Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah pengangguran masih menjadi salah satu titik berat dalam
pembangunandi Kota Malang. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam
mengendalikan lajupengangguran, diperlukan indikator-indikator sebagai
dasar perencanaan, monitoring,maupun evaluasi program. Informasi
tersebut akan banyak memberikan manfaat bagipemerintah daerah dalam
membuat perencanaan atau kebijakan strategis dalam rangkaperluasan
kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran
sertameningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelompok yang termasuk
dalam kriterian pengangguran menurut Badan Pusat Statitik adalah angkatan
kerja yang belum mendapat kesempatan bekerja, tetapi sedang mencari
pekerjaan atau orang yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin memperoleh pekerjaan. Pada kriteria penggangguran tersebut salah
satu kelompok yang disebutkan adalah kelompok pencari kerja.
Pencari kerja menurut tingkat pendidikan adalah bobot utama pada
suatu lapangan pekerjaan. Artinya, pendidikan adalah kunci utama dalam
mencari kerja yang lebih baik sesuai dengan profesional pencari kerja
tersebut sehingga tidak terjadi kegagalan dalam lapangan pekerjaan
(Purwaningseh, 2010). Pencari kerja menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan pada dasarnya melihat tingkat pendidikan tertinggi dari suplai
tenaga kerja. Menurut Susenas 2004 pendidikan terdiri dari tidak/belum
pernah sekolah, tidak/belum tamat SD, SD, SLTP, SLTA, SMK, Diploma
I/II, Akademi/DIII dan Perguruan Tinggi (BPS, 2018). Indikator ini berguna
untuk melihat komposisi angkatan kerja berdasarkan pendidikan tertinggi
yang ditamatkan. Sehingga kualitas angkatan kerja dapat dilihat dari
mayoritas pendidikan pencari kerja tersebut dan agar tidak terjadi kegagalan
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam lapangan kerja.
Berdasarkan fenomena diatas, untuk dapat mencapai penyelesaian
masalah ketenagakerjaan diperlukan suatu perencanaan, usaha nyata, dan
evaluasi berkelanjutan. Dalam rangka mendukung hal tersebut, diperlukan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 1


suatu dukungan informasi dan data yang akurat untuk mengetahui letak
kelebihan dan kekurangan serta hal-hal yang memerlukan perbaikan
masalah ketenagakerjaan tersebut. Fakta mengenai permasalahan di atas
membuat penulis mengambil judul “ Pemetaan Persebaran Pencari Kerja
Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kota Malang
Tahun 2018 ”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang penelitian maka dapat dibuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persebaran pencari kerja terdaftar menurut pendidikan tertinggi
yang ditamatkan di kota malang tahun 2018?
2. Tingkat pendidikan manakah yang memiliki angka pencari kerja paling
besar?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat dibuat tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Persebaran Pencari Kerja Terdaftar Menurut
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kota Malang Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui tingkat pendidikan mana yang memiliki angka pencari
kerja paling besar.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan


Adapun ruang lingkup pekerjaan pada penelitian “Pemetaan
Persebaran Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan di Kota Malang Tahun 2018” diambil dari hasil pengumpulan
data statistic sektoral tentang ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Malang.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 2


1.5. Manfaat Penelitian
Diselenggarakannya penelitian ini secara umum berguna untuk
berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi Peneliti, Penelitian ini dilakukan untuk melatih kepekaan peneliti
terhadap pengkajian secara evaluatif mengenai pencari kerja yang
digolongkan menurut pendidikan tertinggi di Kota Malang .
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan masyarakat
jumlah pencari kerja berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di
Kota Malang.
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pemerintah, khususnya Perwakilan Badan Pusat Statistik Kota Malang.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan Tempat Pelaksanaan dari penelitian “Pemetaan Persebaran
Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di
Kota Malang Tahun 2018” adalah tanggal 9 September – 1 November 2019,
yang bertempat di Badan Pusat Statistik Kota Malang Jl. Janti Barat No. 47,
Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 3


BAB II
DASAR TEORI

2.1. Ketenagakerjaan
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara umum tenaga kerja di kalsaifikasian menjadi
4 golongan yaitu (1) tenaga kerja terdidik (2) tenaga kerja terlatih (3) tenaga
kerja terdidik dan terlatih (4) tenaga kerja tidak terdidik dantidak terlatih.
Menurut Simanjuntak ( 1998) ,tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah
atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan
kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja,
bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka
secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. tenaga kerja adalah
penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam
suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas
tersebut.
Sitanggang dan Nachrowi (2004) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah
sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan
barang dan jasa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah
sebagian penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa bila terdapat
permintaan terhadap barang dan jasa.
Elfindri ( 2004) mengatakan untuk lebih jelasnya maka di perlukan
pemahaman tentang konsep ketenagakerjaan sesuai dengan defenisi yang lazim
di gunakan, diantaranya :
a) Penduduk usia kerja (UK). Penduduk usia kerja adalah penduduk yang
berumur 15 tahun keatas yang di akui sebagai batas awal dari usia kerja.
Penetapan penduduk usia kerja di atas 15 tahun adalah setelah

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 4


International Labour Organization (ILO ) menginstruksikan agar batas
awal usia kerja adalah setelah 15 tahun
b) Angkatan Kerja (AK) adalah penduduk yang kegiatan utamanya selama
seminggu yang lalu bekerja ( K) atau sedang mencari pekerjaan ( MP).
Untuk kategori bekerja bila minimum bekerja selama satu jam selama
seminggu yang lalu untuk kegiatan produktif. Mencari pekerjaan adalah
seorang yang kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan dan belum
bekerja minimal satu jam seminggu yang lalu.
c) Bukan Angkatan Kerja (BAK), adalah mereka yang berusia kerja (15
tahun ke atas ) namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah
sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
d) Partisipasi Angkatan Kerja (PAK) , angka partisipasi angkatan kerja
menunjukkan persentase besarnya jumlah penduduk usia kerja yang
memasuki pasar kerja “labour market” yang sering di istilahkan denggan
tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ).
Tingkat Pengangguran ( TP ), menunjukkan persentase besarnya
angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan dari seluruh angkatan kerja
yang ada. Dan sering di sebut sebagai tingkat pengangguran terbuka ( open
unemployment ).

2.2. Jumlah Pencari Kerja


Salah satu alasan mengapa selalu ada pengangguran dalam
perekonomian adalah pencarian kerja. Pencarian kerja (job search) adalah
proses yang mempertemukan pekerja dengan pekerjaan yang sesuai
dengannya. Apabila semua pekerja dan semua jenis pekerjaan sama,
sehingga semua pekerja cocok dengan semua jenis pekerjaan, maka
pencarian kerja tidak akan menjadi masalah. Pekerja-pekerja yang
diberhentikan akan secepatnya menemukan pekerjaan baru yang sesuai
dengannya. Tetapi, pada kenyataannya, para pekerja mempunyai selera yang
berbeda-beda, pekerjaan-pekerjaan yang ada sangat berbeda satu sama lain,
dan informasi mengenai calon pekerja dan lowongan pekerjaan tersebar
dengan lambat diantara berbagai perusahaan serta rumah tangga dalam
perekonomian (Mankiw, 2006).

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 5


Pencari kerja adalah penduduk usia kerja yang belum pernah bekerja
dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan, yang sudah pernah bekerja
namun karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan, yang bekerja atau mempunyai pekerjaan,
tetapi karena sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain
(BPS, 2018).

2.3. Pengangguran
Definisi pengangguran dalam arti luas adalah penduduk yang tidak
berkerja tetapi sedang mencari perkerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja tetapti mulai bekerja (Mankiw, 2006). Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran
merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai
bekerja.
Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi
tidak saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries),
akan tetapi juga negara-negara yang sudah maju (developed countries).
Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak
memiliki pekerjaan.dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (BPS, 2018).
Seseorang yang tidak bekerja tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak
dapat digolongkan sebagai penganggur. Selain itu pengangguran diartikan
sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan belum dapat memperolehnya (Sukirno,
2000).

Sadono Sukirno mengklasifikasikan pengangguran berdasarkan


cirinya, dibagi menjadi empat kelompok:

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 6


a. Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal dan sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja.
b. Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Salah satunya
adalah karena kecilnya perusahaan dengan tenaga kerja yang terlalu
banyak sehingga untuk menjalakan kegiatannya tidak efisien. Kelebihan
tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi.
c. Setengah Menganggur, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
d. Pengangguran Bermusim, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja karena terikat pada musim tertentu. Pengangguran seperti
ini terutama di sektor pertanian dan perikanan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 7


3.1. Diagram Alir

Pengumpulan Data
1. Data Hasil SAKERNAS Kota Malang 2018
2. Data Stastistik Sektoral dari Dinas Ketenagakerjaan

Pengolahan Data Pencari Kerja Terdaftar

Pengelompokan Data Pencari Kerja Terdaftar Meunurut:


1. Kecamatan
2. Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan

Proses Pemetaan Pencari Kerja Terdaftar Menurut


Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kota
Malang Menggunakan Arc.GIS 10.4

Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan

3.2. Alat dan Bahan Data yang Digunakan


a. Alat
Alat yang digunakan daam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laptop
2. Printer
3. Microsoft Office Word 2010
4. Microsoft Office Excel 2010
5. ArcGIS 10.2
b. Bahan data

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 8


Penelitian tentang “Pemetaan Persebaran Pencari Kerja Terdaftar
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang
Tahun 2018” membutuhkan beberapa data. Data tersebut antara lain:
1. Data mengenai Jumlah Penduduk Usia Kerja di Kota Malang Tahun
2018.
2. Data mengenai Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di
Kota Malang Tahun 2018.
3. Data mengenai Jumlah Pencari Kerja Terdaftar dirinci Menurut
Kecamatan dan Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun
2018.
4. Data mengenai Jumlah Pengangguran Terbuka di Kota Malang Tahun
2018

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kali ini, cara untuk yang digunakan untuk
mengumpulkan data melalui studi pustaka. Studi pustaka adalah penelitian
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,
majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku
tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis.
Data-data yang digunakan bersumber dari dinas terkait, dimana pada
penelitian ini adalah Badan Pusat Statistik Kota Malang. Data Tersebut
diperoleh dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan
pengumpulan data statistik sektoral dari Dinas Ketenagakerjaan.

3.4. Jenis Data


Pada Penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan,
2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang
telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu,
buku, dan lain sebagainya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 9


3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Menurut
Furchan,penelitian deskriptif mempunyai karakteristik. Analisis deskriptif
ini digunakan untuk mengetahui persebaran pencari kerja terdaftar menurut
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun 2018.

3.6. Proses Pengolahan Data


Proses Pengolahan data ini dimulai dari pengumpulan data pencari
kerja terdaftar menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota
Malang tahun 2018, kemudian data dimasukkan ke dalam Microsoft Excel.
Data tersebut lalu diolah menjadi peta. Proses pembuatan peta tematik
dilakukan menggunakan software ArcGIS, dimana hasil yang disajikan akan
memuat informasi khusus mengenai peta persebaran pencari kerja terdaftar
menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun
2018.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pembuatan peta tematik
menggunakan software ArcGIS 10.4:
1. Membuka software ArcGIS 10.4

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 10


2. Setelah itu add data SHP Kota Malang menurut batas administrasi

3. Kemudian klik kanan pada SHP Kota Malang Admin dan pilih label
feature, pilih label feature yang “Namobj” kemudian apply dan OK

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 11


4. Peta Kota Malang telah memiliki keterangan nama untuk setiap
kecamatan.

5. Klik kanan pada SHP Jatim, kemudian plih open attribute table, setelah itu
masukkan data pencari kerja terdaftar menurut tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan di Kota Malang tahun 2018

6. Klasifikasi jumlah pencari kerja terdaftar menurut tingkat pendidikan


tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun 2018 dengan cara klik
kanan layer kemudian pilih properties => symbology => quantities

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 12


7. Layout peta dengan klik view > layout view > lakukan langkah layout
selanjutnya seperti menginput judul peta, legenda, skala, arah mata angin,
dll.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 13


8. Visualisasi setelah dilayout sebagian

9. Export map ke jpg agar bisa disimpan dan lebih mudah untuk ditampilkan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 14


BAB IV
TINJAUAN UMUM OBJEK PKL

4.1. Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)


Badan Pusat Statistik dalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan
Biro Pusat Statistik yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960
tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai
pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan
perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti
menjadi Badan Pusat Statistik.
Pusat Statistik Kota Malang terletak di Kecamatan Sukun, tepatnya di Jl
Janti Barat No. 47, Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur 65148,
yang merupakan kantor penyedia data khusus Kota Malang.

4.2. Logo dan Arti Badan Pusat Statistik (BPS)


Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange
dan di setiap warna memiliki arti khusus. Kegiatan pokok yang dilakukan dari
setiap warna lambang pada Badan Pusat Statistik adalah:
1. Biru melambangkan kegiatan sensus penduduk yaitu gender, index
pembangunan manusia, kemiskinan, kependudukan, kesehatan, ketahanan
sosial, konsumsi dan pengeluaran, pendidikan, perumahan, sosial budaya,
tenaga kerja yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun
dalam angka 0.
2. Hijau melambangkan kegiatan sensus pertanian yaitu sensus tanaman
pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan
yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 3.
3. Orange melambangkan kegiatan sensus ekonomi yang dilakukan sepuluh
tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 6.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 15


Gambar 4.2.1
Logo Badan Pusat Statistik

Sumber: Website BPS


4.3. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang
1. Visi
Menjadi lembaga pelopor data statistik terpercaya untuk semua
2. Misi
a. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.
b. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
pembinaan dan koordinasi di bidang statistik.
c. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah
untuk kemajuan perstatistikan.

4.4. Nilai-nilai Inti


Core values (nilai–nilai inti) BPS merupakan pondasi yang kokoh untuk
membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam
melaksanakan tugas. Nilai-nilai Inti BPS terdiri dari:
1. Professional
a. Kompeten
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus mempunyai keahlian
dalam bidang tugas yang diemban

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 16


b. Efektif
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus memberikan hasil
maksimal
c. Efisien
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus mengerjakan setiap
tugas secara produktif, dengan sumber daya yang minimal
d. Inovatif
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus selalu melakukan
permbaruan dan/atau penyempurnaan melalui proses pembelajaran diri
secara terus menerus
e. Sistemik
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus meyakini bahwa setiap
pekerjaan mempunyai tata urutan proses perkerjaan yang satu menjadi
bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. Integritas
a. Dedikasi
Artinya setiap pegawai Kota Malang harus memiliki pengabdian yang
tinggi terhadap profesi yang diemban dan institusi
b. Disiplin
Artinya setiap pegawai Kota Malang harus melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
c. Konsisten
Artinya setiap pegawai Kota Malang harus memiliki satu perkataan
yang sesuai dengan perbuatan terus menerus
d. Terbuka
Artinya setiap pegawai Kota Malang harus menghargai ide, saran,
pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak
e. Akuntabel
Artinya setiap pegawai Kota Malang harus bertanggung jawab dan
setiap langkahnya terukur

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 17


3. Amanah
a. Terpercaya
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada
logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual.
b. Jujur
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus melaksanakan semua
pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas.
c. Tulus
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus melaksanakan tugas
tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi, kelompok,
dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan
kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan
Yang Maha Esa
d. Adil
Artinya setiap pegawai BPS Kota Malang harus menempatkan sesuatu
secara berkeadilan dan memberikan haknya

4.5. Lokasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang


Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang berada di Jl. Janti Barat No.47,
Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur 65148.

4.6. Struktur Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang


Untuk melaksanakan tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan
tata kerja tersebut, sesuai keputusan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) nomor
121 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat
Statistik di daerah telah ditentukan struktur organisasi Badan Pusat Statistik
Kota Malang, yaitu

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 18


Kepala
Drs. Sunaryo, M.Si.

Sub Bagian Tata Usaha


Rony Mugiartono,
B.St.

Kepala
Kepala Seksi
Seksi Sosial
Sosial Kepala
Kepala Seksi
Seksi Produksi
Produksi Kepala
Kepala Seksi
Seksi Distribusi
Distribusi Kepala
Kepala Seksi
Seksi Nerwilis
Nerwilis Kepala
Kepala Seksi
Seksi IPDS
IPDS
Henry S Handoko, Hery Suyanto, SE. Ir.
Ir. Dwi
Dwi Handayani
Handayani P,
P, M.AP.
M.AP. Ir. Ernawaty, M.M. Heru Prasetyo, SE.
SST.

TENAGA
FUNGSIONAL

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 19


1. Kepala
Kepala BPS Kota/Kabupaten mempunyai tugas untuk memimpin BPS
Kota/Kabupaten sesuai dengan tugas dan fungsi BPS Kota/Kabupaten serta
membina aparatur BPS Kota/Kabupaten agar berdaya guna dan berhasil
guna. Pejabat yang sedang menjabat sebagai Kepala BPS Kota Malang
adalah Drs. Sunaryo, M.Si.
2. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan
rencana dan program, urusan kepegawaian dan hukum, keuangan,
perlengkapan, serta urusan dalam lingkup BPS. Pejabat yang sedang
menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha BPS Kota Malang adalah Rony
Mugiartono, B.St.
3. Seksi Statistik Sosial
Seksi Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik
kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, dan statistik ketahanan sosial.
Pejabat yang sedang menjabat sebagai Kepala Seksi Statistik Sosial BPS
Malang adalah Henry Soeryaning Handoko, SST.
4. Seksi Statistik Produksi
Seksi Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik
pertanian, statistik industri, serta statistik pertambangan, energi, dan
konstruksi. Pejabat yang sedang menjabat sebagai Kepala Seksi Statistik
Produksi BPS Kota Malang adalah Hery Suyanto, SE..
5. Seksi Statistik Distribusi
Seksi Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik harga
konsumen dan harga perdagangan besar, statistik keuangan dan harga
produsen, serta statistik niaga dan jasa. Pejabat yang sedang menjabat
sebagai Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang adalah Ir. Dwi
Handayani Prasetyawati, M.AP.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 20


6. Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan analisis
statistik lintas sektor. Pejabat yang sedang menjabat sebagai Kepala Seksi
Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kota Malang adalah Ir.
Ernawaty, M.M.
7. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diserminasi Statistik
Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik mempunyai tugas
melaksanakan integrasi pengolahan data, pengelolaan jaringan dan rujukan
statistik, serta diseminasi dan layanan statistik. Pejabat yang sedang
menjabat sebagai Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi
Statistik BPS Kota Malang adalah Heru Prasetyo, SE.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tujuan dan Fungsi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang


Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1. Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi
a. Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan di bidang statistic
b. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional
c. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar
d. Penetapan sistem statistik nasional
e. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah
dibidang kegiatan statistik

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 21


f. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum,
perlengkapan dan rumah tangga
3. Kewenangan
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya
d. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional
e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu
 Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan
statistik
 Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 22


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS)


Kota Malang. Badan Pusat Statistik merupakan sebuah Lembaga Pemerintah Non-
Departemen yang memiliki fungsi utama untuk menyediakan kebutuhan data bagi
pemerintah dan msayarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang memiliki
kantor yang terletak di Jalan Janti Barat No. 47 Bandungrejosari, Sukun, Kota
Malang. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang memiliki website resmi yang
dihadirkan untuk masyarakat umum yang ingin mendapatkan informasi data
statistik seputar Kota Malang yang dapat diakses melalui alamat
http://malangkota.bps.go.id/.
Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan oleh satu kelompok
PKL yang terdiri dari 2 mahasiswa. Praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan
selama 8 minggu. Terhitung dari tanggal 9 September 2019 sampai dengan tanggal
1 November 2019.

5.1. Proses Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilakukan praktikan selama di
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang terbagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama adalah kegiatan yang dilakukan praktikan untuk membantu pekerjaan
teknis yang ada di Badan Pusat Statis (BPS) Kota Malang. Bagian kedua
merupakan kegiatan yang dilakukan praktikan untuk menyelesaikan proses
laporan praktik kerja lapangan (PKL). Untuk bagian yang pertama praktikan
terlebih dulu diberikan penjelasan oleh Kepala Hubungan Masyarakat BPS Kota
Malang mengenai profi, kegiata, tupoksi, sserta sejarah terbentuknya instansi.
Selanjutnya praktikan diberikan arahan mengenai tata cara pelaksanaan kerja di
BPS Kota Malang.
Pada bagian yang kedua pelaksanaan pekerjaan dimulai dari tahap
pengumpulan data yang dibutuhkan yaitu data pencari kerja terdaftar menurut
kecamatan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun
2018. Data yang telah dikumpulkan tersebut diinput ke dalam Microsoft Office

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 23


Excel untuk menampilkan data sekunder, yang kemudian digunakan sebagai
dasar proses pemetaan menggunakan software ArcGIS untuk membuat peta
persebaran pencari kerja terdaftar menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
di Kota Malang tahun 2018. Peta tersebut merupakan jenis peta tematik yaitu
peta yang berisi atau memiliki tema tertentu.
Pembuatan peta ini membutuhkan peta shp Provinsi Jawa Timur tahun
2010, peta shp Kota Malang tahun 2010, peta shp Kabupaten Malang tahun
2010, serta data pencari kerja terdaftar menurut kecamatan dan pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun 2018. Data-data tersebut diolah
menggunakan ArcGIS untuk dijadikan peta persebaran pencari kerja terdaftar
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang tahun 2018.

5.2. Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


1. Indikator Ketenagakerjaan Kota Malang 2017-2018
Berikut adalah beberapa indikator ketenagakerjaan di Kota Malang Tahun
2017 dan 2018.

Tabel 5.1 Indikator Ketenagakerjaan di Kota Malang, 2017 dan 2018

Jenis Kegiatan 2017 2018


Penduduk Usia Kerja (PUK) 684.015 689.812
Angkatan Kerja 443.035 454.849
Bukan Angkatan Kerja 240.980 234.963
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 64,77 65,94
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 7,22 6,79
Pekerja Penuh 341.475 335.276
Pekerja Tidak Penuh 69.567 88.675
Sumber: BPS Kota Malang 2018

2. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi Yang


Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018
Berikut ini merupakan data jumlah pencari kerja terdaftar menurut
kecamatan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang Tahun
2018 yang digunakan dalam laporan praktek kerja lapangan:

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 24


Tabel 5.2
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Kecamatan Dan Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018
Tingkat Kecamatan
Total
Pendidikan Blimbing Kedungkandang Klojen Lowokwaru Sukun
SD 9 29 0 5 7 50
SMP 15 33 10 5 14 77
SMA 35 69 30 33 36 203
SMK 52 70 55 45 62 284
Diploma 36 61 51 38 47 233
Sarjana 178 234 184 194 158 948
Total 325 496 330 320 324 1795
Sumber: BPS Kota Malang 2018

3. Grafik Data Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan


Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018
Berikut ini merupakan grafik yang dibuat berdasarkan data jumlah
pencari kerja terdaftar menurut kecamatan dan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan di Kota Malang Tahun 2018 yang digunakan dalam laporan
praktik kerja lapangan:
Gambar 5.1 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 25


4. Persentase Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018
Berikut ini merupakan peresentase jumlah pencari keja terdaftar
menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang Tahun
2018:
Gambar 5.2 PersentaseJumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018

5. Peta Persebaran Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan


Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Malang Tahun 2018
Adapun peta persebaran jumlah pencari keja terdaftar menurut tingkat
pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Malang Tahun 2018 untuk hasil
laporan praktik kerja lapangan ini telah terlampir.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 26


5.3. Pembahasan
Kegiatan bekerja berdasarkan konsep Labour Force, didefinisikan sebagai
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 jam
(tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup juga
pekerja yang dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misalnya
karena sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar, dan sejenisnya (BPS,2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menerapkan konsep ketenagakerjaan yang
digunakan oleh International Labor Organization (ILO). Pada dasarnya ILO tidak
memberikan batasan usia tertentu dalam penentuan batas minimum dari usia kerja. Hal
ini disebabkan tiap negara memiliki karakteristik dan pertumbuhan ekonomi yang
berbeda-beda sehingga masing-masing negara juga memiliki batas minimum yang
berbeda dalam menyatakan pada usia berapa penduduknya dikatakan telah memasuki
usia kerja. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa batas usia kerja adalah 18 tahun (karena di bawah
usia 18 tahun masih dikategorikan sebagai anak sebagaimana disebutkan pada Pasal 1),
namun BPS menggunakan batasan usia kerja 15 tahun agar relevan dengan data-data
yang disajikan oleh ILO dan World Bank sehingga data yang dihasilkan bisa diukur
perbandingannya dengan negara lain.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2018 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk usia kerja (working age population) di Kota Malang sebanyak
689.812 orang. Sedangkan penduduk usia kerja di Kota Malang pada Tahun 2017
sebanyak 684.015 orang, artinya dalam 2 tahun terakhir terjadi penambahan penduduk
usia kerja sebanyak 5.797 orang. Secara umum, penambahan penduduk usia kerja
terjadi pada semua kelompok umur. Penduduk pada kelompok umur 15-24 tahun
mengalami peningkatan terbesar dibanding kelompok umur lainnya, dikarenakan
semakin bertambahnya kuota dari hampir semua perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta sehingga membuat penduduk yang berusia 15-24 tahun dari daerah lain
berpindah dan menetap di Kota Malang.
Pencari kerja adalah penduduk usia kerja yang belum pernah bekerja dan
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan, yang sudah pernah bekerja namun
karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan, yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena
sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain (BPS, 2018).

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 27


Tahun 2018, pada penduduk usia 25-54 tahun di Kota Malang yang
bekerja sebesar 423.951 jiwa, sementara sisanya sebesar 30.898 jiwa merupakan
penganggur dan 234.963 jiwa merupakan kelompok bukan angkatan kerja.
Dibandingkan kelompok umur lainnya, persentase penduduk berumur 25-54
tahun yang bekerja merupakan tertinggi. Tingginya jumlah penduduk yang
bekerja pada usia 25-54 tahun dimungkinkan karena pada usia tersebut sebagian
besar sudah berkeluarga dan mereka dihadapkan pada tanggung jawab
menghidupi keluarganya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan
seseorang untuk bekerja, seperti adanya tanggung jawab untuk mencari nafkah,
membantu ekonomi rumah tangga atau keluarga, adanya kebutuhan akan
sosialisasi, dan pengakuan dari masyarakat. Meningkatnya persentase penduduk
yang bekerja pada usia kerja maupun usia pensiun diduga dipengaruhi oleh
faktor ekonomi.
Dari sekian banyak penduduk yang telah mendapatkan pekerjaan, di Kota
Malang juga terdapat penduduk yang masih berusaha mencari dan mendapatkan
pekerjaan. Pencarian kerja (job search) adalah proses yang mempertemukan
pekerja dengan pekerjaan yang sesuai dengannya. Apabila semua pekerja dan
semua jenis pekerjaan sama, sehingga semua pekerja cocok dengan semua jenis
pekerjaan, maka pencarian kerja tidak akan menjadi masalah. Pekerja-pekerja
yang diberhentikan akan secepatnya menemukan pekerjaan baru yang sesuai
dengannya. Tetapi, pada kenyataannya, para pekerja mempunyai selera yang
berbeda-beda, pekerjaan-pekerjaan yang ada sangat berbeda satu sama lain, dan
informasi mengenai calon pekerja dan lowongan pekerjaan tersebar dengan
lambat diantara berbagai perusahaan serta rumah tangga dalam perekonomian
Penduduk yang sedang berusaha mencari pekerjaan tersebut tentu memilik
tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Menurut Purwaningseh (2010) Pencari
kerja menurut tingkat pendidikan adalah bobot utama pada suatu lapangan
pekerjaan. Artinya, pendidikan adalah kunci utama dalam mencari kerja yang
lebih baik sesuai dengan profesional pencari kerja tersebut sehingga tidak terjadi
kegagalan dalam lapangan pekerjaan.
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, di Kota Malang Kecamatan
dengan angka pencari kerja terdaftar berada pada Kecamatan Kedungkandang.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 28


Hal ini disebabkan karena Kecmatan Kedungkandang memiliki jumlah
penduduk paling banyak dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Selai hal
tersebut letak Kecamatan Kedungkandang yang tidak berada di pusat kota
menjadikan Kecamatan Kedungkandang tidak banyak memiliki kesempatan
yang cukup baik, dikarenakan pusat pembangunan dan pusat perekonomian
kebanyakan berada di pusat kota. Sedangkan kecamatan dengan angka pencari
kerja paling sedikit adalah Kecamatan Klojen. Lain halnya dengan Kecamatan
Kedungkandang, Kecamatan Klojen adalah Kecamatan dengan jumlah
penduduk paling kecil disbanding kecamatan lain. Hal tersebut jelas
berpengaruh terhadap jumlah pencari kerja yang ada di Kecamatan Klojen.
Selain faktor jumlah penduduk, letak Kecamatan Klojen yang berada di pusat
kota jelas menjadi keuntunga tersendiri, karena pusat perekonomian yang ada
cukup banyak jelas berdampak pada tingkat kesempatan kerja yang ada.
Menurut data pada hasil yang telah di paparkan angka pencari kerja di Kota
Malang paling banyak memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana. Bahkan
jumlahnya lebih dari 50%. Sedangkan pencari kerja dengan tingkat pendidikan
Sekolah Dasar (SD) memiliki jumlah yang sangan sedikit yakni hanya 3% dari
keselurhan jumlah pencari kerja yang ada. Sehingga dapat diketahui bahwa
terdapat fenomena pengangguran terdidik. Hal tersebut tidak bisa dipandang sebelah
mata, karena banyaknya jumlah pengangguran terdidik, secara potensial dapat
menyebabkan banyaknya dampak negatif, seperti masalah-masalah sosial akibat
pengangguran, dan tidak efektifnya anggaran pendidikan yang digelontorkan karena hal
tersebut bisa terbilang sia-sia akibat tidak adanya timbal balik antara anggaran
pendidikan yang besar-besaran dengan buruknya kualitas lulusan yang terdidik
sehingga mereka sulit untuk bersaing mendapatkan pekerjaan. Selain itu, menurunnya
tingkat kepercayaan masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi juga menjadi
masalah serius, mereka berasumsi bahwa tingkat pendidikan yang tinggi pun tidak
menjamin mudahnya mendapatkan pekerjaan, sehingga banyak yang tidak menjadi
pemerhati pendidikan yang nantinya akan berdampak besar ke lingkup makro seperti
turunnya kualitas pendidikan di Indonesia, maupun rendahnya sumber daya manusia
yang handal.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 29


Fenomena pengangguran terdidik atau pengangguran intelektual ini dapat
disebabkan karena umumnya para lulusan sarjana tersebut masih mempunyai
idealisme yang cukup tinggi terhadap dunia kerja. Mereka memilih-milih
pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikannya, begitu pula soal
pendapatan atau gaji yang akan diberikan oleh perusahaan, namun kadang
mereka lupa tidak semua ketrampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
mereka miliki. Kondisi semakin diperparah dengan terbatasnya lapangan
pekerjaan yang ada, dan jika ada pun kebanyakan yang diambil adalah lulusan
SMK atau diploma yang dinilai sudah mempunyai ketrampilan yang lebih baik
dibandingkan dengan lulusan sarjana. Selain itu lulusan SMK atau diploma
merupakan tenaga kerja yang umumnya mau dibayar lebih murah dan tidak
menuntut hal-hal di luar kemampuan perusahaan.
Selain faktor yang disebutkan, terjadinya permasalahan pengangguran
intelektual ini menurut Sanisah (2010), juga akibat tidak sejalannya kebutuhan
industri terhadap SDM dengan kemampuan individu seorang sarjana. Dunia
kerja mengajukan persyaratan bagi lulusan PT yang memiliki kemampuan
individu dan kerja tim, kemampuan berbahasa inggris, kemampuan komunikasi,
dan peng- alaman kerja. Hal ini tidak didapat dari kuliah formal dengan materi
yang terbatas, sebaliknya kebanyakan mahasiswa memperolehnya karena
inisiatif sendiri. Padahal, tak sejalan dengan kebutuhan tersebut justru diterapkan
kebijakan kurikulum yang sangat padat dan waktu kelulusan yang dipersingkat.
Implikasinya, kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan soft skill
tambahan dari luar universitas menjadi terbatas.
Dalam mengatasi fenomena pengangguran intelektual tersebut, dibutuhkan
beberapa macam solusi sebagai upaya untuk menurunkan angka pengangguran
intelektual, diantaranya:
1. Pengembangan Informasi Pasar Kerja (Labor Market Information).
Kebijakan dalam membangun sistem informasi lapangan kerja dinilai cukup
efektif untuk menanggulangi pesatnya pertumbuhan tenaga kerja terdidik.
Pemerintah bekerjasama dengan pemerintah daerah membangun sistem
informasi pasar kerja karena dilatarbelakangi oleh minimnya akses
informasi lowongan kerja bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja tersebut

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 30


hingga kini belum mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya sistem informasi
tersebut, diharapkan para pencari kerja mendapatkan akses lowongan kerja
dengan cepat.
2. Reformasi Pelatihan Kerja (Training reforms)
Reformasi pelatihan kerja merupakan sebuah kebijakan yang
mereformasikan sistem pelatihan kerja yang sudah ada dengan lebih baik
dan lebih inovatif. Reformasi tersebut merupakan suatu bentuk
pembaharuan dari metode pelatihan yang ada di Balai Latihan Kerja
sebelumnya. Dengan adanya reformasi sistem, Balai Latihan Kerja
diperkuat peran dan fungsinya agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas.
Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan angka pengangguran
intelektual dapat berkurang, serta diharapkan terdapat kebijakan yang lebih
efektif, sehingga peningkatan jumlah lapangan kerja bisa berbanding lurus
dengan peningkatan jumlah tenaga kerja.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 31


BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas yang telah dikemukakan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2018 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk usia kerja (working age population) di Kota Malang
sebanyak 689.812 orang. Sedangkan penduduk usia kerja di Kota Malang pada
Tahun 2017 sebanyak 684.015 orang, artinya dalam 2 tahun terakhir terjadi
penambahan penduduk usia kerja sebanyak 5.797 orang.
2. Pencari kerja adalah penduduk usia kerja yang belum pernah bekerja dan
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan, yang sudah pernah bekerja
namun karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan, yang bekerja atau mempunyai pekerjaan,
tetapi karena sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan
lain
3. Pencari kerja menurut tingkat pendidikan adalah bobot utama pada suatu
lapangan pekerjaan. Artinya, pendidikan adalah kunci utama dalam
mencari kerja yang lebih baik sesuai dengan profesional pencari kerja
tersebut sehingga tidak terjadi kegagalan dalam lapangan pekerjaan.
4. Kecamatan dengan angka pencari kerja terbanya berada pada Kecamatan
Kedungkandang, karena Kecmatan Kedungkandang memiliki jumlah
penduduk paling banyak serta letaknya tidak berada di pusat kota
menimbulkan tidak terlalu banyak kesempatan kerja karena jauh dari pusat
perekonomian.
5. Kecamatan dengan angka pencari kerja paling sedikit berada pada
Kecamatan Klojen, karena Kecamatan Klojen memiliki jumlah penduduk
paling sedikit serta letaknya berada di pusat kota menimbulkan banyak
kesempatan kerja karena berada di pusat perekonomian.
6. Para pencari kerja di Kota Malang paling banyak memiliki tingkat
pendidikan terakhir sarjana dengan jumlah lebih dari 50%. Sedangkan
pencari kerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 32


jumlah yang sangan sedikit yakni hanya 3% dari keselurhan jumlah
pencari kerja yang ada, sehingga menimbulkan fenomena pengangguran
intelektual
7. Fenomena pengangguran terdidik atau pengangguran intelektual ini dapat
disebabkan karena umumnya para lulusan sarjana tersebut masih
mempunyai idealisme yang cukup tinggi terhadap dunia kerja. Mereka
memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikannya

7.2. Saran
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) terdapat beberapa saran
bagi pemerintah, instansi terkait dan peneliti lanjutan:
1. Lebih ditingkatakan usaha pemerataan pembangunan agar tidak banyak
terjadi kesenjangan antar wilayah.
2. Usaha guna memperluas lapangan pekerjaan menjadi salah satu kebutuhan
penting, sehingga dibutuhkan suatu kebijakan terpadu untuk memperbesar
kesempatan mengenai pembangunan dan pengarahan investasi yang
bertujuan untuk perluasan lapangan kerja, dimana masalah utama dalam
pembangunan ekonomi adalah memaksimalkan lapangan kerja secara
berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 201. Laporan Eksekutif


Ketenagakerjaan Kota Malang 2018. BPS Kota Malang(Online).
(http://malangkota.bps.go.id/), diakses tanggal 2 November 2019.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 33


Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2019. Kota Malang Dalam Angka 2018.
Malang: BPS Kota Malang.
Elfindri. 2004. Membangun Sumber Daya Manusia Secara Holistik.
Padang: Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Simatera Barat.
Mankiw N, Gregory. 2006. Makro Ekonomi. Terjemahan Fitria L., & Imam
N. Jakarta: Erlangga
Elfindri. 2004. Membangun Sumber Daya Manusia Secara Holistik.
Padang: Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Simatera Barat.
Purwaningseh, Wulandari. 2010. Analisis Pencari Kerja Menurut Kelompok
Umur, Tingkat Pendidikan, dan Golongan Pokok Jabatan di
Kabupaten Kudus . Semarang: FMIPA UNES.
Sanisah, Siti. 2010. Pendidikan Tinggi Dan Pengangguran Terbuka. Jurnal
Lentera Pendidikan, VOL. 13 No.2 Desember 2010:147-159.
Sitanggang, I.R., & Nachrowi, N.D. 2004. Pengaruh Struktur Ekonomi
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja
Graffindo Persada

Laporan Praktik Kerja Lapangan Badan Pusat Statistik Kota Malang 34

Anda mungkin juga menyukai