Anda di halaman 1dari 104

SKRIPSI

PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN BEAUTY


VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
MINAT BELI LIPCREAM WARDAH. (STUDI KASUS
PADA MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

OLEH

ELVI NOVITA
140502003

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN BEAUTY


VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
MINAT BELI LIPCREAM WARDAH. (STUDI KASUS
PADA MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Era globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis menjadi lebih kompetitif.


Kondisi pasar yang berkembang dan dinamis menuntut perusahaan untuk
memberi nilai lebih pada produk mereka. Salah satu industri yang mengalami
pertumbuhan di Indonesia adalah industri kosmetik. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Country of Origin, Brand Image
dan Celebrity Endorser terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini
dilakukan pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2015-2018 yang masih aktif kuliah.
Dalam pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik accidental
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 96 responden. Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis statistic deskriptif dan metode analisis regresi
linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi
dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala
Likert. Data dengan program SPSS for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara serempak Country of Origin, Brand Image dan Celebrity Endorser
berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli. Secara parsial, variabel Country of
Origin, Brand Image dan Celebrity Endorser berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Minat Beli. Celebrity Endorser memiliki pengaruh yang dominan dalam
mempengaruhi Minat Beli.

Kata kunci: Country of Origin, Brand Image, Celebrity Endorser, Minat Beli.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

THE INFLUENCE COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE AND BEAUTY


VLOGGER AS A CELEBRITY ENDORSER ON INTEREST TO BUY
WARDAH LIPCREAM. (CASE STUDY IN STUDENTS OF THE
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS OF
UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA)

The era of globalization changes the conditions of business competition to be


more competitive. Developing and dynamic market conditions require companies
to give more value to their products. One of the industries experiencing growth in
Indonesia is the cosmetics industry. The purpose of this study was to determine
and analyze the influence of Country of Origin, Brand Image and Celebrity
Endorser on the Interest to Buying of Economics and Business Faculty, University
of North Sumatera. This research was conducted at the Student of Economics and
Business Faculty, University of North Sumatera. The population in this study
were students of Economics and Business Faculty, University of North Sumatera,
for the class of 2015-2018 who were still actively studying. In sampling in
research using accidental sampling technique. The sample in this study was 96
respondents. The analytical method used is descriptive statistical analysis method
and multiple linear regression analysis method. This type of research is
associative research and the data used are primary data and secondary data
obtained through study documentation and a list of questions whose
measurements use a Likert scale. Data is processed with the SPSS for Windows
program. The results of this study indicate that simultaneously Country of Origin,
Brand Image and Celebrity Endorser have a significant effect on Buying Interest.
Partially, Country of Origin, Brand Image and Celebrity Endorser variables have a
positive and significant effect on Buying Interest. Celebrity Endorser has the most
dominant influence in influencing Buying Interest.

Keywords: Country of Origin, Brand Image, Celebrity Endorser, Buying


Interest

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada

peneliti sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini,

dengan judul “Pengaruh Country of orgin, Brand Imag,e dan Beauty vlogger

sebagai Celebrity endorser terhadap Minat beli pada Mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”, guna memenuhi salah satu

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua, yakni Ayahanda (Alm) Zulkarnanto dan Ibunda Eriani, SE yang telah

membesarkan peneliti dengan segala kekuatan luar biasa yang tidak dapat

terbalas, peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas, dan tak terhingga

kepada kedua orang tua peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad

Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan saran dalam penulisan skripsi ini.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, dan Bapak Liasta

Ginting, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah

membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasanya selama perkuliahan.

6. Kepada seluruh karyawan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk

melakukan penelitian dan telah berkenan meluangkan waktu untuk membantu

peneliti dalam mengumpulkan data-data untuk penulisan skripsi ini.

7. Adik peneliti Elva Marsha dan Keluarga peneliti yang telah meluangkan

waktunya untuk mengontrol peneliti serta memberikan motivasi selama

dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Teman-teman sekelas di Manajemen A terima kasih atas kebersamaannya di

bangku kuliah.

9. Kepada sahabat seperjuangan di kampus Ririnta Dwi Shinta Mentari, SE,

Desy Aryanti, SE, Fachrul Husyairy, SE, Dimas Aditya Adjie, SE, Randa

Maula Gufta, Masnilayati Lubis, SE, Dhea Ulfa Audina, SE, Hasnah Sabrina,

SE, Ari Wibowo, SE, Novita Sari, SE, M. Igo Syhputra, yang telah banyak

memberikan saran, motivasi dan dukungan yang tiada henti kepada peneliti

selama mengerjakan skripsi.

10. Kepada sahabat dari SMA yaitu Risky Swastika, Rizky Priambudi, Astri

Ramadhyani, SKM, Yola Emilia, yang telah memberikan motivasi serta

dukungan kepada peneliti.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat memberikan balasan atas

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti baik di dunia maupun di

akhirat kelak. Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik yang bersifat membangun sangat peneliti

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Februari 2018


Peneliti

Elvi Novita
140502003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
2.1 Landasan Teori ........................................................... 11
2.1.1 Pengertian Pemasaran ..................................... 11
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ................. 12
2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran......................... 13
2.2 Country of Origin ....................................................... 16
2.2.1 Pengertian Country of Origin.......................... 16
2.2.2 Indikator-indikator Country of Origin ............ 19
2.3 Brand Image ............................................................... 20
2.3.1 Pengertian Image ............................................ 20
2.3.2 Pengertian Merek (Brand) .............................. 21
2.3.3 Pengertian Brand Image ................................. 23
2.4 Celebrity Endorser...................................................... 26
2.4.1 Pengertian Celebrity Endorser ........................ 26
2.4.2 Peran Celebrity Endorser ................................ 26
2.4.3 Atribut Celebrity Endorser ............................. 28
2.5 Minat Beli ................................................................... 30
2.5.1 Pengertian Minat Beli ..................................... 30
2.5.2 Indikator-indikator Minat Beli ........................ 33
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................... 33
2.7 Kerangka Konseptual.................................................. 35
2.7.1 Pengaruh Country of origin Terhadap Minat Beli 35
2.7.2 Pengaruh Brand Image dengan Minat Beli ..... 36
2.7.3 Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat
Beli .................................................................. 36
2.8 Hipotesis ..................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 38
3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 38

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 38
3.3 Batasan Operasional ................................................... 38
3.4 Operasionalisasi Variabel ........................................... 39
3.5 Skala Pengukuran Variabel......................................... 39
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 40
3.6.1 Populasi ........................................................... 40
3.6.2 Sampel............................................................. 41
3.7 Jenis dan Sumber Data................................................ 42
3.8 Metode Pengumpulan Data......................................... 42
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 43
3.9.1 Uji Validitas .................................................... 43
3.9.2 Uji Reliabilitas ................................................ 44
3.10 Teknik Analisis Data .................................................. 45
3.10.1 Analisis Deskriptif ......................................... 45
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ................... 46
3.11 Uji Asumsi Klasik....................................................... 47
3.11.1 Uji Normalitas ................................................. 47
3.11.2 Uji Heteroskedatisitas ..................................... 48
3.11.3 Uji Multikolineritas ......................................... 49
3.12 Uji Hipotesis ............................................................... 49
3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik-F) ..... 49
3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik-t) .......... 50
3.12.3 Koefisien Determinasi .................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 52
4.1 Sejarah Singkat Wardah ............................................. 52
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 53
4.2.1 Analisis Sttistik Deskriptif Responden ........... 53
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Variabel ............. 54
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 61
4.4 Uji Asumsi Klasik....................................................... 62
4.4.1 Uji Normalitas ................................................. 62
4.4.2 Uji Heteroskedisitas ........................................ 64
4.4.3 Uji Multkolinearitas ........................................ 66
4.5 Pengujian Hipotesis .................................................... 67
4.5.1 Uji Secara Simultan (Uji-F) ............................ 67
4.5.2 Uji Secara Parsial (Uji-t) ................................. 67
4.5.3 Uji Koefisiensi Determinasi (R2) .................... 68
4.6 Pembahasan ................................................................ 69
4.6.1 Pengaruh Country of Origin Terhadap Minat
Beli .................................................................. 69
4.6.2 Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli 70
4.6.3 Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat
Beli .................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 73
5.1 Kesimpulan ................................................................. 73

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Saran ........................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... 78

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 33
3.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 39
3.2 Instrumen Skala Likert ................................................................ 40
3.3 Uji Validitas ................................................................................ 44
3.4 Uji Reliabilitas............................................................................. 45
4.1 Karakteristik Berdasarkan Program Studi ...................................... 53
4.2 Karakteristik Berdasarkan Angkatan............................................ 54
4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Country of ..
Origin (X1) .................................................................................. 54
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image
(X2) .............................................................................................. 56
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Celebrity
Endorser (X3) .............................................................................. 57
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y) 60
4.7 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 61
4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................... 64
4.9 Uji Glejser ................................................................................... 66
4.10 Uji Multikolinearitas ................................................................... 66
4.11 Uji Secara Serempak (Uji-F) ....................................................... 67
4.12 Uji Secara Parsial (Uji-t) ............................................................. 68
4.13 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 69

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 37
4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ..................................... 63
4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Probability Plot ............................. 63
4.3 Hasil Uji Heteroskedisitas dengan Scatterplot ............................ 65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Kuesioner Penelitian ................................................................... 78
2. Distribusi Jawaban Responden Pra Survey ................................. 81
3. Uji Validitas dan Realibitas......................................................... 82
4. Distribusi Jawaban Responden.................................................... 82
5. Analisis Statistik Deskriptif Responden ...................................... 85
6. Distribusi Jawaban Responden.................................................... 85
7. Analisis Regresi Berganda .......................................................... 86
8. Uji Normalitas ............................................................................. 87
9. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 88
10. Uji Multikolinearitas ................................................................... 88
11. Uji Secara Serempak ................................................................... 89
12. Uji Secara Parsial ........................................................................ 89
13. Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 89

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetik produksi dalam

negeri dan produksi luar negeri yang beredar di Indonesia. Banyaknya produk

kosmetik di pasaran mempengaruhi minat seseorang terhadap pembelian dan

berdampak kepada keputusan pembelian. Pembelian suatu produk kosmetik bukan

lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik adalah

sebuah kebutuhan (needs) pada saat ini.

Country of Origin sangat berpengaruh terhadap minat beli. Minat beli

merupakan keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap suatu produk

sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran konsumen atau

individu tersebut terhadap suatu produk. Minat beli adalah keinginan untuk

memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah

terpengaruh oleh mutu dan kualitas dari suatu produk informasi seputar produk,

contoh: harga, cara membeli, dan kelemahan serta keunggulan produk dibanding

merek lain. Sedangkan menurut Hurlock (dalam Efnita, 2010) minat adalah suatu

sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang

diinginkannya. Pada dasarnya niat merupakan bentuk penerimaan akan suatu

hubungan antara diri seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat.

Country of origin didefinisikan sebagai negara di mana produk tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

diproduksi. Konsumen sebagian besar berfokus pada informasi dari negara asal

ketika mereka membeli suatu merek produk. Perkembangan perusahaan dan

merek negara asal menjadi fokus konsumen. Country of origin akan

mempengaruhi perilaku konsumen. Konsumen lokal akan terpengaruh secara

psikologis jika menemukan merek sebuah produk kosmetik yang berasal dari

dalam negeri dengan harga yang relatif lebih murah namun dengan kualitas yang

tidak kalah bagusnya dari kosmetik yang berasal dari luar negeri. Untuk itu,

dalam persaingan bisnis global, pemasar dapat memanfaatkan keunggulan dari

negara asal untuk bersaing dan mempengaruhi aspek psikologis calon konsumen

(Ghazali, Said, Yahya, & Ibrahim, 2008).

Antara Country of Origin dan Brand Image memiliki pengaruh asimetris,

dimana apabila pandangan konsumen mengenai Country of Origin suatu produk

atau jasa baik, maka citra merek yang terbentuk pun akan baik dan begitu pula

sebaliknya. Pengaruh dari Country of Origin terhadap Brand Image untuk diteliti

karena secara sadar umumnya Country of Origin mempengaruhi cara pandang

masyarakat mengenai kualitas produk sehingga Countryof Origin digunakan

sebagai pertimbangan dalam memilih produk (Parameswaran & Pishardi, 2008).

Agar produk yang ditawarkan pemasar melalui media iklan memiliki daya

tarik bagi calon konsumen, maka diperlukannya dukungan dari bintang iklan

(celebrity endorser) sebagai penyampai pesan atau iklan. Celebrity endorser

merupakan bagian penting dari suatu kampanye pemasaran produk. Kredibilitas

endorser positif dapat mengembangkan sikap positif terhadap iklan yang mengarah

untuk membangun sikap terhadap merek yang akan menyebabkan keinginan lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

besar untuk membangun niat beli yang positif. Penelitian menunjukkan bahwa

dibandingkan dengan penggunaan non celebrity endorser, penggunaan celebrity

endorser mendapatkan respon yang lebih positif dan intensitas terhadap pembelian

yang lebih tinggi. Penjualan akan meningkat dengan adanya penggunaan celebrity

endorser yang menarik konsumen (Byrne & Breen, 2011).

PT. Paragon Technology and Innovation (Wardah Cosmetic) menggunakan

beauty vloger sebagai celebrity endorser untuk memasarkan produknya. Dengan

mengusung konsep EWOM melalui beauty blogger. Seseorang yang melakukan

kegiatan vlog disebut vlogger. Maka dari itu wardah memilih salah satu aktris

sekaligus penyanyi yang sekarang telah menggunakan hijab yaitu, Dewi Sandra

sebagai brand ambassador untuk mempengaruhi minat beli konsumen terhadap

produk Lipcream wardah. Banyak hal yang dapat dilakukan seorang vlogger salah

satunya melakukan review suatu produk kemudian menjadi reverensi seseorang

sebelum melakukan pembelian. Secara global, sekitar 42 persen pengguna internet

mengatakan bahwa mereka telah menonton vlog dalam bulan lalu, dan 23 persen

mengatakan bahwa mereka telah melihat beberapa video sebelumnya, itu dua pertiga

pengguna internet yang telah terlibat dengan vlogging dalam beberapa jenis video

baik kegiatan formal atau sekedar kegiatan sehari-hari (Jason, 2018)

Beberapa tahun terakhir, fenomena beauty vlogger menjadi sesuatu yang

populer di kalangan millennial. Perempuan menjadi pengguna yang paling aktif

dalam mencari vlog yang populer terutama tentang kecantikan. Beauty vlog

menjadi media terjadinya komunikasi electronic Word of Mouth (EWOM)

dikarenakan adanya peran pemilik akun blog yang dapat mempengaruhi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

pengikutnya atau pembaca blog perempuan dengan berbagai informasi.

EWOM sendiri adalah praktik word of mouth yang termediasi di media baru

yang merupakan suatu strategi pemasaran yang dapat membangkitkan

preferensi dan kesadaran konsumen melalui strategi yang direncakan untuk

membujuk mereka membentuk opini yang baik dalam bentuk komentar

maupun tindakan. Selama ini kita ketahui bahwa komunikasi EWOM adalah

salah satu cara efektif dalam mempromosikan suatu barang, atau brand di

media internet.

Wardah berupaya memunculkan brand image yang baik di mata konsumen.

Citra merek sangat penting perannya dalam mempengaruhi niat ataupun keputusan

pembelian seorang konsumen terhadap suatu produk. Seorang konsumen memiliki

kecenderungan memilih produk yang telah diketahui baik melalui pengalaman

pribadi yang dialami ataupun melalui informasi yang didapat. Citra merek merupakan

bagian penting dari kekuatan merek yang memungkinkan seorang konsumen

membedakan produk mereka dari pesaing (Ismail & Spinelli, 2012). Dalam

memutuskan pembelian produk suatu citra merek sebuah produk akan sangat

penting sehingga mampu mempengaruhi sikap dan niat dari seorang konsumen.

Maka dari itu sebuah produk harus memiliki pencitraan yang baik agar konsumen

tetap loyal terhadap satu merek saja walaupun banyak merek-merek baru yang

bermunculan, agar tidak kalah bersaing dengan produk yang baru, karena itu juga

sangat dibutuhkannya inovasi agar mempunyai citra merek yang baik. Dengan

tagline “Inspiring beauty”,Wardah berkomitmen memberikan inspirasi dan

kebaikan bagi perempuan Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Produk kosmetik yang sudah sangat terkenal seperti Wardah yang begitu

familiar di telinga masyarakat Indonesia. Wardah merupakan salah satu merek

kosmetik yang berasal dari Indonesia. Produk Wardah yang kini ada dalam setiap

pasar pengecer termasuk drugstores, toko, supermarket dan toko khusus kosmetik.

Wardah menggabungkan unsur-unsur seperti ukuran, gaya, warna dan

keberhasilan yang memberikan rasa menawan pada wajah. Wardah adalah produk

kosmetik yang didirikan pada tahun 1985 oleh Dra.Nurhayati Subakat, Apt di

Tanggerang, Indonesia. Pada awalnya Wardah merupakan produk Home Industry

yang mengeluarkan produk kosmetik halal.

Wardah merupakan merek produk kosmetik pertama di Indonesia yang

mencantumkan label halal pada kemasan produknya dan merupakan salah satu

merek kosmetik yang sasaranya pada konsumen wanita khususnya muslimah.

Oleh karena itu, kosmetik Wardah dibuat dengan menggunakan bahan alami yang

berkualitas untuk menghindari efek samping yang berbahaya bagi kulit dan tubuh.

Menjadi satu keunggulan bahwa bahan kosmetik Wardah terbukti halal dan diakui

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Lembaga Pengkajian

Pangan Obat dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Sehingga

logo halal MUI senantiasa tercantum pada semua kemasan di setiap rangkaian

produknya yang menandakan kehalalan produk.

Wardah menjadi salah satu produk kecantikan lokal yang mempin pasar

saat ini ditunjukkan dengan growth di atas 30 persen. Wardah juga sudah memulai

ekspansi ke luar negeri, yaitu Malaysia sebagai target market leader dan sudah

hand carry di beberapa negara lainnya seperti Belanda, Sydney dan Turki.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Wardah menjadi salah satu produk kecantikan yang sering digunakan

sebagai konten bagi beauty vloggers untuk membuat video tutorial dan review

make-up. Selain itu, wardah menjadi brand yang dipercaya aman untuk digunakan

oleh wanita khususnya wanita Muslimah. Brand ini ada dan telah bertahan sejak

tahun 1995. Kelebihan brand Wardah tersebut mendorong Wardah untuk

memanfaatkan fenomena vlogging sebagai media sponsorship di media sosial

mengingat antusias masyarakat yang tinggi terhadap video blogging.

Vlog bisa dimanfaatkan oleh beauty vlogger dengan cara membuat konten

berisikan tutorial penggunaan sebuah produk ataupun bisa dengan cara membuat

video berisikan review dan pengalaman penggunaan sebuah produk. Maraknya

fenomena vlogger dimanfaatkan Wardah untuk mempertahankan eksistensi

mereka sebagai salah satu brand lokal yang diminati di Indonesia.Wardah

melakukan kegiatan endorse terhadap para beauty vlogger dengan cara

memberikan produk mereka untuk dijadikan konten vlog berupa tutorial make-up

dan make-up review.

Perusahaan global seringkali memanfaatkan persepsi konsumen di pasar

global terhadap kekuatan “Negara asal” atau yang lebih dikenal dengan istilah

Country of Origin (COO), untuk memperkuat citra merek dengan memanfaatkan

persepsi konsumen terhadap Negara asal, COO merupakan bagian dari citra

sebuah merek dan mempengaruhi brand equity. Sikap dan keyakinan pembeli

terhadap merek dari suatu Negara mempengaruhi atribut produk. Hasil penelitian

Shirin & Kambiz (2012) diperoleh bahwa COO mempengaruhi minat beli. Javed

& Hasnu (2013) menemukan pula bahwa COO mempengaruhi minat beli namun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

pengaruh tersebut berbeda untuk kategori produk yang berbeda. Tulipa (2015)

mengutip Lee (2013) yang menyatakan bahwa kebanyakan konsumen berfokus

terhadap informasi COO ketika mereka membeli merek global. Dengan

banyaknya brand kosmetik luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia terlihat

adanya fenomena menarik dimana ketika brand luar negeri mendominasi bisnis

kosmetik di Indonesia dan mencoba menghapus paradigme bahwa tidak semua

masyarakat Indonesia berminat untuk menggunakan produk lokal.

Setahun belakangan dunia makeup and beauty di Indonesia menuai

momentum kebangkitannya seiring dengan meledaknya pergerakan beauty

society di berbagai forum media social seperti beauty vlogger di youtube.

Booming komunitas kecantikan tersebut turut melahirkan fenomena baru, yaitu

kemunculan berbagai kosmetik. Label-label makeup terus bermunculan dengan

kualitas yang semakin bersaing. Konsumen di Indonesia, cendrung membeli

dan mengkonsumsi produk luar negeri. Padahal banyak produk Indonesia yang

tidak kalah bagus. Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam

negeri yang kalah saing dengan produk luar negeri. Indonesia kalah dalam

bersaing di dunia perdagangan disebabkan kaarena kurangnya kesadaran

maasyarakat tentang pemakaian produk lokal karena kebanyakan dari

masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk

luar negeri dari pada dalam negeri. Serta, gaya mewah yang terjadi apabila

memakai produk luar. Tingkat gengsi yang tinggi pun merupakan faktor utama

penyebab hal ini terjadi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik mengambil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

judul Pengaruh Country of Origin, Brand Image dan BeautyVlogger sebagai

Celebrity Endorser terhadap Minat Beli Lipcream Wardah. (Studi Kasus pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara).

Demikian peneliti ingin mencari tahu apakah Country Of Origin, Brand

Image dan kegiatan vlog sebagai digital marketing dapat mempengaruhi minat

beli brand tertentu. Pada penelitian ini, peneliti memilih Wardah Lipcream

sebagai brand yang ingin diteliti.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

permasalahan dari penelitian ini adalah:

1. Apakah Country of Origin, Brand Image, Beauty vlogger sebagai Celebrity

Endorser berpengaruh terhadap minat beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi

Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

2. Apakah Country of Origin berpengaruh terhadap Minat beli Lipcream Wardah

pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

3. Apakah Brand Image berpengaruh terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

4. Apakah Beauty Vlogger sebagi Celebrity Endorser berpengaruh terhadap Minat

Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh Country of Origin, Brand Image, Beauty vlogger

sebagai Celebrity Endorser berpengaruh terhadap minat beli Lipcream

Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Country of Origin terhadap minat

beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Megetahui dan menganalisis pengaruh Brand Image terhadap minat beli

Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Beauty vlogger sebagai Celebrity

Endorser terhadap minat beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dan

bermanfaat untuk perusahaan Wardah supaya dapat merumuskan strategi

pemasaran mereka guna mempertahankan keunggulan kompetitif dan terus

mengembangkan inovasi terbaru.

2. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajeman, khususnya bidang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

manajemen pemasaran dan sebagai referensi untuk mempermudah para

akademisi yangingin melakukan penelitian dengan objek yang sama,

sehingga penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti

mengenai manajemen pemasaran khususnya yang menyangkut Country of

Origin, Beauty Vlogger sebagai Brand Image dan celebrity endorser

terhadap minat beli produk kosmetik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Keberhasilan dalam pemasaran suatu produk perusahaan tidak hanya

dinilai dari seberapa banyak produk itu laku terjual, namun yang lebih diutamakan

ialah bagaimana cara mempertahankan pangsa pasar. Sebagai pelaku usaha

hendaknya perusahaan memahami keinginan yang dibutuhkan konsumen tentang

produk agar konsumen merasa puas dan tidak beralih ke poduk lain. Pemasaran

adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu

definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan

dengan cara yang menguntungkan (Kotler & Keller 2012).

Menurut Kotler & Amstrong (2012) pemasaran adalah proses dimana

peusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan

pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Berdasarkan definisi tersebut disimpulkan bahwa pemasaran merupakan proses

kegiatan untuk berinteraksi antara individu dan kelompok untuk memperoleh yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mentukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Sejak orang

mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang

pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama.

Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi-segi

yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi fungsi, segi barang dan

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

segi kelembagaan.

Dapat diketahui bahwa kegiatan pemasaran kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan pemasaran tersebut

beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai

konsekuensi hubungan antar perusahaan yang sama atau antar perusahaan yang

berbeda, yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumber daya

dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada. Pemasaran adalah proses sosial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2011).

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan salah satu bagian penting dari fungsi

bisnis atau organisasi perusahaan. Di dalam fungsi manajemen pemasaran

terdapat kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui 20

pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga diperoleh seberapa besar peluang

untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang akan dan sedang dihadapi

oleh suatu perusahaan. Untuk itu manajemen pemasaran perlu dilakukan oleh

orang-orang handal di bidang manajemen pemasaran untuk melakukan riset pasar

yang akurat. Hal ini dipertegas oleh beberapa pendapat para ahli.

Menurut Saladin (2012) manajemen pemasaran adalah analisis,

perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan saran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Selain itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Alma (2014) mengemukakan manajemen pemasaran sebagai berikut:

“Manajemen pemasaran ialah kegiatan menganalisis, merencanakan,

mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan guna mencapai tingkat

pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran merupakan serangkaian proses yang terdiri dari analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengawasan dalam meraih suatu yang menjadi

tujuan perusahaan.

2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran

Pada dasarnya sesuai dengan tujuan pendirian perusahaan, bahwa

perusahaan harus dapat tumbuh dan berkembang. Agar perusahaan dapat tumbuh

ddam berkembang tentu saja perusahaan harus menentukan stategi pemasaran,

untuk menentukan strategi pemasaran yang efektif diperlukan kombinasi dari

elemen-elemen bauran pemasaran. Dalam bauran pemasaran (marketing mix)

terdapat variable-variabel yang saling behubungan antara satu dengan yang

lainnya. Variabel-variabel dalam bauran pemasaran dapat menentukan tanggapan-

tanggapan yang diinginkan perusahaan di dalam pasar sasaran.

Menurut Kotler & Amstrong (2012) bauran pemasaran adalah seperangkat

alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan respon yang

diinginkan pasar sasaran. Definisi lain yang dikemukakan oleh Kotler & Amstrong

(2014) pada bukunya Principles of Marketing yaitu: The marketing mixis the set of

tactical marketing tools that the firm blends to produce the respons it wants in the

target market.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Berikut ini adalah elemen-elemen bauran pemasaran atau marketing mix

menurut Jerome Mc. Charty yang dikutip oleh Kotler & Amstrong (2014) ada

empat variable dalam kegiatan bauran pemasaran yaitu:

1. Product

Product means the good-and-services combination the company offers to the

target market. Maksud dari definisi tersebut adalah suatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual

mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu

keinginan atau kebutuhan konsumen.

2. Price

Price is the amount of money customers must pay to obtain the product. Ford

calculates suggested retail prices that its dealers might charge for each Escape.

Maksud dari definisi tersebut adalah sejumla nilai yang ditukarkan konsumen

dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan

oleh penjual utnuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

3. Place

Place includes company activities that make the product available to target

consumers. Maksud dari definisi tersebut adalah tempat meliputi segala aktivitas

perusahaan dalam membuat produk yang akan tersedia untuk konsumen sasaran.

Tempat dapat dikatakan sebagai salah satu aspek penting dalam proses distribusi.

Dalam melakukan distribusi selain melibatkan produsen secara langsung,

melainkan akan melibatkan pula pengecer dan distributor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

4. Promotion

Promotion refers to activities that communicate the merits of the product and

persuade target customers to buy it. Maksud dari definisi tersebut adalah

aktivitas yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai

produk yang akan dijual kepada konsumen potensial. Selain untuk

mengkomunikasikan informasi mengenai suatu produk, promosi juga

digunakan sebagai sarana untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen

untuk mengkonsumsi produk.

Adapun pengertian unsur-unsur bauran pemasaran tersebut yang dijelaskan

Lupiyoadi (2013) adalah sebagai berikut:

1. Produk (product)

Keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai

kepada konsumen. Perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak

hanya membeli fisik dari produk saja, tetapi membeli manfaat dan nilai dari

produk tersebut yang disebut “the offer”.

2. Harga (price)

Sejumlah pengorbanan yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh

produk atau jasa. Dalam penetapan harga harus diperhatikan kedua belah

pihak. Kedua belah pihak tersebut adalah perusahaan dan konsumen.

3. Tempat (place)

Berhubungan dengan dimana perusahaan bermarkas dan melakukan operasi

atau kegiatan. Tempat juga menjelaskan tentang bagaimana sistem

penyampaian yang akan diterapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

4. Promosi (promotions)

Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat

produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

5. Orang (people)

Merupakan orang-orang yang terlibat langsung dan saling mempengaruhi

dalam proses pertukaran dari produk jasa. Dalam hubungannya dengan

pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat

mempengaruhi kualitas jasa yang ditawarkan.

6. Proses (process)

Merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal

pekerjaan, mekanisme, akivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan

disampaikan kepada konsumen.

7. Bukti/Lingkungan Fisik (physical evidence/environment)

Lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa

dan konsumen berinteraksi, ditambah unsur berwujud apapun yang digunakan

untuk mengkomunikasikan atau mendukungperanan jasa itu.

2.2 Country of Origin

2.2.1 Pengertian Country of Origin


Majunya perkembangan teknologi dan pentingnya keberadaan internet saat

ini, telah membuat kebutuhan masyarakat akan suatu produk semakin meningkat.

Hal ini juga membuat peningkatan jumlah produksi dan pemasaran produk

meningkat. Peningkatan jumlah produksi dan pemasaran ini memberikan peluang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

yang besar bagi perusahaan untuk memasuki pasar-pasar baru demi meningkatkan

laba dan penjualan. Pasar baru tersebut adalah pasar luar negeri.

Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam memasuki

pasar luar negeri, salah satunya adalah dengan cara mengekspor ke pasar luar

negeri. Kebanyakan perusahaan memulai keterlibatannya dalam bisnis luar

negeri dengan mengekspor, yaitu menjual beberapa produksi reguler mereka di

luar negeri (Ball, Culloc, Frantz, Geringer, & Minor, 2005). Mengekspor

merupakan cara yang paling bagus untuk memperoleh rasa berbisnis

internasional tanpa meningkatkan suatu sumber daya manusia atau keuangan

dalam jumlah besar. Ekspor dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

Dengan ekspor langsung, perusahaan dapat menjual kepada konsumen di

negara berbeda (Cateora & Graham, 2007). Ekspor langsung merupakan

pendekatan paling umum yang digunakan perusahaan yang mengawali langkah

internasional mereka karena risiko kerugian dapat diminimalisir. Sedangkan,

ekspor tidak langsung berarti perusahaan menjual kepada pembeli dari negara

asal, kemudian mengekspornya kembali.

Sebelum melakukan ekspor, setiap perusahaan perlu mencantumkan merek

sebagai pengenal dan pembeda dari produk tersebut dengan produk sejenis

lainnya yang ada di pasaran. Selain sebagai identitas produk, merek juga menjadi

identitas daripada negara pembuat atau pemasar produk tersebut agar dikenal di

pasar global.

Ketika produk yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik, maka

konsumen akan langsung mengenali merek serta mengenali negara asal (country

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

of origin) pembuat produk tersebut. Sehingga konsumen pun berasumsi

bahwaproduk dari negara tersebut memiliki kualitas yang baik. Hal inilah yang

dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk dan

mengaitkannya dengan negara asalnya (country of origin).

Istilah Country of Origin dinyatakan dengan label ‘made in’. Label ‘madein’

ini digunakan di setiap produk yang akan dipasarkan secara global sebagaitanda

bahwa produk tersebut dibuat dan diproduksi oleh negara yang bersangkutan.

Semakin bagus citra negara, semakin penting label ‘made in’ harus ditampilkan.

Menurut Kotler & Keller (2009) Country of Origin adalah asosiasi dan

kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah negara. Semakin baik mutu produk

yang dihasilkan oleh sebuah negara, maka semakin bagus pula persepsi konsumen

terhadap seluruh produk negara tersebut. Hal ini akan membuat tingkat

kepercayaan konsumen terhadap produk negara tersebut semakin tinggi.

Sebaliknya, jika perusahaan menghasilkan sebuah produk yang tidak memiliki

citra yang menguntungkan untuk produk tersebut, perusahaan mungkin akan

susah untuk memasarkan produknya.

Menurut Hsieh et al. pada dasarnya, citra negara dalam perspektif

pemasaran dapat didefinisikan pada tiga tingkat, yaitu:

1. Overall country image (citra negara keseluruhan)

Merupakan keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu

sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan dan

kelemahan negara tersebut.

2. Aggregate product country image (citra negara asal produk keseluruhan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan produk

dari negara tertentu atau kesan terhadap keseluruhan kualitas produk yang

berasal dari suatu negara tertentu.


/
3. Specific product country image (citra negara asal dilihat pada kategori

produk tertentu)

Merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan

spesifikasi produk dari negara tertentu.

2.2.2 Indikator-indikator Country of Origin

Berdasarkan penjelasan mengenai Country of Origin di atas, ada 5 hal

yang menjadi indikator dari Country of Origin suatu produk, yaitu:

1. Tingkat kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi dari negara asal dalam menghasilkan produk menetukan.

Dalam Cateora & Graham (2007) pendekatan penting dalam pengelompokan

negara dalam hal permintaan pasar adalah kemampuan mereka untuk

menggunakan dan mengambil manfaat dari teknologi, khususnya saat ini

banyak negara menggunakan teknologi sebagai pengungkit ekonomi untuk

melompati sejumlah tahap perkembangan eknomi dalam waktu sigkat.

Kemampuan untuk mengembangkan teknologi informasi mutakhir dan

mengambil manfaat dari aplikasinya adalah faktor penting dalam persaingan

internasional antar manejer, negara, dan perusahaan.

2. Jenis produk

Negara asal dikenal karena keandalannya dalam menghasilkan produk

tertentu. Seiring dengan semakin dipenuhinya lantai produksi dengan robot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

dansistem kontrol digital, proses produksi produk semakin berorientasi pada

ilmu pengetahuan dan akses terhadap tenaga kerja dan bahan mentah yang

murah menjadi tidak terlalu penting dalam menghasilkan berbagai macam

output barang (Cateora & Graham, 2007).

3. Prestige atau gengsi

Prestige menjadi sebuah masalah yang bersifat relatif. Dikatakan demikian

karena hal tersebut harus dikaitkan dengan kerhomatan atau wibawa yang

didapatkan seseorang karena kemampuan memiliki berbagai macam hal

terkait dengan kekayaan ataupun barang.

4. Kualitas Produk

Negara asal dikenal karena menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Bukan hanya teknologi yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi namun

bagi banyak produk mutu yang kompetitif juga menjadi penentu pada pasar

global saat ini. Menurut Cateora & Graham (2007) bahwa produk dipengaruhi

oleh sistem kontrol digital yang berorientasi terhadap ilmu pengetahuan

dalam menghasilkan keberagaman produk.

5. Citra negara asal

Citra negara asal produk merupakan persepsi konsumen terhadap semua

produk yang dihasilkan oleh suatu negara. Persepsi tersebut dapat berupa

inovatif produk, prestige produk dan keandalan produk.

2.3 Brand Image


2.3.1 Pengertian Image
Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

produknya. Image dipengaruhi banyak faktor yang di luar kantor perusahaan.

Citra yang efektif melakukan tiga hal:

1. Memanfaatkan karakter produk.

2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak kalah

dengan karakter pesaing

3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental

Supaya bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana

komunikasi yang tersedia dalam sarana kontak merek (Kotler, 2011).

Mengembangkan citra yang kuat membutuhkan kreatifitas dan kerja keras. Citra

tidak dapat ditanamkan dalam pikiran manusia dalam semalam atau disebarkan

melalui media masa. Sebaliknya citra itu harus disampaikan melalui tiap sarana

komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus-menerus.

Untuk berhasil memperoleh dan mempertahankan konsumennya maka

perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan produk

dengan memiliki citra merek (brand image) yang positif di mata konsumen. Dengan

menampilkan produk yang memiliki citra merek yang positif dapat mempertinggi

kepercayaan konsumen terhadap produknya dan mendorong konsumen semakin

lama akan menjadi konsumen yang loyal terhadap produknya tersebut.

2.3.2 Pengertian merek (brand)

Menurut Keller (Ferrinadewi, 2008) merek adalah nama, istilah tanda,

simbol, desain, atau kombinasi seluruhnya. Menurut Webster dan Keller

(Tjiptono, 2014) brand (merek) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi

terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

maupun nirlaba, manufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun

global. Menurut Kotler (Sangadji & Sopiah, 2013), merek adalah suatu simbol

rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian, yaitu:

1. Atribut: Merek mengingatkan atribut-artibut.

2. Manfaat: Atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional

dan emosional.

3. Nilai: Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya

4. Budaya: Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu.

5. Kepribadian: Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

6. Pemakai: Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Tjiptono (2014) menyatakan bahwa merek merupakan nama, istilah, tanda,

simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi aribut-atribut produk

lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap

produk pesaing. Merek sebagai sebuah nama, logo, dan simbol yang membedakan

sebuah produk atau layanan dari para pesaingnya berdasarkan kriteria tertentu.

Lebih lanjut Tjiptono (2014) menjelaskan tujuan merek adalah sebagai berikut:

1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk

suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen

untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk

3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas,

serta prestise tertentu kepada konsumen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

4. Untuk mengendalikan pasar.

Lebih lanjut Tjiptono (20014) menjatakan agar suatu merek dapat

mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa

persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Merek harus khas atau unik

b. Merek harus menggambarkan kualitas produk.

c. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

d. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam

bahasa lain.

e. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk

baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.

2.3.3 Pengertian Brand Image

Rangkuti (Sangadji & Sopiah, 2013) mengemukakan bahwa brand image

(citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak

konsumen. Menurut Kotler & Keller (2009), citra merek merupakan “perceptions

and beliefs held by consumers.as reflected in the associationheld inconsumer

memory” yaitu “persepsi dan keyakinan konsumen, seperti tercermindalam

asosiasiyang terjadi dalam memori konsumen”. Menurut Kotler (2011), merek

citra (brand image) muncul bersama produk atau jasa yang sulit dibedakan, atau

menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan tentang pengguna. Strateginya

meliputi upaya menciptakan desain tersendiri, mengasosiasikannya dengan

pengguna selebriti, atau menciptakan citra iklan yang kuat.

Menurut pendapat Kotler (2011), pengukuran citra merek dapat dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu:

1. Kekuatan (Strengthness)

Kekuatan dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh

merek yang bersifat fisik yang tidak ditemukan pada merek lainnya.

Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek

tersebut sehingga biasa dianggap sebagai sebuah kelebihan yang tidak ada

pada merek lain atau merek pesaing. Yang termasuk dalam kelompok

kekuatan (strength) ini adalah penampilan fisik produk, keberfungsian

semua fasilitas produk, harga produk, maupun penampilan fasilitas

pendukung dari produk tersebut.

2. Keunikan (Uniqueness)

Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara

merek lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk yang menjadi

kesan unik atau diferensiasi antara produk satu dengan produk lainnya

yang memberikan alasan bagi konsumen bahwa mereka harus membeli

produk tersebut. Perusahaan harus bisa membuat produk mereka unik dan

beda dengan produk pesaing. Contohnya, dengan cara yang sama

konsumen akan mengekspektasikan bahwa sebuah pedagang online akan

melayani mereka dengan segala kemudahan, variasi layanan, cara pilihan

pengiriman, prosedur pembelian yang aman, pelayanan konsumen yang

bertanggung jawab, pedoman privasi yang ketat, dan berbagai hal lainnya

yang diharapkan konsumen adalah yang paling baik dan berbeda

dibandingkan dengan pedagang online lainnya. Singkatnya, untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

membuat produk berbeda dari yang lain, pemasar harus membuat dan

memastikan hal-hal dalam produk yang kuat (strength) dalam merek agar

merek tidak hanya disukai (favorable) tapi juga memiliki keunikan dan

berbeda dengan merek pesaingnya yang termasuk dalam kategori unik ini

adalah hal berbeda yang paling dominan dalam sebuah produk dengan

produk pesaingnya, variasi layanan, variasi harga, fisik produk itu sendiri

seperti fitur produk dan variasi produk yang tersedia, penampilan atau

nama dari sebuah merek yang memberikan kesan positif, cara

penyampaian informasi kepada konsumen, pedoman privasi yang ketat

dari perusahaan, serta prosedur pembelian yang terjamin.

3. Kesukaan (Favorable)

Untuk memilih mana yang disukai dan unik yang berhubungan dengan

merek, pemasar harus menganalisis dengan teliti mengenai konsumen dan

kompetisi untuk memutuskan posisi terbaik bagi merek tersebut. Kesukaan

(favorable) mengarah pada kemampuan merek tersebut agar mudah diingat

oleh konsumen. Yang termasuk dalam kategori favorable ini antara lain

kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap

diingat oleh konsumen, kemudahan penggunaan produk, kecocokan

konsumen dengan produk, serta kesesuaian antara kesan merek di benak

pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek

bersangkutan. Dari uraian di atas, dalam penelitian ini indikator dari citra

merek yang dipakai adalah kekuatan (strengthness), keunikan (uniqueness),

dan kesukaan (favorable).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

2.4 Celebrity Endorser

2.4.1 Pengertian Celebrity Endorser

Celebrity endorser merupakan pendukung dari suatu produkyang

berperan sebagai penyampai pesan untuk memperkuat citra sebuah merek.

Belch, Belch, & Michael (2009) mendefinisikan endorser sebagai pendukung

iklan yang ditampilkan untuk menyampaikan pesan. Endorser sering juga

disebut sebagai sumber langsung (direct source), yaitu seorang pembicara yang

mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.

Selain itu endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili citra

sebuah produk (product image), karena biasanya kalangan tokoh masyarakat

memiliki karakter yang menonjol dan daya tarik yangkuat.

Menurut Kotler & Keller (2009) celebrity endorser merupakan

penggunaan narasumber (source) sebagai figur yang menarik atau populer dalam

iklan, sehingga dapat memperkuat citra dari suatu merek dalam pikiran pelanggan.

2.4.2 Peran Celebrity Endorser

Schiffman & Kanuk (2010) berikut ini adalah beberapa peran selebriti

sebagai model iklan yang bisa digunakan perusahaan dalam sebuah iklan:

1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut

makapihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit

dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk

dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program

tayangan tertentu.

4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu

perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran

spokerperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau

produkyang mereka wakili.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik

tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh

perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan

sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran,

yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran

tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian

terhadap produk yang diiklankannya.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan juga memiliki peranan yang

penting dalam membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah

produk. Bagi perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk

membedakannya dengan merek lain. Personaliti yang demikian oleh selebriti

harus disesuaikan dengan image produk yang diiklankan dan kemudian personaliti

tersebut ditransfer ke dalam merek produk yang diiklankan sehingga konsumen

sadar akan keberadaan dari merek tersebut. Selain itu, diharapkan pula dengan

dibentuknya personaliti merek pada sebuah produk dapat membantu perusahaan

dalam meningkatkan kinerja merekproduk tersebut dipasarkan.

Jenis Endorser menurut Shimp (2010) dibagi menjadi 3, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

1. Orang Biasa

Orang biasa merupakan orang-orang yang tidak berasal dari kalangan selebriti atau

biasa disebut non-selebriti namun menggunakan atau mendukung suatu produk.

2. Selebriti

Selebriti adalah orang atau tokoh (aktor, penghibur, penyanyi, atau atlit) yang

dikenal oleh masyarakat didalam bidang-bidang yang berbeda.

3. Para Ahli

Para ahli adalah orang-orang yang pendapatnya tentang suatu produk tertentu

dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut.

2.4.3 Atribut Celebrity Endorser

Shimp (2010) menyatakan bahwa lima atribut khusus celebrity endorser

untuk memfasilitasi efektivitas komunikasi dijelaskan dengan akronim TEARS.

TEARS tersebut terdiri dari Trustworthiness (dapat dipercaya) dan Expertise

(keahlian) yang merupakan dua dimensi dari credibility, physical attractiveness,

respect (kualitas dihargai) dan similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)

merupakan komponen dari konsep umum attractiveness (daya tarik fisik).

Menurut Shimp (2010) TEARS dijelaskan sebagai berikut:

1. Trustworthiness (Dapat Dipercaya)

Trustworthiness mengacu pada kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri

dari seorang sumber pesan. Artinya kemampuan celebrity endorser dalam

menyampaikan pesan dari suatu produk bergantung pada kepercayaan diri,

integritas, dan persepsi penerima pesan atas motivasi atau dorongan dari

dalam diri celebrity endorser tersebut untuk tampil secara obyektif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2. Expertise (Keahlian)

Expertise mengacu pada pengetahuan, pengalaman ataukeahlian yang

dimiliki endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung. Seorang

endorser dapat lebih diterima jika menguasai atau ahli mengenai produk

yang akan didukungnya. Sehingga endorser tersebut akan lebih persuasif

menyampaikan pesan.

3. Attractiveness (Daya Tarik Fisik)

Attractiveness mengacu pada diri yang dianggap sebagaihal yang menarik

untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan

daya tarik fisik. Daya tarik fisik merupakan hal pertama yang ditangkap

oleh audience ketika endorser melakukan tugasnya. Kemudian audience

akan mengidentifikasi untuk menentukan perilaku atau keputusan

pemilihan produk.

4. Respect (Kualitas Dihargai)

Respect adalah kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari

kualitas pencapaian personal. Endorser dipilih karena mampu mewakili dari

suatu produk yang didukungnya. Sehingga akan cenderung mempengaruhi

minat konsumen terhadap suatu produk.

5. Similarity (Kesamaan dengan Audience yang Dituju)

Similarity mengacu pada kesamaan antar endorser dan audience dalam hal

umur, jenis kelamin, etnis, status sosial, dan sebagainya.

Alasan yang menyebabkan selebriti sangat diminati oleh produsen untuk

mengiklankan produknya adalah karena pesan yang disampaikan oleh sumber

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

yang menarik (kaum selebriti yang sedang populer) akan mendapat perhatian yang

lebih besar di samping akan sangat mudah diingat. Menurut Sumarwan (2002)

pembelian produk dan jasa serta pemilihan merek, para selebriti bias memiliki

pengaruh kuat kepada konsumen. Selebriti bisa menjadi alat pemasaran suatu

produk yang sangat penting, daya tariknya yang luar biasa dan memiliki

penggemar yang banyak bisa menjadi hal yang tidak dimiliki orang lain. Selebriti

memiliki inner beauty, kharisma dan kredibilitas.

2.5 Minat Beli

2.5.1 Pengertian Minat Beli

Dalam pemasaran produk, seorang pemasar perlu memahami konsumen,

mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil

keputusan (Sumarwan, 2002). Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen

akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen,

sehingga mau membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar.

Minat beli merupakan keinginan terpendam yang ada dalam diri seorang

konsumen dan tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya ada di benak

konsumen. Untuk itu bagian pemasaran produk harus mengenali produk seperti

apa yang sebenarnya diinginkan oleh konsumen.

Assael mendefinisikan minat beli merupakan periaku yang muncul

sebaga respon terhadap obyek, atau juga minat pembelian yang menunjukkan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Berdasarkan definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa Minat Beli adalah pernyataan dengan maksud untuk

menimbulkan keinginan untuk membeli dan dapat berakhir dengan keputusan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

pembelian. Namun sebelum menimbulkan keinginan untuk membeli, konsumen

perlu mengetahui atau mengenali terlebih dulu apa yang menjadi kebutuhannya.

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu

permasalahan berupa keiginan yang saat itu muncul namun pada kenyataannya

keinginan tersebut belum bisa dipenuhi (Dwiastuti, dkk, 2012). Kebutuhan harus

diaktifkan terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali. Menurut Engel, Blackwell dan

Miniard (Sumarwan, 2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan

kebutuhan, yaitu:

1. Waktu

Berlalunya waktu akan meyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis

seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang

diinginkan oleh seorang konsumen.

2. Perubahan Situasi

Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih

bujangan akan menghabiskan penghasilannya untuk hiburan. Jika sudah

menikah, maka ia akan mengenali kebutuhan yang lain.

3. Pemilikan Produk

Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain, seperti

membeli mobil. Saat membeli mobil, kita juga memerlukan bahan bakar.

4. Konsumsi Produk

Jika buah-buahan yang tersedia di kulkas habis, maka ia akan memicu

konsumen untuk membeli lagi buah-buahan untuk kebutuhan konsumsinya.

5. Perbedaan Individu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Ada konsumen yang membeli konsumen untuk menyadari kebutuhannya.

Produk yang dikomunikasikan mobil baru karena mobil lamanya tidak

berfungsi. Namun ada juga yang membeli mobil baru karena ingin trendi.

6. Pengaruh Pemasaran

Pengiklanan produk akan mempengaruhi dengan menarik akan memicu

seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan

bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya. Setelah

pengenalan kebutuhan, konsumen biasanya akan langsung melakukan

pencarian informasi. Pencarian informasi ini dilakukan ketika konsumen

mengetahui bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut bisa didapatkan dengan

cara melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk (Dwiastuti,

Shinta, & Isaskar, 2012). Pencarian informasi ini bisa dilakukan dengan 2

cara yaitu:

a. Pencarian internal
Pencarian internal yang dilakukan adalah pencarian informasi yang

tersimpan di dalam ingatannya (Sumarwan, 2002). Informasi yang dicari

meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan

masalahnya atau memenuhi kebutuhannya. Langkah pertama

pencariannya adalah dengan mengingat semua produk dan merek.

b. Pencarian eksternal

Pencarian eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai

produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan

konsumen (Sumarwan, 2002). Konsumen akan bertanya kepada teman,

saudara atau tenaga penjual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

2.5.2 Indikator-indikator Minat Beli

Minat beli dapat diidentifikasi:

1. Minat Transaksional

Kecenderungan seseorang untuk membeli produk setelah mendapatkan

informasi mengenai produk yang ditawarkan. Minat ini timbul dikarenakan

adanya kebutuhan dan keinginan serta promosi yang dilakukan oleh produsen.

2. Minat Referensial

Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

Minat ini muncul karena adanya kepuasan setelah pembelian.

3. Minat Preferensial

Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi/

ketertarikan utama pada produk tersebut. Preferensi terjadi jika si pembeli

memiliki ketertarikan yang kuat dengan produk tersebut.

4. Minat Eksploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi

mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung

sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode
No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
Penelitian
1 Amalia Pengaruh Country Of Origin Analisis Country of Origin dan
Ghaizani terhadap Brand Image dan regresi Brand Image
(2018) dampaknya bagi minat beli berganda berpengaruh positif dan
(survei online pada signifikan terhadap Minat
konsumen skin care Etude Beli.
House di Indonesia)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Lanjutan Tabel 2.1


Metode
No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
Penelitian
2 Nurul Pengaruh Country Of Origin Analisis Country of Origin dan
Annisa dan Brand Image terhadap regresi Brand Image
(2017) Minat Beli pada produk berganda berpengaruh positif dan
Smartphone Samsung signifikan terhadap Minat
Beli
3 Devin Pengaruh kredibilitas Beauty Analisis Kredibilitas Beauty
Wijaya Vlogger Abel Cantika regresi Vlogger Abel Cantika
(2017) terhadapMinat Beli Produk berganda memiliki pengaruh positif
lokal “Wardah” dan signifikan terhadap
Minat Beli produk lokal
“Wardah”
4 Devika Pengaruh daya tarik Beauty Analisis Daya tarik Beauty
Kurniawan Vlogger (Sarah Ayu) sebagai regresi Vlogger (Sarah Ayu)
(2017) Celebrity Endorser terhadap berganda sebagai Celebrity
Minat Beli Subscribers pada Endorser berpengaruh
produk kosmetik Maybelline positif dan signifikan
terhadap Minat Beli
Subscribers pada produk
Maybelline.
5 Widodo, Pengaruh Beauty Vlogger Analisis path Variabel Beauty Vlogger
Mawardi terhadap Source sebagai Electronic Word
(2017) Characteristics serta of Mouth memiliki
dampaknya terhadap pengaruh terhadap
Purchase Intention source characteristics,
dan purchase.
6 Ikanita Pengaruh Brand Image, Analisis Brand Image
Novirinara kualitas produk, dan harga regresi berpengaruh positif dan
(2017) terhadap minat beli produk berganda signifikan terhadap Minat
Oriflame (studi kasus pada beli.
Mahasiswi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas
Diponegoro)
7 Nina Pengaruh beauty vlogger Analisis path Kredibilitas dan daya
Yunita Sari sebagai Celebrity Endorser tarik dari seorang beauty
(2017) terhadap minat beli dengan vlogger tidak
asosiasi merek sebagai berpengaruh terhadap
Intervenning variable minat beli, kredibilitas
dan daya tarik dari
seorang beauty vlogger
berpengaruh terhadap
asosiasi merek, asosiasi
merek berpengaruh
secara tidak langsung
terhadap minat beli
melalui asosiasi merek
sebagai intervenning
variable.
8 Ananda & The Impact Of drugstore Analisis Kepercayaan terhadap
Wandebori makeup product review by regresi beauty vlogger adalah
(2016) beauty vlogger on youtube berganda bagian yang membngun
toward purchase Intention by sikap konsumen yang
undergraduate student in mempengaruhi minat
Indonesia beli. Keahlian beauty
vlogger adalah bagian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Lanjutan Tabel 2.1


Metode
No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
Penelitian
yang membangun sikap
konsumen yang
mempengaruhi minat beli

9 Wijaya & Pengaruh Celebrity SEM Variabel Celebrity


Sugiharto Endorserment terhadap (Structural Endorsment yang terdiri
(2015) Purchase Intention dengan Equation dari attractiveness dan
Brand Image sebagai Model) power secara statistik
variabel Intervening memiliki pengaruh
signifikan terhadap brand
image namun, salah satu
dimensi credibility tidak
menunjukkan pengaruh
yang signifikan.
10 Shabrina Pengaruh Country Of Origin Analisis Country of Origin
vianita terhadap Brand Image regresi memiliki pengaruh
(2014) kometik Korea Selatan pada berganda terhadap brand image
Mahasiswi Program serjana merek Etude House baik
FISIP UI pada sampel
keseluruhan, pembelian
online maupun
pembelian offline.

2.7 Kerangka Konseptual

2.7.1 Pengaruh Country of origin Terhadap Minat Beli

Xiao & Dekuy (2011) menunjukkan bahwa produk yang diproduksi di

negara maju menerima evaluasi yang lebih baik daripada orang-orang dari negara-

negara berkembang. Konsumen percaya bahwa pembangunan ekonomi nasional

mempengaruhi review terhadap produk. Sebaliknya, ketika konsumen tidak kenal

dengan produk, itu akan memiliki efek negatif pada niat pembelian mereka.

Pengaruh Country of Origin terhadap minat beli adalah sebuat aturan dasar, sebagai

hasilnya, ada hubungan antara Country of origin dan minat beli. Country of Origin

sendiri memiliki pengaruh tidak langsung terhadap minat beli ketika seseorang

sudah mengenal produknya, mereka cendrung melihat asal negara produk terlebih

dahulu kemudian memiliki minat untuk membeli (Rezvani, Rahman, Oehkordi, &

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Fouladivanda, 2012).

2.7.2 Pengaruh Brand Image dengan Minat Beli

Citra merek adalah konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan

subjektif dan emosi pribadinya. Ditambahkan citra merek adalah persepsi tentang

merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen.

Citra merek yang baik terhadap suatu barang akan meningkatkan persepsi yang

baik pula terhadap seseorang. Citra merek sangat penting perannya dalam

mempengaruhi minat ataupun keputusan pembelian seorang konsumen terhadap

suatu produk. Seorang konsumen memiliki kecenderungan memilih produk yang

telah diketahui baik melalui pengalaman pribadi yang dialami ataupun melalui

informasi yang didapat. Citra merek merupakan bagian penting dari kekuatan

merek yang memungkinkan seorang konsumen membedakan produk mereka dari

pesaing (Ismail & Spinelli, 2012).

2.7.3 Pengaruh celebrity endorser Terhadap Minat Beli

Celebrity endorser merupakan pendukung dari suatu produk

yangberperan sebagai penyampai pesan untuk memperkuat citra suatu merek.

Memilih celebrity endorser yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk

dapat menimbulkan minat pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009) celebrity

endorser merupakan penggunaan narasumber sebagai figur yang menarik atau

populer dalam iklan, sehingga dapat memperkuat citra dari suatu merek dalam

pikiran pelanggan. Dengan adanya celebrity endorser bertujuan untuk

menciptkan presepsi yang positif dari konsumen sehingga timbul minat beli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

terhadap produk yang diiklankan.

Country of
Origin

Brand Image Minat Beli

Celebrity
Endorser

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010).

1. Country of origin, beauty vlogger sebagai Celebrity endorser dan brand

image secara serentak berpengaruh signifikan terhadap minat beli pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Country of origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Beauty vlogger sebagai Celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bianis Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu

penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Situmorang & Lufti,

2015). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini Pengaruh Country

of Origin, Beauty Vlogger sebagai Celebrity Endorser dan Brand Image terhadap

Minat Beli Lipcream Wardah.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada kalangan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober

2018 sampai Januari 2019.

3.3 Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent

variable).Defenisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel ini adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam

variabel dependent dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang

negatf bagi variabel dependent nantinya (Situmorang & Lufti, 2015). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

a. Country of Origin ( X1)

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

b. Brand image (X2)

c. Beauty Vlogger sebagai Celebrity Endorser ( X3)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel ini adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah

pengamatan (Situmorang & Lufti, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah minat beli (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel-

variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel

memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.

Adapun operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi variabel Indikator Skala ukur
Country of Asosiasi dan kepercayaan 1. Prestise/ gengsi Likert
origin mental yang dipicu oleh 2. Kualitas produk
sebuah Negara. 3. Citra negara asal
Brand Persepsi dan keyakinan 1. Kekuatan (Strengthness) Likert
Image konsumen terhadap produk 2. Keunikan (Uniqueness)
Wardah 3. Kesukaan (Favorable)
Celebrity Orang atau karakter yang 1. Trustworthiness Likert
endorser muncul dalam iklan untuk 2. Expertise
mendukung iklan produk 3. Attractiveness
Wardah
4. Respect
5. Similarity
Minat Beli Kesadaran individu untuk 1. Minat Transaksional Likert
membeli produk Wardah 2. Minat Eksploratif

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala interval, skala yang memiliki satuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

nominal dan ordinal serta menangkap informasi tentang perbedaan kuantitas suatu

konsep dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya. Seperti halnya ukuran

ordinal, ukuran interval mengurutkan orang atau objek pada interval atau jarak

yang sama. Skala yang di terapkan pada data yang dapat dirangking dan dengan

peringkat tersebut kita bias mengetahui perbedaan di antara peringkat-peringkat

tersebut dan kita bias menghitung besarnya perbedaan itu. Namun harus

diperhatikan bahwa dalam skala ini perbandingan rasio yang ada tidak

diperhitungkan. Skala interval yang digunakan didalam penelitian ini adalah

bersifat favorable dimana:

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Situmorang & Lufti (2014)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,

objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya sebagai

objek penelitian (Kuncoro, 2013). Adapun pengertian populasi lainnya Menurut

Bailey (dalam Priyono, 2016), populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin

diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan

bukan populasi itu sendiri. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Ekonomi dan Bisnis angkatan 2015-2018 yang masih aktif kuliah.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikvyang dimiliki oleh

populasi tersebut, Sugiyono (2014). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah sampel yang diambil dengan rancangan sampel nonprobabilitas dengan

teknik pengambilan accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan yakni siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti

dan memiliki kriteria yang sesuai maka akan dijadikan sampel.

Menurut Supramono & Haryanto (2014) untuk menentukan jumlah sampel

dari populasi yang tidak diketahui dapat menggunakan rumus:

𝒁𝜶𝟐 (𝒑)(𝒒)
𝒏=
(𝒅)𝟐

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Za = nilai standar normal yang besarnya tergantung a

Bila α = 0,01 → Zα = 2,58

Bila α = 0,05 → Zα = 1,96

Bila α = 0,10 → Zα = 1,67

P = estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel

q = proporsi populasi sesuai kriteria sampel (1-p)

d = penyimpangan yang ditolerir

Karena tidak diketahui nilai p dari penelitian atau literature lain, maka

dapat dilakukan maximal estimation dengan q = 0,5 dan tingkat error yang di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

tentukan (d) adalah 10%.

(𝑝)(𝑞)
𝑛 = (𝑍α)²
𝑑2

(0,5)(0,5)
𝑛 = 1,962
0,12

n = 96 orang (angka minimal)

Berdasarkan uraian yng telah di kemukakan maka jumlah responden yang

akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang. Untuk mencari 96

responden caranya dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan

ditemui oleh peneliti dan memiliki kriteria yang sesuai maka akan dijadika sampel.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Menurut Situmorang & Lufti (2015), jenis data yang dilakukan dalam

penelitian adalah:

1. Data Primer

Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh

perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk

kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan

disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai

instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori dan data

yang bersumber dari buku-buku dan majalah-majalah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

kepada responden tentang variabel-variabel dalam penelitian. Metode ini

digunakan untuk menyingkap identitas penelitian dan untuk mengungkap

variabel-variabel dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak

yang terkait sesuai dengan topik yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengumpulkan dan

mempelajari data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan informasi

dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.91 Uji Validitas

Menurut Situmorang (2014), validitas menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen

pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct

sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai corrected item total correlation atau disebut dengan rhitung

pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Pengujian validitas akan

dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan kriteria sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

1. Jika r ≥ 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r < 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan survei, kuisioner diberikan kepada 30 responden di luar

sampel untuk menguji valid atau tidaknya seluruh pertanyaan yang digunakan

dalam kuisioner yaitu pengaruh country of origin, brand image dan beauty

vlogger sebagai Celebrity endorser terhadap minat beli yang dilakukan pada

mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Tabel 3.3
Uji Validitas
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
X1.1 53.1000 21.059 .392 .855
X1.2 53.1000 19.955 .558 .846
X1.3 53.3667 19.826 .580 .845
X2.1 53.2000 20.579 .487 .850
X2.2 53.2000 20.303 .478 .851
X2.3 53.3333 20.506 .417 .855
X3.1 53.1333 19.223 .592 .844
X3.2 53.4000 21.283 .372 .856
X3.3 53.2667 19.651 .592 .844
X3.4 53.3000 21.183 .440 .853
X3.5 53.4667 19.982 .526 .848
Y1 53.4667 20.602 .405 .855
Y2 53.1333 19.223 .734 .836
Y3 53.3000 19.803 .526 .848
Sumber: Lampiran 3

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah valid, yang

dapat dilihat dari r-hitung yang lebih besar dari r-tabel (0,361) pada setiap butir

pernyataan. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa 14 pernyataan valid akan

digunakan untuk penelitian.

3.9.2 Uji Reliabilitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Menurut Situmorang (2014) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila

suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan

konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil

yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan

disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat

konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya

sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran

reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto

(2009) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

>0,60. Uji rehabilitas dilakukan pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Tabel 3.4
Uji Realibilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.858 14
Sumber: Lampiran 3

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai Cronbach`s Alpha sebesar 0,8653. Dari

hasil pengujian di atas maka nilai Cronbach Alpha > 0,600. Berdasarkan Tabel

Reliability Statistics tersebut, maka seluruh butir dinyatakan reliabel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing

variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan

minimum (Ghozali, 2016).

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Situmorang (2014), regresi linear berganda ditujukan untuk

menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,

X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. hubungan

fungsional antara variabel terikat dan variabel bebas di buat sebagai berikut:

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+Ɛ

Keterangan:

Y = Minat Beli

β 0 = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Variabel X1

β2 = Koefisien Regresi Variabel X2

β3 = Koefisien Regresi Variabel X3

X1 = Country of Origin

X2 = Brand Image

X3 = Celebrity endorser

Ɛ = residual

Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak

dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam analisis

regresi linear berganda memerlukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui

apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi.

3.11 Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari pelaksanaan uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi sebenarnya dan

tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik meliputi:

3.11.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi

ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Ada dua acara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2016).

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan

melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalua tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Untuk itu uji

grafik yang telah dilakukan dilengkapi dengan uji statistik dengan

menggunakan uji Kolmogorov -Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan

menggunakan hipotesis:

H0: Data residual berdistribusi normal

Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat Asymp. Sig. (2-tailed). Jika

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima, sehingga dikatakan data residual berdistribusi normal.

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengematan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

variable terikat (dependen). Selain itu dapat juga digunakan uji glejser. Uji glejser

dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen di

atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

3.11.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres

terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF=1/Tolerance). Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah model

yang memiliki nilai tolerance ≥ 0,1 atau nilai VIF ≤ 10. Sebaliknya, jika nilai

Tolerance ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, maka ada multikolinearitas di antara variabel

independen (Ghozali, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji - F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh

variabel bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap variabel

terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

H0: β1=β2=β3= 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha: Minimal satu βi ≠ 0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1. H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% atau Sig F ≥ α

2. Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% atau Sig F < α

3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)

Uji statistik-t dilakukan untuk melihat secara parsial (individual)

bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis

yang digunakan dalam uji-t ini adalah:

H0: βi ≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha: βi > 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel pada α = 5% atau Sig. t ≥ α

2. Ha ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% atau Sig. t < α

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Wardah

PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari

1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu yang didirikan oleh pasangan

suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc. dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt.

pada tanggal 28 Februari 1985. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT

Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah.Namun,

belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang

baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan

tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya

mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias.

Pada tahun 1998, terjadi krisis ekonomi besar-besaran yang menyebabkan

daya beli masyarakat turun drastic dan pasar mengalami kenaikan harga yang

berlipat-lipat. Pada tahun yang sama pula, terdapat banyak perusahaan sejenis

yang tutup karena kurang mengantisipasi hal tersebut. Akan tetapi PTI mampu

bertahan dan dapat mengembangkan pasarnya dan melewati krisis ekonomi.

PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-

2003.Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan

dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim

promosi. Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good

Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

(CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760

pabrik yang sudah menerapkan CPKB.

Penjualan kosmetik Wardah mengincar segmentasi pasar kelas menengah.

Terhitung hingga tahun 2014, Wardah telah mendapatkan beberapa penghargaan

seperti Indonesia Original Brand tahun 2011dan 2012 versi majalah SWA, Top

Brand 2012-2014 dan ICSA, dari berbagai penghargaan yang didapatkan

membuktikan bahwa khalayak sudah sadar terhadap brand Wardah.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

Tabel 4.1
Karakteristik Berdasarkan Program Studi
Program Studi Jumlah (orang) Persentase (%)
S1 Manajemen 19 19,79
S1 Akuntansi 18 18,75
S1 Ekonomi Pembangunan 18 18,75
D3 Keuangan 15 15,63
D3 Akuntansi 14 14,58
D3 Kesekretariatan 12 12,50
Jumlah 96 100,00
Sumber: Lampiran 5

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 96 responden Mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebanyak 19 (19,79 persen)

orang jurusan S1 Manajemen, 18 (18,75 persen) orang jurusan S1 Akuntansi, 18

(18,75 persen) orang jurusan S1 Ekonomi Pembangunan, 15 (15,63 persen)

orang jurusan D3 Keuangan, 14 (14,58 persen) orang jurusan D3 Akuntansi dan

12 (12,50 persen) orang jurusan D3 Kesekretariatan. Dapat dilihat bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

responden paling banyak adalah jurusan S1 Manajemen.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah (orang) Persentase (%)
2015 22 22.92
2016 24 26.04
2017 26 26.04
2018 24 25.00
Total 96 100.00
Sumber: Lampiran 5

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 96 responden Mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2015 sebanyak 22

orang (22,92 persen), angkatan 2016 sebanyak 24 orang (26,04 persen),

angkatan 2017 sebanyak 26 orang (26,04 persen) dan angkatan 2018

sebanyak 24 orang (25,00 persen). Dapat dilihat bahwa responden angkatan

2017 yang paling banyak menggunakan Lipcream Wardah.

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Variabel

1. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Country of Origin (X1)

Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Country of Origin (X1)
SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Label 14 14,6 68 70,8 14 14,6 0 0,0 0 0,0 96 100 4,00
Asal Buatan 15 15,6 62 64,6 19 19,8 0 0,0 0 0,0 96 100 3,96
Penghasil Produk Halal 7 7,3 71 74,0 18 18,8 0 0,0 0 0,0 96 100 3,89
Total 11,80
Rata-rata 3,90
Sumber: Lampiran 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1 yaitu “Saya melihat label kosmetik buatan Indonesia

sesuai dengan iklim daerah tropis”, dari 96 responden terdapat 14 (14,6

persen) responden sangat setuju, 68 (70,8 persen) responden menyatakan

setuju, 14 (14,6 persen) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen)

responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat

bahwa 68 (70,8 persen) responden setuju dengan mean 4,00, modus 4,

median 4 dan standar deviasi 0,54 menunjukkan bahwa responden melihat

label kosmetik buatan Indonesia sesuai dengan iklim daerah tropis.

b. Pada pernyataan butir 2 yaitu “Menggunakan produk buatan Indonesia

menaikkan gengsi”, dari 96 responden terdapat 15 (15,6 persen) responden

sangat setuju, 62 (64,6 persen) responden menyatakan setuju, 19 (19,8

persen) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 62 (64,6

persen) responden setuju dengan mean 3,96, modus 4, median 4 dan

standar deviasi 0,60 menunjukkan bahwa menggunakan produk buatan

Indonesia menaikkan gengsi.

c. Pada butir pernyataan 3 yaitu “Saya percaya Negara Indonesia sebagai

negara yang berpenduduk mayoritas agama islam, menghasilkan produk

halal”, dari 96 terdapat 7 (7,3 persen) responden sangat setuju, 71 (74,0

persen) responden menyatakan setuju, 18 (18,8 persen) responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden menyatakan tidak setuju

dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa 71 (74,0 persen) responden menyatakan

setuju dengan nilai mean 3,89, modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,50

menunjukan bahwa responden percaya Negara Indonesia sebagai negara

yang berpenduduk mayoritas agama islam, menghasilkan produk halal.

2. Frekuensi Jawaban Responden Brand Image (X2)

Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image (X2)
SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Berkualitas 15 15,6 72 75,0 9 9,4 0 0 0 0 96 100 4,06
Produk Halal 19 19,8 69 71,9 8 8,3 0 0 0 0 96 100 4,11
Cocok Daerah
21 21,9 64 66,7 11 11,5 0 0 0 0 96 100 4,10
Tropis
Total 12.3
Rata-rata 4.1
Sumber: Lampiran 6

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1 yaitu “Lipcream wardah dikenal sebagai kosmetik

berkualitas”, dari 96 responden terdapat 15 (15,6 persen) responden sangat

setuju, 72 (75,0 persen) responden menyatakan setuju, 9 (9,4 persen)

responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden menyatakan

tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil dapat dilihat bahwa 72 (75,0 persen) responden setuju

dengan mean 4,06,modus 4,median 4 dan standar deviasi 0,50 menunjukkan

bahwa Lipcream wardah dikenal sebagai kosmetik berkualitas.

b. Pada pernyataan butir 2 yaitu “Lipcream wardah dikenal sebagai produk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

halal”, dari 96 responden terdapat 19 (19,8 persen) responden sangat setuju,

69 (71,9 persen) responden menyatakan setuju, 8 (8,3 persen) responden

menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden menyatakan tidak setuju

dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa 69 (71,9 persen) responden menyatakan

setuju dengan mean 4,11, modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,52

menunjukkan bahwa Lipcream wardah dikenal sebagai produk halal.

c. Pada butir pernyataan 3 yaitu “Lipcream wardah cocok untuk daerah

tropis”, dari 96 terdapat 21 (21,9 persen) responden sangat setuju, 64 (66,7

persen) responden menyatakan setuju, 11 (11,5 persen) responden

menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden menyatakan tidak setuju

dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa 64 (66,7 persen) responden menyatakan

setuju dengan mean 4,10, modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,57

menunjukkan bahwa Lipcream wardah cocok untuk daerah tropis.

3. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Celebrity Endorser (X3)

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Celebrity Endorser (X3)
SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Terpercaya 8 8,3 68 70,8 19 19,8 1 1,0 0 0 96 100 3,86
Mahir 8 8,3 65 67,7 19 19,8 4 4,2 0 0 96 100 3,80
Personality 19 19,8 59 61,5 18 18,8 0 0,0 0 0 96 100 4,01
Berpengetahuan Luas 13 13,5 66 68,8 17 17,7 0 0,0 0 0 96 100 3,96
Jenis Kulit 10 10,4 64 66,7 21 21,9 1 1,0 0 0 96 100 3,89
Total 19.50
Rata-rata 3.90
Sumber: Lampiran 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1 yaitu “Beauty Vlogger sumber terpercaya dalam

melakukan review produk Lipcream Wardah”, dari 96 responden terdapat

8 (8,3 persen) responden sangat setuju, 68 (70,8 persen) responden

menyatakan setuju, 19 (19,8 persen) responden menyatakan kurang

setuju, 1 (1,0 persen) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen)

responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut

dapat dilihat bahwa 68 (70,8 persen) responden setuju dengan mean 3,86,

modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,55 menunjukkan bahwa Beauty

Vlogger menjadi sumber terpercaya dalam melakukan review produk

Lipcream Wardah.

b. Pada pernyataan butir 2 yaitu “Beauty Vlogger mahir dalam Melakukan

review produk Lipcream Wardah”, dari 96 responden terdapat 8 (8,3 persen)

responden sangat setuju, 65 (67,7 persen) responden menyatakan setuju, 19

(19,8 persen) responden menyatakan kurang setuju, 4 (4,2 persen)

responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan

sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 65 (67,7

persen) responden menyatakan setuju dengan mean 3,80, modus 4, median 4

dan standar deviasi 0,64 menunjukkan bahwa Beauty Vlogger mahir dalam

Melakukan review produk Lipcream Wardah.

c. Pada butir pernyataan 3 yaitu “Beauty Vlogger memiliki personality yang

baik dan mampu memikat hati konsumen”, dari 96 terdapat 19 (19,8 persen)

responden sangat setuju, 59 (61,5 persen) responden menyatakan setuju, 18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

(18,8 persen) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 59 (61,5 persen)

responden menyatakan setuju dengan mean 4,01, modus 4, median 4 dan

standar deviasi 0,62 menunjukkan bahwa Beauty Vlogger memiliki

personality yang baik dan mampu memikat hati konsumen.

d. Pada butir pernyataan 4 yaitu “Beauty Vlogger berpengetahuan Luas dalam

melakukan review Produk Lipcream Wardah”, dari 96 terdapat 13 (13,5

persen) responden sangat setuju, 66 (68,8 persen) responden menyatakan

setuju, 17 (17,7 persen) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen)

responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan

sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 66 (68,8

persen) responden menyatakan setuju dengan mean 3,96, modus 4, median 4

dan standar deviasi 0,56 menunjukkan bahwa Beauty Vlogger

berpengetahuan Luas dalam melakukan review Produk Lipcream Wardah.

e. Pada pernyataan butir 5 yaitu “Beauty vlogger memiliki kesamaan jenis kulit

dengan konsumen”, dari 96 responden terdapat 10 (10,4 persen) responden

sangat setuju, 64 (66,7 persen) responden menyatakan setuju, 21 (21,9

persen) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,0 persen) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 64 (66,7 persen)

responden menyatakan setuju dengan mean 3,89, modus 4, median 4 dan

standar deviasi 0,58 menunjukkan bahwa Beauty vlogger memiliki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

kesamaan jenis kulit dengan konsumen.

4. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Minat Beli (Y)

Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y)
SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Tertarik 9 9,4 68 70,8 16 16,7 3 3,1 0 0 96 100 3,86
Berkeinginan Menggunakan 16 16,7 68 70,8 12 12,5 0 0,0 0 0 96 100 4,04
Mencari Informasi 23 24,0 54 56.3 18 18,8 1 1,0 0 0 96 100 4,03
Total 11.9
Rata-rata 4.0
Sumber: Lampiran 6

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1 yaitu “Saya tertarik dengan produk wardah”, dari

96 responden terdapat 9 (9,4 persen) responden sangat setuju, 68 (70,8

persen) responden menyatakan setuju, 16 (16,7 persen) responden

menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden menyatakan tidak setuju

dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa 68 (70,8 persen) responden setuju

dengan mean 3,86, modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,61

menunjukkan bahwa responden tertarik dengan produk wardah.

b. Pada pernyataan butir 2 yaitu “Saya berkeinginan untuk menggunakan

produk wardah”, dari 96 responden terdapat 16 (16,7 persen) responden

sangat setuju, 68 (70,8 persen) responden menyatakan setuju, 12 (12,5

persen) responden menyatakan kurang setuju, 0 (0 persen) responden

menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 58 (71,6 persen)

responden menyatakan setuju dengan mean 4,04, modus 4, median 4 dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

standar deviasi 0,54 menunkukkan bahwa responden berkeinginan untuk

menggunakan produk wardah.

c. Pada butir pernyataan 3 yaitu “Saya berkeinginan mencari informasi

tentang produk wardah sebelum membelinya”, dari 96 terdapat 23 (24,0

persen) responden sangat setuju, 54 (56,3 persen) responden menyatakan

setuju, 18 (18,8 persen) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,0

persen) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0 persen) responden

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat

bahwa 54 (56,3 persen) responden menyatakan setuju dengan mean 4,03,

modus 4, median 4 dan standar deviasi 0,69 menunjukkan bahwa

responden berkeinginan mencari informasi tentang produk wardah

sebelum membelinya.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Country of Origin (X1), Brand

Image (X2) dan Celebrity Endorser (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Minat

Beli. Hasil regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592

Country of Origin .167 .079 .156 2.117 .037


Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035
Celebrity Endorser .448 .050 .662 8.974 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Sumber: Lampiran 7

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 dapat dirumuskan

model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Y= –0,887 + 0,167X1 + 0,171X2 + 0,448X3

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

1. Konstan (β0) = –0,887. Ini menunjukkan bahwa jika Country of Origin (X1),

Brand Image (X2) dan Celebrity Endorser (X3) = 0, maka nilai variabel Minat

Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara sebesar –0,887.

2. Koefisien (β1) = 0,167. Ini menunjukkan bahwa variabel Country of Origin

(X1) berpengaruh positif terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Koefisien (β2) = 0,171. Ini menunjukkan bahwa variabel Brand Image (X2)

berpengaruh positif terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Koefisien (β3) = 0,448. Ini menunjukkan bahwa variabel Celebrity Endorser

(X3) berpengaruh positif terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

1. Uji Normalitas Pendekatan Histogram

Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram pada Gambar 4.1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi

normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau

ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

Sumber: Lampiran 8
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

2. Uji Normalitas Pendekatan Grafik Normal Probability Plot

Sumber: Lampiran 8
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Probability Plot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik pada Gambar 4.2,

dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal

ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari

grafik. Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal

berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

3. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8
Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .83723206
Most Extreme Differences Absolute .089
Positive .060
Negative -.089
Test Statistic .089
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah

0,060, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). Oleh karena itu,

sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel

residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heteroskedisitas

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

yaitu metode grafik dan uji glejser:

1. Metode Grafik

Dasar analisis metode ini adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Lampiran 9
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedisitas dengan Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Uji Glejser

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (Absut).

Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%,

jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

Tabel 4.9
Uji Glejser
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.455 1.078 -.422 .674

Country of Origin .082 .052 .165 1.596 .114


Brand Image .004 .052 .008 .076 .940
Celebrity Endorser .003 .033 .008 .082 .935
a. Dependent Variable: Absut
Sumber: Lampiran 9

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.10
Uji Multikolinearitas
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592

Country of
.167 .079 .156 2.117 .037 .993 1.007
Origin
Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035 .999 1.001
Celebrity
.448 .050 .662 8.974 .000 .994 1.006
Endorser
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Lampiran 10

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1. Nilai VIF dari variable Country of Origin (X1), Brand Image (X2) dan

Celebrity Endorser (X3) lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak

terdapat multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

2. Nilai Tolerance dari variabel Country of Origin (X1), Brand Image (X2) dan

Celebrity Endorser (X3) lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance ≥ 0,1) ini

berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Secara Serempak (Uji-F)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 81 dan jumlah

keseluruhan variabel (k) adalah 4. Sehingga diperoleh:

df1 = 4– 1 = 3

df2 = n – k = 96– 4 = 92

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian

akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5% = 2,47.

Tabel 4.11
Uji Secara Serempak (Uji-F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 67.034 3 22.345 30.871 .000b

Residual 66.591 92 .724

Total 133.625 95

a. Dependent Variable: Minat Beli


b. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Brand Image, Country of Origin
Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan Tabel 4.11, Maka dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah

30,871 dengan tingkat signifikansi 0,000 Sedangkan Ftabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,47. Oleh karena itu Fhitung (30,871) ≥ Ftabel

(2,47) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Country of

Origin (X1), Brand Image (X2) dan Celebrity Endorser (X3) secara serempak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.5.2 Uji Secara Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas

secara parsial terhadap variabel terikat. Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat

kebebasan (df) = (n-k) = 96 – 4 = 92, ttabel yang digunakan adalah 0,05% = 1.66159.

Tabel 4.12
Uji Secara Parsial (Uji-t)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592

Country of Origin .167 .079 .156 2.117 .037


Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035
Celebrity Endorser .448 .050 .662 8.974 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan Tabel 4.12 persamaan tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

1. Variabel Country of Origin (X1) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Minat Beli (Y) hal ini terlihat dari nilai t-hitung 2,117 ≥ t-tabel 1.66159

dan signifikan (0,037) < 0,05.

2. Variabel Brand Image (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Minat Beli (Y) hal ini terlihat dari nilai t-hitung 2,134 ≥ t-tabel 1.66159 dan

signifikan (0,035) < 0,05.

3. Variabel Celebrity Endorser (X3) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Minat Beli (Y) hal ini terlihat dari nilai t-hitung 8,974 ≥ t-tabel 1.66159

dan signifikan (0,00) < 0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

4.5.3 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Berdasarkan Tabel 4.13 Terlihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar

0,485 berarti 48,5 persen faktor-faktor Minat Beli (Y) dapat dijelaskan oleh

Country of Origin (X1), Brand Image (X2) dan Celebrity Endorser (X3)

Sedangkan sisanya sebesar 51,5 persen dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate

1 .708a .502 .485 .8508

a. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Brand Image, Country of Origin


b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Lampiran 13

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Country of Origin Terhadap Minat Beli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa label kosmetik buatan Indonesia sesuai

dengan iklim daerah tropis, menggunakan produk buatan Indonesia menaikkan

gengsi dan Negara Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas agama

islam, menghasilkan produk halal dapat mempengaruhi Minat Beli. Dari distribusi

jawaban responden untuk variabel Country of Origin dapat dilihat bahwa 68 (70,8

persen) responden setuju menunjukkan bahwa responden melihat label kosmetik

buatan Indonesia sesuai dengan iklim daerah tropis. 62 (64,6 persen) responden

setuju menunjukkan bahwa menggunakan produk buatan Indonesia menaikkan

gengsi. 71 (74,0 persen) responden menyatakan setuju menunjukan bahwa

responden percaya Negara Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

agama islam, menghasilkan produk halal.

Perspektif mengenai negara asal (Country of Origin) dapat meningkatkan

persepsi kualitas suatu produk. Negara yang bercitra baik dan positif, dapat

menciptakan kepercayaan akan produk yang positif pula, dalam hal ini Country of

Origin dari Wardah memengaruhi persepsi kualitas calon konsumen. Sebagian

besar calon konsumen menganggap bahwa Indonesia yang memiliki penduduk

mayoritas muslim tentunya menjadi satu keunggulan bahwa bahan kosmetik

Wardah halal dan diperkuat karena di akui oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat

dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghaizani (2018),

Annisa (2017) dan Vianita (2014) yang menyatakan bahwa Country of Origin

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.

4.6.2 Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lipcream wardah dikenal sebagai

kosmetik berkualitas, Lipcream wardah dikenal sebagai produk halal dan

Lipcream wardah cocok untuk daerah tropis mempengaruhi Minat Beli. Dari

distribusi jawaban responden untuk variabel Brand Image dapat dilihat bahwa

72 (75,0 persen) responden setuju menunjukkan bahwa Lipcream wardah

dikenal sebagai kosmetik berkualitas. 69 (71,9 persen) responden menyatakan

setuju menunjukkan bahwa Lipcream wardah dikenal sebagai produk halal.

(66,7 persen) responden menyatakan setuju menunjukkan bahwa Lipcream

wardah cocok untuk daerah tropis.

Brand Image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

suatu perusahaan dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu yang

dilakukan oleh perusahaan terhadap merek tersebut. Calon konsumen yang

memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan

untuk melakukan pembelian. Calon konsumen juga memberi pertimbangan untuk

berbelanja karena adanya Brand Image yang positif dari produk dan perusahaan

tersebut. Sehingga Brand Image merupakan variabel yang berpengaruh terhadap

Minat beli. Dalam hal ini Brand Image wardah di masyarakat memiliki citra yang

positif sehingga banyak orang yang suka dan memilihnya. Brand Image yang bagus

tersebut maka dapat meningkatkan minat beli konsumen.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghaizani (2018),

Annisa (2017) dan Sulistyari (2017) yang menyatakan bahwa Brand Image

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.

4.6.3 Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beauty Vlogger merupakan sumber

terpercaya, mahir, personality yang baik, berpengetahuan luas dan memiliki

kesamaan jenis kulit dengan konsumen dapat mempengaruhi Minat Beli. Dari

distribusi jawaban responden untuk variabel Celebrity Endorse dapat dilihat

bahwa 68 (70,8 persen) responden setuju menunjukkan bahwa Beauty Vlogger

menjadi sumber terpercaya dalam melakukan review produk Lipcream Wardah.

65 (67,7 persen) responden menyatakan setuju menunjukkan bahwa Beauty

Vlogger mahir dalam Melakukan review produk Lipcream Wardah. 59 (61,5

persen) responden menyatakan setuju menunjukkan bahwa Beauty Vlogger

memiliki personality yang baik dan mampu memikat hati konsumen. 66 (68,8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

persen) responden menyatakan setuju menunjukkan bahwa Beauty Vlogger

berpengetahuan Luas dalam melakukan review Produk Lipcream Wardah.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa 64 (66,7 persen) responden

menyatakan setuju menunjukkan bahwa Beauty vlogger memiliki kesamaan jenis

kulit dengan konsumen.

Penggunaan Beauty vlogger sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya

tarik tersendiri yaitu memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh

perhatian dari konsumen. Selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan

sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran

dengan ketenaran atau popularitas yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan

popularitas tersebut diharapkan dapat menarik minat beli calon konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2017)

yang menyatakan bahwa Celebrity Endorser berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Minat Beli.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah didapatkan, maka kesimpulannya adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Country of Origin, Brand Image, dan Celebrity Endorser secara

serempak berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Lipcream Wardah pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Variabel Country of Origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat

Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Variabel Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat

Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

4. Varaibel Celebrity Endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Minat Beli Lipcream Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

diajukan saransaran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

1. Country of Origin sebagai salah satu indikator yang berpengaruh terhadap

Minat Beli. Country of Origin cukup dikenal baik oleh para konsumen karena

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

produk warnah merupakan produk yang cukup terkenal di Indonesia.

Perusahaan perlu meningkatkan Purchasing Intention bagi konsumen agar

mereka tetap menggunakan Wardah Lipcream.

2. Brand Image juga menjadi salah satu indikator yang berpengaruh terhadap

Minat Beli. Dalam hal meningkatkan Minat Beli, peneliti menyarankan agar

Wardah lebih aktif lagi dalam melakukan publikasi atas prestasi dan

pencapaian serta penghargaan yang pernah diperoleh perusahaan di hadapan

publik. Selain itu, Wardah juga dapat melakukan inovasi-inovasi yang

berorientasi pada konsumen karena salah satu faktor terbentuknya citra yang

baik adalah prestasi dan pencapaian serta penghargaan yang pernah

diperoleh perusahaan dan diketahui oleh publik.

3. Celebrity Endorser menjadi salah satu indikator yang berpengaruh terhadap

Minat Beli. Dalam rangka meningkatkan Minat Beli, Wardah dapat

menggunakan Celebrity Endorser yang memiliki basis idola (Fans) yang

besar, memiliki popularitas, kredibilitas yang tinggi dan disukai oleh banyak

orang serta memiliki citra yang positif di masyarakat sehingga akan tertarik

untuk melihat iklan.

4. Sebaiknya penelitian yang akan datang disarankan untuk menambahkan

variabel independen selain Country of Origin, Brand Image dan Celebrity

Endorser yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu Minat

Beli agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada variabel-variabel

independen lainnya seperi kepercayaan, gaya hidup, sikap konsumen dan

lainnya yang mungkin bisa mempengaruhi Minat Beli.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2014). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta.
Ambarwati, M., & Kholid, M. (2015). Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli
(Survei Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Yang Menggunakan Pasta
Gigi Pepsodent). Jurnal Manajemen Bisnis, 25(1), 1-20.
Ananda, A. F., & Wandebori, H. (2016). The impact of drugstore makeup product
reviews by Beauty vlogger on youtube towards Purchase Intention
undergraduate students in Indonesia. ICEBESS, 264-273.
Annisa, N. (2017). Pengaruh Country of Origin dan Brand Image terhadap minat
beli pada produk smartphone samsung. JOM FISIP, 4(2), 1-8.
Ball, D. A., Culloc, W. H., Frantz, P. L., Geringer, J. M., & Minor, M. S. (2005).
International Business. Jakarta: Salemba Empat.
Belch, G., Belch, M. A., & Michael, A. (2009). Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communications Perspective. Australia: Mc Graw
Hill.
Byrne, & Breen. (2011). The value of celebrity endorser perspective. Jurnal
Management, 2(2), 1-11.
Cateora, P. R., & Graham, J. L. (2007). Pemasaran Internasional. Jakarta:
Salemba Empat.
Devin, W., & Vardiansyah, D. (2017). Pengaruh Kredibilitas Beauty Vlogger
Abel Cantika terhadap Minat Beli Produk lokal Wardah. Jurnal
Manajemen, 2(1), 1-15.
Dwiastuti, R., Shinta, A., & Isaskar, R. (2012). Ilmu Perilaku Konsumen. Malang:
UB Press.
Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghaizani, A. (2018). Pengaruh Country Of Origin terhadap Brand Image dan
dampaknya bagi minat beli (survei online pada konsumen skin care Etude
House di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 58(2), 110-118.
Ghazali, M., Said, O. M., Yahya, Z., & Ibrahim, S. M. (2008). Products and
Country of Origin Effects: The Malaysian Consumers’ Perception
Introduction: Country of Origin Effect in the Global Market. International
Review of Business Research Papers, 91-102.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herliana, D. (2017, November 28). Memanfaatkan Teknologi, Beauty Blogger
Mengolah Hobi Menjadi Bisnis. Retrieved from Memanfaatkan Teknologi,
Beauty Blogger Mengolah Hobi Menjadi Bisnis:

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

https://manajemenunkriskita.wordpress.com/2017/07/12/memanfaatkan-
teknologi-beauty-blogger-mengolah-hobi-menjadi-bisnis/
Hsieh et al. (2016). Pengaruh Country Of Origin terhadap Brand Image di Negara
secara keseluruhan terhadap produk. Journal Management, 1-12.
Ismail, A. R., & Spinelli, G. (2012). Effects of brand love, personality and image
on word of mouth. Fashion marketing and management, 16(1), 386-398.
Jason, M. (2018, Februari 10). blog.globalwebindex.net. Retrieved from
Globalwebindex: https://blog.globalwebindex.net/chart-of-the-day/16-34s-
lead-the-vlogging-trend
Keegan, W. J. (2008). Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Indeks.
Kotler, P. (2011). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2014). Principle of Marketing. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Principle of Marketing. New Jersey: Prentice
Hall.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran (14 ed., Vol. 1).
Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M. (2013). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, D. (2017). Pengaruh Daya Tarik Beauty Vlogger (Sarah Ayu) sebagai
Celebrity Endorser terhadap Minat Beli Subscribers pada produk kosmetik
Maybelline. Prologia, 1(2), 12-30.
Lupiyadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa . Jakarta: Salemba Empat.
Parameswaran, R., & Pishardi, R. M. (2008). Facts of Country of Origin Image.
An Empirical Assesment. Journal of Advertising, 20(2), 139-155.
Priyono, M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatma Publishing.
Rezvani, S., Rahman, M. S., Oehkordi, G. J., & Fouladivanda, F. (2012). A
Conceptual Study on the Country of Origin Effect on Consumer Purchase
Intention Asian Social Science. Asian Social Science, 1(1), 1-13.
Saladin, D. (2012). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pelaksanaan,
Unsur-unsur Pemasaran. Bandung: CV. Linda Karya.
Sangadji, E., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sari, N. Y. (2017). Pengaruh beauty vlogger sebagai Celebrity Endorser terhadap
minat beli dengan asosiasi merek sebagai Intervenning variable. [Skripsi].
Yogyakarta (ID): Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2010). Consumer Behaviour. London: Pearson
Education.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Shimp, T. A. (2010). Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi


Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Situmorang, S. H. (2014). Analisis Data Penelitian. Medan: USU Press.
Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2015). Analisis Data untuk Riset Manajemen dan
Bisnis. Medan: USU Press.
Sugiyono. (2010). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyari, I. N. (2017). Pengaruh Brand Image, kualitas produk, dan harga
terhadap minat beli produk Oriflame (studi kasus pada Mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro). [Skripsi]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
Sumarwan, U. (2002). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Supramono, & Haryanto. (2014). Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, F. (2014). Strategi Pemasaran (Keempat ed.). Yogyakarta: Andi.
Vianita, S. (2014). Pengaruh Country of Origin Terhadap Brand image Kosmetik
Korea Selatan Pada Mahasiswi Program sarjana FISIP UI. [Skripsi].
Jakarta (ID): Universitas Indonesia.
Widodo, W. D., & Kholid, M. (2017). Pengaruh Beauty Vlogger Terhadap Source
Characteristics Serta Dampaknya Terhadap Purchase Intention. Jurnal
Administrasi Bisnis, 47(1), 1-22.
Wijaya, D. (2017). Pengaruh kredibilitas Beauty Vlogger Abel Cantika
terhadapMinat Beli Produk lokal “Wardah”. Prologia, 1(2), 1-12.
Wijaya, F. A., & Sugiharto, S. (2015). Pengaruh Celebrity Endorserment terhadap
Purchase Intention dengan Brand Image sebagai variabel Intervening.
Jurnal Pemasaran, 9(1), 16-22.
Xiao, Z., & Dekuy, L. (2011). The effect of e-WOM on country image and
Purchase Intention:an empirical study on Korean cosmetic products in
China. International Journal Services Technology and Management,
22(1), 18-30.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN BEAUTY


VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
MINATBELI LIPCREAM WARDAH (STUDI KASUS PADA
MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Responden yang terhormat, Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab


pertanyaan maupun pernyataan pada lembar kuesioner penelitian ini. Informasi
yang anda berikan adalah sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi. Atas waktu dan kesediaan anda dalam mengisi kuesioner, saya
mengucapkan banyak terima kasih.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Program Studi:
2. Stanbuk:
3. Apakah sebelumnya anda pernah menggunakan produk Lipcream
Wardah?
Ya /tidak
II. PETUNJUK PENGISIAN KUSIONER

Berilah tanda cheklist (√) yang sesuai dengan pendapat saudara setiap
responden hanya diperbolehkan memilih satu jawaban.
Keterangan mengenai skor penilaian:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TK) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STK) : diberi skor 1

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Country of Origin

JAWABAN ANDA
NO PERTANYAAN
SS S KS TS STS
Saya melihat label kosmetik
1 buatan Indonesia sesuai dengan
iklim daerah tropis
Menggunakan produk buatan
2
Indonesia menaikkan gengsi
Saya percaya Negara Indonesia
sebagai negara yang
3 berpenduduk mayoritas agama
islam, menghasilkan produk
halal

Brand Image

NO PERTANYAAN JAWABAN ANDA


SS S KS TS STS
1 Lipcream wardah dikenal
sebagai kosmetik berkualitas.
2 Lipcream wardah dikenal
sebagai produk halal.
3 Lipcream wardah cocok untuk
daerah tropis.

Beauty Vlogger sebagai Celebrity Endorser

NO PERTANYAAN JAWABAN ANDA


SS S KS TS STS
1 Beauty Vlogger sumber
terpercaya dalam melakukan
review produk Lipcream Wardah

2 Beauty Vlogger mahir dalam


Melakukan review produk
Lipcream Wardah

3 Beauty Vlogger memiliki


personality yang baik dan mampu
memikat hati konsumen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

4 Beauty Vlogger berpengetahuan


Luas dalam melakukan review
Produk Lipcream Wardah

5 Beauty vlogger memiliki


kesamaan jenis kulit dengan
konsumen

Minat beli

NO PERTANYAAN JAWABAN ANDA


SS S KS TS STS
1 Saya tertarik dengan produk
wardah

2 Saya berkeinginan untuk


menggunakan produk wardah

3 Saya berkeinginan mencari


informasi tentang produk wardah
sebelum membelinya

Demikian akhir dari kuesioner ini. Saya ucapkan terima kasih telah membantu

mengisi kuesioner dari penelitian saya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Lampiran 2: Distribusi Jawaban Responden Pra Survey


x1.1 x1.2 x1.3 x2.1 x2.2 x2.3 x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 y1 y2 y3
1 4 4 3 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3
3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5
5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5
9 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5
10 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
12 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
13 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5
14 4 4 3 3 3 4 4 5 3 4 3 2 4 4
15 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
16 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4
17 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4
18 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
19 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
20 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3
21 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
22 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
23 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
24 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5
25 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
26 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
27 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
28 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5
29 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4
30 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

Lampiran 3: Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Validitas
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
X1.1 53.1000 21.059 .392 .855
X1.2 53.1000 19.955 .558 .846
X1.3 53.3667 19.826 .580 .845
X2.1 53.2000 20.579 .487 .850
X2.2 53.2000 20.303 .478 .851
X2.3 53.3333 20.506 .417 .855
X3.1 53.1333 19.223 .592 .844
X3.2 53.4000 21.283 .372 .856
X3.3 53.2667 19.651 .592 .844
X3.4 53.3000 21.183 .440 .853
X3.5 53.4667 19.982 .526 .848
Y1 53.4667 20.602 .405 .855
Y2 53.1333 19.223 .734 .836
Y3 53.3000 19.803 .526 .848

Uji Realibilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.858 14

Lampiran 4 : Distribusi Jawaban Responden

X1. X1. X1. X2. X2. X2. X3. X3. X3. X3. X3. Y Y Y
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3
1 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5
3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5
5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5
7 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 5
8 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3
11 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
12 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
13 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5
14 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

Lanjutan Lampiran 4
X1. X1. X1. X2. X2. X2. X3. X3. X3. X3. X3. Y Y Y
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
16 5 4 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4
17 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3
18 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3
19 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
20 3 4 4 5 5 4 2 3 3 5 4 4 3 5
21 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
23 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
24 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
25 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3
26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5
28 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3
29 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
30 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5
31 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
33 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 3 4 4 3
34 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
35 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3
36 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4
37 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
38 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4
39 4 5 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2
40 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
41 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
42 4 3 4 4 5 4 4 2 4 3 4 3 4 3
43 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4
44 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
45 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
46 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
47 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5
48 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4
49 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4
50 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5
51 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
52 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
53 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5
56 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3
57 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4
58 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 5 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Lanjutan Lampiran 4
X1. X1. X1. X2. X2. X2. X3. X3. X3. X3. X3. Y Y Y
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3
59 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 2 3 4 4
60 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 5 5 4 4 2 3 4 4 2 3 5
62 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5
63 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3
64 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 4 3 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 5
66 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4
68 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3
69 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
70 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
71 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4
72 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
73 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
74 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
75 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5
76 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
77 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4
78 3 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
79 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5
80 4 4 5 4 3 3 4 5 5 4 3 5 4 4
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4
83 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4
84 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
85 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3
86 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
87 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5
88 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
89 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4
90 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5
91 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
92 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
93 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
94 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5
95 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
96 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Lampiran 5 : Analisis Statistik Deskriptif Responden

1. Responden Berdasarkan Program Studi


Program Studi Jumlah (orang) Persentase (%)
S1 Manajemen 19 19,79
S1 Akuntansi 18 18,75
S1 Ekonomi Pembangunan 18 18,75
D3 Keuangan 15 15,63
D3 Akuntansi 14 14,58
D3 Kesekretariatan 12 12,50
Jumlah 96 100,00

2. Responden Berdasarkan Angkatan


Angkatan Jumlah (orang) Persentase (%)
2015 22 22.92
2016 24 26.04
2017 26 26.04
2018 24 25.00
Total 96 100.00

Lampiran 6: Distribusi Jawaban Responden

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Country of Origin (X1)


SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Label 14 14,6 68 70,8 14 14,6 0 0,0 0 0,0 96 100 4,00
Asal Buatan 15 15,6 62 64,6 19 19,8 0 0,0 0 0,0 96 100 3,96
Penghasil Produk Halal 7 7,3 71 74,0 18 18,8 0 0,0 0 0,0 96 100 3,89
Total 11,80
Rata-rata 3,90

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image (X2)


SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Berkualitas 15 15,6 72 75,0 9 9,4 0 0 0 0 96 100 4,06
Produk Halal 19 19,8 69 71,9 8 8,3 0 0 0 0 96 100 4,11
Cocok Daerah
21 21,9 64 66,7 11 11,5 0 0 0 0 96 100 4,10
Tropis
Total 12.3
Rata-rata 4.1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Celebrity Endorser (X3)


SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Terpercaya 8 8,3 68 70,8 19 19,8 1 1,0 0 0 96 100 3,86
Mahir 8 8,3 65 67,7 19 19,8 4 4,2 0 0 96 100 3,80
Personality 19 19,8 59 61,5 18 18,8 0 0,0 0 0 96 100 4,01
Berpengetahuan Luas 13 13,5 66 68,8 17 17,7 0 0,0 0 0 96 100 3,96
Jenis Kulit 10 10,4 64 66,7 21 21,9 1 1,0 0 0 96 100 3,89
Total 19.50
Rata-rata 3.90

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y)


SS S KS TS STS Total
Pernyataan Mean
F % F % F % F % F % F %
Tertarik 9 9,4 68 70,8 16 16,7 3 3,1 0 0 96 100 3,86
Berkeinginan Menggunakan 16 16,7 68 70,8 12 12,5 0 0,0 0 0 96 100 4,04
Mencari Informasi 23 24,0 54 56.3 18 18,8 1 1,0 0 0 96 100 4,03
Total 11.9
Rata-rata 4.0

Lampiran 7: Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi Linier Berganda


Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592

Country of Origin .167 .079 .156 2.117 .037


Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035
Celebrity Endorser .448 .050 .662 8.974 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Lampiran 8 : Uji Normalitas

1. Uji Normalitas dengan Histogram

2. Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarized

3. Uji Normalitas Dengan Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .83723206
Most Extreme Differences Absolute .089
Positive .060
Negative -.089
Test Statistic .089
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

Lampiran 9 : Uji Heteroskedastisitas

1. Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

2. Uji Glejser

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.455 1.078 -.422 .674

Country of Origin .082 .052 .165 1.596 .114


Brand Image .004 .052 .008 .076 .940
Celebrity Endorser .003 .033 .008 .082 .935
a. Dependent Variable: Absut

Lampiran 10 : Uji Multikolinearitas

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592
Country of
.167 .079 .156 2.117 .037 .993 1.007
Origin
Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035 .999 1.001
Celebrity
.448 .050 .662 8.974 .000 .994 1.006
Endorser
a. Dependent Variable: Minat Beli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

Lampiran 11: Uji Secara Serempak

Uji Secara Serempak (Uji-F)


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 67.034 3 22.345 30.871 .000b

Residual 66.591 92 .724

Total 133.625 95

a. Dependent Variable: Minat Beli


b. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Brand Image, Country of Origin

Lampiran 12: Uji Secara Parsial


Uji Secara Parsial (Uji-t)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.887 1.648 -.538 .592

Country of Origin .167 .079 .156 2.117 .037


Brand Image .171 .080 .157 2.134 .035
Celebrity Endorser .448 .050 .662 8.974 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli

Lampiran 13: Uji Koefisien Determinasi


Uji Koefisien Determinasi (R2)
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 .708a .502 .485 .8508
a. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Brand Image, Country of Origin
b. Dependent Variable: Minat Beli

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai