
rumah tangga mustahik yang berada di kuadran II yang pendapatannya masih
di bawah had kifayah nasional.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukkan kelompok miskin
spiritual. Masih terdapat 1,02% mustahik yang masih memerlukan perhatian
program pendampingan spiritual di samping kebutuhan material mereka yang
sudah terpenuhi, sehingga mereka bisa keluar dari kemiskinan spiritual.
Terakhir, pada kuadran IV atau kelompok miskin material dan spiritual (miskin
absolut), masih terdapat 0,69% mustahik yang ada di kelompok ini.
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode maupun standar
penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Seluruh lembaga program dan
layanan publik Berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,52 (Cukup Baik).
Adapun nishab beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 Berdasarkan harga
beras terbaru di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

25
Tabel 3.6 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik
Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 46,69%
Kuadran-II 51,60%
Kuadran*
Kuadran-III 0,93%
Kuadran-IV 0,79%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Indeks Kesehatan 0,50
Penyusun Indeks Pendidikan 0,59
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin 99,03%
Pendapatan Tidak Rutin 85,32%
Variabel*
Aset Disewakan 82,63%
Tabungan 54,84%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,52
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB seluruh lembaga program dan layanan publik tahun 2020
Berdasarkan standar nishab beras yaitu 0,52 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks
CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai
indeks CIBEST diketahui bahwa 46,69% atau hampir dari separuh rumah
tangga mustahik sudah berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas mustahik sudah mencapai kesejahteraan
material dan spiritual. Program zakat selama 1 tahun terakhir telah mampu
menaikkan status mustahik menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh
sudah berada di atas nilai nishab beras. Selain itu, diketahui terdapat 51,60%%
mustahik yang berada pada kuadran II (kelompok miskin material) yang artinya
masih terdapat mustahik yang miskin secara material meskipun telah sejahtera
secara spiritual. Sehingga, pada kondisi ini dibutuhkan perhatian lebih dari
program zakat khususnya bantuan material.

26
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukkan kelompok miskin
spiritual. Dalam hal ini masih terdapat 0,93% mustahik yang perlu dientaskan
dari kemiskinan spiritual melalui pendampingan spiritual. Sementara kuadran
IV menunjukkan masih terdapat 0,79% mustahik yang ada di kelompok miskin
material dan spiritual (miskin absolut).
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Seluruh lembaga program dan
layanan publik Berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,70 (Baik). Nilai
nishab emas yang digunakan Berdasarkan harga emas per 4 Desember 2019
adalah Rp 753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.7 Nilai IKB Seluruh lembaga program dan layanan publik
Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 46,09%
Kuadran-II 52,20%
Kuadran*
Kuadran-III 0,93%
Kuadran-IV 0,79%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,50
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,59
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin 99,03%
Variabel*
Pendapatan Tidak Rutin 85,32%

27
Aset Disewakan 82,63%
Tabungan 54,84%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,52
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, Berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Seluruh lembaga program dan layanan publik memperoleh nilai
IKB sebesar 0,52 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh
yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui
bahwa 46,09% rumah tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah
program zakat diketahui terdapat 46,09% mustahik tergolong kelompok
keluarga sejahtera yang berhasil dientaskan kemiskinannya. Kelompok
mustahik ini sudah berubah status menjadi muzaki dan memiliki kewajiban
untuk berzakat. Sementara itu, sebesar 52,20% masih memiliki penghasilan di
bawah standar nishab emas atau berada pada kuadran II (kelompok miskin
material) sehingga masih memerlukan bantuan zakat di masa mendatang.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukkan kelompok miskin
spiritual. Masih terdapat 0,93% mustahik yang perlu dientaskan dari
kemiskinan spiritual tersebut. Terakhir, masih terdapat 0,79% mustahik yang
ada di kuadran IV atau kuadran yang menunjukkan kelompok miskin material
dan spiritual (miskin absolut).
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di seluruh lembaga
program dan layanan publik menunjukkan adanya pengurangan jumlah
penduduk miskin yang menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat
baik itu yang diukur Berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras
maupun nishab emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan,

28
keparahan kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari
kemiskinan yang juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah
dilakukannya intervensi zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung Berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik. Namun,
perbaikan dan peningkatan perlu terus dilakukan oleh BAZNAS selaku
lembaga zakat agar semakin banyak mustahik yang merasakan manfaat dari
zakat serta terentaskan dari kemiskinan. Mengingat nilai indeks kesejahteraan
CIBEST telah mendapatkan nilai maksimal, maka peningkatan yang perlu
dilakukan ada pada aspek modifikasi IPM dan kemandirian.
Secara umum, peningkatan aspek-aspek tersebut dapat dilakukan
dengan cara integrasi program oleh seluruh lembaga program dan layanan
publik. Sebab, seluruh lembaga program memiliki seluruh karakteristik yang
berbeda dan saling melengkapi. Dengan begitu, seluruh aspek kehidupan
mustahik juga dapat terus meningkat. Misalnya, integrasi program antara Zakat
Community Development dan Mualaf Center BAZNAS, dapat meningkatkan
aspek material maupun spiritual mustahik sekaligus.
Selain itu, pendampingan yang lebih intensif juga perlu dilakukan oleh
lembaga program kepada mustahik. Pendampingan tersebut bisa membantu
untuk menanamkan pemahaman yang lebih baik kepada mustahik terkait
dengan aspek pendidikan, kesehatan, dan kemandirian. Misalnya saja,
mustahik diberikan penyuluhan terkait dengan pentingnya memiliki air bersih,
menjaga kesehatan, mendapatkan pendidikan yang layak serta kesadaran
finansial. Diharapkan dengan hal tersebut mustahik tidak hanya mengalami
peningkatan pendapatan tetapi seluruh aspek kehidupan lainnya juga turut
meningkat.

29
3.2 Zakat Community Development (ZCD)

1. Indikator Kemiskinan Umum

Tabel 3.8 Indikator Kemiskinan Umum Zakat Community Development

Indikator
Garis Had Nishab Nishab
Kemiskinan
Kemiskinan Kifayah Beras Emas
Umum
Sebelum 0,63 0,94 1 1
H Sesudah 0,09 0,27 0,58 0,59
Δ -0,54 -0,67 -0,42 -0,41
Sebelum 0,52 0,57 0,72 0,72
I Sesudah 0,33 0,33 0,41 0,42
Δ -0,19 -0,24 -0,31 -0,30
Sebelum Rp886.591 Rp1.763.998 Rp3.749.915 Rp3.843.665
P1 Sesudah Rp558.602 Rp1.006.557 Rp2.170.141 Rp2.226.819
Δ Rp(327.988) Rp(757.442) Rp(1.579.775) Rp(1.616.847)
Sebelum 0,44 0,69 0,82 0,83
P2 Sesudah 0,05 0,16 0,37 0,37
Δ -0,39 -0,53 -0,45 -0,46
Sebelum 0,24 0,39 0,56 0,56
P3 Sesudah 0,01 0,05 0,13 0,13
Δ -0,23 -0,34 -0,43 -0,43
Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di Zakat Community Development baik sebelum maupun setelah
mendapatkan bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk
miskin (H) setelah memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu
jika dihitung dengan menggunakan standar Garis Kemiskinan, Had Kifayah,
nishab beras maupun dengan menggunakan nishab emas. Adapun penurunan
tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar
Had Kifayah yaitu sebesar 67%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Zakat Community
Development ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan
kesenjangan kemiskinan (P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman
kemiskinan mustahik mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai
I dan P1 yang juga menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan
kesenjangan pendapatan tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar

30
nishab beras yaitu sebesar 31%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1 yang
menurun Rp1.579.775. Oleh karena itu, penyaluran zakat kepada mustahik
(penduduk miskin) di Zakat Community Development dapat dikatakan berhasil
menurunkan tingkat kedalaman kemiskinan.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik Garis Kemiskinan, Had Kifayah, nishab beras maupun nishab
emas, nilai P2 dan P3 di Zakat Community Development mengalami
penurunan. Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks
Sen menggunakan Had Kifayah yaitu sebesar 53%, sementara penurunan P3
mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan standar nishab beras dan
nishab emas yaitu sebesar 43%. Paparan data tersebut menunjukan bahwa
penyaluran zakat juga telah membantu menurunkan tingkat keparahan
kemiskinan di Zakat Community Development.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.9 Time Taken to Exit Poverty Zakat Community Development


Time Taken to Exit Nishab Nishab
GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 11,34 20,78 31,50 31,88
Dengan bantuan zakat 0,63 2,54 7,65 7,87
Sumber: Puskas, diolah
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa
adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
11,34 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,63 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 10,71 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar Had Kifayah
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 20,78 tahun, sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 18,24 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 2,54
tahun.

31
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 23,85 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 31,50 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 7,65 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 31,88 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 7,87 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 24,01 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.10 Hasil IKB Zakat Community Development

Modifikasi Keman Total


No Keterangan CIBEST Indikator
IPM dirian NIlai IKB
Garis
1. 1,00 0,25 0,57 0,61 Baik
Kemiskinan
Cukup
2. Had Kifayah 0,75 0,25 0,57 0,51
Baik
Nishab Cukup
3. 0,50 0,25 0,57 0,41
Beras baik
Nishab Cukup
4. 0,50 0,25 0,57 0,41
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Zakat Community Development tahun
2020 akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.11 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Garis


Kemiskinan
Indeks Kesejahteraan CIBEST 1

Kuadran* Kuadran-I 91,32%

32
Kuadran-II 8,68%
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Indeks Kesehatan 0,13
Penyusun Indeks Pendidikan 0,51
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 96,46%
Pendapatan Tidak Rutin 47,59%
Variabel*
Aset Disewakan 32,80%
Tabungan 47,59%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,61

Rata-rata Sebelum Rp1.490.085


pendapatan ZCD Sesudah Rp7.589.056

Rata-rata nilai Sebelum 4,15


spiritual ZCD Sesudah 4,47
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Zakat Community Development tahun 2020 adalah 0,61 (Baik).
Jika dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang dicapai yaitu
1 (Sangat Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 91,32% rumah tangga mustahik
berada di kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara itu, masih terdapat 8,68%
mustahik yang berada di kuadran II atau masih berstatus miskin material.
Dalam hal ini, meskipun bantuan zakat telah disalurkan, masih terdapat 8,68%
mustahik yang belum sejahtera secara material sehingga fokus bantuan pada
kelompok ini adalah dengan memberikan bantuan material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual
(miskin absolut). Dalam hal ini, tidak ada mustahik yang berada pada kedua
kuadran tersebut.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,25 (Kurang Baik). Indeks modifikasi IPM

33
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,13 (Tidak Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,51 (Cukup Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,57 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, 96,46% mustahik telah memiliki pendapatan rutin. Di
sisi lain, sebanyak 47,59% mustahik memiliki pendapatan tidak rutin. Terdapat
32,80% mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang disewakan.
Komponen terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan. Pada tahun
2020, jumlah mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 47,59%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari Zakat
Community Development sebelum menerima zakat adalah Rp1.490.085 dan
setelah menerima zakat meningkat menjadi Rp7.589.056. Hal ini menunjukkan
bahwa zakat mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-
rata aspek spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan
bantuan zakat. Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik
adalah 4,15 dan setelah diberikan zakat meningkat menjadi 4,47. Artinya, zakat
tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu
mendorong mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat,
puasa, dan infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Zakat Community Development adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah
tangga atau Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai had
kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik di Zakat Community
Development dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan Had


Kifayah
Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,75

Kuadran* Kuadran-I 72,67%

34
Kuadran-II 27,33%

Kuadran-III 0,00%

Kuadran-IV 0,00%

Indeks Modifikasi IPM 0,25

Indeks Indeks Kesehatan 0,13

Penyusun Indeks Pendidikan 0,51

Indeks Kemandirian 0,57

Pendapatan Rutin 96,46%

Pendapatan Tidak Rutin 47,59%


Variabel*
Aset Disewakan 32,80%

Tabungan 47,59%

INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,51


Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Zakat Community Development pada tahun 2020 berdasarkan


had kifayah yaitu 0,51 (Cukup Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada
komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik).
Hasil dari kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 72,67%. Nilai ini
menunjukkan bahwa 72,67% mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok
sejahtera setelah diberikan bantuan oleh Zakat Community Development.
Sementara itu, masih terdapat 27,33% kelompok miskin material atau rumah
tangga mustahik yang berada di kuadran II yang pendapatannya masih di
bawah had kifayah nasional.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual

35
(miskin absolut). Pada penghitungan dengan standar had kifayah, tidak
ditemukan mustahik pada kedua kelompok tersebut.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode
maupun standar penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Zakat Community
Development berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,51 (Cukup Baik).
Adapun nishab beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga
beras terbaru di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.13 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan


Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 42,44%
Kuadran-II 57,56%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan 0,13
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,51
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 96,46%
Pendapatan Tidak Rutin 47,59%
Variabel*
Aset Disewakan 32,80%
Tabungan 47,59%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,51
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

36
Nilai IKB Zakat Community Development tahun 2020 berdasarkan
standar nishab beras yaitu 0,51 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST
yang diperoleh yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks
CIBEST diketahui bahwa 42,44% atau kurang dari separuh rumah tangga
mustahik berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera) atau belum
mencapai kesejahteraan material dan spiritual. Selain itu, diketahui terdapat
57,56% mustahik yang berada pada kuadran II (kelompok miskin material)
yang artinya masih terdapat mustahik yang miskin secara material meskipun
telah sejahtera secara spiritual. Sehingga, pada kondisi ini dibutuhkan
perhatian lebih dari program zakat khususnya bantuan material. Kuadran III
adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual dan kuadran IV
menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin absolut).
Sebagaimana pengukuran menggunakan dua standar sebelumnya, tidak
ditemukan mustahik pada kedua kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Zakat Community
Development berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,41 (Cukup Baik). Nilai
nishab emas yang digunakan yaitu harga emas per 4 Desember 2020 adalah
Rp 753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan). Hasil penghitungan dampak zakat
yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.14 Nilai IKB Zakat Community Development Berdasarkan


Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 41,48%
Kuadran-II 58,52%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%

37
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan 0,13
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,51
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 96,46%
Pendapatan Tidak Rutin 47,59%
Variabel*
Aset Disewakan 32,80%
Tabungan 47,59%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,41
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Zakat Community Development memperoleh nilai IKB sebesar
0,41 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar
0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 41,48%
rumah tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program zakat
diketahui terdapat 41,48% mustahik tergolong kelompok keluarga sejahtera
yang berhasil dientaskan kemiskinannya. Kelompok mustahik ini sudah
berubah status menjadi muzaki dan memiliki kewajiban untuk berzakat.
Sementara itu, sebesar 58,52% masih memiliki penghasilan di bawah standar
nishab emas atau berada pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga
masih memerlukan bantuan zakat di masa mendatang.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual
(miskin absolut). Sebagaimana pada penghitungan menggunakan tiga standar
sebelumnya, tidak ditemukan mustahik pada kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak
terdapat perbedaan metode maupun standar penghitungan.

38
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di Zakat Community
Development menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin
yang menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa perbaikan yang dapat dilakukan
agar zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal
kepada mustahik.
Pertama, dukungan pada aspek material masih perlu dimaksimalkan
agar mampu mengentaskan lebih banyak kemiskinan material pada kelompok
mustahik yang masih berada di kuadran II CIBEST. Kedua, nilai indeks
modifikasi IPM yang terdiri dari komponen pendidikan dan kesehatan yang
masih berada pada predikat Kurang Baik. Jika dilihat lebih detail pada
komponen indeks modifikasi IPM, indeks kesehatan adalah komponen yang
paling perlu mendapat perhatian lebih mengingat kriteria yang dicapai adalah
Tidak Baik. Program penyuluhan kesehatan adalah salah satu program yang
dapat diimplementasikan. Adapun indeks pendidikan mencapai kriteria Cukup
Baik. Dalam hal ini masih perlu ditingkatkan kesadaran mustahik akan
pendidikan setidaknya untuk program wajib belajar.
Pada indeks kemandirian, ditemukan inklusi keuangan melalui
kepemilikan tabungan sudah baik namun masih bisa ditingkatkan. Harapannya,
program zakat tidak hanya memberikan kontribusi positif pada penurunan
jumlah angka kemiskinan melainkan juga meningkatkan kualitas kehidupan
para mustahik.

39
3.3 Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM)
1. Indikator Kemiskinan Umum
Tabel 3.15 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Pemberdayaan
Ekonomi Mustahik

Indikator
Garis Had Nishab Nishab
Kemiskinan
Kemiskinan Kifayah Beras Emas
Umum
Sebelum 0,03 0,18 0,52 0,53
H Sesudah 0,00 0,01 0,04 0,04
Δ -0,03 -0,17 -0,48 -0,49
Sebelum 0,25 0,20 0,28 0,28
I Sesudah 0,00 0,10 0,33 0,34
Δ -0,25 -0,10 0,05 0,06
Sebelum Rp421.000 Rp619.423 Rp1.462.405 Rp1.518.565
P1 Sesudah Rp0 Rp313.352 Rp1.738.333 Rp1.832.083
Δ Rp(421.000) Rp(306.071) Rp275.928 Rp313.519
Sebelum 0,01 0,09 0,29 0,30
P2 Sesudah 0,00 0,01 0,02 0,02
Δ -0,01 -0,08 -0,27 -0,28
Sebelum 0,00 0,02 0,07 0,07
P3 Sesudah 0,00 0,00 0,01 0,01
Δ -0,00 -0,02 -0,06 -0,06
Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik baik sebelum maupun
setelah mendapatkan bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah
penduduk miskin (H) setelah memperoleh bantuan zakat mengalami
penurunan baik itu jika dihitung dengan menggunakan standar Garis
Kemiskinan, Had Kifayah, nishab beras maupun dengan menggunakan nishab
emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada
perhitungan H dengan standar nishab emas yaitu sebesar 49%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Lembaga Pemberdayaan
Ekonomi Mustahik ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan
kesenjangan kemiskinan (P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman
kemiskinan mustahik mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai
I dan P1 yang juga menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan
kesenjangan pendapatan tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar

40
Garis Kemiskinan yaitu sebesar 25%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1
yang menurun Rp421.000. Oleh karena itu, penyaluran zakat kepada mustahik
(penduduk miskin) di Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik dapat
dikatakan berhasil menurunkan tingkat kedalaman kemiskinan.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik Garis Kemiskinan, Had Kifayah, nishab beras maupun nishab
emas, nilai P2 dan P3 di Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
mengalami penurunan. Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan
Indeks Sen menggunakan nishab emas yaitu sebesar 28%, sementara
penurunan P3 mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan standar
nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 6%. Paparan data tersebut
menunjukan bahwa penyaluran zakat juga telah membantu menurunkan
tingkat keparahan kemiskinan di Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhKan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.16 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Pemberdayaan


Ekonomi Mustahik

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 0,17 1,03 4,20 4,39
Dengan bantuan zakat 0,00 0,03 0,35 0,36
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
0,17 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 0,17 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar Had Kifayah
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 1,03 tahun, sementara dengan bantuan zakat

41
dapat lebih cepat 0,03 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 1,00
tahun.
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 3,85 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 4,20 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan waktu
0,35 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 4,39 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 0,36 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 4,03 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.17 Hasil IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,52 0,70 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 1,00 0,50 0,52 0,70 Baik
Nishab
3. 1,00 0,50 0,52 0,70 Baik
Beras
Nishab
4. 1,00 0,50 0,52 0,70 Baik
Emas
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi
Mustahik tahun 2020 akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

42
Tabel 3.18 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
berdasarkan Garis Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 92,81%
Kuadran-II
0,00%
Kuadran*
Kuadran-III
7,19%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Indeks Kesehatan 0,45
Penyusun Indeks Pendidikan 0,62
Indeks Kemandirian 0,52
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 77,12%
Variabel*
Aset Disewakan 98,04%
Tabungan 52,29%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,70

Rata-rata pendapatan Sebelum Rp5.915.752


LPEM Sesudah Rp11.609.542

Rata-rata nilai spiritual Sebelum 3,95


LPEM Sesudah 4,18
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik tahun 2020


adalah 0,70 (Baik). Jika dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST,
nilai yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 92,81%
rumah tangga mustahik berada di kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara
itu, tidak terdapat mustahik yang berada di kuadran II atau yang berstatus
miskin material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini, masih ditemukan sebanyak 7,19% mustahik yang memerlukan
khusus pendampingan spiritual meskipun telah merdeka secara material.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual

43
(miskin absolut). Dalam hal ini, tidak ada mustahik yang berada pada kuadran
tersebut.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,45 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,62 (Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,52 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, seluruh mustahik telah memiliki pendapatan rutin. Di
sisi lain, sebanyak 77,12% mustahik memiliki pendapatan tidak rutin. Terdapat
98,04% mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang disewakan.
Komponen terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan. Pada tahun
2020, jumlah mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 52,29%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik sebelum menerima zakat adalah
Rp5.915.752 dan setelah menerima zakat meningkat menjadi Rp11.609.542.
Hal ini menunjukkan bahwa zakat mampu meningkatkan pendapatan dari
mustahik. Kemudian rata-rata aspek spiritual mustahik juga mengalami
perubahan setelah diberikan bantuan zakat. Sebelum menerima zakat, rata-
rata aspek spiritual mustahik adalah 3,95 dan setelah diberikan zakat
meningkat menjadi 4,18. Artinya, zakat tidak hanya mampu meningkatkan
pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong mustahik dalam
meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik adalah sebesar Rp3,011,142 per
rumah tangga atau Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai
had kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik di Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

44
Tabel 3.19 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 91,50%
Kuadran-II 1,31%
Kuadran*
Kuadran-III 7,19%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,45
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,62
Indeks Kemandirian 0,52
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 77,12%
Variabel*
Aset Disewakan 98,04%
Tabungan 52,29%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,70
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik pada tahun 2020


berdasarkan had kifayah yaitu 0,70 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada
pada komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1 (Sangat
Baik). Hasil dari kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik
yang berada di kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 91,50%. Nilai ini
menunjukkan bahwa 91,50% mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok
sejahtera setelah diberikan bantuan oleh Lembaga Pemberdayaan Ekonomi
Mustahik. Sementara itu, masih terdapat 1,31% kelompok miskin material atau
rumah tangga mustahik yang berada di kuadran II yang pendapatannya masih
di bawah had kifayah nasional.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Masih terdapat 7,19% mustahik yang masih memerlukan perhatian program
pendampingan spiritual di samping kebutuhan material mereka yang sudah
terpenuhi, sehingga mereka bisa keluar dari kemiskinan spiritual. Sementara

45
kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin
absolut). Pada penghitungan dengan standar had kifayah, tidak ditemukan
mustahik pada kelompok tersebut.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode
maupun standar penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Lembaga Pemberdayaan
Ekonomi Mustahik berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,70 (Baik).
Adapun nishab beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga
beras terbaru di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.20 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik


Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 88,89%
Kuadran-II 3,92%
Kuadran*
Kuadran-III 7,19%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,45
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,62
Indeks Kemandirian 0,52
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 77,12%
Variabel*
Aset Disewakan 98,04%
Tabungan 52,29%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,70
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

46
Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik tahun 2020
berdasarkan standar nishab beras yaitu 0,70 (Baik). Adapun nilai indeks
CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 1 (Sangat Baik). Berdasarkan nilai indeks
CIBEST diketahui bahwa 88,89% atau lebih dari separuh rumah tangga
mustahik sudah berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas mustahik sudah mencapai kesejahteraan
material dan spiritual. Program zakat selama 1 tahun terakhir telah mampu
menaikkan status mustahik menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh
sudah berada di atas nilai nishab beras. Selain itu, diketahui terdapat 3,92%
mustahik yang berada pada kuadran II (kelompok miskin material) yang artinya
masih terdapat mustahik yang miskin secara material meskipun telah sejahtera
secara spiritual. Sehingga, pada kondisi ini dibutuhkan perhatian lebih dari
program zakat khususnya bantuan material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini masih terdapat 7,19% mustahik yang perlu dientaskan dari
kemiskinan spiritual melalui pendampingan spiritual. Sementara kuadran IV
menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin absolut).
Sebagaimana pengukuran menggunakan dua standar sebelumnya, tidak
ditemukan mustahik pada kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Lembaga Pemberdayaan
Ekonomi Mustahik berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,70 (Baik). Nilai
nishab emas yang digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2020
adalah Rp 753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

47
Tabel 3.21 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik
Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 88,89%
Kuadran-II 3,92%
Kuadran*
Kuadran-III 7,19%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,45
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,62
Indeks Kemandirian 0,52
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 77,12%
Variabel*
Aset Disewakan 98,04%
Tabungan 52,29%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,70
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik memperoleh nilai
IKB sebesar 0,70 (Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu
sebesar 1 (Sangat Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa
88,89% rumah tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program
zakat diketahui terdapat 88,89% mustahik tergolong kelompok keluarga
sejahtera yang berhasil dientaskan kemiskinannya. Kelompok mustahik ini
sudah berubah status menjadi muzaki dan memiliki kewajiban untuk berzakat.
Sementara itu, sebesar 3,92% masih memiliki penghasilan di bawah standar
nishab emas atau berada pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga
masih memerlukan bantuan zakat di masa mendatang.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Masih terdapat 7,19% mustahik yang perlu dientaskan dari kemiskinan spiritual
tersebut. Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan

48
spiritual (miskin absolut). Sebagaimana pada penghitungan menggunakan tiga
standar sebelumnya, tidak ditemukan mustahik pada kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak
terdapat perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik menunjukkan adanya pengurangan jumlah
penduduk miskin yang menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat
baik itu yang diukur berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras
maupun nishab emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan,
keparahan kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari
kemiskinan yang juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah
dilakukannya intervensi zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa perbaikan yang dapat dilakukan
agar zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal
kepada mustahik.
Pertama, dukungan pada aspek spiritual masih perlu dimaksimalkan
agar mampu mengentaskan lebih banyak kemiskinan spiritual pada kelompok
mustahik yang masih berada di kuadran III CIBEST. Kedua, nilai indeks
modifikasi IPM yang terdiri dari komponen pendidikan dan kesehatan yang
masih berada pada predikat Cukup Baik. Jika dilihat lebih detail pada
komponen indeks modifikasi IPM, indeks kesehatan adalah komponen yang
paling perlu mendapat perhatian lebih mengingat kriteria yang dicapai adalah
Cukup Baik. Program penyuluhan kesehatan adalah salah satu program yang
dapat diimplementasikan. Adapun indeks Pendidikan telah mencapai kriteria
Baik.
Pada indeks kemandirian, inklusi keuangan melalui kepemilikan
tabungan sudah baik namun masih terus bisa ditingkatkan. Kesadaran finansial

49
oleh mustahik perlu ditingkatkan agar mereka bisa mengelola keuangannya
dengan baik saat pendapatan mereka meningkat.
Untuk mempermudah dalam meningkatkan berbagai aspek tersebut
maka Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik dapat berkolaborasi dalam
membantu mustahik. Harapannya, dalam jangka panjang program zakat
diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi positif pada penurunan jumlah
angka kemiskinan melainkan juga meningkatkan kualitas kehidupan para
mustahik.

50
3.4 BAZNAS Microfinance (BMFi)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.22 Indikator Kemiskinan Umum BAZNAS Microfinance

Indikator
Garis Had Nishab Nishab
Kemiskinan
Kemiskinan KIfayah Beras Emas
Umum
Sebelum 0,20 0,56 0,90 0,91
H Sesudah 0,00 0,08 0,48 0,49
Δ -0,20 -0,48 -0,42 -0,42
Sebelum 0,33 0,35 0,47 0,48
I Sesudah 0,03 0,21 0,24 0,25
Δ -0,30 -0,14 -0,23 -0,23
Sebelum Rp552.837 Rp1.070.417 Rp2.465.113 Rp2.547.763
P1 Sesudah Rp51.000 Rp637.352 Rp1.263.771 Rp1.335.458
Δ Rp(501.837) Rp(433.065) Rp(1.201.341) Rp(1.212.305)
Sebelum 0,12 0,33 0,61 0,61
P2 Sesudah 0,00 0,04 0,25 0,26
Δ -0,12 -0,29 -0,35 -0,35
Sebelum 0,03 0,10 0,25 0,25
P3 Sesudah 0,00 0,00 0,04 0,04
Δ -0,03 -0,10 -0,21 -0,21
Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di BAZNAS Microfinance baik sebelum maupun setelah mendapatkan
bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah
memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu jika dihitung dengan
menggunakan standar Garis Kemiskinan, Had Kifayah, nishab beras maupun
dengan menggunakan nishab emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah
penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar Had Kifayah yaitu
sebesar 48%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di BAZNAS Microfinance
ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan kesenjangan kemiskinan
(P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman kemiskinan mustahik
mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai I dan P1 yang juga
menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan kesenjangan pendapatan
tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar garis kemiskinan yaitu

51
sebesar 30%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1 yang menurun
Rp501.837. Oleh karena itu, penyaluran zakat kepada mustahik (penduduk
miskin) di BAZNAS Microfinance dapat dikatakan berhasil menurunkan tingkat
kedalaman kemiskinan.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik Garis Kemiskinan, Had Kifayah, nishab beras maupun nishab
emas, nilai P2 dan P3 di BAZNAS Microfinance mengalami penurunan.
Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks Sen
menggunakan nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 35%, sementara
penurunan P3 mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan standar
nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 21%. Paparan data tersebut
menunjukan bahwa penyaluran zakat juga telah membantu menurunkan
tingkat keparahan kemiskinan di BAZNAS Microfinance.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.23 Time Taken to Exit Poverty BAZNAS Microfinance

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 2,03 6,19 14,36 14,69
Dengan bantuan zakat 0,00 0,38 3,01 3,19
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
2,03 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 2,03 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar had kifayah
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 6,19 tahun, sementara dengan bantuan zakat

52
dapat lebih cepat 5,81 tahun atau hanya membututuhkan waktu selama 0,38
tahun.
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 11,35 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 14,36 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 3,01 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 14,69 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 3,19 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 11,50 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.24 Hasil IKB BAZNAS Microfinance

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1.00 0.50 0.69 0.74 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 1.00 0.50 0.69 0.74 Baik
Nishab Cukup
3. 0.50 0.50 0.69 0.54
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0.50 0.50 0.69 0.54
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB BAZNAS Microfinance tahun 2020 akan
diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

53
Tabel 3.25 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Garis
Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 96,75%
Kuadran-II 0,41%
Kuadran*
Kuadran-III 2,85%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,54
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,63
Indeks Kemandirian 0,69
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 60,57%
Variabel*
Aset Disewakan 58,13%
Tabungan 75,20%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,74

Rata-rata Sebelum Rp3.291.423


pendapatan BMFi Sesudah Rp5.696.545

Rata-rata nilai Sebelum 4,14


spiritual BMFi Sesudah 4,27
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB BAZNAS Microfinance tahun 2020 adalah 0,74 (Baik). Jika
dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang dicapai yaitu 1
(Sangat Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 96,75% rumah tangga mustahik
berada di kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara itu, masih terdapat 0,41%
mustahik yang berada di kuadran II atau masih berstatus miskin material atau
masih terdapat 0,41% mustahik yang belum sejahtera secara material
sehingga fokus bantuan pada kelompok ini adalah dengan memberikan
bantuan material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Di tahun 2020, setidaknya 2,85% mustahik masih memerlukan pembinaan

54
spiritual agar terentaskan dari kemiskinan spiritual. Sementara kuadran IV
menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin absolut). Dalam hal
ini, tidak ada mustahik yang berada pada kuadran tersebut.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks Pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,54 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,63 (Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,69 (Baik). Dilihat dari komponen
penyusunnya, seluruh mustahik telah memiliki pendapatan rutin. Di sisi lain,
sebanyak 60,57% mustahik memiliki pendapatan tidak rutin. Terdapat 58,13%
mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang disewakan. Komponen
terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan. Pada tahun 2020, jumlah
mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 75,20%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari BAZNAS
Microfinance sebelum menerima zakat adalah Rp3.291.423 dan setelah
menerima zakat meningkat menjadi Rp5.696.545. Hal ini menunjukkan bahwa
zakat mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata
aspek spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan
zakat. Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 4,14
dan setelah diberikan zakat meningkat menjadi 4,27. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
BAZNAS Microfinance adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah tangga atau
Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018). Berdasarkan nilai had kifayah tersebut
maka dampak zakat terhadap mustahik di BAZNAS Microfinance dapat
digambarkan pada tabel di bawah ini:

55
Tabel 3.26 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 89,02%
Kuadran-II 8,13%
Kuadran*
Kuadran-III 2,85%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,54
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,63
Indeks Kemandirian 0,69
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 60,57%
Variabel*
Aset Disewakan 58,13%
Tabungan 75,20%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,74
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB BAZNAS Microfinance pada tahun 2020 berdasarkan had


kifayah yaitu 0,74 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen
indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik). Hasil dari
kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang berada di
kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 89,02%. Nilai ini menunjukkan bahwa
89,02% mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok sejahtera setelah
diberikan bantuan oleh BAZNAS Microfinance. Sementara itu, masih terdapat
8,13% kelompok miskin material atau rumah tangga mustahik yang berada di
kuadran II yang pendapatannya masih di bawah had kifayah nasional.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Pada kuadran ini, masih terdapat 2,85% mustahik yang memerlukan
pembinaan spiritual. Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin
material dan spiritual (miskin absolut). Pada penghitungan dengan standar had
kifayah, tidak ditemukan mustahik pada kelompok tersebut.

56
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode
maupun standar penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di BAZNAS Microfinance
berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,54 (Cukup Baik), Adapun nishab
beras yang digunakan adalah Rp5,240,000 berdasarkan harga beras terbaru
di Indonesia, Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.27 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 49,59%
Kuadran-II 47,56%
Kuadran*
Kuadran-III 2,44%
Kuadran-IV 0,41%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,54
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,63
Indeks Kemandirian 0,69
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 60,57%
Variabel*
Aset Disewakan 58,13%
Tabungan 75,20%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,54
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB BAZNAS Microfinance tahun 2020 berdasarkan standar nishab


beras yaitu 0,54 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh
yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui

57
bahwa 49,59% atau kurang dari separuh rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
separuh mustahik belum mencapai kesejahteraan material dan spiritual.
Program zakat selama 1 tahun terakhir belum mampu menaikkan status
mustahik menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh belum berada di
atas nilai nishab beras. Selain itu, diketahui terdapat 47,56% mustahik yang
berada pada kuadran II (kelompok miskin material) yang artinya masih terdapat
mustahik yang miskin secara material meskipun telah sejahtera secara
spiritual. Sehingga, pada kondisi ini dibutuhkan perhatian lebih dari program
zakat khususnya bantuan material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Pada kelompok ini ditemukan 2,44% mustahik yang masih memerlukan
pembinaan spiritual. Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin
material dan spiritual (miskin absolut). Pada pengukuran menggunakan
standar nishab beras, terdapat 0,41% mustahik yang berada pada kondisi
miskin absolut. Artinya, aspek material dan spiritual menjadi perhatian utama
pada kelompok mustahik ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di BAZNAS Microfinance
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,54 (Cukup Baik). Nilai nishab emas
yang digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2020 adalah Rp
753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil penghitungan dampak
zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.28 Nilai IKB BAZNAS Microfinance Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 48,78%
Kuadran* Kuadran-II 48,37%
Kuadran-III 2,44%

58
Kuadran-IV 0,41%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,54
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,63
Indeks Kemandirian 0,68
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 60,57%
Variabel*
Aset Disewakan 58,13%
Tabungan 75,20%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,54
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, BAZNAS Microfinance memperoleh nilai IKB sebesar 0,54
(Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,50
(Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 48,78%
rumah tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program zakat
diketahui terdapat 48,78% mustahik tergolong kelompok keluarga sejahtera
yang berhasil dientaskan kemiskinannya. Kelompok mustahik ini sudah
berubah status menjadi muzaki dan memiliki kewajiban untuk berzakat.
Sementara itu, sebesar 48,37% masih memiliki penghasilan di bawah standar
nishab emas atau berada pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga
masih memerlukan bantuan zakat di masa mendatang.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Sebanyak 2,44% mustahik membutuhkan perhatian lebih pada aspek spiritual.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual.
Dalam hal ini, masih terdapat 0,41% mustahik yang harus dientaskan dari
kemiskinan absolut.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak
terdapat perbedaan metode maupun standar penghitungan.

59
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di BAZNAS
Microfinance menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa perbaikan yang dapat dilakukan
agar zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal
kepada mustahik.
Pertama, dukungan pada aspek material masih perlu dimaksimalkan
agar mampu mengentaskan lebih banyak kemiskinan material pada kelompok
mustahik yang masih berada di kuadran II CIBEST. Selain itu, masih terdapat
mustahik yang memerlukan bimbingan spiritual seperti pengajian rutin,
pembinaan rohani lainnya, agar bisa keluar dari kemiskinan spiritual. Kedua,
nilai indeks modifikasi IPM yang terdiri dari komponen pendidikan dan
kesehatan yang masih berada pada predikat Cukup Baik. Jika dilihat lebih detail
pada komponen indeks modifikasi IPM, indeks kesehatan adalah komponen
yang perlu mendapat perhatian lebih mengingat kriteria yang dicapai adalah
Cukup Baik. Adapun indeks pendidikan sudah mencapai kriteria Baik.
Selanjutnya, meski untuk saat ini indeks kemandirian yang didapatkan
sudah masuk kategori Baik, namun BAZNAS Microfinance masih perlu
memastikan mustahik memiliki kesadaran finansial yang tinggi meski bantuan
zakat telah selesai diberikan. Sebab, salah satu hal yang sering menimpa
mustahik adalah saat mengalami peningkatan pendapatan mereka cenderung
untuk segera menghabiskan uang tersebut untuk kebutuhan konsumtif jangka
pendek.

60
3.5 Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB)

1. Indikator Kemiskinan Umum

Tabel 3.29 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Beasiswa BAZNAS

Indikator Garis
Nishab Nishab
Kemiskinan Kemiskina Had Kifayah
Beras Emas
Umum n
Sebelum 0,49 0,77 0,93 0,93

H Sesudah 0,00 0,03 0,11 0,11

Δ -0,49 -0,74 -0,82 -0,82

Sebelum 0,45 0,53 0,63 0,64

I Sesudah 0,00 0,20 0,28 0,29

Δ -0,45 -0,33 -0,35 -0,34

Sebelum Rp772.666 Rp1.639.889 Rp3.304.645 Rp3.398.395

P1 Sesudah 0 Rp632.241 Rp1.471.176 Rp1.564.926

Δ (Rp772.666) (Rp1.007.648) (Rp1.833.468) (Rp1.833.468)

Sebelum 0,32 0,54 0,72 0,72

P2 Sesudah 0,00 0,02 0,06 0,06

Δ -0,32 -0,53 -0,66 -0,66

Sebelum 0,15 0,28 0,43 0,44

P3 Sesudah 0,00 0,00 0,01 0,01

Δ -0,15 -0,27 -0,42 -0,42

Sumber: Puskas, diolah

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah


memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik jika dihitung dengan
menggunakan standar garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
nishab emas. Penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin sebanyak 82% jika
dihitung dengan menggunakan standar nishab beras dan nishab emas. Nilai
kesenjangan pendapatan (I) mengalami penurunan tertinggi yaitu standar garis
kemiskinan yaitu sebesar 45%. Artinya zakat bermanfaat dalam menurunkan
tingkat kesenjangan pendapatan pada kelompok rumah tangga mustahik.

61
Kemudian, nilai kesenjangan kemiskinan (P1) mengalami penurunan
sebesar 100% pada perhitungan dengan menggunakan standar garis
kemiskinan. Diikuti dengan nilai kedalaman kemiskinan (P2 dan P3) secara
berturut-turut sebesar 32% dan 15% pada standar yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa zakat mampu mengurangi jumlah penduduk miskin
dengan diikuti penurunan kesenjangan pendapatan, kemiskinan dan
kedalaman kemiskinan di Lembaga Beasiswa BAZNAS

Tabel 3.30 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Beasiswa BAZNAS

Time Taken to Exit Nishab


GK HK Nishab Emas
Poverty Beras
Tanpa bantuan zakat 6,01 13,60 22,89 23,24
Dengan bantuan zakat 0,00 0,15 0,80 0,84
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
6,01 tahun dan dengan adanya bantuan zakat maka seluruh mustahik dapat
terentaskan dari kemiskinan. Kemampuan zakat dalam menurunkan lamanya
seseorang untuk keluar dari kemiskinan juga terlihat pada standar had kifayah.
Jika tanpa zakat seseorang membutuhkan waktu 13,60 tahun, maka dengan
zakat dapat berkurang 13,45 tahun menjadi 0,15 tahun. Pada standar nishab
baik beras maupun emas juga menunjukkan pola yang sama. Terjadi
penurunan sebanyak 22,09 tahun dari 22,89 tahun menjadi 0,80 tahun untuk
standar Nishab beras. Sedangkan untuk nishab emas, zakat mampu
mengurangi 22,40 tahun untuk sesorang keluar dari status mustahik menjadi
seorang muzakki.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:

62
Tabel 3.31 Hasil IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian Nilai Indikator
IPM
IKB
Garis Sangat
1. 1,00 0,75 0,72 0,84
Kemiskinan Baik
Sangat
2. Had Kifayah 1,00 0,75 0,72 0,84
Baik
Nishab Sangat
3. 1,00 0,75 0,72 0,84
Beras Baik
Nishab Sangat
4. 1,00 0,75 0,72 0,84
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS tahun 2020 akan
diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.32 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Garis


Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 100,00%
Kuadran-II 0,00%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,42
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,82
Indeks Kemandirian 0,72
Pendapatan Rutin 96,04%
Pendapatan Tidak Rutin 81,85%
Variabel*
Aset Disewakan 42,57%
Tabungan 97,36%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,84

63
Rata-Rata Sebelum Rp2.607.579
Pendapatan LBB Sesudah Rp15.122.678
Rata-Rata Spiritual Sebelum 4,51
LBB Sesudah 4,68
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS tahun 2020 adalah sebesar 0,84
(Sangat Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen indeks
CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran
CIBEST menunjukkan bahwa sebanyak seluruh rumah tangga mustahik
berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera).
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM, nilai yang diperoleh
adalah sebesar 0,75 (Baik). Indeks modifikasi IPM terdiri dari dua indeks yaitu
indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari indeks kesehatan sebesar
0,42 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks pendidikan sebesar 0,82 (Sangat Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun 2020, nilai indeks kemandirian sebesar 0,72 (Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, mustahik yang telah memiliki pendapatan rutin telah
mencapai 96,04%. Kemudian, 81,85% mustahik juga telah memiliki
pendapatan tidak rutin, Terdapat 42,75% mustahik yang memiliki pendapatan
dari aset yang disewakan serta sebanyak 97,36% rumah tangga mustahik telah
memiliki tabungan pada lembaga keuangan yang ada.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat LBB sebelum
menerima zakat adalah Rp2.607.579 dan setelah menerima zakat meningkat
menjadi Rp15.122.678. Hal ini menunjukkan bahwa zakat mampu
meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata aspek spiritual
mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan zakat.
Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 4,51 dan
setelah diberikan zakat meningkat menjad 4,68. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan
infak.

64
b. Had Kifayah
Besaran nominal rupiah pada standar had kifayah yang digunakan untuk
mengukur dampak zakat di Lembaga Beasiswa BAZNAS adalah sebesar Rp
3.088.352 per rumah tangga atau Rp 772.088 per kapita (Puskas, 2018).
Berdasarkan nilai had kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik
pada Lembaga Beasiswa BAZNAS dapat digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.33 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Had


Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 97,03%
Kuadran-II 2,97%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,42
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,82
Indeks Kemandirian 0,72
Pendapatan Rutin 96,04%
Pendapatan Tidak Rutin 81,85%
Variabel*
Aset Disewakan 42,57%
Tabungan 97,36%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,84
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS pada tahun 2020 berdasarkan


had kifayah yaitu 0,84 (Sangat Baik) sama dengan standar garis kemiskinan.
Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen indeks CIBEST, nilai indeks
yang dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran CIBEST juga
menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera) sebesar 97,03%. Nilai ini jauh perbandingannya
dengan jumlah mustahik yang berada di kuadran II (kemiskinan material) yang
hanya sebesar 2,97%.

65
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Lembaga Beasiswa BAZNAS
berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,84 (Sangat Baik). Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.34 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Nishab


Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 88,78%
Kuadran-II 11,22%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,42
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,82
Indeks Kemandirian 0,72
Pendapatan Rutin 96,04%
Pendapatan Tidak Rutin 81,85%
Variabel*
Aset Disewakan 42,57%
Tabungan 97,36%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,84
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS tahun 2020 berdasarkan standar


nishab beras yaitu 0,84 (Sangat Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang
diperoleh yaitu sebesar 1,00 (Sangat Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST
diketahui bahwa 88,78% rumah tangga mustahik berada di kuadran I

66
(kelompok keluarga sejahtera). Sedangkan rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran II hanya sebesar 11,22%. Hal ini menunjukkan bahwa zakat
yang didistribusikan kepada rumah tangga mustahik ini mampu mengangkat
kesejahteraan ekonomi dan spiritualnya sehingga terdapat perubahan
signifikan pada hasil CIBEST.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Lembaga Beasiswa BAZNAS
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,84 (Sangat Baik). Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.35 Nilai IKB Lembaga Beasiswa BAZNAS Berdasarkan Nishab


Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 88,78%
Kuadran-II 11,22%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,42
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,82
Indeks Kemandirian 0,72
Pendapatan Rutin 96,04%
Pendapatan Tidak Rutin 81,85%
Variabel*
Aset Disewakan 42,57%
Tabungan 97,36%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,84
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

67
Pada tahun 2020, Lembaga Beasiswa BAZNAS memperoleh nilai IKB
sebesar 0,84 (Sangat Baik) jika dihitung berdasarkan nishab emas. Adapun
nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 1,00 (Sangat Baik).
Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 88,78% rumah tangga
mustahik berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas mustahik telah mencapai kesejahteraan
material dan spiritual. Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat
dikatakan sudah menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah
bernilai sama dengan atau di atas nilai nishab emas.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Beasiswa
BAZNAS menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kesenjangan pendapatan dan kemiskinan,
kedalaman kemiskinan, keparahan kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan
untuk keluar dari kemiskinan yang juga menunjukkan hasil yang baik setelah
dilakukannya intervensi zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan mencapai nilai 0,84 dan termasuk
dalam kategori Sangat Baik. Terdapat rekomendasi yang dapat dilakukan agar
zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal kepada
mustahik. Perlunya program – program peningkatan kualitas kesehatan
mustahik mengingat nilai indeks kesehatan LBB masih perlu ditingkatkan.
Program bantuan kesehatan seperti keikutsertaan mustahik dalam sistem
jaringan pengaman nasional (BPJS Kesehatan) dapat dilakukan. Selain itu
bantuan renovasi atap, lantai dan WC rumah juga dapat meningkatkan
kebersihan dan mencegah penyakit. Tidak lupa, gaya hidup sehat sesuai
tuntunan Rasulullah SAW juga dapat disosialisasikan seperti makan dan
minum dengan gizi seimbang.

68
3.6 BAZNAS Tanggap Bencana (BTB)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.36 Indikator Kemiskinan Umum BAZNAS Tanggap Bencana

Indikator
Garis Had Nishab Nishab
Kemiskinan
Kemiskinan Kifayah Beras Emas
Umum
Sebelum 0,49 0,78 0,90 0,91

H Sesudah 0,23 0,57 0,87 0,89

Δ -0,26 -0,21 -0,02 -0,02

Sebelum 0,50 0,53 0,66 0,66

I Sesudah 0,36 0,37 0,49 0,50

Δ -0,14 -0,16 -0,17 -0,16

Sebelum Rp855.651 Rp1.645.190 Rp3.458.654 Rp3.507.864

P1 Sesudah Rp610.778 p1.142.331 Rp2.592.979 Rp2.652.464

Δ (Rp244.873) (Rp502.860) (Rp865.674) (Rp855.400)

Sebelum 0,34 0,56 0,71 0,72

P2 Sesudah 0,14 0,35 0,60 0,61

Δ -0,20 -0,20 -0,11 -0,11

Sebelum 0,17 0,29 0,44 0,45

P3 Sesudah 0,05 0,12 0,26 0,27

Δ -0,13 -0,17 -0,18 -0,18

Sumber: Puskas, diolah

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah


memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu jika dihitung dengan
menggunakan standar garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
dengan menggunakan nishab emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah
penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar Garis Kemiskinan
yaitu sebesar 26%. Penurunan ini juga terjadi pada indikator kemiskinan yang
lain setiap standar yang digunakan (garis kemiskinan, had kifayah, nishab
beras, dan nishab emas). Nilai kesenjangan pendapatan (I) juga mengalami
penurunan sebesar 14% pada standar garis kemiskinan. Artinya, zakat mampu

69
menurunkan tingkat kesenjangan pendapatan di dalam keseluruhan sampel
rumah tangga yang ada.
Kemudian, nilai kesenjangan kemiskinan (P1) mengalami penurunan
sebesar 28,6% pada perhitungan dengan menggunakan standar garis
kemiskinan. Diikuti dengan nilai kedalaman kemiskinan (P2 dan P3) secara
berturut-turut sebesar 20% dan 13% pada standar yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa zakat mampu mengurangi jumlah penduduk miskin
dengan diikuti penurunan kedalaman kemiskinan di BAZNAS Tanggap
Bencana.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.37 Time Taken to Exit Poverty BAZNAS Tanggap Bencana

Time Taken to Exit


GK HK Nishab Beras Nishab Emas
Poverty
Tanpa bantuan zakat 6,74 14,00 23,14 23,47
Dengan bantuan zakat 2,09 6,07 13,97 14,30
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
6,74 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 2,09 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 4,65 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan. Kemampuan zakat dalam menurunkan
lamanya seseorang untuk keluar dari kemiskinan juga terlihat pada standar had
kifayah. Jika tanpa zakat seseorang membutuhkan waktu 14 tahun, maka
dengan zakat dapat berkurang 7,93 tahun menjadi 6,07 tahun. Pada standar
nishab baik beras maupun emas juga menunjukkan pola yang sama. Terjadi
penurunan sebanyak 9,17 tahun dari 23,14 tahun menjadi 13,97 tahun untuk
standar nishab beras. Sedangkan untuk nishab emas, zakat mampu
mengurangi 9,17 tahun untuk seseorang keluar dari status mustahik menjadi
seorang muzakki.

70
2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:

Tabel 3.38 Hasil IKB BAZNAS Tanggap Bencana

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 0,75 0,75 0,64 0,73 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 0,50 0,75 0,64 0,63 Baik
Nishab Cukup
3. 0,00 0,75 0,64 0,43
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0,00 0,75 0,64 0,43
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB BAZNAS Tanggap Bencana tahun 2020
akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.39 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Garis


Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 77,01%
Kuadran-II 22,99%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,53
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,64
Pendapatan Rutin 95,40%
Variabel* Pendapatan Tidak Rutin 19,54%
Aset Disewakan 1,15%

71
Tabungan 59,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,73
Rata-Rata Sebelum Rp2.526.954
Pendapatan BTB Sesudah Rp3.406.018
Rata-Rata Sebelum 4,29
Spiritual BTB Sesudah 4,42
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana tahun 2020 adalah sebesar 0,73
(Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen indeks CIBEST, nilai
indeks yang dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran CIBEST
menunjukkan bahwa sebanyak 77,01% rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Sedangkan, rumah tangga mustahik
yang berada di kuadran II (kelompok keluarga miskin material) sebesar
22,99%. Kemudian tidak terdapat rumah tangga mustahik yang berada di
kuadran III (kelompok miskin spiritual) dan kuadran IV.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM, nilai yang diperoleh
adalah sebesar 0,75 (Baik). Indeks modifikasi IPM terdiri dari dua indeks yaitu
indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari indeks kesehatan sebesar
0,53 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks pendidikan sebesar 0,67 (Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun 2020, nilai indeks kemandirian sebesar 0,64 (Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, mustahik yang telah memiliki pendapatan rutin telah
mencapai sebesar 95,4%. Kemudian 19,54% mustahik telah memiliki
pendapatan tidak rutin, Selanjutnya, hanya 1,15% mustahik yang memiliki
pendapatan dari aset yang disewakan, tetapi terdapat 59,77% mustahik yang
telah memiliki tabungan.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat BAZNAS Tanggap
bencana sebelum menerima zakat adalah Rp2.526.954 dan setelah menerima
zakat meningkat menjadi Rp3.406.018. Hal ini menunjukkan bahwa zakat
mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata aspek
spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan zakat.

72
Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 4,29 dan
setelah diberikan zakat meningkat menjad 4,68. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan
infak

b. Had Kifayah
Besaran nominal rupiah pada standar had kifayah yang digunakan untuk
mengukur dampak zakat di BAZNAS Tanggap Bencana adalah 3.088.352 per
rumah tangga atau Rp 772.088 per kapita (Puskas, 2018). Berdasarkan nilai
had kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik pada BAZNAS
Tanggap Bencana dapat digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.40 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Had


Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 42,53%
Kuadran-II 57,47%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,53
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,64
Pendapatan Rutin 95,40%
Pendapatan Tidak Rutin 19,54%
Variabel*
Aset Disewakan 1,15%
Tabungan 59,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,63
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana pada tahun 2020 berdasarkan had
kifayah yaitu 0,63 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen

73
indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 0,50 (Cukup Baik). Hasil dari
kuadran CIBEST juga menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera) sebesar 42,53%.
Sedangkan jumlah mustahik yang berada di kuadran II (kemiskinan material)
adalah 57,47%. Artinya mayoritas mustahik berada dalam kelompok keluarga
yang miskin secara material berdasarkan standar Had kifayah.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat BAZNAS Tanggap
Bencanaberdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,43 (Cukup Baik). Adapun
hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.41 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Nishab
Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 12,64%
Kuadran-II 87,36%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,53
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,64
Pendapatan Rutin 95,40%
Pendapatan Tidak Rutin 19,54%
Variabel*
Aset Disewakan 1,15%
Tabungan 59,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,43
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

74
Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana tahun 2020 berdasarkan standar
nishab beras yaitu 0,43 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang
diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST
diketahui bahwa 12,64% rumah tangga mustahik berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian
kecil mustahik yang telah mencapai kesejahteraan material dan spiritual.
Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat dikatakan sudah
menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah bernilai sama
dengan atau di atas nilai nishab beras. Selanjutnya mayoritas mustahik masih
berada pada kuadran II yaitu sebanyak 87,36% (kelompok keluarga dengan
kemiskinan material). Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan bantuan
zakat, masih banyak mustahik yang belum dapat menjadi muzakki karena
penghasilannya masih lebih rendah dari nilai nishab beras.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat BAZNAS Tanggap Bencana
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,43 (Cukup Baik). Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.42 Nilai IKB BAZNAS Tanggap Bencana Berdasarkan Nishab
Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 11,49%
Kuadran-II 88,51%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,75
Indeks Kesehatan 0,53
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,64

75
Pendapatan Rutin 95,40%
Pendapatan Tidak Rutin 19,54%
Variabel*
Aset Disewakan 1,15%
Tabungan 59,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,43
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, BAZNAS Tanggap Bencana memperoleh nilai IKB


sebesar 0,43 (Cukup Baik) jika dihitung berdasarkan nishab emas. Adapun nilai
indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan
nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 11,49% rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa
hanya sebagian kecil mustahik yang telah mencapai kesejahteraan material
dan spiritual. Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat
dikatakan sudah menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah
bernilai sama dengan atau di atas nilai nishab emas. Selanjutnya mayoritas
mustahik masih berada pada kuadran II dengan persentase sebesar 88,51%
(kelompok keluarga dengan kemiskinan material). Hal ini menunjukkan bahwa
setelah diberikan bantuan zakat, masih banyak mustahik yang belum dapat
menjadi muzakki karena penghasilannya masih lebih rendah dari nilai nishab
emas. Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum BAZNAS Tanggap
Bencana menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan hasil yang baik setelah dilakukannya intervensi zakat.

76
Kemudian, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan mencapai nilai 0,73 dan termasuk
dalam kategori Baik. Terdapat rekomendasi yang dapat dilakukan agar zakat
yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal kepada
mustahik pada BAZNAS Tanggap Bencana. Usaha dalam meningkatkan
kualitas kesehatan mustahik perlu ditingkatkan melalui beberapa alokasi
bantuan strategis. Bantuan yang dimaksud bisa dalam bentuk perbaikan dan
pemasangan atap, lantai dan WC/kamar mandi pada mustahik. Bantuan iuran
partisipasi sistem jaringan pengaman sosial seperti BPJS Kesehatan dan
ajakan gaya hidup sehat dan seimbang pada mustahik penerima manfaat BTB
juga dapat dilakukan.

77
3.7 Layanan Aktif BAZNAS (LAB)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.43 Indikator Kemiskinan Umum Layanan Aktif BAZNAS

Indikator
Garis Had Nishab Nishab
Kemiskinan
Kemiskinan Kifayah Beras Emas
Umum
Sebelum 0,62 0,92 1,00 1,00

H Sesudah 0,18 0,41 0,81 0,81

Δ -0,44 -0,50 -0,19 -0,19

Sebelum 0,53 0,57 0,71 0,71

I Sesudah 0,31 0,38 0,43 0,44

Δ -0,22 -0,19 -0,28 -0,27

Sebelum Rp901.870 Rp1.766.930 Rp3.714.910 Rp3.808.660

P1 Sesudah Rp527.900 Rp1.170.729 Rp2.271.265 Rp2.365.015

Δ (Rp373.970) (Rp596.202) (Rp1.443.645) (Rp1.443.645)

Sebelum 0,44 0,68 0,82 0,82

P2 Sesudah 0,10 0,26 0,53 0,53

Δ -0,34 -0,42 -0,29 -0,29

Sebelum 0,23 0,38 0,55 0,55

P3 Sesudah 0,03 0,09 0,20 0,21

Δ -0,21 -0,29 -0,35 -0,35

Sumber: Puskas, diolah

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah


memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu jika dihitung dengan
menggunakan standar garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
dengan menggunakan nishab emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah
penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar Had Kifayah yaitu
sebesar 50%. Pada standar garis kemiskinan, zakat mampu menurunkan
jumlah penduduk miskin sebanyak 44%. Nilai kesenjangan pendapatan (I) juga
mengalami penurunan sebesar 22% pada standar garis kemiskinan. Artinya,

78
zakat mampu menurunkan tingkat kesenjangan pendapatan di dalam
keseluruhan sampel rumah tangga yang ada.
Kemudian, nilai kesenjangan kemiskinan (P1) mengalami penurunan
sebesar 41,5% pada perhitungan dengan menggunakan standar garis
kemiskinan. Diikuti dengan nilai kedalaman kemiskinan (P2 dan P3) secara
berturut-turut sebesar 34% dan 21% pada standar yang sama.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.44 Time Taken to Exit Poverty Layanan Aktif BAZNAS

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 9,10 18,19 28,88 29,25
Dengan bantuan zakat 0,94 3,63 10,07 10,37
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan standar garis kemiskinan yaitu 9,10 tahun
sedangkan dengan bantuan zakat menjadi 0,94 tahun atau lebih cepat selama
8,16 tahun berdasarkan standar tersebut. Kemampuan zakat dalam
menurunkan lamanya seseorang untuk keluar dari kemiskinan juga terlihat
pada standar had kifayah. Jika tanpa zakat seseorang membutuhkan waktu
18,19 tahun, maka dengan zakat dapat berkurang 14,56 tahun menjadi 3,63
tahun. Pada standar nishab baik beras maupun emas juga terjadi hal yang
sama. Terjadi penurunan sebanyak 18,81 tahun dari 28,88 tahun menjadi 10,07
tahun untuk standar Nishab beras. Sedangkan untuk nishab emas, zakat
mampu mengurangi 18,88 tahun untuk seseorang keluar dari status mustahik
menjadi seorang muzakki.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:

79
Tabel 3.45 Hasil IKB Layanan Aktif BAZNAS

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,54 0,71 Baik
Kemiskinan
Cukup
2. Had Kifayah 0,50 0,50 0,54 0,51
Baik
Nishab Kurang
3. 0,00 0,50 0,54 0,31
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0,00 0,50 0,54 0,31
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Layanan Aktif BAZNAS tahun 2020
akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.46 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Garis


Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 80,63%
Kuadran-II 16,22%
Kuadran*
Kuadran-III 1,35%
Kuadran-IV 1,80%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,31
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,54
Pendapatan Rutin 95,50%
Pendapatan Tidak Rutin 48,65%
Variabel*
Aset Disewakan 46,85%
Tabungan 21,62%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71

80
Rata-Rata Sebelum Rp1.525.090
Pendapatan LAB Sesudah Rp3.915.393
Rata-Rata Sebelum 3,94
Spiritual LAB Sesudah 3,94
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik
Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS tahun 2020 adalah sebesar 0,71 (Baik).
Jika dilihat lebih detail, maka pada komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang
dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran CIBEST menunjukkan
bahwa sebanyak 80,63% rumah tangga mustahik berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera). Sedangkan, rumah tangga mustahik yang
berada di kuadran II (kelompok keluarga miskin material) sebesar 16,22%.
Kemudian terdapat rumah tangga mustahik yang berada di kuadran III
(kelompok miskin spiritual) sebesar 1,35% dan kuadran IV (kelompok miskin
absolut) sebanyak 1,8%.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM, nilai yang diperoleh
adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM terdiri dari dua indeks
yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari indeks kesehatan
sebesar 0,31 (Kurang Baik) dan nilai dari indeks pendidikan sebesar 0,67
(Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun 2020, nilai indeks kemandirian sebesar 0,54 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, mustahik yang telah memiliki pendapatan rutin
mencapai sebesar 95,5%. Kemudian 48,65% mustahik telah memiliki
pendapatan tidak rutin, Selanjutnya, terdapat 46,85% mustahik yang memiliki
pendapatan dari aset yang disewakan dan 21,62% mustahik yang telah
memiliki tabungan pada lembaga keuangan.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat Layanan Aktif
BAZNAS sebelum menerima zakat adalah Rp1.525.090 dan setelah menerima
zakat meningkat menjadi Rp3.915.393. Hal ini menunjukkan bahwa zakat
mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Akan tetapi, rata-rata aspek
spiritual mustahik tidak mengalami perubahan setelah diberikan bantuan zakat
yaitu sebesar 3,94.

81
b. Had Kifayah
Besaran nominal rupiah pada standar had kifayah yang digunakan untuk
mengukur dampak zakat di Layanan Aktif BAZNAS adalah 3.088.352 per
rumah tangga atau Rp 772.088 per kapita (Puskas, 2018). Berdasarkan nilai
had kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik pada Layanan
Aktif BAZNAS dapat digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.47 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 57,21%
Kuadran-II 39,64%
Kuadran*
Kuadran-III 1,35%
Kuadran-IV 1,80%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,31
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,54
Pendapatan Rutin 95,50%
Pendapatan Tidak Rutin 48,65%
Variabel*
Aset Disewakan 46,85%
Tabungan 21,62%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,51
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik
Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS pada tahun 2020 berdasarkan had
kifayah yaitu 0,51 (Cukup Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada
komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 0,50 (Cukup Baik).
Hasil dari kuadran CIBEST juga menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik
yang berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera) sebesar 57,21%.
Sedangkan jumlah mustahik yang berada di kuadran II (kemiskinan material)
adalah 39,64%. Artinya mayoritas mustahik berada dalam kelompok keluarga
sejahtera berdasarkan standar Had kifayah.

82
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Layanan Aktif BAZNAS
berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,31 (Kurang Baik). Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.48 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 17,57%
Kuadran-II 79,28%
Kuadran*
Kuadran-III 1,35%
Kuadran-IV 1,80%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,31
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,54
Pendapatan Rutin 95,50%
Pendapatan Tidak Rutin 48,65%
Variabel*
Aset Disewakan 46,85%
Tabungan 21,62%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,31
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS tahun 2020 berdasarkan standar


nishab beras yaitu 0,31 (Kurang Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang
diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST
diketahui bahwa 17,57% rumah tangga mustahik berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian
kecil mustahik yang telah mencapai kesejahteraan material dan spiritual.

83
Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat dikatakan sudah
menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah bernilai sama
dengan atau di atas nilai nishab beras. Selanjutnya mayoritas mustahik masih
berada pada kuadran II yaitu sebanyak 79,28% (kelompok keluarga dengan
kemiskinan material). Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan bantuan
zakat, masih banyak mustahik yang belum dapat menjadi muzakki karena
penghasilannya masih lebih rendah dari nilai nishab beras.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Layanan Aktif BAZNAS
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,31 (Kurang Baik). Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.49 Nilai IKB Layanan Aktif BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 17,57%
Kuadran-II 79,28%
Kuadran*
Kuadran-III 1,35%
Kuadran-IV 1,80%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,31
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,67
Indeks Kemandirian 0,54
Pendapatan Rutin 95,50%
Pendapatan Tidak Rutin 48,65%
Variabel*
Aset Disewakan 46,85%
Tabungan 21,62%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,31
Sumber: Puskas, diolah

84
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, Layanan Aktif BAZNAS memperoleh nilai IKB sebesar
0,31 (Kurang Baik) jika dihitung berdasarkan nishab emas. Adapun nilai indeks
CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai
indeks CIBEST diketahui bahwa 17,57% rumah tangga mustahik yang berada
di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa hanya
sebagian kecil mustahik yang telah mencapai kesejahteraan material dan
spiritual. Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat dikatakan
sudah menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah bernilai sama
dengan atau di atas nilai nishab emas. Selanjutnya mayoritas mustahik masih
berada pada kuadran II dengan persentase sebesar 79,28% (kelompok
keluarga dengan kemiskinan material). Hal ini menunjukkan bahwa setelah
diberikan bantuan zakat, masih banyak mustahik yang belum dapat menjadi
muzakki karena penghasilannya masih lebih rendah dari nilai nishab emas.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks kemandirian,
nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan menggunakan standar
garis kemiskinan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum Layanan Aktif
BAZNAS menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Selain itu, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB dan
dihitung berdasarkan garis kemiskinan mencapai nilai 0,71 dan termasuk
dalam kategori Baik. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
agar zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal
kepada mustahik Layanan Aktif BAZNAS. Pertama, menyusun dan
mengadakan kegiatan peningkatan aspek spiritual mustahik seperti pengajian

85
rutin karena masih ada 1,35% rumah tangga mustahik yang miskin secara
spiritual dan 1,8% mustahik yang miskin absolut (material dan spiritual). Kedua,
perlunya program – program peningkatan kualitas kesehatan mustahik
mengingat nilai indeks kesehatan Layanan Aktif BAZNAS masih kecil. Program
bantuan kesehatan seperti keikutsertaan mustahik dalam sistem jaringan
pengaman nasional (BPJS Kesehatan) dapat dilakukan. Selain itu bantuan
renovasi atap, lantai dan WC rumah juga dapat meningkatkan kebersihan dan
mencegah penyakit. Tidak lupa, gaya hidup sehat sesuai tuntunan Rasulullah
SAW juga dapat disosialisasikan seperti makan dan minum dengan gizi
seimbang serta anjuran berhenti merokok.

86
3.8 Rumah Sehat BAZNAS Indonesia (RSBI)

1. Indikator Kemiskinan Umum

Tabel 3.50 Indikator Kemiskinan Umum Rumah Sehat BAZNAS Indonesia

Indikator
Garis Nishab
Kemiskinan Had Kifayah Nishab Emas
Kemiskinan Beras
Umum

Sebelum 0,49 0,92 1,00 1,00

H Sesudah 0,30 0,80 1,00 1,00

Δ -0,20 -0,12 0,00 0,00

Sebelum 0,36 0,46 0,66 0,66

I Sesudah 0,38 0,40 0,58 0,59

Δ 0,02 -0,06 -0,08 -0,08

Sebelum Rp618.333 Rp1.428.385 Rp3.432.778 Rp3.526.528

P1 Sesudah Rp649.129 Rp1.246.537 Rp3.030.818 Rp3.124.568

Δ Rp30.795 (Rp181.848) (Rp401.959) (Rp401.959)

Sebelum 0,30 0,62 0,79 0,79

P2 Sesudah 0,18 0,51 0,74 0,74

Δ -0,12 -0,11 -0,05 -0,05

Sebelum 0,11 0,26 0,46 0,47

P3 Sesudah 0,07 0,18 0,37 0,38

Δ -0,05 -0,08 -0,09 -0,09

Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan di


Rumah Sehat BAZNAS Indonesia baik sebelum maupun setelah mendapatkan
bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah
memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan jika dihitung dengan
menggunakan standar garis kemiskinan dan had kifayah. Sementara itu, jika
dihitung dengan menggunakan nishab beras maupun menggunakan nishab
emas tidak terjadi perubahan jumlah penduduk miskin. Adapun penurunan

87
tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar
garis kemiskinan yaitu sebesar 20%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Rumah Sehat BAZNAS
Indonesia ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan kesenjangan
kemiskinan (P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman kemiskinan
mustahik mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai I dan P1
yang menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan kesenjangan
pendapatan tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar nishab beras
dan nishab emas yaitu sebesar 8%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1
yang menurun Rp401.959.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab emas,
nilai P2 dan P3 di Rumah Sehat BAZNAS Indonesia mengalami penurunan.
Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks Sen
menggunakan standar garis kemiskinan yaitu sebesar 12% sementara
penurunan P3 mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan standar
nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 9%.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.51 Time Taken to Exit Poverty Rumah Sehat BAZNAS Indonesia

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 5,54 14,27 25,11 25,49

Dengan bantuan zakat 2,77 9,52 19,86 20,23

Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
5,54 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 2,77 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat

88
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 2,77 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar HK
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 14,27 tahun. Sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 4,75 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 9,52
tahun.
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 5,25 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 25,11 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 19,86 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 25,49 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 20,23 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 5,26 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.52 Hasil IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 0,75 0,50 0,61 0,62 Baik
Kemiskinan
Kurang
2. Had Kifayah 0,00 0,50 0,61 0,32
Baik
Nishab Kurang
3. 0,00 0,50 0,61 0,32
Beras Baik
Nishab Kurang
4. 0,00 0,50 0,61 0,32
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia tahun
2020 akan diuraikan di bawah ini:

89
a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.53 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Garis
Kemiskinan

2020
Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,75
Kuadran-I 65,93%
Kuadran-II
29,67%
Kuadran*
Kuadran-III
4,40%
Kuadran-IV
0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Indeks Kesehatan
0,52
Penyusun Indeks Pendidikan
0,47
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin
98,89%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 84,44%
Aset Disewakan
78,89%
Tabungan
48,89%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,62

Rata-rata pendapatan Sebelum Rp1.807.222


RSBI Sesudah Rp2.209.182
Rata-rata nilai Sebelum 3,79
spiritual RSBI Sesudah 4,17
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia tahun 2020 adalah 0,62
(Baik). Jika dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang
dicapai yaitu 0,75 (Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 65,93% rumah tangga
mustahik berada di kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara itu, sebanyak
29,67% mustahik berada di kuadran II atau yang berstatus miskin material.

90
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini, masih ditemukan sebanyak 4,40% mustahik yang memerlukan
khusus pendampingan spiritual meskipun telah merdeka secara material.
Sementara itu, sudah tidak ada kelompok mustahik yang berada di kuadran IV.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,52 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,47 (Cukup Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,61 (Baik). Dilihat dari komponen
penyusunnya, sebanyak 98,89% mustahik telah memiliki pendapatan rutin. Di
sisi lain, sebanyak 84,44% mustahik memiliki pendapatan tidak rutin. Terdapat
78,89% mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang disewakan.
Komponen terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan. Pada tahun
2020, jumlah mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 48,89%%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari Rumah
Sehat BAZNAS Indonesia sebelum menerima zakat adalah Rp1.807.222 dan
setelah menerima zakat meningkat menjadi Rp2.209.182. Hal ini menunjukkan
bahwa zakat mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-
rata aspek spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan
bantuan zakat. Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik
adalah 3,79 dan setelah diberikan zakat meningkat menjadi 4,17. Artinya, zakat
tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu
mendorong mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat,
puasa, dan infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Rumah Sehat BAZNAS Indonesia adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah
tangga atau Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai had
kifayah tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik di Rumah Sehat
BAZNAS Indonesia dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

91
Tabel 3.54 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan Had
Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 18,89%
Kuadran-II
76,67%
Kuadran*
Kuadran-III
1,11%
Kuadran-IV
3,33%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,52
Indeks Pendidikan
0,47
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin
98,89%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 84,44%
Aset Disewakan
78,89%
Tabungan
48,89%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,32
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia pada tahun 2020


berdasarkan had kifayah yaitu 0,32 (Kurang Baik). Jika dilihat lebih detail, maka
pada pada komponen indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 0,00
(Tidak Baik). Hasil dari kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga
mustahik yang berada di kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 18,89%. Nilai
ini menunjukkan bahwa 18,89% mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok
sejahtera setelah diberikan bantuan oleh Rumah Sehat BAZNAS Indonesia.
Sementara itu, masih terdapat 76,67% kelompok miskin material atau rumah
tangga mustahik yang berada di kuadran II yang pendapatannya masih di
bawah had kifayah nasional.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Masih terdapat 1,11% mustahik yang masih memerlukan perhatian program
pendampingan spiritual di samping kebutuhan material mereka yang sudah
terpenuhi, sehingga mereka bisa keluar dari kemiskinan spiritual. Sementara

92
kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin
absolut). Di kuadran ini, masih terdapat 3,33% mustahik yang berada di
kelompok tersebut.
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode maupun standar
penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Rumah Sehat BAZNAS
Indonesia berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,32 (Kurang Baik). Adapun
nishab beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga beras
terbaru di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.55 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan
Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 0,00%
Kuadran-II
95,56%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
4,44%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,52
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,47
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin
98,89%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 84,44%
Aset Disewakan
78,89%
Tabungan
48,89%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,32
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

93
Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia tahun 2020 berdasarkan
standar nishab beras yaitu 0,32 (Kurang Baik). Adapun nilai indeks CIBEST
yang diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks
CIBEST diketahui bahwa belum ada mustahik yang berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera). Selain itu, diketahui terdapat 95,56% mustahik
yang berada pada kuadran II (kelompok miskin material) yang artinya masih
terdapat mustahik yang miskin secara material meskipun telah sejahtera
secara spiritual.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini tidak terdapat mustahik yang ada di kelompok tersebut.
Sementara itu, kuadran IV menunjukkan kelompok miskin material dan spiritual
(miskin absolut) dan masih terdapat 4,44% mustahik di kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Rumah Sehat BAZNAS
Indonesia berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,32 ( Kurang Baik). Nilai
nishab emas yang digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2019
adalah Rp 753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil
penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 3.56 Nilai IKB Rumah Sehat BAZNAS Indonesia Berdasarkan


Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00

Kuadran-I 0,00%
Kuadran-II 95,56%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 4,44%
Indeks Modifikasi IPM 0,50

94
Indeks Kesehatan 0,52
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,47
Indeks Kemandirian 0,61
Pendapatan Rutin 98,89%
Pendapatan Tidak Rutin 84,44%
Variabel*
Aset Disewakan 78,89%
Tabungan 48,89%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,32
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Rumah Sehat BAZNAS Indonesia memperoleh nilai IKB sebesar
0,32 (Kurang Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar
0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa belum ada
rumah tangga mustahik yang berada di kuadran I. Sementara itu, sebesar
95,56% mustahik masih memiliki penghasilan di bawah standar nishab emas
atau berada pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga masih
memerlukan bantuan zakat di masa mendatang.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Berdasarkan hasil penghitungan tidak ada mustahik yang berada di kuadran
ini. Sementara kuadran IV menunjukan ada 4,44% mustahik yang berada di
kelompok miskin material dan spiritual (miskin absolut).
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan di Rumah Sehat BAZNAS
Indonesia menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab

95
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik. Dapat
disimpulkan sebagai sebuah lembaga program yang memiliki misi
kemanusiaan berarti Rumah Sehat BAZNAS Indonesia telah melakukan
tugasnya dengan Baik.
Jika dilihat dari indeks kesehatan yang ada di modifikasi IPM, diketahui
bahwa nilai indeks tersebut ada di kategori Cukup Baik. Hal ini wajar mengingat
peningkatan kesehatan mustahik tidak dapat dilakukan dengan cepat tetapi
ada proses yang cukup panjang yang perlu dilalui. Apalagi tugas dari tenaga
kesehatan tidak berhenti pada saat mustahik telah mendapatkan perawatan
yang tepat atas kesehatannya tetapi juga bagaimana menanamkan
pemahaman yang tepat terkait kesehatan.
Dalam jangka panjang, kesehatan yang baik akan menjadi penunjang
yang baik bagi mustahik untuk dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti
bekerja ataupun belajar. Oleh karena itu, diharapkan dengan tingkat kesehatan
mustahik yang baik dapat membantu mereka meningkatkan kualitas hidup
mereka secara keseluruhan.

96
3.9 Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.57 Indikator Kemiskinan Umum Sekolah Cendekia BAZNAS

Indikator
Garis Had
Kemiskinan Nishab Beras Nishab Emas
Kemiskinan KIfayah
Umum
Sebelum 0,33 0,71 0,91 0,91
H Sesudah 0,00 0,04 0,53 0,54
Δ -0,33 -0,68 -0,38 -0,37
Sebelum 0,38 0,40 0,56 0,56
I Sesudah 0,00 0,11 0,20 0,21
Δ -0,38 -0,29 -0,36 -0,35
Sebelum Rp645.444 Rp1.239.968 Rp2.915.583 Rp3.009.333
P1 Sesudah 0 Rp350.852 Rp1.047.828 Rp1.122.801
Δ (Rp645.444) (Rp889.116) (Rp1.867.756) (Rp1.886.532)
Sebelum 0,20 0,45 0,66 0,67
P2 Sesudah 0,00 0,02 0,27 0,28
Δ -0,20 -0,43 -0,39 -0,39
Sebelum 0,08 0,17 0,33 0,34

P3 Sesudah 0,00 0,00 0,03 0,03

Δ -0,08 -0,17 -0,30 -0,30


Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di Sekolah Cendekia BAZNAS baik sebelum maupun setelah
mendapatkan bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk
miskin (H) setelah memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu
jika dihitung dengan menggunakan standar garis kemiskinan, had kifayah,
nishab beras maupun dengan menggunakan nishab emas. Adapun penurunan
tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar
had kifayah yaitu sebesar 68%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Sekolah Cendekia BAZNAS
ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan kesenjangan kemiskinan
(P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman kemiskinan mustahik
mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai I dan P1 yang juga
menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan kesenjangan pendapatan

97
tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar garis kemiskinan yaitu
sebesar 38%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1 yang menurun
Rp645.444 atau sebanyak 100%.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab emas,
nilai P2 dan P3 di Sekolah Cendekia BAZNAS mengalami penurunan.
Penurunan terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks Sen
menggunakan had kifayah yaitu sebesar 43%, sementara penurunan P3
mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan standar nishab beras dan
nishab emas yaitu sebesar 30%.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.58 Time Taken to Exit Poverty Sekolah Cendekia BAZNAS

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 2,87 8,48 17,45 17,79

Dengan bantuan zakat 0,00 0,00 2,29 2,49

Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
2,87 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 2,87 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar had kifayah
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 8,48 tahun. Sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 8,48 tahun atau menjadi 0 tahun.
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari

98
kemiskinan selama 15,16 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 17,45 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 2,29 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 17,79 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 2,49 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 15,3 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.59 Hasil IKB Sekolah Cendekia BAZNAS

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,67 0,73 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 1,00 0,50 0,67 0,73 Baik
Nishab Cukup
3. 0,50 0,50 0,67 0,53
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0,50 0,50 0,67 0,53
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Sekolah Cendekia BAZNAS tahun 2020
akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.60 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Garis


Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 100,00%
Kuadran* Kuadran-II
0,00%
Kuadran-III
0,00%

99
Kuadran-IV
0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Indeks Kesehatan
0,46
Penyusun Indeks Pendidikan
0,70
Indeks Kemandirian 0,67
Pendapatan Rutin
98,62%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 29,03%
Aset Disewakan
12,44%
Tabungan
70,97%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,73
Rata-rata pendapatan Sebelum Rp2.786.339
SCB Sesudah Rp5.486.670
Rata-rata nilai Sebelum 4,28
spiritual SCB Sesudah 4,73
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS tahun 2020 adalah 0,73 (Baik).
Jika dilihat lebih detail, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang dicapai yaitu
1 (Sangat Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 100% mustahik berada di kuadran
I (kelompok sejahtera). Oleh karena itu tidak terdapat mustahik yang berada di
kuadran II (kelompok miskin material), kuadran III (kelompok miskin spiritual)
dan kuadran IV (kelompok miskin absolut).
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,46 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,70 (Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,67 (Baik). Dilihat dari komponen
penyusunnya, 98,62% mustahik telah memiliki pendapatan rutin. Di sisi lain,
sebanyak 29,03% mustahik memiliki pendapatan tidak rutin. Terdapat 12,44%
mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang disewakan. Komponen

100
terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan. Pada tahun ini, jumlah
mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 70,97%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari Sekolah
Cendekia BAZNAS sebelum menerima zakat adalah Rp2.786.339 dan setelah
menerima zakat meningkat menjadi Rp5.486.670. Hal ini menunjukkan bahwa
zakat mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata
aspek spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan
zakat. Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 4,28
dan setelah diberikan zakat meningkat menjadi 4,73. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan
infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Sekolah Cendekia BAZNAS adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah tangga
atau Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai had kifayah
tersebut maka dampak zakat terhadap mustahik di Sekolah Cendekia BAZNAS
dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.61 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Had


Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1


Kuadran-I 96,31%
Kuadran-II
3,69%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,46
Indeks Pendidikan
0,70
Indeks Kemandirian 0,67
Pendapatan Rutin
Variabel* 98,62%
Pendapatan Tidak Rutin
29,03%

101
Aset Disewakan
12,44%
Tabungan
70,97%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,73
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS pada tahun 2020 berdasarkan had
kifayah yaitu 0,73 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen
indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik). Hasil dari
kuadran CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok sejahtera) sebesar 96,31%. Hanya saja, masih terdapat
3,69% kelompok miskin material atau rumah tangga mustahik yang berada di
kuadran II. Sementara itu, sudah tidak terdapat mustahik yang berada di
kuadran III (kelompok miskin spiritual) dan kuadran IV (kelompok miskin
absolut).
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode maupun standar
penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Sekolah Cendekia BAZNAS
berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,53 (Cukup Baik). Adapun nishab
beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga beras terbaru
di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.62 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Nishab


Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 46,54%
Kuadran-II
53,46%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
0,00%

102
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,46
Indeks Pendidikan
0,70
Indeks Kemandirian 0,67
Pendapatan Rutin
98,62%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 29,03%
Aset Disewakan
12,44%
Tabungan
70,97%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,53
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS tahun 2020 berdasarkan standar


nishab beras yaitu 0,53 (Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang
diperoleh yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST
diketahui bahwa 46,54% atau hampir separuh rumah tangga mustahik sudah
berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas mustahik sudah mencapai kesejahteraan material dan spiritual.
Selain itu, diketahui terdapat 53,46%mustahik yang berada pada kuadran II
(kelompok miskin material) yang artinya masih terdapat mustahik yang miskin
secara material meskipun telah sejahtera secara spiritual. Sementara itu sudah
tidak ada mustahik yang berada pada kuadran III (kelompok miskin spiritual)
maupun kuadran IV (kelompok miskin absolut).
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Sekolah Cendekia BAZNAS
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,53 (Cukup Baik). Nilai nishab emas
yang digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2019 adalah Rp

103
753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil penghitungan dampak
zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.63 Nilai IKB Sekolah Cendekia BAZNAS Berdasarkan Nishab


Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 45,62%
Kuadran-II
54,38%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,46
Indeks Pendidikan
0,70
Indeks Kemandirian 0,67
Pendapatan Rutin
98,62%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 29,03%
Aset Disewakan
12,44%
Tabungan
70,97%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,53
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Sekolah Cendekia BAZNAS memperoleh nilai IKB sebesar 0,53
(Cukup Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,50
(Cukup Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 45,62%
rumah tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program zakat
diketahui terdapat 88,89% mustahik tergolong kelompok keluarga sejahtera
yang berhasil dientaskan kemiskinannya. Sementara itu, sebesar 54,38%
masih memiliki penghasilan di bawah standar nishab emas atau berada pada
kuadran II (kelompok miskin material) sehingga masih memerlukan bantuan
zakat di masa mendatang. Selanjutnya, sama seperti nishab beras, sudah tidak
ada mustahik yang berada pada kuadran III (kelompok miskin spiritual) maupun
kuadran IV (kelompok miskin absolut).

104
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di Sekolah Cendekia
BAZNAS menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik.
Mengingat tugas utama dari Sekolah Cendekia BAZNAS adalah memberikan
pendidikan setingkat SMP yang berusaha membangun karakter dan
mengoptimalkan potensi siswa maka dapat dikatakan bahwa program tersebut
telah berjalan dengan baik. Sekolah Cendekia BAZNAS tidak hanya
memberikan pendidikan formal sesuai dengan kurikulum tetapi juga
memberikan pembinaan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai pendidikan yang masuk kategori Baik serta
kondisi spiritual yang mengalami peningkatan dari 4,28 menjadi 4,73.
Meski bantuan zakat yang diberikan mengarah kepada anak-anak yang
berasal dari keluarga tidak mampu bukan langsung kepada kepala keluarga
mereka, diharapkan nilai-nilai yang diperoleh saat bersekolah dapat mereka
bagikan kepada keluarga masing-masing. Dalam jangka panjang diharapkan
semakin meningkatnya pendidikan mustahik, dapat membawa pemahaman
yang lebih baik kepada mereka sehingga seluruh kualitas hidup mereka juga
dapat meningkat, seperti dari pendapatan serta kesehatan yang lebih baik.

105
3.10 Mualaf Center BAZNAS (MCB)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.64 Indikator Kemiskinan Umum Mualaf Center BAZNAS

Indikator
Garis Nishab Nishab
Kemiskinan Had Kifayah
Kemiskinan Beras Emas
Umum
Sebelum 0,76 0,92 0,95 0,95
H Sesudah 0,62 0,81 0,92 0,92
Δ -0,14 -0,10 -0,03 -0,03
Sebelum 0,50 0,64 0,77 0,77
I Sesudah 0,44 0,58 0,70 0,70
Δ -0,06 -0,06 -0,07 -0,07
Sebelum Rp850.158 Rp1.980.858 Rp4.025.664 Rp4.119.414
P1 Sesudah Rp741.782 Rp1.799.470 Rp3.675.712 Rp3.755.522
Δ (Rp108.376) (Rp181.387) (Rp349.953) (Rp363.892)
Sebelum 0,52 0,71 0,82 0,82
P2 Sesudah 0,40 0,60 0,75 0,75
Δ -0,12 -0,11 -0,07 -0,07
Sebelum 0,23 0,42 0,59 0,59

P3 Sesudah 0,15 0,32 0,49 0,49

Δ -0,08 -0,11 -0,10 -0,10


Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di Mualaf Center BAZNAS baik sebelum maupun setelah mendapatkan
bantuan zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah
memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan menurut empat standar
yang digunakan yaitu garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
dengan menggunakan nishab emas. Penurunan tertinggi jumlah penduduk
miskin terjadi pada perhitungan H dengan standar garis kemiskinan yaitu
sebesar 14%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Mualaf Center BAZNAS
ditunjukan oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan kesenjangan kemiskinan
(P1). Data di atas menunjukan tingkat kedalaman kemiskinan mustahik
mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai I dan P1 yang juga
menurun. Berdasarkan penghitungan, penurunan kesenjangan pendapatan

106
tertinggi terjadi pada penghitungan I dengan standar nishab beras dan nishab
emas yaitu sama-sama sebesar 7%. Nilai ini berbanding lurus dengan nilai P1
yang menurun Rp349.953 pada standar nishab beras dan Rp363.892 pada
standar nishab emas.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab emas,
nilai P2 dan P3 di Mualaf Center BAZNAS mengalami penurunan. Penurunan
terbesar pada P2 terjadi pada penghitungan Indeks Sen menggunakan standar
garis kemiskinan yaitu sebesar 12%, sementara penurunan P3 mengalami nilai
yang signifikan saat menggunakan standar had kifayah yaitu sebesar 11%.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.65 Time Taken to Exit Poverty Mualaf Center BAZNAS

Time Taken to Exit Had Nishab Nishab


GK
Poverty Kifayah Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 13,25 23,71 34,08 34,43

Dengan bantuan zakat 8,53 17,49 27,28 27,62

Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
13,25 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 8,53 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 4,72 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar had kifayah
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 23,71 tahun. Sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 6,22 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 17,49
tahun.

107
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 6,8 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang dibutuhkan
adalah 34,08 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan waktu 27,28
tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 34,43 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 27,62 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 6,81 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.66 Hasil IKB Mualaf Center BAZNAS

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian Nilai Indikator
IPM
IKB
Garis Kurang
1. 0,25 0,25 0,55 0,31
Kemiskinan Baik
Kurang
2. Had Kifayah 0,00 0,25 0,55 0,21
Baik
Nishab Kurang
3. 0,00 0,25 0,55 0,21
Beras Baik
Nishab Kurang
4. 0,00 0,25 0,55 0,21
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Mualaf Center BAZNAS tahun 2020 akan
diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

108
Tabel 3.67 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Garis
Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,25


Kuadran-I 37,80%
Kuadran-II
59,45%
Kuadran*
Kuadran-III
0,69%
Kuadran-IV
2,06%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,36
Indeks Pendidikan
0,38
Indeks Kemandirian 0,55
Pendapatan Rutin
97,94%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 34,36%
Aset Disewakan
4,12%
Tabungan
25,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,31
Rata-rata pendapatan Sebelum Rp1.641.979
MCB Sesudah Rp2.269.230
Rata-rata nilai spiritual Sebelum 3,42
MCB Sesudah 3,83
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS tahun 2020 adalah 0,31 (Kurang Baik).
Lebih rinci, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang dicapai yaitu 0,25 (Tidak
Baik). Pada tahun 2020 sebanyak 37,80% rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok sejahtera). Sementara itu, terdapat 59,45% mustahik yang
berada di kuadran II atau yang berstatus miskin material.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini, masih ditemukan sebanyak 0,69% mustahik yang memerlukan
pendampingan lebih mendalam terkait dengan spiritual meskipun telah baik
secara material. Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material

109
dan spiritual (miskin absolut) dan masih terdapat sebanyak 2,06% mustahik
yang berada di kelompok ini.
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,25 (Tidak Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,36 (Kurang Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,38 (Kurang Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,55 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, sebanyak 97,94% mustahik telah memiliki
pendapatan rutin dan sebanyak 34,36% mustahik memiliki pendapatan tidak
rutin. Terdapat 4,12% mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang
disewakan. Terakhir, sebanyak 25,77% mustahik telah memiliki tabungan.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari Mualaf
Center BAZNAS sebelum menerima zakat adalah Rp1.641.979 dan setelah
menerima zakat menjadi Rp2.269.230. Hal ini menunjukkan bahwa zakat
mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata aspek
spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan zakat.
Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 3,42 dan
setelah diberikan zakat meningkat menjadi 3,83. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan
infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Mualaf Center BAZNAS adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah tangga atau
Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai had kifayah tersebut
maka dampak zakat terhadap mustahik di Mualaf Center BAZNAS dapat
digambarkan pada tabel di bawah ini:

110
Tabel 3.68 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 18,56%
Kuadran-II
78,69%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
2,75%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,36
Indeks Pendidikan
0,38
Indeks Kemandirian 0,55
Pendapatan Rutin
97,94%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 34,36%
Aset Disewakan
4,12%
Tabungan
25,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,21
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik
Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS pada tahun 2020 berdasarkan had
kifayah yaitu 0,21 (Kurang Baik). Lebih rinci, pada pada komponen indeks
CIBEST nilai indeks yang diperoleh yaitu 0,00 (Tidak Baik). Hasil dari kuadran
CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang berada di kuadran
I (kelompok sejahtera) sebesar 18,56%. Nilai ini menunjukkan bahwa 18,56%
mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok sejahtera setelah diberikan
bantuan oleh Mualaf Center BAZNAS. Sementara itu, masih terdapat 78,69%
kelompok miskin material atau rumah tangga mustahik yang berada di kuadran
II yang pendapatannya masih di bawah had kifayah nasional. Meski masih
miskin material tetapi di kelompok ini mereka telah kaya secara spiritual.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
dalam hal ini tidak terdapat mustahik yang berada di kelompok tersebut.
Sementara itu, kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual
(miskin absolut). Pada penghitungan dengan standar had kifayah masih
ditemukan 2,75% mustahik yang berada pada kelompok ini.

111
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat perbedaan metode maupun standar
penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Mualaf Center BAZNAS
berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,21 (Kurang Baik). Adapun nishab
beras yang digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga beras terbaru
di Indonesia. Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.69 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I
8,25%
Kuadran-II
89,00%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
2,75%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,36
Indeks Pendidikan
0,38
Indeks Kemandirian 0,55
Pendapatan Rutin
97,94%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 34,36%
Aset Disewakan
4,12%
Tabungan
25,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,21
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS tahun 2020 berdasarkan standar


nishab beras yaitu 0,21 (Kurang Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang
diperoleh yaitu sebesar 0,00 (Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST

112
diketahui bahwa 8,25% sudah berada di kuadran I (kelompok keluarga
sejahtera). Hal ini berarti program zakat selama 1 tahun terakhir telah mampu
menaikkan status mustahik menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh
sudah berada di atas nilai nishab beras meski masih kurang dari 10% mustahik.
Selain itu, diketahui terdapat 89,00% mustahik yang berada pada kuadran II
(kelompok miskin material) yang artinya masih terdapat mustahik yang miskin
secara material meskipun telah sejahtera secara spiritual.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual.
Dalam hal ini tidak terdapat mustahik yang berada di kelompok tersebut.
Sementara kuadran IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual
(miskin absolut) dan masih terdapat 2,75% mustahik yang ada di kelompok ini.
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Mualaf Center BAZNAS
berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,21 (Kurang Baik). Nilai nishab emas
yang digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2019 adalah Rp
753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil penghitungan dampak
zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.70 Nilai IKB Mualaf Center BAZNAS Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,00


Kuadran-I 7,90%
Kuadran-II
89,35%
Kuadran*
Kuadran-III
0,00%
Kuadran-IV
2,75%
Indeks Modifikasi IPM 0,25
Indeks Kesehatan
Indeks Penyusun 0,36
Indeks Pendidikan
0,38
Indeks Kemandirian 0,55

113
Pendapatan Rutin
97,94%
Pendapatan Tidak Rutin
Variabel* 34,36%
Aset Disewakan
4,12%
Tabungan
25,77%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,21
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Mualaf Center BAZNAS memperoleh nilai IKB sebesar 0,21
(Kurang Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,00
(Tidak Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 7,90% rumah
tangga mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program zakat diketahui
terdapat 7,90% mustahik tergolong kelompok keluarga sejahtera yang berhasil
dientaskan kemiskinannya. Kelompok mustahik ini sudah berubah status
menjadi muzaki dan memiliki kewajiban untuk berzakat. Sementara itu, sebesar
89,35% masih memiliki penghasilan di bawah standar nishab emas atau
berada pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga masih
memerlukan bantuan zakat di masa mendatang namun mereka telah kaya
secara spiritual.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual
dan tidak terdapat mustahik yang berada di kelompok ini. Sementara kuadran
IV menunjukan kelompok miskin material dan spiritual (miskin absolut) dan
terdapat 2,75% mustahik yang berada pada kelompok ini.
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Umum di Mualaf Center
BAZNAS menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang
menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur
berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab

114
emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi
zakat.
Sementara itu, dampak zakat atau IKB yang diperoleh oleh Mualaf
Center BAZNAS berdasarkan standar garis kemiskinan memang berada pada
kategori Kurang Baik. Tetapi hal ini wajar mengingat bahwa tugas utama dari
Mualaf Center BAZNAS ada di bidang dakwah dan advokasi bagi para mualaf
baik yang ada di daerah pedalaman maupun tidak. Beberapa program yang
dilakukan adalah memberikan kebutuhan dasar bagi para mualaf untuk
beribadah seperti sarung, peci serta mukena, memberikan panduan berupa
buku untuk ibadah, membantu kebutuhan dasar mualaf, dan sebagainya.
Oleh karena itu, jika dilihat dari peningkatan spiritual, sebelum adanya
intervensi Mualaf Center BAZNAS nilai indeks spiritual kelompok mustahik
adalah sebesar 3,42 dan setelah adanya intervensi menjadi 3,83. Hal ini
mengindikasikan adanya peningkatan kondisi spiritual mustahik.
Lebih detail jika dilihat dari kuadran CIBEST, baik pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, nishab beras dan nishab emas jumlah mustahik yang
berada pada kondisi miskin spiritual pun dapat dikatakan sedikit. Pada standar
garis kemiskinan, hanya terdapat 0,69% mustahik yang berada pada kondisi
miskin spiritual. Sementara itu pada standar lainnya sudah tidak ada mustahik
yang berada pada kondisi miskin spiritual.
Berdasarkan pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Mualaf
Center BAZNAS telah berhasil meningkatkan kondisi spiritual mustahik.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada aspek pelaksanaan ibadah seperti
sholat, puasa, membayar zakat atau sedekah, lingkungan keluarga serta
dukungan pemerintah dalam melaksanakan ibadah tersebut.
Terkait dengan aspek lainnya seperti indeks modifikasi IPM dan
kemandirian, maka perlu dilakukan integrase program antara Mualaf Center
BAZNAS dengan lembaga program lainnya. Misalnya, jika ingin meningkatkan
kemandirian mustahik maka Mualaf Center BAZNAS dapat bekerjasama
dengan Zakat Community Development, BAZNAS Microfinance, Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik dan Lembaga Pemberdayan Peternak
Mustahik.

115
3.11 Layanan Publik

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.71 Indikator Kemiskinan Umum Layanan Publik

Indikator
Garis Nishab Nishab
Kemiskinan Had Kifayah
Kemiskinan Beras Emas
Umum
Sebelum 0,58 0,87 0,99 1,00
H Sesudah 0,00 0,04 0,41 0,44
Δ -0,58 -0,83 -0,58 -0,56
Sebelum 0,51 0,56 0,69 0,69
I Sesudah 0,00 0,12 0,21 0,21
Δ -0,51 -0,44 -0,47 -0,47
Sebelum Rp873.651 Rp1.737.384 Rp3.594.628 Rp3.662.821
P1 Sesudah 0 Rp372.685 Rp1.112.669 Rp1.133.155
Δ (Rp873.651) (Rp1.364.699) (Rp2.481.958) (Rp2.529.666)
Sebelum 0,41 0,63 0,80 0,81
P2 Sesudah 0,00 0,02 0,21 0,23
Δ -0,41 -0,61 -0,59 -0,58
Sebelum 0,20 0,35 0,51 0,52

P3 Sesudah 0,00 0,00 0,03 0,03

Δ -0,20 -0,35 -0,49 -0,49


Sumber: Puskas, diolah

Tabel di atas menjelaskan hasil penghitungan Indikator Kemiskinan


Umum di Layanan Publik baik sebelum maupun setelah mendapatkan bantuan
zakat. Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah
memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu jika dihitung dengan
menggunakan standar GK, HK, nishab beras maupun dengan menggunakan
nishab emas. Adapun penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada
perhitungan H dengan standar HK yaitu sebesar 83%.
Tingkat kedalaman kemiskinan mustahik di Layanan Publik ditunjukan
oleh nilai kesenjangan pendapatan (I) dan kesenjangan kemiskinan (P1). Data
di atas menunjukan tingkat kedalaman kemiskinan mustahik mengalami
penurunan. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai I dan P1 yang juga menurun.
Berdasarkan penghitungan, penurunan kesenjangan pendapatan tertinggi
terjadi pada penghitungan I dengan standar GK yaitu sebesar 51%. Nilai ini

116
berbanding lurus dengan nilai P1 yang menurun sebanyak Rp873.651 atau
sebesar 100%. Oleh karena itu, penyaluran zakat kepada mustahik (penduduk
miskin) di Layanan Publik dapat dikatakan berhasil menurunkan tingkat
kedalaman kemiskinan.
Nilai P2 (Indeks Sen) dan P3 (FGT Index) menunjukan tingkat
keparahan kemiskinan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan keempat
standar baik GK, HK, nishab beras maupun nishab emas, nilai P2 dan P3 di
Layanan Publik mengalami penurunan. Penurunan terbesar pada P2 terjadi
pada penghitungan Indeks Sen menggunakan standar HK yaitu sebesar 61%,
sementara penurunan P3 mengalami nilai yang signifikan saat menggunakan
standar nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 49%. Data tersebut
menunjukan bahwa penyaluran zakat juga telah membantu menurunkan
tingkat keparahan kemiskinan di Layanan Publik.
Selanjutnya, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh mustahik untuk
keluar dari kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.72 Time Taken to Exit Poverty Layanan Publik

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 7,21 15,69 26,21 26,58

Dengan bantuan zakat 0,00 0,13 2,00 2,15

Sumber: Puskas, diolah


Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa
adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
7,21 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 7,21 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan.
Sementara itu, hasil penghitungan menggunakan standar HK
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa ada
bantuan zakat adalah selama 15,69 tahun. Sementara dengan bantuan zakat
dapat lebih cepat 15,56 tahun atau hanya membutuhkan waktu selama 0,13
tahun.

117
Pengukuran lamanya waktu untuk keluar dari kemiskinan menggunakan
standar nishab beras menunjukan zakat membantu mempercepat keluar dari
kemiskinan selama 24,21 tahun. Jika tanpa bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan adalah 26,21 tahun sementara setelah zakat hanya diperlukan
waktu 2,00 tahun.
Sementara itu hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan oleh pengukuran
dengan standar nishab emas. Jika sebelum bantuan zakat waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan adalah 26,58 tahun, setelah bantuan
zakat maka waktu yang dibutuhkan hanya 2,15 tahun. Dengan kata lain zakat
mempercepat waktu keluar dari kemiskinan selama 24,43 tahun.

2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)


Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.73 Hasil IKB Layanan Publik

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian NIlai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Nishab Cukup
3. 0,50 0,50 0,57 0,51
Beras Baik
Nishab Cukup
4. 0,50 0,50 0,57 0,51
Emas Baik
Sumber: Puskas, diolah
Secara lebih rinci, hasil dari IKB Layanan Publik tahun 2020 akan
diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.74 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Garis Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1

Kuadran* Kuadran-I 100,00%

118
Kuadran-II 0,00%
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Indeks Kesehatan 0,51
Penyusun Indeks Pendidikan 0,35
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 95,10%
Pendapatan Tidak Rutin 39,86%
Variabel*
Aset Disewakan 20,98%
Tabungan 51,75%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71

Rata-rata pendapatan Sebelum Rp1.670.929


Layanan Publik Sesudah Rp6.156.261
Rata-rata nilai spiritual Sebelum 4,62
Layanan Publik Sesudah 4,79
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Layanan Publik tahun 2020 adalah 0,71 (Baik). Jika dilihat lebih
detail, pada komponen indeks CIBEST, nilai yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik).
Pada tahun 2020 sebanyak 100,00% rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok sejahtera). Oleh karena itu, tidak terdapat mustahik yang
berada di kuadran II (kelompok miskin material), kuadran III (kelompok miskin
spiritual), dan kelompok IV (kelompok miskin absolut).
Sementara itu, nilai yang diperoleh komponen indeks modifikasi IPM
pada tahun 2020 adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM
terdiri dari dua indeks yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari
indeks kesehatan tahun 2020 sebesar 0,51 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks
pendidikan sebesar 0,35 (Kurang Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun ini, nilai indeks kemandirian sebesar 0,57 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, sebanyal 95,10% mustahik telah memiliki

119
pendapatan rutin. Di sisi lain, sebanyak 39,68% mustahik memiliki pendapatan
tidak rutin. Terdapat 20,98% mustahik yang memiliki pendapatan dari aset yang
disewakan. Komponen terakhir penyusun IKB adalah kepemilikan tabungan.
Pada tahun 2020, jumlah mustahik yang memiliki tabungan berjumlah 51,75%.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat zakat dari layanan
publik sebelum menerima zakat adalah Rp1.670.929 dan setelah menerima
zakat meningkat menjadi Rp6.156.261. Hal ini menunjukkan bahwa zakat
mampu meningkatkan pendapatan dari mustahik. Kemudian rata-rata aspek
spiritual mustahik juga mengalami perubahan setelah diberikan bantuan zakat.
Sebelum menerima zakat, rata-rata aspek spiritual mustahik adalah 4,62 dan
setelah diberikan zakat meningkat menjadi 4,79. Artinya, zakat tidak hanya
mampu meningkatkan pendapatan mustahik tetapi juga mampu mendorong
mustahik dalam meningkatkan kualitas aspek spiritual seperti salat, puasa, dan
infak.

b. Had Kifayah
Nilai had kifayah yang digunakan untuk mengukur dampak zakat di
Layanan Publik adalah sebesar Rp3,011,142 per rumah tangga atau
Rp772,088 per kapita (Puskas, 2018), Berdasarkan nilai had kifayah tersebut
maka dampak zakat terhadap mustahik di Layanan Publik dapat digambarkan
pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.75 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1

Kuadran-I 95,80%
Kuadran-II 4,20%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,35
Indeks Kemandirian 0,57
Variabel* Pendapatan Rutin 95,10%

120
Pendapatan Tidak Rutin 39,86%
Aset Disewakan 20,98%
Tabungan 51,75%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Layanan Publik pada tahun 2020 berdasarkan had kifayah
yaitu 0,71 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen indeks
CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran
CIBEST menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang berada di kuadran
I (kelompok sejahtera) sebesar 95,80%. Nilai ini menunjukkan bahwa 95,80%
mustahik sudah tergolong ke dalam kelompok sejahtera setelah diberikan
bantuan oleh Layanan Publik. Sementara itu, masih terdapat 4,20% kelompok
miskin material atau rumah tangga mustahik yang berada di kuadran II yang
pendapatannya masih di bawah had kifayah.
Kuadran III adalah kuadran yang menunjukan kelompok miskin spiritual
dan kuadran IV menunjukan kelompok miskin absolut. Tidak terdapat mustahik
yang berada pada kedua kuadran tersebut. Pada dua komponen penyusun IKB
lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama
dengan nilai pada standar garis kemiskinan. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Layanan Publik berdasarkan
nishab beras yaitu sebesar 0,51 (Cukup Baik). Adapun nishab beras yang
digunakan adalah Rp5.240.000 berdasarkan harga beras terbaru di Indonesia.
Berikut hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

Tabel 3.76 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50

Kuadran-I 58,74%
Kuadran*
Kuadran-II 41,26%

121
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,35
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 95,10%
Pendapatan Tidak Rutin 39,86%
Variabel*
Aset Disewakan 20,98%
Tabungan 51,75%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,51
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Layanan Publik tahun 2020 berdasarkan standar nishab beras
yaitu 0,70 (Baik). Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 1
(Sangat Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 58,74% atau
lebih dari separuh rumah tangga mustahik sudah berada di kuadran I
(kelompok keluarga sejahtera). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mustahik
sudah mencapai kesejahteraan material dan spiritual. Program zakat selama 1
tahun terakhir telah mampu menaikkan status mustahik menjadi muzaki karena
penghasilan yang diperoleh sudah berada di atas nilai nishab beras. Selain itu,
diketahui terdapat 41,26% mustahik yang berada pada kuadran II (kelompok
miskin material) yang artinya masih terdapat mustahik yang miskin secara
material meskipun telah sejahtera secara spiritual. Sementara itu, tidak
terdapat mustahik yang berada di kuadran III (kelompok miskin spiritual) dan
kelompok IV (kelompok miskin absolut).
Sementara pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks
modifikasi IPM dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
standar garis kemiskinan dan had kifayah. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

122
d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat di Layanan Publik berdasarkan
nishab emas yaitu sebesar 0,51 (Cukup Baik). Nilai nishab emas yang
digunakan berdasarkan harga emas per 4 Desember 2019 adalah Rp
753,000/gram atau Rp 5,333,750/bulan), Adapun hasil penghitungan dampak
zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.77 Nilai IKB Layanan Publik Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 0,50


Kuadran-I 55,94%
Kuadran-II 44,06%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,35
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 95,10%
Pendapatan Tidak Rutin 39,86%
Variabel*
Aset Disewakan 20,98%
Tabungan 51,75%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,51
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, berdasarkan penghitungan menggunakan standar


nishab emas, Layanan Publik memperoleh nilai IKB sebesar 0,51 (Cukup Baik).
Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 0,50 (Cukup Baik).
Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 55,94% rumah tangga
mustahik berada di kuadran I, artinya setelah program zakat diketahui terdapat
88,89% mustahik tergolong kelompok keluarga sejahtera yang berhasil
dientaskan kemiskinannya. Kelompok mustahik ini sudah berubah status
menjadi muzaki dan memiliki kewajiban untuk berzakat. Sementara itu, sebesar

123
44,06% masih memiliki penghasilan di bawah standar nishab emas atau berada
pada kuadran II (kelompok miskin material) sehingga masih memerlukan
bantuan zakat. Sama seperti dengan standar nishab beras, pada nishab emas
sudah tidak ada mustahik yang berada di kuadran III (kelompok miskin spiritual)
dan kelompok IV (kelompok miskin absolut).
Pada dua komponen penyusun IKB lainnya, yaitu indeks modifikasi IPM
dan kemandirian memiliki nilai yang sama dengan nilai pada standar garis
kemiskinan, had kifayah, dan nishab beras. Hal ini karena tidak terdapat
perbedaan metode maupun standar penghitungan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan di Layanan Publik
menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk miskin yang menjadi
sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang diukur berdasarkan
garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun nishab emas. Begitu pula
dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan kemiskinan serta waktu
yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang juga menunjukkan
peningkatan yang baik setelah dilakukannya intervensi zakat.
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan memperoleh predikat Baik. Tetapi,
ada beberapa perbaikan yang dapat dilakukan oleh Layanan Publik agar
manfaat zakat dapat dirasakan lebih baik lagi.
Pertama, dukungan pada aspek modifikasi IPM perlu ditingkatkan baik
pada indeks kesehatan maupun pendidikan. Semakin baik tingkat pendidikan
dan kesehatan mustahik maka hal tersebut akan membuka kesempatan
mereka untuk mendapatkan pekerjaan maupun kehidupan yang layak.
Selanjutnya, peningkatan juga perlu dilakukan pada aspek kemandirian.
Jika dilihat dari sumber pendapatan, dapat dikatakan hampir seluruh mustahik
telah memiliki pendapatan rutin. Namun untuk kepemilikan tabungan, hanya
sebanyak 51,75% mustahik yang telah melakukan aktivitas menabung. Terkait
hal tersebut, mustahik perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya
menabung sebagai salah satu bentuk kesadaran finansial mereka di masa
depan.

124
Agar kerja-kerja dari Layanan Publik dapat lebih optimal, maka untuk
beberapa aspek dapat dilakukan integrasi dengan lembaga program BAZNAS
yang lain. Misalnya, untuk meningkatkan aspek kesehatan mustahik maka
Layanan Publik dapat bekerja sama dengan Rumah Sehat BAZNAS Indonesia.
Sementara itu, untuk meningkatkan aspek kemandirian maupun pendapatan
mustahik. Layanan Publik dapat bekerja sama dengan lembaga program di
bidang pendayagunaan seperti Zakat Community Development, BAZNAS
Microfinance, Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik, dan Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Mustahik. Diharapkan dengan adanya integrasi
tersebut maka manfaat zakat yang dirasakan oleh mustahik bisa semakin
optimal.

125
3.12 Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM)

1. Indikator Kemiskinan Umum


Tabel 3.78 Indikator Kemiskinan Umum Lembaga Pemberdayaan Peternak
Mustahik

Indikator
Garis Had Nishab
Kemiskinan Nishab Emas
Kemiskinan Kifayah Beras
Umum

Sebelum 0,55 0,97 1,00 1,00

H Sesudah 0,04 0,06 0,06 0,06

Δ -0,51 -0,91 -0,94 -0,94

Sebelum 0,30 0,46 0,67 0,68

I Sesudah 0,21 0,49 0,70 0,70

Δ -0,09 0,03 0,03 0,02

Sebelum Rp509.207 Rp1.424.642 Rp3.524.114 Rp3.617.864

P1 Sesudah Rp363.500 Rp1.505.019 Rp3.656.667 Rp3.750.417

Δ (Rp145.707) Rp80.377 Rp132.552 Rp132.552

Sebelum 0,31 0,65 0,80 0,80

P2 Sesudah 0,02 0,04 0,05 0,05

Δ -0,29 -0,60 -0,75 -0,75

Sebelum 0,07 0,25 0,47 0,48

P3 Sesudah 0,00 0,02 0,03 0,03

Δ -0,07 -0,23 -0,44 -0,45

Sumber: Puskas, diolah

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin (H) setelah


memperoleh bantuan zakat mengalami penurunan baik itu jika dihitung dengan
menggunakan standar garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
dengan menggunakan nishab emas. Zakat mampu menurunkan jumlah
penduduk miskin sebanyak 51% jika dihitung dengan menggunakan standar
garis kemiskinan. Nilai kesenjangan pendapatan (I) juga mengalami penurunan
pada standar garis kemiskinan sebesar 9%. Artinya zakat bermanfaat dalam

126
menurunkan tingkat kesenjangan pendapatan pada kelompok rumah tangga
mustahik.
Kemudian, nilai kesenjangan kemiskinan (P1) mengalami penurunan
sebesar 28,6% pada perhitungan dengan menggunakan standar garis
kemiskinan. Diikuti dengan nilai kedalaman kemiskinan (P2 dan P3) secara
berturut-turut sebesar 29% dan 7% pada standar yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa zakat mampu mengurangi jumlah penduduk miskin
dengan diikuti penurunan kesenjangan pendapatan, kemiskinan dan
kedalaman kemiskinan di Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik

Tabel 3.79 Time Taken to Exit Poverty Lembaga Pemberdayaan


Peternak Mustahik

Time Taken to Exit Nishab Nishab


GK HK
Poverty Beras Emas
Tanpa bantuan zakat 4,67 14,31 25,34 25,71
Dengan bantuan zakat 0,22 0,92 1,62 1,64
Sumber: Puskas, diolah

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan tanpa


adanya bantuan zakat dengan menggunakan standar garis kemiskinan yaitu
4,67 tahun. Sedangkan dengan adanya bantuan zakat maka waktu yang
dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan berdasarkan standar garis kemiskinan
yaitu selama 0,22 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dapat
mempercepat seseorang untuk keluar dari kemiskinan selama 4,45 tahun
berdasarkan standar garis kemiskinan. Kemampuan zakat dalam menurunkan
lamanya seseorang untuk keluar dari kemiskinan juga terlihat pada standar had
kifayah. Jika tanpa zakat seseorang membutuhkan waktu 14,31 tahun, maka
dengan zakat dapat berkurang 13,39 tahun menjadi 0,92 tahun. Pada standar
nishab baik beras maupun emas juga menunjukkan pola yang sama. Terjadi
penurunan sebanyak 23,72 tahun dari 25,34 tahun menjadi 1,62 tahun untuk
standar Nishab beras. Sedangkan untuk nishab emas, zakat mampu
mengurangi 24,07 tahun untuk sesorang keluar dari status mustahik menjadi
seorang muzakki.

127
2. Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
Tabel berikut menggambarkan hasil IKB berdasarkan keempat standar
kemiskinan yang digunakan:
Tabel 3.80 Hasil IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik

Total
Modifikasi
No. Keterangan CIBEST Kemandirian Nilai Indikator
IPM
IKB
Garis
1. 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Kemiskinan
2. Had Kifayah 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Nishab
3. 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Beras
Nishab
4. 1,00 0,50 0,57 0,71 Baik
Emas
Sumber: Puskas, diolah

Secara lebih rinci, hasil dari IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak


Mustahik tahun 2020 akan diuraikan di bawah ini:

a. Garis Kemiskinan
Secara ringkas, dampak zakat terhadap para mustahik yang menjadi
responden berdasarkan garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.81 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik


Berdasarkan Garis Kemiskinan

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 95,83%
Kuadran-II 4,17%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,42
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 100,00%
Variabel*
Pendapatan Tidak Rutin 52,08%

128
Aset Disewakan 37,50%
Tabungan 30,21%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71
Rata-Rata Sebelum Rp1.715.886
Pendapatan
Sesudah Rp11.316.031
LPPM
Rata-Rata Sebelum 3,72
Spiritual LPPM Sesudah 4,02
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik
Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik tahun 2020
adalah sebesar 0,71 (Baik). Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen
indeks CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari
kuadran CIBEST menunjukkan bahwa sebanyak 95,83% rumah tangga
mustahik berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Sedangkan,
rumah tangga mustahik yang berada di kuadran II (kelompok keluarga miskin
material) hanya sebesar 4,17%. Kemudian tidak terdapat rumah tangga
mustahik yang berada di kuadran III (kelompok miskin spiritual) dan kuadran
IV.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM, nilai yang diperoleh
adalah sebesar 0,50 (Cukup Baik). Indeks modifikasi IPM terdiri dari dua indeks
yaitu indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Nilai dari indeks kesehatan
sebesar 0,51 (Cukup Baik) dan nilai dari indeks pendidikan sebesar 0,42
(Cukup Baik).
Komponen penyusun IKB yang terakhir adalah indeks kemandirian.
Tahun 2020, nilai indeks kemandirian sebesar 0,57 (Cukup Baik). Dilihat dari
komponen penyusunnya, mustahik yang telah memiliki pendapatan rutin telah
mencapai 100%. Kemudian, separuh lebih (52,8%) mustahik juga telah
memiliki pendapatan tidak rutin, Terdapat 37,5% mustahik yang memiliki
pendapatan dari aset yang disewakan serta sebanyak 30,21% rumah tangga
mustahik telah memiliki tabungan pada lembaga keuangan yang ada.
Rata-rata pendapatan mustahik penerima manfaat LPPM sebelum
menerima zakat adalah Rp1.715.886 dan setelah menerima zakat meningkat

129
tajam menjadi Rp11.316.031. Hal ini menunjukkan bahwa zakat mampu
meningkatkan pendapatan dari mustahik. Hal yang sama juga terjadi pada rata-
rata aspek spiritual mustahik yang mengalami peningkatan setelah diberikan
bantuan zakat. Sebelum menerima zakat, rata-rata nilai spiritual mustahik
adalah 3,72. Kemudian meningkat menjadi 4,02 setelah bantuan zakat
disalurkan.

b. Had Kifayah
Besaran nominal rupiah pada standar had kifayah yang digunakan untuk
mengukur dampak zakat di Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik
adalah sebesar Rp 3.088.352 per rumah tangga atau Rp 772.088 per kapita
(Puskas, 2018). Berdasarkan nilai had kifayah tersebut maka dampak zakat
terhadap mustahik pada Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik dapat
digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.82 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik


Berdasarkan Had Kifayah

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 93,75%
Kuadran-II 6,25%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,42
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 52,08%
Variabel*
Aset Disewakan 37,50%
Tabungan 30,21%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

130
Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik pada tahun 2020
berdasarkan had kifayah yaitu 0,71 (Baik) sama dengan standar garis
kemiskinan. Jika dilihat lebih detail, maka pada pada komponen indeks
CIBEST, nilai indeks yang dicapai yaitu 1,00 (Sangat Baik). Hasil dari kuadran
CIBEST juga menunjukkan bahwa rumah tangga mustahik yang berada di
kuadran I (kelompok keluarga sejahtera) sebesar 93,75%. Nilai ini jauh
perbandingannya dengan jumlah mustahik yang berada di kuadran II
(kemiskinan material) yang hanya sebesar 6,25%.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

c. Nishab Beras
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Lembaga Pemberdayaan
Peternak Mustahik berdasarkan nishab beras yaitu sebesar 0,71 (Baik).
Adapun hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.83 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik
Berdasarkan Nishab Beras

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 93,75%
Kuadran-II 6,25%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,42
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 100,00%
Variabel* Pendapatan Tidak Rutin 52,08%
Aset Disewakan 37,50%

131
Tabungan 30,21%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik tahun 2020


berdasarkan standar nishab beras yaitu 0,71 (Baik). Adapun nilai indeks
CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 1,00 (Sangat Baik). Berdasarkan nilai
indeks CIBEST diketahui bahwa 93,75% rumah tangga mustahik berada di
kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Sedangkan rumah tangga mustahik
yang berada di kuadran II hanya sebesar 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa
rumah tangga mustahik Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik telah
berstatus muzakki karena pendapatannya sudah melebihi nisab beras. Zakat
yang didistribusikan kepada rumah tangga mustahik ini mampu mengangkat
kesejahteraan ekonomi dan spiritualnya sehingga terdapat perubahan
signifikan pada hasil CIBEST ini
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

d. Nishab Emas
Hasil penghitungan nilai dampak zakat Lembaga Pemberdayaan
Peternak Mustahik berdasarkan nishab emas yaitu sebesar 0,71 (Baik).
Adapun hasil penghitungan dampak zakat yang lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

Tabel 3.84 Nilai IKB Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik


Berdasarkan Nishab Emas

Indeks Kesejahteraan CIBEST 1,00


Kuadran-I 93,75%
Kuadran-II 6,25%
Kuadran*
Kuadran-III 0,00%
Kuadran-IV 0,00%
Indeks Modifikasi IPM 0,50

132
Indeks Kesehatan 0,51
Indeks Penyusun
Indeks Pendidikan 0,42
Indeks Kemandirian 0,57
Pendapatan Rutin 100,00%
Pendapatan Tidak Rutin 52,08%
Variabel*
Aset Disewakan 37,50%
Tabungan 30,21%
INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS 0,71
Sumber: Puskas, diolah
Keterangan: (*) menunjukkan persentase jumlah mustahik

Pada tahun 2020, Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik


memperoleh nilai IKB sebesar 0,71 (Baik) jika dihitung berdasarkan nishab
emas. Adapun nilai indeks CIBEST yang diperoleh yaitu sebesar 1,00 (Sangat
Baik). Berdasarkan nilai indeks CIBEST diketahui bahwa 93,75% rumah tangga
mustahik berada di kuadran I (kelompok keluarga sejahtera). Hal ini
menunjukkan bahwa hanya mayoritas mustahik telah mencapai kesejahteraan
material dan spiritual. Mustahik yang telah berada pada kuadran I ini juga dapat
dikatakan sudah menjadi muzaki karena penghasilan yang diperoleh sudah
bernilai sama dengan atau di atas nilai nishab emas.
Sementara pada komponen indeks modifikasi IPM dan indeks
kemandirian, nilai keduanya sama dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan standar garis kemiskinan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Indikator Kemiskinan Lembaga Pemberdayaan
Peternak Mustahik menunjukkan adanya pengurangan jumlah penduduk
miskin yang menjadi sampel setelah memperoleh bantuan zakat baik itu yang
diukur berdasarkan garis kemiskinan, had kifayah, nishab beras maupun
nishab emas. Begitu pula dengan tingkat kedalaman kemiskinan, keparahan
kemiskinan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kemiskinan yang
juga menunjukkan hasil yang baik setelah dilakukannya intervensi zakat.

133
Selanjutnya, dampak zakat terhadap mustahik yang dinilai dengan IKB
dan dihitung berdasarkan garis kemiskinan mencapai nilai 0,71 dan termasuk
dalam kategori Baik. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
agar zakat yang diberikan bisa memberikan dampak yang lebih maksimal
kepada mustahik. Sinergi program – program peningkatan kualitas kesehatan
dan pendidikan mustahik perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai
indeks kesehatan dan indeks pendidikan mustahik LPPM. Program bantuan
kesehatan seperti keikutsertaan mustahik dalam sistem jaringan pengaman
nasional (BPJS Kesehatan), bantuan renovasi atap, lantai dan WC rumah
dapat meningkatkan kebersihan dan mencegah serta memitigasi penyakit.
Tidak lupa, gaya hidup sehat sesuai tuntunan Rasulullah SAW juga dapat
disosialisasikan seperti makan dan minum dengan gizi seimbang serta anjuran
berhenti merokok.
.

134
4 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penghitungan nilai indikator kemiskinan dan dampak zakat
yang dilakukan kepada 11 lembaga program dan layanan publik, dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Indikator kemiskinan untuk seluruh lembaga program dan layanan publik
dengan menggunakan empat standar yaitu GK, HK, standar beras, dan standar
emas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah kemiskinan, kesenjangan
pendapatan, kedalaman kemiskinan, keparahan kemiskinan serta lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk keluar dari kemiskinan.
2. Penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada perhitungan dengan
menggukanan standar HK yaitu sebesar 51%.
3. Penurunan kesenjangan pendapatan tertinggi terjadi pada penghitungan I
dengan standar nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 19% dan
berbanding lurus dengan nilai P1 yang menurun Rp999.450 pada nishab beras
dan Rp1.018.396 pada nishab emas.
4. Penurunan terbesar pada P2 (Indeks Sen) terjadi pada penghitungan dengan
menggunakan standar HK, nishab beras, dan nishab emas yaitu sebesar 37%.
5. Penurunan P3 (FGT Indeks) mengalami nilai yang signifikan saat
menggunakan standar nishab beras dan nishab emas yaitu sebesar 29%.
6. Nilai IKB berdasarkan garis kemiskinan untuk keseluruhan dari lembaga
program dan layanan publik adalah sebesar 0,72 (Baik).
7. Nilai IKB dari masing-masing lembaga program dan layanan publik dengan
menggunakan stadar garis kemiskinan menunjukkan bahwa sebanyak 1
lembaga program telah mendapatkan nilai dengan kategori Sangat Baik yaitu
Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), 9 lembaga program telah mendapatkan
nilai dengan kategori Baik yaitu Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), Zakat
Community Development (ZCD), BAZNAS Microfinance Indonesia (BMFi),
Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM), Layanan Aktif BAZNAS
(LAB), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Rumah Sehat BAZNAS Indonesia
(RSBI), Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM), dan Layanan
Publik, dan 1 lembaga program mendapatkan nilai dengan kategori Kurang
Baik yaitu Mualaf Center BAZNAS (MCB).

135
DAFTAR PUSTAKA

Beik, I. S. & Arsyianti, L. D., 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Bogor: IPB Press.

Firdaus, M., Beik, I. S., Irawan, T. & Juanda, B., 2012. Economic Estimation and
Determinations of Zakat Potential in Indonesia. Jeddah: IRTI IDB.

Juanda, B., 2009. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB Pres.

Majelis Ulama Indonesia, 2003. Fatwa Majelis Ulama Indonesia: Zakat Penghasilan.
Jakarta: Majelis Ulama Indonesia.

Morduch, J., 1998. Poverty, economic growth, and average exit time. Economics
Letters, Issue 59, pp. 385-390.

Puskas BAZNAS, 2017. Ketentuan Tata Cara Penghitungan Zakat Profesi. Jakarta:
Puskas BAZNAS.

Puskas BAZNAS, 2018. Outlook Zakat Indonesia. Jakarta: Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional.

World Bank, 2005. Measure of Poverty. In: Poverty Manual. s.l.:World Bank.

136
Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS)

Jl. Matraman Raya No. 134, 13150, Jakarta Timur

Anda mungkin juga menyukai