INDEKS TRANSPARANSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT
i
Indeks Transparansi Organisasi Pengelola Zakat
Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional
ISBN : 978-602-5708-51-0
Penyunting:
Anggota BAZNAS
Direktur Utama BAZNAS
Sekretaris BAZNAS
Direktur Penghimpunan BAZNAS
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS
Direktur Operasi BAZNAS
Direktur Kepatuhan dan Audit Internal BAZNAS
Penerbit:
Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Jl. Kebon Sirih Raya No. 57, 10340, Jakarta Pusat
Phone Fax +6221 3913777 Mobile +62812-8229-4237
Email: puskas@baznas.go.id ; www.baznas.go.id; www.puskasbaznas.com
ii
Tim Penyusun Kajian
Penasehat : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA, CA
Dr. Zainulbahar Noor, SE, MEc
Prof. Dr. H. Mundzir Suparta, MA
KH. Drs. Masdar Farid Mas’udi
Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail
drh. Emmy Hamidiyah, M.Si
Drs. Irsyadul Halim
Ir. Nana Mintarti, MP
Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag
Drs. Nuryanto. MPA
Drs. Astera Primanto Bhakti, M.Tax
Drs. H. Jaja Jaelani, MM
M. Arifin Purwakananta
Irfan Syauqi Beik, Ph.D.
Wahyu Tantular Tunggul Kuncahyo
Drs. Mochammad Ichwan, Ak, MM, CA
Dr. Ahmad Juwaini
Ketua : Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D.
BAZNAS : Muhammad Choirin, Ph.D
Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc
Patria Yunita, S.Pd. M.Si
Fahmi Ali Hudaefi, MSh. Fin
Ulfah Lathifah, B.Sc
Hidayaneu Farchatunnisa, SE
KNKS : Urip Budiarto, S.T
Muhammad Faris Afif, Lc.
Amrial, S.E
iii
SAMBUTAN KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
iv
SAMBUTAN DIREKTUR PENDISTRIBUSIAN DAN
PENDAYAGUNAAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
Kami mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis Badan
Amil Zakat Nasional dalam upayanya mendorong sistem tata kelola perzakatan nasional
yang sehat dan berintegritas.
v
SAMBUTAN DIREKTUR KEUANGAN INKLUSIF, DANA SOSIAL
KEAGAMAAN DAN KEUANGAN MIKRO SYARIAH KOMITE
NASIONAL KEUANGAN SYARIAH
Pertumbuhan industri zakat yang signifikan perlu didukung oleh tata kelola zakat
yang sehat dan kredibel. Indeks Transparansi Organisasi Pengelola Zakat ini merupakan
sebuah kajian ilmiah yang diharapkan mampu mengukur kredibilitas pengelolaan dana
zakat di Indonesia.
vi
SAMBUTAN DIREKTUR PUSAT KAJIAN STRATEGIS BADAN
AMIL ZAKAT NASIONAL
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan atas tata kelola dana zakat di Indonesia,
Pusat Kajian Strategis BAZNAS melakukan kajian Indeks Transparansi Organisasi
Pengelola Zakat yang diharapkan menjadi standar ukur transparansi pengelolaan dana
zakat di Indonesia.
Kajian ini dapat digunakan secara berkala oleh otoritas terkait, dalam mengukur
kinerja dan transparansi organisasi pengelola zakat. Selain itu, indeks transparansi ini
dapat menjadi feedback bagi organisasi pengelola zakat untuk meningkatkan kinerja
manajemen dan keuangannya sehingga tercapai tata kelola zakat yang sehat dan kredibel.
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai lembaga yang mengelola dana publik, isu transparansi menjadi hal yang sangat
krusial bagi organisasi pengelola zakat (OPZ), karena hal ini akan berdampak langsung
kepada baik atau buruknya reputasi OPZ secara sistemik. Ascarya dan Yumanita (2018)
dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat transparansi yang rendah menjadi
penyebab rendahnya pengumpulan zakat di OPZ. Maka, diperlukan kebijakan-kebijakan
strategis yang harus dilakukan oleh otoritas zakat, dalam hal ini BAZNAS, untuk
memperbaiki tingkat transparansi dalam pengelolaan zakat di OPZ. Salah upaya tersebut
adalah dengan dikeluarkannya dokumen Zakat Core Principle (ZCP) pada tahun 2017
oleh BAZNAS dan Bank Indonesia. ZCP adalah salah satu bentuk upaya BAZNAS untuk
menyelaraskan tata kelola OPZ di Indonesia. ZCP nomor 17 menyinggung tentang
standar umum terkait disclosure & transparency yang harus dimiliki dan
diimplementasikan oleh OPZ.
Transparansi
2 Variabel
Keungan
Indeks
Transparansi
Transparansi 4 variabel
Manajemen
OPZ
Transparansi
3 variabel
Program
1
Untuk dimensi transparansi laporan keuangan terbagi menjadi dua variabel yaitu
variabel publikasi laporan keuangan dan kualitas laporan keuangan. Lebih lanjut, untuk
dimensi kedua dibagi ke dalam empat variabel yaitu variabel Standar Operasional
Prosedur (SOP), Company Profile, Pusat Informasi Data (PID), dan Sistem Saluran
Pengaduan. Kemudian, untuk dimensi ketiga terbagi ke dalam variabel Aktifitas Realtime
Penghimpunan dan Penyaluran, Database Muzaki dan Mustahik, serta Database
Penghimpunan dan Penyaluran Zakat. Dengan menggunakan pendekatan Simple Additive
Weightage (SAW), Puskas BAZNAS melakukan pengukuran tingkat transparansi OPZ
berdasarkan ketiga dimensi utama dalam Indeks Transparansi OPZ yang dapat
dirumuskan sebagaimana berikut:
𝑛
Dimana:
Tabel 0.1. Rentang Nilai serta Kategori Penilaian pada Indeks Transparansi OPZ
Jika rentang nilai yang didapatkan berada di antara 0.00 - 0.25 maka masuk dalam
kategori tidak transparan. Jika nilai indeks berada di antara angka 0.26 - 0.50 maka
termasuk dalam kategori kurang transparan. Kemudian, jika hasil pengukuran indeks
2
berada di rentang nilai 0.51 – 0.75, maka dikategorikan cukup transparan dan jika nilai
indeks berada di rentang nilai 0.76 – 1.00, maka praktik transparansi di OPZ dinilai sudah
transparan.
3
DAFTAR ISI
4
4.2.2 Dimensi Transparansi Manajemen............................................................... 27
4.2.3 Dimensi Transparansi Program .................................................................... 28
4.3. Nilai Pembobotan Dimensi dan Variabel Indeks Transparansi OPZ.................. 28
4.4. Model dan Tahapan Penghitungan Indeks Transparansi OPZ ............................ 30
4.5. Rentang Nilai dan Kategori Penilaian ................................................................ 32
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................. 33
6. REFERENSI .............................................................................................................. 34
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 0.1. Komponen Dimensi dan Variabel Indeks Transparansi OPZ ...................... 1
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Indeks Transparansi OPZ .......................................... 21
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Indeks Transparansi OPZ ............................................ 23
6
DAFTAR TABEL
Tabel 0.1. Rentang Nilai serta Kategori Penilaian pada Indeks Transparansi OPZ ......... 2
Tabel 2.1 Shariah Compliance and Fiduciary rating - AAOIFI ..................................... 20
Tabel 4.1 Dimensi, Variabel dan Indikator Indeks Transparansi OPZ .......................... 24
Tabel 4.2 Legitimasi Ilmiah pada Komponen Penyusun Indeks Transparansi OPZ ...... 26
Tabel 4.3 Nilai Pembobotan pada Dimensi dan Variabel Indeks Transparansi OPZ ..... 28
Tabel 4.4 Kategori Penilaian pada Indeks Transparansi OPZ ........................................ 32
7
DAFTAR RUMUS
8
1. PENDAHULUAN
9
dalam mengukur kredibilitas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sebuah
lembaga. Bagi sebuah lembaga zakat, kepercayaan para muzaki dalam membayarkan
kewajiban zakatnya terbentuk dari persepsi mereka terkait manajemen pengelolaan dana
zakat. Tingkat kepercayaan para muzaki terkait pada: reputasi lembaga zakat, reputasi
amil zakat, akuntabilitas pengungkapan informasi, efektivitas manajemen zakat serta
kepuasaan muzakki atas pelayanan pembayaran zakat (Sasongko & Nurfadhilah, 2018).
Akuntabilitas dan transparansi atas informasi keuangan dan non keuangan adalah kunci
utama kepercayaan setiap pemangku kepentingan.
Tingkat transparansi pengelolaan zakat yang tinggi, tidak hanya dibuktikan dengan
jumlah publikasi atas informasi, namun juga bagaimana data yang disajikan memberikan
informasi yang valid dengan menggambarkan prediksi atas kondisi dan performa riil
sebuah lembaga zakat.
Studi empiris menemukan bahwa tingginya tingkat transparansi dan pengungkapan
keuangan memberikan kepercayaan lebih dari para pemangku kepentingan (Komaruddin,
2017). Terdapat hubungan positif antara pengungkapan pelaporan yang valid terhadap
penerimaan dana zakat di masa depan.
Di Indonesia saat ini, belum ada alat ukur yang relevan untuk mengukur tingkat
transparansi sebuah lembaga zakat. Sedangkan, industri perzakatan telah mengalami
perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun sejak didirikan.
Hal ini menginisiasi Pusat Kajian Strategis BAZNAS untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dalam rangka mengukur tingkat transparansi pengelolaan dana zakat. Bagi
pengembangan perzakatan Indonesia di masa depan, diperlukan suatu indeks pengukur
transparansi yang mampu menginterpretasikan kondisi dan performa riil sebuah lembaga
zakat. Dengan adanya indeks pengukur transparansi lembaga zakat diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan para muzaki terhadap tata kelola dana zakat di Indonesia.
10
a. Menggali hal-hal teoritis mengenai transparansi organisasi pengelola zakat
b. Merumuskan indikator-indikator pembentuk tingkat transparansi organisasi
pengelola zakat
c. Menyusun konsep perhitungan indeks transparansi organisasi pengelola zakat.
11
2. TINJAUAN PUSTAKA
12
Dumont (2013) mengukur Akuntabilitas pelaporan berbasis website dengan
menggunakan Non-Profit Virtual Accountability Index (NPVAI). Dalam indeks ini,
terdapat 5 komponen kunci antara lain: aksesibilitas, keterlibatan pemangku
kepentingan, kinerja, kepemimpinan manajemen, dan visi misi lembaga.
13
informasi, antara lain: informasi finansial dan nonfinansial, pengungkapan tanggung
jawab keuangan dan sosial, laporan tahunan, situs internet, saluran komunikasi,
penyebaran informasi, dan lain-lain. Transparansi menentukan mekanisme akuntabilitas.
Sistem transparansi membantu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan
mekanisme akuntabilitas.
14
surah al-Baqarah/2: 282 adalah ayat terpanjang di dalam al-Qur’an yang menjelaskan
mengenai keterbukaan dan akuntabilitas. Memperhatikan transparansi sangat ditekankan
oleh Allah SWT.
Nilai utama transparansi adalah kejujuran atas setiap aktivitas yang dilaksanakan
di dalam organisasi. Berkaitan dengan ini, Allah menyebut dalam surat Al-Is’ra/17: 35:
َ ۡوأَح
٣٥ ۡۡس ُنۡتَأ ِّو ايٗل
َ رٞ اسۡٱل ُمسۡتَ ِّق ِِّۚيمۡذَلِّكَ ۡخَي
ِّ ط َ َوأَوفُواْۡٱل َكيلَۡإِّذَاۡ ِّكلتُم
َ ۡو ِّزۡنُواْۡبِّۡٱل ِّقس
a. Benar (Sidiq), nilai dasarnya adalah integritas. Nilai-nilai dalam bisnis terlihat
dari kejujuran, ikhlas, terjamin, keseimbangan emosional.
b. Tabligh, nilai dasarnya adalah komunikatif. Dalam dunia bisnis terlihat dari sikap
supel, penjual yang gigih, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim,
koordinasi, ada kendali dan supervisi.
c. Amanah, nilai dasarnya terpercaya. Dalam bisnis terungkap dari adanya
kepercayaan, tanggung jawab, transparan dan tepat waktu.
15
d. Cerdas (Fathanah), nilai dasarnya adalah memiliki ilmu pengetahuan yang luas,
nilai nilai dalam bisnisnya ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas.
Dalam lintasan sejarah, Abu Bakar r.a. telah memberikan contoh terbaik terkait
dengan hal, sebagaimana yang dirawikan oleh Sayyidah ‘Aisyah r.a. berikut ini:
َ ِّْۡيق ۡۡلَقَد
ۡع ِّل َم ۡقَ ْو ِّمي ُ ۡالصد ِّ ف ۡأَبُوۡ َب ْك ٍر َ ت ۡلَ َّماۡا ْست ُ ْخ ِّل
ْ َع ْن َهاۡقَال ُ َّ ي
َ ۡ َّۡللا َ ض ِّ ۡرَ َشة
َ عا ِّئَ ۡ أَ َّن
ۡ سيَأْ ُكلُۡآل
ُۡۡأَ ِّبي َ َسِّۡل ِّۡمينَ ۡف ْ ش ِّغ ْلتُ ۡ ِّبأ َ ْم ِّر
ْۡ ۡال ُم ُ يۡو َ ع ْنۡ َمئُونَ ِّةۡأَ ْهِّۡل ِّ أَ َّن
َ ۡۡح ْرفَتِّيۡلَ ْمۡتَ ُك ْنۡتَ ْع ِّج ُز
.ۡفۡ ِّل ْل ُم ْس ِّل ِّمينَ ۡ ِّفي ِّه
ُ ۡو َيحْ ت َِّر ْ َۡم ْنۡ َهذ
َ اۡال َما ِّل ِّ َب ْك ٍر
Artinya: Bahwa 'Aisyah r.a berkata: Ketika Abu Bakar Sh-Shiddiq
diangkat menjadi khalifah ia berkata: "Kaumku telah mengetahui bahwa
keluargaku tidak akan kekurangan dari hasil pekerjaanku mencari nafkah.
Sementara saat ini aku disibukkan dengan urusan kaum muslimin (yang
membuatku tidak dapat bekerja untuk mereka). Oleh itu keluargaku akan
mengambil bagian dari harta (baitul mal) sedangkan dia juga bersungguh
bekerja untuk urusan Kaum Muslimin.” (H.R. al-Bukhari, no. hadist
1928).
16
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai.
17
ۡ.ع ْنهُۡا ْنتَ َهى َ َۡم ْنهُۡأَ َخذ ُ َ ع َم ٍل ۡفَ ْل َي ِّج ْئ ۡ ِّبقَ ِّل ْي ِّل ِّه
َ ۡعلَى
َ ۡ ِّم ْن ُك ْم
َ ۡو ۡ َماۡنُ ِّه
َ ۡي َ ِّۡو ۡ َكثِّي ِّْرهِّۡفَ َماۡأ ْوت
ِّ ي
.ۡ)(رواهۡمسلم
Artinya: “Dari ‘Adi bin ‘Amirah al-Kindi berkata, aku mendengar
Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang aku pekerjakan di antara
kamu atas suatu pekerjaan, kemudian menyembunyikan jarum jahit
bahkan yang lebih kecil dari itu, maka hal itu termasuk korupsi dan
(balasannya) akan datang di hari kiamat.” Ia berkata: “Ada orang
Anshar yang berkulit hitam berdiri, seakan-akan saya memandangnya,
dan ia berkata: “Wahai Rasulullah, terimalah saya bekerja.” Rasul
menjawab: “Aku mendengar engkau mengatakan begini dan begini”
Maka Rasul berkata: “Sekarang aku ingin berkata: barang siapa yang aku
perintahkan mengerjakan suatu pekerjaan, hendaklah ia menyerahkannya
semuanya; sedikit dan banyaknya. Aapa yang diberikan ambil, dan yang
dilarang tinggalkan.” (H.R. Muslim, no. hadits 3415).
18
Konsep transparansi mempengaruhi tata cara pelaporan akuntansi keuangan
Islam. Terdapat dua kriteria utama dalam pengungkapan pelaporan akuntansi Islam antara
lain persepsi akuntabilitas sosial dan aturan mengenai pengungkapan. Akuntabilitas
dalam Islam terbagi dalam dua arah, yakni akuntabilitas dihadapan Allah (habluminallah)
dan akuntabilitas di hadapan manusia (hablumminannas).
Akuntabilitas dan transparansi bagi organisasi pengelola zakat mengacu pada
Zakat Core Principles. Zakat Core Principles No.17 tentang Disclosure and
Transparency mewajibkan dilakukannya publikasi atas informasi pelaporan yang mudah
diakses serta menggambarkan kondisi dan performa pengelolaan zakat secara riil.
Regulasi mewajibkan publikasi atas pelaporan konsolidasi secara periodik baik informasi
kuantitatif maupun kualitatif terkait performa keuangan, aktivitas penyaluran, kebijakan
akuntansi, manajemen dan pengelolaan amil, termasuk kepatuhan terhadap standar yang
berlaku.
19
ada beberapa pendekatan untuk mengukur transparansi, antara lain analisis pasar, persepsi
dan analisis akuntansi. Bandsuch et al. (2008) mempresentasikan model tata kelola
perusahaan yang dirancang untuk membantu meningkatkan level kepercayaan.
Sedangkan, Behn et al. (2010) melakukan penelitian eksplorasi yang menyelidiki
faktor penentu transparansi dalam organisasi nirlaba dengan mengembangkan model
untuk mengukur faktor-faktor teridentifikasi mana yang terkait dengan transparansi yang
lebih besar di sektor nirlaba. Faktor-faktor yang termasuk dalam model penelitiannya
antara lain: Rasio total liabilitas akhir tahun terhadap aset akhir tahun, rasio kontribusi
terhadap total pendapatan, rasio total kompensasi pejabat dan direktur terhadap total
pendapatan, Atribut jika suatu organisasi diklasifikasikan sebagai perguruan tinggi, log
total aset pada akhir tahun.
Di tahun 2018 lalu, AAOIFI mengeluarkan eksposure draft Governance Standard
No. 10 mengenai Shariah Compliance and Fiduciary rating dalam rangka meningkatkan
level transparansi pada standar pelaporan lembaga keuangan Islam. Parameter yang
digunakan dalam standar ini antara lain: kepatuhan prinsip-prinsip dan peraturan syariah,
kerangka manajemen, praktek good governance, transparansi dan pengungkapan, etika
dan nilai, tanggungjawab dan kinerja sosial. Skor yang diberikan dalam Shariah
Compliance and Fiduciary rating yang diterbitkan oleh AAOIFI adalah sebagai berikut:
20
dan jua beberapa kajian terkait transparansi di lembaga keuangan syariah khususnya di
lembaga non-profit.
Dalam kerangka penelitian Indeks Transparansi OPZ, terdapat tiga dimensi usulan
untuk mengukur tingkat transparansi di OPZ yaitu dimensi transparansi keuangan,
transparansi manajemen dan juga transparansi program pengumpulan dan penyaluran
dana zakat di OPZ. Kemudian, dari dimensi-dimensi tersebut akan diturunkan menjadi
beberapa variabel dan juga indikator yang akan didiskusikan lebih lanjut bersama para
pakar zakat. Adapun kerangka penelitian Indeks Transparansi OPZ dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut:
Transparansi
Keuangan
Zakat Core
Principles
21
3. DATA DAN METODOLOGI
Kajian indeks transparansi lembaga zakat ini merupakan kajian berbasis mixed
method, dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Untuk membangun
expert judgement dalam menyusun variabel-variabel indeks transparansi dilakukan
Forum Diskusi Terfokus bersama para ahli bidang zakat. Sedangkan, Metode Simple
Additive Weighting (SAW) digunakan sebagai metode perhitungan indeks transparansi
lembaga zakat. Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode pengambilan
atribut ganda, dimana bobot pada setiap dimensi yang telah ditentukan dikalikan pada
setiap bobot variabel, kemudian dijumlahkan.
22
Tahap penelitian dimulai dengan literature review atau desk study dari beberapa
penelitian terdahulu yang sejenis untuk menciptakan dimensi-dimensi penyusun indeks.
Dimensi ini merupakan komponen penyusun yang bersifat paling luas, dimensi
selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator.
FGD
- FGD I : menggali
Literatur Review informasi dari praktisi Perhitungan Index
- menganalisis zakat - menghitung index
penelitian terdahulu - FGD II : menajamkan transparansi dengan
-merancang dimensi dan variabel Metode Simple
komponen indeks penyusun index Weighted Index
-FGD III : expert
judgement
23
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini akan membahas tentang hasil kajian Indeks Transparansi OPZ yang terdiri dari
pembahasan tentang komponen indikator yang menyusun Indeks Transparansi OPZ, hasil
pembobotan yang telah ditentukan oleh para pakar yang menjadi responden dalam
penelitian ini dan yang terakhir pembahasan mengenai rentang nilai serta kategori
penilaian pada hasil pengukuran Indeks Transparansi OPZ.
24
Secara umum, dalam Indeks Transparansi OPZ terdapat 3 dimensi utama, 9
variabel dan 18 indikator yang menjadi komponen pengukuran dalam Indeks. Tiga
indikator yang menjadi komponen penyusun indeks adalah dimensi transparansi
keuangan, dimensi transparansi manajemen dan dimensi transparansi program.
Dalam dimensi transparansi keuangan terdapat dua variabel utama yaitu publikasi
laporan keuangan dan kualitas dari laporan keuangan itu sendiri. Dari kedua variabel
tersebut terbagi ke lima indikator yaitu indikator laporan keuangan berbasiskan website
dan frekuensi publikasi laporan keuangan melalui media massa. Kemudian indikator yang
lain adalah penggunaaan sistem informasi dan manajemen BAZNAS (SIMBA), ketepatan
waktu pelaporan dan juga opini yang diberikan oleh auditor independen mengenai
kualitas laporan keuangan OPZ.
Selanjutnya, untuk dimensi transparansi manajemen terbagi kepada empat
variabel yaitu variabel tata kelola OPZ, struktur organisasi OPZ, Portal Informasi dan
Dokumentasi (PID) OPZ dan juga saluran pengaduan. Kemudian untuk variabel pertama
dibagi ke beberapa indikator yaitu ketersediaan standar operasional prosedur (SOP) dan
standar ISO, ketersediaan rencana strategis (Renstra), dan ketersediaan rencana kerja
anggaran tahunan (RKAT). Untuk variabel kedua, ketiga dan keempat masing-masing
terbagi ke dalam satu indikator yaitu ketersediaan struktur organisasi (profil komisioner,
profil manajemen dan sistem kepegawaian), ketersediaan sistem PID dan kepemilikan
sistem saluran pengaduan.
Kemudian untuk dimensi ketiga yaitu dimensi transparansi program terbagi ke
dalam tiga variabel yaitu variabel aktivitas real-time dalam OPZ, database muzaki dan
mustahik serta variabel data program penghimpunan dan penyaluran di OPZ. Terdapat
dua indikator yang merepresentasikan variabel pertama yaitu aktivitas penghimpunan dan
penyaluran secara real-time. Untuk variabel kedua direpresentasikan oleh tiga indikator
yaitu indikator kepemilikan database muzaki individu, muzaki badan dan mustahik. Lebih
lanjut, variabel ketiga direpresentasikan oleh dua indikator yaitu indikator data
penghimpunan dan data penyaluran dana zakat.
25
penelitian yang relevan dengan permasalahan transparansi sebagaimana berikut:
Tabel 4.2 Legitimasi Ilmiah pada Komponen Penyusun Indeks Transparansi OPZ
26
4.2.2 Dimensi Transparansi Manajemen
Variabel-variabel dalam transparansi manajemen mencakup Standard operating
procedure penggunaan sertifikasi ISO. Sedikitnya terdapat 4 sertifikasi ISO yang
diharapkan diberlakukan oleh lembaga zakat dalam menjaga tata kelola operasional yang
terstandar. Indikator lainnya adalah struktur organisasi manajemen, portal informasi dan
dokumentasi serta penerapan sistem saluran pengaduan dalam menjaga hubungan dan
keterbukaan dengan para pemangku kepentingan.
Indeks transparansi manajemen terkait dengan penerapan Zakat core principle No.
5, 8 dan 17 mengenai Good Amil Governance dan Disclosure Transparency. Selain
penerapan Zakat Core Principle, indeks transparansi manajemen juga merujuk pada UU
No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dimana dalam Undang-
undang ini dijelaskan bahwa informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
setiap pengguna informasi. Menurut Undang-undang ini, adalah kewajiban sebuah badan
publik untuk menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan.
27
4.2.3 Dimensi Transparansi Program
Zakat Core Principles No. 5, 9 dan 10 mewajibkan pelaporan atas aktivitas penghimpunan
dan penyaluran realtime lembaga zakat. Berbeda dengan pengukuran transparansi
lembaga profit dan non profit lainnya, dalam indeks pengukuran lembaga zakat
memperhitungkan transparansi program untuk mengukur efektivitas pelaksanaan
program penghimpunan dan penyaluran secara realtime yang dilakukan oleh sebuah
lembaga zakat.
Lembaga zakat wajib memiliki database muzaki dan mustahik yang dikelola
secara baik. Database yang dimaksud mencakup muzaki individual atau muzaki badan,
maupun detail para mustahik dalam program penyaluran. Aktivitas realtime wajib
dilaporkan sekurang-kurangnya setiap bulan yang mencakup aktivitas penghimpunan dan
aktivitas penyaluran.
Tabel 4.3 Nilai Pembobotan pada Dimensi dan Variabel Indeks Transparansi OPZ
28
No. Dimensi Bobot Variabel Bobot Indikator
Ketepatan Waktu Pelaporan
Opini Auditor Independen
TOTAL 1.00
Terdapat Standar
Operasional Prosedur (SOP)
dan Standar ISO
Tata Kelola (X2.1) 0.40
Rencana Strategis
Rencana Kerja Anggaran
Tahunan
Transparansi Struktur Struktur Organisasi: Profil
2 Manajemen 0.30 Organisasi 0.30 manajemen, profil member,
(X2) (X2.2) sistem kepegawaian.
Portal Informasi
Ketersediaan Portal
dan Dokumentasi
0.20 Informasi dan Dokumentasi
(PID)
Publik (PID)
(X2.3)
Saluran Terdapat Sistem Saluran
0.10
Pengaduan (X2.4) Pengaduan
Aktivitas Penghimpunan
Aktivitas Real- (Real-time)
0.30
time (X3.1) Aktivitas Penyaluran (Real-
time)
Database Muzaki Database Muzaki Individu
Transparansi
0.30 & Mustahik 0.30 Database Muzaki Badan
Program (X3)
(X3.2) Database Mustahik
3 Data Program Data Penghimpunan
Penghimpunan
0.40
dan Penyaluran Data Penyaluran
(X3.3)
Sumber: Dokumen Penulis
Tabel 4.3 mendeskripsikan nilai bobot yang diperoleh pada setiap dimensi dan
juga variabel indeks transparansi OPZ. Dimensi transparansi keuangan mendapatkan nilai
pembobotan sebesar 0.40. Dimensi transparansi manajemen mendapatkan nilai
pembobotan sebesar 0.30. Adapun dimensi transparansi program OPZ mendapatkan nilai
pembobotan sebesar 0.30.
Untuk variabel pada dimensi pertama yaitu variabel publikasi laporan keuangan
dan variabel laporan keuangan masing-masing mendapatkan nilai bobot sebesar 0.40 dan
0.60. Kemudian, untuk variabel pada dimensi kedua yaitu variabel hasil dari pemberian
nilai bobot pada setiap dimensi dan variabel tatakelola, struktur organisasi, PID dan
saluran pengaduan masing-masing mendapatkan nilai bobot sebesar 0.40, 0.30, 0.20 dan
0.10 dari nilai total 1. Selanjutnya, untuk variabel pada dimensi transparansi program
yaitu variabel aktivitas real-time, database muzaki dan mustahik serta data program
29
penghimpunan dan penyaluran masing-masing mendapatkan nilai bobot sebesar 0.30,
0.30 dan 0.40 dari nilai total 1.
(01) = 𝐷11 𝑥𝑉11 𝑥𝑆 + 𝐷11 𝑥𝑉12 𝑥𝑆 atau, (01) = 𝐷11 (𝑉11𝑥𝑆 + 𝑉12 𝑥𝑆)
Dimana:
(01) Adalah dimensi Transparansi Keuangan
D11 adalah bobot 0.39 yang dibutuhkan ke dimensi 01
V11 adalah bobot 0.55 yang dibutuhkan ke variable 1 dimensi 01
V12 adalah bobot 0.45 yang dibutuhkan ke variable 2 dimensi 01
S adalah nilai skala likert diantara 1-5
𝐼𝑇𝐾1+𝐼𝑇𝐾2
Lebih lanjut I-TRANZ01 = 5
…….…….(1.1)
Dimana,
ITK1 = 𝐷11 𝑥𝑉11 𝑥𝑆 ………………………. …..(1.2)
ITK2 = 𝐷11 𝑥𝑉12 𝑥𝑆 ………………………. …..(1.3)
(02) = 𝐷22 𝑥𝑉23 𝑥 𝑆 + 𝐷22 𝑥𝑉24 𝑥 𝑆 + 𝐷22 𝑥𝑉25 𝑥 𝑆 + 𝐷22 𝑥𝑉26 𝑥 𝑆 atau,
30
Dimana :
(02) Adalah dimensi Transparansi Manajemen
D22 adalah bobot 0.29 yang dibutuhkan ke dimensi 02
V23 adalah bobot 0.32 yang dibutuhkan ke variable 3 dimensi 02
V24 adalah bobot 0.23 yang dibutuhkan ke variable 4 dimensi 02
V25 adalah bobot 0.21 yang dibutuhkan ke variable 5 dimensi 02
V26 adalah bobot 0.24 yang dibutuhkan ke variable 6 dimensi 02
S adalah nilai skala likert diantara 1-5
𝐼𝑇𝑀3+𝐼𝑇𝑀4+𝐼𝑇𝑀5+𝐼𝑇𝑀6
Lebih lanjut I-TM02 = 5
…….(2.1)
Dimana,
ITM3 = 𝐷22 𝑥𝑉23 𝑥𝑆 ………………………. ……….(2.2)
ITM4 = 𝐷22 𝑥𝑉24 𝑥𝑆 ………………………. ……….(2.3)
ITM5 = 𝐷22 𝑥𝑉25 𝑥𝑆 …………………………….…..(2.4)
ITM6 = 𝐷22 𝑥𝑉26 𝑥𝑆 ………………………. ……….(2.5)
Dimana :
31
𝐼𝑇𝑃7+𝐼𝑇𝑃8+𝐼𝑇𝑃9
Lebih lanjut I-TP03 = ……............(3.1)
5
Dimana,
ITP7 = 𝐷33 𝑥𝑉37 𝑥𝑆 ………………………. ……….(3.2)
ITP8 = 𝐷33 𝑥𝑉38 𝑥𝑆 ………………………. ……….(3.3)
ITP9 = 𝐷33 𝑥𝑉39 𝑥𝑆 …………………………….…..(3.4)
Secara umum, rentang nilai yang digunakan dalam kajian indeks transparansi
OPZ berada di antara 0.00 – 1.00 dimana semakin mendekati 1.00 maka semakin baik
praktik transparansi di sebuah OPZ. Kemudian, terdapat empat kategori penilaian yang
digunakan dalam menentukan tingkat transparansi pada indeks transparansi OPZ.
Jika rentang nilai yang didapatkan berada di antara 0.00 - 0.25 maka masuk dalam
kategori tidak transparan. Jika nilai indeks berada di antara angka 0.26 - 0.50 maka
termasuk dalam kategori kurang transparan. Kemudian, jika hasil pengukuran indeks
berada di rentang nilai 0.51 – 0.75, maka dikategorikan cukup transparan dan jika nilai
indeks berada di rentang nilai 0.76 – 1.00, maka praktik transparansi di OPZ dinilai sudah
transparan.
32
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Sebagai lembaga yang mengelola dana publik, transparansi menjadi hal yang sangat
penting bagi organisasi pengelola zakat (OPZ). Namun, sampai saat ini stakeholder zakat
terutama otoritas zakat masih kesulitan dalam menilai tingkat transparansi secara
komprehensif. Puskas BAZNAS sebagai salah satu lembaga riset zakat terdepan telah
merancang sebuah metodologi untuk mengukur praktik tingkat transparansi secara akurat
dan komprehensif melalui Indeks Transparansi OPZ.
Indeks Transparansi OPZ adalah sebuah indikator yang dapat mengukur tingkat
transparansi secara menyeluruh dengan melihat tiga aspek penting yaitu transparansi di
pengelolaan keuangan, tata kelola dan manajemen serta transparansi dalam aspek
program pengumpulan dan penyaluran. Ketiga dimensi tersebut diturunkan ke dalam 9
variabel dan 18 indikator yang sangat relevan dalam menilai praktik transparansi di OPZ.
Hasil dari pengukuran menggunakan Indeks Transparansi OPZ dapat menjadi sebuah
feedback bagi stakeholder terkait.
33
6. REFERENSI
34
Sekreter, A. (2018). Importance of Transparency in Islamic Finance. Journal of Business
ISSN 2233-369X.
Setiyawati, H. (2013). The Effect of Internal Accountant's Competence, Manager's
Commitment to Organization and the Implementation of the Internal Control
System on the Quality of Financial Reporting. International Journal of Business
and Management Invention, Vol.2 (11) pp.19-27.
Srairi, S. (2019). Transparency and bank risk taking in GCC Islamic Banking. Borsa
Istanbul Review, S64-S74.
Tremblay-Boire, J. a. (2015). Accountability organization: Online Disclosure by U.S
Nonprofits. INternational Journal Voluntary Nonprofit Organizations, Vol 26 (2)
pp, 693-719.
Turegun, N. (2018). Ethical Awareness, Ethical Decision Making, and Transparency: A
Study on Turkish CPAs in Istanbul. http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.76867,
Ozyegin University, Istanbul, Turkey.
Velayutham, S. &. (2004). the Influence of Emotions and Culture on Accountability and
Governance, Corporate Governance. International Journal of Business in Society,
Vo. 4, No.1 pp.52-64.
World Bank. (2000). Governance: The World Bank Experience. www.worldbank.org
35
Lampiran: Skala Likert Indeks Transparansi Lembaga Zakat
36
Ketepatan waktu Lembaga zakat Lembaga zakat Lembaga zakat Lembaga zakat Lembaga zakat
pelaporan tidak melakukan melakukan melakukan melakukan
melaporkan pelaporan tidak pelaporan tidak pelaporan tidak pelaporan tepat
tepat waktu, tepat waktu, tepat waktu, waktu.
terlambat dalam terlambat dalam terlambat dalam
kurun waktu 1 kurun waktu 6 kurun waktu 3
tahun bulan tahun
Opini Auditor Tidak Disclaimer Tidak Wajar Wajar Dengan Wajar
Independen dilakukan audit Pengecualian
eksternal
2 Transparansi Tata Kelola SOP dan ISO Tidak ada SOP Memiliki SOP Memiliki SOP Memiliki SOP Memiliki SOP
Manajemen (X2.1) yang di yang di yang di
(X2) standardisasikan standardisasikan standardisasikan
melalui 1 ISO melalui 2 ISO melalui 3 ISO
Rencana Strategis Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
Tahunan Rencana rencana strategis rencana strategis
Strategis dan tidak dan dilaporkan
dilaporkan ke ke BAZNAS
BAZNAS Pusat Pusat
Rencana Kerja Tidak memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
Anggaran Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja
Tahunan Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran
Tahunan Tahunan yang Tahunan yang Tahunan yang Tahunan yang
tidak diturunkan diturunkan dari tidak diturunkan diturunkan dari
dari RENSTRA RENSTRA dan dari RENSTRA RENSTRA dan
dan tidak tidak dilaporkan dan dilaporkan dilaporkan ke
dilaporkan ke ke BAZNAS ke BAZNAS BAZNAS Pusat
BAZNAS Pusat Pusat Pusat
37
Struktur Struktur Tidak memiliki memiliki Visi Memiliki Visi Memiliki Visi Memiliki Visi
Organisasi Organisasi: Profil Visi dan Misi misi dan misi, struktur misi, struktur misi, struktur
(X2.2) manajemen, struktur organisasi dan organisasi dan organisasi dan
profil member, organisasi profile anggota profile anggota profile anggota
sistem namun tidak yang yang serta sistem
kepegawaian. terdokumentasi terdokumentasi terdokumentasi kepegawaian
yang
terdokumentasi
Portal Informasi Portal Informasi Tidak memiliki Tidak memiliki memiliki pejabat memiliki pejabat memiliki pejabat
dan Dokumentasi dan Dokumentasi pejabat PID pejabat PID, PID, namun PID, Portal PID, Portal
Publik Publik dan tidak namun memiliki tidak memiliki Informasi dan Informasi dan
(X2.3) memiliki portal portal informasi portal informasi Dokumentasi Dokumentasi
informasi dan dan dan Publik, namun Publik, dan
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi tidak memiliki memberikan
Publik Publik Publik Informasi Publik Informasi Publik
yang update yang benar,
akurat, mudah
diakses dan up-
to date
Saluran Saluran Tidak ada - Terdapat saluran - Terdapat saluran
Pengaduan Pengaduan saluran pengaduan, pengaduan yang
(X2.4) pengaduan tetapi tidak diumumkan ke
diumumkan ke publik
publik
3 Transparansi Aktivitas Aktivitas Tidak Memutakhirkan Memutakhirkan Memutakhirkan Memutakhirkan
Program (X3) Realtime (X3.1) Penghimpunan memutakhirkan data data data data
(Real-time) data penghimpunan penghimpunan penghimpunan penghimpunan-
penghimpunan setiap tahun setiap 6 bulan setiap bulan realtime
Aktivitas Tidak Memutakhirkan Memutakhirkan Memutakhirkan Memutakhirkan
Penyaluran (Real- memutakhirkan data penyaluran data penyaluran data penyaluran data penyaluran-
time) data penyaluran setiap tahun setiap 6 bulan setiap bulan realtime
38
Database Muzaki Individu Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
Muzaki & database database muzaki database muzaki
Mustahik muzaki individu tetapi individu dan di
individu tidak mutakhirkan
dimutakhirkan
Muzaki Badan Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
database database muzaki database muzaki
muzaki badan badan tetapi badan dan di
tidak mutakhirkan
dimutakhirkan
Mustahik Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki
database database database
mustahik mustahik tetapi mustahik dan di
tidak mutakhirkan
dimutakhirkan
Data Data Tidak terdapat - Terdapat data - Terdapat dara
Penghimpunan Penghimpunan data penghimpunan penghimpunan
dan Penyaluran penghimpunan yang dirinci yang dirinci
yang dirinci menurut jenis menurut jenis
menurut jenis dana namun dana dan di
dana tidak update update
Data Penyaluran Tidak terdapat - Terdapat data - Terdapat dara
data penyaluran penyaluran yang penyaluran yang
yang dirinci dirinci menurut dirinci menurut
menurut jenis jenis dana jenis dana dan di
dana namun tidak update
update
39
Pusat Kajian Strategis BAZNAS
Jl. Kebon Sirih Raya No. 57, Jakarta Pusat - 10340 Indonesia