Anda di halaman 1dari 388

TINGKAT EFEKTIVITAS PELAYANAN

PEMBUATAN PASPOR ONLINE DI KANTOR


IMIGRASI KELAS I SERANG PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik

Oleh :

GALIH HIDAYAT R

NIM 6661120412

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, APRIL 2018
ABSTRAK

Galih Hidayat Ramadhan. NIM 6661120412. Skripsi. Tingkat Efektivitas


Pelayanan Pembuatan Paspor Online Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten, Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I,
Kandung Sapto N., M.Si., Pembimbing II, Riny Handayani, M.Si.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terbatasnya kuota pemohon paspor


online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang karena tidak sebanding dengan pemohon
paspor yang begitu banyak serta kurangnya sosialisasi dan informasi mengenai
pembuatan paspor secara online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas
pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dengan
menggunakan teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005) yang
terdiri dari 4 indikator, yaitu ; pencapaian target, kemampuan adaptasi
(fleksibilitas), kepuasan kerja dan tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif deskriptif. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara
menyebar kuesioner. Sample pada penelitian ini berjumlah 97 orang dengan taraf
kesalahan 10% menggunakan teknik Sampling Insidental. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa persentase Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten menghasilkan 73,96%
dari angka minimal yaitu 70% hal ini dapat dikatakan berjalan dengan efektif.
Saran dari peneliti adalah lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat, terutama dalam hal perbaikan sarana dan prasarana, meningkatkan
jumlah pegawai, lebih meningkatkan sosialisasi mengenai prosedur pembuatan
paspor secara online, menambah kuota pemohon paspor online yang ditiap
harinya dirasa kurang, dan meningkatkan kualitas jaringan, agar mempermudah
masyarakat dalam mengakses website.

Kata Kunci : Paspor Online, Efektivitas, Pelayanan Publik


ABSTRACT

Galih Hidayat Ramadhan. 6661120412. Undergraduate Thesis. Effectiveness


Level of Online Passport Application Service at Class I Immigration Office
Serang, Banten. Department of Public Administration, Faculty of Social and
Political Sciences, Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I, Kandung
Sapto N., M.Si., Advisor II, Riny Handayani, M.Si.

The problem of research is the limited online passport applicant quota at the
Class I Immigration Office Serang because it is not comparable to the many
passport applicants and the lack of socialization and information regarding the
making of passports online at the Class I Immigration Office Serang. The aim of
this research is to find out how much the effectiveness level of online passport
applicaton at the Immigration Office Class I Serang. By using the theory of
effectiveness according to Hessel Nogi Tangkilisan (2005) which consists of 4
indicators, namely; achievement of targets, adaptability (flexibility), job
satisfaction and responsibility. This research used descriptive quantitative
method. Data collected by distributing questionnaire. Sample in this research
amounted to 97 people with a level of error of 10% used the technique of
Incidental Sampling. The results of this research indicated that the percentage of
Level Effectiveness of Online Passport Application Service at Class I Immigration
Office Serang Banten Province produced 73.96% of the minimum number of 70%
this can be said to run effectively. Researchers suggestion to improve the quality
of service to the community, especially improvement of facilities and
infrastructure, increase the number of employees, improve the socialization of the
procedure of passports online application, increase the quota of applicants online
passport, and improve network quality, facilitate the public in accessing the
website.

Keywords : Passport Online, Effectiveness, Public Service


PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang ber-tandatangan di barna}r ini :

Narna Galih Hidayat Ramadhan

NIN4 6661120412

Tempat tanggal lahir Sukabumi. 7 Februari 1995

Progam Studi Administrasi Publik

Meny'atakan skrispi yang berjudul TNGKAT EFEKI'MTAS PELAYANAN


PEMBUATAN PASPOR OI'TZT\,,8 DI KANTOR IMIGR{SI KELAS I SERANG
PROVINSI BANTEN adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber -vang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di

kernudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar
kesarjanaann saya dapat dicabut.

Serang. Maret 2018

NIM.6661120412
LEMBAR PERSETUЛ AN

Nama :Galih Hidayat L轍 山 腱

NIM :6661120412

Judul Skripsi :TINGKAT EFEFF― AS PELAYANAN PEMBUATAN


PASPOR」 孵助nEDEKANrORIMICMIICLASI
SERANC PROVINSI…

Serang, 12 Maret 2018

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui.

Pembimbing Ⅱ

NIP:197601062006042007

Mengetahui,

NIP:197108242005011002
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nalna :Galih Hidayat Ramadhan
NIM :6661120412
Judul Sttpsi :TINGKAT EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN
PASPOR θⅣιttLDI KANTOR IMIGRASI KELAS I SERANG
PROVINSI BANTEN

Telah Ditti di Hadapan Dewtt Penttji Sidang Skripsi di Serang,tangga1 09


Apri1 2018 dan dinyatakan LULUS.

Ketua Peng町 1:
Drs.Hasuri Waseh,M.Si
NIP。 1962020320001002

Anggo● :

Rお wandao Ph.D
NIP.198101122008121001

Anggota:
KanduttE Santo N..M.Si
NIP.197809182005011002

Mengetahui,

Tirtayasa A《

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Atas berkat rahmat, karunia
dan ridho-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk melaksanakan penelitian pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik dengan judul “Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi
Banten”. Hasil skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang
selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Bapak Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, M.Si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Nurokhman, S.Sos., M.Si, sebagai Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto N., M.Si., sebagai sebagai Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., sebagai Ketua Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

i
8. Bapak Kandung Sapto N., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Ibu Riny Handayani, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
10. Ibu Yeni Widyastuti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
11. Bapak Oman Zamroni S.H, Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi
Kelas I Serang yang telah banyak memberikan bantuan kepada peneliti
dalam mencari data yang dibutuhkan.
12. Ayah dan Ibu yang tidak pernah lelah untuk membantu dengan semangat
serta doanya setiap hari sehingga membantu dalam proses penyusunan
skripsi.
13. Mbak Santi Nurmayanti yang selalu menemani, membantu dan
memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
14. Untuk Seluruh Keluarga Serikat Eksekutif Muda Untirta (SEMUT) yang
telah memberikan dukungan dan motivasi untuk peneliti.
15. Keluarga Geng paket hemat (Fani, Dian, Utut dan Dilon), team Coboy
Senior ( Paman Ridwan, Kak Akmal, Kak Step, Tante Angel dan Kak
Napi), Prajurit Samurai Wahyu (Wahyu, Senja, Dika, Epoy, Santi, Yandi,
Jarot, Suryacitah, Fawaz, Umam dan Pekah), Tanteku yg lain Lulu, Fufu,
Himma dan Kawan-kawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa angkatan
2012 yang saling membantu semoga sehat dan sukses selalu.

Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai


penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

ii
Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, memotivasi, dan mengilhami usaha pembuatan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Maret 2018

Penulis

Galih Hidayat Ramadhan


NIM. 6661120412

iii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 16
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 16
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 17
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 17
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 18

BAB II KAJIAN TEORI DAN HOPOTESIS PENELITIAN ....................... 24


2.1 Deskripsi Teori ........................................................................................ 24
2.1.1 Pengertian Efektivitas ..................................................................... 24
2.1.2 Indikator Efektivitas ........................................................................ 29

iv
2.2 Pengertian Pelayanan Publik ................................................................... 31
2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik ................................................ 36
2.2.2 Faktor Pendukung Pelayanan Publik .............................................. 38
2.2.3 Standar Pelayanan Publik ............................................................... 43
2.3 Konsep Paspor Online ............................................................................. 45
2.3.1 Alur Pembuatan Paspor Online....................................................... 46
2.3.2 Macam-macam Paspor di Indonesia ............................................... 48
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Paspor Online dengan Paspor Manual 51
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 52
2.5 Kerangka Berfikir .................................................................................... 54
2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 58


3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 58
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 59
3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 59
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 60
3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................. 60
3.4.2 Definisi Operasional ....................................................................... 60
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 62
3.6 Jenis Data ................................................................................................. 64
3.7 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 65
3.8 Populasi .................................................................................................... 66
3.9 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ................................................... 68
3.9.1 Uji Validitas ................................................................................... 69
3.9.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 71
3.9.3 Uji T-test ........................................................................................ 72

v
3.10 Jadwal Penelitian .................................................................................... 73
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 74
4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................................ 74
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................ 74
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................... . 75
4.1.3 Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................... 75
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang.............. 78
4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang........................................... 81
4.1.6 Komposisi Sumber Daya Manusia.................................................. 81
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik................................................................. 82
4.2.1 Uji Validitas.................................................................................... 82
4.2.2 Uji Reabilitas.................................................................................... 84
4.2.3 Pengujian Hipotesis......................................................................... 85
4.3 Deskripsi Data........................................................................................... 88
4.3.1 Identitas Responden......................................................................... 88
4.3.2 Analisis Data.................................................................................... 90
4.3.2.1 Pencapaian Target............................................................... 91
4.3.2.2 Kemampuan Adaptasi......................................................... 108
4.3.2.3 Kepuasan Kerja................................................................... 117
4.3.2.4 Tanggung Jawab................................................................. 145
4.4 Interpresati Hasil Penelitian...................................................................... 166
4.5 Pembahasan............................................................................................... 167

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 178


5.1 Kesimpulan................................................................................................ 178
5.2 Saran.......................................................................................................... 178
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xvii

vi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Statistik Pelayanan Keimigrasian (paspor) Tahun 2016 ............... 9

Tabel 1.2 Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Manual (walk in)


Tahun 2014 – 2016 ....................................................................... 10
Tabel 1.3 Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Online Tahun 2014-2016 11
Tabel 3.1 Skor dalam Penelitian .................................................................... 63
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ...................................................................... 63
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................... 73
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian ...................................... 82
Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Instrument....................................................... 84
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 89
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.................................... 89

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Efektivitas ................................................................. 26
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ...................................................... 56
Gambar 4.1 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang........................... 75

viii
DAFTAR DIAGRAM

Halaman
Diagram 4.1 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kantor Imigrasi Aktif
Dalam Mensosialisasikan Informasi Mengenai Pembuatan
Paspor Online. .............................................................................. 91
Diagram 4.2 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Tidak Perlu
Antri Lama Untuk Membuat Paspor............................................... 92
Diagram 4.3 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Mengetahui Alur
Pembuatan Paspor........................................................................ 93
Diagram 4.4 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pelayanan Pembuatan
Paspor Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Sesuai Dengan Alur
Yang Berlaku................................................................................. 95
Diagram 4.5 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Alur Pelayanan Pembuatan
Paspor Mudah Dipahami Oleh Masyrakat...................................... 96
Diagram 4.6 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kepahaman Pemohon
Mengenai Alur Pembuatan Paspor................................................. 97
Diagram 4.7 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Persyaratan Pembuatan
Paspor Mudah Dipahami Oleh Masyarakat..................................... 98
Diagram 4.8 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Persyaratan Pembuatan
Paspor Mudah Dipenuhi Oleh Masyarakat.................................... 99

Diagram 4.9 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tersedianya Informasi


Mengenai Pembuatan Paspor Online Di Website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang............................................................... 100

ix
Diagram 4.10 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tersedianya Informasi
Mengenai Pembuatan Paspor Online Dikantor Imigrasi.............. 102
Diagram 4.11 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Informasi Yang Diberikan
Oleh Pegawai Mudah Dipahami Oleh Masyarakat...................... 103
Diagram 4.12 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Informasi Yang Tertulis
Di Website Imigrasi Mudah Dipahami Oleh Masyarakat............. 104
Diagram 4.13 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Pengumuman
Tentang Batas Kuota Pemohon Paspor Di Ruang Pelayanan........ 105
Diagram 4.14 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mudah Dalam
Mengakses Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang.................... 106
Diagram 4.15 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Desain Website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Bagus Dan Mudah Dipahami
Oleh Masyrakat.............................................................................. 107
Diagram 4.16 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Mampu
Menggunakan Teknologi Yang Ada Dalam Memberikan
Pelayanan Kepada Masyarakat...................................................... 108
Diagram 4.17 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Pandai Dan Cepat
Dalam Mengoperasikan Alat Untuk Mengupload Data Pemohon.. 109
Diagram 4.18 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Menjawab
Dengan Baik Setiap Masalah Atau Komplain Dari Masyarakat..... 110
Diagram 4.19 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Menerima Setiap
Komplain Yang Ada Dari Pemohon Paspor................................... 111
Diagram 4.20 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu
Menjelaskan Kepada Masyarakat Apabila Ada Yang
Kurang Dimengerti Oleh Masyarakat.......................................... 112
Diagram 4.21 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Kotak Layanan
Pengaduan Mengenai Pelayanan Pegawai Kantor Imigrasi.......... 114

x
Diagram 4.22 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Mengedepankan
Kepentingan Masyarakat Yang Hendak Melakukan Kegiatan
Pelayanan Paspor Dibandingkan Kepentingan Pribadinya............ 115
Diagram 4.23 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak
Mengerjakan Hal Yang Lain Pada Saat Melayani
Pemohon Paspor............................................................................ 116
Diagram 4.24 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Bekerja Sesuai
Jam Operasional Pelayanan Yang Berlaku................................... 117
Diagram 4.25 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Berada
Diloket Pelayanan Ketika Jam Kerja............................................. 118
Diagram 4.26 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Yang
Memberikan Pelayanan Dapat Diandalkan................................... 120
Diagram 4.27 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Siap Siaga
Dalam Memberikan Pelayanan.................................................... 121
Diagram 4.28 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak Menunda-
Nunda Saat Melakukan Pelayanan................................................ 122
Diagram 4.29 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Teliti Dalam
Memeriksa Berkas Pemohon Paspor............................................ 123
Diagram 4.30 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak Pilih
Kasih Dalam Memberikan Pelayanan.......................................... 124

Diagram 4.31 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Perlakuan Pegawai


Dalam Memberikan Pelayanan Tidak Diskriminatif................... 126
Diagram 4.32 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Bekerja Secara
Cekatan Dalam Memberikan Pelayanan...................................... 137
Diagram 4.33 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Merasa Puas

xi
Terhadap Cara Bekerja Pegawai Dalam Memberikan
Pelayanan..................................................................................... 128
Diagram 4.34 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Tersenyum,
Memberikan Salam Dan Menyapa Kepada Masyarakat............... 129
Diagram 4.35 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Bersikap
Sopan Dan Santun Dalam Memberikan Pelayanan
Kepada Masyarakat.................................................................... 131
Diagram 4.36 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Ramah Ketika
Memberikan Pelayanan.............................................................. 132
Diagram 4.37 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak
Menggunakan Kata-Kata Kasar Ketika Melayani Masyarakat..... 133
Diagram 4.38 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Lokasi Kantor Imigrasi
Kelas I Serang Mudah Dijangkau Oleh Masyarakat..................... 134
Diagram 4.39 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Akses Jalan Menuju Kantor
Imigrasi Mudah Dijangkau Oleh Masyarakat............................... 135
Diagram 4.40 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Fasilitas Ruang Tunggu
Yang Memadai Bagi Masyarakat................................................. 136
Diagram 4.41 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
Dengan Ruang Tunggu Yang Telah Disediakan.......................... 137
Diagram 4.42 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tempat Pengisian Formulir
Yang Memadai Bagi Masyarakat................................................. 138

Diagram 4.43 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman


Dengan Tempat Pengisian Formulir Yang Telah Disediakan...... 140
Diagram 4.44 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Ketersediaan Fasilitas
Tempat Parkir Bagi Masyarakat................................................... 141
Diagram 4.45 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman

xii
Dengan Tempat Parkir Yang Telah Disediakan.......................... 142
Diagram 4.46 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Ketersediaan Fasilitas
Toilet Yang Memadai Bagi Masyarakat...................................... 143
Diagram 4.47 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
Dengan Toilet Yang Telah Disediakan....................................... 144
Diagram 4.48 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mendapatkan
Kompensasi (Uang Kembali) Apabila Salah Dalam
Mengupload Data Di Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang.. 146
Diagram 4.49 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Toleransi Apabila Salah
Dalam Mengisi Data Di Website Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.......................................................................................... 147
Diagram 4.50 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Data Yang Diupload
Dengan Data Yang Dilampirkan Sesuai Dengan Persyaratan
Pembuatan Paspor....................................................................... 148
Diagram 4.51 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Mendapatkan Penjelasan
Apabila Data Yang Diupload Dengan Data Yang Dilampirkan
Tidak Sesuai Dengan Persyaratan Pembuatan Paspor................. 149
Diagram 4.52 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Waktu Proses Pengurusan
Paspor Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku.......................... 150
Diagram 4.53 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Waktu Proses Pengurusan
Paspor Dianggap Wajar Oleh Pemohon Paspor........................... 151
Diagram 4.54 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Penyelesaian Atau
Penerbitan Paspor Tepat Waktu................................................... 152
Diagram 4.55 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Mengetahui
Jangka Waktu Penerbitan Paspor................................................ 153
Diagram 4.56 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Biaya Yang Ditetapkan
Oleh Kantor Imigrasi Sudah Wajar............................................ 154

xiii
Diagram 4.57 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mengetahui
Rincian Biaya Pembuatan Paspor............................................... 155
Diagram 4.58 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Biaya Yang Dikeluarkan
Masyarakat Sebanding Dengan Kualitas Paspor......................... 156
Diagram 4.59 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Paspor Merasa
Puas Dengan Biaya Yang Dikeluarkan Karena Sebanding
Dengan Kualitas Paspor............................................................. 157
Diagram 4.60 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kesesuaian Biaya Yang
Dibayar Dengan Biaya Yang Telah Ditetapkan.......................... 158
Diagram 4.61 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Penjelasan
Apabila Biaya Yang Dibayar Dengan Biaya Yang Telah
Ditetapkan Tidak Sesuai............................................................. 159
Diagram 4.62 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Terdapat Biaya
Tambahan Diluar Dari Ketentuan Yang Telah Ditetapkan........ 160
Diagram 4.63 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Pihak Yang
Meminta Biaya Tambahan Diluar Dari Ketentuan Yang
Telah Ditetapkan........................................................................ 161
Diagram 4.64 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Paspor Yang Diterbitkan
Sesuai Dengan Identitas Pemohon Paspor................................. 162

Diagram 4.65 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Paspor Merasa


Puas Terhadap Paspor Yang Diterbitkan Karena Sesuai
Dengan Identitas Pemohon Paspor............................................. 163
Diagram 4.66 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Keberadaan Petugas
Keamanan Sebagai Salah Satu Bentuk Kantor Imigrasi
Serang Dalam Menjaga Keamanan Diwilayah Kantor.............. 164

xiv
Diagram 4.67 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Keberadaan Petugas
Keamanan Membantu Pemohon Ketika Datang Ke Kantor
Imigrasi Kelas I Serang.............................................................. 165

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian


Lampiran 2 Struktur Organisasi
Lampiran 3 Alur Paspor Online
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Penghitungan Spss
Lampiran 6 Tabel Jawaban Responden
Lampiran 7 Dokumentasi Lapangan
Lampiran 8 Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Lampiran 9 Daftar Bimbingan Skripsi

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pelayanan publik yang di selenggarakan

instansi

pemerintahan kini semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan

masyarakat. Di negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan

publik merupakan masalah yang sering muncul, karena pada negara

berkembang umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi

kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga persoalan yang

sering dikritisi masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi

terhadap “kualitas” yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Karena

itu pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,

terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar

masyarakat. Dengan kata lain, seluruh kepentingan yang menyangkut hajat

hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan. Seiring

dengan perkembangan, fungsi pemerintahan pun ikut berkembang, dulu

fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan

tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan Undang-Undang tetapi

berfungsi juga untuk merealisasikan tujuan negara dan menyelenggarakan

kepentingan umum. Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa


2

menjadi pelayanan masyarakat, pada dasarnya pemerintah berkeinginan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Sampai saat ini pelayanan publik masih ditemukan adanya prosedur

yang begitu sulit ketika kita harus melakukan perizinan tertentu, biaya

yang tidak transparan serta terjadinya praktek pungutan liar, hal itu

menjadikan rendahnya kualitas pelayanan publik oleh aparatur pemerintah

di mata masyarakat Indonesia. Dengan adanya pungutan liar dan oknum

aparat yang melakukan penyalahgunaan wewenang dan panjangnya

birokrasi pelayanan di Indonesia, maka dapat berdampak pada turunnya

kepercayaan publik masyarakat dan citra pemerintahan di mata

masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang di selenggarakan

instansi

pemerintahan kini semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan

masyarakat. Di negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan

publik merupakan masalah yang sering muncul, karena pada negara

berkembang umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi

kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga persoalan yang

sering dikritisi masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi

terhadap “kualitas” yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Karena

itu pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Hal tersebut tentunya sangat memerlukan perhatian yang besar dari

pemerintah. Seharusnya birokrasi dalam penyelenggara pelayanan publik

itu mempermudah bagi setiap masyarakat. Pemerintah yang memiliki


3

fungsi

sebagai penyelenggara pelayanan publik dan seiring dengan tuntutan

perkembangan sudah menjadi keharusan pemerintah melakukan perbaikan

dalam pelayanan publik tersebut.

Masyarakat setiap waktu menuntut pelayanan publik yang

berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai

dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi

selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal dan melelahkan.

Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada

dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan

dan mendudukkan ”pelayan” dan yang ”dilayani” ke pengertian yang

sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat

umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara,

meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan

masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya haruslah

memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat, dalam (Sinambela,

2011:4)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh


4

penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan pelayanan

barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk melayani

masyarakat, pelayanan publik yang ada di Indonesia meliputi ; pendidikan,

pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan

informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,

perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.

Salah satu pelayanan publik di Indonesia dalam bidang jasa yaitu

pembuatan paspor. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

tentang Keimigrasian, paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara Indonesia untuk

melakukan perjalanan antar negara yang berlaku selama jangka waktu

tertentu.

Undang-Undang yang membahas mengenai pembuatan paspor di

Indonesia di atur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian yang menyatakan, “Keimigrasian adalah hal ihwal lalu

lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta

pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.”

Sehingga menurut UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian,

Keimigrasian dilaksanakan dengan fungsi, “Pertama, untuk melaksanakan

fungsi Keimigrasian, Pemerintah menetapkan kebijakan Keimigrasian;

Kedua, kebijakan Keimigrasian dilaksanakan oleh Menteri; Ketiga, fungsi

Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan Wilayah Indonesia

dilaksanakan oleh pejabat Imigrasi yang meliputi tempat pemeriksaan


5

imigrasi dan pos lintas batas.” (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian).

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian menyatakan bahwa Bab IV mengenai Dokumen

Perjalanan Republik Indonesia pada pasal 24 ayat (1) ; “Dokumen

Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas: Paspor dan Surat Perjalanan

Laksana Paspor.” Ayat (2) ; “Paspor terdiri atas: a. Diplomatik, b.

Paspor Dinas, dan c. Paspor Biasa.” Pada pasal 26 Ayat (1) ; “Paspor

biasa diterbitkan untuk warga negara Indonesia.” Ayat (2) ; “Paspor

biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Menteri atau

Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.” Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, Bagian

Kedua mengenai Persyaratan dan Tata cara pemberian dokumen

perjalanan Republik Indonesia pada Paragraf 3 Pasal 48 Ayat (1) ; “Paspor

biasa terdiri atas: a. Paspor biasa elektronik dan b. Paspor biasa non

elektronik.” Ayat (2) ; “Paspor sebagaimana dimaksud pada ayat(1)

diterbitkan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen

Keimigrasian.” Sehingga paspor adalah Dokumen Perjalanan Republik

Indonesia terdiri atas ; Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor.

Paspor ini diterbitkan untuk warga negara Indonesia dan paspor biasa

terdiri atas paspor biasa elektronik dan paspor biasa non elektronik.
6

Untuk mendukung pelaksanaan pembuatan paspor online di

Indonesia, pemerintah mengeluarkan beberapa Undang – Undang atau

peraturan mengenai paspor. Beberapa payung hukum yang berkaitan

dengan Surat Perjalanan Republik Indonesia khususnya paspor

diantaranya; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Keimigrasian dan

Angka Kreditnya.

Dalam hukum keimigrasian setiap orang yang melakukan perjalanan

antar negara diharuskan memiliki dokumen perjalanan yang diterbitkan

oleh negara. Dokumen perjalanan yang ada di Indonesia diantaranya;

Paspor Diplomatik, Paspor Dinas, Paspor Biasa, Surat Perjalanan Laksana

Paspor untuk Warga Negara Indonesia, Surat Perjalanan Laksana Paspor

untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas,

Visa Diplomatik, Visa Dinas, Visa Kunjungan, dan Visa Tinggal Terbatas.

Dokumen perjalanan yang biasanya digunakan oleh masyarakat umum

atau Warga Negara Indonesia ialah Paspor Biasa, Visa Kunjungan, dan

Visa Tinggal Terbatas.

Paspor Biasa adalah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan

aparatur atau pejabat dari suatu negara yang memuat identitas


7

pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Di

Indonesia terdapat dua jenis paspor yang berlaku, yakni ; paspor biasa

elektronik dan paspor biasa nonelektronik. Visa kunjungan diberikan

kepada Orang Asing yang akan melakukan perjalanan ke Wilayah

Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial

budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk

meneruskan perjalanan ke negara lain. Visa Tinggal Terbatas diberikan

kepada Orang Asing sebagai rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti,

pelajar, investor, lanjut usia, dan keluarganya, serta Orang Asing yang

kawin secara sah dengan warga negara Indonesia, yang akan melakukan

perjalanan ke Wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal dalam jangka

waktu yang terbatas atau dalam rangka bergabung untuk bekerja di atas

kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan

nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia.( imigrasi.go.id : 2013)

Menurut Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi Kelas I

Serang, perbedaan Paspor Biasa Elektronik dengan Paspor Biasa

Nonelektronik adalah chip yang terdapat di Paspor Biasa Elektronik. Data

di paspor biasa elektronik itu lebih lengkap dan akurat dari paspor biasa

non elektronik. Kalau di paspor biasa non elektronik datanya hanya

berisikan data pemilik paspor itu berbeda dengan paspor biasa elektronik

yang datanya lengkap dan akurat meliputi data biometrik. Data biometrik

merupakan data-data seperti sidik jari dan bentuk wajah pemilik paspor
8

yang bisa dikenali dengan cara pemindaian. Data biometrik di dalam

paspor biasa elektronik sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh

International Civil Aviation Organization (ICAO) dan telah digunakan di

beberapa negara seperti; Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Inggris,

Jepang, Selandia Baru dan Swedia.

Dengan adanya data biometrik dan chip di paspor biasa elektronik

maka akan sulit untuk dipalsukannya data pemilik paspor sehingga lebih

aman berbeda dengan paspor biasa non elektronik yang rentan untuk

dipalsukan. Untuk pemilik paspor biasa elektronik memiliki kelebihan

dibandingkan dengan paspor biasa non elektronik yakni cara membaca

paspor biasa elektronik cukup dengan dipindai saja beda dengan paspor

biasa non elektronik yang harus dibuka perhalaman. Selain itu,

dipermudahkannya mendapatkan persetujuan visa kunjungan bagi

pemegang paspor biasa elektronik karena data pemilik paspor itu sangat

akurat dan valid serta sangat mudah diverifikasi langsung oleh kedutaan

negara yang akan didatangi.

Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terbentuk

pada tahun 2000. Awalnya Provinsi Banten ialah bagian dari Provinsi

Jawa Barat. Provinsi Banten memiliki 4 Kota, 4 Kabupaten, 155

Kecamatan dan 1551 Desa/Kelurahan. Provinsi Banten mempunyai Tiga

kantor imigrasi yang masing-masing terletak di Kota Tangerang, Kota

Serang dan Kota Cilegon. Kantor Imigrasi Kelas I Serang adalah UPT

Keimigrasian yang terletak di Ibu Kota Provinsi Banten yang memiliki


9

peranan penting. Tugas pokok dan fungsi kantor imigrasi kelas I Serang

adalah untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten di bidang keimigrasian di

wilayah kabupaten dan kota Serang. Dalam hal pelayanan kepada

masyarakat atau publik dalam hal pengurusan seperti ; dokumen

perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen, penyidikan,

penindakan, lintas batas, dan kerjasama luar negeri serta sistem informasi

keimigrasian. Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, transportasi

dan perekonomian, permintaan Surat Perjalanan Republik Indonesia

(SPRI) atau paspor semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 1.1
Statistik Pelayanan Keimigrasian (paspor) Tahun 2016
Bulan
Jenis Paspor
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
48
Manual 1.309 1.654 2.068 1.227 1.055 1.364 846 1.756 885 1.371 1.188 1.429
Halaman
(Walk
24
In) 46 43 49 62 12 16 8 9 10 59 91 51
Halaman
48
268 251 218 318 220 204 185 302 227 162 235 286
Halaman
Online
24
23 25 19 17 2 5 0 3 0 11 8 20
Halaman
Sumber : (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Serang, 2017)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas permohonan permintaan pembuatan

paspor cenderung stabil yaitu di bulan januari menerbitkan paspor

sebanyak 1646 paspor, lalu di bulan februari naik menjadi 1973 paspor,

kemudian di bulan Maret naik menjadi 2.354 paspor, pada bulan april
10

turun menjadi 1.624 paspor, dibulan Mei sedikit menurun dari bulan

sebelumnya menjadi 1.289 paspor, dibulan selanjutnya yakni bulan Juni

naik menjadi 1.589 paspor, dibulan Juli menurun menjadi 1.039 paspor,

dibulan Agustus naik angka penerbitan paspor menjadi 2.070 paspor,

namun seikit menururn di bulan September menjadi 1.122 paspor, bulan

selanjutnya naik menjadi 1.597 paspor pada bulan Oktober, sempat turun

sedikit pada bulan November sebanyak 1.542 paspor dan diakhir tahun

naik menjadi 1.786 paspor yang terbit pada bulan Desember tahun 2016.

Dengan demikian permintaan permohonan paspor dari masyarakat di

setiap bulannya yang mencapai ribuan pemohon untuk membuat paspor.

Selain Statistik pelayanan paspor di tahun 2016, berikut statistik pelayanan

paspor Manual (walk in) dan paspor online dari tahun 2014 sampai dengan

tahun 2016.

Tabel 1.2
Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Manual (walk in)
Tahun 2014 - 2016
11

Statistik Pelayanan Keimigrasian paspor Manual


(walk in) Tahun 2014- 2016
14,000

12,000
16.608
10,000 10,641
8,000 8,656
6,000

4,000

2,000

0
2014 2015 2016

Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2017)

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa tingginya

pemohon pelayanan pembuatan paspor manual (walk in) dari tahun 2014

sampai dengan 2016. Penilaian itu bisa dilihat dari naiknya jumlah

permohon pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau

paspor tiap tahunnya dari tahun 2014 dengan jumlah 8.656 paspor,

kemudian pada tahun 2015 naik dengan jumlah 10.641 paspor, dan

semakin naik pemohon paspor di tahun 2016 menjadi 16.608 paspor.

Jumlah tersebut menandakan bahwa masyarakat yang antusias akan

pelayanan pembuatan paspor secara manual (walk in). Hal itu dibuktikan

dengan jumlah pemohon pembuatan paspor manual (walk in) yang setiap

tahunnya semakin naik. Selain Statistik pelayanan paspor Manual Tahun

2014 sampai dengan tahun 2016, adapun statistik pelayanan paspor Online

Tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 :


12

Tabel 1.3
Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Online
Tahun 2014 - 2016

Statistik pelayanan keimigrasian


paspor (Online) Tahun 2014- 2016
8,000
7,000
6,901
6,000
5,000
4,000
3,000 3,835

2,000
3.009
1,000
0
2014 2015 2016

Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2017)

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa belum berhasilnya

pelayanan pembuatan paspor online dari tahun 2014 sampai dengan tahun

2016. Penilaian itu bisa dilihat dari turunnya jumlah pemohon pembuatan

Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau paspor tiap tahunnya dari

tahun 2014 dengan jumlah 6.901 paspor, kemudian pada tahun 2015 turun

dengan jumlah 3.835 paspor, dan semakin menurun pemohon paspor di

tahun 2016 menjadi 3.009 paspor. Jumlah tersebut menandakan bahwa

masyarakat yang kurang tertarik akan pelayanan pembuatan paspor secara

online. Hal itu dibuktikan dengan jumlah pemohon pembuatan paspor

online yang setiap tahunnya semakin turun dan di harapkan pelayanan

yang diberikan semakin baik.


13

Kesimpulan yang peneliti dapatkan berdasarkan dua tabel di atas

mengenai statistik pelayanan keimigrasian paspor manual (walk in) dan

paspor online. Bahwa dari tahun 2014 sampai dengan 2016 paspor walk in

mengalami kenaikan peminat setiap tahunnya dibandingkan paspor online

yang sejak diterbitkan pada tahun 2014 sampai dengan 2016 mengalami

penurunan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak

dibandingkan pemohon online ditambah lagi informasi di Website Kantor

Imigrasi Kelas I Serang yang kurang update sehingga pemohon paspor

hanya mengetahui infornasi mengenai pembuatan paspor secara walk in.

Berdasarkan hasil observasi awal dimana peneliti melihat langsung

kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang khususnya di

bidang pelayanan pembuatan paspor online dan wawancara secara tidak

terstruktur kepada pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dan para

pemohon paspor, maka peneliti menemukan beberapa masalah penting

yang terdapat pada Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam melayani

Pembuatan paspor online, yaitu : Pertama, Permohonan pembuatan paspor

begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan

data untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. Menurut Pak

Oman Zamroni S.H Selaku Kepala Urusan Kepegawaian menjelaskan

bahwa setiap hari Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu banyak

permintaan terkait paspor, visa, maupun surat perjalanan lainnya namun

permohonan pembuatan paspor untuk perhari di batasi hanya 70-85 perhari

sehingga hanya 70-85 orang saja yang bisa diproses pada hari itu
14

selebihnya harus mengantri di hari berikutnya. Dikarenakan daya upload

jaringan data untuk pemohonan pembuatan paspor masih tergantung dari

Pusat Data Keimigrasian (PUSDAKIM).

Kedua, Sistem sering error dan down ketika sedang memproses

upload ataupun input data para pemohon paspor. Menurut Kepala Urusan

Kepegawaian Pak Oman Zamroni S.H mengatakan Sistem sering error

dan down ketika memproses berkas para pemohon paspor secara online.

Sistem sering error dan down karena trafik terlalu tinggi mengingat

website banyak yang mengakses secara bersamaan pada jam-jam sibuk,

dan menjadi slow respond karena semakin banyak pengunjung maka

semakin berat kerja sebuah server bahkan tidak bisa diakses (bisa dilihat

pada daftar lampiran). Mengakibatkan para pemohon paspor yang

membuat paspor secara online harus menunggu dalam jangka waktu yang

tidak ditentukan dan bahkan harus kembali lagi besok ke Kantor Imigrasi.

Hal ini membuat para pemohon paspor tertunda dalam pengurusan paspor

dikarenakan menunggu konfirmasi dari Pusat data Keimigrasian

(PUSDAKIM).

Ketiga, Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai jika

dibandingkan dengan Kantor Imigrasi lain untuk menunjang pelayanan

penerbitkan paspor. Jika dibandingkan dengan Kantor Imigrasi Kelas II

Cilegon dan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang, lahan parkir yang ada di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat dikatakan terbatas atau kurang

memadai. Karena lahan parkir yang tersedia hanya menampung


15

kendaraaan untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang saja.

Sehingga apabila masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan

lain di Kantor Imigrasi Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di

bahu jalan depan kantor imigrasi, atau bahkan harus menumpang parkir di

sekolah maupun di Kantor Dinas Kecamatan Serang yang ada di samping

kantor imigrasi, dan membuat kemacetan sehingga memperhambat

masyarakat yang ingin mengurus dokumen keimigrasiannya terganggu.

Selanjutnya fasilitas seperti ruang tunggu yang ada di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang terlihat sangat sempit jika dibandingkan Kantor Imigrasi

Kelas I Tangerang, yang menyebabkan menumpuknya orang sampai

keluar ruang tunggu. Bahkan sebagian pemohon paspor tidak mendapatkan

tempat duduk di jam-jam tertentu pada pukul 09:00 sampai 11:30 sehingga

harus berdiri dan sebagian lainnya duduk di halaman luar.

Keempat, Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Kantor Imigrasi

Serang dibanding Kantor Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat

banyak pemohon yang tidak mengetahui tata cara pembuatan paspor

online. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak

dibandingkan pemohon online. Selain itu informasi yang ada di Website

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang tidak diperbaharui. Selanjutnya

sosialisasi mengenai pembuatan paspor online tersebut sudah tidak ada di

sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang sehingga para pemohon yang ingin

membuat paspor hanya mengetahui pelayanan pembuatan paspor secara

walk in oleh masyarakat umum yang baru pertama kali mengurus paspor,
16

dan para pemohon pun mengetahui pembuatan paspor online dari mulut ke

mulut dan membuat sosialiasi dirasa kurang jelas, kurang informatif

sehingga menimbulkan kebingungan. Jika dibandingkan dengan Kantor

Imigrasi Kelas I Tangerang, informasi mengenai pembuatan paspor online

tersedia di ruang tunggu dan bahkan dijelaskan di website Kantor Imigrasi

Kelas I Tangerang untuk pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia

(SPRI) atau paspor bisa datang langsung (walk in) ke Kantor Imigrasi atau

bisa online melalui website www.tangerang.imigrasi.go.id atau

www.imigrasi.go.id.

Dari berbagai permasalahan yang telah dijabarkan oleh peneliti

di atas dapat diketahui bahwa Kantor Imigrasi Kelas I Serang masih

mengalami permasalahan dalam melayani pembuatan paspor online. Hal

inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat

mengidentifikasikan suatu permasalahan dalam penelitian ini sebagai

berikut :
17

1. Permohonan pembuatan paspor begitu banyak namun adanya

keterbatasan karena daya upload jaringan data untuk

pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari.

2. Sistem sering error dan down ketika memproses data

pemohon paspor

3. Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai jika

dibandingkan dengan Kantor Imigrasi lain untuk menunjang

pelayanan penerbitkan paspor.

4. Kurangnya sosialisasi dan informasi yang dilakukan Kantor

Imigrasi Serang dibanding Kantor Imigrasi lain mengenai

paspor online, membuat banyak pemohon yang tidak

mengetahui tata cara pembuatan paspor online.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membatasi ruang lingkup

permasalahan agar peneliti ini tidak menyimpang dari tujuannya. Maka

penelitian ini terfokus pada objek penelitian, yaitu melihat sejauh mana

Tingkat Efektifitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten.

1.4 Rumusan Masalah


18

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat mengambil

rumusan masalah sebagai berikut: Seberapa Besar Tingkat Efektifitas

Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten ?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap peneliti yang terencana tentunya sudah mempunyai tujuan

tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini.

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas

pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Provinsi Banten.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Bagi peneliti, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian

diharapkan dapat memantapkan penguasaan keilmuan yang

dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


19

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh cakrawala

dan wawasan pengetahuan yang lebih mendalam tentang

tingkat efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten sehingga

dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori

ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara.

b. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

instansi terkait dalam hal pelayanan masyarakat dan

membantu dalam menerapkan dan memperkenalkan sebuah

sistem online kepada seluruh masyarakat. Dengan dikenalnya

sistem online ini oleh masyarakat, pihak kantor Imigrasi

Kelas I Serang sangat terbantu dalam pelayanannya kepada

masyarakat.

2. Dapat mempermudah masyarakat dalam proses pengurusan

dan pembuatan paspor Republik Indonesia.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab merupakan

bagian-bagian yang paling berkesinambungan secara sistematis.

Sistematika ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang

penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


20

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pemabatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif, dari luang lingkup yang paling umum hingga menukik ke

masalah yang spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2 Indentifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi

masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih memepersempit masalah yang akan

diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian,

hingga periode penelitian secara jelas termuat.

1.4 Perumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara

tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar

belakang masalah dan pembatasan masalah.

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan.


21

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

diadakannya penelitian ini.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan

permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusun secara

teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah

dilakukan oleh penelitian lain sebelumnya yang berasal dari berbagai

sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Junal Penelitian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca terkait anggapan peneliti dalam pernyataan hipotesisnya.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang ada, yang diteliti, dan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan

berdasarkan kajian dan teori dan kerangka berfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian


22

Pendekatan dan metode penelitian menjelaskan tentang tipe atau

pendekatan apa yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan

tempat penelitian, serta alasan memilihnya.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian menerangkan tentang variabel yang digunakan

dalam penelitian ini.

3.5 Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan

jenis alat pengumpulan data yang digunakan.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dan sampel merupakan bagian dari populasi yang

menjadi objek penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisis beserta rasionalisasinya yang sesuai

dengan sifat data yang diteliti.


23

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan waktu penelitian yang dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan mengenai objek penelitian meliputi lokasi penelitian,

struktur organisasi dan sample atau populasi yang telah ditentukan.

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan

menggunakan uji statistik tertentu.

4.3 Deskripsi data

Merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data.

4.4 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis statistik yang sudah ditentukan.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

4.6 Pembahasan

Pada Sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci

terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
24

Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara

singkat, jelas dan mudah di pahami.

5.2 Saran

Menjelaskan mengenai tindak lanjut dari sumbangan peneliti terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan Skripsi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN


25

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis

tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang

diteliti. Beberapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau

dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara

teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap

variable-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang

lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup,

kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti

menjadi lebih jelas dan terarah.

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai

kaitan yang erat dengan efisiensi.

Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap suatu

hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal

yang berlaku. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya

Manusia dan Produktifitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu :


26

“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran


seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih
berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan
masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi
dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan
efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009:
59)

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu

sudah berjalan dengan efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan pemerintahan dapat tercapai

apabila setiap badan dan instansi pemerintahan perlu melakukan

aktivitasnya secara lebih efektif dan efisien agar tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai.

Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja

Sektor Publik mendefinisikan : “Efektivitas merupakan hubungan antara

output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output

terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program

atau kegiatan” (Mahmudi,2005:92).

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan

yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi

tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada mengenai hubungan arti efektivitas di bawah

ini :

Gambar 2.1
Hubungan efektivitas
27

Efektivitas = OUTCOME

OUTPUT

Sumber : Mahmudi, 2005:92.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu

pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

mengatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa

pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau

tujuan dikehendaki. Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F.

Ducker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Umum

di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Effectivennes on the other hard, is the ability to choose


appropriate objective. An effective manager is one who selects the
right things to get done.”
(Efektivitas pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih
sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang
memiih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir,2010:166).

Memperhatikan pendapat ahli di atas, bahwa konsep efektivitas

merupakan suatu konsep yang bersifat multidiensional, artinya dalam

mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang

dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan.

Kata efektif sering disamakan dengan kata efisien walaupun artinya tidak

sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.


28

Pengertian efektivitas menurut Supriono dalam bukunya yang berjudul

Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa :

“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat


tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar
kontribusi daripada kepada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula
unit tersebut.” (Supriono, 2000:29)

Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu

tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek

atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya

dalam pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Efektivitas juga dapat diartikan sebagai tindakan dan

kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

pemerintah, serta sangat penting peranannya di dalam setiap badan

pemerintahan dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan

yang dicapai oleh suatu badan atau instansi pemerintahan itu sendiri.

Selanjutnya menurut Kurniawan dalam bukunya Transformasi

Pelayanan Publik mendefinisikan : “Efektivitas adalah kemampuan

melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)

daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan

atau tegangan diantara pelaksanaannya.” (Kurniawan, 2005:19)

Mengacu pada penjelasan di atas, maka untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumber

daya dengan menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan
29

dicapai menjadi jelas. Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif

apabila adanya keharmonisan.

Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat menentukan bagi

pencapainya hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih

dahulu. Untuk itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada

kemampuan aparatur dan organisasi dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya. Tingkat pencapaian tujuan aparatur dalam suatu

organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu sesuai dengan tujuan

organisasi dan memberikan hasil yang bermanfaat.

Pengertian efektivitas informasi menurut Mc. Leod yang dikutip

oleh Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen

mengatakan bahwa :

“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan


pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk di
dalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang
tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsistensi
dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat
ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan” (Mc
Leod dalam Susanto, 2007:41).

Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu

tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek

atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya

dalam pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah

tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Efektivitas juga


30

dapat diartikan sebagai tindakan dan kegiatan dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, serta sangat penting

peranannya di dalam setiap badan pemerintahan dan berguna untuk

melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu badan atau

instansi pemerintahan itu sendiri.

2.1.2 Indikator Efektivitas

Efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada

masyarakat dapat diwujudkan apabila ada beberapa indikator sebagai

ukuran efektivitas. Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti

tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

merupakan sebuah pengukuran dimama suatu target telah tercapai sesuai

dengan apa yang telah direncanakan.

Oleh karena itu, dalam mengukur efektivitas suatu organisasi, akan

dilihat sejauh mana atau seberapa besar kemampuan organisasi dalam

melakukan inovasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan

lingkungan, kemampuan organisasi dalam mengambil pelajaran, baik

dari kegagalan maupun keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu untuk

mengatur perubahan-perubahan yang terjadi.

Adapun kriteria atau indikator pada efektivitas menurut Hessel

Nogi Tangkilisan (2005: 140-141)

1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan
31

organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang


telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar
organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan
bagi anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.

Sedangkan Gibson dalam Tangkilisan ( 2005:141) mengatakan

bahwa efektivitas organisasi dapat pula diukur yaitu diantaranya sebagai

berikut :

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai


2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat
6. Tersediannya sarana dan prasarana
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas individu

para anggotanya di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan

dan peran mereka masing-masing dalam organisasi tersebut. Pendapat

Gibson dalam Makmur (2008 : 125) mengenai indikator efektivitas

adalah :
32

1. Produktifitas
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan.
2. Efisiensi
Pemakaian sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk
menghasilkan sebanyak mungkin ouput. Efisiensi dalam
menggunakan masukan (input) akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi, yang merupakan tujuan daripada
setiap organisasi apapun bidang kegiatannya.
3. Fleksibilitas
Kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan eksternal,
kemampuan individu, dan kelompok dalam organisasi yang
sama dan kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan
praktik perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian serta kebijakan dalam menjawab perubahan yang
ada.
4. Kenunggulan
Kemampuan bersaing terhadap perubahan-perubahan yang ada.
5. Pengembangan
Pengembangan timbul untuk menghadapi kebutuhan. Tujuan
umum pengembangan adalah untuk membuat lebih tanggap
sacara manusiawi, lebih efektif, dan lebih memperbaharui diri
sendiri.
6. Kepuasan
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara singkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.

2.2 Pengertian Pelayanan Publik

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan

dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan

publik yang berkualitas dari para birokrat, meskipun tuntutan tersebut

sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan

publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat,

mahal, dan melelahkan. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan

pemerintah kepada publik haruslah sesuai dengan kebutuhan yang


33

dibutuhkan publiknya, karena pelayanan merupakan penyediaan

kepuasan untuk masyarakat atau publik.

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau

kegiatan yang bersifat jasa. Peranan pelayan di bidang pemerintahan

menyangkut pada lingkup kepentingan umum, bahkan dalam arti yang

luas mencakup kepentingan rakyat secara keseluruhan, karena pelayanan

umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat

pegawai negeri, maka pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata

masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.

Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah

kepentingan umum yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan

umum. Oleh karena itu antara kepentingan umum dengan pelayanan

umum adanya hubungan yang saling berkaitan. Meskipun dalam

perkembangan yang lebih lanjut pelayanan umum dapat juga timbul

akrena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan

organisasi.

Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu

pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung

secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang

dalam masyarakat. Pelasanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu

dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.

Dengan adanya standar, manajemen dapat merencanakan agar hasil akhir

memuaskan semua pihak yang memperoleh pelayanan. Pelaksanaan


34

pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik

dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.

Di Indonesia, konsepsi mengenai pelayanan administrasi

pemerintahan seringkali dipergunakan secara bersama-sama atau dipakai

sinonom dari konsepsi pelayanan perijinan, pelayanan umum, serta

pelayanan publik. Keempat istilah tersebur dipakai sebagai terjemahan

dari public service. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen-dokumen

pererintah sebagaimana dipakai oleh Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai berikut :

“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi


Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di Lingkungan Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk
barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Mengikuti definisi tersebut diatas, pelayanan publik atau pelayanan

umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik

dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang ada pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi

Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik

Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.
35

Selain itu, menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelayanan Publik,

pelayanan publik dapat dibagi menjadi 3 jenis kelompok antara lain :

1. Kelompok Pelayanan Administrasi


Pelayanan yang menghasilkan berbagai dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik.
2. Kelompok Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis
barang yang digunakan oleh publik.
3. Kelompok Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan oleh publik.

Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi

kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan

penduduk atas pelayanan administrasi yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas

seorang, kelompok atau organisasi baik lansung maupun tidak lansung

untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Moenir dalam bukunya

Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia bahwa pelayanan adalah

“proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang

langsung” (Moenir,2010:17).

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan yang menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada produk tersebut.

pelayanan juga bisa dikatakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang

langsung diberikan kepada yang memerlukan pelayanan secara langsung.


36

Pelayanan publik menurut Sinambela (2006 : 5) dalam bukunya

Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi adalah

“Pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara

pemerintah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Negara didirikan oleh publik

(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat”. Sementara menurut Kurniawan (2005:4)

pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan

orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan. Keseluruhan

pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan kepada publik

di dalam suatu organisasi atau instansi untuk memenuhi kebutuhan

penerima layanan atau masyarakat. Atau pada hakekatnya pelayanan

publik merupakan pemberian layanan prima kepada masyarakat yang

merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai ahli

masyarakat.

Pelayanan publik menurut beberapa uraian diatas, maka pelayanan

publik dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan

masyarakat oleh penyelenggara pemerintah. Pelayanan publik juga

merupakan serangkaian atau sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh

pemerintah atau birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan yang

dibutuhkan oleh masyarakat, karena pemerintah dan negara didirikan


37

oleh masyarakat atau publik dengan tujuan agar dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Dalam menentukan kualitas pelayanan sebuah organisasi,

maka perlu dibentuk dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Hal

tersebut dapat dijadikan sebuah alat ukur untuk menilai kualitas

sebuah pelayanan yang diberikan oleh sebuah instansi atau

organisasi. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya

adalah memuaskan masyarakat untuk mencapai kepuasan itu

dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :

1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah


dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
5. Kesamaan Hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras,
agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu merupakan
pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara
pemberi dan penerima pelayanan publik. (Sinambela,2006:6)

Sedangkan menurut Fitzsimmons Budiman dalam Sinambela

(2006:7 ) terdapat lima indikator pelayanan publik, yaitu :


38

1. Realibility, yaitu pemberian pelayanan dengan tepat dan


benar.
2. Tangibles, yaitu penyediaan yang memadai sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
3. Responsiveness, yaitu keinginan melayani konsumen dengan
cepat.
4. Assurance, yaitu tingkat perhatian terhadap etika dan moral
dalam memberikan pelayanan.
5. Empathy, yaitu tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan
dan kebutuhan bersama.

Terdapat tiga dimensi kualitas menurut Gronroos dalam

Tjiptono (2012:173) yaitu : (1) Kualitas teknik; (2) Kualitas

fungsional; dan (3) Citra. Sedangkan terdapat delapan dimensi

kualitas menurut King dalam Tjiptono (2012:173), yaitu : (1) Daya

tanggap; (2) Kompetensi; (3) Akses; (4) Keramahan; (5)

Komunikasi; (6) Kredibilitas: (7) Keamanan; dan (8)

Understanding. Selanjutnya Gummesson dalam Tjiptono

(2012:173) membagi dimensi kualitas menjadi empat, yaitu : (1)

Kualitas desain; (2) Kualitas produksi jasa; (3) Kualitas proses; dan

(4) Kualitas hasil.

Selain itu Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjiptono

(2012:173) mengemukakan sepuluh dimensi kualitas pelayanan

yaitu : (1) Bukti fisik; (2) Reliabilitas; (3) Daya tanggap; (4)

Kompetensi; (5) Kesopanan; (6) Kredibilitas; (7) Keamanan; (8)

Akses; (9) Komunikasi; dan (10) Kemampuan memahami

pelanggan. Dari sepuluh dimensi tersebut, Parasuraman, Zeithaml


39

dan Berry dalam Tjiptono (2012:174) menyederhanakan menjadi

lima dimensi pokok, yaitu :

1. Realibilitas (Reability), yaitu berkaitan dengan kemampuan


perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan
secara akurat sejak pertama kali.
2. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu berkenaan dengan
kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka
dengan segera.
3. Jaminan (assurance), yaitu berkenaan dengan pengetahuan
dan kesopaan karyawan serta kemampuan mereka dalam
menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
(confidence).
4. Empati (empathy), yaitu berarti bahwa perusahaan
memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang
nyaman.
5. Bukti Fisik (tangibles), yaitu berkenaan dengan penampilan
fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya
manusia, dan materi komunikasi perusahaan.

2.2.2 Faktor Pendukung Pelayanan Publik

Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat

yang diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat

bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik,

dapat dilakukan dengan cara :

1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan.


2. Mendapatkan pelayana secara wajar.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih.
4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang.
(Moenir,2010 :47)

Menjelaskan mengenai uraian tentang pelayanan yang baik dan

memuaskan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap masyarakatnya,


40

bahwa pelayanan yang terbaik harus dilakukan dengan cara-cara seperti

yang dikutip oleh Moenir di atas yaitu dengan cara :

Pertama, harus memberikan kemudahan dalam pengurusan

berbagai urusan agar pelayanan yang dilakukan bisa berjalan dengan

cepat. Kedua, harus memberikan pelayanan yang wajar dan tidak

berlebihan sesuai dengan keperluannya masing-masing. Memperoleh

pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau untaian kata lain

semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik

alsan untuk dinas (pembelian kertas, ganti ongkos foto copy/cetak), atau

alasan untuk kesejahteraan. Misalnya apabila ingin mendapatkan

pelayana yang cepat maka petugas diberikan sesuatu sebagai imbalannya

agar mendapatkan pelayanan yang sewajarnya, hal demikian sebenarnya

ikut membantu penyimpangan secara tidak langsung. Ketiga, harus

memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan tidak membeda-

bedakan masyarakat dari segi ekonomi maupun dari segi apapun, jadi

masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam mengurus berbagai

urusan tanpa membedakan status apapun. Mendapatkan perlakuan yang

sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak

pandang status, artinya kalau memang untuk pengurusan permohonan itu

harus antri secara tertib, hendaknya semuanya diwajibkan antri

sebagaimana yang lain, baik antri secara fisik amupun secara apapun.

Keempat, masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus

terang tanpa memnohongi masyarakat yang akan mengurus urusannya.


41

Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan

karena suatu masalah yang tidak dapat dielakan hendaknya

diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak

menentu. Cara tersebut menjadikan orang lebih mengerti dan akan

menyesuaikan diri secara ihklas tanpa emosi.

Melalui pelayanan yang memuaskan tersebut, maka dapat

memberikan dampak yang positif untuk masyarakat, sesuai dengan

pendapat Moenir bahwa dampak positif tersebut adalah :

1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai


2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan
3. Masyarakat akan merasa bangga kepada korps pegawai
4. Adanya kegairahan usaha dalam masyarakat
5. Adanya peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat
menuju segera tercapainya masyarakat yang adil dan makmur
berlandaskan Pancasila ( Moenir, 2010:47).

Dampak positif untuk masyarakat menurut Moenir diatas terdapat

lima indikator : Pertama, masyarakat menghargai korps pegawai

sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Kedua, masyarakat akan patuh terhadap aturan-aturan yang telah dibuat

sehingga tercipta suasana yang tertib, aman, dan nyaman. Ketiga,

masyarakat akan bangga terhadap pegawai sehingga masyarakat

mengagumi pegawait tersebut dan ditunjukan dengan saling

menghormati dan menghargai antara masyarakat dengan pegawai

maupun pegawai dengan pegawai. Keempat, adanya kegiatan usaha

dalam masyarakat. Kelima, adanya peningkatan dan pengembangan

dalam masyarakat. Oleh karena itu, jika kelima dampak positif terlaksana
42

maka akan mewujudkan kepuasan terhadap masyarakat. Menjelaskan

uraian di atas bahwa pelayanan yang baik juga dapat memberikan

kepuasan masyarakat, maka menurut Moenir dampak kepuasan

masyarakat dapat terlihat pada :

1. Masyarakat sangat menghargai kepada korps pegawai yang


bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak memandang
remeh dan mencemooh korps itu dan tidak pula berlaku
sembarang.
2. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh
kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat
terbentuk sistem pengendalian diri yang akan sangat efektif
dalam ketertiban berpemerintahan dan bernengara.
3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di
bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa
ruang geraknya dipersempitkarena tidak dapat lagi
mempermainkan masyarakat.
4. Kelambatan-kelambatan yang bisa ditemui, dapat dihindarkan
dan ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan
percepatan kegiatan di masyarakat di semua bidang kegiatan
baik ekonomi, sosial maupun budaya.
5. Adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, usaha dan
inisiatif masyarakat mengalami peningkatan, yang berdampak
meningkatnya pulsa usaha pengembang ideologi, politik, sosial
dan budaya (ipoleksosbud) masyarakat ke arah tercapainya
masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila.
(Moenir,2010 : 45)

Menjelaskan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

masyarakat akan sangat menghargai kepada pegawai karena pelayanan

yang mereka dapatkan sangat memuaskan dengan begitu masyarakat

dapat mematuhi peraturan yang ada dengan penuh pesadaran pada

akhirnya adanya kelancaran dalam pelayanan umum yang diberikan

kepada masyarakat.
43

Kualitas pelayanan prima dapat tercermin dengan adanya

transparansi atau keterbukaan dan mudah diakses oleh semua

masyarakat, jadi masyarakat dapat merasakan akses pelayanan yang

memadai dan mudah dimengerti. Pelayanan yang prima juga pelayanan

yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi masyarakat sebagai nilai

kepercayaan yang didapat oleh masyarakat. Pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat, pelayanan yang sesuai dengan kemampuan yang

memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan tersebut. Selanjutnya

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan

keinginan atau aspirasi masyarakat dan sesuai dengan harapan yang

diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua

lapisan masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin,

sehingga akan tercipta pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima

pelayanan.

Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas

orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual

dalam berbagai aspek kelembagaan. Pelayanan publik harus responsif

terhadap berbagai kepetingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini

mengandung makna bahwa karakter dan nilai yang terkandung di dalam

pelayanan publik tersebut harus berisi preferensi nilai-nilai yang ada di

dalam masyarakat. Secara konseptual, menurut Moenir (2010:88) dalam

bukunya Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia mengidentifikasikan


44

adanya faktor yang dianggap mempunyai bobot pengaruh relatif yang

sangat besar untuk mendukung pelayanan sebagai berikut :

1. Faktor kesadaran merupakan kesadaran para pegawai pada


segala tindakan terhadap tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif
terhadap organisasi. Ini akan menjadi kesungguhan dan
disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga hasilnya dapat
diharapkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
2. Faktor aturan dalam arti ketaatan dan penggunaan
kewenangan bagi pelaksanaan hak, kewajiban, dan tanggung
jawab. Adanya pengetahuan dan pengalaman yang memadai
serta kemampaun berbahasa yang baik dengan pemahaman
pelaksaan tugas yang cukup. Adanya kedisiplinan (disiplin
waktu dan disiplin kerja).
3. Faktor organisasi merupakan alat atau sistem yang
memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan
dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Faktor pendapatan yaitu pendapatan pegawai berfungsi
sebagai pendukung pelayanan, pendapatan yang cukup akan
memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan
baik.
5. Faktor keterampilan tugas dalam arti kemampuan dan
keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya.
6. Faktor sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
pekerjaan layanan. Sarana ini peliputi peralatan,
perlengkapan, alat bantu dan fasilitas yang melengkapi seperti
fasilitas komunikasi.

2.2.3 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi

penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang

dibakukan dalam penyelenggara pelayanan publik yang wajib ditaati oleh

pemberi atau penerima pelayanan. Menurut Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003, standar

pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :


45

a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk
pengaduan.
c. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
e. Sarana Dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayayan yang memadai
oleh penyelenggara pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayana harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibuthkan.

Peneliti menyimpulkan bahwa standar pelayanan publik

merupakan suatu alat ukur untuk melakukan penyelenggara pelayanan,

yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh pemberi atau penerima pelayanan.

Pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah kepada

masyarakat harus lebih baik dari yang sebelumnya. Penilaian terhadap

hasil pelayanan publik yang lebih baik atau tetap dari tahun sebelumnya

dapat dilakukan dengan penilaian efektifitas. Karena pelayanan publik

yang baik dan benar harus berjalan secara efektif dan efisien, baik untuk

pemerintah sendiri maupun untuk masyarakat. Salah satu kriteria atau

indikator efektivitas yang dapat dgunakan untuk mengukur pelayanan

publik ialah teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan dalam


46

buku Manajemen Publik (2005 : 140-141). Berikut indikator efektivitas

menurut Hessel Nogi Tangkilisan, diantaranya :

1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat
ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
baik dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi secara keseluruhan untuk mencapai efektivitas
organisasi. Elemen yang menjadi focus analisis ini adalah lamanya
penyelesaian pekerjaan yang dilakukan karyawan dan system
intensif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi
atau telah melakukan pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.

2.3 Konsep Paspor Online

Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan aparatur atau pejabat

dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk

melakukan perjalanan antar negara. Paspor berisikan biodata pemegangnya,

yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal

kelahiran, informasi kebangsaan dan terkadang juga beberapa informasi lain

mengenai dentifikasi individual.

Mulai tanggal 1 Juni 2013 Kementerian Hukum dan HAM RI, dalam hal

ini Direktorat Jenderal Imigrasi untuk mempersiapkan pelaksanan penerbitan


47

Paspor online. Paspor online sendiri mulai diberlakukannya awal tahun 2014 di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Saat ini beberapa negara telah mengeluarkan

e-pasport atau elektronik paspor. E-Pasport merupakan pengembangan dari

paspor konvensional saat ini dimana pada paspor tersebut telah ditanamkan

chip yang berisikan biodata pemiliknya berserta data biometriknya, data

biometrik ini disimpan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa orang

yang memegang paspor adalah orang yang memiliki dan berhak atas paspor

tersebut. (Sumber : http://travel.kompas.com/read/2016/04/27/170300627/ )

2.3.1 Alur Pembuatan Paspor Online

Proses pembuatan paspor di Kantor Imigrasi kelas I Serang secara

online dapat dilihat sebagai berikut :

1. Pemohon mendaftar melalui layanan paspor online di

www.serang.imigrasi.go.id atau www.imigrasi.go.id

2. Pemohon menerima konfirmasi Tanda terima Pra-Permohonan

3. Pemohon melakukan pembayaran di teller atau ATM BNI

menggunakan tanda terima Pra-Permohonan

4. Setelah melakukan pembayaran pemohon diharuskan mengklik

URL atau link yang ada didalam email untuk dikonfirmasi

tanggal kedatangan dan print konfirmasi kedatangan.

Pemohon harus melengkapi persyaratan yang ada untuk mengisi

informasi terkait data pribadi sebagai berikut :

 Untuk dewasa
48

1. Mengisi formulir pemohonan dengan melampirkan, KTP

yang masih berlaku, Kartu keluarga, Akte Kelahiran atau

Buku Nikah

2. Surat Pewarganegaraan Indonesia bagi orang asing yang

memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui

pewarganegaraan atau penyampaan pernyataan untuk

memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

3. Surat penetapan ganti nama bagi yang telah mengganti

nama

4. Paspor lama bagi yang telah memiliki paspor

5. Mengisi surat pernyataan bermateri (bila diperlukan)

 Untuk Anak Dibawah Umur 17 tahun

1. Surat permohonan dari Orang Tua bermaterai

2. Mengisi formulir dengan melengkapi, KTP Orang Tua,

Kartu Keluarga, Akte kelahiran, Buku Nikah Orang Tua,

Paspor Lama bagi yang telah memiliki, Paspor Orang Tua

yang masih berlaku

Setelah pemohon mengisi data pribadi di website Kantor Imigrasi

serta melengkapi persyaratan, pemohon langsung datang ke Kantor

Imigrasi dengan kedatangan pertama (Hari Pertama) :


49

1. a. Pemohon datang ke Kantor imigrasi Kelas I Serang sesuai

dengan jadwal kedatangan yang telah dipilih pada lembar

konfirmasi

b. Pemohon mengisi surat pernyataan (untuk orang dewasa)

atau surat permohonan (untuk anak dibawah umur) dan

melengkapi persyaratan

2. Pemohon membawa tanda bukti pembayaran, lembar

konfirmasi kedatangan dan foto kopi berkas permohonan

kepada petugas customer care untuk mendapatkan nomor

antrian verifikasi data, sidik jari dan wawancara

3. a. Setelah nomor antrian dipanggil, pemohon menyerahkan

berkas pemohon kepada petugas untuk diverifikasi data

b. Pemohon melakukan sidik jari, foto dan wawancara dengan

menunjukan seluruh dokumen asli berkas permohonan

4. Pemohon mendapatkan bukti tanda terima pengambilan dari

petugas, pemohon akan kembali ke Kantor Imigrasi Kelas I

Serang pada kedatangan kedua pada pukul 13.00 – 15.30 WIB.

Apabila pengambilan paspor dilakukan setelah hari keempat

maka dapat dilakukan mulai pukul 08.00 – 15.30 WIB

Pemohon datang kembali di kedatangan kedua (hari keempat)

untuk pengambilan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang :

1. Pemohon mengambil nomor antrian pengambilan paspor


50

2. Setelah nomor antrian dipanggil diloket pengambilan paspor,

pemohon menyerahkan nomor antrian dan tanda bukti

pengambilan paspor

3. Pemohon menerima paspor yang sudah jadi

2.3.2 Macam-macam Paspor di Indonesia

Paspor terbagi ke dalam berbagai macam yaitu :

1. Paspor Biasa

Paspor Biasa terdiri atas paspor biasa dan paspor biasa

nonelektronik. Paspor biasa diberikan kepada warga negara

indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar dan atau

masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia, paspor biasa

diberikan atas dasar permintaan, paspor biasa berlaku paling

lama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan. Paspor Biasa

terdiri dari dua jenis yaitu 48 (empat puluh delapan) halaman

dan 24 (dua puluh empat) halaman untuk Warga Negara

Indonesia. Paspor 24 (dua puluh empat) halaman diberikan

kepada calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke

Luar Negeri. Sedangkan untuk paspor 48 (empat puluh

depalan) halaman diberikan kepada warga Indonesia yang akan

berkunjung antar negara untuk wisata, umroh, dan sebagainya.

Di Indonesia kedua paspor ini diberi sampul berwarna hijau


51

dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia.

2. Paspor Diplomatik

Paspor Diplomatik diberikan untuk warga negara Indonesia

yang akan melakukan perjalanan keluar wilayah Indonesia

dalam rangka penempatan atau perjalanan untuk tugas yang

bersifat diplomatik. Warga negara indonesia yang di maksud

meliputi Presiden dan wakil presiden, menteri, pejabat

setingkat menteri, kepala perwakilan diplomatik, pejabat

diplomatik dan konsuler. Paspor Diplomatik berlaku 5 (lima)

tahun sejak tanggal diterbitkan. Di Indonesia, paspor ini diberi

sampul berwarna hitam dan dikeluarkan oleh Departemen Luar

Negeri.

3. Paspor Dinas

Paspor Dinas Paspor ini diterbitkan untuk kalangan anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia, anggota Tentara

Nasional Indonesia dan petugas administrasi bagi pegawai

negeri sipil atau pemerintah yang sedang melaksanakan tugas

ke luar negeri. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna

biru dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah

mendapat izin dari Sekretariat Negara. Pemberian Paspor Dinas

dilakukan oleh Menteri Luar Negeri atau Pejabat yang


52

ditunjuk, Paspor Dinas berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal

diterbitkan.

4. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing

Surat Perjalanan Laksana untuk Orang Asing merupakan

paspor yang diberikan kepada orang asing yang bertempat

tinggal di wilayah negara Republik Indonesia dan akan

melakukan perjalanan ke luar wilayah negara Republik

Indonesia. Surat prjalanan Laksana untuk orang asing hanya

diberikan kepada orang asing yang mempunyai Izin Tinggal

Tetap, tidak mempunyai Surat Perjalanan yang sah dari

negaranya atau negara lain. Dalam waktu yang dianggap layak

tidak dapat memperoleh Surat Perjalanan yang sah dari

negaranya atau negara lain dan tidak terkena tindak

pencegahan. Surat perjalanan laksana paspor untuk orang asing

berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan hanya dapat di

gunakan untuk 1 (satu) kali perjalanan ke luar dan masuk

wilayah Indonesia. Paspor untuk Orang Asing berisi 24 (dua

puluh empat) halaman.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Paspor Online dengan Paspor

Manual
53

Kelebihan dari paspor online masyarakat kini tidak perlu lagi

mengantri panjang untuk membuat paspor, cukup hanya duduk manis

sambil mengakses web imigrasi via internet dan pastinya lebih praktis

serta menghemat waktu. Yang jelas dengan adanya paspor online ini

masyarakat akan semakin nyaman dan menjadikan masyarakatakan

semakin melek teknologi yang berkembang saat ini.

Dalam pelaksanaannya, paspor online masih memiliki kelemahan.

Misalnya, permohonan pembuatan paspor untuk perhari di batasi hanya

70- 85 perhari. Dikarenakan daya upload jaringan data untuk pemohonan

pembuatan paspor tergantung dari Pusat Data Keimigrasian

(PUSDAKIM). Selain minimnya informasi masyarakat mengenai paspor

online, salah klik atau salah input data dalam mengisi formulir dan

mengisi formulir yang tidak sesuai dengan seharusnya maka uang yang

kita bayar akan hangus. Meskipun registrasinya sudah online namun

sistem pembayaran tidaklah online. Untuk proses pembayaran pemohon

harus datang ke Bank BNI serta membawa bukti pengantar dari email

Direktorat Jendral Imigrasi tidak bisa transfer via ATM maupun internet

banking.

2.4 Penelitian Terdahulu

Pertama, penelitian dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo mahasiswa dari

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang program studi Ilmu Administrasi

Negara yang berjudul Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Dengan


54

Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di

Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelayanan pembuatan

paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian

(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, dengan menggunakan

teori efektivitas menurut Gibson dengan indikator efektivitas yaitu

produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan, pengembangan dan

kepuasan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Hasil

penelitian ini diperoleh bahwa efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan

menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di

Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang adalah 71,14 % dari yang diharapkan atau

dapat dikatakan baik karena mencapai angka diatas 70 %. Saran dari peneliti

adalah melakukan pengukuran kinerja pelayanan dan pemberlakuan sistem

target kerja, meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan pelayanan, meningkatkan sosialisasi prosedur pembuatan paspor,

menambah dan memelihara sarana dan prasarana, pengadaan diklat kepada

sumberdaya manusia, dan memberikan pelayanan sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Persamaan penelitian yang

dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo dan peneliti yaitu sama-sama membahas

mengenai pelayanan paspor yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi. Lalu

perbedaan antara penelitian yang dilakukan Cahyo Tri Wibowo dengan peneliti

ialah lokus penelitian, lokus yang dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo di Kantor
55

Imigrasi Kelas I Tangerang sementara lokus penelitian yang dilakukan peneliti

berada di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Kedua, penelitian dilakukan oleh Kristian Widya Wicaksono S.sos.,

M.Si. salah satu akademisi di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala

Indonesia dalam jurnal yang berjudul Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor Di

Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengukur Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

Bandung yang ditinjau dari dimensi Reliability, responsiveness, Assurance,

Emphaty dan Tangibles. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan

metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian tentang Kualitas Pelayayan

pembuatan Paspor di kantor Imigrasi kelas I Bandung menunjukkan bahwa

terdapat kesenjangan antara Persepsi dengan Ekspektasi Responden atas

pelayanan pembuatan paspor yang diselenggarakan oleh Petugas Kantor

Imigrasi kelas I Bandung. Skor SERVQUAL untuk masing-masing dimensi

Diantaranya Reliability (-3,1), Responsiveness (-3,075), Assurance (-3,175),

Emphaty (-3,2) dan Tangibles (-3,15). Oleh karenanya, kualitas Pelayanan

Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelasi I Bandung tidak memuaskan bagi

Responden. Aspek yang paling bermasalah adalah petugas nampak yang terlalu

sibuk sehingga kurang cepat merespon permintaan-permintaan yang diajukan

oleh pemohon paspor. Hal ini terjadi karena jumlah aplikasi paspor yang

melebihi kapasitas petugas dan mesin yang ada sehingga pelayanan yang

diberikan berkesan hanya seadanya. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh

Kristian Widya Wicaksono dan peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai


56

pelayana pembuatan paspor di Kantor Imigrasi. Lalu perbedaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Kristian Widya Wicaksono dengan peneliti

ialah lokus penelitian yang diambil oleh kedua belah pihak.

2.5 Kerangka Berfikir

Paspor online sendiri mulai diberlakukannya awal tahun 2014 di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Paspor online yang sudah berjalan selama kurang

lebih dari dua tahun ini bukan tanpa masalah, berdasarkan observasi awal

peneliti menemukan beberapa masalah yaitu : (1) Permohonan pembuatan

paspor begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan

data untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. (2) Sistem sering

error dan down ketika memproses data pemohon paspor. (3) Lahan parkir

kendaraan yang kurang memadai jika dibandingkan dengan Kantor Imigrasi

lain untuk menunjang pelayanan penerbitkan paspor. (4) Kurangnya sosialisasi

dan informasi yang dilakukan Kantor Imigrasi Serang dibanding Kantor

Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat banyak pemohon yang tidak

mengetahui tata cara pembuatan paspor online.

Peneliti menggunakan konsep efektivitas pelayanan. Pada efektivitas

pelayanan peneliti menggunakan teori efektivitas menurut Hessel Nogi

Tangkilisan (2005: 140-141) yang terdiri dari 4 indikator, peneliti dapat

mengukur seberapa besar tingkat efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor

Online Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten. Sehingga efektifitas

pelayanan ini terdir dari beberapa indikator yaitu :


57

1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan bagi
anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.

Untuk dapat memahami secara detail mengenai kerangka berpikir ini,

peneliti mencoba menyajikannya dalam bentuk bagan yang secara skematis

dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini:

Gambar 2.2
Kerangka Berfikir Penelitian

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di


Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang Provinsi Banten

Identifikasi masalah :
1. Permohonan paspor banyak namun
dibatasi
2. Sistem sering error dan down ketika
memproses data pemohon paspor
58

Indikator Efektivitas menurut


Tangkilisan (2005: 140-141), yaitu :
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
(fleksibilitas)
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab Diketahui Tingkat Efektivitas
Pelayanan pembuatan paspor online di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten berjalan efektif.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan

hasil dari refleksi penelitian berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori

yang digunakannya sebagai dasar argumentasi. Adapun pernyataan hipotesis

dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Ho = µ ≤ 70%
59

Hal ini berarti Hipotesis Nol dari penelitian ini adalah Tingkat

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif bila

kurang dari atau sama dengan 70%.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ha = µ > 70%

Hal ini berarti Hipotesis Alternatif dari penelitian ini adalah Tingkat

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang Provinsi Banten Berjalan dengan Efektif bila lebih

dari 70%.

Berdasarkan rumusan masalah dan observasi awal dalam penelitian ini,

maka hipotesis yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :

“Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif

bila kurang dari atau sama dengan 70%.”

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam

suatu penelitian. Metode penelitian adalah cara mengenai bagaimana suatu

penelitian dilakukan, baik tata cara pengumpulan data serta penulisan

laporan penelitian yang sesuai dengan objek penelitian yang ada dilokasi.
60

Untuk menyelesaikan permasalahan didalam penelitian ini terhadap fokus

permasalahan yang telah dibuat, maka peneliti menggunakan desain

penelitian untuk mengkaji lebih dalam penelitian yang dilakukan. Adapun

metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang

berjudul “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten” ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat suatu

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya

(Sugiyono, 2007 : 35). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan bagian yang membatasi dan

menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang

lingkup penelitian digunakan sebagai batasan penelitian, agar terfokus pada

fokus penelitian. Dengan itu maka, ruang lingkup penelitian diharapkan

dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus pada penelitian yang akan
61

dilakukan, yaitu mengenai “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan

Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten”.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu menjelaskan (locus) penelitian yang akan

dilaksanakan, termasuk dalam menjelaskan tempat, serta alasan

memilihnya. Adapun dalam penelitian ini yang akan menjadi lokasi

penelitian peneliti adalah di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang berlokasi

di Jalan Warung Jaud No. 82 RT/RW 03/11 Kaligandu Kecamatan Serang

Kota Serang Banten. Kantor Imigrasi Kelas I Serang dipilih sebagai (locus)

karena wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang meliputi, Kota Serang,

Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang yang

mana banyak pemohon paspor setiap harinya dari seluruh wilayah Provinsi

Banten. Sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana pelayanan

paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Pemilihan (locus) penelitian dalam penelitian ini juga merujuk pada

permasalahan-permasalahan yang muncul sebagaimana yang telah

dipaparkan pada latar belakang masalah penelitian, yaitu terkait

Permohonan pembuatan paspor begitu banyak namun adanya keterbatasan

karena daya upload jaringan data untuk pembuatan paspor hanya 70-85

Pemohon perhari. Kemudian Sistem sering error dan down ketika

memproses data pemohon paspor. Serta lahan tempat parkir yang kurang

memadai dalam menunjang pelayanan penerbitkan paspor. Dan kurangnya


62

sosialisasi mengenai paspor online membuat banyak pemohon yang tidak

mengetahui tata cara pembuatan paspor online.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk memberikan penjelasan

mengenai konsep dari objek penelitian yang akan diteliti menurut

pendapat peneliti, berdasarkan konsep kerangka berpikir penelitian itu

sendiri. Menurut peneliti dalam penelitian “Tingkat Efektivitas

Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten” yang menjadi objek penelitian ini adalah

efektivitas pelayanan.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau

variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian).

Variabel dalam penelitian ini yaitu “Tingkat Efektivitas Pelayanan

Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi

Banten”. Maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan

dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang berkaitan dengan

konsep yang digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan teori

efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang

terdiri dari beberapa indikator, yaitu ;


63

1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan
organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar
organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan bagi
anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam metode penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen

berupa kuesioner untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian

digunakan untuk menilai variabel yang akan diteliti, adapun variabel yang

digunakan sebanyak satu variabel yaitu Tingkat Efektivitas Pelayanan


64

Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi kelas I Serang Provinsi

Banten.

Menurut Sugiyono (2007:119) Instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti dan diukur dari indikator-indikator variabel yang diberikan oleh

peneliti. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

alat bantu kuisioner. Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat.

Oleh karena itu, setiap instrumen harus mempunyai skala pengukuran. Skala

pengukuran yang digunakan oleh peneliti yaitu skala Likert. Skor dalam

skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab

responden. Kemudian diberikan jawaban setiap item instrumennya secara

gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Jawaban setiap

item diberi skor, seperti berikut ini :

Tabel 3.1
Skor dalam Penelitian
Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
65

Sumber : Sugiyono (2007:107)

Berikut ini instrumen penelitian terhadap Tingkat Efektivitas

Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Provinsi Banten Tahun 2017 :

Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
No Indikator Sub Indikator No Item
Instrumen
1. Kantor Imigrasi aktif dalam
sosialisasi
1 Pencapaian Target 2. Kemudahan adanya paspor online
3. Pelayanan sesuai dengan alur
4. Kemudahan alur pelayanan
5. Persyaratan mudah dipahami
6. Tersedianya informasi paspor online
7. Informasi mudah dipahami oleh 1-15
masyarakat
8. Daya upload data
9. Akses Website
1. Pegawai mampu menggunakan
Kemampuan teknologi
2 Adaptasi 2. Pegawai bisa menyelesaikan
komplain dengan baik
3. Pegawai menjelaskan kepada
masyarakat apabila ada yang kurang 16-23
dimengerti
4. Pegawai mengedepankan pelayanan
1. Pegawai bekerja tepat waktu
2. Pegawai dapat diandalkan
3 Kepuasan Kerja 3. Pegawai tidak menunda pekerjaan
4. Pegawai tidak pilih kasih
5. Pegawai bekerja cekatan
6. Pegawai menerapkan 5S
7. Keramahan pegawai
8. Lokasi Kantor Imigrasi
9. Fasilitas Ruang tunggu 24-47
10. Tempat pengisian formulir
11. Fasilitas tempat parkir
12. Fasilitas toilet
66

1. Masyarakat mendapatkan
Tanggung Jawab kompensasi
4 2. Kesesuaian data
3. Waktu proses pengurusan paspor
4. Penerbitan paspor tepat waktu
5. Biaya yang diterapkan
6. Biaya sebanding dengan kualitas
paspor
7. Kesesuaian biaya 48-67
8. Terdapat biaya tambahan
9. Paspor yang diterbitkan sesuai
10. Keberadaan petugas keamanan
Sumber : Peneliti 2017

3.6 Jenis Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

lapangan yang berasal dari lokasi penelitian yakni Kantor Imigrasi Kelas I

Serang yang merupakan penyedia data-data tentang pelayanan keimigrasian.

Adapun beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut (Sugiyono, 2007:156) :

1. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari

sumbernya (sampel atau responden) dengan menggunakan teknik

pengumpulan data tertentu.

2. Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber kedua,

yang dapat berbentuk buku-buku ilmiah, dokumentasi administrasi,

atau bahan lain yang sudah merupakan data hasil olahan yang

digunakan sebagai data awal maupun data pendukung dalam

penelitian.
67

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Kemudian, dalam penelitian mengenai Tingkat Efektivitas Pelayanan

Pembuatan Paspor Online di kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencaharian secara

sitematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini ditelaah secara intens sehingga

dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian

suatu kejadian.

3. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari sejumlah buku,

tulisan dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti.

4. Kuesioner / Angket

Kuesioner / Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Terdapat beberapa pertanyaan


68

tentang seputar objek penelitian yang nantinya akan disebarkan

kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya.

3.8 Populasi

Untuk mengukur dan mengetahui hasil dari sebuah penelitian salah

satu faktor yang dapat diuji yaitu menggunakan populasi dan sample.

Menurut (Sugiyono, 2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas objek atau subejk yang mempunyai yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti kemduian

ditarik kesimpulan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:91).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jumlah pemohon paspor

online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang pada tahun 2016. Berdasarkan data

yang diperoleh peneliti dari Kantor Imigrasi Kelas I Serang terdapat 3.009

pemohon (Sumber : Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2016).

Pada peneliti ini tidak semua populasi dijadikan sample karena keterbatasan

waktu, tenaga, dan lain-lain. Adapun dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik pengambilan sample yaitu teknik Sampling Insidental.

Sampling Insidental yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 85).

Dalam penelitian ini, penarikan jumlah sample yang digunakan untuk


69

populasi pemohon paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang adalah

dengan menggunakan rumus Taro Yamae jadi populasi target (N) sebanyak

3.009 orang dan menetapkan taraf kesalahan (d) sebesar 10%.

Adapun lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

n = 97

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

d = Kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir (10%).

Jadi, jumlah sample pemohon paspor online di Kantor Imigrasi Kelas

I Serang adalah sebanyak 97 Orang, dengan jumlah sample tersebut dapat

mewakili anggota populasi yang ada.

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Teknik

pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan,

diklarifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan


70

proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang telah terkumpul dolah

denngan melalui beberapa proses berikut ini :

1. Memeriksa (Editing) yaitu proses pemeriksaan kembali yang

dilakukan secara berulang-ulang dan cermat terhadap catatan, berkas-

berkas, dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dan yang

dilakukan terhadap kuesioner / angket agar dapat meningkatkan

kehandalan data.

2. Memberi Tanda Kode (Coding) yaitu mengklarifikasikan jawaban

responden berdasarkan macamnya dengan memberikan kode

terhadap jawaban responden sesuai dengan kategori masing-masing.

3. Tabulasi Data (Tabulating) yaitu tahap penyususnan data berdasarkan

jenis-jenis data serta perhitungan data yang disajikan dalam bentuk-

bentuk tabel. Pada tahap ini, data sudah selesai diproses dan sudah

dapat dibaca.

Setelah data selesai diolah, kemudian dilakukan analisis data terhadap

data yang salah dikumpulkan. Analisis data merupakan upaya peneliti untuk

menyederhanakan dan menyajikan data dengan mengelompokkan dalam

suatu bentuk yang berarti sehingga mudah di pahami dan diinterpretasikan

oleh pembaca. Menurut Sugiyono (2007:169) analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dari jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan


71

metode analisis data kuantitatif, dimana diperlukan perhitungan matematis

atau teknik statistik sebagai alat bantu analisis. Untuk menguji hipotesis

deskriptif ini menggunakan teknik pengolahan data dan analisis data sebagai

berikut :

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu

alat ukur untuk mampu melakukan fungsinya. Alat ukur yang dapat

digunakan dalam penguji validitas suatu kuesioner adalah angka hasil

skor pertanyaan ataupuns skor pertanyaan keseluruhan respoenden

terhadap informasi dalam kuesioner. Sebuah instrumen dapat

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur

atau diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti (Riduwan, 2011:194).

Pengujian validitas dalam instrumen penelitian ini dengan

menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Untuk

mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah dibuat itu

valid atau tidak dapat diketahui dengan cara mebandingkan dengan

nilai r tabel. Jika koefisien korelasi Person (r) setiap item pernyataan

porisitf dan ≥ dari r tabel maka item pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Adapun rumus Korelasi Pearson Product Moment ( Sugiyono,

2008:183) sebagai berikut:


72

rxy = nΣXY – (ΣX)( ΣY)

√{nΣX2 – (ΣX)2}{nΣY2 – (ΣY)2}

Keterangan:
r = Koefisien Korelasi Product Moment
ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X
ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
ΣX2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
ΣY2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah sampel

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata bahasa inggris rely, yang berarti

percaya, dan reliabel yang berarti sebagai keterpercayaan. Dengan

demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan.

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan

hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut

digunakan lagi sebagai alat ukur objek atau responden.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal

konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yakni


73

perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi

diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Dengan dilakukan uji

reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-

benar akurat dan tepat. Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan bantuan Statistic Program Social Science (SPSS) versi

20.0 Adapun rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2010: 240) sebagai

berikut :

 k    Si² 
   1
 k - 1   St² 

Keterangan:

k = Jumlah item
Si² = jumlah varians skor total
St² = jumlah responden
3.9.3 Uji T-test

Karena uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif

satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio,

oleh karena data dalam penelitian ini berbentuk interval maka

digunakan uji t-test sample, dan menggunakan uji pihak kanan, karena

t tabel berada disebelah kanan t hitung. Uji t-test sample digunakan

dengan rumus sebagai berikut :

t = χ - µo

S
74

√n

Keterangan :

t = Nilai t yang dihitung (disebut t hitung)

χ = Jumlah skor kuesioner

µo = Nilai yang dihipotesiskan

S = Simpangan baku sample

n = Jumlah anggota sample

3.10 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian merupakan paparan waktu penelitian dalam melakukan

tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun

tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dalam penelitian mengenai Tingkat

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
75

Waktu Penelitian
2016 2017 2018
No. Kegiatan Penelitian
Jun - Jan - Sept - Jan-
Mar Ags Mar
Des Jul Des Feb
1 Pengajuan Judul
Perijinan & Observasi
2
Awal
Penyusunan BAB I -
3
BAB III
Bimbingan BAB I -
4
BAB III
5 Seminar Proposal
Pengumpulan Data di
6
Lapangan
Penyusunan Laporan
7
Hasil Skripsi
8 Sidang Skripsi

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Pada awalnya melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak

Asasi Manusia R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2002 tanggal 25


76

September 2002 terbentuklah Kantor Imgrasi Serang, namun masih berstatus

sebagai Kantor Imigrasi Kelas II Serang.

Dengan lokasi kantor berkedudukan di Jalan Trip Jamaksari No.5

Kabupaten Serang, pada waktu itu masih menyewa sebuah ruko sederhana

berlantai 2 (dua). Pada saat terjadi pemekaran wilayah propinsi Jawa Barat,

yakni menjadi propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, Kantor Imigrasi

Kelas II Serang pun mengalami perubahan status yakni menjadi Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2004

tanggal 19 Agustus 2004.

Lokasi kantor pun berpindah ke jalan Warung Jaud No.82 Kaligandu,

Kabupaten Serang. Kantor ini dibangun di atas tanah seluas 1000 meter2

milik Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Pemekaran pun terjadi

dilingkunngan Pemda, yang mana lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang saat

ini masuk ke wilayah teritorial pemerintah kota Serang.

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Kantor Imigrasi Kelas I Serang memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi
Terciptanya Pelayanan Masyarakat Yang Responsif dan Pengawasan Orang
Asing Yang Menjunjung Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia.

Misi
i. Melaksanakan Pelayanan Yang cepat dan Tepat.

ii. Memberi Kemudahan Pada Masyarakat Yang Ber-Empati.


77

iii. Melaksanakan Pengawasan, Pemantauan Orang Asing Yang Menjunjung

Hak Asasi Manusia.

4.1.3 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Gambar 4.1

Sumber : Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian 2017

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2004 tanggal 19 Agustus 2004. Wilayah

kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang yaitu :

1. Kota Serang

Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 Km² yang terdiri dari 6

(enam) kecamatan yaitu ; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen,

Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok


78

Jaya dan KecamatanTaktakan. Dari 6 (enam) kecamatan tersebut

terdiri dari 46 Desa.

2. Kabupaten Serang

Kabupaten Serang memiliki luas wilayah 1.467,35 Km² yang

terdiri dari 28 (dua puluh delapan ) kecamatan yaitu ; Kecamatan

Anyer, Kecamatan Bandung, Kecamatan Baros, Kecamatan

Binuang, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Carenang,

Kecamatan Cikande, Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Cinangka,

Kecamatan Ciomas, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Gunung Sari,

Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kibin, Kecamatan Kopo,

Kecamatan Kragilan, Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Mancak,

Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Padarincang, Kecamatan

Pamarayan, Kecamatan Petir, Kecamatan Pontang, Kecamatan

Pulo Ampel, Kecamatan Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan

Tunjung Teja dan Kecamatan Waringin Kurung. Dari 28 (dua

puluh delapan) kecamatan tersebut terdiri dari 320 Desa.

3. Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 304.472 ha yang terdiri

dari 28 (dua puluh delapan ) kecamatan yaitu ; Kecamatan

Banjarsari, Kecamatan Bayah, Kecamatan Bojongmanik,

Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cigemblong, Kecamatan Cihara,

Kecamatan Cijaku, Kecamatan Cileles, Kecamatan Cilograng,

Kecamatan Cimarga, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Cirinten,


79

Kecamatan Curugbitung, Kecamatan Gunung Kencana, Kecamatan

Kalang Anyar, Kecamatan Lebak Gedong, Kecamatan

Leuwidamar, Kecamatan Maja, Kecamatan Malimping, Kecamatan

Muncang, Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Rangkasbitung,

Kecamatan Sajira, Kecamatan Sobang, Kecamatan Wanasalam dan

Kecamatan Warung Gunung. Dari 28 (dua puluh delapan)

kecamatan tersebut terdiri dari 340 Desa.

4. Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 Km² yang

terdiri dari 35 (tiga puluh lima ) kecamatan yaitu ; Kecamatan

Sumur, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan

Cibitung, Kecamatan Cikeusik, Kecamatan Cigeulis, Kecamatan

Panimbang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Munjul, Kecamatan

Angsa, Kecamatan Sindangresmi, Kecamatan Picung, Kecamatan

Bojong, Kecamatan Saketi, Kecamatan Cisata, Kecamatan

Pagelaran, Kecamatan Patia, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan

Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Jiput, Kecamatan Cikedal,

Kecamatan Menes, Kecamatan Pulosari, Kecamatan

Mandalawangi, Kecamatan Cimanuk, Kecamatan Cipeucang,

Kecamatan Banjar, Kecamatan Kaduhejo, Kecamatan Mekarjaya,

Kecamatan Pandeglang, Kecamatan Majasari, Kecamatan Cadasari,

Kecamatan Karang Tanjung dan Kecamatan Koroncong. Dari 35

(tiga puluh lima ) kecamatan tersebut terdiri dari 322 Desa.


80

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Sesuai Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :

M.03-PR.07.04 Tahun 1991 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Imigrasi, Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang sebagai berikut :

UNIT
No TUGAS FUNGSI
ORGANISASI

1 Sub Bagian Tata Melaksanankan a. Koordinasi kegiatan Kantor


Usaha pengawasan, Imigrasi Kelas I Serang
koordinasi dan b. Pembinaan dan pemberian
pembinaan bagian dukungan adminstrasi yang
tata usaha meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, arsip dan
dokumentasi Kantor Imigrasi Kelas
I Serang
c. Koordinasi dan penyusunan
rencana program Kantor Imigrasi
Kelas I Serang
2 Seksi Informasi Melaksanakan a. Melakukan pengumpulan,
dan Sarana Penyebaran dan penelaahan, analisa data, evaluasi,
Komunikasi pemanfaatan penyajian informasi dan
penyebarannya untuk penyidikan
Keimigrasian informasi serta
keimigrasian
pengelolaan sarana
komunikasi b. Melakukan pemeliharaan,
pengamanan dokumentasi
keimigrasian
keimigrasian dan penggunaan serta
pemeliharaan sarana komunikasi
3 Seksi Lalu Melaksanakan tugas a. Melakukan pemberian dokumen
Lintas di seksi lalu lintas perjalanan.
Keimigrasian keimigrasian b. izin berangkat dan izin kembali.

4 Seksi Status Melaksanakan tugas a. Melakukan penentuan status


Keimigrasian pada seksi status keimigrasian bagi orang asing
81

keimigrasian yang berada di Indonesia.


b. Melakukan penelitian terhadap
kebenaran bukti-bukti
kewarganegaraan seseorang
mengenai status
kewarganegaraannya.
5 Seksi Melaksanakan a. Melakukan pemantauan terhadap
Pengawasan dan pengawasan dan pelanggaran perizinan keimigrasian
Penindakan penindakan dan mengadakan kerjasama antar
instansi dibidang pengawasan
Keimigrasian keimigrasian
orang asing
terhadap orang asing
b. Melakukan penyidikan dan
penindakan terhadap pelanggaran
keimigrasian
Melakukan urusan surat menyurat,
6 Kepala Urusan Melaksanakan tugas
Umum sebagai kepala urusan urusan perlengkapan dan rumah tangga
umum di lingkungan Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.
Melakukan urusan kepegawaian
7 Kepala Urusan Melaksanakan tugas
Kepegawaian sebagai kepala urusan Kantor Imigrasi Kelas I Serang sesuai
kepegawaian dengan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Menteri dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Melakukan urusan keuangan Kantor
7 Kepala Urusan Melaksanakan tugas
Keuangan sebagai kepala urusan Imigrasi Kelas I Serang berdasarkan
keuangan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Melakukan penyebaran dan
8 Kepala Sub Melaksanakan tugas
Seksi Informasi sebagai kepala sub pemanfaatan informasi mengenai
Keimigrasian seksi informasi warga Negara Indonesia dan warga
asing dalam rangka kerja sama tukar
menukar informasi untuk pengamanan.
Melakukan pemeliharaan dan
9 Kepala Sub Melaksanakan tugas
82

Seksi sebagai kepala sub pengamanan dokumentasi


Komunikasi seksi komunikasi keimigrasian serta melakukan
Keimigrasian keimigrasian
penggunaan dan pemanfaatan sarana
komunikasi.
Melakukan urusan perizinan di bidang
10 Kepala Sub Melaksanakan tugas
Seksi Perizinan sebagai kepala sub keimigrasian seperti memberikan
Keimigrasian seksi Perizinan Dokumen Perjalanan Republik
keimigrasian
Indonesia;

Melaksanakan penelaahan berkas


12 Kepala Sub Melaksanakan tugas
Seksi Penelaahan sebagai Kepala Sub permohonan Izin Tinggal, Alih Status,
Status Seksi Penelaahan Pewarganegaraan Ganda Terbatas, dan
Keimigrasian Status Keimigrasian
Surat Keteranga Keimigrasian.
Melaksanakan penelaahan berkas
13 Kepala Sub Melaksanakan tugas
Seksi Penentuan sebagai Kepala Sub permohonan Izin Tinggal, dan
Status Seksi Penentuan Duplikasi Izin Tinggal.
Keimigrasian Status Keimigrasian
Melakukan pemantauan terhadap
14 Kepala Sub Malaksanakan tugas
Seksi sebagai kepala sub pelanggaran perizinan keimigrasian
Pengawasan seksi pengawasan dan mengadakan kerja sama antar
Keimigrasian keimigrasian
instansi di bidang pengawasan orang
asing.
Melakukan penyidikan dan
15 Kepala Sub Melaksanakan tugas
Seksi sebagai kepala sub penindakan, pencegahan dan
Penindakan seksi pengawasan penangkalan, penampungan sementara
Keimigrasian keimigrasian
dan perawatan orang asing yang belum
dapat dipulangkan, pemulangan dan
pengusiran terhadap pelanggaran
keimigrasian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
83

4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang berada dalam posisi 5 derajat 7’

50” – 7 derajat 1’ 11” Lintang Selatan, dan 105 derajat 1’ 11” – 106 derajat 7’

12” Bujur Timur yaitu di Jalan Warung Jaud No.82 RT/RW 03/11 Kaligandu

Kecamatan Serang Kota Serang Banten. Dengan lokasi kantor Imigrasi yang

strategis berada di wilayah kota serang, membuat Kantor Imigrasi mudah

dijangkau oleh masyarakat.

4.1.6 Komposisi Sumber Daya Manusia

Kantor Imigrasi Kelas I Serang memiliki jumlah pegawai sebanyak 38

orang pegawai, dengan rincian berdasarkan kualifikasi pendidikan sebagai

berikut :

a. SMU/ Sederajat : 5 Orang


b. Diploma : 2 Orang
c. Sarjana/S1 : 27 Orang
d. Magister/ S2 : 4 Orang

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Uji Validitas

Pada penelitian ini, analisi data yang pertama kali dilakukan yaitu

dengan melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk

menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Berikut pengujian validitas dengan menggunakan alat bantu piranti


84

lunak Statistic Program Social Science (SPSS) versi 22 dengan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian
No Koefisien Korelasi r table Keputusan
(r hitung)
1 0,244 0,202 Valid
2 0,374 0,202 Valid
3 0,319 0,202 Valid
4 0,471 0,202 Valid
5 0,273 0,202 Valid
6 0,374 0,202 Valid
7 0,405 0,202 Valid
8 0,385 0,202 Valid
9 0,273 0,202 Valid
10 0,318 0,202 Valid
11 0,346 0,202 Valid
12 0,441 0,202 Valid
13 0,580 0,202 Valid
14 0,287 0,202 Valid
15 0,288 0,202 Valid
16 0,262 0,202 Valid
17 0,638 0,202 Valid
18 0,594 0,202 Valid
19 0,464 0,202 Valid
20 0,266 0,202 Valid
21 0,365 0,202 Valid
22 0,517 0,202 Valid
23 0,807 0,202 Valid
24 0,567 0,202 Valid
25 0,677 0,202 Valid
26 0,633 0,202 Valid
27 0,591 0,202 Valid
28 0,661 0,202 Valid
29 0,656 0,202 Valid
30 0,803 0,202 Valid
31 0,619 0,202 Valid
32 0,590 0,202 Valid
33 0,743 0,202 Valid
34 0,767 0,202 Valid
35 0,668 0,202 Valid
36 0,484 0,202 Valid
85

37 0,416 0,202 Valid


38 0,525 0,202 Valid
39 0,651 0,202 Valid
40 0,350 0,202 Valid
41 0,532 0,202 Valid
42 0,545 0,202 Valid
43 0,348 0,202 Valid
44 0,476 0,202 Valid
45 0,459 0,202 Valid
46 0,490 0,202 Valid
47 0,350 0,202 Valid
48 0,433 0,202 Valid
49 0,306 0,202 Valid
50 0,506 0,202 Valid
51 0,651 0,202 Valid
52 0,495 0,202 Valid
53 0,733 0,202 Valid
54 0,722 0,202 Valid
55 0,360 0,202 Valid
56 0,580 0,202 Valid
57 0,585 0,202 Valid
58 0,519 0,202 Valid
59 0,643 0,202 Valid
60 0,639 0,202 Valid
61 0,714 0,202 Valid
62 0,310 0,202 Valid
63 0,722 0,202 Valid
64 0,318 0,202 Valid
65 0,476 0,202 Valid
66 0,408 0,202 Valid
67 0,624 0,202 Valid
Sumber : Hasil SPSS 22.0

Pada table diatas dalam menentukan kevalidan suatu item pernyataan

maka setiap nilai pada kolom ini dibandingkan dengan nilai pada rtabel

dengan derajat bebas n-2 dimana n adalah jumlah responden sebanyak 97,

berdasarkan pada rtabel , dengan jumlah responden (n) adalah 97, maka

didapatkan 97 - 2 = 95, dengan tingkat signifikansi 5 % (0.05), di dapatkan

nilai rtable sebesar 0,202. Adapun kriteria item/butir instrumen yang


86

digunakan adalah dimana jika rhitung > rtabel, berarti item/butir instrumen

dinyatakan valid, dan jika rhitung ≤ rtabel berarti item/butir dinyatakan tidak

valid. Berdasarkan tabel diatas hasil analisis yang didapatkan bahwa terdapat

70 item/butir instrumen sudah valid.

4.2.2 Uji Reabilitas

Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan bantuan SPSS 22. Aplha Cronbach yaitu penghitungan

yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pernyataan dalam kuesioner. Adapun hasil dari uji reabilitas yang telah

dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0,953.

Tabel 4.2
Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,953 67

Sumber : Hasil SPSS 22.0

Reabilitas = rhitung > rtabel

= 0,953 > 0,202

= Diterima

Nilai di atas menunjukan bahwa rhitung > rtabel atau 0,953 > 0,202.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen penelitian ini adalah


87

reliabel. Berdasarkan uji validitas dan uji reabilitas yang telah dilakukan,

maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka

pegumpulan dkata dalam penelitian ini.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis yaitu Tingkat

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif bila kurang dari atau

sama dengan 70 %. Berdasarkan data yang diperoleh, skor yang diperoleh

adalah 4 x 67 x 97 = 25.996 sehingga skor ideal yang didapat adalah 25.996.

Keterangannya adalah 4 merupakan nilai tertinggi dan 1 merupakan nilai

terendah dari setiap pilihan jawaban pernyataan yang diajuan pada responden

, 67 merupakan jumlah item isntrumen pernyataan yang diajukan kepada

responden dalam bentuk kuesioner, dan 97 merupakan jumlah seluruh sample

dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah skor yang diperoleh berdasarkan

melalui pengumpulan data adalah 19.447. Maka didapatkan hasilnya sebagai

berikut :

= Jumlah skor : Total skor x 100


= (19.447: 25.996) x 100 %

= 0,7480 x 100%

= 74,80 %

Sementara nilai mean atau rata-rata pada skor ideal instrumen adalah

25.996 : 97 = 268. Sehingga untuk mengukur Tingkat Efektivitas Pelayanan


88

Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten,

nilai yang dihipotesiskan mencapai 70% dari yang diharapkan, ini berarti

bahwa 0,7 x 25.996 = 18.197 dibagi 97 = 187.

Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan rumus :

Ho : µ ≤ 70% ≤ 0,7 x 25.996 : 97 = 187

Ha : µ > 70% > 0,7 x 25.996 : 97 = 187

Diketahui :

X= 19.447 = 200,48
97

µ0 = 187

s = 17,85

n = 97

Rumus:

x  
t =
s
n

Dimana :

t = Nilai t hitung

̅ = Jumlah skor kuisioner

= Nilai yang dihipotesiskan

S = Standart Deviasi Sampel

n = Jumlah sampel
89

Maka untuk mencari hal tersebut sesuai dengan yang diketahui adalah

sebagai berikut :

x  
t =
s
n

= 200,48 – 187
17,85
97

= 13,48
17,85
9,84
= 13,48
1,776
= 7,590

Berdasarkan hasil hitung dari rumus diatas diketahui t hitung adalah

7,590. Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel

dengan derajat kebebasan (dk) = (n - 1) = (97 – 1) = 96 dan taraf kesalahan

= 10%, untuk uji satu pihak (one tail test) uji pihak kanan karena t hitung lebih besar

dari pada t tabel ( 7,590 > 1,661 ). Maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima.

4.3 Deskripsi Data

4.3.1. Identitas Responden

Responden yang peneliti temui merupakan orang-orang yang menurut

peneliti memiliki dan mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para
90

pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang dengan jumlah responden

sebanyak 97 Orang. Teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling

Insidental. Sampling Insidental yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, yang dianggap cocok

sebagai sumber data.

Dalam penelitian ini, peneliti mengelempokan dan mengolah data hasil

penelitian dengan membagi pernyataan-pernyataan dalam kuesioner sesuai

dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori yang peneliti

anggap sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pada pengisian kuesioner,

responden diharuskan untuk mengisi identitas diri meliputi nama, jenis

kelamin serta usia. Berikut dibawah ini pemaparan data identitas diri

responden yang terdapat pada kuesioner.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


91

70

60

50

40 Laki-laki

30 Perempuan

20

10

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas maka dapat diketahui bahwa 68% jumlah

yang menjadi responden penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yaitu

para pemohon paspor, dimana lebih banyak didominasi oleh pemohon paspor

laki-laki yaitu sebanyak 66 orang dibandingkan dengan pemohon prempuan

yaitu 32% atau sebanyak 31 orang.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
60

50

40 < 20 Thn
21 - 30 Thn
30
31 - 49 Thn
20 >50 Thn

10

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas maka dapat diketahui bahwa 50% para

pemohon paspor dalam penelitian ini berdasarkan tingkat usia didominasi


92

oleh tingkat usia antara 31-49 tahun yaitu sebanyak 48 orang. Selanjutnya

33% tingkat usia >50 tahun yaitu sebanyak 32 orang. 13% tingkat usia 21-30

tahun sebanyak 13 orang dan 4% tingkat usia <20 tahun sebanyak 4 orang.

4.3.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini jenis dan analisia data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak

hanya berbentuk kalimat pernyataan dari kuesioner, melainkan dari hasil

penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah. Skala yang dipakai

dalam kuesioner ini adalah skala Likert, dimana pemilihan jawaban terdiri

atas 4 item skoring, antara lain skor 4 untuk penilaian sangat setuju, skor 3

untuk peniaian setuju, skor 2 untuk penilaian tidak setuju dan skor 1 untuk

penilaian sangat tidak setuju. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 4

(empat) indikator-indikator efektivitas menurut menurut Hessel Nogi

Tangkilisan (2005: 140-141) yakni Pencapaian Target, Kemampuan

Adaptasi, Kepuasan Kerja, dan Tanggung Jawab.

Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai efektivitas

pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang terkait

dengan 4 indikator dari teori yang telah dirumuskan sesuai dengan apa yang

ditemukan di lapangan, adapun lebih lengkapnya peneliti menguraikan dalam

bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulan hasil jawaban dari

pernyataan yang diajukan kepada para responden melalui penyebaran

kuesioner yaitu :
93

4.3.2.1 Pencapaian Target

Terdapat 18 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator

pencapaian target, yaitu :

Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan Kantor Imigrasi Kelas I

Serang aktif dalam mensosialisasikan informasi mengenai pembuatan paspor

online. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.1
Kantor Imigrasi Kelas I Serang Aktif
Dalam Mensosialisasikan Informasi
50
45 43
40
35 31
30
25
20 16
15
10 7
5
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.1 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 17%

responden menjawab sangat setuju, 32% responden menjawab setuju, 44%

responden menjawab tidak setuju, dan 7% responden menjawab sangat tidak

setuju. Mayoritas responden 44% menjawab tidak setuju dan 7% responden

menjawab sangat tidak setuju, hal ini dapat diartikan bahwa Kantor Imigrasi

Kelas I Serang kurang aktif dalam mensosialisasikan informasi ke masyarakat


94

mengenai pembuatan paspor secara online. Tetapi terdapat 32% menjawab

setuju dan 17% menjawab sangat setuju bahwa Kantor Imigrasi Kelas I

Serang aktif dalam mensosialisasikan informasi mengenai pembuatan paspor

online. Padahal jika Kantor Imigrasi Kelas I Serang aktif mensosialisasikan

informasi pembuatan paspor secara online, masyarakat akan mengetahui info

yang terbaru bahwa pembuatan paspor dibagi menjadi dua pilihan, secara

walk in (langsung ke kantor Imigrasi Kelas I Serang) atau secara online via

website Imigrasi.

Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat tidak perlu antri

lama untuk membuat paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

berikut :

Diagram 4.2
Masyarakat Tidak Perlu Antri Lama Untuk Membuat Paspor
60
49
50

40
31
30

20 17

10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.2 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 50%

reponden menjawab tidak setuju, 32% responden menjawab sangat tidak

setuju dan 18% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
95

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 50% menjawab tidak

setuju, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat harus antri lebih lama diloket

untuk pengurusan pembuatan paspor dikarenakan loket pembuatan paspor

secara online digunakan oleh pemohon secara walk in ( datang langsung ke

Kantor Imigrasi), jadi pemohon paspor secara online yang harus menunggu

antrian satu loket dengan pemohon walk in, seharusnya setiap loket pelayanan

paspor baik walk in atau melalui online melayani sesuai dengan fungsi dan

golongan pemohon paspor yang akan dilayani.

Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon mengetahui alur

pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.3
Pemohon Mengetahui Alur Pembuatan Paspor
100 91
90
80
70
60
50
40
30
20
10 6
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.3 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 94%

responden menjawab tidak setuju dan 6% responden menjawab setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 94% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan


96

bahwa masyarakat pemohon paspor yang ingin membuat paspor tidak

mengetahui alur pembuatan paspor yang berlaku. Sehingga pada saat datang

ke Kantor Imigrasi, pemohon banyak yang kebingungan untuk memulai

proses darimana, dan bertanya kepada satpam yang ada di luar gedung. Tetapi

ada 6% responden menjawab setuju, hal ini berarti tidak semua masyarakat

yang tidak mengetahui alur paspor yang berlaku. Seharusnya Kantor Imigrasi

membuat banner atau baliho mengenai alur pembuatan paspor yang dipasang

di halaman Kantor Imigrasi serta ada pada halaman website Imigrasi, agar

para pemohon paspor yang awam dalam proses pembuatan paspor

mengetahui alur yang harus mereka jalani.

Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pelayanan pembuatan

paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang sesuai dengan alur yang berlaku.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.4
Pelayanan Paspor Serang Sesuai Dengan Alur Yang Berlaku
97

90 81
80
70
60
50
40
30
20
9 7
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.4 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%

responden menjawab setuju, 9% responden menjawab sangat setuju dan 7%

responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor online kepada masyarakat sudah sesuai dengan alur yang

berlaku yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Tetapi

ada 9% responden menjawab tidak setuju dan 7% responden menjawab

sangat tidak setuju, hal ini berarti bagi beberapa pemohon paspor merasa,

pelayanan yang mereka terima dalam pembuatan paspor online tidak sesuai

dengan alur yang berlaku.

Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan alur pelayanan pembuatan

paspor mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :


98

Diagram 4.5
Alur Pelayanan Paspor Mudah Dipahami
100
87
90
80
70
60
50
40
30
20
7
10 3
0
Sangat Mudah Mudah Tidak Mudah Sangat Tidak
Mudah

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.5 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 90%

responden menjawab setuju, 3% responden menjawab sangat setuju dan 7%

responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 90% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat memahami alur

pelayanan pembuatan paspor yang berlaku. Hal ini bertentangan dengan

pernyataan “pemohon mengetahui alur pembuatan paspor” mendapatkan

hasil kuesioner dimana pemohon paspor tidak mengetahui alur pembuatan

paspor yang berlaku. Hal ini dikarenakan responden yang mengisi kuesioner

yang peneliti berikan sudah menerima paspor yang sudah diterbitkan dan

telah dijelaskan secara lisan oleh pegawai kantor imigrasi kelas i serang

mengenai alur pembuatan paspor. Tetapi ada 7% responden menjawab tidak

setuju, hal ini mengartikan bahwa ada beberapa pemohon paspor yang tidak

memahami akan alur pelayanan pembuatan paspor online dan membuat

mereka masih kebingungan akan alur tersebut, sehingga membuat petugas


99

pelayanan pembuatan paspor online harus menjelaskan secara perlahan agar

setiap pemohon yang bertanya mengerti akan alur pelayanan pembuatan

paspor online tersebut.

Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan kepahaman pemohon

mengenai alur pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.6
Kepahaman Pemohon Mengenai Alur Pembuatan Paspor
90 85
80
70
60
50
40
30
20
10 3 6
3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.6 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 88%

responden menjawab setuju, 3% responden menjawab sangat tidak setuju, 3%

responden menjawab sangat setuju dan 6% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas daripada responden

88% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa hampir

seluruh responden pemohon paspor memahami mengenai alur pembuatan

paspor yang ada pada Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Hal ini dapat

disebabkan karena ada beberapa pemohon yang sudah beberapa kali datang
100

untuk mengurus pembuatan paspor, adapula yang datang ke Kantor Imigrasi

Kelas I Serang untuk memperpanjang masa berlaku paspor yang mereka

miliki, serta mayoritas pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

merupakan usia produktif yaitu berumur 31 sampai 49 tahun sehingga mereka

mudah dalam memahami alur yang dijelaskan petugas Kantor Imigrasi Kelas

I Serang. Namun terdapat 6% responden menjawab tidak setuju, dikarenakan

pemohon masih kurang memahami alur pembuatan paspor tersebut.

Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan persyaratan pembuatan

paspor mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.7
Persyaratan Paspor Mudah Dipahami
90 81
80
70
60
50
40
30
20 16
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.7 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%

responden menjawab setuju, dan 16% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 84% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa

dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor seluruh responden mudah


101

memahami persyaratan pembuatan paspor secara online. Hal ini karena

persyaratan awal dalam memohon paspor merupakan persyaratan dasar

mengenai data diri, seperti : KTP, KK, ijazah/akte perkawinan/buku nikah/

akte kelahiran, dan mengisi formulir permohonan saja. Tetapi ada 16%

responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa

persyaratan yang tidak mudah dipahami oleh responden, seperti : persyaratan

lain selain KTP dan KK, yaitu ijazah, akte perkawinan/buku nikah, dan akte

kelahiran, dimana dari pesyaratan tersebut pemohon hanya memilih satu

diantara 3 dokumen tersebut dan bukan ketiganya. Selain itu nama pada data

diri pemohon paspor harus sama (penggunaan tanda baca diperhatikan),

sehingga ada beberapa pemohon yang harus bolak-balik ke Kantor Imigrasi

Kelas I Serang untuk mengkonfirmasi apakah persyaratan yang dibawa sudah

benar.

Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan persayaratan

pembuatan paspor mudah dipenuhi oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.8
102

Persayaratan Paspor Mudah Dipenuhi


90 85
80
70
60
50
40
30
20 12
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.8 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 88%

responden menjawab setuju, dan 12% responden menjawab sangat setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 88% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan

bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang seluruh responden sangat mudah memenuhi persyaratan yang

ada untuk pembuatan paspor secara online. Karena persyaratan awal dalam

memohon paspor merupakan persyaratan dasar mengenai data diri, seperti :

KTP, KK, ijazah/akte perkawinan/buku nikah/ akte kelahiran, dan mengisi

formulir permohonan saja.

Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan tersedianya informasi

mengenai pembuatan paspor online di website kantor Imigrasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.9
103

Tersedianya Informasi Pembuatan Paspor Online Di Website


90
79
80
70
60
50
40
30
18
20
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.9 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 81%

responden menjawab tidak setuju, dan 19% responden menjawab setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 88% menjawab tidak setuju, dengan data demikian dapat diartikan

bahwa responden kurang informasi mengenai pembuatan paspor di website

Kantor Imigrasi. Karena saat peneliti membuka dan melihat website Kantor

Imigrasi, peneliti menyimpulkan masih kurangnya informasi yang harusnya

diterima masyarakat umum terkait perkembangan pembuatan dan

pelayananan mengenai paspor. Halaman website pun tidak diperbaharui

secara berkala, membuat masyarakat enggak untuk mencari informasi pada

website tersebut. Seharusnya pihak Kantor Imigrasi menyediakan informasi

mengenai pembuatan paspor online di website, atau paling tidak diperbaharui

informasi di website seminggu sekali agar masyarakat mengetahui informasi

terbaru di Kantor Imigrasi.


104

Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan tersedianya informasi

mengenai pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.10
Tersedianya Informasi Pembuatan Paspor Online Di Kantor Imigrasi
60
48
50
41
40

30

20

10 6
2
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.10 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 50%

responden menjawab tidak setuju, 42% responden menjawab setuju, 6%

responden menjawab sangat tidak setuju dan 2% responden menjawab sangat

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 50% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat kurang informasi mengenai pembuatan paspor online,


105

masyarakat mengetahui informasi pembuatan paspor online dari mulut ke

mulut, bahkan banner atau papan informasi mengenai pembuatan paspor

online tidak tersedia. Seharusnya Kantor Imigrasi menyediakan informasi

pembuatan paspor online di ruang tunggu atau di sekitar tempat pengisian

formulir, agar masyarakat mengetahui pembuatan paspor tidak hanya secara

walk in saja tetapi terbagi menjadi dua, yaitu : ada yang secara walk in atau

online via website Kantor Imigrasi.

Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan informasi yang

diberikan oleh pegawai mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.11
Informasi Yang Diberikan Oleh Pegawai Mudah Dipahami
90 80
80
70
60
50
40
30
17
20
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.11 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 82%

responden menjawab setuju, dan 18% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas dari pada

responden 82% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan

bahwa para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menyampaikan


106

informasi terkait mekanisme pelayanan dan pembuatan paspor dengan jelas

kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak kekurangan informasi

terkait permohonan paspor. Akan tetapi terdapat 18 % responden menjawab

tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat

merasa kurang puas mengenai informasi yang disampaikan oleh pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang dinilai masih kurang informatif bagi

masyarakat.

Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan informasi yang

tertulis di Webisite Imigrasi mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.12
Informasi Yang Tertulis Di Webisite Imigrasi Mudah Dipahami
90 83
80
70
60
50
40
30
20 14
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.12 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 86%

responden menjawab setuju, dan 14% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 86% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan

bahwa informasi yang ada di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang


107

mengenai tata cara pembuatan paspor online mudah dipahami oleh para

pemohon paspor yang akan membuat paspor secara online sehingga

masyarakat merasa tidak kekurangan informasi di website terkait permohonan

paspor. Akan tetapi terdapat 14 % responden menjawab tidak setuju, hal ini

membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat merasa kurang puas

mengenai informasi yang ada di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang

dinilai masih kurang informatif bagi masyarakat.

Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya pengumuman

tentang batas kuota pemohon paspor di ruang pelayanan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.13
Adanya Pengumuman Batas Kuota Paspor
70
61
60
50
40
30 27

20
10 5 4
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.13 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 63%

responden menjawab tidak setuju, 28% responden menjawab setuju, 5%

responden menjawab sangat setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 63% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
108

bahwa masyarakat merasa kurang setuju terhadap adanya pengumuman

tentang batas kuota pemohon paspor online yang diberikan oleh Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya ada pengumuman tentang batas kuota

pemohon paspor online yang tersedia baik di ruang tunggu maupun di website

Kantor Imigrasi Kelas I Serang tiap harinya. Agar masyarakat mengetahui

apabila batas pemohon paspor sudah habis dan tidak mengantri lama di loket

hanya untuk menanyakan kuota pemohon paspor.

Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mudah

dalam mengakses website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.14
Masyarakat Mudah Dalam Mengakses Website
60 54
50

40

30 26

20
12
10 5

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.14 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%

responden menjawab tidak setuju, 27% responden menjawab setuju, 12%

responden menjawab sangat tidak setuju dan 5% responden menjawab sangat

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 56% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
109

bahwa masyarakat merasa sulit dalam mengakses website Kantor Imigrasi

untuk mengisi identitas dan mengupload persyaratan data diri. Bahkan

terkadang website error dan sulit diakses oleh para pemohon paspor,

menyebabkan pemohon paspor harus menunggu dalam jangka waktu yang

tidak ditentukan sampai website dapat diakses kembali.

Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan desain Website

Kantor Imigrasi Kelas I Serang bagus dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.15
Desain Website Bagus Dan Mudah Dipahami
90 81
80
70
60
50
40
30
20 13
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.15 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%

responden menjawab setuju, 13% responden menjawab tidak setuju dan 3%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 84% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat menilai desain website

Kantor Imigrasi sudah bagus dan mudah dipahami bagi para pemohon paspor

online. Hal ini dapat dilihat dari tampilan awal website yang sudah modern
110

dan kelengkapan halaman website, seperti : profile, layanan publik, produk

hukum, informasi, pengaduan dan layanan kontak yang mudah untuk

dipahami untuk para pemohon paspor yang mengakses website Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Akan tetapi terdapat 13% responden menjawab tidak

setuju, hal ini membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat merasa

kurang puas dengan website Kantor Imigrasi Kelas I Serang dimana berita

mengenai pelayanan pembuatan paspor yang ada pada website tersebut tidak

update.

4.3.2.2 Kemampuan Adaptasi

Terdapat 8 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator

kemampuan adaptasi, yaitu :

Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mampu

menggunakan teknologi yang ada dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.16
Pegawai Mampu Menggunakan Teknologi Yang Ada
70
59
60
50
40
30 23
20 15
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


111

Berdasarkan diagram 4.16 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 61%

responden menjawab setuju, 24% responden menjawab tidak setuju dan 15%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 61 % menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa pemanfaatan fasilitas kerja seperti ;

komputer, printer, dan peralatan kantor lainnya bagi para pegawai

memberikan kemudahan pekerjaan pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang

guna menunjang pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Akan tetapi

terdapat 24% responden menjawab tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa

ada beberapa pegawai yang kurang paham mengunakan teknologi yang ada

dalam memberikan pelayana kepada masyarakat.

Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai pandai dan cepat

dalam mengoperasikan alat untuk mengupload data pemohon. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.17
Pegawai Pandai Dan Cepat Dalam Mengoperasikan Alat
80
69
70
60
50
40
30
20 15 13
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


112

Berdasarkan diagram 4.17 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 71%

responden menjawab setuju, 16% responden menjawab sangat setuju dan

13% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 71% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa para pegawai di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang sudah bekerja secara cepat, guna memberikan pelayanan

secara maksimal kepada masyarakat dalam pelayanan pembuatan paspor. Hal

ini dapat dilihat dari waktu atau jeda yang terjadi dari saat pemohon paspor

melakukan registrasi pada loket registrasi hanya membutuhkan waktu 3

sampai 5 menit, dan jarak antara loket 1 ke loket lainnya 15 sampai 20 menit.

Sehingga pemohon paspor merasa pegawai melakukan pekerjaannya dengan

cepat. Tetapi terdapat 13% responden menjawab tidak setuju, hal ini

dikarenakan tidak semua dari pegawai tersebut bekerja secara cepat dalam

memberikan pelayanan, dikarenakan beberapa hal, seperti : formulir yang

diisi oleh pemohon paspor tidak sesuai dengan seharusnya diisi sehingga

pemohon paspor harus mengisinya dari awal.

Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu menjawab

dengan baik setiap masalah atau komplain dari masyarakat. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.18
Pegawai Menjawab Dengan Baik Setiap Masalah Atau Komplain
113

80 71
70
60
50
40
30
17
20
9
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.18 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 73%

responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 9%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 73% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor para pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu

menjawab komplain masyarakat yang akan mengurus pembuatan paspor. Hal

ini terlihat pada saat pemohon paspor mengajukan komplain terhadap

pelayanan yang mereka terima, dimana pegawai tersebut langsung menjawab

komplain yang diajukan pemohon tersebut dan langsung memberikan solusi

terhadap komplain tersebut. Akan tetapi terdapat 18 % responden menjawab

tidak setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang yang merasa mengacuhkan masalah atau komplain

dari masyarakat yang ada.


114

Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai menerima setiap

komplain yang ada dari pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.19
Pegawai Menerima Setiap Komplain
90 80
80
70
60
50
40
30
17
20
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.19 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 82%

responden menjawab setuju, dan 18% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 82% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa

para pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menerima komplain

atau keluhan yang terjadi selama pelaksanaan pembuatan paspor. Walaupun

setiap keluhan atau komplain yang diterima pegawai Kantor Imigrasi Kelas I

Serang tidak langsung diproses, karena ada beberapa keluhan yang harus

diajukan ke pusat (terkait website error dan kuota pemohon). Setidaknya

pegawai selalu mencoba menjawab keluhan yang ditanyakan atau diajukan

oleh para pemohon paspor. Tetapi terdapat 18% responden menjawab tidak
115

setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pegawai yang tidak mau menerima

keluhan atau komplain dari masyarakat yang akan membuat paspor.

Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu

menjelaskan kepada masyarakat apabila ada yang kurang dimengerti oleh

masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.20
Pegawai Menjelaskan Apabila Ada Yang Kurang Dimengerti
80 73
70
60
50
40
30
18
20
10
0 6
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


Berdasarkan diagram 4.20 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 75%

responden menjawab setuju, 19% responden menjawab sangat setuju dan 6%

responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 75% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor apabila masyarakat kurang mengerti, para pegawai di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menjelaskan. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pemohon paspor yang selalu bertanya terkait persyaratan yang

harus dibawa dalam pembuatan paspor, pemohon yang menanyakan jam buka

Kantor Imigrasi Kelas I Serang, serta ketidakmengertian pemohon dalam

mengisi formulir permohonan pembuatan paspor, dan langsung dijelaskan


116

secara baik oleh para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang sampai

pemohon tersebut mengerti. Akan tetapi ada 6% responden menjawab tidak

setuju, hal ini dikarenakan mungkin pada saat pemohon paspor menanyakan

teriak pelayanan paspor ada beberapa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I

Serang yang tidak menjelaskan dengan baik sehingga pemohon tersebut

masih kurang dimengerti.

Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan adanya kotak layanan

pengaduan mengenai pelayanan pegawai kantor imigrasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.21
Adanya Kotak Layanan Pengaduan
80 76
70
60
50
40
30
18
20
10
0
3
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.21 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 78%

responden menjawab setuju, 19% responden menjawab sangat setuju dan 3%

responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat


117

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 78% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor merasa

senang dengan adanya kotak layanan pengaduan. Sehingga ketika masyarakat

puas atau tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor

Imigrasi Kelas I Serang, maka masyarakat dapat mengisi formulir yang

berada di kotak layanan pengaduan. Akan tetapi ada 3% responden menjawab

tidak setuju, hal ini dikarenakan beberapa masyarakat yang mengabaikan

kotak layanan pengaduan tersebut.

Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mengedepankan

kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor

dibandingkan kepentingan pribadinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.22
Pegawai Mengedepankan Kepentingan Masyarakat
80
67
70
60
50
40
30
20 13 14
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.22 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%

responden menjawab setuju, 15% responden menjawab tidak setuju, 13%

responden menjawab sangat setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak


118

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 69% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor, para pegawai di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu mengedepankan kepentingan

masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan

kepentingan pribadinya. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai melayani

pemohon paspor mayoritas pegawai langsung melayaninya dan tidak bermain

handphone atau sibur berbicara dengan pegawai lain, sehingga pemohon

merasa senang terhadap pelayanan yang diberikan. Akan tetapi ada 15%

responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan beberapa pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang tidak mengedepankan kepentingan

masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan

kepentingan pribadinya.

Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak

mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon paspor. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.23
Pegawai Tidak Mengerjakan Hal Yang Lain
119

70 62
60
50
40
30
21
20 14
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.23 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 64%

responden menjawab setuju, 22% responden menjawab tidak setuju dan 14%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 64% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak

mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon paspor. Karena

pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang megetahui bahwa dalam melayani

pemohon paspor, kepuasan pemohon merupakan hal yang utama, selain itu

apabila ada pegawai yang ketahuan sibuk dengan urusan pribadi pada saat

melayani pemohon maka akan mendapatkan teguran lisan oleh atasan

mereka. Sehingga para pegawai fokus ada saat bekerja. Akan tetapi ada 22%

responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang mengerjakan hal yang lain pada saat

melayani pemohon paspor, seperti : membereskan berkas yang harus diinput,


120

menjawab telpon kantor yang berdering, atau bolak-balik untuk melengkapi

berkas yang akan diterima pemohon paspor.

4.3.2.3 Kepuasan Kerja

Terdapat 24 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator

kepuasan kerja, yaitu :

Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bekerja sesuai

jam operasional pelayanan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.24
Pegawai Bekerja Sesuai Jam Operasional
70 63
60
50
40
30
20
20 14
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.24 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 65%

responden menjawab setuju, 21% responden menjawab sangat setuju dan

14% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 65% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang bekerja sesuai


121

jam operasional pelayanan yang berlaku. Dimana jam operasional Kantor

Imigrasi Kelas I Serang pukul 08:00-15:30, sehingga pada pukul 08:00 para

pegawai sudah stand by di loket masing-masing untuk melayani pemohon

paspor, berbeda dengan loket pengambilan paspor yang jam operasionalnya

pukul 10:00-12:00 saja. Akan tetapi ada 14% responden menjawab tidak

setuju, hal ini dikarenakan tidak semua pegawai Kantor Imigrasi Kelas I

Serang bekerja sesuai jam operasional pelayanan yang berlaku, ada beberapa

pemohon yang datang pagi (sebelum pukul 08:00) untuk mengantri loket

registrasi namun loket baru di buka pukul 08:00 lewat dan pegawainya belum

menyiapkan berkas-berkasnya.

Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu berada

diloket pelayanan ketika jam kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.25
Pegawai Selalu Berada Diloket Pelayanan
80
67
70
60
50
40
30
20 16
11
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.25 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%

responden menjawab setuju, 17% responden menjawab tidak setuju, 11%

responden menjawab sangat setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak


122

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 69% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor Pegawai Kantor

Imigrasi Kelas I Serang selalu berada di loket pelayanan ketika jam kerja. Hal

ini terjadi seperti yang peneliti katakan sebelumnya dimana ada sanksi berupa

teguran lisan yang akan diterima pegawai yang ketahuan tidak berada di loket

pada saat jam tugasnya, kecuali pegawai tersebut sudah izin dan digantikan

oleh petugas lain terlebih dahulu sebelum melayani pemohon paspor

berikutnya. Akan tetapi ada 17% responden menjawab tidak setuju, hal ini

dikarenakan tidak semua pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu

berada di loket pelayanan ketika jam kerja, seperti : ada pegawai yang izin ke

toilet, bolak-balik ke bagian dalam kantor untuk mengambil dan melengkapi

berkas pemohon, sehingga mengakibatkan pemohon menunggu agak lama.

Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai yang memberikan

pelayanan dapat diandalkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

berikut :

Diagram 4.26
123

Pegawai Dapat Diandalkan


90 84
80
70
60
50
40
30
20 13
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.26 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 87%

responden menjawab setuju, dan 13% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 87% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa

dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi

Kelas I Serang dapat diandalkan dalam bekerja memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena kualitas pegawai Kantor Imigrasi

Kelas I Serang yang bagus, dan pendidikan yang dimiliki para pegawai sesuai

dengan tugas yang mereka jalankan membuat para pegawai bekerja dengan

baik dan dapat diandalkan oleh para pemohon paspor. Tetapi ada sebagian

masyarakat sebanyak 13% responden menjawab kurang setuju, hal ini berarti

ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang

bisa diandalkan menurut para masyarakat dalam memberikan pelayanan

sehingga pelayanan menjadi kurang baik. Hal ini terjadi karena kuantitas atau

jumlah pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang hanya berjumlah 38

pegawai namun mereka harus bekerja secara optimal setiap harinya.


124

Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu siap siaga

dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.27
Pegawai Siap Siaga Dalam Memberikan Pelayanan
80 72
70
60
50
40
30
20 14 11
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.27 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%

responden menjawab setuju, 15% responden menjawab sangat setuju dan

11% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 74% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat diandalkan

karena selalu siap siaga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hal ini dapat dilihat pada respon pegawai yang langsung memberikan

jawaban apabila pemohon bertanya, pegawai langsung melakukan tindakan

pelayanan pada saat pemohon datang ke loket kerja mereka, serta langsung

menerima keluhan yang ada dari para pemohon paspor. Tetapi ada sebagian

masyarakat sebanyak 11% menjawab tidak setuju, hal ini berarti ada sebagian
125

kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang siaga dalam

memberikan pelayanan dan membuat pemohon paspor agak kesal dalam

melakukan proses pembuatan paspor.

Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak menunda-

nunda saat melakukan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.28
Pegawai Tidak Menunda-Nunda Saat Melakukan Pelayanan
70
60
60
50
40
30 24
20 13
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.28 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 62%

responden menjawab tidak setuju, 25% responden menjawab sangat setuju

dan 13% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 62% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang menunda-nunda

saat melakukan pelayanan, hal ini disebabkan penumpukan berkas pemohon

yang berakibat pada kinerja pegawai yang lambat, sehingga pemohon paspor

melihat pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang menunda-nunda dalam


126

melakukan pelayanan, padalah mereka mengerjakan berkas yang terlebih

dahulu masuk agar tidak menambah penumpukan dokumen yang nantinya

berakibat pada waktu penerbitan paspor yang tidak sesuai. Akan tetapi ada

25% responden menjawab sangat setuju, hal ini dikarenakan ada sebagian

pegawai Kantor Imigrasi yang tidak menunda pekerjaan atau tidak memiliki

kelebihan pekerjaan disaat melayani masyarakat dalam pembuatan paspor

membuat pegawai tersebut langsung melayani pemohon paspor..

Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai teliti dalam

memeriksa berkas pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.29
Pegawai Teliti Dalam Memeriksa Berkas
70
59
60

50

40
31
30

20

10 7

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.29 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 61%

responden menjawab setuju, 32% responden menjawab tidak setuju dan 7%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 61% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan


127

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang teliti dalam

memeriksa berkas pemohon paspor. Ini dapat dilihat dari banyaknya

pemohon paspor yang beberapa kali bolak-balik ke Kantor Imigrasi Kelas I

Serang untuk melengkapi berkas sesuai dengan persyaratan yang diminta,

pegawai dituntut teliti dalam memeriksa berkas tersebut karena menjadi hal

yang sangat penting dalam penerbitan paspor. Karena apabila ada kesalahan

dalam data pemohon yang tidak dilihat secara teliti oleh pegawai, itu akan

menjadi kesalahan fatal pada paspor pemohon. Tetapi ada sebagian

masyarakat sebanyak 32% menjawab tidak setuju, hal ini berarti tidak semua

pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang teliti dalam memeriksa

berkas pemohon paspor dan mengakibatkan pelayanan menjadi kurang baik.

Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak pilih kasih

dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.30
Pegawai Tidak Pilih Kasih Dalam Memberikan Pelayanan
50 46
45
40
35 30
30
25 21
20
15
10
5
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.30 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 47%

responden menjawab setuju, 31% responden menjawab tidak setuju dan 22%
128

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 47% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak pilih kasih

dalam bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat

terjadi karena pada saat peneliti melakukan wawancara dan memberikan

kuisioner kepada para pemohon paspor, mayoritas pemohon merasa tidak

menerima perlakuan yang berbeda daripada pemohon lain, sehingga para

pemohon merasa bawa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak pilih

kasih dalam memberikan pelayanan, walaupun para pegawai tetap

mengutamakan lansia dan hal itu dapat diterima oleh para pemohon yang lain.

Tetapi ada sebagian masyarakat sebanyak 31% menjawab tidak setuju, hal ini

berarti ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang

pilih kasih, seperti melakukan nepotisme dengan mendahulukan kenalan atau

kerabat mereka dalam menerima pelayanan, dan hal itu mengakibatkan

sebanyak 31% pemohon merasa adanya rasa pilih kasih dari pegawai Kantor

Imigrasi Kelas I Serang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan perlakuan pegawai

dalam memberikan pelayanan tidak diskriminatif. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.31
Pegawai Tidak Diskriminatif
129

80
69
70
60
50
40
30
20 17
11
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.31 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 71%

responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 11%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 71% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor perlakuan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam

memberikan pelayanan tidak diskriminatif, dimana pegawai tidak membeda-

bedakan suku,agama ataupun ras yang dimiliki oleh pemohon paspor. Karena

pada prinsipnya semua masyarakat haruslah diperlakukan sama dan adil tanpa

melihat status maupun keadaan dari masyarakat itu sendiri. Akan tetapi ada

18% responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan masih ada

beberapa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang diskriminatif dalam

melayani pemohon paspor.

Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bekerja

secara cekatan dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :


130

Diagram 4.32
Hasil Pernyataan Kesembilan Indikator Kepuasan Kerja
80 76

70
60
50
40
30
18
20
10
0 3
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.32 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 78%

responden menjawab setuju, 19% responden menjawab tidak setuju dan 3%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 78% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam

pekerjaannya dilakukan secara cekatan sehingga pelayanan yang dihasilkan

baik. Hal ini dapat dilihat dari tanggap dan sigapnya pegawai dalam

memberikan pelayanan dan menerima berkas pemohon paspor, selain itu

karena faktor pendidikan para pegawai yang sesuai dengan tugas mereka

membuat mereka sudah memahami pekerjaan mereka dan berakibat pada

kinerja mereka yang baik dan mengerjakan pekerjaan mereka secara cekatan.

Tetapi ada sebagian masyarakat sebanyak 19% menjawab tidak setuju, hal ini

berarti ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
131

tidak bekerja secara cekatan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, mungkin karena adanya penumpukan berkas pemohonn paspor

sehingga pelayanannya menjadi kurang maksimal.

Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon merasa puas

terhadap cara bekerja pegawai dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.33
Pemohon Merasa Puas Terhadap Cara Bekerja Pegawai
80 73
70
60
50
40
30
20
20
10 4
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.33 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 75%

responden menjawab setuju, 21% responden menjawab tidak setuju dan 4%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 75% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa puas dengan cara

bekerja Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam pelaksanaan

pelayanan pembuatan paspor. Masyarakat puas terhadap cara bekerja pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam melayani masyarakat yang begitu


132

banyak, pegawai pun dengan sabar melayani masyarakat satu persatu

meskipun antrian yang begitu banyak ditiap harinya. Hal ini tidak membuat

pegawai merasa terbebani, justru pegawai semakin bersemangat dalam

melayani masyarakat yang akan membuat paspor. Akan tetapi ada 21%

responden menjawab setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa

masyarakat yang tidak puas dengan cara kerja pegawai Kantor Imigrasi Kelas

I Serang dalam melayani pemohon paspor.

Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu

tersenyum, memberikan salam dan menyapa kepada para masyarakat. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.34
Pegawai Selalu Tersenyum, Memberikan Salam Dan Menyapa
60 54

50

40 35

30

20
8
10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.34 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%

responden menjawab setuju, 36% responden menjawab tidak setuju dan 8%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 56% menjawab setuju,


133

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu tersenyum,

memberikan salam dan menyapa kepada para masyarakat dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Ketika masyarakat yang dilayani oleh pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu memberikan salam dan senyum serta

menyapa terlebih dahulu kepada masyarakat, hal ini membuat masyarakat

tidak sungkan dalam mengutarakan hal yang ingin ditanyakan kepada

pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Tetapi ada sebagian masyarakat

sebanyak 36% menjawab tidak setuju, hal ini berarti tidak semua pegawai di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang selalu tersenyum, memberikan salam

dan menyapa kepada para masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu

bersikap Sopan dan Santun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.35
134

Pegawai Selalu Bersikap Sopan Dan Santun


80 74
70
60
50
40
30
20 17

10 6

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.35 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%

responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 6%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang bersikap sopan

dan santun kepada para masyarakat yang akan membuat paspor. Masyarakat

senang dengan pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang selalu

mendengarkan apabila masyarakat sedang berbicara mengenai alur

persyaratan pembuatan paspor yang kurang dipahami. Akan tetapi masih

terdapat 31% masyarakat menjawab tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa

masih terdapat sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

yang tidak bersikap sopan dan santun dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.
135

Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai ramah ketika

memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

berikut :

Diagram 4.36
Pegawai Ramah Ketika Memberikan Pelayanan
70 63
60

50

40

30 24
20
10
10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.36 diatas maka dapat dijelaskan bahwa 65%

responden menjawab setuju, 25% responden menjawab tidak setuju dan 10%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 65% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu melakukan

kontak mata dan mengatakan “Terima Kasih” ketika sudah selesai dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tindakan kecil ini membuat

masyarakat merasa pelayanan yang diberikan lebih nyaman. Tetapi ada

sebagian masyarakat sebanyak 25% menjawab tidak setuju, hal ini


136

membuktikan bahwa tidak semua pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

yang bersikap ramah kepada para masyarakat dalam memberikan pelayanan.

Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak

menggunakan kata-kata kasar ketika melayani masyarakat. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.37
Pegawai Tidak Menggunakan Kata-Kata Kasar
90
78
80
70
60
50
40
30
19
20
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.37 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 80%

responden menjawab setuju, dan 20% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 80% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa

dalam pelayanan pembuatan paspor yang diberikan oleh pegawai Kantor

Imigrasi Kelas I Serang ketika sedang menjelaskan kepada masyarakat tidak

berbicara keras atau kasar kepada masyarakat baik yang usianya masih muda

atau usianya lebih tua. Akan tetapi masih terdapat 20% masyarakat menjawab

tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa masih terdapat sebagian kecil
137

pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang menggunakan kata-kata

kasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan lokasi Kantor

Imigrasi Kelas I Serang mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.38
Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang Mudah Dijangkau
70 62
60
50
40
30 21
20 14
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.38 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 64%

responden menjawab tidak setuju, 25% responden menjawab sangat setuju

dan 14% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 64% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa Lokasi

Kantor Imigrasi Kelas I Serang susah untuk dijangkau, karena para pemohon

paspor online tidak berdomisili di Kota Serang saja melainkan dari

Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak maupun Kabupaten Pandeglang yang

mana sangat jauh sekali dari Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Sehingga

pemohon paspor harus berangkat lebih awal dari pemohon paspor yg


138

berdomisili di Kota Serang. Seharusnya Pihak Kantor Imigrasi membuka

Kantor khusus melayani pembuatan Paspor atau Unit Layanan Paspor (ULP)

di Sekitar Kabupaten Lebak atau Pandeglang sehingga mendekatkan

masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Lebak atau Kabupaten

Pandeglang yang akan membuat paspor dan tidak terkonsentrasi di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang.

Keenam belas, pernyataan yang berkaitan dengan akses jalan menuju

kantor imigrasi mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.39
Akses Jalan Menuju Kantor Imigrasi Mudah Dijangkau
50
44
45
40 36
35
30
25
20
15
9 8
10
5
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.39 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 46%

responden menjawab tidak setuju, 37% responden menjawab setuju, 9%

responden menjawab sangat setuju dan 8% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 46% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa akses jalan menuju Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak mudah
139

dijangkau oleh masyarakat, karena masyarakat yang akan menuju Kantor

Imigrasi Harus menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan jarangnya

angkutan umum angkot yang melewati Kantor Imigrasi Kelas I Serang,

kalaupun masyarakat menggunakan angkutan umum harus turun di dekat

SMA Negeri 5 dan bisa melanjutkan menggunakan ojek ataupun jalan kaki,

sehingga ongkos bertambah dua kali lipat hanya untuk sekali jalan menuju

Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Ketujuh belas, pernyataan yang berkaitan dengan fasilitas ruang

tunggu yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.40
Fasilitas Ruang Tunggu Yang Memadai
60 54
50

40
30
30

20
9
10 4

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.40 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%

responden menjawab tidak setuju, 31% responden menjawab setuju, 9%

responden menjawab sangat setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 56% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
140

bahwa masyarakat merasa fasilitas ruang tunggu yang kurang memadai bagi

masyarakat, karena fasilitas ruang tunggu Kantor Imigrasi Kelas I Serang

sangat sempit sehingga para pemohon paspor tidak kebagian tempat duduk

yang menyebabkan menumpuknya para pemohon paspor sampai keluar ruang

tunggu dan bahkan sampai siang hari para pemohon yang tidak kebagian

tempat duduk harus menunggu dihalaman luar. Seharusnya pihak Kantor

Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas ruang tunggu sehingga

masyarakat tidak lagi kebagian tempat duduk atau bahkan sampai menunggu

di halaman luar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Kedelapan belas, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat

nyaman dengan ruang tunggu yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.41
Masyarakat Nyaman Dengan Ruang Tunggu
70 66

60
50
40
30
21
20
10
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.41 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 68%

responden menjawab tidak setuju, 22% responden menjawab setuju dan 10%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat


141

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 68% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang

nyaman dengan fasilitas ruang tunggu yang telah disediakan oleh Kantor

Imigrasi Kelas I Serang, selain ruang tunggu yang sangat sempit pedingin

ruangan pun jadi tak terasa ketika suasana diruang tunggu sangat penuh dan

bahkan cenderung lebih panas dari cuaca yang diluar, sehingga para pemohon

paspor lebih memilih menunggu diluar dibandingkan di dalam ruang tunggu

Kantor imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya Pihak Kantor Imigrasi Kelas I

Serang memperluas ruang tunggu agar masyarakat lebih nyaman ketika

mengurus berkas paspor dan bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan

kepada masyarakat.

Kesembilan belas, pernyataan yang berkaitan dengan tempat pengisian

formulir yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.42
Tempat Pengisian Formulir Yang Memadai
70 64
60
50
40
30
20 17 16

10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


142

Berdasarkan diagram 4.42 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 66%

responden menjawab tidak setuju, 18% responden menjawab sangat setuju

dan 16% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 66% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa tempat

pengisian formulir di Kantor Imigrasi Kelas I Serang kurang memadai, karena

para pemohon paspor harus saling mendahului satu sama lain hanya untuk

melihat tata cara pengisian formulir dan masyarakat harus mengisi formulir

beralaskan tembok ataupun dipunggung orang lain hanya untuk menulis

tulisan di formulir tersebut agar tidak acak-acakan. Seharusnya Pihak Kantor

Imigrasi Kelas I Serang menyediakan meja khusus untuk mengisi formulir

bagi para pemohon paspor agar tidak terjadi lagi saling mendahului, tidak lagi

menuliskan formulir beralaskan tembok dan bisa meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus paspor di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang.

Kedua puluh, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat nyaman

dengan tempat pengisian formulir yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :


143

Diagram 4.43
Masyarakat Nyaman Dengan Tempat Pengisian Formulir
80 76

70
60
50
40
30
20
10 8
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.43 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 79%

responden menjawab tidak setuju, 10% responden menjawab sangat setuju,

8% responden menjawab setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 79% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat merasa kurang nyaman dengan tempat pengisian formulir

yang telah disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang, selain masyarakat

harus saling mendahului ketika melihat tata cara pengisian formulir, sebagian

masyarakat pemohon paspor tidak bisa melihat tata cara pengisian paspor

dikarenakan informasi tersebut terhalangi oleh masyarakat yang mengisi

formulir dikarenakan tembok dan punggung orang lain sudah penuh.

Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah informasi

terkait pengisian formulir agar masyarakat tidak menumpuk disatu tempat

saja hanya untuk melihat tata cara pengisian formulir bisa meningkatkan
144

kualitas pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus paspor di Kantor

Imigrasi Kelas I Serang.

Kedua puluh satu, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan


fasilitas tempat parkir bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.44
Ketersediaan Fasilitas Tempat Parkir
90
80
80
70
60
50
40
30
20
7 4 6
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.44 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 83%

responden menjawab tidak setuju, 7% responden menjawab sangat setuju, 6%

responden menjawab sangat tidak setuju dan 4% responden menjawab setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 83% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat merasa ketersediaan fasilitas tempat parkir yang kurang

memadai bagi masyarakat, karena fasilitas tempat parkir Kantor Imigrasi

Kelas I Serang sangat sempit dan terbatas sehingga para pemohon paspor

tidak kebagian tempat parkir. Karena lahan parkir yang tersedia hanya

menampung kendaraan untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang

saja, sehingga apabila masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan
145

lain di Kantor Imigrasi Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di

sekolah maupun menumpang parkir di Kantor Dinas Kecamatan Serang yang

ada di samping Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya pihak Kantor

Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas tempat parkir ataupun

memperluas tempat parkir sehingga masyarakat tidak lagi kebagian tempat

parkir.

Kedua puluh dua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat

nyaman dengan tempat parkir yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.45
Masyarakat Nyaman Dengan Tempat Parkir
50
43
45
38
40
35
30
25
20 16
15
10
5
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.45 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 44%

responden menjawab tidak setuju, 39% responden menjawab setuju, dan 17%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 44% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang

nyaman dengan tempat parkir yang telah disediakan oleh Kantor Imigrasi
146

Kelas I Serang, selain masyarakat harus menumpang parkir di Kantor Dinas

Kecamatan Serang dan di sekolahan karena tidak kebagian parkir, sebagian

masyarakat harus memarkirkan kendaraannya di bahu jalan sepanjang jalan

Kantor Imigrasi Kelas I Serang, hal ini menyebabkan kemacetan dan

memperhambat masyarakat yang ingin mengurus dokumen

keimgigrasiannya. Bahkan masyarakat banyak yang tidak kebagian parkir

karena datangnya siang, sehingga masyarakat kurang nyaman dengan

susahnya untuk mencari parkiran di sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang memperluas lahan tempat

parkir bagi masyarakat yang akan mengurus dokumen keimigrasian dan bisa

meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Kedua puluh tiga, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan

fasilitas Toilet yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.46
Ketersediaan Fasilitas Toilet Yang Memadai
50 47
45
40 34
35
30
25
20 16
15
10
5
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


147

Berdasarkan diagram 4.46 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 48%

responden menjawab tidak setuju, 35% responden menjawab setuju, dan 17%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 48 % menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa

ketersediaan fasilitas toilet yang kurang memadai bagi masyarakat, karena

Kantor Imigrasi Kelas I Serang menyediakan fasilitas toilet hanya satu saja

sehingga para pemohon paspor harus mengantri lebih lama dan bahkan harus

menumpang ke toko retail yang berada disebrang Kantor Imigrasi Kelas I

Serang. Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas

toilet agar masyarakat tidak lagi mengantri lama hanya untuk ke toilet.

Kedua puluh empat, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat

nyaman dengan Toilet yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.47
Masyarakat Nyaman Dengan Toilet
60 54
50

40

30 26

20 17

10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


148

Berdasarkan diagram 4.47 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%

responden menjawab tidak setuju, 27% responden menjawab setuju, dan 17%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 56% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang

nyaman dengan fasilitas toilet yang disediakan oleh pihak kantor Imigrasi

Kelas I Serang, selain fasilitas toilet tersebut hanya menyediakan satu saja

bagi para laki-laki maupun perempuan yang tidak sebanding dengan para

pemohon paspor, selain itu toilet cenderung mengeluarkan bau yang tidak

sedap dan terkesan tidak dibersihkan hal ini membuat masyarakat para

pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak nyaman.

4.3.2.4 Tanggung Jawab

Terdapat 20 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator

tanggung jawab, yaitu :

Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mendapatkan

kompensasi (uang kembali) apabila salah dalam mengupload data di website

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :
149

Diagram 4.48
Masyarakat Mendapatkan Kompensasi (Uang Kembali)
90 83
80
70
60
50
40
30
20
7 7
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.48 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 86%

responden menjawab tidak setuju, 7% responden menjawab sangat setuju dan

14% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 86% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat tidak

mendapatkan kompensasi (uang kembali) apabila salah dalam mengupload

data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Apabila masyarakat salah

dalam mengupload data dan sudah membayar biaya paspor di ATM atau

Bank BNI, maka data tersebut dinyatakan hangus dan masyarakat harus

mengulangi isi biodata si pemohon dan biaya yang sudah dibayar dinyatakan

hangus begitu saja.


150

Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mendapatkan

toleransi apabila salah dalam mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I

Serang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.49
Masyarakat Mendapatkan Toleransi
90
79
80
70
60
50
40
30
18
20
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.49 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 81%

responden menjawab tidak setuju, dan 19% responden menjawab setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 81% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat merasa tidak mendapatkan toleransi apabila salah dalam

mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Ketika masyarakat

salah dalam mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang seperti

kekurangan angka atau huruf di dalam pengisian nama atau tempat tanggal

lahir, maka si pemohon paspor harus mengulang lagi proses pengisian data
151

pemohon dari awal. Hal ini memperhambat masyarakat dalam pembuatan

paspor.

Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan data yang diupload dengan

data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.50
Data Yang Diupload Dan Dilampirkan Sesuai Dengan Persyaratan
90 82
80
70
60
50
40
30
20 14
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.50 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 85%

responden menjawab setuju, dan 15% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 85% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

masyarakat pemohon paspor online berpendapat bahwa data pemohon paspor

yang diupload dengan data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan

pembuatan paspor. Hal ini mempermudah masyarakat dalam pembuatan

paspor dan masyarakat tidak dipersulit lagi dengan data tambahan diluar dari

persyaratan pembuatan paspor. Tetapi ada 15% responden yang menjawab


152

tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa data pemohon paspor yang

diupload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai dengan pernyaratan yang

ada.

Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan mendapatkan penjelasan

apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai

dengan persyaratan pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut :

Diagram 4.51
Mendapatkan Penjelasan Apabila Data Yang Di Upload Tidak Sesuai
80 74
70
60
50
40
30
20 12 11
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.51 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%

responden menjawab setuju, 13% responden menjawab tidak setuju dan 11%

responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat mendapatkan penjelasan

apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai

dengan persyaratan pembuatan paspor. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I


153

Serang akan menjelaskan kepada pemohon paspor tersebut apabila ketika data

yang diupload tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan pembuatan paspor.

Sehingga pemohon paspor tersebut harus memperbaiki dokumen tersebut dan

pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang akan memperoses data pemohon

paspor. Tetapi ada 13% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini

dikarenakan ada beberapa data pemohon paspor yang tidak mendapatkan

penjelasan apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak

sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor yang ada, misalnya ; nama yang

tercantum pada KTP dan Ijazah berbeda spasi, mengakibatkan pegawai

kantor imigrasi kelas i serang menyuruh pemohon paspor untuk memperbaiki

tanpa memberi penjelasan.

Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan waktu proses pengurusan

paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.52
Proses Pengurusan Paspor Sesuai Dengan Ketentuan
80 72
70
60
50
40
30
18
20
7
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


154

Berdasarkan diagram 4.55 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%

responden menjawab setuju, 19% responden menjawab tidak setuju dan 7%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 74% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat

bahwa waktu proses pengurusan paspor sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Masyarakat senang dengan proses pengurusan paspor yang tepat

waktu karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu tiga hari dan tidak

tertunda sampai lebih dari tiga hari. Tetapi ada 19% responden yang

menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor

yang waktu proses pengurusan paspor tidak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Karena beberapa hal yang disebabkan oleh dokumen pemohon

paspor tersebut.

Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan waktu proses pengurusan

paspor dianggap wajar oleh pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.53
155

Waktu Proses Pengurusan Paspor Dianggap Wajar


80
68
70
60
50
40
30
20 14 15

10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.53 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 70%

responden menjawab setuju, 16% responden menjawab tidak setuju dan 14%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 70% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat

bahwa waktu proses pengurusan paspor dianggap wajar oleh pemohon

paspor. Waktu proses pengurusan paspor sampai dengan tiga hari dianggap

masyarakat wajar karena termasuk lumayan cepat dan tidak memakan waktu

sampai berminggu-minggu. Tetapi ada 16% responden yang menjawab tidak

setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa waktu proses pengurusan paspor

dianggap tidak wajar oleh pemohon paspor.

Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan penyelesaian atau

penerbitan paspor tepat waktu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.54
156

Penyelesaian Atau Penerbitan Paspor Tepat Waktu


80 74
70
60
50
40
30
20 13
10
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.54 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%

responden menjawab setuju, 14% responden menjawab tidak setuju dan 10%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor

berpendapat bahwa penyelesaian atau penerbitan paspor tepat waktu.

Masyarakat senang dengan proses penerbitan paspor yang penyelesaiannya

tepat waktu karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu hari keempat

di hari kerja dan tidak tertunda sampai lebih dari empat hari. Tetapi ada 14%

responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa data

pemohon paspor yang tidak sesuai penyelesaian atau penerbitan paspor yang

tidak tepat waktu yang telah ditentukan.

Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon mengetahui

jangka waktu penerbitan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :
157

Diagram 4.55
Pemohon Mengetahui Jangka Waktu Penerbitan Paspor
90
77
80
70
60
50
40
30
20
9 7
10 4
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.55 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 80%

responden menjawab setuju, 9% responden menjawab sangat setuju, 7%

responden menjawab tidak setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 80% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa pemohon sudah mengetahui

jangka waktu penerbitan paspor yang telah ditentukan. Masyarakat

mengetahui jangka waktu penerbitan paspor dari informasi yang sudah

disediakan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang, sehingga masyarakat

bisa mengetahui kapan paspor milikya sudah selesai dan bisa diambil. Tetapi

ada 7% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada

beberapa pemohon paspor yang tidak mengetahui jangka waktu penerbitan

paspor yang telah ditentukan.


158

Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan biaya yang ditetapkan

oleh kantor imigrasi sudah wajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.56
Biaya Yang Ditetapkan Oleh Kantor Imigrasi Sudah Wajar
80
68
70
60
50
40
30 26
20
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.56 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 70%

responden menjawab setuju, 27% responden menjawab tidak setuju dan 3%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 70% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat

bahwa biaya yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang untuk

permohonan paspor sudah wajar. Biaya pembuatan paspor saat ini senilai Rp.

355.000 untuk 48 halaman karena sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 2014. Tetapi ada 27% responden yang menjawab tidak

setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon yang keberatan dengan

biaya pengurusan paspor yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I

Serang.
159

Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mengetahui

rincian biaya pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.57
Masyarakat Mengetahui Rincian Biaya Pembuatan Paspor
80 72
70
60
50
40
30
20 14
8
10 3
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.57 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%

responden menjawab setuju, 15% responden menjawab sangat setuju, 8%

responden menjawab tidak setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 74 % menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa waktu proses pengurusan

paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena masyarakat

mendapatkan rincian biaya pada saat membayar biaya pengurusan paspor.

Tetapi ada 8% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan

ada beberapa pemohon paspor yang waktu proses pengurusan paspor tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


160

Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan

masyarakat sebanding dengan kualitas paspor. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.58
Biaya Yang Dikeluarkan Masyarakat Sebanding
90
81
80
70
60
50
40
30
20
8 8
10
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.58 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%

responden menjawab setuju, 8% responden menjawab tidak setuju dan 8%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor

berpendapat bahwa biaya yang dikeluarkan masyarakat sebanding dengan

kualitas paspor. Karena para pemohon paspor merasa kualitas paspor yang

dikeluarkan pihak Kantor Imigrasi Kelas I serang sangat bagus, hal ini

disebabkan banyak pemohon paspor yang baru pertama kali membuat paspor

sehingga tidak ada gambaran tentang paspor sebelumnya. Tetapi ada 8%

responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa
161

pemohon paspor yang menilai bahwa biaya yang dikeluarkan masyarakat

tidak sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkan.

Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon paspor

merasa puas dengan biaya yang dikeluarkan karena sebanding dengan

kualitas paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.59
Pemohon Paspor Merasa Puas Dengan Biaya Yang Dikeluarkan
70 65

60

50

40

30
17
20
11
10
4
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.59 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 67%

responden menjawab setuju, 18% responden menjawab sangat tidak setuju,

11% responden menjawab tidak setuju dan 4% responden menjawab sangat

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 67% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat pemohon paspor merasa puas dengan biaya yang

dikeluarkan karena sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkannya.

Pemohon paspor merasa puas dengan paspor yang dikeluarkan pihak Kantor

Imigrasi Kelas I karena kualitas kertas halaman paspor yang begitu bagus,
162

membuat paspor sangat sulit untuk di palsukan. Tetapi ada 18% responden

yang menjawab sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa

pemohon paspor yang merasa tidak puas dengan biaya yang dikeluarkan

karena tidak sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkannya.

Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan kesesuaian biaya

yang dibayar dengan biaya yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.60
Kesesuaian Biaya Yang Dibayar Dengan Biaya Yang Telah Ditetapkan
70
60
60

50

40

30 24
20
13
10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.60 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 62%

responden menjawab setuju, 25% responden menjawab tidak setuju, dan 13%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 62% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat

bahwa biaya yang dibayar sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan. Hal ini

peneliti lihat pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap pemohon


163

paspor dan menanyakan mengenai biaya pembuatan paspor,pemohon paspor

tersebut memperlihatkan bukti pembayaran paspor yang telah dibayarkan di

Bank BNI. Tetapi ada 25% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini

dikarenakan ada beberapa pemohon paspor merasa bahwa biaya yang dibayar

tidak sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya.

Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya penjelasan

apabila biaya yang dibayar dengan biaya yang telah ditetapkan tidak sesuai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.61
Adanya Penjelasan Apabila Biaya Yang Dibayar Tidak Sesuai
70
61
60

50

40
29
30

20

10 7

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.61 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 63%

responden menjawab setuju, 30% responden menjawab tidak setuju dan 7%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,

dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor

berpendapat bahwa adanya penjelasan apabila biaya yang dibayar dengan


164

biaya yang telah ditetapkan tidak sesuai. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I

Serang akan menjelaskan kepada pemohon paspor tersebut mengenai biaya

tambahan yang pemohon paspor terima,hal ini karena untuk pembelian

materai seharga 6000 rupiah. Tetapi ada 30% responden yang menjawab tidak

setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor yang membawa

materai sendiri. Sehingga tidak dikenakan biaya tambahan.

Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan terdapat biaya

tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.62
Hasil Pernyataan Kelima Belas Indikator Tanggung Jawab
80

70 67

60

50

40

30 23
20

10 7

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.62 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%

responden menjawab tidak setuju, 24% responden menjawab setuju, dan 7%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 69% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor


165

berpendapat bahwa tidak adanya biaya tambahan yang mereka terima

dalampembuatan paspor, hal ini terlihat dari bukti pembayaran senilai

Rp.355.000,-. Tetapi ada 25% responden yang menjawab setuju, hal ini

dikarenakan ada beberapa pemohon paspor merasa bahwa terdapat biaya

tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.

Keenam belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya pihak yang

meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yg telah ditetapkan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.63
Adanya Pihak Yang Meminta Biaya Tambahan
80

70 67

60

50

40

30 23
20

10 3 4
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.63 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%

responden menjawab tidak setuju, 24% responden menjawab setuju, 4%

responden menjawab sangat tidak setuju dan 3% responden menjawab sangat

setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari

pada responden 84% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

bahwa masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa tidak ada pihak yg


166

meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.

Masyarakat senang dengan proses pembuatan paspor yang bebas dari adanya

pihak yang meminta bayaran seperti calo yang menjanjikan percepatan

pengurusan paspor. Tetapi ada 24% responden yang menjawab tidak setuju,

hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor yang menilai bahwa

adanya pihak yg meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yg telah

ditetapkan.

Ketujuh belas, pernyataan yang berkaitan dengan paspor yang

diterbitkan sesuai dengan identitas pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.64
Paspor Yang Diterbitkan Sesuai Dengan Identitas Pemohon Paspor
70 66

60

50

40
31
30

20

10

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.64 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 68%

responden menjawab setuju, dan 32% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada

responden 68% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan


167

masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa paspor yang diterbitkan

sesuai dengan identitas pemohonan paspor. Masyarakat merasa senang

dengan paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang

sesuai dengan identitas, tidak ada salah dalam penulisan nama maupun

tempat tanggal lahir pemohon paspor. Tetapi ada 32% responden yang

menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor

merasa bahwa paspor yang diterbitkan tidak sesuai dengan identitas

pemohonan paspor.

Kedelapan belas, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon paspor

merasa puas terhadap paspor yang diterbitkan karena sesuai dengan identitas

pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.65
Pemohon Paspor Merasa Puas Terhadap Paspor Yang Diterbitkan
80
72
70

60

50

40

30 25

20

10
0 0
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.65 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%

responden menjawab setuju, dan 26% responden menjawab tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada


168

responden 74% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan

masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa pemohon paspor merasa

puas terhadap paspor yang diterbitkan karena sesuai dengan identitas

pemohon paspor. Pemohon merasa puas terhadap paspor yang telah

diterbitkan setelah melihat isi dari paspor dimana penulisan identitas mereka

benar, tidak ada salah pengetikan, dan cacat kertas.Tetapi ada 26% responden

yang menjawab setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor

merasa tidak puas terhadap paspor yang diterbitkan karena tidak sesuai

dengan identitas pemohon paspor.

Kesembilan belas, pernyataan yang berkaitan dengan keberadaan

petugas keamanan sebagai salah satu bentuk kantor imigrasi serang dalam

menjaga keamanan di wilayah kantor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.66
Petugas Keamanan Dalam Menjaga Keamanan Di Wilayah Kantor
80
71
70

60

50

40

30
20
20

10 6

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017


169

Berdasarkan diagram 4.66 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 73%

responden menjawab tidak setuju, 21% responden menjawab setuju dan 6%

responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 73% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor

berpendapat bahwa tidak adanya keberadaan petugas keamanan sebagai salah

satu bentuk kantor imigrasi serang dalam menjaga keamanan di wilayah

kantor. Bahkan petugas parkir yang menjaga kendaraan para pemohon paspor

pun dari warga sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.

Kedua puluh, pernyataan yang berkaitan dengan keberadaan petugas

keamanan membantu pemohon ketika datang ke kantor imigrasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.67
Keberadaan Petugas Keamanan Membantu Pemohon
80 75
70

60

50

40

30

20 16

10 6

0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju

Sumber : Penelitian Lapangan, 2017

Berdasarkan diagram 4.67 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 77%

responden menjawab tidak setuju, 17% responden menjawab sangat tidak


170

setuju dan 6% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat

mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 77% menjawab tidak

setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor

berpendapat bahwa tidak ada keberadaan petugas keamanan yang membantu

pemohon ketika datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Peran petugas

keamanan sangat lah penting di Kantor Imigrasi Kelas I Serang karena

membuat masyarakat menjadi nyaman dalam mengurus paspor dan bisa

membantu masyarakat apabila masyarakat kurang informasi mengenai

paspor.

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor

Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten bahwa hal yang

terpenting dalam penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang telah

dibuat peneliti. Rumusan tersebut adalah “Seberapa besar Tingkat Efektivitas

Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi

Banten”.

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat

dari pembahasan yang mepaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan

rumus T test dengan menguji pihak kanan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

Karena hasil pengujian hipotesis mencapai 74,80 % dari angka yang diharapkan

70 %.
171

Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

“Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang Provinsi Banten” menghasilkan 74,80 % dari angka minimal yang

dihipotesiskan yaitu 70 %, hal ini dapat diartikan bahwa persentase Tingkat

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang Provinsi Banten berjalan dengan Efektif .

4.5 Pembahasan

Penelitian dengan judul Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor

Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten menggunakan teori

efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang memiliki

empat indikator yaitu ; Pencapaian Target, Kemampuan Adaptasi, Kepuasan

Kerja dan Tanggung Jawab. Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan hipotesis

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, dari hipotesis itu menjelaskan bahwa tingkat

efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

Provinsi Banten mencapai 74,80 %, hal ini menjawab rumusan masalah yang

telah peneliti jelaskan yaitu seberapa besar tingkat efektivitas pelayanan

pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten

mencapai 74,80 % yang artinya berjalan dengan efektif. Peneliti menggunakan

teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang memiliki

empat indikator yaitu :

1. Pencapaian Target
172

Pencapaian target merupakan salah satu dari empat indikator di teori

Hessel Nogi Tangkilisan, pencapaian target disini diartikan sejauh mana

target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini

dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai

target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

terdapat 15 butir pernyataan dan terdiri dari 9 sub indikator pencapaian target

dengan nilai ideal yakni 15 x 4 x 97 = 5.820 (15 adalah jumlah pernyataan

yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah jumlah

responden). Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan skor rill

yang diisi responden yakni 4.347 sehingga didapat 4.347 / 5.840 x 100 % =

74,43 % sehingga program ini bisa dikatakan cukup berhasil jika dilihat dari

indikator pencapaian target. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner

pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas

pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai; keberadaaan kantor

imigrasi yang mempermudah masyarakat yang akan membuat paspor, karena

Pelayanan pembuatan paspor online sudah berjalan dengan baik dapat dilihat

dari adanya pelayanan paspor secara online yang mempermudah masyarakat

yang akan membuat paspor, dengan adanya pembuatan paspor secara online

membuat masyarakat bisa memilih ingin membuat paspor secara online

maupun secara walk in (langsung datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang)

sehingga masyarakat tidak terfokus pembuatan paspor secara walk in saja;

Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan

paspor sesuai dengan alur yang berlaku, sehingga mempermudah persyaratan


173

ke seluruh masyarakat yang akan membuat paspor; Persyaratan pembuatan

paspor mudah dipenuhi oleh masyarakat; Informasi yang diberikan oleh

pegawai mudah dipahami oleh masyarakat; Informasi yang tertulis di

Webisite Imigrasi mudah dipahami oleh masyarakat; dan Desain Website

Imigrasi bagus dan mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan diadakannya

pelayanan pembuatan paspor secara online diharapkan bisa meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus dokumen yang begitu

banyak pemohon di tiap harinya.

Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada

salah satu permasalahan yang terjadi mengenai pencapaian target untuk

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Permohonan pembuatan paspor

begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan data

untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. Setiap hari Kantor

Imigrasi Kelas I Serang selalu banyak permintaan terkait paspor, visa,

maupun surat perjalanan lainnya namun permohonan pembuatan paspor

untuk per hari dibatasi hanya 70-85 per hari sehingga hanya 70-85 orang saja

yang bisa diproses pada hari itu selebihnya harus mengantri di hari

berikutnya. Dikarenakan daya upload jaringan data untuk pemohonan

pembuatan paspor masih tergantung dari Pusat Data Keimigrasian

(PUSDAKIM).

2. Kemampuan Adaptasi
174

Kemampuan adaptasi merupakan indikator kedua dari teori efektivitas,

dimana keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi

dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari

dalam organisasi dan dari luar organisasi. Dalam penelitian ini terdapat 8

butir pernyataan dan terdiri dari 4 sub indikator kemampuan adaptasi dengan

nilai ideal yakni 8 x 4 x 97 = 3.104 (8 adalah jumlah pernyataan yang ada, 4

adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah jumlah responden).

Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan skor rill yang diisi

responden yakni 2.310 sehingga didapat 2.310 / 3.104 x 100 % = 74,42 %

sehingga program ini bisa dikatakan cukup berhasil jika dilihat dari indikator

kemampuan adaptasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner pemohon

paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas pelayanan Kantor

Imigrasi Kelas I Serang mengenai ; Kemampuan pegawai dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat; Kepandaian dan ketanggapan pegawai dalam

mengoperasikan peralatan untuk mengupload data pemohon; Kemampuan

adaptasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang mampu mengikuti

perkembangan di masyarakat di sekitar Provinsi Banten dimana sekarang

semua masyarakat selalu mengakses internet untuk keperluan sehari-hari, hal

ini membuat Kantor Imigrasi Kelas I Serang membuka pelayanan pengurusan

dokumen paspor secara online. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang

mampu beradaptasi dengan menggunakan teknologi yang ada dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang akan membuat paspor, hal

ini dikarenakan pegawai Kantor Imigrasi mempunyai kualifikasi


175

pendidikannya sudah bagus. Pegawai selalu menjawab dengan baik setiap

masalah atau komplain dari masyarakat; dan Pegawai menerima setiap

komplain yang ada dari pemohon paspor. Pelayanan paspor sudah berjalan

dengan efektif didukung oleh pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang

selalu menjawab dan menerima dengan baik ketika masyarakat komplain

mengenai pembuatan paspor dan pegawai bisa menjelaskan kepada

masyarakat apabila ada yang kurang paham mengenai permohonan paspor.

Adanya kotak layanan pengaduan mengenai pelayanan pegawai kantor

imigrasi; Pegawai mengedepankan kepentingan masyarakat yang hendak

melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan kepentingan pribadinya;

Pegawai tidak mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon

paspor. Pelayanan yang diberikan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang

dalam memberikan pelayanan kepada para permohonan paspor lebih

mengedepankan kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan

pelayanan paspor dibandingkan kepentingan pribadinya atau tidak melakukan

hal yang lain ketika sedang melayani masyarakat.

Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada

salah satu permasalahan yang terjadi mengenai kemampuan adaptasi untuk

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Sistem yang sering error dan down

ketika sedang memproses upload ataupun input data para pemohon paspor.

Sistem sering error dan down ketika memproses berkas para pemohon paspor

secara online, sistem sering error dan down karena trafik terlalu tinggi

mengingat website banyak yang mengakses secara bersamaan pada jam-jam


176

sibuk, dan menjadi slow respond karena semakin banyak pengunjung maka

semakin berat kerja sebuah server bahkan tidak bisa diakses. Mengakibatkan

para pemohon paspor yang membuat paspor secara online harus menunggu

dalam jangka waktu yang tidak ditentukan dan bahkan harus kembali lagi

besok ke Kantor Imigrasi. Hal ini membuat para pemohon paspor tertunda

dalam pengurusan paspor.

3. Kepuasan Kerja

Menurut Hessel Nogi Tangkilisan kepuasan kerja adalah suatu kondisi

yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan

kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi secara

keseluruhan untuk mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi

fokus analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan

karyawan dan sistem intensif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang

berprestasi atau telah melakukan pekerjaan yang melebihi beban yang ada.

Dalam penelitian ini terdapat 24 butir pernyataan dan terdiri dari 12 sub

indikator kepuasan kerja dengan nilai ideal yakni 24 x 4 x 97 = 9.312 (24

adalah jumlah pernyataan yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala

likert, 97 adalah jumlah responden). Setelah menemukan skor ideal maka

bandingkan dengan skor rill yang diisi responden yakni 6.946 sehingga
177

didapat 6.946 / 9.312 x 100% = 74,59 % sehingga program ini bisa dikatakan

cukup berhasil jika dilihat dari indikator kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat

dari hasil kuesioner pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas

dengan kualitas pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai ;

Pegawai bekerja sesuai jam operasional pelayanan yang berlaku; Pegawai

selalu berada diloket pelayanan ketika jam kerja; Pegawai yang memberikan

pelayanan dapat diandalkan; Pegawai selalu siap siaga dalam memberikan

pelayanan; Pegawai tidak menunda-nunda saat melakukan pelayanan;

Pegawai teliti dalam memeriksa berkas pemohon paspor; Pegawai tidak pilih

kasih dalam memberikan pelayanan; Perlakuan pegawai dalam memberikan

pelayanan tidak diskriminatif; Pegawai bekerja secara cekatan dalam

memberikan pelayanan; Pemohon merasa puas terhadap cara bekerja pegawai

dalam memberikan pelayanan; Pegawai selalu tersenyum, memberikan salam

dan menyapa kepada para masyarakat; Pegawai selalu bersikap Sopan dan

Santun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; Pegawai ramah

ketika memberikan pelayanan; dan Pegawai tidak menggunakan kata-kata

kasar ketika melayani masyarakat. Masyarakat puas dengan pegawai Kantor

Imigrasi Kelas I Serang yang selalu menerapkan 5 S (Senyum, Salam, Sapa,

Sopan dan Santun) ketika sedang melayani pengurusan paspor sehingga

masyarakat merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu

mengutamakan kenyamanan masyarakat yang akan mengurus dokumen

paspor demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sarana dan


178

prasarana yang mendukung pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam

melayani masyarakat dalam pembuatan paspor cukup memumpuni, ruang

tunggu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas wifi yang tersedia pun bisa

digunakan oleh masyarakat untuk mengisi waktu sambil menunggu antrian,

serta ruang tunggu bermain anak yang membuat masyarakat pemohon paspor

terutama ibu-ibu yang membawa anak tidak khawatir apabila harus

menunggu antrian yang begitu lama dan ruang tuk menyusui yang

diperuntukan untuk ibu yang membawa bayi.

Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada

salah satu permasalahan yang terjadi mengenai kepuasan kerja untuk Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Sarana dan prasarana yang tersedia saat ini

tidak sebanding dengan masyarakat yang akan mengurus paspor begitu

banyak tiap harinya dan kurang mendukung dalam melayani masyarakat

seperti loket pemohonan paspor yang kurang, loket pelayanan yang tersedia

hanya dua dirasa kurang karena banyaknya permohonan pelayanan paspor di

Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Ruang tunggu yang kurang luas sehingga

banyak para pemohon paspor harus menunggu di halaman luar Kantor

Imigrasi Kelas I Serang dikarenakan tidak kebagian tempat duduk, tempat

pengisian formulir yang kurang memadai, karena para pemohon paspor harus

saling mendahului satu sama lain hanya untuk melihat tata cara pengisian

formulir dan masyarakat harus mengisi formulir beralaskan tembok ataupun

dipunggung orang lain hanya untuk menulis tulisan di formulir tersebut agar

tidak acak-acakan.
179

Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai sehingga tidak menunjang

dalam pelayanan penerbitkan paspor kepada masyarakat. Lahan parkir yang

ada di Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat dikatakan terbatas atau kurang

memadai. karena lahan parkir yang tersedia hanya menampung kendaraaan

untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang saja. Sehingga apabila

masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan lain di Kantor Imigrasi

Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di bahu jalan depan kantor

imigrasi, atau bahkan harus menumpang parkir di sekolah maupun di Kantor

Dinas Kecamatan Serang yang ada di samping kantor imigrasi, dan membuat

kemacetan sehingga memperhambat masyarakat yang ingin mengurus

dokumen keimigrasiannya terganggu.

4. Tanggung Jawab

Tanggung Jawab merupakan indikator terakhir dalam teori efektivitas

yakni organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya sesuai

dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa menghadapi serta

menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Dalam penelitian

ini terdapat 20 butir pernyataan dan terdiri dari 10 sub indikator tanggung

jawab dengan nilai ideal yakni 20 x 4 x 97 = 7.760 (20 adalah jumlah

pernyataan yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah

jumlah responden). Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan

skor rill yang diisi responden yakni 5.844 sehingga didapat 5.844 / 7.760 x

100 % = 75,30 % sehingga program ini bisa dikatakan berhasil jika dilihat

dari indikator tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner
180

pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas

pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai ; Data yang diupload

dengan data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor;

Mendapatkan pemberitahuan apabila data yang di upload dengan data yang

dilampirkan tidak sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor; Waktu

proses pengurusan paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Waktu

proses pengurusan paspor dianggap wajar oleh pemohon paspor;

Penyelesaian atau penerbitan paspor tepat waktu; Pemohon mengetahui

jangka waktu penerbitan paspor; Biaya yang ditetapkan oleh kantor imigrasi

sudah wajar; Masyarakat mengetahui rincian biaya pembuatan paspor; Biaya

yang dikeluarkan masyarakat sebanding dengan kualitas paspor; Pemohon

paspor merasa puas dengan biaya yang dikeluarkan karena sebanding dengan

kualitas paspor; Kesesuaian biaya yang dibayar dengan biaya yang telah

ditetapkan; Adanya penjelasan apabila biaya yang dibayar dengan biaya yang

telah ditetapkan tidak sesuai; Paspor yang diterbitkan sesuai dengan identitas

pemohonan paspor; dan Pemohon paspor merasa puas terhadap paspor yang

diterbitkan karena sesuai dengan identitas pemohon paspor. Hal ini Kantor

Imigrasi Kelas I Serang bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi

mengenai pengurusan dokumen paspor secara tepat dan tranparan, serta

memastikan bahwa data pemohon paspor yang sudah diinput sesuai dengan

identitas pemohon paspor. Informasi mengenai persyaratan, alur serta biaya

pembuatan paspor secara walk in sudah disediakan oleh Kantor Imigrasi

Kelas I Serang, sehingga masyarakat tidak bingung dengan biaya yang akan
181

dikeluarkan berapa, waktu pengurusan paspor pun sesuai dengan ketentuan

yang telah ditentukan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang dan

masyarakat pun sudah mengetahui jangka waktu penerbitan paspor yang telah

ditentukan.

Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada

salah satu permasalahan yang terjadi mengenai tanggung jawab untuk Kantor

Imigrasi Kelas I Serang. Dimana informasi mengenai pembuatan paspor

secara online berbanding terbalik dengan pembuatan paspor secara walk in.

Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Kantor Imigrasi Serang dibanding

Kantor Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat banyak pemohon

yang tidak mengetahui tata cara pembuatan paspor online. Hal ini dapat

dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak dibandingkan pemohon

online. Selain itu informasi yang ada di Website Kantor Imigrasi Kelas I

Serang yang tidak diperbaharui. Selanjutnya sosialisasi mengenai pembuatan

paspor online tersebut sudah tidak ada di sekitar Kantor Imigrasi Kelas I

Serang sehingga para pemohon yang ingin membuat paspor hanya

mengetahui pelayanan pembuatan paspor secara walk in oleh masyarakat

umum yang baru pertama kali mengurus paspor, dan para pemohon pun

mengetahui pembuatan paspor online dari mulut ke mulut dan membuat

sosialiasi dirasa kurang jelas, kurang informatif sehingga menimbulkan

kebingungan.
182

Berdasarkan data yang diperoleh, skor yang diperoleh adalah 4 x 67 x 97 =

25.996 sehingga skor ideal yang didapat adalah 25.996. Keterangannya adalah 4

merupakan nilai tertinggi dan 1 merupakan nilai terendah dari setiap pelihan

jawaban pernyataan yang diajuan pada responden , 67 merupakan jumlah item

instrumen pernyataan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner,

dan 97 merupakan jumlah seluruh sample dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah

skor yang diperoleh berdasarkan melalui pengumpulan data adalah 19.447 maka

didapatkan hasilnya sebagai berikut :

= Jumlah skor : Total skor x 100


= (19.447 : 25.996) x 100 %

= 0,7480766x 100%

= 74,80 %

Sehingga dapat dijelaskan bahwa persentase Tingkat Efektivitas Pelayanan

Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten

berjalan dengan Efektif .

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti jelaskan dari indikator teori

efektivitas yaitu pencapaian target, kemampuan adaptasi, kepuasan kerja dan

tanggung jawab maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Efektivitas Pelayanan

Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten

sudah dikatakan berjalan dengan efektif , hal ini dapat diartikan bahwa persentase
183

Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas

I Serang Provinsi Banten menghasilkan 74,80 % dari angka minimal yang

dihipotesiskan yaitu 70 %.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti

memiliki beberapa saran yang diharapkan bisa memperbaiki pelayanan pembuatan

paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang, yaitu :

1. Kantor Imigrasi Kelas I Serang bisa lebih meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam hal perbaikan sarana dan

prasarana, seperti lebih memperbaiki ruang tunggu agar lebih nyaman,

menyediakan tempat pengisian formulir, menambah loket pelayanan,

fasilitas toilet yang diperbanyak lagi dan juga memperluas lahan parkir

bagi masyarakat karena semua itu untuk menunjang proses pelayanan.

2. Meningkatkan jumlah pegawai yang saat ini berjumlah 38 orang, karena

dirasa kurang cukup dalam melayani permohonan masyarakat dalam

pembuatan paspor yang banyak setiap harinya di Kantor Imigrasi Kelas I

Serang.

3. Lebih meningkatkan sosialisasi mengenai prosedur pembuatan paspor

secara online, bisa lewat sarana media informasi website atau media sosial,

bisa dengan disediakannya informasi di ruang tunggu atau di depan Kantor

Imigrasi Kelas I Serang agar masyarakat lebih mengerti dan mengetahui

prosedur untuk mengurus paspor secara online.


184

4. Sebaiknnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah kuota

pemohon paspor online yang ditiap harinya dirasa kurang oleh

masyarakat, karena kuota pemohon paspor online tidak sebanding dengan

para pemohon paspor online di tiap harinya.

5. Kantor Imigrasi Kelas I Serang hendaknya meningkatkan kualitas

jaringan, agar mempermudah masyarakat dalam mengakses website dan

membantu para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam

mengupload data para pemohon paspor.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta :
Pembaruan.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Makmur, Syarief. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Moenir, H.A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 Dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik : Teori, Kebijakan,
dan Implementasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.
, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
Supriono, R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Susanto, Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan
Pengembangannya. Bandung : Lingga Jaya.
Tampubolon, Manahan. P. 2008. Perilaku Organisasi: Perspektif Organisasi
Bisnis. Bogor : Ghalia Indonesia.
Tangkilisan, Hessel Nogi, S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo.

xvii
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Wewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta : Andi.

Dokumen dan Peraturan Undang – Undang :

Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional
Pemeriksa Keimigrasian dan Angka Kreditnya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan


Publik.

Keputusan Menteri Pendagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 Tentang


Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004


tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah

Sumber Lain :

http://www.imigrasi.go.id/
http://serang.imigrasi.go.id/
http://tangerang.imigrasi.go.id/
http://travel.kompas.com/read/2016/04/27/170300627/

xviii
KEMENTERIAN‐ RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN lLNCCI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILⅣ lU POLI¬ 旺K
PrOgTam Stdil l.1lmu Administrasi Ncgara
2.1lmu Kollnu‐ kasi
3.1lrrlu Pellllcnntahall
Jtt RttJ― KL4Phor 9響 )2響 Ю 黎 ′ も,摯 l讐 里
28175Pま甲 ≧n諏 額 g Banterl

Nomor : 16o8 /uN.43.6-1 rr.e,n0t6 29 0ktobcr 2016



P― : Per:rrrohonan Ijin Mencari Data

KspadaYth-
Kepala Kepala K.mtor Imigrasi Kelas I Serang
di
Tempat

DenganHormat,
Sehubungan dengu diseterrggarakannya kegiaran riset mahasisrva kami di Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosiai dan IImu Politik {Jnivcrsita-s Sultan Ageng
Tirtayasa" maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan lugas kepada
mahasiswa berikut ini untuk mencari datayang dibutuhkan'

N劉瞼 GalihHidayat Ramadhan


剛 6f6I1204.12
Scmestg D(
Mata Kuliah Skripsi
Judul Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang
'l'ahun 2014 * 2Ol6- dan
Data diperlukan : StatiSik Pelayanan Paspor dari
Data terkait fasilitas pelayanan pembuatan paspor-

Untuk itu kafid berharap dan memohon kepada Bapak/ lbu untrrk dapat memberikan
izin gune mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut-

Demikian surat i1xi kami sampaikan- Atas perhatian dan kerjasamany4 kami
mengucapkan terima kasih-

Studi
Neg機

Li塁 壁 M_si
in25』 h,S_Sos、
NIP_197603292003122001

KEMENTEtt RIS=T,TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN TGGI
UNIVERSITAS SI「 LTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTASILIⅥ U SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Progralu Sttdi l l.1lmu Adminittasi Ncgara
2.1lmu Komunikasi
3.11lnu Pcmenn血 an
Jalan Rap rakm KM.4 Phonc r0254)280330B凛 228,Fax_0254-281245P3matan s― g Bantcn

Nomor : 2a55 /UN.43.6.X l?(;/201,7 23 Januan 2017


L;uniriran :-
Ilerihal : Permohon:rn trjin Moncari triatir

Kepada Yth.
I{epala Kantor lmigxrsi Keias I l:,ir,:rar:i;
di
Tempat

DenganHormat,
Sehubrmgan dengan diseleuggarakarrnya kegiatan riset mahasiswa kami di Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilnnu Sosial dan Ilmu Folitik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini mernirerikan tugas kepada
mahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan.

l'Jaula Galih Hidayat R


NIM ffilt2mt2
Semester D(
Mata Kuliah Skripsi
.ludul Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online Di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang-
f)ata ditrrcr1uka;r : Statistik pelayanan paspor online Tahun 20tr6,
Statistik pelayanan paspor manual dari Tahun 20 1 4-20 1 6, dan
Statistik pelayanan paspor manual Tahun 2016.

Unhrk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Iiru untuk clapat memberikan
izin guna mencari data yang dibutuhkan matrasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan keriasamanya, kami
mengucapkan terima kasih.

Ketll, Program Studi


Ilmu A

liht/S.Sos、 卜1.Si
塁Tを 603'02003122001

'1`

'ケ
KE口 NI鳳 畦 N RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAK■LTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLHEK
PFOeFam Smdil l.Ⅱ mu Aと越五 strasi Ncgara
2.Ilmu KoIIlllntkasl
3.Ihu Pemerintah祖
J」h嶋 Lya la― KM4Phm・ ●ぶMだ F賀 t02井 281245-―
)280330 Ek■ 22ι 簸 8 BL出 tCn

NOInor : \u6 fiIN.4X.6.,,/PG,n0fi 7 J面 2017


晦 血
P銀 : Permohonan Ein Mercari Datz

KepadaYth
Kepla Kepala Kantor tmigrasi Kelas II Cilegon
di
Tempat

欧 鴨 肛 Homat
Sehubungan dengan diselenggammya kegiatan五 set mttasiswa Lmi di 1lmu
Adhinttta饉 NegコにLF」 h』 磁s ILnu Sosial da■ ttmu P01itik■ Inivclsitas Su]鯰 n Agellg
Tirtay〔 澪亀
=ntta kalni yAng bc― ぬ tallgan di bawah i」 rllembelう kan tugas kepada
mahasiswa berikut lnl llntuk inencaFl data yang dibutuhkan,

Nama IG^liL Hidayat hmadhall


NIM 1 6661120412
Semester iX←呵膵重uh)
臨 Kuliah :Sttpsi
Judul :Tinnt Efekti宙 tas PelayanAn Pcmbuatm Paspor Online dil像 通ゎr
higrasi Kelas I S… g PFOVinSi Banten
D務 碑 爛 ぬ :Data ttit fasilitt Pclay… p― 臨 範 paspor.

Unむ 山 itu ka■ li bcrhartt HAn lnernohon kepada Bapttr lbu untuk dゎ at membe」巨ュ
Lh guna■ ■elncaH datt yang dibutuhkan mahasiswa tubebut.

Dmikiart ―
t ini k枷 正 ― Paika■ l_ A'AC I掟 量 盟 titt dan kc嗜 y≒・ kami
m鐵 _ph動 a動 .

Listvanin簗 遡LS_Soミ ヽ■Si


理 ,197603292003122001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

〓′
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

二■
Program Studi : 1. Ilmu Administrasi Negara



2. Ilmu Komunikasi
3. Ilmu Pemerintahan
Jalan Raya iakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Banten
url: http://wwr.v.fIsip-untirta.ac.id, Email: kontak@tisip-untirta.ac.id

Nomor :122+ruN.43.6.11PG12017 25 September 2Al7


Lampiran : -
Perihal : Permohonan Ijin Mencari Data

Kepada Yth.
Kepala Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Serang
di
Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di Ilmu
Adminiskasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayas4 maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepada
mahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan,

Nama Galih Hidayat Ramadhan


NIM 66ilnA4T2
Semester XI (sebelas)
Mata Kuliah Skripsi
Judul Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
Data diperlukan : Meminta Ijin untuk menyebar kuesioner di Kantor Imigrasi Kelas
I Serang.

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapakl Ibu untuk dapat memberikan
izin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami
mengucapkan terima kasih.

.197603292003122001
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG
KEIMIGRASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari


perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas
Wilayah Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban
kehidupan berbangsa dan bernegara menuju
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong
meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang
menimbulkan berbagai dampak, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan
dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia,
sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan
yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan
penghormatan, pelindungan, dan pemajuan hak asasi
manusia;
c. bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian sudah tidak memadai lagi untuk
memenuhi berbagai perkembangan kebutuhan
pengaturan, pelayanan, dan pengawasan di bidang
Keimigrasian sehingga perlu dicabut dan diganti
dengan undang-undang baru yang lebih komprehensif
serta mampu menjawab tantangan yang ada;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membentuk Undang-Undang tentang Keimigrasian;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 28E
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

Dengan . . .
-2-

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan undang-undang.
3. Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan
pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan
Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara,
dan fasilitator pembangunan kesejahteraan
masyarakat.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi
manusia.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
6. Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana
tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bidang Keimigrasian.
7. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki
keahlian teknis Keimigrasian serta memiliki
wewenang untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab berdasarkan Undang-Undang ini.

8. Penyidik . . .
-3-

8. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Keimigrasian yang


selanjutnya disebut dengan PPNS Keimigrasian
adalah Pejabat Imigrasi yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan tindak
pidana Keimigrasian.
9. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
10. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian adalah
sistem teknologi informasi dan komunikasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan informasi guna mendukung operasional,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
melaksanakan Fungsi Keimigrasian.
11. Kantor Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang
menjalankan Fungsi Keimigrasian di daerah
kabupaten, kota, atau kecamatan.
12. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos
lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk
dan keluar Wilayah Indonesia.
13. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi
internasional lainnya untuk melakukan perjalanan
antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
14. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang
dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas
luar negeri.
15. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah
Paspor Republik Indonesia dan Surat Perjalanan
Laksana Paspor Republik Indonesia.
16. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara
Indonesia untuk melakukan perjalanan antarnegara
yang berlaku selama jangka waktu tertentu.

17. Surat . . .
-4-

17. Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia


yang selanjutnya disebut Surat Perjalanan Laksana
Paspor adalah dokumen pengganti paspor yang
diberikan dalam keadaan tertentu yang berlaku
selama jangka waktu tertentu.
18. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Visa adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang di Perwakilan Republik
Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang memuat
persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi dasar
untuk pemberian Izin Tinggal.
19. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan masuk
Wilayah Indonesia.
20. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan keluar
Wilayah Indonesia.
21. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar
negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
22. Pernyataan Integrasi adalah pernyataan Orang Asing
kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah
satu syarat memperoleh Izin Tinggal Tetap.
23. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing tertentu untuk bertempat tinggal dan
menetap di Wilayah Indonesia sebagai penduduk
Indonesia.
24. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing
pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal Tetap
untuk masuk kembali ke Wilayah Indonesia.
25. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau
kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan
hukum maupun bukan badan hukum.

26. Penjamin . . .
-5-

26. Penjamin adalah orang atau Korporasi yang


bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan
Orang Asing selama berada di Wilayah Indonesia.
27. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau
sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik
untuk mengangkut orang maupun barang.
28. Pencegahan adalah larangan sementara terhadap
orang untuk keluar dari Wilayah Indonesia
berdasarkan alasan Keimigrasian atau alasan lain
yang ditentukan oleh undang-undang.
29. Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing
untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian.
30. Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan
Keimigrasian dan pengamanan Keimigrasian dalam
rangka proses penyajian informasi melalui analisis
guna menetapkan perkiraan keadaan Keimigrasian
yang dihadapi atau yang akan dihadapi.
31. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah sanksi
administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi
terhadap Orang Asing di luar proses peradilan.
32. Penyelundupan Manusia adalah perbuatan yang
bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau
untuk orang lain yang membawa seseorang atau
kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun
tidak terorganisasi, atau memerintahkan orang lain
untuk membawa seseorang atau kelompok orang,
baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi,
yang tidak memiliki hak secara sah untuk memasuki
Wilayah Indonesia atau keluar Wilayah Indonesia
dan/atau masuk wilayah negara lain yang orang
tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki wilayah
tersebut secara sah, baik dengan menggunakan
dokumen sah maupun dokumen palsu, atau tanpa
menggunakan Dokumen Perjalanan, baik melalui
pemeriksaan imigrasi maupun tidak.
33. Rumah Detensi Imigrasi adalah unit pelaksana teknis
yang menjalankan Fungsi Keimigrasian sebagai
tempat penampungan sementara bagi Orang Asing
yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian.

34. Ruang . . .
-6-

34. Ruang Detensi Imigrasi adalah tempat penampungan


sementara bagi Orang Asing yang dikenai Tindakan
Administratif Keimigrasian yang berada di Direktorat
Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi.
35. Deteni adalah Orang Asing penghuni Rumah Detensi
Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi yang telah
mendapatkan keputusan pendetensian dari Pejabat
Imigrasi.
36. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan
Orang Asing dari Wilayah Indonesia.
37. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik,
pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot,
atau pengemudi alat angkut yang bersangkutan.
38. Penumpang adalah setiap orang yang berada di atas
alat angkut, kecuali awak alat angkut.
39. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan
Besar Republik Indonesia, Konsulat Jenderal
Republik Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.

Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan
perjalanan keluar dan masuk Wilayah Indonesia.

BAB II
PELAKSANAAN FUNGSI KEIMIGRASIAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
(1) Untuk melaksanakan Fungsi Keimigrasian,
Pemerintah menetapkan kebijakan Keimigrasian.
(2) Kebijakan Keimigrasian dilaksanakan oleh Menteri.
(3) Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan
Wilayah Indonesia dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi
yang meliputi Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan pos
lintas batas.

Pasal 4 . . .
-7-

Pasal 4
(1) Untuk melaksanakan Fungsi Keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat
dibentuk Kantor Imigrasi di kabupaten, kota, atau
kecamatan.
(2) Di setiap wilayah kerja Kantor Imigrasi dapat
dibentuk Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Pembentukan Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri.
(4) Selain Kantor Imigrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat dibentuk Rumah Detensi Imigrasi di
ibu kota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
(5) Kantor Imigrasi dan Rumah Detensi Imigrasi
merupakan unit pelaksana teknis yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Imigrasi.

Pasal 5
Fungsi Keimigrasian di setiap Perwakilan Republik
Indonesia atau tempat lain di luar negeri dilaksanakan
oleh Pejabat Imigrasi dan/atau pejabat dinas luar negeri
yang ditunjuk.

Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di
bidang Keimigrasian dengan negara lain dan/atau dengan
badan atau organisasi internasional berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian

Pasal 7
(1) Direktur Jenderal bertanggung jawab menyusun dan
mengelola Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
sebagai sarana pelaksanaan Fungsi Keimigrasian di
dalam atau di luar Wilayah Indonesia.

(2) Sistem . . .
-8-

(2) Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dapat


diakses oleh instansi dan/atau lembaga
pemerintahan terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

BAB III
MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 8
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia wajib memiliki Dokumen Perjalanan yang
sah dan masih berlaku.
(2) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia
wajib memiliki Visa yang sah dan masih berlaku,
kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang
ini dan perjanjian internasional.

Pasal 9
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan
oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemeriksaan Dokumen Perjalanan dan/atau
identitas diri yang sah.
(3) Dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan
Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri
seseorang, Pejabat Imigrasi berwenang untuk
melakukan penggeledahan terhadap badan dan
barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses
penyelidikan Keimigrasian.

Bagian Kedua . . .
-9-
Bagian Kedua
Masuk Wilayah Indonesia

Pasal 10
Orang Asing yang telah memenuhi persyaratan dapat
masuk Wilayah Indonesia setelah mendapatkan Tanda
Masuk.

Pasal 11
(1) Dalam keadaan darurat Pejabat Imigrasi dapat
memberikan Tanda Masuk yang bersifat darurat
kepada Orang Asing.
(2) Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku sebagai Izin Tinggal kunjungan dalam jangka
waktu tertentu.

Pasal 12
Menteri berwenang melarang Orang Asing berada di
daerah tertentu di Wilayah Indonesia.

Pasal 13
(1) Pejabat Imigrasi menolak Orang Asing masuk Wilayah
Indonesia dalam hal orang asing tersebut:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
berlaku;
c. memiliki dokumen Keimigrasian yang palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;
g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana
transnasional yang terorganisasi;
h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk
ditangkap dari suatu negara asing;

i. terlibat . . .
- 10 -

i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap


Pemerintah Republik Indonesia; atau
j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan
penyelundupan manusia.
(2) Orang Asing yang ditolak masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam
pengawasan sementara menunggu proses
pemulangan yang bersangkutan.

Pasal 14
(1) Setiap warga negara Indonesia tidak dapat ditolak
masuk Wilayah Indonesia.
(2) Dalam hal terdapat keraguan terhadap Dokumen
Perjalanan seorang warga negara Indonesia dan/atau
status kewarganegaraannya, yang bersangkutan
harus memberikan bukti lain yang sah dan
meyakinkan yang menunjukkan bahwa yang
bersangkutan adalah warga negara Indonesia.
(3) Dalam rangka melengkapi bukti sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan dapat
ditempatkan dalam Rumah Detensi Imigrasi atau
Ruang Detensi Imigrasi.

Bagian Ketiga
Keluar Wilayah Indonesia

Pasal 15
Setiap orang dapat keluar Wilayah Indonesia setelah
memenuhi persyaratan dan mendapat Tanda Keluar dari
Pejabat Imigrasi.

Pasal 16
(1) Pejabat Imigrasi menolak orang untuk keluar Wilayah
Indonesia dalam hal orang tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;

b. diperlukan . . .
- 11 -

b. diperlukan untuk kepentingan penyelidikan dan


penyidikan atas permintaan pejabat yang
berwenang; atau
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan.
(2) Pejabat Imigrasi juga berwenang menolak Orang
Asing untuk keluar Wilayah Indonesia dalam hal
Orang Asing tersebut masih mempunyai kewajiban di
Indonesia yang harus diselesaikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Kewajiban Penanggung Jawab Alat Angkut

Pasal 17
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan alat angkutnya
wajib melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut yang membawa
penumpang yang akan masuk atau keluar Wilayah
Indonesia hanya dapat menurunkan atau menaikkan
penumpang di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Nakhoda kapal laut wajib melarang Orang Asing yang
tidak memenuhi persyaratan untuk meninggalkan
alat angkutnya selama alat angkut tersebut berada di
Wilayah Indonesia.

Pasal 18
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia atau akan berangkat keluar
Wilayah Indonesia diwajibkan untuk:
a. sebelum kedatangan atau keberangkatan
memberitahukan rencana kedatangan atau
rencana keberangkatan secara tertulis atau
elektronik kepada Pejabat Imigrasi;
b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar
awak alat angkut yang ditandatanganinya kepada
Pejabat Imigrasi;
c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera
isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia dengan membawa penumpang;

d. melarang . . .
- 12 -

d. melarang setiap orang naik atau turun dari alat


angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi sebelum dan
selama dilakukan pemeriksaan Keimigrasian;
e. melarang setiap orang naik atau turun dari alat
angkut yang telah mendapat penyelesaian
Keimigrasian selama menunggu keberangkatan;
f. membawa kembali keluar Wilayah Indonesia pada
kesempatan pertama setiap Orang Asing yang
tidak memenuhi persyaratan yang datang dengan
alat angkutnya;
g. menjamin bahwa Orang Asing yang diduga atau
dicurigai akan masuk ke Wilayah Indonesia secara
tidak sah untuk tidak turun dari alat angkutnya;
dan
h. menanggung segala biaya yang timbul sebagai
akibat pemulangan setiap penumpang dan/atau
awak alat angkutnya.
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut reguler wajib
menggunakan sistem informasi pemrosesan
pendahuluan data penumpang dan melakukan kerja
sama dalam rangka pemberitahuan data penumpang
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.

Pasal 19
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut wajib memeriksa
Dokumen Perjalanan dan/atau Visa setiap
penumpang yang akan melakukan perjalanan masuk
Wilayah Indonesia.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum penumpang naik ke alat
angkutnya yang akan menuju Wilayah Indonesia.
(3) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib menolak untuk
mengangkut setiap penumpang yang tidak memiliki
Dokumen Perjalanan, Visa, dan/atau Dokumen
Keimigrasian yang sah dan masih berlaku.

(4) Jika . . .
- 13 -

(4) Jika dalam pemeriksaan Keimigrasian oleh Pejabat


Imigrasi ditemukan ada penumpang sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Penanggung Jawab Alat
Angkut dikenai sanksi berupa biaya beban dan wajib
membawa kembali penumpang tersebut keluar
Wilayah Indonesia.

Pasal 20
Pejabat Imigrasi yang bertugas berwenang naik ke alat
angkut yang berlabuh di pelabuhan, mendarat di bandar
udara, atau berada di pos lintas batas untuk kepentingan
pemeriksaan Keimigrasian.

Pasal 21
Dalam hal terdapat dugaan adanya pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 atau
Pasal 18, Pejabat Imigrasi berwenang memerintahkan
Penanggung Jawab Alat Angkut untuk menghentikan atau
membawa alat angkutnya ke suatu tempat guna
kepentingan pemeriksaan Keimigrasian.

Bagian Kelima
Area Imigrasi

Pasal 22
(1) Setiap Tempat Pemeriksaan Imigrasi ditetapkan suatu
area tertentu untuk melakukan pemeriksaan
Keimigrasian yang disebut dengan area imigrasi.
(2) Area imigrasi merupakan area terbatas yang hanya
dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut
yang akan keluar atau masuk Wilayah Indonesia atau
pejabat dan petugas yang berwenang.
(3) Kepala Kantor Imigrasi bersama-sama dengan
penyelenggara bandar udara, pelabuhan laut, dan pos
lintas batas menetapkan area imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(4) Penyelenggara bandar udara, pelabuhan laut, dan pos
lintas batas dapat mengeluarkan tanda untuk
memasuki area imigrasi setelah mendapat
persetujuan kepala Kantor Imigrasi.

Pasal 23 . . .
- 14 -
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
masuk dan keluar Wilayah Indonesia diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

BAB IV
DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 24
(1) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas:
a. Paspor; dan
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor.
(2) Paspor terdiri atas:
a. Paspor diplomatik;
b. Paspor dinas; dan
c. Paspor biasa.
(3) Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri atas:
a. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga
negara Indonesia;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang
Asing; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas;
(4) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
dokumen negara.

Pasal 25
(1) Paspor diplomatik diterbitkan bagi warga negara
Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar
Wilayah Indonesia dalam rangka penempatan atau
perjalanan tugas yang bersifat diplomatik.
(2) Paspor dinas diterbitkan bagi warga negara Indonesia
yang akan melakukan perjalanan keluar Wilayah
Indonesia dalam rangka penempatan atau perjalanan
dinas yang tidak bersifat diplomatik.
(3) Paspor diplomatik dan Paspor dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diterbitkan oleh
Menteri Luar Negeri.

Pasal 26 . . .
- 15 -

Pasal 26
(1) Paspor biasa diterbitkan untuk warga negara
Indonesia.
(2) Paspor biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

Pasal 27
(1) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga negara
Indonesia dikeluarkan bagi warga negara Indonesia
dalam keadaan tertentu jika Paspor biasa tidak dapat
diberikan.
(2) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing
dikeluarkan bagi Orang Asing yang tidak mempunyai
Dokumen Perjalanan yang sah dan negaranya tidak
mempunyai perwakilan di Indonesia.
(3) Surat Perjalanan Laksana Paspor sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam hal:
a. atas kehendak sendiri keluar Wilayah Indonesia
sepanjang tidak terkena pencegahan;
b. dikenai Deportasi; atau
c. repatriasi.
(4) Surat Perjalanan Laksana Paspor diterbitkan oleh
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 28
Surat Perjalanan Laksana Paspor dapat dikeluarkan untuk
orang perseorangan atau kolektif.

Pasal 29
(1) Surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
dapat dikeluarkan bagi warga negara Indonesia yang
berdomisili di wilayah perbatasan negara Republik
Indonesia dengan negara lain sesuai dengan
perjanjian lintas batas.
(2) Surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

Pasal 30 . . .
- 16 -

Pasal 30
Setiap warga negara Indonesia hanya diperbolehkan
memegang 1 (satu) Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia yang sejenis atas namanya sendiri yang masih
berlaku.

Pasal 31
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
berwenang melakukan penarikan atau pencabutan
Paspor biasa, Surat Perjalanan Laksana Paspor, dan
surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
yang telah dikeluarkan.
(2) Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk
berwenang melakukan penarikan atau pencabutan
Paspor diplomatik dan Paspor dinas.
(3) Penarikan Paspor biasa dilakukan dalam hal:
a. pemegangnya melakukan tindak pidana atau
melanggar peraturan perundang-undangan di
Indonesia; atau
b. pemegangnya termasuk dalam daftar Pencegahan.

Pasal 32
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan pengamanan
blanko dan formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menetapkan spesifikasi teknis pengamanan dengan
standar bentuk, ukuran, desain, fitur pengamanan,
dan isi blanko sesuai dengan standar internasional
serta formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.

(3) Pejabat . . .
- 17 -

(3) Pejabat Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk


berwenang melakukan pengisian dan pencatatan,
baik secara manual maupun elektronik, dalam blanko
dan formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.

Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
pemberian, penarikan, pembatalan, pencabutan,
penggantian, serta pengadaan blanko dan standardisasi
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

BAB V
VISA, TANDA MASUK, DAN IZIN TINGGAL

Bagian Kesatu
Visa

Pasal 34
Visa terdiri atas:
a. Visa diplomatik;
b. Visa dinas;
c. Visa kunjungan; dan
d. Visa tinggal terbatas.

Pasal 35
Visa diplomatik diberikan kepada Orang Asing pemegang
Paspor diplomatik dan paspor lain untuk masuk Wilayah
Indonesia guna melaksanakan tugas yang bersifat
diplomatik.

Pasal 36 . . .
- 18 -

Pasal 36
Visa dinas diberikan kepada Orang Asing pemegang
Paspor dinas dan Paspor lain yang akan melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam rangka
melaksanakan tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik
dari pemerintah asing yang bersangkutan atau organisasi
internasional.

Pasal 37
Pemberian Visa diplomatik dan Visa dinas merupakan
kewenangan Menteri Luar Negeri dan dalam
pelaksanaannya dikeluarkan oleh pejabat dinas luar negeri
di Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 38
Visa kunjungan diberikan kepada Orang Asing yang akan
melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam rangka
kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial
budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau
singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.

Pasal 39
Visa tinggal terbatas diberikan kepada Orang Asing:
a. sebagai rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti,
pelajar, investor, lanjut usia, dan keluarganya, serta
Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia, yang akan melakukan perjalanan
ke Wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang terbatas; atau
b. dalam rangka bergabung untuk bekerja di atas kapal,
alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah
perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen,
dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Pasal 40
(1) Pemberian Visa kunjungan dan Visa tinggal terbatas
merupakan kewenangan Menteri.

(2) Visa . . .
- 19 -

(2) Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan


dan ditandatangani oleh Pejabat Imigrasi di
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(3) Dalam hal Perwakilan Republik Indonesia belum ada
Pejabat Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pemberian Visa kunjungan dan Visa tinggal
terbatas dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri.
(4) Pejabat dinas luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berwenang memberikan Visa setelah
memperoleh Keputusan Menteri.

Pasal 41
(1) Visa kunjungan dapat juga diberikan kepada Orang
Asing pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi.
(2) Orang Asing yang dapat diberikan Visa kunjungan
saat kedatangan adalah warga negara dari negara
tertentu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri.
(3) Pemberian Visa kunjungan saat kedatangan di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.

Pasal 42
Permohonan Visa ditolak dalam hal pemohon:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;
c. tidak cukup memiliki biaya hidup bagi dirinya
dan/atau keluarganya selama berada di Indonesia;
d. tidak memiliki tiket kembali atau tiket terusan untuk
melanjutkan perjalanan ke negara lain;
e. tidak memiliki Izin Masuk Kembali ke negara asal
atau tidak memiliki visa ke negara lain;
f. menderita penyakit menular, gangguan jiwa, atau hal
lain yang dapat membahayakan kesehatan atau
ketertiban umum;
g. terlibat tindak pidana transnasional yang
terorganisasi atau membahayakan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau

h. termasuk . . .
- 20 -

h. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan


prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.

Pasal 43
(1) Dalam hal tertentu Orang Asing dapat dibebaskan
dari kewajiban memiliki Visa.
(2) Orang Asing yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. warga negara dari negara tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden dengan
memperhatikan asas timbal balik dan asas
manfaat;
b. warga negara asing pemegang Izin Tinggal yang
memiliki Izin Masuk Kembali yang masih berlaku;
c. nakhoda, kapten pilot, atau awak yang sedang
bertugas di alat angkut;
d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di
atas kapal laut atau alat apung yang datang
langsung dengan alat angkutnya untuk beroperasi
di perairan Nusantara, laut teritorial, landas
kontinen, dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.

Bagian Kedua
Tanda Masuk

Pasal 44
(1) Orang Asing dapat masuk Wilayah Indonesia setelah
mendapat Tanda Masuk.
(2) Tanda Masuk diberikan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi kepada Orang Asing
yang telah memenuhi persyaratan masuk Wilayah
Indonesia.

Pasal 45 . . .
- 21 -

Pasal 45
(1) Tanda Masuk bagi Orang Asing pemegang Visa
diplomatik atau Visa dinas yang melakukan
kunjungan singkat di Indonesia berlaku juga sebagai
Izin Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.
(2) Tanda Masuk bagi Orang Asing yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa atau pemegang Visa
kunjungan berlaku juga sebagai Izin Tinggal
kunjungan.

Pasal 46
(1) Orang Asing pemegang Visa diplomatik atau Visa
dinas dengan maksud bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia setelah mendapat Tanda Masuk wajib
mengajukan permohonan kepada Menteri Luar Negeri
atau pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh Izin
Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.
(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal terbatas setelah
mendapat Tanda Masuk wajib mengajukan
permohonan kepada kepala Kantor Imigrasi untuk
memperoleh Izin Tinggal terbatas.
(3) Jika Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) tidak melaksanakan kewajiban
tersebut, Orang Asing yang bersangkutan dianggap
berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah.

Pasal 47
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
permohonan, jenis kegiatan, dan jangka waktu Visa, serta
tata cara pemberian Tanda Masuk diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Izin Tinggal

Pasal 48
(1) Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
wajib memiliki Izin Tinggal.

(2) Izin . . .
- 22 -

(2) Izin Tinggal diberikan kepada Orang Asing sesuai


dengan Visa yang dimilikinya.
(3) Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Izin Tinggal diplomatik;
b. Izin Tinggal dinas;
c. Izin Tinggal kunjungan;
d. Izin Tinggal terbatas; dan
e. Izin Tinggal Tetap.
(4) Menteri berwenang melarang Orang Asing yang telah
diberi Izin Tinggal berada di daerah tertentu di
Wilayah Indonesia.
(5) Terhadap Orang Asing yang sedang menjalani
penahanan untuk kepentingan proses penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara
di lembaga pemasyarakatan, sedangkan izin
tinggalnya telah lampau waktu, Orang Asing tersebut
tidak dikenai kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

Pasal 49
(1) Izin Tinggal diplomatik diberikan kepada Orang Asing
yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
diplomatik.
(2) Izin Tinggal dinas diberikan kepada Orang Asing yang
masuk Wilayah Indonesia dengan Visa dinas.
(3) Izin Tinggal diplomatik dan Izin Tinggal dinas serta
perpanjangannya diberikan oleh Menteri Luar Negeri.

Pasal 50
(1) Izin Tinggal kunjungan diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia
dengan Visa kunjungan; atau
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dan
pada saat lahir ayah dan/atau ibunya pemegang
Izin Tinggal kunjungan.
(2) Izin Tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b diberikan sesuai dengan Izin Tinggal
kunjungan ayah dan/atau ibunya.

Pasal 51 . . .
- 23 -

Pasal 51
Izin Tinggal kunjungan berakhir karena pemegang Izin
Tinggal kunjungan:
a. kembali ke negara asalnya;
b. izinnya telah habis masa berlaku;
c. izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal terbatas;
d. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
e. dikenai Deportasi; atau
f. meninggal dunia.

Pasal 52
Izin Tinggal terbatas diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan
Visa tinggal terbatas;
b. anak yang pada saat lahir di Wilayah Indonesia ayah
dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal terbatas;
c. Orang Asing yang diberikan alih status dari Izin
Tinggal kunjungan;
d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi
di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia; atau
f. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia.

Pasal 53
Izin Tinggal terbatas berakhir karena pemegang Izin
Tinggal terbatas:
a. kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud
masuk lagi ke Wilayah Indonesia;
b. kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi
melebihi masa berlaku Izin Masuk Kembali yang
dimilikinya;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. izinnya telah habis masa berlaku;

e. izinnya . . .
- 24 -
e. izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal Tetap;
f. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
g. dikenai Deportasi; atau
h. meninggal dunia.

Pasal 54
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal terbatas
sebagai rohaniwan, pekerja, investor, dan lanjut
usia;
b. keluarga karena perkawinan campuran;
c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang Asing
pemegang Izin Tinggal Tetap; dan
d. Orang Asing eks warga negara Indonesia dan eks
subjek anak berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia.
(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak diberikan kepada Orang Asing yang tidak
memiliki paspor kebangsaan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap merupakan
penduduk Indonesia.

Pasal 55
Pemberian, perpanjangan, dan pembatalan Izin Tinggal
kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan Izin Tinggal Tetap
dilakukan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

Pasal 56
(1) Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing
dapat dialihstatuskan.
(2) Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan adalah Izin
Tinggal kunjungan menjadi Izin Tinggal terbatas dan
Izin Tinggal terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.
(3) Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Pasal 57 . . .
- 25 -

Pasal 57
(1) Izin Tinggal kunjungan dan Izin Tinggal terbatas
dapat juga dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal dinas.
(2) Alih status sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Keputusan
Menteri setelah mendapat persetujuan Menteri Luar
Negeri.

Pasal 58
Dalam hal Pejabat Imigrasi meragukan status Izin Tinggal
Orang Asing dan kewarganegaraan seseorang, Pejabat
Imigrasi berwenang menelaah serta memeriksa status Izin
Tinggal dan kewarganegaraannya.

Pasal 59
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk waktu
yang tidak terbatas sepanjang izinnya tidak
dibatalkan.
(2) Pemegang Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu
yang tidak terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib melapor ke Kantor Imigrasi setiap 5 (lima)
tahun dan tidak dikenai biaya.

Pasal 60
(1) Izin Tinggal Tetap bagi pemohon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf a diberikan
setelah pemohon tinggal menetap selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut dan menandatangani
Pernyataan Integrasi kepada Pemerintah Republik
Indonesia.
(2) Untuk mendapatkan Izin Tinggal Tetap bagi pemohon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf
b diberikan setelah usia perkawinannya mencapai 2
(dua) tahun dan menandatangani Pernyataan
Integrasi kepada Pemerintah Republik Indonesia.
(3) Izin Tinggal Tetap bagi pemohon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf c dan huruf
d dapat langsung diberikan.

Pasal 61 . . .
- 26 -

Pasal 61
Pemegang Izin Tinggal terbatas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 huruf e dan huruf f dan pemegang Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat
(1) huruf b dan huruf d dapat melakukan pekerjaan
dan/atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan/atau keluarganya.

Pasal 62
(1) Izin Tinggal Tetap dapat berakhir karena pemegang
Izin Tinggal Tetap:
a. meninggalkan Wilayah Indonesia lebih dari 1
(satu) tahun atau tidak bermaksud masuk lagi ke
Wilayah Indonesia;
b. tidak melakukan perpanjangan Izin Tinggal Tetap
setelah 5 (lima) tahun;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia;
d. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
e. dikenai tindakan Deportasi; atau
f. meninggal dunia.
(2) Izin Tinggal Tetap dibatalkan karena pemegang Izin
Tinggal Tetap:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap
negara sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan
keamanan negara;
c. melanggar Pernyataan Integrasi;
d. mempekerjakan tenaga kerja asing tanpa izin
kerja;
e. memberikan informasi yang tidak benar dalam
pengajuan permohonan Izin Tinggal Tetap;
f. Orang Asing yang bersangkutan dikenai
Tindakan Administratif Keimigrasian; atau

g. putus . . .
- 27 -

g. putus hubungan perkawinan Orang Asing yang


kawin secara sah dengan warga negara Indonesia
karena perceraian dan/atau atas putusan
pengadilan, kecuali perkawinan yang telah
berusia 10 (sepuluh) tahun atau lebih.

Pasal 63
(1) Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah
Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin
keberadaannya.
(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan
kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di
Wilayah Indonesia serta berkewajiban melaporkan
setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian,
dan perubahan alamat.
(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk
memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang
dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang
Asing yang bersangkutan:
a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya;
dan/atau
b. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian
berupa Deportasi.
(4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi
Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62
ayat (2) huruf g tidak berlaku dalam hal pemegang
Izin Tinggal Tetap tersebut putus hubungan
perkawinannya dengan warga negara Indonesia
memperoleh penjaminan yang menjamin
keberadaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 64
(1) Izin Masuk Kembali diberikan kepada Orang Asing
pemegang Izin Tinggal terbatas atau Izin Tinggal
Tetap.
(2) Pemegang Izin Tinggal terbatas diberikan Izin Masuk
Kembali yang masa berlakunya sama dengan masa
berlaku Izin Tinggal terbatas.

(3) Pemegang . . .
- 28 -

(3) Pemegang Izin Tinggal Tetap diberikan Izin Masuk


Kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun sepanjang
tidak melebihi masa berlaku Izin Tinggal Tetap.
(4) Izin Masuk Kembali berlaku untuk beberapa kali
perjalanan.

Pasal 65
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
permohonan, jangka waktu, pemberian, perpanjangan,
atau pembatalan Izin Tinggal, dan alih status Izin Tinggal
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VI
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 66
(1) Menteri melakukan pengawasan Keimigrasian.
(2) Pengawasan Keimigrasian meliputi:
a. pengawasan terhadap warga negara Indonesia
yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau
masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di
luar Wilayah Indonesia; dan
b. pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia.

Pasal 67
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia dilaksanakan pada saat permohonan
Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk, atau
berada di luar Wilayah Indonesia dilakukan dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data
dan informasi;

b. penyusunan . . .
- 29 -

b. penyusunan daftar nama warga negara Indonesia


yang dikenai Pencegahan keluar Wilayah
Indonesia;
c. pemantauan terhadap setiap warga negara
Indonesia yang memohon Dokumen Perjalanan,
keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang
berada di luar Wilayah Indonesia; dan
d. pengambilan foto dan sidik jari.
(2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian
yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat
rahasia.

Pasal 68
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing
dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk
atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan
dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data
dan informasi;
b. penyusunan daftar nama Orang Asing yang
dikenai Penangkalan atau Pencegahan;
c. pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia;
d. pengambilan foto dan sidik jari; dan
e. kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum.
(2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian
yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat
rahasia.

Pasal 69
(1) Untuk melakukan pengawasan Keimigrasian terhadap
kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri
membentuk tim pengawasan Orang Asing yang
anggotanya terdiri atas badan atau instansi
pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak
selaku ketua tim pengawasan Orang Asing.

Pasal 70 . . .
- 30 -

Pasal 70
(1) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk dalam rangka
pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 67 dan Pasal 68 wajib melakukan:
a. pengumpulan data pelayanan Keimigrasian, baik
warga negara Indonesia maupun warga negara
asing;
b. pengumpulan data lalu lintas, baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia;
c. pengumpulan data warga negara asing yang
telah mendapatkan keputusan pendetensian,
baik di Ruang Detensi Imigrasi di Kantor Imigrasi
maupun di Rumah Detensi Imigrasi; dan
d. pengumpulan data warga negara asing yang
dalam proses penindakan Keimigrasian.
(2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan dengan memasukkan data pada
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
dibangun dan dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal.

Pasal 71
Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
wajib:
a. memberikan segala keterangan yang diperlukan
mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta
melaporkan setiap perubahan status sipil,
kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau
perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi
setempat; atau
b. memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen
Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya apabila
diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam
rangka pengawasan Keimigrasian.

Pasal 72 . . .
- 31 -

Pasal 72
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas dapat meminta
keterangan dari setiap orang yang memberi
kesempatan menginap kepada Orang Asing mengenai
data Orang Asing yang bersangkutan.
(2) Pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib
memberikan data mengenai Orang Asing yang
menginap di tempat penginapannya jika diminta oleh
Pejabat Imigrasi yang bertugas.

Pasal 73
Ketentuan mengenai pengawasan terhadap Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e tidak diberlakukan terhadap
Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia dalam
rangka tugas diplomatik.

Bagian Kedua
Intelijen Keimigrasian

Pasal 74
(1) Pejabat Imigrasi melakukan fungsi Intelijen
Keimigrasian.
(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi Intelijen
Keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan
penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan
Keimigrasian serta berwenang:
a. mendapatkan keterangan dari masyarakat atau
instansi pemerintah;
b. mendatangi tempat atau bangunan yang diduga
dapat ditemukan bahan keterangan mengenai
keberadaan dan kegiatan Orang Asing;
c. melakukan operasi Intelijen Keimigrasian; atau
d. melakukan pengamanan terhadap data dan
informasi Keimigrasian serta pengamanan
pelaksanaan tugas Keimigrasian.

BAB VII . . .
- 32 -
BAB VII
TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN

Pasal 75
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan
Administratif Keimigrasian terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan
kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan
keamanan dan ketertiban umum atau tidak
menghormati atau tidak menaati peraturan
perundang-undangan.
(2) Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan;
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin
Tinggal;
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa
tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu
tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
e. pengenaan biaya beban; dan/atau
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
(3) Tindakan Administratif Keimigrasian berupa
Deportasi dapat juga dilakukan terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia karena berusaha
menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan
hukuman di negara asalnya.

Pasal 76
Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) dan ayat
(3) dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan
alasan.

Pasal 77
(1) Orang Asing yang dikenai Tindakan Administratif
Keimigrasian dapat mengajukan keberatan kepada
Menteri.
(2) Menteri . . .
- 33 -

(2) Menteri dapat mengabulkan atau menolak keberatan


yang diajukan Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan Keputusan Menteri.
(3) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) bersifat final.
(4) Pengajuan keberatan yang diajukan oleh Orang Asing
tidak menunda pelaksanaan Tindakan Administratif
Keimigrasian terhadap yang bersangkutan.

Pasal 78
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah
berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam
Wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari
dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Orang Asing yang tidak membayar biaya beban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
Tindakan Administratif Keimigrasian berupa
Deportasi dan Penangkalan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah
berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam
Wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari
dari batas waktu Izin Tinggal dikenai Tindakan
Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan
Penangkalan.

Pasal 79
Penanggung Jawab Alat Angkut yang tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)
dikenai biaya beban.

Pasal 80
Biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(4) dan Pasal 79 merupakan salah satu Penerimaan Negara
Bukan Pajak di bidang Keimigrasian.

BAB VIII . . .
- 34 -
BAB VIII
RUMAH DETENSI IMIGRASI DAN RUANG DETENSI IMIGRASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 81
(1) Rumah Detensi Imigrasi dapat dibentuk di ibu kota
negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
(2) Rumah Detensi Imigrasi dipimpin oleh seorang
kepala.

Pasal 82
Ruang Detensi Imigrasi berbentuk suatu ruangan tertentu
dan merupakan bagian dari kantor Direktorat Jenderal,
Kantor Imigrasi, atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

Bagian Kedua
Pelaksanaan Detensi

Pasal 83
(1) Pejabat Imigrasi berwenang menempatkan Orang
Asing dalam Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang
Detensi Imigrasi jika Orang Asing tersebut:
a. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki Izin
Tinggal yang sah atau memiliki Izin Tinggal yang
tidak berlaku lagi;
b. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki
Dokumen Perjalanan yang sah;
c. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian
berupa pembatalan Izin Tinggal karena
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan atau
mengganggu keamanan dan ketertiban umum;
d. menunggu pelaksanaan Deportasi; atau
e. menunggu keberangkatan keluar Wilayah
Indonesia karena ditolak pemberian Tanda
Masuk.

(2) Pejabat . . .
- 35 -

(2) Pejabat Imigrasi dapat menempatkan Orang Asing


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat lain
apabila Orang Asing tersebut sakit, akan melahirkan,
atau masih anak-anak.

Pasal 84
(1) Pelaksanaan detensi Orang Asing dilakukan dengan
keputusan tertulis dari Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. data orang asing yang dikenai detensi;
b. alasan melakukan detensi; dan
c. tempat detensi.

Bagian Ketiga
Jangka Waktu Detensi

Pasal 85
(1) Detensi terhadap Orang Asing dilakukan sampai
Deteni dideportasi.
(2) Dalam hal Deportasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum dapat dilaksanakan, detensi dapat
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun.
(3) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dapat
mengeluarkan Deteni dari Rumah Detensi Imigrasi
apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terlampaui dan memberikan izin kepada
Deteni untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi
dengan menetapkan kewajiban melapor secara
periodik.
(4) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengawasi dan mengupayakan agar Deteni
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dideportasi.

Bagian Keempat . . .
- 36 -
Bagian Keempat
Penanganan terhadap Korban Perdagangan Orang
dan Penyelundupan Manusia

Pasal 86
Ketentuan Tindakan Administratif Keimigrasian tidak
diberlakukan terhadap korban perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia.

Pasal 87
(1) Korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia yang berada di Wilayah Indonesia
ditempatkan di dalam Rumah Detensi Imigrasi atau di
tempat lain yang ditentukan.
(2) Korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda
dengan Deteni pada umumnya.

Pasal 88
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengupayakan agar korban perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia yang berkewarganegaraan asing
segera dikembalikan ke negara asal mereka dan diberikan
surat perjalanan apabila mereka tidak memilikinya.

Pasal 89
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan upaya preventif dan represif dalam rangka
mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan
orang dan Penyelundupan Manusia.
(2) Upaya preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. pertukaran informasi dengan negara lain dan
instansi terkait di dalam negeri, meliputi modus
operandi, pengawasan dan pengamanan
Dokumen Perjalanan, serta legitimasi dan
validitas dokumen;

b. kerja sama . . .
- 37 -

b. kerja sama teknis dan pelatihan dengan negara


lain meliputi perlakuan yang berdasarkan peri
kemanusiaan terhadap korban, pengamanan dan
kualitas Dokumen Perjalanan, deteksi dokumen
palsu, pertukaran informasi, serta pemantauan
dan deteksi Penyelundupan Manusia dengan
cara konvensional dan nonkonvensional;
c. memberikan penyuluhan hukum kepada
masyarakat bahwa perbuatan perdagangan
orang dan Penyelundupan Manusia merupakan
tindak pidana agar orang tidak menjadi korban;
d. menjamin bahwa Dokumen Perjalanan atau
identitas yang dikeluarkan berkualitas sehingga
dokumen tersebut tidak mudah disalahgunakan,
dipalsukan, diubah, ditiru, atau diterbitkan
secara melawan hukum; dan
e. memastikan bahwa integritas dan pengamanan
Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan atau
diterbitkan oleh atau atas nama negara untuk
mencegah pembuatan dokumen tersebut secara
melawan hukum dalam hal penerbitan dan
penggunaannya.
(3) Upaya represif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. penyidikan Keimigrasian terhadap pelaku tindak
pidana perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia;
b. Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap
pelaku tindak pidana perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia; dan
c. kerja sama dalam bidang penyidikan dengan
instansi penegak hukum lainnya.

Pasal 90
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan
Keimigrasian, Intelijen Keimigrasian, Rumah Detensi
Imigrasi dan Ruang Detensi Imigrasi, serta penanganan
terhadap korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IX . . .
- 38 -
BAB IX
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN

Bagian Kesatu
Pencegahan

Pasal 91
(1) Menteri berwenang dan bertanggung jawab
melakukan Pencegahan yang menyangkut bidang
Keimigrasian.
(2) Menteri melaksanakan Pencegahan berdasarkan:
a. hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan
Tindakan Administratif Keimigrasian;
b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing
dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
f. keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan
kementerian/lembaga lain yang berdasarkan
undang-undang memiliki kewenangan
Pencegahan.
(3) Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika
Nasional, atau pimpinan kementerian/lembaga yang
memiliki kewenangan Pencegahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf f bertanggung jawab
atas keputusan, permintaan, dan perintah
Pencegahan yang dibuatnya.

Pasal 92 . . .
- 39 -

Pasal 92
Dalam keadaan yang mendesak pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) dapat meminta secara
langsung kepada Pejabat Imigrasi tertentu untuk
melakukan Pencegahan.

Pasal 93
Pelaksanaan atas keputusan Pencegahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 dilakukan oleh Menteri atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 94
(1) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91
ditetapkan dengan keputusan tertulis oleh pejabat
yang berwenang.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat sekurang-kurangnya:
a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir
atau umur, serta foto yang dikenai Pencegahan;
b. alasan Pencegahan; dan
c. jangka waktu Pencegahan.
(3) Keputusan Pencegahan disampaikan kepada orang
yang dikenai Pencegahan paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal keputusan ditetapkan.
(4) Dalam hal keputusan Pencegahan dikeluarkan oleh
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat
(2), keputusan tersebut juga disampaikan kepada
Menteri paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal
keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk
dilaksanakan.
(5) Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan
Pencegahan apabila keputusan Pencegahan tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
(6) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan Pencegahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus
disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 91 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal permohonan Pencegahan diterima
disertai dengan alasan penolakan.

(7) Menteri . . .
- 40 -

(7) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk


memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan
Pencegahan ke dalam daftar Pencegahan melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.

Pasal 95
Berdasarkan daftar Pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 94 ayat (7), Pejabat Imigrasi wajib menolak
orang yang dikenai Pencegahan keluar Wilayah Indonesia.

Pasal 96
(1) Setiap orang yang dikenai Pencegahan dapat
mengajukan keberatan kepada pejabat yang
mengeluarkan keputusan Pencegahan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara tertulis disertai dengan
alasan dan disampaikan dalam jangka waktu
berlakunya masa Pencegahan.
(3) Pengajuan keberatan tidak menunda pelaksanaan
Pencegahan.

Pasal 97
(1) Jangka waktu Pencegahan berlaku paling lama 6
(enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang
paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa
Pencegahan, Pencegahan berakhir demi hukum.
(3) Dalam hal terdapat putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bebas
atas perkara yang menjadi alasan Pencegahan,
Pencegahan berakhir demi hukum.

Bagian Kedua
Penangkalan

Pasal 98
(1) Menteri berwenang melakukan Penangkalan.
(2) Pejabat yang berwenang dapat meminta kepada
Menteri untuk melakukan Penangkalan.

Pasal 99 . . .
- 41 -

Pasal 99
Pelaksanaan Penangkalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 98 dilakukan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.

Pasal 100
(1) Penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ditetapkan dengan keputusan tertulis.
(2) Keputusan Penangkalan atas permintaan pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2)
dikeluarkan oleh Menteri paling lambat 3 (tiga) hari
sejak tanggal permintaan Penangkalan tersebut
diajukan.
(3) Permintaan Penangkalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memuat sekurang-kurangnya:
a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir
atau umur, serta foto yang dikenai Penangkalan;
b. alasan Penangkalan; dan
c. jangka waktu Penangkalan.
(4) Menteri dapat menolak permintaan Penangkalan
apabila permintaan Penangkalan tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Pemberitahuan penolakan permintaan Penangkalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 98 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal permintaan Penangkalan diterima
disertai alasan penolakan.
(6) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan
Penangkalan ke dalam daftar Penangkalan melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.

Pasal 101
Berdasarkan daftar Penangkalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 100 ayat (6), Pejabat Imigrasi wajib menolak
Orang Asing yang dikenai Penangkalan masuk Wilayah
Indonesia.

Pasal 102 . . .
- 42 -

Pasal 102
(1) Jangka waktu Penangkalan berlaku paling lama 6
(enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang
paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa
Penangkalan, Penangkalan berakhir demi hukum.
(3) Keputusan Penangkalan seumur hidup dapat
dikenakan terhadap Orang Asing yang dianggap dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban umum.

Pasal 103
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pencegahan
dan Penangkalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB X
PENYIDIKAN

Pasal 104
Penyidikan tindak pidana Keimigrasian dilakukan
berdasarkan hukum acara pidana.

Pasal 105
PPNS Keimigrasian diberi wewenang sebagai penyidik
tindak pidana Keimigrasian yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 106
PPNS Keimigrasian berwenang:
a. menerima laporan tentang adanya tindak pidana
Keimigrasian;
b. mencari keterangan dan alat bukti;
c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
d. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki
tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan;
e. memanggil, memeriksa, menggeledah, menangkap,
atau menahan seseorang yang disangka melakukan
tindak pidana Keimigrasian;

f. menahan . . .
- 43 -

f. menahan, memeriksa, dan menyita Dokumen


Perjalanan;
g. menyuruh berhenti orang yang dicurigai atau
tersangka dan memeriksa identitas dirinya;
h. memeriksa atau menyita surat, dokumen, atau benda
yang ada hubungannya dengan tindak pidana
Keimigrasian;
i. memanggil seseorang untuk diperiksa dan didengar
keterangannya sebagai tersangka atau saksi;
j. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
k. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang
diduga terdapat surat, dokumen, atau benda lain
yang ada hubungannya dengan tindak pidana
Keimigrasian;
l. mengambil foto dan sidik jari tersangka;
m. meminta keterangan dari masyarakat atau sumber
yang berkompeten;
n. melakukan penghentian penyidikan; dan/atau
o. mengadakan tindakan lain menurut hukum.

Pasal 107
(1) Dalam melakukan penyidikan, PPNS Keimigrasian
berkoordinasi dengan penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
(2) Setelah selesai melakukan penyidikan, PPNS
Keimigrasian menyerahkan berkas perkara kepada
penuntut umum.

Pasal 108
Alat bukti pemeriksaan tindak pidana Keimigrasian
berupa:
a. alat bukti sebagaimana dimaksud dalam hukum
acara pidana;

b. alat . . .
- 44 -

b. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan,


dikirimkan, dan diterima atau disimpan secara
elektronik atau yang serupa dengan itu; dan
c. keterangan tertulis dari Pejabat Imigrasi yang
berwenang.

Pasal 109
Terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak
pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal
123, Pasal 126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal
131, Pasal 132, Pasal 133 huruf b, Pasal 134 huruf b, dan
Pasal 135 dapat dikenai penahanan.

Pasal 110
(1) Terhadap tindak pidana keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 116 dan Pasal 117
diberlakukan acara pemeriksaan singkat
sebagaimana dimaksud dalam hukum acara pidana.
(2) PPNS Keimigrasian menyerahkan tersangka dan alat
bukti kepada penuntut umum dengan disertai
catatan mengenai tindak pidana Keimigrasian yang
disangkakan kepada tersangka.

Pasal 111
PPNS Keimigrasian dapat melaksanakan kerja sama dalam
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Keimigrasian
dengan lembaga penegak hukum dalam negeri dan negara
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau berdasarkan perjanjian internasional yang
telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Pasal 112
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara
pengangkatan PPNS Keimigrasian, dan administrasi
penyidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XI . . .
- 45 -

BAB XI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 113
Setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar
Wilayah Indonesia yang tidak melalui pemeriksaan oleh
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

Pasal 114
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan alat angkutnya yang
tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut yang sengaja
menurunkan atau menaikkan penumpang yang tidak
melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau petugas
pemeriksa pendaratan di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 115
Setiap Penanggung Jawab Alat Angkut yang tidak
membayar biaya beban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (4) dan Pasal 79 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 116 . . .
- 46 -

Pasal 116
Setiap Orang Asing yang tidak melakukan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima
juta rupiah).

Pasal 117
Pemilik atau pengurus tempat penginapan yang tidak
memberikan keterangan atau tidak memberikan data
Orang Asing yang menginap di rumah atau di tempat
penginapannya setelah diminta oleh Pejabat Imigrasi yang
bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan atau pidana denda paling banyak Rp25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 118
Setiap Penjamin yang dengan sengaja memberikan
keterangan tidak benar atau tidak memenuhi jaminan
yang diberikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 119
(1) Setiap Orang Asing yang masuk dan/atau berada di
Wilayah Indonesia yang tidak memiliki Dokumen
Perjalanan dan Visa yang sah dan masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Dokumen Perjalanan, tetapi diketahui
atau patut diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu
palsu atau dipalsukan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 120 . . .
- 47 -

Pasal 120
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang
bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau
untuk orang lain dengan membawa seseorang atau
kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun
tidak terorganisasi, atau memerintahkan orang lain
untuk membawa seseorang atau kelompok orang,
baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi,
yang tidak memiliki hak secara sah untuk memasuki
Wilayah Indonesia atau keluar dari Wilayah Indonesia
dan/atau masuk wilayah negara lain, yang orang
tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki wilayah
tersebut secara sah, baik dengan menggunakan
dokumen sah maupun dokumen palsu, atau tanpa
menggunakan Dokumen Perjalanan, baik melalui
pemeriksaan imigrasi maupun tidak, dipidana karena
Penyelundupan Manusia dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus
juta rupiah).
(2) Percobaan untuk melakukan tindak pidana
Penyelundupan Manusia dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 121
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja membuat palsu
atau memalsukan Visa atau Tanda Masuk atau Izin
Tinggal dengan maksud untuk digunakan bagi dirinya
sendiri atau orang lain untuk masuk atau keluar atau
berada di Wilayah Indonesia;
b. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Visa atau Tanda Masuk atau Izin
Tinggal palsu atau yang dipalsukan untuk masuk
atau keluar atau berada di Wilayah Indonesia.

Pasal 122 . . .
- 48 -

Pasal 122
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
a. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang
tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian
Izin Tinggal yang diberikan kepadanya;
b. setiap orang yang menyuruh atau memberikan
kesempatan kepada Orang Asing menyalahgunakan
atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang
diberikan kepadanya.

Pasal 123
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja memberikan surat
atau data palsu atau yang dipalsukan atau
keterangan tidak benar dengan maksud untuk
memperoleh Visa atau Izin Tinggal bagi dirinya sendiri
atau orang lain;
b. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Visa atau Izin Tinggal sebagaimana
dimaksud dalam huruf a untuk masuk dan/atau
berada di Wilayah Indonesia.

Pasal 124
Setiap orang yang dengan sengaja menyembunyikan atau
melindungi atau memberi pemondokan atau memberikan
penghidupan atau memberikan pekerjaan kepada Orang
Asing yang diketahui atau patut diduga:
a. berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

b. Izin . . .
- 49 -

b. Izin Tinggalnya habis berlaku dipidana dengan pidana


kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah).

Pasal 125
Setiap Orang Asing yang tanpa izin berada di daerah
tertentu yang telah dinyatakan terlarang bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (4) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

Pasal 126
Setiap orang yang dengan sengaja:
a. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia untuk masuk atau keluar Wilayah
Indonesia, tetapi diketahui atau patut diduga bahwa
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia itu palsu
atau dipalsukan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
b. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia orang lain atau yang sudah dicabut atau
yang dinyatakan batal untuk masuk atau keluar
Wilayah Indonesia atau menyerahkan kepada orang
lain Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang
diberikan kepadanya atau milik orang lain dengan
maksud digunakan secara tanpa hak dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah);
c. memberikan data yang tidak sah atau keterangan
yang tidak benar untuk memperoleh Dokumen
Perjalanan Republik Indonesia bagi dirinya sendiri
atau orang lain dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

d. memiliki . . .
- 50 -

d. memiliki atau menggunakan secara melawan hukum


2 (dua) atau lebih Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia yang sejenis dan semuanya masih berlaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
e. memalsukan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
atau membuat Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia palsu dengan maksud untuk digunakan
bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).

Pasal 127
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
menyimpan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
palsu atau dipalsukan dengan maksud untuk digunakan
bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).

Pasal 128
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum mencetak, mempunyai, menyimpan, atau
memperdagangkan blanko Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia atau blanko Dokumen
Keimigrasian lainnya;
b. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum membuat, mempunyai, menyimpan, atau
memperdagangkan cap atau alat lain yang digunakan
untuk mengesahkan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia atau Dokumen Keimigrasian lainnya.

Pasal 129 . . .
- 51 -

Pasal 129
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak,
mengubah, menambah, mengurangi, atau menghilangkan,
baik sebagian maupun seluruhnya, keterangan atau cap
yang terdapat dalam Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia atau Dokumen Keimigrasian lainnya dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).

Pasal 130
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
menguasai Dokumen Perjalanan atau Dokumen
Keimigrasian lainnya milik orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

Pasal 131
Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak dan melawan
hukum memiliki, menyimpan, merusak, menghilangkan,
mengubah, menggandakan, menggunakan dan atau
mengakses data Keimigrasian, baik secara manual
maupun elektronik, untuk kepentingan diri sendiri atau
orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 132
Pejabat Imigrasi atau pejabat lain yang ditunjuk yang
dengan sengaja dan melawan hukum memberikan
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia dan/atau
memberikan atau memperpanjang Dokumen Keimigrasian
kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun.

Pasal 133 . . .
- 52 -

Pasal 133
Pejabat Imigrasi atau pejabat lain:
a. membiarkan seseorang melakukan tindak pidana
Keimigrasian sebagaimana dimaksud Pasal 118, Pasal
119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal 131, Pasal
132, Pasal 133 huruf b, Pasal 134 huruf b, dan Pasal
135 yang patut diketahui olehnya dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun;
b. dengan sengaja membocorkan data Keimigrasian yang
bersifat rahasia kepada pihak yang tidak berhak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) dan
Pasal 68 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun;
c. dengan sengaja tidak menjalankan prosedur operasi
standar yang berlaku dalam proses pemeriksaan
pemberangkatan atau kedatangan di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang mengakibatkan masuknya
Orang Asing ke Wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) atau keluarnya
orang dari Wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun;
d. dengan sengaja dan melawan hukum tidak
menjalankan prosedur operasi standar penjagaan
Deteni di Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi
Imigrasi yang mengakibatkan Deteni melarikan diri
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun;
e. dengan sengaja dan melawan hukum tidak
memasukkan data ke dalam Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 (enam) bulan.

Pasal 134 . . .
- 53 -

Pasal 134

Setiap Deteni yang dengan sengaja:


a. membuat, memiliki, menggunakan, dan/atau
mendistribusikan senjata dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
b. melarikan diri dari Rumah Detensi Imigrasi atau
Ruang Detensi Imigrasi dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.

Pasal 135

Setiap orang yang melakukan perkawinan semu dengan


tujuan untuk memperoleh Dokumen Keimigrasian
dan/atau untuk memperoleh status kewarganegaraan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 136

(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 114, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118,
Pasal 120, Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 129
dilakukan oleh Korporasi, pidana dijatuhkan kepada
pengurus dan korporasinya.
(2) Penjatuhan pidana terhadap Korporasi hanya pidana
denda dengan ketentuan besarnya pidana denda
tersebut 3 (tiga) kali lipat dari setiap pidana denda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 113, Pasal 119, Pasal 121 huruf b, Pasal 123
huruf b, dan Pasal 126 huruf a dan huruf b tidak
diberlakukan terhadap korban perdagangan orang
dan Penyelundupan Manusia.

BAB XII . . .
- 54 -
BAB XII
BIAYA

Pasal 137
Dana untuk melaksanakan Undang-Undang ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.

Pasal 138
(1) Permohonan Dokumen Perjalanan, Visa, Izin Tinggal,
Izin Masuk Kembali dan biaya beban berdasarkan
Undang-Undang ini dikenai biaya imigrasi.
(2) Biaya imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan salah satu Penerimaan Negara Bukan
Pajak di bidang Keimigrasian.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya imigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 139
(1) Ketentuan Keimigrasian bagi lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia di daerah
perbatasan diatur tersendiri dengan perjanjian lintas
batas antara Pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah negara tetangga yang memiliki perbatasan
yang sama dengan memperhatikan ketentuan
Undang-Undang ini.
(2) Ketentuan Keimigrasian bagi lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia dengan
menggunakan tanda masuk atau tanda keluar
dengan alat elektronik dapat diatur tersendiri melalui
perjanjian bilateral atau multilateral dengan
memperhatikan ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 140 . . .
- 55 -

Pasal 140
(1) Untuk menjadi Pejabat Imigrasi, diselenggarakan
pendidikan khusus Keimigrasian.
(2) Untuk mengikuti pendidikan khusus Keimigrasian,
peserta harus telah lulus jenjang pendidikan sarjana.
(3) Penyelenggaraan pendidikan khusus Keimigrasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 141
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan Izin
Tinggal Tetap yang dikeluarkan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya
berakhir;
b. suami atau istri dari perkawinan yang sah dengan
warga negara Indonesia yang usia perkawinannya
lebih dari 2 (dua) tahun dan memegang Izin Tinggal
terbatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian dapat langsung
diberikan Izin Tinggal Tetap menurut ketentuan
Undang-Undang ini;
c. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang telah
dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap
berlaku sampai jangka waktunya berakhir; dan
d. perkara tindak pidana di bidang Keimigrasian yang
sedang diproses dalam tahap penyidikan tetap
diproses berdasarkan Undang-Undang tentang
Hukum Acara Pidana.

BAB XV . . .
- 56 -
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 142
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3474);
b. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 145,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5064); dan
c. semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan Keimigrasian yang bertentangan
atau tidak sesuai dengan Undang-Undang ini,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 143
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3474) dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum
diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang
ini.

Pasal 144
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah
ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.

Pasal 145
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar . . .
- 57 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 52

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI
Asisten Deputi Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan
PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2011

TENTANG

KEIMIGRASIAN

I. UMUM

Dalam memasuki milenium ketiga, yang ditandai dengan


bergulirnya globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia
dan berkembangnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi
yang menembus batas wilayah kenegaraan, aspek hubungan
kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional berkembang menjadi
bersifat internasional, bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya
tuntutan terwujudnya tingkat kesetaraan dalam aspek kehidupan
kemanusiaan, mendorong adanya kewajiban untuk menghormati dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagai bagian kehidupan
universal.
Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah
terjadi perubahan di dalam negeri yang telah mengubah paradigma
dalam berbagai aspek ketatanegaraan seiring dengan bergulirnya
reformasi di segala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh
yang sangat besar terhadap terwujudnya persamaan hak dan
kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia sebagai bagian dari hak
asasi manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap warga
negara Indonesia memperoleh kesempatan yang sama dalam
menggunakan haknya untuk keluar atau masuk Wilayah Indonesia.
Dengan demikian berdasarkan Undang-Undang ini, ketentuan
mengenai Penangkalan tidak berlaku terhadap warga negara
Indonesia.
Dampak era globalisasi telah memengaruhi sistem
perekonomian negara Republik Indonesia dan untuk
mengantisipasinya diperlukan perubahan peraturan perundang-
undangan, baik di bidang ekonomi, industri, perdagangan,

transportasi. . .
-2-

transportasi, ketenagakerjaan, maupun peraturan di bidang lalu lintas


orang dan barang. Perubahan tersebut diperlukan untuk
meningkatkan intensitas hubungan negara Republik Indonesia dengan
dunia internasional yang mempunyai dampak sangat besar terhadap
pelaksanaan fungsi dan tugas Keimigrasian. Penyederhanaan prosedur
Keimigrasian bagi para investor asing yang akan menanamkan
modalnya di Indonesia perlu dilakukan, antara lain kemudahan
pemberian Izin Tinggal Tetap bagi para penanam modal yang telah
memenuhi syarat tertentu. Dengan demikian, diharapkan akan
tercipta iklim investasi yang menyenangkan dan hal itu akan lebih
menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Di dalam pergaulan internasional telah berkembang hukum
baru yang diwujudkan dalam bentuk konvensi internasional, negara
Republik Indonesia menjadi salah satu negara peserta yang telah
menandatangani konvensi tersebut, antara lain Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi,
2000, atau United Nations Convention Against Transnational Organized
Crime, 2000, yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2009 beserta dua protokolnya yang menyebabkan peranan
instansi Keimigrasian menjadi semakin penting karena konvensi
tersebut telah mewajibkan negara peserta untuk mengadopsi dan
melaksanakan konvensi tersebut.
Di pihak lain, pengawasan terhadap Orang Asing perlu lebih
ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya kejahatan internasional
atau tindak pidana transnasional, seperti perdagangan orang,
Penyelundupan Manusia, dan tindak pidana narkotika yang banyak
dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional yang terorganisasi.
Para pelaku kejahatan tersebut ternyata tidak dapat dipidana
berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang lama karena Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1992 tidak mengatur ancaman pidana bagi
orang yang mengorganisasi kejahatan internasional. Mereka yang
dapat dipidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
adalah mereka yang diorganisasi sebagai korban untuk masuk
Wilayah Indonesia secara tidak sah.
Pengawasan terhadap Orang Asing tidak hanya dilakukan pada
saat mereka masuk, tetapi juga selama mereka berada di Wilayah
Indonesia, termasuk kegiatannya. Pengawasan Keimigrasian
mencakup penegakan hukum Keimigrasian, baik yang bersifat
administratif maupun tindak pidana Keimigrasian. Oleh karena itu,
perlu pula diatur PPNS Keimigrasian yang menjalankan tugas dan

wewenang . . .
-3-

wewenang secara khusus berdasarkan Undang-Undang ini. Tindak


pidana Keimigrasian merupakan tindak pidana khusus sehingga
hukum formal dan hukum materiilnya berbeda dengan hukum pidana
umum, misalnya adanya pidana minimum khusus.
Aspek pelayanan dan pengawasan tidak pula terlepas dari
geografis Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang
mempunyai jarak yang dekat, bahkan berbatasan langsung dengan
negara tetangga, yang pelaksanaan Fungsi Keimigrasian di sepanjang
garis perbatasan merupakan kewenangan instansi imigrasi. Pada
tempat tertentu sepanjang garis perbatasan terdapat lalu lintas
tradisional masuk dan keluar warga negara Indonesia dan warga
negara tetangga. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
memudahkan pengawasan dapat diatur perjanjian lintas batas dan
diupayakan perluasan Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dengan
demikian, dapat dihindari orang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
di luar Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat
Indonesia sehingga pengawasan terhadap Orang Asing memerlukan
juga partisipasi masyarakat untuk melaporkan Orang Asing yang
diketahui atau diduga berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah
atau menyalahgunakan perizinan di bidang Keimigrasian. Untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
Berdasarkan kebijakan selektif (selective policy) yang
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, diatur masuknya Orang
Asing ke dalam Wilayah Indonesia, demikian pula bagi Orang Asing
yang memperoleh Izin Tinggal di Wilayah Indonesia harus sesuai
dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia. Berdasarkan
kebijakan dimaksud serta dalam rangka melindungi kepentingan
nasional, hanya Orang Asing yang memberikan manfaat serta tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan
masuk dan berada di Wilayah Indonesia.
Terhadap warga negara Indonesia berlaku prinsip bahwa setiap
warga negara Indonesia berhak untuk keluar atau masuk Wilayah
Indonesia. Namun, berdasarkan alasan tertentu dan untuk jangka
waktu tertentu warga negara Indonesia dapat dicegah keluar dari
Wilayah Indonesia.
Warga negara Indonesia tidak dapat dikenai tindakan
Penangkalan karena hal itu tidak sesuai dengan prinsip dan kebiasaan
internasional, yang menyatakan bahwa seorang warga negara tidak
boleh dilarang masuk ke negaranya sendiri.

Di samping . . .
-4-

Di samping permasalahan di atas, terdapat beberapa hal yang


menjadi pertimbangan untuk memperbarui Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian, yakni:
a. letak geografis Wilayah Indonesia dengan kompleksitas
permasalahan lalu lintas antarnegara terkait erat dengan aspek
kedaulatan negara dalam hubungan dengan negara lain;
b. adanya perjanjian internasional atau konvensi internasional yang
berdampak langsung atau tidak langsung terhadap pelaksanaan
Fungsi Keimigrasian;
c. meningkatnya kejahatan internasional dan transnasional, seperti
imigran gelap, Penyelundupan Manusia, perdagangan orang,
terorisme, narkotika, dan pencucian uang;
d. pengaturan mengenai Deteni dan batas waktu terdeteni belum
dilakukan secara komprehensif;
e. Fungsi Keimigrasian yang spesifik dan bersifat universal dalam
pelaksanaannya memerlukan pendekatan sistematis dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang modern,
dan memerlukan penempatan struktur Kantor Imigrasi dan Rumah
Detensi Imigrasi sebagai unit pelaksana teknis berada di bawah
Direktorat Jenderal Imigrasi;
f. perubahan sistem kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia berkaitan dengan
pelaksanaan Fungsi Keimigrasian, antara lain mengenai
berkewarganegaraan ganda terbatas;
g. hak kedaulatan negara dalam penerapan prinsip timbal balik
(resiprositas) mengenai pemberian Visa terhadap Orang Asing;
h. kesepakatan dalam rangka harmonisasi dan standardisasi sistem
dan jenis pengamanan surat perjalanan secara internasional,
khususnya Regional Asean Plus dan juga upaya penyelarasan atau
harmonisasi tindakan atau ancaman pidana terhadap para pelaku
sindikat yang mengorganisasi perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia;
i. penegakan hukum Keimigrasian belum efektif sehingga kebijakan
pemidanaan perlu mencantumkan pidana minimum terhadap
tindak pidana Penyelundupan Manusia;
j. memperluas subjek pelaku tindak pidana Keimigrasian, sehingga
mencakup tidak hanya orang perseorangan tetapi juga Korporasi

serta . . .
-5-

serta Penjamin masuknya Orang Asing ke Wilayah Indonesia yang


melanggar ketentuan Keimigrasian; dan
k. penerapan sanksi pidana yang lebih berat terhadap Orang Asing
yang melanggar peraturan di bidang Keimigrasian karena selama ini
belum menimbulkan efek jera.
Dengan adanya pertimbangan tersebut di atas, perlu
dilaksanakan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 dengan membentuk undang-undang baru yang lebih
komprehensif, guna menyesuaikan dengan perkembangan
kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia, kebijakan atau peraturan
perundang-undangan terkait, serta bersifat antisipatif terhadap
permasalahan di masa depan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Fungsi Keimigrasian dalam ketentuan ini adalah sebagian
dari tugas penyelenggaraan negara di bidang pelayanan dan
pelindungan masyarakat, penegakan hukum Keimigrasian,
serta fasilitator penunjang pembangunan ekonomi nasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan sesuai
dengan tugasnya sebagai penjaga pintu gerbang negara,
bukan penjaga garis batas negara.
Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal5 5. .. .. .
Pasal
-6-

Pasal 5
Dalam hal belum ada Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik
Indonesia atau tempat lain di luar negeri, tugas dan Fungsi
Keimigrasian dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri
setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pejabat dinas luar negeri yang ditunjuk dalam
ketentuan ini adalah pejabat fungsional diplomat.
Pejabat dinas luar negeri yang melaksanakan tugas dan Fungsi
Keimigrasian terlebih dahulu memperoleh pengetahuan di bidang
Keimigrasian.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian merupakan satu
kesatuan dari berbagai proses pengelolaan data dan informasi,
aplikasi, serta perangkat berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang dibangun untuk menyatukan dan
menghubungkan sistem informasi pada seluruh pelaksana
Fungsi Keimigrasian secara terpadu.
Pasal 8
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “dokumen perjalanan yang sah dan
masih berlaku” adalah dokumen perjalanan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dan masih berlaku
sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Selain pemeriksaan terhadap Dokumen Perjalanan, apabila
diperlukan guna keakuratan, ketelitian serta ketepatan
objek pemeriksaan dapat dilakukan terhadap identitas diri

untuk . . .
-7-

untuk memberikan data dukung terhadap kebenaran


Dokumen Perjalanan yang dimiliki.
Ayat (3)
Penggeledahan dilakukan dalam rangka mencari kejelasan
atas keabsahan Dokumen Perjalanan dan identitas diri
orang yang bersangkutan. Apabila dari hasil penggeledahan
tersebut ditemukan adanya indikasi tindak pidana
Keimigrasian, prosesnya dapat dilanjutkan dengan
melakukan penyelidikan Keimigrasian.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” meliputi adanya
alat angkut yang mendarat di Wilayah Indonesia dalam
rangka bantuan kemanusiaan (humanitarian assistance)
pada daerah bencana alam di Wilayah Indonesia (national
disaster) atau dalam hal terdapat alat angkut yang membawa
Orang Asing berlabuh atau mendarat di suatu tempat di
Indonesia karena kerusakan mesin atau cuaca buruk,
sedangkan alat angkut tersebut tidak bermaksud untuk
berlabuh atau mendarat di Wilayah Indonesia.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Yang dimaksud “daerah tertentu” adalah daerah konflik yang
akan membahayakan keberadaan dan keamanan Orang Asing
yang bersangkutan.
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c . . .
-8-

Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “kejahatan internasional
dan kejahatan transnasional yang terorganisasi”
antara lain kejahatan terorisme, Penyelundupan
Manusia, perdagangan orang, pencucian uang,
narkotika, dan psikotropika.
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf h
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf i
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf j
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “ditempatkan dalam pengawasan”
adalah penempatan Orang Asing di Rumah Detensi
Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi atau ruang khusus
dalam rangka menunggu keberangkatannya keluar
Wilayah Indonesia. Dalam hal Orang Asing datang dengan
kapal laut, yang bersangkutan ditempatkan di kapal laut
tersebut dan dilarang turun ke darat sepanjang kapalnya

berada . . .
-9-

berada di Wilayah Indonesia hingga meninggalkan Wilayah


Indonesia.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
nasional atau menghindari kerugian masyarakat, misalnya
orang asing yang bersangkutan belum atau tidak mau
menyelesaikan kewajiban pajaknya.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “memberikan tanda atau
mengibarkan bendera isyarat” adalah antara lain
mengibarkan bendera “N” yang biasa digunakan
dalam kebiasaan internasional.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f . . .
- 10 -

Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “setiap
penumpang dan/atau awak alat angkut” antara lain
penumpang yang tidak mendapat Tanda Masuk,
awak kapal, atau penumpang yang tertinggal.
Ayat (2)
Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan Data
Penumpang lazim juga disebut dengan Advance Passenger
Information System. Terhadap alat angkut yang belum
menggunakan Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan
Data Penumpang, diberikan kesempatan sampai dengan
batas waktu tertentu.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Yang dimaksud dengan “suatu tempat” adalah pelabuhan, bandar
udara, pos lintas batas atau tempat lainnya yang layak untuk
dapat dilakukan pemeriksaan Keimigrasian.
Pasal 22
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “area imigrasi” adalah suatu area di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi, yang dimulai dari tempat
antrean pemeriksaan Keimigrasian pada keberangkatan
sampai dengan alat angkut atau dari alat angkut sampai
dengan konter pemeriksaan Keimigrasian pada kedatangan.
Penetapan area imigrasi sangat penting artinya untuk
menentukan status seseorang apakah telah dianggap keluar
atau telah masuk Wilayah Indonesia.
Ayat (2) . . .
- 11 -

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Kepala Kantor Imigrasi dalam ketentuan ini membawahi
Tempat Pemeriksaan Imigrasi pada bandar udara,
pelabuhan laut, atau pos lintas batas.
Ayat (4)
Ketentuan ini dilaksanakan berdasarkan asas resiprositas
apabila diberikan kepada orang asing dalam rangka tugas
diplomatik.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “dokumen negara” adalah dokumen
yang setiap saat dapat ditarik kembali apabila diperlukan
untuk kepentingan negara. Dokumen itu bukanlah surat
berharga sehingga Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
tidak dapat digunakan untuk hal yang bersifat perdata,
antara lain dijadikan jaminan utang.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” antara lain
pemulangan warga negara Indonesia dari negara lain.

Ayat (2) . . .
- 12 -

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 28
Surat Perjalanan Laksana Paspor dapat dikeluarkan secara
kolektif antara lain kepada beberapa warga negara Indonesia
bermasalah di luar negeri yang dipulangkan oleh pemerintah
negara asing secara bersama-sama.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “melakukan tindak pidana atau
melanggar peraturan perundang-undangan di Indonesia”
adalah setiap orang warga negara Indonesia yang disangka
melakukan perbuatan yang merugikan negara dan/atau
pelanggaran perundang-undangan yang diancam pidana 5
(lima) tahun atau lebih yang masih berada di Wilayah
Indonesia atau telah berada di luar Wilayah Indonesia.
Penarikan Paspor biasa terhadap tersangka yang telah
berada di luar negeri harus disertai dengan pemberian Surat
Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia yang akan
digunakan dalam rangka mengembalikan pelakunya ke
Indonesia.
Pasal 32 . . .
- 13 -

Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Visa diplomatik diberikan kepada Orang Asing termasuk anggota
keluarganya berdasarkan perjanjian internasional, prinsip
resiprositas, dan penghormatan (courtesy).
Pasal 36
Visa dinas diberikan kepada Orang Asing termasuk anggota
keluarganya berdasarkan perjanjian internasional, prinsip
resiprositas, dan penghormatan (courtesy) dalam rangka tugas
resmi yang tidak bersifat diplomatik.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Visa kunjungan dalam penerapannya dapat diberikan untuk
melakukan kegiatan, antara lain:
1. wisata;
2. keluarga;
3. sosial;
4. seni dan budaya;
5. tugas pemerintahan;
6. olahraga yang tidak bersifat komersial;
7. studi banding, kursus singkat, dan pelatihan singkat;
8. memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan dalam
penerapan dan inovasi teknologi industri untuk
meningkatkan mutu dan desain produk industri serta kerja
sama pemasaran luar negeri bagi Indonesia;
9. melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;
10.jurnalistik yang telah mendapat izin dari instansi yang
berwenang;
11. pembuatan. . .
- 14 -

11. pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah


mendapat izin dari instansi yang berwenang;
12.melakukan pembicaraan bisnis;
13.melakukan pembelian barang;
14.memberikan ceramah atau mengikuti seminar;
15.mengikuti pameran internasional;
16.mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
17. melakukan audit, kendali mutu produksi, atau inspeksi pada
cabang perusahaan di Indonesia;
18.calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan dalam
bekerja;
19.meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
20.bergabung dengan alat angkut yang berada di Wilayah
Indonesia.
Pasal 39
Visa tinggal terbatas diberikan kepada Orang Asing yang
bermaksud bertempat tinggal dalam jangka waktu yang terbatas
dan dapat juga diberikan kepada Orang Asing eks warga negara
Indonesia yang telah kehilangan kewarganegaraan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia dan bermaksud untuk kembali ke Indonesia dalam
rangka memperoleh kewarganegaraan Indonesia kembali sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Visa tinggal terbatas dalam penerapannya dapat diberikan untuk
melakukan kegiatan, antara lain:
1. Dalam rangka bekerja:
a. sebagai tenaga ahli;
b. bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung, atau
instalasi yang beroperasi di wilayah perairan Nusantara,
laut territorial, atau landas kontinen, serta Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia;
c. melaksanakan tugas sebagai rohaniwan;
d. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dengan
menerima bayaran, seperti olahraga, artis, hiburan,
pengobatan, konsultan, pengacara, perdagangan, dan
kegiatan profesi lain yang telah memperoleh izin dari
instansi berwenang;

e. melakukan . . .
- 15 -

e. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film yang


bersifat komersial dan telah mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
f. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi
(quality control);
g. melakukan inspeksi atau audit pada cabang perusahaan di
Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan reparasi mesin;
j. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka
konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan;
l. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
m. melakukan kegiatan pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam rangka
uji coba keahlian.
2. Tidak untuk bekerja:
a. penanam modal asing;
b. mengikuti pelatihan dan penelitian ilmiah;
c. mengikuti pendidikan;
d. penyatuan keluarga;
e. repatriasi; dan
f. lanjut usia.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Orang Asing dari negara tertentu yang dapat diberikan Visa
kunjungan saat kedatangan antara lain Orang Asing dari
negara yang termasuk dalam kategori negara yang tingkat
kunjungan wisata ke Indonesia tinggi (tourist generating
countries) atau dari negara yang mempunyai hubungan
diplomatik yang cukup baik dengan negara Indonesia,

tetapi . . .
- 16 -

tetapi negara tersebut tidak memberikan fasilitas bebas


Visa kepada warga negara Indonesia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 42
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Huruf g
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Huruf h
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud “pembebasan Visa” dalam
ketentuan ini misalnya untuk kepentingan

Pariwisata . . .
- 17 -

pariwisata yang membawa manfaat bagi


perkembangan pembangunan nasional dengan
memperhatikan asas timbal balik, yaitu
pembebasan Visa hanya diberikan kepada Orang
Asing dari negara yang juga memberikan
pembebasan Visa kepada warga negara Indonesia.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia” adalah dalam rangka tugas penempatan di
perwakilan negara setempat atau perwakilan organisasi
internasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pada . . .
- 18 -

Pada dasarnya setiap Orang Asing yang masuk Wilayah


Indonesia wajib memiliki Visa. Berdasarkan Visa
tersebut, Orang Asing diberikan Izin Tinggal di Wilayah
Indonesia, tetapi ketentuan itu tidak diberlakukan
terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
karena menjadi korban tindak pidana perdagangan
orang.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “daerah tertentu” adalah daerah
konflik yang akan membahayakan keberadaan,
keselamatan, dan keamananan Orang Asing yang
bersangkutan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d . . .
- 19 -

Huruf d
Yang dimaksud dengan “wilayah perairan” adalah
perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut
teritorial.
Yang dimaksud dengan “wilayah yurisdiksi” adalah
wilayah di luar wilayah perairan yang terdiri atas Zona
Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen, dan Zona
Tambahan, negara memiliki hak berdaulat dan
kewenangan tertentu sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “anak” adalah anak dari
duda/janda Orang Asing yang kawin dengan warga
negara Indonesia atau anak angkatnya.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “rohaniwan” adalah pemuka
agama yang diakui di Indonesia.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “keluarga” adalah suami/istri,
dan anak.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3) . . .
- 20 -

Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “alih status” adalah perubahan
status keberadaan Orang Asing dari Izin Tinggal kunjungan
menjadi Izin Tinggal terbatas dan dari Izin Tinggal terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetap.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Yang dimaksud dengan “meragukan status Izin Tinggal dan
kewarganegaraan seseorang” antara lain adanya data
Keimigrasian yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan
diragukan status kewarganegaraannya.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Yang dimaksud dengan “keluarganya” adalah suami/istri, dan
anak.
Pasal 62
Cukup jelas.

Pasal 63 . . .
- 21 -

Pasal 63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “Orang Asing tertentu” adalah
Orang Asing yang memegang Izin Tinggal terbatas atau Izin
Tinggal Tetap.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ”perubahan status sipil” antara lain
kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan
perubahan lain, misalnya perubahan jenis kelamin.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Ketentuan mengenai penjaminan tidak diberlakukan karena
pada dasarnya suami atau istri dalam suatu perkawinan
bertanggung jawab kepada pasangannya dan/atau
anaknya.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pengawasan Keimigrasian meliputi pengawasan, baik
terhadap warga negara Indonesia maupun Orang Asing.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69 . . .
- 22 -

Pasal 69
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “badan atau instansi pemerintah
terkait” misalnya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Luar Negeri, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara
Nasional Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia,
serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Huruf a
Yang dimaksud dengan ”perubahan status sipil” antara
lain kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.
Jika telah dilaksanakan oleh penjaminnya tidak perlu lagi
dilaksanakan oleh Orang Asing yang bersangkutan.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 72
Ayat (1)
Permintaan keterangan mengenai data dapat dilakukan,
baik secara manual maupun elektronik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
- 23 -

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ”penyelidikan Keimigrasian”
adalah kegiatan atau tindakan Pejabat Imigrasi untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana Keimigrasian.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ”operasi Intelijen
Keimigrasian” adalah kegiatan yang dilakukan
berdasarkan suatu rencana untuk mencapai tujuan
khusus serta ditetapkan dan dilaksanakan atas
perintah Pejabat Imigrasi yang berwenang.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 75
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Larangan tersebut ditujukan terhadap Orang Asing
yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh
pemerintah berada di Wilayah Indonesia tertentu.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “bertempat tinggal di suatu
tempat tertentu” adalah penempatan di Rumah

Detensi . . .
- 24 -

Detensi Imigrasi, Ruang Detensi Imigrasi, atau tempat


lain.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “tempat lain” misalnya rumah sakit
atau tempat penginapan yang mudah diawasi oleh Pejabat
Imigrasi.

Pasal 84 . . .
- 25 -

Pasal 84
Cukup jelas.
Pasal 85
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Jika terdeteni tidak dapat dideportasi setelah lebih dari 10
(sepuluh) tahun berstatus sebagai terdeteni dapat
dipertimbangkan untuk diberikan kesempatan menjalani
kehidupan sebagaimana hak dasar manusia pada
umumnya di luar Rumah Detensi dalam status tertentu
dengan mempertimbangkan aspek perilaku selama
menjalani pendetensian, tetapi tetap dalam pengawasan
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui
kewajiban pelaporan secara periodik.
Ayat (4)
Ketentuan ini dimaksudkan agar pengawasan terhadap
kegiatan dan keberadaan Deteni tidak menimbulkan
dampak yang negatif bagi masyarakat. Selain itu, upaya
Deportasi ke negaranya atau negara ketiga yang bersedia
menerimanya tetap dilakukan.
Pasal 86
Yang dimaksud dengan “korban perdagangan orang” adalah
seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik,
seksual, ekonomi, dan/atau sosial, yang diakibatkan tindak
pidana perdagangan orang.
Pasal 87
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “tempat lain” antara lain tempat
penginapan, perumahan, atau asrama yang ditentukan oleh
Menteri.

Ayat (2) . . .
- 26 -

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “perlakuan khusus” adalah
peraturan dalam Rumah Detensi Imigrasi yang berlaku bagi
terdetensi tidak sepenuhnya diperlakukan bagi para korban
karena para korban bukan terdetensi.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang
mengajukan permintaan secara langsung kepada
Pejabat Imigrasi yang berwenang di Tempat
Pemeriksaan Imgrasi dalam keadaan mendesak
untuk mencegah orang yang disangka melakukan
tindak pidana dan melarikan diri keluar negeri.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.

Ayat (3) . . .
- 27 -

Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 92
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “keadaan yang
mendesak” misalnya yang akan dicegah dikhawatirkan melarikan
diri keluar negeri pada saat itu juga atau telah berada di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi untuk keluar negeri sebelum keputusan
Pencegahan ditetapkan.
Yang dimaksud dengan “Pejabat Imigrasi tertentu” adalah
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau unit
pelaksana teknis lain.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Ayat (1)
Keputusan Pencegahan secara tertulis diterbitkan oleh
instansi yang memintanya atau memohonkan untuk
pelaksanaannya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Instansi yang menerbitkan keputusan Pencegahan tersebut
berkewajiban menyampaikan kepada orang yang dikenai
Pencegahan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 95 . . .
- 28 -

Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 96
Yang dimaksud dengan “mengajukan keberatan” adalah upaya
hukum yang diberikan kepada orang yang terkena Pencegahan
untuk melakukan pembelaan diri atas Pencegahan yang
dikenakan kepada dirinya.
Pasal 97
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Berakhir demi hukum merupakan alasan berakhirnya
Pencegahan dan yang bersangkutan dapat melakukan
perjalanan keluar Wilayah Indonesia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 98
Ayat (1)
Kewenangan Penangkalan merupakan wujud dari
pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan
dan ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan
alasan Keimigrasian.
Ayat (2)
Pejabat yang berwenang dalam ketentuan ini adalah
pimpinan instansi pemerintah.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Cukup jelas.
Pasal 101
Cukup jelas.

Pasal 102 . . .
- 29 -

Pasal 102
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pelaksanaan ketentuan ayat ini didasarkan pada asas
kejahatan ganda (double criminality) oleh masing-masing
negara. Misalnya kejahatan peredaran uang palsu,
terorisme, atau narkotika yang dinyatakan sebagai tindak
pidana di Indonesia dan di negara asal Orang Asing yang
bersangkutan.
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “setiap orang” adalah orang
perseorangan atau korporasi.
Huruf e
Cukup jelas.

Huruf f . . .
- 30 -

Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Pasal 107
Ayat (1)
Koordinasi dengan penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia dilakukan sejak diterbitkannya surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan, pelaksanaan
penyidikan sampai dengan selesainya pemberkasan, dan
penyampaian tembusan berkas perkara kepada penyidik
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Koordinasi ini
dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih penyidikan.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 108 . . .
- 31 -

Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 111
Cukup jelas.
Pasal 112
Cukup jelas.
Pasal 113
Cukup jelas.
Pasal 114
Cukup jelas.
Pasal 115
Cukup jelas.
Pasal 116
Cukup jelas.
Pasal 117
Cukup jelas.
Pasal 118
Cukup jelas.
Pasal 119
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.
Pasal 121
Cukup jelas.

Pasal 122 . . .
- 32 -

Pasal 122
Cukup jelas.
Pasal 123
Cukup jelas.
Pasal 124
Cukup jelas.
Pasal 125
Cukup jelas.
Pasal 126
Cukup jelas.
Pasal 127
Cukup jelas.
Pasal 128
Cukup jelas.
Pasal 129
Cukup jelas.
Pasal 130
Cukup jelas.
Pasal 131
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
Cukup jelas.
Pasal 134
Cukup jelas.
Pasal 135
Perkawinan semu adalah perkawinan seorang warga negara
Indonesia atau seorang asing pemegang Izin Tinggal dengan
seorang asing lain dan perkawinan tersebut bukan merupakan

perkawinan . . .
- 33 -

perkawinan yang sesungguhnya, tetapi dengan maksud untuk


memperoleh izin tinggal atau Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia. Dari sisi hukum perkawinan itu merupakan bentuk
penyelundupan hukum.
Pasal 136
Cukup jelas.
Pasal 137
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jelas.
Pasal 140
Cukup jelas.
Pasal 141
Cukup jelas.
Pasal 142
Cukup jelas.
Pasal 143
Cukup jelas.
Pasal 144
Cukup jelas.
Pasal 145
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5216



〓∽ヽ0.
ヽ ヽ 、 0C
〓∽ “C●〓r
LコO Dメニo≧′ 工 ∽ oNOと ヽO C ●0 一
∝ ヽど ∝9 一
﹂﹁︶
oΣ 0“ ゝ>一
工∽,ヽこE●一 o∽ 〓二o﹁ 工 ∽ ご“E●∽う∽ ●〓 Cく 三 一 〓∽ ●コ0﹂OJ OCs“
ご∽ ヾ‘ 工∽ 一
Coy●0こ一
CO﹂ 一
゛0っ∽C﹀ F〓〓りっ一LO﹂ 一
∽ぬ 0∽●﹀ r〓y●っ一三C一
三oα 一
ぃ03一0﹀ ″●OC一
コ一∽0コ∽暉Y 覇 oFこ 0﹂C一跳 0コ一●Y ∽●〓一
一 EぅCLoV 一
∽0ぅ0●﹀

工 ∽ 一 二 oど く oNo∝ 〓≧ 〓Σ ゴ めビoち ﹂
∽く 〓っΣ
暉上〓oつo●ヽ
く ∽OV
′一 rとこの●“
CCコ一
∽●﹀
“C一﹁α ∽ 、
⊆0ゝ ∝一
>0一 ﹂0つo︵ ヽ馬 3
Ш∽ c 理 Po∽ c●3 運 メ 〓 ∽、
こ 0﹂E ●N c●″
こ〇
こC“CCつ0﹀ ﹂OC﹀
・ ヒ っE ⊃ ﹂OcY
´ ●≧´●”OQOV ﹂o●Y
Co一

Ш ∽ 〓C﹂0﹀ 0●CLOf〓oてど
⊃卜 ¨●0 っ∽●﹀
¨ 〓 っ夕“ Lo“ ﹂ o C ω一三0 てど
﹂0 ″E Oy O一Oαo﹀
O Z < ∝]∽ 一∽くコШ﹀ あ く ∝り 事2 一匿 ○ 卜Z く﹀
あ く 望 Z く 0 ∝〇 ∝ ⊃卜﹀⊃ ∝卜∽
ALUR PEMBUATAN PASPOR SECARA ONLINE DI WEBSITE KANTOR IMIGRASI KELAS I SERANG

Langkah Pertama Langkah Kedua Langkah Ketiga Langkah Keempat

•Pemohon mendaftar dan •Pemohon menerima Konfirmasi •Pemohon melakukan •Setelah pembayaran pemohon
mengisi data melalui layanan tanda terima Pra-permohonan pembayaran di teller Bank BNI diharuskan mengklik URL atau
paspor online di menggunakan tanda terima Pra- link yang ada didalam email
https://serang.imigrasi.go.id/ permohonan untuk konfirmasi tanggal
atau www.imigrasi.go.id kedatangan dan Print Lembar
Konfirmasi

Kedatangan Pertama (Hari Pertama)

Langkah Kelima Langkah Keenam Langkah Ketujuh

• Setelah Nomor antrian dipanggil, pemohon • Pemohon mendapatkan bukti tanda terima
• Pemohon mengisi surat pernyataan menyerahkan berkas pemohonan kepada petugas pengambilan paspor dari petugas
• Pemohon membawa tanda bukti pembayaran, • Pemohon melakukan sidik jari, foto dan wawancara
lembar konfirmasi kedatangan, dan foto copy berkas dengan menunjukkan seluruh dokumen berkas yang
kepada petugas customer care untuk mendapatkan asli
nomor antrian verifikasi data, sidik jari dan
wawancara

Kedatangan Kedua (Hari Keempat)

Langkah Terakhir Menunggu di ruang tunggu •Pemohon menerima paspor yang sudah
jadi
•Pemohon mengambil nomor antrian •Setelah nomor antrian dipanggil loket,
pengambilan Paspor pemohon menyerahkan nomor antrian
dan tanda bukti pengambilan paspor

*keterangan kedatangan kedua terhitung hari kerja setelah melakukan foto, sidik jari dan wawancara
Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang

I. Petunjuk pengisian kuesioner II. Identitas responden

b. Mohon Bapak/Ibu/Saundara/i membaca pernyataan dengan teliti Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)

c. Berikan tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang anda pilih Nama : (boleh tidak diisi)

a. Keterangan dari jawaban yang tersedia yaitu : Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

SS= Sangat Setuju, S= Setuju, TS= Tidak Setuju, Umur : < 20 Thn 21 – 30 Thn
STS= Sangat Tidak Setuju 31 – 40 Thn > 50 Thn

III. Pernyataan (berilah tanda √ pada jawaban yang anda pilih)

Pernyataan SS S TS STS
Pernyataan SS S TS STS
Persyaratan pembuatan paspor mudah Kantor Imigrasi aktif dalam
dipahami oleh masyarakat mensosialisasikan informasi mengenai
pembuatan paspor online
Persayaratan pembuatan paspor mudah
dipenuhi oleh masyarakat Informasi mengenai pembuatan paspor
Tersedianya informasi mengenai online update setiap harinya
pembuatan paspor online di web kantor Adanya pelayanan paspor online
imigrasi mempermudah masyarakat yang akan
membuat paspor
Tersedianya informasi mengenai
pembuatan paspor online di kantor Masyarakat tidak perlu antri lama untuk
imigrasi membuat paspor
Informasi yang diberikan oleh pegawai Pemohon mengetahui alur pembuatan
mudah dipahami oleh masyarakat paspor
Informasi yang tertulis di Webisite Pelayanan pembuatan paspor di Kantor
Imigrasi mudah dipahami oleh Imigrasi Serang sesuai dengan alur yang
masyarakat berlaku
Kuota pemohon paspor online sudah Alur Pelayanan pembuatan paspor mudah
cukup dipahami oleh masyarakat
Adanya pengumuman tentang batas kuota Kepahaman pemohon mengenai alur
pemohon paspor di ruang pelayanan pembuatan paspor
Pernyataan SS S TS STS Pernyataan SS S TS STS
Masyarakat mudah dalam mengakses Pegawai selalu siap siaga dalam
website Imigrasi memberikan pelayanan
Desain Website Imigrasi bagus dan Pegawai tidak menunda-nunda saat
mudah dipahami oleh masyarakat melakukan pelayanan
Pegawai mampu menggunakan Pegawai teliti dalam memeriksa berkas
teknologi yang ada dalam memberikan pemohon paspor
pelayanan kepada masyarakat Pegawai tidak pilih kasih dalam
Pegawai pandai dan cepat dalam memberikan pelayanan
mengoperasikan alat untuk Perlakuan pegawai dalam memberikan
mengupload data pemohon pelayanan tidak diskriminatif
Pegawai selalu menjawab dengan baik Pegawai bekerja secara cekatan dalam
setiap masalah atau komplain dari memberikan pelayanan
masyarakat Pemohon merasa puas terhadap cara
Pegawai menerima setiap komplain bekerja pegawai dalam memberikan
yang ada dari pemohon paspor pelayanan
Pegawai selalu menjelaskan kepada Pegawai selalu tersenyum, memberikan
masyarakat apabila ada yang kurang salam dan menyapa kepada para
dimengerti oleh masyarakat masyarakat
Adanya kotak layanan pengaduan
mengenai pelayanan pegawai kantor Pegawai selalu bersikap Sopan dan
imigrasi Santun dalam memberikan pelayanan
Pegawai mengedepankan kepentingan kepada masyarakat
masyarakat yang hendak melakukan Pegawai ramah ketika memberikan
kegiatan pelayanan paspor pelayanan
dibandingkan kepentingan pribadinya Pegawai tidak menggunakan kata-kata
Pegawai tidak mengerjakan hal yang kasar ketika melayani masyarakat
lain pada saat melayani pemohon Lokasi Kantor Imigrasi mudah
paspor dijangkau oleh masyarakat
Pegawai bekerja sesuai jam Akses jalan menuju kantor imigrasi
operasional pelayanan yang berlaku mudah dijangkau oleh masyarakat
Pegawai selalu berada diloket Fasilitas Ruang tunggu yang memadai
pelayanan ketika jam kerja bagi masyarakat
Masyarakat nyaman dengan ruang
Pegawai yang memberikan pelayanan
tunggu yang telah disediakan
dapat diandalkan
Pernyataan SS S TS STS Pernyataan SS S TS STS
Masyarakat nyaman dengan tempat Tempat pengisian formulir yang
pengisian formulir yang telah memadai bagi masyarakat
disediakan Masyarakat mengetahui rincian biaya
Ketersediaan Fasilitas Tempat parkir pembuatan paspor
bagi masyarakat Biaya yang dikeluarkan masyarakat
Masyarakat nyaman dengan tempat sebanding dengan kualitas paspor
parkir yang telah disediakan Pemohon paspor merasa puas dengan
Ketersediaan fasilitas Toilet yang biaya yang dikeluarkan karena
memadai bagi masyarakat sebanding dengan kualitas paspor
Masyarakat nyaman dengan Toilet Kesesuaian biaya yang dibayar dengan
yang telah disediakan biaya yang telah ditetapkan
Masyarakat mendapatkan kompensasi Adanya penjelasan apabila biaya yang
(uang kembali) apabila salah dalam dibayar dengan biaya yang telah
mengupload data di website imigrasi ditetapkan tidak sesuai
Masyarakat mendapatkan toleransi Terdapat biaya tambahan diluar dari
apabila salah dalam mengisi data di ketentuan yang telah ditetapkan
website Imigrasi Adanya pihak yg meminta biaya
Data yang diupload dengan data yang tambahan diluar dr ketentuan yg telah
dilampirkan sesuai dengan persyaratan ditetapkan
pembuatan paspor Paspor yang diterbitkan sesuai dengan
Mendapatkan penjelasan apabila data identitas pemohonan paspor
yang di upload dengan data yang Pemohon paspor merasa puas terhadap
dilampirkan tidak sesuai dengan paspor yang diterbitkan karena sesuai
persyaratan pembuatan paspor dengan identitas pemohon paspor
Waktu proses pengurusan paspor Keberadaan petugas keamanan sebagai
sesuai dengan ketentuan yang berlaku salah satu bentuk kantor imigrasi serang
Waktu proses pengurusan paspor dalam menjaga keamanan di wilayah
dianggap wajar oleh pemohon paspor kantor
Penyelesaian atau penerbitan paspor Keberadaan petugas keamanan
tepat waktu membantu pemohon ketika datang ke
Pemohon mengetahui jangka waktu kantor imigrasi
penerbitan paspor Terima Kasih Kepada Bapak/Ibu/Saudara/i telah
Biaya yang ditetapkan oleh kantor membantu peneliti dengan mengisi kuesioner 
imigrasi sudah wajar
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


** ** *
item_1 Pearson Correlation 1 ,016 ,326 ,415 ,203 ,459** ,091
Sig. (2-tailed) ,875 ,001 ,000 ,046 ,000 ,378
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_2 Pearson Correlation ,016 1 ,054 ,469 ,309 ,043 ,230*
Sig. (2-tailed) ,875 ,601 ,000 ,002 ,678 ,024
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_3 Pearson Correlation ,326 ,054 1 ,330 ,370 ,793 ,114
Sig. (2-tailed) ,001 ,601 ,001 ,000 ,000 ,266
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,415** ,469** ,330** 1 ,486** ,345** -,023
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,826
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_5 Pearson Correlation ,203 ,309 ,370 ,486 1 ,187 ,058
Sig. (2-tailed) ,046 ,002 ,000 ,000 ,067 ,575
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_6 Pearson Correlation ,459 ,043 ,793 ,345 ,187 1 ,090
Sig. (2-tailed) ,000 ,678 ,000 ,001 ,067 ,378
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_7 Pearson Correlation ,091 ,230 ,114 -,023 ,058 ,090 1
Sig. (2-tailed) ,378 ,024 ,266 ,826 ,575 ,378
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation -,108 ,103 ,096 -,019 ,049 ,076 ,845**
Sig. (2-tailed) ,292 ,315 ,347 ,853 ,636 ,457 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_9 Pearson Correlation ,203 ,309 ,370 ,486 1,000 ,187 ,058
Sig. (2-tailed) ,046 ,002 ,000 ,000 ,000 ,067 ,575
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_10 Pearson Correlation -,571 ,177 -,099 -,035 -,189 -,151 ,172
Sig. (2-tailed) ,000 ,082 ,333 ,735 ,064 ,139 ,092
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_11 Pearson Correlation ,038 ,415 -,219 ,177 ,315 -,263 ,380**
Sig. (2-tailed) ,712 ,000 ,031 ,083 ,002 ,009 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation -,107 ,212* ,105 ,196 ,053 ,084 ,134
Sig. (2-tailed) ,298 ,037 ,304 ,054 ,605 ,416 ,192
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_13 Pearson Correlation ,166 ,112 ,384 -,024 ,062 ,373 ,237*
Sig. (2-tailed) ,104 ,275 ,000 ,812 ,544 ,000 ,019
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
,301 ,052 ,204 ,295 ,000 ,223 -,150
Page 1
Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


* **
item_1 Pearson Correlation ,091 -,108 ,203 -,571 ,038 -,107 ,166
Sig. (2-tailed) ,378 ,292 ,046 ,000 ,712 ,298 ,104
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** *
item_2 Pearson Correlation ,230 ,103 ,309 ,177 ,415 ,212 ,112
Sig. (2-tailed) ,024 ,315 ,002 ,082 ,000 ,037 ,275
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_3 Pearson Correlation ,114 ,096 ,370 -,099 -,219 ,105 ,384**
Sig. (2-tailed) ,266 ,347 ,000 ,333 ,031 ,304 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation -,023 -,019 ,486** -,035 ,177 ,196 -,024
Sig. (2-tailed) ,826 ,853 ,000 ,735 ,083 ,054 ,812
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_5 Pearson Correlation ,058 ,049 1,000 -,189 ,315 ,053 ,062
Sig. (2-tailed) ,575 ,636 ,000 ,064 ,002 ,605 ,544
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_6 Pearson Correlation ,090 ,076 ,187 -,151 -,263 ,084 ,373**
Sig. (2-tailed) ,378 ,457 ,067 ,139 ,009 ,416 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_7 Pearson Correlation 1 ,845 ,058 ,172 ,380 ,134 ,237*
Sig. (2-tailed) ,000 ,575 ,092 ,000 ,192 ,019
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,845** 1 ,049 ,280** ,156 ,202* ,073
Sig. (2-tailed) ,000 ,636 ,006 ,126 ,047 ,475
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_9 Pearson Correlation ,058 ,049 1 -,189 ,315 ,053 ,062
Sig. (2-tailed) ,575 ,636 ,064 ,002 ,605 ,544
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_10 Pearson Correlation ,172 ,280 -,189 1 ,091 ,222 ,254*
Sig. (2-tailed) ,092 ,006 ,064 ,375 ,029 ,012
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_11 Pearson Correlation ,380 ,156 ,315 ,091 1 ,351 ,218*
Sig. (2-tailed) ,000 ,126 ,002 ,375 ,000 ,032
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,134 ,202* ,053 ,222* ,351** 1 ,219*
Sig. (2-tailed) ,192 ,047 ,605 ,029 ,000 ,031
N 97 97 97 97 97 97 97
* * * *
item_13 Pearson Correlation ,237 ,073 ,062 ,254 ,218 ,219 1
Sig. (2-tailed) ,019 ,475 ,544 ,012 ,032 ,031
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
-,150 -,127 ,000 -,231 -,193 ,222 ,123
Page 2
Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


**
item_1 Pearson Correlation ,166 ,301 -,100 -,047 ,178 ,443** -,198
Sig. (2-tailed) ,104 ,003 ,330 ,650 ,082 ,000 ,052
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_2 Pearson Correlation ,112 ,052 ,398 ,317 ,271 ,034 ,490**
Sig. (2-tailed) ,275 ,614 ,000 ,002 ,007 ,742 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_3 Pearson Correlation ,384 ,204 -,067 ,173 ,249 ,461 -,118
Sig. (2-tailed) ,000 ,046 ,512 ,091 ,014 ,000 ,248
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation -,024 ,295** ,013 ,253* ,471** ,456** ,291**
Sig. (2-tailed) ,812 ,003 ,897 ,013 ,000 ,000 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_5 Pearson Correlation ,062 ,000 ,296 ,296 ,367 ,169 -,060
Sig. (2-tailed) ,544 ,996 ,003 ,003 ,000 ,098 ,561
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_6 Pearson Correlation ,373 ,223 ,119 ,192 ,261 ,498 ,085
Sig. (2-tailed) ,000 ,028 ,245 ,060 ,010 ,000 ,410
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_7 Pearson Correlation ,237 -,150 ,117 ,059 -,017 ,072 ,205*
Sig. (2-tailed) ,019 ,142 ,255 ,565 ,868 ,485 ,044
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,073 -,127 ,099 ,050 -,014 ,061 ,173
Sig. (2-tailed) ,475 ,215 ,337 ,627 ,888 ,555 ,090
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_9 Pearson Correlation ,062 ,000 ,296 ,296 ,367 ,169 -,060
Sig. (2-tailed) ,544 ,996 ,003 ,003 ,000 ,098 ,561
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** *
item_10 Pearson Correlation ,254 -,231 -,045 ,305 ,221 -,019 ,316**
Sig. (2-tailed) ,012 ,023 ,660 ,002 ,030 ,852 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_11 Pearson Correlation ,218 -,193 ,328 ,324 ,285 -,085 ,213*
Sig. (2-tailed) ,032 ,059 ,001 ,001 ,005 ,409 ,037
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,219* ,222* ,332** ,196 ,148 ,238* ,189
Sig. (2-tailed) ,031 ,029 ,001 ,054 ,148 ,019 ,063
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_13 Pearson Correlation 1 ,123 ,286 ,367 ,332 ,200 ,222*
Sig. (2-tailed) ,230 ,005 ,000 ,001 ,049 ,029
N 97 97 97 97 97 97 97
*
,123 1 -,019 -,023 ,144 ,247 ,045
Page 3
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


** ** **
item_1 Pearson Correlation -,198 ,431 -,074 ,406 ,348 ,383** ,377**
Sig. (2-tailed) ,052 ,000 ,473 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_2 Pearson Correlation ,490 -,240 ,131 ,048 ,327 ,105 ,182
Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,201 ,642 ,001 ,305 ,074
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** *
item_3 Pearson Correlation -,118 ,066 -,202 ,582 ,400 ,245 ,365**
Sig. (2-tailed) ,248 ,521 ,047 ,000 ,000 ,016 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,291** ,303** ,156 ,369** ,432** ,254* ,172
Sig. (2-tailed) ,004 ,003 ,127 ,000 ,000 ,012 ,092
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_5 Pearson Correlation -,060 ,033 ,267 ,139 ,310 ,344 -,024
Sig. (2-tailed) ,561 ,746 ,008 ,173 ,002 ,001 ,819
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_6 Pearson Correlation ,085 ,334 -,237 ,623 ,317 ,137 ,398**
Sig. (2-tailed) ,410 ,001 ,019 ,000 ,002 ,182 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_7 Pearson Correlation ,205 -,114 -,157 ,051 ,426 ,331 ,437**
Sig. (2-tailed) ,044 ,266 ,126 ,620 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,173 -,096 -,132 ,043 ,466** ,386** ,470**
Sig. (2-tailed) ,090 ,347 ,196 ,675 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_9 Pearson Correlation -,060 ,033 ,267 ,139 ,310 ,344 -,024
Sig. (2-tailed) ,561 ,746 ,008 ,173 ,002 ,001 ,819
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_10 Pearson Correlation ,316 -,038 ,212 -,132 ,120 ,078 ,160
Sig. (2-tailed) ,002 ,709 ,037 ,197 ,242 ,446 ,117
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * * **
item_11 Pearson Correlation ,213 -,118 ,394 -,205 ,238 ,274 -,003
Sig. (2-tailed) ,037 ,248 ,000 ,043 ,019 ,007 ,976
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,189 ,077 ,056 ,187 ,246* ,156 ,263**
Sig. (2-tailed) ,063 ,452 ,587 ,067 ,015 ,127 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
* * **
item_13 Pearson Correlation ,222 ,007 ,116 ,254 ,304 ,092 ,524**
Sig. (2-tailed) ,029 ,948 ,256 ,012 ,002 ,372 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
,045 ,176 -,055 ,329 ,277 ,108 ,310**
Page 4
Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


** **
item_1 Pearson Correlation ,377 ,081 ,006 ,374 ,067 ,223* ,354**
Sig. (2-tailed) ,000 ,433 ,950 ,000 ,517 ,028 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_2 Pearson Correlation ,182 -,006 -,013 ,133 ,483 ,548 ,284**
Sig. (2-tailed) ,074 ,954 ,901 ,192 ,000 ,000 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_3 Pearson Correlation ,365 ,358 ,016 ,471 -,113 ,324 ,030
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,879 ,000 ,271 ,001 ,772
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,172 ,207* -,003 ,367** ,288** ,360** ,470**
Sig. (2-tailed) ,092 ,042 ,976 ,000 ,004 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_5 Pearson Correlation -,024 ,269 ,008 ,184 ,056 ,253 ,015
Sig. (2-tailed) ,819 ,008 ,939 ,071 ,588 ,012 ,884
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_6 Pearson Correlation ,398 ,191 ,012 ,485 -,030 ,351 ,151
Sig. (2-tailed) ,000 ,061 ,904 ,000 ,767 ,000 ,141
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_7 Pearson Correlation ,437 ,291 ,192 ,283 ,389 ,521 ,365**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,059 ,005 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,470** ,332** ,224* ,136 ,274** ,397** ,191
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,027 ,184 ,007 ,000 ,061
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_9 Pearson Correlation -,024 ,269 ,008 ,184 ,056 ,253 ,015
Sig. (2-tailed) ,819 ,008 ,939 ,071 ,588 ,012 ,884
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_10 Pearson Correlation ,160 ,222 ,133 -,092 ,243 ,119 -,038
Sig. (2-tailed) ,117 ,029 ,195 ,372 ,016 ,245 ,712
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_11 Pearson Correlation -,003 ,283 ,346 ,271 ,462 ,474 ,505**
Sig. (2-tailed) ,976 ,005 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,263** ,309** ,380** ,406** ,385** ,339** ,502**
Sig. (2-tailed) ,009 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * ** **
item_13 Pearson Correlation ,524 ,215 ,260 ,393 ,193 ,469 ,258*
Sig. (2-tailed) ,000 ,034 ,010 ,000 ,058 ,000 ,011
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
,310 -,010 ,090 ,215 ,173 ,141 ,225*
Page 5
Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


** ** * **
item_1 Pearson Correlation ,354 -,046 ,357 ,213 ,505 ,401** ,032
Sig. (2-tailed) ,000 ,655 ,000 ,036 ,000 ,000 ,759
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_2 Pearson Correlation ,284 ,097 ,277 ,542 ,171 ,182 ,198
Sig. (2-tailed) ,005 ,346 ,006 ,000 ,094 ,074 ,051
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_3 Pearson Correlation ,030 ,090 ,090 ,306 ,604 ,512 ,127
Sig. (2-tailed) ,772 ,378 ,379 ,002 ,000 ,000 ,216
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,470** -,018 ,524** ,318** ,471** ,297** -,025
Sig. (2-tailed) ,000 ,862 ,000 ,002 ,000 ,003 ,807
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_5 Pearson Correlation ,015 ,046 ,046 ,101 ,236 ,202 -,262**
Sig. (2-tailed) ,884 ,657 ,658 ,325 ,020 ,048 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_6 Pearson Correlation ,151 ,072 ,216 ,355 ,622 ,406 ,100
Sig. (2-tailed) ,141 ,485 ,034 ,000 ,000 ,000 ,328
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_7 Pearson Correlation ,365 ,350 ,317 ,388 ,363 ,469 ,621**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,191 ,153 ,135 ,173 ,175 ,342** ,446**
Sig. (2-tailed) ,061 ,135 ,188 ,090 ,087 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_9 Pearson Correlation ,015 ,046 ,046 ,101 ,236 ,202 -,262**
Sig. (2-tailed) ,884 ,657 ,658 ,325 ,020 ,048 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_10 Pearson Correlation -,038 ,313 ,230 ,206 ,023 ,097 ,275**
Sig. (2-tailed) ,712 ,002 ,023 ,043 ,826 ,343 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_11 Pearson Correlation ,505 ,332 ,300 ,436 ,176 ,120 ,319**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,003 ,000 ,085 ,241 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,502** ,390** ,293** ,383** ,335** ,101 ,093
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 ,324 ,365
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** **
item_13 Pearson Correlation ,258 ,355 ,455 ,602 ,503 ,499 ,342**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
* * * *
,225 ,041 ,241 ,202 ,187 ,234 -,025
Page 6
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


** *
item_1 Pearson Correlation ,032 ,326 ,089 ,059 -,256 ,113 -,044
Sig. (2-tailed) ,759 ,001 ,384 ,566 ,011 ,270 ,671
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_2 Pearson Correlation ,198 ,075 ,127 ,188 ,070 ,381 ,296**
Sig. (2-tailed) ,051 ,465 ,213 ,064 ,496 ,000 ,003
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_3 Pearson Correlation ,127 ,246 -,005 ,159 -,053 ,225 -,092
Sig. (2-tailed) ,216 ,015 ,958 ,121 ,609 ,027 ,371
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation -,025 ,122 ,210* ,277** ,148 -,001 ,093
Sig. (2-tailed) ,807 ,235 ,039 ,006 ,148 ,993 ,364
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_5 Pearson Correlation -,262 ,396 ,263 ,326 ,149 ,002 ,193
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,009 ,001 ,146 ,982 ,059
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_6 Pearson Correlation ,100 ,366 -,004 ,177 ,081 ,353 -,223*
Sig. (2-tailed) ,328 ,000 ,967 ,083 ,431 ,000 ,028
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_7 Pearson Correlation ,621 ,133 ,238 ,231 ,091 ,373 ,323**
Sig. (2-tailed) ,000 ,196 ,019 ,023 ,375 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,446** -,045 ,265** ,433** ,303** ,208* ,412**
Sig. (2-tailed) ,000 ,658 ,009 ,000 ,003 ,041 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_9 Pearson Correlation -,262 ,396 ,263 ,326 ,149 ,002 ,193
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,009 ,001 ,146 ,982 ,059
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
item_10 Pearson Correlation ,275 -,231 ,151 -,004 ,420 ,215 ,261**
Sig. (2-tailed) ,007 ,023 ,141 ,968 ,000 ,034 ,010
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * *
item_11 Pearson Correlation ,319 ,308 ,233 ,065 ,241 ,038 ,225*
Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,022 ,528 ,017 ,709 ,027
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,093 ,147 ,250* ,236* ,296** -,007 ,017
Sig. (2-tailed) ,365 ,151 ,014 ,020 ,003 ,944 ,869
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * **
item_13 Pearson Correlation ,342 ,433 ,311 ,163 ,212 ,566 -,060
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,002 ,111 ,037 ,000 ,563
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
-,025 ,195 ,238 ,218 -,007 ,091 -,066
Page 7
Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


** * *
item_1 Pearson Correlation -,044 -,429 -,210 -,221 ,059 ,224* -,450**
Sig. (2-tailed) ,671 ,000 ,039 ,030 ,566 ,027 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_2 Pearson Correlation ,296 ,013 ,120 ,186 ,188 ,276 ,170
Sig. (2-tailed) ,003 ,896 ,242 ,069 ,064 ,006 ,097
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_3 Pearson Correlation -,092 ,151 -,100 -,069 ,159 ,338 -,208*
Sig. (2-tailed) ,371 ,139 ,328 ,504 ,121 ,001 ,041
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,093 -,030 ,020 ,014 ,277** ,201* -,024
Sig. (2-tailed) ,364 ,771 ,847 ,895 ,006 ,049 ,814
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_5 Pearson Correlation ,193 -,220 ,113 ,152 ,326 ,597 -,271**
Sig. (2-tailed) ,059 ,031 ,270 ,137 ,001 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_6 Pearson Correlation -,223 ,120 -,080 -,054 ,177 ,179 -,252*
Sig. (2-tailed) ,028 ,242 ,439 ,596 ,083 ,080 ,013
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_7 Pearson Correlation ,323 ,246 -,107 -,041 ,231 ,292 ,074
Sig. (2-tailed) ,001 ,015 ,296 ,688 ,023 ,004 ,473
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,412** ,351** ,147 ,101 ,433** ,330** ,143
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,151 ,327 ,000 ,001 ,163
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_9 Pearson Correlation ,193 -,220 ,113 ,152 ,326 ,597 -,271**
Sig. (2-tailed) ,059 ,031 ,270 ,137 ,001 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_10 Pearson Correlation ,261 ,860 ,408 ,343 -,004 -,058 ,696**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,000 ,001 ,968 ,571 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_11 Pearson Correlation ,225 -,024 ,043 ,123 ,065 ,000 ,268**
Sig. (2-tailed) ,027 ,818 ,675 ,229 ,528 1,000 ,008
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,017 ,295** ,309** ,279** ,236* ,000 ,408**
Sig. (2-tailed) ,869 ,003 ,002 ,006 ,020 1,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_13 Pearson Correlation -,060 ,338 ,162 ,219 ,163 ,165 -,014
Sig. (2-tailed) ,563 ,001 ,114 ,031 ,111 ,106 ,888
N 97 97 97 97 97 97 97
*
-,066 -,102 ,025 ,029 ,218 ,111 -,125
Page 8
Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


** ** **
item_1 Pearson Correlation -,450 -,041 ,089 ,304 ,302 ,407** ,457**
Sig. (2-tailed) ,000 ,695 ,384 ,003 ,003 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
*
item_2 Pearson Correlation ,170 ,084 ,127 ,169 ,223 ,017 ,232*
Sig. (2-tailed) ,097 ,418 ,213 ,098 ,028 ,865 ,022
N 97 96 97 97 97 97 97
* * **
item_3 Pearson Correlation -,208 ,107 -,005 ,201 -,005 ,281 ,197
Sig. (2-tailed) ,041 ,301 ,958 ,049 ,962 ,005 ,053
N 97 96 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation -,024 -,021 ,210* ,371** ,326** ,520** ,629**
Sig. (2-tailed) ,814 ,838 ,039 ,000 ,001 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** * *
item_5 Pearson Correlation -,271 ,054 ,263 ,232 ,234 ,008 -,014
Sig. (2-tailed) ,007 ,603 ,009 ,022 ,021 ,936 ,892
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** **
item_6 Pearson Correlation -,252 ,085 -,004 ,365 ,120 ,432 ,334**
Sig. (2-tailed) ,013 ,413 ,967 ,000 ,241 ,000 ,001
N 97 96 97 97 97 97 97
** * ** ** *
item_7 Pearson Correlation ,074 ,716 ,238 ,326 ,415 ,200 -,146
Sig. (2-tailed) ,473 ,000 ,019 ,001 ,000 ,049 ,152
N 97 96 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,143 ,871** ,265** ,339** ,465** ,234* -,179
Sig. (2-tailed) ,163 ,000 ,009 ,001 ,000 ,021 ,080
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** * *
item_9 Pearson Correlation -,271 ,054 ,263 ,232 ,234 ,008 -,014
Sig. (2-tailed) ,007 ,603 ,009 ,022 ,021 ,936 ,892
N 97 96 97 97 97 97 97
** **
item_10 Pearson Correlation ,696 ,358 ,151 -,111 ,013 ,002 -,081
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,141 ,279 ,900 ,985 ,432
N 97 96 97 97 97 97 97
** * *
item_11 Pearson Correlation ,268 ,053 ,233 ,160 ,207 ,026 -,282**
Sig. (2-tailed) ,008 ,609 ,022 ,116 ,042 ,797 ,005
N 97 96 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,408** ,095 ,250* ,331** ,222* ,396** -,007
Sig. (2-tailed) ,000 ,356 ,014 ,001 ,029 ,000 ,947
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** **
item_13 Pearson Correlation -,014 ,168 ,311 ,279 ,162 ,271 ,125
Sig. (2-tailed) ,888 ,101 ,002 ,006 ,112 ,007 ,221
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** ** **
-,125 -,100 ,238 ,305 ,264 ,384 ,480**
Page 9
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


** **
item_1 Pearson Correlation ,457 ,166 ,411 -,120 ,129 -,053 -,028
Sig. (2-tailed) ,000 ,104 ,000 ,242 ,207 ,606 ,786
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_2 Pearson Correlation ,232 ,112 ,126 ,147 ,118 -,059 ,428**
Sig. (2-tailed) ,022 ,275 ,217 ,149 ,251 ,563 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_3 Pearson Correlation ,197 ,384 ,434 ,000 ,183 -,048 -,103
Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,000 1,000 ,073 ,641 ,315
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,629** -,024 ,172 ,250* ,304** ,177 ,335**
Sig. (2-tailed) ,000 ,812 ,093 ,013 ,003 ,083 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_5 Pearson Correlation -,014 ,062 ,000 ,000 -,004 ,189 -,052
Sig. (2-tailed) ,892 ,544 1,000 1,000 ,969 ,064 ,613
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_6 Pearson Correlation ,334 ,373 ,458 ,000 ,195 -,038 ,158
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 1,000 ,055 ,712 ,121
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_7 Pearson Correlation -,146 ,237 ,375 ,274 ,179 ,083 ,375**
Sig. (2-tailed) ,152 ,019 ,000 ,007 ,080 ,419 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation -,179 ,073 ,212* ,308** ,012 ,070 ,372**
Sig. (2-tailed) ,080 ,475 ,038 ,002 ,911 ,495 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_9 Pearson Correlation -,014 ,062 ,000 ,000 -,004 ,189 -,052
Sig. (2-tailed) ,892 ,544 1,000 1,000 ,969 ,064 ,613
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** **
item_10 Pearson Correlation -,081 ,254 -,075 ,218 ,349 ,456 ,431**
Sig. (2-tailed) ,432 ,012 ,467 ,032 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * ** * **
item_11 Pearson Correlation -,282 ,218 ,229 ,267 ,216 ,265 ,377**
Sig. (2-tailed) ,005 ,032 ,024 ,008 ,034 ,009 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation -,007 ,219* ,347** ,289** ,187 ,270** ,372**
Sig. (2-tailed) ,947 ,031 ,001 ,004 ,067 ,007 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_13 Pearson Correlation ,125 1,000 ,707 ,206 ,636 ,538 ,341**
Sig. (2-tailed) ,221 ,000 ,000 ,043 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
,480 ,123 ,333 ,173 ,198 ,133 ,135
Page 10
Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


** ** **
item_1 Pearson Correlation -,028 ,072 ,407 -,571 -,429 -,491** -,230*
Sig. (2-tailed) ,786 ,485 ,000 ,000 ,000 ,000 ,024
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_2 Pearson Correlation ,428 ,016 ,017 ,177 ,013 ,210 ,243*
Sig. (2-tailed) ,000 ,876 ,865 ,082 ,896 ,039 ,016
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_3 Pearson Correlation -,103 -,258 ,281 -,099 ,151 -,184 ,057
Sig. (2-tailed) ,315 ,011 ,005 ,333 ,139 ,072 ,580
N 97 97 97 97 97 97 97
item_4 Pearson Correlation ,335** ,216* ,520** -,035 -,030 -,015 ,153
Sig. (2-tailed) ,001 ,034 ,000 ,735 ,771 ,886 ,135
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_5 Pearson Correlation -,052 -,287 ,008 -,189 -,220 -,223 ,029
Sig. (2-tailed) ,613 ,004 ,936 ,064 ,031 ,028 ,780
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_6 Pearson Correlation ,158 ,016 ,432 -,151 ,120 -,214 ,191
Sig. (2-tailed) ,121 ,877 ,000 ,139 ,242 ,036 ,061
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_7 Pearson Correlation ,375 ,085 ,200 ,172 ,246 ,094 ,140
Sig. (2-tailed) ,000 ,405 ,049 ,092 ,015 ,357 ,170
N 97 97 97 97 97 97 97
item_8 Pearson Correlation ,372** ,174 ,234* ,280** ,351** ,143 ,186
Sig. (2-tailed) ,000 ,089 ,021 ,006 ,000 ,163 ,068
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_9 Pearson Correlation -,052 -,287 ,008 -,189 -,220 -,223 ,029
Sig. (2-tailed) ,613 ,004 ,936 ,064 ,031 ,028 ,780
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_10 Pearson Correlation ,431 ,114 ,002 1,000 ,860 ,690 ,466**
Sig. (2-tailed) ,000 ,267 ,985 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_11 Pearson Correlation ,377 ,199 ,026 ,091 -,024 ,248 ,131
Sig. (2-tailed) ,000 ,051 ,797 ,375 ,818 ,014 ,201
N 97 97 97 97 97 97 97
item_12 Pearson Correlation ,372** ,269** ,396** ,222* ,295** ,117 ,161
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,000 ,029 ,003 ,255 ,114
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_13 Pearson Correlation ,341 -,026 ,271 ,254 ,338 ,281 ,478**
Sig. (2-tailed) ,001 ,799 ,007 ,012 ,001 ,005 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
,135 ,088 ,384 -,231 -,102 -,183 -,014
Page 11
Correlations

item_67 Efektivitas
*
item_1 Pearson Correlation -,230 ,244*
Sig. (2-tailed) ,024 ,016
N 97 97
*
item_2 Pearson Correlation ,243 ,384**
Sig. (2-tailed) ,016 ,000
N 97 97
item_3 Pearson Correlation ,057 ,315**
Sig. (2-tailed) ,580 ,002
N 97 97
item_4 Pearson Correlation ,153 ,472**
Sig. (2-tailed) ,135 ,000
N 97 97
item_5 Pearson Correlation ,029 ,259*
Sig. (2-tailed) ,780 ,011
N 97 97
item_6 Pearson Correlation ,191 ,378**
Sig. (2-tailed) ,061 ,000
N 97 97
item_7 Pearson Correlation ,140 ,426**
Sig. (2-tailed) ,170 ,000
N 97 97
item_8 Pearson Correlation ,186 ,399**
Sig. (2-tailed) ,068 ,000
N 97 97
item_9 Pearson Correlation ,029 ,259*
Sig. (2-tailed) ,780 ,011
N 97 97
**
item_10 Pearson Correlation ,466 ,319**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 97 97
item_11 Pearson Correlation ,131 ,355**
Sig. (2-tailed) ,201 ,000
N 97 97
item_12 Pearson Correlation ,161 ,451**
Sig. (2-tailed) ,114 ,000
N 97 97
**
item_13 Pearson Correlation ,478 ,573**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
-,014 ,280**
Page 12
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


** * **
item_14 Pearson Correlation ,301 ,052 ,204 ,295 ,000 ,223* -,150
Sig. (2-tailed) ,003 ,614 ,046 ,003 ,996 ,028 ,142
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_15 Pearson Correlation -,100 ,398 -,067 ,013 ,296 ,119 ,117
Sig. (2-tailed) ,330 ,000 ,512 ,897 ,003 ,245 ,255
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_16 Pearson Correlation -,047 ,317 ,173 ,253 ,296 ,192 ,059
Sig. (2-tailed) ,650 ,002 ,091 ,013 ,003 ,060 ,565
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,178 ,271** ,249* ,471** ,367** ,261** -,017
Sig. (2-tailed) ,082 ,007 ,014 ,000 ,000 ,010 ,868
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_18 Pearson Correlation ,443 ,034 ,461 ,456 ,169 ,498 ,072
Sig. (2-tailed) ,000 ,742 ,000 ,000 ,098 ,000 ,485
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_19 Pearson Correlation -,198 ,490 -,118 ,291 -,060 ,085 ,205*
Sig. (2-tailed) ,052 ,000 ,248 ,004 ,561 ,410 ,044
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_20 Pearson Correlation ,431 -,240 ,066 ,303 ,033 ,334 -,114
Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,521 ,003 ,746 ,001 ,266
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation -,074 ,131 -,202* ,156 ,267** -,237* -,157
Sig. (2-tailed) ,473 ,201 ,047 ,127 ,008 ,019 ,126
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_22 Pearson Correlation ,406 ,048 ,582 ,369 ,139 ,623 ,051
Sig. (2-tailed) ,000 ,642 ,000 ,000 ,173 ,000 ,620
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,348 ,327 ,400 ,432 ,310 ,317 ,426**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_24 Pearson Correlation ,383 ,105 ,245 ,254 ,344 ,137 ,331**
Sig. (2-tailed) ,000 ,305 ,016 ,012 ,001 ,182 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,377** ,182 ,365** ,172 -,024 ,398** ,437**
Sig. (2-tailed) ,000 ,074 ,000 ,092 ,819 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_26 Pearson Correlation ,081 -,006 ,358 ,207 ,269 ,191 ,291**
Sig. (2-tailed) ,433 ,954 ,000 ,042 ,008 ,061 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
,006 -,013 ,016 -,003 ,008 ,012 ,192
Page 13
Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


*
item_14 Pearson Correlation -,150 -,127 ,000 -,231 -,193 ,222* ,123
Sig. (2-tailed) ,142 ,215 ,996 ,023 ,059 ,029 ,230
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_15 Pearson Correlation ,117 ,099 ,296 -,045 ,328 ,332 ,286**
Sig. (2-tailed) ,255 ,337 ,003 ,660 ,001 ,001 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_16 Pearson Correlation ,059 ,050 ,296 ,305 ,324 ,196 ,367**
Sig. (2-tailed) ,565 ,627 ,003 ,002 ,001 ,054 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation -,017 -,014 ,367** ,221* ,285** ,148 ,332**
Sig. (2-tailed) ,868 ,888 ,000 ,030 ,005 ,148 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_18 Pearson Correlation ,072 ,061 ,169 -,019 -,085 ,238 ,200*
Sig. (2-tailed) ,485 ,555 ,098 ,852 ,409 ,019 ,049
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** *
item_19 Pearson Correlation ,205 ,173 -,060 ,316 ,213 ,189 ,222*
Sig. (2-tailed) ,044 ,090 ,561 ,002 ,037 ,063 ,029
N 97 97 97 97 97 97 97
item_20 Pearson Correlation -,114 -,096 ,033 -,038 -,118 ,077 ,007
Sig. (2-tailed) ,266 ,347 ,746 ,709 ,248 ,452 ,948
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation -,157 -,132 ,267** ,212* ,394** ,056 ,116
Sig. (2-tailed) ,126 ,196 ,008 ,037 ,000 ,587 ,256
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_22 Pearson Correlation ,051 ,043 ,139 -,132 -,205 ,187 ,254*
Sig. (2-tailed) ,620 ,675 ,173 ,197 ,043 ,067 ,012
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * *
item_23 Pearson Correlation ,426 ,466 ,310 ,120 ,238 ,246 ,304**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,242 ,019 ,015 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_24 Pearson Correlation ,331 ,386 ,344 ,078 ,274 ,156 ,092
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,446 ,007 ,127 ,372
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,437** ,470** -,024 ,160 -,003 ,263** ,524**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,819 ,117 ,976 ,009 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_26 Pearson Correlation ,291 ,332 ,269 ,222 ,283 ,309 ,215*
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,008 ,029 ,005 ,002 ,034
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
,192 ,224 ,008 ,133 ,346 ,380 ,260*
Page 14
Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


item_14 Pearson Correlation ,123 1 -,019 -,023 ,144 ,247* ,045
Sig. (2-tailed) ,230 ,855 ,822 ,159 ,015 ,664
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_15 Pearson Correlation ,286 -,019 1 ,473 ,303 -,042 ,500**
Sig. (2-tailed) ,005 ,855 ,000 ,003 ,680 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_16 Pearson Correlation ,367 -,023 ,473 1 ,748 ,531 ,507**
Sig. (2-tailed) ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,332** ,144 ,303** ,748** 1 ,344** ,371**
Sig. (2-tailed) ,001 ,159 ,003 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** **
item_18 Pearson Correlation ,200 ,247 -,042 ,531 ,344 1 ,138
Sig. (2-tailed) ,049 ,015 ,680 ,000 ,001 ,178
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_19 Pearson Correlation ,222 ,045 ,500 ,507 ,371 ,138 1
Sig. (2-tailed) ,029 ,664 ,000 ,000 ,000 ,178
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_20 Pearson Correlation ,007 ,176 -,096 ,241 ,468 ,418 -,050
Sig. (2-tailed) ,948 ,084 ,349 ,017 ,000 ,000 ,623
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,116 -,055 ,272** ,728** ,774** ,195 ,162
Sig. (2-tailed) ,256 ,593 ,007 ,000 ,000 ,056 ,112
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_22 Pearson Correlation ,254 ,329 -,030 ,328 ,279 ,782 ,119
Sig. (2-tailed) ,012 ,001 ,770 ,001 ,006 ,000 ,244
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,304 ,277 -,032 ,430 ,520 ,522 ,126
Sig. (2-tailed) ,002 ,006 ,757 ,000 ,000 ,000 ,218
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_24 Pearson Correlation ,092 ,108 -,240 ,296 ,387 ,462 -,228*
Sig. (2-tailed) ,372 ,293 ,018 ,003 ,000 ,000 ,025
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,524** ,310** -,048 ,162 ,222* ,391** ,090
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,643 ,112 ,029 ,000 ,380
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,215 -,010 ,007 ,412 ,471 ,501 ,013
Sig. (2-tailed) ,034 ,926 ,943 ,000 ,000 ,000 ,900
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
,260 ,090 ,171 ,566 ,339 ,567 ,242*
Page 15
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


** **
item_14 Pearson Correlation ,045 ,176 -,055 ,329 ,277 ,108 ,310**
Sig. (2-tailed) ,664 ,084 ,593 ,001 ,006 ,293 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_15 Pearson Correlation ,500 -,096 ,272 -,030 -,032 -,240 -,048
Sig. (2-tailed) ,000 ,349 ,007 ,770 ,757 ,018 ,643
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** ** **
item_16 Pearson Correlation ,507 ,241 ,728 ,328 ,430 ,296 ,162
Sig. (2-tailed) ,000 ,017 ,000 ,001 ,000 ,003 ,112
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,371** ,468** ,774** ,279** ,520** ,387** ,222*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,000 ,029
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_18 Pearson Correlation ,138 ,418 ,195 ,782 ,522 ,462 ,391**
Sig. (2-tailed) ,178 ,000 ,056 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_19 Pearson Correlation 1 -,050 ,162 ,119 ,126 -,228 ,090
Sig. (2-tailed) ,623 ,112 ,244 ,218 ,025 ,380
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_20 Pearson Correlation -,050 1 ,348 ,335 ,139 ,300 ,047
Sig. (2-tailed) ,623 ,000 ,001 ,175 ,003 ,650
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,162 ,348** 1 ,040 ,279** ,322** -,049
Sig. (2-tailed) ,112 ,000 ,695 ,006 ,001 ,634
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_22 Pearson Correlation ,119 ,335 ,040 1 ,508 ,373 ,373**
Sig. (2-tailed) ,244 ,001 ,695 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_23 Pearson Correlation ,126 ,139 ,279 ,508 1 ,835 ,782**
Sig. (2-tailed) ,218 ,175 ,006 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_24 Pearson Correlation -,228 ,300 ,322 ,373 ,835 1 ,552**
Sig. (2-tailed) ,025 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,090 ,047 -,049 ,373** ,782** ,552** 1
Sig. (2-tailed) ,380 ,650 ,634 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,013 ,168 ,375 ,406 ,618 ,619 ,321**
Sig. (2-tailed) ,900 ,100 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
,242 ,111 ,396 ,459 ,485 ,477 ,239*
Page 16
Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


** *
item_14 Pearson Correlation ,310 -,010 ,090 ,215 ,173 ,141 ,225*
Sig. (2-tailed) ,002 ,926 ,378 ,034 ,090 ,167 ,027
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_15 Pearson Correlation -,048 ,007 ,171 ,179 ,250 ,404 ,178
Sig. (2-tailed) ,643 ,943 ,093 ,080 ,014 ,000 ,081
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_16 Pearson Correlation ,162 ,412 ,566 ,463 ,404 ,630 ,327**
Sig. (2-tailed) ,112 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,222* ,471** ,339** ,372** ,518** ,592** ,355**
Sig. (2-tailed) ,029 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_18 Pearson Correlation ,391 ,501 ,567 ,761 ,280 ,428 ,510**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_19 Pearson Correlation ,090 ,013 ,242 ,265 ,387 ,582 ,460**
Sig. (2-tailed) ,380 ,900 ,017 ,009 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_20 Pearson Correlation ,047 ,168 ,111 ,269 ,224 ,033 ,331**
Sig. (2-tailed) ,650 ,100 ,279 ,008 ,027 ,747 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation -,049 ,375** ,396** ,166 ,461** ,339** ,223*
Sig. (2-tailed) ,634 ,000 ,000 ,103 ,000 ,001 ,028
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_22 Pearson Correlation ,373 ,406 ,459 ,803 ,135 ,509 ,412**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,188 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,782 ,618 ,485 ,478 ,503 ,730 ,370**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_24 Pearson Correlation ,552 ,619 ,477 ,355 ,381 ,452 ,217*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,032
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation 1 ,321** ,239* ,279** ,337** ,551** ,269**
Sig. (2-tailed) ,001 ,018 ,006 ,001 ,000 ,008
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,321 1 ,554 ,598 ,478 ,513 ,366**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
,239 ,554 1 ,692 ,434 ,489 ,527**
Page 17
Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


* * *
item_14 Pearson Correlation ,225 ,041 ,241 ,202 ,187 ,234* -,025
Sig. (2-tailed) ,027 ,688 ,017 ,047 ,067 ,021 ,809
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_15 Pearson Correlation ,178 ,092 ,092 ,270 ,063 -,208 -,135
Sig. (2-tailed) ,081 ,368 ,369 ,008 ,541 ,041 ,187
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** *
item_16 Pearson Correlation ,327 ,388 ,259 ,488 ,242 -,053 ,191
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,010 ,000 ,017 ,603 ,061
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,355** ,380** ,396** ,335** ,234* ,224* ,126
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,021 ,027 ,218
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_18 Pearson Correlation ,510 ,333 ,444 ,393 ,678 ,146 ,080
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,154 ,438
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_19 Pearson Correlation ,460 ,162 ,393 ,550 ,110 ,021 ,228*
Sig. (2-tailed) ,000 ,112 ,000 ,000 ,282 ,835 ,025
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
item_20 Pearson Correlation ,331 ,202 ,320 ,012 ,210 ,159 ,035
Sig. (2-tailed) ,001 ,047 ,001 ,907 ,039 ,120 ,733
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,223* ,358** ,177 ,046 -,084 -,211* ,004
Sig. (2-tailed) ,028 ,000 ,084 ,657 ,411 ,038 ,972
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** *
item_22 Pearson Correlation ,412 ,264 ,354 ,407 ,649 ,200 ,057
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,000 ,000 ,050 ,582
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,370 ,437 ,448 ,573 ,504 ,482 ,408**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * ** ** **
item_24 Pearson Correlation ,217 ,362 ,224 ,309 ,345 ,401 ,301**
Sig. (2-tailed) ,032 ,000 ,027 ,002 ,001 ,000 ,003
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,269** ,328** ,451** ,517** ,497** ,564** ,423**
Sig. (2-tailed) ,008 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,366 ,632 ,410 ,339 ,588 ,189 ,270**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,063 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
,527 ,442 ,282 ,432 ,286 ,020 ,175
Page 18
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


* *
item_14 Pearson Correlation -,025 ,195 ,238 ,218 -,007 ,091 -,066
Sig. (2-tailed) ,809 ,055 ,019 ,032 ,945 ,378 ,520
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_15 Pearson Correlation -,135 ,340 ,210 ,122 ,373 ,410 ,100
Sig. (2-tailed) ,187 ,001 ,039 ,233 ,000 ,000 ,331
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_16 Pearson Correlation ,191 ,267 ,236 ,006 ,543 ,515 ,173
Sig. (2-tailed) ,061 ,008 ,020 ,950 ,000 ,000 ,090
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,126 ,285** ,277** ,035 ,320** ,394** ,240*
Sig. (2-tailed) ,218 ,005 ,006 ,737 ,001 ,000 ,018
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * *
item_18 Pearson Correlation ,080 ,222 ,287 ,008 ,222 ,210 ,032
Sig. (2-tailed) ,438 ,029 ,004 ,939 ,029 ,039 ,759
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** **
item_19 Pearson Correlation ,228 ,192 ,213 ,100 ,346 ,427 ,015
Sig. (2-tailed) ,025 ,059 ,036 ,332 ,001 ,000 ,882
N 97 97 97 97 97 97 97
item_20 Pearson Correlation ,035 ,077 ,005 -,061 -,063 ,106 -,098
Sig. (2-tailed) ,733 ,456 ,958 ,551 ,538 ,304 ,341
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,004 ,076 ,152 -,164 ,327** ,235* ,282**
Sig. (2-tailed) ,972 ,462 ,137 ,108 ,001 ,020 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_22 Pearson Correlation ,057 ,371 ,233 -,016 ,065 ,367 -,125
Sig. (2-tailed) ,582 ,000 ,022 ,875 ,526 ,000 ,221
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,408 ,392 ,530 ,403 ,412 ,417 ,429**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * **
item_24 Pearson Correlation ,301 ,281 ,398 ,254 ,274 ,148 ,503**
Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,000 ,012 ,007 ,147 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,423** ,271** ,370** ,451** ,291** ,485** ,215*
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000 ,000 ,004 ,000 ,034
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,270 ,327 ,406 -,081 ,362 ,144 ,530**
Sig. (2-tailed) ,007 ,001 ,000 ,427 ,000 ,158 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,175 ,368 ,628 ,070 ,417 ,104 ,157
Page 19
Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


*
item_14 Pearson Correlation -,066 -,102 ,025 ,029 ,218 ,111 -,125
Sig. (2-tailed) ,520 ,318 ,806 ,774 ,032 ,279 ,222
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_15 Pearson Correlation ,100 -,085 ,329 ,422 ,122 ,276 -,145
Sig. (2-tailed) ,331 ,406 ,001 ,000 ,233 ,006 ,157
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_16 Pearson Correlation ,173 ,420 ,473 ,468 ,006 ,262 ,192
Sig. (2-tailed) ,090 ,000 ,000 ,000 ,950 ,009 ,060
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,240* ,372** ,379** ,426** ,035 ,303** ,130
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,000 ,000 ,737 ,003 ,205
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_18 Pearson Correlation ,032 ,233 ,192 ,131 ,008 ,319 ,077
Sig. (2-tailed) ,759 ,021 ,060 ,200 ,939 ,001 ,453
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_19 Pearson Correlation ,015 ,272 ,128 ,229 ,100 ,000 ,220*
Sig. (2-tailed) ,882 ,007 ,211 ,024 ,332 1,000 ,030
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_20 Pearson Correlation -,098 ,142 ,263 ,254 -,061 ,000 -,123
Sig. (2-tailed) ,341 ,165 ,009 ,012 ,551 1,000 ,232
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,282** ,276** ,494** ,501** -,164 ,186 ,194
Sig. (2-tailed) ,005 ,006 ,000 ,000 ,108 ,069 ,056
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_22 Pearson Correlation -,125 ,180 ,017 ,135 -,016 ,258 -,072
Sig. (2-tailed) ,221 ,078 ,867 ,189 ,875 ,011 ,486
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_23 Pearson Correlation ,429 ,348 ,280 ,242 ,403 ,455 ,236*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,017 ,000 ,000 ,020
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** * * **
item_24 Pearson Correlation ,503 ,218 ,307 ,230 ,254 ,461 ,265**
Sig. (2-tailed) ,000 ,032 ,002 ,023 ,012 ,000 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,215* ,372** ,200* ,070 ,451** ,304** ,129
Sig. (2-tailed) ,034 ,000 ,049 ,493 ,000 ,002 ,207
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,530 ,434 ,474 ,536 -,081 ,445 ,494**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,427 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,157 ,290 ,281 ,310 ,070 ,161 ,337**
Page 20
Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


* ** **
item_14 Pearson Correlation -,125 -,100 ,238 ,305 ,264 ,384** ,480**
Sig. (2-tailed) ,222 ,331 ,019 ,002 ,009 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
*
item_15 Pearson Correlation -,145 ,109 ,210 ,152 ,187 ,017 -,028
Sig. (2-tailed) ,157 ,290 ,039 ,137 ,067 ,871 ,782
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** *
item_16 Pearson Correlation ,192 ,197 ,236 ,003 ,301 ,214 ,073
Sig. (2-tailed) ,060 ,054 ,020 ,976 ,003 ,036 ,478
N 97 96 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,130 ,148 ,277** ,048 ,352** ,393** ,374**
Sig. (2-tailed) ,205 ,150 ,006 ,643 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** * ** **
item_18 Pearson Correlation ,077 ,239 ,287 ,248 ,477 ,633 ,406**
Sig. (2-tailed) ,453 ,019 ,004 ,014 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
* * *
item_19 Pearson Correlation ,220 ,192 ,213 ,114 ,190 ,253 ,330**
Sig. (2-tailed) ,030 ,061 ,036 ,268 ,063 ,013 ,001
N 97 96 97 97 97 97 97
* **
item_20 Pearson Correlation -,123 -,107 ,005 ,189 ,240 ,380 ,253*
Sig. (2-tailed) ,232 ,301 ,958 ,064 ,018 ,000 ,013
N 97 96 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,194 ,054 ,152 -,204* ,264** ,123 ,038
Sig. (2-tailed) ,056 ,599 ,137 ,045 ,009 ,232 ,710
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** **
item_22 Pearson Correlation -,072 ,187 ,233 ,172 ,267 ,613 ,417**
Sig. (2-tailed) ,486 ,067 ,022 ,092 ,008 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,236 ,559 ,530 ,391 ,693 ,612 ,290**
Sig. (2-tailed) ,020 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_24 Pearson Correlation ,265 ,469 ,398 ,201 ,578 ,354 -,019
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,048 ,000 ,000 ,851
N 97 96 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,129 ,562** ,370** ,459** ,571** ,590** ,357**
Sig. (2-tailed) ,207 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_26 Pearson Correlation ,494 ,501 ,406 ,063 ,516 ,578 -,046
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,537 ,000 ,000 ,653
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
,337 ,337 ,628 ,220 ,522 ,415 -,029
Page 21
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


** **
item_14 Pearson Correlation ,480 ,123 ,333 ,173 ,198 ,133 ,135
Sig. (2-tailed) ,000 ,230 ,001 ,090 ,051 ,195 ,186
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_15 Pearson Correlation -,028 ,286 ,133 ,000 -,008 ,124 ,312**
Sig. (2-tailed) ,782 ,005 ,194 1,000 ,938 ,227 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_16 Pearson Correlation ,073 ,367 ,196 ,164 ,317 ,440 ,446**
Sig. (2-tailed) ,478 ,000 ,054 ,109 ,002 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,374** ,332** ,227* ,189 ,486** ,418** ,253*
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,025 ,064 ,000 ,000 ,012
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_18 Pearson Correlation ,406 ,200 ,341 ,199 ,295 ,335 ,328**
Sig. (2-tailed) ,000 ,049 ,001 ,051 ,003 ,001 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_19 Pearson Correlation ,330 ,222 ,183 ,534 ,469 ,271 ,630**
Sig. (2-tailed) ,001 ,029 ,072 ,000 ,000 ,007 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_20 Pearson Correlation ,253 ,007 ,000 ,000 ,199 ,259 ,103
Sig. (2-tailed) ,013 ,948 1,000 1,000 ,051 ,010 ,315
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,038 ,116 -,119 ,000 ,220* ,414** ,141
Sig. (2-tailed) ,710 ,256 ,246 1,000 ,030 ,000 ,167
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_22 Pearson Correlation ,417 ,254 ,332 ,322 ,313 ,167 ,272**
Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,001 ,001 ,002 ,101 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_23 Pearson Correlation ,290 ,304 ,526 ,341 ,356 ,291 ,441**
Sig. (2-tailed) ,004 ,002 ,000 ,001 ,000 ,004 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_24 Pearson Correlation -,019 ,092 ,237 ,172 ,081 ,222 ,228*
Sig. (2-tailed) ,851 ,372 ,020 ,091 ,429 ,029 ,025
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,357** ,524** ,670** ,163 ,412** ,265** ,395**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,111 ,000 ,009 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_26 Pearson Correlation -,046 ,215 ,190 ,277 ,294 ,330 ,211*
Sig. (2-tailed) ,653 ,034 ,062 ,006 ,003 ,001 ,038
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
-,029 ,260 ,378 ,601 ,334 ,514 ,456**
Page 22
Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


** *
item_14 Pearson Correlation ,135 ,088 ,384 -,231 -,102 -,183 -,014
Sig. (2-tailed) ,186 ,393 ,000 ,023 ,318 ,073 ,889
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_15 Pearson Correlation ,312 -,008 ,017 -,045 -,085 ,182 ,397**
Sig. (2-tailed) ,002 ,939 ,871 ,660 ,406 ,075 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_16 Pearson Correlation ,446 ,001 ,214 ,305 ,420 ,540 ,566**
Sig. (2-tailed) ,000 ,989 ,036 ,002 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_17 Pearson Correlation ,253* -,117 ,393** ,221* ,372** ,336** ,363**
Sig. (2-tailed) ,012 ,253 ,000 ,030 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_18 Pearson Correlation ,328 ,198 ,633 -,019 ,233 ,047 ,296**
Sig. (2-tailed) ,001 ,052 ,000 ,852 ,021 ,649 ,003
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** ** **
item_19 Pearson Correlation ,630 ,285 ,253 ,316 ,272 ,461 ,452**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,013 ,002 ,007 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_20 Pearson Correlation ,103 ,153 ,380 -,038 ,142 -,075 ,081
Sig. (2-tailed) ,315 ,133 ,000 ,709 ,165 ,468 ,430
N 97 97 97 97 97 97 97
item_21 Pearson Correlation ,141 -,104 ,123 ,212* ,276** ,465** ,377**
Sig. (2-tailed) ,167 ,312 ,232 ,037 ,006 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_22 Pearson Correlation ,272 ,071 ,613 -,132 ,180 -,065 ,237*
Sig. (2-tailed) ,007 ,490 ,000 ,197 ,078 ,524 ,020
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_23 Pearson Correlation ,441 ,131 ,612 ,120 ,348 ,174 ,287**
Sig. (2-tailed) ,000 ,201 ,000 ,242 ,000 ,088 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** *
item_24 Pearson Correlation ,228 ,077 ,354 ,078 ,218 ,005 ,014
Sig. (2-tailed) ,025 ,454 ,000 ,446 ,032 ,963 ,889
N 97 97 97 97 97 97 97
item_25 Pearson Correlation ,395** ,166 ,590** ,160 ,372** ,086 ,289**
Sig. (2-tailed) ,000 ,104 ,000 ,117 ,000 ,402 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** * ** **
item_26 Pearson Correlation ,211 ,211 ,578 ,222 ,434 ,388 ,418**
Sig. (2-tailed) ,038 ,038 ,000 ,029 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
,456 ,226 ,415 ,133 ,290 ,269 ,293**
Page 23
Correlations

item_67 Efektivitas
item_14 Pearson Correlation -,014 ,280**
Sig. (2-tailed) ,889 ,005
N 97 97
**
item_15 Pearson Correlation ,397 ,286**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004
N 97 97
**
item_16 Pearson Correlation ,566 ,614**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_17 Pearson Correlation ,363** ,626**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_18 Pearson Correlation ,296 ,597**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000
N 97 97
**
item_19 Pearson Correlation ,452 ,461**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_20 Pearson Correlation ,081 ,271**
Sig. (2-tailed) ,430 ,007
N 97 97
item_21 Pearson Correlation ,377** ,354**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
*
item_22 Pearson Correlation ,237 ,521**
Sig. (2-tailed) ,020 ,000
N 97 97
**
item_23 Pearson Correlation ,287 ,802**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
N 97 97
item_24 Pearson Correlation ,014 ,562**
Sig. (2-tailed) ,889 ,000
N 97 97
item_25 Pearson Correlation ,289** ,673**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
N 97 97
**
item_26 Pearson Correlation ,418 ,640**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
,293 ,597**
Page 24
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


item_27 Pearson Correlation ,006 -,013 ,016 -,003 ,008 ,012 ,192
Sig. (2-tailed) ,950 ,901 ,879 ,976 ,939 ,904 ,059
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,374 ,133 ,471 ,367 ,184 ,485 ,283**
Sig. (2-tailed) ,000 ,192 ,000 ,000 ,071 ,000 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_29 Pearson Correlation ,067 ,483 -,113 ,288 ,056 -,030 ,389**
Sig. (2-tailed) ,517 ,000 ,271 ,004 ,588 ,767 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,223* ,548** ,324** ,360** ,253* ,351** ,521**
Sig. (2-tailed) ,028 ,000 ,001 ,000 ,012 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_31 Pearson Correlation ,354 ,284 ,030 ,470 ,015 ,151 ,365**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,772 ,000 ,884 ,141 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_32 Pearson Correlation -,046 ,097 ,090 -,018 ,046 ,072 ,350**
Sig. (2-tailed) ,655 ,346 ,378 ,862 ,657 ,485 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_33 Pearson Correlation ,357 ,277 ,090 ,524 ,046 ,216 ,317**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,379 ,000 ,658 ,034 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,213* ,542** ,306** ,318** ,101 ,355** ,388**
Sig. (2-tailed) ,036 ,000 ,002 ,002 ,325 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * **
item_35 Pearson Correlation ,505 ,171 ,604 ,471 ,236 ,622 ,363**
Sig. (2-tailed) ,000 ,094 ,000 ,000 ,020 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * **
item_36 Pearson Correlation ,401 ,182 ,512 ,297 ,202 ,406 ,469**
Sig. (2-tailed) ,000 ,074 ,000 ,003 ,048 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_37 Pearson Correlation ,032 ,198 ,127 -,025 -,262 ,100 ,621**
Sig. (2-tailed) ,759 ,051 ,216 ,807 ,009 ,328 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,326** ,075 ,246* ,122 ,396** ,366** ,133
Sig. (2-tailed) ,001 ,465 ,015 ,235 ,000 ,000 ,196
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_39 Pearson Correlation ,089 ,127 -,005 ,210 ,263 -,004 ,238*
Sig. (2-tailed) ,384 ,213 ,958 ,039 ,009 ,967 ,019
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
,059 ,188 ,159 ,277 ,326 ,177 ,231*
Page 25
Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


* **
item_27 Pearson Correlation ,192 ,224 ,008 ,133 ,346 ,380** ,260*
Sig. (2-tailed) ,059 ,027 ,939 ,195 ,001 ,000 ,010
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_28 Pearson Correlation ,283 ,136 ,184 -,092 ,271 ,406 ,393**
Sig. (2-tailed) ,005 ,184 ,071 ,372 ,007 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_29 Pearson Correlation ,389 ,274 ,056 ,243 ,462 ,385 ,193
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,588 ,016 ,000 ,000 ,058
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,521** ,397** ,253* ,119 ,474** ,339** ,469**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,012 ,245 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_31 Pearson Correlation ,365 ,191 ,015 -,038 ,505 ,502 ,258*
Sig. (2-tailed) ,000 ,061 ,884 ,712 ,000 ,000 ,011
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,350 ,153 ,046 ,313 ,332 ,390 ,355**
Sig. (2-tailed) ,000 ,135 ,657 ,002 ,001 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_33 Pearson Correlation ,317 ,135 ,046 ,230 ,300 ,293 ,455**
Sig. (2-tailed) ,002 ,188 ,658 ,023 ,003 ,004 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,388** ,173 ,101 ,206* ,436** ,383** ,602**
Sig. (2-tailed) ,000 ,090 ,325 ,043 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_35 Pearson Correlation ,363 ,175 ,236 ,023 ,176 ,335 ,503**
Sig. (2-tailed) ,000 ,087 ,020 ,826 ,085 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_36 Pearson Correlation ,469 ,342 ,202 ,097 ,120 ,101 ,499**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,048 ,343 ,241 ,324 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_37 Pearson Correlation ,621 ,446 -,262 ,275 ,319 ,093 ,342**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,007 ,001 ,365 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,133 -,045 ,396** -,231* ,308** ,147 ,433**
Sig. (2-tailed) ,196 ,658 ,000 ,023 ,002 ,151 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** * *
item_39 Pearson Correlation ,238 ,265 ,263 ,151 ,233 ,250 ,311**
Sig. (2-tailed) ,019 ,009 ,009 ,141 ,022 ,014 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** *
,231 ,433 ,326 -,004 ,065 ,236 ,163
Page 26
Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


* ** **
item_27 Pearson Correlation ,260 ,090 ,171 ,566 ,339 ,567** ,242*
Sig. (2-tailed) ,010 ,378 ,093 ,000 ,001 ,000 ,017
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,393 ,215 ,179 ,463 ,372 ,761 ,265**
Sig. (2-tailed) ,000 ,034 ,080 ,000 ,000 ,000 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,193 ,173 ,250 ,404 ,518 ,280 ,387**
Sig. (2-tailed) ,058 ,090 ,014 ,000 ,000 ,005 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,469** ,141 ,404** ,630** ,592** ,428** ,582**
Sig. (2-tailed) ,000 ,167 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** ** **
item_31 Pearson Correlation ,258 ,225 ,178 ,327 ,355 ,510 ,460**
Sig. (2-tailed) ,011 ,027 ,081 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,355 ,041 ,092 ,388 ,380 ,333 ,162
Sig. (2-tailed) ,000 ,688 ,368 ,000 ,000 ,001 ,112
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * ** **
item_33 Pearson Correlation ,455 ,241 ,092 ,259 ,396 ,444 ,393**
Sig. (2-tailed) ,000 ,017 ,369 ,010 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,602** ,202* ,270** ,488** ,335** ,393** ,550**
Sig. (2-tailed) ,000 ,047 ,008 ,000 ,001 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_35 Pearson Correlation ,503 ,187 ,063 ,242 ,234 ,678 ,110
Sig. (2-tailed) ,000 ,067 ,541 ,017 ,021 ,000 ,282
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * *
item_36 Pearson Correlation ,499 ,234 -,208 -,053 ,224 ,146 ,021
Sig. (2-tailed) ,000 ,021 ,041 ,603 ,027 ,154 ,835
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_37 Pearson Correlation ,342 -,025 -,135 ,191 ,126 ,080 ,228*
Sig. (2-tailed) ,001 ,809 ,187 ,061 ,218 ,438 ,025
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,433** ,195 ,340** ,267** ,285** ,222* ,192
Sig. (2-tailed) ,000 ,055 ,001 ,008 ,005 ,029 ,059
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * * ** **
item_39 Pearson Correlation ,311 ,238 ,210 ,236 ,277 ,287 ,213*
Sig. (2-tailed) ,002 ,019 ,039 ,020 ,006 ,004 ,036
N 97 97 97 97 97 97 97
*
,163 ,218 ,122 ,006 ,035 ,008 ,100
Page 27
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


* ** ** **
item_27 Pearson Correlation ,242 ,111 ,396 ,459 ,485 ,477** ,239*
Sig. (2-tailed) ,017 ,279 ,000 ,000 ,000 ,000 ,018
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,265 ,269 ,166 ,803 ,478 ,355 ,279**
Sig. (2-tailed) ,009 ,008 ,103 ,000 ,000 ,000 ,006
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,387 ,224 ,461 ,135 ,503 ,381 ,337**
Sig. (2-tailed) ,000 ,027 ,000 ,188 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,582** ,033 ,339** ,509** ,730** ,452** ,551**
Sig. (2-tailed) ,000 ,747 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** ** *
item_31 Pearson Correlation ,460 ,331 ,223 ,412 ,370 ,217 ,269**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,028 ,000 ,000 ,032 ,008
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,162 ,202 ,358 ,264 ,437 ,362 ,328**
Sig. (2-tailed) ,112 ,047 ,000 ,009 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_33 Pearson Correlation ,393 ,320 ,177 ,354 ,448 ,224 ,451**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,084 ,000 ,000 ,027 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,550** ,012 ,046 ,407** ,573** ,309** ,517**
Sig. (2-tailed) ,000 ,907 ,657 ,000 ,000 ,002 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_35 Pearson Correlation ,110 ,210 -,084 ,649 ,504 ,345 ,497**
Sig. (2-tailed) ,282 ,039 ,411 ,000 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** **
item_36 Pearson Correlation ,021 ,159 -,211 ,200 ,482 ,401 ,564**
Sig. (2-tailed) ,835 ,120 ,038 ,050 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_37 Pearson Correlation ,228 ,035 ,004 ,057 ,408 ,301 ,423**
Sig. (2-tailed) ,025 ,733 ,972 ,582 ,000 ,003 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,192 ,077 ,076 ,371** ,392** ,281** ,271**
Sig. (2-tailed) ,059 ,456 ,462 ,000 ,000 ,005 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** **
item_39 Pearson Correlation ,213 ,005 ,152 ,233 ,530 ,398 ,370**
Sig. (2-tailed) ,036 ,958 ,137 ,022 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
,100 -,061 -,164 -,016 ,403 ,254 ,451**
Page 28
Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


* ** ** **
item_27 Pearson Correlation ,239 ,554 1 ,692 ,434 ,489** ,527**
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,279 ,598 ,692 1 ,422 ,662 ,742**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,337 ,478 ,434 ,422 1 ,604 ,656**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,551** ,513** ,489** ,662** ,604** 1 ,606**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_31 Pearson Correlation ,269 ,366 ,527 ,742 ,656 ,606 1
Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,328 ,632 ,442 ,476 ,584 ,503 ,443**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_33 Pearson Correlation ,451 ,410 ,282 ,550 ,537 ,504 ,700**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,517** ,339** ,432** ,591** ,465** ,770** ,564**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_35 Pearson Correlation ,497 ,588 ,286 ,780 ,313 ,546 ,543**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,000 ,002 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_36 Pearson Correlation ,564 ,189 ,020 ,278 ,204 ,357 ,274**
Sig. (2-tailed) ,000 ,063 ,845 ,006 ,045 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_37 Pearson Correlation ,423 ,270 ,175 ,250 ,330 ,497 ,332**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,087 ,013 ,001 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,271** ,327** ,368** ,490** ,188 ,496** ,245*
Sig. (2-tailed) ,007 ,001 ,000 ,000 ,064 ,000 ,016
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_39 Pearson Correlation ,370 ,406 ,628 ,388 ,414 ,321 ,320**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
**
,451 -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046
Page 29
Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


** ** ** ** **
item_27 Pearson Correlation ,527 ,442 ,282 ,432 ,286 ,020 ,175
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,000 ,004 ,845 ,087
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,742 ,476 ,550 ,591 ,780 ,278 ,250*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,013
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** *
item_29 Pearson Correlation ,656 ,584 ,537 ,465 ,313 ,204 ,330**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,045 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,606** ,503** ,504** ,770** ,546** ,357** ,497**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_31 Pearson Correlation 1 ,443 ,700 ,564 ,543 ,274 ,332**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_32 Pearson Correlation ,443 1 ,577 ,473 ,461 ,239 ,477**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,019 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_33 Pearson Correlation ,700 ,577 1 ,598 ,704 ,486 ,435**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,564** ,473** ,598** 1 ,614** ,472** ,571**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_35 Pearson Correlation ,543 ,461 ,704 ,614 1 ,471 ,321**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_36 Pearson Correlation ,274 ,239 ,486 ,472 ,471 1 ,555**
Sig. (2-tailed) ,007 ,019 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_37 Pearson Correlation ,332 ,477 ,435 ,571 ,321 ,555 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,245* ,391** ,363** ,570** ,482** ,301** ,115
Sig. (2-tailed) ,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,264
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_39 Pearson Correlation ,320 ,345 ,504 ,410 ,318 ,300 ,010
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,000 ,001 ,003 ,919
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
,046 -,164 ,083 ,220 ,034 ,417 ,069
Page 30
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


** ** **
item_27 Pearson Correlation ,175 ,368 ,628 ,070 ,417 ,104 ,157
Sig. (2-tailed) ,087 ,000 ,000 ,494 ,000 ,313 ,125
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,250 ,490 ,388 -,051 ,130 ,288 ,004
Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,000 ,620 ,204 ,004 ,968
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_29 Pearson Correlation ,330 ,188 ,414 ,033 ,185 ,331 ,471**
Sig. (2-tailed) ,001 ,064 ,000 ,746 ,069 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,497** ,496** ,321** ,156 ,362** ,666** ,282**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,128 ,000 ,000 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_31 Pearson Correlation ,332 ,245 ,320 ,046 ,024 ,130 -,044
Sig. (2-tailed) ,001 ,016 ,001 ,657 ,818 ,203 ,668
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,477 ,391 ,345 -,164 ,199 ,397 ,213*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,108 ,050 ,000 ,037
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_33 Pearson Correlation ,435 ,363 ,504 ,083 ,191 ,370 ,190
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,420 ,061 ,000 ,062
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,571** ,570** ,410** ,220* ,306** ,593** ,100
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,031 ,002 ,000 ,332
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_35 Pearson Correlation ,321 ,482 ,318 ,034 ,167 ,369 ,134
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,743 ,102 ,000 ,191
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_36 Pearson Correlation ,555 ,301 ,300 ,417 -,143 ,242 ,143
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,003 ,000 ,162 ,017 ,163
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_37 Pearson Correlation 1 ,115 ,010 ,069 ,101 ,481 ,272**
Sig. (2-tailed) ,264 ,919 ,499 ,325 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,115 1 ,535** ,279** ,306** ,383** ,056
Sig. (2-tailed) ,264 ,000 ,006 ,002 ,000 ,586
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_39 Pearson Correlation ,010 ,535 1 ,415 ,416 ,109 ,321**
Sig. (2-tailed) ,919 ,000 ,000 ,000 ,287 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,069 ,279 ,415 1 ,310 ,002 ,054
Page 31
Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


** ** **
item_27 Pearson Correlation ,157 ,290 ,281 ,310 ,070 ,161 ,337**
Sig. (2-tailed) ,125 ,004 ,005 ,002 ,494 ,116 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_28 Pearson Correlation ,004 ,162 ,030 ,197 -,051 ,268 ,086
Sig. (2-tailed) ,968 ,114 ,770 ,053 ,620 ,008 ,405
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,471 ,320 ,350 ,425 ,033 ,330 ,440**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,746 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,282** ,305** ,167 ,296** ,156 ,377** ,209*
Sig. (2-tailed) ,005 ,002 ,102 ,003 ,128 ,000 ,040
N 97 97 97 97 97 97 97
item_31 Pearson Correlation -,044 ,108 ,021 ,115 ,046 ,000 ,143
Sig. (2-tailed) ,668 ,291 ,839 ,264 ,657 1,000 ,161
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,213 ,544 ,286 ,399 -,164 ,186 ,497**
Sig. (2-tailed) ,037 ,000 ,004 ,000 ,108 ,069 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_33 Pearson Correlation ,190 ,295 ,193 ,284 ,083 ,173 ,228*
Sig. (2-tailed) ,062 ,003 ,058 ,005 ,420 ,089 ,025
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,100 ,271** ,186 ,295** ,220* ,135 ,264**
Sig. (2-tailed) ,332 ,007 ,068 ,003 ,031 ,189 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_35 Pearson Correlation ,134 ,207 ,066 ,158 ,034 ,344 ,110
Sig. (2-tailed) ,191 ,042 ,520 ,122 ,743 ,001 ,285
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_36 Pearson Correlation ,143 ,139 -,129 -,088 ,417 ,331 -,074
Sig. (2-tailed) ,163 ,174 ,209 ,391 ,000 ,001 ,473
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_37 Pearson Correlation ,272 ,362 ,029 ,095 ,069 ,000 ,299**
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,780 ,357 ,499 1,000 ,003
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,056 -,111 ,047 ,232* ,279** ,319** -,058
Sig. (2-tailed) ,586 ,280 ,645 ,022 ,006 ,001 ,574
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_39 Pearson Correlation ,321 ,158 ,286 ,330 ,415 ,390 ,174
Sig. (2-tailed) ,001 ,123 ,004 ,001 ,000 ,000 ,089
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
,054 -,024 ,103 -,038 1,000 ,206 -,174
Page 32
Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


** ** ** * **
item_27 Pearson Correlation ,337 ,337 ,628 ,220 ,522 ,415** -,029
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,031 ,000 ,000 ,778
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,086 ,222 ,388 ,283 ,407 ,652 ,258*
Sig. (2-tailed) ,405 ,030 ,000 ,005 ,000 ,000 ,011
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,440 ,342 ,414 ,280 ,697 ,489 ,266**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,006 ,000 ,000 ,008
N 97 96 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,209* ,474** ,321** ,202* ,470** ,510** ,237*
Sig. (2-tailed) ,040 ,000 ,001 ,047 ,000 ,000 ,019
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_31 Pearson Correlation ,143 ,127 ,320 ,456 ,497 ,668 ,351**
Sig. (2-tailed) ,161 ,218 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,497 ,270 ,345 ,128 ,436 ,461 -,003
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,001 ,211 ,000 ,000 ,977
N 97 96 97 97 97 97 97
* * ** ** ** **
item_33 Pearson Correlation ,228 ,243 ,504 ,436 ,569 ,746 ,538**
Sig. (2-tailed) ,025 ,017 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,264** ,153 ,410** ,411** ,365** ,415** ,159
Sig. (2-tailed) ,009 ,136 ,000 ,000 ,000 ,000 ,120
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_35 Pearson Correlation ,110 ,287 ,318 ,363 ,403 ,702 ,331**
Sig. (2-tailed) ,285 ,005 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_36 Pearson Correlation -,074 ,264 ,300 ,457 ,300 ,280 ,247*
Sig. (2-tailed) ,473 ,009 ,003 ,000 ,003 ,006 ,015
N 97 96 97 97 97 97 97
** **
item_37 Pearson Correlation ,299 ,331 ,010 ,113 ,199 ,182 -,128
Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,919 ,270 ,050 ,074 ,210
N 97 96 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation -,058 ,056 ,535** ,307** ,350** ,348** ,074
Sig. (2-tailed) ,574 ,587 ,000 ,002 ,000 ,000 ,473
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_39 Pearson Correlation ,174 ,388 1,000 ,551 ,736 ,481 ,257*
Sig. (2-tailed) ,089 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** ** **
-,174 ,247 ,415 ,663 ,398 ,170 ,094
Page 33
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


* ** ** **
item_27 Pearson Correlation -,029 ,260 ,378 ,601 ,334 ,514** ,456**
Sig. (2-tailed) ,778 ,010 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** **
item_28 Pearson Correlation ,258 ,393 ,488 ,502 ,460 ,343 ,405**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_29 Pearson Correlation ,266 ,193 ,273 ,353 ,413 ,376 ,521**
Sig. (2-tailed) ,008 ,058 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,237* ,469** ,508** ,424** ,465** ,236* ,582**
Sig. (2-tailed) ,019 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** ** **
item_31 Pearson Correlation ,351 ,258 ,489 ,571 ,577 ,403 ,559**
Sig. (2-tailed) ,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_32 Pearson Correlation -,003 ,355 ,317 ,231 ,499 ,453 ,308**
Sig. (2-tailed) ,977 ,000 ,002 ,023 ,000 ,000 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_33 Pearson Correlation ,538 ,455 ,445 ,433 ,729 ,572 ,568**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,159 ,602** ,633** ,504** ,568** ,363** ,690**
Sig. (2-tailed) ,120 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_35 Pearson Correlation ,331 ,503 ,515 ,214 ,460 ,296 ,366**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,035 ,000 ,003 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** *
item_36 Pearson Correlation ,247 ,499 ,546 ,354 ,488 ,254 ,164
Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,108
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_37 Pearson Correlation -,128 ,342 ,351 ,256 ,285 ,049 ,382**
Sig. (2-tailed) ,210 ,001 ,000 ,011 ,005 ,631 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,074 ,433** ,409** ,341** ,363** ,336** ,263**
Sig. (2-tailed) ,473 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** **
item_39 Pearson Correlation ,257 ,311 ,429 ,626 ,471 ,659 ,441**
Sig. (2-tailed) ,011 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
,094 ,163 ,370 ,308 ,089 ,206 ,275**
Page 34
Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


** * ** **
item_27 Pearson Correlation ,456 ,226 ,415 ,133 ,290 ,269** ,293**
Sig. (2-tailed) ,000 ,026 ,000 ,195 ,004 ,008 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_28 Pearson Correlation ,405 ,187 ,652 -,092 ,162 ,082 ,324**
Sig. (2-tailed) ,000 ,066 ,000 ,372 ,114 ,422 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** * ** **
item_29 Pearson Correlation ,521 ,228 ,489 ,243 ,320 ,344 ,406**
Sig. (2-tailed) ,000 ,025 ,000 ,016 ,001 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_30 Pearson Correlation ,582** ,126 ,510** ,119 ,305** ,326** ,429**
Sig. (2-tailed) ,000 ,218 ,000 ,245 ,002 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_31 Pearson Correlation ,559 ,461 ,668 -,038 ,108 ,122 ,265**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,712 ,291 ,235 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_32 Pearson Correlation ,308 ,087 ,461 ,313 ,544 ,370 ,427**
Sig. (2-tailed) ,002 ,398 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_33 Pearson Correlation ,568 ,388 ,746 ,230 ,295 ,340 ,536**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,023 ,003 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_34 Pearson Correlation ,690** ,340** ,415** ,206* ,271** ,374** ,469**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,043 ,007 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
item_35 Pearson Correlation ,366 ,240 ,702 ,023 ,207 ,106 ,415**
Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,000 ,826 ,042 ,303 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_36 Pearson Correlation ,164 -,097 ,280 ,097 ,139 -,145 -,017
Sig. (2-tailed) ,108 ,343 ,006 ,343 ,174 ,156 ,868
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_37 Pearson Correlation ,382 ,200 ,182 ,275 ,362 ,431 ,282**
Sig. (2-tailed) ,000 ,049 ,074 ,007 ,000 ,000 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
item_38 Pearson Correlation ,263** ,037 ,348** -,231* -,111 -,035 ,233*
Sig. (2-tailed) ,009 ,717 ,000 ,023 ,280 ,733 ,021
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_39 Pearson Correlation ,441 ,150 ,481 ,151 ,158 ,134 ,324**
Sig. (2-tailed) ,000 ,141 ,000 ,141 ,123 ,191 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
**
,275 ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065
Page 35
Correlations

item_67 Efektivitas
**
item_27 Pearson Correlation ,293 ,597**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
N 97 97
**
item_28 Pearson Correlation ,324 ,677**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 97 97
**
item_29 Pearson Correlation ,406 ,675**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_30 Pearson Correlation ,429** ,804**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_31 Pearson Correlation ,265 ,639**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000
N 97 97
**
item_32 Pearson Correlation ,427 ,597**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_33 Pearson Correlation ,536 ,755**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_34 Pearson Correlation ,469** ,770**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_35 Pearson Correlation ,415 ,683**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_36 Pearson Correlation -,017 ,484**
Sig. (2-tailed) ,868 ,000
N 97 97
**
item_37 Pearson Correlation ,282 ,428**
Sig. (2-tailed) ,005 ,000
N 97 97
item_38 Pearson Correlation ,233* ,515**
Sig. (2-tailed) ,021 ,000
N 97 97
**
item_39 Pearson Correlation ,324 ,653**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 97 97
,065 ,343**
Page 36
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


** **
item_40 Pearson Correlation ,059 ,188 ,159 ,277 ,326 ,177 ,231*
Sig. (2-tailed) ,566 ,064 ,121 ,006 ,001 ,083 ,023
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_41 Pearson Correlation -,256 ,070 -,053 ,148 ,149 ,081 ,091
Sig. (2-tailed) ,011 ,496 ,609 ,148 ,146 ,431 ,375
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_42 Pearson Correlation ,113 ,381 ,225 -,001 ,002 ,353 ,373**
Sig. (2-tailed) ,270 ,000 ,027 ,993 ,982 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation -,044 ,296** -,092 ,093 ,193 -,223* ,323**
Sig. (2-tailed) ,671 ,003 ,371 ,364 ,059 ,028 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_44 Pearson Correlation -,429 ,013 ,151 -,030 -,220 ,120 ,246*
Sig. (2-tailed) ,000 ,896 ,139 ,771 ,031 ,242 ,015
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_45 Pearson Correlation -,210 ,120 -,100 ,020 ,113 -,080 -,107
Sig. (2-tailed) ,039 ,242 ,328 ,847 ,270 ,439 ,296
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_46 Pearson Correlation -,221 ,186 -,069 ,014 ,152 -,054 -,041
Sig. (2-tailed) ,030 ,069 ,504 ,895 ,137 ,596 ,688
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,059 ,188 ,159 ,277** ,326** ,177 ,231*
Sig. (2-tailed) ,566 ,064 ,121 ,006 ,001 ,083 ,023
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** * **
item_48 Pearson Correlation ,224 ,276 ,338 ,201 ,597 ,179 ,292**
Sig. (2-tailed) ,027 ,006 ,001 ,049 ,000 ,080 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
item_49 Pearson Correlation -,450 ,170 -,208 -,024 -,271 -,252 ,074
Sig. (2-tailed) ,000 ,097 ,041 ,814 ,007 ,013 ,473
N 97 97 97 97 97 97 97
item_50 Pearson Correlation -,041 ,084 ,107 -,021 ,054 ,085 ,716**
Sig. (2-tailed) ,695 ,418 ,301 ,838 ,603 ,413 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,089 ,127 -,005 ,210* ,263** -,004 ,238*
Sig. (2-tailed) ,384 ,213 ,958 ,039 ,009 ,967 ,019
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** * **
item_52 Pearson Correlation ,304 ,169 ,201 ,371 ,232 ,365 ,326**
Sig. (2-tailed) ,003 ,098 ,049 ,000 ,022 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
,302 ,223 -,005 ,326 ,234 ,120 ,415**
Page 37
Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


* ** **
item_40 Pearson Correlation ,231 ,433 ,326 -,004 ,065 ,236* ,163
Sig. (2-tailed) ,023 ,000 ,001 ,968 ,528 ,020 ,111
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_41 Pearson Correlation ,091 ,303 ,149 ,420 ,241 ,296 ,212*
Sig. (2-tailed) ,375 ,003 ,146 ,000 ,017 ,003 ,037
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_42 Pearson Correlation ,373 ,208 ,002 ,215 ,038 -,007 ,566**
Sig. (2-tailed) ,000 ,041 ,982 ,034 ,709 ,944 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,323** ,412** ,193 ,261** ,225* ,017 -,060
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,059 ,010 ,027 ,869 ,563
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * ** **
item_44 Pearson Correlation ,246 ,351 -,220 ,860 -,024 ,295 ,338**
Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,031 ,000 ,818 ,003 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_45 Pearson Correlation -,107 ,147 ,113 ,408 ,043 ,309 ,162
Sig. (2-tailed) ,296 ,151 ,270 ,000 ,675 ,002 ,114
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_46 Pearson Correlation -,041 ,101 ,152 ,343 ,123 ,279 ,219*
Sig. (2-tailed) ,688 ,327 ,137 ,001 ,229 ,006 ,031
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,231* ,433** ,326** -,004 ,065 ,236* ,163
Sig. (2-tailed) ,023 ,000 ,001 ,968 ,528 ,020 ,111
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_48 Pearson Correlation ,292 ,330 ,597 -,058 ,000 ,000 ,165
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,000 ,571 1,000 1,000 ,106
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_49 Pearson Correlation ,074 ,143 -,271 ,696 ,268 ,408 -,014
Sig. (2-tailed) ,473 ,163 ,007 ,000 ,008 ,000 ,888
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_50 Pearson Correlation ,716 ,871 ,054 ,358 ,053 ,095 ,168
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,603 ,000 ,609 ,356 ,101
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,238* ,265** ,263** ,151 ,233* ,250* ,311**
Sig. (2-tailed) ,019 ,009 ,009 ,141 ,022 ,014 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_52 Pearson Correlation ,326 ,339 ,232 -,111 ,160 ,331 ,279**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,022 ,279 ,116 ,001 ,006
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * * *
,415 ,465 ,234 ,013 ,207 ,222 ,162
Page 38
Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


*
item_40 Pearson Correlation ,163 ,218 ,122 ,006 ,035 ,008 ,100
Sig. (2-tailed) ,111 ,032 ,233 ,950 ,737 ,939 ,332
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** *
item_41 Pearson Correlation ,212 -,007 ,373 ,543 ,320 ,222 ,346**
Sig. (2-tailed) ,037 ,945 ,000 ,000 ,001 ,029 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_42 Pearson Correlation ,566 ,091 ,410 ,515 ,394 ,210 ,427**
Sig. (2-tailed) ,000 ,378 ,000 ,000 ,000 ,039 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation -,060 -,066 ,100 ,173 ,240* ,032 ,015
Sig. (2-tailed) ,563 ,520 ,331 ,090 ,018 ,759 ,882
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_44 Pearson Correlation ,338 -,102 -,085 ,420 ,372 ,233 ,272**
Sig. (2-tailed) ,001 ,318 ,406 ,000 ,000 ,021 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_45 Pearson Correlation ,162 ,025 ,329 ,473 ,379 ,192 ,128
Sig. (2-tailed) ,114 ,806 ,001 ,000 ,000 ,060 ,211
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_46 Pearson Correlation ,219 ,029 ,422 ,468 ,426 ,131 ,229*
Sig. (2-tailed) ,031 ,774 ,000 ,000 ,000 ,200 ,024
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,163 ,218* ,122 ,006 ,035 ,008 ,100
Sig. (2-tailed) ,111 ,032 ,233 ,950 ,737 ,939 ,332
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_48 Pearson Correlation ,165 ,111 ,276 ,262 ,303 ,319 ,000
Sig. (2-tailed) ,106 ,279 ,006 ,009 ,003 ,001 1,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_49 Pearson Correlation -,014 -,125 -,145 ,192 ,130 ,077 ,220*
Sig. (2-tailed) ,888 ,222 ,157 ,060 ,205 ,453 ,030
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_50 Pearson Correlation ,168 -,100 ,109 ,197 ,148 ,239 ,192
Sig. (2-tailed) ,101 ,331 ,290 ,054 ,150 ,019 ,061
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,311** ,238* ,210* ,236* ,277** ,287** ,213*
Sig. (2-tailed) ,002 ,019 ,039 ,020 ,006 ,004 ,036
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_52 Pearson Correlation ,279 ,305 ,152 ,003 ,048 ,248 ,114
Sig. (2-tailed) ,006 ,002 ,137 ,976 ,643 ,014 ,268
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
,162 ,264 ,187 ,301 ,352 ,477 ,190
Page 39
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


**
item_40 Pearson Correlation ,100 -,061 -,164 -,016 ,403 ,254* ,451**
Sig. (2-tailed) ,332 ,551 ,108 ,875 ,000 ,012 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_41 Pearson Correlation ,346 -,063 ,327 ,065 ,412 ,274 ,291**
Sig. (2-tailed) ,001 ,538 ,001 ,526 ,000 ,007 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_42 Pearson Correlation ,427 ,106 ,235 ,367 ,417 ,148 ,485**
Sig. (2-tailed) ,000 ,304 ,020 ,000 ,000 ,147 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,015 -,098 ,282** -,125 ,429** ,503** ,215*
Sig. (2-tailed) ,882 ,341 ,005 ,221 ,000 ,000 ,034
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_44 Pearson Correlation ,272 ,142 ,276 ,180 ,348 ,218 ,372**
Sig. (2-tailed) ,007 ,165 ,006 ,078 ,000 ,032 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_45 Pearson Correlation ,128 ,263 ,494 ,017 ,280 ,307 ,200*
Sig. (2-tailed) ,211 ,009 ,000 ,867 ,005 ,002 ,049
N 97 97 97 97 97 97 97
* * ** * *
item_46 Pearson Correlation ,229 ,254 ,501 ,135 ,242 ,230 ,070
Sig. (2-tailed) ,024 ,012 ,000 ,189 ,017 ,023 ,493
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,100 -,061 -,164 -,016 ,403** ,254* ,451**
Sig. (2-tailed) ,332 ,551 ,108 ,875 ,000 ,012 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** **
item_48 Pearson Correlation ,000 ,000 ,186 ,258 ,455 ,461 ,304**
Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 ,069 ,011 ,000 ,000 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
* * **
item_49 Pearson Correlation ,220 -,123 ,194 -,072 ,236 ,265 ,129
Sig. (2-tailed) ,030 ,232 ,056 ,486 ,020 ,009 ,207
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_50 Pearson Correlation ,192 -,107 ,054 ,187 ,559 ,469 ,562**
Sig. (2-tailed) ,061 ,301 ,599 ,067 ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,213* ,005 ,152 ,233* ,530** ,398** ,370**
Sig. (2-tailed) ,036 ,958 ,137 ,022 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** *
item_52 Pearson Correlation ,114 ,189 -,204 ,172 ,391 ,201 ,459**
Sig. (2-tailed) ,268 ,064 ,045 ,092 ,000 ,048 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
,190 ,240 ,264 ,267 ,693 ,578 ,571**
Page 40
Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


**
item_40 Pearson Correlation ,451 -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046
Sig. (2-tailed) ,000 ,427 ,494 ,620 ,746 ,128 ,657
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_41 Pearson Correlation ,291 ,362 ,417 ,130 ,185 ,362 ,024
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,204 ,069 ,000 ,818
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_42 Pearson Correlation ,485 ,144 ,104 ,288 ,331 ,666 ,130
Sig. (2-tailed) ,000 ,158 ,313 ,004 ,001 ,000 ,203
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,215* ,530** ,157 ,004 ,471** ,282** -,044
Sig. (2-tailed) ,034 ,000 ,125 ,968 ,000 ,005 ,668
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_44 Pearson Correlation ,372 ,434 ,290 ,162 ,320 ,305 ,108
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,114 ,001 ,002 ,291
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_45 Pearson Correlation ,200 ,474 ,281 ,030 ,350 ,167 ,021
Sig. (2-tailed) ,049 ,000 ,005 ,770 ,000 ,102 ,839
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_46 Pearson Correlation ,070 ,536 ,310 ,197 ,425 ,296 ,115
Sig. (2-tailed) ,493 ,000 ,002 ,053 ,000 ,003 ,264
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,451** -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046
Sig. (2-tailed) ,000 ,427 ,494 ,620 ,746 ,128 ,657
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_48 Pearson Correlation ,304 ,445 ,161 ,268 ,330 ,377 ,000
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,116 ,008 ,001 ,000 1,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_49 Pearson Correlation ,129 ,494 ,337 ,086 ,440 ,209 ,143
Sig. (2-tailed) ,207 ,000 ,001 ,405 ,000 ,040 ,161
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * ** **
item_50 Pearson Correlation ,562 ,501 ,337 ,222 ,342 ,474 ,127
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,030 ,001 ,000 ,218
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,370** ,406** ,628** ,388** ,414** ,321** ,320**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** *
item_52 Pearson Correlation ,459 ,063 ,220 ,283 ,280 ,202 ,456**
Sig. (2-tailed) ,000 ,537 ,031 ,005 ,006 ,047 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
,571 ,516 ,522 ,407 ,697 ,470 ,497**
Page 41
Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


*
item_40 Pearson Correlation ,046 -,164 ,083 ,220 ,034 ,417** ,069
Sig. (2-tailed) ,657 ,108 ,420 ,031 ,743 ,000 ,499
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_41 Pearson Correlation ,024 ,199 ,191 ,306 ,167 -,143 ,101
Sig. (2-tailed) ,818 ,050 ,061 ,002 ,102 ,162 ,325
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_42 Pearson Correlation ,130 ,397 ,370 ,593 ,369 ,242 ,481**
Sig. (2-tailed) ,203 ,000 ,000 ,000 ,000 ,017 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation -,044 ,213* ,190 ,100 ,134 ,143 ,272**
Sig. (2-tailed) ,668 ,037 ,062 ,332 ,191 ,163 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_44 Pearson Correlation ,108 ,544 ,295 ,271 ,207 ,139 ,362**
Sig. (2-tailed) ,291 ,000 ,003 ,007 ,042 ,174 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_45 Pearson Correlation ,021 ,286 ,193 ,186 ,066 -,129 ,029
Sig. (2-tailed) ,839 ,004 ,058 ,068 ,520 ,209 ,780
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_46 Pearson Correlation ,115 ,399 ,284 ,295 ,158 -,088 ,095
Sig. (2-tailed) ,264 ,000 ,005 ,003 ,122 ,391 ,357
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,046 -,164 ,083 ,220* ,034 ,417** ,069
Sig. (2-tailed) ,657 ,108 ,420 ,031 ,743 ,000 ,499
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_48 Pearson Correlation ,000 ,186 ,173 ,135 ,344 ,331 ,000
Sig. (2-tailed) 1,000 ,069 ,089 ,189 ,001 ,001 1,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * **
item_49 Pearson Correlation ,143 ,497 ,228 ,264 ,110 -,074 ,299**
Sig. (2-tailed) ,161 ,000 ,025 ,009 ,285 ,473 ,003
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_50 Pearson Correlation ,127 ,270 ,243 ,153 ,287 ,264 ,331**
Sig. (2-tailed) ,218 ,008 ,017 ,136 ,005 ,009 ,001
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,320** ,345** ,504** ,410** ,318** ,300** ,010
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,000 ,001 ,003 ,919
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_52 Pearson Correlation ,456 ,128 ,436 ,411 ,363 ,457 ,113
Sig. (2-tailed) ,000 ,211 ,000 ,000 ,000 ,000 ,270
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
,497 ,436 ,569 ,365 ,403 ,300 ,199
Page 42
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


** ** **
item_40 Pearson Correlation ,069 ,279 ,415 1 ,310 ,002 ,054
Sig. (2-tailed) ,499 ,006 ,000 ,002 ,981 ,603
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_41 Pearson Correlation ,101 ,306 ,416 ,310 1 ,259 ,353**
Sig. (2-tailed) ,325 ,002 ,000 ,002 ,010 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_42 Pearson Correlation ,481 ,383 ,109 ,002 ,259 1 ,202*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,287 ,981 ,010 ,047
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,272** ,056 ,321** ,054 ,353** ,202* 1
Sig. (2-tailed) ,007 ,586 ,001 ,603 ,000 ,047
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_44 Pearson Correlation ,362 -,111 ,158 -,024 ,419 ,353 ,124
Sig. (2-tailed) ,000 ,280 ,123 ,813 ,000 ,000 ,227
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_45 Pearson Correlation ,029 ,047 ,286 ,103 ,508 ,253 ,514**
Sig. (2-tailed) ,780 ,645 ,004 ,315 ,000 ,013 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_46 Pearson Correlation ,095 ,232 ,330 -,038 ,401 ,387 ,518**
Sig. (2-tailed) ,357 ,022 ,001 ,714 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,069 ,279** ,415** 1,000** ,310** ,002 ,054
Sig. (2-tailed) ,499 ,006 ,000 ,000 ,002 ,981 ,603
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_48 Pearson Correlation ,000 ,319 ,390 ,206 ,147 ,326 ,681**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,001 ,000 ,043 ,151 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_49 Pearson Correlation ,299 -,058 ,174 -,174 ,433 -,008 ,445**
Sig. (2-tailed) ,003 ,574 ,089 ,088 ,000 ,935 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_50 Pearson Correlation ,331 ,056 ,388 ,247 ,420 ,345 ,589**
Sig. (2-tailed) ,001 ,587 ,000 ,015 ,000 ,001 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,010 ,535** 1,000** ,415** ,416** ,109 ,321**
Sig. (2-tailed) ,919 ,000 ,000 ,000 ,000 ,287 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_52 Pearson Correlation ,113 ,307 ,551 ,663 ,141 ,004 -,159
Sig. (2-tailed) ,270 ,002 ,000 ,000 ,168 ,969 ,120
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
,199 ,350 ,736 ,398 ,371 ,227 ,508**
Page 43
Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


**
item_40 Pearson Correlation ,054 -,024 ,103 -,038 1,000 ,206* -,174
Sig. (2-tailed) ,603 ,813 ,315 ,714 ,000 ,043 ,088
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_41 Pearson Correlation ,353 ,419 ,508 ,401 ,310 ,147 ,433**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,151 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * ** **
item_42 Pearson Correlation ,202 ,353 ,253 ,387 ,002 ,326 -,008
Sig. (2-tailed) ,047 ,000 ,013 ,000 ,981 ,001 ,935
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation 1 ,124 ,514** ,518** ,054 ,681** ,445**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000 ,000 ,603 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_44 Pearson Correlation ,124 1 ,379 ,328 -,024 -,062 ,628**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000 ,001 ,813 ,546 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_45 Pearson Correlation ,514 ,379 1 ,910 ,103 ,343 ,388**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,315 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_46 Pearson Correlation ,518 ,328 ,910 1 -,038 ,391 ,357**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,714 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,054 -,024 ,103 -,038 1 ,206* -,174
Sig. (2-tailed) ,603 ,813 ,315 ,714 ,043 ,088
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_48 Pearson Correlation ,681 -,062 ,343 ,391 ,206 1 -,070
Sig. (2-tailed) ,000 ,546 ,001 ,000 ,043 ,497
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_49 Pearson Correlation ,445 ,628 ,388 ,357 -,174 -,070 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,088 ,497
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * * * **
item_50 Pearson Correlation ,589 ,443 ,246 ,205 ,247 ,541 ,272**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,016 ,045 ,015 ,000 ,007
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,321** ,158 ,286** ,330** ,415** ,390** ,174
Sig. (2-tailed) ,001 ,123 ,004 ,001 ,000 ,000 ,089
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_52 Pearson Correlation -,159 -,008 ,068 -,001 ,663 ,055 -,212*
Sig. (2-tailed) ,120 ,939 ,506 ,990 ,000 ,594 ,037
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
,508 ,140 ,422 ,376 ,398 ,546 ,155
Page 44
Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


* ** ** **
item_40 Pearson Correlation -,174 ,247 ,415 ,663 ,398 ,170 ,094
Sig. (2-tailed) ,088 ,015 ,000 ,000 ,000 ,096 ,358
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_41 Pearson Correlation ,433 ,420 ,416 ,141 ,371 ,281 -,055
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,168 ,000 ,005 ,594
N 97 96 97 97 97 97 97
** * *
item_42 Pearson Correlation -,008 ,345 ,109 ,004 ,227 ,217 ,188
Sig. (2-tailed) ,935 ,001 ,287 ,969 ,026 ,033 ,066
N 97 96 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,445** ,589** ,321** -,159 ,508** ,101 -,065
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,120 ,000 ,325 ,525
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** **
item_44 Pearson Correlation ,628 ,443 ,158 -,008 ,140 ,302 ,023
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,123 ,939 ,170 ,003 ,826
N 97 96 97 97 97 97 97
** * ** ** *
item_45 Pearson Correlation ,388 ,246 ,286 ,068 ,422 ,213 -,134
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,004 ,506 ,000 ,037 ,192
N 97 96 97 97 97 97 97
** * ** ** *
item_46 Pearson Correlation ,357 ,205 ,330 -,001 ,376 ,231 -,133
Sig. (2-tailed) ,000 ,045 ,001 ,990 ,000 ,023 ,194
N 97 96 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation -,174 ,247* ,415** ,663** ,398** ,170 ,094
Sig. (2-tailed) ,088 ,015 ,000 ,000 ,000 ,096 ,358
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** **
item_48 Pearson Correlation -,070 ,541 ,390 ,055 ,546 ,168 ,143
Sig. (2-tailed) ,497 ,000 ,000 ,594 ,000 ,101 ,164
N 97 96 97 97 97 97 97
** *
item_49 Pearson Correlation 1 ,272 ,174 -,212 ,155 ,188 -,134
Sig. (2-tailed) ,007 ,089 ,037 ,131 ,065 ,191
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_50 Pearson Correlation ,272 1 ,388 ,107 ,563 ,352 ,038
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,301 ,000 ,000 ,713
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,174 ,388** 1 ,551** ,736** ,481** ,257*
Sig. (2-tailed) ,089 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011
N 97 96 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_52 Pearson Correlation -,212 ,107 ,551 1 ,605 ,486 ,231*
Sig. (2-tailed) ,037 ,301 ,000 ,000 ,000 ,023
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
,155 ,563 ,736 ,605 1 ,661 ,328**
Page 45
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


** **
item_40 Pearson Correlation ,094 ,163 ,370 ,308 ,089 ,206* ,275**
Sig. (2-tailed) ,358 ,111 ,000 ,002 ,388 ,043 ,006
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_41 Pearson Correlation -,055 ,212 ,126 ,183 ,077 ,422 ,609**
Sig. (2-tailed) ,594 ,037 ,220 ,072 ,455 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_42 Pearson Correlation ,188 ,566 ,299 ,000 ,316 ,149 ,414**
Sig. (2-tailed) ,066 ,000 ,003 1,000 ,002 ,146 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation -,065 -,060 -,206* ,000 -,169 ,021 ,153
Sig. (2-tailed) ,525 ,563 ,043 1,000 ,098 ,839 ,136
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_44 Pearson Correlation ,023 ,338 ,159 ,232 ,473 ,459 ,403**
Sig. (2-tailed) ,826 ,001 ,119 ,022 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_45 Pearson Correlation -,134 ,162 -,132 ,000 ,027 ,378 ,327**
Sig. (2-tailed) ,192 ,114 ,197 1,000 ,795 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_46 Pearson Correlation -,133 ,219 -,151 ,146 ,124 ,366 ,340**
Sig. (2-tailed) ,194 ,031 ,141 ,152 ,225 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,094 ,163 ,370** ,308** ,089 ,206* ,275**
Sig. (2-tailed) ,358 ,111 ,000 ,002 ,388 ,043 ,006
N 97 97 97 97 97 97 97
item_48 Pearson Correlation ,143 ,165 ,000 ,000 -,040 ,134 ,000
Sig. (2-tailed) ,164 ,106 1,000 1,000 ,695 ,190 1,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_49 Pearson Correlation -,134 -,014 -,090 ,261 ,172 ,220 ,379**
Sig. (2-tailed) ,191 ,888 ,383 ,010 ,092 ,030 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_50 Pearson Correlation ,038 ,168 ,158 ,235 ,108 ,185 ,338**
Sig. (2-tailed) ,713 ,101 ,123 ,021 ,297 ,072 ,001
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,257* ,311** ,429** ,626** ,471** ,659** ,441**
Sig. (2-tailed) ,011 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** ** **
item_52 Pearson Correlation ,231 ,279 ,633 ,410 ,364 ,403 ,461**
Sig. (2-tailed) ,023 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
,328 ,162 ,382 ,371 ,308 ,462 ,493**
Page 46
Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


**
item_40 Pearson Correlation ,275 ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065
Sig. (2-tailed) ,006 ,397 ,096 ,968 ,813 ,148 ,528
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_41 Pearson Correlation ,609 ,368 ,281 ,420 ,419 ,546 ,566**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * ** **
item_42 Pearson Correlation ,414 -,097 ,217 ,215 ,353 ,422 ,566**
Sig. (2-tailed) ,000 ,345 ,033 ,034 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_43 Pearson Correlation ,153 ,036 ,101 ,261** ,124 ,379** ,243*
Sig. (2-tailed) ,136 ,725 ,325 ,010 ,227 ,000 ,017
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_44 Pearson Correlation ,403 ,094 ,302 ,860 1,000 ,635 ,528**
Sig. (2-tailed) ,000 ,359 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** ** **
item_45 Pearson Correlation ,327 ,326 ,213 ,408 ,379 ,585 ,619**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,037 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** ** **
item_46 Pearson Correlation ,340 ,262 ,231 ,343 ,328 ,616 ,667**
Sig. (2-tailed) ,001 ,010 ,023 ,001 ,001 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_47 Pearson Correlation ,275** ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065
Sig. (2-tailed) ,006 ,397 ,096 ,968 ,813 ,148 ,528
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_48 Pearson Correlation ,000 -,308 ,168 -,058 -,062 -,055 ,175
Sig. (2-tailed) 1,000 ,002 ,101 ,571 ,546 ,595 ,086
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_49 Pearson Correlation ,379 ,350 ,188 ,696 ,628 ,608 ,293**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,065 ,000 ,000 ,000 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** *
item_50 Pearson Correlation ,338 ,044 ,352 ,358 ,443 ,246 ,302**
Sig. (2-tailed) ,001 ,668 ,000 ,000 ,000 ,016 ,003
N 96 96 96 96 96 96 96
item_51 Pearson Correlation ,441** ,150 ,481** ,151 ,158 ,134 ,324**
Sig. (2-tailed) ,000 ,141 ,000 ,141 ,123 ,191 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_52 Pearson Correlation ,461 ,378 ,486 -,111 -,008 -,185 ,230*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,279 ,939 ,070 ,023
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,493 ,317 ,661 ,013 ,140 ,119 ,410**
Page 47
Correlations

item_67 Efektivitas
item_40 Pearson Correlation ,065 ,343**
Sig. (2-tailed) ,528 ,001
N 97 97
**
item_41 Pearson Correlation ,566 ,515**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_42 Pearson Correlation ,566 ,542**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_43 Pearson Correlation ,243* ,350**
Sig. (2-tailed) ,017 ,000
N 97 97
**
item_44 Pearson Correlation ,528 ,479**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_45 Pearson Correlation ,619 ,450**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_46 Pearson Correlation ,667 ,488**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_47 Pearson Correlation ,065 ,343**
Sig. (2-tailed) ,528 ,001
N 97 97
item_48 Pearson Correlation ,175 ,425**
Sig. (2-tailed) ,086 ,000
N 97 97
**
item_49 Pearson Correlation ,293 ,312**
Sig. (2-tailed) ,004 ,002
N 97 97
**
item_50 Pearson Correlation ,302 ,513**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000
N 96 96
item_51 Pearson Correlation ,324** ,653**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 97 97
*
item_52 Pearson Correlation ,230 ,508**
Sig. (2-tailed) ,023 ,000
N 97 97
**
,410 ,743**
Page 48
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


** * ** *
item_53 Pearson Correlation ,302 ,223 -,005 ,326 ,234 ,120 ,415**
Sig. (2-tailed) ,003 ,028 ,962 ,001 ,021 ,241 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,407 ,017 ,281 ,520 ,008 ,432 ,200*
Sig. (2-tailed) ,000 ,865 ,005 ,000 ,936 ,000 ,049
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_55 Pearson Correlation ,457 ,232 ,197 ,629 -,014 ,334 -,146
Sig. (2-tailed) ,000 ,022 ,053 ,000 ,892 ,001 ,152
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,166 ,112 ,384** -,024 ,062 ,373** ,237*
Sig. (2-tailed) ,104 ,275 ,000 ,812 ,544 ,000 ,019
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_57 Pearson Correlation ,411 ,126 ,434 ,172 ,000 ,458 ,375**
Sig. (2-tailed) ,000 ,217 ,000 ,093 1,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_58 Pearson Correlation -,120 ,147 ,000 ,250 ,000 ,000 ,274**
Sig. (2-tailed) ,242 ,149 1,000 ,013 1,000 1,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_59 Pearson Correlation ,129 ,118 ,183 ,304 -,004 ,195 ,179
Sig. (2-tailed) ,207 ,251 ,073 ,003 ,969 ,055 ,080
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation -,053 -,059 -,048 ,177 ,189 -,038 ,083
Sig. (2-tailed) ,606 ,563 ,641 ,083 ,064 ,712 ,419
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_61 Pearson Correlation -,028 ,428 -,103 ,335 -,052 ,158 ,375**
Sig. (2-tailed) ,786 ,000 ,315 ,001 ,613 ,121 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* * **
item_62 Pearson Correlation ,072 ,016 -,258 ,216 -,287 ,016 ,085
Sig. (2-tailed) ,485 ,876 ,011 ,034 ,004 ,877 ,405
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,407 ,017 ,281 ,520 ,008 ,432 ,200*
Sig. (2-tailed) ,000 ,865 ,005 ,000 ,936 ,000 ,049
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation -,571** ,177 -,099 -,035 -,189 -,151 ,172
Sig. (2-tailed) ,000 ,082 ,333 ,735 ,064 ,139 ,092
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_65 Pearson Correlation -,429 ,013 ,151 -,030 -,220 ,120 ,246*
Sig. (2-tailed) ,000 ,896 ,139 ,771 ,031 ,242 ,015
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * *
-,491 ,210 -,184 -,015 -,223 -,214 ,094
Page 49
Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


** ** * *
item_53 Pearson Correlation ,415 ,465 ,234 ,013 ,207 ,222* ,162
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,021 ,900 ,042 ,029 ,112
N 97 97 97 97 97 97 97
* * **
item_54 Pearson Correlation ,200 ,234 ,008 ,002 ,026 ,396 ,271**
Sig. (2-tailed) ,049 ,021 ,936 ,985 ,797 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_55 Pearson Correlation -,146 -,179 -,014 -,081 -,282 -,007 ,125
Sig. (2-tailed) ,152 ,080 ,892 ,432 ,005 ,947 ,221
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,237* ,073 ,062 ,254* ,218* ,219* 1,000**
Sig. (2-tailed) ,019 ,475 ,544 ,012 ,032 ,031 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * * **
item_57 Pearson Correlation ,375 ,212 ,000 -,075 ,229 ,347 ,707**
Sig. (2-tailed) ,000 ,038 1,000 ,467 ,024 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_58 Pearson Correlation ,274 ,308 ,000 ,218 ,267 ,289 ,206*
Sig. (2-tailed) ,007 ,002 1,000 ,032 ,008 ,004 ,043
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_59 Pearson Correlation ,179 ,012 -,004 ,349 ,216 ,187 ,636**
Sig. (2-tailed) ,080 ,911 ,969 ,000 ,034 ,067 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,083 ,070 ,189 ,456** ,265** ,270** ,538**
Sig. (2-tailed) ,419 ,495 ,064 ,000 ,009 ,007 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,375 ,372 -,052 ,431 ,377 ,372 ,341**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,613 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_62 Pearson Correlation ,085 ,174 -,287 ,114 ,199 ,269 -,026
Sig. (2-tailed) ,405 ,089 ,004 ,267 ,051 ,008 ,799
N 97 97 97 97 97 97 97
* * **
item_63 Pearson Correlation ,200 ,234 ,008 ,002 ,026 ,396 ,271**
Sig. (2-tailed) ,049 ,021 ,936 ,985 ,797 ,000 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,172 ,280** -,189 1,000** ,091 ,222* ,254*
Sig. (2-tailed) ,092 ,006 ,064 ,000 ,375 ,029 ,012
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** * ** **
item_65 Pearson Correlation ,246 ,351 -,220 ,860 -,024 ,295 ,338**
Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,031 ,000 ,818 ,003 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** *
,094 ,143 -,223 ,690 ,248 ,117 ,281**
Page 50
Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


** ** **
item_53 Pearson Correlation ,162 ,264 ,187 ,301 ,352 ,477** ,190
Sig. (2-tailed) ,112 ,009 ,067 ,003 ,000 ,000 ,063
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_54 Pearson Correlation ,271 ,384 ,017 ,214 ,393 ,633 ,253*
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,871 ,036 ,000 ,000 ,013
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_55 Pearson Correlation ,125 ,480 -,028 ,073 ,374 ,406 ,330**
Sig. (2-tailed) ,221 ,000 ,782 ,478 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation 1,000** ,123 ,286** ,367** ,332** ,200* ,222*
Sig. (2-tailed) ,000 ,230 ,005 ,000 ,001 ,049 ,029
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_57 Pearson Correlation ,707 ,333 ,133 ,196 ,227 ,341 ,183
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,194 ,054 ,025 ,001 ,072
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_58 Pearson Correlation ,206 ,173 ,000 ,164 ,189 ,199 ,534**
Sig. (2-tailed) ,043 ,090 1,000 ,109 ,064 ,051 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,636 ,198 -,008 ,317 ,486 ,295 ,469**
Sig. (2-tailed) ,000 ,051 ,938 ,002 ,000 ,003 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,538** ,133 ,124 ,440** ,418** ,335** ,271**
Sig. (2-tailed) ,000 ,195 ,227 ,000 ,000 ,001 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * **
item_61 Pearson Correlation ,341 ,135 ,312 ,446 ,253 ,328 ,630**
Sig. (2-tailed) ,001 ,186 ,002 ,000 ,012 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_62 Pearson Correlation -,026 ,088 -,008 ,001 -,117 ,198 ,285**
Sig. (2-tailed) ,799 ,393 ,939 ,989 ,253 ,052 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * ** **
item_63 Pearson Correlation ,271 ,384 ,017 ,214 ,393 ,633 ,253*
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,871 ,036 ,000 ,000 ,013
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,254* -,231* -,045 ,305** ,221* -,019 ,316**
Sig. (2-tailed) ,012 ,023 ,660 ,002 ,030 ,852 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_65 Pearson Correlation ,338 -,102 -,085 ,420 ,372 ,233 ,272**
Sig. (2-tailed) ,001 ,318 ,406 ,000 ,000 ,021 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,281 -,183 ,182 ,540 ,336 ,047 ,461**
Page 51
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


* ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,190 ,240 ,264 ,267 ,693 ,578** ,571**
Sig. (2-tailed) ,063 ,018 ,009 ,008 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,253 ,380 ,123 ,613 ,612 ,354 ,590**
Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,232 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_55 Pearson Correlation ,330 ,253 ,038 ,417 ,290 -,019 ,357**
Sig. (2-tailed) ,001 ,013 ,710 ,000 ,004 ,851 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,222* ,007 ,116 ,254* ,304** ,092 ,524**
Sig. (2-tailed) ,029 ,948 ,256 ,012 ,002 ,372 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** *
item_57 Pearson Correlation ,183 ,000 -,119 ,332 ,526 ,237 ,670**
Sig. (2-tailed) ,072 1,000 ,246 ,001 ,000 ,020 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_58 Pearson Correlation ,534 ,000 ,000 ,322 ,341 ,172 ,163
Sig. (2-tailed) ,000 1,000 1,000 ,001 ,001 ,091 ,111
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_59 Pearson Correlation ,469 ,199 ,220 ,313 ,356 ,081 ,412**
Sig. (2-tailed) ,000 ,051 ,030 ,002 ,000 ,429 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,271** ,259* ,414** ,167 ,291** ,222* ,265**
Sig. (2-tailed) ,007 ,010 ,000 ,101 ,004 ,029 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_61 Pearson Correlation ,630 ,103 ,141 ,272 ,441 ,228 ,395**
Sig. (2-tailed) ,000 ,315 ,167 ,007 ,000 ,025 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_62 Pearson Correlation ,285 ,153 -,104 ,071 ,131 ,077 ,166
Sig. (2-tailed) ,005 ,133 ,312 ,490 ,201 ,454 ,104
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,253 ,380 ,123 ,613 ,612 ,354 ,590**
Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,232 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,316** -,038 ,212* -,132 ,120 ,078 ,160
Sig. (2-tailed) ,002 ,709 ,037 ,197 ,242 ,446 ,117
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_65 Pearson Correlation ,272 ,142 ,276 ,180 ,348 ,218 ,372**
Sig. (2-tailed) ,007 ,165 ,006 ,078 ,000 ,032 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
,461 -,075 ,465 -,065 ,174 ,005 ,086
Page 52
Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


** ** ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,571 ,516 ,522 ,407 ,697 ,470** ,497**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,590 ,578 ,415 ,652 ,489 ,510 ,668**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** *
item_55 Pearson Correlation ,357 -,046 -,029 ,258 ,266 ,237 ,351**
Sig. (2-tailed) ,000 ,653 ,778 ,011 ,008 ,019 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,524** ,215* ,260* ,393** ,193 ,469** ,258*
Sig. (2-tailed) ,000 ,034 ,010 ,000 ,058 ,000 ,011
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_57 Pearson Correlation ,670 ,190 ,378 ,488 ,273 ,508 ,489**
Sig. (2-tailed) ,000 ,062 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_58 Pearson Correlation ,163 ,277 ,601 ,502 ,353 ,424 ,571**
Sig. (2-tailed) ,111 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,412 ,294 ,334 ,460 ,413 ,465 ,577**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,265** ,330** ,514** ,343** ,376** ,236* ,403**
Sig. (2-tailed) ,009 ,001 ,000 ,001 ,000 ,020 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,395 ,211 ,456 ,405 ,521 ,582 ,559**
Sig. (2-tailed) ,000 ,038 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* * *
item_62 Pearson Correlation ,166 ,211 ,226 ,187 ,228 ,126 ,461**
Sig. (2-tailed) ,104 ,038 ,026 ,066 ,025 ,218 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,590 ,578 ,415 ,652 ,489 ,510 ,668**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,160 ,222* ,133 -,092 ,243* ,119 -,038
Sig. (2-tailed) ,117 ,029 ,195 ,372 ,016 ,245 ,712
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_65 Pearson Correlation ,372 ,434 ,290 ,162 ,320 ,305 ,108
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,004 ,114 ,001 ,002 ,291
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
,086 ,388 ,269 ,082 ,344 ,326 ,122
Page 53
Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


** ** ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,497 ,436 ,569 ,365 ,403 ,300** ,199
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,050
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,668 ,461 ,746 ,415 ,702 ,280 ,182
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,074
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_55 Pearson Correlation ,351 -,003 ,538 ,159 ,331 ,247 -,128
Sig. (2-tailed) ,000 ,977 ,000 ,120 ,001 ,015 ,210
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,258* ,355** ,455** ,602** ,503** ,499** ,342**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_57 Pearson Correlation ,489 ,317 ,445 ,633 ,515 ,546 ,351**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** * **
item_58 Pearson Correlation ,571 ,231 ,433 ,504 ,214 ,354 ,256*
Sig. (2-tailed) ,000 ,023 ,000 ,000 ,035 ,000 ,011
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,577 ,499 ,729 ,568 ,460 ,488 ,285**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,403** ,453** ,572** ,363** ,296** ,254* ,049
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,012 ,631
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,559 ,308 ,568 ,690 ,366 ,164 ,382**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,108 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_62 Pearson Correlation ,461 ,087 ,388 ,340 ,240 -,097 ,200*
Sig. (2-tailed) ,000 ,398 ,000 ,001 ,018 ,343 ,049
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,668 ,461 ,746 ,415 ,702 ,280 ,182
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,074
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation -,038 ,313** ,230* ,206* ,023 ,097 ,275**
Sig. (2-tailed) ,712 ,002 ,023 ,043 ,826 ,343 ,007
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_65 Pearson Correlation ,108 ,544 ,295 ,271 ,207 ,139 ,362**
Sig. (2-tailed) ,291 ,000 ,003 ,007 ,042 ,174 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,122 ,370 ,340 ,374 ,106 -,145 ,431**
Page 54
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


** ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,199 ,350 ,736 ,398 ,371 ,227* ,508**
Sig. (2-tailed) ,050 ,000 ,000 ,000 ,000 ,026 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_54 Pearson Correlation ,182 ,348 ,481 ,170 ,281 ,217 ,101
Sig. (2-tailed) ,074 ,000 ,000 ,096 ,005 ,033 ,325
N 97 97 97 97 97 97 97
*
item_55 Pearson Correlation -,128 ,074 ,257 ,094 -,055 ,188 -,065
Sig. (2-tailed) ,210 ,473 ,011 ,358 ,594 ,066 ,525
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,342** ,433** ,311** ,163 ,212* ,566** -,060
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,002 ,111 ,037 ,000 ,563
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_57 Pearson Correlation ,351 ,409 ,429 ,370 ,126 ,299 -,206*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,220 ,003 ,043
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_58 Pearson Correlation ,256 ,341 ,626 ,308 ,183 ,000 ,000
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,000 ,002 ,072 1,000 1,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,285 ,363 ,471 ,089 ,077 ,316 -,169
Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000 ,388 ,455 ,002 ,098
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,049 ,336** ,659** ,206* ,422** ,149 ,021
Sig. (2-tailed) ,631 ,001 ,000 ,043 ,000 ,146 ,839
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,382 ,263 ,441 ,275 ,609 ,414 ,153
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,006 ,000 ,000 ,136
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_62 Pearson Correlation ,200 ,037 ,150 ,087 ,368 -,097 ,036
Sig. (2-tailed) ,049 ,717 ,141 ,397 ,000 ,345 ,725
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** *
item_63 Pearson Correlation ,182 ,348 ,481 ,170 ,281 ,217 ,101
Sig. (2-tailed) ,074 ,000 ,000 ,096 ,005 ,033 ,325
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,275** -,231* ,151 -,004 ,420** ,215* ,261**
Sig. (2-tailed) ,007 ,023 ,141 ,968 ,000 ,034 ,010
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_65 Pearson Correlation ,362 -,111 ,158 -,024 ,419 ,353 ,124
Sig. (2-tailed) ,000 ,280 ,123 ,813 ,000 ,000 ,227
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
,431 -,035 ,134 -,148 ,546 ,422 ,379**
Page 55
Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


** ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,508 ,140 ,422 ,376 ,398 ,546** ,155
Sig. (2-tailed) ,000 ,170 ,000 ,000 ,000 ,000 ,131
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_54 Pearson Correlation ,101 ,302 ,213 ,231 ,170 ,168 ,188
Sig. (2-tailed) ,325 ,003 ,037 ,023 ,096 ,101 ,065
N 97 97 97 97 97 97 97
item_55 Pearson Correlation -,065 ,023 -,134 -,133 ,094 ,143 -,134
Sig. (2-tailed) ,525 ,826 ,192 ,194 ,358 ,164 ,191
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation -,060 ,338** ,162 ,219* ,163 ,165 -,014
Sig. (2-tailed) ,563 ,001 ,114 ,031 ,111 ,106 ,888
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_57 Pearson Correlation -,206 ,159 -,132 -,151 ,370 ,000 -,090
Sig. (2-tailed) ,043 ,119 ,197 ,141 ,000 1,000 ,383
N 97 97 97 97 97 97 97
* **
item_58 Pearson Correlation ,000 ,232 ,000 ,146 ,308 ,000 ,261**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,022 1,000 ,152 ,002 1,000 ,010
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_59 Pearson Correlation -,169 ,473 ,027 ,124 ,089 -,040 ,172
Sig. (2-tailed) ,098 ,000 ,795 ,225 ,388 ,695 ,092
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,021 ,459** ,378** ,366** ,206* ,134 ,220*
Sig. (2-tailed) ,839 ,000 ,000 ,000 ,043 ,190 ,030
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,153 ,403 ,327 ,340 ,275 ,000 ,379**
Sig. (2-tailed) ,136 ,000 ,001 ,001 ,006 1,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_62 Pearson Correlation ,036 ,094 ,326 ,262 ,087 -,308 ,350**
Sig. (2-tailed) ,725 ,359 ,001 ,010 ,397 ,002 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * *
item_63 Pearson Correlation ,101 ,302 ,213 ,231 ,170 ,168 ,188
Sig. (2-tailed) ,325 ,003 ,037 ,023 ,096 ,101 ,065
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,261** ,860** ,408** ,343** -,004 -,058 ,696**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,000 ,001 ,968 ,571 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_65 Pearson Correlation ,124 1,000 ,379 ,328 -,024 -,062 ,628**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000 ,000 ,001 ,813 ,546 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
,379 ,635 ,585 ,616 -,148 -,055 ,608**
Page 56
Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


** ** **
item_53 Pearson Correlation ,155 ,563 ,736 ,605 1 ,661** ,328**
Sig. (2-tailed) ,131 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,188 ,352 ,481 ,486 ,661 1 ,601**
Sig. (2-tailed) ,065 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
* * ** **
item_55 Pearson Correlation -,134 ,038 ,257 ,231 ,328 ,601 1
Sig. (2-tailed) ,191 ,713 ,011 ,023 ,001 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation -,014 ,168 ,311** ,279** ,162 ,271** ,125
Sig. (2-tailed) ,888 ,101 ,002 ,006 ,112 ,007 ,221
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_57 Pearson Correlation -,090 ,158 ,429 ,633 ,382 ,502 ,305**
Sig. (2-tailed) ,383 ,123 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002
N 97 96 97 97 97 97 97
** * ** ** ** **
item_58 Pearson Correlation ,261 ,235 ,626 ,410 ,371 ,418 ,178
Sig. (2-tailed) ,010 ,021 ,000 ,000 ,000 ,000 ,081
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,172 ,108 ,471 ,364 ,308 ,569 ,479**
Sig. (2-tailed) ,092 ,297 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,220* ,185 ,659** ,403** ,462** ,396** ,188
Sig. (2-tailed) ,030 ,072 ,000 ,000 ,000 ,000 ,065
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,379 ,338 ,441 ,461 ,493 ,438 ,180
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,078
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_62 Pearson Correlation ,350 ,044 ,150 ,378 ,317 ,442 ,008
Sig. (2-tailed) ,000 ,668 ,141 ,000 ,002 ,000 ,935
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,188 ,352 ,481 ,486 ,661 1,000 ,601**
Sig. (2-tailed) ,065 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,696** ,358** ,151 -,111 ,013 ,002 -,081
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,141 ,279 ,900 ,985 ,432
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** **
item_65 Pearson Correlation ,628 ,443 ,158 -,008 ,140 ,302 ,023
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,123 ,939 ,170 ,003 ,826
N 97 96 97 97 97 97 97
** *
,608 ,246 ,134 -,185 ,119 ,152 -,114
Page 57
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


** ** ** **
item_53 Pearson Correlation ,328 ,162 ,382 ,371 ,308 ,462** ,493**
Sig. (2-tailed) ,001 ,112 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,601 ,271 ,502 ,418 ,569 ,396 ,438**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_55 Pearson Correlation 1 ,125 ,305 ,178 ,479 ,188 ,180
Sig. (2-tailed) ,221 ,002 ,081 ,000 ,065 ,078
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,125 1 ,707** ,206* ,636** ,538** ,341**
Sig. (2-tailed) ,221 ,000 ,043 ,000 ,000 ,001
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_57 Pearson Correlation ,305 ,707 1 ,343 ,569 ,344 ,370**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_58 Pearson Correlation ,178 ,206 ,343 1 ,603 ,502 ,539**
Sig. (2-tailed) ,081 ,043 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,479 ,636 ,569 ,603 1 ,726 ,421**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,188 ,538** ,344** ,502** ,726** 1 ,526**
Sig. (2-tailed) ,065 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation ,180 ,341 ,370 ,539 ,421 ,526 1
Sig. (2-tailed) ,078 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** *
item_62 Pearson Correlation ,008 -,026 ,141 ,329 ,143 ,226 ,662**
Sig. (2-tailed) ,935 ,799 ,168 ,001 ,162 ,026 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_63 Pearson Correlation ,601 ,271 ,502 ,418 ,569 ,396 ,438**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation -,081 ,254* -,075 ,218* ,349** ,456** ,431**
Sig. (2-tailed) ,432 ,012 ,467 ,032 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_65 Pearson Correlation ,023 ,338 ,159 ,232 ,473 ,459 ,403**
Sig. (2-tailed) ,826 ,001 ,119 ,022 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
-,114 ,281 -,070 ,204 ,317 ,362 ,483**
Page 58
Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


** ** **
item_53 Pearson Correlation ,493 ,317 ,661 ,013 ,140 ,119 ,410**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,900 ,170 ,245 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_54 Pearson Correlation ,438 ,442 1,000 ,002 ,302 ,152 ,442**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,985 ,003 ,137 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_55 Pearson Correlation ,180 ,008 ,601 -,081 ,023 -,114 ,102
Sig. (2-tailed) ,078 ,935 ,000 ,432 ,826 ,267 ,322
N 97 97 97 97 97 97 97
item_56 Pearson Correlation ,341** -,026 ,271** ,254* ,338** ,281** ,478**
Sig. (2-tailed) ,001 ,799 ,007 ,012 ,001 ,005 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** **
item_57 Pearson Correlation ,370 ,141 ,502 -,075 ,159 -,070 ,150
Sig. (2-tailed) ,000 ,168 ,000 ,467 ,119 ,495 ,143
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** * * *
item_58 Pearson Correlation ,539 ,329 ,418 ,218 ,232 ,204 ,218*
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,032 ,022 ,045 ,032
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_59 Pearson Correlation ,421 ,143 ,569 ,349 ,473 ,317 ,435**
Sig. (2-tailed) ,000 ,162 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_60 Pearson Correlation ,526** ,226* ,396** ,456** ,459** ,362** ,516**
Sig. (2-tailed) ,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** **
item_61 Pearson Correlation 1 ,662 ,438 ,431 ,403 ,483 ,599**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_62 Pearson Correlation ,662 1 ,442 ,114 ,094 ,325 ,366**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,267 ,359 ,001 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** **
item_63 Pearson Correlation ,438 ,442 1 ,002 ,302 ,152 ,442**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,985 ,003 ,137 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_64 Pearson Correlation ,431** ,114 ,002 1 ,860** ,690** ,466**
Sig. (2-tailed) ,000 ,267 ,985 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
item_65 Pearson Correlation ,403 ,094 ,302 ,860 1 ,635 ,528**
Sig. (2-tailed) ,000 ,359 ,003 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** **
,483 ,325 ,152 ,690 ,635 1 ,783**
Page 59
Correlations

item_67 Efektivitas
**
item_53 Pearson Correlation ,410 ,743**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_54 Pearson Correlation ,442 ,735**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_55 Pearson Correlation ,102 ,357**
Sig. (2-tailed) ,322 ,000
N 97 97
item_56 Pearson Correlation ,478** ,573**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_57 Pearson Correlation ,150 ,587**
Sig. (2-tailed) ,143 ,000
N 97 97
*
item_58 Pearson Correlation ,218 ,527**
Sig. (2-tailed) ,032 ,000
N 97 97
**
item_59 Pearson Correlation ,435 ,643**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_60 Pearson Correlation ,516** ,625**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_61 Pearson Correlation ,599 ,715**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
item_62 Pearson Correlation ,366 ,315**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002
N 97 97
**
item_63 Pearson Correlation ,442 ,735**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_64 Pearson Correlation ,466** ,319**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 97 97
**
item_65 Pearson Correlation ,528 ,479**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
**
,783 ,411**
Page 60
Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6


** * *
item_66 Pearson Correlation -,491 ,210 -,184 -,015 -,223 -,214* ,094
Sig. (2-tailed) ,000 ,039 ,072 ,886 ,028 ,036 ,357
N 97 97 97 97 97 97 97
* *
item_67 Pearson Correlation -,230 ,243 ,057 ,153 ,029 ,191 ,140
Sig. (2-tailed) ,024 ,016 ,580 ,135 ,780 ,061 ,170
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** ** * **
Efektivitas Pearson Correlation ,244 ,384 ,315 ,472 ,259 ,378 ,426**
Sig. (2-tailed) ,016 ,000 ,002 ,000 ,011 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12


* ** *
item_66 Pearson Correlation ,094 ,143 -,223 ,690 ,248 ,117 ,281**
Sig. (2-tailed) ,357 ,163 ,028 ,000 ,014 ,255 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
**
item_67 Pearson Correlation ,140 ,186 ,029 ,466 ,131 ,161 ,478**
Sig. (2-tailed) ,170 ,068 ,780 ,000 ,201 ,114 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
Efektivitas Pearson Correlation ,426** ,399** ,259* ,319** ,355** ,451** ,573**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,011 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18


** ** **
item_66 Pearson Correlation ,281 -,183 ,182 ,540 ,336 ,047 ,461**
Sig. (2-tailed) ,005 ,073 ,075 ,000 ,001 ,649 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_67 Pearson Correlation ,478** -,014 ,397** ,566** ,363** ,296** ,452**
Sig. (2-tailed) ,000 ,889 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,573 ,280 ,286 ,614 ,626 ,597 ,461**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Page 61
Correlations

item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24


** **
item_66 Pearson Correlation ,461 -,075 ,465 -,065 ,174 ,005 ,086
Sig. (2-tailed) ,000 ,468 ,000 ,524 ,088 ,963 ,402
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** * **
item_67 Pearson Correlation ,452 ,081 ,377 ,237 ,287 ,014 ,289**
Sig. (2-tailed) ,000 ,430 ,000 ,020 ,004 ,889 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,461 ,271 ,354 ,521 ,802 ,562 ,673**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30


** ** **
item_66 Pearson Correlation ,086 ,388 ,269 ,082 ,344 ,326** ,122
Sig. (2-tailed) ,402 ,000 ,008 ,422 ,001 ,001 ,235
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_67 Pearson Correlation ,289 ,418 ,293 ,324 ,406 ,429 ,265**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,004 ,001 ,000 ,000 ,009
N 97 97 97 97 97 97 97
Efektivitas Pearson Correlation ,673** ,640** ,597** ,677** ,675** ,804** ,639**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36


** ** **
item_66 Pearson Correlation ,122 ,370 ,340 ,374 ,106 -,145 ,431**
Sig. (2-tailed) ,235 ,000 ,001 ,000 ,303 ,156 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
item_67 Pearson Correlation ,265** ,427** ,536** ,469** ,415** -,017 ,282**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,868 ,005
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,639 ,597 ,755 ,770 ,683 ,484 ,428**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Page 62
Correlations

item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42


** **
item_66 Pearson Correlation ,431 -,035 ,134 -,148 ,546 ,422** ,379**
Sig. (2-tailed) ,000 ,733 ,191 ,148 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** ** **
item_67 Pearson Correlation ,282 ,233 ,324 ,065 ,566 ,566 ,243*
Sig. (2-tailed) ,005 ,021 ,001 ,528 ,000 ,000 ,017
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,428 ,515 ,653 ,343 ,515 ,542 ,350**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48


** ** ** **
item_66 Pearson Correlation ,379 ,635 ,585 ,616 -,148 -,055 ,608**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,148 ,595 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
* ** ** **
item_67 Pearson Correlation ,243 ,528 ,619 ,667 ,065 ,175 ,293**
Sig. (2-tailed) ,017 ,000 ,000 ,000 ,528 ,086 ,004
N 97 97 97 97 97 97 97
Efektivitas Pearson Correlation ,350** ,479** ,450** ,488** ,343** ,425** ,312**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,002
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54


** *
item_66 Pearson Correlation ,608 ,246 ,134 -,185 ,119 ,152 -,114
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,191 ,070 ,245 ,137 ,267
N 97 96 97 97 97 97 97
item_67 Pearson Correlation ,293** ,302** ,324** ,230* ,410** ,442** ,102
Sig. (2-tailed) ,004 ,003 ,001 ,023 ,000 ,000 ,322
N 97 96 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,312 ,513 ,653 ,508 ,743 ,735 ,357**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 96 97 97 97 97 97

Page 63
Correlations

item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60


** * **
item_66 Pearson Correlation -,114 ,281 -,070 ,204 ,317 ,362** ,483**
Sig. (2-tailed) ,267 ,005 ,495 ,045 ,002 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** * ** **
item_67 Pearson Correlation ,102 ,478 ,150 ,218 ,435 ,516 ,599**
Sig. (2-tailed) ,322 ,000 ,143 ,032 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
Efektivitas Pearson Correlation ,357 ,573 ,587 ,527 ,643 ,625 ,715**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66


** ** ** **
item_66 Pearson Correlation ,483 ,325 ,152 ,690 ,635 1 ,783**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,137 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
** ** ** ** ** **
item_67 Pearson Correlation ,599 ,366 ,442 ,466 ,528 ,783 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97
Efektivitas Pearson Correlation ,715** ,315** ,735** ,319** ,479** ,411** ,632**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 97 97 97 97 97 97 97

Correlations

item_67 Efektivitas
**
item_66 Pearson Correlation ,783 ,411**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 97 97
item_67 Pearson Correlation 1 ,632**
Sig. (2-tailed) ,000
N 97 97
**
Efektivitas Pearson Correlation ,632 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 64
Identitas
responden 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
6 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
7 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
8 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
9 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
10 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
11 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
12 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
13 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
14 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
15 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
16 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
17 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
18 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
22 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
24 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
27 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
28 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
29 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
30 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
33 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
34 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
35 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
36 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
37 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
38 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
39 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
40 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
41 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
42 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
43 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
44 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
45 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
46 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
50 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
52 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
55 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
56 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
57 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
58 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
60 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
61 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
62 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
63 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
64 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
65 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
66 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
67 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
68 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
69 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
70 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
71 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
72 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
73 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
74 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
75 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
76 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
78 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
79 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
80 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
81 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
82 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
83 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
84 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
85 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
86 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
87 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
88 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
91 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
92 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
93 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
95 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
96 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
97 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
128 302 250 305 285 293 287 282 307 303 287 322 308 305 314 218 281 283 293 283 274 303 306 284 284 297 280

1-15 pernyataan 4347 16-23 pernyataan 2310 24-47 pernyataan 6946


Nilai Kuesioner EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR ONLINE

JAWABAN RESPONDEN
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
292 294 302 315 282 297 306 307 264 302 305 310 298 290 282 280 292 219 316 261 273 282 291 309 302 290 280 290

48-67 pernyataan 5844


54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 jumlah
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 202
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 202
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 212
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 237
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 215
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 218
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 219
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 177
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 183
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 214
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 196
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 197
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 214
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 237
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 215
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 218
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 219
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 213
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 184
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 188
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 202
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 205
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 200
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 214
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 238
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 216
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 219
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 221
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 213
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 184
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 241
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
294 285 314 291 291 289 280 269 231 294 322 316 305 301 19447

19877
DOKUMENTASI LAPANGAN

Lahan parkir yang masih numpang di sekolah agama samping Kantor Imigrasi
Kelas I Serang.

Lahan parkir depan Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang memadai
sehingga menimbulkan kemacetan di Jalan Warung Jaud Kaligandu Kota Serang.
Alur Proses Sistem Pelayanan Paspor secara manual (walk in), tidak ada informasi
mengenai pembuatan paspor secara online.

Tempat pengisian formulir bagi pemohon paspor kurang memadai sehingga


banyak pemohon paspor mengantri untuk mengisi formulir dikarenakan hanya
tersedia 1(satu) meja saja.
Di akses pada jam 9:15 Pagi, tanggal 10 Maret 2018
で 営日 こ 〓コ 〓 通 ヽ日 3一 宮 昌 〓 督 理 ヽ︼さ ξ 奪

“ 日Q営“早F●日目認 円
1■0 〓ヨ
層 ”S ‘
, ,
ネぶュp︲
、g
■'■


い 一
― .1 轟 》


しや
ヽC・



ヽ\ズゼゼゞゝヽ



ω
ζこ ハくべ∫jし
喜 の二て
↑れヽ
。 ミ
ヾゞ
゛ご 針入≧ゝ 、 昼


l o
よJ 、
爆tf 岱 ‘
二 ︰ sL ︲
ヽ iゞ

=

ご‘コ ミ ー 了ξ き よ
ざ、 ドヽ パ ごJ肴


い \

/、

褒乙
ミ ュし

:至
O Z︼mΣ ︼[Σ mヽ Zm∽〇∩ Zく■ くいく〇 コく 〇〇Z くト OZ

唱 唱




0
口く 00Zくい OZ

: :
o乙 m︺‘ mΣ 国﹄z国∽〇∩ Zくいくいく0
oエ
0〇 一
一毯 肇 ・ Υ
ハ 再 ♪ →タコ日 “E●■メ〓 者き日8 ぃ
︻晰 き

書 日言 5
¨
, , 口 3 8 0 せ に“ Ю 啜 日 祠 考 日 3 ● 4嘔 目 ‘ 彗 ■ ● ●o
3 o一 “相 ‘ 早 ”● 総 日 目 一8 S I 曽 ■ 日 ■ ョ日 ■ ■■ 日 ^


重 彗 三二 J 壼象 堪f
砲︹
ξξ 8ヽ


塾 設墨 r
︶ ↑〓 電 ,'ヽ
耗憂 ざ ﹂


一︵
︶一


塾ヽ 。 ︶
よ ≦ 導髪


ξ

メ・
姜ヽ

T一董唯
誌資
=

逮 ミ亀 よ 重os



い一
ン一 ︶
? l∬風ё ﹁
士 メ・
f訳 一
■重 ﹂
せ、



一ご
﹂﹂
状 Fl
ヽ■L ヽSS& リ
S・ エ .
料 。



:晉
0 名 m ヽ自 m ヽ Z 国 ∽〇 ∩ Z く い く い く 0
日︻ 口く 00Zくい OZ

︲︲︲︲︲︲︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱︱
ヽミ、pしヽ
﹁ヽ●■t︶﹁ミミ嗜ご ●こ
N∽一 乱ヽ︶
ヾせヽ■0も撮留暮t らヽヽミヽヽ

m一■工
八”う 日 P ヨ 電ユ エ 穏 、日 3一 ︵塁 日 ●●● 〓■xヽ¨〓贅ぼoやぁ

1 日3
一 3●● ■ 目 ヽ一
El 0 B E
ョ 曽 場 ■ 9︶
(Fゴ \



7な四∽︵X]

: :
“ m 国 “z国∽o∩ Zくいくいく0 口く0 0Zくい


o乙 mで 口く00Zくい

Z
O z︻
mΣ ︼
“〓 いヽ Z“∽〇∩ Zくいく いく0 OZ
, マ ピ くヽ

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi :
Nama : Galih Hidayat Ramadhan
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 07 Februari 1995
Alamat : Komplek Taman Asri Blok C.1 No 04 RT 024 RW 006
Kelurahan Taman Baru Kecamatan Taktakan Provinsi Banten
Email : galeh007@gmail.com
Telepon : 085939050840
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia

Data Pendidikan :
1999-2000 : TK Yasiba
2000-2006 : SDN Umbul Tengah 1
2006-2009 : SMPN 4 Kota Serang
2009-2012 : SMAN 2 Kota Serang
2012-2018 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Administrasi Publik)

Pengalaman Organisasi :
2012-2015 : Serikat Eksekutif Muda UNTIRTA (LSO BEM UNTIRTA)
Pengalaman Magang :

 KPP Pratama Serang (Bag. Pelayanan, Umum, dan Waskon IV) 2015

Prestasi :

 Juara 4 Renang 3000 Meter FIPOB – V Pulau Umang Banten Indonesia 2010
 Juara 3 Renang Gaya Bebas 100 Meter POPDA Banten 2011
 Juara 1 Renang Gaya Bebas 200 Meter PORKOT Banten 2012
 Juara 3 Renang Gaya Ganti 200 Meter PORKOT Banten 2012
 Juara 2 Renang Pekan Olahraga Mahasiswa UNTIRTA 2014

Anda mungkin juga menyukai