Anda di halaman 1dari 26

Tafsir Surat Abasa

Muwashafat yang ingin dicapai


Khusyu dalam membaca Al-Quran (p) Mengaitkan antara Al-Quran dengan realita (p) Mendekati orang lain (s) Ziarah kubur untuk mengambil ibrah (p) Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya (p) Sekali khatam Al-Quran setiap dua bulan (p)

I. TUJUAN UMUM
Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah, dasar pemahaman yang benar, penanaman cinta, penguasaan untuk mengajarinya, merasa terikat dengan taujihnya, mengamalkan kandungannya, memburnikan sasaran-sasaran dengan menyesuaikan ruang dan waktu, dan kembali kepada Al-Quran ketika berselisih.

II. TUJUAN KHUSUS


1.Menjelaskan manhaj yang dipakai dalam surat ini dalam menjelaskan tema-tema yang ada di dalamnya. 2.Menerangkan karakteristik uslub dan ciri-ciri umum yang ada dalam surat ini. 3.Menjelaskan kosa kata yang ada dalam surat yang nampaknya sulit untuk dipahami. 4.Menerangkan sebab nuzul maqtha (penggalan) pertama dari surat ini, dimana surat ini diberi nama sesuai dengan kata yang pertama dari surat ini sambil memfokuskan pada segi Ijaz. 5.Menyebutkan nilai-nilai dawiyah yang terkandung dari ayat-ayat yang pertama dari surat ini dengan memperhatikan sebab nuzulnya.

II. TUJUAN KHUSUS


6. Menghubungkan nilai-nilai dawiyah yang tadi dengan kenyataan dakwah yang sebenarnya. 7. Menerangkan perasaan Rasulullah saw. ketika mendapatkan peringatan (itab) dari Allah swt. dan dimensi Ijaz , risalah dan nubuwah dalam penyampaian wahyu celaan (itab) terhadap Rasul saw. 8. Menyebutkan tiga contoh dari responsivitas terhadap nilai-nilai dawiyah dan tarbawiyah yang islami. 9. Menjelaskan dengan memberi contoh dari sejarah Islam tentang kepemimpinan nilai-nilai langit. 10. Membandingkan antara nilai-nilai yang islami dengan nilai-nilai jahiliyah masa lalu dan sekarang.

II. TUJUAN KHUSUS


11. Menjelaskan tahapan kehidupan yang dilalui manusia yang dijelaskan dalam surat ini, dengan menyebutkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, sedangkan manusia sering mengkufuri karunia-Nya ini. 12. Menghubungkan antara maqtha yang pertama dan kedua dari surat ini. (maqtha kedua dimulai dari ayat: qutilal-insaanu maa akfarahu 13. Menghubungkan antara maqtha surat yang dimulai dengan ayat: min ayyi syaiin khalaqahu dengan maqtha yang lainnya yang dimulai dengan: falyanzhuril-insaanu ilaa thaamih. 14. Menjelaskan kekuasaan Allah dalam menciptakan makanan, serta hubungannya dengan kehidupan materi manusia. 15. Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.

II. TUJUAN KHUSUS


16. Menjelaskan perbedaan antara nutrisi ruhani dan materi, serta dari mana kedua nutrisi ini bisa didapat. 17. Membandingkan makanan ruhani dengan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh (jasad) 18. Menjelaskan makna ash-shaakhkhah dan apa yang terjadi ketika itu. 19. Membandingkan antara keadaan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir pada hari kiamat yang ada pada surat ini. 20. Menghubungkan antara permulaan surat dan akhirnya

III. SASARAN APLIKATIF DAN PSIKOMOTORIK.


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Membedakan antara Makiyah dan Madaniyah Merangkum arahan-arahan Ilahiyah yang ada dalam Surat Menyebutkan makna-makna kalimat (kosa kata) Memperhatikan jalan tengah dalam Ibadah Memperbanyak istighfar Bersedekah dengan sebagian hartanya Menegakkan keadilan dan menyaring yang hak dan baik Mewaspadai fitnah harta Sabar dalam ketaatan dan menghadapi maksiat Memperhatikan keseriusan dan tidak malas Mengagungkan nama-nama Allah, sifat-sifat dan kitab-Nya Menjaga wudhu

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah: 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji tafsir surat Abasa 2. Kegiatan Inti:
Kajian tentang tafsir surat Abasa Berdiskusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan (lihat tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor) Penekanan dari murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi tersebut

3. Kegiatan Penutup:
Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung) Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)

V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.


1. Memperbaiki bacaan Surat dan menghafalnya sesuai dengan kandungan maknanya 2. Mengambil faedah dari arahan-arahan dakwah yang terkandung dalam surat tersebut. 3. Menulis bahasan-bahasan yang berkaitan dengan tema-tema surat tersebut. 4. Mentarbiyah binaan untuk komitmen terhadap nilai-nilai dawiyah imaniyah yang terkandung dalam surat. 5. Memberikan kajian-kajian di masjid sekitar makna-makna surat. 6. Mengajarkan surat dalam halaqah tajwid 7. Memilih ayat-ayat yang khusus berkaitan dengan targhib (memberikan dorongan) dan tarhib (memberikan ancaman) serta menulisnya di spanduk-spanduk

V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.


8. Membuat rekaman film tentang al-Ijaz al-ilahy dalam penciptaan manusia 9. Merangkum arahan-arahan Surat dan memasangnya di tempattempat umum 10. Menulis kisah yang isinya menceritakan perbandingan kondisi mukmin dan mujrim (kafir) di dunia dan akhirat 11. Melakukan rihlah khalwiyah (wisata muhasabah) untuk merenungkan fokus-fokus ayat 12. Menyediakan kitab, kaset, dan vcd tentang tafsir surat ini. 13. Menziarahi kuburan untuk mengambil pelajaran 14. Memiliki wirid sendiri untuk muhasabah harian. 15. Memberikan ceramah tentang aqidah al-bats wal jaza (hari kebangkitan dan balasan)

VI.

SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH.

1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid baik teori maupun praktek 2. Menguji hafalan surat setiap peserta secara lafazh dan maknanya 3. Mengevaluasi perilaku peserta dan komitmennya terhadap adab-adab Al-Quran 4. Membuat format untuk mengevaluasi keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan di atas 5. Menjelaskan akibat orang-orang yang melakukan perusakan di dunia dari kisah-kisah Ad, Tsamud, dan Firaun. 6. Memaparkan dampak ujian baik dan buruk dan kondisi manusia ketika itu.

VII. SASARAN PEMBELAJARAN.


1.Menjelaskan manhaj yang dipakai dalam surat ini dalam menjelaskan tematemanya. 2.Menerangkan karakteristik uslub dan ciri-ciri umum surat ini. 3.Menjelaskan kosa kata surat ini yang sulit untuk dipahami. 4.Menerangkan sebab nuzul maqtha (penggalan) pertama dari surat ini, sebagaimana nama yang diambil darinya pada sisi Ijaz. 5.Menyebutkan nilai-nilai dawiyah yang terkandung dari ayat-ayat yang pertama dari surat ini dengan memperhatikan sebab nuzulnya. 6.Menghubungkan nilai-nilai dawiyah yang tadi dengan kenyataan dakwah yang sebenarnya. 7.Menerangkan perasaan Rasulullah SAW ketika mendapatkan peringatan (itab) dari Allah SWT, dan dimensi Ijaz, risalah dan nubuwah dalam penyampaian wahyu celaan (itab) terhadap Rasul SAW. 8.Menyebutkan tiga contoh dari responsibilitas terhadap nilai-nilai dawiyah dan tarbawiyah yang islami. 9.Menjelaskan dengan memberi contoh dari sejarah Islam tentang kepemimpinan nilainilai langit. 10.Membandingkan antara nilai-nilai yang islami dengan nilai-nilai jahiliyah masa lalu dan sekarang.

VII. SASARAN PEMBELAJARAN.


11. Menjelaskan tahapan kehidupan yang dilalui manusia yang dijelaskan dalam surat ini, dengan menyebutkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, sedangkan manusia sering mengkufuri karunia-Nya ini. 12. Menghubungkan antara maqtha yang pertama dan kedua dari surat ini. (maqtha kedua dimulai dari ayat: qutilal-insaanu maa akfarohu 13. Menghubungkan antara maqtha surat yang dimulai dengan ayat: min ayyi syaiin khalaqahu dengan maqtaha yang lainnya yang dimulai dengan: falyanzhurilinsaanu ilaa thaamih. 14. Menjelaskan kekuasaan Allah dalam menciptakan makanan, serta hubungannya dengan kehidupan materi manusia. 15. Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. 16. Menjelaskan perbedaan antara konsumsi ruhani dan materi, serta sumbernya. 17. Membandingkan makanan ruhani dengan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh (jasad) 18. Menjelaskan makna ash-shaakhkhah dan apa yang terjadi ketika itu. 19. Membandingkan antara keadaan orang-orang yang beriman dengan orangorang kafir pada hari kiamat seperti pada surat ini. 20. Menghubungkan antara permulaan surat dan akhirnya.

VIII. Referensi

1. Fii Zhilal Quran karya Sayyid Quthb 2. Tafsir Al-Qurthubi 3. Tafsir Ibnu Katsir

IX. Muhtawa

Terjemah Rasmul Bayan:


1. Kandungan surat 2. Teguran Allah atas Rasulullah ketika mengacuhkan Ibnu Ummi Maktum seorang laki-laki buta 3. Memberikan perbaikan/solusi terhadap orang kafir 1. mengingatkan : Sumber keberadaannya, Asal penciptaannya, Kemudahan hidupnya, Siapa yang mematikan dan menghidupkannya 2. memperingatkan : Tidak melaksanakan kewajibannya 4. Mengingatkan hati manusia dengan orang yang datang membawa makanan sebagai kebutuhannya 5. Peristiwa kiamat (Ash-shakhah)

1. Pengarahan Allah kepada Nabi saw. ketika Menghadapi Para Pembesar Quraisy dan Ibnu Ummi Maktum, dan Refleksi Para Sahabat dalam Mengimplementasikan Pelajaran darinya

Hakikat teguran Allah kepada Rasulullah


1. Bukan sekadar arahan ; Bagaimana berinteraksi dengan seseorang anak manusia? Bagaimana berinteraksi dengan sebagian golongan manusia? 2. Namun ia sebagai arahan Bagaimana manusia dapat seimbang dalam berbagai perkara hidup? Dari mana mereka menyandarkan nilai-nilai yang memberikan keseimbangan? 3. Tujuan teguran => Mengokohkan nilai-nilai dan keseimbangan dari hukum wamawi saja: Jauh dari campur tangan kehidupan duniawi Jauh dari gambaran kehidupan duniawi

Memperhatikan Hal-Hal yang Paling Dekat dengan Kehidupan Manusia


:

Nilai-nilai dan keseimbangan: 1. Samawiyah => sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah taqwa 2. Ardhiyah => Keturunan dan kekuasaan, Kekuatan dan kewibawaan, Harta dan kekayaan 3. Sikap rasul setelah teguran : Sikap yang baik, menerima dan menjadi arahan Melaksanakan arahan tersebut dalam kehidupan pribadi dan jamaah Memberikan kepada manusia bahwa dirinya telah ditegur dengan keras Memelihara dan memperhatikan Ibnu Ummi Maktum dan berkata: Selamat datang terhadap orang yang karena Allah menegur saya..

Contoh-contoh penguasaan rasul saw terhadap nilainilai langit atas bumi:

. .
. .

Contoh-contoh penguasaan rasul terhadap nilai-nilai langit atas bumi:

saw

1. Nabi menikahi Anak bibinya Zainab binti Jahsy untuk budaknya Zaid bin Haritsah 2. Rasulullah saw mempersaudarakan antara Hamzah dan budaknya Zaid 3. Rasulullah saw mengutus Zaid sebagai amir dalam perang Mutah sebelum Jafar dan Ibnu Rawahah 4. Rasulullah saw mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pemimpin dalam perang Romawi dan para pembesar sahabat bersamanya 5. Saat terjadi sukuisme arab dan Persia, rasulullah saw berkata : Salman golongan kami Ahlul bait.

2. Keparatnya Orang Kafir dan Penentang Dakwah Islamiyah (18) (17) (21) (20) (19) (22) (23)
Binasalah manusia, alangkah amat sangat kekafirannya. Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani Allah menciptakannya dan menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya. Lalu, Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur. Apabila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. Sekali-kali jangan, manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya."

3. Memperhatikan Hal-Hal yang Paling Dekat dengan Kehidupan Manusia

(25) ( 24) (26) (28) (27) (31) (30) (29) (32)


Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu, Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buah serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."('Abasa: 24-32)

4. Keadaan Manusia Setelah Bangkit dari Kubur (34) ( 33) ( 36) (35) (39) (38) ( 37) ( 41) ( 40) (42)
Apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, serta istri dan anak-anaknya; maka setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa, dan gembira ria. Banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka."('Abasa: 33-42

Anda mungkin juga menyukai