Anda di halaman 1dari 196

PENGARUH TAGLINE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI


VARIABEL INTERVENING PADA KOPI JANJI JIWA
OUTLET PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

CHAIRUNNISA
160907083

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
i
ii
iii
ABSTRAK

PENGARUH TAGLINE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA KOPI JANJI JIWA OUTLET PEMATANGSIANTAR

Nama : Chairunnisa
NIM : 160907083
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos M,Si

Saat ini bisnis kedai kopi merupakan salah satu bisnis yang sangat
menjanjikan karena tren minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat, ini ditandai dengan menjamurnya bisnis dan merek produk minuman
kopi di nusantara. Tingginya kesadaran merek terhadap produk kopi dan
maraknya tren es kopi susu menjadikan Janji Jiwa Pematangsiantar termasuk
dalam merek kopi yang sukses mempengaruhi keputusan pembelian dengan
tagline nya “kopi dari hati”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tagline (X)
secara langsung terhadap keputusan pembelian, serta untuk mengetahui pengaruh
variabel tagline (X) secara tidak langsung terhadap variabel keputusan pembelian
(Z) melalui variabel mediasi brand awareness (Y).
Bentuk penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling
dengan 100 orang responden sebagai sampel. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan membagikan google form
kepada konsumen kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis jalur, dan uji
parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tagline secara langsung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi Janji Jiwa
Pematangsiantar. Hal ini terbukti berdasarkan nilai t hitung yang didapatkan lebih
besar dari pada nilai t tabel yaitu 7.309>1.985. Besarnya pengaruh tagline secara
langsung terhadap keputusan pembelian ialah 0.594. Tagline juga secara tidak
langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
melalui brand awareness kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Pengaruh tidak
langsung tagline terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness adalah
sebesar 0.898.

Kata Kunci:Tagline, Brand Awareness, Keputusan Pembelian

iv
ABSTRACT

THE EFFECT OF TAGLINE ON PURCHASE DECISION AND BRAND


AWARENESS AS AN INTERVENING VARIABLE AT KOPI JANJI JIWA
PEMATANGSIANTAR OUTLET

Name :Chairunnisa
NIM :160907083
Department :Business Administration Science
Faculty : Social and Political Sciences
Advisor :Onan Marakali Siregar, S.Sos M,Si

Currently, coffee shop is one of the most promising business because the
trend of drinking coffee has become the part of people’s lifestyle. This is
indicated by the increasing number of coffee shops and brands that are spread
throughout the country. The high interest in brand awareness on coffee brand and
the trend of drinking coffee among people make Janji Jiwa Pematangsiantar as
the coffee brand that success in influencing the consumer’s purchase decision
with it’s tagline “kopi dari hati”.
This research aims to investigate the effect of tagline variable (X) directly
on purchase decision (Z), also to investigate the effect of tagline variable (X)
undirectly on purchase decision (Z) through the intervening variable brand
awareness (Y).
The form that used in this research is quantitative research with
descriptive approach. This research use purposive sampling and the total of
respondents are 100. The data that used in this research is primary data obtained
by distributing the google form questionaire to Janji Jiwa Pematangsiantar
customer. The analysis method in this research is instrument test,classic
assumption test, path analysis, and partial test.
The result shows that tagline has positive and significant effect directly on
purchase decision, because of the t count > t table (7.309>1.985). The effect of
tagline directly on purchase decision is 0.594. Tagline also has positive and
significant effect undirectly on purchase decision through intervening variable
brand awareness, and the effect is 0.898.

Keywords:Tagline, Brand Awareness, Purchase Decision

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini dengan judul

“Pengaruh Tagline Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Brand Awareness

Sevagai Variabel Intervening Pada Kopi Janji Jiwa Outlet Pematangsiantar”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak kesulitan yang

dialami. Namun dengan adanya perhatian, arahan, dan bimbingan dari berbagai

pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada

kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis.

3. Ibu Dr. Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis.

4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan masukan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Ibu Ainun Mardhiyah, S.AB, M.AB selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

vi
6. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bapak Farid, SH selaku tenaga

kependidikan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

7. Seluruh staf pengajar atau dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama masa

perkuliahan.

8. Kedua orang tua penulis Alm.Papa serta Mama atas kasih sayang, doa restu,

didikan, dukungan moril dan finansial serta kesabaran yang selama ini dengan

tulus diberikan kepada penulis.

9. Kakak dan abang penulis, Mbak Kiki dan Mas Ibal yang telah memberikan

dukungan dan kasih sayang kepada penulis.

10. Sahabat penulis yaitu Luthfia Ichwani Nst dan Uwis Dwi Rahma yang selalu

mendukung, memotivasi, dan menemani penulis dalam suka dan duka dari

SMA hingga sekarang.

11. Adinda Rizki, Zedina Angela selaku teman kuliah, teman magang, dan

sahabat penulis yang selalu bersama melewati masa-masa kuliah di

Universitas Sumatera Utara.

12. Seluruh mahasiswa kelas A stambuk 2016 Ilmu Administrasi Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang bersama-sama melalui proses perkuliahan.

13. Terutama kepada semua orang yang telah membantu hingga terselesaikannya

skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungannya. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

vii
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan maaf yang sebesar-

besarnya serta berharap adanya kritik dan saran agar membangun penulis. Dengan

terselesaikannya skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Medan, 2021

Chairunnisa
NIM.160907083

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11


2.1.Ekuitas Merek (Brand Equity) ......................................................... 11
2.1.1. Slogan (Tagline) ................................................................... 12
2.1.1.1. Manfaat Tagline ...................................................... 13
2.1.1.2. Jenis-Jenis Tagline.................................................. 13
2.1.1.3. Tagline yang Efektif ............................................... 14
2.1.1.4. Pedoman Menciptakan Tagline yang Efektif ......... 15
2.1.2. Kesadaran Merek (Brand Awareness) ................................. 16
2.1.2.1. Tingkat Kesadaran Merek ...................................... 17
2.1.2.2. Nilai Kesadaran Merek ........................................... 18
2.1.2.3. Indikator Kesadaran Merek .................................... 20
2.1.2.4. Cara Meraih Kesadaran Merek ............................... 21
2.2. Perilaku Konsumen ......................................................................... 23
2.2.1. Keputusan Pembelian ........................................................... 25
2.2.1.1. Faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian.. 26
2.2.1.2. Proses Keputusan Pembelian .................................. 28
2.2.1.3. Indikator Keputusan Pembelian.............................. 33
2.2.1.4. Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian............. 34
2.2.1.5. Kerangka Acuan Keputusan Pembelian ................. 38
2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 39
2.4. Kerangka Konsep ............................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43


3.1. Bentuk Penelitian ............................................................................ 43
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 43
3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 43
3.3.1. Populasi ................................................................................ 43
3.3.2. Sampel ................................................................................ 44
3.4. Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 44

ix
3.5. Hipotesis Penelitian......................................................................... 46
3.6. Definisi Konsep ............................................................................... 47
3.7. Definisi Operasional........................................................................ 48
3.8. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 49
3.8.1. Data Primer .......................................................................... 49
3.8.2. Data Sekunder ...................................................................... 50
3.9. Metode Analisis Data ...................................................................... 50
3.9.1. Uji Instrumen ....................................................................... 50
3.9.1.1. Uji Validitas ............................................................ 50
3.9.1.2. Uji Reliabilitas ........................................................ 51
3.9.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 52
3.9.2.1. Uji Normalitas ......................................................... 52
3.9.2.2. Uji Multikolinearitas............................................... 52
3.9.2.3. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 53
3.9.3. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................. 53
3.9.4. Uji Hipotesis ........................................................................ 54
3.9.4.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) .................................. 54
3.9.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................... 54
3.9.4.3. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ........................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56


4.1. Gambaran Umum ............................................................................ 56
4.1.1. Gambaran Perusahaan .......................................................... 56
4.2. Penyajian Data ................................................................................ 59
4.2.1. Deskripsi Identitas Responden ............................................. 59
4.2.1.1. Jenis kelamin Responden........................................ 60
4.2.1.2. Usia Responden ...................................................... 61
4.2.1.3. Penghasilan Responden .......................................... 62
4.2.1.4. Pekerjaan Responden .............................................. 63
4.2.1.5. Frekuensi Pembelian............................................... 64
4.2.2. Variabel Tagline (X) ............................................................ 64
4.2.3. Variabel Brand Awareness (Y) ............................................ 77
4.2.4. Variabel Keputusan Pembelian (Z) ...................................... 84
4.3. Analisis Data ................................................................................... 92
4.3.1. Uji Instrumen ....................................................................... 92
4.3.1.1. Uji Validitas ............................................................ 92
4.3.1.2. Uji Reliabilitas ........................................................ 95
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 97
4.3.2.1. Uji Normalitas ........................................................ 97
4.3.2.2. Uji Multikolinearitas............................................. 100
4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas ......................................... 101
4.3.3. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................ 102
4.3.3.1. Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap Brand
Awareness ............................................................. 102
4.3.3.2. Pengaruh Brand Awareness Secara Langsung
Terhadap Keputusan Pembelian ........................... 103
4.3.3.3. Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap
Keputusan Pembelian ........................................... 104

x
4.3.3.4. Pengaruh Tagline Secara Tidak Langsung Terhadap
Keputusan Pembelian Melalui Brand Awareness 105
4.4. Pembahasan ................................................................................... 107

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 119


5.1. Kesimpulan ................................................................................... 119
5.2. Saran ............................................................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 122

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Konsumsi Kopi Nasional Tahun 2016-2020 ....................................... 2
Tabel 1.2 Merek Es Kopi Susu Paling Diminati.................................................. 3
Tabel 1.3 Daftar Gerai Janji Jiwa di Sumatera Utara .......................................... 5
Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 48
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 60
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ............................................. 61
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ................................. 62
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................... 63
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ................... 64
Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Tagline Mudah Diingat ...................... 64
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Tagline Mudah Diucapkan ................. 65
Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Tagline Simpel dan Sederhana........... 66
Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Tagline Atribut Mengesankan............ 66
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Tagline yang Baik .............................. 67
Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Tagline Cocok Diselipkan di Sekitar
Logo ................................................................................................... 67
Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Tagline Memiliki Kata yang Pendek . 68
Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Tagline Mampu Membedakan Merek 69
Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Tagline Mampu Memperlihatkan
Kekuatan Merek ................................................................................ 69
Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Tagline Unik ...................................... 70
Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Tagline Menarik ................................. 71
Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Tagline Mencerminkan Identitas ....... 71
Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Tagline Memberi Kesan Berbeda ...... 72
Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Tagline Mencerminkan Nilai Unik .... 73
Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Tagline Menunjukkan Keberadaan dan
Eksistensi Merek................................................................................ 73
Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Tagline Membuat Merek Bertahan di
Tengah Persaingan ............................................................................. 74
Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Tagline Kopi Dari Hati Berasal dan
Digunakan Oleh Janji Jiwa ................................................................ 75
Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Tagline Dapat Diterima Secara Logis 75
Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Tagline Kopi Dari Hati Hanya
Digunakan Oleh Janji Jiwa ................................................................ 76
Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengetahui Janji Jiwa
Kategori Merek Es Kopi Susu ........................................................... 77
Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mampu Menyebutkan
Merek Janji Jiwa ................................................................................ 77
Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengingat Janji Jiwa Tanpa
Melihat Logo Ataupun Slogannya ..................................................... 78
Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengingat Janji Jiwa Tanpa
Bantuan Visual dan Tekstual ............................................................. 79
Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengenali Janji Jiwa Bila
Melihat Produknya ............................................................................ 79

xii
Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengenali Janji Jiwa Bila
Melihat Atribut Produknya ................................................................ 80
Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengenali Janji Jiwa
Dengan Bantuan Visual dan Tekstual ............................................... 81
Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengingat Janji Jiwa Pada
Saat Ingin Membeli Es Kopi Susu..................................................... 81
Tabel 4.33 Jawaban Responden Tentang Konsumen Menjadikan Janji Jiwa
Alternatif Pilihan ............................................................................... 82
Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengingat Janji Jiwa
Sebagai Produk Pemenuh Kebutuhan................................................ 83
Tabel 4.35 Jawaban Responden Tentang Konsumen Mengingat Janji Jiwa Saat
Mengonsumsi Produk Lain ................................................................ 83
Tabel 4.36 Jawaban Responden Tentang Konsumen Memilih Janji Jiwa Daripada
Merek Lain di Pematangsiantar ......................................................... 84
Tabel 4.37 Jawaban Responden Tentang Konsumen Membeli Janji Jiwa Karena
Dapat Memenuhi Kebutuhan ............................................................. 85
Tabel 4.38 Jawaban Responden Tentang Konsumen Membeli Janji Jiwa Karena
Harga Terjangkau .............................................................................. 85
Tabel 4.39 Jawaban Responden Tentang Konsumen Membeli Janji Jiwa Karena
Kualitasnya Baik................................................................................ 86
Tabel 4.40 Jawaban Responden Tentang Konsumen Membeli Janji Jiwa Karena
Atribut Produk Menarik..................................................................... 87
Tabel 4.41 Jawaban Responden Tentang Konsumen Lebih Memilih Membeli
Kopi Janji Jiwa .................................................................................. 87
Tabel 4.42 Jawaban Responden Tentang Konsumen Kurang Merasakan Manfaat
Merek Lain ........................................................................................ 88
Tabel 4.43 Jawaban Responden Tentang Konsumen Merasakan Manfaat Positif
Produk Janji Jiwa ............................................................................... 89
Tabel 4.44 Jawaban Responden Tentang Konsumen Selalu Puas Saat Membeli
Janji Jiwa .......................................................................................... 90
Tabel 4.45 Jawaban Responden Tentang Konsumen Melakukan Pembelian Ulang
Produk Kopi Janji Jiwa ...................................................................... 90
Tabel 4.46 Jawaban Responden Tentang Konsumen Merekomendasikan Janji
Jiwa Kepada Orang Sekitar ............................................................... 91
Tabel 4.47 Jawaban Responden Tentang Konsumen Tidak Menghabiskan
Banyak Waktu Memutuskan Membeli Janji Jiwa ............................. 92
Tabel 4.48 Hasil Uji Validitas Variabel Tagline (X) ........................................... 93
Tabel 4.49 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (Y)........................... 94
Tabel 4.50 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Z) .................... 95
Tabel 4.51 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X) ....................................... 96
Tabel 4.52 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness (Y) ....................... 96
Tabel 4.53 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Z) ................. 97
Tabel 4.54 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ......................................................... 98
Tabel 4.55 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 100
Tabel 4.56 Hasil Analisis Pengaruh Tagline Terhadap Brand Awareness ........ 102
Tabel 4.57 Hasil Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan
Pembelian ........................................................................................ 104
Tabel 4.58 Hasil Analisis Pengaruh Tagline Terhadap Keputusan Pembelian . 105

xiii
Tabel 4.59 Ringkasan Hasil Koefisien Jalur...................................................... 106
Tabel 4.60 Dekomposisi Pengaruh Tagline (X) Terhadap Keputusan Pembelian
(Z) Melalui Brand Awareness (Y) ................................................... 106

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Piramida Kesadaran Merek .............................................................. 17
Gambar 2.2 Nilai Kesadaran Merek .................................................................... 18
Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian ........................................................... 28
Gambar 2.4 Empat Jenis Perilaku Keputusan Pembelian .................................... 34
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 42
Gambar 4.1 Grafik Historam Uji Normalitas ...................................................... 99
Gambar 4.2 Grafik P-Plot Uji Normalitas ......................................................... 100
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 101
Gambar 4.4 Gambaran Hasil Penelitian ............................................................. 107

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini semakin ketat. Persaingan yang

semakin ketat menjadikan pelaku usaha dituntut untuk siap menghadapi segala

tantangan dan ancaman yang ada supaya dapat memenangkan persaingan. Hal-hal

yang serba baru dan kreatif diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Kebutuhan manusia sangat beraneka ragam dan kebutuhan itu dapat terpenuhi

dengan aktivitas membeli, sehingga suatu kebutuhan pada akhirnya akan

menimbulkan keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan hasil atau

kelanjutan yang dilakukan individu ketika dihadapkan pada situasi dan alternatif

tertentu dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila ada beberapa alternatif pilihan,

konsumen akan memilih salah satu yang terbaik atas dasar logika dan

pertimbangan agar dapat memenuhi kebutuhannya.

Pada satu sisi, ada pesaing-pesaing yang saling berlomba untuk menarik

dan mempertahankan pelanggan. Semua dinamika ini dapat disaksikan secara

jelas pada lingkungan dan aktivitas sehari-hari. Berbagai strategi dilakukan para

pelaku usaha untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, namun hal yang

paling utama ialah produk atau merek usaha harus dapat diterima dahulu oleh

konsumen. Langkah pertama untuk membuat suatu produk bisa diterima ialah

dengan membangun kesadaran atas merek tersebut. Kesadaran merek (brand

awareness) merupakan kemampuan seorang calon pembeli untuk mengenali atau

1
2

mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk

tertentu. Kesadaran merek sangat penting untuk dipertimbangkan para pembeli

dan para pelaku usaha, karena faktor yang paling menentukan keputusan

pembelian pada akhirnya terletak pada arti suatu merek di benak seorang pembeli.

Salah satu persaingan bisnis kompetitif yang ada di Indonesia ialah

industri kopi. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia

termasuk Indonesia. Candu dari minuman berkafein tersebut terus menjalar ke

semua kalangan dari remaja hingga orang tua. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem

Informasi Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional dari tahun 2016 sampai

2020 terus mengalami pertumbuhan. Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode

2016-2020 tumbuh rata-rata 0,51% per tahun.

Tabel 1.1
Konsumsi Kopi Nasional Tahun 2016-2020

Penduduk Nasional Pertumbuhan


Tahun Kg/kap/tahun
(000 orang) (Ton) (%)
2016 1,168 258.705 302.176
2017 1,162 261.891 304.231 0,68
2018 1,155 265.015 306.183 0,64
2019 1,149 267.974 307.915 0,57
2020 1,143 271.066 309.771 0,60
Rata-Rata Pertumbuhan 0,51
Sumber: epublikasi.setjen.pertanian.go.id (diakses pada tanggal 20/02/2019)

Berdasarkan data konsumsi kopi nasional oleh Kementrian Pertanian di

atas, dapat diketahui bahwa kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup

masyarakat sehingga saat ini bisnis kedai kopi menjadi salah satu bisnis yang

sangat menjanjikan. Hal ini tercermin dari menjamurnya kafe atau gerai penjual

minuman dari seduhan bubuk kopi di seluruh nusantara tidak hanya di kota besar,
3

namun juga kota-kota kecil di Indonesia. Hasil riset TOFFIN, perusahaan

penyedia solusi bisnis berupa barang dan jasa di industri HOREKA (Hotel,

Restoran, dan Kafe) bersama Majalah MIX MarComm mencatat jumlah kedai

kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2950 gerai. Angka itu

ternyata meningkat hampir tiga kali lipat atau bertambah sekitar 1950 gerai dari

tahun 2016 yang hanya sekitar 1000 gerai (Sumber: industry.co.id tanggal akses

17/12/2019).

Diantara banyaknya gerai kopi yang ada di Indonesia, jenis yang paling

diminati oleh masyarakat khususnya anak-anak muda ialah es kopi susu. Kopi

susu pada umumnya dikemas cantik dengan gelas plastik serta memiliki nama,

logo, dan slogan yang menarik sehingga tidak hanya memanjakan lidah dengan

rasanya, tetapi juga memanjakan mata dengan visualnya yang menarik. Faktor

lain yang membuat es kopi susu sangat diminati ialah harganya yang cukup

terjangkau dan tidak menguras kantong, sehingga sangat mudah diterima oleh

masyarakat Indonesia. Berikut merupakan merek-merek kopi susu kekinian yang

banyak diminati oleh konsumen di Indonesia berdasarkan hasil survey idntimes.

Tabel 1.2
Merek Es Kopi Susu Paling Diminati di Indonesia

Merek Persentase
Janji Jiwa 23.6%
Kulo 19.4%
Kopi Kenangan 14.2%
Kopi Soe 3.9%
Jokopi 2.6%
Merek-merek lain 57.6%
Sumber: idntimes.com (diakses pada tanggal 01/10/2019)
4

Berdasarkan tabel di atas, brand kopi susu di Indonesia yang paling

diminati ialah Janji Jiwa, yaitu brand kopi lokal yang sedang berkembang pesat.

Pada tahun 2019 kopi Janji Jiwa memperoleh penghargaan dari Museum Rekor

Dunia Indonesia (Muri) sebagai pemecah rekor “Pertumbuhan Kedai Kopi

Tercepat Dalam Satu Tahun”. Prestasi tersebut diraih karena Janji Jiwa telah

berhasil membuka dan memperluas kedai kopinya hingga 700 outlet dalam

setahun yang sudah tersebar di 50 kota besar di Indonesia. Didirikan sejak

pertengahan 2018, Janji Jiwa kini berkembang sangat pesat dan mendapatkan

antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat Indonesia. Rata-rata penjualan

Janji Jiwa mencapai 5 juta cup per bulan dengan jumlah outlet mencapai 700 di

seluruh Indonesia.

Akan tetapi, tantangan baru muncul bagi para pelaku usaha disamping

persaingan yang sangat kompetitif. Pandemi Covid-19 yang berlangsung cukup

lama di Indonesia telah menyebabkan kemunduran di berbagai sektor, terkhusus

sektor bisnis. Banyak pelaku usaha yang harus menutup usahanya karena

pembatasan aktivitas masyarakat yang berimbas pada perekonomian, sehingga

banyak usaha-usaha yang pendapatannya menurun drastis karena berkurangnya

konsumen yang melakukan pembelian. Hal ini menjadi tantangan baru yang harus

dilewati para pelaku usaha agar usahanya bisa tetap berjalan. Tidak terkecuali dari

dampak pandemi Covid-19, Janji Jiwa mengalami penurunan omset, juga

mengalami penundaan rencana perluasan usaha untuk mencapai 1000 gerai di

tahun 2020 akibat pandemi.

Janji Jiwa jilid 484 merupakan salah satu outlet Janji Jiwa yang terletak di

Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Gerai ini dinamakan jilid 484 karena
5

merupakan urutan 484 dari seluruh outlet Janji Jiwa yang ada diseluruh Indonesia.

Janji Jiwa Jilid 484 ini baru dibuka pada tanggal 19 desember 2019, namun sudah

mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat kota Pematangsiantar

karena menjadi gerai atau outlet kopi Janji Jiwa pertama dan satu-satunya yang

ada di Kota Pematangsiantar. Pernyataan tersebut didukung oleh data pada tabel

berikut yang menyatakan daftar gerai atau outlet Kopi Janji Jiwa yang telah

berdiri di Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 1.3
Daftar Gerai Kopi Janji Jiwa di Sumatera Utara

Gerai Jumlah Kota


Janji Jiwa Jilid 36 (Manhattan Square) 11 Medan
Janji Jiwa Jilid 42 (Mega Park)
Janji Jiwa Jilid 48 (Centre Point)
Janji Jiwa Jilid 72 (Medan Night Market)
Janji Jiwa Jilid 75 (H. M. Joni)
Janji Jiwa Jilid 215 (Ringroad)
Janji Jiwa Jilid 349 (Gagak Hitam)
Janji Jiwa Jilid 415 (Plaza Medan Fair)
Janji Jiwa Jilid 456 (Vigo Supermarket)
Janji Jiwa Jilid 683 (Setia Budi)
Janji Jiwa Jilid 980 (Sutomo Tower)
Janji Jiwa Jilid 10 (Cemara Asri) 1 Deli Serdang
Janji Jiwa Jilid 484 (Sutomo) 1 Pematangsiantar
Janji Jiwa Jilid 229 (Binjai Supermall) 1 Binjai
Janji Jiwa Jilid 984 (Kisaran) 1 Asahan
Janji Jiwa Jilid 738 (Gunung Sitoli) 1 Gunung Sitoli
Janji Jiwa Jilid 740 (Tanjung Balai) 1 Tanjung Balai
Sumber: maps.google.com
6

Outlet Janji Jiwa Jilid 484 didesain senyaman mungkin dengan interior

yang modern serta penambahan ornamen-ornamen khas milik Janji Jiwa. Menu

minuman yang beragam, atribut produknya yang menarik, suasana outlet yang

nyaman dan instagramable, serta harganya yang terjangkau menjadikan Janji Jiwa

Jilid 484 sebagai tempat populer yang digemari oleh penduduk Kota

Pematangsiantar terutama anak muda untuk dijadikan tempat berkumpul dengan

teman-teman sambil menikmati kopi. Faktor-faktor tersebut membuat Janji Jiwa

Jilid 484 dibanjiri konsumen yang berkunjung untuk menikmati kopi, sehinggga

sejak pertama kali dibuka di Kota Pematangsiantar outlet ini terus ramai dan

menjadi salah satu tempat yang populer dikalangan anak muda di Kota

Pematangsiantar.

Sejak covid-19 mewabah di Indonesia dan pemerintah menerapkan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar), Janji Jiwa Jilid 484 memutuskan untuk tidak

menerima konsumen yang minum ditempat (dine in) sejak 25 Maret 2020 hingga

sekarang. Janji Jiwa Jilid 484 hanya melayani pembelian dengan sistem take away

baik oleh kosumen secara langsung atau melalui pemesanan aplikasi online seperti

grab food, gofood, dan JaKet. Keputusan ini dibuat sebagai langkah pencegahan

untuk mendukung program pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus

Covid-19 dan sebagai bentuk kepedulian dari pihak Janji Jiwa Jilid 484 terhadap

pandemi yang tengah menghantui saat ini. Namun dengan keputusan yang dibuat,

outlet ini mengalami penurunan omset yang signifikan. Kebijakan hanya melayani

pemesanan take away sangat berpengaruh karena biasanya Janji Jiwa Jilid 484

dijadikan tempat favorit untuk berkumpul yang saat ini tidak bisa dilakukan lagi.
7

Hal tersebut menjadikan Janji Jiwa Jilid 484 hanya bergantung pada pemesanan

take away dan pemesanan melalui aplikasi online saja.

Untuk bertahan melewati situasi tersebut, Janji Jiwa Jilid 484 menerapkan

beberapa strategi untuk tetap bertahan di tengah pandemi. Adapun strategi yang

dilakukan yaitu mengeluarkan satu produk minuman kesehatan seperti wedang

jahe dan ronde, mengeluarkan produk minuman kopi dengan kemasan berukuran

1 liter, membuat berbagai macam merchandise Janji Jiwa Group yang dijual

kepada pelanggan, serta melakukan strategi pricing untuk menarik minat

konsumen. Semua strategi tersebut dilakukan oleh setiap gerai Janji Jiwa yang

tersebar di Indonesia agar mampu bertahan melewati keadaan pandemi.

Strategi yang disebut di atas saja tidak cukup karena konsumen mulai

melupakan outlet Janji Jiwa Jilid 484 terlebih karena kebijakan hanya menerima

pemesanan take away. Kesadaran merek pun perlu ditingkatkan oleh Janji Jiwa

Jilid 484 agar produknya tidak dilupakan dan tetap menjadi pilihan konsumen,

terlebih banyak pesaing-pesaing yang masih membuka gerainya dan tetap

menerima pemesanan dine in. Janji Jiwa Jilid 484 meningkatkan brand awareness

nya dengan menonjolkan kelebihannya yang bisa membuat produk lebih unggul

dibandingkan dengan merek-merek pesaing. Untuk itu Janji Jiwa Jilid 484 terus

melakukan komunikasi dengan konsumen lewat berbagai media, salah satunya

yang telah dimiliki dan merupakan keunggulannya ialah dengan menciptakan

tema atau imej melalui slogan atau tagline.

Janji Jiwa menciptakan tema terhadap produknya melalui tagline nya yang

terkenal yaitu “kopi dari hati”. Tagline “kopi dari hati” memiliki sebuah makna

yaitu setiap satu gelas kopi yang dibuat berasal dari hati, terdapat passion dan skill
8

yang ditumpahkan ke dalamnya, dan sesuatu yang dimulai dari hati akan kembali

ke hati. Kalimat lain yang melengkapi tagline nya “kopi dari hati” ialah pada cup

kemasan kopi tertulis kalimat “sebuah cerita tentang jiwa, menepati janji

secangkir kopi” dan “teman sejiwa”. Apabila diperhatikan, tagline dan kalimat-

kalimat pelengkap yang menjadi ciri khas kopi Janji jiwa ini saling

berkesinambungan satu sama lain sehingga menimbulkan tema dan imej bagi

produknya. Penggunaan tagline tersebut dibuat dengan harapan bahwa konsumen

akan mengingat kopi janji jiwa sebagai kopi yang dibuat dengan tulus dari hati

sehingga akan menghasilkan setiap gelas kopi dengan kualitas terbaik, dan akan

membuat keputusan pembelian berdasarkan citra merek tersebut.

Tagline yang baik akan membuat konsumen mengingat sebuah merek,

atau dengan kata lain tagline dapat berfungsi untuk meningkatkan brand

awareness. Brand awareness menjadi sebuah pengaruh yang penting bagi

konsumen untuk melakukan proses keputusan pembelian, dan strategi yang

dilakukan Janji Jiwa Jilid 484 untuk meningkatkan brand awareness ialah dengan

menggunakan tagline yang efektif. Artinya, dengan tagline “kopi dari hati” yang

mampu membangun brand awareness kopi Janji Jiwa Jilid 484, diharapkan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, terlebih karena outlet Janji Jiwa Jilid 484

mendapatkan respon yang positif dan atribut-atribut produknya dianggap menarik,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tagline

Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Brand Awareness Sebagai Variabel

Intervening Pada Kopi Janji Jiwa Outlet Pematangsiantar”.


9

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh tagline secara langsung terhadap brand awareness pada

Kopi Janji Jiwa outlet Pematangsiantar?

2. Bagaimana pengaruh brand awareness secara langsung terhadap keputusan

pembelian pada Kopi Janji Jiwa outlet Pematangsiantar?

3. Bagaimana pengaruh tagline secara langsung terhadap keputusan pembelian

pada Kopi Janji Jiwa outlet Pematangsiantar?

4. Bagaimana pengaruh tagline secara tidak langsung terhadap keputusan

pembelian melalui variabel brand awareness pada Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua rumusan masalah

yang dibuat yaitu:

1. Menganalisis pengaruh variabel tagline secara langsung terhadap variabel

brand awareness.

2. Menganalisis pengaruh variabel brand awareness secara langsung terhadap

variabel keputusan pembelian.

3. Menganalisis pengaruh variabel tagline secara langsung terhadap variabel

keputusan pembelian.

4. Menganalisis pengaruh variabel tagline secara tidak langsung terhadap

variabel keputusan pembelian melalui variabel brand awareness.


10

1.4.Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan guna memperoleh manfaat yang berguna bagi

seluruh pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis

dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, menerapkan,

meningkatkan, dan menambah wawasan di bidang pemasaran.

2. Bagi Pemilik Usaha

Penelitian ini dapat memberi masukan kepada Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar apakah selama ini tagline yang digunakan sudah memberikan

kontribusi pada pembentukan brand awareness dan keputusan pembelian.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini dapat menjadi informasi atau referensi tambahan yang berguna

bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah

yang sama.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Ekuitas Merek (Brand Equity)

Merek (brand) menjadi elemen yang penting bagi perusahaan. Merek

bukan hanya sebuah nama, logo, atau simbol, tapi memiliki peranan yang jauh

lebih besar daripada itu. Merek dapat berperan sebagai payung representasi

produk barang atau jasa yang ditawarkan, dapat berperan sebagai perusahaan,

orang, atau bahkan negara. Produk tanpa merek akan menjadi komoditas.

Sebaliknya, produk yang diberikan merek akan memiliki nilai lebih tinggi di mata

pelanggan (Tim Markplus, 2010:60). Sedangkan defenisi brand equity menurut

Kotler dan Keller (2015:302) adalah sejumlah aset dan liabilities yang

berhubungan dengan merek, nama, dan simbol yang menambah atau mengurangi

nilai dari produk atau pelayan bagi perusahaan atau pelanggan perusahaan.

Definisi ekuitas merek menurut Aaker (Rangkuti, 2004:39) adalah

seperangkat aset dan liabilitas yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan

simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh

sebuah produk atau jasa kepada pelanggan. Aset dan liabilities yang menjadi

dasar ekuitas merek ialah:

1. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Loyalitas merek ialah ukuran kedekatan/keterkaitan pelanggan pada sebuah

merek. Ukuran ini menggambarkan tentang mungkin tidaknya konsumen

beralih ke merek lain terutama jika merek tersebut mengalami perubahan baik

yang menyangkut harga ataupun atribut lainnya.

11
12

2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu.

3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Persepsi kualitas ialah persepsi konsumen atas seluruh kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang

diharapkan konsumen. Persepsi kualitas dapat menentukan nilai dari produk

atau jasa dan berpengaruh langsung pada keputusan pembelian dan loyalitas

konsumen terhadap suatu merek.

4. Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dan terkait dengan ingatan

konsumen mengenai suatu merek. Asosiasi merek mencerminkan pencitraan

suatu merek terhadap seuatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan

kebiasaan, gaya hidup, manfaat, dan atribut-atribut produk.

2.1.1.Slogan (Tagline)

Menurut Chiaravalle dan Schenck (2015:147), tagline juga disebut slogan

atau motto yakni sebuah frase yang menyertai nama merek untuk mengartikan

dengan cepat positioning. Menurut Knapp (2002:135) tagline secara tradisional

disebut slogan yakni lini ekspresif yang digunakan untuk mengklarifikasi atau

mendramatisir manfaat-manfaat emosional dan fungsional dari merek bagi para

pelanggan dan pelanggan potensial. Adapun Rustan (Kholilurrohman 2016:13)

mengatakan bahwa tagline merupakan salah satu atribut dalam sistem identitas
13

berupa satu kata atau lebih yang menggambarkan esensi, personality, maupun

positioning brand.

2.1.1.1.Manfaat Tagline

Tim Markplus (2010:82) menyatakan beberapa slogan atau tagline yang

dimiliki perusahaan bermanfaat dalam membantu membangun ekuitas merek

seperti:

1. Membangun awareness dengan menggunakan nama merek.

2. Memperkuat positioning merek dan poin diferensiasi dari merek.

3. Bagi pemimpin pasar, tagline sering digunakan untuk melebih-lebihkan

dengan opini yang subjektif, superlatif, dan dibesar-besarkan.

2.1.1.2.Jenis-Jenis Tagline

Jenis-jenis tagline berdasarkan sifatnya menurut Rustan (Kholilurrohman

2016:17) ada lima yakni descriptive, specific, superlative, imperlative, dan

provocative. Masing-masing jenis dijelaskan sebagai berikut:

1. Descriptive, yaitu menerangkan produk, servis, atau janjinya.

2. Specific, yaitu memposisikan diri sebagai yang terunggul dibidangnya.

3. Superlative, yaitu memposisikan diri sebagai yang paling unggul.

4. Imperlative, yaitu menyarankan atau menggambarkan suatu aksi, biasa diawali

dengan kata kerja.

5. Provocative, yaitu mengajak atau menantang logika dan emosi, seringkali

berupa kalimat tanya.


14

2.1.1.3.Tagline yang Efektif

Chiaravalle dan Schenck (2015:147) menjelaskan bahwa tagline yang

hebat dan efektif memiliki sejumlah atribut umum, yaitu dengan memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. It’s memorable, yaitu ketika mendengarnya, kita dapat mengingat dan

mengulangnya dengan mudah.

2. It’s short, tagline yang hebat memiliki setidaknya sepuluh suku kata sehingga

cepat untuk dibaca, mudah diselipkan disamping logo, dan cukup pendek

untuk dimasukkan ke dalam komunikasi singkat.

3. It conveys a brand’s point of difference, yaitu dapat menyampaikan titik

pembeda merek.

4. It differentiates a business from all others, yaitu tagline yang unik sehingga

tidak bekerja apabila dikaitkan dengan merek pesaing.

5. It reflects the brand’s identity, character, promise, and personality, yaitu

dapat mencerminkan identitas, karakter, janji, dan kepribadian merek.

6. It’s believable and original, yaitu terpercaya dan asli.

Kotler dan Keller (2015:309) mendefinisikan elemen merek sebagai

informasi verbal dan nonverbal yang ada untuk mengidentifikasi dan

membedakan produk. Elemen-elemen yang masuk ke dalamnya antara lain adalah

nama, logo, dan slogan. Terdapat enam kriteria untuk memilih dan mendesain

elemen merek yaitu:

1. Memorable, artinya elemen merek harus mudah dikenali dan diingat karena

tujuan dari ekuitas merek adalah mencapai tingkat tertinggi dari brand

awareness pasar.
15

2. Meaningful, artinya elemen merek harus memiliki kredibilitas dan sugestif

seperti halnya menyenangkan, menarik, dan kaya dalam image visual dan

verbal.

3. Likeable, artinya elemen merek sifatnya harus menarik secara estetika.

4. Transferable, artinya elemen merek bersifat mobile, baik dari sisi kategori

produk ataupun batasan geografis atau budaya.

5. Adaptable, artinya elemen merek harus cukup fleksibel agar dapat dengan

lebih mudah diperbaharui.

6. Protectable, artinya elemen merek harus aman secara hukum dan persaingan.

2.1.1.4.Pedoman Menciptakan Tagline yang Efektif

Dalam membuat tagline agar efektif Kohli, Leuthesser, dan Suri

(Kholilurrohman 2016:20) memberikan pedoman sebagai berikut:

1. Memberikan wawasan jangka panjang

Strategi merek berkaitan dengan mengidentifikasi dimana dan kemana anda

akan membawanya. Dalam artian tagline harus dibuat untuk mampu

mencakup tujuan jangka panjang perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menghindari pemahaman tagline dalam arti sempit.

2. Setiap tagline adalah penentu merek

Tagline harus memposisiskan merek dengan hati-hati dan jelas. Karena

positioning dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan jaminan dan

meningkatkan loyalitas merek. Sebuah merek membutuhkan tagline yang

mampu menonjolkan inti kekuatan merek.


16

3. Menghubungkan tagline dengan merek

Tagline harus secara konsisten digunakan dalam iklan, kemasan, atau bahkan

pada kendaraan yang digunakan untuk mengantar suatu produk perusahaan.

Pemasar harus memastikan tagline membangkitkan nama merek mereka.

4. Mengulangi tagline iklan

Dalam banyak kasus, tagline adalah satu-satunya unsur yang dapat disimpan

dan benar-benar konsisten dari iklan ke iklan. Iklan menciptakan pengulangan

yang membuat tagline mudah diingat dan pada akhirnya membuat citra merek

yang konsisten.

5. Menyembunyikan tagline dalam jingle

Menyembunyikan tagline dalam jingle akan meningkatkan kemampuan

mengingat, terutama dalam jangka pendek.

6. Menggunakan tagline dari awal

Tagline adalah komponen fundamental dari identitas merek. Dalam istilah

praktis pemasar harus menggunakan tagline pada awal waktu untuk

membentuk citra merek yang sesuai.

7. Silahkan kreatif

Prinsip untuk tetap sederhana bukan suatu aturan wajib untuk suatu tagline,

namun membuat tagline sederhana demi keringkasan adalah suatu hal umum.

2.1.2.Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Aaker (Durianto, 2004:54) menyebutkan bahwa kesadaran merek adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran

merek membutuhkan jangkauan kontinum (continuum ranging) dari perasaan


17

yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal, menjadi keyakinan bahwa produk

tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk bersangkutan.

Menurut Tim Markplus (2010:64) dalam bukunya yang berjudul Brand

Operation, kesadaran merek memberikan banyak value, antara lain:

1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek.

2. Memperkenalkan merek.

3. Merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen, dan substansi merek.

4. Membantu memilih sekelompok merek untuk dipertimbangkan dengan serius.

2.1.2.1.Tingkat Kesadaran Merek

Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu

produk berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan

terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan dari kesadaran

merek (brand awareness).

Gambar 2.1
Piramida Kesadaran Merek

Puncak Pikiran (Top of


Mind)

Pengingatan Kembali
Merek (Brand Recall)

Pengenalan Merek
(Brand Recognition)

Tidak Menyadari Merek


(Unaware of Brand)

Sumber: Aaker(Durianto, 2004:55)


18

1. Tidak menyadari merek (unaware of brand)

Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah

mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus

dihindari perusahaan.

2. Pengenalan merek (brand recognition)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan.

3. Pengingatan kembali merek (brand recall)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan

stimulus.

4. Puncak pikiran (top of mind)

Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali

muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu.

2.1.2.2.Nilai Kesadaran Merek

Kesadaran merek (brand awareness) menciptakan nilai dalam empat cara

sebagai berikut.

Gambar 2.2
Nilai Kesadaran Merek

Familiaritas/rasa suka

Familiaritas/rasa suka
Kesadaran Merek
substansi/komitmen

Bahan pertimbangan merek

Sumber: Aaker (Durianto, 2004:57)


19

1. Jangkar tempat cantelan asosiasi-asosiasi lain

Suatu produk atau jasa layanan baru sudah pasti diarahkan untuk mendapatkan

pengenalan, akhirnya semua model yang mencoba meramalkan keberhasilan

produk baru menjadikan pengenalan merek menjadi sasaran awal yang sangat

penting. Jarang sekali suatu keputusan pembelian terjadi tanpa pengenalan.

Lebih jauh, pengetahuan mengenai berbagai bagian dan manfaat dari produk

baru adalah sulit tanpa lebih dulu mendapat pengakuan. Dengan tingkat

pengenalan yang mapan, tugas selanjutnya tinggal mencantelkan suatu

asosiasi baru, seperti suatu atribut produk.

2. Familiaritas (keakraban/rasa suka)

Pengakuan memberi merek suatu kesan akrab, dan orang-orang menyukai

sesuatu yang akrab. Terutama untuk produk dengan keterlibatan rendah seperti

sabun, kertas tisu, pena, dan lain-lain. Familiaritas kadangkala bisa

mengendalikan keputusan pembelian.Tanpa perlu motivasi untuk mengadakan

evaluasi atribut, keakraban saja mungkin sudah cukup.

3. Substansi/komitmen

Kesadaran merek bisa jadi suatu signal dari kehadiran komitmen dan

substansi. Ketiganya itu merupakan atribut-atribut yang bisa sangat penting

bahkan untuk para pembeli industrial atas item-item bernilai besar, dan

pembeli barang-barang tahan lama. Logikanya jika sebuah merek dikenali,

pasti ada sebabnya seperti:

a. Perusahaan telah mengiklankan secara luas.

b. Perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama.

c. Perusahaan memiliki jangkauan distribusi yang luas.


20

d. Merek tersebut berhasil.

Kadangkala bahkan dalam kasus keputusan pembelian yang besar,

keakraban dengan merek dan beragam persepsi mengenai substansi yang

berasosiasi dengan kesadaran merek bisa menimbulkan pengaruh yang tidak

kecil. Jika tidak diperoleh suatu produk terunggul setelah melakukan analisis

yang ekstensif, maka kekuatan kesadaran merek bisa menjadi sangat penting.

4. Bahan pertimbangan merek

Langkah pertama dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi

sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Sebagai contoh, untuk menyeleksi

suatu produk yang akan dibeli, dalam proses tersebut pembeli mungkin tidak

akan diperlihatkan banyak merek kecuali adanya kejadian yang kebetulan.

Oleh karena itu pengingatan kembali merek bisa menjadi penting untuk masuk

ke dalam kelompok ini. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan

antara pengingatan kembali dan pertimbangan. Pada umumnya, jika sebuah

merek tidak mencapai pengingatan kembali maka tidak akan termasuk dalam

proses pertimbangan.

2.1.2.3.Indikator Kesadaran Merek

Untuk mengukur seberapa jauh konsumen memiliki kesadaran terhadap

suatu merek, terdapat indikator brand awareness menurut Keller (Renata,

2014:187) yaitu:

1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen akan mengingat ketika ditanya merek

apa saja yang mereka ingat.

2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut

termasuk kedalam kategori produk tertentu.


21

3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek

kedalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk atau layanan.

4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek

ketika mereka sedang menggunakan produk atau layanan pesaing.

2.1.2.4.Cara Meraih Kesadaran Merek

Meraih kesadaran baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan

kembali, melibatkan dua tugas yaitu mendapatkan identitas merek dan

mengaitkannya pada kelas produk tertentu. Aaker (Rangkuti. 2004:39)

menguraikan cara-cara yang harus dilakukan agar meraih kesadaran merek

sebagai berikut:

1. Menjadi berbeda dan dikenang

Kesadaran merek seharusnya memberikan suatu alasan untuk bisa menjadi

diperhatikan dan seharusnya itu dapat dikenang. Ada banyak cara yang bisa

dilakukan, namun hal yang paling pokok adalah menjadi berbeda dan

istimewa. Bila terlalu banyak kelas produk mempunyai pendekatan

komunikasi yang sama, maka akan sulit untuk menjadi istimewa. Namun

demikian, tetap saja perlu untuk menciptakan kaitan antara merek dan kelas

produk.

2. Melibatkan slogan atau jingle

Sebuah slogan atau jingle bisa menimbulkan pengaruh yang besar. Slogan bisa

membantu dalam pengingatan kembali. Pengaruh slogan bisa menjadi sangat

kuat karena melibatkan suatu karakteristik produk yang divisualisasikan. Oleh

karena itu sudah sewajarnya menciptakan dan memantapkan sebuah slogan

dengan kaitan yang kuat terhadap merek dan kelas produk. Sebuah jingle bisa
22

menjadi alat yang jitu dalam menciptakan kesadaran. Sebuah jingle yang pas

merupakan faktor yang sangat penting dalam menjelaskan mengapa sebagian

produk baru mendapatkan tingkat pengingatan kembali yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang lain.

3. Penampakan simbol

Jika sebuah simbol telah terbentuk atau bisa dikembangkan, maka simbol itu

akan memainkan peran yang besar dalam menciptakan dan memelihara

kesadaran. Sebuah simbol mengandung pencitraan visual yang jauh lebih

mudah diketahui dan diingat kembali dibandingkan dengan kata atau frase.

4. Publisitas

Periklanan sangat cocok membangkitkan kesadaran karena periklanan

memungkinkan pesan dan audiens mengalami kedekatan, dan juga karena

iklan pada umumnya merupakan suatu cara efisien untuk memberikan

penampakan. Publisitas tidak hanya bisa jauh lebih murah ketimbang iklan

media namun juga bisa lebih efektif. Khalayak cenderung tertarik mempelajari

suatu kisah baru daripada membaca iklan. Situasi yang ideal terjadi jika

produk itu secara inheren menarik. Namun jika produk tersebut tidak bernilai

berita, maka suatu peristiwa, simbol, atau sarana lainnya perlu diciptakan.

5. Sponsor kegiatan

Menjadi sponsor sebuah kegiatan sangat berperan penting dalam menciptakan

kesadaran merek.
23

6. Perluasan merek

Salah satu cara untuk mendapatkan pengingatan kembali atau dengan kata lain

untuk membuat merek lebih menonjol adalah dengan meletakkan merek

tersebut pada produk lain.

7. Menggunakan tanda-tanda

Menciptakan kesadaran kerapkali bisa dibantu dengan tanda-tanda dari kelas

produk tertentu, merek, atau keduanya. Kemasan bisa menjadi tanda yang

penting bagi merek karena kemasan merupakan stimulus aktual terhadap

pembeli. Adakalanya tanda-tanda bisa digunakan untuk mengingatkan

khalayak mengenai kaitan yang dikembangkan dalam periklanan.

2.2.Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan

pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi,

2010:2). Memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang

tepat, berarti pemasar harus memahami apa yang mereka inginkan (kognisi), apa

yang mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa

serta dimana (kejadian di sekitar) yang memengaruhi serta dipengaruhi oleh apa

yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

The American Marketing Association (Setiadi, 2010:2) mendefinisikan

perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku,

dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup

mereka. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang


24

konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen,

demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku

konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen

biasanya terbatas untuk jangka waktu, produk, dan individu atau grup tertentu.

Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen

menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi

pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu, pasar,

industri.

Hal terakhir yang ditekankan dalam defenisi perilaku konsumen yaitu

pertukaran diantara individu. Hal ini membuat defenisi perilaku konsumen tetap

konsisten dengan defenisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan

pertukaran.

Setiadi (2010:6) dalam bukunya, membahas tentang pentingnya

mempelajari perilaku konsumen. Studi tentang perilaku konsumen akan menjadi

dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan

membantu para pemasar untuk:

1. Merancang bauran pemasaran.

2. Menetapkan segmentasi.

3. Merumuskan positioning dan pembedaan produk.

4. Memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya.

5. Mengembangkan riset pemasarannya.


25

Selain itu, studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan tiga

informasi penting yaitu:

1. Orientasi/arah/cara pandang konsumen (a consumer orientation).

2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (facts about buying behaviour).

3. Konsep/teori yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam

berkeputusan (theories to guide the thinking process).

2.2.1.Keputusan Pembelian

Stoner (Effendi 2016:247) mengatakan bahwa keputusan adalah pemilihan

diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian yaitu: ada

pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus

dipilih salah satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan

itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

Stanton (Effendi, 2016:247) menyebutkan bahwa keputusan pembelian

untuk kebanyakan produk hanyalah suatu kegiatan rutin dalam arti kebutuhan

akan cukup terpuaskan melalui pembelian ulang suatu produk yang sama. Namun

apabila terjadi perubahan harga, produk, dan pelayanan yang diterima konsumen

maka konsumen tersebut mungkin tidak akan mengulang kembali keputusan

pembeliannya dengan mempertimbangkan berbagai alternatif produk lainnya.

Kotler dan Armstrong (2008:158) mengemukakan bahwa keputusan

pembelian adalah perilaku pembelian konsumen akhir-perorangan dan rumah

tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Adapun Hawkins

dkk (Effendi 2016:248) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen

adalah kesan individu yang secara hati-hati mengevaluasi atribut dari suatu
26

produk, merek, atau jasa dan melakukan proses seleksi untuk memilih dari salah

satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan.

Menurut Effendi (2016:249) keputusan pembelian adalah kunci perilaku

konsumen, dimana konsumen melakukan tindakan sehubungan dengan konsumsi

produk dan jasa yang dibutuhkan. Kegiatan ini memberikan peranan yang penting

bagi konsumen dalam melaksanakan tiga proses yang terkandung dalam

keputusannya yaitu intelegence activity, design activity, dan choice activity.

Intelegence activity maksudnya adalah suatu proses penelitian situasi dan kondisi

dengan wawasan yang memiliki kepandaian tertentu, dimana konsumen perlu

mencari informasi yang cukup tentang suatu produk atau jasa sebelum melakukan

pembelian. Design activity maksudnya adalah proses pengenalan masalah dan

menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindak lanjutnya. Sedangkan

choice activity maksudnya adalah memilih tindakan terbaik dari sekian banyak

alternatif atau kemungkinan pemecahan.

2.2.1.1.Faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Engel dkk (Effendi 2016:249) bahwa yang memengaruhi dalam

pengambilan keputusan konsumen adalah:

1. Pengaruh Budaya

Budaya digunakan dalam studi pemasaran terutama dalam perilaku konsumen,

mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna

yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran, dan

evaluasi sebagai anggota masyarakat.


27

2. Pengaruh Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari

individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Mereka

dibedakan atas dasar sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga

yang tertinggi. Status sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku

konsumen yang berbeda misalnya merek dan mode kendaraan bermotor yang

dikendarai, model pakaian yang disukai. Beberapa kontibusi yang paling awal

terhadap studi pemasaran terutama perilaku konsumen menggunakan

perbedaan kelas sosial sebagai variabel dalam menjelaskan perbedaan

konsumen.

3. Pengaruh Pribadi

Individu sebagai konsumen perilakunya kerap kali dipengaruhi oleh mereka

yang berhubungan erat dengan individu lain, mungkin berespons terhadap

tekanan yang dirasakan unruk menyesuaikan dengan norma dan harapan yang

diberikan oleh orang lain. Menghargai orang-orang disekelilingnya untuk

nasihat mereka mengenai pilihan pembelian.

4. Pengaruh Keluarga

Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan utama tentu saja

dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi. Studi tentang

keluarga dan hubungannya dengan pembelian adalah penting karena dua

alasan. Pertama, banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak

sebagai unit keluarga. Kedua, saat terjadi pembelian oleh individu,

keputusannya mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya.

Pengaruh keluarga pada keputusan konsumen benar-benar meresap.


28

Sementara peranan individu dalam pembelian konsumen keluarga setidaknya

terdapat lima peran yaitu pemrakarsa, penyaring informasi, pemberi pengaruh,

pengambil keputusan, pembeli dan pemakai.

5. Pengaruh Situasi

Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor

yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang terlepas dari

karakteristik konsumen dan karakteristik objek. Situasi konsumen adalah

faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku

konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Pengaruh situasi

dari strategi periklanan merupakan cara yang paling populer dan paling

banyak dilakukan oleh para pemasar, karena periklanan yang diharapkan dapat

meningkatkan awareness terhadap suatu produk atau jasa sampai menggiring

konsumen ke arah keputusan untuk melakukan keputusan pembelian.

Perbedaan antara iklan dan bentuk komunikasi marketing lainnya adalah iklan

lebih menekankan pada sifatnya yang impersonal serta komunikasi dengan

banyak target market melalui saluran media yang dibayar.

2.2.1.2.Proses Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian dimulai pada saat konsumen menyadari suatu

masalah atau kebutuhan terhadap suatu produk yang diinginkan. Berikut

merupakan tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian konsumen.

Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian

Perilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan
Pasca
Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian
Pembelian

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008:179)


29

Gambar 2.3 memperlihatkan bahwa proses keputusan pembelian terdiri

dari lima tahap, dan konsumen melewati seluruh lima tahap tersebut untuk semua

pembelian yang dilakukannya.

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition),

yaitu pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat

dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang

timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan

juga bisa dipicu oleh rangsangan eksternal, contohnya suatu iklan atau diskusi

dengan teman. Pada tahap ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk

menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang

menyebabkannya, dan bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen

pada produk tertentu ini.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau

mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang

memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya

kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam

ingatannya atau melakukan pencarian informasi (information search) yang

berhubungan dengan kebutuhan.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-

sumber ini meliputi: sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan),

sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan, tampilan),

sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian


30

internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian

produk). Pengaruh relatif sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai

produk dan pembelinya. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar

informasi tentang sebuah produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang

dikendalikan oleh pemasar. Meskipun demikian, sumber yang paling efektif

cenderung pribadi. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi

sumber pribadi melegitimasi atau mengevaluasi produk untuk pembeli.

Ketika semakin banyak informasi yang diperoleh, kesadaran konsumen

dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah

perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen

menyadari dan mengetahui merek tersebut. Perusahaan harus mengidentifikasi

sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing sumber tersebut

secara seksama.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluation), yaitu

bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek.

Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada

konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,

konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran logis. Pada

waktu yang lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau

bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli berdasarkan

dorongan dan bergantung pada intuisi. Pemasar harus mempelajari pembeli

untuk menemukan bagaimana cara mereka sebenarnya dalam mengevaluasi

pilihan merek. Jika mereka tahu proses evaluasi apa yang sedang berlangsung,
31

pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan

pembelian.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian

(repurchase intention) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai,

tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional

yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang

diharapkan. Namun kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. Oleh

karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan

pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli

produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas, dan terlibat dalam

perilaku pascapembelian (postpurchase behaviour) yang harus diperhatikan

oleh pemasar. Apa yang menentukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli

terhadap suatu pembelian? Jawabannya terletak pada hubungan antara

ekspektasi konsumen dan kinerja anngapan produk. Jika produk tidak

memenuhi ekspektasi konsumen kecewa, jika produk memenuhi ekspektasi

konsumen puas, jika produk melebihi ekspektasi konsumen sangat puas.

Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar

pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya


32

boleh menjanjikan apa yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli

terpuaskan. Beberapa penjual bahkan menyatakan tingkat kinerja produk

dengan rendah hati untuk mendorong kepuasan konsumen dikemudian hari.

Hampir semua pembelian besar menghasilkan disonansi kognitif

(cognitive dissonance), atau ketidaknyamanan akibat konflik pascapembelian.

Setelah pembelian, konsumen puas dengan manfaat merek terpilih dan senang

karena berhasil menghindari kerugian merek yang tidak dibeli. Meskipun

demikian, semua pembelian melibatkan kompromi. Konsumen merasa tidak

nyaman karena mendapatkan kerugian dari merek terpilih dan kehilangan

manfaat merek yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan

sedikit disonansi pascapembelian untuk setiap pembelian.

Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membangun hubungan yang

menguntungkan dengan konsumen. Pelanggan yang puas membeli produk

lagi, memberitakan hal-hal menyenangkan tentang produk itu kepada orang

lain, tidak terlalu memperhatikan merek dan iklan pesaing, dan memberi

produk lain dari perusahaan. Konsumen yang tidak puas merespons secara

berbeda. Berita dari mulut ke mulut yang buruk sering menyebar lebih cepat

dan lebih luas daripada berita yang baik. Berita buruk dari mulut ke mulut bisa

merusak sikap konsumen tentang perusahaan dan produknya, tetapi

perusahaan tidak hanya dapat bergantung pada keluhan pelanggan yang

kecewa. Sebagian besar pelanggan yang tidak puas tidak pernah memberitahu

perusahaan tentang masalah mereka. Oleh karena itu perusahaan harus

mengukur kepuasan pelanggan secara teratur. Perusahaan harus menetapkan

sistem yang mendorong pelanggan mengajukan keluhan. Dengan cara ini,


33

perusahaan dapat mempelajari sebaik apa kinerja mereka dan bagaimana cara

meningkatkan kinerja itu.

2.2.1.3.Indikator Keputusan Pembelian

Ada tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian menurut

Kotler dan Keller (2012:167) yaitu:

1. Kemantapan pada sebuah produk

Pada saat melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa

alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas, dan faktor lain

yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk membeli produk yang

dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan membangun semangat konsumen

sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.

2. Kebiasaan dalam membeli produk

Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus menerus dalam melakukan

pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah melakukan keputusan

pembelian dan mereka merasa suatu produk sudah melekat dibenaknya

bahkan manfaat produk sudah dirasakan, konsumen akan merasa tidak

nyaman jika membeli produk lain.

3. Kecepatan dalam membeli produk

Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan aturan

(heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah sebuah proses yang

dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara cepat,

menggunakan sebuah pedoman umum dalam sebagian informasi saja.


34

2.2.1.4.Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Terdapat empat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat

keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek menurut Kotler dan

Armstrong (2008:177) yang disajikan pada gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4
Empat Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah

Perilaku pembelian Perilaku pembelian yang Banyak perbedaan


kompleks mencari keragaman antarmerek

Perilaku pembelian Perilaku pembelian Sedikit perbedaan


pengurangan disonansi kebiasaan antarmerek

Sumber: Kotler dan Armstrong(2008:177)

1. Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Buying Behaviour)

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat

terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan

antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,

sangat berisiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri.

Umumnya konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

Contohnya, seorang pembeli PC mungkin tidak mengetahui spesifikasi apa

yang harus dipertimbangkan. Banyak fitur produk yang tidak membawa arti

sebenarnya: “prosesor Pentium 3,4 GHz”, dan lain-lain.

Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia

mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian

membuat pilhan pembelian yang dipikirkan masak-masak. Pemasar produk

yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan


35

informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan

tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk mempelajari atribut

produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. Mereka harus membedakan

fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat

media cetak dengan teks yang panjang. Mereka harus memotivasi wiraniaga

toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk

mempengaruhi pilihan merek akhir.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi (Dissonance-reducing Buying

Behaviour)

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat

terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi

hanya melihat sedikit perbedaan antarmerek. Sebagai contoh, konsumen yang

membeli karpet mungkin menghadapi keputusan dengan keterlibatan tinggi

karena karpet adalah barang yang mahal dan memperlihatkan ekspresi diri,

tetapi pembeli mungkin menganggap sebagian besar merek karpet dalam

kisaran harga tertentu adalah sama. Dalam kasus ini, karena anggapan

perbedaan merek tidak besar, pembeli mungkin berkeliling untuk mempelajari

merek yang tersedia, tetapi membeli dalam waktu yang relatif singkat. Mereka

akan memberikan respons terutama terhadap harga yang bagus atau

kenyamanan membeli.

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi

pascapembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek karpet

yang dibeli, atau mendengarkan hal-hal menyenangkan tentang merek yang

tidak dibeli. Untuk menghadapi disonansi semacam itu, komunikasi


36

pascapenjualan yang dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan

dukungan untuk membantu konsumen merasa nyaman dengan pilihan merek

mereka.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan (Habitual Buying Behaviour)

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen

yang rendah dan sedikit perbedaan merek, contohnya garam. Konsumen hanya

memiliki sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi

ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang

sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap

sebuah merek.

Dalam kasus semacam ini, perilaku konsumen tidak melewati urutan

keyakinan-sikap-perilaku yang biasa. Konsumen tidak secara ekstensif

mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan

mempertimbangkan keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Sebagai

gantinya, mereka menerima informasi secara pasif ketika mereka menonton tv

atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan akan suatu

merek dan bukan keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang

kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan

merek tersebut. Karena mereka tidak memiliki keterlibatan tinggi dengan

produk tersebut konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan

setelah melakukan pembelian.

Karena pembeli tidak mempunyai komitmen yang tinggi terhadap merek

apapun, pemasar produk keterlibatan rendah dengan sedikit perbedaan merek

sering menggunakan promosi harga dan penjualan untuk merangsang


37

percobaan produk. Dalam mengiklankan produk keterlibatan rendah, teks

iklan hanya boleh menekankan beberapa titik kunci. Simbol dan citra visual

adalah hal penting karena dapat diingat dengan mudah dan diasosiasikan

dengan merek.

4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman (Variety-seeking Buying Behaiour)

Konsumen melakukan ini dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan

konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Pada

kasus semacam itu, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek.

Sebagai contoh ketika membeli biskuit, seorang konsumen mungkin

memegang sejumlah keyakinan, memilih merek biskuit tanpa melakukan

evaluasi, dan kemudian mengevaluasi merek tersebut selama ia

mengonsumsinya. Pada saat berikutnya, konsumen mungkin memilih merek

lain agar tidak bosan atau hanya untuk mencoba sesuatu yang berbeda.

Penukaran merek terjadi untuk mencari keragaman dan bukan karena

ketidakpuasan.

Dalam kategori produk seperti itu, strategi pemasaran mungkin akan

berbeda untuk pemimpin pasar dan merek kecil. Pemimpin pasar akan

mencoba mendorong perilaku pembelian kebiasaan dengan mendominasi

ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan menjalankan iklan untuk

mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusahaan penantang akan

mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang lebih

murah, kesepakatan khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang

menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.


38

2.2.1.5.Kerangka Acuan Keputusan Pembelian

Ada tujuh kerangka acuan keputusan pembelian konsumen menurut

Rismiati dan Suratno (Effendi, 2016:297) sebagai berikut:

1. Keputusan jenis produk: konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan

uangnya untuk membeli produk yang mereka butuhkan atau untuk tujuan lain

selain melakukan pembelian. Konsumen menetapkan produk apa yang akan

dibelinya.

2. Keputusan bentuk: konsumen memutuskan untuk membeli produk tertentu

dengan bentuk tertentu berdasarkan ukuran, mutu, corak, dan model seperti

apa yang akan dibeli.

3. Keputusan merek: konsumen memutuskan dan menetapkan merek apa yang

akan dibelinya.

4. Keputusan tempat: konsumen memutuskan dimana tempat membeli produk

seperti toko, agen, atau dealer yang sesuai dan dapat memberika keuntungan

yang maksimal.

5. Keputusan jumlah produk: konsumen menetapkan jumlah produk yang akan

dibeli yang tidak terlepas dari pemakainya. Terkadang tidak memerhatikan

jumlah yang dibeli sebab produk yang dibutuhkan hanya satu untuk waktu

yang cukup lama.

6. Keputusan waktu: konsumen memutuskan kapan harus membeli jika biaya

dan waktu tersedia.

7. Keputusan pembayaran: konsumen menetapkan bagaimana cara pembayaran

atas produk yang akan dibelinya.


39

2.3.Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi

dalam penelitian ini antara lain:

1. Feni Cantik Widiana (2019) Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman melakukan penelitian

berjudul “Pengaruh Tagline dan Brand Awareness Terhadap Keputusan

Pembelian Teh Pucuk Harum di Kota Samarinda”. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh tagline dan brand awareness secara simultan dan

secara parsial terhadap keputusan pembelian teh pucuk harum di kota

Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif

deskriptif dengan sampel minimal sebagai teknik penarikan sampel yaitu 96

responden karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui. Teknik

analisis data yang digunakan adalah teknik analisis linear berganda, uji

validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Hasil analisis data

disimpulkan bahwa tagline dan brand awareness secara simultan memberi

pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai Sig. t hitung untuk

brand awareness 0,000 lebih kecil daripada 0,05 (< 0,05) dan nilai koefisien

sebesar 0.633 maka brand awareness secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 0.633.

2. M. Chaidir (2018) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Mulawarman melakukan penelitian berjudul

“Pengaruh Tagline Iklan Yamaha ‘Semakin di Depan’ Terhadap Kesadaran

Merek Pada Masyarakat Kecamatan Samarinda Ulu di Kota Samarinda”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
40

adanya pengaruh tagline iklan Yamaha terhadap kesadaran merek pada

masyarakat kecamatan Samarinda Ulu. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data berasal

dari kuesioner dan data sekunder, sedangkan teknik sampling yang dilakukan

pada penelitian ini menggunakan metode random sampling dimana responden

dalam penelitian ini dipilih secara acak tanpa menggunakan kriteria khusus

dengan jumlah responden 100 orang. Berdasarkan hasil regresi didapatkan

nilai standardized coefficience sebesar 0.591. Maka dapat dikatakan bahwa

tagline iklan Yamaha berpengaruh sebesar 0.591 atau 59.1% terhadap

kesadaran merek masyarakat kecamatan Samarinda Ulu di kota Samarinda.

3. Siti Roykhanah (2018) Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh Tagline Shopee terhadap Keputusan Membeli

pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh tagline Shopee

“Gratis Ongkir Se-Indonesia” terhadap keputusan pembelian mahasiswa Ilmu

Komunikasi, dan seberapa besar pengaruh tagline Shopee terhadap keputusan

pembelian mahasiswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode kuantitatif yaitu menggunakan metode survey, dengan menggunakan

kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Penentuan sampel

menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian berjumlah

213 orang dan sampel yang digunakan untuk menjadi responden berjumlah

139 orang. Teknik dalam analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan uji

validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji hipotesis, dan uji korelasi product
41

moment. Berdasarkan hasil korelasi product moment yang telah dilakukan

pada penelitian ini, diperoleh nilai koefisien (rhitung) sebesar 0,726 yang

kemudian dibandingkan dengan rtabel bernilai 0,167. Jadi hasilnya adalah

rhitung > rtabel, artinya terdapat pengaruh antara tagline Shopee terhadap

keputusan membeli mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya.

4. Kholilurrohman (2016) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim melakukan penelitian

berjudul “Efektivitas Tagline Aqua dan Pengaruhnya Pada Brand Awareness

dan Keputusan Pembelian Aqua di Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana efektivitas tagline aqua dan pengaruh

efektivitas tagline aqua terhadap brand awareness dan keputusan pembelian,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini menggunakan

metode dan pendekatan kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling dengan karakteristik responden dari

kalangan muda yang mengetahui iklan tagline aqua. Sampel yang digunakan

sebanyak 135 responden dengan jumlah populasi yang tidak diketahui. Alat

ukur dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan metode analisis yang

digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tagline

Aqua “#AdaAqua” 92% efektif. Kemudian secara hipotesis simultan,

efektivitas tagline berpengaruh signifikan terhadap brand awareness sebesar

41,9%. Sedangkan brand awareness secara hipotesis simultan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian sebesar 46,6%. Dari perkalian dua koefisien


42

tersebut didapatkan hasil pengaruh tagline secara tidak langsung terhadap

keputusan pembelian sebesar 0.195.

5. Rianty Ameliawaty (2017) Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri

Bandung Indonesia melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Brand

Awareness Terhadap Consumer Desicion Making”. Tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand awareness terhadap

keputusan pembelian di CFC kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data deskriptif. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling

dengan cara pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Sampel yang

digunakan sebanyak 117 responden dengan jumlah populasi yang tidak

diketahui. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji reliabilitas, uji

hipotesis, regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kesadaran merek memiliki nilai regresi linier sederhana yaitu 0,370. Penelitian

ini menunjukkan bahwa brand awareness berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian konsumen di CFC Bandung.

2.4.Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil telaah pustaka, maka dapat disajikan kerangka konsep

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.5
Kerangka Berpikir

𝜌1 Tagline 𝜌 Brand Awareness


𝜌2 Keputusan Pembelian
1
(X) (Y) (Z)

Sumber: Peneliti (2020)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif

mengenai pengaruh tagline terhadap keputusan pembelian dengan brand

awareness sebagai variabel intervening. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk

menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian data-

data yang terkumpul akan diuji menggunakan software statistik yang dijalankan

dengan media komputer.

Selain menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini juga dilakukan

dengan pendekatan deskriptif. Tujuan digunakannya pendekatan deskriptif ialah

untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai hubungan antarfenomena yang diselidiki.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di outlet Janji Jiwa jilid 484 yang terletak di Jl.

Sutomo No. 103/57, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Juni 2020 sampai Juli 2020.

3.3.Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada

poin-poin berikut.

3.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen kopi Janji Jiwa jilid 484

outlet Pematangsiantar. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang jumlah

43
44

konsumen Janji Jiwa outlet Pematangsiantar, maka dalam penelitian ini jenis

populasinya tidak terbatas.

3.3.2.Sampel

Menurut Rao Purba (Sujarweni, 2015:155) jika jumlah populasi tidak

diketahui maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus :

𝑍2
𝑛=
4 (𝑚𝑜𝑒)2

Keterangan:

n = Ukuran sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5%=1.96

moe = Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang ditolerir

sebesar 10%

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

1,962
𝑛=
4(0,1)2

𝑛 = 96,04

𝑛 = 96

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh hasil sebanyak 96. Pada

penelitian ini jumlah sampel digenapkan menjadi 100 orang responden agar

mempermudah perhitungan.

3.4.Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah

metode purposive sampling, dikarenakan penelitian ini memerlukan sampel

dengan kriteria-kriteria tertentu agar sampel yang digunakan sejalan dengan


45

tujuan penelitian dan agar bisa memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.

Kriteria-kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Berusia minimal 17 tahun. Penentuan kriteria usia responden dalam penelitian

dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa responden dengan usia 17 tahun

dianggap sudah mampu memberikan pendapatnya secara mandiri dan sudah

memiliki kestabilan pola pikir sehingga mampu memberikan opini secara

subjektif.

2. Tinggal di Kota Pematangsiantar. Penentuan kriteria tempat tinggal responden

dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa konsumen

yang tinggal di Kota Pematangsiantar akan lebih mengetahui brand apa saja di

Kota Pematangsiantar yang menyediakan produk dengan kategori yang sama

atau sejenis dengan Janji Jiwa. Apabila responden sudah mengetahui hal

tersebut, konsumen akan memberikan jawaban sesuai dengan keadaan

persaingan merek es kopi susu yang ada di Kota Pematangsiantar berdasarkan

pandangan mereka masing-masing terhadap berbagai jenis merek es kopi susu

tersebut sehingga jawaban yang diberikan oleh responden akan lebih sesuai

dengan keadaan di lapangan.

3. Pernah melakukan pembelian kopi Janji Jiwa di outlet Pematangsiantar.

Konsumen-konsumen yang pernah membeli minuman di Kopi Janji Jiwa

Pematangsiantar berhak menjadi responden pada penelitian ini, baik yang

melakukan pembelian secara langsung di outlet maupun pembelian melalui

aplikasi online seperti go food dan grab food.


46

3.5.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan pada penelitian ini, maka hipotesis

terdiri atas 4 yaitu:

1. Pengaruh tagline terhadap brand awareness

𝐻𝑎1 : Tagline secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

brand awareness.

𝐻01 : Tagline secara langsung tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap brand awareness.

2. Pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian

𝐻𝑎2 : Brand awareness secara langsung berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

𝐻02 : Brand awareness secara langsung tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Pengaruh tagline terhadap keputusan pembelian

𝐻𝑎3 : Tagline secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian.

𝐻03 :Tagline secara langsung tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

4. Pengaruh tagline terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness

𝐻𝑎4 : Tagline secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness.

𝐻04 : Tagline secara tidak langsung tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness.


47

3.6.Definisi Konsep

Konsep menggambarkan suatu generalisasi terhadap gejala yang berlaku

umum atau abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan. Tujuannya

adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi

ganda dari variabel yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan

definisi konsep yang dipergunakan, yaitu:

1. Tagline (X)

Menurut Chiaravalle dan Schenck (2015:147), tagline juga disebut slogan atau

motto, yakni sebuah frase yang menyertai nama merek untuk mengartikan

dengan cepat positioning.

2. Brand Awareness (Y)

Aaker (Durianto, 2004:54) menyebutkan bahwa kesadaran merek adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

3. Keputusan Pembelian (Z)

Hawkins dkk (Effendi 2016:248) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan

pembelian konsumen adalah kesan individu yang secara hati-hati

mengevaluasi atribut dari suatu produk, merek, atau jasa dan melakukan

proses seleksi untuk memilih dari salah satu alternatif pemecahan masalah

kebutuhan.
48

3.7.Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberitahukan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui

indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisis dari variabel-variabel

tersebut.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala


Tagline Tagline atau slogan ialah a. Memorable
(X) gabungan beberapa kata yang b. Short
mewakili nama sebuah merek c. Convey a brand’s
yang digunakan untuk point of difference
menggambarkan kepribadian d. Differentiate a
(personality) serta posisi business from all
(positioning) sebuah merek di others Data
pasar. e. Reflect the Ordinal
brand’s identity,
character,
promise, and
personality.
f. Believable and
original
Brand Brand Awareness atau a. Recall
Awareness kesadaran merek adalah b. Recognition
(Y) kemampuan seorang konsumen c. Purchase
dalam mengenali, mengingat, d. Consumption Data
dan mengidentifikasi sebuah Ordinal
merek sesuai dengan kategori
produknya.
49

Keputusan Keputusan pembelian adalah a. Kemantapan


pembelian perilaku konsumen dalam b. Kebiasaan
(Z) melakukan pembelian yang c. Kecepatan
sebelumnya telah melewati
proses seleksi dalam memilih Data

satu dari beberapa alternatif Ordinal

pilihan yang ada untuk


memenuhi kebutuhan
konsumsinya.

Sumber: Peneliti (2020)

3.8.Teknik Pengumpulan Data

Untuk sumber data yang akan mendukung penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder.

3.8.1.Data Primer

Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan sendiri

oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau dari tempat objek penelitian

dilakukan. Teknik pengumpulan data ini berupa kuesioner berbentuk google form

yang akan dibagikan kepada responden yang sesuai dan memenuhi kriteria-

kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Jenis kuesioner yang akan dibagikan

kepada responden adalah kuesioner tertutup, yaitu kuisioner (angket) berupa

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk

pilihan.

Skala pengukuran dalam instrumen penelitian ini adalah skala Likert

dengan menggunakan data ordinal, yaitu angka yang diberikan mengandung

tingkatan yang bertujuan untuk mengurutkan atau memberi peringkat pada

kategori-kategori dari yang paling rendah ke yang paling tinggi atau sebaliknya.
50

Setiap item yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban

diberi skor sebagai berikut:

1. Sangat setuju (skor 5)

2. Setuju (skor 4)

3. Netral (skor 3)

4. Tidak setuju (skor 2)

5. Sangat tidak setuju (skor 1)

3.8.2.Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat di dalam buku dan literatur

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti seperti: buku, internet, artikel, serta

catatan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.9.Metode Analisis Data

Data yang sudah diperoleh atau dikumpulkan akan diolah dalam rangka

menjawab rumusan masalah penelitian dengan metode-metode yang digunakan

yaitu uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis jalur, dan uji hipotesis.

3.9.1.Uji Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang digunakan untuk

mengukur variabel yang diteliti.

3.9.1.1.Uji Validitas

Uji validitas berfungsi untuk menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

penelitian dapat mengukur apa yang diukur. Metode yang sering digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen


51

(Moment Product Correlation / Pearson Correlation) antara skor setiap butir

pertanyaan dengan skortotal. Hal tersebut bisa diukur dengan rumus sebagai

berikut:

𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
𝑟=
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan:

X = Skor item

Y = Skor total

XY = Skor pernyataan

N = Jumlah responden untuk diuji coba

r = Korelasi product moment

Syarat valid tidaknya suatu item adalah apabila r hitung > r tabel pada

taraf signifikan (α = 0.05) maka instrumen itu dianggap valid dan jika r hitung < r

tabel maka instrumen dianggap tidak valid (Asnawi dan Masyhuri, 2009:169).

3.9.1.2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya dan diandalkan. Salah satu alat untuk mengetahuinya bisa dengan

menggunakan rumus alpha sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝜎1

Keterangan:

𝑟11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir


52

𝜎12 = Varian total

Apabila variabel yang diteliti memiliki cronbach’s alpha (a) lebih dari

0.60 maka variabel tersebut dinyatakan reliable, sebaliknya apabila nilainya

kurang dari 0.60 maka variabel tersebut dinyatakan tidak reliable (Asnawi dan

Masyhuri, 2009:171).

3.9.2.Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah metode

layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.9.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program statistik, dengan

melihat output yang menjelaskan hasil tentang hasil uji normalitas dengan metode

One Sample Kolmogorov Smirnov, Histogram dan Normal P-Plot. Untuk

pengambilan keputusan apakah data normal atau tidak, maka cukup membaca

pada nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed). Jika signifikansi<0.05 maka

kesimpulannya data tidak berdistribusi normal. Jika nilai signifikasi > 0.05 kurva

berbentuk lonceng dan titik-titik mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi

normal (Priyatno, 2014:77).

3.9.2.2.Uji Multikolinearitas

Salah satu alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya serta

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel dependen lainnya.
53

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah nilai tolerance > 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 10.

3.9.2.3.Uji Heteroskedastisitas

Jika residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

homoskedastisitas, dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model

regresi adalah jika signifikansinya < 0.05.

3.9.3.Analisis Jalur (Path Analysis)

Untuk menguji pengaruh variabel mediasi atau variabel intervening dalam

penelitian ini digunakan teknik analisis jalur (Path Analysis) dengan

pengolahan data menggunakan program statistik. Analisis jalur yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan penggabungan antara model regresi linear

berganda dengan model mediasi. Variabel tagline (X) berpengaruh terhadap

variabel keputusan pembelian (Z) secara langsung dan secara tidak langsung

melalui variabel perantara brand awareness (Y). Dalam model ini dapat

diterangkan sebagai berikut:

1. Variabel X (tagline) berfungsi sebagai variabel eksogen terhadap variabel Z

(keputusanpembelian).

2. Variabel Y (brand awareness) mempunyai dua fungsi:

a. Sebagai variabel endogen terhadap variabel X (tagline).

b. Sebagai variabel eksogen perantara untuk melihat pengaruh X (tagline)

terhadap Z (keputusan pembelian) melalui Y (brand awareness).

3. Variabel Z (keputusan pembelian) merupakan variabel endogen.


54

3.9.4.Uji Hipotesis

3.9.4.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas atau

independen secara parsial terhadap variabel terikat atau dependen. Pengambilan

keputusan ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai signifikansi dari nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 masing-masing koefisien regresi dengan tingkat signifikansi yang telah

ditetapkan, yaitu sebesar 5% (α = 0.05).

Kriteria pengujiannya yang dilihat berdasarkan hasil output software

statistik sebagai berikut:

1. Berdasarkan nilai t hitung

a. Jika nilai t hitung >t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat.

b. Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat.

2. Berdasarkan nilai signifikansi

a. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

3.9.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F menunjukkan seberapa besar pengaruh semua variabel bebas yang

terdapat di dalam penelitian terhadap variabel terikat secara simultan. Dasar

pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:


55

1. Jika fhitung >ftabel maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas

secara simultan terhadap variabel terikat.

2. Jika fhitung <ftabel maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas

secara simultan terhadap variabel terikat.

3.9.4.3. Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝐑𝟐 )

Koefisien determinasi adalah angka yang digunakan untuk mengetahui kontribusi

yang diberikan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika

r 𝟐 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh

variabel bebas besarterhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap

variabel terikat begitupun sebaliknya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum

4.1.1.Gambaran Perusahaan

Janji Jiwa adalah kedai kopi milik PT. Luna Boga Narayan yang didirikan

pertama kali oleh Billy Kurniawan pada tahun 2018. Kedai kopi Janji Jiwa

menyajikan berbagai pilihan kopi lokal Indonesia dengan harga terjangkau dengan

mengadopsi konsep fresh to cup.

Ada beberapa formula yang dibeberkan oleh Billy Kurniawan dalam meraih

kesuksesan kedai Kopi Janji Jiwa di tengah persaingan yang semakin ketat dan di

usia bisnisnya yang baru berdiri satu tahun lebih. Berikut adalah beberapa strategi

ekspansi Janji Jiwa:

1. Sistem Waralaba atau Franchise

Konsep bisnis dari Kopi Janji Jiwa adalah waralaba atau franchise. Uniknya,

hal ini juga membuat Kopi Janji Jiwa tidak melakukan promosi yang terlalu

agresif. Sehingga mereka lebih mengandalkan sistem waralaba secara

maksimal dengan melakukan penyebaran waralaba ke berbagai pelosok

Indonesia secara merata.

2. Kualitas Produk

Untuk menjaga kualitas mutu nya, Kopi Janji Jiwa memakai biji kopi yang

dibeli langsung dari petani dan diproses secara teliti. Biji kopi yang dipakai

adalah biji kopi robusta yang berasal dari Sumatra. Biji kopi yang digunakan

juga dipanggang dengan standar internasional oleh roaster yang berkompeten

sehingga menjamin cita rasa yang konsisten saat diminum.

56
57

3. Menciptakan Inovasi

Janji Jiwa tidak berhenti menciptakan inovasi pada menu

minumannya. Mereka tidak hanya menjual minuman kopi saja, mereka juga

menjual varian susu, coklat, hingga matcha.

4. Kepuasan Pelanggan

Kopi Janji Jiwa mengharapkan dapat membawa feedback yang baik dari

pelanggan agar dapat selalu memperbaiki dan menerima masukan agar

menjadi lebih baik.

5. Membangun Komitmen pada Pelanggan

Untuk meningkatkan daya saing dan keunggulannya, gerai Janji Jiwa

membangun komitmen pada pelanggannya untuk menghadirkan minuman

yang disajikan berkualitas dan fresh. Hal ini dilakukan dengan cara

mengetahui asal usul bahan baku yang digunakan seperti pemilihan biji kopi

yang dilakukan sendiri, didapat langsung dari petani kopi hingga proses

roasting kopi.

6. Kedekatan dengan Pelanggan

Tim dari Janji Jiwa memiliki istilah ‘teman sejiwa’ untuk menyebut para

pelanggannya. Hal ini menguatkan kesan kedekatan dengan para pelanggan

sehingga usaha kopi ini makin disukai.

7. Tema dan Imej

Kopi Janji Jiwa menjual produk-produknya dengan harga yang lebih

terjangkau, sehingga membuat brand mereka terkesan lebih merakyat.

Konsepnya yang sederhana, namun merasuk ke jiwa. Sesuai dengan tagline

nya yang puitis dan filosofis, yaitu ‘kopi dari hati’.


58

Janji Jiwa telah berhasil mengembangkan dan memperluas jaringan bisnis

kopinya. Saat ini jumlah franchise gerai kopi Janji Jiwa sudah mencapai 700

outlet yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya ialah outlet

Janji Jiwa yang ada di kota Pematangsiantar. Outlet kopi Janji Jiwa di kota

Pematangsiantar diberi nama Janji Jiwa Jilid 484. Dinamakan jilid 484 karena

merupakan urutan 484 dari seluruh outlet Janji Jiwa yang ada diseluruh Indonesia.

Janji Jiwa Jilid 484 ini beralamat di pusat kota Pematangsiantar yaitu Jalan

Sutomo No. 103/57 yang didirikan oleh dr. Riduwan Vidya Wira, M.Kes,

Amd.RO pada tanggal 19 Desember 2019 lalu.

Selain lokasinya yang mudah diakses, desain dari outlet Janji Jiwa ini juga

modern. Outlet terletak di salah satu ruko (rumah toko) yang desain interiornya

terdapat booth yang modern, meja bagian dalam sebanyak 10, dan bagian luar

sebanyak 8 meja. Pada dinding ruko terdapat penambahan ornamen-ornamen

pelengkap bertuliskan #kopi dari hati #teman sejiwa dan Janji Jiwa.

Menu yang dijual pada outlet Janji Jiwa jilid 484 ini pun beragam, mulai

dari berbagai varian kopi hingga varian non kopi. Salah satu menu favorit

konsumen adalah es kopi susu (espresso, susu, dan gula aren). Mereka juga

menjual es soklat (susu segar dan cokelat), es susu matcha, es madu yuzu, hingga

varian soy series yang menjadi menu favorit tanpa kopi.

Ada tiga filosofi yang diterapkan dalam penyajian tiap gelas kopi Janji

Jiwa yaitu:

1. A cup from farmers

A cup from farmers artinya setiap gelas kopi merupakan hasil dari upaya

petani kopi dari satu desa di Sumatera, yang dari hanya memasok sedikit biji
59

kopi hingga kini mencapai 32 ton biji kopi per bulan yang digunakan untuk

memasok ke seluruh gerai Jiwa Group.

2. A cup to partners

A cup to partners menjadi filosofi bahwa Jiwa Group membuka peluang bisnis

bagi lebih banyak orang, dan terus mengembangkan diri agar bisa

memberikan keuntungan bagi para mitra.

3. A cup for the people

A cup for the people maknanya, konsumen bukan saja bisa menikmati setiap

gelas kopi hasil inovasi Jiwa Group tetapi juga mengetahui setiap cerita

kopinya, ada nilai tambahnya. Setiap cup kopi yang disajikan adalah hasil

dari roasted biji kopi sendiri. Janji Jiwa memberdayakan petani kopi di

Sumatera yang semula tidak ada yang menampung hasil panen mereka.

4.2.Penyajian Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dengan cara

menyebarkan kuesioner melalui sosial media yaitu aplikasi WhatsApp dan

Instagram dengan format google form kepada konsumen kopi Janji Jiwa di Kota

Pematangsiantar. Kuesioner yang diisi ada sebanyak 100 atau 100% dari jumlah

sampel yang ditentukan. Peneliti menggunakan data dari seluruh kuesioner yang

terkumpul karena jawaban responden telah layak dijadikan sebagai sumber data

dalam penelitian ini. Berikut tabel data dari responden dalam penelitian ini.

4.2.1.Deskripsi Identitas Responden

Identitas responden merupakan salah satu variabel yang diperhitungkan

dalam suatu penelitian. Hal ini diperlukan dalam menjelaskan jawaban-jawaban

pada kuesioner yang diberikan kepada responden. Sampel dalam penelitian ini
60

berjumlah 100 orang responden. Identitas data meliputi data yang mencakup jenis

kelamin, usia, penghasilan, pekerjaan saat ini, dan frekuensi pembelian. Identitas

yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut.

4.2.1.1.Jenis kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data berdasarkan jenis

kelamin ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1 Laki-laki 44 44%
2 Perempuan 56 56%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden berjumlah 44%

laki-laki dan 56% perempuan dari jumlah sampel yang ditentukan. Pada penelitian

ini responden didominasi oleh perempuan, yang artinya perempuan lebih sukai

mengonsumsi kopi Janji Jiwa dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini mungkin

terjadi karena produk Janji Jiwa sudah diinovasikan dengan aneka varian kopi

dengan cita rasa manis seperti cappuccino, moccachino, serta latte atau perpaduan

antara kopi, susu, gula aren, cokelat, kental manis, bahkan kacang dan buah-

buahan sehingga sekarang kopi tidak lagi hanya menjadi minuman milik orangtua

ataupun laki-laki saja yang biasanya identik dengan kopi hitam, tetapi perempuan

pun bahkan bisa menikmati minuman kopi yang sudah bervariasi ini. Selain itu,

Janji Jiwa juga menyediakan minuman non kopi dan merupakan menu terlaris

juga seperti yogurt yuzu, cokelat, hojicha (teh hijau khas Jepang) sehingga
61

konsumen bisa menikmati minuman lain yang tidak berbahan dasar kopi. Cita rasa

kopi yang manis dan varian minuman non kopi yang disediakan oleh Janji Jiwa

lebih disukai oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki yang cenderung

lebih suka mengonsumsi kopi pahit, sehingga dengan banyaknya varian kopi yang

tidak pahit dan menu non kopi menjadikan konsumen Janji Jiwa didominasi oleh

perempuan.

4.2.1.2.Usia Responden

Dalam penelitian ini responden dibagi dalam beberapa kelompok usia

yaitu usia 16-20 tahun, 21-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, dan diatas 35

tahun. Hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase


1 17-20 tahun 8 8%
2 21-25 tahun 42 42%
3 26-30 tahun 30 30%
4 31-35 tahun 16 16%
5 >35 tahun 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden terbanyak kopi Janji

Jiwa Pematangsiantar adalah berusia antara 21 sampai 35 tahun, yang berarti

bahwa konsumen Janji Jiwa didominasi oleh kaum muda. Alasan mengapa

konsumen Janji Jiwa didominasi oleh anak muda diantaranya ialah tren

mengonsumsi kopi menjadikan minuman es kopi susu menjadi life style atau gaya

hidup anak muda, sehingga banyak dari mereka yang datang ke Janji Jiwa bukan

hanya untuk menikmati minuman kopi saja tetapi juga karena ingin eksis dan

mengikuti tren agar tidak ketinggalan zaman. Selain gaya hidup, alasan lain yang
62

membuat anak muda menyukai kopi Janji Jiwa ialah kepopulerannya di sosial

media, atribut produknya yang menarik dan instagramable, varian menu yang

bermacam-macam, dan yang terpenting ialah asik untuk dijadikan tempat

berkumpul, mengerjakan tugas dengan teman atau mengerjakan pekerjaan kantor

karena suasana outletnya yang cozy dan kekinian.

4.2.1.3.Penghasilan Responden

Penghasilan responden dibagi menjadi beberapa kelompok yang

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku Per Bulan

No Penghasilan/Uang Saku Jumlah Persentase


1 <Rp.1.000.000 33 33%
2 Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 45 45%
3 Rp.3.000.000-Rp.5.000.000 18 18%
4 >Rp.5.000.000 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa konsumen Janji Jiwa

Pematangsiantar sebagian besar (45%) berpenghasilan/memiliki uang saku

diantara Rp.1.000.000 sampai Rp.3.000.000 per bulan. Berdasarkan hasil

pengolahan data, konsumen Janji Jiwa didominasi oleh konsumen dengan kelas

ekonomi menengah ke bawah. Hal ini terjadi karena harga yang ditetapkan Janji

Jiwa untuk setiap menu minumannya cukup terjangkau mulai dari belasan ribu

untuk yang termurah hingga sekitar tiga puluh ribu untuk harga termahal,

sehingga minuman kopi Janji Jiwa ini bisa dinikmati oleh konsumen dengan

berbagai kelas ekonomi.


63

4.2.1.4.Pekerjaan Responden

Berikut tabel data pekerjaan responden yang dikelompokkan dalam 4

kelompok yaitu pelajar atau mahasiswa, pegawai, wiraswasta, dan lainnya.

Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase


1 Pelajar/Mahasiswa 40 40%
2 Pegawai 20 23%
3 Wiraswasta 17 17%
4 Lainnya 23 20%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Berdasarkan tabel 4.4 konsumen Janji Jiwa Pematangsiantar mayoritas

adalah pelajar atau mahasiswa dengan presentase 40 %. Hal ini dikarenakan

pelajar/mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti perkembangan zaman dimana

minuman es kopi susu ini sudah menjadi tren atau gaya hidup anak muda. Para

pelajar atau mahasiswa juga kerap menjadikan Janji Jiwa sebagai tempat

berkumpul, mengerjakan tugas atau pekerjaan bersama sambil menikmati segelas

minuman es kopi susu yang akan membuat mereka menjadi lebih produktif karena

aroma kopi yang menenangkan ditambah dengan suasana coffee shop yang

didesain agar konsumen merasa nyaman dan santai dengan harga yang cukup

terjangkau bagi mereka.


64

4.2.1.5.Frekuensi Pembelian

Data frekuensi pembelian yang dilakukan responden ditunjukkan pada

tabel berikut.

Tabel 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian

NoFrekuensi Pembelian Jumlah Persentase


1
Sekali 27 27%
2
2-3 kali 60 60%
3
4-5 kali 10 10%
4
>5 kali 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.5 sebanyak 60% responden dalam penelitian

ini adalah konsumen kopi Janji Jiwa Pematangsiantar yang sudah melakukan

pembelian sebanyak 2 sampai 3 kali. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

konsumen sudah pernah melakukan pembelian ulang dan bahkan sudah

berlangganan di kopi Janji Jiwa Pematangsiantar.

4.2.2.Variabel Tagline (X)

Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian dari pertanyaan-

pertanyaan variabel tagline (X) yang diajukan dalam kuesioner penelitian.

Tabel 4.6
Jawaban Responden Tentang “Kalimat pada tagline kopi dari hati mudah
diingat”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 33 33%
Setuju 4 48 48%
Netral 3 12 12%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
65

Pada tabel 4.6 dapat dilihat dari 100 responden, ada 81 orang atau 81%

dari jumlah responden menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju).

Dengan kata lain secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi dari

hati’ mudah diingat. Tagline mudah diingat karena rangkaian katanya singkat dan

sederhana, namun memiliki makna filosofis sehingga memberikan kesan yang

kuat tentang Janji Jiwa dibenak konsumen.

Tabel 4.7
Jawaban Responden Tentang “Kalimat pada tagline kopi dari hati mudah
diucapkan dan disebutkan ulang”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 35 35%
Setuju 4 49 49%
Netral 3 11 11%
Tidak Setuju 2 5 5%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.7 ada 84 orang atau 84% dari jumlah responden menjawab

dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyetujui bahwa kalimat pada tagline ‘kopi dari

hati’mudah diucapkan dan disebutkan ulang, karena tagline memiliki kata-kata

yang pendek. Selain itu seperti hasil tanggapan responden pada pertanyaan

sebelumnya, tagline ‘kopi dari hati’ telah diingat konsumen sehinga lebih mudah

untuk mengucapkannya ulang.


66

Tabel 4.8
Jawaban Responden Tentang “Kalimat pada tagline kopi dari hati simpel
dan sederhana”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 32 32%
Setuju 4 41 41%
Netral 3 18 18%
Tidak Setuju 2 9 9%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.8 ada 73 orang atau 73% dari jumlah responden menjawab

dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat disimpulkan bahwa

secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi dari hati’ simpel dan

sederhana, karena hanya terdiri dari tiga kata yang efektif yang tujuannya untuk

mencapai puncak kesadaran merek Janji Jiwa.

Tabel 4.9
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati merupakan salah satu
atribut merek yang mengesankan dari Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 28 28%
Setuju 4 47 47%
Netral 3 19 19%
Tidak Setuju 2 6 6%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.9 sebanyak 75 orang atau 75% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi

dari hati’ merupakan salah satu atribut merek yang mengesankan dari Janji Jiwa.
67

Tagline sifatnya mengesankan karena menarik dan kaya akan image verbal,

dimana arti dari tagline ‘kopi dari hati’ ialah setiap satu gelas kopi yang dibuat

berasal dari hati dan sesuatu yang dimulai dari hati akan kembali ke hati.

Tabel 4.10
Jawaban Responden Tentang “Kopi dari hati merupakan tagline yang baik
karena memiliki jumlah kata dan suku kata yang sedikit”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 34 34%
Setuju 4 47 47%
Netral 3 12 12%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.10 terdapat 81 orang atau 81% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyetujui bahwa ‘kopi dari hati’

merupakan tagline yang baik, karena memiliki jumlah kata dan suku kata sedikit,

yaitu hanya terdiri dari 3 kata dengan 6 suku kata. Tagline yang baik seharusnya

memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10 agar mudah diingat konsumen.

Tabel 4.11
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati cocok diselipkan
disamping atau disekitar logo”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 42 42%
Setuju 4 43 43%
Netral 3 10 10%
Tidak Setuju 2 5 5%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
68

Pada tabel 4.11 sebanyak 85 orang atau 85% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline‘kopi

dari hati’ cocok diselipkan di samping atau di sekitar logo. Karena hanya terdiri

dari 3 kata, apabila dicantumkan pada kemasan tidak akan mengganggu logo

ataupun nama merek. Sebaliknya dengan tambahan tagline, akan memperkaya

image visual dan tekstual pada kemasan Janji Jiwa.

Tabel 4.12
Jawaban Responden Tentang “Kopi dari hati memiliki kata yang pendek
sehingga mudah disebutkan dalam komunikasi singkat”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 24 24%
Setuju 4 46 46%
Netral 3 25 25%
Tidak Setuju 2 5 5%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.12 sebanyak 70 orang atau 70% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline‘kopi

dari hati’ mudah disebutkan dalam komunikasi singkat. Tagline ‘kopi dari hati’

mudah disebutkan dalam komunikasi singkat karena sifatnya yang memorable

atau mudah diingat oleh konsumen, selain itu tagline ‘kopi dari hati’ kalimatnya

sederhana dan mudah dimengerti sehingga lebih mudah untuk

menyambungkannya ke dalam percakapan.


69

Tabel 4.13
Jawaban Responden Tentang “Dengan adanya tagline kopi dari hati
konsumen mampu membedakan merek Janji Jiwa dengan merek kopi
sejenis lainnya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 19 19%
Setuju 4 46 46%
Netral 3 21 21%
Tidak Setuju 2 14 14%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.13 sebanyak 65 orang atau 65% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa dengan adanya

tagline‘kopi dari hati’ konsumen mampu membedakan merek Janji Jiwa dengan

merek kopi sejenis lainnya. Karena memiliki tagline yang unik, konsumen

mengetahui tidak ada merek lain selain Janji Jiwa yang datang dengan

taglinedengan makna filosofis seperti ‘kopi dari hati’ sehingga menjadi salah satu

pembeda merek Janji Jiwa.

Tabel 4.14
Jawaban Responden Tentang “Dengan adanya tagline kopi dari hati
konsumen menetahui kekuatan atau kelebihan merek Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 22 22%
Setuju 4 47 47%
Netral 3 21 21%
Tidak Setuju 2 10 10%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
70

Pada tabel 4.14 sebanyak 69 orang atau 69% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa dengan adanya

tagline ‘kopi dari hati’ konsumen mengetahui kekuatan atau kelebihan merek

Janji Jiwa. Degan tagline nya ‘kopi dari hati’, Janji Jiwa menyatakan bahwa salah

satu kekuatan mereknya ialah konsepnya yang sederhana, namun merasuk ke

jiwa.

Tabel 4.15
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati memiliki keunikan”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 31 31%
Setuju 4 54 54%
Netral 3 13 13%
Tidak Setuju 2 2 2%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.15 sebanyak 85 orang atau 85% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi

dari hati’ memiliki keunikan, karena jarang atau bahkan tidak ditemui pada merek

lain.
71

Tabel 4.16
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati memiliki kata-kata
yang menarik”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 36 36%
Setuju 4 45 45%
Netral 3 18 18%
Tidak Setuju 2 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.16 sebanyak 81 orang atau 81% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi

dari hati’ memiliki kata-kata yang menarik. Tagline ‘kopi dari hati’ selain

berkalimat puitis dengan makna yang filosofis, juga saling berhubungan atau

sesuai temanya dengan nama merek yaitu Janji Jiwa sehinga membuat tagline ini

menjadi semakin menarik.

Tabel 4.17
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati mampu
memperlihatkan atau mencerminkan identitas diri merek Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 23 23%
Setuju 4 54 54%
Netral 3 20 20%
Tidak Setuju 2 3 3%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.17 sebanyak 77 orang atau 77% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat
72

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi

dari hati’ mampu memperlihatkan atau mencerminkan identitas diri merek Janji

Jiwa. Dengan tagline ‘kopi dari hati’ konsumen mengetahui bahwa Janji Jiwa

merupakan merek es kopi susu kekinian yang mengusung tema atau konsep yang

mampu membawa emosi siapapun yang mengonsumsinya. Selain itu tagline ‘kopi

dari hati’ juga cocok dengan nama mereknya sehingga tagline dapat

mencerminkan identitas mereknya yaitu Janji Jiwa.

Tabel 4.18
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati memberikan Janji Jiwa
kesan yang berbeda dari merek lainnya di benak konsumen”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 20 20%
Setuju 4 52 52%
Netral 3 24 24%
Tidak Setuju 2 4 4%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.18 sebanyak 72 orang atau 72% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi

dari hati’ memberikan Janji Jiwa kesan yang berbeda dari merek lainnya di benak

konsumen. Ini karena Janji Jiwa membuat tagline ‘kopi dari hati’ dengan

kepercayaan bahwa sesuatu yang dibuat dari hati akan kembali ke hati.
73

Tabel 4.19
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati mencerminkan janji
dan nilai unik Janji Jiwa yang diharapkan konsumen”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 16 16%
Setuju 4 49 49%
Netral 3 25 25%
Tidak Setuju 2 10 10%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.19 sebanyak 65 orang atau 65% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline kopi

dari hati mencerminkan janji dan nilai unik Janji Jiwa yang diharapkan konsumen.

Janji dan nilai unik yang dimaksud pada tagline ‘kopi dari hati’ ialah karena

setiap pembuatannya menggunakan hati dan passion didalamnya maka akan

menghasilkan kualitas yang baik pula. Dengan adanya tagline tersebut, bisa

diketahui bahwa Janji Jiwa akan memberikan setiap gelas kopi dengan kualitas

terbaik.

Tabel 4.20
Jawaban Responden Tentang “Dengan adanya tagline kopi dari hati, Janji
Jiwa mampu menunjukkan keberadaan dan eksistensinya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 23 23%
Setuju 4 50 50%
Netral 3 18 18%
Tidak Setuju 2 9 9%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)
74

Pada tabel 4.20 sebanyak 73 orang atau 73% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa dengan adanya

tagline ‘kopi dari hati’, Janji Jiwa mampu menunjukkan keberadaan dan

eksistensinya. Dikarenakan dengan adanya partisipasi dari tagline tersebut, Janji

Jiwa lebih mudah mencapai kesadaran merek pasar, dan mampu membuktikan

bahwa ia adalah sebuah merek kategori es kopi susu kekinian.

Tabel 4.21
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati membuat Janji Jiwa
mampu bertahan ditengah persaingan dengan merek lainnya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 23 23%
Setuju 4 51 51%
Netral 3 20 20%
Tidak Setuju 2 6 6%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.21 sebanyak 74 orang atau 74% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tagline kopi

dari hati membuat Janji Jiwa mampu bertahan ditengah persaingan dengan merek

lainnya, karena tagline ‘kopi dari hati’ menimbulkan kesadaran merek dan

memperbesar kemungkinan pembelian Janji Jiwa oleh konsumen sehingga

mampu bersaing dengan merek es kopi susu lainnya di pasar.


75

Tabel 4.22
Jawaban Responden Tentang “Tagline kopi dari hati berasal dan digunakan
oleh merek Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 39 39%
Setuju 4 56 56%
Netral 3 5 5%
Tidak Setuju 2 0 0%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.22 sebanyak 95 orang atau 95% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan hampir seluruh responden menyetujui bahwa tagline ‘kopi dari hati’

berasal dan digunakan oleh merek Janji Jiwa, karena tagline ‘kopi dari hati’

dibuat oleh merek Janji Jiwa, sehingga tagline ini sah milik Janji Jiwa.

Tabel 4.23
Jawaban Responden Tentang “Maksud dari kalimat pada tagline kopi dari
hati dapat dipercaya dan diterima secara logis”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 18 18%
Setuju 4 52 52%
Netral 3 21 21%
Tidak Setuju 2 9 9%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.23 sebanyak 70 orang atau 70% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa maksud dari

kalimat pada tagline ‘kopi dari hati’ dapat dipercaya dan diterima secara logis.
76

Walaupun memiliki makna filosofis yaitu setiap satu gelas kopi yang dibuat

berasal dari hati dan sesuatu yang dimulai dari hati akan kembali ke hati, namun

apabila diartikan, masih bisa diterima secara logika karena dipercaya bahwa Janji

Jiwa akan merealisasikan kalimat dari tagline tersebut.

Tabel 4.24
Jawaban Responden Tentang “Tidak ada merek lain yang mengunakan
tagline kopi dari hati”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 33 33%
Setuju 4 62 62%
Netral 3 3 3%
Tidak Setuju 2 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.24 sebanyak 95 orang atau 95% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa tidak ada merek

lain yang mengunakan tagline kopi dari hati, atau dengan kata lain hanya Janji

Jiwa saja yang menggunakan tagline kopi dari hati. Tagline tersebut ialah original

atau asli milik Janji Jiwa saja.


77

4.2.3.Variabel Brand Awareness (Y)

Tabel-tabel berikut merupakan hasil pendistribusian pertanyaan yang

termasuk dalam variabel brand awareness (Y).

Tabel 4.25
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengetahui bahwa Janji Jiwa
merupakan sebuah merek dari kategori produk es kopi susu”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 31 31%
Setuju 4 61 61%
Netral 3 8 8%
Tidak Setuju 2 0 0%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.25 sebanyak 92% dari jumlah responden menjawab dalam

kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka disimpulkan bahwa konsumen

mengetahui bahwa Janji Jiwa merupakan sebuah merek dari kategori produk es

kopi susu. Ini dikarenakan Janji Jiwa telah melebarkan bisnisnya di seluruh kota-

kota besar yang ada di Indonesia dengan sistem franchise sehingga timbul

kesadaran bahwa Janji Jiwa merupakan sebuah merek berkategori es kopi susu.

Tabel 4.26
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mampu menyebutkan Janji Jiwa
apabila ditanyakan tentang nama-nama merek es kopi susu”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 32 32%
Setuju 4 54 54%
Netral 3 11 11%
Tidak Setuju 2 3 3%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
78

Pada tabel 4.26 dapat dilihat ada 86 orang atau 86% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa konsumen mampu menyebutkan Janji Jiwa apabila ditanyakan

tentang nama-nama merek es kopi susu, karena sudah adanya kesadaran bahwa

Janji Jiwa adalah sebuah merek produk es kopi susu dan Janji Jiwa mampu

memberikan kesan kepada konsumennya baik dengan strategi pemasaran maupun

konsep atau tema dari setiap elemen produknya.

Tabel 4.27
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mampu mengingat secara spontan
merek Janji Jiwa tanpa perlu diperlihatkan logo dan slogannya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 25 25%
Setuju 4 47 47%
Netral 3 20 20%
Tidak Setuju 2 8 8%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.27 sebanyak 72 orang atau 72% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mampu mengingat secara spontan merek Janji Jiwa tanpa perlu diperlihatkan logo

dan slogannya. Konsumen mengingat merek Janji Jiwa karena namanya yang

mudah diingat sehingga mudah melekat dibenak konsumen walaupun tanpa

melihat logo dan slogannya.


79

Tabel 4.28
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mampu mengingat Janji Jiwa
secara spontan tanpa bantuan visual maupun tekstual”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 22 22%
Setuju 4 48 48%
Netral 3 21 21%
Tidak Setuju 2 9 9%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.28 sebanyak 70 orang atau 70% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mampu mengingat Janji Jiwa secara spontan tanpa bantuan visual maupun

tekstual. Konsumen mengingat merek Janji Jiwa karena namanya yang mudah

diingat sehingga mudah melekat dibenak konsumen walaupun tanpa bantuan

visual dan tekstual yang ada pada kemasan produknya.

Tabel 4.29
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengenali merek Janji Jiwa pada
saat diperlihatkan produknya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 34 34%
Setuju 4 57 57%
Netral 3 9 9%
Tidak Setuju 2 0 0%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.29 sebanyak 91 orang atau 91% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat
80

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengenali merek Janji Jiwa pada saat diperlihatkan produknya. Konsumen

mengenali produknya karena pada kemasan produk memiliki atribut yang unik,

dan memiliki ciri khas Janji Jiwa.

Tabel 4.30
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengenali merek Janji Jiwa pada
saat melihat elemen atau atribut produknya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 43 43%
Setuju 4 52 52%
Netral 3 5 5%
Tidak Setuju 2 0 0%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.30 sebanyak 95 orang atau 95% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengenali merek Janji Jiwa pada saat melihat elemen atau atribut produknya.

Konsumen bisa mengenali karena elemen produk mulai dari nama brand, logo,

dan slogan masing masing memiliki keunikan dan berkesinambungan satu sama

lain sehingga menimbulkan makna filosofis yang membedakannya dengan merek

lain.
81

Tabel 4.31
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengenali merek Janji Jiwa
dengan bantuan visual dan tekstual dari merek tersebut”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 39 39%
Setuju 4 53 53%
Netral 3 7 7%
Tidak Setuju 2 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.31 sebanyak 92 orang atau 92% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengenali merek Janji Jiwa dengan bantuan visual dan tekstual dari merek

tersebut. Konsumen mengenali Janji Jiwa karena pada kemasan terdapat logo jari

yang melambangkan janji, sesuai dengan nama brand nya Janji jiwa. Selain itu

terdapat tagline ‘kopi dari hati’ yang menjadi ciri khas Janji Jiwa dan tidak

ditemukan pada merek manapun.

Tabel 4.32
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengingat Janji Jiwa pada saat
ingin membeli es kopi susu”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 39 39%
Setuju 4 44 44%
Netral 3 12 12%
Tidak Setuju 2 5 5%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
82

Pada tabel 4.32 sebanyak 83 orang atau 83% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengingat Janji Jiwa pada saat ingin membeli es kopi susu. Ini dikarenakan

banyaknya outlet franchise yang sudah tersebar di kota-kota besar Indonesia

membuat Janji Jiwa sudah dikenal sebagai produk es kopi susu. Selain itu juga

promosi yang dilakukan Janji Jiwa Pematangsiantar melalui media sosial

membuat konsumen mengetahui brand kopi ini di Pematangsiantar.

Tabel 4.33
Jawaban Responden Tentang “Konsumen menjadikan Janji Jiwa alternatif
pilihan pada saat akan membeli es kopi susu”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 30 30%
Setuju 4 46 46%
Netral 3 13 13%
Tidak Setuju 2 11 11%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.33 sebanyak 76 orang atau 76% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

menjadikan Janji Jiwa alternatif pilihan pada saat akan membeli es kopi susu.

Karena konsumen mengingat bahwa Janji Jiwa memiliki banyak varian minuman

kopi berkualitas sehingga pantas dijadikan alternatif pilihan.


83

Tabel 4.34
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengingat Janji Jiwa sebagai
produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 21 21%
Setuju 4 58 58%
Netral 3 14 14%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.34 sebanyak 79 orang atau 79% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengingat Janji Jiwa sebagai produk yang mampu memenuhi kebutuhan

konsumsinya. Dikarenakan konsumen mengetahui bahwa Janji Jiwa memiliki

produk yang bervariasi mulai dari yang berbahan dasar kopi maupun non kopi

hasil dari inovasi merek Janji Jiwa yang mampu memuaskan konsumen dengan

berbagai macam pilihan produk berkualitas baik.

Tabel 4.35
Jawaban Responden Tentang “Konsumen mengingat merek Janji Jiwa
walaupun sedang mengonsumsi produk merek lain yang sejenis”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 18 18%
Setuju 4 51 51%
Netral 3 22 22%
Tidak Setuju 2 6 6%
Sangat Tidak Setuju 1 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
84

Pada tabel 4.35 sebanyak 69 orang atau 69% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

mengingat merek Janji Jiwa walaupun sedang mengonsumsi produk merek lain

yang sejenis. Konsumen tetap mengingat Janji Jiwa karena pada saat

mengonsumsi produk merek lain, konsumen bisa merasakan perbedaan manfaat

yang diterima apabila mengonsumsi kopi Janji Jiwa.

4.2.4.Variabel Keputusan Pembelian (Z)

Tabel-tabel berikut merupakan hasil pendistribusian pertanyaan yang

termasuk dalam variabel keputusan pembelian (Z).

Tabel 4.36
Jawaban responden Tentang “Dari semua merek es kopi susu, konsumen
memilih membeli Janji Jiwa dibandingkan merek lain di Pematangsiantar”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 25 25%
Setuju 4 49 49%
Netral 3 19 19%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.36 sebanyak 74 orang atau 74% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa dari semua

merek es kopi susu, konsumen memilih membeli Janji Jiwa dibandingkan merek

lain di Pematangsiantar. Konsumen memilih Janji Jiwa outlet Pematangsiantar

karena memiliki kualitas produk yang baik dan didukung dengan elemen

produknya menarik. Selain itu Janji Jiwa juga menawarkan harga yang terjangkau
85

dan menyediakan tempat yang nyaman dengan desain interior yang modern, serta

memberikan pelayanan terbaik dengan SDM yang sudah terlatih.

Tabel 4.37
Jawaban responden Tentang “Konsumen membeli produk Janji Jiwa karena
dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 19 19%
Setuju 4 48 48%
Netral 3 26 26%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)

Pada tabel 4.37 sebanyak 67 orang atau 67% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa secara dominan

responden menyetujui bahwa konsumen membeli produk Janji Jiwa karena dapat

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Hal ini dikarenakan

Janji Jiwa membuat para pecinta kopi yang menjadikan minum kopi sebagai gaya

hidup dapat menikmati berbagai macam sajian minuman kopi berkualitas dengan

nyaman dimanapun berada, baik di outlet maupun grab and go.

Tabel 4.38
Jawaban responden Tentang “Konsumen membeli kopi Janji Jiwa karena
harganya terjangkau”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 15 15%
Setuju 4 51 51%
Netral 3 25 25%
Tidak Setuju 2 8 8%
Sangat Tidak Setuju 1 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer(2020)
86

Pada tabel 4.38 sebanyak 66 orang atau 66% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

membeli kopi Janji Jiwa karena harganya terjangkau dan tetap mengikuti harga

pasar yaitu berkisar diantara Rp.15.000 hingga Rp.30.000. Dengan harga tersebut,

Janji Jiwa memaksimalkan penggunaan bahan dalam membuat kopi berkualitas

baik untuk bisa dinikmati oleh berbagai kelas ekonomi yang tidak kalah dengan

tempat-tempat spesialis kopi yang biasanya menjual dengan harga yang lebih

mahal.

Tabel 4.39
Jawaban responden Tentang “Konsumen membeli kopi Janji Jiwa karena
mutu dan kualitasnya yang baik”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 24 24%
Setuju 4 49 49%
Netral 3 20 20%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.39 sebanyak 73 orang atau 73% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa secara dominan

responden menyetujui bahwa konsumen membeli kopi Janji Jiwa karena mutu dan

kualitasnya yang baik. Bahan utama yang digunakan Janji Jiwa ialah kopi berjenis

robusta yang dipasok langsung oleh petani yang berasal darisatu desa di Sumatera.

Kopi jenis robusta memiliki keseimbangan yang cocok apabila dicampurkan

dengan bahan lain seperti susu atau yang lainnya. Setiap cup kopi yang disajikan
87

adalah hasil dari roasted biji kopi sendiri oleh SDM terampil yang sudah di

training sehingga menghasilkan kopi berkualitas terbaik.

Tabel 4.40
Jawaban responden Tentang “Konsumen membeli kopi Janji Jiwa karena
atribut produknya menarik”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 27 27%
Setuju 4 46 46%
Netral 3 19 19%
Tidak Setuju 2 8 8%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.40 sebanyak 73 orang atau 73% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa secara dominan

responden menyetujui bahwa konsumen membeli kopi Janji Jiwa karena atribut

produknya menarik. Setiap atribut produknya mulai dari nama brand, logo,

slogan, bahkan ornamen memiliki makna filosofis yang terkait satu sama lain

yang menjadikan dalam satu cup kopi Janji Jiwa ini dibaliknya terdapat sebuah

cerita, sehingga menjadi nilai tambah produk Janji Jiwa untuk pelanggannya.

Tabel 4.41
Jawaban responden Tentang “Konsumen lebih memilih kopi merek Janji
Jiwa dibandingkan dengan merek lainnya”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 19 19%
Setuju 4 47 47%
Netral 3 24 24%
Tidak Setuju 2 10 10%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)
88

Pada tabel 4.41 sebanyak 66 orang atau 66% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen lebih

memilih kopi merek Janji Jiwa dibandingkan dengan merek lainnya. Karena

selain kualitas baik dan harganya terjangkau, Janji Jiwa memiliki nilai tambah

dalam segi ‘menghadirkan cerita’ yang jarang dijumpai di outlet kopi lainnya di

Pematangsiantar.

Tabel 4.42
Jawaban responden Tentang “Konsumen kurang merasakan manfaat
apabila membeli kopi dari merek lain selain Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 15 15%
Setuju 4 46 46%
Netral 3 26 26%
Tidak Setuju 2 12 12%
Sangat Tidak Setuju 1 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.42 sebanyak 61 orang atau 61% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

kurang merasakan manfaat apabila membeli kopi dari merek lain selain Janji Jiwa.

Ini karena konsumen bisa menemukan nilai tambah apabila mengonsumsi produk

Janji Jiwa sehingga dianggap lebih unggul dibandingkan dengan merek lain.

Contohnya pada atribut produk, kualitas produk, harga, kemasan, dan pelayanan.
89

Tabel 4.43
Jawaban responden Tentang “Konsumen merasakan manfaat positif saat
membeli produk Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 23 23%
Setuju 4 52 52%
Netral 3 18 18%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.43 sebanyak 75 orang atau 75% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

merasakan manfaat positif saat membeli produk Janji Jiwa. Contohnya konsumen

dapat menikmati kopi sambil berkumpul dengan teman atau saudara di tempat

yang nyaman. Bagi anak muda, mereka dapat menjadikan Janji Jiwa sebagai feed

di sosial media mereka karena desain tokonya modern, kemasan menarik, bahkan

memiliki ornamen dan atribut yang bermakna filosofis yang biasanya menarik

perhatian anak muda. Dalam segi kualitas, konsumen bisa menikmati berbagai

sajian kopi maupun non kopi yang disediakan Janji Jiwa dengan harga yang

affordable. Selain itu Janji Jiwa Pematangsiantar memiliki sistem yang baik agar

konsumen mudah melakukan pembelian di Janji Jiwa, tentunya dengan pelayanan

yang baik dan ramah dari SDM mereka yang terlatih.


90

Tabel 4.44
Jawaban responden Tentang “Pada saat membeli kopi Janji Jiwa konsumen
selalu merasa puas”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 26 26%
Setuju 4 53 53%
Netral 3 18 18%
Tidak Setuju 2 3 3%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.44 sebanyak 79 orang atau 79% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa pada saat

membeli kopi Janji Jiwa konsumen tidak merasakan ketidakpuasan, dengan kata

lain konsumen selalu merasa puas. Ini dikarenakan Janji Jiwa selalu melakukan

yang terbaik baik dalam segi pelayanan dan kualitas untuk menjaga kepuasan

pelanggannya seperti yang dijelaskan pada tabel sebelumnya.

Tabel 4.45
Jawaban responden Tentang “Konsumen melakukan pembelian ulang
produk Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 21 21%
Setuju 4 56 56%
Netral 3 16 16%
Tidak Setuju 2 7 7%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.45 sebanyak 77 orang atau 77% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat
91

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

melakukan pembelian ulang produk Janji Jiwa. Konsumen melakukan pembelian

ulang karena adanya kepercayaan bahwa produk kopi Janji Jiwa Pematangsiantar

akan mampu memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. Karena itu

Janji Jiwa selalu berupaya menjaga kepercayaan konsumen sebagai salah satu

kunci suksesnya.

Tabel 4.46
Jawaban responden Tentang “Konsumen merekomendasikan produk Janji
Jiwa kepada orang sekitar”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 20 20%
Setuju 4 63 63%
Netral 3 15 15%
Tidak Setuju 2 2 2%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.46 sebanyak 83 orang atau 83% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen

merekomendasikan produk Janji Jiwa kepada orang sekitar. Setelah merasakan

manfaat dan timbul rasa kepercayaan terhadap kopi Janji Jiwa, konsumen mulai

merekomendasikannya kepada orang lain agar mereka juga dapat merasakan

manfaat-manfaat positif seperti yang dirasakan konsumen saat mengonsumsi Janji

Jiwa.
92

Tabel 4.47
Jawaban responden Tentang “Konsumen tidak menghabiskan banyak waktu
untuk memutuskan pembelian produk Janji Jiwa”

Penilaian Responden
Keterangan Nilai Bobot Jumlah Persentase
Sangat Setuju 5 23 23%
Setuju 4 51 51%
Netral 3 23 23%
Tidak Setuju 2 3 3%
Sangat Tidak Setuju 1 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Pada tabel 4.47 sebanyak 74 orang atau 74% dari jumlah responden

menjawab dalam kategori setuju (sangat setuju dan setuju). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara dominan responden menyetujui bahwa konsumen tidak

menghabiskan banyak waktu untuk memutuskan pembelian produk Janji Jiwa.

Konsumen langsung memutuskan membeli kopi Janji Jiwa karena menurut

mereka kopi Janji Jiwa Pematangsiantar unggul dalam berbagai hal dibandingkan

kopi merek lainnya.

4.3.Analisis Data

Metode-metode yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini

terdiri dari: uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis jalur, dan uji hipotesis.

4.3.1.Uji Instrumen

Insrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan pertanyaan-

pertanyaan yang dikelompokkan dalam 3 variabel sebagai berikut.

4.3.1.1.Uji Validitas

Uji validitas merupakan salah satu uji instrumen penelitian dalam

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas berfungsi untuk

menunjukkan sejauh mana suatu instrumen penelitian dapat mengukur apa yang
93

diukur. Syarat valid tidaknya suatu item adalah apabila rhitung > rtabel pada taraf

signifikan (α = 0.05) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung < rtabel

maka instrumen dianggap tidak valid.

1. Uji Validitas Variabel Tagline (X)

Pada uji validitas yang dilakukan untuk menguji setiap item pertanyaan

yang terdapat di dalam variabel tagline (X) melalui software statistik, didapatkan

hasil berupa tabel berikut.

Tabel 4.48
Hasil Uji Validitas Variabel Tagline (X)

Pernyataan r hitung r table Keterangan


X.1 0.499 Valid
X.2 0.399 Valid
X.3 0.326 Valid
X.4 0.401 Valid
X.5 0.209 Valid
X.6 0.461 Valid
X.7 0.294 Valid
X.8 0.334 Valid
X.9 0.550 Valid
X.10 0.530 0.197 Valid
X.11 0.546 Valid
X.12 0.561 Valid
X.13 0.659 Valid
X.14 0.375 Valid
X.15 0.502 Valid
X.16 0.515 Valid
X.17 0.493 Valid
X.18 0.284 Valid
X.19 0.680 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.48 dapat dilihat bahwa dari 19 pernyataan untuk

indikator tagline (X) yang diuji, semua item pernyataan kuesioner dinyatakan

valid karena nilai𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapat dari semua item pertanyaan lebih besar
94

dibandingkan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang bernilai 0.197. Sesuai ketentuannya, apabila nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapat lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka semua item pertanyaan

pada variable tagline (X) dinyatakan valid.

2. Uji Validitas Variabel Brand Awareness (Y)

Pada uji validitas yang dilakukan untuk menguji setiap item pertanyaan

yang terdapat di dalam variabel brand awareness (Y) melalui software statistik,

didapatkan hasil berupa tabel berikut.

Tabel 4.49
Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (Y)

Pernyataan r hitung r table Keterangan


Y.1 0.359 Valid
Y.2 0.500 Valid
Y.3 0.542 Valid
Y.4 0.572 Valid
Y.5 0.262 Valid
Y.6 0.551 0.197 Valid
Y.7 0.445 Valid
Y.8 0.653 Valid
Y.9 0.427 Valid
Y.10 0.556 Valid
Y.11 0.516 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.49 dapat dilihat bahwa dari 11 pernyataan untuk

indikator brand awareness (Y) yang diuji, semua item pernyataan kuesioner

dinyatakan valid karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,197.

3. Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Z)

Pada uji validitas yang dilakukan untuk menguji setiap item pertanyaan

yang terdapat di dalam variable keputusan pembelain (Z) melalui software

statistik, didapatkan hasil berupa tabel berikut.


95

Tabel 4.50
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian (Z)

Pernyataan r hitung r table Keterangan


Z.1 0.404 Valid
Z.2 0.496 Valid
Z.3 0.557 Valid
Z.4 0.568 Valid
Z.5 0.567 Valid
Z.6 0.616 Valid
0.197
Z.7 0.484 Valid
Z.8 0.692 Valid
Z.9 0.597 Valid
Z.10 0.457 Valid
Z.11 0.701 Valid
Z.12 0.667 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.50 dapat dilihat bahwa dari 12 pernyataan untuk

indicator keputusan pembelian (Z) yang diuji, semua item pernyataan kuesioner

dinyatakan valid karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,197.

4.3.1.2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan salah satu uji instrumen penelitian yang

berfungsi untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur (kuesioner) dapat

dipercaya dan diandalkan. Apabila variabel yang diteliti memiliki cronbach’s

alpha (a) lebih dari 0.60 maka variabel tersebut dinyatakan reliable, begitu pula

sebaliknya.

1. Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X)

Pada uji reliabilitas yang dilakukan untuk menguji 19 item pertanyaan

variabel tagline (X) melalui software statistik, didapatkan hasil berupa tabel

berikut.
96

Tabel 4.51
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.773 19
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.51 dilakukan pengujian reliabilitas terhadap variabel

tagline dan didapatkan hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0.773 dimana hasil

tersebut lebih besar dari 0.60. Maka dapat disimpulkan bahwa 19 item pernyataan

variabel tagline (X) pada penelitian ini dinyatakan reliable.

2. Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness (Y)

Pada uji reliabilitas yang dilakukan untuk menguji 11 item pertanyaan

variabel brand awareness (Y) melalui software statistik, didapatkan hasil berupa

tabel berikut.

Tabel 4.52
Hasil Uji Validitas Reliabilitas Brand Awareness (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.679 11
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.52 telah dilakukan pengujian reliabilitas terhadap

variabel brand awareness (Y) dengan total 11 item pernyataan, dan didapatkan

hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0.679 dimana hasil tersebut lebih besar dari 0.60.

Maka dapat disimpulkan bahwa 11 item pernyataan variabel brand awareness (Y)

pada penelitian ini dinyatakan reliable.


97

3. Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Z)

Pada uji reliabilitas yang dilakukan untuk menguji 12 item pertanyaan

variabel keputusan pembelian (Z) melalui software statistik, didapatkan hasil

berupa tabel berikut.

Tabel 4.53
Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Z)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.803 12
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.53 telah dilakukan pengujian reliabilitas terhadap

variabel keputusan pembelian (Z) dengan total 12 item pernyataan, dan

didapatkan hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0.803 dimana hasil tersebut lebih

besar dari 0.60. Maka dapat disimpulkan bahwa 12 item pernyataan variabel

keputusan pembelian (Z) pada penelitian ini dinyatakan reliable.

4.3.2.Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah metode

layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian.

4.3.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

program statistik, dengan melihat output yang menjelaskan hasil tentang hasil uji

normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov, Histogram dan

Normal P-Plot.
98

1. Uji Kolmogorov-Smirnov

Keputusan dari normal atau tidaknya pendistribusian nilai residual suatu

variabel pada uji Kolmogorov-Smirnov ialah apabila didapat nilai signifikansinya.

Untuk pengambilan keputusan apakah data normal atau tidak, maka cukup

membaca pada nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed). Jika signifikansi < 0.05

maka kesimpulannya data tidak berdistribusi normal, begitu pula berlaku untuk

sebaliknya. Berdasarkan hasil uji melalui software statistik, didapatkan hasil

berupa tabel berikut.

Tabel 4.54
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.08673429
Most Extreme Absolute .063
Differences Positive .063
Negative -.049
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil uji yang tertera pada tabel 4.54 diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0.200 dimana nilai yang didapat tersebut lebih besar dari 0.05.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari variabel-variabel yang

diuji berdistribusi normal.


99

2. Grafik Histogram

Keputusan dari normal atau tidaknya pendistribusian nilai residual suatu

variabel pada grafik histogram ialah apabila kurva berbentuk lonceng maka data

berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan software

statistik, didapatkan hasil berupa tabel berikut.

Gambar 4.1
Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik histogram berbentuk lonceng,

maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual pada variabel yang diuji

berdistribusi normal.

3. Grafik P-Plot

Keputusan dari normal atau tidaknya pendistribusian nilai residual suatu

variabel pada grafik p-plot ialah apabila titik-titik mengikuti garis diagonal maka

data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan software

statistik, didapatkan hasil berupa tabel berikut.


100

Gambar 4.2
Grafik P-Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilai residual pada variabel yang diuji berdistribusi normal.

4.3.2.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikoleniaritas diukur dengan melihat nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 0.1 maka tidak terjadi multikoleniaritas.

Tabel 4.55
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .569 5.066 .112 .911

Tagline .321 .071 .395 4.539 .000 .733 1.365

Brand
.478 .109 .464 4.406 .000 .733 1.365
Awareness

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Sumber: Hasil Pengolahan Data(2020)
101

Berdasarkan tabel 4.55 nilai tolerance dan VIF dari kedua variabel

independen yang diuji masing-masing sebesar 0.733 dan 1.365. Nilai tolerance

lebih besar dari 0.1 sedangkan nilai VIF lebih kecil daripada 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoleniaritas antara variabel independen

yang diuji yaitu tagline (X) dan brand awareness (Y).

4.3.2.3.Uji Heteroskedastisitas

Suatu model regresi dikatakan mengalami heteroskedasitas apabila

terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini sebagai berikut.

Pada gambar 4.4 di bawah, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik yang

menyebar secara acak di atas maupun di bawah sumbu y. Titik-titik tersebut tidak

membentuk pola tertentu pada grafik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini.

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)


102

4.3.3.Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur yang dalam penelitian ini merupakan penggabungan antara

model regresi linear berganda dengan model mediasi. Variabel tagline (X)

berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian (Z) secara langsung dan

secara tidak langsung melalui variabel perantara brand awareness (Y).

4.3.3.1.Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap Brand Awareness

Pengaruh tagline (X) terhadap brand awareness (Y) secara parsial diukur

melalui uji t (uji parsial) melalui program SPSS dengan hipotesis sebagai berikut:

H01 : Tagline tidak berpengaruh signifikan terhadap brand awareness

𝜌1 = 0

Ha1 : Tagline berpengaruh signifikan terhadap brand awareness

𝜌1 ≠ 0

Kriteria uji hipotesis ialah H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk derajat

bebas (df)=n-k-1, berlaku sebaliknya untuk Ha . Berikut tabel hasil analisis data

pengaruh tagline terhadap brand awareness.

Tabel 4.56
Hasil Analisis Pengaruh Tagline Terhadap Brand Awareness

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 19.388 4.286 4.523 .000

Tagline .337 .056 .517 5.981 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Brand Awareness


Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.56 didapatkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 5.981,

sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%). Karena nilai
103

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , keputusan yang diambil adalah H01 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap

brand awareness.

Berdasarkan nilai beta (standardized coefficients), besarnya pengaruh

tagline terhadap brand awareness sebesar 0.517. Jika dibuat ke dalam model

persamaan, maka bentuk struktur model pertama sebagai berikut:

𝑌 = 0.517𝑋 + 𝜀1

4.3.3.2.Pengaruh Brand Awareness Secara Langsung Terhadap Keputusan

Pembelian

Pengaruh brand awareness (Y) terhadap keputusan pembelian (Z) secara

parsial diukur melalui uji t melalui program SPSS dengan hipotesis sebagai

berikut:

H02 : Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

𝜌2 = 0

Ha2 : Brand awareness berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

𝜌2 ≠ 0

Kriteria uji hipotesis ialah H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk derajat

bebas (df)=n-k-1, berlaku sebaliknya untuk Ha . Berikut tabel hasil analisis data

pengaruh tagline terhadap brand awareness.


104

Tabel 4.57
Hasil Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 13.457 4.596 2.928 .004

Brand
.733 .102 .588 7.203 .000 1.000 1.000
Awareness

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.57 didapatkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7.203,

sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%). Karena nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , keputusan yang diambil adalah H02 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa brand awareness berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan nilai beta (standardized coefficients), besarnya pengaruh

tagline terhadap brand awareness sebesar 0.588. Jika dibuat ke dalam model

persamaan, maka bentuk struktur model pertama sebagai berikut:

𝑍 = 0.588𝑌 + 𝜀2

4.3.3.3.Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh tagline (X) terhadap keputusan pembelian (Z) secara parsial

diukur melalui uji t melalui program SPSS dengan hipotesis sebagai berikut:

H03 : Tagline tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

𝜌3 = 0

Ha3 : Tagline berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

𝜌3 ≠ 0
105

Kriteria uji hipotesis ialah H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk derajat

bebas (df)=n-k-1, berlaku sebaliknya untuk Ha . Berikut tabel hasil analisis data

pengaruh tagline terhadap brand awareness.

Tabel 4.58
Hasil Analisis Pengaruh Tagline Terhadap Keputusan Pembelian

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 9.845 5.022 1.960 .053

Tagline .482 .066 .594 7.309 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.58 didapatkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7.309,

sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%). Karena nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , keputusan yang diambil adalah H03 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa brand awareness berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan nilai beta (standardized coefficients), besarnya pengaruh

tagline terhadap brand awareness sebesar 0.594. Jika dibuat ke dalam model

persamaan, maka bentuk struktur model pertama sebagai berikut:

𝑍 = 0.594𝑋 + 𝜀3

4.3.3.4.Pengaruh Tagline Secara Tidak Langsung Terhadap Keputusan

Pembelian Melalui Brand Awareness

Untuk mempermudah pengujian, berikut dilampirkan ringkasan hasil

koefisien jalur dari poin sebelumnya yang akan digunakan sebagai data pada

tahap ini.
106

Tabel 4.59
Ringkasan Hasil Koefisien Jalur

Hubungan Kausal Koefisien Std. Hasil


T hitung
antar Variabel Jalur Error Uji
X→Y 0.517 0.056 5.981 Sig
Y→Z 0.588 0.102 7.203 Sig
X→Z 0.594 0.066 7.309 Sig
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.59 diperoleh hasil bahwa tagline dan brand awareness

masing-masing secara langsung berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian. Untuk mengukur besarnya pengaruh tidak langsung tagline terhadap

keputusan pembelian melalui brand awareness, bisa dilakukan dengan cara

mengalikan koefisien dari kedua jalur (X→Y dan Y→Z). Perhitungannya

diuraikan sebagai berikut:

0.517 × 0.588 = 0.304

Jadi, besarnya pengaruh tidak langsung variabel tagline terhadap

keputusan pembelian melalui brand awareness adalah sebesar 0.304. Berikut ini

merupakan tabel dekomposisi pengaruh tidak langsung tagline terhadap keputusan

pembelian melalui brand awareness.

Tabel 4.60
Dekomposisi Pengaruh Tagline (X) Terhadap Keputusan Pembelian (Z)
Melalui Brand Awareness (Y)

Variabel Koefisien Hasil


Jenis Pengaruh
Eksogen Jalur Uji
Langsung 0.594 Sig.
Tidak Langsung (Melalui
Tagline (X) 0.304 Sig.
Brand Awareness / Y)
Total 0.898
Brand Langsung 0.588 Sig.
Awareness (Y) Total 0.588
Sumber; Hasil Pengolahan Data (2020)
107

Pada tabel 4.60 dapat dilihat bahwa pengaruh tagline secara langsung

terhadap keputusan pembelian sebesar 0.594 sedangkan pengaruh tidak

langsungnya yang dimediasi oleh brand awareness menunjukkan nilai koefisien

beta sebesar 0.304. Hal tersebut membuktikan bahwa brand awareness memediasi

pengaruh tagline terhadap keputusan pembelian dengan pengaruh total yang

diperoleh sebesar 0.898.

Gambaran secara lengkap mengenai hasil penelitian dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 4.4
Gambaran Hasil Penelitian

𝜌3 = 0.594

X Y Z
𝜌1 = 0.517 𝜌2 = 0.588

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

4.4.Pembahasan

Berdasarkan hasil uji data, telah terbukti bahwa instrumen penelitian yang

dibagikan kepada responden untuk mengukur variabel tagline, brand awareness,

dan keputusan pembelian adalah valid dan reliabel. Dengan demikian indikator

dan item-item pertanyaan pada instrumen penelitian ini dapat digunakan di

kemudian hari.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel tagline (X), peneliti

menemukan bahwa sebagian besar konsumen Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar setuju bahwa variabel tagline yang diteliti dalam penelitian ini

sudah baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden terhadap 19

item pernyataan mengenai variabel tagline mendapatkan jumlah skor 7.586


108

dengan perolehan skor rata-rata 4,00 yang masuk ke dalam kategori baik. Item-

item pernyataan dalam variabel ini dikelompokkan berdasarkan 6 indikator yaitu:

memorable; short; convey a brand’s point of difference; differentiate a business

from all others; reflect the brand’s identity, character, promise, and personality;

believable and original.

Indikator yang paling berpengaruh pada variabel tagline (X) ialah

indikator differentiate a business from all others (membedakan suatu bisnis

dengan bisnis lainnya). Indikator ini terdiri dari 2 item pernyataan dengan

perolehan skor rata-rata tertinggi diantara semua indikator pada variabel tagline

yaitu 4,15 yang masuk ke dalam kategori baik. Kedua item pertanyaan tersebut

masing-masing berbunyi bahwa tagline “kopi dari hati” memiliki keunikan dan

memiliki kata-kata yang menarik. Ini berarti sebagian besar responden menyetujui

bahwa tagline yang digunakan oleh merek Janji Jiwa jarang dijumpai, menarik

(kaya akan image verbal), dan mempunyai ciri tersendiri sehingga tidak

berhubungan apabila dikaitkan dengan merek lain.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel brand awareness (Y),

peneliti menemukan bahwa sebagian besar konsumen Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar setuju bahwa variabel brand awareness yang diteliti dalam

penelitian ini sudah baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden

terhadap 11 item pernyataan mengenai variabel brand awareness mendapatkan

jumlah skor 4.492 dengan perolehan skor rata-rata 4,08 yang masuk ke dalam

kategori baik. Item-item pernyataan dalam variabel ini dikelompokkan

berdasarkan 4 indikator yaitu recall, recognition, purchase, dan consumption.


109

Indikator yang paling berpengaruh pada variabel brand awareness (Y)

adalah recognition. Indikator ini terdiri dari 3 item pernyataan dengan perolehan

skor rata-rata tertinggi diantara semua indikator pada variabel brand awareness

yaitu 4,31 yang masuk ke dalam kategori baik. Ketiga item pertanyaan tersebut

masing-masing berbunyi bahwa konsumen mampu mengenali merek Janji Jiwa

apabila melihat produk dan atributnya, serta dengan bantuan visual maupun

tekstual. Ini berarti sebagian besar responden menyetujui bahwa konsumen

mampu mengetahui merek Janji Jiwa termasuk ke dalam kategori produk es kopi

susu, juga mampu mengenali dan mengidentifikasi produk Janji Jiwa dengan

atribut dan elemen desainnya seperti logo, tagline, warna, desain, kemasan,

hingga iklannya.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel keputusan pembelian (Z),

peneliti menemukan bahwa sebagian besar konsumen Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar setuju bahwa variabel keputusan pembelian yang diteliti dalam

penelitian ini sudah baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden

terhadap 12 item pernyataan mengenai variabel keputusan pembelian

mendapatkan jumlah skor 4.640 dengan perolehan skor rata-rata 3,87 yang masuk

ke dalam kategori baik. Item-item pernyataan dalam variabel ini dikelompokkan

berdasarkan 3 indikator yaitu kemantapan, kebiasaan, dan kecepatan dalam

membeli produk.

Indikator yang paling berpengaruh pada variabel keputusan pembelian (Z)

adalah kecepatan dalam membeli produk. Indikator ini terdiri dari 1 item

pernyataan dengan perolehan skor rata-rata tertinggi diantara semua indikator

pada variabel keputusan pembelian (Z) yaitu 3,94 yang masuk ke dalam kategori
110

baik. Item pernyataan tersebut berbunyi bahwa konsumen tidak menghabiskan

banyak waktu dalam memilih produk Janji Jiwa. Ini berarti sebagian besar

responden menyetujui bahwa apabila mereka ingin membeli produk dengan

kategori es kopi susu, mereka akan secara cepat memilih merek Janji Jiwa

dibandingkan dengan merek es kopi susu lain yang ada di Kota Pematangsiantar

tanpa perlu pertimbangan yang panjang. Hal ini bisa terjadi karena mereka

merasakan manfaat saat mengonsumsi kopi Janji Jiwa yang tidak bisa ditemukan

pada merek es kopi susu lain yang ada di Kota Pematangsiantar.

1. Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap Brand Awareness

Slogan atau tagline merupakan frasa yang mengandung arti atau pesan

yang kuat dari sebuah merek. Tagline ialah salah satu atribut merek yang berperan

penting dalam meningkatkan kesadaran merek pasar, karena tagline biasanya

mudah diingat oleh konsumen dan berfungsi mencerminkan kepribadian merek.

Maka dari itu pemilihan tagline sebuah merek harus dilakukan dengan banyak

pertimbangan agar sesuai dengan citra diri dan tujuan merek sehingga mampu

meningkatkan brand awareness pasar.

Berdasarkan hasil pengolahan data instrumen penelitian, peneliti

menemukan bahwa sebagian besar konsumen Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar setuju bahwa variabel tagline yang diteliti dalam penelitian ini

sudah baik. Hal ini dibuktikan dari jawaban-jawaban responden yang memiliki

skor tinggi terhadap variabel tagline dengan indikator: memorable; short; convey

a brand’s point of difference; differentiate a business from all others; reflect the

brand’s identity, character, promise, and personality; believable and original.

Salah satu indikator yang paling berpengaruh pada variabel tagline (X) ialah
111

indikator differentiate a business from all others (membedakan suatu bisnis

dengan bisnis lainnya). Pada indikator ini responden menyetujui bahwa tagline

“kopi dari hati” yang memiliki keunikan mampu membuatnya terlihat berbeda

dengan merek-merek lain, sehingga dengan adanya tagline tersebut bisa membuat

brand awareness kopi Janji Jiwa Pematangsiantar lebih meningkat.

Tagline yang digunakan oleh Janji Jiwa yaitu “kopi dari hati” memiliki

kelebihan dalam meningkatkan kesadaran merek yaitu: rangkaian katanya singkat

dan sederhana sehingga mudah diingat, kata-katanya menarik dan kaya akan

image verbal, mempunyai ciri tersendiri yang mampu mencerminkan identitas

kopi Janji Jiwa, memiliki arti filosofis yang berhubungan dengan nama produk

dan logonya sehingga tidak akan berfungsi apabila dihubungkan dengan merek

lain.

Hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.56 menunjukkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 5.981, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%).

Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dapat disimpulkan bahwa tagline berpengaruh positif

dan signifikan terhadap brand awareness. Besar pengaruh tagline secara langsung

terhadap brand awareness dapat dilihat dari nilai standardized coefficient pada

table 4.56 sebesar 0.517, maka pengaruh tagline secara langsung terhadap brand

awareness sebesar 0.517.

Kesimpulan yang telah didapatkan sejalan dengan hipotesis awal bahwa

tagline akan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan secara langsung

terhadap brand awareness pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Berdasarkan

hasil pengolahan data dapat diketahui apabila semakin baik tagline yang

digunakan oleh Janji Jiwa, maka akan semakin meningkat pula tingkatan brand
112

awareness konsumen atas merek dan produk kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal

ini sesuai dengan teori dari Tim Markplus (2010:82) yang menyatakan bahwa

beberapa slogan atau tagline yang dimiliki oleh perusahaan bermanfaat dalam

membangun ekuitas merek seperti brand awareness karena tagline bisa

memperkuat positioning merek dan poin diferensiasi merek.

Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh M. Chaidir (2018) yang berjudul “Pengaruh Tagline Iklan Yamaha ‘Semakin

di Depan’ Terhadap Kesadaran Merek Pada Masyarakat Kecamatan Samarinda

Ulu di Kota Samarinda”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui adanya pengaruh tagline iklan Yamaha terhadap kesadaran

merek pada masyarakat kecamatan Samarinda Ulu. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, dengan membagikan kuesioner dengan jumlah responden

100 orang, didapatkan nilai standardized coefficience sebesar 0.591. Maka dapat

dikatakan bahwa tagline iklan Yamaha berpengaruh sebesar 0.591 atau 59.1%

terhadap kesadaran merek masyarakat Kecamatan Samarinda Ulu di Kota

Samarinda.

2. Pengaruh Brand Awareness Secara Langsung Terhadap Keputusan

Pembelian

Pada proses keputusan pembelian konsumen, kadangkala kesadaran merek

(brand awareness) bisa saja membawa pengaruh yang besar. Konsumen

melakukan seleksi terhadap beberapa merek untuk dipertimbangkan, namun

biasanya konsumen akan memilih merek yang lebih akrab dengannya atau yang

sudah dikenal, maka dari itu sangat penting bagi sebuah merek untuk mencapai

brand awareness pasar agar produknya dipilih oleh konsumen.


113

Berdasarkan hasil pengolahan data instrumen penelitian, peneliti

menemukan bahwa sebagian besar konsumen Kopi Janji Jiwa outlet

Pematangsiantar setuju bahwa variabel brand awareness yang diteliti dalam

penelitian ini sudah baik. Hal ini dibuktikan dari jawaban-jawaban responden

yang memiliki skor tinggi terhadap variabel tagline dengan indikator recall,

recognition, purchase, dan consumption. Salah satu indikator yang paling

berpengaruh pada variabel brand awareness (Y) adalah purchase. Responden

menyutujui bahwa bahwa mereka mengingat merek Janji Jiwa pada saat ingin

membeli es kopi susu dan menjadikan kopi Janji Jiwa sebagai pilihan pada saat

membeli es kopi susu.

Konsumen mampu mengingat merek Janji Jiwa dan menjadikannya

sebagai pilihan pada saat akan mengonsumsi es kopi susu ialah selain karena

atribut produknya yang mudah dikenali, juga karena banyaknya outlet franchise

yang sudah tersebar di kota-kota besar di Indonesia ditambah dengan promosi di

media sosial membuat kopi Janji Jiwa Pematangsiantar lebih dikenal lagi. Selain

itu Janji Jiwa mempunyai banyak varian minuman kopi berkualitas sehingga

konsumen merasa Janji Jiwa pantas dijadikan pilihan saat ingin mengonsumsi

kopi.

Hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.57 menunjukkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 7.203, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%).

Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dapat disimpulkan bahwa brand awareness

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Besar pengaruh

brand awareness secara langsung terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari
114

nilai standardized coefficient pada tabel 4.57 sebesar 0.588, maka pengaruh brand

awareness secara langsung terhadap keputusan pembelian sebesar 0.588.

Kesimpulan yang didapatkan sejalan dengan hipotesis awal bahwa brand

awareness akan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan secara

langsung terhadap keputusan pembelian pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui apabila semakin tinggi

tingkatan brand awareness konsumen atas merek Janji Jiwa, maka akan semakin

meningkat pula keputusan pembelian pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal

ini sesuai dengan teori Aaker (Durianto, 2004:57) yang menyatakan bahwa

langkah pertama dalam proses keputusan pembelian adalah menyeleksi

sekumpulan merek untuk dipertimbangkan, jika sebuah merek tidak mencapai

kesadaran (brand awareness) oleh konsumen maka merek tersebut tidak akan

termasuk ke dalam proses pertimbangan. Dengan kata lain, brand awareness akan

sangat mempengaruhi dalam proses keputusan pembelian suatu produk.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Feni Cantik Widiana (2019) berjudul “Pengaruh Tagline dan Brand Awareness

Terhadap Keputusan Pembelian Teh Pucuk Harum di Kota Samarinda”.Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tagline dan brand awareness secara

simultan dan secara parsial terhadap keputusan pembelian teh pucuk harum di

kota Samarinda. Nilai Sig. t hitung untuk brand awareness 0.000 lebih kecil

daripada 0.05 dan diperoleh nilai koefisien atau nilai pengaruh sebesar 0.633.

Maka brand awareness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian.
115

3. Pengaruh Tagline Secara Langsung Terhadap Keputusan Pembelian

Tagline dapat disebut efektif apabila keberadaan tagline tersebut mampu

meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian dalam hal

ini bisa diperoleh karena tagline mampu mengenalkan dan meningkatkan

pengetahuan konsumen tentang suatu brand.

Berdasarkan hasil pengolahan data instrumen penelitian, pada poin

pertanyaan variabel tagline (X) yang berbunyi “tagline kopi dari hati

mencerminkan janji dan nilai unik kopi Janji Jiwa” mendapatkan skor yang tinggi.

Tagline tersebut diyakini konsumen mampu mencerminkan janji dan nilai unik

Janji Jiwa. Hal ini dikarenakan tagline memiliki kesan tersendiri dibenak

konsumen, serta makna dari kalimat “kopi dari hati” yaitu setiap pembuatan

segelas kopi yang menggunakan hati dan passion di dalamnya maka akan

menghasilkan kualitas yang baik pula. Janji Jiwa menjanjikan konsumen akan

memberikan setiap gelas kopi dengan kualitas terbaik, dan dengan janji tersebut

konsumen tidak merasa ragu untuk melakukan pembelian kopi Janji jiwa.

Hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.58 menunjukkan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 7.309, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985 (untuk derajat bebas 97, α=5%).

Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dapat disimpulkan bahwa tagline berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Besar pengaruh tagline secara

langsung terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari nilai standardized

coefficient pada tabel 4.57 sebesar 0.594, maka pengaruh tagline secara langsung

terhadap keputusan pembelian sebesar 0.594.

Kesimpulan yang didapat sejalan dengan hipotesis awal bahwa tagline

akan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan secara langsung terhadap
116

keputusan pembelian pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Berdasarkan hasil

pengolahan data dapat diketahui apabila semakin baik tagline yang digunakan

oleh Janji Jiwa, maka akan semakin besar pula kemungkinan keputusan

pembelian pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal ini sesuai dengan teori dari

Kohli, Leuthesser, dan Suri (Kholilurrohman, 2016:20) yang menyatakan bahwa

tagline berfungsi untuk memposisikan merek sehinga dapat digunakan sebagai

sarana untuk memberikan jaminan peningkatan keputusan pembelian dan loyalitas

merek.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Siti Roykhanah (2018) berjudul “Pengaruh Tagline Shopee terhadap Keputusan

Membeli pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya”.

Berdasarkan hasil korelasi product moment yang telah dilakukan pada penelitian

ini, diperoleh harga koefisien (rhitung) sebesar 0.726 yang kemudian

dibandingkan dengan r tabel bernilai 0.167, jadi hasilnya adalah r hitung > r tabel.

Artinya terdapat pengaruh antara tagline Shopee terhadap keputusan membeli

mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil dari uji r square

(koefisien determinasi) ditemukan bahwa tagline Shopee memiliki pengaruh

sebesar 0,527.

4. Pengaruh Tagline Secara Tidak Langsung Terhadap Keputusan

Pembelian Melalui Brand Awareness

Berdasarkan hasil pengolahan data instrumen penelitian, responden

menyetujui bahwa dengan adanya tagline “kopi dari hati” Janji Jiwa mampu

bertahan ditengah persaingan dengan merek lainnya. Hal tersebut dikarenakan

tagline “kopi dari hati” menurut konsumen sudah efektif dalam meningkatkan
117

brand awareness yang kemudian akan memperbesar kemungkinan keputusan

pembelian produk kopi Janji Jiwa sehingga merek Janji Jiwa mampu bersaing

dengan merek es kopi susu lainnya yang ada di Kota Pematangsiantar.

Hasil analisis pada tabel 4.60 menjelaskan bahwa tagline memberikan

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara tidak

langsung melalui brand awareness. Pengujian ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu:

(1) menguji pengaruh tagline terhadap brand awareness, dan (2) menguji

pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian. Hasil dari 2 pengujian

tersebut ialah signifikan.

Pada tabel 4.60 dapat dilihat juga bahwa pengaruh tagline secara langsung

terhadap keputusan pembelian sebesar 0.594 sedangkan pengaruh tidak

langsungnya yang dimediasi oleh brand awareness menunjukkan nilai koefisien

beta sebesar 0.304. Hal tersebut membuktikan bahwa brand awareness memediasi

pengaruh tagline terhadap keputusan pembelian dengan pengaruh total yang

diperoleh sebesar 0.898. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji pengaruh

tagline terhadap keputusan pembelian yang semula bernilai 0.594, kemudian

setelah adanya brand awareness sebagai variabel mediasi, nilai pengaruh tagline

terhadap keputusan pembelian meningkat menjadi sebesar 0.898.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tagline

secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian melalui variabel brand awareness. Kesimpulan yang didapatkan

sejalan dengan hipotesis awal yaitu tagline berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian kopi Janji Jiwa Pematangsiantar secara tidak

langsung melalui brand awareness. Artinya, tagline yang digunakan oleh Janji
118

Jiwa akan meningkatkan brand awareness yang akhirnya berdampak pada

peningkatan keputusan pembelian kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Kohli, Leuthesser, dan Suri

(Kholilurrohman, 2016:20) yang menyatakan bahwa sebuah merek membutuhkan

tagline yang mampu menonjolkan inti kekuatan merek dan yang mampu

membangkitkan nama merek agar mampu mencapai puncak brand awareness

yang akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses keputusan

pembelian oleh konsumen.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kholilurrohman (2016) berjudul “Efektivitas Tagline Aqua dan Pengaruhnya

Pada Brand Awareness dan Keputusan Pembelian Aqua di Kota Malang”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tagline Aqua “#AdaAqua” 92% efektif. Kemudian

secara hipotesis simultan, efektivitas tagline berpengaruh signifikan terhadap

brand awareness sebesar 41,9%. Sedangkan brand awareness secara hipotesis

simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 46,6%. Dari

perkalian dua koefisien tersebut didapatkan hasil pengaruh tagline secara tidak

langsung terhadap keputusan pembelian sebesar 0.195 atau 19.5%.


BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh tagline

terhadap keputusan pembelian dengan brand awareness sebagai variabel

intervening pada Janji Jiwa outlet Pematangsiantar, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tagline secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

awareness pada Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal ini terbukti berdasarkan

nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan lebih besar dari pada nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 5.981, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985. Besarnya pengaruh tagline

secara langsung terhadap brand awareness ialah 0.517 atau 51.7%.

2. Brand awareness secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian Kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal ini terbukti

berdasarkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan lebih besar dari pada nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,

yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7.203, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985. Besarnya

pengaruh brand awareness secara langsung terhadap keputusan pembelian

ialah 0.588 atau 58.8%

3. Tagline secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian kopi Janji Jiwa Pematangsiantar. Hal ini terbukti

berdasarkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan lebih besar dari pada nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,

yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7.309, sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 bernilai 1.985. Besarnya

119
120

pengaruh tagline secara langsung terhadap keputusan pembelian ialah 0.594

atau 59.4%

4. Tagline secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian melalui brand awareness kopi Janji Jiwa

Pematangsiantar. Hasil uji menunjukkan bahwa pengaruh tagline terhadap

keputusan pembelian yang semula bernilai 0.594 meningkat menjadi 0.898

atau 89.8% setelah adanya brand awareness sebagai variabel mediasi.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberi

beberapa saran yaitu:

1. Untuk meningkatkan kesadaran mereknya (brand awareness) di Kota

Pematangsiantar selain dengan melakukan komunikasi di media sosial seperti

instagram dan facebook, Janji Jiwa Jilid 484 perlu mempromosikan dirinya

secara langsung dengan menjadi sponsor pada acara-acara yang umumnya bisa

disaksikan oleh penduduk Kota Pematangsiantar. Contohnya peringatan hari

ulang tahun Kota Pematangsiantar, acara perlombaan MTQ Kota

Pematangsiantar, atau acara-acara besar yang dilaksanakan oleh

badan/organisasi yang ada di Kota Pematangsiantar seperti universitas,

sekolah, kepolisian, bank, atau organisasi lainnya.

2. Untuk meningkatkan keputusan pembelian selain dengan meningkatkan brand

awareness, Janji Jiwa perlu membuat menu baru berupa makanan karena

selama ini hanya menyediakan menu minuman saja. Seperti yang diketahui,

Jiwa Group sudah meluncurkan unit bisnis baru yaitu Jiwa Toast. Agar

keputusan pembelian meningkat, outlet Janji Jiwa Jilid 484 bisa


121

menambahkan Jiwa Toast ke outlet nya agar tersedia menu makanan, terlebih

toast merupakan makanan populer yang sedang ramai dan difavoritkan oleh

anak-anak muda.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Diterjemahkan oleh Aris


Ananda.Jakarta: Mitra Utama.

Asnawi, Nur., Masyhuri. 2009. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran.


Malang: UIN-Malang Press.

Chiaravalle, Bill., Schenck, Barbara Findlay. 2015. Branding for Dummies, 2nd
Edition. New Jersey: John Willey & Sons.

Durianto, D. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset ekuitas dan


Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Effendi, Usman. 2016. Psikologi Konsumen. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kotler, Philip., Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran: edisi Bahasa


Indonesia, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip., Keller, Kevin Lane. 2015. Marketing Management. Pearson


Education.

Markplus. 2010. Brand Operation. Jakarta: Erlangga.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: C.V


ANDI OFFSET

Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.

Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia


Group.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. SPSS Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunyoto, Danang. 2011. Riset Bisnis dengan Analisis Jalur SPSS. Yogyakarta:
Gava Media.

122
123

Sumber Jurnal dan Skripsi:

Ameliawaty, Rianty. 2017. Pengaruh Brand Awareness Terhadap Consumer


Decision Making.

Barus, Indriyani. 2019. Pengaruh Shopping Orientation dan Online Trust


Terhadap Online Purchase Intention (Studi Pada Online Shop Vanilla
Hijab).

Chaidir, M. 2018. Pengaruh Tagline Iklan Yamaha ‘Semakin di Depan’ Terhadap


Kesadaran Merek Pada Masyarakat Kecamatan Samarinda Ulu di Kota
Samarinda.

Kholilurrahman. 2016. Efektivitas Tagline Aqua dan Pengaruhnya Pada Brand


Awareness dan Keputusan Pembelian Aqua di Kota Malang.

Mulyani, Sri. 2015. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan


Disiplin Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT PLN (Persero) Area
Mamuju.

Renata. 2014. Menggunakan “Meme” dalam Word Of Mouth untuk


Meningkatkan Brand Awareness.

Roykhanah, Siti. 2018. Pengaruh Tagline Shopee Terhadap Keputusan Membeli


Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Widiana, Feni Cantik. 2019. Pengaruh Tagline dan Brand Awareness Terhadap
Keputusan Pembelian Teh Pucuk Harum di Kota Samarinda

Sumber Artikel dan Internet:

https://www.idntimes.com tanggal akses 01/10/2019

https://maps.google.com tanggal akses 11/02/2021

https://www.industry.co.id tanggal akses 17/12/2019

https://www.epublikasi.setjen.pertanian.go.id tanggal akses 20/02/2019


LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian

PENGARUH TAGLINE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA KOPI JANJI JIWA OUTLET PEMATANGSIANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan saya Chairunnisa mahasisiwi

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam

rangka memenuhi laporan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Administrasi Bisnis. Sehubungan dengan hal itu, saya memohon

ketersediaan bapak/ibu/saudara/i untuk mengisi keseluruhan item pertanyaan

dalam kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak

manapun. Adapun selruh data dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan

hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Akhir kata saya

mengucapkan banyak terima kasih atas ketersediaan dan partisipasi

bapak/ibu/saudara/i.

Identitas Responden

1. Nama:

2. Usia:

3. Jenis Kelamin:

o Laki-Laki

o Perempuan
4. Pekerjaan:

o Pelajar/Mahasiswa

o Pegawai/Karyawan

o Wiraswasta

o Lainnya

5. Penghasilan:

o <Rp.1.000.000

o Rp.1.000.000-Rp.3.000.000

o Rp.3.000.000-Rp.5.000.000

o >Rp.5.000.000

6. Berapa kali melakukan pembelian di Janji Jiwa outlet Pematangsiantar:

o 1 kali

o 2-3 kali

o 4-5 kali

o >5 kali

Petunjuk Pengisian

1. Anda dimohon untuk memberikan penilaian mengenai pengaruh tagline

terhadap keputusan pembelian melalui brand awareness pada kopi Janji Jiwa

outlet Pematangsiantar.

2. Berikanlah jawaban sesuai dengan jawaban anda dengan memberikan tanda

centang (✓) pada salah satu kriteria untuk setiap pernyataan yang menurut

anda paling tepat.

3. Skor yang diberikan tidak mengandung jawaban benar-salah, melainkan

menunjukkan kesesuaian penilaian anda terhadap setiap item pernyataan.


4. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:

STS : Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

TS : Tidak Setuju (Skor 2)

N : Netral (Skor 3)

S : Setuju (Skorr 4)

SS : Sangat Setuju (Skor 5)

Tagline
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS N S SS
Memorable
Kalimat pada tagline “kopi dari hati” mudah
1
diingat.
Kalimat pada tagline “kopi dari hati” mudah
2
diucapkan dan disebutkan ulang.
Kalimat pada tagline “kopi dari hati” simpel
3
dan sederhana.
Short
Tagline “kopi dari hati” merupakan salah
4 satu atribut yang mengesankan dari Janji
Jiwa. “
Kopi dari hati” merupakan tagline yang baik
5 karena memiliki jumlah kata dan suku kata
yang sedikit.
Tagline “kopi dari hati” cocok diselipkan
6
disamping atau disekitar logo.
Tagline “kopi dari hati” memiliki kata yang
7 pendek sehingga mudah disebutkan dalam
komunikasi singkat.
Convey a brand’s point of difference
Dengan adanya tagline “kopi dari hati”,
konsumen mampu membedakan merek kopi
8
Janji Jiwa dengan merek kopi sejenis yang
lainnya.
Dengan adanya tagline “kopi dari hati”,
9 konsumen mengetahui kekuatan atau
kelebihan merek Janji Jiwa.
Differentiate a business from all others
10 Tagline “kopi dari hati” memiliki keunikan.
Tagline “kopi dari hati” memiliki kata-kata
11
yang menarik
Reflect the brand’s identity, character, promise, and personality
Tagline “kopi dari hati” mampu
memperlihatkan atau mencerminkan
12
identitas diri dari merek Janji Jiwa kepada
konsumen.
Tagline “kopi dari hati” memberikan merek
13 Janji Jiwa kesan yang berbeda dari merek-
merek lainnya.
Tagline “kopi dari hati” mencerminkan janji
14 dan nilai unik merek Janji Jiwa yang
diharapkan konsumen.
Dengan adanya tagline “kopi dari hati”,
15 merek Janji Jiwa mampu menunjukkan
keberadaan dan eksistensinya.
Tagline “kopi dari hati” membuat merek
16 Janji Jiwa mampu bertahan di tengah
persaingan dengan merek-merek lainnya.
Believable and original
Tagline “kopi dari hati” berasal dan
17
digunakan oleh merek Janji Jiwa.
Maksud dari kalimat pada tagline “kopi dari
18
hati” dapat dipercaya diterima secara logis.
Tidak ada merek lain yang menggunakan
19
tagline “ kopi dari hati” selain Janji Jiwa.

Brand Awareness
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS N S SS
Recall
Konsumen mengetahui bahwa Janji Jiwa
1 merupakan sebuah merek dari kategori
produk es kopi susu.
Konsumen mampu menyebutkan merek Janji
2 Jiwa apabila ditanyakan tentang nama-nama
merek dengan kategori produk es kopi susu.
Konsumen mampu mengingat secara spontan
3 merek Janji Jiwa tanpa perlu diperlihatkan
logo ataupun slogannya.
Konsumen mampu mengingat secara spontan
4 merek Janji Jiwa tanpa bantuan visual
ataupun tekstual.
Recognition
Konsumen mengenali merek Janji Jiwa pada
5
saat melihat produk kopi Janji Jiwa.
Konsumen mengenali merek Janji Jiwa pada
6
saat melihat elemen atau atribut produknya
Konsumen mengenali merek Janji Jiwa
7 dengan bantuan visual dan tekstual dari
merek tersebut.
Purchase
Konsumen mengingat merek Janji Jiwa saat
8
ingin membeli es kopi susu.
Konsumen menjadikan Janji Jiwa sebagai
9 alternatif pilihan saat akan membeli produk
es kopi susu.
Consumption
Konsumen mengingat Janji Jiwa sebagai
10 merek yang mampu memenuhi kebutuhan
konsumsinya.
Konsumen mengingat merek Janji Jiwa
11 walaupun sedang mengonsumsi produk
merek lain yang sejenis.

Keputusan Pembelian
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS N S SS
Kemantapan pada sebuah produk
Dari semua pilihan merek dalam kategori es
kopi susu, konsumen memilih membeli
1
produk Janji Jiwa dibandingkan dengan
merek lain.
Konsumen membeli produk merek Janji Jiwa
karena produk Janji Jiwa dapat memenuhi
2
kebutuhan, keinginan, dan harapan
konsumen.
Konsumen membeli produk Janji Jiwa
3
karena harga yang terjangkau.
Konsumen membeli produk Janji Jiwa
4
karena mutu dan kualitas yang baik.
Konsumen membeli produk Janji Jiwa
5
karena atribut produknya yang menarik.
Kebiasaan dalam membeli produk
Konsumen lebih memilih membeli produk
6 kopi Janji Jiwa dibandingkan dengan merek
kopi lainnya.
Konsumen kurang merasakan manfaat
7 apabila membeli kopi dari merek lain selain
Janji Jiwa.
Konsumen merasakan manfaat positif saat
8
membeli produk Janji Jiwa.
Konsumen melakukan pembelian ulang
9
produk Janji Jiwa.
Pada saat membeli produk Janji Jiwa,
konsumen tidak merasakan ketidakpuasan,
10
dengan kata lain konsumen selalu merasa
puas.
Konsumen merekomendasikan produk Janji
11
Jiwa kepada orang sekitar.
Kecepatan dalam membeli produk
Konsumen tidak menghabiskan banyak
12 waktu untuk memilih produk Janji Jiwa
dibandingkan dengan merek lain.
Jawaban Responden Variabel Tagline (X)

Jawaban Responden
No Total
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 X.13 X.14 X.15 X.16 X.17 X.18 X.19
1 5 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 2 5 3 5 76
2 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 59
3 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 4 84
4 4 5 5 4 5 3 5 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 73
5 2 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 2 2 5 4 2 56
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 73
7 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 73
8 2 5 5 3 5 2 5 4 3 2 2 2 3 3 3 3 5 4 5 66
9 5 5 5 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 81
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 75
11 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 76
12 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 62
13 5 4 4 2 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 78
14 5 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 76
15 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 2 4 3 5 79
16 4 2 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 75
17 3 3 4 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 67
18 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 91
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
20 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5 88
21 3 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 5 2 4 4 5 72
22 5 5 3 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 83
23 2 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
24 5 5 5 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 86
25 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 74
26 5 2 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 85
27 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 79
28 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
29 2 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88
30 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 5 4 4 3 4 5 4 5 76
31 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 88
32 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 2 5 83
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 87
34 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 73
35 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 72
36 5 5 5 3 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88
37 4 4 3 4 3 4 5 2 4 4 3 4 3 5 4 3 5 4 4 72
38 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 73
39 5 5 5 4 5 5 3 5 3 3 5 3 4 4 4 4 5 4 5 81
40 5 5 3 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 86
41 5 4 2 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 73
42 5 4 5 5 4 4 5 5 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 80
43 4 4 3 4 4 2 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 73
44 3 5 4 3 3 5 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 58
45 2 2 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 2 4 5 2 5 74
46 3 5 5 4 3 4 4 4 3 3 5 3 3 3 4 4 3 3 4 70
47 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 72
48 5 2 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 3 4 4 4 5 4 5 78
49 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
50 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 87
51 5 5 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 82
52 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73
53 5 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4 81
54 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 72
55 5 5 5 3 2 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 83
56 3 3 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 82
57 4 4 3 2 5 2 5 4 4 5 5 3 4 2 4 5 5 4 5 75
58 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 86
59 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 4 67
60 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 87
61 5 5 5 3 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 87
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
63 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 72
64 4 4 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 67
65 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 69
66 5 3 5 4 2 5 4 4 3 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 75
67 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 5 70
68 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 74
69 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
70 4 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 75
71 5 5 2 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 3 2 5 5 5 5 81
72 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 71
73 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 71
74 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 5 4 4 68
75 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 71
76 3 5 5 2 5 5 2 3 5 3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 79
77 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 67
78 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 79
79 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
80 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 71
81 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 71
82 5 3 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 2 4 5 5 3 5 84
83 5 5 3 5 5 5 5 2 3 5 5 5 5 2 5 5 5 2 5 82
84 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 3 2 3 4 4 3 4 4 71
85 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 5 2 4 4 5 5 4 4 68
86 5 3 4 5 4 5 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 74
87 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 73
88 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 70
89 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 79
90 2 5 2 5 4 5 3 3 5 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 74
91 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 75
92 4 4 2 5 4 4 2 5 4 4 4 5 4 2 3 5 5 3 4 73
93 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 78
94 5 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4 4 75
95 3 4 4 4 4 5 2 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 74
96 4 5 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 77
97 3 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 3 3 2 5 5 5 5 5 82
98 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 68
99 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 78
100 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 81

Jawaban Responden Variabel Brand Awareness (Y)

Jawaban
No Total
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11
1 5 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 41
2 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 31
3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 52
4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 39
5 5 5 4 4 2 2 2 3 3 3 2 35
6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43
7 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 38
8 3 4 5 5 5 4 4 5 3 3 3 44
9 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 3 48
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
11 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 39
12 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 36
13 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 3 44
14 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 38
15 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 43
16 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 46
17 4 4 2 3 5 3 5 4 4 4 4 42
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 51
21 4 5 3 3 5 5 3 4 5 4 4 45
22 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42
23 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 37
24 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 52
25 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 44
26 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 51
27 2 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 48
28 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 51
29 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 40
30 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 38
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
32 3 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 50
33 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 42
34 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 39
35 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 41
36 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 51
37 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 1 36
38 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 40
39 5 5 5 5 2 3 5 5 5 4 3 47
40 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5 5 50
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 52
43 2 3 3 3 5 5 5 4 4 3 3 40
44 3 3 3 2 5 3 2 3 3 2 3 32
45 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 4 49
46 3 2 5 3 3 2 5 3 4 4 5 39
47 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 41
48 4 4 5 3 5 5 5 5 3 5 4 48
49 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 40
50 5 5 5 5 2 4 3 5 5 5 4 48
51 2 3 3 3 4 4 4 3 2 2 4 34
52 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 40
53 5 2 5 5 5 3 5 5 5 3 4 47
54 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 40
55 5 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 49
56 5 5 5 5 5 5 2 5 3 5 3 48
57 2 3 5 3 3 5 5 5 5 2 5 43
58 4 5 5 5 5 4 5 3 3 2 3 44
59 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 39
60 5 5 3 3 5 2 5 5 5 5 5 48
61 3 5 5 5 2 5 5 2 2 3 5 42
62 5 4 4 5 2 4 4 5 4 2 4 43
63 5 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 40
64 5 2 5 5 5 5 2 3 3 4 3 42
65 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 41
66 4 4 4 5 3 3 4 4 5 3 4 43
67 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 41
68 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 38
69 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 50
70 4 3 5 5 5 5 3 5 4 4 4 47
71 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 49
72 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 40
73 5 4 4 4 2 5 2 5 2 4 4 41
74 3 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 46
75 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 37
76 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 52
77 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 1 34
78 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 44
79 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 4 49
80 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 41
81 4 4 4 3 4 2 5 4 4 4 4 42
82 4 4 4 2 4 3 2 3 5 3 2 36
83 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 51
84 5 3 5 3 5 4 4 4 3 4 5 45
85 5 3 4 4 2 5 3 4 2 4 4 40
86 3 4 4 4 4 3 4 5 3 5 4 43
87 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 45
88 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 42
89 5 4 5 2 4 3 5 4 4 3 3 42
90 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 48
91 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 39
92 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 42
93 3 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 43
94 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 41
95 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 44
96 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 43
97 5 5 5 3 5 3 3 5 5 3 5 47
98 5 3 4 5 4 5 3 4 4 3 4 44
99 4 5 4 3 4 4 3 3 4 4 1 39
100 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 45
Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian (Z)

Jawaban Responden
No Total
Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Z.7 Z.8 Z.9 Z.10 Z.11 Z.12
1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 47
2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 52
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49
5 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 3 36
6 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 43
7 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 45
8 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 35
9 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 5 3 42
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 46
11 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 43
12 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 37
13 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 42
14 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 45
15 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 4 52
16 5 5 4 5 5 4 3 4 5 2 4 5 51
17 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 40
18 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 54
19 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47
20 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 44
21 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 48
22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 46
23 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 44
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
25 5 5 4 5 5 4 2 4 4 2 4 4 48
26 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47
27 5 3 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 50
28 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 43
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
30 2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 34
31 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49
32 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 56
33 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46
34 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 37
35 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 45
36 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 56
37 3 4 3 5 4 3 3 5 3 4 3 5 45
38 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 45
39 3 2 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 50
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
41 2 3 2 5 5 4 2 4 4 4 4 5 44
42 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 48
43 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 43
44 5 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 34
45 5 4 3 5 5 5 4 5 5 3 5 5 54
46 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 38
47 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 46
48 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 55
49 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 44
50 5 4 2 4 3 4 3 4 5 5 5 3 47
51 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 39
52 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
53 5 5 4 2 5 5 4 4 3 4 3 4 48
54 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 40
55 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 57
56 5 5 5 5 5 2 5 5 5 3 5 3 53
57 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 54
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
59 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 48
60 4 3 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 52
61 3 5 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4 47
62 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 44
63 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 44
64 4 3 3 2 4 3 4 4 4 5 4 4 44
65 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 49
66 5 5 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 47
67 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 46
68 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 44
69 2 4 4 2 4 3 3 4 4 5 4 3 42
70 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 49
71 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 58
72 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 44
73 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46
74 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 45
75 4 4 4 4 2 4 3 5 3 4 4 5 46
76 5 2 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 53
77 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 4 4 42
78 5 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 44
79 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 44
80 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 41
81 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 42
82 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 46
83 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58
84 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 44
85 4 3 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4 50
86 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
87 3 4 4 3 4 4 5 5 2 4 5 4 47
88 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 36
89 4 3 5 4 4 3 4 3 4 5 4 4 47
90 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 49
91 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 49
92 4 4 3 3 5 3 3 4 5 4 4 4 46
93 5 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 5 45
94 2 3 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 50
95 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 54
96 5 4 5 5 3 3 4 2 4 4 4 2 45
97 5 5 5 3 2 5 4 2 4 4 4 2 45
98 5 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 43
99 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 5 3 47
100 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 53
Uji Validitas Tagline (X)

Correlations

X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 Total

X.1 Pearson
1 .176 .105 .324** -.076 .164 .211* .089 .202* .366** .203* .257** .397** .138 .148 .096 .116 .076 .274** .499**
Correlation

Sig. (2-tailed) .079 .299 .001 .451 .103 .035 .376 .044 .000 .043 .010 .000 .170 .143 .344 .251 .450 .006 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.2 Pearson
.176 1 .035 .125 -.046 .060 .160 -.078 .276** .089 .315** .007 .240* .206* .170 .112 .159 .252* .182 .399**
Correlation
Sig. (2-tailed) .079 .733 .215 .653 .555 .112 .442 .005 .378 .001 .944 .016 .040 .090 .269 .114 .011 .071 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.3 Pearson
.105 .035 1 -.078 -.084 .262** .060 .113 -.094 .085 .096 .158 .078 .175 .155 .194 .102 .092 .231* .326**
Correlation
Sig. (2-tailed) .299 .733 .438 .405 .009 .555 .261 .352 .401 .341 .115 .441 .081 .123 .053 .315 .363 .021 .001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.4 Pearson
.324** .125 -.078 1 .225* .299** .111 .154 .126 .225* .103 .255* .181 .002 .104 .054 .105 -.136 .250* .401**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .215 .438 .024 .002 .273 .126 .213 .024 .306 .010 .072 .986 .303 .591 .300 .177 .012 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.5 Pearson -
-.076 -.046 -.084 .225* 1 .046 .041 .030 .099 .081 .043 .051 .030 .108 .154 .129 -.143 .250* .209*
Correlation .133
Sig. (2-tailed) .451 .653 .405 .024 .648 .687 .767 .329 .426 .674 .614 .768 .188 .284 .126 .202 .155 .012 .037
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.6 Pearson -
.164 .060 .262** .299** .046 1 .021 .208* .206* .286** .357** .281** .177 .082 .090 .118 .140 .196 .461**
Correlation .053
Sig. (2-tailed) .103 .555 .009 .002 .648 .600 .836 .038 .040 .004 .000 .005 .078 .415 .375 .241 .166 .051 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.7 Pearson
.211* .160 .060 .111 .041 -.053 1 -.043 .040 .129 .045 .060 .106 .126 .232* .045 .037 .039 .144 .294**
Correlation
Sig. (2-tailed) .035 .112 .555 .273 .687 .600 .671 .695 .199 .656 .552 .294 .213 .020 .657 .714 .701 .153 .003
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.8 Pearson -
.089 -.078 .113 .154 .030 .021 1 .100 .200* .040 .088 .244* .079 .075 .228* .117 .085 .189 .334**
Correlation .043
Sig. (2-tailed) .376 .442 .261 .126 .767 .836 .671 .323 .046 .690 .383 .015 .433 .456 .023 .248 .398 .060 .001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.9 Pearson
.202* .276** -.094 .126 .099 .208* .040 .100 1 .312** .393** .279** .407** .204* .188 .239* .206* .174 .373** .550**
Correlation
Sig. (2-tailed) .044 .005 .352 .213 .329 .038 .695 .323 .002 .000 .005 .000 .042 .061 .017 .040 .084 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.10 Pearson .265*
.366** .089 .085 .225* .081 .206* .129 .200* .312** 1 .394** .237* .327** .001 .193 .155 .016 .378** .530**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .378 .401 .024 .426 .040 .199 .046 .002 .000 .018 .001 .992 .055 .008 .124 .876 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.11 Pearson - .271* .343*
.203* .315** .096 .103 .043 .286** .045 .040 .393** .394** 1 .371** .385** .218* .006 .431** .546**
* *
Correlation .069
Sig. (2-tailed) .043 .001 .341 .306 .674 .004 .656 .690 .000 .000 .000 .000 .497 .029 .006 .000 .955 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.12 Pearson .327* .332*
.257** .007 .158 .255* .051 .357** .060 .088 .279** .237* .371** 1 .470** .160 .227* -.042 .346** .561**
* *
Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .944 .115 .010 .614 .000 .552 .383 .005 .018 .000 .000 .111 .023 .001 .001 .676 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.13 Pearson .299* .272* .346*
.397** .240* .078 .181 .030 .281** .106 .244* .407** .327** .385** .470** 1 .202* .070 .420** .659**
* * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .016 .441 .072 .768 .005 .294 .015 .000 .001 .000 .000 .002 .043 .006 .000 .491 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.14 Pearson
.138 .206* .175 .002 -.133 .177 .126 .079 .204* .001 -.069 .160 .299** 1 .233* .063 .080 .236* .112 .375**
Correlation
Sig. (2-tailed) .170 .040 .081 .986 .188 .078 .213 .433 .042 .992 .497 .111 .002 .020 .531 .431 .018 .266 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.15 Pearson
.148 .170 .155 .104 .108 .082 .232* .075 .188 .193 .218* .227* .202* .233* 1 .253* .150 .209* .286** .502**
Correlation
Sig. (2-tailed) .143 .090 .123 .303 .284 .415 .020 .456 .061 .055 .029 .023 .043 .020 .011 .136 .037 .004 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.16 Pearson .347*
.096 .112 .194 .054 .154 .090 .045 .228* .239* .265** .271** .327** .272** .063 .253* 1 .075 .399** .515**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .344 .269 .053 .591 .126 .375 .657 .023 .017 .008 .006 .001 .006 .531 .011 .000 .460 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.17 Pearson .347*
.116 .159 .102 .105 .129 .118 .037 .117 .206* .155 .343** .332** .346** .080 .150 1 .170 .550** .493**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .251 .114 .315 .300 .202 .241 .714 .248 .040 .124 .000 .001 .000 .431 .136 .000 .091 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.18 Pearson
.076 .252* .092 -.136 -.143 .140 .039 .085 .174 .016 .006 -.042 .070 .236* .209* .075 .170 1 .041 .284**
Correlation
Sig. (2-tailed) .450 .011 .363 .177 .155 .166 .701 .398 .084 .876 .955 .676 .491 .018 .037 .460 .091 .686 .004
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.19 Pearson .286* .399* .550*
.274** .182 .231* .250* .250* .196 .144 .189 .373** .378** .431** .346** .420** .112 .041 1 .680**
* * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .071 .021 .012 .012 .051 .153 .060 .000 .000 .000 .000 .000 .266 .004 .000 .000 .686 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tota Pearson .294* .375* .502* .515* .493*
.499** .399** .326** .401** .209* .461** .334** .550** .530** .546** .561** .659** .284** .680** 1
* * * * *
l Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .037 .000 .003 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Validitas Brand Awareness (Y)

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Total

Y.1 Pearson Correlation 1 .226* .331** .305** .121 .186 .056 .273** .206* .318** .182 .534**

Sig. (2-tailed) .023 .001 .002 .231 .064 .577 .006 .040 .001 .069 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.2 Pearson Correlation .226* 1 .242* .198* .256* .150 .226* .174 .203* .192 .131 .506**
Sig. (2-tailed) .023 .015 .049 .010 .137 .024 .083 .043 .055 .194 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.3 Pearson Correlation .331** .242* 1 .371** .119 .101 .204* .268** .187 .190 .150 .574**
Sig. (2-tailed) .001 .015 .000 .240 .318 .042 .007 .063 .058 .136 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.4 Pearson Correlation .305** .198* .371** 1 .078 .229* .120 .540** .088 .184 .202* .602**
Sig. (2-tailed) .002 .049 .000 .442 .022 .236 .000 .387 .067 .044 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.5 Pearson Correlation .121 .256* .119 .078 1 .327** .167 .035 .182 .120 .076 .382**
Sig. (2-tailed) .231 .010 .240 .442 .001 .096 .730 .071 .234 .451 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.6 Pearson Correlation .186 .150 .101 .229* .327** 1 .367** .137 .017 .058 .178 .420**
Sig. (2-tailed) .064 .137 .318 .022 .001 .000 .175 .869 .566 .076 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.7 Pearson Correlation .056 .226* .204* .120 .167 .367** 1 .225* .210* .140 .331** .504**
Sig. (2-tailed) .577 .024 .042 .236 .096 .000 .024 .036 .164 .001 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.8 Pearson Correlation .273** .174 .268** .540** .035 .137 .225* 1 .206* .401** .161 .617**
Sig. (2-tailed) .006 .083 .007 .000 .730 .175 .024 .040 .000 .109 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.9 Pearson Correlation .206* .203* .187 .088 .182 .017 .210* .206* 1 .280** .207* .514**
Sig. (2-tailed) .040 .043 .063 .387 .071 .869 .036 .040 .005 .039 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.10 Pearson Correlation .318** .192 .190 .184 .120 .058 .140 .401** .280** 1 .237* .554**
Sig. (2-tailed) .001 .055 .058 .067 .234 .566 .164 .000 .005 .018 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Y.11 Pearson Correlation .182 .131 .150 .202* .076 .178 .331** .161 .207* .237* 1 .521**
Sig. (2-tailed) .069 .194 .136 .044 .451 .076 .001 .109 .039 .018 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation .534** .506** .574** .602** .382** .420** .504** .617** .514** .554** .521** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Validitas Keputusan Pembelian (Z)

Correlations

Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Z.7 Z.8 Z.9 Z.10 Z.11 Z.12 Total

Z.1 Pearson Correlation 1 .276** .218* .228* .059 .243* .233* .061 .177 -.070 .200* .070 .404**

Sig. (2-tailed) .005 .029 .023 .562 .015 .020 .544 .079 .491 .046 .486 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.2 Pearson Correlation .276** 1 .424** .185 .197* .258** .066 .148 .200* .152 .280** .171 .496**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .066 .050 .009 .512 .142 .046 .130 .005 .089 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.3 Pearson Correlation .218* .424** 1 .196 .169 .198* .334** .261** .229* .123 .345** .251* .557**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .050 .092 .049 .001 .009 .022 .223 .000 .012 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.4 Pearson Correlation .228* .185 .196 1 .300** .264** .119 .346** .400** .076 .382** .381** .568**
Sig. (2-tailed) .023 .066 .050 .002 .008 .237 .000 .000 .455 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.5 Pearson Correlation .059 .197* .169 .300** 1 .208* .136 .513** .337** .174 .279** .457** .567**
Sig. (2-tailed) .562 .050 .092 .002 .038 .176 .000 .001 .083 .005 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.6 Pearson Correlation .243* .258** .198* .264** .208* 1 .293** .342** .298** .267** .387** .398** .616**
Sig. (2-tailed) .015 .009 .049 .008 .038 .003 .000 .003 .007 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.7 Pearson Correlation .233* .066 .334** .119 .136 .293** 1 .273** .187 .131 .257** .154 .484**
Sig. (2-tailed) .020 .512 .001 .237 .176 .003 .006 .063 .195 .010 .125 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.8 Pearson Correlation .061 .148 .261** .346** .513** .342** .273** 1 .310** .320** .556** .613** .692**
Sig. (2-tailed) .544 .142 .009 .000 .000 .000 .006 .002 .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.9 Pearson Correlation .177 .200* .229* .400** .337** .298** .187 .310** 1 .287** .346** .354** .597**
Sig. (2-tailed) .079 .046 .022 .000 .001 .003 .063 .002 .004 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.10 Pearson Correlation -.070 .152 .123 .076 .174 .267** .131 .320** .287** 1 .421** .303** .457**
Sig. (2-tailed) .491 .130 .223 .455 .083 .007 .195 .001 .004 .000 .002 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.11 Pearson Correlation .200* .280** .345** .382** .279** .387** .257** .556** .346** .421** 1 .443** .701**
Sig. (2-tailed) .046 .005 .000 .000 .005 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Z.12 Pearson Correlation .070 .171 .251* .381** .457** .398** .154 .613** .354** .303** .443** 1 .667**
Sig. (2-tailed) .486 .089 .012 .000 .000 .000 .125 .000 .000 .002 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation .404** .496** .557** .568** .567** .616** .484** .692** .597** .457** .701** .667** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas Tagline (X)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.773 19

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

X01 71.7900 41.925 .396 .759


X02 71.7200 43.295 .294 .767
X03 71.9000 43.747 .198 .775
X04 71.8900 43.109 .290 .767
X05 71.7800 45.325 .085 .782
X06 71.6400 42.516 .359 .762
X07 71.9700 44.393 .179 .775
X08 72.1600 43.631 .205 .775
X09 72.0500 41.098 .449 .755
X10 71.7200 42.385 .449 .757
X11 71.7000 42.010 .462 .756
X12 71.8900 41.877 .479 .754
X13 71.9800 40.686 .588 .746
X14 72.1500 43.381 .260 .769
X15 71.9900 41.808 .397 .759
X16 71.9500 41.947 .419 .758
X17 71.5200 43.505 .426 .760
X18 72.0700 44.470 .166 .776
X19 71.6100 41.351 .623 .747

Uji Reliabilitas Brand Awareness (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.679 11
Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

Y.01 39.1400 20.647 .190 .680


Y.02 39.1400 19.455 .346 .655
Y.03 39.2200 18.961 .387 .647
Y.04 39.3200 18.664 .421 .641
Y.05 39.2400 21.396 .074 .700
Y.06 39.1200 18.955 .402 .645
Y.07 39.2100 19.663 .261 .670
Y.08 39.0900 18.285 .533 .623
Y.09 39.3900 19.937 .251 .671
Y.10 39.3200 19.230 .423 .643
Y.11 39.4100 19.133 .353 .653

Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Z)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.803 12

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

Z01 42.4800 27.868 .266 .805


Z02 42.6100 27.069 .370 .796
Z03 42.6900 26.398 .436 .790
Z04 42.5000 26.333 .451 .788
Z05 42.4800 26.171 .444 .789
Z06 42.6500 25.705 .503 .783
Z07 42.7800 26.860 .343 .799
Z08 42.4900 25.263 .602 .774
Z09 42.3800 26.541 .499 .784
Z10 42.4900 27.525 .331 .799
Z11 42.3900 26.261 .633 .775
Z12 42.4600 25.887 .580 .777
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.08673429
Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .063
Negative -.049
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Multikolinearitas

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .679a .461 .450 4.129

a. Predictors: (Constant), Brand Awareness, Tagline

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1412.562 2 706.281 41.434 .000b

Residual 1653.438 97 17.046

Total 3066.000 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


b. Predictors: (Constant), Brand Awareness, Tagline

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .569 5.066 .112 .911

Tagline .321 .071 .395 4.539 .000 .733 1.365

Brand Awareness .478 .109 .384 4.406 .000 .733 1.365

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Analisis Jalur

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 19.386 4.286 4.523 .000

Tagline .337 .056 .517 5.981 .000 .517 .517 .517 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Brand Awareness

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 13.457 4.596 2.928 .004

Brand Awareness .733 .102 .588 7.203 .000 .588 .588 .588 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 9.845 5.022 1.960 .053

Tagline .482 .066 .594 7.309 .000 .594 .594 .594 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .569 5.066 .112 .911

Tagline .321 .071 .395 4.539 .000 .594 .419 .338 .733 1.365

Brand Awareness .478 .109 .384 4.406 .000 .588 .408 .329 .733 1.365

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Tabel-t

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
Tabel-r

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


df = (N-2) 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210
57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176
58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211

Dokumentasi

Daftar Menu Kopi Janji Jiwa Jilid 484


Suasana Janji Jiwa Jilid 484 Sebelum Pandemi
Suasana Janji Jiwa Jilid 484 Setelah Pandemi
Tampilan Media Sosial Instagram Janji Jiwa Jilid 484

Anda mungkin juga menyukai