Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENCAPAI

KEUNGGULAN BERSAING PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH

“Unit Usaha Tahu Tempe Mas Ponimin ”

DOSEN PENGAMPU : APRINAWATI SE,MM

KELOMPOK : 3

Niko Darlin Cibro (7173510050)

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

1|
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-

Nya kami sebagai kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah laporan hasil Mini riset

kami untuk menyelesaiakan tugas matakuliah Strategi dan Kebijakan SDM lapangan Di

Yayasan GajahMada Unit Usaha Tahu Tempe Man Ponimin di Jl Langgar LK 3 no 29

A Kel.Sari rejo Kec.Medan Polonia

Kami menyadari bahwa dalam penulisan, maupun isi materi makalah ini masih

banyak kekurangan. Sehingga kami mengharapkan bagi setiap pembaca untuk

menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah

ke depannya. Dan kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu Strategi dan

Kebijakan SDM Ibu Aprinawati SE,MM yang telah membimbing kami.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih dengan selesainya tugas

makalah ini. Semoga tugas ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan

manfaat. Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk membangun

lebih baik kedepannya.

Medan, Mei 2020

Kelompok 3

2|
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang………………………………………………………………..4

3|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai
gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional hanya 56,7 persen dan
dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99
persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen
dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM kurang
mendapatkan perhatian.
SDM memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena fasilitas yang
canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi
tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Oleh
karena itu, individu-individu yang terlibat dalam suatu usaha dapat mempengaruhi
keberhasilan dari usaha tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Ardiana et al (2010)
menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di UKM akan berpengaruh terhadap
kinerja UKM. Manajemen SDM sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan dalam
jangka waktu beberapa lama untuk menentukan baik tidaknya pekerjaan mereka.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh organisasi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability),
dan keterampilan (skill) yang dimiliki sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang
dilakukan (Saydam 2000). Pengembangan SDM harus dilakukan secara terus
menerus dan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan organisasi baik secara
eksternal maupun lingkungan internal organisasi. Selain itu, kemajuan teknologi dan
kebutuhan pasar setiap waktu mengalami perubahan. Manajemen SDM pada dasarnya
merupakan perencanaan, pengembangan, perbaikan atau evaluasi kinerja karyawan
dengan tujuan efektivitas dan bersifat langsung pada semua karyawan.

4|
1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh strategi peningkatan kualitas Sumber


Daya Manusia (SDM) sehingga meningkatkan kinerja UKM “Unit Usaha Tahu
Tempe Mas Ponimin

1.3 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada strategi untuk peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Medan Polonia Sumatera Utara merupakan tempat
pelaksanaan penelitian

5|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kecil Menengah / UKM

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai
gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional hanya 56,7 persen dan dalam
ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen
dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen dalam
penyerapan tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM kurang
mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya UKM dapat
dikatakan barulah muncul belakangan ini saja. Usaha Kecil Menengah atau lazim kita
kenal sebagai UKM mempunyai banyak peranan penting dalam perekonomian. Salah
satu peranannya yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus
dinamisasi ekonomi. Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat UKM dapat
direkayasa untuk mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-
perusahaan besar. Dalam banyak kasus, dari sejumlah UKM yang baru pertama kali
memasuki pasar, di antaranya dapat menjadi besar karena kesuksesannya dalam
beroperasi. Sejak krisis moneter yang diawali tahun 1997, hampir 80% usaha besar
mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda
dengan UKM yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya. UKM
dianggap sektor usaha yang tahan banting. Selain itu sebagai sektor usaha yang
dijalankan dalam tataran bawah, UKM berperan besar dalam mengurangi angka
pengangguran, bahkan fenomena PHK menjadikan para pekerja yang menjadi korban
dipaksa untuk berfikir lebih jauh dan banyak yang beralih melirik sektor UKM ini.
Produk-produk UKM, setidaknya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan nasional, karena tidak sedikit produk-produk UKM itu yang mampu
menembus pasar internasional. Sekarang ini lembaga-lembaga donor internasional 2
semuanya mendukung perkembangan UKM

2.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusiawi yang merupakan


aset non material/non financial. SDM berfungsi sebagai penggerak suatu organisasi untuk
mewujudkan eksistensi organisasi tersebut. SDM merupakan modal yang memiliki

6|
kedudukan penting dalam suatu organisasi, bukan sekedar sumber daya organisasi yang
dibutuhkan dan dipekerjakan karena memiliki kompetensi intelektual. Kualitas SDM
berkenaan dengan keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja seseorang. Menurut
Matutina (2001) kualitas SDM (karyawan) mengacu pada :

1. Pengetahuan (knowledge) yaitu penguasaan ilmu dan teknologi yang diperoleh melalui
proses pembelajaran serta pengalaman

2. Keterampilan (skill) untuk memanipulasi suatu objek secara fisik,

3. Kemampuan (abilities) yaitu sikap untuk mengerjakan tugas dalam berwirausaha juga
mempengaruhi kualitas suatu SDM

Indikator yang digunakan oleh Ardiana et al (2010) untuk mengetahui kualitas SDM
yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge) yaitu pengetahuan manajemen bisnis, pengetahuan produk


atau jasa, pengetahuan tentang konsumen, promosi dan strategi pemasaran.

2. Keterampilan (skill) yaitu keterampilan produksi, berkomunikasi, kerjasama dan


organisasi, pengawasan, keuangan, administrasi dan akuntansi.

3. Kemampuan (ability) yaitu kemampuan mengelola bisnis, mengambil keputusan,


memimpin, mengendalikan, berinovasi, situasi dan perubahan lingkungan bisnis.

Peningkatan kualitas SDM menurut Ruhana (2012) dapat dilakukan melalui:

1. Jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk membekali seseorang dengan dasar
pengetahuan, teori dan logika,pengetahuan umum, kemampuan analisis, serta
pengembangan watak dan kepribadian.

2. Jalur latihan kerja yaitu meningkatkan kemampuan profesional dan mengutamakan


praktek daripada teori.

3. Jalur pengalaman kerja yaitu seseorang dapat meningkatkan pengetahuan tekhnis


maupun keterampilan kerjanya dengan mengamati orang lain, menirukan dan
melakukannya sendiri tugas-tugas pekerjaan yang ditekuninya sehingga seseorang akan
mahir dalam melakukan pekerjaannya dan dapat menemukan cara-cara yang lebih
praktis, efisien dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.3 Kinerja Dan Sumberdaya Manusia


Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai
secara kualitas maupun kuantitas oleh seorang ataupun sekelompok karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja adalah

7|
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi (Prawirosentono 1999). Penilaian kinerja (Riyadi 2012) dapat dilihat
dari pelaksanaan kerja individu selama periode waktu tertentu. Kompetensi dalam diri
seseorang dapat menunjukan tingkat kinerjanya.

Kinerja dapat menunjukan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode


tertentu di dalam melaksanakan tugas. Keberhasilan tersebut setelah dibandingkan
dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan. Proses
kinerja organisasional dipengaruhi beberapa aspek diantaranya faktor pengetahuan, SDM,
posisis strategis, struktur dan sumber daya bukan manusia, sehingga kinerja dan SDM
dalam hal ini pelaku usaha memiliki keterkaitan dengan kinerja dari usaha tersebut.

8|
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Yayasan Gajah mada Unit Usaha Tahu Tempe Mas Ponimin berlokasi Di Jalan
langgar LK 3 Kecamatan Sari Rejo No. 29 A Medan Polonia Sumatera Utara.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karyawan Unit Usaha Tahu

Tempe Mas Ponimin

3.2.2 Sampel

Dalam penleitian ini sampel yang diambil adalah sebanyak 23 responden.

3.3 Varaibel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan penelitian yang jelasberdasarkan judul penelitian yang

dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :

1. Variabel perencanaa strategi SDM (X)

2. Variabel Keunggulan bersaing (Y)

9|
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang tepat sangat menentukan kebenaran ilmiah suatu

penelitian. Dalam memperoleh data yang diperlukan peneliti menggunakan pengumpulan

data melalui :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dan informasi denga

melaukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan

sumber lain yang relevan dengan materi yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap keadaan dan aktivitas

UMKM Unit Usaha Tahu Tempe Mas Ponimin berlokasi Di Jalan langgar LK 3

Kecamatan Sari Rejo No. 29 A Medan Polonia Sumatera Utara

c. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap sumber yang layak dengan menggunakan

pedoman, dengan memperoleh data yang bersifat langsung untuk melengkapi data

yang mendukung penelitian.

d. Angket/ Kusesioner

Merupakan suatu alat pengumpul data dengan membuat sistem pertanyaan atau

pernyataan secara tertulis dan dilengkapi dengan jawaban yang sudah tersedia

10 |
dengan keadaan yang terstruktur. Pada proses pengolahan data, untuk menghitung

masing-masing indikator maka akan digunakan skala ordinal.

Kuesionerakan disebarkan secara online kepada objek penelitian yaitu karyawan

UMKM Unit Usaha Tahu Tempe Mas Ponimin, yang menjad sampel penelitian. Jenis

data yang digunakan pada kuesioner penelitian ini adalah data ordinal, yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya karena

dinyatakan dalam skala peringkat.

Dalam setiap pernyataan terdiri dalam 5 option dengan menggunakan skala Likert.

Skala Likert menurut Dja Ali (2007:28) adalah skala yang dapat dipergunakan untuk

mengykur sikap, pendapat, dan persepsi, seseorang atau sekelompok orang tentang suatu

gejala atau fenomena pendidikan. Skor jawaban angket yang dgunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

No Pernyataan Skor

1. SS = Sangat Setuju 5

2. S = Setuju 4

3. R = Ragu 3

4. TS = Tidak Setuju 2

5. STS = Sangat Tidak Setuju 1

Gambar 3.4.1 Tabel Pedoman Pemberian Skor

1.5 Teknik Pengujian Instrumen

11 |
3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengethaui sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Agar memperoleh data yang valid, maka instrumen atau

alat untuk mengevaluasi harus valid. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka

selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilitas alat ukur.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Tuntutan bahwa isntrumen evaluasi harus

valid menyangkut harapan yang diperoleh data yang valid. Sesuai dengan kenyataan. Jika

validitas terkait dengan ketetapan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data

dari kenyataan, artinya data tersebut benar.

3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Analisis Deskriptif

Merupakan teknik yang mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data sampel tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara

umum dari data tersebut yang dijelaskan dalam bentuk tabel atau grafik.

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis path dengan bantuan

menggunakan SPSS 20.0 for windows. Namun sebelum menggunakan analisis jalur

terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan dengan uji asumsi klasik.

12 |
3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Analisis data yang dugunakan yaitu dengan teknik analisis regresi linear berganda

terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan dengan uji asumsi yaitu : Uji Normalitas, Uji

Heterokedastisitas, Uji Linearitas. Proses pengolahan uji asumsi tersebut menggunakan

program SPSS.

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam model regresi telah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

pada penelitian ini menggunakan test kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan

α = 0,05. Dengan demikian model regresi berdistribusi normal apabila nilai

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (5%).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa dua atau

lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians sama

(homogen)

3. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang kuat, maka

dapat dikatakan telah terjadi masalah multikolinearitas dalam model regresi.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai

VIF (Variance Influence Factor) > 10, mempunyai angka mendekati 1.

4. Uji Linearitas

13 |
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian linearitas dapat

dilakukan pada program SPSS dengan menggunakan Test of Linierity dengan taraf

signifikansi 0.05. variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila

signifikansi α < 0.05.

14 |
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran UMKM

Yaysana Gajah Mada Unit Usaha Tahu Tempe Mas Ponimin yang dulu nya adalah UD
.Ponimin dan sekarang dibentuk oleh sebuah Yayasan Gajah Mada . luas lahan 100
meter persegi ini ada 15 orang karyawan yang setiap hari sibuk dengan tugas masing-
masing untuk mengolah sekitar 1 ton kedelai untuk dijadikan tahu yang bakal dipasarkan
di Kota Medan sekitarnya.

Dengan kualitas yang sama sejak pertama membuat tahu tahun 1999 lalu, Ponimin dan
Rekan kerja nya saat ini mampu menghasilkan 600 papan tahu per hari dari 1 ton kedelai.

Meski kadang harga kedelai naik, Ponimin dan Rekan kerjanya pun enggan mengurangi
komposisi bahan baku tahu miliknya. Takut kualitasnya menurun.

Saat menjadi pedagang tahu keliling inilah ia mulai mencium adanya keuntungan jika
bisa memproduksi sendiri tahu dan kemudian memasarkannya. Ia pun bertekad suatu saat
akan memproduksi tahu sendiri. Pelan-pelan ia kumpulkan sedikit demi sedikit modal
dari keuntungan jualan tahu keliling.

Pada awal terbentuk nya Unit Usaha Tahu Tempe mas Ponimn dulu mempunyai
Karyawan awalnya hanya 5 orang saja, tapi karena semakin banyak permintaan
konsumen, sekarang total sudah 28 orang karyawan yang bekerja di tempat ini, setiap
karyawan rata-rata saya beri upah 65 ribu -70 ribu per harinya,

pada awalnya pembuatan Usaha industri pengolahan tahu miliknya hanya mampu
memproduksi sedikitnya 50 Kg - 100 Kg kedelai yang menjadi bahan dasar pembuatan
tahu. Bila dengan bahan baku 100 Kg kedelai, biasanya hanya menghasilkan 60 papan
tahu yang nantinya akan dipotong sendiri dengan ukuran yang bermacam-macam.

Namun saat ini usaha tahu tempe tersebut membutuhkan 1 ton kedelai untuk diolah
menjadi tahu dan sanggup menghasilkan 600 papan tahu setiap hari dengan harga per
papan tahu Rp 21 ribu. Jika dihitung omzet per hari Unit usaha TAhu tempe mas Ponimin
sebesar 600X21.000 sama dengan Rp 12.600.000 dikali 30 hari.

15 |
4.2 Visi Dan Misi perusahaan/UKM

Dalam menekuni suatu hal tentunya diperlukan visi dan misi yang akan dilakukan
tak terkecuali dalam berwirausaha. Visi adalah pencapaian yang ingin dicapai dalam
menjalani suatu usaha. Agar terwujudnya visi tersebut diperlukan misi yakni usaha usaha
nyata yang dilakukkan untuk merealisasikan visi yang ingin dicapai. Mempunyai visi dan
misi penting terhadap perkembangan suatu usaha ke depanya dengan visi dan misi yang
kuat akan berdampak pada keberhasilan suatu usaha.
Usaha Tahu tempe Mas Ponimin memiliki visi untuk memajukkan usahanya
sehingga dengan demikian usaha tersebut ini bisa memberdayakan masyarakat sekitar
dan bisa mengurangi tingkat pengangguran yang ada di masyarakat. Untuk mewujudkan
visinya mempunyai misi yaitu berusaha memberdayakan karyawanya seoptimal
mungkin agar kualitas SDM yang dimiliki berkualitas. Dengan modal awal visi dan misi
yang kuat nantinya akan membuka peluang keberhasilan ke depanya.
.
4.3 Deskrpsi responden

Jumlah responden pada penelitian kmai ini ada 21 responden Berdasarkan analisis

deskrptif frekuensi dengan spss

gender
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 12 57.1 57.1 57.1
perempuan 9 42.9 42.9 100.0
Total 21 100.0 100.0

Berdasrkann analisis deskriptif tersebut jumlah Responden laki laki sebanyak 12 orang dengan
presentase 57,1% dan Jumlah responden perempuan sebanyak 9 oragng dengan presentase
42,9%

16 |
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-27 7 33.3 33.3 33.3
28-38 12 57.1 57.1 90.5
39-49 2 9.5 9.5 100.0
Total 21 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk responden berusia 17-27 tahun sebanyak 7
orang dengan presentase 33,3%, untuk Responden usia 28-38 tahun sebanyak 12 orang dengan
persentase 57,1% ,Dan Responden pada usia 39-49 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase
9,5%

4.4 UJI REGRESI LINEAR BERGANDA

Tabel UJI KORELASI PEARSON

Correlations
Strategi
perencanaan keunggulan
SDM(X) bersaing (Y)
Strategi perencanaan Pearson Correlation 1 .646**
SDM(X) Sig. (2-tailed) .002
N 21 21
keunggulan bersaing (Y) Pearson Correlation .646** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dasar pengambilan keputusan jika signifikansi <0,05 ,dari hasil output diketahui nilai
signifikansi untuk hubungan Strategi perencanaan SDM terhadap keunggulan bersaing
sebesar 0,002 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara strategi perencanaan
SDM terhdap keunggulan bersaig

17 |
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.478 3.124 6.874 .000
strategi perencanaan .657 .097 .646 3.688 .002
SDM(X)
a. Dependent Variable: keunggulan bersaing(Y)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel yang telah dilakukan, maka
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 21,478+ 0,657X
Persamaan tersebut menyatakan bahwa intercept atau konstanta sebesar 21,478 artinya
tanpa adanya sub variabel X (Strategi Perencanaa SDM ) maka besarnya variabel Y
(Keunggulan Bersaing) adalah sebesar 21,478. Dengan demikian interpretasi persamaan
regresi adalah sebagai berikut:
Variabel X (Strategi Perencanaan SDM) sebesar 0,657X1 menandakan bahwa setiap
kenaikan 1% dari variabel X (Strategi Diferensiasi) akan meningkatkan variabel Y
(Keunggulan Bersaing) sebesar 65,7%.
Uji parsial adalah uji yang digunakan untuk menguji kebermaknaan koefisien parsial.
Apabila t hitung > (lebih besar) t tabel maka Ho ditolak dengan demikian variabel bebas
menerangkan variabel berikutnya. Sebaliknya apabila t hitung < (lebih kecil) t tabel maka
Ho diterima sehingga dapat dikatakan variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel
berikutnya, dengan kata lain tidak ada pengaruh diantara dua variabel yang diuji.

Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan statistika Uji-t maka diperoleh hasil, untuk nilai thitung
dapat dilihat dari output pada keterangan t pada tabel, dimana hasilnya adalah sebagai
berikut: Variabel X didapatkan hasil sebesar 3,688

Variabel Strategi perencanaan SDM dengan thitung > ttabel, yaitu 3,688 > 1,720, artinya
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, kesimpulannya Strategi perencanaan SDM
berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing pada UMKM usaha tahu tempe mas
ponimim

18 |
Koefisien determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .646 .717 .387 2.89807
a. Predictors: (Constant), strategi perencanaan SDM(X)
b. Dependent Variable: keunggulan bersaing(Y)

Berdasarkan tabel diperoleh hasil korelasi 71,7% maka korelasi variabel X terhadap Y
dapat dikatakan sangat kuat karena nilai R berada diantara nilai (0,70-1,000). Jadi
terdapat hubungan yang sangat kuat antara strategi perencanaan SDM terhadap variabel
keunggulan bersaing.
Output SPSS pada tabel tampak dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,717. Hal ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh variabel
independen yaitu strategi perencanaan SDM terhadap variabel keunggulan bersaing, yang
dapat diterangkan dengan persamaan ini adalah sebesar 71,7 % dan sisanya 28,3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti dalam penelitian.

19 |
BAB V

PENUTUP

5.1 . Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai


pengaruh Strategi Perencanaan SDM terhadap Keunggulan Bersaing pada UMKM usaha
tahu tempe mas ponimin dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi perencanaan SDM di UMKM usaha tahu tempe mas ponimin termasuk
dalam kategori baik, artinya UMKM usaha tahu tempe mas ponimin sudah mampu
meciptakan strategi perencanaan SDM yang dapat menciptakan daya saing.

2. Keunggulan Bersaing di UMKM usaha tahu tempe Hotel Sumber Alam mas ponimin
termasuk dalam kategori cukup baik, artinya pihak UMKM usaha tahu tempe mas
ponimin belum mampu memberikan keunggulan yang dapat bersaing.

3. Terdapat pengaruh strategi perencanaan SDM terhadap keunggulan bersaing pada


UMKM usaha tahu tempe mas ponimin, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengolahan
yang menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dibanding dengan dengan thitung >
ttabel, yaitu 3,688 > 1,720,, dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain ini
menegaskan bahwa strategi perencanaan SDM mempengaruhi secara parsial terhadap
keunggulan bersaing.

20 |
LAMPIRAN FOTO

21 |
22 |
23 |

Anda mungkin juga menyukai