Anda di halaman 1dari 21

Implementasi

TQM
Secara empiris Implementasi TQM
diakui sangat berarti dalam
menciptakan keunggulan perusahaan
di seluruh dunia.

Beberapa penelitian
membuktikan,

Bahwa implemetasi TQM secara efektif


berpengaruh positif terhadap:

motivasi kerja karyawan (Thamrin Bey, Nimran, dan


Kertahadi, 1998);

meningkatkan kepuasan karyawan dan menurunkan


minat untuk pindah kerja (Boselie dan Wiele, 2001);

pengurangan biaya dan meningkatkan kinerja bisnis


(Huang dan Yao, 2002);

kinerja manajerial (Laily (2003); dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia (Sularso


dan Murdijanto, 2004).

Sumber: Haerudin, Pengaruh Implementasi Tqm Terhadap Budaya Kualitas, 2008

Evolusi Pengendalian Mutu


1.

Akhir abad XIX merupakan periode pertama


pengembangan nidang mutu yang dikenal dengan:
Kendali Mutu Operator, bahwa mutu
merupakan tanggungjawab bidang manufaktur
melalui pengelompokan karyawan;

2.

Awal 1900-an kendali mutu beralih ke Kendali


Mutu Mandor (Foreman Qulity Control - FQC),
karyawan sejenis dikelompokkan dan dibimbing
oleh seorang Mandor, dan Mandor inilah yang
bertangg.jawab thd mutu pekerjaan karyawan;

3.

Makin berkembangnya perusahaan manufaktur


setelah PD II, banyak perush besar dengan
karyawan banyak, muncullah Kendali Mutu
Pemeriksaan atau Inspeksi.

Sumber:
Feigenbaum, dalam Total Quality Control dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Thesis, Moh Thamrin Bey, 1997

4. Pada 1920, industri makin berkembang dan


besar, maka dirasakan, bahwa untuk
menjamin mutu tidak cukup hanya
menghandalkan pemeriksa-pemeriksa
(inspeksi) dengan rentang yang banyak,
muncul pemikiran pentingnya seorang
Pengawas Khusus untuk menjamin mutu.
Sistem penjaminan mutu (Quality Assurance
- QA) ini sebagai perluasan dari sistem
sebelumnya, dengan tujuan membuat
organisasi-organisasi pemeriksaan lebih
efisien (enrichment).
Pemeriksa dilengkapi dengan perangkat
statistik (diagram kendali dan sampel) untuk
memudahkan pemeriksanaan produk melalui
sampel dan tidak menyeluruh. Inilah Kemdali
Mutu Statistik;
Sumber:
Feigenbaum, dalam Total Quality Control dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Thesis, Moh Thamrin Bey, 1997

5.

Sampai pada perkembangan ini, mutu hanya menjadi


bagian dan tangg.jwb dari bagian produksi, akibatnya
informasi hasil pemeriksanaan tidak memadai untuk
pengambilan keputusan pada skala manajemen.
Kelemahan ini menimbulkan pemikiran kebutuhan
pemeriksanaan atau kendali mutu yang terpadu dan
menyeluruh (Company Wide Quality Control - CWQC),
muncullah konsep Total Quality Control (TQC).
Sistem TQC ini mencakup pula bagian lain dari
organisasi perusahaan untuk ikut mendukung
kegiatan, seperti: unit Satpam, unit kendaraan
karyawan, Kantin, Perpustakaan dalam perusahaan.
Pada dasarnya unit-unit yang langsung atau tak
langsung ada hubungannya dengan konsumen
hendaknya mendapat perhatian atas mutu dan unjuk
kerjanya.

Sumber:
Feigenbaum, dalam Total Quality Control dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Thesis, Moh Thamrin Bey, 1997

6. Pemikiran selanjutnya makin berkembang, bahwa


penanganan masalah mutu dari sistem inii juga
mencakup hal-hal atau masalah-masalah diluar
organisasi yang mungkin mempunyai pengaruh
negatif terhadap organisasi, misalnya: Perlunya
pengelolaan limbah yang baik, Iklim investasi
awal, perkembangan dll yang baik, Pengelolaan
tenaga kerja lepasan dari luar organisasi,
Penciptaan lingkungan sosial, pendidikan
kesehatan di sekitar lokasi kegiatan organisasi.
Maka muncullah ide Total Quality
Management TQM.
Melalui pengelolaan yang baik pada area-area
tersebut maka perusahaan akan tenang
beraktifitas.
Sumber:
Feigenbaum, dalam Total Quality Control dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Thesis, Moh Thamrin Bey, 1997

7. TQM ini juga dilandasi pemikiran, bahwa mutu


adalah tanggungjawab semua orang yang terlibat
dalam semua lini organisasi.
Namun demikian mutu produk selera konsumen
selalu mengalami naik-turun.
Untuk mengatasi hal ini maka manajemen mutu
dari orgasnisasi harus selalu mengejar dan
menyesuaikan karakteristik produknya agar selalu
sesuai dengan perkembangan selera konsumen
tersebut.
Metoda Continous Improvement - Kaizen
menjawab masalah ini.
Meski dengan perubahan-perubahan kecil,
perbaikan dilakukan secara terus-menerus dalam
lingkup aktifitas QC, QA, TQC, dan TQM.
Sumber:
Feigenbaum, dalam Total Quality Control dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Thesis, Moh Thamrin Bey, 1997

Tujuan Perusahan:
Menciptakan Customer
Satisfaction
Untuk dapat menghasilkan produk bermutu, perusahaan
harus selalu mengikuti selera konsumen yang selalu
berubah dan berkembang.
Agar dapat mengikuti spesifikasi produk yang diinginkan
konsumen, perusahaan harus melakukan penyesuaian
metoda, desain, rencana, organisasi, fasilitas pendukung,
serta mengendalikan jalannya proses.
Maka terciptalah sistem pengedalian mutu yang pada
intinya adalah untuk menyesuaikan hasil produk dengan
selera konsumen.
Pengendalian mutu dilakukan secara terus menerus
(continuous improvement) atau kaizen (Jepang), untuk
menghasilkan mutu produk sesuai standard dan selera
konsumen.

Kaizen
(Continuous Improvement)

Implementasi Kaizen melalui

Siklus PDCA
Kaizen atau Continuous improvement
diimplementasikan melalui melalui teknis
Siklus PDCA dalam sebuah kelompok
karywan yang disebut
Quality Control Circle QCC.

Siklus Proses PDCA

Siklus PDCA dalam Kaizen

Quality Control Circle QCC


atau di Indonesia disebut Gugus Kendali Mutu
(GKM) sebagai wujud manajemen partisipatoris
adalah sekelompok kecil (5 7 orang) karyawan
yang secara proaktif melakukan aktivitas kaizen
(perbaikan berkelanjutan) guna membahas dan
memecahkan masalah-masalah mutu di tempat
kerja mereka.

4 langkah penting Total Quality


Management Jepang*
1.

Kaizen: Proses Perbaikan yang


Berkelanjutan.

2.

Atarimae hinshitsu: Nilai fungsi (agar


semua berjalan sebagaimana mestinya).

3.

Kansei: Pengamatan perilaku konsumen


untuk peningkatan kualitas produk.

4.

Miryokuteki hinshitsu: Nilai keindahan (di


samping nilai fungsi).

*Sumber: 2. TQM ; Definisi dan Elemen Pendukung - Perkembangan Mutu;


3. Toyota, TQM, dan Revolusi Budaya;

Prinsip Prinsip Mutu


1. Prinsip 5 S, Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke;
2. 14 Prinsip Deming;
3. The Basic Steps to Progess, Joseph M. Juran;
4. Crosbys Quality Vaccine dan Fourteen
Steps to Quality Improvement, Philip B.
Crosby;
5. Prinsip Manajemen Mutu Masaake Imae (10
QC Maxims, 1971) menjadi acuan dalam
standar ISO 9001.
6. 5 Secrets to Becoming the Perfect
Employee

Prinsip - Prinsip Mutu


Prinsip SMART Untuk Mencapai sasaran
S = Spesific, sasaran harus jelas dan spesifik;
M = Measurable, sasaran harus dapat diukur;
A = Attainable, sasaran harus realistis dan
mungkin dicapai
R = Reasonable : harus ada alasan terhadap
pemilihan sasaran.
T = Time, sasaran harus dicapai dalam
waktu yang telah ditentukan
Sumber: PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU, file: Manajemen Mutu-Gaya manajemen-Prinsip
Mutu

Motto Untuk Mutu Layanan


MOTTO BENGKEL SUZUKI: 5S 3G
5S
SEIRI
SEITON

Orderliness
Penilaian
Arrange Properly
Penatan

SEISO

Cleaning
Pembersihan

SEIKETSU

Cleanliness
Pemantapan

SHITSUKE

Decipline
Pembiasaan

3G
GENBA

Go To Spot
Periksa langsung
ketempat kejadian

GENBUTSU Look At The Actual


Thing

yang

Lihat pada benda


sebenarnya

GENJITSU Grasp The Fact and


take
realistic Action
Pahami keadaan
yang
sebenarnya dan
ambil
tindakan yang
realistis

Motto Untuk Mutu Layanan


SMART BCA
SIGAP
MENARIK
ANTUSIAS
RAMAH
TELITI

Motto Untuk Mutu Layanan


BUDAYA KERJA BNI :
4 NILAI BUDAYA KERJA
PROFESIONALISME
Memiliki kompetensi handal &
berkomitmen memberikan hasil
terbaik.
INTERGRITAS
Berkomitmen untuk selalu
konsisten antara pikiran,
perkataan & perbuatan yang
dilandasi oleh kata hati &
kepercayaan pada prinsip-prinsip
kebenaran yang hakiki.
ORIENTASI PELANGGAN
Senantiasa mengutamakan
kepentingan pelanggan dengan
dilandasi sikap saling menghargai
& hubungan kemitraan yang
sinergis.
PERBAIKAN TIADA HENTI
Senantiasa mencari peluang &
solusi untuk meningkatkan

6 PERILAKU UTAMA :

Meningkatkan kompetensi dan


hasil baik.
jujur, tulus dan ikhlas.
Disiplin, konsisten dan
bertanggungjawab.
Memberikan layanan terbaik
melalui kemitraan yang
synergis.
Senantiasa melakukan
penyempurnaan.
Kreatif dan inovatif.

Motto Untuk Mutu Layanan


STATEMENT OF CORPORATE INTENT (SCI).
PT Pupuk Kalimantan Timur
2009 2011
Visi
Menjadi Perusahaan Agro Kimia yang memiliki reputasi prima di kawasan Asia
Misi
1. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa pelayanan pabrik
serta perdagangan yang berdaya saing tinggi.
2. Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengembangan sumber daya
manusia dan menerapkan teknologi mutakhir.
3. Menunjang Program Ketahanan Pangan Nasional dengan penyediaan pupuk
secara tepat.
4. Memberikan manfaat bagi Pemegang Saham, karyawan dan masyarakat
serta peduli pada lingkungan.
Nilai-Nilai Perusahaan
1. Unggul (Excellence Achievement)
Insan Pupuk Kaltim selalu berusaha dalam berbagai aspek kinerja perusahaan dengan menegakkan nilai-nilai :
Profesional, Tangguh dan Visioner.

2. Integritas (Integrity)
Insan Pupuk Kaltim harus dapat dipercaya, sehingga selalu bersifat terbuka dan menunjang nilai-nilai : Jujur, Adil dan
Bertanggung jawab serta Disiplin

3. Kebersamaan (Team Work)


Insan Pupuk Kaltim merupakan satu kesatuan tim kerja untuk mencapai tujuan perusahaan yang mengutamakan nilainilai : Sinergi dan Bersatu

4. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)


Insan Pupuk Kaltim selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan nilai-nilai : Perhatian,
Komitmen dan Mutu

5. Tanggap (Proactive)
Insan Pupuk Kaltim dalam mengantisipasi perubahan dinamika usaha dan selalu memperhatikan nilai-nilai : Inisiatif,
Cepat dan Peduli lingkungan

Sumber: SCI Statement of Corporate Intent Pupuk Kaltim

Anda mungkin juga menyukai