Anda di halaman 1dari 25

TUJUAN UMUM MADAH

Mengokohkan hubungan peserta dengan

perjalanan hidup Rasulullah -Shallallahu 'alaihi


wa sallam- menteladani secara baik beliau saw,
serta mengambil berbagai pelajaran dan ibrah.
Mengajak peserta untuk merenungi berbagai
tata cara pengaturan dan manajemen yang
ditetap Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa
sallam- untuk menegakkan negara Islam di
Madinah.

TUJUAN KOGNITIF
1. Memberikan alasan sebab mandegnya orang

Quraisy dihadapan dakwah.


2. Memaparkan sebahagian intimidasi yang
dialami Rasulallah dari orang Quraisy.dengan
menghadirkan keteguhan dan kesabaran
para sahabat pada ujian dan cobaan
tersebut.
3. Menjelaskan sikap abu thalib terhadap nabi.

TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK


1. Mencintai Rasul, keluarganya dan para sahabat.dan

2.
3.

4.

5.

menanamkan dilubuk hati siswa ,dan menghindarkan


mereka dari orang-orang yang mencela.
Menghormati para sahabat yang telah membela Rasulullah
-Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Merasa sesak (sempit) dada terhadap berbagai sikap yang
berujung pada menyakiti Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Merasa bahagia dan gembira saat membaca sirah
Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- dan sirah para
sahabatnya.
Merasa bahagia saat membaca sikap-sikap yang
menggambarkan kecintaan beliau saw dari sirah beliau saw.

6. Merasa rindu untuk mendengarkan hadits Rasulullah

-Shallallahu 'alaihi wa sallam.


7. Menolak untuk menyakiti seseorang dengan sepatah kata,
sebagaimana ia juga menolak untuk menghina saudaranya
seiman.
8. Berqudwah kepada Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallamdalam kecintaan beliau kepada manusia, semangat beliau
untuk memberikan yang terbaik kepada mereka (nasehat)
serta mendakwahi mereka agar mendapatkan hidayah.
9. Mengajak kawan-kawannya untuk menteladani Rasulullah
-Shallallahu 'alaihi wa sallam.
10. Menggabungkan diri kepada jamaah yang menyeru kepada
Allah -Subhanahu wata'ala- dengan kebenaran dalam rangka
menteladani Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam.

REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

As-Sirah An-Nabawiyah Durusun wa Ibar,


karya DR. Musthafa As-Siba
Sirah nabawiyah
- Ibnu
Hisyam
Zaadul ma'ad
- Ibnul Qayim
Arrahiqul makhtum
- Al Mubarak Furi
Nurul Yaqin
- Khudhari
Assirah Annabawiyah
- Ibnu Katsir

Muwashofat
SALIMUL AQIDAH
Berusaha meraih rasa manisnya iman
Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam
Merutinkan ibadah-ibadah sunnah Rawatib
SAHUHUL IBADAH
Melakukan qiyamul-Lail minimal satu kali dalam

satu pekan
Memerintahkan yang ma'ruf
Mencegah yang Munkar

MATINUL KHULUQ
Pemberani
Berhati lembut
MUTSAQAFUL FIKRI
Memahami amal jama'i dan taat
Mengaitkan antara Alquran dengan realita
Mengetahui problematika kaum muslimin

internal dan eksternal

MUNAZHAM FI SYUUNIHI
Memberitahukan gurunya problematika-

problematika yang muncul


Menertibkan ide-ide dan pikiran-pikirannya
HARITSUN ALA WAQTIHI
Mengisi waktunya dengan hal-hal yang

berfaedah dan bermanfaat

NAFIUN LIGHAIRIHI
Memberi makan orang lain
Mendekati orang lain
Mendorong orang lain berbuat baik
Membantu yang kesulitan
Membantu yang terkena musibah
Berusaha memenuhi hajat orang lain
Memberikan pelayanan umum karena Allah

swt

PELAJARAN BERHARGA
Dakwah jahriyah
.1




.

Tidak diragukan lagi bahwa jahriyatuddawah

yang Rasulullah lakukan adalah perintah Allah.


dan hal itu di zaman sekarang ini sangat
berpulang kepada kondisi yang meliputi dawah
dan para aktivisnya. Sehingga sangat berbedabeda kerena perbedaan situasi, kondisi, dan
tempat. Sedangkan orang yang lebih berhak
didakwahi adalah kerabat dekat, secara
keturunan (nasab), atau tempat tinggal, karena
merekalah yang paling mengenal dainya.

.2



.

Cara dan gaya dawah bukan sesuatu yang

tauqifi (paten dari Allah) seperti shalat. Maka


tidak menjadi kewajiban para dai hari ini
untuk naik bukit kemudian memanggil
kaumnya. Akan tetapi berbeda dari satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya. Para
dai berkewajiban menggunakan seluruh
sarana yang memungkinkan untuk
menyebarkan dawahnya.

.3

.




.

Dawah jahriyah hari ini adalah hukum aslinya.

Sehingga semua orang dapat mendengar tentang


Islam. Akan tetapi masih boleh sirriyah di sebagian
situasi yang mencekam atau gerakan yang
menekan. Karena mereka yang mengintai Islam
sangat banyak sekali, dawah jahriyah lebih luas
jangkauannya, meskipun dawah fardiyah lebih
fokus. Keduanya saling berkaitan dalam dawah
dan saling menyempurnakan. Prinsipnya tarbiyah
(pembinaan) harus terus berlangsung di sepanjang
waktu.

.4





.

Di tengah-tengah dawah terbuka seorang dai

harus memilih elemen-elemen yang bagus yang


memiliki kesiapan untuk memikul beban dawah.
Karena mereka akan menjadi figur-figur dawah
setelah itu. Sebagaimana yang Rasulullah saw
lakukan bersama para sahabatnya di rumah Al
Arqam bin Abil Arqam. Adapun hanya dengan
dawah terbuka saja, maka mereka akan terpisahpisah kembali sebagaimana mereka tadi
berkerumun, tidak akan ada bekas yang diharapkan
dalam merealisasikan tujuan dan sasaran dawah.

.5



.

Para dai wajib tegas dalam dawahnya, tidak

basa-basi dalam kebenaran meskipun hal ini


harus berhadapan dengan penderitaan fisik,
atau materi. Hendaklah membuka hakekat
sesuatu sebagaimana Ibrahim menyebut
berhala dengan kata BERHALA tidak dengan
kata tuhan.
.

.6


.

Sebagaimana Rasulullah saw telah

menjelaskan kesesatan kaum musyrikin, dan


kebodohan angan-angan mereka maka kita
juga harus tegas, tidak boleh menyebut riba
dengan bunga, lacur dan jorok dengan seni,
nifaq dengan sebutan diplomasi, dst

.7

Dawah Islam adalah dawah perbaikan, dan

kesetaraan untuk semua. Dawah


pengorbanan bukan mengambil keuntungan,
bukan untuk membelah ras, memperbudak
manusia. Dawah pembebasan dari nafsu,
dawah untuk beramal dan istiqamah. ini.

.8





.

Dari itulah dawah ini dilawan oleh para pemuas

nafsu, pemburu jabatan, kepentingan tertentu,


orang-orang yang iri yang tidak menolak
keberadaan Al Quran kecuali karena diturunkan
kepada Muhammad saw meskipun merekalah yang
memberinya gelar Ash Shadiq (yang benar) dan Al
Amin (terpercaya) sebelum masa kerasulan, mereka
menerimanya sebagai hakim yang adil dalam
meletakkan hajar aswad kembali ke tempat semula
ketika renovasi kabah, kemudian mereka
memusuhinya. Sungguh kontras sekali sikap
mereka

Anda mungkin juga menyukai