Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI


KERAJINAN KULIT DI KABUPATEN MAGETAN

Bambang Suyono 1) Hery Hermawan 2)


1),2)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

Abtract
Objective: determine the influence of age , education , experience , income ,
labor burden of responsibility on labor productivity in leather craft centers in
Magetan , as well as the simultaneous influence of the variables age , education ,
experience , income and expenses are dependent on the productivity of the work
force work on leather craft centers in Magetan . The respondents were workers in
leather craft centers in Magetan 30 people were taken as samples . Data
collection techniques in this study used interviews , questionnaires and
documentation . While data analysis in this study using multiple linear regression
analysis . the results of this study are : no effect of age on the labor productivity
of labor in leather craft centers : there are significant workforce education on
labor productivity in leather craft centers ; experience there are significant labor
on labor productivity in leather craft centers ; are the effects of income labor on
labor productivity in leather craft centers ; there are significant labor dependency
on labor productivity in leather craft centers , and there is a simultaneous
influence of age , education , experience , income and expenses are dependent
on the productivity of labor in leather craft centers in Magetan

Keyword : Labor productivity, Leather Craft Industry

PENDAHULUAN Terjadinya ketimpangan dalam


Indonesia merupakan salah satu pembangunan dan kurangnya
negara yang memiliki jumlah kesempatan kerja merupakan dampak
penduduk terbesar di dunia. lain yang timbul dari fenomena di atas.
Kependudukan merupakan salah satu Masalah ini tidak lepas dari perhatian
masalah dalam pembangunan pemerintah, bahkan pemerintah sadar
Indonesia selain jumlah yang relatif akan hal tersebut dan telah
besar, alokasi yang tidak merata, mengambil kebijaksanaan
serta tingkat pendidikan yang rendah, pengendalian pertumbuhan jumlah
hal ini terlihat dengan rendahnya penduduk sebagai salah satu usaha
tingkat produktivitas tenaga kerja. untuk mengurangi kenaikan
Rata-rata pertumbuhan penduduk penawaran tenaga kerja dipasaran.
Indonesia sekitar 1,4 persen pertahun. Namun kebijakan pemerintah ini
Hal ini merupakan salah satu kendala belum mampu mengatasi hal tersebut,
dalam pembangunan nasional karena bahkan ada kecenderungan dengan
menimbulkan peningkatan angkatan semakin meningkatnya penawaran
kerja yang akan memasuki pasar tenaga kerja, sementara di satu sisi
tenaga kerja, sedangkan rata-rata aktivitas ekonomi yang ada tidak
mereka memiliki tingkat pendidikan mampu menyerap tenaga kerja
dan keterampilan yang sangat rendah berlebih sehingga terjadi apa yang
atau merupakan tenaga kerja tidak dikenal dengan pengangguran.
terdidik, sedangkan lapangan kerja Angkatan kerja Indonesia selain
yang tersedia relatif kecil. jumlah yang besar juga rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG.. 1


rendah. Jika tingkat pendidikan Indonesia untuk bekerja di sektor
pekerja berkolerasi positif dengan formal, yang mensyaratkan tingkat
keterampilan dan produktivitas, pendidikan yang tinggi dan keahlian.
kondisi ini menunjukkan sebagian Hal ini menjadi masalah utama yang
besar tenaga kerja Indonesia dihadapi dalam pembangunan
merupakan pekerja yang memiliki nasional, yaitu dengan semakin
keterampilan yang rendah dan dengan sempitnya kesempatan kerja di sektor
produktivitas yang rendah. formal sementara angkatan kerja terus
Peningkatan angakatan kerja yang mengalami peningkatan. Salah satu
terus meningkat dari tahun ke tahun alternatif untuk mengatasi
tidak diiringi peningkatan lapangan permasalahan di atas yaitu dengan
kerja yang memadai (lapangan kerja memberdayakan sektor informal serta
meningkat dengan proporsi yang lebih sektor ekonomi tradisional, karena
kecil). Masalah lapangan kerja selama ini sebagian besar tenaga
merupakan salah satu masalah pokok kerja yang tidak terserap oleh aktivitas
yang dihadapi dalam pembangunan. ekonomi sektor formal, bekerja di
Lapangan kerja berfungsi sebagai sektor informal yang mampu
wahana untuk menempatkan manusia menyerap lebih dari 60 persen
pada posisi sentral dalam angkatan kerja yang ditawarkan
pembangunan. Lapangan kerja dipasaran. Salah satu sektor informal
merupakan sumber pendapatan bagi yang memberikan peranan yang besar
angkatan kerja yang bekerja untuk dalam penciptaan lapangan pekerjaan
memenuhi kebutuhannya. Semakin adalah industri kecil dan menengah.
tinggi tingkat produktivitas seseorang pada umumnya industri kecil lebih
maka akan semakin besar pilihannya banyak berkembang di daerah
dalam dunia kerja (kesempatan kerja) pedesaan dan kota-kota kecil yang
Dewasa ini kelebihan tenaga kerja sering kali merupakan usaha
di sektor non pertanian secara sampingan atau pola paruh waktu dari
otomatis mendorong tenaga kerja kegiatan ekonomi lainnya. Indikasi ini
untuk memasuki lapangan pekerjaan sangat positif dalam mendukung
di sektor informal karena sektor pembangunan di daerah tersebut
informal ini merupakan jenis pekerjaan sebagai motor penggerak
non pertanian yang paling perekonomian. Industri kecil dapat
memungkinkan untuk segala jenis berkembang dengan mudah karena
kegiatan baik produksi, distribusi dan tidak membutuhkan modal yang
sekaligus merintis usahanya. Sektor terlalu besar, teknologi yang
ini mempunyai peran penting didalam digunakan juga relatif sederhana dan
meningkatkan pendapatan dan bahan baku pun relatif mudah
penyerapan tenaga kerja. Salah satu diakses.
contoh sektor informal yang sedang Salah satu industri kecil yang
berkembang saat ini adalah dibidang berpotensi untuk dikelola atau
industri kecil. Industri kecil sebagai dikembangkan adalah industri
bagian dari sektor informal merupakan kerajinan kulit Industri kecil ini telah
jenis pekerjaan yang mempunyai ada sejak lama dan berkembang di
peranan penting dalam meningkatkan daerah pedesaan pada beberapa
pendapatan dan penyerapan tenaga provinsi di Indonesia salah satunya di
kerja. Hal ini karena industri kecil Jawa Timur. Salah satu sentra
memiliki sifat padat karya, kerajinan kulit di Jawa Timur adalah
penggunaan teknologi yang relatif Kabupaten Magetan. Industri kecil ini
sederhana dan modal yang telah dikenal cukup lama dan turun
dibutuhkan relatif kecil. temurun bagi masyarakat Jawa Timur.
Fenomena ini menyulitkan
sebagian besar angkatan kerja

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 2


Perumusan Masalah kegiatan jasa industri dan pekerjaan
Faktor-faktor apakah yang perakitan (assembling). Industri kecil
mempengaruhi produktivitas tenaga adalah suatu usaha dalam
kerja pada sentra kerajinan kulit di perekonomian yang merupakan
Kabupaten Magetan ? proses yang bertujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Tujuan Penelitian Sedangkan pengelompokkan
Penelitian ini bertujuan untuk : perusahaan atau industri pengolahan
1. Untuk mengetahui pengaruh umur dibagi dalam empat kategori yaitu
tenaga kerja terhadap produktivitas industri kerajinan, industri kecil,
tenaga kerja pada sentra kerajinan industri sedang, dan industri besar.
kulit di Kabupaten Magetan. Adapun pengertian industri kecil yaitu
2. Untuk mengetahui pengaruh suatu kegiatan industri yang
pendidikan tenaga kerja terhadap menghasilkan barang-barang melalui
produktivitas tenaga kerja pada proses pengolahan dengan
sentra kerajinan kulit di Kabupaten menggunakan keterampilan atau
Magetan. teknologi sederhana, madya dan
3. Untuk mengetahui pengaruh peng modern.
alaman tenaga kerja terhadap Terdapat beberapa penggolongan
produktivitas tenaga kerja pada industri kecil berdasarkan pada jumlah
sentra kerajinan kulit di Kabupaten pekerja, jumlah investasi, jenis
Magetan. komoditi dan penggunaan teknologi
4. Untuk mengetahui pengaruh peng (BPS, 2012). Penggolongan industri
hasilan tenaga kerja terhadap kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja
produktivitas tenaga kerja pada dibagi dalam empat golongan yaitu :
sentra kerajinan kulit di Kabupaten 1. Industri kerajinan rumah tangga
Magetan. dengan jumlah pekerja 1-4 orang
5. Untuk mengetahui pengaruh beban 2. Industri kecil dengan jumlah
tanggungan tenaga kerja terhadap pekerja 5-19 orang.
produktivitas tenaga kerja pada 3. Industri menengah dengan jumlah
sentra kerajinan kulit di Kabupaten pekerja 20-99 orang.
Magetan. 4. Industri besar dengan jumlah
6. Untuk mengetahui pengaruh secara pekerja 100 orang atau lebih.
simultan umur, pendidikan, Sedangkan penggolongan industri
pengalaman, penghasilan dan kecil berdasarkan produk yang
beban tanggungan terhadap dihasilkan menurut Departemen
produktivitas kerja tenaga kerja Perindustrian dan Pergadangan
pada sentra kerajinan kulit di digolongkan kedalam golongan yaitu :
Kabupaten Magetan. 1. Industri kecil pengolahan pangan
2. Industri kecil sandang pangan dan
TINJAUAN PUSTAKA kulit
Menurut BPS (2012) industri 3. Industri kecil kimia dan bangunan
pengolahan adalah suatu kegiatan 4. Industri kecil logam
perekonomian yang melakukan 5. Industri kecil kerajinan dan umum
kegiatan mengubah barang dasar Selain itu Departemen
secara mekanik, kimia, atau dengan Perindustrian dan Perdagangan
tangan sehingga menjadi barang jadi (1993), juga menggolongkan industri
atau setengah jadi dan atau berdasarkan tipe industri dan
mengubah barang dari yang kurang penggunaan teknologi yang terdiri dari
nilainya menjadi barang yang lebih :
tinggi nilainya, dengan maksud 1. Industri kecil tersier dan teknologi
mendekatkan produk tersebut kepada yang sederhana
konsumen akhir, termasuk dalam

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 3


2. Industri kecil modern dan teknologi kesuksesan pembangunan di suatu
madya negara, selain itu industrialisasi
3. Industri kerajinan dengan teknologi dianggap sebagai kunci yang dapat
sederhana atau madya membawa masyarakat ke arah
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995 kemakmuran, serta dapat mengatasi
tentang pembinaan usaha kecil, masalah kesempatan kerja yang
memberikan defenisi industri kecil semakin menyempit pada sektor
adalah sebagai berikut : pertanian. Implikasi lain yang
1. Memiliki kekayaan bersih maksimal menyatakan bahwa industri sangat
Rp 200 juta, tidak termasuk tanah penting untuk dikembangkan yaitu
dan bangunan tempat usaha. karena penanaman modal di sektor
2. Memiliki penjualan tahunan paling industri dinilai sangat menguntungkan
banyak Rp 1 milyar. dibandingkan sektor pertanian yang
3. Dimiliki atau dikelola oleh warga dinilai kurang menguntungkan dan
negara Indonesia, berdiri sendiri lambat pertumbuhannya.
dan berbentuk usaha perorangan Demikian halnya dengan
atau badan usaha yang tidak keberadaan industri kecil di suatu
berbadan hukum atau berbadan negara khususnya negara
hukum koperasi. berkembang lebih memberikan
Tambunan (1997), membedakan peranan yang besar terutama dalam
pengertian antara industri rumah masalah-masalah yang berhubungan
tangga dengan industri kecil. Industri dengan ekonomi dan sosial dalam
rumah tangga dikelompokkan sebagai masyarakat pedesaan khususnya dan
industri yang memakai tenaga kerja masyarakat dalam negeri pada
keluarga dan tidak dibayar, tidak umumnya.
mempunyai tempat kerja khusus,
biasanya digabungkan dengan rumah Kesempatan Kerja
tangga itu sendiri dan teknologi yang Tenaga kerja mempunyai
digunakan adalah teknologi pengertian sebagai orang yang
sederhana (tradisional). Industri kecil mampu melakukan pekerjaan, baik itu
adalah industri dengan sifat-sifat di dalam atau di luar hubungan kerja
tempat produksi terpisah dari rumah, guna menghasilkan barang dan jasa
tetapi masih dalam lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup
halaman dengan menggunakan pribadinya dan masyarakat. Ruang
tenaga kerja yang digaji dan teknologi lingkup tenaga kerja mencakup
serta metode yang digunakan lebih penduduk yang sudah bekerja
maju dibandingkan dengan industri ataupun sedang bekerja, yang sedang
rumah tangga. mencari pekerjaan dan yang sedang
Berdasarkan beberapa kriteria yang melakukan kegiatan lain seperti
telah disebutkan di atas, maka dapat bersekolah dan mengurus rumah
disimpulkan bahwa industri makanan tangga.
seperti sentra kerajinan kulit dan kue- Menurut Departemen Tenaga Kerja
kue kecil ini adalah suatu industri kesempatan kerja adalah lapangan
pengolahan dengan menggunakan pekerjaan yang tersedia untuk pekerja
teknologi sederhana terbatas dan melalui suatu kegiatan ekonomi
memiliki tenaga kerja yang terbatas produksi. Sedangkan menurut
serta berkembang di daerah Djauhari (1998), kesempatan kerja
pedesaan dan daerah pinggiran kota. adalah lapangan pekerjaan dan
lowongan kerja yang tercipta untuk
Peranan Industri Kecil diisi melalui suatu kegiatan ekonomi
Industrialisasi dalam suatu tahap (produksi). Kesempatan kerja
pembangunan dianggap sebagai mencakup lapangan pekerjaan yang
suatu simbol kemajuan dan sudah diisi dan semua lowongan

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 4


pekerjaan yang belum diisi. Lowongan meliputi umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan mengandung arti adanya pengalaman kerja, tingkat upah,
kesempatan kerja untuk diisi dan hal jumlah tanggungan dengan
ini lazim disebut dengan kebutuhan produktivitas. Semua variabel yang
tenaga kerja. Kesempatan kerja dalam dianalisa sebagai faktor-faktor yang
hal ini ditujukan untuk penyerapan mempengaruhi tingkat produktivitas
tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja tenaga kerja sentra kerajinan kulit
yang diserap dalam pengusahaan diharapkan berbanding lurus dengan
kerupuk sanjai, atau dalam hal ini peningkatan tingkat produktivitas
jumlah tenaga kerja yang langsung tenaga kerja. Setiap faktor-faktor
diperlukan untuk membuat kerupuk tersebut diharapkan:
per satuan tertentu. 1. Umur tenaga kerja yang berada
dalam usia produktif (15-60 tahun)
Produktivitas Tenaga Kerja diharapkan berhubungan positif
Dalam suatu proses produksi, dengan produktivitas tenaga kerja.
tenaga kerja memegang peranan 2. Tingkat pendidikan dan ke te
penting disamping modal, lahan dan rampilan tenaga kerja yang tinggi
teknologi. Pengukuran produktivitas berhubungan positif dengan tingkat
tenaga kerja perlu dilakukan dalam produktivitas tenaga kerja.
suatu kegiatan produksi. Sumberdaya 3. Semakin lama seseorang bekerja
manusia mempunyai peranan yang pada sentra kerajinan kulit
penting dalam proses peningkatan diharapkan produktivitasnya akan
produktivitas produksi, karena alat semakin tinggi.
produksi dan teknologi pada 4. Semakin tinggi tingkat upah yang
hakekatnya juga merupakan hasil dibayarkan oleh perusahaan
karya manusia. diharapkan dapat meningkatkan
Menurut Simanjuntak (1983), produktivitas tenaga kerja.
produktivitas tenaga kerja adalah 5. Jumlah tanggungan keluarga
perbandingan hasil yang dicapai dari diharapkan mempunyai hubungan
peran tenaga kerja per satuan waktu. yang positif terhadap produktivitas.
Secara sederhana produktivitas
tenaga kerja merupakan ukuran METODE PENELITIAN
efektivitas tenaga kerja dalam Lokasi dan Waktu Penelitian
menghasilkan produk dalam satuan Penelitian dilaksanakan di
waktu tertentu. Dilihat dari sisi teori Kabupaten Magetan. Penentuan
ekonomi mikro, produktivitas mengacu lokasi penelitian dilakukan secara
pada kemampuan maksimal seorang sengaja (purposive) dengan
pekerja untuk menghasilkan output. pertimbangan bahwa Kabupaten
Kenyataannya, pekerja tersebut belum Magetan salah satu sentra sentra
tentu atau mampu memanfaatkan kerajinan kulit. Pengambilan data
seluruh kemampuannya, produktivitas dilapangan dilakukakan selama bulan
semacam ini disebut produktivitas Juli sampai Oktober 2013.
fisik.
Produktivitas yang dikaitkan dengan Definisi Operasional
harga pasar disebut produktivitas nilai, Untuk menghindari ketidaksamaan
yang harganya sama dengan harga pandangan dalam pengertian maka
output dikalikan produktivitas fisik terdapat beberapa hal yang perlu
(Simanjuntak, 1985). diberikan batasan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dari
Hipotesis penelitian. Batasan-batasan tersebut
Pada penelitian ini diharapkan meliputi hal-hal pokok, yaitu :
adanya hubungan yang signifikan 1. Kesempatan kerja adalah lapangan
antara karakteristik tenaga kerja yang pekerjaan dan lowongan kerja yang

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 5


tercipta untuk diisi melalui suatu Metode Pengambilan Sampel
kegiatan ekonomi (produksi). Pengambilan data dalam penelitian
2. Tenaga kerja adalah setiap orang ini dilakukan dengan survey industri
yang mampu melakukan pekerjaan kecil kulit dari 15 unit yang terdaftar di
untuk menghasilkan barang atau Kantor Dinas Perindustrian dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan Perdagangan Kabupaten Magetan.
hidupnya. Satuan yang digunakan Setiap satu unit usaha diambil 2 orang
adalah orang. responden sebagai sampel secara
3. Produktivitas tenaga kerja adalah disengaja (purposive) sehingga jumlah
perbandingan antara hasil yang responden keseluruhan menjadi 30
dicapai dengan peran serta tenaga orang responden. Beberapa kendala
kerja per satuan waktu antara lain tidak adanya kerangka
(Rp/orang/jam). sampling mengenai data-data para
4. Umur adalah umur karyawan atau karyawan, seluruh karyawan tidak
tenaga kerja yang diwawancarai selamanya berada di tempat pada
(tahun). saat wawancara sehingga yang
5. Tingkat pendidikan adalah jumlah diwawancarai hanya yang berada di
tahun pendidikan formal (sekolah) tempat dan tidak semua karyawan
yang pernah dijalani responden bersedia untuk diwawancarai. Jadi
selama hidupnya. dalam mewawancarai karyawan
6. Jumlah tanggungan keluarga digunakan beberapa kriteria karyawan
adalah anggota keluarga yang yang memenuhi syarat untuk
menjadi tanggung jawab dan diwawancarai yang dapat mendukung
dibiayai rutin oleh seorang tenaga penelitian ini:
kerja baik anak-anak, orang tua 1. Karyawan yang diwawancarai pada
atau usia dewasa yang belum saat wawancara berada (bekerja)
bekerja dan dibiayai. pada industri kecil yang menjadi
7. Pengalaman kerja pada sentra sampel.
kerajinan kulit adalah lamanya 2. Karyawan yang diwawancarai
karyawan melakukan pekerjaan bukan merupakan tenaga kerja
tersebut (tahun). keluarga.
8. Tingkat upah dari sentra kerajinan 3. Karyawan tersebut telah bekerja di
kulit adalah jumlah uang yang industri kulit tersebut lebih dari satu
diterima dari industri tersebut tahun.
(Rp/bulan).
Metode Analisis
Jenis dan Sumber Data Teknik analisis data dalam
Data yang dikumpulkan dan penelitian ini adalah:
digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Analisis deskriptif, yaitu Prosedur
data primer dan sekunder. Data pemecahan masalah yang diselidiki
primer diperoleh dari pengamatan dengan
langsung dan wawancara dengan menggambarkan/melukiskan
pengusaha dan tenaga kerja sentra subyek/obyek penelitian
kerajinan kulit dengan menggunakan (seseorang, lembaga, masyarakat
daftar pertanyaan yang telah dan lain-lain) saat sekarang
dipersiapkan. Sedangkan data berdasarkan faktar yang nampak.
sekunder sebagai penunjang dan 2. Analisis regresi linier berganda
pelengkap diperoleh dari Kantor Dinas digunakan untuk mengetahui
Perindustrian dan Perdagangan pengaruh dimensi-dimensi motivasi
Kabupaten Magetan, Biro Pusat sebagai variabel independen yaitu
Statistik Kabupaten Magetan dan jenis kelamin, umur, tingkat
literatur yang berhubungan dengan pendidikan, tingkat pengalaman
penelitian ini. kerja, jumlah tanggungan, tingkat

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 6


upah yang diterima per bulan, dari α = 0,05 berarti tidak terjadi
alokasi waktu kerja serta variabel heterokedastisitas.
dummy status pekerjaan untuk 3. Tidak terjadi autokorelasi diantara
mengidentifikasi pekerja yang komponen pengganggu μ, yaitu
bekerja penuh atau sampingan di komponen pengganggu dari satu
sentra kerajinan kulit terhadap observasi terhadap observasi
variabel dependen (produktivitas selanjutnya yang berurutan tidak
kerja). Persamaan regresi berganda berpengaruh atau tidak terjadi
menurut Sugiyono dan Wibowo korelasi.
(2002: 347) adalah sebagai berikut. Sedangkan untuk menguji hipotesis
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + yang diajukan digunakan uji F dan uji t
b5X5 dengan langkah-langkah pengujian
Y = Produktivitas (Rp/orang/jam) sebagai berikut:
a = konstanta 1. Uji F, yaitu pengujian koefisien
b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien regresi. regresi secara simultan dengan
X1 = Umur (tahun) langkah-langkah sebagai berikut :
X2 = Tingkat pendidikan (tahun) a. Merumuskan hipotesis statistik :
X3 = Pengalaman kerja (tahun) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0;
X4 = Tingkat upah (Rp/bulan) berarti variabel umur, tingkat
X5 = Jumlah tanggungan keluarga pendidikan, tingkat pengalaman
(orang) kerja, tingkat upah yang diterima
e = error term per bulan dan jumlah tanggungan
Agar model regresi tersebut dapat tidak berpengaruh terhadap
digunakan untuk estimasi, maka harus produktivitas kerja.
dilakukan pengujian asumsi klasik. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0;
Menurut Gujarati (1999:111), apabila berarti variabel umur, tingkat
asumsi klasik tidak dilanggar maka pendidikan, tingkat pengalaman
estimator OLS (Ordinary Least kerja, tingkat upah yang diterima
Square) akan BLUE (Best Linier per bulan dan jumlah tanggungan
Unbiases Estimator), artinya estimator berpengaruh terhadap produktivitas
tersebut tidak bias dan mempunyai kerja.
varians yang minimum. Asumsi- b. Menentukan tingkat signifikansi
asumsi klasik yang umumnya pada α sebesar 5%.
dianggap penting untuk diuji adalah : c. Membandingkan antara p value
1. Tidak terjadi multikolinieritas dengan α = 5%, dengan kriteria :
diantara variabel-variabel ~ Jika p value < α = 0,05 berarti Ho
ekplanatori, yaitu tidak terjadi ditolak.
hubungan yang sempurna antar ~ Jika p value > α = 0,05 berarti Ho
variabel bebas. Untuk mengetahui diterima.
ada tidaknya multikolinier adalah 2. Uji t, yaitu pengujian koefisien
dengan melihat nilai VIF (Variance regresi secara parsial dengan
Inflation Factor), jika nilainya < langkah-langkah sebagai berikut :
5,00 berarti tidak terjadi a. Merumuskan hipotesis statistik :
multikolinieritas (Gujarati, Ho : bi = 0; berarti variabel umur,
1999:112). tingkat pendidikan, tingkat
2. Tidak terjadi heterokedastisitas, pengalaman kerja, tingkat upah
yaitu komponen pengganggu μ1 yang diterima per bulan dan jumlah
mempunyai varians yang tidak tanggungan tidak berpengaruh
sama atau tidak homogen. Untuk terhadap produktivitas.
mengetahui ada tidaknya H1 : bi ≠ 0; berarti variabel umur,
heterokedastisitas digunakan tingkat pendidikan, tingkat
metode Spearman Rank pengalaman kerja, tingkat upah
Correlations. Jika nilainya lebih yang diterima per bulan dan jumlah

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 7


tanggungan berpengaruh terhadap berganda meliputi multikolinearitas,
produkvitas kerja. heterokedastisitas dan autokorelasi.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α) Hasil pengujian asumsi klasik regresi
sebesar 5%. linear berganda atas data penelitian
c. Membandingkan antara p value adalah sebagai berikut:
dengan α = 5%, dengan kriteria :
~ Jika p value < α = 0,05 berarti Ho Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
ditolak. Multikolineritas adalah keadaan di
~ Jika p value > α = 0,05 berarti Ho mana terjadi hubungan linier yang
diterima. sempurna atau mendekati sempurna
Untuk melakukan pengujian dan antar variable independent dalam
penghitungan di atas digunakan model regresi. Uji multikolinearitas
bantuan komputer dengan digunakan untuk mengetahui ada atau
memanfaatkan paket Program SPSS tidaknya hubungan linier antar
Ver. 11.5 (Statistical Program for variable independent dalam model
Social Science) regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN ada tidaknya multikolinearitas. Pada
pembahasan ini akan dilakukan uji
Pengujian Asumsi Klasik Regresi multikolinearitas dengan melihat nilai
Linear Berganda inflation factor (VIF) pada model
Suatu hasil dan analisis regresi regresi. Menurut pendapat Santoso
linear berganda akan dapat dijadikan dalam Duwi Priyatno (2010:81) bahwa
sebagai dasar pengambilan pada umumnya jika VIF lebih besar
kesimpulan jika telah memenuhi dari 5, maka variabel tersebut
beberapa asumsi yang disebut mempunyai persoalan
dengan asumsi klasik regresi linear multikolinearitas dengan variabel
berganda. Asumsi klasik regresi linear bebas lainnya.
Tabel 1. Coefficien
Coeffi cientsa

St andardi
zed
Unstandardized Coef f icien
Coef f icients ts Collinearity Statistics
Model B St d. Error Beta t Sig. Tolerance VI F
1 (Constant) 515.918 235.743 2.188 .039
umur 22.814 7.384 .152 3.090 .005 .266 3.757
pendidikan 24.089 8.515 .081 2.829 .009 .783 1.277
pengalaman 28.872 10.817 .138 2.669 .013 .240 4.174
penghasilan 4.148E-03 .000 .667 12.782 .000 .235 4.254
beban tanggungan 88.706 38.992 .090 2.275 .032 .406 2.463
a. Dependent Variable: produktiv itas kerja

Dari tabel diatas dapat diketahui Heteroskedastisitas adalah


bahwa nilai VIF untuk umur sebesar keadaan dimana terjadi
3,757, pendidikan sebesar 1,277, ketidaksamaan varian dari residual
pengalaman sebesar 4,174, untuk semua pengamatan pada model
penghasilan sebesar 4,254 dan beban regresi. Uji heteroskedastisitas
tanggungan sebesar 2,463. Karena digunakan untuk mengetahui ada atau
nilai VIF kurang dari 5, maka dapat tidaknya ketidaksamaan varian dari
disimpulkan bahwa pada model residual pada model regresi.
regresi tidak ditemukan adanya Prasyarat yang harus terpenuhi dalam
masalah multikolinearitas. model regresi adalah tidak adanya
Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas masalah heteroskedastisitas. Pada
pembahasan ini akan dilakukan uji

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 8


heteroskedastisitas dengan Jika signifikansi korelasi kurang dari
menggunakan uji Spearman rho yaitu 0,05, maka pada model regresi terjadi
mengkorelasikan nilai residual dengan masalah heteroskedastisitas.
masing-masing variabel independent.

Tabel 2. Correlations
Correlations

Unstandardiz beban
ed Residual umur pendidikan pengalaman penghasilan tanggungan
Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 -.148 -.057 -.166 -.049 -.214
Sig. (2-tailed) . .435 .764 .381 .798 .256
N 30 30 30 30 30 30
umur Correlation Coefficient -.148 1.000 .134 .767** .803** .753**
Sig. (2-tailed) .435 . .479 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
pendidikan Correlation Coefficient -.057 .134 1.000 .247 .202 .308
Sig. (2-tailed) .764 .479 . .187 .285 .098
N 30 30 30 30 30 30
pengalaman Correlation Coefficient -.166 .767** .247 1.000 .837** .642**
Sig. (2-tailed) .381 .000 .187 . .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
penghasilan Correlation Coefficient -.049 .803** .202 .837** 1.000 .661**
Sig. (2-tailed) .798 .000 .285 .000 . .000
N 30 30 30 30 30 30
beban tanggungan Correlation Coefficient -.214 .753** .308 .642** .661** 1.000
Sig. (2-tailed) .256 .000 .098 .000 .000 .
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas, dapat korelasi yang terjadi antara residual


diketahui korelasi antara umur dengan pada satu pengamatan dengan
Unstandardized residual masing- pengamatan lain pada model regresi.
masing sebesar 0,435. Korelasi antara Persyaratan yang harus terpenuhi
pendidikan dengan Unstandardized adalah tidak adanya autokorelasi pada
residual masing-masing sebesar model regresi. Metode pengujian
0,764. Korelasi antara pengalaman menggunakan uji Durbin Watson (DW)
dengan Unstandardized residual dengan ketentuan sebagai berikut:
masing-masing sebesar 0,381. 1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih
Korelasi antara penghasilan dengan besar dari (4-dl), maka hipotesis 0
Unstandardized residual masing- ditolak, yang berarti terdapat
masing sebesar 0,798. Korelasi antara autokorelasi.
beban tanggungan dengan 2. Jika d terletak antara du dan (4-du),
Unstandardized residual masing- maka hipotesis 0 diterima, yang
masing sebesar 0,268. Karena nilai berarti tidak ada autokorelasi.
signifikansi korelasi lebih dari 0,05 3. Jika d terletak antara dl dan du
maka dapat disimpulkan bahwa pada atau diantara (4-du) dan (4-dl),
model regresi tidak ditemukan adanya maka tidak menghasilkan
masalah heteroskedastisitas. kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari
Uji Asumsi Klasik Autokorelasi tabel statistik Durbin Watson yang
Autokorelasi adalah keadaan bergantung banyaknya observasi dan
di mana terjadinya korelasi antara banyaknya variabel yang
residual pada satu pengamatan menjelaskan. Hasil uji asumsi klasik
dengan pengamatan lain pada model autokorelasi adalah sebagai berikut.
regresi. Uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 9


Tabel 3. Model Summary
Model Summ aryb

Adjust ed St d. Error of Durbin-W


Model R R Square R Square the Es timate ats on
1 a
.992 .985 .981 128.6272 2.491
a. Predic tors: (Constant), beban t anggungan, pendidik an,
penghasilan, umur, pengalaman
b. Dependent Variable: produk tivit as k erja

Berdasarkan tabel di atas dapat Pengujian Hipotesis


diketahui nilai Durbin-Watson sebesar Data hasil penelitian
2,491. Jadi karena 2,365 < 2,491 < selanjutnya dianalisis dengan
2,501 maka Sulaiman (2004) adalah menggunakan analisa regresi linier
tidak ada autokorelasi. berganda dan diolah menggunakan
program statistic computer SPSS
version 10.0.
Tabel 4. Coefficients
Coefficientsa

Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 515.918 235.743 2.188 .039
umur 22.814 7.384 .152 3.090 .005
pendidikan 24.089 8.515 .081 2.829 .009
pengalaman 28.872 10.817 .138 2.669 .013
penghasilan 4.148E-03 .000 .667 12.782 .000
beban tanggungan 88.706 38.992 .090 2.275 .032
a. Dependent Variable: produktivitas kerja

Berdasarkan tabel di atas, maka Magetan akan naik dengan


model persamaan regresi linier yang catatan variabel X 2, X 3 X 4 dan X 5
dihasilkan dalam penelitian ini adalah: tetap.
Y = 515,918 + 22,814 X1 + 24,089 b. Nilai t hitung untuk variabel umur
X2 + 28,872 X3 + 0,004148 X4 + (X 1) sebesar 3,090 dan nilai sig.
88,706 X5 sebesar 0,005 atau 0% maka
Penjabaran dari model berarti pengaruh umur terhadap
persamaan regresi tersebut, produktivitas kerja pada pada
sebagai berikut: sentra kerajinan kulit di Kabupaten
1. Pengaruh antara umur (X 1) Magetan (Y) sangat bermakna
terhadap produktivitas kerja atau signifikan pada taraf
a. Koefisien regresi variabel umur signifikan 95%. Sebab t
(X 1) diketahui sebesar 22,814 hitungnya = 3,090 lebih besar
Hal ini menunjukkan bahwa dari pada t tabelnya = 2,064
hubungan antara variabel umur atau sig. Sebesar 0,5% lebih
terhadap produktivitas kerja pada kecil dari 5%. Dengan kata lain
pada sentra kerajinan kulit di Ho ditolak dan Ha diterima,
Kabupaten Magetan (Y) adalah artinya ada pengaruh umur
positif atau searah artinya terhadap produktivitas kerja pada
apabila variabel umur naik maka sentra kerajinan kulit di Kabupaten
produktivitas kerja pada pada Magetan.
sentra kerajinan kulit di Kabupaten

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 10


2. Pengaruh antara pendidikan (X 2 ) b. Nilai t hitung untuk variabel
terhadap produktivitas kerja pengalaman (X 1) sebesar 2,669
a. Koefisien regresi variabel dan nilai sig. sebesar 0,013 atau
pendidikan (X 2) diketahui 1,3% maka berarti pengaruh
sebesar 24,089 Hal ini pengalaman terhadap
menunjukkan bahwa hubungan produktivitas kerja pada pada
antara variabel pendidikan sentra kerajinan kulit di Kabupaten
terhadap produktivitas kerja pada Magetan (Y) sangat bermakna
pada sentra kerajinan kulit di atau signifikan pada taraf
Kabupaten Magetan (Y) adalah signifikan 95%. Sebab t
positif atau searah artinya hitungnya = 2,669 lebih besar
apabila variabel pendidikan naik dari pada t tabelnya = 2,064
maka produktivitas kerja pada atau sig. Sebesar 1,3% lebih
pada sentra kerajinan kulit di kecil dari 5%. Dengan kata lain
Kabupaten Magetan akan naik Ho ditolak dan Ha diterima,
dengan catatan variabel X 1, X 3 artinya ada pengaruh
X 4 dan X 5 tetap. pengalaman terhadap
b. Nilai t hitung untuk variabel produktivitas kerja pada sentra
pendidikan (X 2) sebesar 2,829 kerajinan kulit di Kabupaten
dan nilai sig. sebesar 0,009 atau Magetan.
0% maka berarti pengaruh 4. Pengaruh antara penghasilan
pendidikan terhadap (X 4) terhadap produktivitas kerja
produktivitas kerja pada pada a. Koefisien regresi variabel
sentra kerajinan kulit di Kabupaten penghasilan (X 4) diketahui
Magetan (Y) sangat bermakna sebesar 0,004148. Hal ini
atau signifikan pada taraf menunjukkan bahwa hubungan
signifikan 95%. Sebab t antara variabel penghasilan
hitungnya = 2,829 lebih besar terhadap produktivitas kerja pada
dari pada t tabelnya = 2,064 pada sentra kerajinan kulit di
atau sig. Sebesar 0,9% lebih Kabupaten Magetan (Y) adalah
kecil dari 5%. Dengan kata lain positif atau searah artinya
Ho ditolak dan Ha diterima, apabila variabel penghasilan
artinya ada pengaruh pendidikan naik maka produktivitas kerja
terhadap produktivitas kerja pada pada pada sentra kerajinan kulit di
sentra kerajinan kulit di Kabupaten Kabupaten Magetan akan naik
Magetan. dengan catatan variabel X 1, X 2,
3. Pengaruh antara pengalaman X 3 dan X 5 tetap.
(X 1) terhadap produktivitas kerja b. Nilai t hitung untuk variabel peng
a. Koefisien regresi variabel hasilan (X 4) sebesar 12,782 dan
pengalaman (X 1) diketahui nilai sig. sebesar 0,000 atau 0%
sebesar 28,872 Hal ini maka berarti pengaruh
menunjukkan bahwa hubungan penghasilan terhadap
antara variabel pengalaman produktivitas kerja pada pada
terhadap produktivitas kerja pada sentra kerajinan kulit di Kabupaten
pada sentra kerajinan kulit di Magetan (Y) sangat bermakna
Kabupaten Magetan (Y) adalah atau signifikan pada taraf
positif atau searah artinya signifikan 95%. Sebab t
apabila variabel pengalaman hitungnya = 12,782 lebih besar
naik maka produktivitas kerja dari pada t tabelnya = 2,064
pada pada sentra kerajinan kulit di atau sig. Sebesar 0% lebih kecil
Kabupaten Magetan akan naik dari 5%. Dengan kata lain Ho
dengan catatan variabel X 2, X 3 ditolak dan Ha diterima, artinya
X 4 dan X 5 tetap. ada pengaruh penghasilan

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 11


terhadap produktivitas kerja pada terhadap produktivitas kerja pada
sentra kerajinan kulit di Kabupaten pada sentra kerajinan kulit di
Magetan. Kabupaten Magetan (Y) sangat
5. Pengaruh antara beban tang bermakna atau signifikan pada
gungan (X 5) terhadap taraf signifikan 95%. Sebab t
produktivitas kerja hitungnya = 2,275 lebih besar
a. Koefisien regresi variabel beban dari pada t tabelnya = 2,064
tanggungan (X 5) diketahui atau sig. Sebesar 3,2% lebih
sebesar 88,706 Hal ini kecil dari 5%. Dengan kata lain
menunjukkan bahwa hubungan Ho ditolak dan Ha diterima,
antara variabel beban artinya ada pengaruh beban
tanggungan terhadap tanggungan terhadap
produktivitas kerja pada pada produktivitas kerja pada sentra
sentra kerajinan kulit di Kabupaten kerajinan kulit di Kabupaten
Magetan (Y) adalah positif atau Magetan.
searah artinya apabila variabel 5. Uji F / Uji Serempak
beban tanggungan naik maka `Hasil pengujian hipotesis secara
produktivitas kerja pada pada serempak (Uji F) untuk menguji
sentra kerajinan kulit di Kabupaten signifikansi pengaruh lima variabel
Magetan akan naik dengan bebas, yaitu umur, pendidikan,
catatan variabel X 1, X 2, X 3 dan pengalaman, penghasilan dan
X 4 tetap. beban tanggungan secara simultan
b. Nilai t hitung untuk variabel (bersama-sama) terhadap variabel
beban tanggungan (X 5) sebesar terikat, yaitu produktivitas kerja pada
2,275 dan nilai sig. sebesar sentra kerajinan kulit di Kabupaten
0,032 atau 3,2% maka berarti Magetan terlihat pada tabel berikut
pengaruh beban tanggungan ini
. Tabel 5. Anova b
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25444588 5 5088917.577 307.581 .000a
Residual 397078.8 24 16544.949
Total 25841667 29
a. Predictors: (Const ant), beban tanggungan, pendidikan, penghasilan, umur,
pengalam an
b. Dependent Variable: produktiv itas kerja

Berdasarkan tabel 5 di atas besar dan F tabel, pada tingkat


dapat diketahui bahwa nilai F keyakinan 95%.
hitung sebesar 307,581. Hal ini juga dapat dilihat dan
Sedangkan nilai dari F tabel pada tingkat signifikansi () yang
derajat keyakinan 95% adalah ditetapkan dalam penelitan ini
2,621. Dengan demikian dapat adalah 5% (0,05), sedangkan
diketahui bahwa secara simultan pengaruh keempat variabel bebas
variabel umur, pendidikan, (X) secara simultan terhadap
pengalaman, penghasilan dan variabel produktivitas kerja pada
beban tanggungan berpengaruh sentra kerajinan kulit di Kabupaten
terhadap produktivitas kerja pada Magetan dalam tabel 23 adalah
sentra kerajinan kulit di Kabupaten 0,000 <  (0,05), maka Ho ditolak.
Magetan secara nyata atau Dengan demikian Ha diterima,
signifikan, karena F hitung lebih artinya kelima variabel bebas, yaitu

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 12


umur, pendidikan, pengalaman, kerajinan kulit di Kabupaten Magetan.
penghasilan dan beban tanggungan Analisa Determinasi
secara simultan memiliki pengaruh Sedangkan hasil analisis
yang signifikan terhadap determinasi (R 2) dapat dilihat pada
produktivitas kerja pada sentra tabel di bawah ini.
Tabel 6. Model Summary
Model Summary

Adjusted St d. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .992a .985 .981 128.6272
a. Predictors: (Constant), beban t anggungan,
pendidikan, penghasilan, umur, pengalaman

Berdasarkan tabel di atas, dapat Kabupaten Magetan sebesar 55,9%


dijelaskan bahwa nilai koefisien sedangkan 44,1% lainnya dapat
determinasi (R 2) yang diperoleh dijelaskan oleh variabel lain yang
adalah 0,559 (55,9%). Artinya tidak termasuk dalam penelitian.
bahwa variasi dari kelima variabel
bebas, yaitu umur, pendidikan, Analisa Korelasi Parsial (r)
pengalaman, penghasilan dan Hasil analisis korelasi parsial (r)
beban tanggungan memberikan dapat dilihat pada tabel di bawah
kontribusi pada produktivitas kerja ini.
pada sentra kerajinan kulit di
Tabel 7. Correlations
Correlations

produktivitas beban
kerja umur pendidikan pengalaman penghasilan tanggungan
produktivitas kerja Pearson Correlation 1.000 .838** .367* .895** .967** .657**
Sig. (2-tailed) . .000 .046 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
umur Pearson Correlation .838** 1.000 .189 .745** .757** .709**
Sig. (2-tailed) .000 . .316 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
pendidikan Pearson Correlation .367* .189 1.000 .313 .268 .389*
Sig. (2-tailed) .046 .316 . .092 .152 .033
N 30 30 30 30 30 30
pengalaman Pearson Correlation .895** .745** .313 1.000 .847** .604**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .092 . .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
penghasilan Pearson Correlation .967** .757** .268 .847** 1.000 .517**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .152 .000 . .003
N 30 30 30 30 30 30
beban tanggungan Pearson Correlation .657** .709** .389* .604** .517** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .033 .000 .003 .
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan analisa korelasi 83,8%, dengan catatan bahwa


partial dapat diketahui hasil analisis variabel X 2 adalah konstan.
sebagai berikut: b. Sedangkan koefisien korelasi
a. Koefisien korelasi variabel umur variabel pendidikan adalah
adalah sebesar 0,838 artinya sebesar 0,367 artinya kontribusi
kontribusi variabel umur variabel pendidikan terhadap
terhadap produktivitas kerja pada produktivitas kerja pada sentra
sentra kerajinan kulit di Kabupaten kerajinan kulit di Kabupaten
Magetan sebesar 0,838 atau Magetan sebesar 0,367 atau

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 13


55,4%, dengan catatan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat
variabel X 1 adalah konstan. diketahui bahwa karakteristik
c. Sedangkan koefisien korelasi responden dilihat dari umur
variabel pengalaman adalah menunjukkan bahwa sebagian besar
sebesar 0,896 artinya kontribusi tenaga kerja pada sentra kerjinan kulit
variabel pengalaman terhadap di Kabupaten Magetan yang menjadi
produktivitas kerja pada sentra responden dalam penelitian ini berusia
kerajinan kulit di Kabupaten 21 sampai dengan 30 tahun.
Magetan sebesar 0,896 atau Sebagian besar tenaga kerja pada
89,6%, dengan catatan bahwa sentra kerjinan kulit di Kabupaten
variabel X 1 adalah konstan. Magetan yang menjadi responden
d. Sedangkan koefisien korelasi dalam penelitian ini menamatkan
variabel penghasilan adalah jenjang pendidikan SMA Sederajat.
sebesar 0,987 artinya kontribusi Sedangkan karakteristik responden
variabel penghasilan terhadap apabila dilihat dari pengalaman kerja
produktivitas kerja pada sentra menunjukkan bahwa sebagian besar
kerajinan kulit di Kabupaten tenaga kerja pada sentra kerjinan kulit
Magetan sebesar 0,987 atau di Kabupaten Magetan yang menjadi
98,7%, dengan catatan bahwa responden dalam penelitian ini
variabel X 1 adalah konstan. memiliki pengalaman kurang atau
e. Sedangkan koefisien korelasi sama dengan 5 tahun.
variabel beban tanggungan Berdasarkan hasil pengujian
adalah sebesar 0,657 artinya hipotesis secara parsial dapat
kontribusi variabel beban diketahui bahwa (1) terdapat
tanggungan terhadap pengaruh umur tenaga kerja terhadap
produktivitas kerja pada sentra produktivitas tenaga kerja pada sentra
kerajinan kulit di Kabupaten kerajinan kulit di Kabupaten Magetan;
Magetan sebesar 0,657 atau (2) terdapat pengaruh pendidikan
65,7%, dengan catatan bahwa tenaga kerja terhadap produktivitas
variabel X 1 adalah konstan. tenaga kerja pada sentra kerajinan
kulit di Kabupaten Magetan; (3)
Pengaruh Dominan Variabel Bebas terdapat pengaruh pengalaman
terhadap Variabel Terikat tenaga kerja terhadap produktivitas
Berdasarkan analisis koefisien tenaga kerja pada sentra kerajinan
regresi dapat diketahui bahwa nilai kulit di Kabupaten Magetan; (4)
standardized coefficients variabel terdapat pengaruh penghasilan
penghasilan (0,667) lebih besar tenaga kerja terhadap produktivitas
dibandingkan dengan nilai tenaga kerja pada sentra kerajinan
standardized coefficients variabel kulit di Kabupaten Magetan; (5)
umur (0,152), nilai standardized terdapat pengaruh beban tanggungan
coefficients variabel pendidikan tenaga kerja terhadap produktivitas
(0,081), nilai standardized coefficients tenaga kerja pada sentra kerajinan
variabel Pengalaman (0,138) dan nilai kulit di Kabupaten Magetan.
standardized coefficients variabel Sedangkan berdasarkan pengujian
beban tanggungan (0,090). Dengan hipotesis secara simultan dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa diketahui bahwa terdapat pengaruh
variabel penghasilan lebih dominan umur, pendidikan, pengalaman,
berpengaruh terhadap produktivitas penghasilan dan beban tanggungan
kerja pada sentra kerajinan kulit di terhadap produktivitas kerja tenaga
Kabupaten Magetan dibandingkan kerja pada sentra kerajinan kulit di
variabel umur, pendidikan, Kabupaten Magetan.
pengalaman dan beban tanggungan. Variabel penghasilan lebih dominan
berpengaruh terhadap produktivitas

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 14


kerja tenaga kerja pada sentra umur, pendidikan, pengalaman
kerajinan kulit di Kabupaten Magetan dan beban tanggungan.
apabila dibandingkan dengan variabel
umur, pendidikan, pengalaman dan DAFTAR PUSTAKA
beban tanggungjan. Hal ini mengingat
nilai standardized coefficients variabel Biro Pusat Statistik, 2012, Kabupaten
penghasilan (0,667) lebih besar Magetan.
dibandingkan dengan nilai Djuhari, M. W. 1998. Bayang-Bayang
standardized coefficients variabel Ekonomi Klasik. Dirjen Pendidikan
umur (0,152), variabel pendidikan Timggi Departemen P dan K.
(0,081), variabel Pengalaman (0,138) Jakarta
dan variabel beban tanggungan Duwi Priyatno, 2010, Paham Analisa
(0,090). Statistik Data Dengan SPSS,
Jakarta: Penerbit MediaKom.
KESIMPULAN Gujarati, Damodar. 1999.
1. Terdapat pengaruh umur tenaga Ekonometrika Dasar. Erlangga.
kerja terhadap produktivitas Jakarta.
tenaga kerja pada sentra Simanjuntak, P. J.1983. Produktivitas
kerajinan kulit di Kabupaten Kerja: Pengertian Ruang dan
Magetan; Lingkupnya.Prisma No. 11. LP3ES.
2. Terdapat pengaruh pendidikan Jakarta.
tenaga kerja terhadap Sugiyono dan Wibowo, 2002, Metode
produktivitas tenaga kerja pada Penelitian Sosial, Bandung:
sentra kerajinan kulit di Penerbit Alfabeta.
Kabupaten Magetan; Tambunan, T. 1997 . Peranan Industri
3. Terdapat pengaruh pengalaman Kecil dalam Meningkatkan Nilai
tenaga kerja terhadap Tambah Ekonomi di Pedesaan.
produktivitas tenaga kerja pada Symposium Seminar Industri Kecil
sentra kerajinan kulit di Universitas Kristen Indonesia.
Kabupaten Magetan. Jakarta.
4. Terdapat pengaruh penghasilan Undang-Undang No.9 Tahun 1995
tenaga kerja terhadap tentang Pembinaan Usaha Kecil,
produktivitas tenaga kerja pada Memberikan Defenisi Industri Kecil.
sentra kerajinan kulit di Wahid Sulaiman. 2004. Analisis
Kabupaten Magetan; Regresi Menggunakan SPSS.
5. Terdapat pengaruh beban Yogyakarta: Andi Offset.
tanggungan tenaga kerja
terhadap produktivitas tenaga
kerja pada sentra kerajinan kulit di
Kabupaten Magetan; dan
6. Terdapat pengaruh secara
simultan umur, pendidikan,
pengalaman, penghasilan dan
beban tanggungan terhadap
produktivitas kerja tenaga kerja
pada sentra kerajinan kulit di
Kabupaten Magetan.
7. Variabel penghasilan lebih
dominan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja tenaga kerja
pada sentra kerajinan kulit di
Kabupaten Magetan apabila
dibandingkan dengan variabel

Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG 15

Anda mungkin juga menyukai