Anda di halaman 1dari 132

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN, KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN


HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN
COCA-COLA DI FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

OLEH

SUVANA ANINDA
150502148

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PENGARUH IKLAN, KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN


HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN
COCA-COLA DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan, kualitas
produk, citra merek dan harga dan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan
menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian
ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Sampel dalam penelitian ini
adalah 135 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang
masih aktif tahun 2015-2018. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian
asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh
melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan kuesioner yang pengukurannya
menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 23, yaitu
model uji F, uji-t dan koefisien determinan (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara simultan iklan, kualitas produk, citra merek dan harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, masing- masing variabel
bebas yaitu iklan, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian sedangkan variabel harga berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola. Kualitas Produk
merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman
Coca-Cola pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 yang berarti variabel terikat dapat dijelaskan oleh
variabel bebas yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga adalah sebesar 46,1%
sedangkan sisanya sebesar 53,9% dapat dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

Kata Kunci: Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek, Harga, Keputusan Pembelian

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADVERTISING, PRODUCT QUALITY, BRAND


IMAGE AND PRICE OF THE PURCHASING DECISION OF COCA-
COLA BEVARAGE IN FACULTY OF ECONOMICS AND
BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of advertising,
product quality, brand image and price on the purchasing decisions of Coca-Cola
beverage in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera and to
know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research
was conducted on students in Faculty of Economics and Business University of North
Sumatera. The population in this research is management students in Faculty of
Economics and Business University of North Sumatera. The sample in this research is 135
management students in Faculty of Economics and Business University of North
Sumatera that are still active in 2015 until 2018. Data analyzing method is by using
descriptive analyzing method and multiple linear regression. The type of this research is
associative research, and the data used are primary data and secondary data obtained
through documentation study and question on the questionnaire which measurement using
Likert scale. Data is processed statistically with SPSS 23 program, that is F test model, t-
test model, and determinant coefficient (R2). The results of this study indicate that
simultaneously advertising, product quality, brand image and price have a positive and
significant effect on purchasing decision of Coca-Cola beverage brand on Student in
Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. Partially, each variable
of advertising, product quality and brand image have a positive and significant effect on
purchasing decision of Coca-Cola beverage while variable price have a negative and not
significant effect on purchasing decision of Coca-Cola beverage of students in Faculty
of Economics and Business University of North Sumatera. The value of Adjusted R
Square = 0,461, means the variability of dependent variable explained by independent
variables 46,1%, while the remaining are 53,9% was explained by others variables which
were not examined in this research.

Keywords: Advertising, Product Quality, Brand Image, Price, Purchasing Decision

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan

Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua peneliti, yakni Ayah Peneliti Hendy Rusli Saleh dan Ibu peneliti Liu

Min Lin yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan yang luar biasa

serta tidak henti-hentinya memberikan doa, bimbingan, nasehat, motivasi serta

dukungan moral dan materil yang tak dapat terbalaskan oleh peneliti. Peneliti juga

telah banyak menerima bimbingan, saran, dukungan, motivasi, serta doa dari

berbagai pihak selama proses penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad

Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan dorongan penuh,

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mendoakan, memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, dan Ibu Dra. Marhayanie,

M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang banyak membantu

dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan

ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf dan pegawai

yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.

6. Terimakasih untuk kakak dan adik tercinta peneliti yaitu Sylvia dan Sylvana

yang telah memberikan dorongan, perhatian dan semangat kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada sahabat terbaik dan seperjuangan peneliti yaitu Berton Wijaya,

Jocelyn Djono, Valencia, Ivana Edgina, Steven, Christopher, Irwanto

Yoanda, Rina, Charissa Natio, Dennis Tio, Hendra Ramli, Stephanie Sintara,

Monica Luhur, Cheryl Natalie, Vincent yang senantiasa membantu,

mendoakan, dan selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat terbaik sejak kecil peneliti yaitu Jesslyn Poriono, Agneslies,

Giovani Marsela, Carina Suria dan Tiffany Kangdinata yang selalu

memberikan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada kakak dan abang senior yaitu Kak Mercy Dumaria Limbong, S.E, Kak

Jessica Lestari, S.E, Ko Nanda Gohan, S.E, Bang Frans Damanik, Kak Elvi, Ci

Julinda Arbi, S.Psi, Ko Satria, S.T, Ko Firnandus Hadinata Halim, S.T, S.Kom,

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ko Nickxon Tandy, S.T, Ko Chandra, S.Kom, Ko Haryanto, S.Kom yang

selalu membantu, membimbing dan memberi masukan.

10. Kepada responden yang sudah membantu dan meluangkan waktunya untuk

mengisi kuesioner penelitian.

11. Kepada teman-teman satu grup peneliti yang selalu memberikan semangat dan

masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pihak

yang membacanya.

Medan, Maret 2019


Peneliti,

Suvana Aninda
NIM. 150502148

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ...................... 11
2.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............... 12
2.1.2 Promosi ........................................................... 13
2.2 Iklan ............................................................................ 15
2.2.1 Tujuan dan Daya Tarik Periklanan ................. 16
2.2.2 Indikator Iklan ................................................. 16
2.3 Produk ......................................................................... 18
2.4 Kualitas Produk........................................................... 19
2.4.1 Indikator Kualitas Produk ............................... 20
2.5 Citra Merek (Brand Image) ........................................ 23
2.5.1 Karakteristik Merek ........................................ 27
2.5.2 Tingkatan Merek ............................................. 27
2.5.3 Indikator Citra Merek........................................ 28
2.6 Harga ........................................................................... 29
2.6.1 Peranan Harga ................................................. 29
2.6.2 Tujuan Penetapan Harga ................................. 30
2.6.3 Metode Penetapan Harga .................................. 31
2.6.4 Indikator Harga................................................. 35
2.7 Keputusan Pembelian ................................................. 36
2.7.1 Faktor-faktor dalam Keputusan Pembelian .... 38
2.7.2 Proses dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian........................................................ 38
2.8 Penelitian Terdahulu ................................................... 40
2.9 Kerangka Konseptual .................................................. 43
2.10 Hipotesis Penelitian .................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN.……………………………….. 48
3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 48
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 48

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Batasan Operasional Variabel..................................... 48
3.4 Operasionalisasi Variabel ........................................... 49
3.5 Skala Pengukuran Variabel ......................................... 50
3.6 Populasi dan Sampel ................................................... 50
3.7 Jenis Data dan Sumber Data ....................................... 53
3.8 Metode Pengumpulan Data......................................... 53
3.9 Uji Validitas ................................................................ 54
3.10 Uji Reliabilitas ............................................................ 55
3.11 Teknik Analisis Data .................................................. 56
3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................ 56
3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda .................. 57
3.12 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 58
3.12.1 Uji Normalitas................................................. 58
3.12.2 Uji Multikolinearitas ....................................... 59
3.12.3 Uji Heteroskedastisitas.................................... 60
3.13 Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 61
3.14 Uji Hipotesis ............................................................... 62
3.14.1 Pengujian secara Simultan (Uji F) .................. 62
3.14.2 Pengujian secara Parsial (Uji -t) ..................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 64
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................... 64
4.1.1 Sejarah Perusahaan ......................................... 64
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan................................ 65
4.1.3 Produk yang dihasilkan Perusahaan................ 67
4.2 Teknik Analisa Data ................................................... 68
4.2.1 Analisis Deskriptif .......................................... 68
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ....................... 69
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel ........................... 70
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 81
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................. 83
4.4.1 Hasil Uji Normalitas ....................................... 83
4.4.2 Hasil Uji Heteroskedisitas............................... 84
4.4.3 Hasil Uji Multkolinearitas............................... 86
4.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 88
4.6 Pegujian Hipotesis ...................................................... 88
4.6.1 Hasil Uji Secara Simultan (Uji-F)................... 88
4.6.2 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) ....................... 89
4.7 Pembahasan ................................................................ 90
4.7.1 Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Pembelian .. 90
4.7.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 92
4.7.3 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 94
4.7.4 Pengaruh Harga terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 96

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.7.5 Pengaruh Iklan, Kualitas Produk, Citra
Merek dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 100
5.1 Kesimpulan ................................................................. 100
5.2 Saran ........................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 103
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... 107

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Penurunan Penjualan Perusahaan Coca-Cola Tahun 2015-2017 4
2.1 Persentase Penurunan Selama 3 Periode ..................................... 5
2.1 Top Brand Index Kategori Minuman Bersoda 2015-2017 .......... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 41
3.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 49
3.2 Instrumen Skala Likert ................................................................ 50
3.3 Populasi Penelitian ...................................................................... 51
3.4 Sampel Penelitian ........................................................................ 52
3.5 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 55
3.6 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 56
3.6 Kriteria Evaluasi Pernyataan/Variabel ........................................ 57
4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 69
4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stambuk ................................ 70
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Iklan (X1)......................................... 70
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2) ................ 73
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Citra Merek (X3) .............................. 75
4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X4) ....................................... 77
4.7 Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian (Y) ........................ 79
4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 82
4.9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) ......................................... 85
4.10 Hasil Uji Glejser.......................................................................... 86
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 84
4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 88
4.13 Hasil Uji Secara Simultan (Uji-F) ............................................... 88
4.14 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t).................................................... 89

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian................................. 39
2.2 Kerangka Konseptual .................................................................. 46
4.1 Logo Perusahaan ......................................................................... 64
4.2 Produk Minuman Coca-Cola ....................................................... 67
4.3 Produk Minuman Coca-Cola di Indonesia .................................. 68
4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ..................................... 83
4.5 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot............................................ 84
4.6 Hasil Uji Heteroskedisitas dengan Scatterplot ............................ 85

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Kuesioner Penelitian ..................................................................... 107
2. Uji Validitas dan Realibitas......................................................... 110
3. Karakteristik Responden ............................................................. 111
4. Distribusi Frekuensi Variabel...................................................... 112
5. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 113
6. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 114
7. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 117
8. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 117

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat setiap perusahaan

dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan

perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia dalam menghadapi globalisasi.

Perusahaan juga harus mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal

dengan pesaingnya. Salah satu perusahaan yang berkembang pesat dewasa ini ialah

perusahaan yang bergerak di bidang usaha minuman ringan. Minuman ringan

merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol. Minuman ringan terdiri dari

dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi.

Salah satu tujuan dari setiap perusahaan adalah menciptakan pangsa pasar

dan mendapatkan konsumen. Untuk itu setiap perusahaan menghadapi beberapa

permasalahan karena saat ini konsumen mengalami beranekaragam pilihan produk,

harga dan merek. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, konsumen akan

melakukan pembelian. Sebelum melakukan pembelian, konsumen melalui proses

pembelian. Sangadji dan Sopiah (2013:332) menyatakan proses pengambilan

keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut

sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Engel et al (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013) menyatakan

“perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang

terlibat dalam pembelian dan penggunaan produk. Buchari Alma (2013:96)

mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah sebagai berikut: Keputusan

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,

promosi, physical evidence, people dan, process. Sehingga akan membentuk suatu

sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan

bahwa respons yang muncul pada produk yang akan dibeli.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

diantaranya yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga. Sangadji dan

Sopiah (2013:225) menyatakan iklan adalah salah satu dari empat jenis promosi

yang digunakan pemasar untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada

konsumen dan konsumen potensial. Iklan adalah bentuk presentasi dan promosi

nonpribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu baik

perorangan, kelompok maupun organisasi. Situmorang (2012:174) menyatakan

periklanan adalah aktivitas yang di desain menstimulasi permintaan konsumen dan

segala bentuk penyajian dan bukan promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa

yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Selain iklan, kualitas produk juga mempengaruhi keputusan pembelian.

Kotler dan Keller (2016:156) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan

totalitas dari fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dapat disimpulkan bahwa

kualitas produk merupakan ciri khas dari suatu produk atau jasa yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk menciptakan kepuasan konsumen.

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah citra merek. Keller

(2013:549) menyatakan Citra Merek merupakan persepsi dan preferensi konsumen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

mengenai suatu produk yang dapat diukur dengan berbagai jenis asosiasi merek

yang tersimpan dalam ingatan konsumen. Citra merek merupakan serangkaian

asosiasi atau persepsi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra

tertentu yang dapat dikaitkan dengan suatu merek (Sangadji dan Sopiah, 2013:327).

Selain ketiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, harga juga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena harga merupakan satuan

moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan

atau penggunaan suatu barang atau jasa dan merupakan komponen yang

berpengaruh langsung terhadap laba (Tjiptono, 2015:290).

Coca-Cola merupakan pabrik terbesar yang menjual minuman ringan non

alkohol yang pemasarannya sudah melebihi 200 negara. Penjualan Coca-Cola

sudah lebih dari 200 negara. Minuman Coca-Cola diproduksi oleh The Coca-Cola

Company. Perusahaan Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan minuman yang

mendunia dengan penguasaan pasar yang sudah cukup merata diseluruh dunia.

Kemasan dan Citra Merek dari minuman Coca-Cola juga memiliki pengaruh positif

terhadap pembeli khususnya kolektor karena para kolektor mengikuti perubahan

bentuk seiring berjalannya waktu (Fisher dan Shipton, 2010:92). Selain minuman

Coca-Cola, perusahaan Coca-Cola juga memproduksi minuman ringan lainnya

seperti Sprite dan Fanta. Coca-Cola memiliki bentuk kemasan yang beraneka ragam

dari kaleng hingga kaca. Selain periklanan yang menonjolkan gaya hidup konsumen

yang kreatif yaitu konsumen yang aktif melakukan kegiatan bersifat Having Fun,

perusahaan Coca-Cola juga selalu mempertahankan kualitas produk minuman yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

dihasilkan dengan Quality Control perusahaan dan kreativitas pada packaging

produk yang terlihat dari estetikanya seperti logo, warna dan bentuk penulisan pada

minuman Coca-Cola. Coca-Cola selalu berusaha memahami kebutuhan dan

perilaku konsumen dengan membuat iklan yang hiperbola dan kualitas produk yang

baik sehingga dapat menciptakan citra merek yang melekat pada benak konsumen.

Tetapi seiring berjalannya waktu, perjalanan bisnis coke beberapa tahun

terakhir memang cukup berat seiring adanya pergeseran pola minum masyarakat

dari minuman bergula. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penjualan secara

global. Karena adanya penurunan minat konsumen terhadap minuman bersoda dan

manis maka perusahaan minuman bersoda ini mengalami penurunan penjualan dan

berencana memangkas sekitar 1.200 karyawan pada tahun 2017. Penjualan

perusahaan Coca-Cola menurun dari tahun ke tahun secara global yang dapat dilihat

dari Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Penurunan Penjualan Perusahaan Coca-Cola Tahun 2015 - 2017
No Tahun Penjualan (dalam Rupiah)
1 2015 Rp 611.035.730,00
2 2016 Rp 562.471.268,00
3 2017 Rp 479.734.680,00
Sumber: Annual Report Coca-Cola Company, dirilis pada tanggal 26 febuari 2018

Penurunan penjualan secara global dapat terlihat dari hasil 3 tahun terakhir

dimana pada tahun 2015, penjualan prusahaan ini sebesar Rp 611.035.730,00 yang

kemudian menurun sebesar Rp 48.564.462,00 sehingga menjadi Rp 562.471.268,00

pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun ke tiga yaitu tahun 2017, penjualan

kembali menurun dari Rp 562.471.268,00 menjadi Rp 479.734.680,00 yaitu sebesar

Rp 82.736.588,00. Persentase Penurunan pun dapat dilihat pada Tabel 1.2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Tabel 1.2
Persentase Penurunan Penjualan (%) selama 3 periode
No Tahun Persentase Penjualan (%)
1 2014-2015 (4)
2 2015-2016 (5)
3 2016-2017 (15)
Sumber: Annual Report Coca-Cola Company, dirilis pada tanggal 26 febuari 2018

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada periode pertama yakni 2014-2015

penjualan menurun sebesar 4%, kemudian pada periode kedua, yakni 2015-2016

kembali terjadi penurunan sebesar 5% dari periode sebelumnya dan periode terakhir

yakni 2016-2017 terjadi penurunan yang lumayan pesat yaitu sebesar 15%.

Penjualan yang menurun tentunya dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Di Indonesia, Coca-Cola masih menjadi top selama tiga tahun terakhir pada

kategori minuman bersoda. Hal ini dapat diketahui melalui survei yang dilakukan

oleh Top Brand Awards dan akan digambarkan pada tabel di bawah ini, antara lain:

Tabel 1.3 Top Brand Index


Kategori Minuman Bersoda Tahun 2015 – 2017

2015 2016 2017


Merek
TBI (%) TOP TBI (%) TOP TBI (%) TOP
Coca-Cola 31.2 TOP 32.4 TOP 30.5 TOP
Fanta 27.2 TOP 31.9 TOP 28.5 TOP
Big Cola 18.6 TOP 12.3 - 8.9 -
Sprite 18.1 - 20.3 TOP 27.2 TOP
Pepsi 1.7 -
Sumber: www.topbrand-award.com

Dalam 3 tahun terakhir minuman Coca-Cola masih memimpin dan menjadi

top brand dalam kategori minuman bersoda. Persentase minuman Coca-Cola terus

berfluktuasi yakni dari tahun 2015 hingga tahun 2017. Pada tahun 2015, persentase

minuman Coca-Cola adalah 31,2% yang kemudian naik sebesar 1,2% pada tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

2016. Tetapi pada tahun 2017 persentase dari minuman Coca-Cola kembali

menurun sebesar 1,9%. Dapat disimpulkan bahwa walaupun minuman Coca-Cola

merupakan Top Survey pada kategori minuman bersoda dan telah memiliki brand

equity yang kuat. Akan tetapi, minuman Coca-Cola mengalami fluktuasi pada

pangsa pasarnya dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, peneliti memilih

minuman bermerek Coca-Cola sebagai objek penelitian.

Mahasiswa merupakan salah satu konsumen yang banyak mengonsumsi

minuman berkarbonasi atau sering disebut softdrink yang telah banyak beredar di

masyarakat. Softdrink dapat diperoleh di berbagai tempat, mulai dari supermarket,

toko-toko kecil hingga warung. Selain itu bagi mahasiswa softdrink merupakan

minuman yang memiliki rasa yang nikmat, dipercaya dapat melegakan dahaga dan

menyegarkan tubuh apalagi dikonsumsi ketika cuaca panas. Di Kota Medan

terdapat beberapa Universitas besar dan salah satunya adalah Universitas Sumatera

Utara (USU). Sebagian mahasiswa Universitas Sumatera Utara memilih untuk

tinggal di kost karena sebagian dari mereka berasal dari luar Kota Medan, ada juga

yang berasal dari luar pulau Sumatera dan ada juga mahasiswa yang mendapatkan

beasiswa dan tinggal di Asrama Putra/i di Universitas Sumatera Utara. Rata-rata

pendapatan mahasiswa masih berasal dari orangtua dan belum memiliki

penghasilan yang tetap. Sehingga mahasiswa akan mengonsumsi makanan ataupun

minuman yang praktis. Mahasiswa merasa disaat cuaca panas minuman ringan yang

bersoda, dingin dan manis merupakan pilihan yang tepat. Minuman ringan Coca-

Cola merupakan salah satu contoh produk yang banyak dikonsumsi oleh mahasiswa,

karena rasanya yang enak, menyegarkan dan mudah didapat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Maka peneliti mulai melakukan prasurvei terhadap minuman Coca-Cola. Di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, minuman merek Coca-

Cola merupakan salah satu minuman ringan yang paling dikenal dan banyak

dikonsumsi. Hasil dari prasurvei mahasiswa menyatakan bahwa minuman merek

Coca-Cola memiliki rasa yang enak, segar, produknya mudah didapat, praktis, dan

citra mereknya sudah mendunia. Selain itu, minuman Coca-Cola jika dicampur

dengan garam maka dapat menyembuhkan sakit tenggorokan, panas dalam, dan flu

atau pilek. Akan tetapi, terdapat pula mahasiswa yang menyatakan iklan dari

minuman Coca-Cola sudah kurang menghibur dan kurang kreatif dibandingkan

iklan yang ditayangkan beberapa tahun lalu. Selain itu, iklan dari minuman Coca-

Cola sudah tidak begitu gencar dan sudah jarang di temui di berbagai media

periklanan. Selain iklan, terdapat pula mahasiswa yang menyatakan bahwa kualitas

produk dari minuman memiliki tingkat kemanisan yang tinggi sehingga

menyebabkan kehausan dan ketergantungan setelah mengonsumsinya. Adapula

yang menyatakan bahwa minuman Coca-Cola dapat merusak kesehatan tubuh

khususnya gigi dan mata. Hasil prasurvei yang lainnya menyatakan bahwa

minuman Coca-Cola merupakan merek minuman bersoda yang memiliki kadar gula

dan soda yang lebih banyak dibandingkan dengan merek minuman bersoda lainnya.

Selain itu terdapat pula beberapa informasi yang menyatakan minuman merek

Coca-Cola dapat digunakan untuk membersihkan toilet dan karat pada besi. Selain

itu hasil prasurvei dari beberapa mahasiswa juga menyatakan harga dari minuman

Coca-Cola mahal dan kurang terjangkau.

Maka dari berbagai uraian diatas, peneliti tertarik dan ingin meneliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

mengenai iklan, kualitas produk, citra merek dan harga dari Coca-Cola akan

mempengaruhi keputusan pembelian pada minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklan, Kualitas Produk,

Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

2. Apakah Iklan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-

Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

3. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

4. Apakah Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Minuman

Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

5. Apakah Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-

Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Iklan, Kualitas Produk, Citra

Merek dan Harga secara simultan berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Iklan berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Kualitas Produk berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Citra Merek berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Harga berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

perusahaan, dan penelitian selanjutnya antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi guna memperluas

wawasan dan pengetahuan khusunya mengenai Iklan, Kualitas Produk, Citra

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Merek, Harga dan Keputusan Pembelian Konsumen.

2. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi bagi perusahaan untuk

dijadikan bahan landasan dalam menentukan kebijakan perusahaan guna

meningkatkan daya beli konsumen.

3. Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi peneliti

selanjutnya yang melakukan penelitian berkaitan dengan Iklan, Kualitas

Produk, Citra Merek dan Harga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Dalam memudahkan suatu perusahaan mencapai tujuan maka perusahaan

memerlukan manajemen di dalamnya. Daft (2014:8) menyatakan manajemen

merupakan pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien

melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber

daya-sumber daya organisasional. Dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa

macam manajemen, antara lain: Manajemen Produksi, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Manajemen Operasional, Manajemen Keuangan dan Manajemen

Pemasaran. Masing-masing manajemen memilki kepentingan dalam suatu

perusahaan. Akan tetapi, Manajemen Pemasaran merupakan manajemen inti dari

suatu perusahaan karena manajemen pemasaran merupakan kunci

keberlangsungan hidup suatu perusahaan.

Kotler dan Keller (2016:51) menyatakan “Marketing is an organizational

function and a set of processes for creating, communicating, and delivering value

to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the

organization and its stakeholders”, yang berarti pemasaran merupakan suatu fungsi

organisasi dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menghantarkan

nilai bagi pelangan serta mengelola hubungan dengan konsumen yang bermanfaat

bagi organisasi dan pemangku kepentingan.

Kotler dan Keller (2016:51) juga menyatakan bahwa “Marketing

management is the art and science of choosing target markets and getting, keeping,

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12

and growing customers through creating, delivering, and communicating superior

customer value” yang berarti manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai

pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai

respons yang diinginkan pihak lain.

2.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Kotler dan Armstrong (2018:33) menyatakan “Market is the set of actual

and potential buyers of a product or service” yang berarti pasar merupakan

serangkaian pembeli aktual dan potensial dari suatu produk atau jasa. Pemasaran

merupakan bagian penting dalam suatu perusahaan. Kotler dan Armstrong

(2018:33) juga menyatakan bahwa “Marketing means managing markets to bring

about profitable customer relationships” dimana pemasaran berarti mengelola

pasar untuk menghasilkan hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dasar dari

konsep pemasaran adalah pemasaran strategis yaitu kombinasi dari variabel-

variabel yang dapat dikontrol oleh suatu perusahaan. Marketing Mix adalah

perpaduan variabel-variabel yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai

pasar sasaran tertentu. Artinya perpaduan variabel-variabel yang terikat dan tidak

dapat dipisahkan satu sama lain yang kemudian dikombinasikan dan dikontrol

oleh suatu perusahaan dalam mencapai target pasar yang dituju. Kotler dan

Amstrong (2018:77) menyatakan bahwa “Marketing Mix is the set of tactical

marketing tools of product, price, place, and promotion that the firm blends to

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

produce the response it wants in the target market” yang berarti bauran

pemasaran merupakan alat pemasaran taktis yang baik yang terdiri dari produk,

harga, distribusi dan promosi yang dikombinasikan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dari target pasar.

Sangadji dan Sopiah (2013:15) menyatakan stimulus yang dijalankan

produsen atau pemasar, bisa berupa strategi bauran pemasaran yaitu produk, harga,

tempat dan promosi. Berikut penjelasannya:

1. Produk (Product)

Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Harga (Price)

Produsen menetapkan harga pertama kali ketika menciptakan produk baru,

memperkenalkan produk regular ke saluran distribusinya atau ke daerah baru,

atau ketika perusahaan membuat kontrak kerja baru.

3. Promosi (Promotion)

Adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong

permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau penjual.

4. Tempat/Distribusi (Place)

Adalah jalur yang dilalui arus barang dari produsen ke konsumen akhir baik

melalui perantara panjang maupun yang pendek.

2.1.2 Promosi

Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran, dimana

promosi merupakan salah satu teknik pemasaran yang digunakan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

memasarkan produk dan memperkenalkan produk kepada calon konsumen.

Pengertian promosi menurut Kotler dan Armstrong (2018:78), “Promotion means

activities that communicate the merits of the product and persuade target customers

to buy it”. Dari pernyataan tersebut, promosi data diartikan sebagai suatu aktvitas

yang mengkomunikasikan atau menginformasikan keunggulan suatu produk dan

membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut.

Sangadji dan Sopiah (2013: 18) menjelaskan promosi adalah semua jenis

kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen atas

produk yang ditawarkan produsen atau penjual. Dapat disimpulkan bahwa promosi

merupakan jenis kegiatan yang menunjukkan keunggulan suatu produk yang

bertujuan untuk menarik, membujuk konsumen dan mempengaruhi konsumen

untuk membeli suatu produk. Sangadji dan Sopiah (2013:18) menyatakan terdapat

empat jenis promosi, antara lain:

1. Periklanan (Advertising)

Adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi untuk memasarkan produk

yang dibayar oleh sponsor tertentu.

2. Penjualan Perseorangan

Adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli

atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

3. Promosi Penjualan

Adalah suatu kegiatan pemasaran, selain periklanan, penjualan perseorangan

dan publisitas, yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer,

mencakup demonstrasi, pameran, sampel produk, diskon, katalog dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

4. Publisitas

Adalah bentuk promosi yagng mendorong permintaan secara non pribadi untuk

suatu produk dengan menggunakan berita komersial di media massa, dan

sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

2.2 Iklan

Sangadji dan Sopiah (2013:225) menyatakan komunikasi pemasaran adalah

komunikasi yang dilakukan antara produsen, perantara, pemasaran, dan konsumen,

dan merupakan kegiatan untuk membantu konsumen mengambil keputusan di

bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran atau transaksi agar lebih

memuaskan dengan menyadarkan semua pihak untuk berpikir, berbuat dan bersikap

lebih baik. Salah satu bentuk komunikasi adalah media periklanan. Iklan adalah

salah satu dari empat jenis promosi yang digunakan pemasar untuk mengarahkan

komunikasi yang meyakinkan kepada konsumen dan konsumen potensial. Iklan

adalah bentuk presentasi dan promosi nonpribadi tentang ide, barang, dan jasa yang

dibayar oleh sponsor tertentu baik perorangan, kelompok maupun organisasi.

Situmorang (2012:174) menyatakan periklanan adalah aktivitas yang di

desain menstimulasi permintaan konsumen dan segala bentuk penyajian dan bukan

promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Inti dari periklanan adalah memperkenalkan suatu produk, mempromosikan suatu

produk, mengubah persepsi konsumen, mendekatkan konsumen dengan produk

tersebut, membuat suatu produk melekat di benak konsumen dan mendorong

konsumen untuk bertindak dengan mempromosikan ide, barang dan jasa yang

dibayar oleh sponsor tertentu. Jika pesan suatu produk telah tersimpan di benak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

konsumen maka hal ini dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen

terhadap produk tersebut. Iklan juga bersifat sangat ekspresif yang memungkinkan

perusahaan untuk mendramatisir produknya melalui penggunaan visual, cetak,

suara, dan warna. Selain itu, iklan dapat digunakan untuk itu membangun citra

jangka panjang untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan produk terjual

dengan cepat (Kotler dan Armstrong, 2018:439).

2.2.1 Tujuan dan Daya Tarik Periklanan

Sangadji dan Sopiah (2013:225) menyatakan iklan bertujuan untuk

meningkatkan reaksi calon pembeli atau pembeli potential terhadap perusahaan dan

penawaran produk perusahaan. Iklan dirancang untuk meningkatkan penjualan

produk dan keuntungan perusahaan. Iklan dirancang dengan baik akan menarik

perhatian konsumen. Iklan yang menarik perhatian audiens yang emosional tentu

berbeda dengan iklan untuk audiens yang rasional.

2.2.2 Indikator Iklan

Iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan

keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan

kepuasannya. Model AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action) merupakan

merupakan formula yang paling sering digunakan untuk membantu perencanaan

suatu iklan secara menyeluruh (Kotler dan Keller, 2016:586). Model AIDA

menggambarkan iklan sebagai suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian,

menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Model AIDA

(Attention, Interest, Desire, Action) digunakan oleh seorang marketer dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

merancang dan menyusun pesan yang akan disampaikan dengan kata yang tepat

sehingga terjadinya pengambilan keputusan oleh seorang konsumen dalam

pembelian produk. Tetapi sebagian marketer tidak dapat atau kurang baik dalam

menyampaikan pesan maka konsumen akan melakukan pertimbangan untuk

memilih dan melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk. Agar iklan

berhasil merangsang tindakan pembelian, maka setidaknya iklan tersebut harus

memenuhi kriteria dan tahapan AIDA yaitu:

1. Perhatian (Attention)

Tahap dimana pesan suatu iklan dapat menarik perhatian konsumen agar

konsumen berminat untuk membeli produk tersebut.

2. Ketertarikan (Interest)

Tahap dimana pesan suatu iklan dapat meningkatkan ketertarikan dan

menimbulkan perasaan ingin tau yang lebih mendalam mengenai suatu

produk.

3. Keinginan (Desire)

Tahap dimana pesan suatu iklan memunculkan keinginan konsumen untuk

mencoba atau memiliki produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan.

4. Tindakan (Action)

Tahap dimana pesan suatu iklan mengarahkan konsumen untuk melakukan

tindakan pembelian suatu produk.

Dapat disimpulkan bahwa AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action)

merupakan alat untuk menyampaikan pesan suatu iklan secara ideal kepada

konsumen melalui beberapa tahapan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

2.3 Produk

Kotler dan Keller (2016:48) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian konsumen, memenuhi

kebutuhan konsumen ataupun keinginan konsumen. Produk diklasifikasikan

menjadi 3 jenis, antara lain:

1. Barang yang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang yang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasa

dikonsumsi dalam sekali atau beberapa kali penggunaan saja.

2. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasanya dapat

digunakan berkali-kali.

3. Jasa (Service)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.

Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengdendalian, kredibilitas

pemasok dan kemampuan penyesuaian.

Produk akan terlihat lebih menarik, mudah diingat dan mudah dikenali

tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kemasan dari produk

tersebut. Fisher dan Shipton (2010:3) menyatakan kemasan adalah kelebihan yang

terlihat dari konsumsi sementara dari suatu produk. Kemasan biasanya dirancang

agar memiliki bentuk yang ringan. Kemasan juga merupakan suatu tempat atau

wadah yang digunakan untuk melindungi suatu produk agar tetap terlihat rapi dan

bersih. Kemasan terdiri dari tiga fungsi yaitu kemasan primer, kemasan sekunder

dan kemasan tersier.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Kemasan primer merupakan fungsi yang paling penting karena kemasan

primer digunakan untuk melindungi bahan pangan seperti kaleng susu dan botol

minuman. Selanjutnya kemasan sekunder berfungsi untuk melindungi kemasan

primer selama dalam tempat penyimpanan atau gudang persediaan biasanya

kemasan sekunder terbuat dari bahan karton, plastik ataupun kardus. Sedangkan

kemasan tersier merupakan kemasan yang melindungi kemasan primer dan

sekunder serta digunakan untuk memudahkan proses transportasi atau

pengangkutan dan mencegah kerusakan suatu produk misalnya kayu. Kemasan

suatu produk alangkah baiknya dapat didaur ulang dan dapat digunakan kembali

untuk mengurangi pemanasan global. Penggunaan kembali merupakan penggunaan

suatu objek dengan cara yang berbeda dan menambahkan hal baru pada objek

tersebut tanpa menghilangkan karakter dari objek aslinya. Desain dari suatu objek

yang digunakan kembali dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bentuk,

berat, fleksibilitas, tekstur, warna, resonansi, bau dan reflektifitas (Fisher dan

Shipton, 2010:34).

2.4 Kualitas Produk

Kotler dan Keller (2016:156) menyatakan bahwa “Product Quality is the

totality of features and characteristics of a product or service that bear on its

ability to satisfy stated or implied needs”. Yang berarti kualitas produk merupakan

totalitas dari fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas produk dibutuhkan

agar kebutuhan dan keinginan sesuai dengan kemauan konsumen. Kualitas produk

dari suatu produk harus mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

produk pesaing. Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan

pembelian. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka akan

meningkatkan minat beli konsumen tetapi sebaliknya jika kualitas produk tidak

sesuai dengan yang diharapkan konsumen, maka akan mengurangi minat beli

konsumen yang akan menyebabkan hilangnya konsumen.

2.4.1 Indikator Kualitas Produk

Tjiptono (2015:76) menyatakan beberapa dimensi dalam kualitas produk

antara lain:

1. Kinerja (Performance) yaitu tingkat dimana karakteristik utama produk

beroperasi. Kesimpulannya kualitas kinerja merupakan fungsi inti suatu produk.

2. Fitur (Feature) yaitu karakteristik produk yang menjadi pelengkap atau

karakteristik sekunder pada fungsi dasar produk. Kesimpulannya fitur

merupakan ciri tambahan yang melengkapi suatu produk.

3. Keandalan (Reliability) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan

mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu. Kesimpulannya

keandalan merupakan kemungkinan suatu produk tidak akan mengalami

kerusakan dalam periode waktu tertentu.

4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Confermance to Specifications), yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kesimpulannya kesesuaian dengan spesifikasi merupakan

karakter dari suatu produk yang memenuhi standar yang ditetapkan.

5. Daya Tahan (Durability) berkaitan dengan ukuran umur operasi harapan

produk atau seberapa lama produk tersebut dapat digunakan dalam kondisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

biasa atau penuh. Kesimpulannya ketahanan merupakan lamanya suatu produk

dapat digunakan.

6. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,

serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan tersebut berlaku

sebelum penjualan, selama proses penjualan hingga purnajual. Kesimpulannya

kecepatan dalam memberikan pelayanan dan penanganan terhadap keluhan

suatu produk.

7. Estetika (Esthetics) adalah daya tarik produk terhadap panca indera.

Kesimpulannya estetika merupakan daya tarik suatu produk yang dapat

dirasakan langsung oleh panca indera.

Daya tarik suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah

satunya adalah kemasan. Kemasan merupakan sesuatu yang bernilai bagi sebuah

produk. Kemasan dari suatu produk tentunya dipengaruhi oleh desain kemasan

suatu produk. Desain kemasan merupakan salah satu elemen dalam proses

pemasaran karena desain kemasan dianggap sebagai bagian penting dari

keseluruhan program pemasaran atau pemasaran yang hanya menggunakan

anggaran yang sangat kecil dibandingkan dengan iklan atau promosi penjualan

(Calver, 2004:14). Desain kemasan dapat mengkomunikasikan produk kepada

konsumen dengan desain yang memiliki tulisan yang menarik dan warna yang

mencolok. Desain kemasan yang dapat menarik perhatian konsumen dipengaruhi

oleh bentuk, warna, label yang tercantum, bahasa, format, jenis logo, suara dan bau,

penulisan huruf dan angka, slogan, paten, tipografi, simbol dan ikon. Terdapat

beberapa jenis bahan untuk kemasan produk, antara lain:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

a. Karton

Karton merupakan salah satu kemasan produk untuk makanan dingin, kosmetik

dan peralatan elektronik. Desain dari karton dipengaruhi oleh ukuran, bentuk

dan kekuatan dari karton tersebut.

b. Botol

Kemasan botol terbagi menjadi dua jenis yaitu kemasan botol yang terbuat dari

kaca dan plastik. Kemasan botol kaca biasanya digunakan untuk minuman

seperti soda. Selain kaca, botol plastik juga digunakan untuk perlengkapan

mandi dan perlengkapan bayi yang tidak mungkin menggunakan botol kaca

untuk menempatinya.

c. Tabung

Kemasan tabung terbagi menjadi dua yaitu kemasan botol yang terbuat dari

metal dan plastik dimana sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan desainnya.

d. Kaleng

Kemasan kaleng biasanya digunakan untuk makanan maupun minuman yang

terbuat dari baja yang ringan. Kemasan kalengan dipengaruhi oleh ukuran dan

bentuk kaleng dapat mempegaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk.

8. Persepsi terhadap Kualitas (Perceived Quality) merupakan citra merek dan

reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya, perceived

quality juga merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan

secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak

mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

Kesimpulannya kesan kualitas merupakan yaitu persepsi konsumen terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

atau keunggulan suatu produk. Hal ini dapat terjadi karena konsumen kurang

jelas terkait dengan informasi suatu produk sehingga konsumen akan

mempersepsikan keunggulan suatu produk hanya dari tampilan yang terlihat

seperti harga, merek produk dan tampilan produk tersebut.

2.5 Citra Merek (Brand Image)

Sangadji dan Sopiah (2013:323), menyimpulkan bahwa merek merupakan

suatu nama atau simbol yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya

dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika hendak

membeli suatu produk. American Marketing Association (AMA) (dalam Keller,

2013:30) menyatakan “Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a

combination of them, intended to identify the goods and services of one seller or

group of sellers and to differentiate them from those of competition” yang berarti

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau perpaduan dari nama,

istilah, tanda, simbol dan desain yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan para

penjual dengan pesaingnya. Aaker (2014:182) menyatakan, konsistensi dari suatu

merek dapat membuat posisi yang efektif dapat dibangun, membuat brand memiliki

satu posisi, membuat pelanggan merasa nyaman, dan mengarah pada efisiensi biaya.

Elemen merek haruslah memiliki kesan dan makna tersendiri melalui kreativitas

produk tersebut. Kemasan yang inovatif dapat menarik perhatian ketika konsumen

akan melakukan pembelian (Kotler dan Keller, 2016:316). Keberadaan merek

sangatlah penting bagi sebuah produk atau jasa bahkan tidak mengherankan jika

merek sering kali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. Citra merek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

merupakan serangkaian asosiasi atau persepsi yang ada dalam benak konsumen

terhadap suatu merek. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam

bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dapat dikaitkan dengan suatu merek

(Sangadji dan Sopiah, 2013:327).

Keller (2013:549) menyatakan “Brand Image is consumer perceptions of

and preferences for a brand, measured by the various types of brand associations

held in memory” yang berarti Citra Merek merupakan persepsi dan preferensi

konsumen mengenai suatu produk yang dapat diukur dengan berbagai jenis asosiasi

merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen. Citra merek juga menggambarkan

sifat ekstrinsik suatu produk atau layanan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan psikologis atau kebutuhan sosial konsumen (Kotler dan Keller,

2016:330).

Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada

pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra yang positif akan memberikan

manfaat bagi produsen agar lebih dikenal oleh konsumen. Dengan kata lain,

konsumen akan menentukan suatu pilihan dalam membeli produk yang

mempunyai citra yang baik. Tetapi sebaliknya, jika citra merek negatif maka

konsumen akan berpikir atau mempertimbangkan lebih jauh ketika membeli

produk suatu produk. Xian, et al (2011:2) mengemukakan bahwa citra merek

terdiri dari tiga komponen, yakni:

1. Citra Perusahaan (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipresepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk

atau jasa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2. Citra Produk (Product Image) adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan

konsumen terhadap suatu produk.

3. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipresepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang

atau jasa.

Keller (2013:107) mengemukakan tahapan dalam menciptakan dan

membangun citra merek di benak konsumen, antara lain:

1. Brand Salience adalah pentingnya sebuah merek mengukur berbagai aspek dari

kesadaran merek dan seberapa sering merek tersebut muncu dalam berbagai

situasi atau keadaan.

2. Brand Imagery adalah citra merek berusaha memenuhi kebutuhan psikologis

dan social konsumen.

3. Brand Performance adalah kinerja dari sebuah merek yang menggambarkan

seberapa baik produk atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen.

4. Brand Judgment adalah pendapat pribadi konsumen tentang evaluasi dari

sebuah merek yang dibentuk oleh konsumen dengan menggabungkan semua

kinerja merek dan asosiasi merek yang berbeda.

5. Brand Feelings adalah respons dan reaksi emosional konsumen terhadap

sebuah merek.

6. Brand Resonance adalah gambaran hubungan konsumen dengan merek dan

sejauh mana konsumen merasa selaras dengan merek tersebut.

Simamora dalam Sangadji dan Sopiah (2013:324) menyatakan manfaat

merek adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

1. Bagi Pembeli, merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan juga

membantu memberi perhatian terhadap produk-produk baru yang mungkin

bermanfaat.

2. Bagi Masyarakat, merek memberikan manfaat dalam tiga hal, antara lain

meningkatkan efisiensi pembeli karena merek menyediakan informasi

tentang suatu produk tersebut dan tempat untuk membeli produk tersebut.

3. Bagi Penjual, merek dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain

memudahkan penjual dalam mengolah pesanan dan menulusuri masalah yang

timbul, memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan ciri khas produk,

memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan,

membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar.

Selain manfaat, merek juga memiliki beberapa tantangan yang dinyatakan

oleh Aaker (2014:285), antara lain:

1. Memperlakukan merek sebagai aset.

2. Memiliki visi yang menarik.

3. Menciptakan sub kategori yang baru.

4. Menghasilkan terobosan brand-building.

5. Meraih komunikasi pemasaran terintegrasi.

6. Menemukan strategi digital.

7. Membangun brand secara internal.

8. Mempertahankan relevansi brand.

9. Menciptakan strategi portofolio brand.

10. Memungkinkan aset brand agar memungkinkan pertumbuhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

2.5.1 Karakteristik Merek

Aaker (2014:213) menyatakan bahwa suatu merek setidaknya perlu

memiliki salah satu karakter dari penyataan berikut:

1. Menarik/Menggembirakan

Merek harus menarik agar konsumen memiliki alasan untuk membahas

tentang merek.

2. Melibatkan/Memikat

Merek harus memikat atau melibatkan konsumen agar konsumen dapat terpikat

dengan merek dan merek dapat menjadi bagian dari aktivitas atau gaya hidup

yang dihargai.

3. Inovatif/Dinamis

Merek harus melakukan inovasi-inovasi yang terus meningkat.

4. Hasrat/Menggerakkan Tujuan

Merek harus memiliki tujuan untuk memicu suatu ketertarikan.

2.5.2 Tingkatan Merek

Kotler dan Keller dalam Sangadji dan Sopiah (2013:323) menyatakan

terdapat enam level pengertian sebuah merek, antara lain:

1. Atribut

Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

2. Manfaat

Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

4. Budaya

Merek juga dapat mewakili budaya tertentu.

5. Kepribadian

Merek mencerminkan atau menggambarkan suatu kepribadian tertentu.

6. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen yang menggunakan atau membeli

suatu produk.

2.5.3 Indikator Citra Merek

Aaker (2009:10) menyatakan beberapa indikator dalam mengukur citra

merek, antara lain:

1. Pengakuan (Recognition)

Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen.

2. Reputasi (Reputation)

Tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih terbukti

memiliki track record yang baik.

3. Afinitas (Affinity)

Suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan

konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan lebih

mudah dijual dan produk dengan memiliki persepsi kualitas yang tinggi akan

memiliki reputasi yang baik.

4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Merupakan ukuran kesetiaan dari konsumen terhadap suatu merek.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2.6 Harga

Situmorang (2012:162) menyatakan harga merupakan satu-satunya unsur

marketing mix yang dapat memberikan pemasukan atau pendapatan untuk

perusahaan sedangkan ketiga unsur lainnya merupakan pengeluaran untuk

perusahaan. Harga juga merupakan unsur marketing mix yang bersifat fleksibel

yang berarti dapat diubah dengan cepat. Harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. Harga juga merupakan komponen yang

berpengaruh langsung terhadap laba (Tjiptono, 2015:290). Kotler dan Armstrong

(2018:78) menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibayar oleh

konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga juga merupakan jumlah uang

yang ditukarkan untuk suatu produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan

oleh konsumen untuk mendapatkan manfaat atau kepemilikan ataupun penggunaan

atas sebuah produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2018). Sangadji dan Sopiah

(2013:206) menyatakan pembentukan sikap seorang konsumen dapat dipengaruhi

oleh harga karena harga juga merupakan atribut penting yang dievaluasi oleh

konsumen, karena jika harga dari suatu produk relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan harga produk pesaingnya maka konsumen dapat mengeliminasi suatu

produk dari pertimbangannya.

2.6.1 Peranan Harga

Tjiptono (2015:291) menjabarkan peranan harga secara garis besar, antara lain:

1. Harga yang dipilih berpengaruh langsung terhadap tingkat permintaan dan

menentukan tingkat aktivitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2. Harga akan secara langsung menentukan profitabilitas operasi.

3. Harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi persepsi

umum terhadap produk atau merek.

4. Harga merupakan alat atau wahana langsung yang digunakan untuk melakukan

perbandingan antar produk atau merek yang saling bersaing.

5. Strategi penetapan harga harus selaras dengan komponen marketing mix

lainnya.

6. Akselerasi perkembangan teknologi dan semakin singkatnya siklus hidup

produk menuntut penetapan harga yang akurat sejak awal.

7. Proliferasi merek dan produk tanpa didampingi diferensiasi memadai

berimplikasi pada pentingnya positioning harga yang tepat.

8. Peraturan pemerintah, etika, dan pertimbangan sosial membatasi otonomi dan

fleksibilitas perusahaan dalam menetapkan harga.

9. Berkurangnya daya beli di sejumlah kawasan di dunia akan berdampak pada

semakin tingginya sensitivitas harga.

2.6.2 Tujuan Penetapan Harga

Tjiptono (2015:290) menyatakan pada umumnya penetapan harga memiliki

beberapa tujuan, antara lain:

1. Tujuan Berorientasi pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba terbesar bagi perusahaan tersebut.

Tujuan ini dikenal dengan istilah memaksimalkan laba.

2. Tujuan Berorientasi pada Volume

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Tujuan yang berorientasi pada volume dan biasa dikenal dengan istilah volume

pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat

mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, m 3, dan lain-lain), nilai

penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif).

3. Tujuan Berorientasi pada Citra

Citra (Image) sebuah perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga mahal untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius, sementara harga yang murah juga akan

membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan Stabilisasi Harga

Tujuan stabilisasi harga dilakukan dengan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga sebuah perusahaan dengan

harga pemimpin industry (industry leader).

5. Tujuan Lainnya

Selain keempat tujuan yang telah dibahas, terdapat pula tujuan lain dalam

strategi penetapan harga. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan untuk

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang, mendapat aliran kas secepatnya atau menghindari

campur tangan pemerintah.

2.6.3 Metode Penetapan Harga

Situmorang (2012:166) menyatakan metode penetapan harga terbagi

menjadi beberapa cara, antara lain:

1. Berdasarkan Permintaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Penetapan harga dengan basis permintaan dapat dilakukan dengan

menggunakan empat cara, yaitu:

a. Skimming Pricing

Metode ini diterapkan dengan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk

baru selama masa perkenalan, kemudian harga diturunkan ketika

persaingan mulai ketat.

b. Penetration Pricing

Metode ini diterapkan perusahaan ketika berusaha memperkenalkan suatu

produk baru dengan harga yang rendah dengan harapan dapat mencapai

volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat mencapai skala

ekonomis, mengurangi biaya per unit, serta mengurangi minat dan

kemampuan pesaing.

c. Prestige Pricing

Metode ini diterapkan perusahaan dengan menetapkan harga yang tinggi,

sehingga konsumen yang sangat perduli dengan statusnya akan tertarik

dengan produk dari perusahaan tersebut dan kemudian membelinya.

d. Price Lining

Metode ini diterapkan bila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis

dan digunakan untuk mengantisipasi produk agar tidak cepat usang.

2. Berdasarkan Biaya

Metode penetapan harga berdasarkan biaya merupakan metode dimana harga

ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran ditambah dengan

jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya langsung, biaya overhead, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

laba (Situmorang, 2012:167). Metode ini terdiri dari 4 cara, yaitu:

a. Standard Mark Up Pricing

Metode ini merupakan metode dimana harga ditentukan dengan

menjumlahkan presentase tertentu dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan

oleh perusahaan sebagai laba untuk menghasilkan suatu produk.

b. Cost Plus Fixed Fee Pricing

Metode ini diterapkan pada produk-produk yang bersifat teknikal seperti

pesawat.

c. Cost Plus Percentage of Cost Pricing

Metode ini sering diterapkan oleh perusahaan untuk menentukan harga

satu item atau hanya beberapa item.

d. Experience Curve Pricing

Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar yang menyatakan

bahwa unit cost barang atau jasa akan menurun antara 10 hingga 30%

untuk setiap peningkatan sebesar dua kali lipat pada pengalaman

perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang ataus jasa tersebut.

3. Berdasarkan Laba

Situmorang (2012:168), menyatakan metode penetapan harga merupakan

metode yang diterpakan perusahaan dalam usahanya untuk menyeimbangkan

pendapatan dan biaya, yang terdiri dari:

a. Target Profit Pricing

Metode ini biasanya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan

yang dinyatakan secara spesifik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

b. Target Return on Sales

Metode ini merupakan metode dimana perusahaan menetapkan tingkat

harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam presentase tertentu

terhadap volume penjualan.

c. Target Return on Investment Pricing

Metode ini merupakan metode yang diterapkan perusahaan dengan

menetapkan besarnya target Return On Investment atau ROI tahunan.

4. Berdasarkan Persaingan

Metode penetapan harga yang digunakan terdiri dari empat macam, yakni:

a. Customary Pricing

Metode penetapan harga yang digunakan untuk produk yang harganya

ditentukan oleh faktor-faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang

terstandarisasi atau faktor persaingan yang lainnya.

b. Above Market Pricing

Metode ini diterapkan perusahaan yang menetapkan harga produk diatas

harga pasar dan biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sudah memiliki

reputasi atau perusahaan yang dapat menghasilkan barang berkualitas atau

yang dapat meningkatkan prestise.

c. At Market Pricing

Penetapan harga dengan metode ini banyak dilakukan oleh perusahaan dan

akan memberikan untung yang lebih jika dipakai pada saat harga dalam

persaingan tinggi.

d. Below Market Pricing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Metode ini dilakukan oleh suatu perusahaan yang didasari pertimbangan

merebut pasar, menghabiskan persediaan atau stok barang lama di gudang,

dan kebutuhan uang tunai dalam waktu yang singkat.

e. Loss Leader Pricing

Penetapan harga dengan menggunakan metode ini biasanya dilakukan

dengan promosi khusus yang menjual suatu produk dengan harga dibawah

biayanya.

f. Sealed Bid Pricing

Metode ini digunakan untuk penjualan yang melibatkan agen pembelian

dimana harga penawaran yang diajukan dalam jangka waktu tertentu yang

kemudian akan diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran

terendah yang memenuhi syarat untuk melakukan kontrak pembelian

(Situmorang, 2012:170).

2.6.4 Indikator Harga

Kotler dan Amstrong (2018:308), terdapat beberapa indikator harga yang

digunakan dalam penelitian, antara lain:

1. Keterjangkauan Harga

Merupakan penetapan harga pada produk yang terdiri dari beberapa jenis

dalam satu merek dengan harga yang murah sampai dengan harga yang mahal

yang ditetapkan oleh penjual sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

2. Harga sesuai kemampuan atau Daya saing harga

Merupakan penawaran harga yang diberikan oleh para penjual yang menjual

produk yang sama dengan harga yang berbeda. Dalam hal ini, konsumen akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

membandingkan harga suatu produk dengan harga produk yang ditawarkan

oleh pesaing sehingga perbandingan harga suatu produk sangat

dipertimbangkan oleh konsumen.

3. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

Merupakan keadaan dimana konsumen akan memperhatilkan harga yang

ditetapkan penjual dengan kualitas dari produk tersebut. Dalam hal ini, harga

yang murah tidak menjadi dasar dari keputusan pembelian seorang konsumen.

Konsumen akan lebih memilih harga yang mahal tetapi dengan kualitas yang

baik karena sebagian konsumen akan beranggapan bahwa diantara harga yang

lebih mahal memiliki kualitas yang lebih baik.

4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat

Merupakan dasar dari pembelian ulang suatu produk. Konsumen akan memilih

produk yang dianggapnya memberikan manfaat yang lebih besar atau sama

dengan harga yang telah ia keluarkan untuk membeli produk tersebut. Jika

konsumen merasa bahwa manfaat yang ia dapatkan kurang sesuai dengan harga

yang ditetapkan maka konsumen akan mempertimbangkan untuk melakukan

pembelian ulang tetapi sebaliknya jika seorang konsumen telah merasakan

manfaat yang ia dapat lebih besar dari yang ia keluarkan maka konsumen akan

melakukan pembelian secara berulang.

2.7 Keputusan Pembelian

Schiffman dan Kanuk (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013) mendefinisikan

keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih.

Seseorang konsumen yang hendak memilih harus memiliki pilihan alternatif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Suatu pilihan tanpa pilihan dapat disebut sebagai “Pilihan Hobson”. Sedangkan

Buchari Alma (2013:96), mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah

sebagai berikut: Keputusan Pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekonomi keuangan, teknologi, politik,

budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan, process.

Sehingga akan membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala

informasi dan mengambil kesimpulan bahwa respons yang muncul pada produk

yang akan dibeli.

Kotler dan Amstrong (2018:175) menyatakan bahwa “Purchase Decision is the

buyer’s decision about which brand to purchase” artinya keputusan pembelian

adalah keputusan membeli suatu merek. Konsumen akan membeli merek yang

paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi setelah melalui tahap

evaluasi alternatif terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua

adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Keputusan pembelian juga

merupakan suatu proses dalam pembelian yang nyata yaitu apakah seorang

konsumen membeli produk tersebut atau tidak. Sebelum keputusan pembelian

suatu produk terjadi, biasanya konsumen akan melalui beberapa tahap, antara lain:

1. Identifikasi Kebutuhan

2. Pencarian Informasi

3. Evaluasi Alternatif

4. Pembelian dan Konsumsi

5. Evaluasi Purnabeli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

2.7.1 Faktor-faktor dalam Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2018:135), menjabarkan beberapa faktor yang

mempengaruhi peilaku konsumen, antara lain:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya, subbudaya dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.

Setiap budaya terbagi menjadi beberapa subbudaya yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik, meliputi

kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta

peran sosial dan status yang mempengaruhi perilaku pembelian.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor pribadi yang meliputi usia

dan siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan

konsep diri serta gaya hidup dan nilai.

4. Faktor Psikologis

Dalam pengambilan keputusan dan keputusan pembelian terdapat empat proses

yang psikologis kunci yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori.

2.7.2 Proses dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

Tjiptono (2014:53), menjabarkan proses pengambilan keputusan konsumen

dapat diklarifikasikan ke dalam tiga tahap utama, antara lain: Tahap Pra-Pembelian,

Tahap Konsumsi, dan Tahap Evaluasi Purnabeli. Tahap Pra-Pembelian mencakup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

semua aktivitas yang terjadi sebelum terjadinya suatu transaksi pembelian. Tahap

ini meliputi tiga proses yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, dan

evaluasi alternatif. Tahap Konsumsi merupakan tahap proses keputusan konsumen

dimana konsumen membeli dan menggunakan suatu produk atau jasa. Selanjutnya,

tahap Evaluasi Purnabeli adalah tahap proses pembuatan keputusan konsumen

sewaktu konsumen menentukan apakah ia telah membuat keputusan pembelian

yang tepat.
Tahap Konsumsi
atau Pembelian Tahap Evaluasi
Tahap Pra-Pembelian
Purnabeli

Identifikasi Pencarian Evaluasi Pembelian Evaluasi


Kebutuhan Informasi Alternatif dan Konsumsi Purnabeli
Sumber: Tjiptono (2014:54)
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Kebutuhan

Pada tahap ini, proses pembelian dimulai ketika pembeli mulai menyadari

adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berasal dari rangsangan

internal ataupun rangsangan eksternal yang dapat disebut sebagai stimulus

yang kemudian akan mendorong pembeli untuk mempertimbangkan

pembelian barang atau jasa tertentu.

2. Pencarian Informasi

Pada tahap ini sebelum konsumen memutuskan tipe produk, merek spesifik,

dan pemasok yang akan dipilih konsumen mulai mempunyai keinginan untuk

mengetahui informasi yang lebih banyak mengenai produk tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

3. Evaluasi Alternatif

Setelah terkumpul berbagai alternatif, konsumen kemudian mengevaluasi dan

menyeleksinya untuk menentukan pilihan akhir. Proses evaluasi dapat secara

sistematis dan dapat pula secara non-sistematis. Evaluasi secara sistematis

yaitu menggunakan serangkaian langkah formal dimana konsumen

menggunakan sejumlah atribut atau dimensi penting sebagai referensi utama,

sedangkan evaluasi secara non-sistematis yaitu memilih secara acak atau

semata-mata menggunakan intuisi.

4. Pembelian dan Konsumsi

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap sejumlah

merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Tahap ini biasanya terlepas dari

pengaruh langsung para pemasar. Pelanggan dapat memilih kapan, dimana, dan

bagaimana mereka menggunakan produk tersebut. Konsumen mungkin juga

membentuk tujuan untuk membeli merek yang paling mereka sukai.

5. Evaluasi Purnabeli

Setelah melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan

mengetahui manfaat dari suatu produk. Jika konsumen merasa puas dengan

produknya maka tindakan yang akan diambil ialah konsumen tersebut akan

melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produk tersebut kepada

orang lain. Tetapi sebaliknya, jika seorang konsumen merasa tidak puas pada

tahap ini maka konsumen akan beralih ke merek lain.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian mengenai iklan, kualitas produk, citra merek dan harga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

terhadap keputusan pembelian telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

ini. Hasil dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Teknik
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis

1. Imantoro, Pengaruh Citra Merek, Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Suharyono Iklan dan Cita Rasa X1:Citra Merek Regresi menunjukkan bahwa Citra
dan Sunarti terhadap Keputusan Linear Merek, Iklan, dan Cita
X2: Iklan
(2018) Pembelian (Survei Berganda Rasa secara secara
terhadap Konsumen X3: Cita Rasa parsial dan simultan
Mi Instan Merek Variabel Terikat berpengaruh signifikan
Indomie di wilayah Um Y: terhadap Keputusan
Al-Hamam Riyadh) Keputusan Pembelian.
Pembelian
2. Negara, Pengaruh Kualitas Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Arifin dan Produk dan Brand X1:Kualitas Deskriptif menunjukkan bahwa
Nuralam Image terhadap Minat Produk dan Kualitas Produk dan Brand
(2018) Beli (Survei pada Analisis Image secara parsial dan
X2: Brand Image
Pembeli di Gerai Regresi simultan berpengaruh
Starbucks di Kota Variabel Terikat Linear signifikan terhadap
Surabaya) Y:Minat Beli Berganda Keputusan Pembelian.
3. Purnomo Pengaruh Kesadaran Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
(2018) Merek dan Citra X 1: Regresi menunjukkan bahwa
Merek terhadap Niat Linear Kesadaran Merek dan
Kesadaran
Beli pada Konsumen Berganda Citra Merek secara parsial
Merek
Herbalife di Surabaya dan simultan berpengaruh
X 2: signifikan terhadap
Citra Merek Keputusan Pembelian
Variabel Terikat Herbalife di Surabaya.
Y:Niat Beli
4. Rommy dan Effect Of Brand Image Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Nur (2018) And Price Perception X 1: Regresi menunjukkan bahwa
On Purchase Decision Linear Brand Image dan Price
Brand Image
Berganda Perception secara parsial
X2 dan simultan berpengaruh
:Price sangat positif dan
Perception signifikan terhadap
Variabel Terikat Keputusan Pembelian.
Y:
Purchase
Decision
5. Dewi, Pengaruh Iklan, Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Hartono dan Kualitas Produk dan X1 Regresi menunjukkan bahwa Iklan,
Istiqomah Citra Merek terhadap Linear Kualitas Produk dan Citra
:Iklan
(2017) Keputusan Pembelian Berganda Merek secara parsial dan
Minuman Probiotik X 2: simultan berpengaruh
Merek Yakult (Studi Kualitas Produk signifikan terhadap
Kasus Pada X 3: Keputusan Pembelian
Konsumen Yakult di Citra Merek Minuman Probiotik Merek
Kampung Botokan Yakult.
Variabel Terikat
Pajang Laweyan
Surakarta) Y:
Keputusan
Pembelian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Lanjutan Tabel 2.1


Teknik
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis
6. Rofiq dan Pengaruh Kualitas Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Hufrom Produk, Harga dan X1:Kualitas Regresi menunjukkan bahwa
( 2017 ) Lokasi terhadap Produk Linear Kualitas Produk dan
Keputusan Pembelian Berganda Harga secara parsial dan
X2:Harga
di Powernoise Store berpengaruh positif
(Studi kasus pada X3:Lokasi terhadap Keputusan
konsumen Powernoise Variabel Terikat Pembelian dan Lokasi
Store Malang) Y:Keputusan secara parsial
Pembelian berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Kualitas Produk, Harga
dan Lokasi secara parsial
dan berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
7. Zulaicha dan Pengaruh Produk dan Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Irawati Harga terhadap X1:Produk Regresi menunjukkan bahwa
(2016) Keptutusan Pembelian Linear variabel bebas yang terdiri
X2:Harga
Konsumen di Morning Berganda dari Produk dan Harga
Bakery Batam Variabel Terikat secara parsial dan
Y:Keputusan simultan berpengaruh
Pembelian sangat positif dan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
8. Fure, Lapian Pengaruh Brand Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
dan Taroreh Image, Kualitas X1:Brand Image Regresi menunjukkan bahwa
(2015) Produk dan Harga Linear variabel bebas yang terdiri
X2:Kualitas
terhadap Keputusan Sederhan dari Brand Image, Kualitas
Produk
Pembelian Konsumen a dan Produk dan Harga secara
di J.CO Manado X3:Harga Analisis simultan berpengaruh
Variabel Terikat Regresi signifikan terhadap
Y:Keputusan Linear Keputusan Pembelian
Pembelian Berganda yang dilakukan konsumen
di J.CO Manado.
Brand Image dan Kualitas
Produk secara parsial
berpengaruh signifikan
sedangkan Harga secara
parsial tidak signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian yang dilakukan
konsumen di J.CO
Manado.
9. Arshaad dan The Impact of Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Aslam Advertisement on X1:Variabel Regresi menunjukkan bahwa
( 2015) Consumer's Purchase variabel Iklan Linear variabel-variabel dalam
Intentions Berganda Iklan secara parsial dan
Variabel Terikat
simultan berpengaruh
Y: Keputusan signifikan terhadap
Pembelian Keputusan Pembelian.
10 Malik, et al. Impact of Brand Image Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
. (2013) and Advertisement on X1:Brand Image Regresi menunjukkan bahwa
Consumer Buying Linear variabel bebas yang terdiri
X2:Iklan
Behavior Berganda dari Brand Image dan
Variabel Terikat Iklan secara parsial dan
Y: Keputusan simultan berpengaruh
Pembelian sangat positif dan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

2.9 Kerangka Konseptual

Kerangka teoritis atau yang sering disebut dengan kerangka konseptual.

Kerangka teoritis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.

Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi

secara logis antar variabel yang dianggap relevan dengan situasi masalah dan

diidentifikasi melalui proses berupa wawancara (interview), pengamatan atau

observasi, dan tinjauan literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam

menyusun sebuah kerangka teoritis (Sekaran dan Bougie, 2017:86). Kerangka

teoritis akan menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikat secara teoritis.

Pengertian dibawah ini memperlihatkan adanya hubungan variabel independent,

yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga dengan variabel dependent yaitu

keputusan pembelian, berikut penjelasannya:

1. Hubungan antara Iklan dengan Keputusan Pembelian.

Iklan merupakan bagian dari promosi. Sangadji dan Sopiah (2013:225)

menyatakan iklan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang

ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu baik perorangan,

kelompok maupun organisasi. Iklan dapat digunakan untuk itu membangun

citra jangka panjang untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan

produk terjual dengan cepat (Kotler dan Armstrong, 2018:439). Salah satu

media promosi yang digunakan yaitu melalui media periklanan. Situmorang

(2012:174) menyatakan periklanan adalah aktivitas yang di desain

menstimulasi permintaan konsumen dan segala bentuk penyajian dan bukan

promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

tertentu. Iklan yang menarik atau tidak menarik akan mempengaruhi

persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Iklan

berfungsi untuk membantu konsumen dalam mengenal, mengingat dan

mengevaluasi suatu produk yang kemudian akan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian suatu produk.

2. Hubungan antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian.

Kualitas produk juga mempengaruhi keputusan pembelian. Kotler dan Keller

(2016:156) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan totalitas dari fitur

dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin tinggi tingkat kualitas produk maka

semakin tinggi kepercayaan dan perasaan puas konsumen terhadap produk

tersebut. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi akan kualitas produk tersebut

maka akan memungkinkan konsumen dalam memilih dan melakukan

keputusan pembelian. Kepuasan atau ketidakpuasan dengan produk akan

mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya.

3. Hubungan antara Citra Merek dengan Keputusan Pembelian.

Selain iklan dan kualitas produk, citra merek juga mempengaruhi keputusan

pembelian. Persepsi suatu merek dapat terbentuk dari informasi atau

pengalaman masa lalu konsumen terhadap suatu merek. Persepsi merek yang

baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan meningkatkan

daya beli konsumen dan menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk

tersebut. Keller (2013:549) menyatakan “Brand Image is consumer

perceptions of and preferences for a brand, measured by the various types of

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

brand associations held in memory” yang berarti Citra Merek merupakan

persepsi dan preferensi konsumen mengenai suatu produk yang dapat diukur

dengan berbagai jenis asosiasi merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen.

Citra merek merupakan serangkaian asosiasi atau persepsi yang ada dalam

benak konsumen terhadap suatu merek. Asosiasi tersebut secara sederhana

dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dapat dikaitkan

dengan suatu merek (Sangadji dan Sopiah, 2013:327). Citra merek sering kali

digunakan dalam melakukan keputusan pembelian, jika citra suatu merek

memiliki citra yang yang baik, maka hal tersebut akan menstimulus atau

mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk. Citra merek

berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap

suatu merek. Citra merek yang kuat dapat memberikan keunggulan suatu

perusahaan yakni menciptakan keunggulan dalam bersaing. Selain itu kesan

yang dibangun suatu produk haruslah bagus dan tertanam dibenak konsumen

karena keputusan untuk melakukan pembelian berulang seringkali didasari

oleh kesan dari citra merek yang meliputi manfaat dan kualitas suatu produk

yang diungkapkan melalui sebuah merek.

4. Hubungan antara Harga dengan Keputusan Pembelian.

Selain ketiga faktor diatas, harga juga merupakan faktor penting yang

mempengaruhi penjualan suatu perusahaan. Kotler dan Armstrong (2018:78)

menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibayar oleh konsumen

untuk mendapatkan suatu produk. Kenaikan harga dapat memberikan kenaikan

dalam mengkontribusi margin per unit. Sebaliknya, penurunan harga juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

dapat menyebabkan penurunan dalam mengkontribusi margin. Bila kenaikan

harga dapat menyebabkan pendapatan meningkat, maka hal ini dapat

menguntungkan perusahaan begitupun sebaliknya, jika penurunan harga hanya

terjadi karena perang harga yang sangat emosional maka hal ini dapat

merugikan perusahaan (Situmorang, 2012:162). Oleh sebab itu, perusahaan

harus menetapkan harga secara tepat untuk menghindari kerugian, dapat

bersaing di pasar dan mendapatkan laba.

Iklan

Kualitas Produk
Keputusan
Pembelian
Citra Merek

Harga
Sumber: Kotler dan Armstrong (2018), Kotler dan Keller (2016), Sangadji dan Sopiah
(2013), Situmorang (2012)

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis Penelitian

Sekaran dan Bougie (2017:94), hipotesis dapat definisikan sebagai

hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua variabel atau lebih yang

ditunjukkan dalam pernyataan yang dapat diuji. Dalam penelitian, hitpotesis berarti

jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam suatu penelitian dimana

rumusan masalah tersebut dapat berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel

atau lebih, perbandingan maupun variabel mandiri (Sugiyono. 2017:84). Dengan

menguji hipotesis dan menegaskan hubungan yang diperkirakan diharapkan dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Berdasarkan rumusan

masalah dan kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan

hipotesis sementara sebagai berikut:

1. Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

5. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang menghubungkan dua

variabel atau lebih (Situmorang, 2017:17). Dalam penelitian ini terdapat empat

variabel yaitu Iklan (X1), Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4)

terhadap Keputusan Pembelian (Y) minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara, yang bertempat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah Medan. Waktu

penelitian dilakukan dari bulan Febuari 2019 sampai dengan bulan Maret 2019.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasionalisasi adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan

ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Batasan operasionalisasi

dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang:

1. Variabel Independent atau Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel lain (Sanusi, 2016:50). Pada penelitian ini variabel bebas, yakni:

a. Iklan (X1)

b. Kualitas Produk (X2)

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49

c. Citra Merek (X3)

d. Harga (X4)

2. Variabel Dependent atau Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:4). Pada penelitian ini variabel

terikat, yakni: Keputusan Pembelian (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam

elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan

dioperasional ke dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi variabel independent dan variabel dependent.

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Skala
Iklan adalah bentuk promosi 1. Perhatian (Attention)
Iklan untuk memperkenalkan dan 2. Ketertarikan (Interest) Skala
1. mempengaruhi keputusan 3. Keinginan (Desire)
(X1) Likert
pembelian minuman Coca-Cola
4. Tindakan (Action)

Kualitas Produk adalah 1. Kinerja (Performance


karakteristik atau ciri khas Quality)
Kualitas minuman Coca-Cola yang 2. Ketahanan (Durability)
Produk tergantung pada 3. Estetika (Esthetics) Skala
2.
kemampuannya memberikan Likert
(X2) kinerja yang sesuai untuk 4. Kualitas yang
dipersepsikan (Perceived
memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Quality)

Citra Merek adalah persepsi dan 1. Pengakuan (Recognition)


Citra kepercayaan yang melekat pada 2. Reputasi (Reputation)
seorang konsumen terhadap Skala
3. Merek 3. Afinitas (Affinity)
( X3 ) minuman Coca-Cola. Likert
4. Loyalitas Merek (Brand
Loyalty)
Harga adalah satuan moneter 1. Keterjangkauan Harga
atau ukuran lainnya yang 2. Harga sesuai kemampuan
ditukarkan konsumen agar atau daya saing harga
Harga memperoleh minuman Coca- Skala
4. 3. Kesesuaian Harga dengan
( X4 ) Cola. Kualitas Produk
Likert
4. Kesesuaian Harga dengan
Manfaat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Lanjutan Tabel 3.1


No. Variabel Definisi Indikator Skala
Keputusan Pembelian adalah 1. Identifikasi Kebutuhan
Keputusan keputusan dimana konsumen 2. Pencarian informasi Skala
5. Pembelian telah yakin untuk membeli
(Y) 3. Evaluasi alternatif Likert
minuman Coca-Cola.
4. Pembelian dan Konsumsi

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Skala Likert atau sering disebut Summated Scale (Skala yang dijumlahkan) pada

dasarnya adalah Ordinal (Ghozali, 2016:4). Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Situmorang, 2018:6). Dalam penelitian, fenomena ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya dapat disebut sebagai

variabel penelitian. Pada penelitian ini responden akan memilih salah satu dari

jawaban yan tersedia, kemudian masing-masing diberi skor tertentu. Kemudian

total skor dihitung dan ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria

pengukuran untuk variabel X dan Y, antara lain:

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-Ragu (RG) / Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Situmorang (2018:6)

3.6 Populasi dan Sampel

Sanusi (2016:87), Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang

menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

kesimpulan. Jadi, kumpulan elemen itu menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri

tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu. Peneliti biasanya melakukan

seleksi terhadap bagian dari elemen-elemen populasi dengan harapan hasil seleksi

teersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada, Elemen adalah subjek

dimana pengukuran itu dilakukan dan bagian dari elemen-elemen populasi yang

terpilih disebut sampel. Situmorang (2017:125) menyatakan sampel adalah proses

pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga

individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada

mana orang itu dipilih. Sampel juga merupakan suatu bagian dari populasi yang

akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

Tabel 3.3
Populasi Penelitian

No Stambuk Jumlah (Mahasiswa/i)

1. 2015 174
2. 2016 194
3. 2017 195
4. 2018 249
5. Total 812
6. Rata-Rata Populasi 203

Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, antara lain:

1. Mengenal minuman Coca-Cola.

2. Pernah membeli minuman Coca-Cola sebanyak 3 kali.

3. Merupakan mahasiswa/i stambuk 2015-2018 jurusan S1-Manajemen yang

masih aktif kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, maka Slovin dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Sevila (dalam Situmorang, 2017) menyatakan ukuran sampel dari suatu populasi

dengan rumus sebagai berikut:

N
n=
1 + 𝑁𝑒 2

Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Batas Kesalahan sebesar 5% atau 0,05

Maka sampel peneliti adalah, sebagai berikut:

203
n=
1 + 203(0,05)2

n = 134,65 dibulatkan = 135 sampel

Tabel 3.4
Sampel Penelitian
No Stambuk Total Sampel Persentase (%) Sampel
1. 2015 25 33 Mahasiswa
2. 2016 135 25 33 Mahasiswa
3. 2017 Mahasiswa 25 34 Mahasiswa
4. 2018 25 35 Mahasiswa

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti

adalah teknik non-probability sampling. Non-Probability Sampling adalah teknik

pengambilam sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi anggota

populasi untuk dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2017:65). Dalam pengambilan

sampel dengan teknik non-probability sampling, peneliti menggunakan metode

accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel yang kebetulan bertemu dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

peneliti yang kemudian dijadikan sampel dapat disebut juga dengan teknik

pengambilan sampel “asal ambil atau asal pilih” (Situmorang, 2017:142).

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Data Primer (Primary Data) yaitu data yang data yang dikumpulkan sendiri

oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan

untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview dan

observasi (Situmorang, 2017:24). Data primer dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dengan cara memyebarkan kuesioner yang berisikan

pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian dan

melakukan wawancara kepada mahasiswa/i S1-Manajemen yang terpilih di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh

studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain

(Situmorang, 2017:24). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

peneliti dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian berupa buku,

internet, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner

Dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi konsumen yang terpilih

sebagai responden dalam penelitian ini. Kuesioner yang disebarkan berkaitan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

dengan indikator-indikator variabel dalam penelitian ini.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara dilakukan secara langsung kepada responden yang terpilih untuk

mendapatkan informasi yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data – data yang relevan dari buku,

internet, jurnal yang mendukung penelitian ini.

3.9 Uji Validitas

Situmorang (2018:75), menyatakan validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin

mengukur kuesioner didalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang

disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Ghozali (2016:52),

menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kriteria penentuan validitas pada pertanyaan atau pernyataan suatu

kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Apabila rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation

dengan aplikasi SPSS > rtabel (pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut valid.

2. Apabila rhitung ≤ rtabel (pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item

kuesioner tersebut tidak valid.

Uji Validitas dilakukan pada 30 orang diluar sampel di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden penelitian. Nilai rtabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka angka yang diperoleh peneliti

adalah 0,361.

Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Total Alpha if Item Keterangan
Item Deleted if Item Deleted
Correlation Deleted
X1_1 73.50 118.534 .568 .916 Valid
X1_2 73.67 117.126 .483 .917 Valid
X1_3 73.80 116.097 .601 .915 Valid
X1_4 74.03 116.447 .561 .916 Valid
X2_1 74.53 103.292 .808 .909 Valid
X2_2 73.87 118.395 .442 .918 Valid
X2_3 74.07 118.202 .406 .919 Valid
X2_4 73.43 115.978 .466 .918 Valid
X3_1 73.33 117.264 .550 .916 Valid
X3_2 73.77 113.702 .589 .915 Valid
X3_3 74.23 113.909 .562 .916 Valid
X3_4 74.43 112.047 .598 .915 Valid
X4_1 73.87 115.568 .630 .915 Valid
X4_2 73.90 114.093 .660 .914 Valid
X4_3 74.23 115.564 .526 .916 Valid
X4_4 73.90 116.852 .490 .917 Valid
Y_1 74.43 110.737 .559 .917 Valid
Y_2 74.47 108.809 .762 .911 Valid
Y_3 74.27 111.168 .675 .913 Valid
Y_4 74.37 106.861 .690 .913 Valid
Sumber: Lampiran 2

3.10 Uji Reliabilitas


Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dipakai dua kali yaitu untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang

diperoleh relatif konsisten, maka alat tersebut dinyatakan reliabel. Reliabilitas

menyangkut ketepatan alat ukur (Situmorang, 2018:79). Para ahli sepakat

menyatakan koefisien alpha 0,70 diperlukan untuk sebuah skala yang sudah mapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

dan dianggap stabil, sedangkan 0,60 sudah cukup memadai untuk skala dalam tahap

pengembangan (Situmorang, 2017:113). Untuk melihat reliabilitas instrument

dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha pada aplikasi SPSS. Butir pertanyaan

yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60 maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.

Hasil Uji Reliabilitas yang pada 30 orang diluar sampel dan dilakukan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 20
Sumber: Lampiran 2

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach`s Alpha sebesar

0,919 yang berarti nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa

seluruh butir pertanyaan maupun pernyataan dinyatakan reliabel dan dapat

disebarkan kepada responden penelitian.

3.11 Teknik Analisa Data

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis data dimana data

tersebut telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian

diinterprestasikan sehingga dapat memperoleh informasi dan gambaran yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

lebih jelas mengenai masalah yang dihadapi. Analisis deskriptif mencari

bilangan yang dapat mewakili grup seperti Mean, Median dan Mode dimana

Mean berarti nilai rata-rata, Mode berarti nilai yang paling banyak muncul dan

Median artinya nilai tengah (Situmorang, 2017:173). Untuk mengevaluasi

pernyataan responden terhadap suatu pernyataan atau terhadap keseluruhan

variabel maka akan menggunakan kriteria dengan interval sebesar ((5-1)/5) = 0,8.

Tabel 3.7
Kriteria Evaluasi Pernyataan/Variabel
No Kriteria Keterangan
1. 1,0 – 1,7 Sangat Tidak Setuju
2. 1,8-2,5 Tidak Setuju
3. 2,6-3,3 Kurang Setuju
4. 3,4-4,1 Setuju
5. 4,2-5,0 Sangat Setuju

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda merupakan perluasan dari analisis linear

sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu

menjadi dua atau lebih variabel bebas (Sanusi, 2016:134). Analisis regresi berganda

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Iklan (X1), Kualitas Produk

(X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Berikut

persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini:

Y = β0 + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + ɛ

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

β0 = Konstanta

β 1-4 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

X1 = Iklan

X2 = Kualitas Produk

X3 = Citra Merek

X4 = Harga

ɛ = Kesalahan pengganggu (disturbance error)

3.12 Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan analisis regresi berganda, agar mendapatkan perkiraan

yang tidak bias maka peneliti melakukan uji asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik

terdapat beberapa uji, antara lain:

3.12.1 Uji Normalitas

Ghozali (2016:154) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Terdapat dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik, berikut penjelasannya:

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya

dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk

jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati

secara visual akan tampak normal, padahal secara statistik dapat sebaliknya.

Oleh karena itu dianjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik dengan

menggunakan uji non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S

dapat dilakukan dengan menggunakan hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

3.12.2 Uji Multikolonieritas

Ghozali (2016:103) menyatakan bahwa uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independent atau bebas. Model regresi yang baik seharusnnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independent. Jika variabel independent saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal dimana variabel ortogonal

adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent

sama dengan nol. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat

dari nilai Tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini

menunjukan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel

independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

menjadi variabel dependent atau terikat dan diregres terhadap variabel

independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai

Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Model regresi yang menunjukkan adanya multikoloniearitas di antara variabel

independent jika memiliki nilai Tolerance ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, sedangkan

model regresi yang bebas dari multikolonieritas ditandai dengan model regresi

yang memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 atau nilai VIF ≤ 10. Gujarati dan Porter

(2009:340), menyatakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat

dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman dari

suatu model regresi yang bebas multikolinieritas jika angka Tolerance mendekati

1 yang berarti tidak adanya kolinearitas dengan model regresi lainnya, sebaliknya

jika angka Tolerance mendekati angka 0 maka semakin besar kolinearitas suatu

variabel dengan regresi lainnya. Jika nilai VIF ≤ 10 atau Tolerance ≥ 0,1, maka

tidak terjadi gejala multikolinieritas.

3.12.3 Uji Heterokedastisitas

Ghozali (2016:134) menyatakan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model

regresi yang homokedestisitas atau tidak terjadi heteroskedestisitas. Untuk

mengetahui apakah suatu model regresi terjadi heteroskedastisitas atau tidak maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

dapat diuji dengan Uji Glesjer. Pada Uji Glesjer jika variabel independent

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent nilai Absolut (AbsUt),

maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas tetapi jika variabel independent tidak

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent nilai Absolut (AbsUt)

dengan probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka model

regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2016:138).

3.13 Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali (2016:95) menyatakan koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi

variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependent.

Apabila determinasi (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka dapat

dikatakan bahwa kemampuan model dalam menerangkan variabel independent

terhadap variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan

tidak kuat untuk menerangkan variabel independent terhadap variabel dependent

dan bila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan model dalam

menerangkan variabel independent terhadap variabel dependent adalah besar. Hal

ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel

independent terhadap variabel dependent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

3.14 Uji Hipotesis

Jika model regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat uji asumsi klasik

maka selanjutnya akan dilakukan analisis melalui pengujian hipotesis, antara lain:

3.14.1 Pengujian secara Simultan (Uji F)

Uji F dikenal dengan uji simultan atau serempak, yaitu untuk menguji

bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara bersamaan terhadap

variabel terikatnya. Maka model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain:

1. H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0, semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,

Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan

Pembelian.

2. Ha: Minimal satu βi ≠ 0, semua variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) yaitu Iklan,

Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan

Pembelian.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% atau Sig F ≥ α

b. Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% atau Sig F < α

3.14.2 Pengujian secara Parsial (Uji-t)

Uji-t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

terikatnya. Maka model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. H0: βi ≤ 0, artinya semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,

Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara parsial tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.

2. Ha: βi > 0, artinya semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,

Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.

Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:

a. H0 diterima jika thitung ≤ ttabel pada α = 5% atau Sig. t ≥ α

b. Ha ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5% atau Sig. t < α

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Minuman Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886

oleh John Styth Pemberton yaitu seorang apoteker dari Atlanta, Georgia, Amerika

Serikat. John merupakan orang yang pertama kali mencampur sirup yang memiliki

rasa dengan air yang berkarbonasi dan dinilai sangat enak oleh orang-orang yang

mencicipinya. Frank M. Robinson yang merupakan sahabat sekaligus akuntan John

menyarankan nama Coca-Cola sebagai trademark untuk minuman tersebut,

Robinson berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan.

Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer

Script, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia yang sering kita lihat sekarang.

Gambar 4.1
Logo Perusahaan

Dalam rentang waktu 3 tahun, antara tahun 1888 sampai dengan tahun 1891,

seorang pengusaha Atlanta bernama Asa Griggs Candler membeli hak bisnis

minuman itu seharga $2,300. Candler lah yang menjadi pemimpin pertama Coca

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65

Cola, dan orang pertama yang membawa visi ke dalam merk dan perjalanan bisnis

Coca Cola. Dalam menciptakan perhatian konsumen Candler mengeluarkan

berbagai macam benda-benda cenderamata berlogo Coca-Cola yang kemudian

dibagi ke lokasi-lokasi penjualan yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang

inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta

serangkaian cenderamata untuk memasyarakatkan nama Coca-Cola dalam

mendorong penjualan.

Di Indonesia Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927,

ketika Netherland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia

Belanda) membotolkan minuman tersebut untuk pertama kalinya yang bertempat

di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1945 pabrik tersebut beroperasi di bawah nama The

Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan status perusahaan nasional. Pada tahun

1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal didirikannya pabrik pembotolan

modern pertama di Indonesia dengan nama baru yakni PT. The Jaya Beverages

Bottling Company.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi The Coca-Cola Company

Visi perusahaan dengan membentuk kerangka kerja roadmap dan memandu

setiap aspek dari bisnis dengan menjelaskan target yang perlu dicapai untuk

terus meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkualitas. Untuk dapat

terus berkembang sebagai bisnis selama sepuluh tahun ke depan dan seterusnya,

The Coca-Cola Company harus melihat ke depan, memahami berbagai tren dan

faktor yang akan membentuk bisnis kami di masa depan serta bergerak cepat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

untuk mempersiapkan diri demi menghadapi tantangan yang akan dating hal

ini merupakan visi 2020 dari The Coca-Cola Company. Selain itu visi

perusahaan dapat dilihat beberapa aspek, antara lain:

a. Sumber Daya Manusia

Menjadi tempat kerja yang baik dimana orang dapat terinspirasi untuk

memenuhi potensi mereka.

b. Portofolio

Menghadirkan portofolio merek minuman berkualitas yang mampu

mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan orang ke

seluruh dunia.

c. Mitra

Menjaga jaringan pelanggan dan pemasok yang unggul, bersama

menciptakan nilai bersama yang mampu bertahan lama.

d. Warga Negara

Menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang membuat

perbedaan dengan membantu membangun dan mendukung masyarakat

yang berkelanjutan.

e. Keuntungan

Memaksimalkan pengembalian jangka panjang kepada pemilik saham

dengan memperhatikan tanggung jawab secara keseluruhan.

f. Produktivitas

Menjadi organisasi yang sangat efektif, terstruktur, dan bergerak cepat.

2. Misi The Coca-Cola Company

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

The Coca-Cola Company memiliki roadmap yang dimulai dengan misi

untuk terus bertahan. Misi ini menegaskan tujuan The Coca-Cola Company

sebagai sebuah perusahaan dan memiliki fungsi sebagai standar yang

menjadi tolok ukur seluruh tindakan dan keputusan perusahaan. Selain misi

untuk terus bertahan, The Coca-Cola Company memiliki beberapa misi

lainnya, antara lain:

a. Untuk menyegarkan dunia.

b. Untuk menginspirasi momen penuh optimisme dan kebahagiaan.

c. Untuk menciptakan nilai dan membuat perbedaan.

4.1.3 Produk yang dihasilkan Perusahaan

Gambar 4.2
Produk Minuman Coca-Cola

Minuman Coca-Cola mengeluarkan beberapa jenis produk seperti:

1. New Coke

2. Diet Coke Coca-Cola C2

3. Coca-Cola Zero

4. Cherry Coke

5. Vanilla Coke

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

6. Coca-Cola with Lime

7. Raspberry Coke

Di Indonesia, minuman Coca-Cola yang diproduksi oleh PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia terdapat tiga versi, antara lain:

1. Coca-Cola

2. Diet Coke

3. Coca-Cola Zero

Gambar 4.3
Produk Minuman Coca-Cola di Indonesia

4.2 Teknik Analisa Data

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ialah untuk merumuskan dan

menginterprestasikan hasil penelitian yang terdiri dari identitas responden dan

deskriptif variabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang dibagikan kepada 135 responden, dimana responden yang

menjawab kuesioner ini adalah mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara jurusan S1 Manajemen stambuk 2015-2018. Kuesioner

penelitian ini terdapat 20 butir pernyataan yang terdiri dari 4 butir pernyataan untuk

variabel bebas (X1) yaitu iklan, 4 butir pernyataan untuk variabel bebas (X 2) yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

kualitas produk, 4 butir pernyataan untuk variabel bebas (X3) yaitu citra merek dan

4 butir pernyataan untuk variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden

Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang

terdiri dari jenis kelamin dan stambuk. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara

jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian variabel.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Laki-Laki 80 59.3 59.3 59.3

Valid Perempuan 55 40.7 40.7 100.0

Total 135 100.0 100.0


Sumber: Lampiran 3

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang memenuhi kriteria

penelitian berjumlah 135 responden. Responden dengan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 80 responden dengan persentase sebesar 59,3%, sementara

responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 55 responden dengan

persentase 40,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan jenis

kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan responden perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden stambuk 2015 yang membeli

minuman Coca-Cola sebanyak 33 orang dengan persentase 24,4%, kemudian

responden stambuk 2016 yang membeli minuman Coca-Cola sebanyak 33 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

dengan persentase 24,4%, selanjutnya responden stambuk 2017 yang membeli

minuman Coca-Cola sebanyak 34 orang dengan persentase 25,2% dan responden

stambuk 2018 yang membeli minuman Coca-Cola sebanyak 35 orang dengan

persentase 25,9%.

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk
Stambuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
2015 33 24.4 24.4 24.4
2016 33 24.4 24.4 48.9

Valid 2017 34 25.2 25.2 74.1


2018 35 25.9 25.9 100.0

Total 135 100.0 100.0


Sumber: Lampiran 3

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel

1. Distribusi Frekuensi Variabel Iklan (X1)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban

responden terhadap variabel iklan (X1) dapat dideskripsikan pada Tabel 4.3

berikut ini:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Iklan (X1)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Menarik perhatian
1 0.7 7 5.2 23 17 42 31.1 62 45.9 4.2 SS
konsumen
Membuat konsumen
tertarik 4 3 6 4.4 36 26.7 42 31.1 47 34.8 3.9 S
mengonsumsinya
Membuat konsumen
2 1.5 8 5.9 25 18.5 54 40 46 34.1 4.0 S
ingin mencobanya
Mempengaruhi
3 2.2 12 8.9 20 14.8 41 30.4 59 43.7 4.0 S
tindakan pembelian
Sumber: Lampiran 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Keterangan:

a. Untuk pernyataan pertama, yaitu: “Iklan minuman Coca-Cola menjadi

sponsor utama dalam acara-acara besar seperti piala dunia dapat menarik

perhatian konsumen” menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat

1 (0.7%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS

sebanyak 7 (5.2%), responden yang menjawab KS sebanyak 23 (17%),

responden yang menjawab S sebanyak 42 (31.1%) dan responden yang

menjawab SS sebanyak 62 (45.9%). Dengan nilai rata-rata 4.2. Hasil

ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai sangat setuju iklan

minuman Coca-Cola menjadi sponsor utama dalam acara-acara besar

seperti piala dunia dan sudah menjadi sponsor resmi sejak tahun 1978

hingga 2018. Pada tahun 2018 Coca-Cola bekerjasama dengan boyband

grup yaitu BTS untuk menjadi model iklan untuk mempromosikan

minuman Coca-Cola di acara piala dunia 2018 di Rusia, hal tersebut

menarik banyak perhatian konsumen baik masyarakat awam hingga

pencinta artis Korea.

b. Untuk pernyataan kedua, yaitu: “Iklan minuman Coca-Cola yang kreatif

membuat konsumen tertarik untuk mengonsumsinya” menunujukkan

bahwa dari 135 responden terdapat 4 (3%) responden menjawab STS,

responden yang menjawab TS sebanyak 6 (4.4%), responden yang

menjawab KS sebanyak 36 (26.7%), responden yang menjawab S

sebanyak 42 (31.1%) dan responden yang menjawab SS sebanyak 47

(34.8%). Dengan nilai rata-rata 3.9. Hasil diatas menunjukkan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

responden menilai setuju iklan minuman Coca-Cola yang kreatif

membuat konsumen tertarik untuk mengonsumsinya seperti iklannya pada

tahun 2012 yang bertemakan “Catch” yang menceritakan para beruang

kutub yang memperebutkan minuman Coca-Cola.

c. Untuk pernyataan ketiga, yaitu: “Iklan minuman Coca-Cola yang

menyegarkan membuat konsumen berkeinginan untuk mencobanya”

menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 2 (1.5%) responden

menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 8 (5.9%),

responden yang menjawab KS sebanyak 25 (18.5%), responden yang

menjawab S sebanyak 54 (40%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 46 (34.1%). Dengan nilai rata-rata 4.0. Hasil diatas

menunjukkan bahwa responden menilai setuju iklan minuman Coca-

Cola yang menyegarkan membuat konsumen berkeinginan untuk

mencobanya, seperti iklan yang ditujukkan untuk edisi ramadhan dimana

minuman Coca-Cola terasa sangat menyegarkan dan membuat konsumen

ingin mencobanya terutama saat berkumpul keluarga.

d. Untuk pernyataan keempat, yaitu: “Ketika cuaca panas, iklan minuman

Coca-Cola mempengaruhi tindakan pembelian minuman Coca-Cola”

menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 3 (2.2%) responden

menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 12 (8.9%),

responden yang menjawab KS sebanyak 20 (14.8%), responden yang

menjawab S sebanyak 41 (30.4%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 59 (43.7%). Dengan nilai rata-rata 4.0. Hasil diatas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

menunjukkan bahwa responden menilai setuju Ketika cuaca panas,

iklan minuman Coca-Cola mempengaruhi tindakan pembelian minuman

Coca-Cola. Iklan minuman Coca-Cola tersebut seperti iklan yang

bertemakan happy hour dimana ketika cuaca panas, seorang pria yang

selesai berolahraga dan berkeringat mengonsumsi minuman Coca-

Cola dengan cepat, iklan ini dapat menarik konsumen untuk

melakukan tindakan pembelian.

2. Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban

responden terhadap variabel kualitas produk (X2) dapat dideskripsikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Melegakan
1 0.7 10 7.4 47 34.8 47 34.8 30 22.2 3.7 S
dahaga
Memilliki rasa
6 4.4 11 8.1 51 37.8 41 30.4 26 19.3 3.5 S
yang unik
Bertahan pada
suhu ruangan
15 11.1 26 19.3 52 38.5 32 23.7 10 7.4 3.0 KS
dalam waktu yang
lama
Memiliki kemasan
yang mudah 4 3 4 3 35 25.9 53 39.3 39 28.9 3.9 S
dikenali
Sumber: Lampiran 4

Keterangan:

a. Untuk pernyataan pertama, yaitu: “Minuman Coca-Cola dapat melegakan

dahaga” menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 1 (0.7%)

responden menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 10

(7.4%), responden yang menjawab KS sebanyak 47 (34.8%), responden yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

menjawab S sebanyak 47 (34.8%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 30 (22.2%). Dengan nilai rata-rata 3.7. Hasil diatas menunjukkan

bahwa responden menilai setuju minuman Coca-Cola dapat melegakan

dahaga setelah mengonsumsinya.

b. Untuk pernyataan kedua yaitu “Minuman Coca-Cola memiliki rasa yang

unik dibandingkan dengan produk minuman lainnya” menunujukkan bahwa

dari 135 responden terdapat 6 (4.4%) responden menjawab STS, responden

yang menjawab TS sebanyak 11 (8.1%), responden yang menjawab KS

sebanyak 51 (37.87%), responden yang menjawab S sebanyak 41 (30.4%)

dan responden yang menjawab SS sebanyak 26 (19.3%). Dengan nilai rata-

rata 3.5. Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai setuju minuman

Coca-Cola memiliki rasa yang unik dibandingkan dengan produk minuman

lainnya karena minuman Coca-Cola memiliki banyak rasa seperti rasa

Cherry, Mango, Peach, dsb.

c. Untuk pernyataan ketiga yaitu “Minuman Coca-Cola dapat bertahan pada

suhu ruangan dalam waktu yang lama” menunujukkan bahwa dari 135

responden terdapat 15 (11.1%) responden menjawab STS, responden yang

menjawab TS sebanyak 26 (19.3%), responden yang menjawab KS sebanyak

52 (38.5%), responden yang menjawab S sebanyak 32 (23.7%) dan

responden yang menjawab SS sebanyak 10 (7.4%). Dengan nilai rata-rata 3.0.

Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai kurang setuju minuman

Coca-Cola dapat bertahan pada suhu ruangan dalam waktu yang lama karena

masih banyak penjual minuman Coca Cola yang menyimpan minuman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Coca-Cola tidak sesuai dengan anjuran seperti meletakkannya di tempat yang

langsung terkena sinar matahari ataupun suhu ruangan yang panas.

d. Untuk pernyataan keempat yaitu “Minuman Coca-Cola memiliki kemasan

yang mudah dikenali konsumen” menunujukkan bahwa dari 135 responden

terdapat 4 (3%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS

sebanyak 4 (3%), responden yang menjawab N sebanyak 35 (25.9%),

responden yang menjawab S sebanyak 53 (39.3%) dan responden yang

menjawab SS sebanyak 39 (28.9%). Dengan nilai rata-rata 3.9. Hasil diatas

menunjukkan bahwa responden menilai setuju memiliki kemasan yang

mudah dikenali konsumen yang identik dengan warna merah pada minuman

Coca-Cola yang mudah dikenali konsumen

3. Distribusi Frekuensi Variabel Citra Merek (X3)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban

responden terhadap variabel citra merek (X3) dapat dideskripsikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Citra Merek (X3)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Mudah
3 2.2 2 1.5 8 5.9 35 25.9 87 64.4 4.5 SS
dikenali
Memiliki
reputasi yang 5 3.7 12 8.9 40 29.6 36 26.7 42 31.1 3.7 S
baik
Menyegarkan
8 5.9 23 17 44 32.6 42 31.1 18 13.3 3.3 KS
tubuh
Tetap memilih 24 17.8 24 17.8 55 40.7 21 15.6 11 8.1 2.8 KS
Sumber: Lampiran 4

Keterangan:

a. Untuk pernyataan pertama, yaitu: “Minuman Coca-Cola merupakan merek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

yang mudah dikenali” menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 3

(2.2%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak

2 (1.5%), responden yang menjawab KS sebanyak 8 (5.9%), responden yang

menjawab S sebanyak 35 (25.9%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 87 (64.4%). Dengan nilai rata-rata 4.5. Hasil diatas menunjukkan

bahwa responden menilai sangat setuju minuman Coca-Cola merupakan

merek yang mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.

b. Untuk pernyataan kedua, yaitu: “Merek minuman Coca-Cola memiliki

reputasi yang baik” menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 5

(3.7%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS

sebanyak 12 (8.9%), responden yang menjawab KS sebanyak 40

(29.6%), responden yang menjawab S sebanyak 36 (26.7%) dan

responden yang menjawab SS sebanyak 42 (31.1%). Dengan nilai rata-

rata 3.7. Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai setuju

minuman Coca-Cola memiliki reputasi yang baik.

c. Untuk pernyataan ketiga, yaitu: Merek minuman Coca-Cola dapat

menyegarkan tubuh menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 8

(5.9%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak

23 (17%), responden yang menjawab KS sebanyak 44 (32.6%), responden

yang menjawab S sebanyak 42 (31.1%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 18 (13.3%). Dengan nilai rata-rata sebesar 3.3. Hasil diatas

menunjukkan bahwa responden menilai kurang setuju Merek minuman

Coca-Cola dapat menyegarkan tubuh karena responden menyatakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

minuman Coca-Cola memiliki kadar gula yang tinggi yang akan membuat

konsumen merasa haus setelah selesai mengonsumsinya.

d. Untuk pernyataan keempat yaitu Saya tetap memilih minuman Coca-Cola

menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 24 (17.8%) responden

menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 24 (17.8%),

responden yang menjawab KS sebanyak 55 (40.7%), responden yang

menjawab S sebanyak 21 (15.6%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 11 (8.1%). Dengan nilai rata-rata 2.8. Hasil diatas menunjukkan

bahwa responden menilai kurang setuju Saya tetap memilih minuman Coca-

Cola dikarenakan beberapa faktor salah satunya menyangkut kesehatan

konsumen dengan adanya kadar gula yang tinggi akan menyebabkan

penyakit diabetes, obesitas maupun penyakit jantung.

4. Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X 4)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban

responden terhadap variabel harga (X4) dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X4)

STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %

Harga
7 5.2 21 15.6 43 31.9 40 29.6 24 17.8 3.3 KS
terjangkau

Sesuai dengan
6 4.4 10 7.4 41 30.4 49 36.3 29 36.3 3.6 S
kualitas

Sesuai dengan
7 5.2 18 13.3 49 36.3 38 28.1 23 21.5 3.3 KS
manfaat

Harga bersaing 2 1.5 2 1.5 9 6.7 44 32.6 78 57.8 4.4 SS


Sumber: Lampiran 4

Keterangan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

a. Untuk pernyataan pertama yaitu Harga minuman Coca-Cola terjangkau

menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 7 (5.2%) responden

menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 21 (15.6%),

responden yang menjawab KS sebanyak 43 (31.9%), responden yang

menjawab S sebanyak 40 (29.6%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 24 (17.8%). Dengan nilai rata-rata 3.3. Hasil diatas

menunjukkan bahwa responden menilai kurang setuju harga minuman

Coca-Cola terjangkau karena dianggap lebih mahal dibandingkan

minuman lainnya.

b. Untuk pernyataan kedua yaitu Harga minuman Coca-Cola sesuai dengan

kualitas menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat 6 (4.4%)

responden menjawab STS, responden yang menjawab TS sebanyak 10

(7.4%), responden yang menjawab KS sebanyak 41 (30.4%), responden

yang menjawab S sebanyak 49 (36.3%) dan responden yang menjawab SS

sebanyak 29 (21.5%). Dengan nilai rata-rata 3.6. Hasil diatas

menunjukkan bahwa responden menilai setuju harga minuman Coca-Cola

yang lebih mahal memiliki kualitas yang sesuai.

c. Untuk pernyataan ketiga yaitu Harga yang ditawarkan minuman Coca-

Cola sesuai dengan manfaat menunujukkan bahwa dari 135 responden

terdapat 7 (5.2%) responden menjawab STS, responden yang menjawab

TS sebanyak 18 (13.3%), responden yang menjawab KS sebanyak 49

(36.3%), responden yang menjawab S sebanyak 38 (28.1%) dan

responden yang menjawab SS sebanyak 23 (17%). Dengan nilai rata-rata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

3.3. Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai

kurang setuju harga yang ditawarkan minuman Coca-Cola sesuai dengan

manfaat terutama untuk tubuh.

d. Untuk pernyataan keempat yaitu Harga minuman Coca-Cola bersaing

dengan merek lainnya menunujukkan bahwa dari 135 responden terdapat

2 (1.5%) responden menjawab STS, responden yang menjawab TS

sebanyak 2 (1.5%), responden yang menjawab KS sebanyak 9 (6.7%),

responden yang menjawab S sebanyak 44 (32.6%) dan responden yang

menjawab SS sebanyak 78 (57.8%). Dengan nilai rata-rata 4.4. Hasil

diatas menunjukkan bahwa responden menilai sangat setuju dengan

mereknya yang sudah kuat dan mendunia sehingga penetapan harga

minuman Coca-Cola bersaing dengan merek lainnya.

5. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban

responden terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dapat dideskripsikan

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Membutuhkan
minuman Coca- 24 17.8 30 22.2 39 28.9 26 19.3 16 11.9 2.9 KS
Cola
Menyehatkan
22 16.3 31 23 46 34.1 21 15.6 15 11.1 2.8 KS
tubuh
Memilih setelah
membandingkan 21 15.6 23 17 51 37.8 24 17.8 16 11.9 2.9 KS
dengan merek lain
Yakin membeli 17 12.6 18 13.3 41 30.4 41 30.4 18 13.3 3.2 KS
Sumber: Lampiran 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Keterangan:

a. Untuk pernyataan pertama yaitu Ketika cuaca panas, saya membutuhkan

Minuman Coca-Cola untuk menyegarkan tubuh menunujukkan bahwa

dari 135 responden terdapat 24 (17.8%) responden menjawab STS,

responden yang menjawab TS sebanyak 30 (22.2%), responden yang

menjawab KS sebanyak 39 (28.9%), responden yang menjawab S

sebanyak 26 (19.3%) dan responden yang menjawab SS sebanyak 16

(11.9%). Dengan nilai rata-rata 2.9. Hasil diatas menunjukkan bahwa

responden menilai kurang setuju karena responden menganggap bahwa

ketika cuaca panas responden akan lebih membutuhkan air mineral

dibandingkan dengan minuman Coca-Cola.

b. Untuk pernyataan kedua yaitu Saya membeli Minuman Coca-Cola karena

dapat menyehatkan tubuh menunjukkan bahwa dari 135 responden

terdapat 22 (16.3%) responden menjawab STS, responden yang

menjawab TS sebanyak 31 (23%), responden yang menjawab KS

sebanyak 46 (34.1%), responden yang menjawab S sebanyak 21 (15.6%)

dan responden yang menjawab SS sebanyak 15 (11.1%). Dengan nilai

rata-rata 2.8. Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai kurang

setuju karena responden beranggapan minuman Coca-Cola kurang

menyehatkan tubuh karena memiliki tingkat kadar gula yang tinggi.

c. Untuk pernyataan ketiga yaitu Saya memilih minuman Coca-Cola setelah

membandingkannya dengan merek lain menunujukkan bahwa dari 135

responden terdapat 21 (15.6%) responden menjawab STS, responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

yang menjawab TS sebanyak 23 (17%), responden yang menjawab KS

sebanyak 51 (37.8%), responden yang menjawab S sebanyak 24 (17.8%)

dan responden yang menjawab SS sebanyak 16 (11.9%). Dengan nilai

rata-rata 2.9. Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai kurang

setuju karena dianggap masih banyak merek lainnya yang lebih baik untuk

dikonsumsi.

d. Untuk pernyataan keempat yaitu Saya yakin dengan keputusan saya untuk

membeli Minuman Coca-Cola menunujukkan bahwa dari 135 responden

terdapat 17 (12.6%) responden menjawab STS, responden yang

menjawab TS sebanyak 18 (13.3%), responden yang menjawab KS

sebanyak 41 (30.4%), responden yang menjawab S sebanyak 41 (30.4%)

dan responden yang menjawab SS sebanyak 18 (13.3%). Dengan nilai

rata-rata 3.2. Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden

menilai kurang setuju karena faktor kesehatan dan harga yang lebih mahal

dibandingkan produk cola lainnya.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut hasil pengolahan data pada uji regresi linear berganda yang

telah dilakukan oleh peneliti pada Tabel 4.8 dapat diketahui:

1. Konstanta (β0) = -4.471. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel Iklan

(X1), Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4) = 0, maka nilai

variabel Keputusan Pembelian (Y) adalah sebesar -4.471.

2. Koefisien (β1) = 0,376 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Iklan (X1)

berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian (Y) yang berarti apabila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

iklan mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian

minuman Coca-Cola akan meningkat sebesar 0,376.

3. Koefisien (β2) = 0,500 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk

minuman Coca-Cola berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian

yang berarti jika variabel Kualitas Produk meningkat satu satuan maka

Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola akan meningkat sebesar 0,500.

4. Koefisien (β3) = 0,489 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Citra Merek

minuman Coca-Cola berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian

yang berarti jika variabel Citra Merek meningkat satu satuan maka Keputusan

Pembelian minuman Coca-Cola akan meningkat sebesar 0,489.

5. Koefisien (β4) = – 0,257 < 0 Hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga

minuman Coca-Cola berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Keputusan Pembelian yang berarti jika variabel Harga meningkat sebesar satu

satuan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola akan menurun

sebesar 0,489.

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009

Iklan .376 .114 .268 3.287 .001


Kualitas_Produk .500 .122 .363 4.088 .000
Citra_Merek .489 .140 .339 3.495 .001
Harga -.257 .152 -.166 -1.691 .093
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Lampiran 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji linear berganda maka peneliti akan melakukan uji

asumsi klasik. Uji yang dilakukan pada uji asumsi klasik terdiri dari beberapa jenis

uji, antara lain: Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas dan Uji Multikolinearitas.

4.4.1 Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Uji Normalitas dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik

yang terdiri dari Grafik Histogram dan Grafik Normal Probability Plot atau P-

Plot serta menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan tingkat

signifikan 5% atau 0,05.

1. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Histogram

Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Uji Normalitas dengan pendekatan

histogram menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah

berdistribusi normal, hal ini dapat diketahui dari garis histogram yang tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

melenceng ke kiri maupun ke kanan.

2. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Normal Probability Plot


atau P-Plot

Pada Gambar 4.5 dapat dlihat hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik

p-plot yang menggambarkan bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran

yang normal yang dapat dilihat dari penyebaran titik-titik yang mengikuti data

di sepanjang garis diagonal dari grafik. Tetapi, untuk lebih memastikan bahwa

data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka akan dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot

3. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Kolmogrov-Smirnov (K-S)

Seperti hasil uji normalitas dengan grafik p-plot yang menunjukkan bahwa

variabel residual berdistribusi normal. Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa

nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,200 dimana angka tersebut diatas nilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

signifikan 5% atau 0,05 maka variabel residual berdistribusi normal.

Tabel 4.9
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 135

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.92640700

Most Extreme Differences Absolute .045

Positive .045

Negative -.035

Test Statistic .045

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated om data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.


Sumber: Lampiran 6

4.4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas

1. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta

titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik scatterplot tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi dan layak dipakai untuk memprediksi

keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel iklan, kualitas produk, citra

merek dan harga.

2. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glesjer

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat variabel independent yang tidak signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependent absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat

dari probabilitas iklan yaitu 0,338, kualitas produk 0,947, citra merek 0,686 dan

harga 0,676 yang berada diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05, maka dapat

disimpulkan model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.10
Hasil Uji Glesjer
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.369 1.034 3.257 .001

Iklan -.067 .070 -.108 -.962 .338

Kualitas_Produk -.005 .075 -.008 -.067 .947

Citra_Merek -.035 .086 -.054 -.406 .686

Harga .039 .093 .057 .418 .676

a. Dependent Variable: absut


Sumber: Lampiran 6

4.4.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

variabel independent atau bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan

Tolerance. Gujarati dan Porter (2009:340), menyatakan untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance. Pedoman dari suatu model regresi yang bebas

multikolinieritas jika angka Tolerance mendekati 1 yang berarti tidak adanya

kolinearitas dengan model regresi lainnya, sebaliknya jika angka Tolerance

mendekati angka 0 maka semakin besar kolinearitas suatu variabel dengan

regresi lainnya. Jika nilai VIF ≤ 10 atau Tolerance ≥ 0,1, maka tidak terjadi

gejala multikolinieritas.

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)

Iklan .606 1.651


Kualitas_Produk .510 1.962
Citra_Merek .428 2.337
Harga .415 2.408
Sumber: Lampiran 6

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

1. Model regresi diatas dapat dinyatakan bebas multikolonieritas yang ditandai

dengan variabel nilai Tolerance ≥ 0,1 dimana nilai iklan 0,606 ≥ 0,1,

kualitas produk 0,510 ≥ 0,1, citra merek 0,428 ≥ 0,1 dan harga 0,415 ≥ 0,1.

2. Model regresi diatas dapat dinyatakan bebas dari multikolonieritas yang

ditandai dengan nilai VIF ≤ 10 dimana variabel iklan, kualitas produk, citra

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

merek dan harga yang memiliki dimana nilai iklan 1,651 ≤ 10, kualitas

produk 1,962 ≤ 10, citra merek 2,337 ≤ 10 dan harga 2,408 ≤ 10.

4.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 .691a .477 .461 2.971

a. Predictors: (Constant), Harga, Iklan, Kualitas_Produk, Citra_Merek


b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Lampiran 7

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 yang

berarti Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh Iklan, Kualitas Produk, Citra

Merek dan Harga sebesar 46,1% sedangkan sisanya 53,9% dapat dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti promosi,

distribusi, gaya hidup, faktor sosial dan lingkungan.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Hasil Uji secara Simultan (Uji F)

Tabel 4.13
Hasil Uji secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1Regression 1046.636 4 261.659 29.642 .000b

Residual 1147.557 130 8.827

Total 2194.193 134

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


b. Predictors: (Constant), Harga, Iklan, Kualitas_Produk, Citra_Merek
Sumber: Lampiran 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

Uji F dikenal dengan uji simultan yang menguji pengaruh variabel-variabel

bebas (X1, X2, X3, X4) secara simultan terhadap variabel terikatnya (Y). Pada penelitian

ini dfa = 5-1 =4 dan dfb = 135-5 =130. Nilai Fhitung akan diperoleh dengan

menggunakan aplikasi SPSS yang kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada

tingkat α = 5%. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji-F pada Tabel 4.13

memperlihatkan nilai Fhitung adalah 29,642 dengan tingkat signifikansi 0,000, df1 = 4

dan df2 = 130 maka nilai Ftabel adalah 2,44. Karena Fhitung (29,642) > Ftabel (2,44). maka

H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya secara simultan pengaruh yang signifikan dari

variabel–variabel independent yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga

terhadap variabel dependent yaitu keputusan pembelian minuman Coca-Cola.

4.6.2 Hasil Uji secara Parsial (Uji-t)

Tabel 4.14
Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009

Iklan .376 .114 .268 3.287 .001


Kualitas_Produk .500 .122 .363 4.088 .000
Citra_Merek .489 .140 .339 3.495 .001
Harga -.257 .152 -.166 -1.691 .093

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


Sumber: Lampiran 10

Uji-t yang dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan

aplikasi SPSS yang kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 0,05

dan dfb = n-k =135-5 = 130. Maka diperoleh ttabel = 1,978 sehingga dapat disimpulkan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

1. Variabel Iklan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan 0,001 <

0,05, dan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978) artinya jika variabel iklan

ditingkatkan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola akan meningkat.

2. Variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan

kualitas produk 0,000 < 0,05, dan nilai thitung (4,088) > nilai ttabel (1,978) artinya

jika variabel kualitas produk ditingkatkan maka Keputusan Pembelian minuman

Coca-Cola akan meningkat.

3. Variabel Citra Merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan

citra merek 0,001 < 0,05, dan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978) artinya jika

variabel Citra Merek ditingkatkan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-

Cola akan meningkat.

4. Variabel Harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Keputusan

Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Harga 0,093 >

0,05, dan nilai thitung (1,691) < nilai ttabel (1,978) artinya variabel harga meningkat

sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola akan

menurun.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian

Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

memiliki hubungan yang tergolong erat terhadap Keputusan pembelian dimana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh

hasil penelitian dimana variabel Iklan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan 0,001

< 0,05, dan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978). Dengan demikian variabel Iklan

dinilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Kotler dan Armstrong (2018:439),

yang menyatakan Iklan dapat digunakan untuk itu membangun citra jangka panjang

untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan produk terjual dengan cepat.

Iklan yang menarik atau tidak menarik akan mempengaruhi persepsi konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian.

Iklan minuman Coca-Cola mengeluarkan berbagai macam edisi yang dapat

menarik perhatian konsumen seperti iklan pada saat piala dunia, iklan dengan tema

edisi Ramadhan dan edisi happy hour. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian dari Imantoro, dkk (2018) terhadap keputusan pembelian mie instant

Indomie di wilayah Um Al-Hamam Riyadh, Malik, et al (2013) terhadap keputusan

pembelian di Gujrawalan City, Srivastava (2017) terhadap keputusan pembelian

konsumen di India, Sundarapandiyan, et al (2015) terhadap keputusan pembelian

generasi Y di Penang, Malaysia yang menyatakan iklan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian dimana konsumen akan tertarik membeli

suatu produk apabila pesan iklan tersebut baik dan menarik konsumen. Semakin

baik iklan yang dilakukan maka akan semakin mempengaruhi keputusan pembelian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

Dengan kata lain iklan minuman Coca-Cola yang ditayangkan di televisi maupun

melalu sosial media dapat menarik perhatian, membuat konsumen tertarik dan

berkeinginan untuk mencoba dan kemudian membeli minuman Coca-Cola di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian dari Rachmadini dan Ronny (2015), yang menyatakan

iklan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk minuman isotonik

Mizone di Surabaya.

4.7.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

memiliki hubungan yang tergolong erat terhadap Keputusan pembelian dimana

(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh

hasil penelitian dimana variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai

signifikan Kualitas Produk 0,000 < 0,05, dan nilai t hitung (4,088) > nilai ttabel (1,978).

Dengan demikian variabel Kualitas Produk dinilai berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Kotler dan Keller

(2016:156) yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan totalitas dari fitur

dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Karakteristik produk dapat diketahui dari

beberapa faktor salah satu diantaranya adalah desain kemasan. Calver (2004:14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

menyatakan bahwa desain kemasan merupakan salah satu dari bagian kualitas

produk yang dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen dengan desain

yang memiliki tulisan yang menarik dan warna yang mencolok. Desain kemasan

yang dapat menarik perhatian konsumen dipengaruhi oleh bentuk, warna, label

yang tercantum, bahasa, format, jenis logo, suara dan bau, penulisan huruf dan

angka, slogan, paten, tipografi, simbol dan ikon. Dengan kata lain kemasan dari

suatu produk dipertimbangkan konsumen dalam melakukan tindakan pembelian.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rosandi dan Sudarwanto (2014) dimana

desain kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Susu Ultra di Surabaya

yang dimana desain kemasan yang baik adalah yang mempunyai komposisi yang

baik seperti pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan barang

tersebut menarik dan menjadi alat stimulus bagi konsumen untuk merencanakan

melakukan pembelian atau bias juga disebut “point of purchase”. Konsumen sering

membeli sesuatu secara tidak sadar dikarenakan tertarik pada warna dan desain

kemasannya. Konsumen sering membeli suatu produk karena tertarik pada

desainnya yang menarik atau bentuk kemasan suatu produk sehingga kemasan

menjadi sangat efektif dalam mendorong konsumen untuk melakukan suatu

pembelian.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Kurniawan dan Apriatni

(2018) terhadap keputusan pembelian Sari Roti di Semarang, Hulu, et al (2018)

terhadap minuman Pocari Sweat, Hatta, et al (2018) terhadap keputusan pembelian

Lapis Bogor Sangkuriang di Bogor, Limpo, et al (2018) terhadap keputusan

pembelian the local di Indonesia yang menunjukkan semakin baik kualitas produk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

yang dihasilkan maka akan semakin tinggi juga keputusan pembelian dari

konsumen untuk membelinya. Selain itu, kemasan suatu produk juga akan

mempengaruhi keputusan pembelian. Pada minuman Coca-Cola, kemasan yang

minuman Coca-Cola mudah dikenali yang dapat diketahui dari logo, jenis penulisan

yang unik dan identik dengan tulisan berwarna putih dengan latar belakang merah

dari minuman Coca-Cola selain itu, kemasan minuman Coca-Cola sangat kuat yang

apabila jatuh tidak mudah pecah atau rusak, kemasan minuman Coca-Cola juga

memiliki suara letupan botol dan desis soda, serta memiliki kemasan dengan bentuk

berlekuk yang dinilai lebih mudah dipegang karena lekukannya mengikuti kontur

tangan. Di samping itu, minuman Coca-Cola dapat melegakan dahaga dan memiliki

rasa yang unik serta aroma yang khas yang menyerupai aroma karamel, dan

memberikan sensasi soda yang mengelitik di lidah. Selanjutnya, minuman Coca-

Cola juga mengeluarkan berbagai varian rasa seperti rasa Cherry, Mango, Peach,

dsb untuk pengembangan produknya. Hal tersebut tentunya membuat konsumen

merasa penasaran dan tertarik untuk mencobanya. Hasil ini tidak sejalan Puspita,

dkk (2015) yang menyatakan kualitas produk tidak mempengaruhi keputusan

pembelian pada produk Yoghurt Youjell di Bandung Barat.

4.7.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

memiliki hubungan yang tergolong erat terhadap Keputusan pembelian dimana

(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh

hasil penelitian dimana variabel Citra Merek berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai

signifikan Citra Merek 0,001 < 0,05, dan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978).

Berdasarkan pengujian diatas, Citra Merek dinilai berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, minuman Coca-

Cola harus selalu menjaga dan mempertahankan kualitas sebagai merek yang

mudah dikenali dan mudah diingat.

Merek yang mudah diingat, dikenali dan memiliki reputasi yang baik akan

mempengaruhi niat beli konsumen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

dari Purnomo (2018) terhadap produk Herbalife di Surabaya, Yuli and Shindy

(2017) terhadap keputusan pembelian Kentucky Fried Chicken (KFC) di Tangerang,

Oladepo dan Abimbola (2015) terhadap keputusan pembelian minuman di Nigeria,

Foster (2016) terhadap keputusan pembelian Air Mineral Amidis, Shehzad, et al

(2014) terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa di Gujranwala, Faisalabad

dan Lahore yang menunjukkan bahwa variabel Citra Merek memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini menunjukkan

bahwa niat beli konsumen dibentuk dengan adanya citra merek yang baik di benak

konsumen. Citra merek yang baik ini terlihat dari adanya anggapan konsumen yang

menyatakan minuman Coca-Cola memiliki reputasi yang baik dibandingkan

dengan merek lainnya. Oleh karena itu apabila minuman Coca-Cola ingin

meningkatkan daya beli konsumen maka perlu memperhatikan dan

mempertahankan reputasinya yang baik karena merupakan merek minuman

berkarbonasi yang pertama kali muncul di dunia. Citra Merek suatu produk juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

dipengaruhi oleh nama atau simbol yang sifatnya dapat dibedakan dari produk

pesaing dan mudah dikenali.

4.7.4 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

memiliki hubungan yang tergolong erat terhadap Keputusan pembelian dimana

(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh

hasil penelitian dimana variabel Harga berpengaruh secara negatif dan tidak

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai

signifikan Harga 0,093 > 0,05, dan nilai thitung (1,691) < nilai ttabel (1,978).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Sangadji dan Sopiah

(2013:206) menyatakan pembentukan sikap seorang konsumen dapat dipengaruhi

oleh harga karena harga juga merupakan atribut penting yang dievaluasi konsumen,

karena jika harga dari suatu produk relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga

produk pesaingnya maka konsumen dapat mengeliminasi suatu produk dari

pertimbangannya. Selain itu juga sejalan dengan teori dari Kotler dan Armstrong

(2018:308) dimana Harga merupakan jumlah uang yang ditukarkan untuk suatu

produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk

mendapatkan manfaat atau kepemilikan ataupun penggunaan atas sebuah produk

atau jasa.

Tidak signifikannya minuman Coca-Cola terhadap harga karena dari

responden beranggapan bahwa biaya yang dikeluarkan konsumen tidak sesuai

dengan manfaat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Fure, dkk (2015) terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

keputusan pembelian J.CO di Manado, Sudarso dan Cipta (2018) terhadap

keputusan pembelian Frestea di Medan, Suroto et al (2013) terhadap keputusan

pembelian Susu Formula di Malang, dimana harga berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain, harga minuman Coca-

Cola berpengaruh negatif dan tidak signifikan yang berarti jika terjadi kenaikkan

harga maka keputusan pembelian akan turun begitupun sebaliknya. Dalam

penelitian ini pengaruh harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian dari Resmi dan Tri (2015)

terhadap keputusan pembelian minuman Isotonik di Jakarta Selatan, Utomo et al

(2018) terhadap keputusan pembelian Susu Produgen di Jakarta, yang menyatakan

harga berpengaruh positif dan signifikan.

4.7.5 Pengaruh Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa

variabel iklan, kualitas produk, citra merek dan harga tergolong erat terhadap

Keputusan pembelian dimana (R=0,691). Berdasarkan Uji F yang dilakukan maka

diperoleh nilai Fhitung pada kolom (F) adalah sebesar 29,642, lebih besar dari nilai

Ftabel sebesar 2,44. Dengan nilai signifikan pada Fhitung di kolom (sig.) adalah 0,000

dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) = 5%. Dengan kata lain, Fhitung

(29,642) > Ftabel (2,44).

Berdasarkan dari uji-t variabel Iklan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan

dengan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

variabel Iklan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian (0,001 < 0,05) artinya jika variabel Iklan ditingkatkan sebesar satu

satuan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola akan meningkat.

Berdasarkan dari uji-t variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan

Kualitas Produk dengan nilai thitung (4,088) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Kualitas Produk secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian (0,001 < 0,05) artinya jika variabel

Kualitas Produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian

minuman Coca-Cola akan meningkat.

Berdasarkan dari uji-t variabel Citra Merek berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Citra

Merek dengan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian (0,000 < 0,05) artinya jika variabel Citra Merek

ditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola

akan meningkat.

Berdasarkan dari uji-t variabel Harga berpengaruh secara negatif dan tidak

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan

Harga dengan nilai thitung (1,691) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Harga secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Keputusan Pembelian (0,093 > 0,05) artinya jika variabel Harga

ditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

akan menurun.

Berdasarkan pengujian diatas, Iklan dinilai berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu Iklan minuman

Coca-Cola harus selalu menarik, kreatif dan menghibur, karena variabel Iklan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan pengujian diatas, Kualitas Produk dinilai berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu minuman Coca-

Cola harus menjaga kualitas produknya karena variabel Kualitas Produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan pengujian diatas, Citra Merek dinilai berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu minuman

Coca-Cola harus selalu merek dan reputasinya agar selalu diingat oleh

konsumen karena variabel Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan pengujian diatas, Harga dinilai berpengaruh negatif dan tidak

tignifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, pihak Coca-Cola

harus lebih memperhatikan penetapan dan penawaran harganya sesuai dengan

target pasar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Iklan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

minuman Coca-Cola.

3. Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian minuman Coca-Cola.

4. Citra Merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian minuman Coca-Cola.

5. Harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian

minuman Coca-Cola.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis dan hasil yang didapatkan oleh peneliti, maka saran

dari peneliti antara lain:

1. Variabel Iklan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa/i Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Perusahaan minuman

100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101

Coca-Cola disarankan untuk selalu mempertahankan iklan yang kreatif,

melakukan inovasi terkait iklan dan sering memunculkan iklan yang

sekarang sudah mulai langka di Indonesia. Iklan dapat dilakukan dengan

menggunakan brand ambassador yang sedang naik daun dan iklan yang

ditayangkan harus kreatif dan semangat sehigga dapat menarik perhatian

konsumen tetap dan membuat calon konsumen baru untuk tertarik dengan

minuman Coca-Cola.

2. Variabel Kualitas Produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa/i

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Perusahaan

minuman Coca-Cola disarankan agar minuman Coca-Cola disimpan pada

suhu dingin sehingga tidak akan mengurangi soda dan perubahan rasa dari

minuman Coca-Cola.

3. Variabel Citra merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa/i

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Perusahaan

minuman Coca-Cola disarankan dapat selalu menjaga dan mempertahankan

reputasinya sebagai merek yang sudah mendunia. Selain itu perusahaan perlu

menjaga mutu kualitas produknya karena hal ini berpengaruh dalam

membangun reputasi merek suatu produk itu baik atau tidak.

4. Variabel Harga memiliki berpengaruh yang negatif dan tidak signifikan

terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa/i

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal yang perlu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

diperhatikan bahwa seiring dengan perkembangan zaman harga bukan lagi

menjadi acuan utama, karena konsumen mulai membandingkan antara

biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diterima selain itu faktor

kesehatan juga mempengaruhi keputusan pembelian. Selain itu Coca-Cola

juga harus lebih memperhatikan penetapan dan penawaran harga agar

sesuai dengan target pasarnya.

5. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independent

selain Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga yang tentunya dapat

mempengaruhi Keputusan Pembelian agar dapat melengkapi penelitian ini

dikarenakan masih ada variabel independent lainnya yang mungkin

mempengaruhi Keputusan Pembelian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. (2009). Manajemen Ekuitas Merek. Edisi ketiga, Mitra Utama, Jakarta.
Aaker, D. (2014). Aaker On Branding: 20 Principles That Drive Success. PT.
Gramedia. Jakarta.
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Arshad, M.S., & Aslam, T. (2015). The Impact of Advertisement on Consumer's
Purchase Intentions. MS Management (Marketing) University of Agriculture
Faisalabad, Pakistan.
Calver, G. (2004). What Is Packaging Designing?. Cetakan pertama. Rotovision.
Switzerland.
Coca-Cola. (2019, March). Retrieved from https://www.coca-colacompany.com
Daft, R.L. (2014). Era Baru Manajemen, Edisi 9, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Dewi, D.R., Hartono, S., & Istiqomah. (2017). Pengaruh Iklan, Kualitas Produk dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Probiotik Merek
Yakult (Studi Kasus Pada Konsumen Yakult di Kampung Botokan. Pajang
Laweyan Surakarta). Fakultas Ekonomi Manajemen, UNIBA, Surakarta.
Fisher, T & Shipton, J. (2010). Designing for Re – Use: The Life of Consumer
Packaging. Cetakan pertama. Earthscan. United Kingdom.
Foster, B. (2016). Impact of Brand Image on Purchasinf Decision on Mineral Water
Product “Amidis” (Case Study on Bintang Trading Company). American
Research Journal of Humanities and Social Science (ARJHSS). Vol 2. 2016
Fure, F., Lapian, J., & Taroreh, R. (2015). Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di J.CO Manado.
Jurnal EMBA. Vol. 3 No: 1.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23,
Edisi 8. Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, D., N & Porter, D., C. (2009). Basic Econometric, 5th Edition. McGraw –
Hill: New York.
Hatta, I., H., Rachbini, W., & Parenrengi, S. (2018). Analysis of Product Innovation,
Product Quality, Promotion, and Price, and Purchase Decisions. South East
Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law. Vol 16, Issue
5. August 2018.
Harwani, Y., & Pradita, S., R. (2017). Effect of Brand Image and Perceiver Price
Towards Purchase Decision in Kentucky Fried Chicken (KFC). Journal of
Marketing and Consumer Research. Vol 36. 2017.
Hulu, P., Endang, R & Hapsari, N. P. (2018). Influence of Product Quality,
Promotion, Brand Image, Customer Trust towards Purchase Intention
(Study Case on Pocari Sweat Isotonic Drink). IOSR Journal of Business and

103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104

Management. e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 20, Issue 8.


Ver. I. August 2018.
Imantoro, F., Suharyono & Sunarti. (2018). Pengaruh Citra Merek, Iklan, dan Cita
Rasa Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Terhadap Konsumen Mie
Instan Merek Indomie di Wilayah Um Al- Hamam Riyadh). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018.
Keller, K.L (2013). Strategic Brand Management, 4th Edition. England: Pearson.
Kotler, P & Armstrong, G. (2018). Principles of Marketig, 17th Edition. England:
Pearson.
Kotler, P & Keller, K.L. (2016). Marketing Management, 15th Edition. England:
Pearson.
Kurniawan, A & Apriatni. (2018). Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sari Roti Di Kota Semarang. Jurnal
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Dipnegoro.
Limpo, L., Rahim, A., & Hamzah. (2018). Effect of Product Quality, Price, and
Promotion to Purchase Decision. International Journal on Advanced
Science, Education, and Religion. Volume 1. Issue 1. March (2018). doi:
10.33648/ijoaser.v1i1.2
Malik, M.E., Ghafoor, M.M., & Iqbal, H.K. (2013). Impact of Brand Image and
Advertisement on Consumer Buying Behavior. World Applied Sciences
Journal 23 (1): 117-122. doi: 10.5829/idosi.wasj.2013.23.01.824.
Negara, A.A., Arifin, Z., & Nuralam, I.P (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan
Brand Image Terhadap Minat Beli (Survei pada Pembeli di Gerai Starbucks
di Kota Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 61 No: 2.
Oladepo, O.I., & Abimbola, O. S. (2015). The Influence of Brand Image and
Promotional Mix on Consumer Buying Decisiona-A Study of Beverage
Consumer in Lagos State, Nigeria. British Journal of Marketing Studies.
Volume 13. No.4.
Purnomo, T (2018). Pengaruh Kesadaran Merek dan Citra Merek Terhadap Niat
Beli Pada Konsumen Herbalife di Surabaya. Agora, Vol 6. No: 1, (2018) 1-
7.
Puspita, S.D., Taslim, & Fitriani, A. (2015). Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Survey pada Konsumen
Yoghurt Youjell PT. Insan Muda Berdikari). e-Jurnal Mahasiswa. Vol 4, No
1 (2015).
Rachmadini, L & Ronny. (2015). Pengaruh Citra Merek, Kemasan dan Iklan
Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen Pada Produk Minuman Isotonik
Mizone di Surabaya. Journal of Business and Banking. doi:
10.14414/jbb.v5i1.378.
Resmi, N & Wismiarsi, T. (2015). Pengaruh Kemasan dan Harga Terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

Keputusan Pembelian Minuman Isotonik. Jurnal Manajemen dan Bisnis


Sriwijaya. Vol 13, No 1.
Rofiq, A & Hufrom, M. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Lokasi
Terhadap Keputusan Pembelian Di Powernoise Store (Studi Kasus Pada
Konsumen Powernoise Store Malang). e – Jurnal Riset Manajemen Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma.
Rosandi, S & Sudarwanto, T. (2014). Pengaruh Citra Merek dan Desain Kemasan
Terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Susu Ultra (Studi pada
Cafeteria Srikandi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya). Jurnal
Pendidikan Tata Niaga (JPTN). Vol 2, No 2.
Sangadji, E.M & Sophiah. (2013). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Sanusi, A. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Keemam, Salemba
Empat. Jakarta.
Sekaran, U & Roger, B. (2017). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 6. Buku
1. Penerjemah: Kwan Men Yon, Salemba Empat. Jakarta.
Shehzad, U., Ahmad, S., Iqbal, K., Nawaz, M., & Usman, S. (2016). Influence of
Brand Name on Consumer Choice & Decision. IOSR Journal of Business
amd Management (IOSR-JBM). e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668.
Volume 16, Issue 6. Ver. III (2014), PP 72-76.
Situmorang, S.H. (2012). Bisnis Konsep dan Kasus. Cetakan 2, Usu Press. Medan.
Situmorang, S.H. (2017). Riset Pemasaran, Usu Press. Medan.
Situmorang, S.H. (2018). Analisa Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi
4, Usu Press. Medan.
Srivastava, N. (2017). Advertisement Influence and Purchase Decision of the
Consumers in India. International Research Journal of Engineering and
Technology (IRJET). Vol 4, Issue 5. May 2017.
Sudarso, A & Cipta, H. Y. (2018). Pengaruh Kemasan dan Harga Frestea terhadap
Keputusan Pembelian Remaja Kota Medan. doi: 10.31219/osf.io/nqgdz.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-28. Bandung: Alfabeta,
CV.
Sundarapandiyan, N., Duraiarasi, B., Babu, S., & Prabakaran, K. (2015). A
Research on the Influence of Media Advertisement in the Purchasing
Decisions of Generation Y in Penang Malaysia. International Journal of
Science: Basic and Applied Research (IJSBAR). Volume 21, No 1.
Suroto, K.S., Fanani. Z., & Nugroho, B. A. (2013). Factors Influencing Consumer’s
Pruchase Decision of Formula Milk in Malang City. IOSR Journal of
Business and Management (IOSR-JBM). e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN:
2319-7668. Volume 9, Issue 3. 2013. PP 95-99
Tjiptono, Fandy. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa-Prinsip, Penerapan, dan Penelitian.


Yogyakarta: Andi Offset.
Utomo, I. B., Amrison., & Bustomi. (2018). Model of Purchase Decision: A Study
on Consumer of Produgen Brand Milk Product. International Journal of
Economics, Business, and Management Research. Vol 2. 2018.
Xian, Gou Li. et, al. (2011). Corporate, Product, and User-Image Dimension and
Purchase Intentions. Journal of Computers. Vol.6:1875-1879.
Zulaicha, S & Irawati, R. (2016). Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen di Morning Bakery Bata. Jurnal Inovasi dan Bisnis,
Vol. 4, No. 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,


Perkenalkan, saya mahasiswi Universitas Sumatera Utara Medan, Program
Studi Manajemen yang sedang mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Iklan,
Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Minuman Coca-Cola di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara”. Kali ini, saya selaku peneliti meminta kesediaan Saudara/i untuk membantu
penelitian ini dengan mengisi kuesioner. Atas waktu dan kesediaan mengisi
kuesioer penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
A. Identitas Responden:
Sebelum menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini, mohon Saudara
mengisi data berikut terlebih dahulu. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban
pilihan saudara/i.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Jurusan :
4. Stambuk :
5. Apakah anda mengenal minuman Coca-Cola?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah anda pernah membeli minuman Coca-Cola lebih dari 3 kali?
a. Ya b. Tidak

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner


Responden dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda centang
() pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Hanya satu jawaban saja yang
dimungkinkan untuk setiap pertanyaan. Pada masing-masing pertanyaan terdapat
lima alternatif jawaban yang mengacu pada teknik Skala Likert, yaitu:
SS : Sangat Setuju mendapatkan Skor 5
S : Setuju mendapatkan Skor 4
N : Netral mendapatkan Skor 3
TS : Tidak Setuju mendapatkan Skor 2
STS : Sangat Tidak Setuju mendapatkan Skor 1

Sangat Tidak Sangat


Alternatif Setuju Netral
Setuju Setuju Tidak Setuju
Jawaban (S) (N)
(SS) (TS) (STS)
Skor 5 4 3 2 1

107
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108

C. Pengisian Kuesioner

Iklan (X1)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Iklan minuman Coca-Cola menjadi
sponsor utama dalam acara-acara
1.
besar seperti piala dunia dapat
menarik perhatian konsumen.
Iklan minuman Coca-Cola yang
2. kreatif membuat konsumen tertarik
untuk mengonsumsinya.
Iklan minuman Coca-Cola yang
3. menyegarkan membuat konsumen
berkeinginan untuk mencobanya.
Ketika cuaca panas, iklan minuman
4. Coca-Cola mempengaruhi tindakan
pembelian minuman Coca-Cola.

Kualitas Produk (X2)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Minuman Coca-Cola dapat
1.
melegakan dahaga
Minuman Coca-Cola memiliki rasa
2. yang unik dibandingkan dengan
produk minuman lainnya.
Minuman Coca-Cola dapat bertahan
3. pada suhu ruangan dalam waktu yang
lama.
Minuman Coca-Cola memiliki
4. kemasan yang mudah dikenali
konsumen.

Citra Merek (X3)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Minuman Coca-Cola merupakan
1.
merek yang mudah dikenali.
Merek minuman Coca-Cola memiliki
2.
reputasi yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


109

Merek minuman Coca-Cola dapat


3.
menyegarkan tubuh.
Saya tetap memilih minuman Coca-
4.
Cola.

Harga (X4)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Harga minuman Coca-Cola
1.
terjangkau.
Harga minuman Coca-Cola sesuai
2.
dengan kualitas.
Harga yang ditawarkan minuman
3.
Coca-Cola sesuai dengan manfaat.
Harga minuman Coca-Cola bersaing
4.
dengan merek lainnya.

Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Ketika cuaca panas, saya
1. membutuhkan Minuman Coca-Cola
untuk menyegarkan tubuh.
Saya membeli Minuman Coca-Cola
2.
karena dapat menyehatkan tubuh.
Saya memilih minuman Coca-Cola
3. setelah membandingkannya dengan
merek lain.
Saya yakin dengan keputusan saya
4.
untuk membeli Minuman Coca-Cola.

TERIMA KASIH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


110

LAMPIRAN 2

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

UJI VALIDITAS
Corrected Item-
Scale Mean if Scale Variance Cronbach's Alpha
Total Keterangan
Item Deleted if Item Deleted if Item Deleted
Correlation
X1_1 73.50 118.534 .568 .916 Valid
X1_2 73.67 117.126 .483 .917 Valid
X1_3 73.80 116.097 .601 .915 Valid
X1_4 74.03 116.447 .561 .916 Valid
X2_1 74.53 103.292 .808 .909 Valid
X2_2 73.87 118.395 .442 .918 Valid
X2_3 74.07 118.202 .406 .919 Valid
X2_4 73.43 115.978 .466 .918 Valid
X3_1 73.33 117.264 .550 .916 Valid
X3_2 73.77 113.702 .589 .915 Valid
X3_3 74.23 113.909 .562 .916 Valid
X3_4 74.43 112.047 .598 .915 Valid
X4_1 73.87 115.568 .630 .915 Valid
X4_2 73.90 114.093 .660 .914 Valid
X4_3 74.23 115.564 .526 .916 Valid
X4_4 73.90 116.852 .490 .917 Valid
Y_1 74.43 110.737 .559 .917 Valid
Y_2 74.47 108.809 .762 .911 Valid
Y_3 74.27 111.168 .675 .913 Valid
Y_4 74.37 106.861 .690 .913 Valid

UJI RELIABILITAS
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


111

LAMPIRAN 3

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Laki-Laki 80 59.3 59.3 59.3

Valid Perempuan 55 40.7 40.7 100.0

Total 135 100.0 100.0

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid 2015 33 24.4 24.4 24.4

2016 33 24.4 24.4 48.9

2017 34 25.2 25.2 74.1

2018 35 25.9 25.9 100.0

Total 135 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


112

LAMPIRAN 4

DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL

1. Distribusi Frekuensi Variabel Iklan (X1)


STS TS KS S SS
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F %
Menarik perhatian konsumen 1 0.7 7 5.2 23 17 42 31.1 62 45.9 4.2
Membuat konsumen tertarik
4 3 6 4.4 36 26.7 42 31.1 47 34.8 3.9
mengonsumsinya
Membuat konsumen ingin
2 1.5 8 5.9 25 18.5 54 40 46 34.1 4.0
mencobanya
Mempengaruhi tindakan pembelian 3 2.2 12 8.9 20 14.8 41 30.4 59 43.7 4.0

2. Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)


STS TS KS S SS
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F %
Melegakan dahaga 1 0.7 10 7.4 47 34.8 47 34.8 30 22.2 3.7
Memilliki rasa yang unik 6 4.4 11 8.1 51 37.8 41 30.4 26 19.3 3.5
Bertahan pada suhu ruangan 1
11.1 26 19.3 52 38.5 32 23.7 10 7.4 3.0
dalam waktu yang lama 5
Memiliki kemasan yang
4 3 4 3 35 25.9 53 39.3 39 28.9 3.9
mudah dikenali

3. Distribusi Frekuensi Variabel Citra Merek (X3)


STS TS KS S SS
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F %
Mudah dikenali 3 2.2 2 1.5 8 5.9 35 25.9 87 64.4 4.5
Memiliki reputasi yang baik 5 3.7 12 8.9 40 29.6 36 26.7 42 31.1 3.7
Dapat menyegarkan tubuh 8 5.9 23 17 44 32.6 42 31.1 18 13.3 3.3
Tetap memilih 24 17.8 24 17.8 55 40.7 21 15.6 11 8.1 2.8

4. Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X4)


STS TS KS S SS
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F %
Harga terjangkau 7 5.2 21 15.6 43 31.9 40 29.6 24 17.8 3.3
Sesuai dengan kualitas 6 4.4 10 7.4 41 30.4 49 36.3 29 36.3 3.6
Sesuai dengan manfaat 7 5.2 18 13.3 49 36.3 38 28.1 23 21.5 3.3
Harga bersaing 2 1.5 2 1.5 9 6.7 44 32.6 78 57.8 4.4

5. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)


STS TS KS S SS
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F %
Membutuhkan minuman Coca- 24 17.8 30 22.2 39 28.9 26 19.3 16 11.9 2.9
Cola
Menyehatkan tubuh 22 16.3 31 23 46 34.1 21 15.6 15 11.1 2.8
Memilih setelah membandingkan 21 15.6 23 17 51 37.8 24 17.8 16 11.9 2.9
dengan merek lain
Yakin membeli 17 12.6 18 13.3 41 30.4 41 30.4 18 13.3 3.2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


113

LAMPIRAN 5

ANALISIS LINEAR BERGANDA

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Method
Entered Removed
1 Harga, Iklan,
Kualitas_Produk . Enter
, Citra_Merekb

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


b. All requested variables entered.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009

Iklan .376 .114 .268 3.287 .001


Kualitas_Produk .500 .122 .363 4.088 .000
Citra_Merek .489 .140 .339 3.495 .001
Harga -.257 .152 -.166 -1.691 .093

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


114

LAMPIRAN 6

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI NORMALITAS

a. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Histogram

b. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Normal Probability Plot

atau P-PLot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


115

c. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Kolmogrov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 135
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.92640700
Most Extreme Differences Absolute .045
Positive .045
Negative -.035
Test Statistic .045
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

2. HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS

a. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan grafik Scatterplot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


116

b. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glesjer

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.369 1.034 3.257 .001

Iklan -.067 .070 -.108 -.962 .338

Kualitas_Produk -.005 .075 -.008 -.067 .947

Citra_Merek -.035 .086 -.054 -.406 .686

Harga .039 .093 .057 .418 .676

a. Dependent Variable: absut

3. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS


Coefficientsa

Collinearity

Model Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Iklan .606 1.651

1Kualitas_Produk .510 1.962

Citra_Merek .428 2.337

Harga .415 2.408

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


117

LAMPIRAN 7
Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square
1 .691a .477 .461 2.971

a. Predictors: (Constant), Harga, Iklan, Kualitas_Produk, Citra_Merek


b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

LAMPIRAN 8
PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Uji secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 1046.636 4 261.659 29.642 .000b

Residual 1147.557 130 8.827

Total 2194.193 134

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


b. Predictors: (Constant), Harga, Iklan, Kualitas_Produk, Citra_Merek

b. Uji secara Parsial (Uji-t)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009

Iklan .376 .114 .268 3.287 .001


Kualitas_Produk .500 .122 .363 4.088 .000
Citra_Merek .489 .140 .339 3.495 .001
Harga -.257 .152 -.166 -1.691 .093

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai