BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
yang melaksanakan tugasnya dalam waktu periode tertentu dengan standar hasil
yang telah ditetapkan sebelumnya. Maksud dan tujuan kinerja adalah menyusun
sasaran yang berguna, tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode
pegawai dalam melaksanakan tugasnya, baik itu hasil secara kuantitatif maupun
Karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga
15
16
kepadanya yang dinilai berdasarkan standar hasil kerja dan target yang telah
ditentukan .
Indikator kinerja menurut Mathis dan Jackson (2016) adalah sebagi berikut
1) Kuantitas.
berupa hasilnya.
2) Kualitas
3) Kehandalan
4) Kehadiran
Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai
bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil
1) Kualitas.
2) Kuantitas.
3) Ketepatan waktu.
4) Efektivitas.
5) Kemandirian.
18
antara lain:
a. Motivasi eksterinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan salah satu aspek yang sangat penting agar
b. Kemampuan
c. Disiplin kerja`
kehendaknya sendiri.
1. Kemampuan
2. Motivasi.
(2018 :221)
b. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses
dalam pekerjaannya.
perusahaan.
kebutuhan bawahannya.
karyawan.
Pada penilaian ini dilihat dari banyaknya standar hasil yang ditetapkan
produksi atau teknis penilaian dilihat dari hasil barang yang dihasilkan,
misalnya tidak ada cacat dan sesuai standar. Namun penilaian ini dapat
ditentukan.
perusahaan.
organisasi
22
Pada tahun 1990 Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
emosi dalam diri maupun orang lain, dan memahami makna emosi-emosi,dan
keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan
dan Mayer menempatkan kecerdasan emosional di bagi lima wilayah utama, yaitu
23
diri sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan
mengendalikan Emosi diri sendiri ,Memotivasi diri sendiri serta dalam membina
a. Pembawaan
beda ada yang pintar dan ada yang kurang pintar. Meskipun menerima
latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan itu masih tetap ada.
b. Kematangan
masing-masing.
c. Pembentukan
24
dilakukan dalam dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap
sesuatu. Minat itulah yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih giat
e. Kebebasan
kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak
1. Lingkungan Keluarga
25
seseorang diluar dirinya dengan emosi yang menyertai keadaan orang lain
keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan
sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan
emosi.
bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari
4. Empati (empathy)
dirasakan orang lain serta mampu memahami persfektif orang lain dan
tim.
1. Kesadaran diri
27
2. Mengelola diri
3 .Motivasii diri
4. Empati
5. Keterampilan sosial
citizenship behavior (OCB) sebagai perilaku individu yang bebas, tidak berkaitan
secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa meningkatkan
kontribusi secara efektif bagi organisasi maupun perusahaan. OCB ditandai oleh
organisasi di luar dari pekerjaan atau tugas mereka, sejalan dengan pendapat
bersifat “discretionary” yang tidak secara langsung diakui oleh sistem reward
formal dan secara bersama – sama akan mendorong fungsi organisasi lebih
(OCB) merupakan suatu perilaku seseorang di tempat kerja yang sesuai dengan
28
penilaian pribadi yang melebihi persyaratan kerja dasar seseorang. OCB juga
merupakan sikap sukarela yang dimiliki karyawan dan dapat dilihat dengan
mengamati, dimana didasari dengan motif atau dengan suatu nilai yang
Citizenship Behaviour (OCB) sebagai sifat sosial yang dimiliki seseorang dengan
Robbins & Judge dalam (Lestari, et.al, 2018 ) menyatakan bahwa keberhasilan
dalam suatu perusahaan yang dimana anggotanya tidak hanya dapat melakukan
tugas utamanya saja melainkan juga dapat melakukan tugas yang lebih atau
ekstra, misalnya seperti dapat memanfaatkan waktu yang lebih efektif, memiliki
kemauan untuk saling bekerja sama, saling membantu dan selalu berperan aktif
Dari Definisi beberapa ahli yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan
perusahaan.
1. Alturism (kepedulian)
2. Conscientiousness ( kesadaran)
tidak diawasi, hadir tepat waktu bahkan lebih awal dalam bekerja
terjadi.
4. Courtesy (kebaikan)
perilaku karyawan yang menjaga hubungan baik dengan rekan kerja agar
aktivitas organisasi .
Sedangkan menurut Luthans (dalam Anisa et al, 2018) ada lima indikator
1. Altruism
2. Civic Virtue
masalah tersebut.
3. Sportsmanship
4. Conscientiousness
peningkatan organisasi.
5. Courtesy
organisasi baik karena adanya provokasi dari luar organisasi maupun dari
(OCB)
1. Kepuasan kerja
apabila karyawan termotivasi dari dalam dan luar diri mereka, maka
32
tugas mereka.
2. Kesan karyawan
Pendapat dari beberapa para ahli yang mengatakan bahwa karyawan dapat
tambahan guna untuk mendorong citra yang baik bagi dirinya dalam
organisasi.
3. Kepribadian karyawan
situasi dimana tidak ada intensif yang begitu kuat, ancaman maupun
4. Kepemimpinan
5. Karakteristik Tugas
sebagainya.
(OCB) dari luar karyawan meliputi budaya yang ada pada organisasi dan
organisasi terhadap kinerja menurut Titisari (dalam Rizky et.al, 2018) antara lain
sebagi berikut :
karyawan .
berjalan efektif.
karyawan terbaik.
terjadi.
acuan peneliti
pegawai (survey pada badan kepegawaian daerah provinsi jawa barat) pada
positif dengan klasifikasi sedang dengan kinerja pegawai. Nilai R Square sebesar
0.310 atau 31% memiliki arti bahwa kinerja pegawai dipengaruhi Kecerdasan
sedangkan sisanya yaitu sebesar 69% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang
tidak diteliti .
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang ditunjukkan dengan nilai
t hitung 2,057, lebih besar dibandingkan t tabel yaitu 1,64. Dari hasil tersebut
karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang dilakukan oleh karyawan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang ditunjukkan dengan nilai
t hitung 5,534, lebih besar dibandingkan t tabel yaitu 1,64. Dari hasil tersebut
karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang dilakukan oleh karyawan
tersebut dan berdasarkan Hasil uji R-Square menunjukkan nilai 0,665 atau 66,5%,
66,5% sedangkan sisanya 33,5% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel
kinerja Tim diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,138, dengan p-value sebesar
0,050. Karena p-value sama dengan 0,05, terdapat pengaruh langsung yang
sebesar 0,376 dengan nilai t sebesar 3,437 dimana nilai tersebut lebih besar dari t
table sebesar 1,906. Hasil ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki
pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan
kecerdasan emosional diperoleh nilai beta sebesar 0,227 dengan arah positif.
38
Nilai thitung<ttabel yaitu 1,391<1,685 dan nilai signifikansi lebih besar dari α
yaitu 0,173>0,1.
dari tiga indikator yang diukur yaitu altruism, conscientious dan civic virtue ,
signifikan dengan kinerja dengan nilai koefisien korelasi yang paling kuat
(studi di : PT. taspen (persero) kantor cabang cirebon), dalam penelitian ini ada
berada pada tingkat sangat kuat yang ditunjukkan dengan angka 0,865 dengan
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dal\am penelitian ini. Kemudian,
Indian Healthcare Industries, Temuan dari studi ini menunjukkan OCB secara
tenaga perawat ruang rawat inap rumah sakit baptis batu) dalam penelitian ini
yang tinggi dapat memahami bagaimana emosi terjadi, dapat mengatur emosinya,
terhadap kinerja.
Semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula kinerja perawat
Menurut Robbins & Judge dalam (Lestari, et.al 2018 ) menyatakan bahwa
keberhasilan dalam suatu perusahaan yang dimana anggotanya tidak hanya dapat
melakukan tugas utamanya saja melainkan juga dapat melakukan tugas yang lebih
atau ekstra, misalnya seperti dapat memanfaatkan waktu yang lebih efektif,
memiliki kemauan untuk saling bekerja sama, saling membantu dan selalu
penelitian yang dilakukan oleh Basu (2016), menunjukkan OCB itu secara
diri dan orang lain, serta memahami makna emosi-emosi,dan mengatur emosi
seseorang secara teratur dalam sebuah model alur. Karyawan yang memiliki
kecerdasan emosional tentu akan merasa empati kepada orang lain , memiliki
motivasi diri yang tinggi, mampu menyesuaikan diri pada saat bekerja dengan
atasan maupun rekan kerja yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda, dan
mampu membina hubungan yang baik dengan sesama serta dapat meningkatkan
sangat diperlukan dalam bekerja untuk menghasilkan kinerja yang baik dalam
perilaku karyawan yang melebihi tuntutan dalam melakukan dan tidak diharuskan
atau diluar dari deskripsi pekerjaan, namu itu didukung juga oleh sifat sukarela
agar memberi manfaat dan keberhasilan suatu perusahaan. dengan adanyan OCB
yang tinggi karyawan akan mematuhi peraturan yang berlaku .Karyawan akan
42
Karyawan juga akan memiliki rasa empati untuk membantu pekerjaan rekan
kerjanya yang mempunyai beban lebih banyak (altruism) dan mencegah masalah
di dalam organisasi baik masalah dengan pekerjaan, atasan maupun rekan kerja
(courtesy). Karyawan yang memiliki OCB yang tinggi dengan sukarela dan
ikhlas bukan hanya mengharapkan pujian maupun imbalan , Mereka akan bekerja
pada badan kepegawaian daerah provinsi jawa barat) pada penelitian tersebut
sedang dengan kinerja pegawai. Nilai R Square sebesar 0.310 atau 31% memiliki
yaitu sebesar 69% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti.
Kecerdasan Emosional
44
Kinerja
OCB
Keterangan :
: Garis Parsial
: Garis Simultan
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis
dari teori yang relevan maupun penelitian sebelumnya dan belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
Sejati Medan