Anda di halaman 1dari 9

KONTRIBUSI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DEPOK


Sudarno
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta
Kampus UI Depok
__________________________________________________________________________
Abstrak

Penelitian ini mencoba mengetahui sampai seberapa besar Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) di Depok dapat menyerap tenaga kerja dan Kebijakan-kebijakan apa
yang dapat diambil dalam rangka pemberdayaan UMKM agar dapat menyerap tenaga kerja
lebih banyak. Penduduk depok pada tahun 2011 mencapai 1.756.565 orang, terdiri dari
879.325 orang laki-laki dan 857.240 orang perempuan. Dari jumlah tersebut di atas yang
masuk angkatan kerja mencapai 730.924 orang atau hanya 41%, itu berarti sekitar 59 persen
terdiri anak-anak, remaja dan orang lanjut usia. Dari jumlah angkatan kerja yang mencapai
730.924 orang, yang dapat diserap oleh pasar tenaga kerja hanya sebesar 657.050, itu berarti
terdapat pengangguran sebesar 73.874 orang atau mencapai 10%. Kemampuan UMKM di
Depok Menyerap keseluruhan angkatan kerja sebesar 534.500 orang atau sekitar 73 %.
Permasalahan yang paling banyak dihadapi oleh pengusaha UKM adalah masalah
kurangnya modal, yakni sebesar 45%, disusul kemudian masalah kurang terampilnya
sumber daya manusia, masalah bahan baku juga termasuk permasalahan serius, ini
menempati tingkat permasalahan rangking tiga, yakni sebesar 4%. Masalah lainya seperti
persaingan, lokasi, perijinan, pemasaran dan lain-lain merupakan permasalahan berikutnya
yang sering dihadapi oleh pengusaha UKM.

Kata kunci: kontribusi, industri skala kecil dan menengah, tenaga kerja, daya serap,
kemampuan.
__________________________________________________________________________
Abstract

This study tried to find out to what extent the Micro, Small and Medium Enterprises
(MSMEs) in Depok could absorb labor and what policies can be taken in order to empower
SMEs to be able to absorb more labor. Depok population in 2011 reached 1,756,565,
consisting of 879,325 men and 857,240 women. Of the above amount entering the labor
force reached 730,924 people or only 41%, that means about 59 percent consists of children,
teenagers and the elderly. Of the total workforce reached 730,924 people, which can be
absorbed by the labor market of only 657,050, it means there is unemployment of 73,874
people or 10%. The ability of MSMEs in Depok Absorb the total workforce of 534,500
people or about 73%. The problems most commonly faced by SMEs is the lack of capital, ie
by 45%, followed by the problem of lack skilled human resources, the problem of raw
materials also include a serious problem, it occupies the third rank problems, which
amounted to 4%. Other problems such as competition, location, licensing, marketing, etc. is
the next problem often faced by SMEs.

Key words: contribution, small and middle scale industry, labour absorbtion.

PENDAHULUAN
Pemberdayaan usaha mikro, kecil
1. Latar Belakang dan menengah menjadi sangat strategis
68
karena potensinya yang besar dalam jelas perlu mendapat perhatian karena
menggerakan potensi ekonomi tidak hanya memberikan penghasilan bagi
masyarakat, dan sekaligus menjadi sebagian besar angkatan kerja Indonesia,
tumpuan pendapatan sebagaian besar namun juga merupakan ujung tombak
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Di
hidupnya. perdesaan, peran penting UMKM
Upaya pemberdayaan UMKM dari memberikan tambahan pendapatan,
tahun ke tahun selalu dimonitor dan sebagai pengembangan industri dan
dievaluasi perkembanganya baik dalam sebagai pelengkap produksi pertanian
hal kontribusinya terhadap Produk bagi penduduk miskin. Boleh dikata, ia
Domestik Bruto (PDB), penyerapan juga berfungsi
tenaga kerja, pertumbuhan investasi,
penerimaan devisa melalui ekspor 2. Perumusan Masalah
komoditi dan atau jasa.
UMKM diharapkan dapat Bertolak dari pemikiran tersebut di
membantu penyerapan tenaga kerja, atas maka peneliti merumuskan masalah
mengingat sebagian besar UMKM pada hal-hal sebagai berikut:
sifatnya padat karya, sehingga 1. Seberapa besar Usaha Mikro, Kecil
pertumbuhan UMKM mempunyai dan Menengah(UMKM) di Depok
dampak yang signifikan terhadap dapat menyerap tenaga kerja?
penyerapan tenaga kerja, terutama 2. Kebijakan-kebijakan apa yang dapat
didaerah padat penduduk seperti Jawa diambil dalam rangka pemberdayaan
Barat yang merupakan propinsi dengan UMKM agar dapat menyerap tenaga
jumlah penduduk paling banyak di kerja lebih banyak?
Indonesia. Umumnya tenaga kerja yang
diserap oleh UMKM adalah tenaga kerja TINJAUAN PUSTAKA
yang berpendidikan setingkat SLTA dan
tingkat pendidikan dibawahnya. Hanya Ada dua definisi usaha kecil yang
saja mungkin kondisi usaha yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi
ditangani oleh UMKM ini belum begitu usaha kecil menurut Undang-Undang No.
menggembirakan karena pengucuran 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
kredit yang masih berkesan ekstra hati- Kecil, dan Menengah adalah usaha
hati dari pihak perbankan setempat. ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
Perhatian untuk menumbuh yang dilakukan oleh orang perorangan
kembangkan usaha Mikro,kecil dan atau badan usaha yang bukan merupakan
menengah (UMKM) setidaknya dilandasi anak perusahaan atau bukan cabang
oleh tiga alasan. Pertama, UMKM perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
sebagai strategi mempertahankan hidup menjadi bagian baik langsung maupun
(survival strategy) di tengah krismon. tidak langsung dari usaha menengah atau
Kecenderungan menyerap banyak usaha besar yang memenuhi kriteria
tenaga kerja umumnya membuat banyak Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
UMKM juga intensif dalam menggunakan dalam Undang-Undang no 20 Tahun
sumberdaya alam lokal. Apalagi karena 2008. Kriteria tersebut antara lain
lokasinya banyak di pedesaan, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
pertumbuhan UMKM akan menimbulkan 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dampak positif terhadap peningkatan sampai dengan paling banyak Rp.
jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
kemiskinan, pemerataan dalam distribusi tidak termasuk tanah dan bangunan
pendapatan, dan pembangunan ekonomi tempat usaha atau memiliki hasil
di pedesaan . Dari sisi kebijakan, UMKM penjualan tahunan lebih dari Rp.
69
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) industri berdasrakan jumlah pekerjanya,
sampai dengan paling banyak Rp. yaitu: (1) industri rumah tangga dengan
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil
juta rupiah). Kedua, menurut kategori dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri
Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil menengah dengan pekerja 20-99 orang;
identik dengan industri kecil dan industri (4) industri besar dengan pekerja 100
rumah tangga. BPS mengklasifikasikan orang atau lebih (BPS, 1999:250).
Kendati ada beberapa definisi pada kelompok usaha industri makanan,
mengenai usaha kecil namun agaknya minuman dan tembakau (ISIC31), diikuti
usaha kecil mempunyai karakteristik yang oleh kelompok industri barang galian
hampir seragam. bukan logam (ISIC36), industri tekstil
Pertama, tidak adanya pembagian (ISIC32), dan industri kayu,bambu, rotan,
tugas yang jelas antara bidang rumput dan sejenisnya termasuk
administrasi dan operasi. Kebanyakan perabotan rumahtangga (ISIC33)
industri kecil dikelola oleh perorangan masing-masing berkisar antara 21%
yang merangkap sebagai pemilik hingga 22% dari seluruh industri kecil
sekaligus pengelola perusahaan, serta yang ada. Sedangkan yang bergerak pada
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga kelompok usaha industri kertas (34) dan
dan kerabat dekatnya. Data BPS (1994) kimia (35) relatif masih sangat sedikit
menunjukkan hingga saat ini jumlah sekali yaitu kurang dari 1%.
pengusaha kecil telah mencapai 34,316 Padahal, UMKM memiliki peranan
juta orang yang meliputi 15, 635 juta yang cukup besar dalam industri
pengusaha kecil mandiri (tanpa manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit
menggunakan tenaga kerja lain), 18,227 usaha dan daya serap tenaga kerja, namun
juta orang pengusaha kecil yang lemah dalam menyumbang nilai output.
menggunakan tenaga kerja anggota Pada tahun 2002, dari total unit usaha
keluarga sendiri serta 54 ribu orang manufaktur di Indonesia sebanyak 2,732
pengusaha kecil yang memiliki tenaga juta, ternyata 99,2 % merupakan unit
kerja tetap. usaha UMKM. UMKM, dengan jumlah
Kedua, rendahnya akses industri tenaga kerja kurang dari 20 orang, mampu
kecil terhadap lembaga-lembaga kredit menyediakan kesempatan kerja sebesar
formal sehingga mereka cenderung 59,3 % dari total kesempatan kerja.
menggantungkan pembiayaan usahanya Kendati demikian, sumbangan nilai output
dari modal sendiri atau sumber-sumber UMKM terhadap industri manufaktur
lain seperti keluarga, kerabat, pedagang hanya sebesar 17,8 %. Pola ini cenderung
perantara, bahkan rentenir. sama dari tahun ke tahunnya (1997-2002).
Ketiga, sebagian besar usaha kecil Banyaknya jumlah orang yang bekerja
ditandai dengan belum dipunyainya status pada UKM memperlihatkan betapa
badan hukum. Menurut catatan BPS pentingnya peranan UMKM dalam
(1994), dari jumlah perusahaan kecil membantu memecahkan masalah
sebanyak sebanyak 124.990, ternyata 90,6 pengangguran dan pemerataan distribusi
persen merupakan perusahaan perorangan pendapatan.
yang tidak berakta notaris; 4,7 persen
tergolong perusahaan perorangan berakta TUJUAN PENELITIAN
notaris; dan hanya 1,7 persen yang sudah
mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, 1. Untuk mengetahui Seberapa besar
Firma, atau Koperasi). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di
Keempat, dilihat menurut golongan Depok dapat menyerap tenaga kerja?
industri tampak bahwa hampir sepertiga 2. Untuk Mengetahui Kebijakan-
bagian dari seluruh industri kecil bergerak kebijakan apa yang dapat diambil
70
dalam rangka pemberdayaan UMKM perdagangan dan Jasa yang semakin pesat
agar dapat menyerap tenaga kerja lebih sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.
banyak? Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk
Kota Administratif Depok berdasarkan
Manfaat Penelitian Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun
1981 yang peresmiannya pada tanggal 18
Penelitian ini diharapkan dapat Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri
dipakai sebagai masukan dalam (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3
pengembangan dan pembinaan UMKM di (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas)
Depok, sekaligus upaya untuk Desa, yaitu:
menanggulangi pengangguran yang 1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari
semakin hari semakin meningkat. 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok,
Desa Depok Jaya, Desa Pancoram
Metode Penelitian Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan
Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
Metode yang digunakan dalam 2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima)
penelitian ini dibagi dalam tahap-tahap, Desa, yaitu : Desa Beji, Desa Kemiri
yaitu: Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah
Baru, Desa Kukusan.
1. Metode Pengumpulan Data 3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6
Data diambil melalui kuesioner yang (enam) Desa, yaitu : Desa Mekarjaya,
dibagikan kepada responden, yang Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju,
merupakan sampel dari pengusaha Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa
UMKM di Depok Kalimulya.
2. Tahap Pra Lapangan: Selama kurun waktu 17 tahun Kota
Menyusun instrument penelitian Administratif Depok berkembang pesat
berupa pedoman wawancara untuk baik dibidang Pemerintahan,
para tenaga lapangan. Pembangunan dan Kemasyarakatan.
3. Teknik Analisa Data menggunakan Khususnya bidang Pemerintahan semua
analisa tabulasi dengan Desa berganti menjadi Kelurahan dan
membandingkan data antar periode. adanya pemekaran Kelurahan , sehingga
4. Cara Penafsiran dan Penyimpulan pada akhirnya Depok terdiri dari 3
Hasil Penelitian (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga)
Dengan menggunakan teknik analisa Kelurahan, yaitu:
data tersebut diatas maka dapat 1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari
menyimpulkan seberapa besar 6 (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan
pengaruh UMKM terhadap penyerapan Depok, Kelurahan Depok Jaya,
tenaga kerja Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahjn
Rangkapan Jaya, Kelurahan
Profil Wilayah Rangkapan Jaya Baru.
2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam)
Depok bermula dari sebuah Kecamatan Kelurahan, yaitu : Kelurahan Beji,
yang berada di lingkungan Kewedanaan Kelurahan Beji Timur, Kelurah Pondok
(Pembantu Bupati) wilayah Parung Cina, Kelurahan Kemirimuka,
Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah
1976 perumahan mulai dibangun baik Baru.
oleh Perum Perumnas maupun 3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11
pengembang yang kemudian diikuti (sebelas) Kelurahan, yaitu : Kelurahan
dengan dibangunnya kampus Universitas Sukmajaya, Kelurahan Suka Maju,.
Indonesia (UI), serta meningkatnya Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan
71
Abadi Jaya, Kelurahan Baktijaya, Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa
Kelurahan Cisalak, Kelurahan Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, 2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari
Kelurahan Kali Jaya, Kelurahan 14 (empat belas) Desa, yaitu : Desa
Cilodong, Kelurahan Jati Mulya, Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa
Kelurahan Tirta Jaya Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua,
Terbentuknya Kota Depok Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa
Dengan semakin pesatnya perkembangan Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru,
dan tuntutan aspirasi masyarakat yang Desa Duren Seribu, Desa Duren
semakin mendesak agar Kota Mekar, Desa Pengasinan Desa
Administratif Depok diangkat menjadi Bedahan, Desa Pasir Putih.
Kotamadya dengan harapan pelayanan 3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8
menjadi maksimum. Disis lain Pemerintah (delapan) Desa, yaitu : Desa Limo,
Kabupaten Bogor bersama-sama Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa
Pemerintah Propinsi Jawa Barat Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa
memperhatikan perkembangan tesebut, Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut,
dan mengusulkannya kepada Pemerintah Desa Grogol.
Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat. 4. Dan ditambah 5 (lima) Desa dari
Berdasarkan Undang-undang No. 15 Kecamatan Bojong Gede, yaitu : Desa
tahun 1999, tentang pembentukan Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa
Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa
ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, Pondok Jaya.
dan diresmikan tanggal 27 April 1999 Kota Depok selain merupakan Pusat
berbarengan dengan Pelantikan Pejabat Pemerintahan yang berbatasan langsung
Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota
Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Jakarta juga merupakan wilayah
Badrul Kamal yang pada waktu itu penyangga Ibu Kota Negara yang
menjabat sebagai Walikota Kota diarahkan untuk kota pemukiman , Kota
Administratif Depok. Pendidikan, Pusat pelayanan perdagangan
Momentum peresmian Kotamadya Daerah dan jasa, Kota pariwisata dan sebagai kota
Tk. II Depok dan pelantikan pejabat resapan air.
Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II
Depok dapat dijadikan suatu landasan Data Ketenagakerjaan di Depok
yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan
hari jadi Kota Depok. Berdasarkan data sensus Badan Pusat
Berdasarkan Undang-undang nomor 15 Statistik Kota Depok, total
tahun 1999 Wilayah Kota Depok meliputi penduduk Kota Depok Tahun 2010
wilayah Administratif Kota Depok, mencapai 1.736.565 jiwa. Dari jumlah
terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan tersebut, 879.325 orang adalah laki-laki
sebagaimana tersebut diatas ditambah dan 857.240 perempuan.
dengan sebagian wilayah Kabupaten Tabel 1:
Daerah Tingkat II Bogor, yaitu: Data Angkatan Kerja di Depok
1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri Jumlah Angkatan Jumlah Pengan
Penduduk Kerja orang gguran
dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua Berkerja
belas) Desa , yaitu : Kelurahan Laki-Laki 879.325 449.564 413.935 35.629
Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Perempuan 857.240 281.360 243.115 38.425
Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Jumlah 1.736.565 730.924 657.050 73.874
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Depok, 2011
Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa
Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial Depok 2010, peta ketenagakerjaan
72
di Kota Depok, Jumlah angkatan kerja dan perluasan kesempatan kerja oleh
sebanyak 730.924 orang. Jumlah tersebut semua pihak serta dituntut pula sebuah
terdiri dari 449.564 laki-laki dan 281.360 kesadaran yang tinggi bagi
perempuan. Sedangkan jumlah orang masyarakatnya.
yang bekerja sesuai dengan data
Disnakersos adalah sejumlah 657.050 Populasi dan Sample
orang. Yang terdiri dari 413.935 laki-laki
dan 243.115 perempuan. Jadi jumlah Untuk penelitian ini yang menjadi
pengangguran di Kota Depok sebanyak objek penelitian adalan perusahaan
73.874 orang, terdiri dari 35.629 laki-laki pengolahan (manufaktur) yang berskala
dan 38.425 perempuan. Penyebab kecil dan menengah (UKM) yang berada
pengangguran dipengaruhi beberapa di enam kecamatan di kota Depok.
faktor, antara lain, pertama, jumlah Keenam kecamatan tersebut, yaitu:
lapangan kerja yang tersedia lebih kecil Sawangan, Beji, Cimanggis, Pancoran
dari jumlah pencari kerja. Kedua, Mas dan Sukmajaya.
kompetensi pencari kerja tidak sesuai Berdasarkan jumlah tenaga kerja,
dengan pasar kerja. Ketiga, kurang industri pengolahan digolongkan menjadi
efektifnya informasi pasar kerja bagi para industri besar, sedang dan kecil. Jika
pencari kerja. Keempat, perusahaan yang suatu perusahaan industri mempunyai
menutup/mengurangi bidang usahanya tenaga kerja diatas 99 orang maka
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang perusahaan tersebut diklasifikasikan
kurang kondusif; peraturan yang menjadi industri besar, jika
menghambat inventasi; hambatan dalam tenaga kerja antara 20-99 orang masuk
proses ekspor impor. industri sedang, sedangkan industri kecil
Setiap tahun angka pengangguran di Kota mempunyai tenaga kerja 5-19 orang.
Depok terus merambat naik yang Jumlah industri Kecil dan
didominasi oleh penganggur usia muda, Mengengah di Kota Depok hasil
berpendidikan rendah, penganggur wanita pendaftaran usaha/perusahaan menurut
dan sebagian penganggur terdidik. Namun Kadin Kota Depok adalah 126
pihak Dinas tenaga kerja mengakui belum perusahaan. Industri yang paling banyak
mempunyai data yang lengkap. di kota Depok adalah industri makanan
Kondisi pengangguran dan setengah dan minuman ada 26 perusahaan,
pengangguran yang tinggi, menyebabkan, kemudian industri pakaian jadi ada 26
pemborosan sumber daya dan potensi perusahaan. Pada Penelitian ini sample di
yang ada, menjadi beban keluarga dan ambil 30% dari populasi. Di bawah ini
masyarakat, sumber utama kemiskinan, adalah daftar sample dan populasi (tabel
dapat mendorong peningkatan keresahan 3)
sosial dan kriminal dapat menghambat Tabel 2:
pembangunan dalam jangka panjang. Industri Pengolahan Berskala Kecil dan
Masalah pengangguran dan setengah Menengah di Depok
No Jenis Industri Populasi Tenaga
pengangguran merupakan permasalahan Kerja
di muara yang tidak bisa diselesaikan 1 Industri Alat Rumah 8 434
pada titik itu saja, tapi juga harus 2 Tangga 4 227
3 Industri Obat 18 956
ditangani dari hulu sampai ke hilir. 4 Industri Kerajinan 25 1.030
Sektor di hulu yang banyak berdampak Industri Tekstil dan
pada pengangguran dan setengah 5 Pakaian Jadi 10 210
6 Percetakan 10 220
pengangguran adalah sektor Industri Logam dan
kependudukan, pendidikan dan ekonomi. 7 Elektronik 4 190
Untuk itu, diperlukan penanganan khusus 8 Industri Suku Cadang 5 322
Industri Mesin
secara terpadu program aksi penciptaan 9 Perkakas 10 170
73
Industri Kimia dan Dari data di atas jelas bahwa
10 Kertas 26 1.190
Makanan dan
responden terbanyak berusia pada umur
Minuman 31 sampai 40 tahun, ini menunjukkan
bahwa dikalangan usia muda sudah
Tatal 126 534.500
Sumber : Data Primer dioleh, 2011
tergerak untuk melakukan usaha yang
sangat beragam.
Tabel 3: Sedangkan usia 41 sampai dengan
Industri Pengolahan 50 tahun juga menunjukkan jumlah yang
Berskala Kecil dan Menengah di Depok cukup banyak ini berarti bahwa kegiatan
No Jenis Industri Populasi Sample usaha masih produktif dilakukan oleh
1 Industri Alat 5 2 responden yang berusia di atas 40 tahun.
2 Rumah Tangga 4 2
3 Industri Obat 18 5 Berikut tabel 5 yang menjelaskan
4 Industri Kerajinan 29 8 mengenai tingkat pendidikan, status
(handicraf) marital, jumlah anak dan pekerjaan
5 Industri Tekstil 10 3
6 dan Pakaian Jadi 10 3
Percetakan Tabel 5:
7 Industri Logam 4 2 Tingkat Pendidikan, status marital, jumlah
8 dan Elektronik 5 2 anak
9 Industri Suku 10 3
10 Cadang 28 8 No Jenis Jumlah Prosentase
Industri Mesin 1 Pendidikan
Perkakas
a. SD 3 7%
Industri Kimia
dan Kertas b. SMP 7 18%
Makanan dan c. SMU 22 57%
Minuman
d. Diploma/Sarjana 6 15%
Tatal 126 38 2 Status Marital
Sumber : Data Primer dioleh,2011 a. Menikah 25 65%
b. Belum menikah 13 35%
Sedangkan mengenai data responden baik Jumlah anak yang
dilihat dari umur, jenis kelamin, tingkat 3 ditanggung
pendidikan, status menikah, jenis a. 1 – 2 anak 17 44%
pekerjaan dan modal usaha yang dimiliki b. 3 – 4 anak 5 13%
pada saat awal memulai usaha dapat c. > 4 anak 3 7%
dilihat pada tabel-tabel berikut ini. d. Belum/Tidak
memiliki anak 8 21%
Sumber: Data primer diolah, 2011
Tabel 4:
Jumlah responden
berdasarkan Umur dan Jenis kelamin
Dari data di atas dapat disampaikan
No Jenis Jumlah Prosentase bahwa angka terbesar responden untuk
tingkat pendidikan yang terbanyak adalah
1 Umur/Tahun:
tingkat SMU sebesar 22% ini
a. 20 – 30 3 7,89%
menunjukkan bahwa saat ini yang
b. 31 – 40 15 39,47%
tergerak untuk mengembangkan usaha
c. 41 – 50 14 36,84%
sendiri adalah berpendidikan menengah.
d. 51 – 60 4 10,52%
Sedangkan untuk status marital yang
e. > 61 2 5,26%
terbanyak sudah menikah 25 % dengan
2 Kelamin jumlah keluarga/anak yang menjadi
a. laki-laki 26 68,42% tanggungan berkisar tidak lebih dari dua
b. Perempuan 12 31,57% anak yaitu sebesar 44%. Angka ini berarti
Sumber: Data primer diolah, 2011
bahwa dalam situasi ekonomi saat ini
menjadi pilihan yang tepat untuk tidak
memiliki jumlah tanggungan yang banyak
74
melebihi tingkat pendapatan yang 4 Banyak usaha yang 3
8%
diperoleh sebagai bagian dari mata sejenis
5 Tempat tidak 2
pencaharian. 5%
strategis
Adapun untuk modal usaha yang dimiliki 6 Ijin usaha yang 2
oleh responden dapat dilihat dari tabel 6 5%
agak sulit
berikut. 7 Promosi produk 2
5%
kurang
Tabel 6 8 Harga jual produk 2
Modal awal usaha dan Jenis usaha mahal sehingga 5%
sulit untuk bersaing
No Jenis Jumlah Prosentase
Sumber : Data primer diolah, 2011
1 Modal awal usaha:
a. 1.000.000-10.000.000 5 13% Permasalahan yang paling banyak
b. 11.000.000 –
20.000.000 7 18% dihadapi oleh pengusaha UKM adalah
c. 21.000.000 - masalah kurangnya modal, yakni sebesar
30.000.000 6 14% 45%, disusul kemudian masalah kurang
d. 31.000.000 - terampilnya sumber daya manusia,
40.000.000 10 26%
e. 41.000.000 –
masalah bahan baku juga termasuk
50.000.000 5 13% permasalahan serius, ini menempati
f. > 50.000.000 5 13% tingkat permasalahan rangking tiga, yakni
2 Jenis Usaha: sebesar 4%.
 Industri Alat 2 Masalah lainya seperti persaingan, lokasi,
Rumah Tangga 5% perijinan, pemasaran dan lain-lain
 Industri Obat 2 5% merupakan permasalahan berikutnya yang
 Industri Kerajinan 5 sering dihadapi oleh pengusaha UKM.
(handicraf) 13%
 Industri Tekstil 8
dan Pakaian Jadi 21% Kesimpulan dan Saran
 Percetakan 3 7%
 Industri Logam 3 Kesimpulan
dan Elektronik 7%
 Industri Suku 2 Penduduk depok pada tahun 2011
Cadang 5%
2
mencapai 1.756.565 orang, terdiri dari
 Industri Mesin
Perkakas 5% 879.325 orang laki-laki dan 857.240
 Industri Kimia 3 orang perempuan. Dari jumlah tersebut di
dan Kertas 7% atas yang masuk angkatan kerja mencapai
 Makanan dan 8 730.924 orang atau hanya 41%, itu berarti
Minuman 21%
Sumber: Data primer diolah, 2011
sekitar 59 persen terdiri anak-anak,
remaja dan orang lanjut usia
Dari tabel 4 di atas industri yang paling Dari jumlah angkatan kerja yang
banyak adalah industri makanan dan mencapai 730.924 orang, yang dapat
minuman, yakni sebesar 21%, disusul diserap oleh pasar tenaga kerja hanya
kemudian industri tekstil dan pakaian jadi. sebesar 657.050, itu berartai terdapat
pengangguran sebesar 73.874 orang atau
Tabel 7: mencapai 10%, kemampuan UMKM di
Hambatan Dalam Menjalankan Usaha Depok Menyerap keseluruhan angkatan
No Jenis hambatan Jumlah Prosentase kerja sebesar 534.500 orang atau sekitar
1 Kurangnya modal 17 45% 73 %
2 Sulit untuk mencari 4 Permasalahan yang paling banyak
9%
bahan baku dihadapi oleh pengusaha UKM adalah
3 Staf /pegawai 6
14% masalah kurangnya modal, yakni sebesar
kurang terampil 45%, disusul kemudian masalah kurang
75
terampilnya sumber daya manusia, Kustituanto, Bambang, Masykur
masalah bahan baku juga termasuk Wiratmo, Mudrajad Kuncoro, dan
permasalahan serius, ini menempati R. Agus Sartono. 1995. Laporan
tingkat permasalahan rangking tiga, yakni Akhir Pengembangan Pusat
sebesar 4%. Masalah lainya seperti Konsultasi Pengusaha Kecil di
persaingan, lokasi, perijinan, pemasaran Propinsi Daerah Istimewa
dan lain-lain merupakan permasalahan Yogyakarta, kerjasama Depkop &
berikutnya yang sering dihadapi oleh PPK dengan PPE-FE-UGM,
pengusaha UKM. Yogyakarta.

Saran

Agar daya serap UMKM di Depok dapat


ditingkatkan maka kami memberikan
saran-saran sebagai berikut:
a. Pemerintah Daerah Depok melalui
dinas yang terkait sebaiknya mencari
jalan keluar terhadap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh
pengusaha, termasuk permodalan,
bahan baku, persaingan usaha,
pefijinan dan penggunaan teknologi
informasi yang sesuai.
b. Pemerintah Daerah Depok melalui
dinas yang terkait harus lebih proaktif
dalam meeningkatan kualitas sumber
daya manusia ketenagakerjaan. Dengan
cara membangun sistem peningkatan
kualitas tenaga kerja, meningkatkan
kualitas pelayanan di bidang pelatihan,
produktivitas dan penempatan tenaga
kerja. meningkatkan kerjasama dengan
lembaga-lembaga pelatihan kerja
swasta, perguruan tinggi. serta
mendorong peranan masyarakat luas di
bidang Ketenagakerjaan meliputi
pelatihan, penempatan dan
produktivitas tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad dan PT Asana


Wirasta Setia. 1997. Pengembangan
Pola Pembinan Usaha Kecil dan
Masyarakat di Sekitar Obyek dan
Kawasan Pariwisata, PT Asana
Wirasta Setia dan Deparpostel,
Yogyakarta.

76

Anda mungkin juga menyukai