Anda di halaman 1dari 24

OPTIMALISASI PENGELOLAAN LEMBAGA

AMIL ZAKAT
OLEH :

DRS. H. JAHARUDDIN, S.PdI, MA


KEPALA BIDANG PENAIS, ZAKAT DAN WAKAF

DISAMPAIKAN PADA
ORIENTASI MANAJEMEN LEMBAGA AMIL ZAKAT
TANGGAL 02 DESEMBER 2015 DI MIN TELUK DALAM JL. IMAM BONJOL
TELUK DALAM KAB. NIAS SELATAN
PENDAHULUAN
 Optimalisasi Pengelolaan zakat yang baik sangat
urgen untuk diwujudnyatakan
 Zakat mengalami perkembangan yang cukup
signifikan
 Potensi zakat cukup besar
 Berzakat berarti membersihkan dan mensucikan diri.
 Mengeluarkan Zakat wajib hukumnya bagi orang
yang mampu
 Potensi zakat diharapkan mampu menanggulangi
kemiskinan.
MANAJEMEN DAN
PENGELOLAAN ZAKAT
 Manajemen zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
 Pengelolaan zakat yang baik merupakan salah satu yang sangat
penting untuk diwujudnyatakan
 Untuk memenuhi harapan dimaksud, zakat harus dikelola secara
melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, kemanfatan,
keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
 Sesungguhnya Allah mewajibkan kita mengeluarkan zakat itu
karena di dalam zakat terkandung faedah yang banyak sekali.
OPTIMALISASI PENGELOLAAN ZAKAT

1. Program motivasi dan sosialisasi


Target:
a. Membangkitkan motivasi dan kesadaran kolektif umat Islam untuk mengeluarkan
zakat demi mengangkat harkat dan martabat hidup seluruh anggota masyarakat.
b. Meluruskan persepsi umat mengenai konsep zakat yang tidak hanya sekedar memenuhi
ritual belaka melainkan menjadi instrumen syariah untuk mengatasi kepincangan sosial
ekonomi di dalam masyarakat sehingga terwujudnya kesejahteraan umat.
Bentuk program:
a. Penyusunan, pengadaan dan penggandaan bahan panduan mengenai zakat.
b. Penyelenggaraan seminar, workshop, lokakarya dan penyuluhan mengenai zakat.
c. Penerbitan majalah, brosur, leaflet, dan sebagainya.
d. Penayangan iklan layanan, gerakan sadar zakat, dan penyuluhan zakat melalui tatap
muka, media cetak maupun elektornik.
2. Program Pemberdayaan Lembaga Pengelola Zakat
Target:
a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan para amil zakat mengenai soal-soal
seputar zakat.
b. Meningkatkan kemampuan para amil zakat dalam kegiiatan penghimpunan, pengelolaan
dan pendayagunaan zakat.
c. Memberdayakan lembaga pengelola zakat agar menjadi lembaga yang profesional,
terpercaya, transparan, mandiri dan pro aktif.
Bentuk program:
a. Penyusunan, pengadaan dan penggandaan bahan panduan dan informasi mengenai
pengelolaan zakat.
b. Penyelenggaraan, orintasi, pelatihan, seminar dan lokakarya mengenai sistem administrasi,
manajemen dan tata kerja lembaga pengelola zakat.
c. Pembangunan jaringan pelaporan baik secara manual maupun sistem komputerisasi
lembaga pengelola zakat yang connected dengan Kementerian Agama dan Bank.
3. Program Pemberdayaan Umat dan Peningkatan SDM
Target:
a. Memperbaiki taraf hidup dan mengatasi masalah ketenaga kerjaan/pengangguran.
b. Membuat desa binaan zakat.
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengelola zakat (amil zakat).
Bentuk program:
a. Memberikan kegiatan yang bersifat motivasi/pengetahuan untuk berusaha dan kegiatan
yang bersifat permodalan.
b. Membuat atau mensponsori program desa binaan zakat.
c. Melaksanakan pembinaan/orientasi/pelatihan bagi para pengelola zakat (amil zakat).
d. Membantu mencarikan permodalan untuk program desa binaan zakat.
ISU-ISU STRATEGIS
 Bagaimana BAZNAS dapat menjadi organisasi yang prima
dalam penghimpunan zakat dan pelayanan muzakki
 prima dalam penyaluran zakat dan pemuliaan mustahik
 prima dalam fungsi koordinasi zakat, serta
 prima dalam proses bisnis internal
 Penguatan integrasi sistem pengelolaan zakat nasional
Kesenjangan antara potensi zakat dan realisasi
 Para pengelola zakatmasih cenderung bekerja sendiri‐
sendiri
 Di beberapa daerah, pengelolaan zakat tidak mengalami
perbaikan yang berarti
ISU-ISU STRATEGIS (LANJUTAN)
 Adanya teknologi informasi yang dapat membantu
pengelolaan zakat menjadi lebih transparan dan akuntabel;
akses informasi menjadi lebih mudah, cepat, danefisien;
memudahkan pertanggungjawaban pengelolaanzakat; serta
memudahkan publik melakukan pengawasan.
 Kesenjangan sumberdaya dan pelayanan dalam pengelolaan
zakat di daerah BAZNAS daerah maupun LAZ tingkat daerah
cenderung memiliki sumber daya dan sistem organisasi serta
kapasitas pelayanan yang terbatas.
MANAJEMEN ORGANISASI
 PERENCANAAN
 PELAKSANAAN
 PENGORGANISASIAN
 KEPEMIMPINAN
 EVALUASI
 TUJUAN
 DLL
TUJUAN PENGELOLAAN ZAKAT

Tujuan pengelolaan zakat berdasarkan UU Nomor


23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yaitu :

1.meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan


dalam pengelolaan zakat; dan
2.meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan.
PERSFEKTIF AGAMA
 Qs. At-Taubah:103 :Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka.
Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
 Qs. Al-Baqarah:32: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan rukuklah berserta orang-orangyangrukuk.
 Hadits Riwayat Imam Tabrani : Orang yang menahan
zakat itu pada hari kiamat ada di dalam api neraka.
 Hadist Riwayat Al Bazzar : Sesungguhnya
kesempurnaan Islam kamu sekalian itu adalah kamu
tunaikan zakat hartamu
 Dan lain-lain.
PERAN PEMERINTAH
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 34 ayat (1) dan (2), UU Nomor 23 tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat, pemerintah berperan
dalam hal pembinaan dan pengawasan.
Pasal 34 ayat 3
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) meliputi fasilitasi, sosialisasi, dan edukasi.

Pasal34 Ayat 1:

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh


negara
PERAN PEMERINTAH (Lanjutan)
 Pemerintah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pensuksesan
program zakat.
 Jaman Khalifah Abu Bakar komitmen yang tinggi terhadap persoalan zakat.
Bahkan Abu Bakar bersumpah akan memerangi orang-orang yang
mengingkari zakat.
 Pemerintah dengan kewenangannya dapat menjadi kekuatan penekan.
KEBIJAKAN PENGUMPULAN

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BAZNAS,


BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat
membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan
swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
serta dapat membentuk UPZ tingkat kecamatan, kelurahan
atau nama lainnya, dan tempat lainnya.
STRATEGI PENYULUHAN ZAKAT

1. PENYULUHAN ZAKAT HARUS DIOPTIMALKAN.


2. MENGOPTIMALKAN PERAN ULAMA, TOKOH MASYARAKAT, TUAN
GURU, PERGURUAN TINGGI DAN LAIN-LAIN.
3. MATERI PENYULUHAN ZAKAT HARUS DIPERLUAS TENTANG
BERBAGAI HAL TENTANG ZAKAT.
4. MATERI PENYULUHAN ZAKAT HARUS DISAJIKAN DALAM BENTUK
YANG MENARIK.
5. MEDIA PENYULUHAN ZAKAT MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA,
BAIK CETAK, ELEKTRONIK DAN MEDIA LAINNYA.
6. PERLU ADANYA KOORDINASI ANTARA KEMENAG, PEMDA, BAZNAS
DAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA.
7. PERLU MELIBATKAN PIHAK SPONSOR.
8. PERLU DUKUNGAN DANA DARI APBD TK. I DAN APBD TK. II.
9. PERLU DIANGKAT PENYULUH ZAKAT.
10. PERLU PELATIHAN PENYULUH ZAKAT.
PENGUMPULAN ZAKAT

1. ZAKAT MELIPUTI ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH.


2. MUZAKKI MELAKUKAN PENGHITUNGAN SENDIRI ATAS KEWAJIBAN
ZAKATNYA ATAU DIBANTU OLEH BAZNAS.
3. ZAKAT MENGURANGI PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) DENGAN
MENUNJUKKAN BUKTI SETORAN ZAKAT.
4. DALAM PENGUMPULAN ZAKAT, BAZNAS, BAZNAS PROVINSI DAN
BAZNAS KABUPATEN/KOTA MEMILIKI LINGKUP KEWENANGAN MASING-
MASING.
5. DALAM TUGAS DAN FUNGSINYA, BAZNAS, BAZNAS PROVINSI DAN
BAZNAS KABUPATEN/KOTA DAPAT MEMBENTUK UNIT PENGUMPUL ZAKAT
(UPZ) DI INSTANSI PEMERINTAH, BUMN, BUMD, PERUSAHAAN SWASTA,
PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI, DAN JUGA DI TINGKAT KECAMATAN,
KELURAHAN ATAU NAMA LAINNYA.
6. BEKERJASAMA DENGAN PIHAK TERKAIT SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
ANALISIS LEMBAGA AMIL ZAKAT
 Kekuatan (intern) : Yaitu SDM, profesionalisme,
kerjasama.
 Kelemahan (intern): Yaitu lemah SDM, kinerja lemah,
 Peluang (Eksternal) : Yaitu kesadaran Muzaki,
perhatian Pemerintah, dukungan masyarakat
 Ancaman (Eksternal) : Yaitu Muzaki enggan
membayar zakat, masyarakat apatis, kurang
perhatian dari Pemerintah
RENCANA STRATEGIS

Apa yang dimaksud STRATEGI ?


“Strategi” berasal dari bahasa Latin stratos (pasukan)
dan agein (memimpin)

Strategi menjawab pertanyaan mengenai :


 Apa yang ingin kita lakukan?

 Program seperti apa yang kita inginkan?

 Kemana program akan menuju?


BIDANG-BIDANG PENDISTRIBUSIANZAKAT

 Memberantas Kemiskinan
 Bidang Pendidikan
 Bidang Kesehatan
 Bidang pengembangan ekonomi umat
 Bidang pengembangan pemuda
 Danlain-lain
FAEDAH ZAKAT DARI SEGI AGAMA
 Menjalankan salah satu dari Rukun Islam.
 Mendekatkan diri kepada Rabbi-nya.
 Membayar zakat akan mendapatkan pahala.
 Merupakan sarana penghapus dosa,
 Ungkapan rasa syukur pada Allah SWT atas
ni’mat-Nya berupa kelebihan harta.
FAEDAH ZAKAT DARI SEGI AKHLAK
 Harta Tumbuh dan berkembang, tidak akan
berkurang.
 Harta akan menjadi bersih dan membersihkan jiwa
dari kotoran hasad, dengki dan bakhil.
 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan
kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
 Disenangi oleh masyarakat, karena dianggap
dermawan.
FAEDAH ZAKAT DARI SEGI SOSIAL
KEMASYARAKATAN
 Membantu hidup fakir miskin.
 Mengurangi kecemburuan sosial, dendam
dan rasa dongkol yang ada dalam dada
fakir miskin.
 Memacu pertumbuhan ekonomi.
 Memperluas peredaran harta benda atau
uang.
KESIMPULAN

 Optimalisasi pengelolaan yang optimal zakat sangat penting untuk


diwujudnyatakan
 Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan-tujuan organisasi
 Pengurus lembaga amil zakat sangat dibutuhkan orang yang
profesional, produktif, inovatif dan kreatif
 Potensi zakat di sumatera utara utara pada prinsipnya sangat
besar
 Jika konsep zakat ini ditangani secara baik dan profesioanal dalam
sekala yang lebih makro, maka akan segera terwujud
kesejahteraan sosial bagi masyarakt suatu bangsa.

SEKIAN TERIMA KASIH


SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai