SKRIPSI
Oleh
ALFI SYAHRIYANTI
NIM 6661110742
SERANG 2017
ABSTRAK
Tahun 2011 Kota Cilegon merupakan salah satu dari 197 Kota/Kabupaten yang
telah melaksanakan program KTP-el, pada pelaksanaannya Disdukcapil Kota
Cilegon masih mengalami banyak kendala yaitu masih kurang memadainya
blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data biometrik
menyebabkan KTP-elnya tidak bisa dicetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Cilegon Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori kriteria evaluasi
Dunn (2012:728), yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas,
dan ketepatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
teknik deskriptif, dalam pemilihan informan menggunakan metode purposive.
Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisa data lapangan Miles dan
Huberman. Komponen dalam analisis data diantaranya, reduksi data, display data,
pengelompokkan data dan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa program KTP-el yang sudah dicapai masih belum maksimal,
dimana masih banyaknya ketidaksesuaian NIK di Kartu Keluarga dengan di
KTP-el, kemudian sering terjadinya kekosongan blangko KTP-el menyebabkan
pelayanan menjadi terlambat dan banyaknya data duplicated record karena belum
adanya pengecekan biometrik di Kecamatan. Adapun saran dalam penelitian ini
yaitu perlunya dilakukannya sosialiasasi secara komprehensif dan perlunya
ditambahkan aplikasi untuk cek biometrik di kecamatan supaya lebih efektif dan
efisien.
ABSTRACT
In 2011 Cilegon is one of 197 Cities / Regencies which has been implementing the
program ID-el, in practice Disdukcapil Cilegon still has many obstacles are still
inadequate blank KTP-el, duplicate data, and unable to be printed because of the
number of biometric data. The purpose of this research was to find out the the
Evaluation of KTP-el in the Department of Population and Civil Registration
Cilegon Year 2015. This study used Dunn (2012: 728) evaluation criteria theory of
the effectiveness, efficiency, adequacy, flattening, responsiveness, and accuracy.
The method used is qualitative method with descriptive techniques, so in choosing
informants used purposive method. Besides, the techniques that researcher used
were interview, observation and documentation. Analysis of the data used was the
analysis the field of data by Miles and Huberman. Components in the data analysis
were data reduction, data display, data collecting and verification. Based on the
results of this study of the program KTP-el that has been achieved is still not
maximal, where there are many incompatibilities between NIK in Family Card
(KK) and KTP-el, and the frequent vacancy of blank KTP-el causing the overdue
service, and a lot of data duplicated record because there is no biometric checks in
the District. The suggestions in this study is the need to do a comprehensive
socialization and the need for added applications for biometric checks in the
district in order to more effectively and efficiently.
“ Tuhan membiarkan semua
setiap tingkatannya”.
- Mike Tyson
mendo’akan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” dengan baik.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata I
(Satu) Pada program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .
3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan motivasi dari
awal perkuliahan.
4. Bapak Iman Mukroman, M. Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
8. Bapak Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang
selalu memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Rini Handayani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu
membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis
dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Bapak Joko Purwanto, MM sebagai Camat Citangkil dan atasan di Kantor
Kecamatan Citangkil yang telah memberikan motivasi dalam penelitian
ini.
12. Bapak Drs.H.Suadilah, M.Si sebagai Kasi Bidang Tata Pemerintahan
selaku atasan peneliti yang senantiasa memberikan ijin dan motivasi
kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.
13. Bapak dan Ibu Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Cilegon.
14. Kedua orang tua tercinta Bapak Habibullah dan Ibu Neti Herawati yang
selalu sabar dan telah menjadi motivasi terbesar dalam perjalanan hidupku,
terimakasih atas do’a serta motivasi yang tiada hentinya selalu diberikan
untukku.
15. Seluruh keluarga tersayang Nurhayati, Althaf Ghiffari, Alya Salsabiela,
Alfan Nur Iman yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
16. Rekan-rekan di Kantor Kecamatan Citangkil Teh Novi, Teh Nenty, Euis
yang tidak pernah lelah mengingatkan peneliti.
ii
17. Sahabat Perjuangan Magda Lena, Putri Permatasari, Anis Yuliana, Vergi
Putri Gayatri, Rizki Septi Nurafifah, Lailatul Aliya, Mursi dan Iwan yang
selalu memberikan motivasi.
18. Teman-teman seperjuangan kelas B Administrasi Negara angkatan
2011yang saling mendukung.
19. Teman-teman angkatan 2011 Adminitrasi Negara tahun 2011 yang
memberikan kesan selama perkuliahan.
Selain itu peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu peneliti memohon untuk kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Alfi Syahriyanti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 16
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 17
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 18
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 18
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 18
1.6.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 18
1.6.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 19
iv
2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan ........................................................ 33
2.1.5 Konsep E-Government .............................................................. 40
2.1.6 Konsep Administrasi Kependudukan ....................................... 43
2.1.7 Konsep KTP-el (Kartu Tanda Penduduk Elektronik)................ 45
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 65
2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................. 68
2.4 Asumsi Dasar ..................................................................................... 72
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 160
5.2 Saran .................................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Cilegon ........... 9
s/d 2015........................................................................................... 9
Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasar Jenis Kelamin Kota
Tabel 4.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
vii
Tabel 4.7 Laporan Perekaman KTP-el Oktober 2016 Di Dinas
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penduduk merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu negara. Hal ini
dikarenakan penduduk adalah salah satu dari unsur-unsur negara yang berperan
tidak langsung bergantung kepada sumber daya manusia yang dimiliki dalam hal
ini penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
Serikat. Negara indonesia merupakan negara bagian Asia Tenggara yang memiliki
mengenai penduduk bersifat valid dan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai
dasar untuk membuat suatu keputusan atau kebijakan. Berdasarkan hal tersebut
maka dibuat suatu sistem yang mengatur mengenai kependudukan yang dikenal
1
2
penduduk wajib memiliki NIK. NIK wajib dicantumkan pada setiap dokumen
kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP dan penerbitan
(satu) penduduk, maka dari itu diperlukan sistem keamanan/pengendalian dari sisi
ganda dan pemalsuan data. Salah satu bentuk dokumen kependudukan yang
pemerintahan sekarang ini sudah mulai diintegrasikan dalam suatu teknologi yang
kependudukan pada tahun 2006 membuat suatu program strategis nasional yaitu
KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan atau yang sekarang disebut KTP
kependudukan secara nasional. Sehingga seorang warga hanya memiliki satu KTP
dengan rekaman elektronik yang berisi biodata, foto, sidik jari, iris mata dan tanda
pemindai mata. Selain itu, untuk mendukung pembuatan KTP elektronik ini
diperlukan alat-alat seperti komputer, signature pad, kamera, dan lain-lain. Data
penduduk yang telah terekam secara digital kemudian akan dikirimkan melalui
jaringan internet kepada pemerintah pusat dan disimpan dalam satu database
KTP-el yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat dan
nasional.
nasional bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk
sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh
Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau
khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk
Indonesia. Penduduk wajib KTP adalah warga negara Indonesia yang telah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin secara sah.
pembuatan SIM, STNK, dan sebagainya. KTP-el memuat kode keamanan (sidik
jari) dan rekaman elektonik (chip). Chip bermanfaat sebagai alat penyimpan data
elektronik penduduk yang diperlukan, data yang termuat dalam chip dapat dibaca
secara elektronik dengan alat tertentu (Reader). (Sumber : Draft Materi sosialisasi
dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang
pajak, memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota,
teroris).
masalah tersebut adalah mulai dari orang yang meninggal yang masih
permasalahan pada kepemilikan hak suara ganda dalam pemilu. Jumlah KTP
palsu yang sangat besar dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan KTP
KTP manual, karena KTP manual dapat dibuat dengan mudah dimana saja,
Indonesia. Di Provinsi Banten , pada tahun 2011 telah dilakukan perekaman KTP-
el di 3 (tiga) daerah yaitu Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang.
Lebak , Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang. Kepala Biro Pemerintahan
capaian perekaman KTP-el hingga Oktober 2012 mencapai 81,81 persen atau
sebanyak 3.588.535 jiwa dari total 4.386.638 jiwa wajib KTP-el di provinsi
7
10-25-2012-15-16-realisasi-KTP-EL-banten-capai-81-81 persen).
tidak sedikit juga yang mengurus poses pindah dengan benar atau bahkan tidak
mengurus surat pindah dari tempat asal. Dikarenakan sebelum tahun 2013
dan KTP padahal Tahun 2011 sudah mulai diterapkannya KTP-el di hampir
Pada tahun 2011 Kota Cilegon sebagai salah satu dari 197 kota/kabupaten
berikut : (1) Pemutakhiran data penduduk, dan (2) Penerbitan NIK . Di Kota
Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Program KTP-el telah
pada bulan Desember 2011 karena terjadi kesalahan teknis yaitu server KTP-el
nya tertukar dengan Jawa Timur. Perekaman KTP-el dilakukan secara masal
dalam kurun waktu kurang lebih 6 (enam) bulan. Dan juga ada beberapa server
KTP-el paling lambat akhir tahun 2011. Dan kemudian pada Perpres No.35/2010
tentang perubahan atas Perpres 26/2009 bahwa Pelaksanaan KTP-el paling lambat
akhir tahun 2012. Dan pada Perpres No.112 Tahun 2015 Pasal 10 tentang
perubahan keempat atas Perpres No.26 Tahun 2009 disebutkan bahwa KTP non
elektronik tetap berlaku bagi penduduk yang belum mendapatkan KTP-el sampai
demikian karena sampai pada saat ini masih banyak yang menggunakan KTP non
program ini tidak berjalan dengan baik dan muncul berbagai masalah seperti
kesalahan cetak KTP-el yang tidak sesuai sehingga KTP-el yang sudah jadi dan
ini sempat dihentikan dan kembali pada KTP non elektronik atau KTP manual.
Namun , banyak KTP-el yang tidak tercetak karena terjadi kesalahan biometrik
pada saat perekaman. Maka dari itu tidak sedikit masyarakat yang telah
KTP-el oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Dan pemerintah Kota
9
Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon mulai
melakukan pencetakan dan personalisasi KTP-el pada bulan Januari Tahun 2015.
Dan juga KTP-el yang dicetak oleh daerah telah memberlakukan KTP-el seumur
hidup. Salah satu urgensi pemberlakuan KTP-el seumur hidup yaitu untuk
masa berlaku KTP-el seumur hidup ini sebagai upaya penyederhanaan. Sehingga
Berikut ini adalah jumlah penduduk serta jumlah penerbitan KTP di Kota
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Kota Cilegon
tahun jumlah penduduk Kota Cilegon selalu bertambah begitu juga dengan
jumlah penduduk dan penerbitan KTP mengalami penurunan, hal ini dikarenakan
adanya integrasi perekaman KTP-el terhadap data hasil pelayanan. Di Tahun 2014
yang meningkat di Tahun 2014 dan karena kembali diterbitkannya KTP non
10
elektronik karena program KTP-el yang sempat dihentikan oleh pusat. Dan pada
(empat) tahun, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Cilegon , capaian realisasi program KTP-el yaitu dapat
Tabel 1.2
Laporan Perekaman KTP-el di Kota Cilegon
Tahun 2013 s/d 2015
penduduk cukup tinggi dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon ini.
Berdasarkan data tersebut sebanyak 16,6% atau sebanyak 51.282 penduduk belum
pencetakan KTP-el. Tidak ada blangko berarti KTP-el tidak bisa dicetak. Hal
tersebut berkaitan dengan hasil yang akan dicapai dari program KTP-el, tentu saja
diterima dari pusat pada tahun 2015 yang dilakukan secara bertahap yaitu
sebanyak 33.284 keping, tidak sesuainya dengan rencana distribusi blangko yang
diminta oleh dinas yaitu sebanyak 54.347 keping. Jumlah blangko yang diterima
tidak mencukupi sehingga banyak KTP-el yang belum tercetak karena kehabisan
Pada awal bulan Juni sampai akhir Agustus 2015, tidak adanya pencetakan
ribbon kosong. Kualitas blangko dan ribbon yang kurang baik juga menjadi
harus dicetak ulang. Bahan baku seperti blangko dan ribbon masih disediakan
oleh pusat, pencetakan KTP-el di daerah masih sangat tergantung pada pengadaan
dua alat yang dipakai untuk perekaman, sehingga banyak warga yang mengantri
pengambilan yang harusnya paling lambat 14 hari kerja namun kenyataanya lebih
Karena NIK nya tidak muncul , warga tidak bisa melakukan perekaman
pada saat itu juga. Dan untuk pengembalian data tidur petugas kecamatan tidak
bisa memastikan kapan warga tersebut bisa perekaman KTP-el, karena terkadang
Istilah “data tidur” tersebut merupakan indikasi dari data ganda yang mana
tercatat dalam database memiliki NIK lebih dari satu yang mungkin berada di
daerah-daerah lain. KTP-el merupakan single identity number yang artinya hanya
ada satu NIK untuk satu orang penduduk. Apabila memiliki NIK lebih dari satu
untuk para operator KTP-el di Kota Cilegon karena waktu yang tidak
operator dipindah tugaskan dan kemudian diganti dengan petugas operator yang
baru tanpa adanya bintek atau pelatihan lagi. Untuk terus meningkatkan kualitas
para operator , diperlukan bintek tidak hanya sekali karena sistem dan informasi
operator. Dan juga tidak dibekali dengan bintek yang cukup sehingga masih
banyak yang belum paham baik dalam pelaksanaan KTP-el maupun dalam
SIAK masih dengan mudahnya meng-input data penduduk. Itu merupakan salah
permohonan pembuatan KTP-el tidak bisa dicetak KTP-el nya. Dalam hal ini
Adjudicate record, Duplicated record, Enroll failureat central dan Sent for
perekaman KTP-el lebih dari satu kali dengan NIK yang berbeda. Setelah
15
seperti yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.
perekaman KTP-el atau belum, karena ketika seorang warga ditanya apakah sudah
pernah perekaman KTP-el atau belum, kebanyakan dari mereka menjawab belum.
padahal sebelumnya mungkin sudah pernah didaerah lain atau dengan NIK yang
memiliki Kartu Keluarga(KK) dengan tanda tangan camat, padahal kartu keluarga
tersebut sudah tidak berlaku. Kartu Keluarga (KK) merupakan dasar dalam
perubahan status, alamat, maupun pekerjaan. Ketika KTP-el nya sudah diterbitkan
dan kartu keluarga tidak tidak diperbaharui ini akan menjadi masalah ketika akan
tentunya administrasi kependudukan menjadi lebih tertib dan data ganda pun
berkurang. Namun masih terdapat sekitar 10.000 data ganda yang tercatat oleh
terlambat.
2. NIK yang tidak terdaftar di SIAK atau biasa disebut dengan istilah
dicetak.
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Instansi
3. Bagi Masyarakat
dokumen.
\
20
BAB II
Kata kebijakan atau policy dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
20
21
(2007:18) dianggap lebih tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang
sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.
Selain itu konsep ini juga membedakan secara tegas antara kebijakan (policy)
yang ada.
(2008:7) adalah :
publik merupakan suatu pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu keputusan
22
yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal
tidakan yang diambil oleh pemerintah dalam merespon suatu masalah publik.
kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the ehole
society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem
politik (pemerintah) yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya
dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-
hari dan mempunyai tanggung jawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada
pemerintah dari berbagai pilihan yang ada untuk dilakukan atau tidak dilakukan
Adapun proses kebijakan yang ideal dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1
Proses Kebijakan yang Ideal
Proses Kebijakan
Evaluasi
Kebijakan
Proses Politik
kebijakan berawal dari sebuah isu kebijakan yang menjadi agenda pemerintah,
cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang.
Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua langkah yang ada, yaitu
kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara umum
Kebijakan Publik
Proyek
Kegiatan
Pemanfaat (beneficiaries)
Gambar 2.2
Sekuensi Implementasi Kebijakan
Sumber : Nugroho, 2012:675
atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi ditujukan untuk menilai sejauh
Selain itu definisi lain mengenai evaluasi kebijakan publik seperti yang
mengungkapkan bahwa :
“Evaluasi kebijakan adalah lebih dari sekedar proses teknis atau analitis,
melainkan juga merupakan proses politis dan selanjutnya evaluasi
kebijakan itu menunjukkan bahwa meskipun evaluasi itu dimaksudkan
26
dengan tujuan yang tidak memihak dan objektif akan menjadi suatu politis
atau kegiatan politik dengan terjadinya pengaruh terhadap alokasi sumber-
sumber daya dalam masyarakat”.
Dan menurut Dye dalam Parson (2008:351) mengatakan bahwa :
Ada tiga fungsi dari evaluasi kebijakan, pertama evaluasi kebijakan harus
memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kinerja
kebijakan yang dinilai dalam evaluasi kebijakan melingkupi: (1) Seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/
program. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-
tujuan tertentu telah dicapai. (2) Apakah tindakan yang ditempuh oleh
persoalan hak azazi manusia ketika kebijakan itu dilaksanakan. (3) Bagaimana
dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
Pemilihan nilai dalam mencapai tujuan dan target, sejatinya tidak didasari oleh
telah dipaparkan di atas, bahwa yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan publik
adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui hasil atau pencapaian dari
evaluasi keputusan teoritis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1
sebagai berikut :
28
Tabel 2.1
Pendekatan-pendekatan dalam evaluasi kebijakan versi Dunn
Bentuk-bentuk
Pendekatan Tujuan Asumsi
utama
Menggunakan metode Ukuran manfaat Eksperimentasi
deskriptif untuk atau nilai terbukti sosial, Akuntansi
Evaluasi menghasilkan dengan sistem sosial,
Semu informasi valid sendirinya atau Pemeriksaan sosial,
tentang hasil tidak Sintesis riset dan
kebijakan. kontroversial. praktik.
Menggunakan metode Tujuan dan Evaluasi
deskriptif untuk sasaran perkembangan,
menghasilkan pengambil Evaluasi
informasi yang kebijakan dan eksperimental,
terpercaya dan valid administrator Evaluasi proses
Evaluasi mengenai hasil yang secara resmi retrospektif,
Formal kebijakan secara diumumkan Evaluasi hasil
formal diumumkan merupakan retrospektif.
sebagai tujuan ukuran yang tepat
program kebijakan. dari manfaat atau
nilai.
Menggunakan metode Tujuan dan Penilaian tentang
deskriptif untuk sasaran dari dapat atau tidaknya
menghasilkan berbagai pelaku dievaluasi, Analisis
informasi yang yang diumumkan utilitas multiatribut.
Evaluasi terpercaya dan valid secara formal
Keputusan mengenai hasil ataupun diam-
Teoritis kebijakan yang secara diam merupakan
eksplisit diinginkan ukuran yang tepat
oleh berbagai pelaku dari manfaat atau
kebijakan. nilai.
Sumber : Nugroho, 2012:731
pada tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga pendekatan evaluasi
keputusan teoritis.
Steward dalam Nugroho (2012:733) dapat dipahami bahwa evaluasi proses yaitu
yaitu :
indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu:
30
(2) faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu ? (3) Bagaimana strategi
nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan
dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,
dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi
pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi
rekomendasi.
yang biasanya “hanya” menilai apakah prosesnya sudah sesuai dengan prosedur
Tabel 2.2
Kriteria Evaluasi Kebijakan Menurut Dunn
kebijakan publik yang dipahami sebagai kegiatan fungsional yang selalu melekat
1. Eksplanasi
Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat
dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antarberbagai
dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat
mengidentifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
2. Kepatuhan
34
Pada model evaluasi yang dipaparkan oleh Wibawa, dkk dapat dipahami
tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Fungsi
audit yaitu dapat mengetahui hasil dari program/ kebijakan tersebut tepat pada
kelompok sasaran atau tidak. Dan terakhir fungsi akunting, bahwa dapat diketahui
hanya dilihat dari hasil akhir (output) suatu kebijakan. Berikutnya evaluasi
35
dipahami bahwa terdapat tiga jenis evaluasi. Pertama, evaluasi administratif yaitu
administrasi negara, hingga hak asasi manusia. Ketiga, evaluasi politik, berkenaan
36
untuk menilai sejauh mana penerimaan konstituen politik terhadap kebijakan yang
diimplementasikan.
kebijakan, yaitu :
karena penyebab lainnya. Dan yang terakhir dibutuhkan beberapa indikator untuk
Tahun 2015, penulis menggunakan teori Dunn, dengan enam kriteria dalam
serta ketepatan. Alasan penulis menggunakan teori tersebut, karena dari beberapa
37
menurut Dunn.
Dalam Inpres No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
elektronika dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan
governance”.
38
secara online dengan menggunakan internet atau perangkat lainnya yang dikelola
publik.
serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan
harus dilaporkan. Untuk itu, setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting
pengakuan negara terhadap hak penduduk dalam dimensi publik dan perdata.
dan non pemerintah dari tingkat pusat sampai ketingkat desa atau kelurahan, RW,
kependudukan yaitu :
secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya
Nomor NIK yang ada di KTP-el nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen
verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah
laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari
(fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada KTP-el,
pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan
transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena
yang akan dikenali oleh alat pendeteksi KTP-el sehingga dapat diketahui apakah
KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan
menyerupai spiral)
microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar
ultra violet serta anti copy design.Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan
44
ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai
dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60
diandalkan
dengan DPT Pemilu yg selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi
45
dari tertutupnya peluang KTP ganda & KTP palsu, dimana selama ini
para pelaku kriminal termasuk teroris selalu menggunakan KTP ganda dan
KTP palsu;
ketentuan yang diatur dalam UU No. 23 Thn 2006 & Perpres No.26
Salah satu sifat dari KTP elektronik yang harus dipahami oleh penduduk
adalah tidak bisa digandakan, adapun beberapa hal yang harus diketahui adalah :
a. Perekaman Foto;
dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, oleh karena itu untuk KTP elektronik,
(NIK) yang bersifat tunggal, tidak bisa berubah dan berlaku seumur hidup
4. Penduduk dimungkinkan memiliki NIK lebih dari satu, hal ini merupakan
diberlakukan)
5. Apabila penduduk memiliki lebih dari satu NIK, maka yang dapat dilakukan
6. Apabila penduduk melakukan perekaman lebih dari satu kali dengan NIK
yang berbeda, maka NIK KTP elektronik yang bukan pertama akan bersifat
“Duplicate Record”, hal ini dipastikan NIK penduduk tersebut tidak akan
NIK KTP elektroniknya berada di daerah lain (di luar domisili tempat yang
melakukan perekaman atau belum) dengan menggunakan iris mata dan sidik
telah dilakukan sebelumnya, baik berupa jurnal, skripsi maupun tesis, yang terkait
dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Dasar atau acuan yang berupa
merupakan hal yang sangat perlu dan dapat disajikan sebagai data pendukung.
Walaupun fokus dan masalahnya tidak sama persis, tetapi sangat membantu
Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti baca, dapat
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
N
Item Mira Hasanawati Destiani Afriana Alfi Syahriyanti
o
1 Judul Implementasi e- Faktor-faktor yang Evaluasi
KTP Di mempengaruhi Pelaksanaan KTP
Kecamatan Baros Program Nasional Elektronik (KTP-
Kabupaten Serang e-KTP Di el) di Dinas
Kelurahan Ancol, Kependudukan
Kecamatan dan Pencatatan
Pademangan, Sipil Kota Cilegon
Jakarta Utara
lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Evaluasi
51
Cilegon.
mengacu pada enam kriteria evaluasi Dunn dalam Nugroho (2012:729), yang
diantaranya (1) Efektivitas, yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan dari
suatu kebijakan telah dicapai atau sebaliknya, (2) Efisiensi, yaitu mengenai
sebarapa banyak usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, (3)
dalam memecahkan masalah, (4) Perataan, yaitu mengenai apakah biaya manfaat
mencari data dan informasi yang mendukung bagi penelitian tentang evaluasi
52
program KTP-el ini. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dan wawancara
tahun 2015, yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, setelah dikaitkan
dengan enam kriteria evaluasi menurut Dunn, tidak mendukung satu sama lain,
maka kemungkinan tidak berhasilnya suatu program dapat terjadi, dan sebaliknya
apabila keenam tipe kriteria saling berkaitan satu sama lain, maka kemungkinan
keberhasilan program bisa terjadi. Sedangkan tujuan dari penelitian yang berjudul
Cilegon Tahun 2015 ini adalah untuk menilai program KTP-el di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015. Berikut adalah
Identifikasi masalah :
Hasil:
Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Cilegon Tahun 2015
Gambar 2.3
pustaka dan kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Berdasarkan
pada kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah melakukan
observasi awal terhadap objek penelitian beserta data yang mendukung, maka
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 belum berjalan
administrasi kependudukan.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Dalam arti
luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan
Tahun 2015 adalah metode penelitian kualitatif. Dimana peneliti adalah sebagai
pada generalisasi.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 ini
55
56
Sipil Kota Cilegon, hasil yang dicapai belum mencapai target , dan sarana
prasarana yang masih jauh dari memadai menjadi kendala dalam mencapai hasil
yang diinginkan.
konsep dari variable yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan
kerangka teori yang akan digunakan. Adapun definsi konsep dalam penelitian
1. Evaluasi Kebijakan
nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan
dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,
dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi
pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi
Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik
dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel dalam penelitian ini
Kota Cilegon Tahun 2015”. Pada observasi awal ditemukan masalah mendasar
58
tertib administrasi kependudukan. Oleh karena itu, untuk melihat lebih jauh lagi
adalah :
ini, yaitu :
59
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara
Tipe
No. Kisi-Kisi Pertanyaan Informan
Kriteria
1 Efektivitas Apakah hasil pencapaian dari Kepala Dinas
pelaksanaan program KTP-el di Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
dan Pencatatan
Sipil Kota Cilegon mencapai target
Sipil,
di Tahun 2015 ? Kepala bidang
Pelayanan
Apakah semenjak diterapkannya Pendaftaran
program KTP-el di Kota Cilegon, Penduduk,
administrasi kependudukan sudah Administrator
menjadi lebih tertib ? Database
data dan
kependudukan,
Operator,
masyarakat.
4 Perataan Apakah sosialisasi program KTP-el Kepala Dinas
yang telah dilakukan dengan sudah Kependudukan
optimal? dan Pencatatan
Sipil,
Adakah masyarakat yang sulit Kepala bidang
dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el Kependudukan,
ini ? Adminitrator
Database,
Bagaimana koordinasi yang Operator
dilakukan dengan pihak kecamatan
dan kelurahan serta RT dan RW
dalam pelaksanaan program KTP-el
di Kota Cilegon?
a. Wawancara
terwawancara ialah setiap pihak yang menjadi objek dalam penelitian ini.
tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan
b. Observasi
penelitian.
c. Dokumentasi
gambar dan rekaman suara yang penting yang sangat erat hubungannya
atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari
infroman penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara
ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan. Pada teknik ini , peneliti sudah mengetahui siapa informan yang akan
informan adalah informan yang tidak terlibat secara langsung namun memiliki
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” , dapat dilihat
Tabel 3.2
Daftar Informan Penelitian
No Kode
Informan Peran/Fungsi Informan
. Informan
1 Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran I1 Pelaksana kebijakan
Penduduk Disdukcapil Kota Cilegon KTP-el
2 Administrator Database (ADB) Kota I2 Pengolah Data dan
Cilegon informasi kependudukan
di dinas
3 Kasi Pendataan Penduduk Disdukcapil I3 Pelaksana kebijakan
Kota Cilegon KTP-el
4 Operator se-Kota Cilegon Pelaksana kebijakan
a. Operator Bidang Pengelolaan I4-1 KTP-el di Kota Cilegon
Informasi Adm. Kependudukan
Disdukcapil I4-2
b. Operator Kecamatan Cilegon I4-3
c. Operator Kecamatan Jombang I4-4
d. Operator Kecamatan Grogol I4-5
e. Operator Kecamatan Pulomerak I4-6
f. Operator Kecamatan Purwakarta I4-7
g. Operator Kecamatan Ciwandan I4-8
h. Operator Kecamatan Cibeber I4-9
i. Operator Kecamatan Cilegon
4 Masyarakat I5 Sasaran Kebijakan
5 Kepala Dinas Kependudukan dan I6 Penanggung jawab dan
Pencatatan Sipil Kota Cilegon pengawas di Disdukcapil
dalam kebijakan KTP-el
(Sumber : Peneliti, 2015)
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon serta Operator se-Kota
Cilegon sebagai Key Informan karena terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
65
dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 peneliti menggunakan teknik
analisis data model miles dan Huberman, dimana analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah
akan mengajukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang
kredibel.
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles
tiga kegiatan penting, diantaranya : reduksi data (data reduction), penyajian data
Gambar 3.1
Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)
Sumber : Miles dan Huberman, 2007:18
Pertama, kegiatan reduksi data, pada tahap ini terfokus pada pemilihan,
penyederhanaan dan tranformasi data kasar dari catatan lapangan. Dalam proses
ini dipilih data yang relevan dengan fokus penelitian. Proses reduksi ini dilakukan
secara bertahap selama dan sesudah pengumpulan data sampai laporan hasil.
Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan data, menelusuri tema
Kedua, penyajian data dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali data
yang sama disimpan dalam satu tempat, masing-masing tempat diberi kode, hal ini
67
dikarenakan agar tidak terjadi ketimpangan data yang telah dijaring. Pada tahap
ini data disajikan dalam kesatuan tema yang terkhusus pada permasalahan yang
kemudian diteliti kembali dengan cermat, mana data yang sudah lengkap dan
mana data yang belum lengkap dan masih memerlukan data tambahan, kegiatan
Keempat, setelah data dianggap cukup dan dianggap telah sampai pada
titik jenuh, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun laporan
KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015,
menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman. Teknik analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah, yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hal ini digunakan sebagai
alat untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang didapat dari hasil
dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015, peneliti menggunakan uji
1. Triangulasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
wawancara.
mempunyai keterkaitan.
69
dua teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian
peneliti, diantaranya :
teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
70
observasi, dan studi dokumentasi. Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk
mengetahui apakah data yang didapatka ada perbedaan atau tidak. Apabila
dilapangan.
2. Membercheck
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data
dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut :
71
Tabel 3.3
Waktu Penelitian
Tahun
2015 2016 2017
No. Kegiatan
Jan-
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Agst Sept Okt Nov Des Feb Mar
Pengajuan
1
Judul
2 Observasi
3 Awal
Bab I
Pendahuluan
Bab II
4 Deskripsi Teori
5 Bab III Metode
6 Seminar
Penelitian
7 Proposal
Revisi Proposal
Pengumpulan
8 Data di
9 lapangan
Reduksi Data
10 Penyajian Data
11 Verifikasi Data
Mengecek data
12 dan
13 membercheck
Bab IV
14 Pembahasan
Bab V
Peneutup
Sidang Hasil
15 Penelitian
(Sumber : Peneliti,2017)
72
BAB IV
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
Kota Cilegon, gambaran umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu
Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintah di Daerah, Cilegon kiranya sudah
Kotamadya Cilegon.
72
73
Serang
1) Visi
2) Misi
kesejahteraan sosial.
Sebagai kota yang bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa, Kota
kecil/menengah, baik yang bergerak di bidang industri logam, kimia, agro kimia
Adapun jumlah penduduk dan luas desa di Kota Cilegon, dapat dilihat
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatannya
Di Kota Cilegon Tahun 2015
Luas
Penduduk Kepadatan
Wilayah
No. Kecamatan
(Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Cibeber 55.359 21.49 2.576
2 Cilegon 48.064 9.15 5.253
3 Pulomerak 54.990 19.86 2.768
4 Ciwandan 5.339 51.85 970.8
5 Jombang 68.469 11.55 5.928
6 Gerogol 43.188 23.43 1.843
7 Purwakarta 42.630 15.29 2.788
8 Citangkil 75.309 22.98 3.277
Total Kab/Kota 438.348 175.60 2.496
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, 2015)
Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
Kota Cilegon Tahun 2015 sebanyak 438.348 jiwa. Adapun Rasio Kepadatan
penduduk Kota Cilegon pada tahun 2015 menunjukkan angka 2.496 jiwa/km 2
yang artinya tiap kilometer persegi wilayah Kota Cilegon di huni oleh 2.496 jiwa.
jiwa/Km2, dan paling sedikit adalah Kecamatan Ciwandan yaitu 970.8 jiwa/Km 2.
Tabel 4.2
Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasar Jenis Kelamin
Kota Cilegon Tahun 2015
Penduduk
No. Kecamatan Keluarga
Laki-
Perempuan Jumlah
Laki
1 Cibeber 14.629 28.319 27.040 55.359
2 Cilegon 13.411 24.592 23.472 48.064
3 Pulomerak 16.334 28.150 26.840 54.990
4 Ciwandan 14.441 26.191 24.148 50.339
5 Jombang 18.527 35.006 33.463 68.469
6 Gerogol 12.535 22.226 20.962 43.188
7 Purwakarta 12.202 21.878 20.752 42.630
8 Citangkil 20.756 38.611 36.698 75.309
Total Kab/Kota 122.805 224.973 213.375 438.348
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, 2015)
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah keluarga di Kota Cilegon
Citangkil memiliki jumlah keluarga terbesar sebesar 20.756 keluarga dan jumlah
Adapun jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 224.973 jiwa dan
memiliki beberapa jenis mata pencaharian yang dijadikan sumber untuk mencari
77
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan
Kota Cilegon Tahun 2015
Kecamatan
Pekerjaan Jumlah
Cibeber Cilegon Pulomerak Ciwandan Jombang Gerogol Purwakarta Citangkil
PNS 840 788 337 346 951 554 589 1.050 5455
TNI / POLRI 112 87 158 6 162 109 300 160 1094
Perdagangan 353 177 566 196 1.109 183 288 360 3232
Petani
456 109 348 435 259 538 288 182 2615
Pekebun
Karyawan 6.551 6.704 5.591 4.624 7.169 6.202 6.507 10.333 53681
Buruh Harian
3993 2634 3987 4777 2960 2428 2733 5313 28825
Lepas
Dosen 26 15 6 4 21 9 21 26 128
Guru 440 404 176 286 433 273 355 588 2955
Wiraswasta 3.946 5.139 4.639 2.857 7.731 2.932 2.555 4.052 33851
Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa penduduk di Kota
Cilegon paling banyak bekerja sebagai karyawan sebanyak 53.681 jiwa. Karena
TNI/POLRI.
78
4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Cilegon
Tabel 4.4
Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Cilegon
Tujuan Sasaran
a. Meningkatkan 1. Meningkatkan mutu sumber daya aparatur
pelayanan pendaftaran 2. Meningkatkan sarana dan prasarana
penduduk 3. Penatausahaan pendaftaran penduduk
b. Meningkatkan 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana
Penyelenggaraan pelayanan akta-akta capil
pelayanan akta-akta 2. Melaksanakan penyuluhan secara kontinu baik
catatan sipil melalui media maupun penyuluhan langsung
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
A. Tugas Pokok
B. Fungsi
terdiri dari ;
Daerah. Dalam hal ini Kepala Dinas memiliki tugas membantu Walikota
tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Dalam hal ini
terlaksana dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
sipil;
lingkungan dinas;
instansi terkait;
kinerja dinas.
2. Sekretariat
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Sekretariat Dinas
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan, baik
secara terpadu sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mendukung
Sekretariat;
Sekretariat;
Dinas;
konsultasi, dan kerjasama dengan instansi terkait, sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas, dan membuat
laporan Sub Bagian Perencanaan sehingga berhasil guna dan berdaya guna,
sebagai berikut:
bidang;
kegiatan Dinas;
Sekretaris. Dalam Hal ini Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki
hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien,
Kepegawaian;
dan kepegawaian;
Kepegawaian.
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan Sub
Bagian Keuangan sehingga berhasil guna dan berdaya guna , efektif dan
sebagai berikut:
keuangan;
berjalan dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pendaftaran Penduduk;
Pendaftaran Penduduk;
kependudukan;
Pendaftaran Penduduk.
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi
89
Identitas Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
sebagai berikut:
Pendaftaran Penduduk;
Penduduk;
laporan Seksi Pindah Datang Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya
guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
berikut:
Datang Penduduk;
Datang Penduduk;
Penduduk;
Penduduk.
Penduduk. Dalam hal ini Seksi Pendataan Penduduk memiliki tugas pokok
sebagai berikut:
memeriksa dan mengoreksi hasil Kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi
Pendataan Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
berikut:
Pendaftaran Penduduk;
Pendaftaran Penduduk;
Penduduk.
92
Dalam hal ini Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil memiliki tugas pokok
sebagai berikut:
Pencatatan Sipil;
Pencatatan Sipil;
93
Sipil.
kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Bidang Data dan Informasi
berjalan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi
laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan dapat berjalan baik, efektif dan
dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, penelitian mengenai evaluasi
terbentuk dari kata dan kalimat hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan
dokumentasi. Sumber data utama dicatat dalam catatan tertulis, atau melalui alat
bentuknya. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil yaitu profil Kota Cilegon,
Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto lapangan dimana foto-foto terebut
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (conclusion
drawing/ verifying).
penting, dicari tema dan polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Namun
yang paling sering digunakan dan juga dilakukan peneliti untuk menyajikan data
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Para informan tersebut adalah pihak-pihak yang terkait, terlibat langsung dan turut
Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah
Tabel 4.5
Daftar Informan Penelitian
Pembahasan pada penyajian data merupakan hasil analisis dan fakta yang
2015”, teori yang digunakan adalah teori evaluasi implementasi menurut Dunn,
dan ketepatan. Tujuan dari penetapan teori ini yaitu untuk mengevaluasi
sejauhmana dampak atau manfaat yang dirasakan atas kebijakan tersebut. Adapun
1) Kriteria Efektivitas
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” berupa
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, terhadap hasil (akibat) yang
diharapkan. Sudah sejauh mana Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
102
maksimal.
dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, memiliki hasil atau pencapaian yang sudah
ini dapat tercermin dari pernyataan I1, beliau mengatakan sebagai berikut :
hasil yang dicapai dari program KTP-el di Kota Cilegon cukup optimal. Setiap
kebijakan mempunyai pencapaian target yang ingin dicapai, dan seberapa besar
perubahan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan KTP-el ini. setiap perubahan
pasti menginginkan kearah yang lebih baik , begitu pula efektivitas dalam
diinginkan. Persentase pencapaian KTP-el tidak bisa mencapai 100%, hal ini
datang selalu berubah setiap detiknya, tentu hal ini mempengaruhi jumlah
Adapun hasil yang hendak dicapai bukan saja hanya target pencapaian
administrasi kependudukan yang meliputi, tertib NIK, tertib database dan tertib
dokumen. Masih banyaknya ketidaksesuaian NIK KTP-el dengan NIK yang ada
di Kartu Keluarga. Sehingga masih banyaknya data yang perlu dirapihkan. Masih
data pendukung untuk perubahan nama , tanggal ataupun status. Sehingga dapat
benar valid.
104
Sesuai dengan data yang peneliti dapatkan, capaian realisasi KTP-el terus
berikut :
adalah (1) Sarana dan prasarana yang belum memadai yaitu blangko dan ribbon
yang sering kosong, serta jaringan yang sering trouble. Sering habisnya blangko
tentu saja sangat menghambat dalam pelaksanaan KTP-el ini, karena dalam SOP
untuk pembuatan KTP-el maksimal 14 (empat belas) hari kerja, namun karena
keadaan blangko yang belum stabil saat ini butuh waktu berbulan-bulan untuk
pembuatan KTP-el. Peralatan juga masih kurang , program KTP-el ini mulai
diterapkan sejak tahun 2011 dan sekarang tahun 2016 sudah banyak peralatan
105
untuk perekaman yang sering eror atau tidak berfungsi baik yang di Kecamatan
maupun di Dinas dan untuk pembetulan di pusat memerlukan waktu yang lama.
bahwa untuk pengadaan blangko KTP-el dari pusat dengan anggaran APBN, dan
masuk dalam pengadaan pusat, namun saat ini ribbon sudah bisa pengadaan
sendiri, bukan saja hanya dari lapisan masyarakat menengah kebawah namun juga
lapisan menengah keatas masih banyak yang belum paham. Hal ini menyebabkan
adanya perekaman KTP-el dengan NIK yang berbeda sehingga terjadi duplicated
biometrik sehingga duplicated record sulit untuk dihindari. (3) Koordinasi lintas
sektoral seperti dengan perbankan, BPJS, samsat yang mana data yang dimiliki
Hal ini terjadi karena data yang mereka akses bukan langsung dari Disdukcapil
secara langsung melainkan dari pusat, dan data tersebut baru melakukan update
tiap 3 bulan sekali. Sehingga menjadi masalah ketika KTP-el yang sudah dirubah
yaitu SDM (Sumber Daya Manusia). Adapun SDM dalam pelaksanaan program
KTP-el adalah petugas pelayanan dari Kelurahan, Kecamatan dan Dinas serta para
Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Secara kualitas masih kurang dalam keahlian
pelaksanaan KTP-el ini melibatkan banyak pihak mulai dari tingkatan yang paling
2) Kriteria Efisiensi
perhitungan biaya unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektifitas
berkenaan dengan usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak Dinas Kependudukan
program KTP-el dari sisi kemudahan dan ketepatan waktu pembuatan KTP-el .
KTP-el yaitu telah melakukan pelayanan keliling atau jemput bola ke kecamatan-
kecamatan. Hal ini dilakukan supaya untuk menjangkau masyarakat yang sulit
dijangkau dan untuk percepatan hasil yang maksimal dalam program KTP-el
sesuai dengan surat edaran dari Kemendagri. Berikut ini adalah mobil milik
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon yang digunakan untuk
Gambar 4.1
Mobil pelayanan keliling Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Cilegon
Dalam mobil pelayanan keliling tersebut, terdapat 3 (tiga) perangkat
akte kelahiran. Tahun 2016 pelayanan keliling hanya dilakukan di salah satu
akan melakukan pelayanan keliling di 43 kelurahan yang ada di Kota Cilegon. Hal
109
tersebut tentu sangat disambut dengan baik oleh masyarakat, karena antusias yang
pembuatan KTP-el.
Kota Cilegon yang berlaku selama 6 (enam) bulan, dan pada surat keterangan
Gambar 4.2
Surat Keterangan pengganti KTP-el
Sesuai dengan surat edaran dari Kemendagri No.471.13/10231/Dukcapil
bahwa bagi yang telah perekaman KTP-el dan belum mendapatkan fisik KTP-el
nya boleh diterbitkannya surat keterangan tersebut supaya bisa digunakan untuk
penggunaan surat keterangan tersebut , masih ada saja instansi swasta atau
Bank Mandiri , Bank BJB yang menolak surat keterangan tersebut , hal seperti ini
seharusnya tidak terjadi apabila koordinasi yang dilakukan lintas sektoral berjalan
dengan baik.
Dan juga untuk membaca chip yang terdapat didalam kartu KTP-el
dibutuhkan alat pembaca KTP-el yaitu Card Reader. Namun saat ini Card Reader
baru Disdukcapil yang menggunakannya, instansi swasta dan perbankan yang ada
Reader. Supaya tidak hanya melihat data yang diakses saja melainkan untuk
memastikan apakah data yang ada didatabase sama dengan dalam Chip KTP-el
dari pusat untuk diterapkan daerah. Seperti intruksi dari Kemendagri yang baru
catatan bahwa Kartu Keluarga sudah update dan sudah tidak ada kesalahan atau
perubahan.
112
dari kelurahan. Apabila intruksi tersebut dapat berjalan dengan baik, mayarakat
tidak perlu minta pengantar dari RT, RW dan kelurahan sehingga dapat
diutarakan Oleh I1 :
masa berlaku KTP-el seumur hidup ini sebagai upaya penyederhanaan, sehingga
masyarakat tidak perlu lagi memperpanjang tiap 5 (lima) tahun. Dan sudah
berlakunya, tidak menjadi masalah karena itu termasuk sudah berlaku seumur
hidup.
melakukan perekaman belum tentu KTP-el nya bisa dicetak. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan NIK KTP-el dengan NIK yang ada di dalam Kartu Keluarga
saat ini. Terjadi demikian sebenarnya karena ulah operator yang masih belum
paham dengan NIK KTP-el. NIK yang tidak bisa dicetak KTP-el nya padahal
biometrik. Pengecekan biometrik dilakukan dengan sidik jari atau iris mata,
nantinya akan muncul NIK mana yang KTP-el dan ada dimana.
yanan pun menjadi terlambat. Seperti yang diutarakan oleh I5-3 sebagai berikut :
melebihi batas waktu pengambilan yang harusnya 2 (dua) minggu tetapi berbulan-
bahwa efisiensi terkait dengan pelaksanaan KTP-el untuk saat ini masih belum
efisien karena masih belum berjalan dengan baik intruksi dari kemendagri
mengenai penyederhanaan dalam pembuatan KTP-el dan juga dari segi waktu
kekosongan blangko. Selain itu, saat ini bagi yang baru melakukan perekaman
KTP-el, akan membutuhkan waktu yang lama karena data perekaman baru bisa
masuk ke pusat setelah paling lama 3-5 bulan, hal ini dikarenakan bahwa semakin
banyak yang sudah memiliki KTP-el maka semakin lama pula untuk
3) Kriteria Kecukupan
masalah. Kriteria kecukupan disini merupakan suatu nilai dari seberapa jauhnya
pencapaian dari sebuah hasil yang diinginkan. Dalam hal ini hasil yang diinginkan
kebutuhan masyarakat.
115
mengharapkan suatu perubahan yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Adapun perubahan yang ingin dicapai dari pelaksanaan KTP-el ini,
Cilegon. Untuk mencapai target tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang
di Kota Cilegon, perlu penambahan sedikit karena peralatan yang rusak untuk
Nomor 26 Tahun 2009 pengadaan blangko KTP-el disediakan oleh pusat , dan
dan pemerintah kota. Namun blangko yang diterima Disdukcapil belum cukup
Deringo, Citangkil, Tegal Ratu, Kepuh, Kebondalem, Tegal Bunder. Cibeber, dan
mayarakat yang mengganti KTP-el nya sesuai perubahan tersebut. Sehingga hasil
yang diinginkan masih belum sesuai dengan harapan dan tingkat kebutuhan
masyarakat.
bintek yang cukup. Hal ini akan menunjang dalam pelaksanaan KTP-el yang
kemendagri, provinsi dan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
mereka dimutasi atau dipindah tugaskan dan diganti dengan operator yang baru
adapun waktu itu yang mengadakan dari tingkat Provinsi yang diadakan di Hotel
Sukma Cilegon pada tahun 2011. Sedangkan untuk SIAK diadakan bintek setiap
dilakukan setiap tahun. Namun pelaksanaan bintek sendiri tergantung dari PPTK.
supaya pelayanan dalam pembuatan KTP-el bisa lebih maksimal. Dan juga
diperlukan bintek setiap tahunnya baik mengenai KTP-el dan SIAK supaya
kualitas SDM lebih meningkat dan lebih menguasai mengenai program KTP-el
dilakukan sekali tiap tahunnya masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas
SDM.
118
4) Kriteria Perataan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon kepada masyarakat,
masyarakat sudah tahu dan paham dari dilaksanakannya program KTP-el ini dan
apakah sosialisasi mengenai KTP-el sudah dilakukan seacara merata. berikut ini
secara di 8 (delapan) kecamatan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
pelaksanaannya.
pesertanya tidak mencakup semua karena terbatas paling banyak hanya 60 peserta
119
peserta yang belum pernah mengikuti sosialisasi namun tidak demikian perwakian
terbatas sehingga hasil juga belum optimal. Selain sosialisasi yang dilakukan di
Kecamatan secara tatap muka, juga dilakukan melalui radio dan media cetak.
Berikut ini adalah salah satu kegiatan sosialisasi mengenai KTP-el yang dilakukan
Gambar 4.3
dalam mensosialisasikan program KTP-el ini yaitu masih adanya daerah yang
cukup sulit dijangkau dan yang mana kesadaran penduduknya akan kepemilikan
dokumen seperti KTP-el masih cukup rendah. Berikut adalah pernyataan yang
diungkapkan oleh I3 :
masih adanya daerah yang agak sulit dijangkau untuk pelaksanaan program KTP-
kantor kelurahan, kecamatan serta Disdukcapil yang berada dipusat kota terbilang
cukup jauh dan membutuhkan biaya yang membuat mereka enggan untuk datang.
adanya daerah yang agak sulit dijangkau seperti Gunung Batur I, Gunung Batur II,
rendah, kesadaran akan kepemilikin KTP-el yang masih rendah serta jalan yang
pelayanan mobile dari Kecamatan namun sarana untuk pelayanan mobile belum
masyarakat luas. Oleh karena itu peran serta pemerintah di bawahnya, baik
merata.
5) Kriteria Responsivitas
adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya
kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu
kebijakan.
122
pemerintah agar proses pelaksanaan yang sudah ada ini bisa lebih maksimal,
di Kota Cilegon mendapatkan respon yang baik dari masyarakat yang pada
KTP non elektronik yang tidak dilengkapi sistem keamanan, KTP-el yang
dilengkapi dengan biometrik tentunya lebih baik sehingga tidak ada KTP ganda
nantinya dan juga data akan menjadi lebih valid. Berikut pernyataan yang
“Hal itu terbagi dua, yang pertama kalangan menengah keatas yaitu
penduduk yang antusias sekali dengan diterapkannya KTP-el ini.
Yang kedua kalangan menengah kebawah, ini yang kita pikirkan
mereka yang rasa ingin tahunya kurang mengenai diterapkannya KTP-
el. Kurangnya informasi mengenai perekaman, fungsi dari KTP-el itu.
Contohnya ada ibu rumah tangga dia tidak melakukan perekaman ,
“untuk apa perekaman toh saya dirumah aja” kata dia, ternyata suatu
saat anaknya melamar TNI dan diminta fotocopy KTP-el orang
tuanya. Disaat itu dia menyesal karena deadline nya tidak cukup. Hal-
hal seperti ini membutuhkan sosialisasi secara menyeluruh, tetapi
tidak dari aparat saja melainkan dari seluruh lapisan masyarakat dari
tingkatan RT, RW, kelurahan bahkan masyarakatpun bisa
mensosialisasikan melalui media sosial atau media lainnya”.
Kedua yaitu kalangan menengah kebawah yang mana mereka yang rasa ingin
tahunya masih kurang dan kesadaran akan kepemilikian KTP-el nya masih
rendah. Masih kurangnya informasi mengenai perekaman dan fungsi dari KTP-el
sendiri, dari pernyataan di atas juga menjelaskan bahwa sosialisasi bukan hanya
dari aparat pemerintah saja melainkan seluruh lapisan masyarakat melalui media
pelayanan keliling dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.
Karena pelayanan keliling yang diadakan hanya satu hari pembuatan KTP-el bisa
langsung selesai, maka dari itu masyarakat sangat antusias sekali apabila ada
pelayanan keliling dari dinas, bisa kita lihat pada gambar berikut ini pelayanan
Gambar 4.4
Pelayanan Keliling di Kecamatan Pulomerak
Pulomerak, masyarakat agak sulit karena kesadaran penduduk yang masih rendah.
Padahal di Kecamatan pun tidak dipungut biaya sama sekali, teteapi pelayanan
125
gambar dibawah:
Gambar 4.5
“Program KTP-el ini kan baru dimulai lagi pada januari 2015 lalu,
baru sekarang ini masyarakat antusias untuk melakukan perekaman
KTP-el, karena adanya informasi yang menyatakan bahwa paling
lambat perekaman KTP-el 30 September 2016. Jadi masyarakat
berbondong-bondong datang ke kecamatan untuk perekaman”.
masyarakat dalam pembuatan KTP-el baru ketika ada intruksi dari kemendagri
edarkannya instruksi tersebut baik melalui media cetak atau media sosial,
dalam pelaksanaan ini dinilai cukup baik. Respon baik dari masyarakat dan
126
6) Kriteria Ketepatan
Ketepatan merujuk pada nilai dari tujuan program kebijakan dan kuatnya
tujuan dan manfaat, dapat membawa dampak perubahan terhadap masyarakat dan
pemerintah.
tepat antara tujuan dan manfaat karena perintah yang berubahubah akan
Pada temuan lapangan seperti yang diutarakan oleh I4-1 sebagai berikut:
saat ini untuk pelayanan BPJS, asuransi, perbankan ataupun pelayanan publik
lainnya sudah berbasis KTP-el. Namun pada praktiknya tidak sedikit yang masih
tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 Pasal 10
disebutkan bahwa KTP non elektronik tetap berlaku bagi penduduk yang belum
sekali dampak yang dirasakan sekalipun pelaksanaannya belum 100%. Satu NIK
KTP untuk satu penduduk dan dengan dilengkapi biometrik dalam chip KTP-el
sehingga tidak bisa digandakan. Dengan adanya KTP-el juga akan meminimalisir
database menjadi lebih akurat dengan NIK tunggal tersebut, walaupun saat ini
masih ditemukannya data ganda karena itu masih perlu dirapihkan dengan
berdasarkan NIK KTP-el sehingga nantinya kedepan tidak ada lagi ditemukan
data ganda.
“Kalau masalah tepat atau tidaknya kita masih belum bisa jawab
sekarang, karena sekarang ini sedang ruet-ruetnya jadi ada masanya
ketika Pelaksanaan yang baru pertama kali diterapkan masih
membereskan permasalahan-permasalahan kemarin , 2-3 tahun
kedepan kita baru bisa merasakan. Karena sekarang masih bnyaknya
data ganda, tetapi semakin kesini kan semakin sedikit”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa memang dengan
Kota Cilegon, namun seiring berjalannya waktu semakin kesini semakin sedikit.
Dan berdasar pernyataan informan di atas, butuh waktu 2-3 tahun lagi untuk
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Akan tetapi kontribusi dari
administrasi kependudukan.
penipuan dan juga database menjadi lebih akurat sehingga data yang akurat dapat
pemilukada.
129
terhadap hasil akhir. Dalam melakukan pengujian data dengan teori dan konsep
ahli, sehingga bisa mengembangkan teori, atau bahkan menemukan teori baru,
serta mendeskripsikan hasil data dari hasil data dan fakta di lapangan. Peneliti
dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian dilapangan dengan dasar
operasional yang telah ditetapkan sejak awal, dalam hal ini adalah teori evaluasi
aktivitas, sehingga suatu kegiatan akan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut
mempunyai pengaruh yang besar terhadap sasaran kebijakan publik yang telah
ingin dicapai. Adapun perubahan yang ingin dicapai dari pelaksanaan program
KTP-el sudah mendekati target yang diharapkan. Namun perubahan yang hendak
untuk satu penduduk. Saat ini Disdukcapil masih membutuhkan waktu supaya
sarana dan prasarana di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan juga di
kecamatan kebanyakan alat pemindai mata yang sering mengalami error. Pada
awalnya di tiap kecamatan memiliki dua set alat perekaman tetapi saat ini hanya
tinggal satu, karena sudah banyak yang tidak berfungsi lagi. Kemudian hambatan
lainnya yaitu ketersediaan blangko KTP-el yang sering kehabisan bukan hanya
sebagaimana sesuai dengan Perpres No.26 Tahun 2009 disediakan oleh pusat
sesuai data perekaman yang masuk ke pusat sedangkan blangko yang dibutuhkan
lebih dari itu, di Kota Cilegon ini membutuhkan banyak blangko karena beberapa
mencapai tujuan yang diinginkan, harus adanya koordinasi yang baik dengan
langsung, seperti di perbankan data yang mereka akses sering sekali mengalami
pusat sehingga data yang mereka akses update tiap 3 bulan sekali. Sehingga
masyarakat yang sudah memiliki KTP-el yang telah diperbaharui, namun dalam
merupakan seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam mencapai hasil yang
harus ada pengantar dari RT, RW dan kelurahan tetapi saat ini sesuai dengan surat
penggantian KTP-el yang rusak dan tidak merubah elemen data kependudukan,
dalam praktiknya mengalami pro dan kontra karena masih belum sesuai dengan
kecamatan masih perlu pengantar dari RT/RW dan kelurahan. Kebijakan yang
pembuatan KTP-el tidak tepat waktu yaitu lebih dari 14 hari kerja, padahal sesuai
SOP pelayanan pembuatan KTP-el paling lambat adalah 14 hari kerja. Untuk
tersebut hanya bisa dibuat untuk NIK yang sudah KTP-el atau berstatus “Print
Ready Record” atau sudah siap cetak. Surat tersebut ditandatangani oleh Kepala
Dinas, dan disitu tertulis bahwa surat keterangan tersebut sebagai pengganti KTP-
133
dan lainnya. Walaupun dalam surat keterangan tersebut tertulis dapat digunakan
untuk pelayanan publik selayaknya KTP-el, namun ada saja yang menolak surat
tersebut dan tetap meminta KTP-elnya . Dan juga saat ini sudah 95% penduduk di
rekam semakin lama pula untuk proses penunggalan hasil perekaman KTP-el.
Artinya yang baru melakukan perekaman membutuhkan waktu yang lama untuk
Ketiga, kecukupan merupakan salah satu bentuk kriteria pula dalam proses
evaluasi pelasanaan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. Dalam hal ini hasil
pemerintah biasanya mengharapkan suatu perubahan yang lebih baik dan dapat
dalam menekan jumlah data ganda dan berkaitan dengan kecukupan akan sarana
program KTP-el sedikit demi sedikit mengurangi jumlah data ganda. Hanya saja
masih butuh waktu, karena masih banyak data yang perlu dirapihkan sehingga
Cilegon. Untuk mencapai target tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang
blangko kosong, peralatan perekaman yang sudah mulai kurang berfungsi, serta
kualitas SDM yang perlu ditingkatkan menyebabkan hasil yang diinginkan dalam
manfaat yang diberikan. Pada proses pelaksanaan KTP-el oleh Disdukcapil Kota
terdapat beberapa jenis manfaat sebagai dampak positif yang dihasilkan oelh
yang telah dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku
kepada peserta tidak disampaikan dengan baik kepada masyarakatnya. Maka dari
dinas juga terkendala anggaran yang terbatas. Sebuah program kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah sudah semestinya didukung oelh sumber dana yang cukup,
karena kebijakan tidakan akan berjalan dengan baik anggaran tidak memadai.
Selain dari pada itu, berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang
belum melakukan perekaman sebanyak 37.808 jiwa pada Oktober 2016. jumlah
tersebut akan selalu berubah karena bersifat dinamis dan jumlah wajib KTP akan
terus bertambah. Ada beberapa faktor penyebab bagi yang belum melakukan
perekaman yaitu mereka yang masih belum membutuhkan KTP-el, faktor lainnya
yakni belum sempat melakukan perekaman KTP-el karena bekerja di luar kota
ataupun di luar negeri, padahal untuk di luar kota (luar domisili) bisa melakukan
perekaman ditempat ia menetap. Faktor lainnya masyarakat lanjut usia juga belum
perekaman karena keterbatasan dan tidak mampu untuk datang ke kecamatan atau
respon pemerintah agar hasil yang telah dicapai dapat lebih maksimal,
136
masyarakat.
Kecamatan dan dinas tidak terlalu ramai, dan setelah beredarnya intruksi tersebut
antrian untuk perekaman KTP-el cukup banyak. Karena masih banyak yang
dengan apakah suatu kebijakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pada
temuan di lapangan program KTP-el memberikan dampak yang baik bukan saja
untuk masyarakat, namun juga untuk memberikan data yang valid yang mana
program KTP-el ini akan memimalisir kriminalitas seperti penipuan. Karena satu
137
NIK KTP-el untuk satu penduduk, sehingga tidak bisa digandakan dan database
menjadi lebih akurat. Dan juga pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Cilegon telah melakukan kerjasama dengan beberapa instansi lainnya seperti
BPJS dan perbankan supaya dengan KTP-el masyarakat lebih mudah untuk
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
program KTP-el ini belum efektif sehingga hasil belum maksimal karena belum
sudah tepat, karena seiring berjalannya waktu jumlah data ganda akan
untuk saat ini masih banyak data yang perlu dirapihkan, dan nantinya
5.2 Saran
Tahun 2015”, maka peneliti dapat memberikan saran untuk perbaikan kebijakan
karena dampak dari rotasi atau mutasi pegawai operator yang sudah
dibintek dipindahtugaskan.
Buku :
Miles, Mathew dan Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press).
Parson, W. 2008. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.
Jakarta : Prenada Media Group.
DOKUMEN LAIN :
Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
SUMBER LAIN :
https://riyandarmawan.wordpress.com/2013/03/20/pengertian-e-government,
(Diakses pada Tanggal 13 November 2015).
Efektivitas
I Tahun 2015?
“Mengenai target tidak bisa mencapai 100% karena Lampid (laporan lahir
bertambah”.
“Target yang dicapai memang belum 100% tapi sudah mencapai target
bertambah dan lampid yang berubah sehingga tidak bisa mencapai 100%”.
“Target di tahun 2015 sudah mencapai 86% dan saat ini telah mencapai
perekaman KTP-el”.
dan sebagainya”.
“Hampir, karena dibilang sudah juga belum. Karena masih banyak data
yang harus dirapihkan mulai dari penyesuaian NIK di KTP-el dengan NIK
ketidakpahaman warga akan NIK yang dia gunakan sesuai KTP-el itu
membuat KTP-el tanpa menggunakan sidik jari. Kalau dulu masih manual
orang bisa membuat KTP dimana saja bisa. Sekarang tentunya data
penduduk menjadi lebih tertib dan akurat. Kalau tertib NIK semua sudah
I6 tercapai, NIK semua penduduk sudah ada dalam kartu keluarga. Karena
dapat mengurangi jumlah data ganda karena satu NIK satu penduduk,
seperti blangko dan ribon yang sering kosong, serta jaringan yang sering
melakukan perekaman karena bekerja diluar kota atau luar negeri, dan
“Kendalanya itu peralatan yang masih kurang dan banyak alat-alat yang
rusak saat ini beda dengan 2-3 tahun yang lalu. Kalau waktu itu keinginan
blangko kan karena masih dari pusat jadi masih tergantung APBN. Kaya
sekarang sudah habis nih blangko nya , untuk sementara kita ganti dengan
“Yang menjadi kendala yaitu tidak adanya blangko KTP-el, kalau ada
blangko KTP-el semua terlayani dengan baik dan cepat. Ribbon yang
terbatas juga sempat menjadi kendala kami karena kebutuhan yang sangat
tinggi namun ribbon terbatas, tapi sekarang sudah bias dari APBD. Kalau
bisa menambahkan begitu saja, karena itu kan dari pemerintah kota
banyak yang belum paham mengenai KTP elektronik ini. Kendala lainnya
yaitu ketersediaan blangko yang sering kosong , sekarang lancar tapi tidak
I3
tahu untuk kedepannya. Kendala lainnya yaitu koordinasi lintas sektoral,
dan lainnya terkadang data yang diambil berbeda dengan BPJS, tidak tahu
mengambil data dari kementerian , tapi data yang di DKCS dengan Bank
“Kendala pertama yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih kurang
dalam keahlian mengenai KTP-el, masih banyak yang belum tahu baik
yang mana KTP-el yang mana KTP reguler masih ada yang belum tahu,
ada yang sudah KTP-el tapi disuruh ke dinas untuk cek biometrik padahal
sudah jelas itu NIK KTP-el. Kedua pada saat pertama diterapkannya KTP-
berubah , dan aplikasi database dari Kementrian belum siap waktu itu,
waktu itu NIK bisa dirubah dengan perubahan tanggal lahir. Dan tahun
2013 NIK sudah dikunci dari pusat, walupun merubah tanggal lahir NIK
tidak akan berubah. Kendalanya dari pertama perekaman yang sudah KTP-
el waktu perekaman masal, ternyata NIK nya berubah dan melakukan
perekaman lagi atau pengajuan yaitu dampaknya tidak bisa dicetak dan
pencetakan KTP-el ini, jaringan yang sering trouble baik server KTP-el
I4-2 maupun jaringan SIAK nya apabila hujan lebat jaringan nya offline , dan
kepemilikan KTP-el”.
atau tidak berfungsi , jaringan server yang sering offline bisa dari pusat
blangko dan ribon yang sering kosong , sehingga tidak bisa melakukan
sehingga tidak bisa melakukan pencetakan, dan juga jaringan yang sering
I4-4 yang mau perekaman kita alihkan ke DKCS, tetapi banyak yang tidak mau
karena jauh. Kendala lainnya yaitu “data tidur” yang mana data nya tdak
banyak yang membuat KTP-el tetapi tidak bisa dicetak karena biometrik”.
tidak sedikit masyarakat lupa sudah pernah perekaman KTP-el atau belum,
sehingga sering sekali terjadi perekaman lebih dari satu kali dengan NIK
seperti irish mata nya dan untuk finger nya, kemudian jaringan yang sering
karena banyak data yang tidak muncul karena adanya integrasi data dari
oleh ADB (Administrator Database). Hal itu terjadi biasanya karena NIK
I4-6
nya lebih dari satu , karena itu dinonaktifkan sementara oleh Kemendagri.
Kendala lainnya yaitu banyaknya NIK yang biometrik atau KTP-el nya
(dua) kali dengan NIK yang berbeda atau NIK yag ada di KK bukan NIK
cepat. Kemudian untuk blangko KTP-el dan ribbon kadang lancar , kadang
hanya satu jadi kita tidak bisa menjanjikan kepada masyatakat kapan bisa
perekaman, ada yang mengerti atau maklum, ada juga yang marah-marah
karena sudah ijin kerja hanya untuk buat KTP-el. Hal-hal seperti itu yang
“Kendala utama perekaman KTP-el itu jaringan yang sering offline dan
juga alat perekaman yang sudah tidak memungkinkan atau sering tidak
pencetakan yaitu blangko KTP-el yang sering kosong dan printer untuk
“Kendalanya cukup banyak, yaitu blangko KTP-el dan ribbon yang sering
peralatan untuk perekaman yang sering error serta jaringan server yang
I4-9 KTP-el atau belum , sehingga banyak sekali KTP-el yang tidak bisa dicetak
sekali”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA
Efisiensi
juga kami telah melakukan pelayanan keliling dalam rangka jemput bola
pembuatan KTP-el tidak perlu melalui RT, RW. Itu kan update-update yang
menerus. Tetapi tidak hanya melalui sosialisasi saja karena kita terkendala
I4-1 dan kalau KTP-el tidak bisa dicetak harus cek biometrik di dinas, karena di
I4-2 melakukan perekaman bagi yang belum memiliki KTP-el melalui RT, RW,
kelurahan”
DKCS , dan dari DKCS koordinasi dengan kemendagri. Dan juga terus
I4-3
mensosialisasikan ke lapisan-lapisan masyarakat supaya untuk melakukan
perekaman”.
pusat, karena sudah berlaku seumur hidup, tetapi kalau ada perubahan
I1
tetap saja harus diganti KTP-el nya”.
“Kami kurang tau untuk anggaran dari pusat untuk pengadaan blangko,
“Kalau saya alhamdulilah lancar tidak ada kesulitan saat pembuatan KTP-
I5-1
el karena saya pindahan dari Kecamatan Cilegon dan sudah KTP-el jadi
saat pindah ke Kecamatan Citangkil tidak ada kesulitan”.
“Tidak ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di DKCS , tapi yah katanya
I5-2
jadinya agak lama”.
“Bukan sulit sih, tapi agak ribet karena saya sudah pernah rekam tapi
I5-4
KTP-el nya tidak bisa dicetak karena biometrik”.
I Kota Cilegon?
“Waktu itu kalau tidak salah kurang dari 2 (dua) minggu sudah jadi, kalau
I5-1
sekarang lama yah karena blangko nya kosong”.
kartu keluarga saja yang sudah jadi, KTP-el nya belum jadi karena katanya
I5-2 balngko baru ada tahun 2017. Jadi hanya dikasih surat keterangan untuk
kedepan”.
Kecukupan
“Kan di Kota Cilegon ini ada penambahan untuk program Kartu Identitas
Anak (KIA), ini perlu penambahan komputer dan alat cetak printer untuk
I6
KTP-el dan KIA. Mungkin tahun 2017 untuk pelaksanaan penambahan 2
“Kalau sarana prasarana untuk saat ini hanya perlu penambahan sedikit,
I3 yang masih kurang itu masalah SDM di DKCS lebih sedikit dibandingkan
dengan kecamatan”.
pusat, Cuma ada beberapa yang mengalami kerusakan, paling banyak yang
I4-1
rusak itu iris mata. Sidik jari ada dua yang belum kembali dari pusat sejak
tahun 2013”.
sebenarnya ada 2 (dua) alat untuk perekaman KTP-el tapi yang satu rusak
I4-2
alat untuk iris matanya rusak. Kemudian alat untuk pencetakan KTP-el
Kota Cilegon ini belum memadai karena yah seperti kendala-kendala yang
ini masih kurang memadai. Peralatan yang sering error , waktu itu pernah
alat yang untuk tanda tangan rusak terua alat tersebut di bawa ke DKCS
I4-5 perekaman. Dan untuk warga yang ingin melakukan perekaman dialihkan
pelayanan”.
ketika sudah ada sebaliknya ribon yang habis. Masyarakat kan tidak tahu
I4-6
menahu mengenai kosongnya blangko dan ribon, sehingga mereka
mengklaim bahwa pembuatan KTP-el itu lama dan sulit. Alat untuk
“Sarana dan prasarana masih belum memadai, sebelumnya ada dua alat
perekaman di Kecamatan Cilegon tapi yang satu rusak jadi sekarang hanya
I4-7 satu dan itupun sering eror alatnya. Dan untuk pencetakan nya belum
memadai , saya pingin nya sih setiap kecamatan memiliki satu alat pencetak
memadai sehingga sering kosong, dan juga alat atau printer pencetak KTP-
I4-8
el yang terbatas sehingga harus bergantian dengan 7 (tujuh) kecamatan
lainnya”.
memadai, yaitu tadi blangko dan ribbon sering kosong, alat perekaman
I4-9
juga sudah mulai error, dan juga untuk pencetakan di DKCS hanya ada
“Tentu saja operator diberikan bintek, kalau tidak dilakukan bintek tidak
I1 provinsi, dan oleh disdukcapil. Namun operator yang sudah di bintek sering
dipindah tugas atau rolling diganti dengan orang baru tentu menjadi
I2 dari PPTK nya . PPTK nya nggak jalan bintek juga tidak berjalan. Tapi
“Kalau untuk bintek, Kota Cilegon belum pernah melakukan bintek untuk
“Tentu saja pernah diberikan bintek untuk para operator yang diadakan
I4-3 oleh DKCS , kalau tidak salah waktu itu dilakukan di Hotel Sukma
Cilegon”.
“Kalau saya kebetulan baru satu tahun , jadi untuk KTP-el tidak pernah
I4-4
mengikuti binteknya”.
“Kalau saya kebetulan baru setahun disini, jadi belum pernah ikut bintek
I4-5
KTP-el di Cilegon”.
pelaksanaan KTP-el ini sudah diberikan bintek sejak 2011 saat perekaman
I4-6
masal. Karena percontohan penerapan KTP-el itu kan Kota Cilegon
awalnya”.
“Kalau seinget saya untuk SIAK setiap tahun diadakan bintek karena selalu
di upgrade ke versi baru, dan KTP-el hanya sekali diadakan di hotel sukma
Kemendagri”.
“Saya 2 (dua) kali mengikuti bintek pelaksanaan KTP-el yaitu di Hotel
I4-8
Sukma Cilegon dan Hotel City Cilegon”.
“Kalau untuk bintek mengenai pelaksanaan KTP-el saya belum pernah ikut,
I4-9 karena saya baru menjadi operator selama 2 tahun saya hanya pernah
Q10 Apakah hasil yang diinginkan dalam program KTP-el di Cilegon sudah
I1 yang belum melakukan perekaman KTP-el. Bila belum KTP-el nanti susah
mempunyai NIK itu sudah terpenuhi semua, kecuali yang masih memiliki
Perataan
Perataan Sosialisasi
I optimal?
Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya melalui tatap muka, tetapi juga
pelayanan keliling”.
“Paling didaerah yang masih gunung-gunung seperti Cipala, Gunung
I2 Batur dan lainnya. Selain itu kan geografis yang lainnya mudah untuk
dijangkau”.
dan KTP. Mereka punya KK dan KTP tetapi yang cetakan lama yang masih
tandatangan Camat”.
mengeluarkan Rp.50.000 untuk bulak balik belum lagi kalau KTP-el tidak
bisa dicetak karena biometrik harus ke DKCS. Saya pikir kalo Kecamatan
I4-1 Batur, Ciporong, Pasir Salam. Jadi untuk kesana haru pakai motor, dengan
“Karena lokasi yang cukup strategis , tidak ada masyarakat yang sulit
I4-3 dijangkau dan juga hanya ada 4 (empat) kelurahan jumlah paling sedikit
“Kalau untuk lokasi masih bisa terjangkau, paling kalau yang benar-benar
I4-4 sakit tidak bisa berjalan itu yang sulit untuk dijangkau sehingga harus
“Yang sulit dijangkau bukan hanya lokasi tapi kondisi yang kurang
I4-5 bisa berjalan, dan struk jadi mereka belum memiliki KTP-el. Dan dari
Gunung sugih”.
terlalu sulit untuk dijangkau, paling yang agak sulit dijangkau yang lansia
I4-6 sehingga tidak bisa datang ke kecamatan untuk perekaman. Yah memang
harusnya kita jemput bola, tetapi di kecamatan alat yang bisa dipakai
hanya satu”.
“Di Kecamatan Cilegon lokasinya cukup strategis jadi tidak terlalu sulit
“Ada satu kelurahan yang agak sulit dijangkau , yaitu daerah yang
I4-9 terlalu sulit, paling yang sulit dijangkau usia lansia yang yang tidak bisa
Kota Cilegon?
“Koordinasi yang dilakukan dengan Kecamatan juga kita lakukan tiap hari
I2
dengan melalui telepon, atau “spark” atau datang langsung”.
ibu-ibu PKK juga dengan Camat dan Lurah. Dan juga kami akan jemput
I6
bola dengan pelayanan keliling supaya hasil capaian KTP-el lebih
maksimal”.
“Koordinasi yang dilakukan dengan DKCS cukup baik, jika ada trouble
I4-3 baik dengan DKCS untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam
“Koordinasi yang dilakuakn dengan dinas cukup baik , karena kita terus
el”.
“Kalau ada kendala kita koordinasi dengan pihak DKCS baik melalui via
I4-5 telpon maupun melalui “Spark” ( aplikasi chatting) yang difasilitasi oleh
DKCS”.
I4-6 “Spark” atau semacam aplikasi chatting online , sehingga kalau ada
I4-7 baik supaya bisa berkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaan KTP-el di
“Koordinasi yang kami lakukan dengan dinas cukup baik, apabila ada
I4-9 kendala kami selalu menghubungi operator atau ADB DKCS melalui
Responsivitas
I di Kota Cilegon?
I4-1 dan praktis dengan menggunakan data KTP-el itu kan satu NIK satu orang
untuk seumur hidup, walaupun pindah NIK nya tidak bisa berubah”.
I4-3 dibanding dengan KTP lama yang terbuat dr kertas yaitu didalam kartu
terdapat chips yang memuat data rekam seperti foto, ttd, sidik jari,
identitas”.
“Sangat bagus, karena dengan KTP-el ini masyarakat hanya bisa memiliki
I4-4
NIK tunggal yang tidak bisa dirubah”.
digandakan lagi”.
“Kalau menurut saya bagus juga dengan diterapkannya KTP-el , kita lebih
tertib tidak bisa memiliki KTP lebih dari satu, karena apabila ada NIK
I4-7
lebih dari satu akan ketahuan. Intinya penduduk menjadi lebih tertib dalam
“Menurut saya bagus, karena dengan adanya KTP-el ini nantinya tidak
I4-8 adalagi KTP ganda atau data ganda , sehingga data penduduk benar-benar
valid”.
“Saya Cuma ibu rumah tangga biasa, jarang menggunakan KTP-el jadi
digandakan”.
“Program KTP-el ini sangat bagus , dibandingkan dengan KTP lama yang
I5-2
dilaminating. Karena NIK KTP-el tidak bisa digandakan”.
“Lebih tertib yang sekarang terus untuk pengurusan ke Bank lebih cepat
I5-3
karena kan sudah online”.
“Dengan adanya KTP-el ini cukup bagus, karena sekarang sudah online
I5-4
jadi kalau kita mau pindah ketahuan”.
“Kayanya sih KTP-el lebih bagus karena adanya sidik jari jadi lebih
I5-5
aman”.
“Hal itu terbagi dua, yang pertama kalangan menengah keatas yaitu
kedua kalangan menengah kebawah, ini yang kita pikirkan mereka yang
informasi mengenai perekaman, fungsi dari KTP-el itu. Contohnya ada ibu
rumah tangga dia tidak melakukan perekaman , “untuk apa perekaman toh
I3 saya dirumah aja” kata dia, ternyata suatu saat anaknya melamar TNI dan
diminta fotocopy KTP-el orang tuanya. Disaat itu dia menyesal karena
secara menyeluruh, tetapi tidak dari aparat saja melainkan dari seluruh
lainnya”.
I4-1 dengan pemberlakuan KIA (Kaartu Identitas Anak). Dengan adanya KIA
pelayanan langsung dari DKCS, tetapi kalau tidak ada pelayanan keliling
I4-2 dan harus datang untuk mengurus sendiri di Kecamatan agak sulit karena
I4-3 pelaksanaan KTP-el ini dan juga pembuatan KTP-el ini gratis atau tidak
dipungut biaya”.
“Sebenarnya karena pada saat perekaman masal pada tahun 2011 tidak
I4-5 semua yang sudah melakukan perekaman KTP-el nya jadi, sehingga
I4-6 el, mungkin hanya yang baru berusia 17 tahun masih banyak yang belum
rekam KTP-el”.
ada 2 (dua) kategori yaitu, pertama tanggapan mereka bagus apabila KTP-
“Program KTP-el ini kan baru dimulai lagi pada januari 2015 lalu, baru
dengan NIK ketunggalan itu juga mengarah kepada pembuatan akte dan
gateaway di sistem SIAK kita, gimana caranya ketika ada warga usia 17
I3
tahun kita kasih sms gateaway bahwasanya dia sudah sudah bisa
“Harapannya kalau semua sudah KTP-el , tidak ada lagi data ganda ,
I4-1
sehingga akurasi datanya tepat”.
“Aplikasi untuk pengecekan biometrik bisa diaplikasikan di tingkat
I4-5 kendala sehingga pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon menjadi lebih efektif
dan efisien”.
lagi, banyak KTP-el yang sudah dicetak namun ada cacatnya dibagian foto
I4-7 atau biodata ada yang kurang jelas, banyak masyarakat yang komplain
untuk dicetak ulang. Dan juga supaya nanti di kecamatan bisa pengecekan
di Kecamatan supaya bisa menjadi lebih efektif dan efisien, dan juga
I4-8
supaya ditingkatkan lagi baik dari sarana dan prasarana dalam
I5-1 untuk mengurus segala hal, jadi tidak dipersulit untuk mendapatkan
pelayanan publiknya”.
I5-2 dikasih surat keterangan tetap saja kami ingin KTP-el yang asli. Supaya
“Harapan kedepan lebih tertib dan lancar dan lebih ditingkatkan lagi”.
I5-3
“Harapan saya kedepan semoga pembuatan KTP-el bisa lebih cepat dan
I5-4
blangko KTP-el selalu tersedia”.
Ketepatan
dari akte kelahiran, KIA (Kartu Identitas Penduduk), kemudian NIK yang
I2
KTP-el sesuai dengan KK, mengurangi data ganda juga. Itu semua
I4-2 dengan adanya KTP-el ini, karena data tunggal dan tidak bisa digandakan
atau dipalsukan. Dengan adanya KTP-el juga lebih menjadi efisien karena
sudah berlaku seumur hidup tidak perlu diperpanjang setiap 5 (lima) tahun
sekali, kecuali ada perubahan elemen data atau rusak dan hilang”.
“Dengan adanya KTP-el ini data kependudukan menjadi lebih valid, dan
I4-3
tentunya sedikit demi sedikit mengurangi data ganda penduduk”.
“Yang tadinya punya KTP lebih dari satu, sekarang ketahuan sehingga
harus dihapus NIK yang satunya. Biasanya yang istrinya lebih dari satu ,
I4-5
sekarang kan tidak bisa digandakan sehingga harus memilih salah satu
NIK tidak bisa digandakan dan dipalsukan, kalau dulu KTP manual sangat
maksimal”.
satu NIK KTP-el dan tidak bisa digandakan, karena sekarang juga
mengaharuskan KTP-el. Pengalaman saya dulu saya dulu saat masih KTP
I4-7 yang reguler atau manual, untuk mengganti tahun lahir dituakan atau
hutang di bank kalau dulu ganti tanggal dan tahun lahir bisa ganti NIK
data pendukung sehingga dokumen menjadi lebih tertib dan NIK juga tidak
bisa diganti”.
lainnya”.
tidak ada lagi data ganda , satu NIK untuk satu penduduk. sehingga dengan
lainnya”.
I5-2 sehingga dapat mempermudah hal lainnya, tapi sayang blangko sering
“Dampaknya belum tahu karena saya baru mau buat KTP-el, mungkin
“Untuk mengenai tepat atau tidaknya bukan hanya Cilegon, tetapi secara
I1
nasional. KTP-el itu masalahnya sama di seluruh Indonesia”.
“Sudah tepat”.
I2
“Program KTP-el sudah tepat untuk mengatasi seperti data ganda, dan
“Kalau masalah tepat atau tidaknya kita masih belum bisa jawab sekarang,
I4-1 biometrik sehingga tidak akan ada lagi KTP ganda disaat yang akan
datang”.
I4-2 seperti KTP ganda menjadi berkurang dengan adanya KTP-el ini. Mudah-
mudahan beberapa tahun lagi kita bisa merasakan, karena saat ini sedang
“Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el ini sistem berbasis online
I4-3
sehingga dapat mempermudah dalam pelayanan publik seperti BPJS, dan
perbankan”.
“Program KTP-el ini menurut saya sudah cukup tepat dalam mengatasi
I4-4
permasalahan identitas penduduk”.
“Menurut saya sudah tepat, waktu itu pernah ada data ganda setelah
I4-8 namun untuk kedepannya mudah-mudahan KTP-el inin bisa menjadi kartu
“Untuk saat ini masih belum bisa dikatakan tepat atau tidak, karena masih
I4-9 banyaknya kendala, mungkin nanti beberapa tahun lagi kita baru bisa
merasakannya”.
“Jelas ada perubahan KTP manual bisa dibuat dimana saja, namun KTP-el
I1
tidak bisa digandakan karena datnya tunggal”.
“Tentu ada perubahan yang cukup signifikan , karena dengan adanya KTP-
I2
el hanya ada satu NIK yang dipakai walaupun berpindah-pindah”.
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 4
Wawancara peneliti dengan Bpk. Drs. Kusmajaya selaku Kepala Bidang DKCS
Kota Cilegon
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 8
Gambar 10
Gambar 12
Wawancara peneliti dengan Ibu Aam Riani selaku Operator di Kantor Kecamatan
Cilegon
Gambar 12
Gambar 13
Nama : Yayat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon
Hasil wawancara :
Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Dengan diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon tentu menjadi lebih
efektif dan praktis dengan menggunakan data KTP-el itu kan satu NIK
satu orang untuk seumur hidup, walaupun pindah NIK nya tidak bisa
berubah.
Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Masyarakat Kota Cilegon antusiasnya sangat tinggi apalagi dibantu
dengan pemberlakuan KIA (Kaartu Identitas Anak). Dengan adanya
KIA sekarang masyarakat berbondong-bondong untuk membuat KTP-
el.
Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?
Informan :Kendala pertama yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih
kurang dalam keahlian mengenai KTP-el, masih banyak yang belum
tahu baik operator maupun bagian pelayanan di tingkat kecamatan.
Membedakan yang mana KTP-el yang mana KTP reguler masih ada
yang belum tahu, ada yang sudah KTP-el tapi disuruh ke dinas untuk
cek biometrik padahal sudah jelas itu NIK KTP-el. Kedua pada saat
pertama diterapkannya KTP-el setelah pemutakhiran data perekaman
KTP-el dilakukan tahun 2011, banyaknya perubahan tanggal lahir saat
perekaman sehingga NIK ikut berubah , dan aplikasi database dari
Kementrian belum siap waktu itu, padahal peraturannya NIK itu tidak
boleh dirubah. Tapi kenyataannya waktu itu NIK bisa dirubah dengan
perubahan tanggal lahir. Dan tahun 2013 NIK sudah dikunci dari pusat,
walupun merubah tanggal lahir NIK tidak akan berubah.
Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di
Kota Cilegon?
Informan :Masih ada beberapa daerah gunung-gunung seperti Cipala, Gunung
Batur, Ciporong, Pasir Salam. Jadi untuk kesana haru pakai motor,
dengan melakukan pelayanan mobile.
Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Informan :Upaya yang dilakukan kalau masalah jaringan kita hubungi Jarkomdat,
dan kalau KTP-el tidak bisa dicetak haus cek biometrik di dinas, karena
di kecamatan belum bisa melakukan untuk pengecekan biometrik.
Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan
mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Kalau untuk bintek, Kota Cilegon bernah melakukan bintek untuk
operator mengenai pelaksanaan KTP-el, adapun waktu itu yang
diadakan oleh provinsi. Kalau SIAK ada setiap tahunnya, karena SIAK
kan dasar nya juga dalam melakukan verifikasi data.
Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Koordinasi dilakukan dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan.
Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-
el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?
Informan :Masing-masing kecamatan sudah memiliki dua perangkat KTP-el dari
pusat, Cuma ada beberapa yang mengalami kerusakan, paling banyak
yang rusak itu iris mata. Sidik jari ada dua yang belum kembali dari
pusat sejak tahun 2013.
Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Dengan adanya KTP-el semua terlayanai seperti pengurusan asuransi,
perbankan dan lainnya. Semua instansi memanfaatkan KTP-el, sekarang
kan berbasis KTP-el, kalau bukan KTP-el tidak mau melayani seperti
BPJS, perbankan dan lainnya.
Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam
mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?
Informan :Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el dilengkapi dengan
biometrik sehingga tidak akan ada lagi KTP ganda disaat yang akan
datang.
Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-
el di Kota Cilegon ini?
Informan :Harapannya kalau semua sudah KTP-el , tidak ada lagi data ganda ,
sehingga akurasi datanya tepat.
MEMBERCHECK
Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-
el di Kota Cilegon ini?
Informan :Harapannya dengan adanya KTP-el kedepannya tidak ada lagi data
ganda, database lebih akurat dan tertib administrasi kependudukan.
sehingga nantinya akan mudah untuk mendapatkan pelayanan publik
baik BPJS, Perbankan, rumah sakit dan instansi lainnya.
MEMBERCHECK
Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Informan :Upaya yang dilakukan dari kecamatan terus koordinasi dengan pihak
DKCS , dan dari DKCS koordinasi dengan kemendagri. Dan juga terus
mensosialisasikan ke lapisan-lapisan masyarakat supaya untuk
melakukan perekaman KTP-el bagi yang belum rekam.
Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan
mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Tentu saja pernah diberikan bintek untuk para operator yang diadakan
oleh DKCS , kalau tidak salah waktu itu dilakukan di Hotel Sukma
Cilegon.
Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Seperti yang tadi saya bilang , pihak kecamatan berkoordinasi dengan
baik dengan DKCS untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi
dalam pelaksanaan KTP-el ini.
Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-
el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?
Informan :Cukup memadai , namun belum 100% .
Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Dengan adanya KTP-el ini data kependudukan menjadi lebih valid, dan
tentunya sedikit demi sedikit mengurangi data ganda penduduk.
Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam
mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?
Informan :Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el ini sistem berbasis
online sehingga dapat mempermudah dalam pelayanan publik seperti
BPJS, dan perbankan.
Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-
el di Kota Cilegon ini?
Informan :Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi baik dari
jaringan, maupun ketersediaan blanko dan ribon sehingga masyarakat
puas dengan pelayanan yang cepat dalam pembuatan KTP-el di Cilegon
ini, dan juga lebih tertib administrasi kependudukannya.
MEMBERCHECK
Nama : Leonardo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon
Hasil wawancara :
Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Lebih tertib yang sekarang terus untuk pengurusan ke Bank lebih cepat
karena kan sudah online.
Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup
di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?
Informan :Ya, saya sudah tahu dari teman-teman saya. Ini saya baru mau
mengurus untuk pembuatan KTP-el karena saya pindahan dari Bekasi.
Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup
mudah?
Informan :Kalau di Cilegon cukup mudah dan saya akui bersih, cuma kalau di
Bekasi “kotor” masih banyak nya pungutan-pungutan liar.
Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas
dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Kalau di kelurahan dan kecamatan pelayanannya tertib dan ramah , tapi
kalau di dinas yah begini ngantri.
Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Kalau informasi yang diberikan kelurahan maupun kecamatan
informasinya belum terlalu jelas, paling saya dapet informasi lainnya
dari teman-teman dan juga sekarang bisa akses di internet.
Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Untuk prosedur pembuatan tidak ada kesulitan karena sebelumnya saya
sudah KTP-el di Bekasi, jadi tinggal perubahan alamat Cilegon saja.
Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?
Informan :waktu yang dijanjikan sebenarnya 2 (dua) minggu, tapi blangko KTP-el
lagi kosong katanya jadinya kemungkinan tahun 2017 belum tau
pastinya.
Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Dampak positifnya sekarang jadi serba mudah untuk pengurusan apa-
apa lebih cepat karena sudah online sekarang.
Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Harapan kedepan lebih tertib dan lancar dan lebih ditingkatkan lagi.
MEMBERCHECK
Nama : Wawi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon
Hasil wawancara :
Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Dengan adanya KTP-el ini cukup bagus, karena sekarang sudah online
jadi kalau kita mau pindah ketahuan.
Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup
di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?
Informan :Saya belum tahu karena KTP-el saya belum jadi, kalau memang sudah
berlaku seumur hidup baguslah karena jadi lebih efisien.
Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup
mudah?
Informan :Pembuatan KTP-el ini cukup ribet yah, karena saya beberapa kali
mengajukan tapi tidak jadi-jadi, saya dulu sudah pernah rekam katanya
biometrik.
Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas
dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Pelayanan cukup ramah, tapi saya harus ke DKCS untuk cek biometrik
tapi di dinas ngantrinya cukup lama, itu saja sih.
Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Informasi yang saya dapatkan mengenai KTP-el kurang jelas mulai dari
bawah sampai tingkat kecamatan.
Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Bukan sulit sih, tapi agak ribet karena saya sudah pernah rekam tapi
KTP-el nya tidak jadi karena biometrik.
Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?
Informan :Dari kecamatan diberi waktu pengambilan 2 (dua) minggu, tetapi KTP-
el saya tidak jadi-jadi sampai sekarang karena blangko juga kosong
katanya jadi tahun 2017.
Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Pastinya dengan adanya KTP-el akan lebih mudah untuk mendapatkan
pelayanan public.
Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Harapan saya kedepan semoga pembuatan KTP-el biasa lebih cepat dan
blangko KTP-el selalu tersedia.
MEMBERCHECK
Nama : Nuraeni
Usia : 24th
Jenis Kelamin : Perempuan
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon
Hasil wawancara :
Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota
Cilegon?
Informan :Kayanya sih KTP-el lebih bagus karena adanya sidik jari jadi lebih
aman.
Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup
di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?
Informan :Yah saya tahu dari pak RT bahwa sekarang KTP-el sudah berlaku
seumur hidup, maka dari itu saya baru mau rekam KTP-el di Kecamatan
karena KTP saya masih manual. Tanggapannya bagus karena tidak
perlu repot untuk memperpanjang tiap 5 tahun sekali.
Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup
mudah?
Informan :Prosedur pelayanan agak sulit, karena katanya data saya ada perbedaan
tanggal jadi kartu keluarga saya harus diperbaiki dan balik lagi ke
Kelurahan untuk minta pengantar pembuatan Kartu Keluarga.
Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas
dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Untuk pelayanan cukup ramah tidak masalah.
Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Informasi yang diberikan pegawai kecamatan cukup jelas.
Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Prosedurnya yang terlalu panjang menurut saya, karena harus minta
pengantar dari RT RW Kelurahan baru ke Kecamatan. Dan saat saya
mau mengambil KTP-el di Kecamatan ternyata belum jadi katanya
KTP-el nya tidak bisa dicetak, disuruh ke dinas buat cek biometrik.
Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?
Informan :Diberi waktu untuk pengambilan sebenarnya hanya 2 minggu, tapi
katanya blangkonya lagi kosong jadi hanya diberi surat keterangan.
Peneliti : Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el
di Kota Cilegon?
Informan :Dampaknya belum tahu karena saya baru mau buat KTP-el, mungkin
menjadi lebih mudah.
Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program
KTP-el di Kota Cilegon?
Informan :Harapan saya sebagai warga mudah-mudahan pembuatan KTP-el
menjadi lebih cepat dan tidak ribet.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2009
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Kartu Tanda Penduduk sebagai identitas resmi penduduk merupakan
bukti diri yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemilikan satu Kartu Tanda Penduduk
untuk satu penduduk diperlukan kode keamanan dan rekaman elektronik
data kependudukan berbasiskan Nomor Induk Kependudukan;
c. bahwa berdasarkan Pasal 101 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, Pemerintah memberikan Nomor Induk
Kependudukan kepada setiap penduduk paling lambat akhir tahun 2011 dan
dicantumkan dalam Kartu Tanda Penduduk;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang
Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan
Secara Nasional;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736);
5. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
(1) Untuk keperluan penerapan KTP berbasis NIK secara nasional, Pemerintah
menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko KTP berbasis
NIK yang dilengkapi kode keamanan dan rekaman elektronik, serta
pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK.
(2) Standar dan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko
KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
(3) Bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peserta dari
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
(1) Blangko KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat
verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.
(2) Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata,
pas photo, dan sidik jari seluruh jari tangan penduduk yang bersangkutan.
(3) Sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diambil pada saat pengajuan
permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan:
a. untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan
b. untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap, dilakukan di
Instansi Pelaksana.
(4) Rekaman sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses
oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Setiap penduduk wajib KTP berhak memperoleh KTP berbasis NIK yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana sesuai domisili penduduk yang
bersangkutan.
(2) Setiap penduduk yang telah memiliki KTP tetapi belum berbasis NIK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3, harus mengajukan
penggantian KTP berbasis NIK sesuai domisili penduduk yang
bersangkutan.
(3) Pelaksanaan penerbitan dan penggantian KTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) berdasarkan pada pedoman teknis yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 8
(1) Dalam hal KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
mengalami kerusakan, hilang, dan/atau tidak dapat dipergunakan, Instansi
Pelaksana menerbitkan KTP pengganti berdasarkan pengajuan oleh
penduduk yang bersangkutan.
(2) Penggantian KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
(1) Pembiayaan perangkat keras, perangkat lunak, blangko KTP berbasis NIK,
dan pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK oleh
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3),
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Pembiayaan untuk pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), dan pembiayaan untuk
pengadaan dan pemeliharaan perangkat pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pasal 10
Pada saat Peraturan Presiden ini ditetapkan, KTP yang belum berbasis NIK tetap
berlaku dan harus disesuaikan dengan Peraturan Presiden ini paling lambat akhir
tahun 2011.
Pasal 11
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Juni 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
2. Undang-Undang …
- 2 -
MEMUTUSKAN …
- 3 -
MEMUTUSKAN:
Pasal I
Pasal 3 …
- 4 -
Pasal 3
Pasal 10
(3) Masa …
- 5 -
Pasal 10 B
Pasal 10 E
Pasal II
Agar …
- 7 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2012
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
ttd
Fadlansyah Lubis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
NIM : 6661110742
Agama : Islam
Email : Syahriyanti.alfi@yahoo.com
2. Riwayat Pendidikan
TK : TK Al-Khaeriyah (1998-1999)
3. Riwayat Organisasi