SKRIPSI
Oleh:
NUR ANNISA ISTIQOMAH
0301172412
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
STRATEGI GURU PAI MENGELOLA KELAS DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DI SMP SWASTA ISLAM ANNUR PRIMA
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
NUR ANNISA ISTIQOMAH
0301172412
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat
Setelah membaca, meneliti, dan memberi saran-saran perbaikan
seperlunya pada skripsi saudari:
Nama : Nur Annisa Istiqomah
NIM : 0301172412
Jurusan/program : Pendidikan Agama Islam/ S-1
Judul Skripsi :Strategi Guru PAI Mengelola Kelas dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa di SMP
Swasta Islam Annur Prima Medan
Maka kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diterima untuk di
Munaqosahkan pada sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN-SU Medan
Demikian kami sampaikan, atas perhatian saudari kami ucapkan
terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Medan,
NIM: 0301172412
ABSTRAK
Nama : Nur Annisa Istiqomah
NIM : 0301172412
Judul : Strategi Guru PAI Mengelola Kelas
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa di SMP
Swasta Islam Annur Prima Medan
Pembimbing I : Drs. Hendri Fauza, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Mahariah. M.Ag
T.T.L : P. Johar, 25 November 1999
Nomor HP : 081260534858
Email : nur.a.istiqomah@gmail.com
Kata Kunci : Strategi Mengelola Kelas, Keaktifan Belajar
Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui keaktifan belajar
siswa di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan, (2) Untuk mengetahui Strategi
guru PAI mengelola kelas di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan, (3) Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menjadi faktor penghambat strategi guru dalam
Mengelola kelas di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan
Penelitian ini di lakukan di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode : Observasi, Wawancara, dan
Dokumentasi. Data yang terkumpul diolah melalui reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi guru PAI mengelola
kelas dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa di SMP Swasta Islam Annur
Prima Medan adalah sebagai berikut: (1) siswa aktif dalam mencatat, mendengar,
bertanya, berdiskusi, dengan teman sekelompoknya dan menyampaikan hasil
diskusi didepan kelas kemudian menjawab pertanyaan dari kelompok lain. (2)
Strategi guru PAI dalam mengelola kelas di SMP Swasta Islam Annur Prima
Medan, yakni penataan formasi tempat duduk, menjadikan kelas rapi dan bersih,
penempatan posisi duduk yang sesuai dengan kondisi fisik dan psikis siswa,
memeriksa kedisiplinan dan kerapian siswa. (3) faktor-faktor yang menjadi faktor
penghambat yakni sarana dan prasarana, siswa yang tidak mengikuti aturan ketika
pembelajaran berlangsung, faktor teman yang tidak sesuai dan selalu menganggu
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, ruang kelas yang sempit dan
banyaknya siswa didalam kelas.
Pembimbing Skripsi I
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan keselamatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Tak lupa shalawat
penulis panjatkan dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman ilmu pengetahuan.
Untuk melengkapi tugas akhir perkuliahan dan melengkapi persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sumatera Utara Medan, maka disusun skripsi yang berjudul: “STRATEGI
GURU PAI MENGELOLA KELAS DALAM MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI SMP SWASTA ISLAM ANNUR
PRIMA MEDAN”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya atas bimbingan, dorongan motivasi, dan bantuan berupa
moril maupun materil kepada yang terhormat :
1. Teristimewa kepada ayahanda Munawir dan ibunda Suwarti yang selama
ini telah memberikan kasih sayang, nasihat, bimbingan, dukungan, serta
doa serta bantuan moril maupun meteril sehingga perkuliahan dan
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
2. Ibu Prof. Dr. Nurhayati , M.Ag, Rektor UIN Sumatera Utara Medan yang
secara tidak langsung telah memberikan kemudahan dan kelancaran bagi
penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dr. Mardianto, M.Pd selaku dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan dan pembantu
dekan beserta bapak/ibu dosen yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas belajar kepada penulis
4. Ibu Dr. Mahariah, M.Ag ketua jurusan PAI UIN Sumatera Utara yang
telah memberikan izin dan bantuannya dalam penulisan skripsi ini
ii
5. Bapak Drs. Hendri Fauza, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan ibu Dr.
Mahariah, M.Ag selalu dosen pembimbing II yang dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta masukan dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Bani Hakimin, S.Pd kepala sekolah SMP Swasta Islam Annur
Prima Medan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian
7. Ibu Rahmi, S.Pd guru mata pelajaran PAI SMP Swasta Islam Annur Prima
Medan yang telah membantu memberikan informasi kepada penulis
selama penelitian berlangsung
8. Sahabat-sahabat PAI-2 Stambuk 2017. Terimakasih telah memberikan
dukungan dan motivasi serta sumbangan pemikiran selama perkuliahan
dan dalam penyusunan skripsi ini
9. Sahabat-sahabat penulis, Khairul Umam,Nurul Hidayani, S.Sos. Dinda
Zulaikha, S.Pd. dan Sherly Marniati. S.Pd Terimakasih untuk motivasi dan
dukungannya selama pengerjaan skripsi.
Semoga Allah SWT menerima segala amal baik yang telah diberikan
kepada penulis selama perkuliahan, dan mendapatkan limpahan rahmat-Nya serta
selalu dalam lindungan dan hidayah Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua pihak didorong
untuk memberikan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki keadaan
di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat.
iii
DAFTAR ISI
Abstrak .........................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iv
Daftar Gambar................................................................................................vii
Daftar Lampiran.............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian....................................................................................5
C. Rumusan Masalah.................................................................................5
D. Tujuan penelitian..................................................................................5
1. Pengertian Guru...............................................................................7
iv
7. Pentingnya pengeloaan kelas untuk menciptakan efektifitas
pembelajaran ...................................................................................30
B. Keaktifan Belajar..................................................................................36
4. Pembelajaran PAKEM.....................................................................44
A. Temuan Umum.....................................................................................61
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan...........................................................................................87
v
B. Saran ....................................................................................................88
LAMPIRAN ...................................................................................................94
DOKUMENTASI............................................................................................99
vi
Daftar Gambar
vii
Daftar Tabel
viii
Daftar Lampiran
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
Sudjana, Keaktifan Belajar Siswa, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 61
4
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.126
5
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2016), h.40
6
Udin Syaefuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung, Alfabeta, 2008), h.32
3
7
Fitri Ovianti, Pengelolaan Pengajaran, (Palembang: Rafah Press, 2009), h.01
8
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menjadikan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005). H. 91
9
Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 56
4
B. Fokus Penelitian
10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006),
h.94
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Keaktifan Belajar Siswa di SMP Swasta Islam Annur Prima
Medan?
2. Bagaimana Strategi Guru PAI Mengelola Kelas di SMP Swasta Islam
Annur Prima Medan ?
3. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi penghambat Strategi Guru PAI
mengelola kelas di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Keaktifan siswa di SMP Swasta Islam Annur Prima
Medan
2. Untuk mengetahui Strategi Guru PAI Mengelola kelas di SMP Swasta
Islam Annur Prima Medan
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menjadi penghambat strategi guru
PAI mengelola kelas di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan
E. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari penelitian:
1. Teoritis
Temuan penelitian ini diharapkan dapat mengungkap cara-cara
pengelolaan kelas untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses
pembelajaran, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya di Indonesia.
6
2. Praktis
a. Untuk sekolah
Pendidik hendaknya menggunakan Strategi Pengelolaan Kelas sebagai
pedoman dan acuan pembelajaran dalam mengelola kelas. Selanjutnya,
sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran PAI.
b. Ditujukan untuk Guru
Berkontribusi pada bidang pendidikan dengan memberikan nasehat
kepada guru dan pendidik, khususnya guru PAI, tentang perlunya taktik
pengelolaan kelas untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif.
c. Untuk mahasiswa
Sebagai sarana peningkatan kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
11
Abudin Nata, Persfektif Islam dalam Pola Hubungan Guru Murid (Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada, 2001), h. 41.
12
Supiyadi, Strategi Belajar Dan Mengajar, (Yogyakarta: Paramal Ilmu, 2019), h.11
13
Syafaruddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam: Melejitkan Potensi Budaya Umat (Jakarta:
Hijri Pusaka Utama, 2006), h. 54.
7
8
14
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Asdi Mahasatya, 2009), h. 32
15
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Hufaz Dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Quran Al-Hufaz, 2020), h. 543
16
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hatii, 2007), h. 14
9
17
Ibid
18
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h.85
19
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.5
10
20
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Qosbah Dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Quran Al-Qosbah, 2020), h. 281
21
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume-7, (Jakarta:: Lentera Hati, 2002), h. 387
11
22
Saiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan , (Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 52
23
Faizhal Chan, Agung Rimba Kurniawan, Nurmaliza, Novia Herwati, Rendi Nur
effendi, Jihan Sri Mulyani, (2019), Strategi Guru dalam Mengelola Kelas di Sekolah Dasar,
International Journal Of Elementry Education, Vol 3 No 4, h. 440
24
Al-Muchtar, Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya, (Bandung: Gelar Pustaka
Mandiri, 2005), h.72
25
Puput Fathurohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2007), h. 104
12
26
Ahmad Rohani, Pengelola Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. -123-124
13
27
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), h.191-
192
28
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Perlibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Pernada Media, 2004), h. 123
14
29
Mila Rianto, Pengelolaan Kelas Model PAKEM, (Jakarta: Dirjen PMPTK, 2007), h. 01
30
Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 7-8
15
33
Euis Karwati, Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, classroom Manajement,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h.27-28
17
34
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 10
35
St Fatimah Kadir, (2014), Keterampilan Mengelola Kelas Dan Implementasinya
Dalam Proses Pembelajaran, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 7, h. 23-24
18
36
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2019), h. 98
19
sumber daya dan lokasi kegiatan, antara lain. Kegiatan ini dirancang untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Akibatnya,
instruktur selalu dipimpin dalam kegiatan ini dengan tujuan pembelajaran,
metode, media, sumber daya dan kegiatan latar belakang.37
Selama kegiatan inti, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Kegiatan utama menggunakan taktik yang secara
khusus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan mata pelajaran yang
diberikan. Dalam skenario ini, guru menginstruksikan siswa untuk melakukan
studi ekstensif pada topik atau tema pembelajaran yang akan diperiksa secara
menyeluruh.
Dalam kegiatan inti, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca dan menulis tentang materi pembelajaran, serta mendiskusikannya,
sehingga dapat memberikan ide-ide yang baik kepada guru.
c. Kegiatan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
menutup pelajaran. Menutup pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan kembali proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Beberapa kriteria diselidiki pada akhir sesi, termasuk
hubungan kognitif, umpan balik dan pembelajaran berkelanjutan. Selama
proses pembelajaran, setiap instruktur dituntut untuk memasukkan pesan
moral dalam setiap interaksi tatap muka dengan siswanya.38
Undanglah siswa untuk meninjau dan meringkas pelajaran saat pelajaran
berakhir. Siswa didorong untuk melakukan transfer atau perpindahan selain
belajar dan meringkas. Proses mentransfer pengetahuan dan keterampilan
baru ke dalam situasi kehidupan nyata dan menyelesaikan tugas belajar di
masa depan dikenal sebagai transfer pembelajaran.39
Setelah mengkaji dan mengomunikasikan temuan pembelajaran
sebelumnya, guru memotivasi atau menguatkan siswa agar lebih bersemangat
dalam belajar dan diakhiri dengan salam kepada siswa.
37
Punaji Setyosari, Desain Pembelajaran,….h. 134
38
Karwono, Ahmad Irfan Muzni, Strategi….h. 191
39
Punaji Setyosari, Desain Pembelajaran,….h. 135
20
40
Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi Publishing and Consulting
Company, 2014), h. 77
21
41
Ibid, h. 78
42
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 50-51
43
Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013 : Rekontruksi Kompetensi
Revolusi Pembelajaran dan Reformasi Penilaian (Cet, I: Makassar: Alauddin University Press,
2014), h. 85
22
44
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Cet I: Yogyakarta:
Gava Media, 2014), h. 53
45
Ibid, h. 53
46
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 211
47
Usman Samatowo, Bagaimana Membelajarkan IPA di SD, (Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, 2006), h. 138
23
50
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013, h. 57-67
51
Misyat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013; Rekontruksi Kompetensi,
Revolusi Pembelajaran dan Reformasi Penilaian, h. 95
52
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.
66
25
a. Behavior-Modification Approach
Pendekatan ini menentang asumsi bahwa (1) semua perilaku “baik” dan
“buruk” adalah hasil dari proses pembelajaran, dan (2) terjadinya proses
pembelajaran yang dimaksud dapat dijelaskan oleh sejumlah kecil proses
psikologis yang mendasar.
Penguatan positif (memberikan stimulus positif sebagai hadiah) dan
penguatan negatif (menawarkan stimulus negatif sebagai hukuman) keduanya
diperlukan untuk mendorong perilaku yang diinginkan (menghapus hukuman,
stimulus negatif).
Sedangkan instruktur memanfaatkan punishment (stimulus negatif),
eliminasi (tidak memberikan reward yang benar-benar diharapkan siswa),
atau time out (tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerima
reward, baik berupa “barang” maupun dalam bentuk imbalan) untuk
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. hiburan favorit).
Penguatan primer (yang menjadi penguatan tanpa dianalisis) dan
penguatan sekunder adalah dua jenis penguatan (yang menjadi penguatan
sebagai hasil dari proses pembelajaran). Penguatan sosial (perhatian, pujian,
dan sebagainya), penguatan simbolik (nilai, pujian, atau tanda penghargaan),
dan penguatan berupa kegiatan (permainan atau kegiatan yang disukai siswa)
merupakan contoh-contoh penguat sekunder yang diberikan secara terus
menerus atau selama jangka waktu tertentu.55
Guru diperlukan untuk menyampaikan rangsangan positif dan negatif
kepada siswa yang diharapkan bertindak atau berperilaku sesuai dengan
keinginan guru, seperti pujian atau pembatalan penghargaan.
b. Socio-Emotional Climate Approach
Pendekatan pengelolaan kelas berbasis psikologi klinis dan konseling
yang mengasumsikan bahwa (1) proses belajar mengajar yang efektif
memerlukan iklim sosio-emosional yang baik dalam arti hubungan
interpersonal yang baik antara guru-siswa dan antar siswa, dan (2) guru
55
Ibid, h. 172
27
56
Ibid, h. 173
28
57
Ibid, h. 175
58
Ibid, h. 177
59
Abu Hasan Agus R,(2015), Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran,
Jurnal Pendidikan Pedagogik,Vol 03 No. 01, h. 4
29
60
Ibid, h. 5
30
61
Ibid, h. 6
62
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2012. h.
109
63
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara 1996), h. 126
31
. َك َر اَه َة الَّس آ َم ِة َعَلْيَنا,َعِن اْبِن َمْس ُعوٍد َقاَل َك اَن الَّنُّىِب ﷺ َيَتَخ َّو ُلَنا ِبا ْلَمْو ِعَظِة ىِف اَأل َّيا
70
Alfiah, Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjaun Hadist Tarbawi),
(Pekanbaru: Publishing and Consulting Company), h. 130
71
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran……, h. 181
34
72
Ibid, h. 182
35
sekolah dan rumah, memastikan bahwa situasi dan harapan kelas atau
sekolah selaras.73
Sebagaimana yang terdapat di dalam hadist
َعْن َأْيِب ُه َر ْيَر َة َر ِض َيااهلل َعْنُه َقاَل َرُسْو ٌل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم ْك ُّل َمْو ُلْو ٍد ُيْو َلُد َعَلى
)اْلِف ْطَر ِة َفَأَبَو اُه ُيَه ِّو َداِنِه َأْو ُيَنِّص ِر اِنِه َأْو َمُيِّج َس اِنِه (روه أبو داود
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia berkata bahwa Rasulullah saw
telah bersabda: setiap kelahiran (anak yang lahir) berada dalam
keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang mempengaruhi anak itu
menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi. (HR. Abu Daud ).74
d. Faktor fasilitas
1) Jumlah seluruh siswa dalam kelas. Akan sulit untuk mengelola kelas
dengan sejumlah besar siswa. Masalah tersendiri dalam pengelolaan
kelas adalah ketika jumlah siswa dalam satu kelas melebihi kapasitas
yang ditentukan.
2) Besar ruang kelas. Tantangan manajemen termasuk ruang kelas kecil
dibandingkan dengan jumlah murid dan kebutuhan bagi siswa untuk
bergerak di seluruh kelas. Demikian pula jumlah ruangan yang
dibutuhkan lebih kecil dari jumlah kelas, begitu pula dengan jumlah
ruangan khusus yang dibutuhkan, seperti laboratorium, auditorium, ruang
seni, ruang menggambar, ruang olahraga, dan sebagainya.
3) Ketersediaan alat. Masalah pengelolaan kelas akan muncul jika ada
kekurangan buku atau bahan lain untuk jumlah siswa yang
membutuhkannya.75
B. Keaktifan Belajar
73
Ibid, h. 183
74
Abu Daud Sulaiman, Sunan Abi Daud, (Maktabah Syamilah), Versi 1 Jilid 2, h. 229
75
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran…….., h. 184
36
79
Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Ciputat: Quantum Teaching,
2005), h.216-218
38
80
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Sinar Baru Algesindo Offset, 1996), h. 110-111
39
َا َفَلْم َيِس ْيُر ْو اىِف اَاْلْر ِض َفَتُك ْو َن ُهلْم ُقُلْو ٌب َيْع ِق ُلْو َن َهِبآ َأْو َءاَذااٌن َيْسَم ُعَن َهِبا ۖ َفِإ َنَه ا اَل
81
Winarti, (2013), Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan
Penyusutan Aktivitas Tetap Dengan Metode Menjodohkan Kotak, Jurnal Pendidikan Ekonomi
Dinamika Pendidikan, Vol. VIII, No. 2, h.125
82
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 45
40
Mengenai hal ini, juga dijelaskan dalam hadis Nabi Saw berikut ini:
: َو ِإْن َأَص اَبَك َش ْي ٌء َفَال َتُقْل, َاْح ِر ْص َعَلى َم ا َيْنَف ُعَك َو اْس َتِعْن ِباِهلل َو َال َتْع ِج َز َّن
َفِإَّن, َقَد ُر اِهلل َو َم ا َش ا َء َفَعَل: َو َلِكْن ُقْل, َلْو َأْيِّن َفَعْلُت َك َذ ا َلَك َنا َك َذ ا َو َك َذ ا
الَّش َطاِن
َلْو َتْف َتُح َعَم َل ْي
83
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Hufaz Dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Quran Al-Hufaz, 2020), h. 338
84
Sriyono, Teknik Belajar dan Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Citpa, 1992), h.
75
85
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Hufaz Dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Quran Al-Hufaz, 2020), h. 404
41
b. Keaktifan Fisik
Keaktifan fisik dapat meliputi:
1) Mencatat. Mencatat dan menulis dapat dikatakan sebagai kegiatan
belajar jika siswa dalam menulis, khususnya anak-anak memiliki
kebutuhan dan tujuan tertentu, sehingga catatan tersebut dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut nantinya
2) Membaca. Membaca memiliki dampak yang signifikan terhadap
kegiatan belajar; hampir semua kegiatan belajar melibatkan membaca,
dan sangat penting untuk membaca dengan lancar untuk mengikuti
pelajaran.
3) Berdiskusi. Banyak kegiatan belajar dalam kegiatan diskusi, seperti
bertanya, mengungkapkan pendapat, dan sebagainya. Jika debat
diadakan sebagai bagian dari proses pembelajaran potensi siswa akan
dikembangkan, memungkinkan mereka untuk dapat lebih dalam
ketika menganalisis suatu permasalahan dan lebih kreatif saat
berbicara.
4) Mendengar. Mendengar adalah respons terhadap rangsangan dan suara
namun, penerimaan gelombang suara oleh indra pendengar tidak
berarti bahwa pendengar memiliki pengalaman sadar tentang apa yang
didengar, karena banyak orang mendengar tetapi tidak memahami apa
yang mereka dengar. Dalam skenario ini, mendengarkan aktif siswa
sangat penting untuk membuat mereka berpartisipasi di kelas.87
86
Al Albani, Muhammad Nashiruddin, Penerjemah, Asep dkk, (2012), Ringkasan Shahih
Bukhari/ Muhammad Nashiruddin Albani, Jakarta: Pustaka Azam, hal. 167
87
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran……,, h. 45
42
88
Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 177
43
4. Pembelajaran PAKEM
PAKEM adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan keaktifan
dan partisipasi siswa sejauh mungkin, memungkinkan mereka untuk
mengubah perilaku mereka dengan sukses dan efisien tanpa tekanan dari luar
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengajar adalah merancang
pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan mengevaluasi hasil
belajar di lapangan untuk mencerminkan aktivitas maksimal siswa dalam
belajar sehingga mereka menguasai berbagai kemampuan belajar dengan cara
yang menyenangkan.93
PAKEM upaya untuk membangun lingkungan belajar yang lebih
mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan kelas dalam hal keterampilan,
pengetahuan dan sikap. Guru harus mampu membangun lingkungan yang
menyenangkan di mana siswa secara aktif bertanya, menanggapi,
mengungkapkan ide dan menunjukkan pemahaman mereka.94
PAKEM adalah paradigma pembelajaran yang menyangkut
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
a. Pembelajaran partisipatif
Secara khusus, pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
yang optimal dengan tetap mengutamakan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Siswalah yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif
92
Doni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, (Bandung :Cv
Pustaka Setia, 2017), h. 43
93
Mohammad Ali, Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran, (Belajar: PT.
Sarana Panca Karya, 1988), h. 15
94
ibid
45
95
Hamzah & Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi Aksara.
2002), h.4
96
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h. 326
46
97
Intan Maylani, Penerapan Pendekatan PAKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Matematika, Jurnal Nasional, 2013, vol.1 Edisi 1. H, 4
47
98
Ibid, h. 5
99
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, (Jakarta: AV Publisher,
2009), h.209
100
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovati-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009), h. 104
48
101
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dan
Penerapannya dalam KBK, (Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang, 2004), h. 43
102
Ibid
49
b. Menggunakan berbagai keadaan Tidak hanya dalam buku teks atau buku
pelajaran, tetapi juga dalam lingkungan fisik dan sosial, makna dapat
ditemukan di mana-mana.
c. Memperhatikan keragaman siswa Dalam CTL, guru harus menjaga setiap
siswa dan merasa bahwa keragaman adalah sumber penghargaan dan rasa
hormat.
d. Mendorong siswa untuk belajar mandiri.
e. Berkolaborasi untuk mendapatkan pengetahuan. Siswa terbiasa belajar
dalam kelompok untuk berbagi pengetahuan dan memiliki kendali atas
fokus pembelajaran.
f. Melakukan penelitian yang sungguh-sungguh Hal ini karena kontekstual
hampir disamakan dengan individu, yaitu mengakui keunikan serta
keluasan belajar, bahan ajar dan prestasi siswa.
g. Kepatuhan terhadap standar yang tinggi. Standar yang sangat baik
kadang-kadang digunakan sebagai jaminan mendapatkan pekerjaan atau
sebagai motivator bagi siswa untuk bersemangat tentang prospek masa
depan mereka.103
Mengelola Kelas Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 47 Seluma” dalam
103
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Mizan Learning Center, Bandung, 2007), h. 21-22
50
pada siswa kelas VII di SMP negeri 47 seluma meliputi menyusun RPP
baik materi yang akan disampaikan. Selain itu guru menunjukkan sikap
hanya terfokus pada strategi guru PAI maksudnya bagaimana guru PAI
memberikan pelajaran secara baik maka dari itu bagaimana strategi guru
PAI dalam mengelola kelas agar siswa-siswi yang ada di kelas dapat aktif
kelas yaitu dengan cara pengaturan formasi tempat duduk yang bervariasi
Dalam penelitian ini pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru secara
luas disemua mata pelajaran dengan barbagai cara agar siswa dapat aktif
pelajaran, pada penelitian yang saya lakukan ini bagaimana cara atau
guru PAI dalam mengelola kelas di SMP Swasta Al-Maksum Desa Cinta
disimpulkan bahwa dalam mengelola kelas guru PAI di SMP Swasta Al-
Maksum belum bisa dikatakan baik dan maksimal karena masih banyak
kedisiplinan guru dan siswa dan masalah individu yang ingin menarik
METODOLOGI PENELITIAN
104
Dimas Agung Trislianto, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2020), h. 16
105
Ahmad Nizar Rangkuti, Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
PTK, dan Penelitian Pengembangan, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2016), h. 118
53
54
C. Informan Penelitian
Informan atau orang yang akan memberikan informasi dalam penelitian ini
adalah data yang diperoleh peneliti, termasuk data yang diperoleh langsung oleh
peneliti dan data yang dikumpulkan peneliti dari sumber data yang ada.
Dalam penelitian ini kepala sekolah, guru PAI, dan siswa kelas VIII SMP
Swasta Islam Annur Prima Medan Semester Ganjil TA 2020/2021 menjabat
sebagai informan. Observasi awal peneliti, yang dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih baik tentang subjek yang diteliti dan untuk memberikan
beberapa informasi kepada peneliti, digunakan untuk memilih informan
penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis atau fotografis dari segala sesuatu yang
telah terjadi. Dokumen adalah fakta dan data yang telah disimpan sebagai
dokumentasi dalam berbagai media. Surat, laporan, peraturan, buku harian,
biografi, dan simbol mengandung sebagian besar informasi. Artefak, sketsa,
gambar, dan hal-hal lain yang telah disimpan.
Peneliti dapat menyelidiki peristiwa yang terjadi guna memperkuat data
observasi dan wawancara dalam hal memvalidasi data, membuat interpretasi,
dan menarik kesimpulan karena dokumen tidak dibatasi oleh tempat atau
waktu.109
Visi misi sekolah, struktur organisasi sekolah, jumlah siswa, dan data
lain yang mendukung penelitian digunakan untuk mengumpulkan data.
109
Dimas Agung Trislianto Metodologi Penelitian……. h, 355
57
terjun ke lapangan. Setelah masuk dan selama di lapangan, fokus penelitian ini
masih bergeser dan berkembang.110
110
Ahmad Nizar Rangkuti, Penelitian Pendidikan……. h. 170-171
58
111
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Gaung Persada, 2007), h.139
59
1. Kreadibilitas
Metode berikut dapat digunakan untuk mencapai kredibilitas yang
diinginkan:
a. Ketekunan pengamatan, di mana peneliti melakukan penyelidikan terus-
menerus pada aspek-aspek yang menonjol, kemudian mempelajarinya
secara mendalam sampai semua faktor yang diperhatikan dipahami.
Dalam contoh ini, peneliti melakukan wawancara mendalam serta
observasi terus menerus.
b. Kesesuaian Referensi: Referensi berasal dari dokumentasi peneliti
melalui rekaman atau foto.
c. Triangulasi, memeriksa keakuratan data yang dikumpulkan pada
berbagai fase fase penelitian dengan membandingkan data yang
diperoleh dari berbagai sumber pada masalah yang sama.
d. Peer deferbing, adalah berdialog dengan rekan sejawat yang tidak
berpartisipasi dalam penelitian untuk membahas dan mengkritisi
seluruh proses dan hasil penelitian guna meningkatkan kepercayaan diri
peneliti.
e. Pola pencocokan, hasil wawancara peneliti akan dihubungkan dengan
gambar-gambar atau foto-foto yang menunjukkan perilaku tersebut,
membentuk suatu pola untuk mencocokkan data pendukung dengan
data utama yang dikumpulkan.
2. Keteralihan (Transferability)
Pembaca laporan penelitian harus dapat memperoleh gambaran yang
jelas tentang situasi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar temuan penelitian
dapat diterapkan pada berbagai keadaan dan konteks. Yang dimaksud dengan
“transferabilitas” mengacu pada kesesuaian makna fungsi unsur-unsur yang
60
3. Kebergantungan (Dependability)
Bagaimana melakukan audit terhadap proses penelitian yang lengkap
untuk melakukan uji ketergantungan. Dalam penelitian ini, ketergantungan
dibangun melalui pengumpulan data dan analisis data laporan, serta saat
menyajikan data laporan penelitian.
4. Ketegasan/ Kepastian (confirmability)
Uji konfirmabilitas, juga dikenal sebagai tes objektivitas, menentukan
apakah hasil studi telah disetujui oleh banyak orang. Jika hasil penelitian
telah disepakati oleh banyak orang, maka penelitian tersebut dikatakan
objektif. Keabsahan data dalam laporan penelitian ini dibandingkan dengan
teknik seperti konsultan konsultan pada setiap tahapan proses, mulai dari
pengembangan desain hingga penataan kembali fokus penentuan konteks nara
sumber, penentuan teknik pengumpulan data, dan penyajian data penelitian.
BAB IV
A. Temuan Umum
1. Letak Geografis YPI Annur Prima Medan
Yayasan Pendidikan Islam Annur Prima terletak di Jl. Rawe IV Lk. VI
No. 23-A Psr 6 Martubung Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
Labuhan Kota Medan, 20259. Sebelah selatan berbatasan dengan KIM
(Kawasan Industri Medan), sebelah barat berbatasan dengan lapangan sepak
bola dan sebelah utara berbatasan dengan pasar tradisional (pajak UKA
Martubung)
2. Sejarah singkat YPI Annur Prima Medan
Berawal dari sebuah mimpiuntuk menghadirkan lembaga pendidikan
untuk masyarakat sekitar yang syarat akan nilai spiritual dan penguatan
karakter. Seiring lamanya pengabdian di dunia pendidikan, maka pada tahun
1997 Bapak Drs. H. Nurman. S. Seorang tokoh agama sekaligus tokoh
pendidikan ingin mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan sendiri. Lembaga
ini beliau beri nama Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Annur
Hadirnya yayasan ini menjadi lembaga pendidikan islam pertama di
sekitar Kecamatan Medan. Belum adanya lembaga pendidikan islam
membuat masyarakat senang menyambut dan mendaftarkan anaknya di
Annur. Berkat profil pendiri Annur yang dekat dengan masyarakat dan sudah
berpengalaman di dunia pendidikan menambah kepercayaan para orang tua
siswa.
Kondisi bangunan awal hanya dua lokal, masing-masing untuk
Raudhatul Athfal (RA), setingkat TK dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat
SD. Adapun jumlah siswa di awal pertama Tahun Ajaran yaitu berjumlah 25
orang untuk MI dan 36 orang untuk RA. Sungguh jumlah yang cukup banyak
pada tahun itu. Adapun tenaga pendidik berjumlah 4 orang saja.
Perlahan namun pasti, kepercayaan dan harapan masyarakat kian tinggi.
Mereka meminta agar Annur membuka unit SMP,maka pada tahun 2012
61
62
berdirilah SMP Islam Annur Prima. Kenapa ada penambahan “Prima” ? sebab
Akte Yayasan juga terjadi penambahan nama menjadi YPI Annur Prima
Dengan mengusung motto Islami dan berkualitas, YPI Annur Prima
terus mengepakkan sayapnya, konsep Pendidikan terintegrasi antara
pendidikan umum dan nilai-nilai keislaman terus diterapkan. Program
unggulan seperti Tahfizh Al-Qur’an makin menorehkan hasil yang positif.
Pendidikan berbasis karakter dan minat bakat juga tak kalah hebat
memperoleh prestasi yang cukup menggembirakan bagi perkembangan para
siswa.
Hingga kini tahun 2020 jumlah siswa YPI Annur Prima telah mencapai
hampir 800 an orang. Dengan tenaga pendidik dan kependidikan mencapai 70
an orang.
3. Visi dan Misi YPI Islam Annur Prima Medan
a. Visi
Menjadi sekolah Islam unggulan di Kota Medan dalam rangka
mewujudkan generasi Qur’ani, cerdas dan mandiri
b. Misi
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses kegiatan belajar
mengajar
Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada siswa agar
lebih kreatif, inovatif dan mampu bereksplorasi
Mendidik siswa untuk senantiasa menjadi kelurusan kasidah dan
kifrah, ketaatan ibadah serta memiliki perilaku islam dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
Membentuk siswa agar memiliki keunggulan konfetitif pada aspek
keberanian bertindak, bersikap dengan pencapaian prestasi akademik
yang unggul
63
Prasarana
Wakil Kepala Bidang SDM : Rismayati
Wakil Kepala Bidang Penjamin : Abdul Aziz
Mutu
Bimbingan Konseling : Fauziah Siregar, S.Pd
Keadaan
No Nama Barang Jumlah
B S R
1 Sound besar 1 1
2 Sound sedang wirales 1 1
3 Speaker kecil 1 1
4 Speaker kecil wireless 1 1
5 Ampli 1 1
6 Jam dinding 1 1
7 Lemari kabinet 2 2
8 Rak buku 2 2
9 Proyektor 1 1
10 Kipas angin 2 2
11 Printer 3 3
12 Dispenser 1 1
13 Galon air 3 3
14 Cok sambung 7 7
15 Sapu ijuk 1 1
16 Papan tulis 1 1
17 Tikar plastic 2 1 1
18 Lampu 4 4
67
19 Kursi 18 8 10
20 P3K 1 1
21 Screen proyektor 1 1
22 Screen komputer 1 1
23 Box/container besar 3 3
24 Cntainer kecil 2 2
25 Mesin jahit 2 2
26 Matras 1 1
27 Sajadah 3 3
28 Bingkai besar 3 3
39 Lampu neon panjang 1 1
30 Piala 28 5 23
31 Papan tulis kecil 2
32 Meja 13
33 Sapu 2
34 Kain jendela 3
35 Kompor gas 2
36 Rak sepatu putra/putri 1
68
112
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
69
“ ketika ada siswa disini yang tidak aktif mereka saya dorong mereka
untuk aktif seperti bertanaa atau menjawab pertanyaan yang saya
ajukan ketika pelajaran PAI “113
Tidak semua peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang sama, pasti
ada yang lebih rendah ketika pemahaman siswa lebih rendah pasti ia akan
tertinggal daripada teman-temannya. maka dari itu guru harus dapat
memantau siswa, setidaknya jika peserta didik tidak aktif mereka tidak
ketinggalan materi pelajaran, Berdasarkan wawancara dengan guru PAI,
mengenai hal tersebut beliau mengatakan bahawa:
“Sebelum belajar harus mengenal dahulu kualitas siswa saya, ada yang
pengetahuannya sangat minim sekali, ada yang sangat jauh. Lalu yang
saya lakukan yakni, menyamakan materinya dahulu, kalau bisa
113
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
114
Wawancara dengan Mualim Bani Hakimin pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021,
pukul 11.30 WIB
70
menyamakan materi yang lain pasti ngikut perlahan-lahan dan kita tau
tingkat keaktifannya dari hari kehari”115
Setiap guru memiliki cara masing-masing dalam meningkatkan
keaktifan siswa di kelas tinggal bagaimana gurunya saja. Berdasarkan
wawancara dengan guru PAI beliau menyatakan bahwa:
“Selama saya sesuai dengan materinya juga, kalau tentang wudhu saya
langsung praktek dengan cara saya sendiri. InsyaAllah cara yang saya
tempuh membuat mereka aktif. Sejauh pengalaman saya apapun materi
yang saya bawakan saya paksa murid-muridnya untuk aktif, lalu dalam
hal mencatat materi pembelajaran, mendengarkan mereka juga aktif,
bertanya mengenai hal-hal yang tidak mengerti. Ketika saya menjelaskan
materi mereka mendengarkan lalu mencatat point-point penting dan
bertanya ketika tidak mengeti. Cara lain yang saya lakukan agar mereka
aktif yakni dengan membuat kelompok lalu saya beri materi disetiap
kelompok itu berbeda-beda agar mereka dapat berdiskusi dengan teman
sekelompoknya, menyampaikan gagasan atau ide-idenya mengenai
materi tersebut setelah itu perwakilan setiap kelompok akan menjelaskan
kedepan kelas lalu kelompok lain akan memberi pertanyaan, menaggapi
pertanyaan temannya atau menanggapi materi tersebut.”116
1. Siswa aktif dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru lalu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara
cepat
2. Siswa aktif dalam hal mencatat point-point penting yang disampaikan
oleh guru ketika menjelaskan didepan kelas
115
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
116
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
71
Dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang aktif guru
mendodong siswa untuk aktif, guru berulang-ulang bertanya agar siswa
terbiasa untuk menjawab dan lama kelamaan mereka akan terbiasa untuk
berbicara dan aktif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Lalu pada tanggal 23 Agustus 2021. Pada proses belajar mengajar guru
menjelaskan materi secara garis besar kepada para siswa dan selanjutnya
siswa mendengarkan materi dari audio yang di hidupkan guru dari loudspeker
dan setelah selesai para siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru secara cepat. Sebelum pembelajaran di tutup guru
mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
materi yang masih belum di pahami. Ketika selesai proses pembelajaran guru
menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah di pelajari dan menutup
pelajaran dengan doa.119
118
Hasil observasi hari Senin, tanggal 09 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB- selesai
119
Hasil observasi hari Senin, tanggal 23 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB- selesai
120
Hasil observasi hari Senin, tanggal 30 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB- selesai
73
Ketika seorang guru dapat mengelola kelas dengan baik maka tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Ketika kelas dapat dikelola dengan baik dan
materi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik maka guru dapat
dengan mudah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah dibuat
sebelumnya
121
Wawancara dengan Mualim Bani Hakimin pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021,
pukul 11.30 WIB
74
“Intinya begini dalam ruang kelas yang kecil siswa jangan sampai
bosan ketika belajar PAI, malas dan sebagainya karena ini adalah
pelajaran yang penting, dan strategi PAI ini pun tergantung dengan apa
yang ia dapatkan di luar kelas. Tetapi tetap kita dorong untuk
pembelajaran aktif yang tidak hanya gurunya saja yang menyampaikan
materi tetapi lebih ke interaksi interaktif siswa. Bukan hanya guru saja
yang menyampaikan materi tetapi murid tidak dikasi kesempatan untuk
berbicara atau dikelas saja tidak ada praktek atau kegiatan di luar kelas.
Jangan sampai anak itu bosan dalam pembelajaran PAI.”122
Setiap guru harus punya strategi nya sendiri dalam pembelajaran PAI,
guru harus bisa membuat siswa aktif dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan, lalu memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai materi yang telah diajarkan jadi bukan hanya guru
yang aktif menyampaikan materi tetapi siswa juga ikut serta berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
“Pengelolaan kelas yang baik itu siswanya bisa aktif, bisa ikut
berpartisipasi dalam segala kegiatan pembelajaran. Kita nyaman,
mereka nyaman dan materi tersampaikan dengan baik dan mereka pun
paham.”124
122
Wawancara dengan Mualim Bani Hakimin pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021,
pukul 11.30 WIB
123
Wawancara dengan Mualim Bani Hakimin pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021, pukul
11.30 WIB
124
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
75
Beliau melanjutkan
“ketika dikelas saya mewajibkan siswa agar kelas selalu bersih dan rapi
agar mereka juga nyaman dalam peroses pembelajaran, saya selalu
memeriksa kerapian siswa, baik pakaian, buku catatan atau buku pr
siswa, selain itu dibeberapa materi pembelajaran saya menerapkan
perubahan kursi, terkadang berkelompok-kelompok dan juga bentuk
kursi seperti biasanya dan formasi-formasi yang saya lakukan ketika
proses pembelajaran. Ketika bentuk kursi yang susun saya atur siswa
duduk sesuai dengan kondisi psikis dan fisiknya agar siswa juga dapat
menerima materi pembelajaran dengan baik. Ketika berkelompok dalam
satu kelompok saya gabung antara yang pintar atau aktif dengan yang
kurang agar mereka yang tidak aktif termotivasi juga untuk berdiskusi
atau menyampaikan pendapat dengan teman-temannya sehingga proses
pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik. Dan yang terakhir yakni
penggunaan strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa akan
terfokus pada materi yang diberikan oleh guru didepan kelas.”126
Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa,
“ketika dikelas ada beberapa hal yang saya lakukan agar kelas tetap
nyaman yakni dengan mengontrol berbagai tingkah laku siswa,
melarang mereka melakukan berbagai macam sesuatu yang dapat
menyebabkan kelas tidak kondusif lalu saya menciptakan suasana dan
peraturan yang harus di taati setiap anggota kelas selama proses
pembelajaran”
Lalu peneliti mewawancarai siswa kelas VIII mengenai guru PAI dalam
mengelola kelas, beliau mengatakan bahwa:
127
Wawancara dengan Ivone Chairani pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021, pukul
09.00 WIB
128
Wawancara dengan Ivone Chairani pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus 2021, pukul
09.00 WIB
77
Pada hari Senin tanggal, 06 September 2021 pada proses pelajaran PAI
oleh Mualimah Rahmi, ketika awal pembelajaran Mualimah memulai proses
pembelajaran dengan membaca pujian-pujian dan membaca doa. Selanjutnya
mengecek kerapian siswa, seperti kuku, ciput, kaus kaki, dan sampul buku,
lalu mengabsen siswa dengan memanggil nama satu-satu.
Lalu, guru kembali mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kondisi
fisik dan psikisnya. Siswa yang mempunyai kekurangan dalam melihat,
mendengar dan cukup susah dalam memahami materi diletakkan di kursi
paling depan, dan juga siswa yang mempunyai fisik yang kurang atau tinggi
badan yang kurang di tempatkan di kursi urutan kedua. Dan selebihnya di
tempatkan urutan kursi yang paling belakang.
129
Hasil observasi hari Senin, tanggal 06 September 2021, pukul 08.00 WIB-Selesai
79
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, strategi guru PAI mengelola
kelas yakni, dengan menggunakan strategi Tanya jawab lalu diskusi dan
praktek jika ada materi yang harus di praktekkan.
peserta didik akan bosan dan mereka tidak akan memperhatikan materi yang
disampaikan guru didepan kelas.
131
Wawancara dengan Guru PAI Mualimah Rahmi pada hari Rabu, tanggal 11 Agustus
2021, pukul 09.30 WIB
82
3. Faktor siswa, siswa masih ada yang malu-malu untuk bertanya kepada
guru mengenai materi yang belum di mengerti, jika tidak di paksa oleh
guru mereka tidak akan mau berbicara
4. Adanya siswa yang bergeng-geng sehingga ketika pengelompokan
belajar mereka tidak mendapatkan kawan segeng mereka, maka mereka
akan cemberut dan tidak akan semangat untuk belajar
5. Masih ada siswa yang tidak peduli dengan pembelajaran mereka acuh
dan terkadang menganggu teman sekelompoknya seperti mengajak
bercerita atau bercanda ketika sedang diskusi
6. Adanya siswa yang tidak taat peraturan seperti tidak memakai ciput,
tidak membawa buku catatan, lalu tidak menyampul buku dan berisik
ketika didalam kelas
Pada hari Selasa Tanggal, 10 Agustus 2021, Sempitnya ruang kelas dan
banyaknya siswa pada satu kelas menjadi salah satu faktor penghambat guru
untuk mengelola kelas hal ini disebabkan karena siswa akan sulit di atur dan
tidak terkontrol selama proses pembelajaran.
Ketika proses pembelajaran, masih ada murid yang acuh dan tak acuh
mereka seakan-akan tidak perduli dengan pembelajaran yang disampaikan
oleh gurunya, duduk tidak rapi dan sebagainya. Masih ada murid yang tidak
taat peraturan seperti tidak menyampul buku tulis PAI sehingga Mualimah
83
menghukum untuk belajar sendiri di luar kelas, tidak memakai ciput serta
tidak memotong kuku.132
Maka dari itu adapun penjelasan dalam pembahasan hasil penelitian ini
yang berpatokan dengan rumusan masalah:
Siswa di SMP Swasta Islam Annur Prima Medan cukup aktif ketika
132
Hasil observasi hari Selasa, tanggal 10 Agustus Pukul 09.00 WIB
84
dan guru mengajak siswa berlatih beberapa kali agar lebih memahami isi
jodoh.
Taktik pengelolaan kelas sangat penting, jika tidak kritis, dalam proses
pembelajaran agar suasana kelas kondusif dan mata pelajaran yang dipelajari
133
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. h. 45
134
Rusman, Model-Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), cet. 7. h. 141
85
mencapai siswa. Saat menggunakannya, guru harus bisa mengelola kelas; jika
kita tidak memiliki keterampilan untuk mengelola kelas, anak-anak akan
menganggap kita sebagai patung berdiri yang berbicara di depan kelas; kelas
juga akan membosankan jika guru tidak mampu mengkondisikan kelas dan
menggunakan strategi yang tepat.
135
Bobbi Deporter, Quantum Teaching : Mempraktikkan Quantum Learning di ruang-
ruang kelas , (Bandung :Kaifa, 2000), h. 128
86
Metode pengelolaan kelas guru PAI di SMP Islam Swasta Annur Prima
Medan terkendala oleh ruang kelas yang sempit dan terlalu banyak anak
dalam satu kelas. Guru merasa kesulitan untuk mengawasi anak-anak karena
banyaknya jumlah siswa di setiap kelas. Karena sarana dan prasarana yang
kurang memadai, proses pembelajaran tidak maksimal. Jumlah murid dalam
satu kelas, luasnya ruang kelas, dan ketersediaan sumber daya, menurut
Ahmad Rohani, merupakan elemen pembatas dalam pengelolaan kelas.
136
A bdul Majid, Perencanaan Pembelajaran……h.117
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
87
88
B. Saran
1. Disarankan kepada siswa untuk lebih aktif dan bersemangat lagi dalam
mengikuti proses pembelajaran, mendengarkan materi yang dijelaskan
dengan cermat dan mengikuti semua proses pembelajaran PAI dengan
tertib, Sehingga Strategi Guru PAI dalam Mengelola Kelas untuk
meningkatkan Keaktifan belajar dapat berjalan dangan lancar dan efektif
serta semua tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
2. Disarankan kepada guru PAI untuk menambah pengetahuan dan
mengupdate informasi mengenai pengelolaan kelas agar guru PAI lebih
terampil lagi dalam mengelola kelas dan menggunakan strategi yang tepat
dalam proses pembelajaran sehingga murid tidak mudah bosan dalam
melaksanakan proses pembelajaran
3. Dapat juga dimanfaatkan sebagai sumber informasi atau sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 2013, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
89
90
Djamarah, Syaiful Bahri, 2009,Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Daryanto, 2014, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Cet I:
Yogyakarta: Gava Media
Faizhal Chan, Agung Rimba Kurniawan, Nurmaliza, Novia Herwati, Rendi Nur
effendi, Jihan Sri Mulyani, (2019), Strategi Guru dalam Mengelola Kelas
di Sekolah Dasar, International Journal Of Elementry Education, Vol 3
No 4
Karwono dan Muzni Irfani Ahmad , 2020, Strategi Pembelajaran Dalam Profesi
Keguruan, ,Depok: Rjawali Pers
Sriyono, 1992, Teknik Belajar dan Mengajar dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana Nana, 1996,Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset
Sulaiman Abu Daud ,dan Daud, Sunan Abi, (Maktabah Syamilah), Versi 1 Jilid 2
Winarti, (2013), Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan
Penyusutan Aktivitas Tetap Dengan Metode Menjodohkan Kotak, Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, Vol. VIII, No. 2
10. Mengamati faktor penghambat guru PAI dalam Strategi mengelola kelas
95
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah SMP Swasta Islam Annur
Prima Medan
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah?
2. Menurut bapak apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah mendukung
3. Apa harapan bapak terhadap guru PAI yang mengajar disekolah ini? Apakah
4. Menurut bapak apakah peserta didik di SMP Swasta Islam Annur Prima aktif
6. Apakah setiap guru PAI harus mempunyai keterampilan untuk mengelola kelas
7. Apakah guru PAI disekolah ini memiliki keterampilan untuk mengelola atau
mengkondusifkan kelas ?
pembelajaran ?
10. Menurut bapak apa saja faktor penghambat bagi seorang guru dalam
mengelola kelas ?
96
2. Bagaimana interaksi bapak/ibu dengan siswa dan orang tua siswa disekolah
ini?
pembelajaran?
mengelola kelas ?
PAI ?
10. Setiap kecerdasan dan daya nalar setiap anak pasti berbeda-beda yang
menyebabkan peserta didik aktif dan tidak aktif, bagaimana cara bapak/ibu
mengatasi anak yang tidak aktif dikelas agar tetap dapat memahami
11. Menurut bapak/ibu apa saja faktor penghambat atau kendala dalam
12. Menurut bapak/ibu apa saja faktor-faktor yang membuat siswa tidak aktif
dikelas?
pembelajaran ?
didepan kelas ?
guru ?
8. Apakah dalam pembelajaran PAI adik adik sering berdiskusi atau membuat
kelompok ?
kan ?
10. pengelolaan kelas seperti apa yang dilakukan oleh ibu guru ketika didalam
kelas ?
99
Orang Tua
Nama
1. Ayah : Munawir
2. Ibu : Suwarti
Pekerjaan
1. Ayah : Wiraswasta
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Komp. PTPN IV Lingk VI Martubung Kel.
Besar Kec. Medan Labuhan
Jenjang Pendidikan