OLEH
SUVANA ANINDA
150502148
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan, kualitas
produk, citra merek dan harga dan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan
menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian
ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Sampel dalam penelitian ini
adalah 135 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang
masih aktif tahun 2015-2018. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian
asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh
melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan kuesioner yang pengukurannya
menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 23, yaitu
model uji F, uji-t dan koefisien determinan (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara simultan iklan, kualitas produk, citra merek dan harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, masing- masing variabel
bebas yaitu iklan, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian sedangkan variabel harga berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Coca-Cola. Kualitas Produk
merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman
Coca-Cola pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 yang berarti variabel terikat dapat dijelaskan oleh
variabel bebas yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga adalah sebesar 46,1%
sedangkan sisanya sebesar 53,9% dapat dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Kata Kunci: Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek, Harga, Keputusan Pembelian
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine and analyze the influence of advertising,
product quality, brand image and price on the purchasing decisions of Coca-Cola
beverage in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera and to
know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research
was conducted on students in Faculty of Economics and Business University of North
Sumatera. The population in this research is management students in Faculty of
Economics and Business University of North Sumatera. The sample in this research is 135
management students in Faculty of Economics and Business University of North
Sumatera that are still active in 2015 until 2018. Data analyzing method is by using
descriptive analyzing method and multiple linear regression. The type of this research is
associative research, and the data used are primary data and secondary data obtained
through documentation study and question on the questionnaire which measurement using
Likert scale. Data is processed statistically with SPSS 23 program, that is F test model, t-
test model, and determinant coefficient (R2). The results of this study indicate that
simultaneously advertising, product quality, brand image and price have a positive and
significant effect on purchasing decision of Coca-Cola beverage brand on Student in
Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. Partially, each variable
of advertising, product quality and brand image have a positive and significant effect on
purchasing decision of Coca-Cola beverage while variable price have a negative and not
significant effect on purchasing decision of Coca-Cola beverage of students in Faculty
of Economics and Business University of North Sumatera. The value of Adjusted R
Square = 0,461, means the variability of dependent variable explained by independent
variables 46,1%, while the remaining are 53,9% was explained by others variables which
were not examined in this research.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Sumatera Utara”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
orang tua peneliti, yakni Ayah Peneliti Hendy Rusli Saleh dan Ibu peneliti Liu
Min Lin yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan yang luar biasa
dukungan moral dan materil yang tak dapat terbalaskan oleh peneliti. Peneliti juga
telah banyak menerima bimbingan, saran, dukungan, motivasi, serta doa dari
berbagai pihak selama proses penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad
Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1
3. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mendoakan, memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, dan Ibu Dra. Marhayanie,
M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang banyak membantu
5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan
ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf dan pegawai
6. Terimakasih untuk kakak dan adik tercinta peneliti yaitu Sylvia dan Sylvana
Yoanda, Rina, Charissa Natio, Dennis Tio, Hendra Ramli, Stephanie Sintara,
8. Kepada sahabat terbaik sejak kecil peneliti yaitu Jesslyn Poriono, Agneslies,
9. Kepada kakak dan abang senior yaitu Kak Mercy Dumaria Limbong, S.E, Kak
Jessica Lestari, S.E, Ko Nanda Gohan, S.E, Bang Frans Damanik, Kak Elvi, Ci
Julinda Arbi, S.Psi, Ko Satria, S.T, Ko Firnandus Hadinata Halim, S.T, S.Kom,
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ko Nickxon Tandy, S.T, Ko Chandra, S.Kom, Ko Haryanto, S.Kom yang
10. Kepada responden yang sudah membantu dan meluangkan waktunya untuk
11. Kepada teman-teman satu grup peneliti yang selalu memberikan semangat dan
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua pihak
yang membacanya.
Suvana Aninda
NIM. 150502148
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ...................... 11
2.1.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............... 12
2.1.2 Promosi ........................................................... 13
2.2 Iklan ............................................................................ 15
2.2.1 Tujuan dan Daya Tarik Periklanan ................. 16
2.2.2 Indikator Iklan ................................................. 16
2.3 Produk ......................................................................... 18
2.4 Kualitas Produk........................................................... 19
2.4.1 Indikator Kualitas Produk ............................... 20
2.5 Citra Merek (Brand Image) ........................................ 23
2.5.1 Karakteristik Merek ........................................ 27
2.5.2 Tingkatan Merek ............................................. 27
2.5.3 Indikator Citra Merek........................................ 28
2.6 Harga ........................................................................... 29
2.6.1 Peranan Harga ................................................. 29
2.6.2 Tujuan Penetapan Harga ................................. 30
2.6.3 Metode Penetapan Harga .................................. 31
2.6.4 Indikator Harga................................................. 35
2.7 Keputusan Pembelian ................................................. 36
2.7.1 Faktor-faktor dalam Keputusan Pembelian .... 38
2.7.2 Proses dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian........................................................ 38
2.8 Penelitian Terdahulu ................................................... 40
2.9 Kerangka Konseptual .................................................. 43
2.10 Hipotesis Penelitian .................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN.……………………………….. 48
3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 48
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 48
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Batasan Operasional Variabel..................................... 48
3.4 Operasionalisasi Variabel ........................................... 49
3.5 Skala Pengukuran Variabel ......................................... 50
3.6 Populasi dan Sampel ................................................... 50
3.7 Jenis Data dan Sumber Data ....................................... 53
3.8 Metode Pengumpulan Data......................................... 53
3.9 Uji Validitas ................................................................ 54
3.10 Uji Reliabilitas ............................................................ 55
3.11 Teknik Analisis Data .................................................. 56
3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................ 56
3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda .................. 57
3.12 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 58
3.12.1 Uji Normalitas................................................. 58
3.12.2 Uji Multikolinearitas ....................................... 59
3.12.3 Uji Heteroskedastisitas.................................... 60
3.13 Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 61
3.14 Uji Hipotesis ............................................................... 62
3.14.1 Pengujian secara Simultan (Uji F) .................. 62
3.14.2 Pengujian secara Parsial (Uji -t) ..................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 64
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................... 64
4.1.1 Sejarah Perusahaan ......................................... 64
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan................................ 65
4.1.3 Produk yang dihasilkan Perusahaan................ 67
4.2 Teknik Analisa Data ................................................... 68
4.2.1 Analisis Deskriptif .......................................... 68
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ....................... 69
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel ........................... 70
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 81
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................. 83
4.4.1 Hasil Uji Normalitas ....................................... 83
4.4.2 Hasil Uji Heteroskedisitas............................... 84
4.4.3 Hasil Uji Multkolinearitas............................... 86
4.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 88
4.6 Pegujian Hipotesis ...................................................... 88
4.6.1 Hasil Uji Secara Simultan (Uji-F)................... 88
4.6.2 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) ....................... 89
4.7 Pembahasan ................................................................ 90
4.7.1 Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Pembelian .. 90
4.7.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 92
4.7.3 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 94
4.7.4 Pengaruh Harga terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 96
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.7.5 Pengaruh Iklan, Kualitas Produk, Citra
Merek dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian........................................................ 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 100
5.1 Kesimpulan ................................................................. 100
5.2 Saran ........................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 103
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... 107
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan
dengan pesaingnya. Salah satu perusahaan yang berkembang pesat dewasa ini ialah
merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol. Minuman ringan terdiri dari
dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi.
Salah satu tujuan dari setiap perusahaan adalah menciptakan pangsa pasar
harga dan merek. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, konsumen akan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
faktor seperti ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people dan, process. Sehingga akan membentuk suatu
sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan
diantaranya yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga. Sangadji dan
Sopiah (2013:225) menyatakan iklan adalah salah satu dari empat jenis promosi
konsumen dan konsumen potensial. Iklan adalah bentuk presentasi dan promosi
nonpribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu baik
segala bentuk penyajian dan bukan promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa
totalitas dari fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki
kualitas produk merupakan ciri khas dari suatu produk atau jasa yang digunakan
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah citra merek. Keller
mengenai suatu produk yang dapat diukur dengan berbagai jenis asosiasi merek
asosiasi atau persepsi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek.
Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra
tertentu yang dapat dikaitkan dengan suatu merek (Sangadji dan Sopiah, 2013:327).
moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan
atau penggunaan suatu barang atau jasa dan merupakan komponen yang
sudah lebih dari 200 negara. Minuman Coca-Cola diproduksi oleh The Coca-Cola
mendunia dengan penguasaan pasar yang sudah cukup merata diseluruh dunia.
Kemasan dan Citra Merek dari minuman Coca-Cola juga memiliki pengaruh positif
bentuk seiring berjalannya waktu (Fisher dan Shipton, 2010:92). Selain minuman
seperti Sprite dan Fanta. Coca-Cola memiliki bentuk kemasan yang beraneka ragam
dari kaleng hingga kaca. Selain periklanan yang menonjolkan gaya hidup konsumen
yang kreatif yaitu konsumen yang aktif melakukan kegiatan bersifat Having Fun,
produk yang terlihat dari estetikanya seperti logo, warna dan bentuk penulisan pada
perilaku konsumen dengan membuat iklan yang hiperbola dan kualitas produk yang
baik sehingga dapat menciptakan citra merek yang melekat pada benak konsumen.
terakhir memang cukup berat seiring adanya pergeseran pola minum masyarakat
dari minuman bergula. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penjualan secara
global. Karena adanya penurunan minat konsumen terhadap minuman bersoda dan
manis maka perusahaan minuman bersoda ini mengalami penurunan penjualan dan
perusahaan Coca-Cola menurun dari tahun ke tahun secara global yang dapat dilihat
Tabel 1.1
Penurunan Penjualan Perusahaan Coca-Cola Tahun 2015 - 2017
No Tahun Penjualan (dalam Rupiah)
1 2015 Rp 611.035.730,00
2 2016 Rp 562.471.268,00
3 2017 Rp 479.734.680,00
Sumber: Annual Report Coca-Cola Company, dirilis pada tanggal 26 febuari 2018
Penurunan penjualan secara global dapat terlihat dari hasil 3 tahun terakhir
dimana pada tahun 2015, penjualan prusahaan ini sebesar Rp 611.035.730,00 yang
pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun ke tiga yaitu tahun 2017, penjualan
Tabel 1.2
Persentase Penurunan Penjualan (%) selama 3 periode
No Tahun Persentase Penjualan (%)
1 2014-2015 (4)
2 2015-2016 (5)
3 2016-2017 (15)
Sumber: Annual Report Coca-Cola Company, dirilis pada tanggal 26 febuari 2018
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada periode pertama yakni 2014-2015
penjualan menurun sebesar 4%, kemudian pada periode kedua, yakni 2015-2016
kembali terjadi penurunan sebesar 5% dari periode sebelumnya dan periode terakhir
yakni 2016-2017 terjadi penurunan yang lumayan pesat yaitu sebesar 15%.
Di Indonesia, Coca-Cola masih menjadi top selama tiga tahun terakhir pada
kategori minuman bersoda. Hal ini dapat diketahui melalui survei yang dilakukan
oleh Top Brand Awards dan akan digambarkan pada tabel di bawah ini, antara lain:
top brand dalam kategori minuman bersoda. Persentase minuman Coca-Cola terus
berfluktuasi yakni dari tahun 2015 hingga tahun 2017. Pada tahun 2015, persentase
minuman Coca-Cola adalah 31,2% yang kemudian naik sebesar 1,2% pada tahun
2016. Tetapi pada tahun 2017 persentase dari minuman Coca-Cola kembali
merupakan Top Survey pada kategori minuman bersoda dan telah memiliki brand
equity yang kuat. Akan tetapi, minuman Coca-Cola mengalami fluktuasi pada
pangsa pasarnya dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, peneliti memilih
minuman berkarbonasi atau sering disebut softdrink yang telah banyak beredar di
toko-toko kecil hingga warung. Selain itu bagi mahasiswa softdrink merupakan
minuman yang memiliki rasa yang nikmat, dipercaya dapat melegakan dahaga dan
terdapat beberapa Universitas besar dan salah satunya adalah Universitas Sumatera
tinggal di kost karena sebagian dari mereka berasal dari luar Kota Medan, ada juga
yang berasal dari luar pulau Sumatera dan ada juga mahasiswa yang mendapatkan
minuman yang praktis. Mahasiswa merasa disaat cuaca panas minuman ringan yang
bersoda, dingin dan manis merupakan pilihan yang tepat. Minuman ringan Coca-
Cola merupakan salah satu contoh produk yang banyak dikonsumsi oleh mahasiswa,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, minuman merek Coca-
Cola merupakan salah satu minuman ringan yang paling dikenal dan banyak
Coca-Cola memiliki rasa yang enak, segar, produknya mudah didapat, praktis, dan
citra mereknya sudah mendunia. Selain itu, minuman Coca-Cola jika dicampur
dengan garam maka dapat menyembuhkan sakit tenggorokan, panas dalam, dan flu
atau pilek. Akan tetapi, terdapat pula mahasiswa yang menyatakan iklan dari
iklan yang ditayangkan beberapa tahun lalu. Selain itu, iklan dari minuman Coca-
Cola sudah tidak begitu gencar dan sudah jarang di temui di berbagai media
periklanan. Selain iklan, terdapat pula mahasiswa yang menyatakan bahwa kualitas
khususnya gigi dan mata. Hasil prasurvei yang lainnya menyatakan bahwa
minuman Coca-Cola merupakan merek minuman bersoda yang memiliki kadar gula
dan soda yang lebih banyak dibandingkan dengan merek minuman bersoda lainnya.
Selain itu terdapat pula beberapa informasi yang menyatakan minuman merek
Coca-Cola dapat digunakan untuk membersihkan toilet dan karat pada besi. Selain
itu hasil prasurvei dari beberapa mahasiswa juga menyatakan harga dari minuman
Maka dari berbagai uraian diatas, peneliti tertarik dan ingin meneliti
mengenai iklan, kualitas produk, citra merek dan harga dari Coca-Cola akan
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
Rumusan Masalah
1. Apakah Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan
Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi bagi perusahaan untuk
TINJAUAN PUSTAKA
function and a set of processes for creating, communicating, and delivering value
to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the
organization and its stakeholders”, yang berarti pemasaran merupakan suatu fungsi
nilai bagi pelangan serta mengelola hubungan dengan konsumen yang bermanfaat
management is the art and science of choosing target markets and getting, keeping,
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
customer value” yang berarti manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu
pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak
serangkaian pembeli aktual dan potensial dari suatu produk atau jasa. Pemasaran
variabel yang dapat dikontrol oleh suatu perusahaan. Marketing Mix adalah
pasar sasaran tertentu. Artinya perpaduan variabel-variabel yang terikat dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain yang kemudian dikombinasikan dan dikontrol
oleh suatu perusahaan dalam mencapai target pasar yang dituju. Kotler dan
marketing tools of product, price, place, and promotion that the firm blends to
produce the response it wants in the target market” yang berarti bauran
pemasaran merupakan alat pemasaran taktis yang baik yang terdiri dari produk,
produsen atau pemasar, bisa berupa strategi bauran pemasaran yaitu produk, harga,
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Promosi (Promotion)
4. Tempat/Distribusi (Place)
Adalah jalur yang dilalui arus barang dari produsen ke konsumen akhir baik
2.1.2 Promosi
activities that communicate the merits of the product and persuade target customers
to buy it”. Dari pernyataan tersebut, promosi data diartikan sebagai suatu aktvitas
Sangadji dan Sopiah (2013: 18) menjelaskan promosi adalah semua jenis
produk yang ditawarkan produsen atau penjual. Dapat disimpulkan bahwa promosi
untuk membeli suatu produk. Sangadji dan Sopiah (2013:18) menyatakan terdapat
1. Periklanan (Advertising)
Adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi untuk memasarkan produk
2. Penjualan Perseorangan
Adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli
3. Promosi Penjualan
4. Publisitas
Adalah bentuk promosi yagng mendorong permintaan secara non pribadi untuk
2.2 Iklan
memuaskan dengan menyadarkan semua pihak untuk berpikir, berbuat dan bersikap
lebih baik. Salah satu bentuk komunikasi adalah media periklanan. Iklan adalah
salah satu dari empat jenis promosi yang digunakan pemasar untuk mengarahkan
adalah bentuk presentasi dan promosi nonpribadi tentang ide, barang, dan jasa yang
desain menstimulasi permintaan konsumen dan segala bentuk penyajian dan bukan
promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
konsumen untuk bertindak dengan mempromosikan ide, barang dan jasa yang
dibayar oleh sponsor tertentu. Jika pesan suatu produk telah tersimpan di benak
terhadap produk tersebut. Iklan juga bersifat sangat ekspresif yang memungkinkan
suara, dan warna. Selain itu, iklan dapat digunakan untuk itu membangun citra
jangka panjang untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan produk terjual
meningkatkan reaksi calon pembeli atau pembeli potential terhadap perusahaan dan
produk dan keuntungan perusahaan. Iklan dirancang dengan baik akan menarik
perhatian konsumen. Iklan yang menarik perhatian audiens yang emosional tentu
suatu iklan secara menyeluruh (Kotler dan Keller, 2016:586). Model AIDA
merancang dan menyusun pesan yang akan disampaikan dengan kata yang tepat
pembelian produk. Tetapi sebagian marketer tidak dapat atau kurang baik dalam
memilih dan melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk. Agar iklan
1. Perhatian (Attention)
Tahap dimana pesan suatu iklan dapat menarik perhatian konsumen agar
2. Ketertarikan (Interest)
produk.
3. Keinginan (Desire)
4. Tindakan (Action)
merupakan alat untuk menyampaikan pesan suatu iklan secara ideal kepada
2.3 Produk
Kotler dan Keller (2016:48) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang
Barang yang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasa
Barang tahan lama adalah barang yang berwujud yang biasanya dapat
digunakan berkali-kali.
3. Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Produk akan terlihat lebih menarik, mudah diingat dan mudah dikenali
tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kemasan dari produk
tersebut. Fisher dan Shipton (2010:3) menyatakan kemasan adalah kelebihan yang
terlihat dari konsumsi sementara dari suatu produk. Kemasan biasanya dirancang
agar memiliki bentuk yang ringan. Kemasan juga merupakan suatu tempat atau
wadah yang digunakan untuk melindungi suatu produk agar tetap terlihat rapi dan
bersih. Kemasan terdiri dari tiga fungsi yaitu kemasan primer, kemasan sekunder
primer digunakan untuk melindungi bahan pangan seperti kaleng susu dan botol
kemasan sekunder terbuat dari bahan karton, plastik ataupun kardus. Sedangkan
suatu produk alangkah baiknya dapat didaur ulang dan dapat digunakan kembali
suatu objek dengan cara yang berbeda dan menambahkan hal baru pada objek
tersebut tanpa menghilangkan karakter dari objek aslinya. Desain dari suatu objek
yang digunakan kembali dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bentuk,
berat, fleksibilitas, tekstur, warna, resonansi, bau dan reflektifitas (Fisher dan
Shipton, 2010:34).
ability to satisfy stated or implied needs”. Yang berarti kualitas produk merupakan
totalitas dari fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki
agar kebutuhan dan keinginan sesuai dengan kemauan konsumen. Kualitas produk
dari suatu produk harus mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
meningkatkan minat beli konsumen tetapi sebaliknya jika kualitas produk tidak
sesuai dengan yang diharapkan konsumen, maka akan mengurangi minat beli
antara lain:
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
produk atau seberapa lama produk tersebut dapat digunakan dalam kondisi
dapat digunakan.
suatu produk.
Daya tarik suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah
satunya adalah kemasan. Kemasan merupakan sesuatu yang bernilai bagi sebuah
produk. Kemasan dari suatu produk tentunya dipengaruhi oleh desain kemasan
suatu produk. Desain kemasan merupakan salah satu elemen dalam proses
anggaran yang sangat kecil dibandingkan dengan iklan atau promosi penjualan
konsumen dengan desain yang memiliki tulisan yang menarik dan warna yang
oleh bentuk, warna, label yang tercantum, bahasa, format, jenis logo, suara dan bau,
penulisan huruf dan angka, slogan, paten, tipografi, simbol dan ikon. Terdapat
a. Karton
Karton merupakan salah satu kemasan produk untuk makanan dingin, kosmetik
dan peralatan elektronik. Desain dari karton dipengaruhi oleh ukuran, bentuk
b. Botol
Kemasan botol terbagi menjadi dua jenis yaitu kemasan botol yang terbuat dari
kaca dan plastik. Kemasan botol kaca biasanya digunakan untuk minuman
seperti soda. Selain kaca, botol plastik juga digunakan untuk perlengkapan
mandi dan perlengkapan bayi yang tidak mungkin menggunakan botol kaca
untuk menempatinya.
c. Tabung
Kemasan tabung terbagi menjadi dua yaitu kemasan botol yang terbuat dari
metal dan plastik dimana sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan desainnya.
d. Kaleng
terbuat dari baja yang ringan. Kemasan kalengan dipengaruhi oleh ukuran dan
atau keunggulan suatu produk. Hal ini dapat terjadi karena konsumen kurang
suatu nama atau simbol yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya
dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika hendak
combination of them, intended to identify the goods and services of one seller or
group of sellers and to differentiate them from those of competition” yang berarti
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau perpaduan dari nama,
istilah, tanda, simbol dan desain yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan para
merek dapat membuat posisi yang efektif dapat dibangun, membuat brand memiliki
satu posisi, membuat pelanggan merasa nyaman, dan mengarah pada efisiensi biaya.
Elemen merek haruslah memiliki kesan dan makna tersendiri melalui kreativitas
produk tersebut. Kemasan yang inovatif dapat menarik perhatian ketika konsumen
sangatlah penting bagi sebuah produk atau jasa bahkan tidak mengherankan jika
merek sering kali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. Citra merek
merupakan serangkaian asosiasi atau persepsi yang ada dalam benak konsumen
terhadap suatu merek. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam
bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dapat dikaitkan dengan suatu merek
and preferences for a brand, measured by the various types of brand associations
held in memory” yang berarti Citra Merek merupakan persepsi dan preferensi
konsumen mengenai suatu produk yang dapat diukur dengan berbagai jenis asosiasi
merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen. Citra merek juga menggambarkan
sifat ekstrinsik suatu produk atau layanan yang digunakan untuk memenuhi
2016:330).
Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada
pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra yang positif akan memberikan
manfaat bagi produsen agar lebih dikenal oleh konsumen. Dengan kata lain,
mempunyai citra yang baik. Tetapi sebaliknya, jika citra merek negatif maka
atau jasa.
atau jasa.
1. Brand Salience adalah pentingnya sebuah merek mengukur berbagai aspek dari
kesadaran merek dan seberapa sering merek tersebut muncu dalam berbagai
sebuah merek.
bermanfaat.
2. Bagi Masyarakat, merek memberikan manfaat dalam tiga hal, antara lain
tentang suatu produk tersebut dan tempat untuk membeli produk tersebut.
1. Menarik/Menggembirakan
tentang merek.
2. Melibatkan/Memikat
Merek harus memikat atau melibatkan konsumen agar konsumen dapat terpikat
dengan merek dan merek dapat menjadi bagian dari aktivitas atau gaya hidup
yang dihargai.
3. Inovatif/Dinamis
4. Hasrat/Menggerakkan Tujuan
1. Atribut
2. Manfaat
3. Nilai
4. Budaya
5. Kepribadian
6. Pemakai
suatu produk.
1. Pengakuan (Recognition)
2. Reputasi (Reputation)
Tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih terbukti
3. Afinitas (Affinity)
konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan lebih
mudah dijual dan produk dengan memiliki persepsi kualitas yang tinggi akan
2.6 Harga
perusahaan. Harga juga merupakan unsur marketing mix yang bersifat fleksibel
yang berarti dapat diubah dengan cepat. Harga merupakan satuan moneter atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Harga juga merupakan komponen yang
(2018:78) menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibayar oleh
konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga juga merupakan jumlah uang
yang ditukarkan untuk suatu produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan
atas sebuah produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2018). Sangadji dan Sopiah
oleh harga karena harga juga merupakan atribut penting yang dievaluasi oleh
konsumen, karena jika harga dari suatu produk relatif lebih tinggi dibandingkan
Tjiptono (2015:291) menjabarkan peranan harga secara garis besar, antara lain:
4. Harga merupakan alat atau wahana langsung yang digunakan untuk melakukan
lainnya.
memilih harga yang dapat menghasilkan laba terbesar bagi perusahaan tersebut.
Tujuan yang berorientasi pada volume dan biasa dikenal dengan istilah volume
mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg, unit, m 3, dan lain-lain), nilai
5. Tujuan Lainnya
Selain keempat tujuan yang telah dibahas, terdapat pula tujuan lain dalam
strategi penetapan harga. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan untuk
1. Berdasarkan Permintaan
a. Skimming Pricing
Metode ini diterapkan dengan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk
b. Penetration Pricing
produk baru dengan harga yang rendah dengan harapan dapat mencapai
volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat mencapai skala
kemampuan pesaing.
c. Prestige Pricing
d. Price Lining
Metode ini diterapkan bila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis
2. Berdasarkan Biaya
jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya langsung, biaya overhead, dan
pesawat.
Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar yang menyatakan
bahwa unit cost barang atau jasa akan menurun antara 10 hingga 30%
3. Berdasarkan Laba
Metode ini biasanya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan
4. Berdasarkan Persaingan
Metode penetapan harga yang digunakan terdiri dari empat macam, yakni:
a. Customary Pricing
harga pasar dan biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sudah memiliki
c. At Market Pricing
Penetapan harga dengan metode ini banyak dilakukan oleh perusahaan dan
akan memberikan untung yang lebih jika dipakai pada saat harga dalam
persaingan tinggi.
dengan promosi khusus yang menjual suatu produk dengan harga dibawah
biayanya.
dimana harga penawaran yang diajukan dalam jangka waktu tertentu yang
(Situmorang, 2012:170).
1. Keterjangkauan Harga
Merupakan penetapan harga pada produk yang terdiri dari beberapa jenis
dalam satu merek dengan harga yang murah sampai dengan harga yang mahal
Merupakan penawaran harga yang diberikan oleh para penjual yang menjual
produk yang sama dengan harga yang berbeda. Dalam hal ini, konsumen akan
ditetapkan penjual dengan kualitas dari produk tersebut. Dalam hal ini, harga
yang murah tidak menjadi dasar dari keputusan pembelian seorang konsumen.
Konsumen akan lebih memilih harga yang mahal tetapi dengan kualitas yang
baik karena sebagian konsumen akan beranggapan bahwa diantara harga yang
Merupakan dasar dari pembelian ulang suatu produk. Konsumen akan memilih
produk yang dianggapnya memberikan manfaat yang lebih besar atau sama
dengan harga yang telah ia keluarkan untuk membeli produk tersebut. Jika
konsumen merasa bahwa manfaat yang ia dapatkan kurang sesuai dengan harga
manfaat yang ia dapat lebih besar dari yang ia keluarkan maka konsumen akan
keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih.
Suatu pilihan tanpa pilihan dapat disebut sebagai “Pilihan Hobson”. Sedangkan
budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan, process.
Sehingga akan membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala
informasi dan mengambil kesimpulan bahwa respons yang muncul pada produk
adalah keputusan membeli suatu merek. Konsumen akan membeli merek yang
paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi setelah melalui tahap
evaluasi alternatif terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua
merupakan suatu proses dalam pembelian yang nyata yaitu apakah seorang
suatu produk terjadi, biasanya konsumen akan melalui beberapa tahap, antara lain:
1. Identifikasi Kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Alternatif
5. Evaluasi Purnabeli
1. Faktor Budaya
Setiap budaya terbagi menjadi beberapa subbudaya yang lebih kecil yang
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor pribadi yang meliputi usia
dan siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan
4. Faktor Psikologis
dapat diklarifikasikan ke dalam tiga tahap utama, antara lain: Tahap Pra-Pembelian,
semua aktivitas yang terjadi sebelum terjadinya suatu transaksi pembelian. Tahap
ini meliputi tiga proses yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, dan
dimana konsumen membeli dan menggunakan suatu produk atau jasa. Selanjutnya,
yang tepat.
Tahap Konsumsi
atau Pembelian Tahap Evaluasi
Tahap Pra-Pembelian
Purnabeli
1. Identifikasi Kebutuhan
Pada tahap ini, proses pembelian dimulai ketika pembeli mulai menyadari
2. Pencarian Informasi
Pada tahap ini sebelum konsumen memutuskan tipe produk, merek spesifik,
dan pemasok yang akan dipilih konsumen mulai mempunyai keinginan untuk
3. Evaluasi Alternatif
merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Tahap ini biasanya terlepas dari
pengaruh langsung para pemasar. Pelanggan dapat memilih kapan, dimana, dan
5. Evaluasi Purnabeli
mengetahui manfaat dari suatu produk. Jika konsumen merasa puas dengan
produknya maka tindakan yang akan diambil ialah konsumen tersebut akan
orang lain. Tetapi sebaliknya, jika seorang konsumen merasa tidak puas pada
Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini. Hasil dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Teknik
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis
1. Imantoro, Pengaruh Citra Merek, Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Suharyono Iklan dan Cita Rasa X1:Citra Merek Regresi menunjukkan bahwa Citra
dan Sunarti terhadap Keputusan Linear Merek, Iklan, dan Cita
X2: Iklan
(2018) Pembelian (Survei Berganda Rasa secara secara
terhadap Konsumen X3: Cita Rasa parsial dan simultan
Mi Instan Merek Variabel Terikat berpengaruh signifikan
Indomie di wilayah Um Y: terhadap Keputusan
Al-Hamam Riyadh) Keputusan Pembelian.
Pembelian
2. Negara, Pengaruh Kualitas Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Arifin dan Produk dan Brand X1:Kualitas Deskriptif menunjukkan bahwa
Nuralam Image terhadap Minat Produk dan Kualitas Produk dan Brand
(2018) Beli (Survei pada Analisis Image secara parsial dan
X2: Brand Image
Pembeli di Gerai Regresi simultan berpengaruh
Starbucks di Kota Variabel Terikat Linear signifikan terhadap
Surabaya) Y:Minat Beli Berganda Keputusan Pembelian.
3. Purnomo Pengaruh Kesadaran Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
(2018) Merek dan Citra X 1: Regresi menunjukkan bahwa
Merek terhadap Niat Linear Kesadaran Merek dan
Kesadaran
Beli pada Konsumen Berganda Citra Merek secara parsial
Merek
Herbalife di Surabaya dan simultan berpengaruh
X 2: signifikan terhadap
Citra Merek Keputusan Pembelian
Variabel Terikat Herbalife di Surabaya.
Y:Niat Beli
4. Rommy dan Effect Of Brand Image Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Nur (2018) And Price Perception X 1: Regresi menunjukkan bahwa
On Purchase Decision Linear Brand Image dan Price
Brand Image
Berganda Perception secara parsial
X2 dan simultan berpengaruh
:Price sangat positif dan
Perception signifikan terhadap
Variabel Terikat Keputusan Pembelian.
Y:
Purchase
Decision
5. Dewi, Pengaruh Iklan, Variabel Bebas Analisis Hasil penelitian ini
Hartono dan Kualitas Produk dan X1 Regresi menunjukkan bahwa Iklan,
Istiqomah Citra Merek terhadap Linear Kualitas Produk dan Citra
:Iklan
(2017) Keputusan Pembelian Berganda Merek secara parsial dan
Minuman Probiotik X 2: simultan berpengaruh
Merek Yakult (Studi Kualitas Produk signifikan terhadap
Kasus Pada X 3: Keputusan Pembelian
Konsumen Yakult di Citra Merek Minuman Probiotik Merek
Kampung Botokan Yakult.
Variabel Terikat
Pajang Laweyan
Surakarta) Y:
Keputusan
Pembelian
Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antar variabel yang dianggap relevan dengan situasi masalah dan
observasi, dan tinjauan literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam
teoritis akan menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikat secara teoritis.
yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga dengan variabel dependent yaitu
menyatakan iklan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang
ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu baik perorangan,
citra jangka panjang untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan
produk terjual dengan cepat (Kotler dan Armstrong, 2018:439). Salah satu
promosi pribadi, mengenai ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor
dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk
tersebut. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi akan kualitas produk tersebut
Selain iklan dan kualitas produk, citra merek juga mempengaruhi keputusan
pengalaman masa lalu konsumen terhadap suatu merek. Persepsi merek yang
baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan meningkatkan
persepsi dan preferensi konsumen mengenai suatu produk yang dapat diukur
dengan berbagai jenis asosiasi merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen.
Citra merek merupakan serangkaian asosiasi atau persepsi yang ada dalam
dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dapat dikaitkan
dengan suatu merek (Sangadji dan Sopiah, 2013:327). Citra merek sering kali
memiliki citra yang yang baik, maka hal tersebut akan menstimulus atau
suatu merek. Citra merek yang kuat dapat memberikan keunggulan suatu
yang dibangun suatu produk haruslah bagus dan tertanam dibenak konsumen
oleh kesan dari citra merek yang meliputi manfaat dan kualitas suatu produk
Selain ketiga faktor diatas, harga juga merupakan faktor penting yang
menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibayar oleh konsumen
terjadi karena perang harga yang sangat emosional maka hal ini dapat
Iklan
Kualitas Produk
Keputusan
Pembelian
Citra Merek
Harga
Sumber: Kotler dan Armstrong (2018), Kotler dan Keller (2016), Sangadji dan Sopiah
(2013), Situmorang (2012)
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua variabel atau lebih yang
ditunjukkan dalam pernyataan yang dapat diuji. Dalam penelitian, hitpotesis berarti
rumusan masalah tersebut dapat berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel
1. Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan berpengaruh
Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
METODE PENELITIAN
variabel atau lebih (Situmorang, 2017:17). Dalam penelitian ini terdapat empat
variabel yaitu Iklan (X1), Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4)
Sumatera Utara, yang bertempat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah Medan. Waktu
penelitian dilakukan dari bulan Febuari 2019 sampai dengan bulan Maret 2019.
ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Batasan operasionalisasi
variabel lain (Sanusi, 2016:50). Pada penelitian ini variabel bebas, yakni:
a. Iklan (X1)
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
d. Harga (X4)
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:4). Pada penelitian ini variabel
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Skala
Iklan adalah bentuk promosi 1. Perhatian (Attention)
Iklan untuk memperkenalkan dan 2. Ketertarikan (Interest) Skala
1. mempengaruhi keputusan 3. Keinginan (Desire)
(X1) Likert
pembelian minuman Coca-Cola
4. Tindakan (Action)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.
Skala Likert atau sering disebut Summated Scale (Skala yang dijumlahkan) pada
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya dapat disebut sebagai
variabel penelitian. Pada penelitian ini responden akan memilih salah satu dari
total skor dihitung dan ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-Ragu (RG) / Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Situmorang (2018:6)
seleksi terhadap bagian dari elemen-elemen populasi dengan harapan hasil seleksi
teersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada, Elemen adalah subjek
dimana pengukuran itu dilakukan dan bagian dari elemen-elemen populasi yang
mana orang itu dipilih. Sampel juga merupakan suatu bagian dari populasi yang
akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Populasi yang
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
1. 2015 174
2. 2016 194
3. 2017 195
4. 2018 249
5. Total 812
6. Rata-Rata Populasi 203
masih aktif kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Sevila (dalam Situmorang, 2017) menyatakan ukuran sampel dari suatu populasi
N
n=
1 + 𝑁𝑒 2
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
203
n=
1 + 203(0,05)2
Tabel 3.4
Sampel Penelitian
No Stambuk Total Sampel Persentase (%) Sampel
1. 2015 25 33 Mahasiswa
2. 2016 135 25 33 Mahasiswa
3. 2017 Mahasiswa 25 34 Mahasiswa
4. 2018 25 35 Mahasiswa
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti
pengambilam sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi anggota
accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel yang kebetulan bertemu dengan
peneliti yang kemudian dijadikan sampel dapat disebut juga dengan teknik
1. Data Primer (Primary Data) yaitu data yang data yang dikumpulkan sendiri
oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan
untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview dan
observasi (Situmorang, 2017:24). Data primer dalam penelitian ini adalah data
(Situmorang, 2017:24). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
peneliti dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian berupa buku,
1. Kuesioner
2. Wawancara (Interview)
3. Studi Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data – data yang relevan dari buku,
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kriteria penentuan validitas pada pertanyaan atau pernyataan suatu
dengan aplikasi SPSS > rtabel (pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat
2. Apabila rhitung ≤ rtabel (pada tingkat signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang memiliki karakteristik yang sama
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka angka yang diperoleh peneliti
adalah 0,361.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Total Alpha if Item Keterangan
Item Deleted if Item Deleted
Correlation Deleted
X1_1 73.50 118.534 .568 .916 Valid
X1_2 73.67 117.126 .483 .917 Valid
X1_3 73.80 116.097 .601 .915 Valid
X1_4 74.03 116.447 .561 .916 Valid
X2_1 74.53 103.292 .808 .909 Valid
X2_2 73.87 118.395 .442 .918 Valid
X2_3 74.07 118.202 .406 .919 Valid
X2_4 73.43 115.978 .466 .918 Valid
X3_1 73.33 117.264 .550 .916 Valid
X3_2 73.77 113.702 .589 .915 Valid
X3_3 74.23 113.909 .562 .916 Valid
X3_4 74.43 112.047 .598 .915 Valid
X4_1 73.87 115.568 .630 .915 Valid
X4_2 73.90 114.093 .660 .914 Valid
X4_3 74.23 115.564 .526 .916 Valid
X4_4 73.90 116.852 .490 .917 Valid
Y_1 74.43 110.737 .559 .917 Valid
Y_2 74.47 108.809 .762 .911 Valid
Y_3 74.27 111.168 .675 .913 Valid
Y_4 74.37 106.861 .690 .913 Valid
Sumber: Lampiran 2
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali yaitu untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang
menyatakan koefisien alpha 0,70 diperlukan untuk sebuah skala yang sudah mapan
dan dianggap stabil, sedangkan 0,60 sudah cukup memadai untuk skala dalam tahap
dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha pada aplikasi SPSS. Butir pertanyaan
2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.
Hasil Uji Reliabilitas yang pada 30 orang diluar sampel dan dilakukan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang dapat dilihat
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 20
Sumber: Lampiran 2
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach`s Alpha sebesar
0,919 yang berarti nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
bilangan yang dapat mewakili grup seperti Mean, Median dan Mode dimana
Mean berarti nilai rata-rata, Mode berarti nilai yang paling banyak muncul dan
variabel maka akan menggunakan kriteria dengan interval sebesar ((5-1)/5) = 0,8.
Tabel 3.7
Kriteria Evaluasi Pernyataan/Variabel
No Kriteria Keterangan
1. 1,0 – 1,7 Sangat Tidak Setuju
2. 1,8-2,5 Tidak Setuju
3. 2,6-3,3 Kurang Setuju
4. 3,4-4,1 Setuju
5. 4,2-5,0 Sangat Setuju
sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu
menjadi dua atau lebih variabel bebas (Sanusi, 2016:134). Analisis regresi berganda
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Iklan (X1), Kualitas Produk
(X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Berikut
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
β0 = Konstanta
X1 = Iklan
X2 = Kualitas Produk
X3 = Citra Merek
X4 = Harga
yang tidak bias maka peneliti melakukan uji asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Terdapat dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
2. Analisis Statistik
secara visual akan tampak normal, padahal secara statistik dapat sebaliknya.
Oleh karena itu dianjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik dengan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independent atau bebas. Model regresi yang baik seharusnnya tidak terjadi
adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent
sama dengan nol. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat
dari nilai Tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
independent jika memiliki nilai Tolerance ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, sedangkan
model regresi yang bebas dari multikolonieritas ditandai dengan model regresi
yang memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 atau nilai VIF ≤ 10. Gujarati dan Porter
dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman dari
suatu model regresi yang bebas multikolinieritas jika angka Tolerance mendekati
1 yang berarti tidak adanya kolinearitas dengan model regresi lainnya, sebaliknya
jika angka Tolerance mendekati angka 0 maka semakin besar kolinearitas suatu
variabel dengan regresi lainnya. Jika nilai VIF ≤ 10 atau Tolerance ≥ 0,1, maka
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
mengetahui apakah suatu model regresi terjadi heteroskedastisitas atau tidak maka
dapat diuji dengan Uji Glesjer. Pada Uji Glesjer jika variabel independent
maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas tetapi jika variabel independent tidak
dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang
variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
Apabila determinasi (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka dapat
terhadap variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan
dan bila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan model dalam
ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel
Jika model regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat uji asumsi klasik
maka selanjutnya akan dilakukan analisis melalui pengujian hipotesis, antara lain:
Uji F dikenal dengan uji simultan atau serempak, yaitu untuk menguji
variabel terikatnya. Maka model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1. H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0, semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,
Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara bersama-sama tidak terdapat
Pembelian.
2. Ha: Minimal satu βi ≠ 0, semua variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) yaitu Iklan,
Pembelian.
Uji-t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
terikatnya. Maka model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. H0: βi ≤ 0, artinya semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,
Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara parsial tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.
2. Ha: βi > 0, artinya semua variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu Iklan,
Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara parsial berpengaruh positif dan
oleh John Styth Pemberton yaitu seorang apoteker dari Atlanta, Georgia, Amerika
Serikat. John merupakan orang yang pertama kali mencampur sirup yang memiliki
rasa dengan air yang berkarbonasi dan dinilai sangat enak oleh orang-orang yang
Robinson berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan.
Script, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia yang sering kita lihat sekarang.
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
Dalam rentang waktu 3 tahun, antara tahun 1888 sampai dengan tahun 1891,
seorang pengusaha Atlanta bernama Asa Griggs Candler membeli hak bisnis
minuman itu seharga $2,300. Candler lah yang menjadi pemimpin pertama Coca
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Cola, dan orang pertama yang membawa visi ke dalam merk dan perjalanan bisnis
inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta
mendorong penjualan.
ketika Netherland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia
di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1945 pabrik tersebut beroperasi di bawah nama The
Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan status perusahaan nasional. Pada tahun
1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal didirikannya pabrik pembotolan
modern pertama di Indonesia dengan nama baru yakni PT. The Jaya Beverages
Bottling Company.
setiap aspek dari bisnis dengan menjelaskan target yang perlu dicapai untuk
terus berkembang sebagai bisnis selama sepuluh tahun ke depan dan seterusnya,
The Coca-Cola Company harus melihat ke depan, memahami berbagai tren dan
faktor yang akan membentuk bisnis kami di masa depan serta bergerak cepat
untuk mempersiapkan diri demi menghadapi tantangan yang akan dating hal
ini merupakan visi 2020 dari The Coca-Cola Company. Selain itu visi
Menjadi tempat kerja yang baik dimana orang dapat terinspirasi untuk
b. Portofolio
seluruh dunia.
c. Mitra
d. Warga Negara
yang berkelanjutan.
e. Keuntungan
f. Produktivitas
untuk terus bertahan. Misi ini menegaskan tujuan The Coca-Cola Company
menjadi tolok ukur seluruh tindakan dan keputusan perusahaan. Selain misi
Gambar 4.2
Produk Minuman Coca-Cola
1. New Coke
3. Coca-Cola Zero
4. Cherry Coke
5. Vanilla Coke
7. Raspberry Coke
1. Coca-Cola
2. Diet Coke
3. Coca-Cola Zero
Gambar 4.3
Produk Minuman Coca-Cola di Indonesia
penelitian ini terdapat 20 butir pernyataan yang terdiri dari 4 butir pernyataan untuk
variabel bebas (X1) yaitu iklan, 4 butir pernyataan untuk variabel bebas (X 2) yaitu
kualitas produk, 4 butir pernyataan untuk variabel bebas (X3) yaitu citra merek dan
Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang
terdiri dari jenis kelamin dan stambuk. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Laki-Laki 80 59.3 59.3 59.3
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang memenuhi kriteria
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden stambuk 2015 yang membeli
persentase 25,9%.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk
Stambuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
2015 33 24.4 24.4 24.4
2016 33 24.4 24.4 48.9
responden terhadap variabel iklan (X1) dapat dideskripsikan pada Tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Iklan (X1)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Menarik perhatian
1 0.7 7 5.2 23 17 42 31.1 62 45.9 4.2 SS
konsumen
Membuat konsumen
tertarik 4 3 6 4.4 36 26.7 42 31.1 47 34.8 3.9 S
mengonsumsinya
Membuat konsumen
2 1.5 8 5.9 25 18.5 54 40 46 34.1 4.0 S
ingin mencobanya
Mempengaruhi
3 2.2 12 8.9 20 14.8 41 30.4 59 43.7 4.0 S
tindakan pembelian
Sumber: Lampiran 4
Keterangan:
sponsor utama dalam acara-acara besar seperti piala dunia dapat menarik
seperti piala dunia dan sudah menjadi sponsor resmi sejak tahun 1978
bertemakan happy hour dimana ketika cuaca panas, seorang pria yang
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk (X2)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Melegakan
1 0.7 10 7.4 47 34.8 47 34.8 30 22.2 3.7 S
dahaga
Memilliki rasa
6 4.4 11 8.1 51 37.8 41 30.4 26 19.3 3.5 S
yang unik
Bertahan pada
suhu ruangan
15 11.1 26 19.3 52 38.5 32 23.7 10 7.4 3.0 KS
dalam waktu yang
lama
Memiliki kemasan
yang mudah 4 3 4 3 35 25.9 53 39.3 39 28.9 3.9 S
dikenali
Sumber: Lampiran 4
Keterangan:
rata 3.5. Hasil diatas menunjukkan bahwa responden menilai setuju minuman
suhu ruangan dalam waktu yang lama” menunujukkan bahwa dari 135
Coca-Cola dapat bertahan pada suhu ruangan dalam waktu yang lama karena
mudah dikenali konsumen yang identik dengan warna merah pada minuman
responden terhadap variabel citra merek (X3) dapat dideskripsikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Citra Merek (X3)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Mudah
3 2.2 2 1.5 8 5.9 35 25.9 87 64.4 4.5 SS
dikenali
Memiliki
reputasi yang 5 3.7 12 8.9 40 29.6 36 26.7 42 31.1 3.7 S
baik
Menyegarkan
8 5.9 23 17 44 32.6 42 31.1 18 13.3 3.3 KS
tubuh
Tetap memilih 24 17.8 24 17.8 55 40.7 21 15.6 11 8.1 2.8 KS
Sumber: Lampiran 4
Keterangan:
minuman Coca-Cola memiliki kadar gula yang tinggi yang akan membuat
bahwa responden menilai kurang setuju Saya tetap memilih minuman Coca-
responden terhadap variabel harga (X4) dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X4)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Harga
7 5.2 21 15.6 43 31.9 40 29.6 24 17.8 3.3 KS
terjangkau
Sesuai dengan
6 4.4 10 7.4 41 30.4 49 36.3 29 36.3 3.6 S
kualitas
Sesuai dengan
7 5.2 18 13.3 49 36.3 38 28.1 23 21.5 3.3 KS
manfaat
Keterangan:
minuman lainnya.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
STS TS KS S SS
Pernyataan Mean Ket
F % F % F % F % F %
Membutuhkan
minuman Coca- 24 17.8 30 22.2 39 28.9 26 19.3 16 11.9 2.9 KS
Cola
Menyehatkan
22 16.3 31 23 46 34.1 21 15.6 15 11.1 2.8 KS
tubuh
Memilih setelah
membandingkan 21 15.6 23 17 51 37.8 24 17.8 16 11.9 2.9 KS
dengan merek lain
Yakin membeli 17 12.6 18 13.3 41 30.4 41 30.4 18 13.3 3.2 KS
Sumber: Lampiran 4
Keterangan:
setuju karena dianggap masih banyak merek lainnya yang lebih baik untuk
dikonsumsi.
d. Untuk pernyataan keempat yaitu Saya yakin dengan keputusan saya untuk
menilai kurang setuju karena faktor kesehatan dan harga yang lebih mahal
Berikut hasil pengolahan data pada uji regresi linear berganda yang
1. Konstanta (β0) = -4.471. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel Iklan
(X1), Kualitas Produk (X2), Citra Merek (X3) dan Harga (X4) = 0, maka nilai
2. Koefisien (β1) = 0,376 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Iklan (X1)
3. Koefisien (β2) = 0,500 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk
yang berarti jika variabel Kualitas Produk meningkat satu satuan maka
4. Koefisien (β3) = 0,489 > 0. Hal menunjukkan bahwa variabel Citra Merek
yang berarti jika variabel Citra Merek meningkat satu satuan maka Keputusan
5. Koefisien (β4) = – 0,257 < 0 Hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga
Keputusan Pembelian yang berarti jika variabel Harga meningkat sebesar satu
sebesar 0,489.
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009
Sebelum melakukan uji linear berganda maka peneliti akan melakukan uji
asumsi klasik. Uji yang dilakukan pada uji asumsi klasik terdiri dari beberapa jenis
uji, antara lain: Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas dan Uji Multikolinearitas.
atau tidak. Uji Normalitas dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik
yang terdiri dari Grafik Histogram dan Grafik Normal Probability Plot atau P-
Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Uji Normalitas dengan pendekatan
berdistribusi normal, hal ini dapat diketahui dari garis histogram yang tidak
Pada Gambar 4.5 dapat dlihat hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik
yang normal yang dapat dilihat dari penyebaran titik-titik yang mengikuti data
di sepanjang garis diagonal dari grafik. Tetapi, untuk lebih memastikan bahwa
data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka akan dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Seperti hasil uji normalitas dengan grafik p-plot yang menunjukkan bahwa
variabel residual berdistribusi normal. Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa
nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,200 dimana angka tersebut diatas nilai
Tabel 4.9
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S)
Unstandardized
Residual
N 135
Positive .045
Negative -.035
b. Calculated om data.
Sumber: Lampiran 6
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas dan di bawah angka 0
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat variabel independent yang tidak signifikan secara
dari probabilitas iklan yaitu 0,338, kualitas produk 0,947, citra merek 0,686 dan
harga 0,676 yang berada diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05, maka dapat
Tabel 4.10
Hasil Uji Glesjer
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.369 1.034 3.257 .001
multikolinieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan
(VIF) dan Tolerance. Pedoman dari suatu model regresi yang bebas
regresi lainnya. Jika nilai VIF ≤ 10 atau Tolerance ≥ 0,1, maka tidak terjadi
gejala multikolinieritas.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
dengan variabel nilai Tolerance ≥ 0,1 dimana nilai iklan 0,606 ≥ 0,1,
kualitas produk 0,510 ≥ 0,1, citra merek 0,428 ≥ 0,1 dan harga 0,415 ≥ 0,1.
ditandai dengan nilai VIF ≤ 10 dimana variabel iklan, kualitas produk, citra
merek dan harga yang memiliki dimana nilai iklan 1,651 ≤ 10, kualitas
produk 1,962 ≤ 10, citra merek 2,337 ≤ 10 dan harga 2,408 ≤ 10.
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 .691a .477 .461 2.971
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 yang
berarti Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh Iklan, Kualitas Produk, Citra
Merek dan Harga sebesar 46,1% sedangkan sisanya 53,9% dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti promosi,
Tabel 4.13
Hasil Uji secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1Regression 1046.636 4 261.659 29.642 .000b
bebas (X1, X2, X3, X4) secara simultan terhadap variabel terikatnya (Y). Pada penelitian
ini dfa = 5-1 =4 dan dfb = 135-5 =130. Nilai Fhitung akan diperoleh dengan
menggunakan aplikasi SPSS yang kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada
tingkat α = 5%. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji-F pada Tabel 4.13
memperlihatkan nilai Fhitung adalah 29,642 dengan tingkat signifikansi 0,000, df1 = 4
dan df2 = 130 maka nilai Ftabel adalah 2,44. Karena Fhitung (29,642) > Ftabel (2,44). maka
H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya secara simultan pengaruh yang signifikan dari
variabel–variabel independent yaitu iklan, kualitas produk, citra merek dan harga
Tabel 4.14
Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009
Uji-t yang dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan
aplikasi SPSS yang kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 0,05
dan dfb = n-k =135-5 = 130. Maka diperoleh ttabel = 1,978 sehingga dapat disimpulkan:
Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan 0,001 <
0,05, dan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978) artinya jika variabel iklan
Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan
kualitas produk 0,000 < 0,05, dan nilai thitung (4,088) > nilai ttabel (1,978) artinya
Keputusan Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan
citra merek 0,001 < 0,05, dan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978) artinya jika
Pembelian minuman Coca-Cola. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Harga 0,093 >
0,05, dan nilai thitung (1,691) < nilai ttabel (1,978) artinya variabel harga meningkat
menurun.
4.7 Pembahasan
Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
hasil penelitian dimana variabel Iklan berpengaruh secara positif dan signifikan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan 0,001
< 0,05, dan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978). Dengan demikian variabel Iklan
Hal ini sejalan dengan pendapat dari Kotler dan Armstrong (2018:439),
yang menyatakan Iklan dapat digunakan untuk itu membangun citra jangka panjang
untuk suatu produk dan dapat membuat penjualan produk terjual dengan cepat.
Iklan yang menarik atau tidak menarik akan mempengaruhi persepsi konsumen
menarik perhatian konsumen seperti iklan pada saat piala dunia, iklan dengan tema
edisi Ramadhan dan edisi happy hour. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian dari Imantoro, dkk (2018) terhadap keputusan pembelian mie instant
suatu produk apabila pesan iklan tersebut baik dan menarik konsumen. Semakin
baik iklan yang dilakukan maka akan semakin mempengaruhi keputusan pembelian.
Dengan kata lain iklan minuman Coca-Cola yang ditayangkan di televisi maupun
melalu sosial media dapat menarik perhatian, membuat konsumen tertarik dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian dari Rachmadini dan Ronny (2015), yang menyatakan
Mizone di Surabaya.
Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
hasil penelitian dimana variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai
signifikan Kualitas Produk 0,000 < 0,05, dan nilai t hitung (4,088) > nilai ttabel (1,978).
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Kotler dan Keller
(2016:156) yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan totalitas dari fitur
dan karakteristik suatu produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk
beberapa faktor salah satu diantaranya adalah desain kemasan. Calver (2004:14)
menyatakan bahwa desain kemasan merupakan salah satu dari bagian kualitas
yang memiliki tulisan yang menarik dan warna yang mencolok. Desain kemasan
yang dapat menarik perhatian konsumen dipengaruhi oleh bentuk, warna, label
yang tercantum, bahasa, format, jenis logo, suara dan bau, penulisan huruf dan
angka, slogan, paten, tipografi, simbol dan ikon. Dengan kata lain kemasan dari
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rosandi dan Sudarwanto (2014) dimana
yang dimana desain kemasan yang baik adalah yang mempunyai komposisi yang
baik seperti pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan barang
tersebut menarik dan menjadi alat stimulus bagi konsumen untuk merencanakan
melakukan pembelian atau bias juga disebut “point of purchase”. Konsumen sering
membeli sesuatu secara tidak sadar dikarenakan tertarik pada warna dan desain
desainnya yang menarik atau bentuk kemasan suatu produk sehingga kemasan
pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Kurniawan dan Apriatni
pembelian the local di Indonesia yang menunjukkan semakin baik kualitas produk
yang dihasilkan maka akan semakin tinggi juga keputusan pembelian dari
konsumen untuk membelinya. Selain itu, kemasan suatu produk juga akan
minuman Coca-Cola mudah dikenali yang dapat diketahui dari logo, jenis penulisan
yang unik dan identik dengan tulisan berwarna putih dengan latar belakang merah
dari minuman Coca-Cola selain itu, kemasan minuman Coca-Cola sangat kuat yang
apabila jatuh tidak mudah pecah atau rusak, kemasan minuman Coca-Cola juga
memiliki suara letupan botol dan desis soda, serta memiliki kemasan dengan bentuk
berlekuk yang dinilai lebih mudah dipegang karena lekukannya mengikuti kontur
tangan. Di samping itu, minuman Coca-Cola dapat melegakan dahaga dan memiliki
rasa yang unik serta aroma yang khas yang menyerupai aroma karamel, dan
Cola juga mengeluarkan berbagai varian rasa seperti rasa Cherry, Mango, Peach,
merasa penasaran dan tertarik untuk mencobanya. Hasil ini tidak sejalan Puspita,
Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
hasil penelitian dimana variabel Citra Merek berpengaruh secara positif dan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai
signifikan Citra Merek 0,001 < 0,05, dan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978).
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, minuman Coca-
Cola harus selalu menjaga dan mempertahankan kualitas sebagai merek yang
Merek yang mudah diingat, dikenali dan memiliki reputasi yang baik akan
mempengaruhi niat beli konsumen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dari Purnomo (2018) terhadap produk Herbalife di Surabaya, Yuli and Shindy
dan Lahore yang menunjukkan bahwa variabel Citra Merek memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini menunjukkan
bahwa niat beli konsumen dibentuk dengan adanya citra merek yang baik di benak
konsumen. Citra merek yang baik ini terlihat dari adanya anggapan konsumen yang
dengan merek lainnya. Oleh karena itu apabila minuman Coca-Cola ingin
berkarbonasi yang pertama kali muncul di dunia. Citra Merek suatu produk juga
dipengaruhi oleh nama atau simbol yang sifatnya dapat dibedakan dari produk
Secara simultan, variabel Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
(R=0,691). Berdasarkan hasil uji-t yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
hasil penelitian dimana variabel Harga berpengaruh secara negatif dan tidak
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai
signifikan Harga 0,093 > 0,05, dan nilai thitung (1,691) < nilai ttabel (1,978).
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Sangadji dan Sopiah
oleh harga karena harga juga merupakan atribut penting yang dievaluasi konsumen,
karena jika harga dari suatu produk relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga
pertimbangannya. Selain itu juga sejalan dengan teori dari Kotler dan Armstrong
(2018:308) dimana Harga merupakan jumlah uang yang ditukarkan untuk suatu
produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk
atau jasa.
dengan manfaat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Fure, dkk (2015) terhadap
pembelian Susu Formula di Malang, dimana harga berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain, harga minuman Coca-
Cola berpengaruh negatif dan tidak signifikan yang berarti jika terjadi kenaikkan
pembelian. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian dari Resmi dan Tri (2015)
4.7.5 Pengaruh Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
variabel iklan, kualitas produk, citra merek dan harga tergolong erat terhadap
diperoleh nilai Fhitung pada kolom (F) adalah sebesar 29,642, lebih besar dari nilai
Ftabel sebesar 2,44. Dengan nilai signifikan pada Fhitung di kolom (sig.) adalah 0,000
dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) = 5%. Dengan kata lain, Fhitung
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Iklan
dengan nilai thitung (3,287) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Iklan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian (0,001 < 0,05) artinya jika variabel Iklan ditingkatkan sebesar satu
dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan
Kualitas Produk dengan nilai thitung (4,088) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Kualitas Produk secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (0,001 < 0,05) artinya jika variabel
Berdasarkan dari uji-t variabel Citra Merek berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan Citra
Merek dengan nilai thitung (3,495) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian (0,000 < 0,05) artinya jika variabel Citra Merek
akan meningkat.
Berdasarkan dari uji-t variabel Harga berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikan
Harga dengan nilai thitung (1,691) > nilai ttabel (1,978). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Harga secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Keputusan Pembelian (0,093 > 0,05) artinya jika variabel Harga
akan menurun.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu Iklan minuman
Coca-Cola harus selalu menarik, kreatif dan menghibur, karena variabel Iklan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu minuman Coca-
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu minuman
Coca-Cola harus selalu merek dan reputasinya agar selalu diingat oleh
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, pihak Coca-Cola
target pasar.
5.1 Kesimpulan
1. Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga secara simultan berpengaruh
minuman Coca-Cola.
minuman Coca-Cola.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis dan hasil yang didapatkan oleh peneliti, maka saran
100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
menggunakan brand ambassador yang sedang naik daun dan iklan yang
konsumen tetap dan membuat calon konsumen baru untuk tertarik dengan
minuman Coca-Cola.
suhu dingin sehingga tidak akan mengurangi soda dan perubahan rasa dari
minuman Coca-Cola.
reputasinya sebagai merek yang sudah mendunia. Selain itu perusahaan perlu
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal yang perlu
biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diterima selain itu faktor
selain Iklan, Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga yang tentunya dapat
Aaker, D. (2009). Manajemen Ekuitas Merek. Edisi ketiga, Mitra Utama, Jakarta.
Aaker, D. (2014). Aaker On Branding: 20 Principles That Drive Success. PT.
Gramedia. Jakarta.
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Arshad, M.S., & Aslam, T. (2015). The Impact of Advertisement on Consumer's
Purchase Intentions. MS Management (Marketing) University of Agriculture
Faisalabad, Pakistan.
Calver, G. (2004). What Is Packaging Designing?. Cetakan pertama. Rotovision.
Switzerland.
Coca-Cola. (2019, March). Retrieved from https://www.coca-colacompany.com
Daft, R.L. (2014). Era Baru Manajemen, Edisi 9, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Dewi, D.R., Hartono, S., & Istiqomah. (2017). Pengaruh Iklan, Kualitas Produk dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Probiotik Merek
Yakult (Studi Kasus Pada Konsumen Yakult di Kampung Botokan. Pajang
Laweyan Surakarta). Fakultas Ekonomi Manajemen, UNIBA, Surakarta.
Fisher, T & Shipton, J. (2010). Designing for Re – Use: The Life of Consumer
Packaging. Cetakan pertama. Earthscan. United Kingdom.
Foster, B. (2016). Impact of Brand Image on Purchasinf Decision on Mineral Water
Product “Amidis” (Case Study on Bintang Trading Company). American
Research Journal of Humanities and Social Science (ARJHSS). Vol 2. 2016
Fure, F., Lapian, J., & Taroreh, R. (2015). Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di J.CO Manado.
Jurnal EMBA. Vol. 3 No: 1.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23,
Edisi 8. Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, D., N & Porter, D., C. (2009). Basic Econometric, 5th Edition. McGraw –
Hill: New York.
Hatta, I., H., Rachbini, W., & Parenrengi, S. (2018). Analysis of Product Innovation,
Product Quality, Promotion, and Price, and Purchase Decisions. South East
Asia Journal of Contemporary Business, Economic and Law. Vol 16, Issue
5. August 2018.
Harwani, Y., & Pradita, S., R. (2017). Effect of Brand Image and Perceiver Price
Towards Purchase Decision in Kentucky Fried Chicken (KFC). Journal of
Marketing and Consumer Research. Vol 36. 2017.
Hulu, P., Endang, R & Hapsari, N. P. (2018). Influence of Product Quality,
Promotion, Brand Image, Customer Trust towards Purchase Intention
(Study Case on Pocari Sweat Isotonic Drink). IOSR Journal of Business and
103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
107
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108
C. Pengisian Kuesioner
Iklan (X1)
Harga (X4)
TERIMA KASIH
LAMPIRAN 2
UJI VALIDITAS
Corrected Item-
Scale Mean if Scale Variance Cronbach's Alpha
Total Keterangan
Item Deleted if Item Deleted if Item Deleted
Correlation
X1_1 73.50 118.534 .568 .916 Valid
X1_2 73.67 117.126 .483 .917 Valid
X1_3 73.80 116.097 .601 .915 Valid
X1_4 74.03 116.447 .561 .916 Valid
X2_1 74.53 103.292 .808 .909 Valid
X2_2 73.87 118.395 .442 .918 Valid
X2_3 74.07 118.202 .406 .919 Valid
X2_4 73.43 115.978 .466 .918 Valid
X3_1 73.33 117.264 .550 .916 Valid
X3_2 73.77 113.702 .589 .915 Valid
X3_3 74.23 113.909 .562 .916 Valid
X3_4 74.43 112.047 .598 .915 Valid
X4_1 73.87 115.568 .630 .915 Valid
X4_2 73.90 114.093 .660 .914 Valid
X4_3 74.23 115.564 .526 .916 Valid
X4_4 73.90 116.852 .490 .917 Valid
Y_1 74.43 110.737 .559 .917 Valid
Y_2 74.47 108.809 .762 .911 Valid
Y_3 74.27 111.168 .675 .913 Valid
Y_4 74.37 106.861 .690 .913 Valid
UJI RELIABILITAS
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 20
LAMPIRAN 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Stambuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Method
Entered Removed
1 Harga, Iklan,
Kualitas_Produk . Enter
, Citra_Merekb
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009
LAMPIRAN 6
atau P-PLot
Unstandardized Residual
N 135
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.92640700
Most Extreme Differences Absolute .045
Positive .045
Negative -.035
Test Statistic .045
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Collinearity
Model Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
LAMPIRAN 7
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square
1 .691a .477 .461 2.971
LAMPIRAN 8
PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Uji secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 1046.636 4 261.659 29.642 .000b
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.471 1.688 -2.649 .009