JDESS
02.04.2023
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG
penyerapan tenaga kerja. serta hasil penelitian pedagang kecil. Dengan modal yang cukup
ini diharapkan dapat menjadi sumbangan besar maka pedagang kecil akan dapat
terhadap ilmu pengetahuan sebagai bahan meningkatkan jumlah barang dagangan
pembelajaran, melengkapi referensi penelitian sehingga pendapatan usaha juga akan
sebelumnya dan sebagai data tambahan bagi meningkat.
pihak akademisi yang tertarik untuk menelaah Menurut Amirullah (2005:7) modal
lebih lanjut pada bidang kajian yang sama. terbagi menjadi dua jenis yaitu :
Tujuan dilakukannya penelitian ini
a). Modal tetap
adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh modal, lama usaha, tingkat Adalah modal yang memberikan jasa untuk
Pendidikan, waktu kerja, dan usia terhadap proses produksi dalam jangka waktu yang
pendapatan pedagang di Pasar Blimbing Kota relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar
Malang. kecilnya jumlah produksi.
sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk keterkaitan antara tingkat modal, lama usaha,
mencapai kesuksesan pada waktu mendatang tingkat Pendidikan, waktu kerja, dan usia
(Suroto, 1992). Pengalaman adalah terhadap pendapatan adalah sebagai berikut :
keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh
seseorang dari peristiwa-peristiwa yang Lama
dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga,
Usaha (X2)
1995). Seseorang yang memiliki pengalaman
akan lebih mudah rnelaksanakan pekerjaarrnya
dalam perusahaan, karena sudah terbiasa Tingkat Pendapata
melakukannya. Hal ini sejalan dengan human n (Y)
Pendidikan
capital theory yang menyatakan bahwa seiring
(X3)
dengan bertambahnya waktu maka
produktifitas dan keahlian seorang karyawan
akan bertambah. Waktu
Kerja (X4)
Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian adalah suatu
diagram yang menjelaskan secara garis besar Usia (X5)
alur logika berjalannya sebuah penelitian.
Berdasarkan penjelasan latar belakang,
rumusan masalah, serta tinjauan pustaka di Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
atas, dapat disimpulkan kerangka pikir
nantinya (Dewi, 2017). Berdasarkan variabel sehingga memicu berkembangnya muncul dan
yang diambil dalam kerangka pemikiran di berkembangnya 873ector informal di
atas, maka hipotesis dalam penelitian ini kecamatan tersebut.
adalah :
a. H1 : Modal berpengaruh signifikan dan Populasi dan Penentuan Sampel
positif terhadap pendapatan pedagang di Populasi
Pasar Blimbing Kota Malang. Menurut Ghozali (2016:156) populasi
adalah seluruh jumlah subjek yang akan diteliti
b. H2 : Lama usaha berpengaruh signifikan dan
oleh seorang peneliti. Populasi yang digunakan
positif terhadap pendapatan pedagang di Pasar
dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang
Blimbing Kota Malang.
Pasar Blimbing Kota Malang, berdasarkan data
c.H3 :Tingkat Pendidikan berpengaruh yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan
signifikan dan positif terhadap pendapatan Perdagangan Kota Malang yaitu pedagang
pedagang di Pasar Blimbing Kota Malang. yang berjualan di Pasar Blimbing Kota Malang
sebanyak 2.074 orang pedagang, yang terdiri
d. H4 : Waktu kerja berpengaruh signifikan dan dari berbagai macam pedagang mulai
positif terhadap pendapatan pedagang di Pasar pedagang penjual ayam, penjual daging, kios
Blimbing Kota Malang. pakaian, kios sembako, dan lain sebagainya
e. H5 : Usia berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pendapatan pedagang di Pasar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Blimbing Kota Malang. Menurut Sugiyono (2009:80) Sampel
merupakan sebagian atau wakil dari jumlah
METODE PENELITIAN populasi yang diteliti . Apabila subjeknya
Jenis dan Sumber Data kurang dari 100 lebih baik diambil semua.
Jenis dan sumber data untuk melakukan Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100
penelitian agar mendapatkan hasil yang dapat dilakukan pengambilan sampel. Sampel
diharapkan yaitu Data Primer merupakan data harus representatif dalam arti segala
yang diperoleh langsung dari hasil pengisian karakteristik populasi hendaknya tercerminkan
kuesioner yang telah dibagikan kepada para dalam sampel yang diambil .
pedagang yang ada di Pasar Blimbing. Data ini Populasi pada penelitian ini adalah
merupakan sumber utama bahan penelitian seluruh pedagang Pasar Blimbing di Kota
yang akan dilakukan analisis lebih lanjut. Malang. Karena populasi yang ada dalam
Kelayakan penelitian ini tergantung pada jumlah yang besar, maka dalam penelitian ini
pengolahan data primer yang akan diperoleh akan menggunakan sampel. Teknik
setelah pengisian kuisioner selesai dilakukan pengambilan sampel adalah suatu cara yang
oleh pihak-pihak yang telah dipilih. Adapun digunakan dalam pengambilan sampel dalam
responden dari penelitian ini yaitu pedagang sebuah penelitian.
Pasar Blimbing Kota Malang yang berjualan di Pada penelitian ini, besarnya jumlah
Pasar Blimbing Kota Malang. sampel yang diambil diukur dengan
menggunakan ukuran Roscoe. Berdasarkan
Penentuan Lokasi Penelitian Teknik pengambilan dengan ukuran Roscoe
Wilayah penelitian dilakukan di Pasar jika dalam penelitian akan melakukan analasisi
Blimbing Kota Malang, Kelurahan Mojolangu, dengan multivariate (korelasi atau regresi
Kecamatan Blimbing, Kota Malang yang berganda), maka jumlah anggota sampe
merupakan kecamatan yang cukup strategis minimal sepuluh kali dari jumlah variabel yang
dan paling banyak memiliki pedagang pasar diteliti (Sugiyono, 2010:130). Jadi dikarenakan
dalam menjual barang dagangannya kepada penelitian ini terdiri dari lima variabel, maka
masyarakat sekitar. Lokasi pada Pasar jumlah sampelnya adalah 5x10 = 50
Blimbing berada di pusat Kota Malang responden.
Definisi Operasional dan Pengukuran menganalisis data yang telah diperoleh serta
Variabel menguji hipotesis. Pada penelitian ini terdapat
Menurut Jonathan (2006) definisi beberapa tahapan analisis yaitu:
operasional merupakan definisi yang
menjadikan variabel-variabel yang sedang Analisis Regresi Linier Berganda
diteliti menjadi bersifat operasional dalam Uji asumsi Klasik
kaitannya dengan proses pengukuran variabel- Metode analisis yang digunakan dalam
variabel tersebut. Definisi operasional penelitian ini merupakan regresi dan uji asumsi
memungkinkan sebuah konsep bersifat abstrak klasik untuk memprediksi apakah variabel
yang dijadikan sesuatu yang operasional, independen (modal, lama usaha, tingkat
sehingga memudahkan peneliti dalam pendidikan, waktu kerja, usia) mempengaruhi
melakukan pengukuran. Adapun variabel yang pendapatan pedagang di Pasar Blimbing Kota
digunakan dalam penelitian ini sebanyak enam Malang. Dengan model persamaan yang
variabel antara lain Keputusan Individu digunakan:
Bekerja di Sektor Informal, modal, lama usaha, Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5
tingkat pendidikan, waktu kerja, dan usia. +e
Tabel 1. Persamaan dan satuan variabel
Dimana :
penelitian
Y = Pendapatan Pedagang Pasar
Nama Variabel Nama Satuan
Blimbing Kota Malang.
dalam
Persamaan Α = Konstanta
β = Koefisien masing – masing variabel
bebas
Pendapatan Y Ribuah X1 = Modal
Pedagang Pasar Rupiah
Blimbing Kota X2 = Lama Usaha
Malang
X3 = Tingkat Pendidikan
Modal X1 Ribuan
X4 = Waktu Bekerja
Rupiah
X5 = Usia
e = Error Term
Lama Usaha X2 Tahun
Tingkat X3 Jenjang /
Uji Asumsi Klasik
Pendidikan Tingkatan
Uji asumsi klasik dilakukan untuk
Waktu kerja X4 Jam memberi keyakinan bahwa garis persamaan
regresi yang diperoleh adalah linier dan valid.
Usia X5 Tahun Ada tiga macam uji asumsi klasik yang akan
Sumber: Ilustrasi Penulis, 2022 digunakan yaitu pengujian asumsi
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
uji normalitas.
Teknik Analisis Data
Uji Normalitas
Dalam Penelitian ini, menggunakan Uji normalitas digunakan untuk menguji
model analisis regresi berganda, dimana model apakah dalam sebuah model regresi, variabel
ini digunakan untuk mengolah dan dependen, variabel independen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Model regresi yang baik adalah memiliki heteroskedastisitas .
distribusi data normal atau mendekati normal . Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Normalitas data dalam penelitian dilihat heteroskedastisitas, dapat diketahui dengan
dengan cara memperhatikan penyebaran data melihat penyebaran data pada grafik scatterplot
(titik) pada Normal P-Plot of Regression dan uji Glejser.
Standardized Residual dan dengan melihat Dasar analisis pada grafik scatterplot:
histogram dari residualnya. Persyaratan dari uji a. Jika penyebaran data pada scatterplot teratur
normalitas data adalah: dan membentuk pola tertentu yang teratur
a. Jika data menyebar di sekitar garis (bergelombang, melebar kemudian
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menyempit), maka mengindikasikan telah
atau grafik histogramnya menunjukkan terjadi heteroskedastisitas.
pola distribusi normal, maka model regresi b. Jika penyebaran data pada scatterplot tidak
memenuhi asumsi normalitas. ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
atau tidak mengikuti garis diagonal atau maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
grafik histogramnya tidak menunjukkan Dasar analisis pada Uji Glejser:
pola distribusi normal, maka model regresi Jika nilai Sig > 0,05 dikatakan bahwa tidak
tidak memenuhi asumsi normalitas. terjadi heteroskedastisitas
Jika nilai Sig < 0,05 dikatakan bahwa terjadi
Uji Multikolinearitas heteroskedastisitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan Uji Hipotesis (Uji t)
adanya korelasi antar variabel independen. Uji t dilakukan untuk mengetahui
Multikolineritas berarti ada hubungan linear seberapa jauh variabel independen
yang “sempurna” atau “pasti” diantara berpengaruh terhadap variabel dependen.
beberapa atau semua variabel independen dari Perhitungan pada uji t dilihat berdasarkan nilai
model regresi. Adapun cara pendeteksiannya probabilitas, jika nilai sig < 0,05 maka
adalah: jika multikolinearitas tinggi, seseorang hipotesis diterima, sedangkan jika nilai sig >
mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak
tidak satupun atau sangat sedikit koefisien signifikan.
yang ditaksir yang signifikan atau penting
secara statistik . HASIL DAN PEMBAHASAN
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Deskripsi Responden
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Dalam penelitian ini, terdapat beberapa
tolerance. Jika nilai VIF berada dibawah 10 karakteristik responden diperoleh melalui
dan nilai tolerance lebih dari 0,10 maka tidak kuesioner yang ditelah dikumpulkan sebanyak
ada korelasi antar variabel independen yang 50 kuesioner. Deskripsi responden yang
nilainya lebih dari 95% sehingga model dimaksud meliputi, jenis kelamin, usia,
tersebut bebas dari multikolinearitas. pendidikan dan juga jenis dagangan pedagang
tersebut. Untuk lebih jelas peneliti menyajikan
Uji Heteroskedastisitas data dari responden pada diagram berikut :
Menguji apakah dalam sebuah model Jenis Kelamin Responden
regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari Deskripsi pedagang di Pasar Blimbing
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang menjadi responden penelitian ini
yang lain. Jika varian dari residual dari suatu berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, kelompok yaitu jenis kelamin laki-laki dan
maka disebut homoskedastisitas. Dan jika perempuan, yaitu sebagai berikut, dapat
varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. diketahui bahwa jumlah responden dalam
penelitian ini bervariasi terdiri dari penjual (8%), sedangkan responden dengan tingkat
berjenis kelamin perempuan dan penjual pendidikan Diploma (D3) sebanyak 2 orang
berjenis kelamin laki-laki. Total pedagang (4%). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
yang diberi kuesioner sebanyak 50 orang, yang penelitian mayoritas responden memiliki
terdiri dari responden berjenis kelamin laki- pendidikan terakhir yaitu tamatan SMA.
laki berjumlah 27 orang (54%), dan responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 Jenis Dagangan
orang (46%). Hal ini dapat menunjukkan Deskripsi responden pedagang di Pasar
bahwa berdasarkan penelitian, mayoritas Blimbing Kota Malang, berdasarkan jenis
responden penelitian ini adalah berjenis dagangan adalah untuk mengetahui persentase
kelamin laki-laki. jenis dagangan yang dimiliki oleh pedagang
yang dijadikan responden. Jenis dagangan ini
Usia Responden dibagi menjadi enam kelompok, yaitu sebagai
Deskripsi responden pedagang di Pasar berikut, disimpulkan bahwa, sebagian besar
Blimbing Kota Malang, berdasarkan usia responden dalam penelitian ini, memiliki jenis
adalah untuk mengetahui persentase usia dagangan lainnya seperti jenis dagangan
pedagang yang dijadikan responden. peracangan, kue, aksesoris wanita, buah-
Satuannya adalah tahun. Usia ini dibagi buahan, ayam potong, grosir snack, dan daging
menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut potong sebanyak 26 orang (52%), responden
bahwa reponden dalam penelitian ini berusia dengan jenis dagangan sayur mayor sebanyak
36-45 tahun sebanyak 20 orang (40%), pada 8 orang (16%), responden dengan jenis
usia 25-35 tahun memiliki jumlah responden dagangan barang pecah belah sebanyak 6 orang
sebanyakk 15 orang (30%), pada usia 46-55 (12%), responden dengan jenis dagangan
tahun sebanyak 10 orang (20%), sedangkan makanan sebanyak 4 orang (8%), responden
pada tingkat usia <25 tahun memiliki jumlah dengan jenis dagangan pakaian sebanyak 4
responden sebanyak 5 orang (10%). Dapat orang 8%), sedangkan responden dengan jenis
disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian dagangan sembako sebanyak 2 orang (4%).
mayoritas responden berusia 36-45 tahun.
Uji Asumsi Klasik
Tingkat Pendidikan Responden Uji Normalitas
Deskripsi responden pedagang di Pasar Uji normalitas dilakukan bertujuan
Blimbing Kota Malang, berdasarkan tingkat untuk menguji apakah dalam suatu model
Pendidikan terakhir adalah untuk mengetahui regresi, variabel pengganggu atau residual
persentase Pendidikan terakhir yang dimiliki memiliki distribusi normal. Model regresi
oleh pedagang yang dijadikan responden.. dikatakan baik apabila model tersebut
Pendidikan terakhir ini dibagi menjadi lima memiliki distribusi data yang normal atau
kelompok, yaitu sebagai berikut diketahui jika mendekati normal (Ghozali, 2016). Uji ini
responden memiliki tingkat Pendidikan yang dapat dilihat melalui metode analisis statistik
bervariasi, yaitu memiliki tingkat pendidikan yaitu dengan metode kolmogrof-Smirnof test.
SMA sebanyak 36 orang (72%), responden Kriteria untuk menentukan adalah bila nilai
dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 5 signifikan > 0,05 maka data tersebut dapat
orang (10%), responden dengan tingkat dikatakan berdistribusi normal.
pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 4 orang
yang harus dimiliki oleh pedagang. Modal tersebut memiliki kemampuan intelektual yang
yang semakin bertambah akan sangat mencukupi untuk bersaing dalam dunia kerja.
membantu dalam pengembangan usaha Tidak hanya dapat diterapkan pada pekerja
pedagang tersebut dan menyebabkan kantoran saja namun juga dalam pekerjaan
pendapatan yang diterima juga meningkat. berdagang dibutuhkan keahlian dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil pengetahuan. Mulai dari mengelola modal,
penelitian Suhartika (2018), Harahap (2019), hingga memasarkan dagangan. Jika individu
dan Pratama (2013) menunjukkan bahwa memiliki pendidikan yang tinggi maka akan
faktor modal berpengaruh positif terhadap cenderung selalu menggunakan ilmu yang
pendapatan pedagang. mereka dapatkan untuk mereka terapkan dalam
berdagang guna mendapatkan pendapatan
Pengaruh Lama Usaha Terhadap yang semakin meningkat. Maka dari itu dalam
Pendapatan penelitian ini dapat dikatakan bahwa semakin
Berdasarkan hasil pengujian statistik, tinggi pendidikan yang dimiliki oleh seorang
diketahui bahwa variabel Lama usaha tidak pedagang maka hal tersebut akan berdampak
berpengaruh secara signifikan terhadap pada peningkatan pendapatan pedagang
Pendapatan pedagang di Pasar Blimbing Kota tersebut.
Malang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Individu yang sudah lama menjalankan penelitian Suhartika (2018), dan Harahap
usaha seharusnya akan memperoleh ilmu (2019) yang menyatakan bahwa tingkat
berupa ketrampilan, akan lebih teliti, dan lebih pendidikan berpengaruh signifikan dan positif
rinci dalam melaksanakan suatu pekerjaan terhadap pendapatan pedagang.
tertentu. Lama usaha berkaitan dengan
pengalaman yang diperoleh oleh individu Pengaruh Waktu Kerja Terhadap
tersebut. Namun jika lama usaha tidak diikuti Pendapatan
dengan motivasi dalam memperdalam Berdasarkan hasil pengujian statistik,
pengetahuan-pengetahuan baru mengenai diketahui bahwa variabel waktu kerja tidak
berdagang, maka akan berdampak pada berpengaruh secara signifikan terhadap
menurunnya motivasi berdagang karena akan Pendapatan pedagang di Pasar Blimbing Kota
senantiasa merasa bosan dalam menjalankan Malang
kegiatan berdagang tersebut, sehingga akan Menurut pendapat Tjiptoroso dalam
berdampak menurunnya penjualan pedagang (Asakdiyah dan Sulistyani 2004) membuktikan
tersebut dan pendapatan akan semakin adanya hubungan langsung antara jam kerja
berkurang. dengan tingkat pendapatan. Setiap
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penambahan waktu operasi akan makin
penelitian Widamurti (2016), dan Harahap membuka peluang bagi bertambahnya omset
(2019) yang menyatakan bahwa faktor lama penjualan. Namun pendapat tersebut tidak
usaha tidak berpengaruh terhadap pendapatan sesuai dengan fakta yang ditemui di lapangan
pedagang. bahwa para pedagang di pasar tradisional
sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan di pasar
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap tradisional transaksi jual beli terjadi pada jam
Pendapatan yang tidak tentu atau bervariasi. Maka dari itu
Berdasarkan hasil pengujian statistik, mengapa jam kerja tidak berpengaruh terhadap
diketahui bahwa Tingkat pendidikan pendapatan.
berpengaruh secara signifikan terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Pendapatan pedagang di Pasar Blimbing Kota penelitian Pratama (2013) dan Suhartika
Malang. (2018) yang menyatakan bahwa faktor waktu
Pendidikan merupakan suatu hal yang kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan
penting bagi setiap individu agar individu pedagang.
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi, (1995), Pembangunan Unnes (Vol. 2). Retrieved
Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, from
PT. Pustaka LP3ES, Jakarta http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
Moh. Nazir. (1983). Metode Penelitian. PT. edaj
Ghalia Indonesia Santoso, S. (2015). SPSS20 Pengolahan Data
Mulyadi S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Statistik di Era Informasi, Jakarta, PT.
Manusia Dalam Perpektif Alex Media Komputindo, Kelompok
Pembangunan. Jakarta: PT Raja Gramedia.
Grafindo Persada. Simanjuntak, Payaman. (2001). Pengantar
Murtanto, Gudono, (1999), Identifikasi Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Karakteristik-Karakteristik Keahlian Jakarta: LPFEUI.
Audit:Profesi Akuntan di Indonesia. Soekartawi. (2002). Prinsip Dasar Ekonomi
Jurnal riset Akuntansi Indonesia. Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Nasution, S. (2000). Didaktik Asas-Asas RajaGrafindo.
Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2. Soeratno. (2000). Analisis Sektor Informal
Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia (Studi Kasus Pedagang Angkringan Di
Indonesia. Gondokusuman Yogyakarta).
Noeraini, Astrid Amalia. (2015). Ekonomi OPTIMUM Jurnal Ekonomi dan
Informal di Indonesia, Suatu Tinjauan Pembangunan. Vol.1 No.1 September
Pustaka. Jurnal Ilmiah. Bandung. FE: 2000:1-6
UNPAD Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung:
Poerwadarminta W.J.S. (1986). Kamus Umum Transito
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Suhartika. (2018). Faktor-faktor yang
Pustaka. mempengaruhi pendapatan pedagang
Pratama. (2013) A.S. Analisis Faktor-Faktor pasar Tradisonal di pasar Antang
yang Mempengaruhi Pendapatan kelurahan Bitoa Kecamatan Manggala
Pedagang Pasar setelah Relokasi di Pasar kota Makassar provinsi Sulawesi
Purwoso Kecamatan Ngaliyan Selatan. Skripsi
Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Sugiyono (2011), Metode Penelitian
Universitas Negeri Semarang. Administras: dilengkapi dengan Metode
Putu, N., & Dewi, M. (n.d.). (2019) Pengaruh R & D, Alfabeta, Bandung
Umur, Pendidikan, dan Jumlah Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Tanggungan Sektor Informal di Kota Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Denpasar. Jurusan Ekonomi Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Alfabeta.
Bisnis Unversitas Udayana ( Unud ), Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Bali , Indonesia Sektor informal Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
merupakan sektor , 1–29. Alfabeta CV. Bandung.
Rianto, S. Zulgani. Dan Prihanto, P.H. (2020). Suroto. (1992). Strategi Pembangunan dan
Analisis Pengaruh Modal Usaha, Umur, Perencanaan Kesempatan Kerja.
Pendidikan, dan Jam Kerja Terhadap Yogyakarta: UGM Press.
Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Wahid Sulaiman, (2004), Analisis-Analisis
di Desa Sungai Saren Kecamatan Bram Regresi menggunakan SPSS,
Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Yogyakarta : ANDI.
E-Journal, Vol.9, (No.3). Wenagama, I. W. (n.d.). ANALISIS
Samsul Ma’arif. (2013). Analisis Faktor- FAKTOR-FAKTOR YANG
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan MEMPENGARUHI Jurusan Ekonomi
Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Kabupaten Semarang. Jurusan Ekonomi Bisnis Unversitas Udayana ( Unud ),