i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi. Saya menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selesainya Skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat M.Sc, DEA, selaku Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado.
2. Dr. dr. Billy Kepel, M.Med.SC, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado.
3. Ns. Sefti S. J. Rompas, S.Kep., M.Kes , selaku Koordinator Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dan
selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga boleh
terlaksana dengan tepat waktu.
4. Ns. Hendro Bindjuni, S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan banyak nasehat untuk kemajuan belajar selama di Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
5. Ns. Maria Lupita Meo, M.Kep selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, ilmu, serta arahan bagi
penulis, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan tepat waktu.
6. Pihak Pemerintah Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara
dan seluruh responden yang telah membantu dalam usaha memperoleh data yang
saya perlukan.
iv
7. Papa Minggu Sundalangi , Mama Henny Kumaunang, Adik Evan Sundalangi dan
Theopilus Sundalangi serta seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan,
memberikan motivasi, semangat, dan dukungan material dari awal perkuliahan
sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
8. Mama Ani tersayang, Nani Yetty Timpal, Nani Sarce Pangau, Om Stery, Tante
Renny Tumiwang dan Tante Frety Tilung yang selalu bersama membantu
memberikan dukungan doa, semangat dan motivasi dalam proses perkuliahan
dari awal masuk UNSRAT sampai sekarang.
9. Teman-teman angkatan Medusa dan Nefron 2016, teman-teman Pengurus dan
Motivator TKK 76 20/21, BP Pembinaan TKK 58 19/20 yang selalu bersama
membantu, memberikan dukungan doa, semangat dan motivasi dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
10. Teman – teman seperjuangan “Linti-linti Aer” Kezia, Kia, Linda, Riska dan
Mega yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman-teman Pemuda GMIM Efrata Warisa dan teman teman Arisan Warisa
yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan Skripsi ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.
Penulis
v
ABSTRAK
Nama :Militia Christy Aprilia Sundalangi
Tahun : 2020
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan Unsrat
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Memandikan Bayi dan
Merawat Tali Pusat oleh Ibu Post Partum di Desa Warisa Kecamatan Talawaan
Kabupaten Minahasa Utara, Skripsi, Dibimbing Oleh: 1. Sefty S.J. Rompas, 2. Lupita
N. Meo.
(xvi + 63 halaman + 24 tabel + 14 lampiran)
Pengetahuan dan sikap memandikan bayi dan merawat tali pusat merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh ibu dalam perawatan bayi baru lahir. Pengetahuan
yang kurang serta sikap yang tidak baik dalam memandikan bayi dan merawat tali pusat
dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan dan sikap memandikan bayi dan merawat tali pusat oleh ibu post
partum di Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Metode
penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode survey.
Sampel penelitian ini menggunakan total populasi yaitu seluruh ibu post partum di
Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 33 responden.
Hasil penelitian menunjkkan bahwa dari 33 responden 13 responden (39,4%)
memiliki pengetahuan baik dalam memandikan bayi, 13 responden (39,4%) memiliki
pengetahuan kurang dalam pengetahuan merawat tali pusat, 23 responden (69,7 %)
memiliki sikap negatif dalam memandikan bayi dan 19 responden (57,6 %) memiliki
sikap negatif dalam merawat tali pusat . Kesimpulan, hasil penelitian ini mendapatkan
gambaran tingkat pengetahuan memandikan bayi dan merawat tali pusat oleh ibu post
partum di Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Saran, Bagi
pihak pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat melihat dan memaksimalkan
kebutuhan tingkat pengetahuan dan sikap perawatan bayi baru lahir lebih khusus dalam
hal memandikan bayi dan merawat tali pusat oleh ibu post partum dengan
meningkatkan edukasi dalam hal memandikan bayi dan merawat tali pusat.
vi
ABSTRACT
Name :Militia Christy Aprilia Sundalangi
Year : 2020
Study Program : Nursing Science
Title : An overview the level of knowledge and attitude of baby bathing and caring for
the umbilical cord of post-partum mother in Warisa village of Talawaan district of
North Minahasa regency., Thesis, Guided By: 1. Sefty S.J. Rompas, 2. Lupita N. Meo.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv
viii
2.1.3 Klasifikasi Masa Post Partum .............................................. 6
ix
2.4.1 Pengertian Sikap ................................................................. 19
x
4.5.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................ 35
xi
6.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................. 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia .................................... 40
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasaekan Pendidikan ......................... 40
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan............................ 41
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Memandikan
Bayi ............................................................................................................ 41
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan komponen Pengetahuan
Memandikan bayi ....................................................................................... 41
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Memandikan Bayi
berdasarkan Usia ........................................................................................ 42
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Memandikan Bayi
berdasarkan Pendidikan ............................................................................. 43
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Memandikan Bayi
berdasarkan Pekerjaan ............................................................................... 43
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Merawat Tali
Pusat ........................................................................................................... 44
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Komponen Pengetahuan
Merawat Tali Pusat ................................................................................... 44
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi responden Pengetahuan Merawat Tali Pusat
berdasarkan Usia ....................................................................................... 45
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi responden Pengetahuan Merawat Tali Pusat
berdasarkan Pendidikan ........................................................................... 45
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Merawat Tali Pusat
berdasarkan Pekerjaan............................................................................... 46
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Memandikan Bayi.. 46
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Komponen Sikap
Memandikan Bayi ..................................................................................... 47
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Memandikan Bayi berdasarkan
Usia ........................................................................................................... 47
xiii
Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Memandikan Bayi berdasarkan
Pendidikan ................................................................................................. 48
Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Memandikan Bayi berdasarkan
Pekerjaan ................................................................................................... 48
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Merawat Tali Pusat. 49
Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Komponen sikap Merawat
Tali Pusat................................................................................................... 49
Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Merawat Tali Pusat berdasarkan
Usia ........................................................................................................... 50
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Merawat Tali Pusat berdasarkan
Pendidikan ................................................................................................. 50
Tabel 5.23 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Merawat Tali Pusat berdasarkan
Pekerjaan ................................................................................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
secara benar karena bayi sangat sensitive dengan dengan penyakit. (Friedman dkk,
2003).
Bayi sangat rentan terserang penyakit karena belum memiliki daya imun yang
sempura, oleh karena itu ibu harus memperhatikan cara perawatan bayi secara tepat
dan komprehensif (Putra, 2012). Penyakit yang diderita bayi yang paling umum
disebabkan oleh bakteri dan virus yang bisa datang dari perawatan bayi yang
kurang tepat. Oleh karena itu, ibu harus menjaga kebersihan bayinya secara
keseluruhan untuk mencegah penyakit dengan memandikan bayi dan melakukan
perawatan tali pusat agar bakteri atau virus tidak masuk ke tubuh bayi. (Manuaba,
2010)
Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan peneliti di Desa Warisa
Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, didapatkan sebanyak 30 ibu post
partum minnggu ke 6 sampai dengan ke 8 pasca persalinan dan Desa Warisa
merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Talawaan. Pada saat pengambilan data
peneliti mendapatkan banyak ibu yang yang sudah mengerti tapi masih merasa
takut untuk memandikan bayi dan perawatan tali pusat secara mandiri dan harus
dibantu oleh orang tua. Ada juga yang sudah bisa melakukannya sendiri tapi
mereka menyadari belum memahami secara benar tentang perawatan bayi baru
lahir dalam hal ini memandikan bayi dan perawatan tali pusat. Apalagi di Desa
Warisa masih percaya akan perawatan-perawatan zaman dulu seperti contohnya
untuk merawat tali pusat setelah bayi dimandikan biasanya masih ada orang tua
yang menggunakan parutan arang tempurung untuk diberikan ditali pusat bayi guna
untuk mempercepat puputnya tali pusat meskipun tidak ada indikasi dari medis
untuk melakukan hal itu dan hanya menjadi sebuah ritual atau kebiasaan dari
beberapa kalangan masyarakat yang ada di Desa Warisa. Dari beberapa ibu juga
mengaku masih ada yang melakukan persalinan dengan bantuan dukun beranak
(mama biang) dalam proses persalinan kata mereka, menggunakan bantuan dukun
beranak lebih murah dan tidak perlu pergi keluar seperti puskesmas dan rumah sakit
padahal mereka tahu tindakan di rumah sakit atau puskesmas jauh lebih baik dan
3
terpercaya dari pada dukun beranak tapi ada beberapa ibu yang masih memilih ke
dukun beranak.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui seperti apa
pengetahuan dan sikap memandikan bayi dan merawat tali pusat oleh ibu post
partum di Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara saat saat
merawat bayinya.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, yaitu:
1.4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada institusi puskesmas, rumah
sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya terebih di tempat dilakukannya
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Post Partum
Masa post partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam
minggu, setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi,
2012).
2.1.1 Perubahan Fisiologis pada Ibu Post Partum
Pada masa post partum, ibu akan mengalami adanya perubahan-perubahan pada tubuh
meliputi: sistem reproduksi yaitu adanya pengerutan pada dinding rahim (involusi),
lokia, perubahan serviks, vulva, vagina dan perinium. Pada sistem pencernaan, terdapat
adanya pembatasan pada asupan nutrisi dan cairan yang dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta akan menimbulkan keterlambatan pemulihan
fungsi tubuh (Bobak, 2010).
Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada otot-otot uterus
mulai dari berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara otot-otot uretus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya pendarahan setelah plasenta
lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks sesudah post partum yaitu pada
organ serviks seperti menganga berbentuk corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri yang terbentuk semacam cincin. (Mityani, 2010)
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium yaitu timbulnya berupa
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.(Hadijono, 2008).
5
6
Ibu akan mengalami terjadinya peningkatan dan perubahan emosi serta psikologis yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya penyesuaian pada lingkungan
menyebabkan ibu usia muda harus bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya (Saleha,
2009).
Kelahiran anggota baru bagi suatu keluarga memerlukan penyesuaian bagi ibu.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani, perubahan
tersebut berupa perubahan pada emosi dan sosial. Adaptasi psikologis ini menjadi
periode kerentanan pada ibu post partum, karena periode ini membutuhkan peran
profesional kesehatan dan keluarga. Tanggung jawab ibu post partum akan bertambah
dengan adanya kehadiran bayi yang baru lahir. Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah
lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk menjadi ibu
yang sebenarnya. Inilah pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu pasca
melahirkan agar ibu dapat leluasa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada bayinya
tidak hanya dari segi fisik seperti merawat tali pusat, menyusui, mengganti popok tetapi
juga dari segi psikologis seperti menatap, mencium, menimang sehingga kasih sayang
ibu dapat terus terjaga.(Irmawati, 2016)
Menurut Hamilton dalam Sulistyawati 2009, ketika menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus
terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses
persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.
b. Fase taking hold merupakan suatu periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan
dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat
sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati
menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini
merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan
pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas.
7
c. Fase letting go merupakan periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.
Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan
diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui
sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
2.1.3 Klasifikasi Masa Post Partum
Menurut Hadijanto 2008Masa ibu post partum dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan
berdiri dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh
dengan lama 6-8 minggu
c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang
diperlukan untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun
tahunan.
2.1.4 Manifestasi Perubahan Diri pada Masa Post Partum
Menurut Bahiyatun 2013 perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu setelah
masa nifas/post partum adalah:
a. Perubahan Sitem Reproduksi
a) Involusi Uterus
Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil, baik dalam
bentuk maupun posisi. Proses involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus
uteri (TFU). Pada hari pertama TFU diatas simfisis pubis/ sekitar 12 cm. Proses ini
terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm tiap harinya, sehingga pada hari ke-7
TFU sekitar 5 cm dan pada hari ke- 10 TFU tidak teraba di simfisis pubis.
b) Lokia
Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu setelah post
partum, perubahan lokia terjadi dalam 3 tahap: lokia rubra, serosa dan alba.
c) Ovarium dan Tuba Falopi
8
kira-kira 700-1500 ml (200 ml hilang saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu
pertama post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas).
h) Perubahan Tanda-tanda Vital
Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai akibat
meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal jika terjadi peningkatan
suhu 38ºC yang menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan
adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama postpartum), infeksi saluran
kemih, endometritis (peradangan endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-
lain.(Mochtar, 2012)
2.1.5 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Pada Masa Post Partum
a. Personal hygiene
Kebersihan diri sangat penting dilakukan pada masa post partum, kondisi ibu pasca
melahirkan sangatlah rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat
penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi. Dan kebersihan
wajib dilakukan pada area tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan yang sangat
penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2013).
b. Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
kembali keadaan fisiknya setelah melahirkan. Keluarga disarankan untuk memberikan
kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk merawat
bayi salah satunya pada perawatan tali pusat nanti.
c. Senam Nifas
Dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri dari
sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Senam nifas membantu untuk memperbaiki sirkulasi darah, dan memperbaiki sikap
tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperkuat otot panggul dan membantu ibu
untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan (Suherni, 2013).
2.2 Perawatan Bayi Baru Lahir
2.2.1 Pengertian Memandikan Bayi
10
Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air
dengan cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urutan yang sesuai.
Memandikan bayi dapat dilakukan dengan mandi rendam atau mandi dengan dilap.
Pada kenyataannya, bayi akan merasa lebih hangat dan tenang jika direndam dalam
air hangat dan pada beberapa kondisi seperti bayi yang kurang sehat, bayi yang belum
lepas tali pusat, tidak perlu di mansikan secara rendam tetapi cukup diseka dengan
sabun dan air hangat untuk memastikan bayi tetap segar dan bersih.Memandikan bayi
adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang dilakukan oleh sseeorang.
Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5OC
tidak boleh mandi dengan cara rendam, cukup dimandikan bayi dengan menggunakan
waslap, lapisi tempat mandi bayi dengan alas atau perlak bila perlu, siapkan keperluan
mandi dan pakaian bayi sebelum pakaian bayi dilepas, pakaian bayi dilepas secara
bertahap setelah itu mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga
terkotor (Priyono, 2010).
Peran keluarga merupakan hal terpenting dalam proses memandikan bayi yang benar.
Kondisi ibu nifas yang masih lemah apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan
perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak mau untuk memandikan
bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan keluarga dibutuhkan untuk menambah
kepercayaan diri ibu agar mau dan berani memandikan bayinya (Setiadi, 2008)
d. Kurangnya informasi
Kurangnya informasi bisa mempengaruhi cara ibu dalam memandikan bayinya. Ibu
yang mampu berinteraksi dengan orang lain akan lebih banyak mendapat informasi
dibandingkan ibu yang kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain. Sumber
informasi bisa diperoleh dari keluarga, pelayanan kesehatan, media (elektronik,
majalah). Seiring dengan meningkatnya teknologi dan komunikasi, internet berfungsi
sebagai sumber informasi yang tak terbatas, dimana para ibu dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dapat mengakses internet untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih
banyak tentang cara memandikan bayi dengan benar (Setiadi, 2008)
e. Paritas
Sebagian besar paritas mempengaruhi cara ibu dalam memandikan bayi dimana ada
perbedaan antara ibu yang pertama kali mempunyai bayi dan ibu yang sudah memiliki
bayi lebih dari satu. Dimana sesuatu pengalaman yang pernah dialami seseorang yang
menambah pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal khususnya dalam
memandikan bayi yang benar (Setiadi, 2008).
Menurut Sodikin 2013 tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan pada bayi diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis dengan
tindakan sederhana. Selain itu, perawatan tali pusatpun berfungsi untuk mencegah
terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh bayi melalui tali pusat, baik dari alat
steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi
lahir) ini terjadi berawal dari pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak
memperhatikan prinsip kesterilan alat yang digunakan saat merawat tali pusat. Gejala
yang jelas terlihat adalah adannya mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah dan sering
kejang disertai sianosis/pucat, suhu meningkat, kaku kuduk hingga kejang. Oleh karena
itu, sangatlah penting untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan oleh tenaga
kesehatan untuk membantu proses persalinan adalah alat-alat yang steril.
b. Omphalitis
Salah satu infeksi yang disebakan oleh adanya bakteri seperti staphylococcus,
streptokokus, atau bakteri lainya. Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda
infeksi ini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke daerah sekitar tali pusat sehingga
menyebabkan kemerahan, bengkak dan bernanah pada daerah vena tali pusat. Pada
keadaan lebih lanjut, infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang
umbilikus dan akan menyebabkan trombosis vena/penyumbatan vena. Oleh sebab itu,
penting dilakukan perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat.
hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
penelitian. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang
lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akansemakin luas pula pengetahuannya.
Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula.Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif
dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek
tersebut.
b. Informasi/media massa.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact)sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan kemajuan.Majunya teknologi akan bersedia bermacam-
macammedia massa yang dapat mempengaruhi pengetahun masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai serana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah dan lain-lain.Dalam penyampaian irformasi sebagai tugas
pokonya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
c. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
18
ilmiah. Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan. Secara
sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian.
b. Cara modern atau ilmiah, yakni melalui proses penelitian
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau popular
disebut metodologi penelitian(researchmetodology)
2.3.6 Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat
tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur.Selanjutnya dilakukan
penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1
jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo, 2003).
2.4 Sikap
2.4.1 Pengertian Sikap
Masih menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Dapat disimpulkan bahwa
manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Alport (1954) yang dikutip Notoatmodjo (2007)
menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend tobehave)
2.4.2 Komponen Sikap
a. Kesadaran
Dengan adanya kesadaran, maka seseorang akan lebih peka terhadap sesuatu untuk
bagaimana menyikapinya
20
b) Perasaan
Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap, yang
menimbulkan hasil akhir perilaku.
c) Perilaku
Merupakan sikap merujuk pada suatu maksud untuk berprilaku dalam cara tertentu
terhadap sesuatu atau seseorang.
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaryhi sikap. Menurut Azwar (2007) :
a. Pengalaman pribadi.
Pengalaman yang telah didapatkan sebelumnya akan menjadi pembelajaran yang akan
membentuk sikap.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen social yang ikut
mempengaruhi sikap kita seseorang yang kita anggap.penting akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu
c. Pengaruh budaya.
Kebudayaan mempenyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap kita terutama
kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan.
d. Media massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
e. Pengaruh faktor emosional
Adalah suatu bentuk sikap merupakan peryataan yang disadari oleh emosi yang
berfungsi sebagai penyaluran frustsi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego.Sikap ini dapat merupakan siakp yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi
telah hilang.Akan
tetapi dapat pula merupakan sikap yang dapat bertahan lama. Dengan kata lain, fungsi
sikap merupakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari
beberapa
21
tingkatan yaitu :
a. Menerima (receiving), yaitu sikap dimana seseorang atau subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)
b. Menanggapi (responding), yaitu sikap memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi
c. Menghargai (valuing), yaitu sikap dimana subjek atau seseorang memberikan nilai
yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang
lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain merespon
d. Bertanggungjawab (responsible), sikap yang paling tinggi tindakannya adalah
bertanggungjawab terhadap apa yang diyakininya.
2.4.4 Cara Mengukur Sikap
2.4.4.1 Pengamatan Perilaku.
ini adalah apabila individu yang diberi pertanyaan tidak dapat menjawab sarna sekali
sehingga kita tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya.
BAB 3
KERANGKA KERJA PENELITIAN
Gambaran Pengetahuan
a. Memandikan bayi diukur sampai ke tahap
Faktor-faktor yang
mengaplikasikan
mempegaruhi pengetahuan
dan sikap
b. Merawat tali pusat diukur sampai tahap
a. Usia mengaplikasikan
b. Pendidikan
Gambaran Sikap
c. Pekerjaan a. Memandikan bayi diukur sampai ke tahap
pengungkapan langsung
23
24
menjawab
benar
pertanyaan
7- 13 dari
jumlah
Pertanyaan
3. Pengetahuan
Baik : bila
responden
menjawab
benar
pertanyaan
14- 10 dari
jumlah
Pertanyaan
Pengetahuan Pengetahuan Kuisioner - Jika Ordinal
Merawat yang menjawab
Tali Pusat dimaksud benar
adalah diberikan
segala sesuatu nlai 1
yang - Jika
diketahui oleh menjawab
responden salah
tentang diberikan
pengertian nilai 0
pengetahuan Dengan kategori
merawat tali
1. Pengetahuan
pusat.
kurang : bila
responden
26
menjawab
benar
pertanyaan
1-6 dari
jumlah
pertanyaan.
2. Pengetahuan
cukup : bila
responden
menjawab
benar
pertanyaan
7- 13 dari
jumlah
pertanyaan
- Pengetahuan
Baik : Bila
responden
menjawab
benar
pertanyaan
14 -20 dari
jumlah
pertanyaan
Sikap dalam Pandangan Kuisioner. 1. Negatif Ordinal
memandikan penilaian apabila skor
bayi positif atau responden
negatif 20-40
terhadap hal –
27
28
29
– 8 pasca persalinan, tidak masuk dalam PDP atau terinfeksi Virus Covid-19, dapat
membaca dan bersedia menjadi responden.
4.4 Instrumen Penelitian
4.4.1 Instrumen Penelitian Pengetahuan Memandikan Bayi
Kuisioner penelitian pengetahuan memandikan bayi yang digunakan merupakan
kuisioner yang sudah baku dan sudah diuji validitas dan reabilitas dengan hasil
0,934 serta sudah pernah dilakukan dipenelitian sebelumnya. Kuisioner
pengetahuan memandikan bayi ini diadopsi dari instrument penelitian dari
Irmawati Susilo. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
ibu post partum sebanyak 20 pertanyaan. Dalam kuisioner pengetahuan
memandikan bayi akan diukur sampai tahap pengaplikasian apakah ibu sudah
melakukan dengan baik atau tidak dalam memandikan bayi dan pengukuran
pengaplikasiannya akan diukur melalui kuisioner yang akan diberikan pada ibu.
Untuk menilai pengetahuan ibu dilakukan penyekoran yang menyediakan dua
alternative jawaban, yaitu : (a) bila jawaban “benar” skornya 1 (satu) ; (b) jika
jawaban “salah” skornya 0 (nol), untuk mendapatkan kriteria digunakan
perhitungan sebagai berikut :
Skor terbesar : 20
Skor terkecil : 0
b. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang
Panjang kelas (i) =
Banyak Kelas
30
20
=
30
= 6,6
a. Menentukan skor kategori
Skor terbesar : 20
Skor terkecil : 0
c. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang
Panjang kelas (i) =
Banyak Kelas
20
=
30
= 6,6
e. Menentukan skor kategori
bayi ini diadopsi dari instrument penelitian dari Sitti Fatimah. Dalam kuisioner
sikap memandikan bayi akan diukur sampai tahap pengungkapan langsung apakah
ibu memiliki sikap positif atau negatif dalam memandikan bayi dan pengukuran
tahap pengukapan langsung akan diukur melalui kuisioner yang akan diberikan
pada ibu.Instrumen penelitian untuk Sikap dalam memandikan bayi menggunakan
kuisioner berisikan 20 pertanyaan untuk mengetahui sikap ibu tentang memandikan
bayi dengan menggunakan tiga kategori pertanyaan sebagai berikut: a) bila bentuk
pertanyaan positif, dengan jawaban : sangat setuju (SS) skornya 3, setuju (S)
skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1; b) bila bentuk pertanyaan negatif dengan
jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS)
skornya 3.
a. Menentukan skor terbesar dan kecil
Skor terbesar : 60
Skor terkecil : 20
b. Menentukan nilai rentang (R)
R : Skor terbesar – skor terkecil
60 – 20 = 40
c. Menentukan nilai panjang kelas (i)
Rentang
Panjang kelas (i) =
Banyak kelas
40
2
= 20
Positif = Jika memiliki jumlah 41-60
Negatif = Jika memiliki jumlah 20-40
33
Setuju 4 Setuju 2
Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3
Kuisioner sikap merawat tali pusat terdiri dari 10 pertanyaan. Untuk menentukan
skor keseluruhan yaitu:
max score (x1) + min score (x2)
Rumus Cutt off point =
2
60
=
2
= 30
34
Nilai median diperoleh yaitu 30, sehingga apabila total jawaban responden ≥ 30
dikategorikan sikap positif dan jika ≤ 30 dikategorikan sikap negatif.
4.5 Prosedur Pengumpulan data
4.5.1 Tahap Orientasi
a. Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian ini
dengan membaca beberapa referensi yang menunjang penelitian ini baik
beberapa referensi buku maupun jurnal atau artikel.
b. Peneliti melakukan studi pendahuluan di desa Warisa Kecamatan Talawaan
Kabupaten Minahasa Utara.
c. Peneliti menyusun proposal penelitian untuk di konsultasikan kepada dosen
pembimbing I dan pembimbing II melalui online.
d. Peneliti selanjutnya melakukan revisi proposal penelitian sebelum
melaksanakan penelitian dan dikonsultasikan kembali kepada dosen
pembimbing I dan pembimbing II melalui online.
e. Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian kepada Pemerintah Desa
Warisa.
3. Ibu akan diberikan kuisioner tentang sikap dalam memandikan bayi dan
perawatan tali pusat dan kuisioner akan diberikan melalui google form.
4. sebelum melakukan pengisian google form peneliti akan membuat grup
WhatsAppuntuk mensosialisasikan cara pengisian lewat google form.
5. Peneliti akan megirimkan linkgoogle form yaitu
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSczMiAW8vTXJo1DtEiQo9rDC
O6TSmt3b_PSO-4mU-caOwOICw/viewform?usp=pp_url dan akan dibagikan
kepada responden.
6. Responden akan mengakses link google form yang sudah dibagikan dan akan
menjawab pertanyaan di dalam google form tersebut sesuai dengan
pengetahuan ibu post partum.
7. Setelah itu, responden akan mengirimkan tanggapan jika sudah selesai mengisi
pertanyaan yang ada di google form.
8. Jika ada responden yang tidak memiliki handphone, peneliti akan mengunjungi
responden dan akan diarahkan untuk mengisi kuisioner secara manual dengan
memerhatikan standar keamanan dengan menggunakan APD saat melakukan
kunjungan rumah kepada responden.
9. Data yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah secara manual
menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut :
S=R
Keterangan:
S = Skor yang diperoleh
R = Jawaban yang benar
Data yang telahdiolahselanjutnyadianalisissecaradeskriptif, dengan melihat
presentase data yang terkumpul dan disajikan table distribusi frekuensi
kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden dan
selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan
yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi
frekuensi sebagai berikut:
P = f/n × 100%
36
Keterangan:
P = Persentase yang dicari
f =Frekuensi factor variable
n = Jumlah sampel
Setelah itu, data akan dikumpulkan dan dimasukkan dalam master tabel dan
pengolahan data dilakukan melalui analisis statistik dengan menggunakan
komputer.
4.6 Analisa Data
Analisa data yang di gunakan adalah analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Uji yang dilakukan dengan
statistik deskriptif (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat digunakan untuk
mendeskripsikan karakteristik atau statistik deskriptif variabel yang diteliti yaitu
gambaran sikap dalam memandikan bayi dan perawatan tali pusat oleh ibu post
partum di Desa Warisa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara.
4.7 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan melalui tahap
sebagai berikut:
1. Editting (pemeriksaan kembali) yaitu setelah data gambaran pengetahuan sikap
ibu dalam memandikan bayi dan perawatan tali pusat selanjutnya akan
dilakukan editting untuk mengecek kelengkapan, kesinambungan dan
keseragaman untuk menjamin validitas data.
2. Codding (Pengkodean) yaitu pemberian simbol atau pengodean jawaban
responden pada kuesioner dan lembar observasi untuk memudahkan dalam
pengelolaan data (Surahman, Rachmad, Supandi, 2016).
3. Scoring (Pemberian skor) Instrumen penelitian untuk pengetahuan
memandikan bayi berisikan 15 pertanyaan pengetahuan ibu dilakukan
penyekoran yang menyediakan dua alternative jawaban, yaitu : (a) bila jawaban
“benar” skornya 1 (satu) ; (b) jika jawaban “salah” skornya 0 (nol).
Instrumen penelitian untuk pengetahuan dalam perawatan tali pusat berisikan
20 pertanyaan pengetahuan ibu dilakukan penyekoran yang menyediakan dua
37
alternative jawaban, yaitu : (a) bila jawaban “benar” skornya 1 (satu) ; (b) jika
jawaban “salah” skornya 0 (nol).
Instrumen penelitian untuk Sikap dalam memandikan bayi menggunakan
kuisioner berisikan 20 pertanyaan untuk mengetahui sikap ibu tentang
memandikan bayi dengan menggunakan tiga kategori pertanyaan sebagai
berikut: a) bila bentuk pertanyaan positif, dengan jawaban : sangat setuju (SS)
skornya 3, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1; b) bila bentuk
pertanyaan negatif dengan jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S)
skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3.
Instrument yang digunakan dalam penelitian sikap merawat tali pusat ini
menggunakan kuisioner dengan 10 pernyataan. Dalam Skala Likert, terdapat
beberapa kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu – Ragu (RR),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dengan masing – masing nilai
berdasarkan:
Setuju 4 Setuju 2
Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3
4. Processing (Entri Data) yaitu melakukan entri data dari kuesioner gambaran
pengetahuan dan sikap ibu dalam memandikan bayi dan perawatan tali pusat
oleh ibu yang diperoleh dan dianalisis.
5. Cleaning (Pembersihan Data) yaitu pengecekan kembali gambaran
pengetahuan dan sikap ibu dalam memandkan dan perawatan tali pusat oleh
ibu yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.
38
39
40
5.2.1 Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia n %
20-23 5 15,2
24-36 26 78,8
>36 2 6,1
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2020
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 33 responden, terbanyak responden dengan usia
rentang 24-36 tahun sebanyak 26 ibu post partum (78,8%)
5.2.2 Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan n %
SMP 1 3,0
SMA 18 54,5
S1 14 42,4
Total 33 100
Sumber : data Primer, 2020
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 33 responden, pendidikan SMA paing banyak
dengan jumlah 18 ibu post partum (54,5%).
41
5.2.3 Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan n %
ASN 10 30,3
IRT 16 48,5
Karyawan Swasta 1 3,0
Mahasiswa 5 15,2
Pedagang 1 3,0
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2020
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 33 responden pendidikan IRT (Ibu Rumah Tangga)
paling banyak dengan jumlah 16 ibu post partum (48,5%).
pengetahuan f % f %
memandikan
bayi
Manajemen 8 24,2 25 75,7 1.75 (0,88) 1
memandikan
bayi secara benar
Hal-hal yang 10 30,3 23 69,7 1.69 (0,81) 2
diperhatikan
dalam
memandikan
bayi
Waktu 17 51,5 16 48,5 1.48 (0,81) 3
Memandikan
Bayi
Pengertian 23 69,7 10 30,3 1.30 (0,75) 4
Memandikan
Bayi
Total Score 1,55 (0,81)
Data Primer 2020
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki pengetahuan baik dalam memandikan bayi pada responden dengan usia 24-
36 tahun yaitu sebanyak 9 ibu post partum (36,6%).
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa paling banyak responden yang memiliki pengetahuan
kurang dalam merawat tali pusat yaitu 13 ibu post partum (39,4).
Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu merawat tali pusat ditemukan
bahwa ibu yang paling banyak benar terdapat pada indicator tentang kebersihan dalam
merawat tali pusat sebanyak 19 responden (57,6%) ( mean = 1,81, SD = 0,68) dan
paling banyak menjawab salah pada indicator tentang tanda dan gejala infeksi pada tali
pusat sebanyak 27 responden (81,8%) (mean = 1,42, SD = 0,87).
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki sikap negatif dalam memandikan bayi yaitu sebanyak 23 ibu post partum
(69,7).
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan komponen sikap
memandikan bayi
Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap ibu memandikan bayi ditemukan bahwa ibu
yang paling banyak benar terdapat pada indicator tentang sikap manajemen
memandikan bayi sebanyak 18 responden (54,5%) ( mean = 1,45, SD = 0,88) dan
paling banyak menjawab salah pada indicator tentang persiapan dalam memandikan
bayi sebanyak 30 responden (90,9%) (mean = 1,90, SD = 0,50).
20-23 3 60 2 40 5 100
24-36 19 73,1 7 26,9 26 100
>36 1 50 1 50 2 100
Total 23 69,7 10 30,3 33 100
Sumber Data Primer 2020
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki Sikap Negatif dalam memandikan bayi pada responden dengan usia 24-36
tahun yaitu sebanyak 19 ibu post partum (73,1%).
ASN 6 60 4 40 10 100
IRT 12 75 4 25 16 100
Mahasiswa 3 60 2 40 5 100
Karyawan 1 100 0 0 1 100
Swasta
Pedagang 1 100 0 0 1 100
Total 23 69,7 10 30,3 33 100
Sumber Data Primer 2020
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki sikap negatif dalam memandikan bayi pada responden dengan Pekerjaan irt
yaitu sebanyak 12 ibu post partum (75%).
Total 33 100
Sumber : data Primer, 2020
Tabel 5.19 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki sikap tidak baik dalam merawat tali pusat yaitu sebanyak 19 ibu post partum
(57,6%).
Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap ibu merawat tali pusat ditemukan bahwa ibu
yang paling banyak benar terdapat pada indicator tentang manajemen perawatan tali
pusat sebanyak 23 responden (69,7%) ( mean = 1,33, SD = 0,81) dan paling banyak
menjawab salah pada indicator tentang cara perawatan tali pusat sebanyak 23
responden (69,7%) (mean = 1,69, SD = 0,83).
Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Merawat Tali Pusat berdasarkan
Usia
Sikap Total
Usia Negatif Positif
n % n % n %
20-23 2 40 3 60 5 100
24-36 17 65,4 9 34,6 26 100
>36 1 50 1 50 2 100
Total 20 60,6 13 39,4 33 100
Sumber Data Primer 2020
Tabel 5.21 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki sikap kurang baik dalam merawat tali pusat pada responden dengan usia 24-
36 tahun yaitu sebanyak 17 ibu post partum (65,4%).
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Responden Sikap Merawat Tali Pusat berdasarkan
Pendidikan
Sikap Total
Pendidikan Negatif Positif
51
n % n % n %
SMP 1 100 0 0 1 100
SMA 10 55,6 8 44,4 18 100
S1 9 64,3 5 35,7 14 100
Total 20 60,6 13 39,4 33 100
Sumber Data Primer 2020
Tabel 5.22 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki Sikap kurang baik dalam merawat tali pusat pada responden dengan
pendidikan SMA yaitu sebanyak 10 ibu post partum (55,6%).
Tabel 5.23 Distribusi Frekuensi Responden Sikap merawat tali pusat berdasarkan
Pekerjaan
Sikap Total
Pekerjaan Negatif Positif
n % n % n %
ASN 8 80 2 20 10 100
IRT 9 56,3 7 43,7 16 100
Mahasiswa 4 80 1 20 5 100
Karyawan 1 100 0 0 1 100
swasta
Pedagang 0 0 1 100 1 100
Total 22 66,7 11 33,3 33 100
Sumber Data Primer 2020
Tabel 5.23 menunjukkan bahwa dari 33 responden paling banyak responden yang
memiliki sikap kurang baik dalam merawat tali pusat pada responden dengan Pekerjaan
IRT yaitu sebanyak 9 ibu post partum (56,3 %).
BAB 6
PEMBAHASAN
52
53
serta kurang paham dengan manajemen memandikan bayi secara baik dan benar.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada kuisioner pengetahuan
memandikan bayi mayoritas ibu memiliki pengetahuan baik pada rentang usia 24-36
tahun sebanyak 9 responden (36,6%) dengan pendidikan S1 sebanyak 7 responden
(50%) dan pada pekerjaan ASN sebanyak 7 responden (50%).Walaupun dalam
pengetahuan memandikan bayi sebagian besar memiliki pengetahuan baik namun
demikian masih saja ada responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang
menurut peneliti itu dikarenakan kurangnya informasi tentang memandikan bayi,
disamping itu mungkin adanya faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Notoadmodjo 2003, faktor internal
terdiri dari pendidikan, pekerjaan, persepsi, motivasi dan pengalaman. Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi terdiri dari lingkungan, informasi, ekonomi dan
sosial budaya.
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 33 responden, yang memiliki sikap
tidak baik 19 responden (57,6% ) dan 14 responden (42,4%) yang memiliki sikap baik
dalam merawat tali pusat. Dengan pertanyaan yang masih kurang dipahami ibu tentang
sikap merawat tali pusat yaitu mengenai tali pusat yang tidak boleh ditutup rapat karena
akan membuatnya menjadi lembab dan menimbulkan resiko infeksi dengan presentase
sebanyak 15 dari 33 responden (45,5%) menjawab salah Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya yang didapatkan bahwa mayoritas memiliki sikap positif
sebanyak 81,25% serta indicator pertanyaan yang masih kurang di mengerti dan
dipahami ibu tentang sikap memandikan bayi yaitu tentang cara perawatan tali pusat
57
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi pihak pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat melihat dan
memaksimalkan pengetahuan dalam memandikan bayi selain itu juga dapat
dipertahankan atau bisa lebih ditingkatkan, dan untuk sikap perawatan bayi baru lahir
lebih khusus dalam hal memandikan bayi dan merawat tali pusat oleh ibu post partum
bisa lebih ditingkatkan dengan pemberian edukasi atau pendidikan kesehatan dalam
hal memandikan bayi dan merawat tali pusat agar ibu lebih memahami dan mengerti
tentang cara perawatan bayi secara baik dan benar apalagi tentang manajemen ibu
dalam memandikan bayi dan manajemen meraat tali pusat agar dapat
meminimalisirkan resiko buruk akan terjadi jselain itu juga pendidikan kesehatan yang
optimal dapat menambah wawasan ibu dalam hal merawat bayi lebih khusus
59
60
memandikan bayi dan merawat tali pusat secara komprehensif, optimal dan efektif.
Pihak puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya juga diharapkan
memberikan pelatihan kepada ibu post partum secara rutin sebelum ibu kembali ke
rumah.
Aziegbu et al. (2019).Umbilical Cord Care: The Knowledge, Attitude and Practice
among Mothers in Abakaliki, Ebonyi State, South. dalam
https://www.researchgate.net/profile/Uzoma_Asiegbu/publication/333907370
_Umbilical_Cord_Care_The_Knowledge_Attitude_and_Practice_among_Mot
hers_in_Abakaliki_Ebonyi_State_South/links/5d0bd94f299bf1547c71515c/U
mbilical-Cord-Care-The-Knowledge-Attitude-and-Practice-among-Mothers-
in-Abakaliki-Ebonyi-State-South.pdf?origin=publication_detail
Admin Haryanto (2009). Komplikasi dalam Perawatan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Salemba Medika
Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Budiman (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Salemba Medika
Friedman, M.N.F., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: riset, teori, & praktik Edisi 5. Jakarta:EGC
Gozen et al. (2019). First Bathing Time of Newborn Infants after birth: A Comparative
Analysis. Dalam https://onlinelibrary.wiley.com First Bathing Time of
Newborn Infants after birth: A Comparative Analysis
/doi/full/10.1111/jspn.12239
61
62
Gunay et al.(2018). The Effect of Tub Bathing on the Newborn Pain: A Randommized
Clinical Trial. dalam
https://www.internationaljournalofcaringsciences.org/docs/56_1-
gunay_original_10_2.pdf
Linda (2007) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Paska Melahirkan
Dalam Perawatan Tali Pusat Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kupang
Kabupaten Mojokerto. dalam https://e-
journa.unair.ac.id/JNERS/article/download/3864/2624 diakses pada 22 April
2020
Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. (2012) .Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid
2. Jakarta: EGC
Notoadmodjo (2007). Dasar-dasar Ilmu dan seni Metodologi Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Nursalam, Susilaninggrum, R., & Utami, S. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Pujiastuti (2014). Gambaran Perawatan Tali Pusat pada Ibu Primipara di Puskesmas
Banyuwangi. Dalam
http://ojshafshawaty.ac.id/index.php/jpengmas/article/download/6/6 diakses
pada 16 April 2020
Putra, S.R. (2012). Asuhan Neonatus: bayi dan balita untuk keperawatan dan
63
kebidanan. Jogjakarta:D-Medika.
Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat
Saleha, Sitti. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika
Kepada Yth:
Saudara/saudari
Calon responden
di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Universitas Sam
Ratulangi Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan.
Nim : 16011104018
Akan mengadakan penelitian dengan judul :
Peneliti
Lampiran 2
Nama : _________________
Umur : _________________
Responden
____________________
Lampiran 3
KUISIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN MEMANDIKAN BAYI OLEH IBU POST PARTUM DI
DESA WARISA KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA
UTARA
I. Petunjuk Pengisian
b. Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan cara
memberi tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.
No.Responden :
Umur : Tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
III. Pengetahuan
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar.
a. Enam jam
b. Delapan jam
a. Sanggahlah kepala bayi dengan tangan kiri dan jari ibu diselipkan diantara ketiak bayi
dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi.
c. Sanggahlah kepala bayi dengan dengan telapak tangan kiri ibu dan tangan dan tangan
kanan ibu memegang kaki bayi.
c. Tidak dimandikan
c. Tidak dimandikan
9. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan saat memandikan bayi yaitu :
b. Berbicaralah pada anak anda dengan kalimat yang sederhana dan lembut.
10. Berikut ini hal-hal yang tidak dianjurkan saat memandikan bayi yaitu:
a. Tangan kiri ibu tetap menyanggah tubuh bayi dan tangan kiri ibu membersihkan
spunggung bayi
b. Balikkan tubuh bayi dan kepala bayi agak dimiringkan atau ditinggikan kemudian
tangan kanan ibu membersihkan punggung bayi,
a. Mempersiapkan diri
b. Percaya diri
15. Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan bayi yang tali pusatnya belum
putus adalah :
18. Mengapa pada saat memandikan bayi, kita perlu memperhatikan suhu atau
17. Sebelum memandikan bayi terlebih dahulu yang kita persiapkan adalah
19. Mengapa pada saat memandikan bayi harus menggunakan air hangat?
b. Bayi akan merasa tenang, hangat, dan tubuhnya tidak terlalu kedinginan.
20. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar yang berhubungan dengan
memandikan bayi
KUISIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN MERAWAT TALI PUSAT OLEH IBU POST PARTUM DI
DESA WARISA KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA
UTARA
I. Petunjuk Pengisian
a. Isilah identitas saudara di bawah ini sesuai keadaan saudara.
b. Berilah tanda (V) pada jawaban yang ibu anggap benar (jawaban boleh
lebih dari satu )
II. Data Demografi
No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
III. Sikap
- isilah pernyataan berikut ini dengan kejujuran dan tidak perlu bertanya
kepada orang lain
- isilah pertanyaan berikut ini dengan menceklis jawaban yang sudah
tersedia
No JAWABAN
Pernyataan BENAR SALAH
1 Perawatan tali pusat dilakukan dengan
membungkus pangkal tali pusat dan
membubuhkan bedak ke pangkal tali
pusat.
KUISIONER PENELITIAN
SIKAP MEMANDIKAN BAYI OLEH IBU POST PARTUM DI DESA
WARISA KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
I. Petunjuk Pengisian
a. Isilah identitas saudara di bawah ini sesuai keadaan saudara.
b. Berilah tanda (V) pada jawaban yang ibu anggap benar (jawaban boleh
lebih dari satu )
III. Sikap
- isilah pernyataan berikut ini dengan kejujuran dan tidak perlu bertanya
kepada orang lain
- isilah pertanyaan berikut ini dengan menceklis jawaban yang sudah
tersedia
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
No Pernyataan SS S TS
1 Apakah bayi yang baru lahir harus segera
dimandikan
2 Sebaiknya tali pusat bayi yang belum puput cukup
menggunakan alkohol
3 Ketika ibu membersihkan mata bayi, sebaiknya
gunakan kapas yang berbeda
4 Sebaiknya saat memandikan bayi, kita
mendengarkan musik klasik.
KUISIONER PENELITIAN
SIKAP MERAWAT TALI PUSAT OLEH IBU POST PARTUM DI DESA
WARISA KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
V. Data Demografi
No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
VI. Sikap
- isilah pernyataan berikut ini dengan kejujuran dan tidak perlu bertanya
kepada orang lain
- isilah pertanyaan berikut ini dengan menceklis jawaban yang sudah
tersedia
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Perawatan tali pusat dilakukan dengan
cara perawatan kering
dan terbuka.
MASTER TABEL GAMBARANTI TINGKAT PENGETAHUANDAN SIKAP MEMANDIKAN BAYI OLEH IBU POST PARTUM DI DESA
WARISA KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
NO Nama Umur Pendidkan Pekerjaan PENGETAHUAN MERAWAT TALI PUSAT SKOR KATEGORI
Inisial
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Analisa Univariat
Statistics
N
Valid 33 33 33 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.9091 2.3939 2.1212 2.1515 1.9091 1.3030 2.1818
Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 1.0000 2.0000
Mode 2.00 2.00 2.00 3.00 1.00a 1.00 1.00
Std. Deviation .45851 .55562 1.11124 .79535 .80482 .46669 1.07397
Variance .210 .309 1.235 .633 .648 .218 1.153
Range 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 1.00 3.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 3.00 3.00 5.00 3.00 3.00 2.00 4.00
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
N Mean
N Mean
N Mean
24-36 Count 8 10 8 26
>36 Count 0 0 2 2
SMA Count 4 8 6 18
S1 Count 3 4 7 14
IRT Count 5 6 5 16
Mahasiswa Count 0 3 2 5
Pedagang Count 0 1 0 1
24-36 Count 11 9 6 26
>36 Count 1 0 1 2
SMA Count 9 7 2 18
S1 Count 4 4 6 14
IRT Count 8 7 1 16
Mahasiswa Count 1 3 1 5
Pedagang Count 1 0 0 1
24-36 Count 20 6 26
>36 Count 1 1 2
SMA Count 13 5 18
S1 Count 9 5 14
IRT Count 13 3 16
Mahasiswa Count 3 2 5
Pedagang Count 1 0 1
g
3 Rabu Konsultasi Melanjutkan Cari
15-17 Kuisioner referensi kuisioner
April penelitian dijurnal
2020 Kepada
Dosen
Pembimbing
Lampiran 13
12 Selasa, Mengirimkan
2 Juni Revisi kepada
2020 Dosen
Pembimbing
14 Rabu, Mengirimkan
10 Juni Hasil revisi
2020 kepda dosen
pembimbing
16 Kamis, Mengirimkan
18 Juni Hasil revisi
2020 skripsi kepada
dosen
pembimbing
Lampiran 13
A. Biodata
Nama : Militia Christy Aprilia Sundalangi
Tempat, Tanggal lahir : Warisa, 22 April 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku, Bangsa : Minahasa, Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Warisa Jaga V
Nama Ayah : Minggu Sundalangi
Nama Ibu : Henny Reiny Kumaunang
Saudara Kandung : - Evangelion Nehemia Sundalangi
- Theopilus Easterio Sundalangi
B. Riwayat Pendidikan
1. SD GMIM 28 Warisa : 2004-2010
2. SMP Negeri 8 Manado : 2010-2013
3. SMA Negeri 1 Manado : 2013-2016
4. Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unsrat Manado : 2016-2020