Bingham dan Felbinger (dalam Lester & Steward, 2000) membagi evaluasi kebijakan menjadi
1. Evaluasi proses, yang focus kepada bagaimana proses implementasi dari suatu.
2. Evaluasi impak, yang memberikan focus kepada hasil akhir dari suatu kebijakan.
3. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan yang direncanakan dalam
4. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil atau temuan evaluasi
efisiensi, biaya- dari proses kebijakan di dalam pemerintah, berkenaan dengan, yaitu
berkenaan dengan:
a. Effort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang dikembangkan
oleh kebijakan
2. Evaluasi jusdisial, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan hukumndi mana
konstitusi, sistem hukum, etika, aturan administrasi Negara, hingga hak asasi manusia.
3. Evaluasi politik, yaitu menilai sejauh mana penerimaan konsistuen politik terhadap
kebijakan kepada public/target kebijakan/objek kebijakan. Hasilnya adalah seleisih (gap) antara
tujuan dan capaian, penyebab selisih, dan apa feedback/koreksi/ pembelajaran yang dapat
1. Menilai prestasi
2. Menemukan kesenjangan antara prestasi yang dicapai dan harapan prestasi yang hendak
dicapai
Bagaimana menilai prestasi? Ada dua metode untuk menilai prestasi, yaitu metode komparasi
a. Pengawas
b. Pimpinan
dapat diterima
rata
1. Exceptional performance
2. Excellence performance
4. Reasonable performance
5. Uanacceptable performance
Evaluasi total
Evaluasi
kebijakan
Karena keempat komponen kebijakan tersebutlah yang menentukan apakah kebijakan akan
berhasil guna atau tidak. Namun demikian, konsep di dalam konsep “evaluasi” sendiri selalu
terikut konsep “kinerja”, sehingga evaluasi kebijakan public pada ketiga wilayah bermakna
“kegiatan pasca”. Pembedaan ini penting untuk memilahkannya dengan “analisis” (kebijakan).
isu kebijakan
Formulasi Implementasi Kinerja
(Agenda
Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Pemerintah)
Lingkungan kebijakan
Dari proses kebijakan di atas kita melihat bahwa selalu ada sisi evaluasi kebijakan dari setiap
public kebijakan publik. Namun sebagian besar dari kita memahami evaluasi kebijakan sebagai
evaluasi atau implementasi kebjakan saja. Sesungguhnya evaluasi kebijakan publik mempunyai
tiga lingkup mkna, yaitu evaluasi perumusan kebijakan, evaluasi implementasi kebijakan, dan
evaluasi lingkungan kebijakan.
Secara umum,evaluasi formulasi kebijakan public berkenaan dengan apakah formulasi kebijakan
public telah dilaksanakan:
1. Menggunakan pendekatan yang sesuai dengan masalah yang hendak diselesaikan, karena
setiap masaah kebijakan publik yang berlainan;
2. Mengarah kepada permasalahan yang diterima secara bersama, baik dalam rangka
keabsahan maupun juga dalam rangka kesmaan dan keterpaduan langkah perumusan;
3. Mengikuti prosedur yang diterima secara bersama, baik dalam rangka keabsahan maupun
juga dalam rangka kesamaan dan keterpaduanlangkah perumusan.
4. Mendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal, baik dalam bentuk sumberdaya
waktu dana, manusia dan kondisi lingkungan strategis.
Secara praktis, paling tidak ada tida belas model evaluasi formulasi kebijakan public (model
pengamatan terpadu/ mixed scanning dikeluarkan dari daftar), yaitu:
Kesesuaian dengan
metode implementasi
Kesesuaian dengan
tujuan evaluasi
Kesesuaian dengan
sumberdaya yang ada
Kesesuaian dengan
lingkungan evaluasi