A. PENDAHULUAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji dan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat Islam,
iman, dan sehat kepada seluruh Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS sehingga dapat
menyusun dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2014.
Penyusunan RKAT 2014 diwarnai dengan Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi mengenai
pengucapan putusan dalam perkara Pengujian Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat terhadap Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pada hari Kamis, 31 Oktober 2013. Putusan yang sudah ditunggu hampir satu tahun.
BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara
nasional memiliki fungsi utama perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta pelaporan dan
pertanggungjawaban atas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Selain
fungsi tersebut, UU Pengelolaan Zakat juga menetapkan bahwa BAZNAS memiliki fungsi untuk
memberikan pertimbangan dalam pembentukan BAZNAS provinsi dan BAZNAS
kabupaten/kota serta memberikan rekomendasi dalam proses pemberian izin kepada
lembaga amil zakat (LAZ). BAZNAS berhak atas laporan pengelolaan zakat dari BAZNAS provinsi
dan LAZ dan BAZNAS berkewajiban menyampaikan laporan zakat kepada Presiden melalui
Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Realisasi tugas, fungsi, hak, dan kewajiban BAZNAS sebagaimana diamanahkan UU
Pengelolaan Zakat tidak sesederhana hanya mengumpulkan dan menyalurkan zakat. BAZNAS
dituntut untuk membuat pedoman dan menjadi role model bagi seluruh pengelola zakat dan
bahkan peningkatan kapasitas BAZNAS daerah. Aktifitas di luar pengumpulan dan penyaluran
semakin meningkat selama 2013 yang menyita banyak sumber daya manusia, waktu, dan dana
sangat dipertimbangkan dalam menyusun kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan
dalam tahun 2014. Kebutuhan kantor tempat kerja dan dana operasional untuk kegiatan di
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 1
luar pengumpulan dan penyaluran yang sifatnya cost center memerlukan pertimbangan
khusus dalam penyusunan RKAT 2014.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari Rencana Strategis BAZNAS 2010 – 2014. Karena
itu, RKAT di tahun ini dirancang untuk mencapai target tahun berjalan dan target Renstra
keseluruhan dalam lima tahun.
RKAT 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
A. Pendahuluan
B. Gambaran Umum
1. Sejarah BAZNAS
2. Perkembangan Zakat Nasional
3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS
C. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2013
1. Realisasi Penghimpunan
2. Realisasi Penyaluran
3. Realisasi Pengembangan SDM
4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana
5. Realisasi Dana Operasional
6. Realisasi APBN
D. Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun 2014
1. Kebijakan Umum
2. Analisis SWOT
3. Struktur Organisasi Pelaksana Harian BAZNAS
4. Penghimpunan
5. Penyaluran
6. Pengembangan SDM
7. Pengembangan Sarana dan Prasarana
8. Program Kerja dan Anggaran
E. Penutup
Lampiran – lampiran
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 2
B. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah BAZNAS
Di Indonesia, praktek zakat sudah berjalan sejak zaman Islam masuk ke Indonesia melalui
ulama sekaligus pedagang Timur Tengah dan Eropa. Berabad‐abad zakat dikelola secara
tradisional, diambil dan disalurkan oleh individu‐individu, melalui masjid atau melalui buya,
kyai, ajengan dan tokoh agama setempat untuk disalurkan kepada kegiatan yang mendukung
masjid atau pesantren.
Pada perkembangan berikutnya zakat mulai menjadi perhatian Pemerintah. Hal ini terlihat saat
Presiden Soeharto memberikan sambutannya pada acara malam Nuzulul Qur’an tahun 1968
yang isinya menghimbau kepada seluruh umat Islam Indonesia agar menunaikan kewajiban
zakatnya sebagai kewajiban beragama sekaligus menyampaikan bahwa beliau selaku Presiden
bertindak sebagai amil yang menerima pembayaran zakat masyarakat. Bentuk nyata himbauan
Presiden tersebut diperkuat dengan pembentukan Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah
(BAZIS) di DKI Jakarta pada tahun 1968.
Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuk Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam
Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan
penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Selain itu juga ditetapkan pengurus BAZNAS
periode 2001‐2004 yang terdiri dari Badan Pelaksana diketuai Drs. H. Achmad Subianto, MBA,
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc. sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, dan H. Muchtar
Zarkasyi, SH sebagai Ketua Komisi Pengawas.
Para personil yang duduk di dalam kepengurusan BAZNAS diambilkan dari berbagai komponen
masyarakat. Mereka terdiri dari para ulama, birokrat, profesional dan tokoh nasional yang
dinilai memiliki integritas dan kredibilitas tinggi terutama di bidang pengelolaan zakat, antara
lain AM Fatwa, Huzaimah T. Yanggo, Alm. Djamal Doa, Abdullah Gymnastiar, Siti Chalimah
Fadjrijah, Marwah Daud Ibrahim, Aries Muftie, dan sebagainya.
Langkah awal adalah mengupayakan memudahkan pelayanan, BAZNAS bekerjasama dengan
perbankan dengan membuka rekening penerimaan dengan nomor unik yaitu berakhiran 555
untuk zakat dan 777 untuk infak. Dengan dibantu oleh Kementerian Agama, BAZNAS
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 3
menyurati lembaga pemerintah serta luar negeri untuk membayar zakat ke BAZNAS.
Alhamdulillah pada tahun pertama berdirinya, BAZNAS berhasil menghimpun dana sebesar Rp
100 juta.
Sebagai badan baru di lingkungan pemerintahan hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah
masalah pendanaan. Karena tanpa penyediaan dana operasional dan personal harian yang
memadai yang menggerakkan, maka sebuah badan tidak akan dapat berjalan. Anggaran
operasional yang secara jelas tercantum di SK nya berasal dari APBN namun realisasinya tak
semudah itu.
Kondisi inilah yang kemudian mendorong pengurus BAZNAS untuk mencari batu pijakan lain.
Bekerjasama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah BUMN yang bergerak
di bidang pembiayaan usaha kecil, mikro, koperasi dan jasa manajemen pada November 2001
merupakan langkah strategis BAZNAS untuk mengatasi kendala dana operasional. Dalam
kerjasama tersebut disepakati bahwa PT. PNM menyediakan jasa manjemen dengan
memfasilitasi BAZNAS dalam pembuatan sistem dan prosedur serta aplikasi zakat, sedangkan
Kementerian Agama memfasilitasi rapat pengurus dalam penyusunan kebijakan BAZNAS.
Dalam kebijakan tersebut antara lain mengatur adanya pelaksana harian BAZNAS yang akan
menggerakkan roda operasional BAZNAS sehari‐hari.
Dengan menempati kantor di Gedung Sasana Amal Bakti Lantai 2, Jl. Lapangan Banteng Timur,
di lingkungan Kementerian Agama, Jakarta Pusat, milestone tahun pertama BAZNAS adalah
pembuatan sistem dan prosedur, penerbitan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dan Bukti
Setor Zakat (BSZ) sebagai bukti zakat pengurang penghasilan kena pajak di‐launching
bersamaan dengan diresmikannya kantor BAZNAS pada bulan April 2002.
Pemenuhan amil dan pemenuhan infrastruktur operasional terus dilakukan. Kebutuhan SDM
amil yang semula hanya ada tiga orang yang mulai aktif pada tahun 2001, mulai terpenuhi pada
bulan September 2002, dengan disepakatinya kerjasama operasional antara BAZNAS dengan
PT. PNM (Persero). Saat itu PT. PNM (Persero) menempatkan enam orang amil di Pelaksana
Harian BAZNAS dipimpin seorang Direktur Eksekutif, yaitu Emmy Hamidiyah, dan mulai
berkantor di Gedung Arthaloka Jl. Jenderal Sudirman Kav. 2 Lt. 2 Jakarta Pusat.
Perlahan namun pasti, BAZNAS menunjukkan aktivitasnya. Kegiatan penghimpunan dilakukan
dengan pembentukan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) di BUMN, Departemen, dan perwakilan
Indonesia di luar negeri. Sampai akhir Desember 2008 telah terbentuk sekurangnya 88 Unit
Pelayanan Zakat yang sebagian besar justru berada di perwakilan Indonesia di luar negeri.
Pendayagunaan zakat juga mulai dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.
Alhamdulillah, BAZNAS semakin berkembang. Penghimpunan dananya terus meningkat mulai
2 miliar di tahun 2003 sampai 16 miliar di tahun 2008. Pendayagunaan zakat juga semakin
bertambah, menjangkau sampai ke pelosok‐pelosok negeri. Program kemanusiaan berkiprah
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 4
mulai dari musibah skala lokal sampai nasional. Musibah kebakaran, banjir, gempa bumi,
longsor, dan bencana alam lainnya tak luput dari uluran tangan BAZNAS.
Di samping itu, bantuan pendidikan bagi anak didik dari keluarga kurang mampu juga
digulirkan. Beasiswa digulirkan mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Unit Kesehatan
Keliling (UKK) dan Dokter Keluarga Pra Sejahtera (DKPS) dioperasionalkan di beberapa daerah
Jadebotabek, Jawa Tengah dan Indonesia Timur. Keberadaan DKPS sangat bermanfaat untuk
membantu mereka yang tinggal di kawasan kumuh dan miskin agar mereka mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai. Cita‐cita kemandirian ekonomi keluarga diwujudkan
melalui guliran modal kerja bagi usaha produktif dhuafa di berbagai daerah. Mereka yang
menerima bantuan ini antara lain para pedagang sayur, nelayan, petani gurem, serta pengrajin
tas dan sepatu.
Tahun 2005, saat bencana tsunami meluluhlantakkan bumi Aceh, BAZNAS bersama BUMN
Peduli juga hadir memberikan bantuan dan pertolongan. Baznas sampai di lokasi bencana
tepat di hari kedua musibah tersebut terjadi. Evakuasi jenazah, pendirian posko logistik dan
layanan kesehatan disediakan di lokasi‐lokasi pengungsi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana dilakukan khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi.
Di bidang pendidikan, pengasuhan anak‐anak yatim, pembangunan pesantren dan sekolah
menjadi prioritas BAZNAS. Lebih dari 17 pesantren dibangun kembali. Tak kurang 384 anak
yatim piatu usia 4 sampai 16 tahun diasuh dan dididik di sekolah berasrama yang diberi nama
”Selamatkan Tunas Bangsa” bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
(SIKIB), Dayah Darul Hijrah, dan di asrama mahasiswa di Darussalam Banda Aceh. Bukan hanya
itu, pendirian pasar darurat, pembangunan 3 buah Baitul Qiradh sebagai lembaga keuangan
untuk usaha mikro dan kecil juga dilakukan agar perekonomian Aceh pulih kembali.
Pada kepengurusan periode kedua yang dipimpin Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc,
BAZNAS semakin matang dalam menjalankan visinya sebagai pusat zakat nasional yang
amanah, transparan dan profesional. Misinya untuk meningkatkan kesadaran berzakat
masyarakat melalui amil zakat terus dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan publikasi di
media massa nasional.
Dalam upaya meningkatkan peran koordinasi, informasi dan konsultasi BAZNAS dengan BAZ
Daerah di semua tingkatan dan LAZ, pada September 2006 – September 2007 melakukan
kerjasama manajemen dan sinergi dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Dengan
kerjasama tersebut, BAZNAS lebih fokus kepada kegiatan koordinasi dan konsultasi, antara lain
penguatan organisasi dan pembinaan amil BAZ Daerah. Sementara Dompet Dhuafa (DD)
berkonsentrasi kepada kegiatan pengelolaan zakatnya. Pada September 2007, atas
kesepakatan kedua belah pihak, kerja sama tersebut tidak dilanjutkan. Koordinasi dengan BAZ
Provinsi dan BAZ Kabupaten/Kota dilakukan secara berkala dengan menggelar Rakornas dan
pelatihan untuk meningkatkan kapasitas BAZ. BAZNAS juga turut terlibat aktif dalam kegiatan‐
kegiatan yang dilaksanakan Forum Zakat (FOZ), termasuk menginisiasi terbentuknya Dewan
Zakat MABIMS (Majelis Agama‐Agama Islam Indonesia, Brunei, Malaysia dan Singapura) dan
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 5
turut serta menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Zakat Asia Tenggara di Padang tahun
2007. Pada tahun 2010, BAZNAS ditetapkan sebagai mitra kerja resmi Komisi VIII DPR‐RI, dan
pada tahun yang sama BAZNAS berkoordinasi dengan Forum Zakat sukses menyelenggarakan
World Zakat Forum.
Perhatian Baznas bukan hanya diberikan kepada mustahik, namun layanan yang terbaik
diberikan juga kepada muzaki. Bentuk peningkatan layanan muzaki diwujudkan berupa
kemudahan membayar zakat melalui konter zakat di perkantoran, UPZ, layanan perbankan,
SMS, internet maupun jemput zakat. UPZ pun semakin bertambah jumlahnya menjadi 100
unit. Program pendayagunaan juga semakin berkembang. Lima program unggulan diluncurkan
yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur, Indonesia Taqwa dan Indonesia
Peduli untuk membuat tujuan BAZNAS mengubah mustahik menjadi munfik dan muzaki dapat
terealisasi.
Visi BAZNAS untuk menjadi pengelola zakat yang amanah dan transparan telah dibuktikan
dengan hasil audit kantor akuntan publik yang memberikan opini wajar tanpa pengecualian
berturut‐turut sejak 2001. Profesionalisme juga terbukti dengan diraihnya sertifikat ISO
9001:2000 untuk seluruh manajemen BAZNAS yaitu penghimpunan, pendayagunaan,
keuangan, SDM, Bagian Umum, IT dan corporate secretary serta legal pada tanggal 9
Desember 2008. Pada Desember 2009, BAZNAS memperoleh sertifikat ISO 9001‐2008 dan
dapat terus dipertahankan sampai saat ini. Ini berarti manajemen mutu BAZNAS telah diakui
menurut standar internasional. Nilai‐nilai lembaga yang merujuk pada sifat kepemimpinan
Rasulullah SAW, yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah dan netralitas serta independensi terus
dikembangkan menjadi budaya BAZNAS.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui undang‐undang pengelolaan zakat
pengganti Undang‐Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU
Nomor 23 Tahun 2011 pada tanggal 25 November 2011. UU ini menetapkan bahwa
pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam
pengelolaan zakat dan (2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, UU mengatur
bahwa kelembagaan pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator
seluruh pengelola zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ.
Sampai akhir 2013, tiga belas tahun sudah perjalanan BAZNAS. Perjalanan yang tak melulu
berhiaskan mawar dan melati. Onak, duri dan kerikil seringkali membuat BAZNAS harus lebih
hati‐hati melangkah meniti jalan. Tapi alhamdulillah, berkat izin Allah SWT dan dukungan para
muzaki dan mustahik, BAZNAS semakin maju. Ini sesuai janji Allah bahwa pertolongan akan
datang kepada kita yang bersunguh‐sungguh membela kepentingan agama atau melalui
orang‐orang miskin, insya Allah BAZNAS semakin hari semakin baik dalam melayani pemangku
kepentingan zakat; para muzaki dan mustahik.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 6
2. Perkembangan Zakat Nasional
Pengajuan judicial review UU Nomor 23 Tahun 2011 oleh beberapa LAZ, yayasan, dan
perorangan pada akhir tahun 2012 dan putusan Mahkamah Konstitusi yang baru dibacakan
pada 31 Oktober 2013, telah membuat “kekakuan komunikasi” antara BAZNAS dengan
sebagian LAZ tingkat nasional selama tahun 2013. Kekakuan ini berdampak kepada hampir
tidak ada kegiatan nasional yang dilaksanakan bersama antara BAZNAS dengan LAZ – LAZ
tingkat nasional yang ada. Semua sibuk dengan program masing‐masing.
Kondisi di atas berbanding terbalik dengan koordinasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah.
Boleh dikata tidak ada hari tanpa komunikasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah, baik
provinsi maupun kabupaten/kota. Rapat koordinasi daerah yang menyertakan BAZNAS
dilaksanakan dibanyak provinsi, pelatihan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA),
sosialisasi dan edukasi zakat di berbagai daerah, konsultasi pengelolaan zakat, sinergi program
regular (Program Zakat Community Development), dan sinergi program per event begitu
bergelora walaupun belum merata di seluruh BAZNAS daerah. Beberapa BAZNAS daerah yang
sangat intensif berkoordinasi dan berkomunikasi, antara lain BAZNAS se‐Sumatera kecuali
Lampung, BAZNAS se‐Jawa kecuali BAZIS DKI dan BAZNAS Jawa Tengah, BAZNAS se‐
Kalimantan, BAZNAS se‐Bali, dan BAZNAS se‐NTT.
Alhamdulillah setelah Sidang Pengucapan Putusan MK tanggal 31 Oktober 2013, BAZNAS
begerak cepat untuk memecah kebekuan komunikasi dengan dengan mengadakan Silaturahim
BAZNAS dan LAZ tingkat nasional pada 27 November 2013. Hadir 15 dari 18 LAZ tingkat
nasional, BAZNAS Provinsi Jawa Barat, dan BAZIS DKI. Silaturahim ini menyepakati 5 Agenda
Zakat Nasional sebagai berikut:
1. Penguatan regulasi
2. Sosialisasi dan edukasi
3. Penguatan kelembagaan
4. Optimalisasi pendayagunaan
5. Sinergi
Untuk mengkonkritkan lima agenda zakat nasional tersebut dibentuk tim kerja yang terdiri
atas perwakilan masing‐masing lembaga.
Tentu saja, peristiwa paling besar adalah kunjungan incognito Bapak Presiden RI ke Kantor
BAZNAS beserta Bapak Wakil Presiden, tiga Mentri Koordinator, para Menteri Kabinet
Indonesia Bersatu II, dan Gubernur DKI Jakarta pada hari Senin 27 Ramadhan 1434 bertepatan
5 Agustus 2013. Peristiwa yang monumental ini telah membuahkan dua hal sangat strategis
dalam perkembangan zakat ke depan, yakni ditetapkannya 27 Ramadhan sebagai hari zakat
nasional dan disepakatinya untuk menerbitkan instruksi Presiden (Inpres) tentang
pembayaran zakat para pejabat Negara, pegawai negeri sipil (PNS), TNI, polisi RI, dan karyawan
BUMN/D kepada BAZNAS. Konsep Inpres saat ini telah sampai ke Sekretariat Kabinet setelah
disusun oleh BAZNAS dan diproses administrasi oleh Kementerian Agama.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 7
Adapun peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 23 Tahun 2011 sampai dengan RKAT ini disusun
belum ada yang terbit, baik Peraturan Pemerintah (PP) maupun Perturan Menteri Agama
(PMA) yang diamanahkan langsung oleh UU. Sehubungan dengan Putusan MK, pada tanggal
12 Desember 2013 dilakukan pembahasan kembali Rancangan PP (RPP) untuk penyesuaian
oleh Kemenag, Kemenkumham, Setneg, dan BAZNAS. Informasi dari Setneg bahwa RPP
sebelum Putusan MK telah diparaf oleh empat Menteri.
Walaupun RPP belum ditetapkan menjadi PP, namun BAZNAS perlu mempersiapkan segala
sesuatu sebagai konsekuensi lahirnya PP. Konsekuensi tersebut menyangkut banyak hal, mulai
dari struktur organisasi, SDM, sistem, manajemen, gedung kantor, sampai kepada dana
operasional. Karena itu, hal‐hal ini menjadi sangat penting dan strategis untuk dipersiapkan di
tahun 2014 nanti.
3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS
Kepengurusan BAZNAS pada tahun 2013 merupakan Pengurus Periode 2008‐2011 yang
ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Susunan Keanggotan BAZNAS j.o. Keputusan Menteri Agama RI No. 10 Tahun 2012, tanggal 24
Januari 2012 tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti Keanggotaan BAZNAS Periode
Tahun 2008‐2011. Perpanjangan diberikan sampai dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS
sesuai UU Nomor 23 Tahun 2011. Dengan demikian, Pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33
orang yang teridir atas 19 orang Badan Pelaksana, 7 orang Dewan Pertimbangan, dan 7 orang
Komisi Pengawas.
Pelaksana Harian atau pegawai (amil) BAZNAS terbagi atas Manajemen dan Staf Pelaksana
Harian dengan status kepegawaian terdiri atas Amil Tetap, Amil Kontrak, dan PNS Kementerian
Agama yang diperbantukan. Pada akhir tahun 2013 ini, amil BAZNAS berjumlah 68 orang yang
terdiri atas 41 orang Amil Tetap, 27 orang Amil Kontrak, dan 2 orang PNS Kementerian Agama.
Berdasarkan jabatan, posisi amil pada akhir 2013 terdiri atas 1 orang Direktur Pelaksana, 6
orang Kepala Divisi, 1 orang Manajer, dan 60 orang Staf.
BADAN PELAKSANA
Ketua Umum Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
Ketua Bidang Program Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, M.BA.
Ketua Bidang Jaringan dr. H. Naharus Surur, M.Ked.
Sekretaris Umum drh. Emmy Hamidiyah, M.Si.
Wakil Sekretaris M Fuad Nasar, S.Sos., M.Sc.
Bendahara Umum Hj. Isye S Latief
Wakil Bendahara Teten Kustiawan, Ak.
Divisi Pengumpulan Dr. Siti Chalimah Fajriyah, S.E., Ak., M.M.
Bakhtiar Rakhman, S.E.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 8
Drs. H. Mohammad Siddik K, M.A.
Divisi Pendistribusian Drs. H. Abdur Rahman Anwar
Abdul Hasyim, M.A., M.BA.
Drs. Syahrullah Iskandar, M.A.
Divisi Pendayagunaan Taufik Hidayat, M.Ec.
LIA Muzaffar Daud
Drs. Mas’ud Halimi, M.A.
Divisi Pengembangan Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc.
Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf
Dra. Hj. Elvi Hudriyah, M.A.
DEWAN PERTIMBANGAN
Ketua H. Muchtar Zarkasyi, S.H.
Sekretaris Prof. Dr. Nasrun Haroen, M.A.
Anggota Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar
Drs. H. M Djamal Doa (alm)
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, M.A.
Drs. H. Mubarok, M.Si.
Drs. H. Amidhan
KOMISI PENGAWAS
Ketua Drs H. Achmad Subianto, M.BA.
Sekretaris Drs. H. Tulus
Anggota Drs. H. M Suparta, M.A.
Drs. H. Basri Bermanda, M.BA.
Prof. Dr. H. Artani Hasbi
Drs. K.H. Masrur Ainin Najih
H. Iskandar Zulkarnain, S.E., M.Si.
MANAJEMEN PELAKSANA HARIAN
Direktur Pelaksana Teten Kustiawan, Ak.
Kepala Divisi Penghimpunan Mohammad Nasir Tajang, S.Ag. M.Si.
Kepala Divisi Pendistribusian dan Faisal Qosim, Lc., M.Si.
Pendayagunaan
Kepala Divisi Keuangan Dyah R Andayani, Ak.
Kepala Divisi Pengembangan SDM Dra. Inna Karunia, M.Kes.
Kepala Divisi TI dan Umum Mohammad Basit A Karim, Lc.
Kepala Divisi Corporate Secretary Hermin R Rachim, S.E.
Tabel 1: Susunan Pengurus dan Manajemen Pelaksana Harian (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 9
C. REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2013
1. Realisasi Penghimpunan
a. Data Penghimpunan 2009‐2013
Realisasi penghimpunan BAZNAS hingga September (Kuartal III) 2013 mencapai
Rp_48.059.928.299. Komposisi terbesar berasal dari Zakat Maal‐Penghasilan yang mencapai
80,08% atau Rp 38.484.809.269. Porsi kedua berasal dari CSR/Sinergi Program yang mencapai
5,80% atau Rp 2.788.703.981. Selanjutnya berturut‐turut Zakat Maal‐Badan sebesar 5,39%
atau Rp 2.588.774.476; Donasi Operasional (untuk Dana Amil) sebesar 4,90% atau
Rp_2.357.051.500,00; Infak/ Sedekah yang mencapai 3,09% atau Rp 1.738.085.595; dan Zakat
Fitrah sebesar 0,21% atau Rp_102.503.479. Adapun, hibah APBN sebesar Rp_3.000.000.000
tidak masuk sebagai capaian penghimpunan.
Realisasi PHP 2013 Prognosis PHP 2013
Grafik 1: Proporsi Realisasi dan Prognosis Penghimpunan 2013berdasarkan jenis dana (Data RNB,
2013)
Angka penghimpunan tersebut diperkirakan masih akan meningkat. Mengingat, hingga akhir
tahun 2013, masih tersisa 3 bulan aktif (Oktober‐Desember), dengan prognosis 2013
diperkirakan total penghimpunan mencapai Rp 59.280.233.390. Adapun porsi prognosis
tersebut berdasarkan jenis dananya adalah sebagai berikut: Zakat Maal‐Penghasilan Rp
46.883.201.413 atau 79,09%; Zakat Maal‐Badan Rp3.708.327.284 atau 6,26%; Infak/Sedekah
Rp 6.183.820.214 atau 4,02%; Donasi Operasional Rp 2.357.051.500 atau 4,05%; dan
CSR/Sinergi Program Rp_3.802.778.156 atau 6,41%. Dalam komposisi prognosis ini, dana sosial
keagamaan lainnya (DSK) dari Zakat Fitrah diasumsikan tidak mengalami penambahan jumlah
penghimpunan, sehingga proporsi mereka berubah menjadi 0,17% dari total penghimpunan.
Dari data realisasi dan prognosis penghimpunan tahun 2013 tersebut, dapat kita peroleh rasio
penghimpunan dari target yang dicanangkan di tahun 2013. Dalam RKAT 2013, target
penghimpunan sebesar 200 miliar rupiah dengan komposisi 170 miliar dari dana zakat dan 30
miliar dari dana infak/sedekah. Dengan demikian jika mengacu pada data realisasi 2013, rasio
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 10
capaian penghimpunan zakat baru mencapai 24,16% dan infak/sedekah sebesar 22,95%. Jika
dibandingkan dengan asumsi prognosis 2013, diperoleh rasio penghimpunan zakat sebesar
29,76% dan infak/sedekah sebesar 28,62%.
Rendahnya capaian penghimpunan dari target disebabkan karena beberapa hal. Pertama,
dalam perencanaan target, asumsi yang digunakan sangat ideal; bahwa di tahun 2013 ini, PP
akan disahkan sebagai bagian dari landasan operasional UU 23/2011 tentang Pengelolaan
Zakat. Namun, dalam kenyataannya, hingga akhir tahun 2013, PP tersebut belum juga
rampung disusun. Faktor kelembagaan lain yang mempengaruhi rendahnya penghimpunan
adalah proses judicial review atas UU 23/2011 yang cukup berlarut‐larut, yang berdampak
kurangnya kepastian hukum BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang mengelola zakat
secara nasional.
Kedua, selain faktor eksternal tersebut, faktor internal yang dinilai sangat menghambat kinerja
penghimpunan adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM). Dari kebutuhan 1
orang kepala divisi, 3 orang manajer, dan 17 orang staf penghimpunan, hingga akhir tahun
2013, komposisi kebutuhan SDM penghimpunan hanya terpenuhi 1 orang kepala divisi, dan 13
orang staf. Kekurangan 3 orang manajer dan 4 orang staf dinilai menjadi salah satu determinan
yang menghambat capaian penghimpunan, baik dari sisi mobilisasi sumber daya
penghimpunan maupun pelayanan muzaki atau donatur. Sementara itu, penambahan 4 SDM
baru di tahun 2013, baru efektif bergabung dalam tim penghimpunan di kuartal ketiga. Kondisi
tersebut diperparah dengan keluarnya 2 orang SDM penghimpunan dan penugasan 1 orang
SDM ke BAZNAS daerah selama tiga bulan mendekati dan di bulan Ramadhan.
Jika data realisasi dan prognosis penghimpunan 2013 dibandingkan dengan data
penghimpunan 2012, maka akan diperoleh informasi sebagai berikut. Realisasi penghimpunan
zakat sampai dengan kuartal ketiga tahun 2013 setara dengan 102,45% dari total
penghimpunan di tahun 2012. Prognosis penghimpunan Zakat tahun 2013 setara 126,19% dari
total penghimpunan zakat tahun 2012. Realisasi Infak/Sedekah tahun 2013 hanya 65,32% dan
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 11
84,59% untuk prognosis dari realisasi penghimpunan tahun 2012. Sementara itu, lonjakan
penghimpunan dana sosial keagamaan dari kategori Zakat Fitrah, tahun ini mengalami
pertumbuhan sebesar 465,35% dari penghimpunan di tahun lalu. Adapun, penerimaan
BAZNAS dari dana APBN tidak mengalami perubahan.
Secara umum, tren penghimpunan BAZNAS tahun 2009‐2013 terus mengalami kenaikan yang
berkelanjutan. Penghimpunan BAZNAS mengalami kenaikan rata‐rata sebesar 9,72% pada
tahun 2010. Tren ini mengalami lonjakan peningkatan rata‐rata yang cukup signifikan di tahun
2011 sebesar 50,64%. Persentase pertumbuhan rata‐rata di tahun 2012 sedikit melandai agak
turun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 26,08%. Di tahun 2013, diperkirakan
pertumbuhan rata‐rata hanya mencapai 17,95% dari penghimpunan di tahun sebelumnya.
Tren Penghimpunan 2009‐2013
60.000
50.592
juta rupiah
50.000
40.091
40.000 32.350
30.000 22.720
18.276
20.000
10.151 8.586
5.831 7.497
10.000 5.000
3.715 3.000 3.000 3.000
638
13 29 18 18 102
‐
2009 2010 2011 2012 2013
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 12
Dari grafik tren penghimpunan, terlihat bahwa dalam lima tahun terakhir penghimpunan
BAZNAS terbesar bersumber dari kategori dana zakat. Rata‐rata kontribusi penghimpunan
zakat terhadap total penghimpunan mencapai 81,58% dalam lima tahun terakhir. Porsi
penghimpunan zakat terbesar ada pada tahun 2010 yang mencapai 85,85% dari total
penghimpunan. Adapun di tahun 2013, porsi penghimpunan zakat mencapai 85,34%.
Sementara itu, rata‐rata porsi penghimpunan dari infak/sedekah dan dana sosial keagamaan
lainnya pada periode 2009‐2013 secara berurut‐urut 18,34% dan 0,08%.
Sementara itu, dari sisi jumlah muzakki, baik perorangan maupun badan, secara umum
mengalami pertumbuhan. Dalam lima tahun terakhir ini, muzakki perorangan mengalami
pertumbuhan sebesar 30,31 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 29,91 persen
atau bertambah sebanyak 5.295 muzakki perorangan. Sementara itu, muzakki badan juga
mengalami pertumbuhan sebesar 24,79 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar
12,13 persen atau bertambah sebanyak 54 lembaga sebagai muzakki badan.
Muzaki
2009 2010 2011 2012 2013
Perorangan
Baru 3.325 2.433 3.021 2.564 5.295
Total 9.506 11.939 15.140 17.704 22.999
φ MP 53,79% 25,59% 25,30% 16,94% 29,91%
Tabel 4: Ikhtisar Data Muzakki Perorangan 2009‐2013 (Data RNB, 2013)
Muzaki
2009 2010 2011 2012 2013
Badan
Baru 132 43 39 52 54
Total 311 354 393 445 499
φ MB 73,74% 13,83% 11,02% 13,23% 12,13%
Tabel 5: Ikhtisar Data Muzakki Badan 2009‐2013 (Data RNB, 2013)
Dalam rangka revitalisasi Unit Pengumpul Zakat (UPZ), BAZNAS terus melakukan berbagai
pendekatan untuk mengaktifkan kembali dan membuka UPZ di sejumlah
Kementerian/Lembaga (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS). Hingga September 2013, BAZNAS telah mengaktifkan kembali dan
membentuk baru 10 UPZ, 3 UPZ di K/L dan 7 UPZ di BUMS. Dengan demikian, di tahun 2013
ini BAZNAS memiliki 43 UPZ aktif dengan komposisi 9 UPZ di K/L, 16 UPZ di BUMN, dan 18 UPZ
di BUMS.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 13
Ikhtisar UPZ Institusi Asal UPZ Aktif
2013
100
83 79
78
80 69 69
9
60 18
43
36
40
23 22 16
18
20
0
2009 2010 2011 2012 2013
2. Realisasi Penyaluran
a. Data Penyaluran 2012‐2013
Berdasarkan realisasi hingga September (kuartal III) 2013, total penyaluran zakat, infak,
sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya mencapai Rp 29.058.642.220 atau sebesar
18,45% dari target penyaluran yang sebesar Rp 157.500.000.000. Jumlah penyaluran tersebut
diperkirakan masih akan bertambah. Mengingat, hingga akhir tahun 2013, masih tersisa 3
bulan aktif (Oktober‐Desember), dengan prognosis 2013 diperkirakan total penyaluran
mencapai Rp 36.742.975.483 atau 23,33%. Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran
berdasarkan jenis dana dan asnaf mustahik serta perbandingan dengan rencana anggaran
tahun 2013.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 14
Penyaluran 2012 Realisasi 2013 Prognosis 2013 Perubahan
Jenis Dana
(A) Jan‐Sep (B) (C) B/A C/A
Zakat 31.005.297.725 25.930.527.985 32.563.752.230 83,63% 105,03%
Fakir Miskin 27.401.606.858 22.450.251.633 27.763.455.702 81,93% 101,32%
Riqab 0 0 0 0% 0%
Gharimin 244.108.860 408.351.000 539.176.500 167,28% 220,88%
Muallaf 108.380.500 1.079.431.500 1.576.732.250 995,96% 1454,8%
Fii Sabilillah 3.132.166.507 1.965.808.852 2.647.120.278 62,76% 84,51%
Ibnu Sabil 119.035.000 26.685.000 37.267.500 22,42% 31,31%
Infak/Sedekah 8.071.825.096 3.124.084.235 4.179.223.254 38,70% 51,78%
Fii Sabilillah 8.071.825.096 3.124.084.235 4.179.223.254 38,70% 51,78%
Jumlah 39.077.122.821 29.058.642.220 36.742.975.483 74,36% 94,03%
Tabel 7: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Penyaluran 2012 berdasarkan jenis dana
(Data RNB, 2013)
Berikut ini tersaji tabel realisasi penyaluran berdasarkan lima bidang penyaluran BAZNAS yang
meliputi ekonomi (Indonesia Makmur), pendidikan (Indonesia Cerdas), kesehatan (Indonesia
Sehat), agama (Indonesia Takwa), dan sosial‐kemanusiaan (Indonesia Peduli) serta
perbandingan dengan rencana anggaran tahun 2013.
Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran berdasarkan tujuh program unggulan BAZNAS
yang meliputi Zakat Community Development (ZCD), Rumah Makmur BAZNAS (RMB), Rumah
Sehat BAZNAS (RSB), Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB), Konter Layanan Mustahik (KLM),
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 15
Tanggap Darurat Bencana (TDB), dan Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) serta perbandingan
dengan rencana anggaran tahun 2013.
Jika dibandingkan dengan anggaran maupun ketersediaan dana, realisasi penyaluran di tahun
2013 relatif rendah. Dibandingkan dengan anggaran yang ditargetkan di tahun 2013, rasio
penyaluran hanya mencapai 18,45 persen (untuk realisasi hingga September) 23,33 persen
(untuk prognosis 2013). Adapun jika dibandingkan dengan penyaluran 2012, maka rasio
penyaluran 2013 sebesar 74,36 persen (untuk realisasi hingga September 2013) dan 94,03
persen (untuk prognosis 2013).
Sementara itu, dibandingkan dengan realisasi penghimpunan (hingga September 2013), maka
rasio realisasi penyaluran (hingga September 2013) mencapai 69,46 persen. Adapun, jika
dibandingkan dengan prognosis penghimpunan 2013, maka rasio prognosis penyaluran 2013
mencapai 70,84 persen.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 16
rendahnya angka penyaluran. Hal ini dikarenakan salah satu program RCAB, yakni program
SKSS dan Dinar belum memasuki periode pencairan bagi penerima.
Di samping karena serapan Program ZCD dan RCAB, rendahnya realisasi penyaluran juga
disebabkan penyaluran yang belum dipertanggungjawabkan (piutang penyaluran). Sejumlah
dana penyaluran sudah diberikan kepada mitra penyaluran (pihak ketiga), namun hingga saat
ini, belum ada laporan terkait penyaluran tersebut.
b. 7 Program di tahun 2013
Program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS yang dijadikan program nasional
dilaunching pada tanggal 17 Januari 2013. Sampai dengan kuartal III 2013, 39 kabupaten/kota
dari 9 provinsi sudah berpartisipasi aktif dalam penyiapan program ZCD. Dari data tersebut 14
kabupaten/kota sudah sampai pada penyusunan program kerja (tahap IV), 3 kabupaten/kota
sudah menyelesaikan assesment (penilaian) kebutuhan (tahap III), 20 kabupaten/kota sudah
melaksanakan pelatihan assesment (tahap II), dan 2 kabupaten/kota baru pada proses
pembentukan dan pembekalan Tim Pengelola dan Pengawas/ TPP (tahap I). Selain data
tersebut, terdapat 15 kabupaten/kota dari 4 provinsi yang sudah melengkapi data yang
dibutuhkan namun belum ditindaklanjuti.
Sementara itu terdapat 6 kabuptaen/kota dari 2 provinsi yang sudah mengirimkan berkas yang
belum diisi lengkap, sehingga belum memungkinkan untuk diproses lebih lanjut.
Perkembangan ZCD 2013
20
15
20
10
14
5
2 3
0
0
Pembentukan Pelatihan Laporan Penyusunan Kick off
Pembekalan Assesment Assesment Program Kerja Kegiatan
TPP
Grafik 4: Ikhtisar Perkembangan Proses Program ZCD (Data RNB, 2013)
Sementara itu, Rumah Makmur BAZNAS (RMB) sebagai program pemberdayaan mustahik di
bidang ekonomi, sampai dengan bulan September 2013, telah mampu memberikan modal
usaha kepada 2.414 mustahik, dengan total bantuan modal usaha sebesar Rp_2.722.195.800,
atau rata‐rata bantuan modal usaha sebesar Rp 1.127.670.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 17
Di tahun 2013, BAZNAS berhasil mempertahankan keberlangsungan program pelayanan
kesehatan bagi para mustahik secara cuma‐cuma melalui Rumah Sehat BAZNAS (RSB). Hingga
saat ini, terdapat empat unit RSB di empat kota, yang meliputi: Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo,
dan Makassar. Di Jakarta, pengelolaan RSB merupakan hasil kerja sama dengan Pengurus
Masjid Sunda Kelapa. Di Yogyakarta, pengelolaan RSB dikerjasamakan dengan Yayasan Wakaf
Universitas Islam Indonesia (UII). Di Sidoarjo, pengelolaan RSB bekerja sama dengan Yayasan
Al‐Chusnaeni dan PT. PGN. Di Makassar, pengelolaan RSB dilakukan bersama Yayasan Wakaf
Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan PT. Pertamina.
Berikut ini terlampir Realisasi keuangan dan penerima manfaat sampai dengan Kuartal III 2013
untuk masing‐masing Rumah Sehat BAZNAS.
Tabel 12: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Rumah Sehat BAZNAS 2013 berdasarkan
lokasi (Data RNB, 2013)
Program Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) merupakan program pemberdayaan mustahik di
bidang pendidikan. Dalam pelaksanaannya, program RCAB dibagi menjadi dua bentuk
program, yaitu: program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dan program Dana Infak Anak
Negeri (Dinar). Program SKSS merupakan program beasiswa untuk tingkat sarjana (S1).
Sedangkan program Dinar merupakan program beasiswa yang diperuntukkan bagi tingkat SD,
SMP, dan SMA. Di tahun 2013, penerima manfaat dari program SKSS sebanyak 230 mahasiswa.
Sedangkan penerima manfaat dari program Dinar sebanyak 1.012 pelajar.
Program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) merupakan program pemberdayaan di bidang agama.
Tujuan dari program ini adalah mencetak ulama yang mampu membentengi aqidah ummat.
Program KSU berupa beasiswa pasca sarjana (S2 atau S3) dengan bidang keislaman. Sampai
dengan tahun 2013, program KSU sudah memberikan sejumlah beasiswa sebanyak 261 orang
dengan komposisi: 208 orang untuk program magister (S2), 38 orang untuk program doktoral
(S3), dan 15 program mulazamah. Di tahun 2013, penerima program KSU yang masih
menjalankan program studinya sebanyak 157 orang. 130 orang dalam program magister (S2)
dan 27 orang dalam program doktoral (S3).
Sampai dengan Kuartal III, penyaluran melalui Konter Layanan Mustahik (KLM) kepada
mustahik diberikan dalam bentuk santunan untuk kebutuhan sandang pangan, kontrakan
rumah, pembayaran hutang biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya transportasi,
pembayaran hutang konsumtif, dan biaya operasional panti/pondok pesantren/yayasan
sosial. Penerima manfaat melalui KLM selama tahun 2013 berjumlah 63.019 orang.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 18
Sampai dengan Kuartal III 2013, realisasi penyaluran program Tanggap Darurat Bencana
dilakukan sebanyak 18 kali. 16 penyaluran diantaranya ditujukan kepada tanggap darurat
banjir yang melanda Jakarta di awal tahun, satu tanggap darurat untuk korban kebakaran di
Jakarta, dan satu tanggap darurat untuk korban gempa bumi di NTB. Bantuan TDB yang telah
disalurkan diberikan kepada sejumlah 32.081 orang penerima manfaat. Sampai dengan
laporan ini disusun, BAZNAS sedang mengirimkan bantuan internasional untuk korban Topan
Haiyan di Filipina.
Jumlah keseluruhan penerima manfaat atas penyaluran zakat, infak/sedekah, dan dana sosial
keagamaan lainnya dalam tahun 2013 diperkirakan mencapai 221.289 jiwa. Berikut ini adalah
tabel yang menggambarkan besaran alokasi penyaluran dan jumlah penerima manfaat
berdasarkan asnaf mustahik.
Mengulangi kekurangan di tahun lalu, tingkat keberhasilan penyaluran zakat selama tahun
2013 belum terukur. Penelitian evaluasi program santunan dan pemberdayaan mendesak
untuk dilaksanakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan program pengentasan kemiskinan
berbasis zakat.
3. Realisasi Pengembangan SDM
Hingga akhir tahun 2013, diperkirakan tenaga pelaksana harian BAZNAS akan berjumlah 68
(enam puluh delapan) orang. Dengan komposisi struktural yang terdiri dari 1 orang direktur
pelaksana, 6 orang kepala divisi, 1 orang manajer, dan 60 orang staf. Berdasarkan status
tenaga kerja, 41 orang berstatus amil tetap, 23 orang berstatus amil kontrak, dan 4 orang
berstatus kontrak tetap. Sementara itu, di tahun ini terdapat 5 orang amil yang keluar. Dengan
demikian, jumlah tenaga pelaksana BAZNAS ini baru mencapai setengah dari 132 orang tenaga
pelaksana harian yang ditargetkan pada awal tahun 2013. Dalam tabel berikut, tersaji
komposisi pelaksana harian berdasarkan divisi/bagian kerja dan posisi struktural.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 19
Kadiv Manajer Staf Total
No Divisi/Bagian Selisih
R T R T R T R T
0 Direktur Pelaksana (DPL) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 0 0
1 Penghimpunan (PHP) 1 1 0 3 13 17 14 21 ‐7
2 Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPP) 1 1 0 5 15 18 16 24 ‐8
3 Keuangan (KEU) 1 1 0 2 3 4 4 7 ‐3
4 Pengembangan SDM (SDM) 1 1 0 3 2 3 3 7 ‐4
5 TI dan Umum (TIU) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 1 0
1 Bagian Teknologi Informasi (ITS) ‐ ‐ 1 1 3 6 4 7 ‐3
2 Bagian Umum (UMM) ‐ ‐ 0 1 17 22 17 23 ‐6
6 Perencanaan dan Pengembangan (RNB) 0 1 0 2 2 6 2 9 ‐7
7 Koordinator Zakat Nasional (KZN) 0 1 0 2 0 5 0 8 ‐8
8 Satuan Audit Internal & QMR (SAQ) 0 1 0 2 1 8 1 11 ‐10
9 Corporate Secretary (CSL) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 1 0
1 Bagian Kesekretariatan (SKR) ‐ ‐ 0 1 1 3 1 4 ‐3
2 Bagian Legal (LGL) ‐ ‐ 0 0 1 2 1 2 ‐1
3 Bagian Humas dan Desain (HMD) ‐ ‐ 0 1 2 5 2 6 ‐4
Total 7 10 1 23 60 99 68 132 ‐64
Tabel 14: Perbandingan Realisasi(R) dan Target (T) Kebutuhan SDM BAZNAS 2013(Data RNB, 2013)
Hingga akhir 2013, diperkirakan realisasi keuangan untuk pengembangan SDM sebesar
Rp_141.435.140. Anggaran tersebut merupakan jumlah keseluruhan biaya yang digunakan
untuk pelatihan bagi Amil BAZNAS dari sebanyak 11 kali pelatihan yang diikuti oleh 55 Amil.
Berikut ini merupakan daftar pelatihan yang diikuti oleh amil BAZNAS sebagai bagian dari
pengembangan SDM:
1. Seminar Setengah Hari dengan tema: Technology for the Poor: “Tepat Guna dan
Memberdayakan” (1 orang);
2. Seminar Kesehatan: “Pengembangan Non‐Profit Hospital di Asia Tenggara” (2 orang);
3. Officer BAZNAS Development Program (25 orang);
4. Amil BAZNAS Development Program (14 orang);
5. Peningkatan kompetensi MR (2 orang);
6. Workshop Implementasi APEX LKMS (3 orang);
7. Pelatihan Basic Training Fundraising (3 orang);
8. Seminar Model Pendayagunaan Zakat Indonesia (1 orang);
9. Kongres nasional III Asesmen Center Indonesia (1 orang);
10. Konferensi International tentang Islam, Peradaban dan Perdamaian (1 orang); dan
11. Workshop Pengukuran Kinerja Lembaga Zakat (2 orang).
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 20
4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kondisi Gedung Kantor Jl. Kebon Sirih No: 57, sebagai kantor pusat BAZNAS saat ini, dirasakan
sudah kurang representatif untuk menampung aktifitas BAZNAS sebagai operator sekaligus
koordinator pengelolaan zakat nasional. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, sejumlah
upaya sudah dilakukan untuk melakukan relokasi kantor maupun pengajuan anggaran untuk
pembangunan gedung baru sebagai kantor pusat BAZNAS.
Salah satu upaya yang cukup signifikan yang telah dilakukan adalah dengan menyusun
proposal pembangunan gedung baru BAZNAS di lahan Jl. Kebon Sirih No: 57. Sejak kuartal
pertama tahun 2013, proposal pembangunan gedung baru sudah sepenuhnya rampung, yang
meliputi desain arsitektur bangunan berikut rincian anggaran biaya yang dibutuhkan. Proposal
inilah yang kemudian disampaikan kepada Komisi VIII DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat
pada tanggal 19 September 2013 kepada Menteri Agama RI melalui Sekjen Kementerian
Agama, dan kepada Menteri Negara BUMN.
Proposal pembangunan gedung baru BAZNAS tersebut mendapat respon dari Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan sudah diproses melalui Komisi VIII DPR RI dan Badan
Anggaran DPR RI. Namun karena adanya kendala teknis dengan Dirjen Bimas Islam, maka
pembangunan gedung baru BAZNAS belum dapat dianggarkan dalam APBN 2014.
5. Realisasi Dana Operasional
Realisasi dana operasional BAZNAS tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp 12.472.954.477 atau
40,81% dari anggaran target 2013. Rincian realisasi dana operasional dan perbandingan
dengan anggarannya disajikan dalam tabel berikut ini.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 21
Anggaran 2013 Realisasi 2013 Prognosis 2013 Rasio
Jenis Dana
(A) Jan‐Sep (B) (C) B/A C/A
Operasional Kantor 707.800.000 543.324.380 722.299.173 76,76% 102,05%
Cetakan & Fotokopi 140.600.000 324.228.700 400.493.600 230,60% 284,85%
Perjalanan Dinas Dalam Kota 438.000.000 178.505.469 225.411.035 40,75% 51,46%
Pajak & Asuransi Aktiva 116.200.000 25.118.950 37.678.425 21,62% 32,43%
Pemeliharaan & Renovasi 1.125.500.000 289.087.983 382.316.719 25,69% 33,97%
Pengembangan Aplikasi 370.000.000 98.500.000 137.000.000 26,62% 37,03%
Pengadaan Hardware 441.200.000 34.708.806 52.063.209 7,87% 11,80%
Pengembangan LAN 195.900.000 1.000.000 1.500.000 0,51% 0,77%
Pemeliharaan Aplikasi, LAN,
254.520.000 24.985.401 27.597.901 9,82% 10,84%
& Hardware
Jumlah 3.789.720.000 1.519.459.689 1.986.360.062
Tabel 16: Perbandingan Target Anggaran, Realisasi hingga Kuartal III, dan Prognosis BAZNAS 2013
untuk Pengembangan Sarana dan Prasarana (Data RNB, 2013)
6. Realisasi APBN
Dana Bantuan APBN Tahun 2013 yang diterima BAZNAS sebesar Rp 3 miliar. Realisasi
penggunaan dana APBN tersebut dibandingkan dengan anggarannya disajikan dalam tabel
berikut ini.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 22
D. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2014
1. Kebijakan Umum
Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin memperjelas dan
mempertegas kedudukan dan tugas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga
yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional, baik sebagai koordinator
maupun sebagai Amil (Pasal 3 Bab 1).
Pengelolaan zakat yang diatur dengan undang‐undang bertujuan untuk:
Pertama, meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan
Kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan.
Dalam kaitan itu peran strategis yang dijalankan BAZNAS selain sebagai operator yang
bertugas menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, adalah bersama‐sama
Pemerintah turut bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat secara nasional yang
berasaskan: (a) syariat Islam; (b) amanah; (c) kemanfaatan; (d) keadilan; (e) kepastian hukum;
(f) terintegrasi; dan (g) akuntabilitas (Bab 1 dan 2 Undang‐Undang Nomor 23 tahun 2011).
(1) perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
(2) pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
(3) pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; dan
(4) pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
Pembentukan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota dan pelaporan dilakukan secara
hirarkis. Mekanisme hubungan BAZNAS dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) akan terdefinisikan
secara jelas, baik dalam Undang‐Undang maupun Rancangan Peraturan Pemerintah.
Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BAZNAS di masa transisi, maka
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2014 harus dipersiapkan dengan baik,
cermat, matang dan komprehensif.
Berikut ini Garis‐Garis Kebijakan Umum BAZNAS yang disusun sebagai landasan dan acuan
bagi penyusunan RKAT BAZNAS tahun 2014:
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 23
2. Melakukan mapping dan assessment kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan
kebutuhan anggaran operasional BAZNAS sesuai fungsi dan beban kerja yang baru
menurut Undang‐Undang.
3. Melakukan pemantapan dan penataan aspek status dan hubungan kerja amil sebagai aset
lembaga BAZNAS yang tidak terpengaruh dengan reorganisasi BAZNAS ke depan dan
sejalan pula dengan RPP.
4. Mengefektifkan dan mengintensifkan komunikasi, koordinasi dan sinergi BAZNAS dengan
lembaga Pemerintah, lembaga legislatif, BAZNAS daerah serta dan lembaga‐lembaga yang
mewadahi dan mewakili kepentingan umat Islam, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Dewan Masjid Indonesia (DMI), ormas‐ormas Islam, serta dengan lembaga‐lembaga
pendidikan Islam.
5. Meningkatkan pengumpulan ZIS, terutama untuk zakat profesi dan zakat perusahaan
serta pemberdayaan UPZ BAZNAS di lingkungan Kementerian/Lembaga Negara (K/L),
BUMN, dan BUMS. BAZNAS harus proaktif dan produktif dalam melakukan sosialisasi dan
edukasi zakat. Apabila Kepres tentang pengumpulan zakat terbit, tentu akan memberikan
dampak positif yang signifikan.
6. Penguatan program pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang bertumpu pada
fungsi zakat sebagai sumber jaminan sosial dan pemberdayaan umat terutama melalui
pendidikan dan ekonomi. Program penyaluran ZIS yang bersifat karitas dan produktif
harus tetap dipertahankan dalam porsi yang berimbang sesuai kebutuhan mustahik
7. Memperbaiki kinerja pelayanan BAZNAS terhadap muzaki dan mustahik dengan
mengedepankan prinsip kemudahan, kecepatan, dan kesetaraan. Oleh sebab itu,
prosesur, alur proses dan pengambilan keputusan yang dapat memperlambat pelayanan
BAZNAS, terutama kepada mustahik, harus disederhanakan tanpa mengesampingkan
aspek kehati‐hatian.
8. Perbaikan pola koordinasi dan komunikasi di lingkungan internal divisi maupun antar
divisi sebagai bagian dari perbaikan budaya kerja. Setiap amil dituntut bekerja sesuai SOP
dan job desc yang telah ditetapkan, dan semua unsur pimpinan dalam manajemen
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dalam batas wilayah kewenangannya.
2. Analisis SWOT
Guna memahami secara rinci dan mendalam kondisi internal dan eksternal serta dapat
menetapkan dan menerapkan strategi yang efektif dan efisien, BAZNAS menggunakan metode
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) sejak awal menyusun RKAT.
Tahapan yang dilaksanakan dalam Analisis SWOT penyusunan RKAT 2014 terdiri dari:
1. Inventarisasi faktor internal dan eksternal lembaga;
2. Identifikasi faktor dalam komponen SWOT;
3. Menentukan tingkat (rating) bagi setiap komponen SWOT;
4. Menentukan posisi kuadran SWOT; dan
5. Menentukan strategi dan grand strategy.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 24
a. Tabel Faktor dan Komponen SWOT
Tabel 18: Tabel Faktor, Komponen SWOT, Dampak, dan Tindak Lanjut (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 25
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
15a.4 Adanya advokasi kepada
mustahik
08a.2 Keterlibatan dalam event a05 BAZNAS memiliki jaringan 1. Banyaknya dukungan dalam Pekerjaan besar untuk Menetapkan dan melaksanakan
zakat nasional dan Nasional dan Internasional mempercepat pengembangan menyusun dan melaksanakan agenda BAZNAS di tingkat
internasional [KK] pengelolaan zakat nasional; agenda BAZNAS di tingkat internasional.
08a.3 Jangkauan publikasi 2. Mengokohkan BAZNAS internasional.
mencakup skala nasional sebagai koordinator
09a.1 Merupakan modal yang kuat pengelolaan zakat nasional; dan
untuk melakukan hubungan G 3. Memperbesar sumber zakat
to G, G to P dan G to B nasional.
19a.1 Memiliki kemitraan strategis
dengan biaya yang minimalis
09a.2 Figur‐figur pengurus yang a06 BAZNAS diketuai oleh figur Akses yang luas dalam Tugas besar untuk mencetak 1. Membangun BAZNAS sebagai
memiliki citra positif yang memiliki citra positif kerjasama program kader figur kepemimpinan organisasi yang berbasis sistem
14a.1 BAZNAS memiliki tokoh zakat [OK] penghimpunan dan penyaluran BAZNAS yang memiliki 2. Mengoptimalkan peran
nasional dgn akseptabilitas kapasitas yang lebih baik tokoh zakat dalam sosialisasi
yang luas zakat
20a.1 Anggota BAZNAS terdiri atas 3. Memperkuat proses
personal yang berasal dari kaderisasi melalui sistem
berbagai latar belakang pengembangan SDM yang
(ulama, profesional, sesuai dengan kebutuhan, visi
pengusaha, dan birokrat) dan misi organisasi
09a.3 Memperoleh penghargaan a07 BAZNAS memiliki sejumlah BAZNAS memiliki citra positif Tugas besar untuk Terus meningkatkan prestasi
dari lembaga‐lembaga lain rekam jejak penghargaan [OK] untuk meningkatkan meningkatkan prestasi dalam pengelolaan zakat
kepercayaan pengelolaan zakat nasional nasional
12a.1 Memiliki hak dan wewenang a08 BAZNAS sebagai Koordinator Pengelolaan zakat oleh BAZNAS Tuntutan mendesak untuk 1. Menyusun konsep BAZNAS
untuk menerima laporan dari Pengelolaan Zakat Nasional daerah dan LAZ dapat membuat konsep koordinator sebagai koordinator;
BAZNAS daerah dan LAZ [KK] distandarkan dan diintegrasikan zakat nasional; pemenuhan 2. Memenuhi kebutuhan fungsi
sehingga terwujud efektifitas SDM, sarana, dan dana; serta koordinator meliputi SDM,
dan efisiensi dalam pelayanan pembuktian sistem integrasi sarana, dan dana operasional;
pengelolaan zakat. zakat nasional melalui dan
SIMBAZNAS. 3. Memperkuat implementasi
SIMBAZNAS di seluruh
pengelola zakat
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 26
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
15a.1 Sudah adanya aplikasi muzaki a09 BAZNAS memiliki aplikasi IT 1. Berkurangnya komplain 1. Dibutuhkan maintenance dan 1. Membuat CRM di Divisi
corner untuk otomatisasi Muzaki Corner dalam terkait pelayanan supporting Penghimpunan dan
pelayanan pelayanan muzaki [OO] 2. Meningkatkan citra lembaga 2. BAZNAS akan semakin mengoptimalkan aplikasi
21a.3 Sistem layanan online yang semakin profesional dan terekspose dan menjadi sasaran Muzaki Corner dan Mobile
berbasis web sudah berfungsi transparan bagi para peretas Phone
dengan baik 2. Membangun aplikasi
pendukung operasional yang
terintegrasi dalam rangka
mempercepat proses bisnis
utama yang ada di BAZNAS
yang didukung dengan
dokumentasi yang lengkap
15a.2 UPZ mempermudah a10 BAZNAS dapat membentuk Terlayaninya muzaki dalam 1. Memerlukan komunikasi 1. Melengkapi kebijakan dan
pelayanan kepada muzaki UPZ di Kementerian/ Lembaga jumlah banyak secara efisien intensif dan efektif yang SOP pengelolaan UPZ
menjadi lebih efisien (K/L), BUMN, dan BUMS [OO] berkelanjutan 2. Membangun kesepahaman
2. Memerlukan penanggung yang jelas dalam pembentukan
jawab khusus UPZ dan pengelolaan UPZ
3. Keharusan memenuhi 3. Membangun komunikasi
permintaan penyaluran dari intensif dengan UPZ
UPZ
17a.1 Lokasi kantor strategis a11 BAZNAS memiliki kantor pusat Dekat dengan pusat Sering terpengaruh oleh Optimalisasi sosialisasi, edukasi,
di lokasi yang strategis [OO] pemerintahan dan bisnis yang konstelasi politik seperti dan kampanye zakat di
merupakan kantong‐kantong demonstrasi massa. lingkungan kantor.
muzaki.
21a.1 Memiliki blue print / master a12 BAZNAS memiliki strategi TI Road map pembangunan 1. Pengembangan aplikasi Melakukan review secara
plan, kebijakan dan SOP yang mendukung integrasi aplikasi dan infrastruktur maupun teknologi yang reguler terhadap strategi TI
teknologi informasi yang pengelolaan zakat nasional menjadi terarah. perkembangannya sangat pesat berkaitan dengan
mendukung integrasi [OK] menjadi kurang fleksibel; dan pengembangan aplikasi dan
pengelolaan zakat nasional 2. Memungkinkan terjadinya infrastruktur.
ketidaksinkronan/ketidaksesuai
an antar dokumen kebijakan IT
karena banyaknya dokumen
yang harus dimonitor.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 27
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
21a.2 Memiliki aplikasi yang mudah a13 BAZNAS memiliki aplikasi TI Konsolidasi dengan BAZNAS Biaya tinggi dan harus memiliki Menambahkan berbagai
digunakan, terintegrasi dan yang mendukung integrasi daerah dan LAZ menjadi mudah ketersediaan SDM khusus. macam inovasi pada aplikasi
tersentralisasi dalam hal pengelolaan zakat nasional dan cepat. SIMBAZNAS yang dapat
pelaporan zakat nasional dan regulasi yang berlaku digunakan oleh BAZNAS,
serta sesuai dengan standar [OK] BAZNAS daerah, dan LAZ untuk
dan regulasi yang berkaitan meningkatkan komunikasi dan
seperti PSAK 109 dan penyajian informasi baik antar
kebijakan BAZNAS tentang pengelola zakat maupun
pedoman kodifikasi. pemerintah dan masyarakat
luas.
01b.1 Struktur organisasi belum b01 Struktur organisasi BAZNAS 1. Revisi kebijakan struktur 1. Tugas dan fungsi BAZNAS 1. Menyusun struktur organisasi
sesuai dengan UU No. 23 belum sesuai dengan UU 23 organisasi BAZNAS berikut tidak berjalan dengan baik; dan dan jobdesc yang memenuhi
Tahun 2011 Tahun 2011 [OK] jobdesc SDM; 2. Visi dan Misi lembaga tidak kebutuhan lembaga;
2. Memenuhi kebutuhan SDM jelas 2. Mengupayakan terpenuhinya
sesuai dengan struktur terbaru; kualitas dan kuantitas SDM;
dan serta
3. Meningkatkan fasilitas kerja 3. Mengupayakan terpenuhinya
sesuai dengan standar sarana dan prasarana lembaga.
kelayakan.
01b.2 Belum adanya standar b02 Belum adanya standar 1. Menyusun standar Citra lembaga rentan oleh 1. Menyusun standar
kelembagaan untuk BAZNAS kelembagaan untuk BAZNAS kelembagaan BAZNAS daerah; ketidakprofesionalan atau kelembagaan BAZNAS daerah;
daerah yang menggunakan daerah yang menggunakan 2. Melakukan sosialisasi standar penyimpangan BAZNAS daerah. 2. Melakukan sosialisasi standar
nama dan logo sama nama dan logo sama [KK] kelembagaan kepada BAZNAS kelembagaan kepada BAZNAS
08b.1 Corporate identity belum daerah; serta daerah;
terinternalisasi dan sosialisasi 3. Melaksanakan 3. Melaksanakan
ke BAZNAS Daerah pengembangan kapasitas dan pengembangan kapasitas
pendampingan BAZNAS daerah. (capacitybuilding) dan
pendampingan BAZNAS daerah.
01b.3 Budaya nilai organisasi yang b03 Budaya nilai organisasi belum 1. Menyusun kebijakan nilai Budaya organisasi tidak akan 1. Mengembangkan nilai
ada belum terinternalisasi dan terinternalisasi dan belum budaya organisasi; serta pernah terwujud. budaya organisasi; serta
belum mengakomodasi mengakomodasi 2. Sosialisasi dan internalisasi 2. Melakukan sosialisasi dan
perkembangan terkini. perkembangan terkini [OK] nilai budaya organisasi. internalisasi nilai budaya
organisasi yang dikembangkan.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 28
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
01b.4 Identitas organisasi b04 Identitas organisasi yang Meningkatkan branding Lembaga tidak populer. Mengokohkan branding
(corporate identity) yang bersifat material belum lembaga. lembaga.
bersifat material belum lengkap [OK]
terumuskan [OO]
02b.1 Dokumen kebijakan BAZNAS b05 Dokumen kebijakan BAZNAS 1. Menghimpun dan 1. Kebijakan tumpang tindih 1. Menghimpun dan melakukan
belum terkompilasi dalam belum terhimpun dalam satu sinkronisasi kebijakan yang ada; atau bertentangan; sinkronisasi dokumen kebijakan
satu dokumen yang utuh dan dokumen yang utuh, belum 2. Mengembangkan kebijakan 2. Keputusan tidak sejalan atau yang ada;
tidak diketahui sinkronisasi diketahui sinkronisasinya satu terkait kelembagaan, SDM, bertentangan dengan kebijakan 2. Mengembangkan kebijakan
satu sama lain sama lain, dan belum penghimpunan, penyaluran, lembaga; serta terkait kelembagaan, SDM,
17b.2 Kebijakan dan Standar Sarana terbarukan [OK] keuangan, dan operasional 3. Lingkungan kerja kurang penghimpunan, penyaluran,
Kerja belum disusun lainnya; serta kondusif dan kinerja kurang keuangan, dan operasional
19b.1 Kebijakan dan standarisasi 3. Sosialisasi dan internalisasi optimal. lainnya; serta
kriteria mitra belum ada kebijakan lembaga. 3. Sosialisasi dan internalisasi
19b.2 Kebijakan Pengadaaan Barang kebijakan.
dan Jasa belum ada dan SOP
perlu direview
19b.4 Daftar Mitra masih terbatas
dan belum terinformasikan
secara merata, evaluasinya
masih dilakukan secara
sporadis
20b.5 Belum memiliki standar
kompetensi SDM
20b.7 Kebijakan BAZNAS (peraturan
BAZNAS) belum disesuaikan
dengan ketentuan perundang‐
undangan yang baru
05b.1 Belum semua program b06 Standar dan prosedur 1. Penyusunan pedoman Program pemberdayaan tidak 1. Penyusunan modul program
pemberdayaan didukung pengelolaan (perencanaan, program pemberdayaan yang dapat berjalan dengan efektif pemberdayaan yang meliputi
dengan perencanaan yang pelaksanaan, pendampingan, terintegrasi meliputi: dan efisien. dokumen: 1). perencanaan; 2).
sistematis dan pengawasan, dan pelaporan) perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan; 3). perkembangan
terdokumentasi dengan baik program pemberdayaan monitoring pencapaian, dan capaian, dan 4). Pelaporan;
05b.2 Belum memiliki konsep BAZNAS belum dilaksanakan pelaporan; dan
pendampingan program secara konsisten [OK] 2. Penyusunan pedoman 2. Melakukan evaluasi dan
pemberdayaan
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 29
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
05b.3 Monev dan evaluasi & pengembangan pengembangan program
pendokumentasian hasil program pemberdayaan
monev masih lemah
08b.2 Website masih dalam Bahasa b07 BAZNAS belum menggunakan Penggunaan bahasa asing BAZNAS terasing dari entitas 1. Penyusunan kebijakan
Indonesia saja bahasa asing (Inggris & Arab) (Inggris & Arab) sebagai bahasa pemberdayaan tingkat trilingual (Ina, Eng, Arb); dan
sebagai bahasa resmi dalam komunikasi ke eksternal sangat internasional. 2. Program pengembangan
komunikasi ke eksternal [OK] mendesak. SDM dalam penguasaan bahasa
asing.
08b.7 Belum memiliki pusat b08 BAZNAS belum memiliki pusat Pengembangan pusat data dan 1. Sulit melakukan evaluasi 1. Menyusun kebijakan pusat
dokumentasi data dan dokumentasi yang dokumentasi yang lengkap dan kinerja dan pengembangan data dan dokumentasi;
15b.1 Belum adanya sistem terpadu & terbarukan [OK] terbarukan. program secara objektif; dan 2. Mengembangkan struktur
0 database mustahik 2. Lembaga belum dapat dan fungsi lembaga dalam hal
15b.4 Sebagian data muzaki masih menjadi pusat data pengelolaan data dan dokumentasi;
belum lengkap zakat nasional. 3. Inventarisasi data dan
dokumen pengelolaan zakat
baik internal maupun eksternal;
serta
4. Mengembangkan aplikasi IT
yang mendukung pusat data
dan dokumentasi.
09b.1 Citra pemerintah menjadi b09 BAZNAS memiliki resiko Kesempatan untuk Fungsi BAZNAS sebagai Mengembangkan BAZNAS
inherent risk citra BAZNAS bawaan sebagai badan membuktikan lembaga yang operator dan koordinator sebagai organisasi yang modern
pemerintah [OK] dibentuk pemerintah dapat pengelolaan zakat nasional dan menerapkan prinsip‐prinsip
dikelola dengan amanah, tidak efektif. good governance.
transparan, dan profesional.
11b.1 Kebutuhan operasional b10 Bantuan operasional APBN 1. Membuka jalur komunikasi Terkendalanya operasional 1. Mengupayakan peningkatan
BAZNAS baru sebagaian kecil belum mencukupi kebutuhan yang lebih intensif dengan lembaga dan layanan yang tidak hibah dana APBN dan
(10%) dipenuhi dari APBN [OK] pemerintah & DPR; maksimal. nomenklatur BAZNAS sebagai
dalam bentuk hibah. 2. Inovasi dalam sisi pengguna anggaran;
penghimpunan dana 2. Meningkatkan
operasional penghimpunan dana
operasional
11b.2 Belum dapat memanfaatkan b11 Dana amil dari penghimpunan Inovasi pemanfaatan idle cash Potensi tambahan dana 1. Menyusun kebijakan
penempatan sementara atas belum mencukupi kebutuhan dana amil untuk mendukung operasional tidak terealisasi pemanfaatan idle cash dana
idle cash dana amil [OK] operasional lembaga. amil untuk mendukung
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 30
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
peningkatan kapasitas
operasional lembaga; dan
2. Memanfaatkan idle cash
dalam program yang
memberikan hasil paling
menguntungkan.
14b.2 Belum ada manual zakat b12 BAZNAS belum memiliki Pengembangan pedoman zakat Muzaki kesulitan untuk 1. Menyusun dan
badan dan kalkulator zakat manual zakat badan dan badan dan kalkulator zakat. menghitung kewajiban zakat menyosialisasikakn pedoman
berdasarkan obyek‐obyek kalkulator zakat [OK] secara self‐assesment. zakat badan;
zakat 2. Mengembangkan dan
mempermudah akses aplikasi
kalkulator zakat.
20b.1 Kualifikasi dan kuantitas b13 BAZNAS belum memenuhi 1. Inovasi kebijakan 1. Tugas dan fungsi BAZNAS 1. Memperbarui kebijakan
kebutuhan SDM BAZNAS kecukupan kebutuhan pengembangan dan tidak dapat dilaksanakan pengembangan dan
dengan fungsi dan tugas yang kuantitas dan kualitas SDM kesejahteraan SDM; dan sebagaimana mestinya; dan kesejahteraan SDM;
baru belum terpenuhi [OK] 2. Program pengembangan dan 2. BAZNAS sulit memiliki SDM 2. Melengkapi dokumen
20b.1 Belum optimalnya tunjangan kesejahteraan SDM yang lebih terbaik yang bertahan lama dan jobdesc, SOP, dan instruksi kerja
0 dan kesejahteraan sistematis. proses regenerasi di seluruh struktur‐fungsi
20b.2 Memerlukan waktu untuk kepemimpinan terganggu. lembaga;
melakukan adaptasi terhadap 3. Melakukan rekrutmen SDM
lingkungan kerja BAZNAS sesuai kebutuhan;
20b.6 Adanya gap struktural 4. Melaksanakan program
organisasi pengembangan dan
20b.8 Pelatihan belum memenuhi kesejahteraan SDM; dan
kebutuhan amil 5. Melakukan evaluasi program
20b.9 Indisipliner dalam kehadiran pengembangan dan
cukup tinggi kesejahteraan SDM.
15b.1 Belum adanya aplikasi CRM b14 Belum seluruh kebutuhan 1. Inovasi pengembangan 1. Sangat memungkinkan 1. Menetapkan skala prioritas
(Customer Relationship SIMBAZNAS terpenuhi [OK] aplikasi CRM; aplikasi yang digunakan diretas pengembangan aplikasi TI
Management) 2. Perencanaan dalam dan sulit untuk diinvestigasi; 2. Mengembangkan aplikasi
21b.1 Aplikasi‐aplikasi yang ada pembangunan aplikasi dapat 2. Kebutuhan penambahan CRM;
baru memenuhi sebagian dibuat dengan lebih tepat SDM untuk pengembangan dan 3. Mengembangkan aplikasi TI
kebutuhan dan belum sesuai dengan kebutuhan; pengoperasionalisasian aplikasi pendukung operasional yang
terintegrasi 3. Penyusunan manual user dari TI yang cukup besar; terintegrasi dalam rangka
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 31
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
21b.2 Belum semua aplikasi seluruh aplikasi 3. Pengembangan aplikasi TI mempercepat proses bisnis
didukung dengan 4. Mendorong komunikasi tidak bisa dilaksanakan secara utama yang ada di BAZNAS
dokumentasi intensif dan penyamaan bersamaan, melainkan yang didukung dengan
21b.3 Infrastruktur TI di BAZNAS persepsi dengan BAZNAS bertahap; dan dokumentasi yang lengkap;
Provinsi, BAZNAS Kab/Kota, daerah dan LAZ untuk 4. Membutuhkan usaha yang 4. Menyusun pedoman
dan LAZ belum memadai pemanfaatan IT sebagai besar untuk membangun infrastruktur IT bagi BAZNAS
21b.4 Teknologi yang dimiliki belum instrumen penguat integrasi persepsi yang sama dengan daerah & LAZ agar dapat
dibangun untuk menghadapi zakat nasional BAZNAS daerah dan LAZ mendukung dengan aplikasi
cyber crime yang canggih 5. Inovasi kebijakan tentang aplikasi TI. SIMBAZNAS;
pengamanan jalur data
08b.3 Tidak bisa melakukan b15 BAZNAS belum dapat Inovasi strategi komunikasi Prestasi BAZNAS kurang 1. Pengembangan Kebijakan
sosialisasi secara periodik di melakukan sosialisasi secara publik di media elektronik. mendapatkan perhatian dan Komunikasi Publik; dan
media eksternal (cetak dan reguler di media elektronik apresiasi publik. 2. Pengembangan strategi
elektronik) [OK] komunikasi publik, sosialisasi‐
edukasi, dan pemanfaatan
sumber daya media massa
(cetak, elektronik, dan online).
08b.4 Belum dapat menyasar b16 BAZNAS belum memiliki Membangun strategi Strategi komunikasi publik 1. Melaksanakan riset evaluatif
segmentasi yang tepat karena strategi komunikasi publik komunikasi publik yang lebih BAZNAS menjadi kurang efektif. dan riset pengembangan atas
aktivitas publikasi belum berbasis riset [OK] kuat. strategi komunikasi publik
berbasis riset yang ilmiah BAZNAS; dan
08b.5 Tujuan, target, strategi, 2. Menyusun Kebijakan
fungsi, dan media komunikasi Komunikasi Publik.
lembaga belum dirumuskan
09b.2 Belum memiliki brand
informal yang mudah dikenal
08b.6 Belum memiliki pedoman b17 BAZNAS belum memiliki Pengembangan pedoman Event 1. Pelaksanaan event sering Menyusun pedoman Event dan
publikasi dan event pedoman komunikasi publik dan Publikasi. mendesak dan tidak efisien; Publikasi.
08b.8 Belum memiliki dan event [OO] dan
kebijakan/pedoman 2. Publikasi belum terarah dan
komunikasi lembaga (untuk berkelanjutan.
berkomunikasi dengan pihak
eksternal)
11b.3 Belum ada kebijakan b18 Kebijakan keuangan BAZNAS Pengembangan kebijakan Potensi penyimpangan Menyusun kebijakan keuangan
penggunaan biaya belum komprehensif [OO] keuangan secara komprehensif pembebanan biaya operasional. terkait biaya operasional.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 32
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
operasional yang terkait untuk mengakomodasi
dengan program yang dapat perkembangan kebutuhan
dibebankan sebagai program operasional lembaga.
penyaluran dana infak atau
fisabilillah
12b.1 Pelaporan mengenai event b19 Belum ada standar dan Pengembangan kebijakan 1. Adanya potensi 1. Penyusunan kebijakan
dan program belum dilakukan komitmen dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyimpangan dalam monitoring, evaluasi, dan
dengan optimal dan kontinyu monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program; pelaporan;
12b.2 Belum ada standarisasi pelaporan [OO] 2. Pertanggungjawaban atas 2. Sosialisasi dan implementasi
pelaporan serta SDM khusus pelaksanaan program tidak kebijakan monitoring, evaluasi,
di masing‐masing bagian jelas; dan dan pelaporan; dan
untuk berkonsentrasi pada 3. Sulit melakukan perbaikan 3. Membangun pusat data dan
masalah pelaporan (O) berkelanjutan. dokumentasi program dan
15b.5 Belum ada manajemen kegiatan.
pelaporan pelaksanaan
program
17b.4 Manajemen aset dan
pelaporannya belum
dilakukan secara optimal dan
tersistem
19b.3 Verifikasi terhadap
pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa belum
berjalan secara sistematis dan
intensif
15b.1 Belum adanya standar b20 Belum seluruh program Inovasi kebijakan dan proses 1. Proses pelayanan mustahik 1. Menyusun pedoman standar
1 pelayanan mustahik santunan memiliki kebijakan pelayanan mustahik. tidak standar; dan program santunan mustahik;
15b.1 Manual kriteria mustahik tiap dan prosedur yang standar 2. Pelayanan mustahik belum dan
2 asnaf [OO] merata. 2. Mengembangkan kerja sama
15b.8 Pelayanan kepada mustahik program santunan dengan
masih lambat BAZNAS kab/kota.
15b.9 Jangkauan pelayanan kepada
mustahik masih terbatas
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 33
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
15b.2 Belum semua layanan b21 Sarana layanan muzaki yang 1. Komunikasi yang semakin 1. Pelayanan prima kepada 1. Melengkapi data muzaki yang
perbankan dimanfaatkan tersedia belum dimanfaatkan intensif dengan muzaki muzaki tidak terlaksana dan mendukung pemanfaatan
untuk pelayanan secara optimal [OO] melengkapi data muzaki; dan tidak merata; produk layanan muzaki secara
15b.3 Aplikasi muzaki corner belum 2. Penguatan kerja sama 2. Perbankan memutuskan optimal;
terpublikasi secara dengan perbankan dalam kerjasama produk pelayanan 2. Mengembangkan kerja sama
menyeluruh pengembangan dan sosialisasi muzaki BAZNAS. dengan pihak perbankan untuk
15b.6 Layanan informasi untuk produk layanan muzaki. pengembangan dan
muzaki dan mustahik belum optimalisasi pemanfaatan
tersedia dengan baik produk layanan muzaki.
15b.7 NPWZ belum memiliki added
value dan masih berupa
identitas muzaki saja
17b.1 Gedung masih tergantung b22 Sarana kerja tidak memadai 1. Upaya yang lebih kuat untuk Pelaksanaan pelayanan 1. Mengupayakan lebih kuat
pada Dirjen Haji yang status [OK] mendapatkan dana lembaga tidak kondusif. untuk mendapatkan dana
penggunaannya belum jelas pembangunan dari APBN; dan pembangunan dan pengadaan
17b.3 Ruang kerja dan kendaraan 2. Inovasi penggalangan dana sarana prasarana lembaga; dan
belum memadai kebajikan perbankan syariah, 2. Mengamankan status hukum
CSR, atau PKBL untuk penggunaan gedung kantor
pengadaan sarana prasarana pusat BAZNAS.
lembaga.
03c.1 Otoritas BAZNAS sebagai c01 BAZNAS memiliki otoritas 1. Pelayanan pengelolaan zakat Pekerjaan besar dan mendesak 1. Membangun dan melakukan
koordinator dalam yang jelas dan kuat sebagai efektif dan efisien; dan untuk menyusun dan sosialisasi SPZN; serta
pengelolaan zakat nasional koordinator pengelolaan 2. Pengelolaan zakat memiliki melakukan sosialisasi Sistem 2. Menyusun, melakukan
jelas dan kuat. zakat nasional [KK] standar yang tinggi. Pengelolaan Zakat Nasional sosialisasi, dan pendampingan
03c.2 BAZNAS dapat berperan (SPZN) dan pedoman standar pelaksanaan pedoman standar
sebagai standard setter pengelolaan zakat nasional. pengelolaan zakat kepada
BAZNAS dan LAZ.
04c.1 Sinergi Pengelolaan zakat c02 Sinergi pengelolaan zakat 1. Kemungkinan penyaluran 1. Pekerjaan besar untuk 1. Membentuk unit organisasi
antar Negara antar negara sangat terbuka zakat lintas negara; membangun komunikasi awal yang bertugas dalam hubungan
[OK] 2. Dapat membuka perwakilan sinergi pengelolaan zakat antar internasional; dan
di luar negeri; dan negara; serta 2. Meningkatkan kapasitas SDM
3. Akseptabilitas BAZNAS serta 2. Membangun konsep dan BAZNAS.
Anggota dan pelaksana BAZNAS mengawal sinergi pengelolaan
di dunia perzakatan zakat antar negara.
internasional.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 34
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
06c.1 Program pendistribusian dan c03 BAZNAS dapat berperan lebih Semakin banyaknya perbaikan Pekerjaan besar untuk 1. Membuat data base
pendayagunaan berbasis luas dalam penanganan fakir kondisi mustahik. merumuskan konsep pemuliaan mustahik;
ashnaf dan program menjadi miskin [OK] dan pemberdayaan mustahik. 2. Menyusun blueprint program
semakin kreatif pemberdayaan; dan
3. Menyusun indikator
keberhasilan pemberdayaan.
10c.1 Menjadi pembentuk opini c04 Akses BAZNAS terhadap Publikasi dalam rangka Dana publikasi yang cukup 1. Mencari sumber pendanaan
yang positif [OO] media cetak, elektonik, dan transparansi BAZNAS terbuka besar dan menumbuhkan tanda publikasi yang berasal dari
10c.2 Membantu BAZNAS online semakin besar [OK] luas sehingga kepercayaan tanya dari publik tentang sponsorship dan dana APBN;
melakukan publikasi publik kepada BAZNAS semakin pemanfaatan dana yang 2. Pengembangan strategi
10c.3 Menjadi referensi bagi calon‐ meningkat. dihimpun lembaga. komunikasi publik dan
calon muzaki sosialisasi‐edukasi lembaga;
10c.4 Memiliki jangkauan yang luas dan
3. Pengembangan kerja sama
strategis dengan media massa
(cetak, elektronik, & online)
13c.1 Bertambahnya jumlah c05 Potensi muzaki dari Sosialisasi, edukasi, dan 1. Peningkatan SDM dari sisi 1. Meningkatkan jumlah SDM
masyarakat kelas menengah masyarakat kelas menengah kampanye zakat yang semakin kuantitas dan kualitas; penghimpunan dan kapasitas
13c.2 Meningkatnya kesadaran semakin besar [OK] masif untuk menjangkau 2. Pengembangan strategi yang diperlukan khususnya
masyarakat untuk muzaki potensial yang semakin sosialisasi, edukasi, dan dalam peningkatkan service
berekonomi syariah besar. kampanye zakat yang inovatif excellent kepada muzaki;
13c.3 Tumbuhnya komunitas dan adaptif. 2. Mengembangkan strategi
jejaring di kalangan sosialisasi, edukasi, dan
masyarakat menengah kampanye zakat yang inovatif
13c.4 Mulai tumbuhnya kesadaran dan adaptif.
berzakat di masyarakat
22c.1 kompetisi politik membuka c06 Kemungkinan perubahan Peluang komitmen dari Rentan terjebak pada kegiatan Membangun komunikasi positif
ruang untuk BAZNAS untuk politik yang lebih baik [OK] kekuatan politik yang ada untuk politik praktis bagi kepentingan kepada seluruh elemen politik
melakukan komunikasi dan mengakselerasi pembangunan partai politik. seraya menjaga netralitas sikap
negosiasi bagi penguatan zakat nasional. politik lembaga.
zakat nasional
22c.2 Tahun terakhir kepemimpinan
Presiden SBY menjadi
momentum penguatan
regulasi pemerintah terkait
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 35
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
BAZNAS dan pengelolaan
zakat nasional
07c.1 Sinergi pengentasan c07 Sinergi penanganan 1.Kerjasama BAZNAS dengan Tuntutan akselerasi 1.Membangun komunikasi
kemiskinan antar lembaga kemiskinan antar lembaga lembaga pemerintah dalam pengembangan kebijakan dan dengan lembaga pemerintah
pemerintah semakin terbuka [OK] pengentasan kemiskinan; dan struktur organisasi terkait dan swasta yang berkaitan
2. Sinergi kebijakan dan kerjasama program antar dengan pengentasan
program penanganan lembaga. kemiskinan; dan
kemiskinan antara BAZNAS 2. Mengembangkan kebijakan
dengan pemerintah. dan struktur organisasi terkait
kerjasama program antar
lembaga.
16c.1 Hubungan kemitraan strategis c08 Adanya kesamaan status 1. Kemudahan kerjasama dalam Tuntutan pengembangan 1. Menyusun pedoman khusus
dalam penentuan kebijakan dengan K/L dan BUMN penghimpunan dan penyaluran; pedoman khusus kerja sama kerja sama antar lembaga
pengentasan kemiskinan sebagai lembaga dan antar lembaga dalam dalam pemberdayaan
16c.2 adanya Program2 dalam negara/pemerintah [OK] 2. Dukungan dana program dan pemberdayaan mustahik. mustahik; dan
pengentasan kemiskinan. operasional dalam 2. Membangun komunikasi dan
16c.3 Kemudahan jaringan dalam pemberdayaan mustahik. program bersama dengan
kegiatan penyaluran dan lembaga pemerintah yang
program penghimpuan berkaitan dengan
16c.4 Merupakan target market pemberdayaan mustahik.
dengan potensi
penghimpunan yang besar
18c.1 Penerima dan program
penyaluran secara nasional
lebih merata
11b.4 Penggalangan dana kebajikan c09 Terbukanya kesempatan Inovasi penggalangan dana Potensi tambahan dana Melakukan penggalangan dana
perbankan syariah untuk sumber‐sumber dana kebajikan perbankan syariah, pengadaan sarana prasarana, kebajikan perbankan syariah,
mendanai pengadaan aset eksternal untuk operasional CSR, atau PKBL untuk operasional lembaga, dan CSR atau PKBL untuk
dan teknologi informasi lembaga [OO] pengadaan sarana prasarana pengembangan SDM dari pengadaan sarana prasarana
belum optimal lembaga, operasional lembaga, eksternal tidak terealisasi. lembaga, operasional lembaga,
11b.5 Penggalangan dana dan pengembangan SDM. dan pengembangan SDM secara
pembangunan gedung belum sistematis dan intensif. [KEU]
bisa optimal
03d.1 Pengelola zakat terlalu banyak d01
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 36
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
14b.1 Putusan MK tentang UU Pengelola zakat sangat Pekerjaan besar dan mendesak 1. Membangun dan melakukan
1. Rentang kendali terlalu lebar
23/2011 membuka peluang banyak [OK] untuk menyusun dan sehingga kemungkinan sosialisasi SPZN; serta
bagi ormas dan yayasan untuk melakukan sosialisasi SPZN dan penyimpangan pengelolaan 2. Menyusun, melakukan
menjadi LAZ pedoman standar pengelolaan zakat sangat besar; dan sosialisasi, dan pendampingan
zakat nasional. 2. Adanya keinginan sejumlah pelaksanaan pedoman standar
BUMN/BUMS membentuk LAZ. pengelolaan zakat kepada
BAZNAS dan LAZ.
03d.2 Otoritas BAZNAS sebagai d02 Otoritas BAZNAS sebagai Pekerjaan besar dan mendesak Sulit terwujudnya sinergi dan 1. Membangun dan melakukan
standard setter tidak legal koordinator menjadi tidak untuk menyusun dan integrasi dalam pengelolaan sosialisasi SPZN
[KK] efektif karena belum adanya melakukan sosialisasi SPZN dan zakat. 2. Menyusun, melakukan
peraturan pelaksanaan UU pedoman standar pengelolaan sosialisasi, dan pendampingan
[KK] zakat nasional. pelaksanaan pedoman standar
pengelolaan zakat bagi BAZNAS
dan LAZ.
06d.1 Kemiskinan yang bersifat d03 Budaya miskin yang makin Menjadi stimulus bagi BAZNAS Memperluas dan memperparah 1. Membuat data base
kultural marak dan jumlah orang untuk menyusun program kondisi kemiskinan yang ada. mustahik;
06d.2 Penambahan masyarakat miskin yang semakin banyak pemberdayaan yang lebih 2. Menyusun blueprint program
miskin akibat bencana alam akibat bencana alam dan efektif. pemberdayaan; dan
dan sosial sosial [OK] 3. Menyusun indikator
keberhasilan pemberdayaan.
07d.1 Tidak semua lembaga dapat d04 Ego sektoral lembaga Tuntutan akselerasi 1. Penanganan kemiskinan tidak 1.Membangun komunikasi
bekerjasama dan sinergi pemerintah dan swasta dalam pengembangan kebijakan efektif dan efisien; dan dengan lembaga pemerintah
dengan BAZNAS penanganan kemiskinan [OK] kerjasama program antar 2. Terpengaruhnya dan swasta yang berkaitan
16d.2 Keinginan BUMN untuk lembaga. keberlanjutan program dengan pengentasan
mengelola zakatnya sendiri pemberdayaan berbasis zakat. kemiskinan; dan
16d.4 Keinginan yang kuat dari 2. Mengembangkan kebijakan
bumn untuk branding dalam kerjasama program antar
menyalurkan dana zakat/csr lembaga.
18d.2 Adanya usaha dari LAZ untuk
menjadikan BAZNAS hanya
sebagai koordinator
administratif
13d.1 Adanya kampanye bayar zakat d05 Budaya membayar zakat 1. Sosialisasi, edukasi, dan Pertumbuhan zakat yang 1. Mengintensifkan sosialisasi,
langsung kepada mustahik langsung di masyarakat yang kampanye zakat melalui amil dikelola oleh amil (termasuk edukasi, dan kampanye zakat
masih kuat [OK] semakin intensif; dan BAZNAS) lambat. melalui amil, termasuk
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 37
Faktor Komponen SWOT Dampak Positif (Keuntungan) Dampak Negatif (Tuntutan) Tindak Lanjut
2. Pembuktian bahwa zakat mempromosikan keberhasilan
yang dikelola amil akan amil dalam pemberdayaan
memberi manfaat lebih bagi mustahik; dan
mustahik. 2. Mempermudah dan
memperluas akses publik
terhadap aktifitas
pendistribusian dan
pendayagunaan zakat yang
dilakukan oleh amil.
18d.1 Pemahaman syariah zakat d06 Para pengelola zakat yang Pekerjaan besar untuk 1. Kepercayaan masyarakat 1. Membangun dan melakukan
yang masih parsial bersifat tradisional dan menyusun dan melakukan menurun kepada pengelola sosialisasi sistem pengelolaan
berorientasi pada sosialisasi sistem pengelolaan zakat. zakat nasional berbasis UU
kepentingan personal atau zakat nasional dan pedoman 2. Sulit terwujudnya sinergi dan 23/2011; dan
golongan tertentu [OK] standar pengelolaan zakat integrasi dalam pengelolaan 2. Menyusun, melakukan
nasional. zakat; dan sosialisasi, dan pendampingan
3. Tujuan pengelolaan zakat pelaksanaan pedoman standar
tidak tercapai. pengelolaan zakat bagi BAZNAS
daerah dan LAZ.
22d.1 BAZNAS kurang mendapat d07 Kemungkinan perubahan Upaya membangun dukungan Pengelolaan zakat nasional Membangun komunikasi positif
perhatian dan prioritas dari politik yang lebih buruk [OK] dari kekuatan politik yang ada terabaikan dan tidak menjadi kepada seluruh elemen politik
Pemerintah dalah hal untuk menjaga perkembangan bagian penting dalam tata seraya menjaga netralitas sikap
anggaran dan infrastruktur positif pengelolaan zakat kelola negara. politik lembaga.
22d.2 Instabilitas politik nasional.
mempengaruhi program kerja
BAZNAS
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 38
b. Tabel Rating Komponen SWOT
Tabel 19: Tabel Penilaian (Rating) Komponen SWOT BAZNAS (Data RNB, 2013)
Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai
a Strengths 12 1,000 2,917 b Weaknesses 22 1,000 ‐2,59
a01 BAZNAS merupakan lembaga pemerintah non [OK] 0,083 3 0,25 b01 Struktur organisasi BAZNAS belum sesuai [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
struktural (LNS) yang mandiri [OK] dengan UU 23 Tahun 2011 [OK]
a02 BAZNAS mendapatkan legitimasi dari lembaga [OK] 0,083 2 0,167 b02 Belum adanya standar kelembagaan untuk [KK] 0,045 ‐3 ‐0,14
internasional dalam Sistem Manajemen Mutu BAZNAS daerah yang menggunakan nama
(ISO 9001:2008) [OK] dan logo sama [KK]
a04 BAZNAS memiliki konsep pemberdayaan [KK] 0,083 3 0,25 b03 Budaya nilai organisasi belum [OK] 0,045 ‐2 ‐0,09
mustahik yang komprehensif dan terintegrasi terinternalisasi & belum mengakomodasi
[KK] perkembangan terkini [OK]
a05 BAZNAS memiliki jaringan Nasional dan [KK] 0,083 2 0,167 b04 Identitas organisasi yang bersifat material [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
Internasional [KK] belum lengkap [OK]
a06 BAZNAS diketuai oleh figur yang memiliki [OK] 0,083 4 0,333 b05 Dokumen kebijakan BAZNAS belum [OK] 0,045 ‐2 ‐0,09
citra positif [OK] terhimpun dalam satu dokumen yang
utuh, belum diketahui sinkronisasinya
satu sama lain, & belum terbarukan [OK]
a07 BAZNAS memiliki sejumlah rekam jejak [OK] 0,083 3 0,25 b06 Standar dan prosedur pengelolaan [OK] 0,045 ‐2 ‐0,09
penghargaan [OK] (perencanaan, pelaksanaan,
pendampingan, pengawasan, dan
pelaporan) program pemberdayaan
BAZNAS belum dilaksanakan secara
konsisten [OK]
a08 BAZNAS sebagai Koordinator Pengelolaan [KK] 0,083 4 0,333 b07 BAZNAS belum menggunakan bahasa [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
Zakat Nasional [KK] asing (Inggris & Arab) sebagai bahasa
resmi dalam komunikasi ke eksternal [OK]
a09 BAZNAS memiliki aplikasi IT Muzaki Corner [OO] 0,083 3 0,25 b08 BAZNAS belum memiliki pusat data & [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
dalam pelayanan muzaki [OO] dokumentasi yang terpadu & terbarukan
[OK]
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 39
Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai
a10 BAZNAS dapat membentuk UPZ di [OO] 0,083 3 0,25 b09 BAZNAS memiliki resiko bawaan sebagai [OK] 0,045 ‐2 ‐0,09
Kementerian/ Lembaga (K/L), BUMN, dan badan pemerintah [OK]
BUMS [OO]
a11 BAZNAS memiliki kantor pusat di lokasi yang [OO] 0,083 3 0,25 b10 Bantuan operasional APBN belum [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
strategis [OO] mencukupi kebutuhan [OK]
a12 BAZNAS memiliki strategi TI yang mendukung [OK] 0,083 2 0,167 b11 Dana amil dari penghimpunan belum [OK] 0,045 ‐1 ‐0,05
integrasi pengelolaan zakat nasional [OK] mencukupi kebutuhan [OK]
a13 BAZNAS memiliki aplikasi TI yang mendukung [OK] 0,083 3 0,25 b12 BAZNAS belum memiliki manual zakat [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
integrasi pengelolaan zakat nasional dan badan dan kalkulator zakat [OK]
regulasi yang berlaku [OK]
b13 BAZNAS belum memenuhi kecukupan [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
kebutuhan kuantitas dan kualitas SDM
[OK]
c Opportunities 10 1,000 2,6 b14 Belum seluruh kebutuhan SIMBAZNAS [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
c01 BAZNAS memiliki otoritas yang jelas dan kuat [KK] 0,1 3 0,3 terpenuhi [OK]
sebagai koordinator pengelolaan zakat b15 BAZNAS belum dapat melakukan [OK] 0,045 ‐2 ‐0,09
nasional [KK] sosialisasi secara reguler di media
elektronik [OK]
c02 Sinergi pengelolaan zakat antar negara sangat [OK] 0,1 3 0,3 b16 BAZNAS belum memiliki strategi [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
terbuka [OK] komunikasi publik berbasis riset [OK]
c03 BAZNAS dapat berperan lebih luas dalam [OK] 0,1 3 0,3 b17 BAZNAS belum memiliki pedoman [OO] 0,045 ‐3 ‐0,14
penanganan fakir miskin [OK] komunikasi publik dan event [OO]
c04 Akses BAZNAS terhadap media cetak, [OK] 0,1 3 0,3 b18 Kebijakan keuangan BAZNAS belum [OO] 0,045 ‐2 ‐0,09
elektonik, dan online semakin besar [OK] komprehensif [OO]
c05 Potensi muzaki dari masyarakat kelas [OK] 0,1 3 0,3 b19 Belum ada standar dan komitmen dalam [OO] 0,045 ‐3 ‐0,14
menengah semakin besar [OK] pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan [OO]
c06 Kemungkinan perubahan politik yang lebih [OK] 0,1 2 0,2 b20 Belum seluruh program santunan memiliki [OO] 0,045 ‐2 ‐0,09
baik [OK] kebijakan dan prosedur yang standar [OO]
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 40
Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai
c07 Sinergi penanganan kemiskinan antar [OK] 0,1 2 0,2 b21 Sarana layanan muzaki yang tersedia [OO] 0,045 ‐3 ‐0,14
lembaga semakin terbuka [OK] belum dimanfaatkan secara optimal [OO]
c08 Adanya kesamaan status dengan K/L & BUMN [OK] 0,1 2 0,2 b22 Sarana kerja tidak memadai [OK] [OK] 0,045 ‐3 ‐0,14
sebagai lembaga negara/pemerintah [OK]
c09 Potensi muzaki di kalangan masyarakat [OK] 0,1 3 0,3 Kode Komponen SWOT Bobot Rating Nilai
diaspora Indonesia semakin besar [OK] d Threats 7 1,000 ‐2,43
c10 Terbukanya kesempatan sumber‐sumber [OO] 0,1 2 0,2 d01 Pengelola zakat sangat banyak [OK] [OK] 0,143 ‐4 ‐0,57
dana eksternal untuk operasional lembaga
d05 Budaya membayar zakat langsung di [OK] 0,143 ‐3 ‐0,43
[OO]
masyarakat yang masih kuat [OK]
d02 Otoritas BAZNAS sebagai koordinator [KK] 0,143 ‐2 ‐0,29
menjadi tidak efektif karena belum
adanya peraturan pelaksanaan UU [KK]
d03 Budaya miskin yang makin marak dan [OK] 0,143 ‐2 ‐0,29
jumlah orang miskin yang semakin banyak
akibat bencana alam dan sosial [OK]
d04 Ego sektoral lembaga pemerintah dan [OK] 0,143 ‐2 ‐0,29
swasta dalam penanganan kemiskinan
[OK]
d06 Para pengelola zakat yang bersifat [OK] 0,143 ‐2 ‐0,29
tradisional dan berorientasi pada
kepentingan personal atau golongan
tertentu [OK]
d07 Kemungkinan perubahan politik yang [OK] 0,143 ‐2 ‐0,29
lebih buruk [OK]
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 41
c. Posisi Kuadran SWOT
Hasil pemeringkatan komponen SWOT dapat digambarkan dalam kuadran sebagai berikut.
4,000
Strength
3,000
Kuadran II Kuadran III
Stabilitas Pertumbuhan
2,000
1,000
Threat Opportunity
0,000
‐4,000 ‐3,000 ‐2,000 ‐1,000 0,000 1,000 2,000 3,000 4,000
‐1,000
Kuadran I Kuadran IV
‐2,000
Konsolidasi Diversivikasi
‐3,000
Weakness
‐4,000
Grafik 5: Posisi Kuadran SWOT BAZNAS sebagai Operator dan Koordinator (Data RNB, 2013)
4,000
Strength
3,000
Kuadran II Kuadran III
2,000
Stabilitas Pertumbuhan
1,000
Threat Opportunity
0,000
‐4,000 ‐3,000 ‐2,000 ‐1,000 0,000 1,000 2,000 3,000 4,000
‐1,000
Kuadran I Kuadran IV
‐2,000
Konsolidasi Diversivikasi
‐3,000
Weakness
‐4,000
Grafik 6: Posisi Kuadran SWOT BAZNAS sebagai Operator (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 42
NILAI SWOT [OO] KUADRAN SWOT [OO] Nilai X Nilai Y Luas* Rank
Strengths 2,889 Kuadran 1 (WT) ‐2,667 ‐2,571 6,857 3
Weaknesses ‐2,571 Kuadran 2 (ST) ‐2,667 2,889 7,704 1
Opportunities 2,556 Kuadran 3 (SO) 2,556 2,889 7,383 2
Threats ‐2,667 Kuadran 4 (WO) 2,556 ‐2,571 6,571 4
Tabel 21: Nilai Komponen dan Kuadran SWOT BAZNASsebagai Operator (Data RNB, 2013)
4,000
Strength
3,000
Kuadran II Kuadran III
2,000
Stabilitas Pertumbuhan
1,000
Threat 0,000 Opportunity
‐4,000 ‐3,000 ‐2,000 ‐1,000 0,000 1,000 2,000 3,000 4,000
‐1,000
‐2,000
Kuadran I Kuadran IV
Konsolidasi Diversivikasi
‐3,000
Weakness
‐4,000
Grafik 7: Posisi Kuadran SWOT BAZNAS sebagai Koordinator (Data RNB, 2013)
Berdasarkan hasil inventarisasi faktor internal dan eksternal serta identifikasi komponen faktor
ke dalam analisa SWOT dengan penilaian tingkat pengaruh (rating) komponen, maka
dirumuskan strategi sebagai berikut:
Strategi SO Optimalisasi fungsi BAZNAS sebagai koordinator untuk meningkatkan
penghimpunan dan pemberdayaan zakat.
Strategi WO Penguatan kualitas serta pemenuhan kuantitas SDM dan sarana kerja untuk
meningkatkan penghimpunan dan pemberdayaan zakat.
Strategi ST Optimalisasi fungsi BAZNAS sebagai koordinator untuk pengendalian pengelolaan
zakat nasional.
Strategi WT Penguatan kualitas serta pemenuhan kuantitas SDM dan sarana kerja untuk
pengendalian pengelolaan zakat nasional.
Tabel 23: Empat Strategi SWOT BAZNAS 2014 (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 43
Bertitik tolak dari rumusan empat strategi di atas, maka ditetapkan grand strategy yakni:
“Optimalisasi fungsi BAZNAS sebagai koordinator melalui penguatan kualitas serta
pemenuhan kuantitas SDM dan sarana kerja untuk meningkatkan penghimpunan,
pemberdayaan, dan pengendalian pengelolaan zakat nasional.”
3. Struktur Organisasi Pelaksana Harian BAZNAS
Tugas dan fungsi BAZNAS yang semakin luas yang disertai target yang semakin besar menuntut
adanya perubahan struktur organisasi Pelaksana Harian. Dengan mempertimbangkan
terlaksananya target, maka struktur organisasi Pelaksana Harian BAZNAS ditetapkan sebagai
berikut:
Direktur
Pelaksana
QM
Representative
Sist. Manajemen
Audit Internal
Mutu
Berikut ini merupakan komposisi organisasi pelaksana harian BAZNAS.
Direktur Pelaksana : Teten Kustiawan, Ak.
Kepala Divisi Penghimpunan : Mohammad Nasir Tajang, S.Ag., M.Si.
Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan : Faisal Qosim, Lc., M.Si.
Kepala Divisi Keuangan : Dyah R Andayani, Ak.
Kepala Divisi Pengembangan SDM : Dra. Inna Karunia, M.Kes.
Kepala Divisi TI dan Umum : Mohammad Basit A Karim, Lc.
Kepala Divisi Perencanaan Pengembangan : Teten Kustiawan, Ak.*
Kepala Divisi Koordinator Zakat Nasional : Hermin R Rachim, S.E.*
Kepala Divisi Satuan Audit Internal dan QMR : Dyah R Andayani, Ak.*
Kepala Divisi Corporate Secretary : Hermin R Rachim, S.E.
*Sementara merangkap dan diharapkan dalam tahun 2014 telah terisi personel definitif.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 44
4. Penghimpunan
Salah satu tujuan pengelolaan zakat yang ditetapkan dalam UU Nomor 23 Tahun 2011 adalah
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat. Makna tujuan ini
antara lain bahwa pengelolaan zakat harus dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan dalam penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.
Secara nasional, penghimpunan dana oleh BAZNAS, BAZNAS daerah, dan LAZ nasional pada
tahun 2012 yang berhasil dicatat oleh BAZNAS diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun rupiah atau
baru 1,01% dari potensi zakat nasional. Penghimpunan sebesar ini tentu saja masih jauh dari
yang disebut efektif.
Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Zakat Nasional, ditetapkan target penghimpunan secara
nasional sebesar Rp3,9 triliun rupiah. Adapun, besaran target BAZNAS, BAZNAS per provinsi,
dan LAZ Nasional adalah sebagai berikut.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 45
30. Maluku 223.405 0,27% 6.814
31. Maluku Utara 219.418 0,27% 6.692
32. Papua 117.440 0,14% 3.582
33. Papua Barat 111.679 0,13% 3.406
Total 82.793.349 64,77% 2.526.197
Tabel 24: Target Penghimpunan BAZNAS per Provinsi Tahun 2014 (Data RNB, 2013)
Target
Persentase
Institusi Penghimpunan
dari Target
(miliar rupiah)
BAZNAS RI 255,35 6,54%
BAZNAS Provinsi 2.526,19 32,96%
LAZ Nasional 1.285,46 64,77%
TOTAL 3.900,00
Tabel 25: Target Penghimpunan BAZNAS RI, BAZNAS Provinsi, dan LAZ Nasional Tahun 2014
(Data RNB, 2013)
Potensi dana yang dapat dikatakan secara khusus menjadi kewenangan BAZNAS berdasarkan
UU Pengelolaan Zakat adalah zakat atas penghasilan dari pegawai negeri sipil (PNS) di
lingkungan Kementerian/ Lembaga non‐Kementerian (K/L), karyawan di lingkungan BUMN,
dan zakat dari warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan BAZNAS pada tahun 2011, diketahui bahwa potensi zakat
penghasilan dari ‘wilayah kewenangan BAZNAS’ tersebut mencapai Rp 1,624 triliun.
Sejumlah momentum di tahun 2013 lalu menjadi sebuah bekal optimisme bagi BAZNAS dalam
melaksanakan fungsi pelayanan zakat, khususnya penghimpunan di tahun 2014. Secara umum,
penghimpunan di tahun 2014 terdiri atas 6 (enam) komponen dibedakan dalam dua target,
yang masing‐masing target memiliki prasyarat spesifik, yakni target tanpa Inpres dan target
dengan Inpres. Asumsi tanpa Inpres adalah kondisi di mana Instruksi Presiden kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Kementerian dan Lembaga Non‐Kementerian (K/L) dan Karyawan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berzakat ke BAZNAS belum disahkan.
Penghimpunan tahun 2014 dengan kondisi tanpa adanya Inpres ditargetkan sebesar
Rp_255.354.613.675. Sementara itu, jika di tahun 2014, Inpres sudah disahkan, maka target
penghimpunan tahun 2014 menjadi sebesar Rp 418.815.047.788. Berikut ini merupakan
rincian penghimpunan tahun 2014 berdasarkan segmentasi sumber dana dan kondisi Inpres.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 46
Target Penghimpunan
No Segmentasi Tanpa Inpres Inpres
Muzakki Nominal Muzakki Nominal
1. K/L 24 93.269.913.722 70 231.670.430.859
2. BUMN 31 34.684.377.844 77 59.744.294.821
3. BUMS 29 34.036.245.966 29 34.036.245.966
4. BUMS 100 11.083.872.810 100 11.083.872.810
5. Individu 43.450.203.332 43.450.203.332
6. Fundraising Program 38.830.000.000 38.830.000.000
Total 184 255.354.613.675 276 418.815.047.788
Tabel 26: Target Penghimpunan BAZNAS 2014 Berdasarkan Segmentasi Sumber Dana dan Kondisi
Inpres (Data RNB, 2013)
Penghimpunan Zakat Maal‐Penghasilan (ZMP) pada K/L dengan kondisi tanpa Inpres
ditargetkan sebesar Rp 93.269.913.722 atau 36,53 persen dari total penghimpunan. Target
penghimpunan ini didasarkan pada perhitungan sebagai berikut.
1. Diketahui potensi zakat rata‐rata K/L sebesar Rp 668.601.532 per bulan. Dengan
pertumbuhan penghimpunan rata‐rata 26,13 persen selama lima tahun terakhir dan rasio
penghimpunan di tahun 2013 terhadap total potensi per institusi K/L sebesar 3,97persen,
BAZNAS memproyeksikan mampu menyerap 75 persen potensi zakat tersebut di tahun
2014, yakni sebesar Rp 501.451.149 per K/L per bulan.
2. Hingga akhir tahun 2013 ini, setidaknya terdapat 7 K/L yang sudah sampai pada tahap akhir
proses persetujuan payroll system dan diproyeksikan akan memulai menyetorkan
zakatnya sejak Januari 2014 atau sebanyak 12 kali dalam setahun.
3. Di tahun 2014, BAZNAS menargetkan akan mampu membuat persetujuan payroll system
dengan 17 K/L, dengan target rata‐rata setiap K/L akan mulai menyetorkan zakatnya sejak
pertengahan 2014 atau sebanyak 6 kali dalam setahun.
4. Dari proyeksi tersebut, maka dari 7 K/L yang ditargetkan menyetujui payroll system sejak
awal tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 42.121.896.519. Sedangkan, 17
K/L yang ditargetkan menyetujui payroll system mulai pertengahan tahun akan
memberikan penghimpunan sebesar Rp 51.148.017.202.
Sementara itu, penghimpunan Zakat Maal‐Penghasilan (ZMP) pada K/L dengan kondisi sudah
ada Inpres, ditargetkan sebesar Rp 231.670.430.859 atau 55,32 persen dari total
penghimpunan. Target penghimpunan ini didasarkan pada perhitungan sebagai berikut.
1. Hingga akhir tahun 2013 ini, setidaknya terdapat 7 K/L yang sudah sampai pada tahap akhir
proses persetujuan payroll system dan diproyeksikan akan memulai menyetorkan
zakatnya sejak Januari 2014 atau sebanyak 12 kali dalam setahun.
2. Di tahun 2014, BAZNAS menargetkan akan mampu membuat persetujuan payroll system
dengan 63 K/L, dengan target rata‐rata setiap K/L akan mulai menyetorkan zakatnya sejak
pertengahan 2014 atau sebanyak 6 kali dalam setahun.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 47
3. Dari proyeksi tersebut, maka dari 7 K/L yang ditargetkan menyetujui payroll system sejak
awal tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 42.121.896.519. Sedangkan, 63
K/L yang ditargetkan menyetujui payroll system mulai pertengahan tahun akan
memberikan penghimpunan sebesar Rp 189.548.534.339.
Penghimpunan Zakat Maal‐Penghasilan (ZMP) pada BUMN dengan kondisi tanpa Inpres
ditargetkan sebesar Rp 34.684.377.844 atau 13,58 persen dari total penghimpunan. Target
penghimpunan ini didasarkan pada perhitungan sebagai berikut.
1. Diketahui potensi zakat rata‐rata BUMN sebesar Rp 302.656.002 per bulan. Adapun rasio
penghimpunan tahun 2013 terhadap total potensi per institusi BUMN sebesar 9,29 persen.
2. Hingga akhir tahun 2013 ini, setidaknya terdapat 14 BUMN yang sudah sampai pada tahap
akhir proses persetujuan payroll system dan diproyeksikan akan memulai menyetorkan
zakatnya sejak Januari 2014 atau sebanyak 12 kali dalam setahun. Untuk 14 BUMN ini,
BAZNAS memproyeksikan mampu menyerap 50 persen potensi zakat tersebut di tahun
2014, yakni sebesar Rp 151.328.001 per BUMN per bulan.
3. Di tahun 2014, BAZNAS menargetkan akan mampu membuat persetujuan payroll system
dengan 17 BUMN, dengan target rata‐rata setiap BUMN akan mulai menyetorkan zakatnya
sejak pertengahan 2014 atau sebanyak 6 kali dalam setahun. Untuk 17 BUMN ini, BAZNAS
memproyeksikan mampu menyerap 30 persen potensi zakat tersebut di tahun 2014, yakni
sebesar Rp 90.796.800 per BUMN per bulan.
4. Dari proyeksi tersebut, maka dari 7 BUMN yang ditargetkan menyetujui payroll system
sejak awal tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 25.423.104.179.
Sedangkan, 17 BUMN yang ditargetkan menyetujui payroll system mulai pertengahan
tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 9.261.273.665.
Penghimpunan Zakat Maal‐Penghasilan (ZMP) pada BUMN dengan kondisi sudah ada Inpres,
ditargetkan sebesar Rp 59.744.294.821 atau 14,27 persen dari total penghimpunan. Target
penghimpunan ini didasarkan pada perhitungan sebagai berikut.
1. Hingga akhir tahun 2013 ini, setidaknya terdapat 14 BUMN yang sudah sampai pada tahap
akhir proses persetujuan payroll system dan diproyeksikan akan memulai menyetorkan
zakatnya sejak Januari 2014 atau sebanyak 12 kali dalam setahun. Untuk 14 BUMN ini,
BAZNAS memproyeksikan mampu menyerap 50 persen potensi zakat tersebut di tahun
2014, yakni sebesar Rp 151.328.001 per BUMN per bulan.
2. Di tahun 2014, BAZNAS menargetkan akan mampu membuat persetujuan payroll system
dengan 63 BUMN, dengan target rata‐rata setiap BUMN akan mulai menyetorkan zakatnya
sejak pertengahan 2014 atau sebanyak 6 kali dalam setahun. Untuk 63 BUMN ini, BAZNAS
memproyeksikan mampu menyerap 30 persen potensi zakat tersebut di tahun 2014, yakni
sebesar Rp 90.796.800 per BUMN per bulan.
3. Dari proyeksi tersebut, maka dari 7 BUMN yang ditargetkan menyetujui payroll system
sejak awal tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp_25.423.104.179.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 48
Sedangkan, 17 BUMN yang ditargetkan menyetujui payroll system mulai pertengahan
tahun akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 34.321.190.641.
1. Hingga tahun 2013, terdapat 14 perusahaan (BUMS) yang telah menyepakati payroll
system untuk penunaian zakat ke BAZNAS dengan rata‐rata penghimpunan per institusi
per bulan sebesar Rp 79.897.291. Di tahun 2014, ditargetkan penghimpunan dari 14 BUMS
ini akan mengalami peningkatan 100 persen.
2. Diperkirakan di tahun 2014, akan ada 15 BUMS lain yang menyepakati payroll system di
pertengahan tahun dan akan menyetorkan zakatnya ke BAZNAS sebanyak 6 kali selama
tahun 2014 dengan besaran yang ditargetkan sama dengan rata‐rata penghimpunan per
institusi BUMS di tahun 2013.
3. Dengan proyeksi tersebut, maka dari 14 BUMS yang sudah menyetujui payroll system sejak
tahun 2013, akan memberikan penghimpunan sebesar Rp 26.845.489.776. Sedangkan, 15
BUMS yang ditargetkan akan menyetujui payroll system mulai pertengahan tahun akan
memberikan penghimpunan sebesar Rp 7.190.756.190.
Penghimpunan Zakat Maal‐Badan (ZMB) BUMS diperkirakan tidak terpengaruh dengan atau
tanpa adanya Inpres. Asumsi target penghimpunan ZMB di tahun 2014 didasarkan pada
perhitungan sebagai berikut:
1. Penghimpunan rata‐rata ZMB di tahun 2013 sebesar Rp 110.838.728,10 per ZMB per
tahun dari total 50 BUMS. Nominal yang sama menjadi target penghimpunan rata‐rata
ZMB di tahun 2014.
2. Jumlah penghimpunan ZMB dari BUMS ke BAZNAS dari tahun 2012 dan 2013 meningkat
sebesar 61,24 persen.
3. Di tahun 2014, ditargetkan terdapat 100 BUMS yang menyalurkan ZMB‐nya ke BAZNAS.
Dengan demikian, penghimpunan ZMB di tahun 2014 akan mencapai Rp 11.083.872.810.
Penghimpunan infak dari kategori CSR/PKBL diperkirakan tidak terpengaruh dengan atau
tanpa adanya Inpres. Penghimpunan CSR/PKBL tahun 2014 ditargetkan sebesar
Rp_38.830.000.000.Target penghimpunan ini didasarkan pada perhitungan sebagai berikut:
1. Penghimpunan 100 paket Program ZCD dengan total nilai sebesar Rp 10.000.000.000;
2. Penghimpunan 6 unit RSB dengan total nilai sebesar Rp 24.000.000.000; dan
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 49
3. Penghimpunan 6 event BAZNAS dengan total nilai sebesar Rp 4.830.000.000, dengan
rincian Orphanship sebesar Rp 80.000.000;Buka Puasa Ramadhan Anak Yatim dan Dhuafa
sebesar Rp 1.300.000.000; Java Overland sebesar Rp 300.000.000; Muzakki Gathering Rp
150.000.000; Santunan Idul Adha sebesar Rp 2.000.000.000; dan Perayaan Hari Ibu
sebesar Rp 1.000.000.000.
5. Penyaluran
Salah satu tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Tujuan ini harus menjadi
panduan sekaligus indikator keberhasilan dalam penyaluran zakat.
Berikut ini terlampir target anggaran dengan kondisi tanpa maupun dengan adanya Inpres.
Tabel 27: Target Penyaluran BAZNAS 2014 Berdasarkan Kondisi Inpres (Data RNB, 2013)
Berikut ini merupakan rincian anggaran penyaluran BAZNAS berdasarkan jenis program, asnaf
penerima, dan rincian program dengan estimasi anggaran tanpa dan dengan Inpres.
Alokasi Dana Anggaran
No Program
2013 2014 Tanpa Inpres Inpres
1. KLM 42,80% 48,98% 92.440.646.178 145.343.558.366
2. ZCD 12,44% 10,68% 20.150.000.000 31.681.655.442
3. RSB 18,24% 14,63% 27.600.000.000 43.395.220.358
4. RCAB 13,67% 5,81% 10.956.825.000 17.227.312.873
5. RMB 7,73% 14,23% 26.850.000.000 42.216.002.413
6. RDB 3,72% 1,55% 2.918.970.000 4.589.469.071
7. TDB 1,40% 4,13% 7.800.000.000 12.263.866.623
Total 188.716.441.178 296.717.085.146
Tabel 28: Target Penyaluran BAZNAS 2014 Berdasarkan Jenis Program dan Kondisi Inpres (Data RNB,
2013)
Alokasi Anggaran
No Program
Dana Tanpa Inpres Inpres
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 50
1. Fakir Miskin 74,5% 107.249.724.450 168.646.918.861
2. Muallaf 8,0% 11.516.748.934 18.109.736.254
3. Riqab 0% ‐ ‐
4. Gharimin 2,5% 3.598.984.042 5.659.292.579
5. Fii Sabilillah 12,5% 17.994.920.210 28.296.462.896
6. Ibnu Sabil 2,5% 3.598.984.042 5.659.292.579
Total 188.716.441.178 296.717.085.146
Tabel 29: Target Penyaluran BAZNAS Tahun 2014 Berdasarkan Asnaf (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 51
Tanpa Inpres Inpres
No Uraian Program
Dana Zakat Dana Infak Total Anggaran Dana Zakat Dana Zakat Dana Zakat
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 52
Tanpa Inpres Inpres
No Uraian Program
Dana Zakat Dana Infak Total Anggaran Dana Zakat Dana Zakat Dana Zakat
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 53
Tanpa Inpres Inpres
No Uraian Program
Dana Zakat Dana Infak Total Anggaran Dana Zakat Dana Zakat Dana Zakat
Tabel 30: Rincian Penyaluran BAZNAS Tahun 2014 Berdasarkan Uraian Program, Jenis Dana, dan Kondisi Inpres (Data RNB, 2013)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 54
6. Pengembangan SDM
Pengembangan SDM menjadi salah satu kunci pokok pengembangan BAZNAS di tahun 2014.
Secara kuantitas, kebutuhan tambahan SDM untuk seluruh divisi pada tahun 2014 tidak kurang
dari 58 orang. Ditargetkan pada awal kuartal kedua (1 April 2014), jumlah SDM Pelaksana
Harian BAZNAS mencapai 125 orang. Berikut ini merupakan perbandingan komposisi antara
kebutuhan dan ketersediaan SDM BAZNAS di tahun 2014.
Tabel 31: Perbandingan Ketersediaan (K) dan Target (T) Kebutuhan SDM BAZNAS 2014
(Data RNB, 2013)
7. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Jumlah amil yang direncanakan mencapai 132 orang, tentu saja memerlukan ruang dan sarana
kerja dua kali lipat dari yang ada sekarang. Karena itu, pengadaan kantor dan sarana kerja yang
memadai menjadi kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda lagi. Selain ruang dan sarana
kerja, sistem pendukung manajemen yang lain yakni keuangan, teknologi informasi, dan
kesekretariatan perlu terus dikembangkan sehingga seluruh lini dapat berjalan harmonis untuk
BAZNAS dan pengelolaan zakat nasional yang lebih baik.
Proposal pembangunan gedung yang sudah rampung di tahun 2013 akan kembali dilanjutkan
untuk melakukan penghimpunan dana baik melalui CSR/PKBL dari BUMN/S maupun dana
alokasi APBN yang ada. Ditargetkan upaya pembangunan gedung baru atau relokasi kantor
pusat BAZNAS akan selesai dilaksanakan pada kuartal pertama atau tanggal 31 Maret 2014.
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 55
8. Program Kerja dan Anggaran
Langkah‐langkah untuk mencapai target dan implementasi strategi dilaksanakan dalam
bentuk‐bentuk program kerja. Program kerja dan anggarannya disusun per divisi sebagaimana
disajikan dalam Lampiran RKAT 2014 ini.
E. PENUTUP
Demikian Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BAZNAS tahun 2014 ini dibuat oleh
Badan Pelaksana BAZNAS dan disetujui oleh Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas.
Semoga Allah SWT memberkahi amal usaha kita serta melimpahkan taufik dan hidayah‐Nya
kepada kita semua.
3 Rabi’ul Akhir 1435 H
Jakarta,
3 Februari 2014 M
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
Badan Pelaksana Dewan Pertimbangan Komisi Pengawas
Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin H. Muchtar Zarkasyi, S.H. Drs. H. Achmad Subianto, M.BA.
Ketua Umum Ketua Ketua
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 56
F. LAMPIRAN
Tabel 1: Ikhtisar Penghimpunan 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Tabel 2: Porsi Penghimpunan 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Tabel 3: Ikhtisar Perubahan Penghimpunan 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Tabel 4: Ikhtisar Perubahan Penghimpunan 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Provinsi Kabupaten Kota
Kalimantan Selatan (3) Hulu Sungai Selatan (Kab); Tanah Laut (Kab); Banjarbaru (Kot)
Kalimantan Timur (6) Balikpapan (Kot); Samarinda (Kot); Berau (Kab); Kutai Kartanegara (Kab);
Penajam Paser Utara (Kab); Kutai Timur (Kab)
Kalimantan Barat (3) Landak (Kab); Sambas (Kab); Sekadau (Kab)
Banten (3) Pandeglang (Kab); Lebak (Kab); Serang (Kot)
Jawa Barat (6) Cianjur (kab); Sumedang (kab); Kuningan (kab); Bandung Barat (kab);
Tasikmalaya (kab); Cirebon (kot)
Nusa Tenggara Timur (8) Alor (kab); Belu (kab); Kupang (kab); Timor Tengah Selatan (kab);
Manggarai Barat (kab); Ende (kab); Pulau Kera (Prov NTT); Sia (kab)
Sumatera Barat (5) Agam (Kab); Tanah Datar (Kab); Padang Pariaman (Kab); Sijunjung (Kab);
Padang (Kota)
Sumatera Selatan (3) Banyuasin (Kab); Musi Rawas (Kab); Ogan Komering Ulu Timur (Kab)
Bengkulu (2) Bengkulu (Kota); Rejang Lebong (Kab)
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 57
Tabel 5: Ikhtisar Perubahan Penghimpunan 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Tabel 6: Agenda BAZNAS 2014 (Data RNB, 2013)
Agenda Waktu
Milad BAZNAS 2014 1‐Jan 24‐Jan
Amil Gathering 2014 10‐Feb 21‐Feb
Rapat Kerja Nasional I 2014 17‐Mar 28‐Mar
Ramadhan 1435 9‐Jun 8‐Aug
Internal Audit I 2014 26‐May 6‐Jun
Family Gathering 2014 11‐Aug 17‐Aug
Rapat Kerja Nasional II 2014 8‐Sep 19‐Sep
Idul Adha 1435 22‐Sep 10‐Oct
Penyusunan RKAT 2015 6‐Oct 31‐Dec
Internal Audit II 2014 10‐Nov 21‐Nov
Pembahasan RKAT 2015 17‐Nov 28‐Nov
Eksternal Audit 2014 24‐Nov 19‐Dec
Hari Ibu 2014 24‐Nov 31‐Dec
Pengesahan RKAT 2015 1‐Dec 12‐Dec
Milad BAZNAS 2015 8‐Dec 31‐Dec
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 58
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
B. GAMBARAN UMUM ........................................................................................................................ 3
1. Sejarah BAZNAS ........................................................................................................................... 3
2. Perkembangan Zakat Nasional .................................................................................................... 7
3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS ...................................................................... 8
C. REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2013 ................................................................... 10
1. Realisasi Penghimpunan ............................................................................................................ 10
a. Data Penghimpunan 2009‐2013 ............................................................................................ 10
2. Realisasi Penyaluran .................................................................................................................. 14
a. Data Penyaluran 2012‐2013 .................................................................................................. 14
b. 7 Program di tahun 2013 ....................................................................................................... 17
3. Realisasi Pengembangan SDM .................................................................................................. 19
4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana ....................................................................... 21
5. Realisasi Dana Operasional ....................................................................................................... 21
6. Realisasi APBN ........................................................................................................................... 22
D. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2014 ................................................................... 23
1. Kebijakan Umum ....................................................................................................................... 23
2. Analisis SWOT ............................................................................................................................ 24
a. Tabel Faktor dan Komponen SWOT ...................................................................................... 25
b. Tabel Rating Komponen SWOT ............................................................................................. 39
c. Posisi Kuadran SWOT ............................................................................................................ 42
3. Struktur Organisasi Pelaksana Harian BAZNAS ......................................................................... 44
4. Penghimpunan .......................................................................................................................... 45
5. Penyaluran ................................................................................................................................. 50
6. Pengembangan SDM ................................................................................................................. 55
7. Pengembangan Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 55
8. Program Kerja dan Anggaran .................................................................................................... 56
E. PENUTUP ....................................................................................................................................... 56
F. LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 57
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 59
R K A T B A Z N A S 2 0 1 4 | 60