Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN STRATEJIK DAN KEPEMIMPINAN

KELOMPOK 6

PENGUATAN POSISI KOMPETITIF: LANGKAH STRATEGIS,


WAKTU DAN LINGKUP OPERASI

DISUSUN OLEH :

ADHITIA TORIA JAYA 932014021

ABRAHAM ARTURO WAKAS 932014005

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2015

PENGUATAN POSISI KOMPETITIF: LANGKAH STRATEGIS, WAKTU DAN


LINGKUP OPERASI

Strategi dapat diartikan sebagai rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan tantangan perusahaan, yang dirancang
untuk memastikan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi. Kekuatan strategi berfungsi untuk mencapai tujuan dengan mengandalkan strategi
sebagai poros utama. Perusahaan harus mengetahui dimana posisi ia berada, untuk
menentukan apa kekuatan strategi yang tepat untuk dilakukan.

A. Pilihan Strategi untuk Meningkatkan Posisi Pasar (Strategi Ofensif)

Dalam meningkatkan posisi pasar terdapat pilihan strategis yang dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakan serangan strategi prinsip. Dalam melaksanakan
serangan strategi prinsip ada beberapa hal yang menjadi poin utama, diantaranya :

1. Serangan strategi prinsip tanpa henti membangun keunggulan kompetitif dan


kemudian mengubahnya menjadi keuntungan yang berkelanjutan.
2. Serangan strategi prinsip membuat dan menggunakan sumber daya dengan cara-
cara yang menyebabkan saingan berjuang untuk bertahan dan membela diri.
3. Mempekerjakan unsur kejutan sebagai lawan melakukan apa yang saingan
harapkan dan siapkan.
4. Menampilkan bias kuat untuk tindakan cepat, tegas, dan luar biasa untuk
mengalahkan saingan.

Untuk itu, setiap perusahaan harus menetapkan posisi dan memilih pesaing untuk
dilawan. Dalam memilih pesaing ini perusahaan telah menganalisis dengan analisis
SWOT apa kekurangan dan kelebihan perusahaan. Perusahaan kemudian akan fokus
untuk melakukan serangan terhadap pasar. Ada beberapa tipe sasaran terbaik yang
dapat diserang oleh perusahaan :

1. Pimpinan pasar yang mudah diserang.


2. Perusahaan kedua dengan kelemahan dalam area penantang yang kuat.
3. Perusahaan lokal dan regional dengan kemampuan yang terbatas.
B. Melindungi Posisi Pasar dan Keunggulan Kompetitif (Strategi Defensif)
Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian
eksternal yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi
defensif seringpula dikenal sebagai survival strategy, yang cenderung terjadi dalam
suasana krisis ekonomi. Tujuan dari strategi defensif antara lain :

1. Mengurangi resiko perusahaan dari penyerangan


2. Melemahkan dampak penyerangan yang terjadi
3. Pengaruh penantang untuk tujuan usaha mereka pada saingan lainnya

C. Waktu Penentuan Strategi Ofensif dan Defensif

Dalam strategi ofensif maupun defensif waktu menjadi titik utama dalam kesuksesan
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mengetahui kapan membuat
langkah strategis, yang sama pentingnya dengan mengetahui apa yang seharusnya
dilakukan. Selain itu, dalam pergerakan pertama, siapapun tidak dapat menjamin
kesuksesan atau keunggulan kompetitif. Yang harus diwaspadai adalah resiko
pergerakan pertama untuk mengintai posisi monopoli harus menjadi perhatian utama
dan memegang prinsip kehati-hatian.

D. Memperkuat Posisi Pasar melalui Lingkup Operasi

Strategi Persaingan Bisnis


Berikut ini adalah beberapa metode yang lebih umum digunakan untuk membedakan
suatu produk:
a) Rancangan Unik.
b) Kemasan Unik.
c) Merek Unik.
Strategi Korporat
Strategi korporat merupakan perencanaan jangka panjang secara menyeluruh
mengenai bisnis apa yang hendak dimasuki oleh perusahaan yang mempunyai
beragam bisnis, dan apa yang diinginkan dalam bisnis tersebut sebagai bagian dari
korporat, serta bagaimana cara perusahaan menciptakan nilai konfigurasi dan
koordinasi dari aktivitas multi bisnis pada multi pasarnyaIstilah strategi korporat
digunakan untuk mendiskripsikan pola keputusan yang menentukan tujuan
perusahaan, menghasilkan kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut dan
mendefinisikan cakupan bisnis yang perusahaan pilih. Istilah ini berarti bahwa
menunjukkan setiap isu strategi yang dihadapi perusahaan harus sesuai dengan tujuan
yang dihadapi dan ingin dicapai perusahaan.

E. Strategi Merger dan Akuisisi Horizontal

Akuisisi dan merger merupakan dua cara yang secara umum digunakan untuk
menjalankan strategi. Suatu akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan besar membeli
suatu perusahaan yang (biasanya) lebih kecil. Suatu merger adalah tindakan ketika
dua buah atau lebih perusahaan yang relatif berukuran sama menyatukan diri dan
membentuk perusahaan baru. Ketika akuisisi atau merger yang tidak diharapkan
kedua belah pihak, maka tindakan tersebut disebut sebagai pengambilalihan
(takeover) atau pengambilalihan paksa (hostile takeover).
Berbagai tindakan merjer, akuisisi, dan pengambilalihan sering pula dijalankan
sebagai strategi untuk menjadi yang paling besar dan tangguh. Langkah ini banyak
dilakukan di berbagai industri seperti perbankan, asuransi, pertahanan, kesehatan,
farmasi, makanan, penerbangan, penerbitan, komputer, ritel, keuangan, bioteknologi,
dan sebagainya. Beberapa alasan tentang perlunya merger adalah: untuk memperbaiki
kapasitas utilisasi; untuk memaksimalkan pemanfaatan kekuatan penjualan;
mengurangi staf manajerial; memperoleh skala ekonomi (economies of scale); untuk
memperkecil pengaruh trend musiman dalam penjualan; untuk memperoleh akses
baru kepada pemasok, distributor, pelanggan, produk, dan kreditor; untuk
memperoleh teknologi baru; dan untuk strategi pembayaran pajak.
Ada beberapa alasan kuat yang dapat digunakan sebagai pertimbangan menggunakan
strategi merger dan akuisisi :
1. Opsi strategi yang banyak digunakan.
2. Sangat cocok dimana aliansi tidak menyediakan perusahaandengan kemampuan
yang diperlukan atau biaya yang mengurangi peluang.
3. Kepemilikan memungkinkan untuk operasi terintegrasi, menciptakan lebih banyak
kontrol dan otonomi dari aliansi.

Tujuan dari dilakukannya merger dan akuisisi diantaranya :

1. Membuat biaya operasi lebih efisien.


Penghematan biaya dalam kegiatan administrasi dan kegiatan distribusi dari dua
(atau lebih) perusahaan dengan adanya penggabungan dan perampingan. Biaya
rantai pasokan juga berkurang karena membeli dalam jumlah yang lebih besar.
2. Untuk memperluas cakupan geografis suatu perusahaan
Merger dan akuisisi merupakan jalan tercepat dan terbaik untuk overlap geografis
terutama dengan fasilitas duplikasi.

F. Strategi Integrasi Vertikal

Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi yang


menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok
dan atau para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.

Perusahan tertarik melakukan integrasi vertikal didasarkan atas alasan:

1. dapat menciptakan "barrier to entry" bagi pendatang baru


2. memberikan fasilitas investasi
3. menjaga kualitas produk
4. memperbaiki penjadualan.

Namun, strategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan, yaitu:

1. kelemahan dalam hal biaya


2. teknologi
3. adanya permintaan yang berfluktuasi.

G. Strategi Alih Daya: Mempersempit Lingkup Operasi


Persaingan yang makin ketat menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel dalam
merespon permintan pasar. Strategi alih daya merupakan salah satu bentuk
fleksibilitas yang perlu dipertimbangkan. Penggunaan tenaga kerja alih daya di
negara-negara maju dan berkembang merupakan kebijakan perusahaan yang wajar
dan memang harus dilakukan, karena besarnya perusahaan dan banyaknya jenis
pekerjaan yang tentunya membutuhkan banyak jenis keahlian sehingga tidak
memungkinkan perusahaan menyediakan tenaga kerja secara keseluruhan.

Istilah outsourcing (alih daya) sendiri berasal dari kata “out” dan “source” yang
berarti sumber dari luar, merupakan pendekatan manajemen yang memberikan
kewenangan pada sebuah agen luar (pihak ketiga) untuk bertanggung jawab terhadap
proses atau jasa yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan.
Dalam praktek, pengertian dasar alih daya adalah pengalihan sebagian atau seluruh
pekerjaan dan atau wewenang kepada pihak lain guna mendukung strategi pemakai
jasa alih daya baik pribadi, perusahaan, divisi atau pun sebuah unit dalam perusahaan.
Jadi, pengertian alih daya untuk setiap pemakai jasanya akan berbeda-beda. Semua
tergantung dari strategi masing-masing pemakai jasa alih daya, baik itu individu,
perusahaan atau divisi maupun unit tersebut (Priambada & Maharta, 2008).

Alih daya memungkinkan suatu perusahaan memindahkan pekerjaan-pekerjaan rutin


dalam perusahaan untuk dikerjakan oleh pihak lain di luar perusahaan. Dengan
menyerahkan pekerjaan rutin tersebut kepada pihak luar, dalam hal ini penyedia jasa
alih daya, perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk
menangani pekerjaan tersebut.

H. Aliansi Strategi dan Kemitraan


Aliansi adalah bentuk organisasi yang lebih fleksibel dan memungkinkan respon yang
lebih adaptif terhadap perubahan kondisi. Biaya investasi dan risiko lebih rendah
untuk masing-masing aliansi dengan memfasilitasi penyatuan sumber daya dan risk
sharing. Aliansi juga lebih cepat dikerahkan ketika terjadi faktor kritis.

Disisi lain, aliansi juga memiliki kelemahan dari segi strategis dan kemitraan yaitu:

1. Budaya bentrokan dan masalah integrasi karena gaya manajemen yang berbeda
dan praktek bisnis.

2. Keuntungan yang diantisipasi tidak terwujud karena adanya pandangan yang


terlalu optimis sinergi atau fit miskin sumber daya mitra 'dan kemampuan.

3. Risiko menjadi tergantung pada perusahaan mitra untuk keahlian penting dan
kemampuan.

4. Perlindungan teknologi proprietary, basis pengetahuan, atau rahasia dagang dari


mitra yang saingan

Anda mungkin juga menyukai