Anda di halaman 1dari 208

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN

PRODUK KOSMETIK SKIN CARE MELALUI OFFLINE DAN ONLINE

TESIS

OLEH:

AULIA AGUNG DERMAWAN


177025006/TI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KOSMETIK SKIN CARE MELALUI OFFLINE DAN ONLINE

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KOSMETIK SKIN CARE MELALUI OFFLINE DAN ONLINE

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Magister Teknik
dalam Program Studi Teknik Industri
pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH:

AULIA AGUNG DERMAWAN


177025006

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Telah Diuji pada
Tanggal : 01 September 2020

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE

Anggota : M. Haikal Karana, ST, M.Eng, Ph.d (alm)

Prof. Dr. Ir. Humala L Napitupulu, D.E.A

Ir. Nazaruddin, MT, Ph.D

Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Era digitalisasi saat ini membuat dunia bisnis mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam segala bidang. Hal ini membuat persaingan dalam bisnis menjadi
sangat kompetitif terutama di bidang bisnis kosmetik survey yang dilakukan oleh
Jackpat dan EIBN diketahui bahwa adanya kesenjangan dan fenomena antara
transaksi pembelian produk secara umum yang dilakukan oleh Jackpat yang
menyatakan bahwa transaksi online lebih diminati konsumen dengan presentase
60,5% sedangkan pada data EIBN penjualan kosmetik (skincare) pada 2019 penjualan
produk secara offline lebih unggul dengan presentase 97% dibandingan online.
Diduga ada sejumah faktor yang meyebabkan perbedaan penjualan skincare di online
dan offline itu terjadi sehingga penulis tertarik melakukan penelitan mengenai
permasalahan pada penelitian tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
keputusan pembelian produk kosmetik skincare melalui online dan offline.
Survey yang dilakukan pada konsumen seorang wanita yang pernah berbelanja
kosmetik selama 3 bulan terakhir dengan jumlah 200 responden online dan offline
dengan teknik probability sampling yaitu teknik sampling stratified random
sampling, yang disebar di 21 kecamatan kota Medan, dengan 6 variabel persepsi yaitu
1. Merek, 2. Harga, 3. Kualitas Produk, 4. Promosi, 5. Distribusi 6. Keputusan
Pembelian. Hasil penelitian menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis
(CFA), diketahui bawah terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik skincare di online diantaranya adalah variabel merek
(2,68) dan promosi (2,06) sedangkan pada keputusan pembelian secara offline ialah
merek (2,58), distribusi (2,58), harga (2,22), dan kualitas produk (3,41), yang artinya
bahwa jika konsumen membeli produk kosmetik secara online faktor yang
berpengaruh pada keputusan pembelian adalah faktor merek dan promosi sedangkan
pada pembelian secara offline ialah faktor kualitas produk, merek, distibusi dan harga.

Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Kosmetik Skincare, Confirmatory Factor


Analysis (CFA), Structural Equation Modeling (SEM).


 
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

The current era of digitalization has made the business world experience very
rapid development in all fields. This makes competition in business very competitive,
especially in the cosmetic business. The survey conducted by Jackpat and EIBN
shows that there are gaps and phenomena between general product purchase
transactions made by Jackpat which states that online transactions are more
desirable to consumers with a percentage of 60.5 % while in the EIBN data, cosmetic
sales (skincare) in 2019, offline product sales were superior with a 97% percent
compared to online. It is suspected that several factors cause differences in online
and offline skincare sales so that the authors are interested in researching the
problem in research on what factors influence the decision to purchase skincare
cosmetic products online and offline.
The survey was conducted on consumers of a woman who had been shopping
for cosmetics in the last 3 months with 200 online and offline respondents using
probability sampling techniques namely stratified random sampling technique, which
was spread in 21 sub-districts of Medan city, with 6 perception variables, namely 1.
Brand, 2. Price, 3. Product Quality, 4. Promotion, 5. Distribution 6. Purchasing
Decisions. The results of the study using the Confirmatory Factor Analysis (CFA)
method, it is known that there are factors that influence the decision to purchase
skincare cosmetic products online, including brand variables (2.68) and promotion
(2.06) while offline purchasing decisions are brand (2.58), distribution (2.58), price
(2.22), and product quality (3.41), which means that if consumers buy cosmetic
products online the factors that influence purchasing decisions are brand factors and
promotion while offline purchases are factors of product quality, brand, distribution,
and price.

Keywords: Purchase Decisions, Skincare Cosmetics, Confirmatory Factor Analysis


(CFA), Structural Equation Modeling (SEM)

ii 
 
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur hadirat Allat SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Analisis Faktor-
Faktor Pengaruh Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skin Care melalui
Offline dan Online”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan
untuk industri kosmetik yang berada di Kota Medan, dan juga sebagai masukan
untuk Asosiasi Perusahaan Kosmetik Indonesia (PERKOSMI).
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik dalam
penelitian, proses penyusunan tesis, maupun selama menjalankan S2 ini. Terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE, selalu guru besar
Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan sekaligus
menajadi pembimbing utama penulis yang telah banyak memberikan dukungan,
arahan, dan petunjuk dalam penyelesaian tesis ini. dan juga sebagai anggota
komisi pembimbing kedua yaitu almarhum Bapak M. Haikal Karana Sitepu, ST,
M.Eng, Ph.d, saya ucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan, arahan, dan
petunjuk dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Humala L Napitupulu, D.E.A, Bapak Ir. Nazaruddin Matondang, MT, Phd, dan
Ibuk Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT, sebagai tim penguji yang telah banyak
memberikan masukan serta saran yang membangun dan menyempurnakan tesis
ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Staf di Magister Teknik Industri
yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi dan dukungan selama
peneliti mengikuti pendidikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
Ayahanda Ir. Usman dan Ibunda Delianti, yang tidak henti-hentinya memberikan
semangat, doa dan dukungan secara moril dan materil selama penulis
menyelesaikan studi S2 dan dalam penyelesaian tesis ini.

iv
Universitas Sumatera Utara
Terimakasih juga penulis sampaikan untuk teman-teman khususnya
angkatan 25 dan 26 atas kerja samanya dalam menjalani perkuliahan dan
penyelesaian tesis ini, dan kepada sahabat-sahabat penulis, penulis ucapkan
terimakasih atas bantuannya selama ini, dalam proses pembuatan tesis ini. Serta
ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas dukungan dan doanya dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan pada
laporan penelitian ini.Sesungguhnya kekhilafan ada di manusia dan kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2020


Penulis

Aulia Agung Dermawan


177025006

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 8
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................ 8
1.4 Manfaat hasil penelitian ............................................................................. 9
1.5 Ruang lingkup dan batasan masalah .......................................................... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 11


2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 11
2.1.1 Definisi kosmetik ............................................................................. 11
2.1.2 Definisi skin care ............................................................................. 12
2.1.3 Belanja Online (Online Shoping) .................................................... 12
2.1.4 Belanja Offline (Offline Shopping) ................................................. 13
2.1.5 Keputusan pembelian ...................................................................... 13
2.1.6 Konsep perilaku konsumen ............................................................. 16
2.1.7 Brand ............................................................................................... 17
2.1.8 Markrting mix .................................................................................. 21
2.1.9 Kualitas Produk ............................................................................... 21
2.1.10 Harga ............................................................................................... 23
2.1.11 Distribusi/place ................................................................................ 25
2.1.12 Promosi ............................................................................................ 27
2.1.13 Metode CFA……………………………………………………...30
2.1.14 Review hasil penelitian sebelumnya……………………………..35
2.2 Kerangka Konseptual ................................................................................. 44
2.2.1 Definisi operasional variabel ........................................................... 46
2.3 Hipotesis ..................................................................................................... 47

vi 
 
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 48
3.1 Jenis penelitian ........................................................................................... 48
3.2 Lokasi penelitian ........................................................................................ 48
3.3 Metodologi penelitian................................................................................. 49
3.3.1 Tahapan penelitian ........................................................................... 49
3.4 Pengumpulan data ...................................................................................... 51
3.4.1 Sumber data ..................................................................................... 51
3.4.2 Instrumen pengumpulan data........................................................... 55
3.5 Tahap penelitian ......................................................................................... 57
3.5.1 Uji validitas...................................................................................... 57
3.5.2 Uji realibilitas .................................................................................. 57
3.5.3 Metode Analisis data ....................................................................... 59
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61
4.1 Analisis dan evaluasi .................................................................................. 61
4.2 Hasil pengimpulan data .............................................................................. 61
4.2.1 Kategori responden berdasarkan umur ............................................ 64
4.2.2 Kategori responden berdasarkan pendidikan ................................... 65
4.2.3 Kategori resonden berdasarkan pekerjaan ....................................... 65
4.2.4 Ketegori responden berdasarkan pendapatan .................................. 66
4.3 Perspektif Keputusan Pembelian Offline .................................................... 67
4.3.1 Pengenalan Kebutuhan .................................................................... 67
4.3.2 Pencarian Informasi ......................................................................... 69
4.3.3 Evaluasi Alternatif ........................................................................... 71
4.3.4 Pembelian ........................................................................................ 72
4.3.5 Pasca Pembelian .............................................................................. 75
4.4 Perspektif Keputusan Pembelian Online .................................................... 77
4.4.1 Pengenalan Kebutuhan .................................................................... 77
4.4.2 Pencarian Informasi ......................................................................... 79
4.4.3 Evaluasi Alternatif ........................................................................... 81
4.4.4 Pembelian ........................................................................................ 82
4.4.5 Pasca Pembelian .............................................................................. 84
4.5 Uji distribusi normal multivariate .............................................................. 86
4.6 Confirmatory factor Analysis ..................................................................... 87
4.6.1 Analisis first order CFA pada variabel merek ................................. 87
4.6.2 Analisis first order CFA pada variabel harga .................................. 90
4.6.3 Analisis first order CFA pada variabel kualitas produk .................. 93
4.6.4 Analisis first order CFA pada variabel promosi .............................. 96
4.6.5 Analisis first order CFA pada variabel distribusi ............................ 99
4.6.6 Analisis first order CFA pada variabel keputusan pembelian ......... 102
4.7 Uji model struktural (T-Value) second first order CFA ............................. 105

vii 
 
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Uji model offline second first order CFA ........................................ 106
4.7.2 Uji model online second first order CFA ........................................ 108
4.8 Pembahasan ................................................................................................ 111
4.8.1 Pembahasan model structural offline .............................................. 111
4.8.2 Pembahasan model structural online .............................................. 115
4.8.3 Pembahasan Perbandingan Keputusan pembelian Off dan On ....... 119
4.9 Implikasi Manajerial................................................................................... 121

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 124


5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 124
5.2 Saran .......................................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 127


LAMPIRAN ........................................................................................................ 132

viii 
 
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1.1 Data pasar kosmetik secara global....................................................2

Gambar 1.2 Segmentasi pasar kosmetik 2016......................................................3

Gambar 1.3 Belanja online vs offline 2019..........................................................5

Gambar 1.4 Persentase penjualan produk kosmetik kulit Indonesia....................6

Gambar 2.1 Tahapan proses pengambilan keputusan........................................16

Gambar 2.2 Kerangka konseptual penelitian......................................................45

Gambar 3.1 Blok diagram metode penelitian.....................................................50

Gambar 4.1 Grafik jumlah responden berdasarkan umur..................................64

Gambar 4.2 Grafik jumlah responden berdasarkan pendidikan.........................65

Gambar 4.3 Grafik jumlah responden berdasarkan pekerjaan...........................66

Gambar 4.4 Grafik jumlah responden berdasarkan pendapatan.........................67

Gambar 4.5 Uji normalitas multivariate……………………………………….87

Gambar 4.6 First order pada merek...................................................................88

Gambar 4.7 First order pada harga....................................................................91

Gambar 4.8 First order pada kualitas produk....................................................94

Gambar 4.9 First order pada promosi....................................................... ……97

Gambar 4.10 First order pada distribusi............................................................100

Gambar 4.11 First order keputusan pembelian..................................................103

Gambar 4.12 Model struktural keputusan pembelian offline.............................107

Gambar 4.13 Model struktural keputusan pembelian online..............................109

Gambar 4.14 Perbandingan keputusan pembelian.............................................120

ix 
 
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Goodness of fit index ............................................................................. 35

Tabel 2.2 Definisi operational variabel ................................................................. 46

Tabel 3.1 Populasi jumlah penduduk dan jenis kelamin kota Medan ................... 49

Tabel 3.2 Tabel skor skala likert ........................................................................... 55

Tabel 3.3 Variabel dan item penelitian ................................................................. 56

Tabel 4.1 Responden offline................................................................................. 62

Tabel 4.2 Responden online .................................................................................. 63

Tabel 4.3 Alasan utama pembelian skincare......................................................... 68

Tabel 4.4 Harapan konsumen ................................................................................ 69

Tabel 4.5 Sumber informasi .................................................................................. 70

Tabel 4.6 Fokus perhatian ..................................................................................... 71

Tabel 4.7 Fokus pertimbangan .............................................................................. 72

Tabel 4.8 Cara memutuskan pembelian ................................................................ 73

Tabel 4.9 Tindakan responden saat produknya tidak ada ..................................... 74

Tabel 4.10 Pihak yang mempengaruhi .................................................................. 75

Tabel 4.11 Tingkat kepuasan ................................................................................ 76

Tabel 4.12 Melakukan pembelian selanjutnya ...................................................... 77

Tabel 4.13 Rekomendasi produk kepada orang lain ............................................. 77

Tabel 4.14 Alasan utama pembelian skincare....................................................... 78

Tabel 4.15 Harapan konsumen .............................................................................. 79

Tabel 4.16 Sumber informasi ................................................................................ 80

Tabel 4.17 Fokus perhatian ................................................................................... 81


 
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 Fokus pertimbangan ............................................................................ 81

Tabel 4.19 Cara memutuskan pembelian .............................................................. 82

Tabel 4.20 Tindakan responden saat produknya tidak ada ................................... 83

Tabel 4.21 Pihak yang mempengaruhi .................................................................. 84

Tabel 4.22 Tingkat kepuasan ................................................................................ 85

Tabel 4.23 Melakukan pembelian selanjutnya ...................................................... 85

Tabel 4.24 Rekomendasi produk kepada orang lain ............................................. 86

Tabel 4.25 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel merek ................... 89

Tabel 4.26 Validitas dan reliabilitas variabel merek ............................................. 90

Tabel 4.27 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel harga .................... 92

Tabel 4.28 Validitas dan reliabilitas harga............................................................ 93

Tabel 4.29 Indikator GOFI variabel kualitas produk ........................................... 95

Tabel 4.30 Validitas dan reliabilitas variabel kualitas produk .............................. 96

Tabel 4.31 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel promosi ............... 98

Tabel 4.32 Validitas dan reliabilitas variabel promosi.......................................... 99

Tabel 4.33 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel distribusi.............. 101

Tabel 4.34 Validitas dan reabilitas variabel distribusi .......................................... 102

Tabel 4.35 Indikator GOFI variabel keputusan pembelian ................................... 104

Tabel 4.36 Validitas dan reliabilitas variabel keputusan pembelian ..................... 105

Tabel 4.37 Kesimpulan uji hipotesa model offline................................................ 108

Tabel 4.38 Kesimpulan uji hipotesa model online ................................................ 110

Tabel 4.39 Implikasi manajerial offline ................................................................ 122

Tabel 4.40 Implikasi manajerial online................................................................. 123

xi 
 
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Lampiran Kuesioner Penelitian Offline..................................................... 132


2. Lampiran Kuesioner Penelitian Online ..................................................... 143
3. Lampiran Karakteristik Responden .......................................................... 153
4. Lampiran Validitas dan Rebilitas .............................................................. 155
5. Lampiran Lisreal Merek ............................................................................ 157
6. Lampiran Lisreal Harga ............................................................................ 159
7. Lampiran Lisreal Kualitas Produk ........................................................... 162
8. Lampiran Lisreal Promosi ........................................................................ 165
9. Lampiran Lisreal distribusi ....................................................................... 167
10. Lampiran Lisreal Keputusanh Pembelian ................................................. 171
11. Keputusan Pembelian Offline.................................................................... 172
12. Keputusan Pembelian Online .................................................................... 180

xii 
 
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era digitalisasi saat ini membuat dunia bisnis mengalami perkembangan yang

sangat pesat dalam segala bidang. Hal ini membuat persaingan dalam bisnis menjadi

sangat kompetitif terutama dibidang bisnis kosmetik. Kosmetik dalam komunitas

sosial merupakan produk yang konsumtif karena memenuhi kebutuhan mendasar

wanita akan kecantikan. Sering kali menjadi sarana bagi konsumen untuk

memperjelas identitas dirinya secara sosial di mata masyarakat. Seiring

perkembangan zaman, kosmetik seolah-olah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian

kaum wanita. Disadari atau tidak, dalam kesehariannya wanita tidak bisa lepas dari

kosmetik. Produk kosmetik digunakan sebagian besar wanita mulai dari pagi hari

hingga malam hari. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang berusaha memenuhi

kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi dan variansi produk.

Berdasarkan data forecasting produk kosmetik secara global dapat dilihat

bahwa pertumbuhan kosmetik pada tahun 2020 diperkirakan mencapai nilai 335.6 $

yang sebelumnya berada pada nilai 323.7 $ atau naik sebesar 3.6%. Nilai ini

diperkirakan akan terus bertumbuh hingga mencapai nilai 344.4 $ pada tahun 2021.

Data pasar kosmetik global dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut ini:

1
 
Universitas Sumatera Utara
2
 

Sumber: https://www.raconteur.net/
Gambar 1.1. Data Pasar Kosmetik secara Global

Berdasarkan dari data di atas jelas bahwa pasar kosmetik masih sangat

diminati konsumen terutama bagi kaum wanita. Kosmetik dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis, tergantung dari bagian dan kegunaannya, yaitu skincare, hair care,

make up, fragrances, hygiene products dan oral cosmetic dengan masing-masing

kategori memiliki beberapa macam produk yang terkait dengan fungsinya.

pertumbuhan yang telah disebutkan sebelumnya maupun gambar segmentasi pasar

kosmetik di bawah ini menunjukkan bahwa pasar kosmetik skincare berada pada

posisi terbesar, yaitu 36% berdasarkan segmentasi pasar kosmetik terbukti bahwa

Universitas Sumatera Utara


3
 

produk kosmetik jenis skincare paling diminati oleh konsumen yang dapat dilihat

pada Gambar 1.2 berikut ini:

Segmentasi Pasar Kosmetik 2016


Oral Cosmetics 
Hygiene Products 1%
11%
Fragrances Skin Care 
12% 36%

Make Up
17%

Hair Care 
23%

Skin Care Hair Care Make Up


Fragrances Hygiene Products Oral Cosmetics

Sumber: https://www.raconteur.net/
Gambar 1.2 Segmentasi Pasar Kosmetik 2016

Pertumbuhan pasar kosmetik yang signifikan pada tiap tahunnya tak hanya

terjadi pada skala global tetapi juga skala nasional, berdasarkan data Kemenperin

pada tahun 2017 mencatat, industri kosmetik nasional tumbuh mencapai 6,35 persen

dan naik menjadi 7,36 persen ditahun 2018. Disamping itu, industri kosmetik didalam

negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat ini

mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95 persen industri

kosmetik nasional merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan sisanya

dari industri berskala besar (www.kemenperin.go.id).

Universitas Sumatera Utara


4
 

Tingginya pertumbuhan pada pasar kosmetik, baik di Indonesia maupun

secara global, untuk kategori skincare atau produk perawatan kulit memberikan

beberapa informasi, yaitu bahwa persaingan yang terjadi pada industri kosmetik,

lebih spesifik pada kategori produk perawatan kulit saat ini, selain itu jumlah

persaingan industri untuk kategori ini di Indonesia sangat banyak, baik yang

merupakan perusahaan besar maupun kecil, lokal maupun perusahaan afiliasi asing.

Tingginya tingkat persaingan merupakan tantangan bagi perusahaan untuk terus

berinovasi bagaimana caranya untuk mempertahankan posisi produk mereka dipasar

dan merebut hati konsumen untuk memutuskan membeli produk yang mereka

pasarkan.

Perkembangan dari teknologi internet menyebabkan munculnya pemasaran

baru yaitu e-commerce/online shop. Online shop merupakan komunikasi baru antara

penjual dan pembeli melalui media internet. Munculnya online shop di Indonesia

menyebabkan perubahan transaksi pada keputusan pembelian suatu produk yang

awalnya melakukan pembelian secara langsung atau offline dengan mendatangi

langsung toko konvensional dan saat ini transaksi secara online menjadi lebih efektif.

Hal itu terjadi karena pembelian secara online dapat memberikan kemudahan pada

konsumen karena lebih praktis dilakukan kapan saja dan dimana saja, selain itu juga

dapat menghemat waktu. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Jacpat pada tahun

2019 bahwa 60,5% responden lebih memilih untuk melakukan transaksi belanja

Universitas Sumatera Utara


5
 

suatu produk secara online dibandingkan offline yang dapat di lihat pada Gambar 1.3

berikut ini:

Sumber: https://jakpat.net/

Gambar 1.3 Transaksi belanja online vs offline di Indonesai 2019

Bedasarkan data tersebut terlihat bahwa transaksi belanja secara online lebih

diminati dibandingkan transaksi belanja secara offline. Walau demikian transaksi

pembelian secara offine memiliki kelebihan dibandingkan dengan online. Kelebihan

dari pembelian offline adalah karena adanya tatap muka antara pembeli dan penjual

(Lalwani, 2016). Pembelian offline adalah situasi ketika seorang penjual

menawarkan/menjual produk-produknya secara langsung baik kepada konsumen

perorangan maupun bisnis (Rhonda dan Abram, 2008). Situasi pembelian suatu

produk baik secara online dan maupun offline, secara prespektif bisnis, membuat

Universitas Sumatera Utara


6
 

konsumen mempunyai pilihan terhadap keputusan pembelian produk baik itu secara

online maupun offline.

Namun disamping itu survey yang dilakukan oleh Indonesia Business Network

mengungkapkan bahwa penjualan kosmetik dan skincare secara offline masih lebih

unggul dibandingkan online dengan perbandingan persentase 13% penjualan secara

online dan 87% penjualan secara offline pada tahun 2019 yang dapat di lihat pada

Gambar 1.4 berikut ini:

Sumber: www.eibn.org

Gambar 1.4 Persentase Penjualan Produk Kosmetik & Perawatan kulit


Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


7
 

Berdasarkan uraian presentase diatas dapat dilihat bahwa penjualan kosmetik

(skincare) secara offline masih mengalami pertumbuhan yang signifikan yang berarti

bahwa penjualan kosmetik secara offline masih diminati oleh konsumen sehingga, ini

menjadi fenomena yang mana pertumbuhan transaksi belanja secara online meningkat

berdasarkan data Jakpat sedangkan penjualan kosmetik (skincare) secara online

tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Kesenjangan yang terjadi diantara

penjualan kosmetik secara offline maupun online menjadi suatu fenomena. Dalam

menghadapi strategi persaingan antara pebisnis kosmetik tentulah pebisnis harus

mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pengaruh pengambilan keputusan

terhadap produk kosmetik baik itu pembelian produk melalui offline maupun online.

Keputusan pembelian menurut, Kotler dan Armstrong dalam Yoga (2017)

adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian

produk. Jadi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu barang akan terealisasi

dengan perilaku konsumen untuk membeli barang. Jadi, transaksi pembelian produk

secara online maupun offline akan ada perbedaan yang mempengaruhi minat

konsumen dalam memberikan keputusan terhadap produk yang akan mereka beli.

Sedangkan Menurut Khraim (2011), terdapat enam faktor produk yang

mempengaruhi keputusan penggunaan produk, yaitu merek, harga, kualitas produk,

kualitas layanan, promosi, dan store environment.

Berdasarkan latar belakang diatas survey yang di lakukan oleh Jackpat dan

EIBN diketahui bahwa adanya kesenjangan dan fenomena antara transaksi pembelian

produk secara umum yang dilakukan oleh Jackpat yang menyatakan bahwa transaksi

Universitas Sumatera Utara


8
 

online lebih diminati konsumen dengan presentase 60,5% sedangkan pada penjualan

kosmetik (skincare) pada 2019 penjualan produk secara offline lebih unggul dengan

presentase 97% dibandingkan dengan online. Diduga ada sejumah faktor yang

meyebabkan perbedaan penjualan skincare secara offline dan online itu terjadi,

sehingga penulis tertarik melakukan penelitan mengenai permasalahan pada

penelitian tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk kosmetik skincare melalui offline dan online.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang

akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses keputusan pembelian produk skin care melalui offline dan

online?

2. Apakah faktor merek, harga, kualitas produk, promosi dan distribusi

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk skin care melalui offline

dan online?

3. Bagaimana implikasi manajerial dalam peningkatan penjualan produk skin

care melalui offline dan online?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini untuk

memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian produk skin care melalui

offline dan online.

Universitas Sumatera Utara


9
 

2. Menganalisis pengaruh faktor merek, harga, kualitas produk, promosi dan

distribusi terhadap keputusan pembelian produk skin care melalui offline dan

online.

3. Usulan implikasi manajerial dalam peningkatan penjualan produk skin care

melalui offline dan online.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan, sebagai acuan dan sebagai

bahan pembanding antara teori yang diperoleh di perguruan tinggi dengan

praktik yang akan dijalani dalam dunia bisnis nantinya.

2. Bagi perusahaan

Dengan adanya penelitian ini semoga dapat memberikan informasi tambahan

dan masukan bagi perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang industri

kosmetik tentang bagaimana konsumen menanggapi produk skincare yang

kini tengah dipasarkan, sehingga hasil nya dapat dipergunakan sebagai bahan

evaluasi strategi pemasaran untuk kedepannya.

3. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memacu penelitian selanjutnya dengan

menambahkan metode strategi pemasaran suatu produk dari hasil yang dicapai

pada penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


10
 

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, mudah dipahami dan topik yang dibahas

tidak meluas, maka perlu adanya pembatasan lingkup penelitian, dimana batasan-

batasan masalah yang diambil sebagai berikut:

1. Produk kosmetik yang diteliti adalah produk skincare. Produk skincare disini

yang dimaksud adalah cream wajah.

2. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berbelanja

kosmetik skincare melalui offline dan online.

3. Subjek penelitian adalah responden wanita yang ada di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Definisi Kosmetik

Kosmetik berasal dari bahasa Yunani; kosmetike tekhne yang memiliki arti

berhias diri. Adapun definisi kosmetik menurut FDA (Food And Drug

Administration) yaitu kosmetik merupakan produk yang digunakan pada tubuh

manusia guna mempercantik, membersihkan, serta mengubah penampilan dari

konsumen. Hakim dkk (2016).

Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.445/MenKes/Permenkes/1998 sebagai berikut: “Kosmetik adalah sediaan atau

panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis,

rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), untuk membersihkan,

menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam

keadaan baik (Geza, 2018).

Kosmetika merupakan salah satu produk yang digunakan rutin dan terus

menerus dikalangan wanita dan pria disegala usia. Salah satu pengguna kosmetika

adalah kalangan muda yang menempuh pendidikan diperguruan tinggi yang

disebut juga mahasiswi. Mahasiswi sebagai konsumen yang menggunakan produk

kosmetika tentulah karena adanya daya tarik kosmetika yang dibelinya. Dengan

harapan semua produk kosmetika tersebut bisa membuat penampilan menjadi

cantik dan menarik. Namun keinginan untuk berpenampilan menarik dengan

11
 
Universitas Sumatera Utara
12
 

kosmetika tidak diikuti dengan pengetahuan yang memadai tentang produk

kosmetika akibatnya terkadang penggunaan kosmetika justru memberikan efek

negatif bagi kulit (Sukristiani, 2014).

2.1.2. Definisi Skin Care

Kata skincare berasal dari Bahasa Inggris, yaitu skin yang berarti kulit dan

care berarti perawatan, sehingga jika digabungkan berarti perawatan kulit. Dalam

cakupan yang lebih luas, skincare dapat diartikan pula sebagai serangkaian praktik

perawatan yang mendukung integritas kulit, meningkatkan penampilan dan

meringankan kondisi kulit. Skincare yang diakukan secara teratur dan intensif

tersebut dapat disebut dengan skincare routine. Karena kulit mempunyai

sifat/struktur dan karakteristik tersendiri, maka skincare dapat dibedakan menjadi

dua jenis berdasarkan waktu pelaksanaan rutinnya, yaitu untuk sehari-hari dan

secara lengkap/berkala (Wendi. 2017).

2.1.3 Belanja Online (Online Shoping)

Belanja online adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media

internet. Belanja online diklasifikasikan sebagai transaksi e-commerce Business to

Consumer (B2C) (Turban et. al, 2004). Hal ini biasanya terkait dengan transaksi

eceran dengan pembeli individu. Melalui belanja lewat internet seorang pembeli

bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak dibelanjakan melalui

web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja ini merupakan bentuk

komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung,

melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui

Universitas Sumatera Utara


13
 

media notebook, komputer, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan

akses internet.

2.1.4. Belanja Offline (Offline Shopping)

Shopping offline merupakan interaksi yang terjadi antara dua individu

yang saling bertatap muka bertujuan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai

atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak

lain (Lalwani, 2016). Pembelian langsung adalah situasi ketika seorang penjual

menawarkan/menjual produk produknya secara langsung kepada konsumen (baik

konsumen perorangan maupun bisnis) (Kasim dan Hasanah, 2018). Pembelian

langsung adalah situasi ketika seorang penjual menawarkan/menjual produk

produknya secara langsung kepada konsumen (baik konsumen perorangan

maupun bisnis) (Hansen et al, 2004)..

2.1.5 Keputusan Pembelian

2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Morissan (2010) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap

selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli. Keputusan pembelian

akan terjadi apabila keinginan membeli / minat beli sudah terkumpul. Menurut,

Kotler dan Armstrong dalam Yoga (2017) keputusan pembelian adalah tahap

proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.

2.1.5.2 Proses Pengambilan Keputusan

Engel et al. (1994) menyatakan terdapat lima tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian yaitu :

1. Pengenalan Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara


14
 

Pengenalan kebutuhan merupakan persepsi perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan

proses keputusan. Pengenalan kebutuhan tergantung pada berapa banyak

ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual (yaitu situasi konsumen sekarang)

dan keadaan yang diinginkan (yaitu situasi yang diinginkan oleh konsumen).

Kebutuhan dapat timbul karena adanya rangsangan internal atau eksternal.

Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar konsumen, seperti rasa lapar, haus

dan lain-lain yang akan timbul suatu saat pada suatu tingkat tertentu dan menjadi

sebuah dorongan yang memotifasi seseorang untuk segera memenuhi dorongan

tersebut.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi didefinisikan sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan

yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan.

Pencarian yang bersifat internal melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan

dari ingatan, sedangkan pencarian yang bersifat eksternal diperoleh berdasarkan

informasi dari pasar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses

pencarian informasi yakni situasi pencarian, produk, lingkungan eceran dan

karakteristik konsumen. Salah satu sumber pengaruh situasi adalah tekanan waktu.

Ketika berada di situasi yang mendesak konsumen hanya mempunyai sedikit

waktu untuk melakukan pencarian dengan teliti. Karakteristik konsumen seperti

pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta demografi merupakan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pencarian konsumen. Tiap

Universitas Sumatera Utara


15
 

informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan

pembelian.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan dievaluasi

dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Evaluasi alternatif

menggambarkan tahap pengambilan keputusan di mana konsumen mengevaluasi

alternatif-alternatif yang ada kemudian menentukan pilihan. Pada tahap ini

konsumen harus (1) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk

menilai alternatif, (2) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan,

(3) menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan (4) memilih dan

menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.

4. Pembelian

Pada tahap ini konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu: (1) kapan

membeli, (2) di mana membeli, (tempat pembelian dilakukan) dan (3) bagaimana

cara membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat

pembelian dan pengaruh lingkungan. Niat pembelian adalah penting untuk

memperhatikan bahwa suatu pembelian dapat direncanakan terdiri dari dua

kategori yaitu produk dan kelas produk. Sedangkan pengaruh lingkungan terdiri

dari lingkungan informasi dan waktu yang tersedia untuk pengambilan keputusan.

5. Hasil

Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan mengevaluasi hasil pembeliannya.

Hasil dari evaluasi dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika merasa puas,

maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap

Universitas Sumatera Utara


16
 

pembelian selanjutnya. Proses keputusan pembelian dapat dilihat pada Gambar

2.1 berikut:

Pengenalan Pencarian Evaluasi Pembelian Hasil


Kebutuhan Inforasi Alternaif

Gambar 2.1 Tahapan proses pengambilan keputusan (Engel et al. 1994)

Menurut Johar dalam Christianti (2018) ,indikator – indikator keputusan

pembelian produk adalah sebagai berikut:

1. Keputusan tentang harga

Konsumen mengambil keputusan pembelian berdasarkan pertimbangan dalam

membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh

2. Keputusan tentang promosi

Konsumen mengambil keputusan pembelian karena adanya promosi yang menarik

dari pihak terkait

3. Keputusan tentang tempat

Konsumen mengambil keputusan pembelian karena lokasi atau tempat yang

mudah untuk dijangkau

4. Rekomendasi dari orang lain

Konsumen mengambil keputusan pembelian karena adanya rekomendasi dari

pihak lain atau orang yang dikenal

2.1.6. Konsep Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut Mangkunegara dalam Muhammad

(2017). Adalah suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok

atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

Universitas Sumatera Utara


17
 

mendapatkan, dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat

dipengaruhi oleh lingkungan. Berdasarkan pendapat dari beberapa pengertian

perilaku konsumen semakin menegaskan bahwasannya perilaku konsumen adalah

suatu proses pengambilan keputusan dalam menggunakan barang dan jasa

berdasarkan pengalaman, pengetahuan produk, dan sumber-sumber lainnya.

Dalam pola perilaku konsumen terdapat teori permintaan yang menjelaskan

hukum permintaan. Hukum permintaan ini menjelaskan bila harga suatu komoditi

naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun, dan sebaliknya jika

harga turun, maka jumlah yang diminta naik (ceteris paribus). Oleh karena itu,

kurva permintaan mempunyai bentuk miring dari kiri atas turun ke kanan bawah,

atau dikatakan dengan slope negatif, yang berarti bahwa antara jumlah yang

diminta akan suatu komoditi dengan harga komoditi tersebut, mempunyai

hubungan berlawanan Mutifiah,dalam Muhammad (2017).

2.1.7 Brand

2..1.7.1Pengertian Brand

Brand adalah sebuah konsep yang menjadi salah satu poin penting dalam

pemasaran sebuah produk. Kata brand sendiri berkaitan dengan kepercayaan

konsumen terhadap suatu produk dan layanan yang diyakini tidak saja dapat

memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi dapat memberikan kepuasan yang lebih

baik dan terjamin.

banyak definisi tentang brand dalam literatur marketing, namun

kebanyakan definisi ada di sekitar gagasan bahwa brand adalah nama unik yang

mengidentifikasi produk dan membedakannya dari pesaing. American Marketing

Universitas Sumatera Utara


18
 

Association (AMA) mendefinisikan brand sebagai "nama, istilah, desain, simbol,

atau fitur lain yang mengidentifikasi satu atau lain dari penjual yang berbeda dari

penjual lainnya" (Keller, 2013). Secara teknis kemudian, kapanpun pemasar

menciptakan nama, logo, atau simbol baru untuk produk baru, dia telah

menciptakan sebuah brand.

Menurut Kotler & Keller dalam Venessa and Arifin, (2017)“Brand adalah

produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan

beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan

kebutuhan yang sama”. Sedangkan menurut Tjiptono dalam Venessa and Arifin,

(2017) “Brand adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat

dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek dapat menyampaikan

enam tingkat arti yaitu atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan

pemakaian”.

Keller (2013) mengatakan bahwa brand lebih dari produk karena brand

dapat memiliki dimensi yang membedakannya dari produk lain yang dirancang

untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan ini mungkin rasional dan

berwujud (tangible) - terkait dengan performa produk dari brand- atau lebih

simbolis, emosional, dan tidak berwujud (intangible)- terkait dengan apa yang

diwakili oleh brand.

Menurut UU Merek No.20 Tahun 2016 pasal 1 ayat 1, brand (merek)

adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,

kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)

dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut

Universitas Sumatera Utara


19
 

untuk membedakan barang dan Zatau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan

hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa (http://www.dgip.go.id).

Brand juga dapat dipahami sebagai sebuah perjalanan, ia menggambarkan

sebuah hubungan yang berkembang berdasarkan persepsi dan pengalaman setiap

kali konsumen terhubung dengan brand. Apapun jenis bisnisnya, sangatlah

penting bagi sebuah brand memiliki visi (sering disebut brand identity),

bagaimana mengimplementasikan visi tersebut, dan menjaga brand tetap kuat

menghadapi kompetitor yang agresif dan pasar yang dinamis. Brand kemudian

dipahami sebagai aset yang mendorong strategi (Aaker, 2014).

Menurut Stanton dan Lamarto dalam Supriyadi dkk (2016), “Brand adalah

nama, istilah, simbol, atau desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-unsur

yang dirancang untuk mengiden-tifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan

penjual”.

Merek dianggap sebagai nama dan simbol dari perusahaan. Merek

memainkan peran penting dalam menciptakan citra positif di antara pelanggan.

Nama merek memiliki kemampuan untuk menciptakan pelanggan setia serta

mempertahankan pasar bagian perusahaan. Pelanggan setia selalu ada setia atau

loyal pada suatu merek, mereka membelinya kembali dan melalui dari mulut ke

mulut mereka merekomendasikannya kepada orang lain (Anjana, 2012).

Menurut Kotler dalam Supriyadi dkk (2016), brand merupakan suatu

simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara

lain:

Universitas Sumatera Utara


20
 

a. Atribut (Attributes), suatu merek menda-tangkan atribut tertentu

kedalam pikiran konsumen.

b. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional dan emosional.

c. Nilai (Values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat

atau produsen.

d. Budaya (Culture), merek dapat merepresentasikan budaya.

e. Kepribadian (Personality), merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi

tertentu.

f. Pengguna (User), merek dapat menge-sankan tipe konsumen tertentu.

Dari berbagai definisi brand diatas dapat disimpulkan bahwa brand adalah

adalah tanda, nama, atau istilah yang digunakan pemasar pada barang atau jasanya

agar dapat menjadikan diferensiasi dengan pesaingnya untuk menjadi

indentifikasi dari produk tersebut dan dirancang untuk memuaskan kebutuhan

konsumen seperti menyampaikan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten

terhadap konsumen.

Indikator merek menurut Philip kotler (2007:) adalah sebagai berikut :

1. Dapat diingat

Merek sebaiknya dibuat dengan nama, istilah lambang, atau desain yang mudah

diingat, agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya.

2. Disukai

Universitas Sumatera Utara


21
 

Merek yang disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada

konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau

jasa tersebut.

Indikator merek dimodifikasi dari Khraim (2011)

1. Merek yang terkenal membuat saya memilih produk tersebut

2. Saya membeli produk karena nama brand-nya yang mencerminkan kepribadian

saya

2.1.8 Marketing Mix

Bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pamasaran merupakan

faktor yang dapat dikendalikan, di mana antara unsur lainnya saling berhubungan

dan mempengaruhi. Perusahaan dapat memilih kombinasi yang paling sesuai

dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan perusahaan pada pasar sasarannya.

Bauran pemasaran terdiri dari 4 unsur yang dikenal dengan 4P, yaitu mutu

produk/kualitas produk, harga, tempa/distribusi,dan promosi. (Kotler dan Keller

2009).

2.1.9 Kualitas Produk

2.1.9.1Pengertian Kualitas Produk

Kotler & Armstrong dalam Heriyanto et all (2017) mengatakan bahwa

kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan

Universitas Sumatera Utara


22
 

pesaing. Semakin baik kualitas produk yang terdapat dalam suatu produk maka

akan semakin menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Jika dalam sebuah

produk terdapat kualitas yang sudah terjamin mutunya, maka konsumen tidak

akan melirik produk lain dan akan tetap membeli barang yang sudah terjamin

kualitasnya.

Kotler dan Armstrong (2009) mengungkapkan bahwa kualitas produk

adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Dengan pengertian tersebut, untuk memuaskan konsumen serta untuk

meningkatkan penjualan maka perusahaan harus memperhatikan kualitas produk,

karena sebelum membeli sebuah produk, tentunya konsumen akan memilih

produk mana yang sesuai dengan kebutuhan. Seringkali konsumen juga melihat

kualitas produk untuk menentukan apakah produk tersebut layak dibeli atau tidak.

Kualitas produk menjadi penting karena mempunyai dampak langsung pada

kepuasan konsumen. Selain itu, produk juga merupakan elemen penting dalam

sebuah perusahaan yang nantinya akan dipergunakan perusahaan sebagai alat

pertukaran dengan konsumen yang bisa dimiliki dan dikonsumsi baik itu produk

berwujud maupun produk tidak berwujud agar kebutuhan dan keinginan

konsumen dapat terpenuhi.

Berbagai performa pengukuran suat produk menurut Kotler dalam

Sucianto Tjia (2017), Indikator kualitas produk terdiri dari:

a) Kinerja (performance)

b) Keistimewaan tambahan ciri-ciri produk (features)

Universitas Sumatera Utara


23
 

c) Keandalan (reliability)

d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

e) Daya tahan (durability)

f) Estetika (asthethic)

2.1.10 Harga

2.1.10.1Definisi Harga

Harga suatu produk merupakan ukuran konsumen untuk melakukan

pembelian. Harga itu sendiri merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata

uang sebagai alat tukar terhadap suatu barang. Menurut Kotler dan Armstrong

(2009) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,

atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat

dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga digunakan sebagai

tolak ukur atas kesesuaian manfaat produk. Harga bersifat subjektif karena harga

juga dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan tiap individu yang

tentunya berbeda-beda. Tidak jarang pula konsumen rela mengeluarkan biaya

yang besar untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Hal ini mungkin terjadi

karena konsumen menilai produk tersebut adalah produk yang berkualitas

sehingga wajar bila memerlukan pengorbanan yang lebih tinggi.

Sedangkan, Stanton (dalam Siti 2007) mengemukakan bahwa harga adalah

jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya.

Universitas Sumatera Utara


24
 

Lalu menurut Simamora (dalam Siti 2017) harga adalah sejumlah nilai

yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Dengan demikian, harga

suatu barang merupakan penentu pembelian barang oleh konsumen. Untuk

perusahaan, harga akan memberikan hasil dengan menciptakan pendapatan. Selain

itu harga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang akan dibayarkan oleh pembeli

untuk suatu barang maupun jasa. Sedangkan untuk penjual, harga dapat diartikan

sebagai nilaiyang diminta untuk barang yang ditawarkan kepada konsumen.

1. Penetapan Harga

Suatu perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang

diberikan dan dapat dipahami oleh konsumen. Jika harganya terlalu tinggi

daripada nilai yang diterima konsumen, maka besar kemungkinan bahwa

perusahaan tersebut akan menerima keuntungan, namun jika harganya terlalu

rendah daripada nilai yang diterima konsumen maka perusahaan tersebut tidak

akan mendapatkan keuntungan. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan akan

gagal apabila terlalu tinggi dan akan mendapatkan keuntungan apabila terlalu

rendah. Namun pada akhirnya, konsumen yang akan menentukan apakah harga

suatu produk sudah tepat. Menurut Artika dan Sasi (2016) terdapat 5 tujuan

penetapan perusahaan, yaitu:

1) Meningkatkan penjualan

2) Mempertahankan dan memperbaiki market share

3) Menstabilkan investasi

4) Mencapai laba maksimum

Universitas Sumatera Utara


25
 

Indikator harga menurut Kotler dan Armstrong (dalam Artika et all 2016),

adalah:

1) Keterjangkauan harga

2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3) Daya saing harga

4) Kesesuaian harga dengan manfaat produk

5) Harga mempengaruhi daya beli konsumen

2.1.11 Distribusi/place

Place mengacu pada penyediaan produk pada suatu tempat bagi

konsumen, untuk lebih mudah untuk mengaksesnya. Distribusi/place identik

dengan distribusi. Place meliputi masalah pemasaran seperti, jenis saluran,

eksposur, transportasi, distribusi, dan lokasi. Sebuah produk harus tersedia kepada

konsumen kapan dan dimana konsumen menginginkannya. Place dalam

marketing mix biasanya disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk

tersebut sampai kepada konsumen. Sumarni dan Soeprianto (2010)

mendefenisikan tentang saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh

produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen

atau industri pemakai. Distribusi akan mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan arus bahan dengan memperoleh produk akhir dari tempat produksi

dengan memperoleh keuntungan. Sebagian besar perusahaan menyatakan bahwa

tujuan distribusi adalah membawa barangdalam jumlah tepat, pada waktu yang

tepat, dan dengan biaya serendah mungkin. Kotler (2002) Saluran pemasaran

adalah lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau jasa siap

Universitas Sumatera Utara


26
 

digunakan/dikonsumsi. Tanpa saluran distribusi yang efektif, maka sulit bagi

masyarakat untuk memperoleh barang yang mereka konsumsi. Jadi tugas saluran

pemasaran untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Alma (2009)

Distribusi sangat penting bagi produsen, sebab produsen tidak akan sanggup

menyalurkan hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Di antara produsen

dan konsumen ada jarak yang bisa diisi oleh berbagai perantara, yang dikenal

sebagai trade channels, atau channels of distribution yang melakukan berbagai

fungsi. Produsen tidak mungkin melaksanakan sendiri penyaluran hasil

produknya, karena tidak efisien, modal investasi besar, pengawasan lebih sulit,

banyak personil, dan sebagainya. Mereka sulit menjangkau daerah geografis yang

begitu luas.

Produsen menggunakan saluran pemasaran bebas akan sangat bermanfaat,

karena saluran pemasaran ini akan berfungsi sebagai :

1. Pemberi informasi tentang keadaan lapangan, daya saing, penerimaan

konsumen, dan selera konsumen.

2. Penyaluran dapat mengadakan promosi yang turut membantu kelancara

pemasaran, atau produsen menyelenggarakan promosi sendiri, yang sangat

membantu usaha penyalur.

3. Negosiasi, dilakukan oleh penyalur dengenan pihak konsumen, tentang

harga, dan sistempenyaluran.

4. Pembiayaan dilakukan sendiri oleh penyalur dan dalam beberapa hal dapat

bekerja sama dengan produsen dengan penyediaan kredit perdagangan.

5. Unsur resiko dipikul sendiri oleh pihak penyalur, kecuali ada perjanjian

Universitas Sumatera Utara


27
 

khusus, dalam hal barangkadaluwarsa, dan barang rusak.

6. Sistem transportasi, dibawa langsungoleh pihak penyalur atau diantara

sesuai dengan produsen dan penyalur.

Saluran distribusi dapat diukur dari beberapa indikator. Menurut Suharno dalam

Sucianto Tjia1 (2017) saluran distribusi diukur berdasarkan:

a) Ketersediaan barang

b) Proses pemesanan

c) Kecepatan dalam pengiriman

d) Kemudahan dalam memperoleh produk

2.1.12 Promosi

2.1.12.1Definisi Promosi

Promosi merupakan salah satu bentuk kegiatan pemasaran yang bertujuan

untuk menginformasikan kepada pasar untuk keberadaan suatu produk baru.

Promosi dapat memberitahukan kepada konsumen mengenai manfaat produk,

kualitas produk mapun hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan promosi.

Griffin dan Ebbert (2006) mengatakan bahwa promosi adalah setiap teknik yang

dirancang untuk menjual produk. Hamdani dalam Sunyoto (2014) “Promosi

merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan suatu produk. Kegiatan

promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan

konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara


28
 

kebutuhan dan keinginannya. Gitosudarmo dalam Sunyoto (2014)”Promosi

merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk mempengaruhi konsumen agar

mereka dapat dikenal akan produk produk yang ditawarkan oleh perusahaan

kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk

tersebut. Sutojo (2009) mempromosikan produk adalah elemen pokok kelima

strategi manajemen pemasaran dan merupakan bagian keempat dari marketing

mix. Kegiatan pemasaran yang satu ini dilakukan untuk memberitahu pembeli

tentang keberadaan produk dipasar atau kebijaksanaan pemasaran tertentu yang

baru ditetapkan perusahaan. Disamping itu kegiatan promosi produk dilakukan

untuk (secara terus menerus) mengingatkan dan menyakinkan pembeli bahwa

produk tersebut dapat memberikan berbagai macam manfaat tertentu kepada

mereka (konsumen). Fandy Tjiptono (2008) bentuk kegiatan promosi dapat

dikelompokan antara lain :

1) Personal Selling,komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon

pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan

membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian

akan mencoba dan membeli.

2) Mass Selling, pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk

menyampaikan informasi kepada khlayak ramai dalam satu waktu. Ada dua

bentuk utama mass selling yaitu :

a) Periklanan,iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak

digunakan perusahaan dalam mempromosikan produk.

Universitas Sumatera Utara


29
 

b) Publisitas, publisitas merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang

dan jasa secara nonpersonal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan

tidak membayar untuk itu.

c) Promosi Penjualan, bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera

dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

d) Public Relation, upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk

mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap

perusahaan tersebut.

e) Direct Marketing, bila personal selling berupaya mendekati pembeli, iklan

berupaya memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan

berupaya mendorong pembelian, dan public relations membangun dan

memelihara citra perusahaan, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan

tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara. Dari beberapa definisi diatas

bahwa promosi berusaha mengubah sikap atau prilaku konsumen terhadap produk

atau jasa.

Promosi adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat. Indikator

variable promosi adalah sebagai berikut (Kotler, 1996) :

1. Jangkauan promosi

2. Kuantitas penayangan iklan di media promosi

3. Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi.

Universitas Sumatera Utara


30
 

2.1.13 Metode CFA

2.1.13.1Defenisi Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Suatu penelitian selalu memerlukan interpretasi dan analisis data, yang

diharapkan pada akhirnya memberikan solusi pada research question yang

menjadi dasar penelitian tersebut. Metode analisis yang dipilih untuk menganalisis

data adalah sebagai berikut : Structural Equation Model (SEM). Permodelan

penelitian melalui SEM memungkinkan seseorang peneliti dapat menjawab

pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional. SEM juga dapat

mengidentifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk dan pada saat

yang sama SEM juga dapat mengukur pengaruh atau derajat hubungan faktor

yang akan diidentifikasi dimensi-dimensinya (Ferdinand, 2006). Menurut Wijanto

(2008), bentuk umum dari SEM biasanya dikenal dengan sebutan Full atau Hybrid

Model.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan model pengukuran yang

memodelkan hubungan antara variabel laten dengan variabel – variabel teramati

Hubungan tersebut bersifat reflektif, dimana variabel – variabel teramati

merupakan refleksi dari variabel laten terkait. Lazimnya dalam SEM hubungan ini

bersifat con generic, yaitu satu variable teramati hanya mengukur atau

merefleksikan sebuah variabel laten. CFA terbagi atas dua jenis:

a. First order confirmatory factor analysis

First order confirmatory factor analysis merupakan gambaran hubungan antara

variabel teramati yang mengukur variabel latennya secara langsung.

b. Second order confirmatory factor analysis

Universitas Sumatera Utara


31
 

Second order confirmatory factor analysis merupakan gambaran model

pengukuran yang terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama adalah CFA yang

menunjukkan hubungan antara variabel teramati sebagai indikator dari variabel

terkait. Tingkat kedua menunjukkan hubungan antara variabel laten pada tingkat

pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua.

Penetapan variabel – variabel teramati yang merefleksikan sebuah variable

laten dilakukan berdasarkan substansi dari studi yang bersangkutan. Kemudia

model pengukuran berusaha untuk mengkonfirmasi apakah variabel – variabel

teramati tersebut memang merupakan ukuran refleksi dari sebuah variabel laten.

Oleh karena itu, analisis model pengukuran ini disebut juga sebagai confirmatory

factor analysis. Hasil akhir CFA diperoleh melalui uji kecocokan keseluruhan

model, analisis validitas model dan analisis reliabilitas model.

Dengan berpedoman kepada prosedur SEM, tahap – tahap yang dilakukan

dalam penggunaan CFA:

a. Spesifikasi model

Langkah pertama adalah kita menspesifikasikan model penelitian yang akan kita

analisis. Berdasarkan variabel – variabel teramati pada model, kita juga menyusun

instrument untuk pengumpulan data

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data kita lakukan dengan survey (data primer)

c. Pembuatan program SIMPLIS

Berdasarkan spesifikasi model dan data yang telah tersedia, kita membuat

program SIMPLIS nya.

Universitas Sumatera Utara


32
 

d. Menjalankan program SIMPLIS dan analisa keluarannya Program SIMPLIS

yang baru dibuat atau yang merupakan hasil respesifikasi dijalankan

menggunakan LISREL. Kemudia analisis terhadap keluaran LISREL secara garis

besar sebagai berikut :

1) Kita periksa adanya offending estimate, seperti negative error variance dan

standardized loading factor > 1 ( yang paling sering terjadi), serta nilai standard

error yang sangat besar. Jika ada kita lanjutkan ke butir e yaitu respesifikasi

model dan jika tidak ada kita lanjukan ke sub butir 2

2) Analisis validitas model pengukuran dilakukan dengan memeriksa (a) apakah t

value dari standardized loading factor (λ) dari variabel – variabel teramati dalam

model ada yang < 1.96. Jika ada maka kita lanjutkan ke butir e. Jika tidak ada kita

lanjutkan ke (b) standardized loading factor (λ) dari variabel – variabel teramati

dalam model = 0.7 atau jika kita pilih salan Igbaria et.al. (1997) = 0.5. Jika ada

standardized loading factor yang < dari nilai cut off yang kita pilih, maka kita

lanjutkan ke butir e. Jika semuanya = dari nilai cut off yang kita pilih, maka kila

lanjutkan ke langkah berikutnya ke sub butir 3

3) Uji kecocokan keseluruhan model pengukuran dilakukan dnegan memeriksa

nilai Chi square dan p valuenya, RMSEA, Standardized RMR, GFI, AGFI, NFI,

NNFI, CFI dan lain- lain yang tercetak sebagi goodness of fit statistic. Jika nilai –

nila tersebut memenuhi berbagi ukuran – ukuran yang menunjukkan kecocokan

yang baik, maka kita lanjutkan langkah berikutnya yaitu butir 4. Jika nilai – nilai

tersebut menurut kita belum menunjukkan kecocokan yang baik, maka kita

lanjutkan ke butir e

Universitas Sumatera Utara


33
 

4) Analisis reliabilitas model pengukuran, kita lakukan dengan menghitung nilai

construct reliability dan variance extracted dari nilai – nilai standardized loading

factors dan error variances. Reliabilitas model yang baik adalah jika contruct

reliability = 0.7 dan variance extracted = 0.5

e. Representasikan model penelitan dan perubahan program SIMPLIS

Kita melakukan respesifikasi terhadap model penelitian ketika ada offending

estimates, validitas model yang belum baik, kecocokan keseluruhan model yang

belum cukup baik dan reliabilitas model yang belum baik. Untuk melaksanakan

respesifikasi model, kita butuh melakukan perubahan pada Sprogram SIMPLIS

sesuai dengan kebutuhan respesifikasi.

2.1.13.2 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

Bila asumsi sudah dipenuhi, maka model dapat diuji dengan menggunakan

berbagai cara, dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk

mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Berikut ini adalah beberapa

indeks kesesuaian dan cut-off value untuk menguji apakah sebuah model dapat

diterima atau ditolak (Ferdinand, 2006) :

1. 2 chi square statistik, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai

chi squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2 semakin baik model itu dan diterima

berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10

(Hulland dalam Ferdinand, 2006).

2. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang menunjukkan

goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair,

Universitas Sumatera Utara


34
 

et.al., dalam Ferdinand, 2006). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan

0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

sebuah close fit dari model itu berdasar degree of freedom (Browne dan Cudeck

dalam Ferdinand, 2006).

3. NFI (Normed fit Index) nilai NFI berkisaran di antara 0 dan 1. Nilai NFI >.

0,09 menunjukan kemampuan model terbaik dalam mencocokan data (good fit).

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) dimana tingkat penerimaan yang

direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih

besar dari 0,90 (Hulland dalam Ferdinand, 2006).

5. Non-normed fit index (NNFI) Nilai NNFI 0,90 menunjukan kemampuan

model telah baik dalam hal mencocokan data (good fit)

6. Incremental fit index (IFI). Nilai IFI 0,90 menunjukan kemampuan model

telah baik dalam hal mencocokan data (good fit)

7. CFI (Comparative Fit Index), yang bila mendekati 1, mengindikasikan tingkat

fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006). Nilai yang

direkomendasikan adalah CFI  0,90.

8. Goodness of fit index (GFI). Nilai GFI 0,90 menunjukan kemampuan model

telah baik dalam hal mencocokan data (good fit).

9. RFI Relative fit index. Nilai RFI 0,90 menunjukan kemampuan model telah

baik dalam hal mencocokan data (good fit).

Universitas Sumatera Utara


35
 

10. Standardied RMR (SRMR) NIlai SRMR 0,05 menujukan kekampuan model

yang baik dalam hal mencocokan data. Berikut pada Tabel 2.1 adalah Goodness of

Fit Index:

Tabel 2.1 Goodness of Fit Index


Goodness of Fit Index 2 Cut-off Value

2 2 Hitung Diharapkan kecil dari 2 Tabel


RMSEA 0,08
GFI 0,90
AGFI 0,90
NFI 
NNFI 
CFI 
IFI 
SRMR 0,05
RFI 
Sumber : Ferdinand ( 2006)

2.1.14 Review Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Novita Ariestanty dkk (2019) The Effect of Marketing Mix and Brand

Image on Purchase Decisions of Fashion Online Products tujuan

penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh produk,

harga dan promosi terhadap keputusan pembelian dan citra merek sebagai

variabel intervening pada media online. Responden yang dianalisis

meliputi 100 konsumen online Ukhti dan Munira. Metode analisis yang

digunakan adalah Path Analysis dan Sobel Test dengan teknik accidental

sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk dan promosi

berpengaruh signifikan terhadap citra merek, harga tidak berpengaruh

terhadap citra merek. Produk, harga dan promosi berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian, namun citra merek tidak berpengaruh

Universitas Sumatera Utara


36
 

terhadap keputusan pembelian. Citra merek tidak memediasi pengaruh

produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian produk Ukhti

dan Munira. Hubungan dengan penelitian ini ialah menguji dan

menganalisis pengaruh produk, harga dan promosi terhadap keputusan

pembelian produk melalui online.

2. Anjali Sharma dkk (2013) Impact of Brand Loyalty on Buying Behavior of

Women Consumers for Beauty Care Products- Delhi Region. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mempelajari pembelian perilaku konsumen

dalam kaitannya dengan produk kecantikan. Metode sampling dalam

survei ini ialah Non-Probabilitas. Tanggapan responden dikumpulkan

menggunakan kuantitatif pendekatan. Temuan penelitian ini menunjukkan,

kualitas dan harga adalah faktor penentu dua parameter utama yang wanita

dapat beralih dari satu merek ke merek lain. Citra merek adalah penyebab

utama, yang dipilih wanita saat membeli produk kecantikan. Makalah ini

dapat membantu pemasar untuk merumuskan strategi yang berkaitan

dengan branding. Hubungan dengan penelitian ini ialah menganalisis

keputusan pembelian produk kosmetik terhadap variabel kualitas, harga

dan brand name.

3. Khalilah Abd Hafiz (2018) The Influence of Marketing Stimuli on


Consumer Purchase Decision of Malaysia’s Cosmetic Industry. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat

terhadap keputusan pembelian konsumen makeup. Peneliti menerapkan

model penyadapan toko (convenience sampling) dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara


37
 

survei yang dikelola sendiri. Regresi ganda digunakan. Para peneliti

melakukan studi percontohan terhadap 102 responden berusia 18 hingga

25 tahun yang berbelanja di pusat perbelanjaan di Lembah Klang,

Malaysia. Hasil empiris menegaskan bahwa promosi adalah satu-satunya

konstruk yang memiliki hubungan signifikan dengan keputusan pembelian

konsumen. Hubungan dengan penelitian ini ialah meguji pengaruh produk,

harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian konsumen

makeup.

4. Anjana S S (2018) A study on factors influencing cosmetic buying

behavior of consumers. Tujuan utama penelitian adalah untuk memahami

pola pembelian konsumen untuk produk kosmetik di india. Melalui

Makalah ini mencoba untuk mengidentifikasi perbedaan faktor-faktor yang

mempengaruhi dan mempengaruhi konsumen untuk membeli a produk.

Studi ini mengungkapkan bahwa berbagai faktor seperti kualitas, merek,

harga, iklan, dan kemasan sangat luar biasa pengaruh terhadap perilaku

pembelian konsumen. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kelima faktor

tersebut, kualitas produk, harga produk, nama merek, produk pengemasan

dan iklan memiliki dampak yang lebih besar pada keputusan pembelian

pelanggan. Hubnungan dengan penelitian ini ialah meneliti tentang faktor

keputusan pembelian produk di antaranya kualitas produk, harga produk,

nama merek.

5. Parmana dkk (2019), The influence of marketing mi x factors in

purchasing decision for wooden furniture case of Furnimart Bogor.

Universitas Sumatera Utara


38
 

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi konsumen

terhadap bauran pemasaran, pengaruh bauran pemasaran terhadap

keputusan pembelian, dan merumuskan strategi untuk meningkatkan

pembelian konsumen di Furnimart Bogor. Teknik pengambilan data

dilakukan dengan wawancara mendalam kepada key person di Furnimart,

konsumen dan dari penelitian sebelumnya. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 13 variable dengan 120 sampel yang dipilih secara

acak. Data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan Structural

Equation Modeling (SEM), melalui LISREL 8.72. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang

terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi menyatakan bahwa: 75,83%

konsumen menilai desain produk bagus, 60,5% harga kompetitif, lokasi

toko Furnimart mudah dijangkau dan promosi yang ditawarkan menarik

sesuai dengan segmentasi pasar sebanyak 75,63%. Hasil analisis SEM

menunjukkan bahwa komponen yang paling mempengaruhi bauran

pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen produk furnitur

adalah harga dan promosi. Hubungan dengan penelitian ini ialah

menggunakan teori bauran pemasaran diantaranya produk harga kualitas

dan promosi kemudian menngunakan analisis SEM.

6. Yeon Jeong dkk (2017), The Effect Of Brand Experience Provider On

Brand Experience: Focus On Korean Cosmetic Brand Shop, Makalah ini

bertujuan untuk mengeksplorasi elemen-elemen ini dan efek merek

penyedia pengalaman di semua dimensi pengalaman merek; pengalaman

Universitas Sumatera Utara


39
 

sensorik, afektif, intelektual, dan perilaku. Setelah meninjau studi yang

masih ada, kami mengusulkan 11 hipotesis. Berdasarkan 295 konsumen

yang dikumpulkan dari toko merek kosmetik berpengalaman, model yang

diusulkan ini bersaksi dengan SPSS 15.0 dan AMOS 7.0 didukung.

Menurut hasil analisis empiris, ternyata, dalam hal karakteristik penyedia

pengalaman merek, 'identitas merek feminin', 'produk ikonik', 'produk

penjual stabil', 'lokasi yang nyaman', 'kualitas layanan tambahan',

'bermacam-macam', 'atmosfer', 'penguji sendiri', dan 'konsultan'

terpengaruh pengalaman merek holistik pelanggan toko merek kosmetik.

Namun, 'identitas merek yang ramah lingkungan', hasil 'harga wajar' tidak

memiliki pengaruh pada pengalaman merek holistik merek toko merek

kosmetik. Itu studi menghasilkan implikasi teoretis pada pengalaman

merek yang secara empiris didekati terhadap faktor-faktor merek penyedia

pengalaman tentang pengalaman merek holistik toko. Studi sebelumnya

adalah analisis konseptual terbaik atau mereka terutama berurusan dengan

faktor dalam toko, sedangkan makalah ini membagi faktor-faktor yang

mempengaruhi keseluruhan pelanggan pengalaman menjadi 'identitas

merek', 'strategi bauran pemasaran', dan 'lingkungan fisik di dalam toko'.

Hubungan dengan penelitian ini ialah Menggunakan metode yang sama

yaitu analisis faktor CFA dengan SEM menggunakan Amos pada

penelitian efek merek pada kosetik korea.

7. Khraim (2011). The Influence of Brand Loyalty on Cosmetics Buying

Behavior of UAE Female Consumers. Tujuan artikel ini adalah untuk

Universitas Sumatera Utara


40
 

menyelidiki pengaruh loyalitas merek pada perilaku pembelian kosmetik

konsumen wanita di Emirat Abu Dhabi di Arab Saudi,metode yang

digunakan adalah Analisis deskriptif, ANOVA satu arah dan Korelasi

Pearson digunakan dalam penelitian ini dengan membagikan Kuesioner

untuk 382 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

positif dan signifikan antara faktor-faktor loyalitas merek (nama merek,

kualitas produk, harga, desain, promosi, kualitas layanan, dan lingkungan

toko) dengan loyalitas merek kosmetik. Hubunga dengan penelitian ini

ialah: Menganalisis ketertarikan konsumen dalam membeli kosmetik.

Dengan variabel yang mempunyai kesamaan di antaranya, merek, kualitas

produk dan promosi.

8. Hadi Brata dkk (2017). The Influence of Quality Products, Price,

Promotion, and Location to Product Purchase Decision on Nitchi At PT.

Jaya Swarasa Agung in Central Jakarta. Dengan tujuan penelitian untuk

menguji dan menganalisis pengaruh variabel kualitas produk, harga,

promosi, dan lokasi terhadap keputusan pembelian produk nitchi di PT

Jaya Swarasa Agung di Jakarta Pusat baik secara parsial maupun simultan

Studi statistik parametik ini mengadopsi metode yang menggunakan

regresi linier berganda di mana data diolah oleh program SPSS. Ukuran

sampel adalah 115 pembeli produk nitchi di Supermarket Rezeki sebagai

responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner terstruktur dengan

skala likert digunakan untuk mengumpulkan data yang terdiri dari 23

pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator dan dimensi yang berasal

Universitas Sumatera Utara


41
 

dari masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas produk, harga, promosi, dan lokasi dalam mempengaruhi

keputusan pembelian, baik secara parsial maupun simultan. Hubungan

dengan peneliitan ini ialah: Ada hubungan antara variabel yang di teliti

yaitu kualitas produk, harga, promosi dan lokasi dan keputusan pembelian.

9. Uma Minajigi dan asha (2019). A Study of Consumer Behavior in the

Purchasing Decision of Cosmetics, Tujuan dari makalah ini adalah untuk

mempelajari perilaku pembelian konsumen terhadap kosmetik, Melalui

makalah ini dilakukan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

berbeda yang mempengaruhi dan mempengaruhi pelanggan untuk

membeli produk. Studi ini mengungkapkan bahwa berbagai faktor seperti

kualitas, merek, harga, iklan dan kemasan memiliki pengaruh yang luar

biasa pada perilaku pembelian konsumen. Makalah penelitian ini

membantu untuk memberikan kontribusi ide dan pengetahuan ekstra untuk

perusahaan kosmetik sehingga mereka dapat mengetahui lebih banyak

tentang perilaku pembelian konsumen. Hubungan dengan penelitian ini

ialah: Sama samas menganalisis keputusan konsumen terhadap pembelian

kosmetik dengan variable, merek dan harga

10. Sri Cahyani dkk (2017). The Effect Of Brand Image, Perceived Prce, And

Perceived Quality On Consumers’ Purchase Decision Of Pond’s Skin

Care Product. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh citra merek, harga yang dirasakan, dan kualitas yang dirasakan

pada keputusan pembelian konsumen atas produk perawatan kulit Pond.

Universitas Sumatera Utara


42
 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang menggunakan data

primer yang diperoleh melalui kuesioner dan menggunakan Analisis

Regresi Ordinal. Populasi yang diamati adalah orang-orang di Manado

yang telah menggunakan produk perawatan kulit Pond dengan 100

responden sebagai ukuran sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa citra merek, persepsi harga, dan persepsi kualitas memiliki

pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Untuk

rekomendasi, perusahaan harus tetap menjaga dan meningkatkan citra

merek, harga, dan kualitas produk Pond's. Hubungan dengan penelitian ini

ialah: Kesamaan analisis terhadap kosmetik skin care.

11. Janany dan shivany (2017) The Factors Influencing on Purchase Intention

towards Beauty Care Products in Jaffna District. Tujuan penelitian ini

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi niat beli terhadap produk

perawatan kecantikan. Pelajaran ini mengumpulkan data dari 200

pelanggan wanita tentang pengaruh faktor terhadap niat pembelian produk

kosmetik. faktor yang mempengaruhi niat pembelian produk perawatan

kecantikan diidentifikasi mengencangkan literatur dan menjelajahi konteks

khusus. variabel-variabel seperti, Umur, Status sipil, Merek, Penghasilan,

Pendidikan, Pengetahuan Produk, Harga, Promosi, Pengalaman Masa

Lalu, Kualitas Produk dan Kata dari mulut. dieksplorasi melalui analisis

EFA di SPSS, penelitian ini mengungkapkan bahwa Merek, Pendidikan,

Harga dan status Sipil yang sebagian besar mempengaruhi niat pembelian

melalui variabel peringkat merek telah diidentifikasi sebagai faktor yang

Universitas Sumatera Utara


43
 

paling mempengaruhi niat pembelian terhadap perawatan kecantikan

produk. Hubungan dengan penelitan ini ialah: Hubungannya yaitu

kesamaan penelitian terhadap produk kecantikan dengan variabel kualitas

Produk, Harga, Promosi dan merek.

12. Vidhyajawahar dkk, (2016). A Study on Factors Influencing the Purchase

of Beauty Care Products among Female Consumers, Artikel ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana bauran pemasaran dan faktor-faktor

demografis mempengaruhi preferensi merek dan perilaku pembelian

produk perawatan kecantikan di kalangan konsumen wanita. Sampel

terdiri dari 91 konsumen wanita di wilayah sirkazhi. Data dikumpulkan

dengan mengelola kuesioner. Variabel independen adalah 4Ps, Usia,

Tingkat Penghasilan, Pendidikan, Status Perkawinan, Pekerjaan, faktor

sosial dan variabel dependen adalah preferensi merek. Analisis dilakukan

dengan menggunakan metode Chi-square pada tingkat signifikan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan statistik antara harga,

produk, pendidikan, pekerjaan dan preferensi band dan tidak ada hubungan

statistik antara tempat, promosi, usia, tingkat pendapatan, status

perkawinan, dan faktor sosial dengan preferensi merek. Dengan demikian

harga, produk, pendidikan dan pekerjaan hanya memiliki hubungan

statistik dengan preferensi merek konsumen wanita. Hubungan dengan

penelitian ini ialah menggunakan variabel yang sama seperti kualitas

produk dan harga terhadap pembelian secara online dan metode yang sama

yaitu sem

Universitas Sumatera Utara


44
 

13. Moslehpour dkk, (2017). Repurchase Intention of Korean Beauty Products

among Taiwanese Consumers. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Faktor-faktor memengaruhi konsumen Taiwan untuk membeli

kembali produk kecantikan Korea. Metodologi Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis yang

diajukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Temuan -

Hasil menunjukkan bahwa Harga Persepsi (PP) dan Negara Asal (COO)

secara signifikan mempengaruhi Word-of-Mouth (WOM). PP, COO dan

WOM secara signifikan mempengaruhi Repurchase Intention (RI).

Hubungan dengan penelitian ini ialah menganaslisi keputusan pembelian

produk kosmetik dengan metode SEM.

2.2 Kerangka Konseptual

Menurut sinulingga (2014), kerangka konseptual adalah sebuah model yang

ditunjukkan dalam bentuk diagram yang memperlihatkan struktur dan sifat

hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan

temuan-temuan hasil review artikel yang akan digunakan dalam menganalisis

masalah penelitian. Hubungan logis yang dimaksud adalah pengenalan variabel

dependen, variabel independen dan variabel lainnya.

Penelitian ini diawali dengan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian pada online shop dan offline. Permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini adalah peneliti ingin menganalisis pengaruh

keputusan seseorang dalam pembelian produk kosmetik skincare melalui online

dan offline, guna mengetahui perkembangan dunia digitalisasi dan konvensional

Universitas Sumatera Utara


45
 

sejauh mana berefek pada pembelian, secara langsung dan tak langsung, dengan

menggunakan metode CFA (Confirmatory Factor Analysis). Dalam penelitian ini,

variabel yang digunakan diperoleh dari studi literature yang kemudian dilakukan

penelitian pendahuluan, yang menghasilkan variabel-variabel yaitu merek, harga,

kualitas produk, promosi dan distribusi. Dalam penelitian ini yang merupakan

variabel dependen adalah variabel keputusan pembelian dan yang menjadi

variabel independen adalah variabel merek, harga, kualitas produk promosi dan

distribusi yang dapat dilihat dalam kerangka konseptual pada gambar 2.2 sebagai

berikut:

Merek 

Harga

Keputusan
Kualitas pembelian 
Produk

Promosi

Distribusi

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

2.2.1 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi variabel oprasional yang digunakan dapat di lihat pada

Tabel 2.2 berikut:

Universitas Sumatera Utara


46
 

Tabel 2.2 Definisi Oprasional Variabel


No Variabel Definisi Sumber

1 Merek Merek dianggap sebagai nama dan simbol dari (Anjana, 2012).
perusahaan. Merek memainkan peran penting
dalam menciptakan citra positif di antara
pelanggan. Nama merek memiliki kemampuan
untuk menciptakan pelanggan setia serta
mempertahankan pasar bagian perusahaan.
2 Harga Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas Kotler dan
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang Armstrong
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh (2009)
manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
3. Kualitas Mengungkapkan bahwa kualitas produk adalah Kotler dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung Armstrong
Produk
pada kemampuannya untuk memuaskan (2009)
kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau
diimplikasikan.
4 Promosi Promosi merupakan kegiatan yang ditunjukan Gitosudarmo
untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dalam Sunyoto
dapat dikenal akan produk produk yang (2014)”
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka
produk tersebut.
5 Distribusi Mendefenisikan tentang penyaluran distribusi Sumarni dan
adalah saluran yang digunakan oleh produsen Soeprianto
untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen (2010)
sampai ke konsumen atau industri pemakai.
6 Keputusan Keputusan pembelian adalah tahap proses Kotler dan
keputusan dimana konsumen secara aktual Armstrong
Pembelian
melakukan pembelian produk. dalam Yoga
(2017)

Universitas Sumatera Utara


47
 

2.3 Hipotesis

Definisi hipotesis adalah suatu pernyataan hubungan logis antara dua atau

lebih variabel yang dinyatakan secara kuantitatif sehingga dapat di uji

kebenarannya (sinulingga, 2014). Berdasarkan kerangka konsep data di atas, maka

dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Mrk (Merek) terhadap

keputusan pembelian.

H2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Hrg (Harga) terhadap

keputusan pembelian.

H3 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kprd (Kualitas Produk)

terhadap keputusan pembelian.

H4 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Prm (Promosi) terhadap

keputusan pembelian.

H5 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Dstr (distribusi)

terhadap keputusan pembelian.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dseskriptif dan korelasi. Deskriptif

ialah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendekripsikan secara

sistematik, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan saifat-sifat suatu objek

sedangkan korelasional ialah suatu penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan

mendekteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi)

Sinulingga S (2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.

Menurut Sumarwan et.al (2011) cross sectional adalah pegumpulan informasi dari

setiap elemen populasi sampel yang dilakukan hanya sekali pada waktu tertentu.

Pada penelitian ini data yang diambil berdasarkan 3 bulan terakhir responden

melakukan transaksi baik itu pembelian produk skin care melalui offline dan

online. Sedangkan survey yang di lakukan yaitu pada bulan Januari 2020 sampai

Maret 2020.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di kota medan. Koresponden yang di teliti

merupakan pelanggan/konsumen yang pernah berbelanja kosmetik skin care

melalui offline dan online. Berikut Tabel 3.1 adalah jumlah populasi berdasarkan

kecamatan di kota Medan:

48
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
49
 

Tabel 3.1 Populasi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis


kelamin kota Medan
No Wilayah Wanita
1 Medan Amplas 58 186
2 Medan Area 48 791
3 Medan Barat 36 099
4 Medan Baru 21 971
5 Medan Belawan 46 701
6 Medan Deli 83 876
7 Medan Denai 70 459
8 Medan Helvetia 74 065
9 Medan Johor 63 589
10 Medan Kota 37 389
12 Medan Labuhan 55 068
13 Medan Maimun 20 206
14 Medan Marelan 71 786
15 Medan Perjuangan 48 272
16 Medan Petisah 32 431
17 Medan Polonia 27 109
18 Medan Selayang 50 879
19 Medan Sunggal 57 439
20 Medan Tembung 68 303
21 Medan Timur 56 071
22 Medan Tuntungan 41 974
23 Total 1 070 664
Sumber: https://medankota.bps.go.id/

3.3 Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan, petunjuk pelaksanaan atau

petunjuk teknis dalam mencari faktor-faktor keputusan pembelian produk skin

care terhadap permasalahan tersebut. Faktor-faktor tersebut akan di analisis untuk

mengetahui sejauh mana berpengaruh terhadap masalah yang diteliti.

3.3.1 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penemuan kesenjangan yang terjadi pada data

jackpat berbading terbalik dangan data Indonesia Business Network di era


 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
50
 

digitalisasi ini, kemudian peneliti merumuskan masalah dan mencari faktor-faktor

yang signifikan mempengaruhi permasalahan tersebut. Tahapan penelitian dapat

dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

  Mulai
 
Perumusan masalah
 

  Tujuan penelitian

 
Keterangan konseptual
 

  Pengumpulan data

  Penyusunan kuesioner CFA Penyebaran kuesioner CFA


 

  Proses keputusan pembelian: Persepsi:


  Pengenalan kebutuhan Merek
Pencarian informasi Harga
 
Evaluasi alternatif Kualitas
  Pembelian Promosi
Pasca pembelian Distribusi
 

  Analisis deskriptif Analisis CFA

  Hasil analisis
 

 
Evaluasi proses keputusan pembelian Pengaruh persepsi merek, harga, kualitas
  skincare promosi, distribusi, terhadap keputusan
pembelian produk skincare melalui online
 
dan offline
 
Implikasi  manajerial
 
 

  Kesimpulan Saran
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Blok Diagram Metode Penelitian 
51
 

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah data primer, yaitu data yang diperoleh

dengan cara mencari/menggali secara langsung dari sumbernya oleh peneliti

bersangkutan (Sinulingga, Sukaria, 2017). Sumber data yang dikemukakan dalam

penelitian ini bersumber dari : Data primer yaitu data diperoleh langsung dari

responden offline dan online yang berjumlah total 200 responden dengan

memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang variabel-

variabel yang diteliti.

3.4.1.1 Populasi

Responden peneitian adalah konsumen wanita yang pernah melakukan

transaksi pembelian kosmetik melalui offline dan online di kota meda. Populasi

penduduk wanita di kota medan adalah 1.070.664 jiwa (sumber:

medankota.bpjs.go.id).

3.4.1.2 Sampel

Karena populasi dari penilitian ini adalah semua konsumen wanita yang

pernah berbelanja skin care melalui offline dan online dikota Medan dan

jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik penentuan jumlah

sampel untuk populasi tidak terhingga sebagai berikut (Husein, 2004):

………..……………………….(3.1)

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
52
 

,
= 96,6
,

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikansi 5% (1,96)

Moe= Margin of error maksimal, tingkat kesalahan maksimal

pengambilan sampel yang masih bisa ditoleransi yaitu 10%

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel

yang bagus minimal sebesar 96,6 yang dibulatkan keatas menjadi 97 sampel.

Namun nantinya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sejumlah 100 responden untuk responden offline dan 100 responden online.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik sampling stratified

random sampling atau teknik pengambilan sampel melalui proses pembagian

populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan

menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk menaksir parameter

populasinya Sinulingga, Sukaria, (2011). Dengan demikian, maka pembagian

jumlah responden secara perkecamatan di Kota Medan Wilayah Sumatra utara

untuk responden offline adalah sebagai berikut:



Medan Amplas = x 100% = 0,0054 x 100= 5,4


Medan Area = x100% = 0,0045 x 100 = 4,5

.
Medan Barat = x 100% = 0,0033 x100= 3,3

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
53
 

.
Medan Baru x100% = 0,02 x 100= 2

Medan Belawan x 100% = 0,04x 100=4,3


.
Medan Deli =x100%= 0,07%x 100 =7,8
.
Medan Denai x100%= 0,06x100=6,5
.
Medan Helvetia x100%= 0,06x100=6,9
.
Medan Johor x100%= 0,059x100= 5,9
.
Medan Kota x100%= 0,034x100=3,4
.
Medan Labuhan x100%= 0,05x100=5,1
.
Medan Maimun x100%= 0,01x100=1,8
.
Medan Marelan x100%= 0,06x100= 6,7

Medan Perjuangan x 100%= 0,04x100=4,5


.
Medan Petisah x100%= 0,03x100=3,0
.
Medan Polonia x100%= 0,01x100=1,9
.
Medan Selayang x100%= 0,04x100=5
.
Medan Sunggal x 100%= 0,05x100=5
.
Medan Tembung x 100%= 0,06=6
.
Medan Timur x100%= 0,05x=5
.
Medan Tuntungan x 100%= 0,03x100=4

Sumber: pengolahan data responden offline

Jumlah responden secara perkecamatan di Kota Medan Wilayah Sumatra

utara untuk responden online adalah sebagai berikut:



Medan Amplas = x 100% = 0,0054 x 100= 5,4

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
54
 


Medan Area = x100% = 0,0045 x 100 = 4,5

.
Medan Barat = x 100% = 0,0033 x100= 3,3
.
Medan Baru x100% = 0,02 x 100= 2

Medan Belawan x 100% = 0,04x 100=4,3


.
Medan Deli =x100%= 0,07%x 100 =7,8
.
Medan Denai x100%= 0,06x100=6,5
.
Medan Helvetia x100%= 0,06x100=6,9
.
Medan Johor x100%= 0,059x100= 5,9
.
Medan Kota x100%= 0,034x100=3,4
.
Medan Labuhan x100%= 0,05x100=5,1
.
Medan Maimun x100%= 0,01x100=1,8
.
Medan Marelan x100%= 0,06x100= 6,7

Medan Perjuangan x 100%= 0,04x100=4,5


.
Medan Petisah x100%= 0,03x100=3,0
.
Medan Polonia x100%= 0,01x100=1,9
.
Medan Selayang x100%= 0,04x100=5
.
Medan Sunggal x 100%= 0,05x100=5
.
Medan Tembung x 100%= 0,06=6
.
Medan Timur x100%= 0,05x=5
.
Medan Tuntungan x 100%= 0,03x100=4

Sumber:pengolahan data responden online

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
55
 

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah peralatan yang digunakan dalam

mengukur variabel-variabel dari konsep penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah instrumen

pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis guna mengetahui tingkat

atribut yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan

jenis kuesioner serta mencari data mentah yang nantinya digunakan dalam

perhitungan. Dalam penyusunan kuesioner ini digunakan metode penilaian

perbandingan dengan skala satu sampai lima, dimana pertanyaan pada

kuesioner ini dibuat sedemikian rupa sehingga pihak pengambil keputusan

dapat menilai relatif dan mengkuantitatifkan penilaian mereka dengan mengisi

kuisioner. Penggunaan kuesioner ini didalam pengumpulan data bertujuan

untuk pembobotan kriteria sebagai mana di tampilkan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.2 Tabel Skor Skala Likert


No Kode Keterangan Skor
1 SS Sangat Setuju 5
2 S Setuju 4
3 N Netral 3
4 TS Tidak Setuju 2
5 STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Pengolahan data

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
56
 

Berikut dapat dilihat jumlah item dan variabel penelitian pada tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Variabel dan Item Penelitian
No Variabel Indikator Item Jumlah
1 Merek Dapat diingat, Mrk1, Mrk2, 7
disukai, merek Mrk3, Mrk4,
terkenal, merek Mrk5, Mrk6,
mencerminkan Mrk7
keperibadian
2 Harga Keterjangkauan Hrg1, Hrg2, Hrg3, 7
harga, kesesuaian Hrg4, Hrg5, Hrg6,
harga dengan kualitas Hrg7
produk, daya saing
harga, harga
mempengaruhi daya
beli konsumen
3 Kualitas Kinerja, Kprd1, Kprd2, 7
produk keistimewaan, Kprd3, Kprd4,
keandalan, Kprd5, Kprd6,
kesesuaian dengan Kprd7
spesifikasi, estetika
4 Promosi Jangkauan promosi, Prm1, Prm2, 7
kualitas penayangan Prm3, Prm4,
iklan, kualitas Prm5, Prm6,
penyampaian pesan Prm7
5 Distribusi Ketersediaan barang, Dstr1, Dstr2, 7
proses pemesanan, Dstr3, Dstr4,
kecepatan dalam Dstr5, Dstr6,
pengiriman, Dstr7
kemudahan dalam
memperoleh produk
6 Keputusan Keputusan tentang Kpem1, Kpem2, 7
Pembelian harga, keputusan Kpem 3, Kpem 4,
tentang promosi, Kpem 5, Kpem 6,
Keputusan tentang Kpem 7
tempat, rekomendasi
dari orang lain
Jumlah item 42
Sumber: pengolahan data

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
57
 

3.5 Tahap Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan suatu alat pengukuran itu dapat mengukur apa

yang ingin diukur. Menurut Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut

Wijanto (2008), validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur

apa yang seharusnya diukur. Meskipun validitas tidak akan pernah dapat

dibuktikan, tetapi dukungan ke arah pembuktian tersebut dapat dikembangkan.

Pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas menggunakan metode CFA

dengan program bantu statistik yaitu program LISREL 8.8. Menurut Rigdon dan

Ferguson (1991), dan Doll, Xia, Torkzadeh (1994) dalam Wijanto (2008), suatu

variabel yang mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel

latennya, jika:

1. Nilai t muatan faktornya (loading factors) lebih besar dari nilai kritis ≥

1,96.

2. Muatan faktor standarnya (Standardized loading factors) ≥ 0,5.

3.5.2 Uji Reabilitas

Menurut Ghozali (2009) menyatakan bahwa reabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk.

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
58
 

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test

merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat

menghasilkan data yang reliabel. Menurut Wijanto (2008), reliabilitas adalah

konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-

indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya.

Perhitungan reabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik

metode composite reliability measure (ukuran reabilitas komposit) dan variance

extracted measure (ukuran ekstrak varian). Menurut Wijanto (2008) suatu

variabel yang mempunyai reabilitas yang baik mempunyai beberapa komponen

antara lain:

a. Construct Reabilitas, seperti pada rumus 3.2:



…………………………...….. (3.2)

Standarized Loading (std.loading) dapat diperoleh secara langsung dari

output program LISREL 8.8, dan “ej” adalah measurement error untuk setiap

indikator atau variabel yang teramati (Fornel dan Larker, 1981 dalam Wijanto,

2008).

b. Variance Extracted, seperti pada rumus 3.3:


… … … … … . . … . … … … … 3.3
∑ ∑

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
59
 

Sebuah model konstruk mempunyai reliabilitas yang baik adalah jika :

1. Nilai Construct Reliability (CR) ≥ 0.70.

2. Nilai Variance Extracted (VE) ≥ 0,50.

3.5.3 Metode Analisis Data

Analysis (CFA) untuk Identifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk kosmetik skin care” mempunyai beberapa tahapan,

antara lain:

1. Penyebaran kuisioner yang berguna untuk menguji validitas pada variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk skin care krim

wajah.

2. Hasil kuesioner yang telah diperoleh diuji menggunakan metode Confirmatory

Factor Analysis (CFA) dengan bantuan aplikasi LISREL 8.8 yang memiliki

tahapan antara lain:

a. Meng-import data dari SPSS (sav).

b. Membuat file PRELIS (psf) dari SPSS (sav).

c. Mengubah variabel menjadi ordinal.

d. Membuat file SIMPLIS (spl) untuk model pengukuran menggunakan syntax.

e. Menganalisa model pengukuran, yaitu uji kecocokan keseluruhan model

(Goodness of Fit), uji Validitas (SLF ≥ 0,70 atau ≥ 0,50), uji Reliabilitas (CR ≥

0,70 ; ve ≥ 0,50).

f. Jika hasilnya tidak memenuhi persyaratan, makan akan dilakukan modifikasi

ulang program SIMPLIS.


 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
60
 

g. Menganalisa model strukturan, antara lain uji keseluruhan model dan uji

persamaan structural (Koefisien struktural) t- value ≥ 1.96.

h. Jika hasilnya tidak memenuhi persyaratan, maka akan dilakukan estimasi ulang.

i. Jika hasilnya memenuhi persyaratan permodelan program SIMPLIS

mendapatkan hasil yang diinginkan.

3. Variabel yang sudah diuji menggunakan metode CFA dengan bantuan program

LISREL akan diuji validasi dan reliabilitas untuk mengetahui keakuratan

variabel-variabel yang telah didapat.

 
 
 

 
Universitas Sumatera Utara
61
 

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis dan Evaluasi

Pada bagian ini menjelaskan tentang hasil penelitian mengenai pengaruh

pembelian offline dan pembelian online terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis kemudian

melakukan analisis data yang telah dikumpulkan sesuai dengan pokok

permasalahan serta formulasi hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui hipotesis tersebut dapat diterima atau

ditolak. Analisis yang dilakukan terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Hasil pengumpulan data pada bagian ini dijelaskan mengenai jumlah

data yang telah dikumpulkan dan siap untuk dianalisis.

2. Hasil pengujian data berkaitan dengan uji normalitas, uji CFA dan

dilakukan pengujian SEM untuk mengetahui pengaruh dan dimensi

dimensi antar faktor.

3. Hasil pengujian hipotesis Dalam pengujian hipotesis, dijelaskan

pembahasan hasil penelitian setelah dilakukannya analisis.

4.2 Hasil Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data seperti telah dijelaskan dalam bab tiga, yaitu

dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini sebagai subjek

responden adalah konsumen yang pernah berbelanja produk skincare secara

offline dan online yang ada di kota Medan. Data primer pada penelitian ini

 
  61
Universitas Sumatera Utara
62
 

dikumpulkan dengan menyebarkan sebanyak 200 kuesioner pada keamatan di

kota Medan, dengan cara diberikan secara langsung kepada para konsumen

sebanyak 200 kuesioner telah disebarkan di setiap 21 Kecamatan yang berada

dengan lokasi di kota Medan pada Februari 2020 hingga April 2020, dengan

berbagai macam latar belakang konsumen yang berbeda. Berikut disajikan

ringkasan penyebaran data kuesioner responden offline pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Responden Offline


No Offline Jumlah Responden Persentase
1 Medan Amplas 6 6%
2 Medan Area 5 5%
3 Medan Barat 3 3%
4 Medan Baru 2 2%
5 Medan Belawan 4 4%
6 Medan Deli 8 8%
7 Medan Denai 6 6%
8 Medan Helvetia 7 7%
9 Medan Johor 6 6%
10 Medan Kota 4 4%
11 Medan Labuhan 5 5%
12 Medan Maimun 2 2%
13 Medan Marelan 7 7%
14 Medan Perjuangan 5 5%
15 Medan Petisah 3 3%
16 Medan Polonia 2 2%
17 Medan Selayang 5 5%
18 Medan Sunggal 5 5%
19 Medan Tembung 6 6%
20 Medan Timur 5 5%
21 Medan Tuntungan 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan data

 
 
Universitas Sumatera Utara
63
 

Berikut disajikan ringkasan penyebaran data kuesioner responden online

pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Responden Online


No Online Jumlah Responden Persentase
1 Medan Amplas 6 6%
2 Medan Area 5 5%
3 Medan Barat 3 3%
4 Medan Baru 2 2%
5 Medan Belawan 4 4%
6 Medan Deli 8 8%
7 Medan Denai  6 6%
8 Medan Helvetia  7 7%
9 Medan Johor  6 6%
10 Medan Kota  4 4%
11 Medan Labuhan  5 5%
12 Medan Maimun  2 2%
13 Medan Marelan  7 7%
14 Medan Perjuangan  5 5%
15 Medan Petisah  3 3%
16 Medan Polonia  2 2%
17 Medan Selayang  5 5%
18 Medan Sunggal  5 5%
19 Medan Tembung  6 6%
20 Medan Timur  5 5%
21 Medan Tuntungan  4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan data

 
 
Universitas Sumatera Utara
64
 

4.2.1 Kategori Responden Berdasarkan Umur

Berikut di bawah ini adalah grafik responden berdasarkan umur yang dapat

dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1. Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, Katagori

responden berdasarkan umur, didominasi oleh katagori umur 21-30 tahun

sebanyak 90 responden, dan katagori umur responden terbanyak setelahnya ialah

31-40 tahun, sebanyak 84 responden. Sedangkan kategori umur < 20 tahun

merupakan umur yang berkategori paling sedikit yang berjumlah berjumlah 11

responden. Secara pengamatan di lapangan jumlah kategori umur responden yang

memakai kosmetik skincare pada umur 21-30 tahun dikategorikan banyak, karena

secara dewasa banyak wanita umur segitu yang sangat peduli dengan kecantikan

dirinya dan sering merawat diri.

 
 
Universitas Sumatera Utara
65
 

4.2.2 Kategori Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut di bawah ini adalah grafik responden berdasarkan pendidikan yang

dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, kategori

responden berdasarkan pendidikan, didominasi oleh katagori jenjang pendidikan

S1 sebanyak 110 responden, Sedangkan katagori terkecil yaitu jenjang pendidikan

S2 yang hanya berjumlah 14 responden.

4.2.3 Kategori Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berikut di bawah ini adalah grafik responden berdasarkan pekerjaan yang

dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

 
 
Universitas Sumatera Utara
66
 

Gambar 4.3. Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan Gambar 4.3 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, Kategori

responden berdasarkan pekerjaan, paling tinggi didominasi oleh kategori pegawai

swasta sebanyak 50 responden, kemudian PNS sebanyak 49 responden.

Sedangkan kategori terkecil yaitu Wiraswasta dan IRT yang hanya berjumlah 31

responden.

4.2.4 Kategori Responden Berdasarkan Pendapatan

Berikut di bawah ini adalah grafik responden berdasarkan pendidikan yang

dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:

 
 
Universitas Sumatera Utara
67
 

Gambar 4.4. Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, kategori

responden berdasarkan pendapatan, paling tinggi didominasi oleh kategori 1 juta –

3 juta/bulan sebanyak 101 responden, Sedangkan kategori terkecil yaitu

pendapatan > 7 juta/bulan. Tingginya kategori pendapatan 1 juta – 3 juta/bulan

dikarenakan rata-rata pekerjaan responden yang paling banyak pada penelitian ini

ialah pegawai swasta dan juga PNS.

4.3 Perspektif Keputusan Pembelian Offline

4.3.1 Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak

ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual (situasi konsumen saat ini) dan

keadaan yang diinginkan (situasi yang konsumen inginkan). Ketika

ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu maka kebutuhan ini

dapat dikenali (Engel et al. 1994).

 
 
Universitas Sumatera Utara
68
 

Konsumen yang berbelanja produk skincare didasari atas persepsi bahwa

konsumen bisa mendapatkan value lebih dengan membeli produk tersebut pusat

pembelanjaan offline. Value tersebut dapat berupa spesifikasi produk yang

menjanjikan, harga yang memuaskan, kemudahan pembelian atas dasar

kestrategisan lokasi maupun promosi menarik, hal tersebut merupakan alasan

utama serta harapan konsumen dalam membeli produk skincare. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil penelitian di mana meskipun hasilnya variatif namun

tersedianya merek yang digunakan dan harga yang lebih murah secara dominan

merupakan alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara offline

dengan persentase sebesar 44%. Secara keseluruhan mengenai alasan utama

konsumen dalam membeli produk skincare secara offline dapat dilihat pada Tabel

4.3:

4.3 Alasan Utama Pembelian Skincare


Alasan Utama Frequency Persentase
Harga Lebih Murah
Dari Yang Lain 24 24%
Produk Cocok Untuk
22 22%
Kulit
Tersedia Merek Yang
Digunakan 44 44%
Terdapat Promosi 6 6%
Mudah ditemui 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Selain tersedianya merek yang digunakan, ternyata pertimbangan lain yang

cukup besar dipikirkan oleh seorang konsumen dalam membeli produk skincare

secara offline adalah irit dan harga murah yang mempunyai persentase 38%. Hal

ini menunjukkan bahwa skincare secara offline menjual skincare dengan harga

 
 
Universitas Sumatera Utara
69
 

yang relatif mahal, sehingga konsumen yang hendak membeli produk skincare

tersebut harus mengeluarkan lebih banyak uang dalam membeli skincare tersebut.

Selain itu harapan lain konsumen setelah harga yang murah ialah, dapat

memutihkan kulit yang artinya bahwa harapan konsumen sangat besar pada

manfaat dari skincare dalam memutihkan dan menjaga kulit. Dapat memutihkan

kulit memiliki persentase sebesar 35%. Harapan lain yang banyak dipilih adalah

mudahnya melakukan pembelian kembali dengan persentase sebesar 25%, dan

hanya sedikit konsumen yang memilih flash sale dengan persentase sebesar 2%.

Dua harapan tertinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, menekankan

bahwa produk skincare yang dicari konsumen harus memiliki nilai ekonomi yang

baik dan juga kualitas produk yang baik dalam hal memutihkan dan menjaga kulit

yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Harapan Konsumen


Harapan Konsumen Frequency Persentase
Irit Harga Murah 38 38%
Dapat Memutihkan 35 35%
Ketersediaan Membeli
Kembali 25 25%
Flash Sale 2 2%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.3.2 Pencarian Informasi

Setelah melakukan pengenalan kebutuhan, tahap selanjutnya yang akan

dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian

terhadap suatu produk skincare adalah melakukan pencarian informasi. Pada

proses ini akan dijelaskan darimana konsumen produk skincare mendapatkan

 
 
Universitas Sumatera Utara
70
 

informasi tentang produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.5,

diketahui bahwa referensi dari teman memiliki bobot tertinggi yaitu 66%,

sedangkan mengetahui informasi secara media konvensional dan dari saudara

bobot yang sama dengan persentase masing-masing sebesar 17%. Sumber

informasi dengan metode mouth of mouth yang melalui teman merupakan sarana

informasi yang sangat efektif pada produk skincare, dikarenakan konsumen yang

ingin membeli skincare secara offline harus menerima testimoni yang terpercaya

terutama dari teman-teman mereka yang dapat di lihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Sumber Informasi


Sumber Informasi Frequency Persentase
Teman 66 66%
Saudara 17 17%
Media Konvensional 17 17%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pencarian informasi pada Tabel 4.5, ada beberapa hal

penting yang menjadi fokus perhatian responden. Dari sumber-sumber informasi

tersebut diketahui bahwa hal yang menjadi perhatian utama responden adalah

harga yang ditawarkan dengan persentase sebesar 38%. Harga produk dianggap

penting oleh responden karena harga sebuah produk dapat menekan anggaran

belanja seorang konsumen sehingga menjadi lebih hemat dalam berbelanja. Selain

itu harga yang ditetapkan kepada suatu produk selain menunjukkan nilai

keekonomisannya juga mencerminkan kualitas dari produk tersebut.

Persepsi konsumen akan buruk jika melihat perbandingan harga produk

yang serupa terlampau jauh bedanya dengan harga yang ditetapkan oleh produk

kompetitor, sehingga fokus perhatian utama konsumen pada skincare ini lebih

 
 
Universitas Sumatera Utara
71
 

tertuju kepada harga produk. Akan tetapi tidak hanya harga produk yang menjadi

fokus utama responden, jenis/varian produk pun tidak luput dari fokus perhatian

mereka. Informasi tentang jenis/varian produk skincare dipilih oleh sebanyak 26

%. Jenis/varian yang dimaksud adalah varian ukuran yang ditawarkan terhadap

produk konsumen pada saat melakukan pembelian di pusat pembelanjaan offline.

Untuk produk skincare yang memberikan kebebasan konsumen untuk memilih

jenis skincare yang disukai dan yang diminati oleh konsumen. Sedangkan untuk

promosi yang ditawarkan juga menjadi hal yang dicari oleh konsumen yang

mempunyai persentase sebesar 21%, promosi-promosi seperti mendapatkan 1

produk skincare setelah membeli lebih dari 3 produk merupakan hal yang

memikat konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Fokus Perhatian


Fokus Perhatian Frequency Persentase
Harga 38 38%
Merek 11 11%
Jenis Varians Produk 4 4%
Ketersediaan Produk 26 26%
Promosi Yang
21 21%
Ditawarkan
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.3.3 Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan

dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini

konsumen menetapkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan keinginannya.

Kriteria evaluasi merupakan proses di mana konsumen mengevaluasi pilihan yang

sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga

 
 
Universitas Sumatera Utara
72
 

mendapatkan alternatif yang dipilih sebagai solusi untuk memecahkan

masalahnya (Engel et al. 1994). Faktor yang menjadi pertimbangan konsumen

dalam membeli skincare secara offline dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Fokus Pertimbangan


Fokus Pertimbangan Frequency Persentase
Kualitas 30 30%
Harga 14 14%
Distribusi/Lokasi 23 23%
Promosi 4 4%
Merek 29 29%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.7, faktor utama yang menjadi pertimbangan responden

dalam menentukan pembelian produk skincare secara offline adalah faktor merek

dengan persentase sebesar 29%. Pemilihan merek sebagai faktor utama dalam

pertimbangan pembelian dapat didasari oleh pengaruh dari merek sebuah

skincare. Selain itu lokasi sebagai faktor kedua dari penelitian ini memiliki

persentase 23%, yang menunjukkan bahwa lokasi menjadi faktor ke dua yang

tidak kalah penting dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen saat hendak

membeli produk skincare tersebut.

4.3.4 Pembelian

Pembelian merupakan tahap keempat pada proses keputusan pembelian

konsumen. Tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir di dalam model

perilaku konsumen (Engel et al. 1994). Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel

4.8 menunjukkan cara responden memutuskan pembelian produk skincare secara

offline yang dapat di lihat sebagi berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
73
 

Tabel 4.8 Cara Memutuskan Pembelian


Cara Memutuskan
Frequency Persentase
Pembelian
Terencana 94 94%
Tidak Terencana 6 6%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Sebagian besar responden melakukan pembelian produk skincare secara

terencana. Pembelian secara terencana ini dilakukan oleh 94% responden atau

setara dengan 94 orang konsumen. Konsumen umumnya melakukan pembelian

sekurang-kurangnya 1 produk skincare dalam sekali kegiatan belanja secara

offline. Pembelian yang tidak terencana atau tergantung situasi dilakukan oleh 6 %

responden atau setara dengan 6 orang konsumen. Pembelian yang tergantung

situasi dilakukan oleh konsumen saat mereka melewati pusat-pusat perbelanjaan

offline dan kemudian timbul keinginan untuk melakukan pembelian secara

spontan. Pembelian yang tergantung situasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

Produk skincare keluaran terbaru dapat mempengaruhi konsumen secara

psikologis untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga yang menarik

pun menjadi faktor lainnya yang dapat mendorong konsumen melakukan

pembelian. Diatas faktor yang sudah disebutkan, pada umunya konsumen akan

mudah tertarik dengan promosi yang diberikan terhadap produk. Promosi yang

menarik seperti penerapan strategi promosi extra value terhadap produk seperti

buy one get one dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.

Promosi potongan harga pun diyakini menjadi faktor lain yang tidak kalah penting

 
 
Universitas Sumatera Utara
74
 

dalam mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Karena dengan adanya

potongan harga pada produk, konsumen akan lebih hemat dalam berbelanja.

Dengan demikian keberadaan promosi-promosi tersebut akan semakin mendorong

konsumen dalam melakukan pembelian produk skincare secara offline. Konsumen

terkadang juga dihadapkan oleh masalah ketersediaan produk yang habis.

Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian merupakan

konsumen yang loyal terhadap produk skincare. Akan tetapi apabila dihadapkan

dengan situasi yang dilematis seperti keberadaan stok produk yang biasa mereka

beli habis atau tidak tersedia di pusat perbelanjaan offline berdasarkan Tabel 4.9

sebesar 65% responden atau hampir memilih untuk mencari alternatif pengganti

untuk produk tersebut ke toko online, daripada harus mencari ke gerai pusat

perbelanjaan offline lainya di kota Medan. Hal pencarian produk alternatif

pengganti ini terjadi karena adanya situasi mendesak yang memaksa konsumen

untuk segera melakukan pembelian guna memenuhi kebutuhannya yang dapat

dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Tindakan Responden Saat Produknya Tidak ada


Tindakan Frequency Persentase
Mencari Ke Toko Online 65 65%
Mencari Merek Alternatif
35 35%
Ke Toko Offline Lainnya
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Keputusan pembelian produk skincare secara offline tidak akan luput dari

adanya intervensi orang lain yang akan mempengaruhi orang tersebut untuk

melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu. Hasil penelitian pada Tabel

 
 
Universitas Sumatera Utara
75
 

4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian produk

skincare secara offline atas inisiatif sendiri yaitu sebesar 84 % responden yang

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.10 Pihak Yang Mempengaruhi


Pihak Frequency Persentase
Inisiatif Sendiri 84 84%
Teman 4 4%
Iklan 8 8%
Saudara/Keluarga 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.3.5 Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berhenti begitu penjualan terjadi, karena pembeli akan

melakukan evaluasi setelah melakukan pembelian suatu produk sama seperti pada

saat mereka sebelum melakukan pembelian. Penyesalan atau keraguan yang

dirasakan oleh konsumen sesudah melakukan pembelian akan berdampak pada

puas atau tidaknya konsumen terhadap produk yang mereka beli. Keyakinan dan

sikap yang terbentuk pada tahap ini juga akan langsung mempengaruhi niat

pembelian di masa datang, komunikasi lisan, dan perilaku keluhan (Engel et al

1994). Tabel 4.11 menunjukkan puas tidaknya konsumen setelah menggunakan

produk skincare yang mereka beli secara offline. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dengan produk skincare

yang selama ini mereka gunakan.

Kepuasan responden tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti

yang terdapat pada hasil penilaian evaluasi alternatif oleh responden pada Tabel

4.7. Beberapa penilaian utama yang dapat membangun tingkat kepuasan

 
 
Universitas Sumatera Utara
76
 

responden diantaranya adalah harga produk yang ekonomis dan lokasi yang dekat

atau terjangkau sehingga konsumen memperoleh kemudahan untuk melakukan

pembelian produk. Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian pada Tabel 4.3

yang menjelaskan alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara

offline. Di mana diperoleh hasil bahwa sebagian besar konsumen menjadikan

tersedianya merek yang digunakan sebagai alasan utama konsumen dalam

melakukan pembelian produk tersebut. Berdasarkan tigkat kepuasan konsumen

dapat di lihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Tingkat Kepuasan


Tingkat Kepuasan Frequency Persentase
Ya 96 96%
Tidak 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Konsumen yang puas sudah pasti mereka akan loyal. Kepuasan konsumen

tersebut akan mempengaruhi perilaku pembelian ulang terhadap produk skin

care.. Berdasarkan Tabel 4.12 hampir seluruh responden menyatakan bersedia

untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk skincare secara offline dengan

persentase sebesar 96%. Bersedianya responden untuk melakukan pembelian

ulang dikarenakan konsumen merasa puas terhadap produk tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa produk skincare yang dibeli secara offline memiliki

spesifikasi yang dapat memenuhi harapan konsumen. Presentase konsumen ingin

melalukan pembelian ulang sebagai mana di tampilkan pada Tabel 4.12 berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
77
 

Tabel 4.12 Melakukan Pembelian Selanjutnya


Pembelian
Persentase
Selanjutnya Frequency
Ya 96 96%
Tidak 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Selain melakukan pembelian ulang, konsumen yang merasa puas dengan

produk skincare yang dikonsumsinya pun akan melakukan rekomendasi kepada

orang lain atau yang lebih dikenal dengan istilah WOM (word of mouth). Hal

tersebut sejalan dengan pemikiran Dye (2000) yang menyatakan bahwa

“kehidupan sehari-hari, seseorang cenderung senang untuk membagi

pengalamannya tentang sesuatu” (Godin dan Seth 2000). Berdasarkan hasil

penelitian, sebagian besar responden bersedia merekomendasikan produk skincare

yang dipakainya kepada orang lain dengan persentase sebesar 93%. Dan beberapa

responden menolak merekomendasikan produk kepada orang lain karena faktor

tertentu sebesar 7 % yang di tampilkan pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Rekomendasi Produk Kepada Orang


Lain
Rekomendasi Produk Frequency Persentase
Ya 93 93%
Tidak 7 7%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.4 Perspektif Keputusan Pembelian Online

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Sama seperti pembelian skin care secara offline, konsumen yang berbelanja

produk skincare secara online juga mempunyai persepsi bahwa konsumen bisa

 
 
Universitas Sumatera Utara
78
 

mendapatkan value lebih dengan membeli produk tersebut secara online. Value

tersebut ialah, harga yang memuaskan, kemudahan pembelian, maupun promosi

menarik, hal tersebut merupakan alasan utama serta harapan konsumen dalam

membeli produk skincare. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian di mana

meskipun hasilnya variatif namun tersedianya merek yang biasa digunakan secara

dominan merupakan alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare

secara online dengan persentase sebesar 59%. Secara keseluruhan mengenai

alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara online dapat

dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Alasan Utama Pembelian Skincare


Alasan Utama Frequency Persentase
Harga Lebih 13 13%
Murah Dari
Yang Lain
Produk Cocok 10 10%
Untuk Kulit
Tersedia Merek 59 59%
Yang
Digunakan
Terdapat 8 8%
Promosi
Mudah ditemui 10 10%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Selain tersedianya merek yang digunakan, ternyata pertimbangan lain yang

cukup besar dipikirkan oleh seorang konsumen dalam membeli produk skincare

secara online adalah irit dan harga murah yang mempunyai persentase 13%. Hal

ini menunjukkan bahwa skincare yang dibeli secara online diminati karena

harganya yang murah.

 
 
Universitas Sumatera Utara
79
 

Harapan konsumen yang banyak dipilih adalah dapat memutihkan dan

menjaga kulit menjadi lebih putih dan lebih berseri dengan persentase sebesar

46%, dan konsumen juga memiliki harapan pada produk skincare yang memiliki

harga yang irit dan juga ketersediaan produk yang memadai, dengan persentase

yang sama sebesar 21%. Dua harapan tertinggi seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 4.15, menekankan bahwa produk skincare yang dicari konsumen harus

memiliki kualitas produk yang baik dalam hal memutihkan dan menjaga kulit,

serta harga dan ketersediaan produk yang memadai sebagai mana di tampilkan

pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Harapan Konsumen


Harapan
Frequency Persentase
Konsumen
Irit Harga 21 21%
Murah
Dapat 46 46%
Memutihkan
Ketersediaan 24 24%
Membeli
Kembali
Flash Sale 9 9%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.4.2 Pencarian Informasi

Setelah melakukan pengenalan kebutuhan, tahap selanjutnya yang akan

dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian

terhadap suatu produk skincare adalah melakukan pencarian informasi. Pada

proses ini akan dijelaskan darimana konsumen produk skincare mendapatkan

informasi tentang produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.16,

diketahui bahwa referensi dari teman memiliki bobot tertinggi yaitu 43%,

 
 
Universitas Sumatera Utara
80
 

sedangkan mengetahui informasi media internet memiliki persentase sebesar 33%.

Sumber informasi dengan media internet seperti Instagram, Fecebook dan lain-

lainya dinilai cukup efektif pada produk skincare, yang dibeli secara online

sebagai mana di tampilkan pada Tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Sumber Informasi


Sumber
Frequency Persentase
Informasi
Teman 43 43%
Saudara 24 24%
Media Internet 33 33%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan hasil pencarian informasi pada Tabel 4.16, ada beberapa hal

penting yang menjadi fokus perhatian responden. Dari sumber-sumber informasi

tersebut diketahui bahwa hal yang menjadi perhatian utama responden adalah

merek produk tersebut dengan persentase sebesar 62%. Merek dianggap penting

bagi konsumen karena secara pemakaian skincare yang memiliki citra merek yang

tinggi dan mahal akan membuat status sosial konsumen menjadi meningkat. Tidak

hanya merek dari skincare yang menjadi fokus utama responden, banyaknya

promosi yang ditawarkan juga menjadi fokus dari perhatian mereka. Informasi

tentang promosi pada produk skincare dipilih oleh sebanyak 16% yang dapat

dilihat pada Tabel 4.17 berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
81
 

Tabel 4.17 Fokus Perhatian


Fokus
Perhatian Frequency Persentase
Harga 11 11%
Merek 62 62%
Jenis Varians 2
2%
Produk
Ketersediaan 9
9%
Produk
Promosi Yang 16
16%
Ditawarkan
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.4.3 Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan

dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini

konsumen menetapkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan keinginannya.

Kriteria evaluasi merupakan proses di mana konsumen mengevaluasi pilihan yang

sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga

mendapatkan alternatif yang dipilih sebagai solusi untuk memecahkan

masalahnya (Engel et al. 1994). Faktor yang menjadi pertimbangan konsumen

dalam membeli skincare secara online dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18 Fokus Pertimbangan


Fokus
Pertimbangan Frequency Persentase
Kualitas 2 2%
Harga 18 18%
Distribusi/Lokasi 19 19%
Promosi 23 23%
Merek 38 38%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

 
 
Universitas Sumatera Utara
82
 

Berdasarkan Tabel 4.18, faktor utama yang menjadi pertimbangan

responden dalam menentukan pembelian produk skincare secara online adalah

faktor merek dengan persentase sebesar 38%. Pemilihan merek sebagai faktor

utama dalam pertimbangan pembelian dapat didasari oleh pengaruh dari merek

sebuah skincare. Selain itu promosi sebagai faktor kedua dari penelitian ini

memiliki persentase 23%, yang menunjukkan bahwa promosi menjadi faktor

yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen saat

hendak membeli produk skin care tersebut secara online.

4.4.4 Pembelian

Pembelian merupakan tahap keempat pada proses keputusan pembelian

konsumen. Tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir di dalam model

perilaku konsumen (Engel et al. 1994). Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel

4.19 menunjukkan cara responden memutuskan pembelian produk skincare secara

online sebagai mana berikut:

Tabel 4.19 Cara Memutuskan Pembelian


Cara
Memutuskan
Pembelian Frequency Persentase
Terencana 84 94%
Tidak 16
Terencana 6%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Sebagian besar responden melakukan pembelian produk skincare secara

terencana. Pembelian secara terencana ini dilakukan oleh 94% responden atau

setara dengan 94 orang konsumen. Pembelian yang tidak terencana atau

 
 
Universitas Sumatera Utara
83
 

tergantung situasi dilakukan oleh 6% responden atau setara dengan 16 orang

konsumen. Pembelian yang tergantung situasi terjadi dikarenakan faktor promosi

yang ditemui diberbagai media internet dan kemudian timbul keinginan untuk

melakukan pembelian secara spontan.

Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian merupakan

konsumen yang loyal terhadap produk skincare. Akan tetapi apabila dihadapkan

dengan situasi yang dilematis seperti keberadaan stok produk yang biasa mereka

beli disuatu e-comerce tertentu habis atau tidak tersedia. berdasarkan Tabel 4.20

sebesar 84% responden atau hampir memilih untuk mencari alternatif pengganti

untuk produk tersebut ke marketplace online lainya, dari pada harus mencari ke

gerai pusat perbelanjaan offline di kota Medan. Hal pencarian produk alternatif

pengganti ini terjadi karena adanya situasi mendesak yang memaksa konsumen

untuk segera melakukan pembelian guna memenuhi kebutuhan kosmetiknya.

Tindakan responden jika produk kosmetik yang biasa di gunakan tidak ada dapat

di lihat pada Tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20 Tindakan Responden Saat Produknya Tidak ada


Tindakan Frequency Persentase
Mencari Ke Marketpalce Online Lainya 84 84%

Mencari Merek Alternatif Ke Toko Offline 16 16%


Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Keputusan pembelian produk skincare secara online selalu dipengaruhi oleh

intervensi orang lain untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu.

Hasil penelitian pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

 
 
Universitas Sumatera Utara
84
 

melakukan pembelian produk skincare secara online atas pengaruh teman yaitu

sebesar 45% sebagai mana dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:

Tabel 4.21 Pihak Yang Mempengaruhi


Pihak Frequency Persentase
Inisiatif Sendiri 36 36%
Teman 45 45%
Iklan 10 10%
Saudara/Keluarga 9 9%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.4.5 Pasca Pembelian

Tabel 4.22 menunjukkan puas tidaknya konsumen setelah menggunakan

produk skincare yang mereka beli secara online. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dengan produk skincare

yang selama ini mereka gunakan. Kepuasan responden tersebut bisa disebabkan

oleh beberapa faktor seperti yang terdapat pada hasil penilaian evaluasi alternatif

oleh responden pada Tabel 4.18. Beberapa penilaian utama yang dapat

membangun tingkat kepuasan responden diantaranya adalah harga produk yang

ekonomis dan lokasi yang dekat atau terjangkau sehingga konsumen memperoleh

kemudahan untuk melakukan pembelian produk. Hal ini pun sejalan dengan hasil

penelitian pada Tabel 4.14 yang menjelaskan alasan utama konsumen dalam

membeli produk skincare secara online. Di mana diperoleh hasil bahwa sebagian

besar konsumen menjadikan tersedianya merek yang digunakan sebagai alasan

utama konsumen dalam melakukan pembelian produk tersebut. Pada Tabel 4.22

tingkat kepuasan konsumen setelah membeli produ skincare di toko online

sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
85
 

Tabel 4.22 Tingkat Kepuasan


Tingkat
Frequency Persentase
Kepuasan
Ya 98 98%
Tidak 2 2%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Konsumen yang puas sudah pasti mereka akan loyal. Kepuasan konsumen

tersebut akan mempengaruhi perilaku pembelian ulang terhadap produk skincare.

Berdasarkan Tabel 4.23 hampir seluruh responden menyatakan bersedia untuk

melakukan pembelian ulang terhadap produk skincare secara online dengan

persentase sebesar 95%. Bersedianya responden untuk melakukan pembelian

ulang dikarenakan konsumen merasa puas terhadap produk tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa produk skincare yang dibeli secara online memiliki

spesifikasi yang dapat memenuhi harapan konsumen sebagaimana dapat di lihat

pada Tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23 Melakukan Pembelian Selanjutnya


Pembelian
Frequency Persentase
Selanjutnya
Ya 95 95%
Tidak 5 5%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

Selain melakukan pembelian ulang, konsumen yang merasa puas dengan

produk skincare akan melakukan rekomendasi kepada orang lain atau yang lebih

dikenal. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden bersedia

merekomendasikan produk skincare yang dipakainya kepada orang lain dengan

persentase sebesar 84%. Dan beberapa responden menolak merekomendasikan

 
 
Universitas Sumatera Utara
86
 

produk kepada orang lain karena faktor tertentu sebesar 16 % yang dapat di lihat

pada Tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24 Rekomendasi Produk Kepada Orang


Lain
Rekomendasi
Frequency Persentase
Produk
Ya 84 84%
Tidak 16 16%
Total 100 100%
Sumber : Pengolahan Data

4.5 Uji Distribusi Normal Multivariate

Pada pengujian CFA yang menggunakan metode estimasi parameter

menggunakan Maksimum Likelihood (MLE), sehingga diharuskan bahwa data

memenuhi asumsi normal multivariat, maka akan dilakukan pengujian multivariat

normal terhadap 6 variabel penelitian yaitu, Merek (Mrk), Harga (Hrg), Kualitas

Produk (Kprd), Promosi (Prm), Dsitribusi (Dstr), dan Keputusan Pembelian

(Kpem) dengan hipotesis sebagai berikut.

H 0 : Data berdistribusi normal multivariat

H 1 : Data tidak berdistribusi normal multivariat

Berdasarkan pengujian normalitas data multivariate yang diuji menggunakan

bantuan sofware Lisrel, dengan indikator normalitas multivariate bahwa P-Value

Swekness &Kurtosis >0,05, didapatkan hasil pengujian bahwa nilai P-Value

Swekness &Kurtosis pada penelitian ini ialah 0,095, yang berarti bahwa data

berdistribusi normal multivariate dan H0 diterima yang dapat dilihat pada Gambar

4.5 berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
87
 

Gambar 4.5 Uji Normalitas Multivariat

4.6 Confirmatory Factor Analysis

Dari data pengujian normalitas multivariate diketahui bahwa data telah

memenuhi asumsi distribusi normal multivariat, maka analisis dilanjutkan dengan

metode CFA, analisis dimulai dari tahap first order, untuk mendapatkan nilai

kelayakan model dari masing-masing variabel teramati, kemudian dilanjutkan

dengan analisis validitas dan reabilitas pada setiap variabel untuk mengetahui

masing-masing variabel indikator dalam menyusun variabel latennya.

4.6.1. Analisis First Order CFA pada Variabel Merek

Pada pengujian model first order pada variabel merek, dilakukan

pengujian model dengan memenuhi kriteria sehingga didapatkan hasil optimum

model dengan indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta valid

dan reliabel. Hasil pemodelan CFA first order pada merek digambarkan pada

Gambar 4.6 sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
88
 

Gambar 4.6. first order pada Merek (Standardized solution)

Gambar 4.6 adalah path diagram First Order CFA merek, yang

menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat

Variabel Mrk1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Mrk1 memiliki pengaruh

terbesar terhadap variabel laten merek. langkah selanjutnya setelah mendapatkan

model path diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi model.

Identifikasi model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index,

yang dinilai dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada

Tabel 4.35 sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
89
 

Tabel 4.25. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI)


Variabel Merek
Nilai Standar
Indikator Keterangan Untuk Hasil
Kesimpulan
GOFI Indikato GOFI Kecocokan Hitung
Baik
Root Mean Square
Kecocokan
RMSEA Error Of < 0.08 0,042
Baik
Approximation
Kecocokan
NFI Normed Fit Index > 0.90 0,98
Baik
Non-Normed Fit Kecocokan
NNFI > 0.90 0,99
Index Baik
Comparative Fit Kecocokan
CFI > 0.90 1,00
Index Baik
Incremental Fit Kecocokan
IFI > 0.90 1,00
Index Baik
Relative Fit Kecocokan
RFI > 0.90 0,97
Index Baik

Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,02
RMR Baik
Residuan

Goodness Of Fit Kecocokan


GFI > 0.90 0,97
Index Baik
Adjusted
Kecocokan
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0,95
Baik
Index
Sumber : Pengolahan data
Dilihat dari Tabel 4.25, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

hipotesis nilai construct reliability (CR) >0,8, maka dinyatakan termasuk good

reliability dan nilai extracted (AVE) >0,5 menunjukkan adequate convergence.

 
 
Universitas Sumatera Utara
90
 

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reliabilitas variabel merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 sebagai berikut:

Tabel 4.26. Validitas dan Reliabilitas Variabel Merek


CR> VE>
Variabel SLF > 0,5 Error 0.7 0,5 Kesimpulan
Mrk1 0,78 0,39 Validitas Baik
Mrk2 0,77 0,41 Validitas Baik
Mrk3 0,63 0,61 Validitas Baik
Mrk4 0,72 0,49 Validitas Baik
Mrk5 0,72 0,48 Validitas Baik
Mrk6 0,69 0,52 Validitas Baik
Mrk7 0,68 0,54 Validitas Baik
Mrk 0,87 0,51 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted

Tabel 4.26, menunjukkan bahwa semua variabel Mrk1-Mrk7 memiliki

validitas yang baik dan juga dari hasil perhitungan, SLF, dan Error, dinyatakan

bahwa variabel laten merek menunjukkan good reliability dan adequate

convergence.

4.6.2. Analisis First Order CFA pada Variabel Harga

Pada pengujian model first order pada variabel harga, dilakukan pengujian

model harga, dan didapatkan hasil optimum model dengan indikator yang telah

memenuhi kriteria goodness of fits serta valid dan reliabel. Hasil pemodelan CFA

first order pada harga digambarkan pada Gambar 4.7 sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
91
 

Gambar 4.7. first order pada Harga (Standardized solution)

Gambar 4.7 adalah path diagram First Order CFA harga, yang

menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat

variabel Hrg3 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Hrg2. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel Hrg3, memiliki pengaruh terbesar terhadap

variabel laten harga. langkah selanjutnya setelah mendapatkan model path

diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi model. Identifikasi

model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai

dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.27

sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
92
 

Tabel 4.27. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI)


Variabel Harga
Nilai Standar
Indikator Keterangan Untuk Hasil
Kesimpulan
GOFI Indikator GOFI Kecocokan Hitung
Baik

Root Mean Square


Kecocokan
RMSEA Error Of < 0.08 0,00
Baik
Approximation

Kecocokan
NFI Normed Fit Index > 0.90 1,00
Baik
Non-Normed Fit Kecocokan
NNFI > 0.90 1,01
Index Baik
Comparative Fit Kecocokan
CFI > 0.90 1,00
Index Baik
Incremental Fit Kecocokan
IFI > 0.90 1,01
Index Baik
Relative Fit Kecocokan
RFI > 0.90 1,00
Index Baik

Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,011
RMR Baik
Residuan

Goodness Of Fit Kecocokan


GFI > 0.90 1,00
Index Baik

Adjusted
Kecocokan
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0,99
Baik
Index

Sumber : Pengolahan data

Dilihat dari Tabel 4.27, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

hipotesis nilai construct reliability (CR) >0,8, maka dinyatakan termasuk good

 
 
Universitas Sumatera Utara
93
 

reliability dan nilai extracted (AVE) >0,5 menunjukkan adequate convergence.

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reabilitas variabel merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.28, sebagai berikut:

Tabel 4.28. Validitas dan Reliabilitas Variabel Harga


CR> VE>
Variabel SLF > 0,5 Error 0.7 0,5 Kesimpulan
Hrg1 0,78 0,39 Validitas Baik
Hrg2 0,42 0,83 Tidak Valid
Hrg3 0,80 0,36 Validitas Baik
Hrg4 0,75 0,44 Validitas Baik
Hrg5 0,78 0,40 Validitas Baik
Hrg6 0,77 0,41 Validitas Baik
Hrg7 0,61 0,62 Validitas Baik
Mrk 0,87 0,507 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted

Tabel 4.28, menunjukkan bahwa semua variabel Hrg1, Hrg3, Hrg4, Hrg5,

Hrg6, Hrg7 memiliki validitas yang baik, tetapi Mrk2 menunjukan nilai tidak

valid dari variabel tersebut, maka oleh itu variabel Hrg2 harus dikeluarkan dari

variabel harga. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF, dan Error, dinyatakan bahwa

variabel laten merek menunjukkan good reliability dan adequate convergence.

4.6.3. Analisis First Order CFA pada Variabel Kualitas Produk

Pada pengujian model first order pada variabel kualitas produk. Setelah

dilakukan pengujian model pada kualitas produk, dan didapatkan hasil

optimum model dengan indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of

fits serta valid dan reliabel. Hasil pemodelan CFA first order pada kualitas

produk digambarkan pada Gambar 4.8 sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
94
 

Gambar 4.8. first order pada Kualitas Produk (Standardized solution)

Gambar 4.8 adalah path diagram First Order CFA kualitas produk, yang

menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat

variabel Kprd2 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Kprd4.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kprd2, memiliki pengaruh terbesar terhadap

variabel laten harga. langkah selanjutnya setelah mendapatkan model path

diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi model. Identifikasi

model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai

dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.29

sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
95
 

Tabel 4.29. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) Variabel Kualitas


produk
Nilai
Standar
Indikator Keterangan Hasil
Untuk Kesimpulan
GOFI Indikator GOFI Hitung
Kecocokan
Baik

Root Mean Square


Kecocokan
RMSEA Error Of < 0.08 0,00
Baik
Approximation

Kecocokan
NFI Normed Fit Index > 0.90 0,99
Baik
Non-Normed Fit Kecocokan
NNFI > 0.90 1,01
Index Baik
Comparative Fit Kecocokan
CFI > 0.90 1,00
Index Baik
Incremental Fit Kecocokan
IFI > 0.90 1,01
Index Baik
Relative Fit Kecocokan
RFI > 0.90 0,99
Index Baik

Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,01
RMR Baik
Residuan

Goodness Of Fit Kecocokan


GFI > 0.90 0,99
Index Baik
Adjusted
Kecocokan
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0,98
Baik
Index
Sumber : Pengolahan data

Dilihat dari Tabel 4.29, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good

 
 
Universitas Sumatera Utara
96
 

reliability dan nilai extracted (AVE) >0,5 menunjukkan adequate convergence.

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reliabilitas variabel kualitas produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.30, sebagai

berikut:

Tabel 4.30. Validitas dan Reliabilitas Variabel Kualitas


Produk
CR> VE>
Variabel SLF > 0,5 Error 0.7 0,5 Kesimpulan
Kprd1 0,74 0,46 Validitas Baik
Kprd2 0,80 0,36 Validitas Baik
Kprd3 0,69 0,52 Validitas Baik
Kprd4 0,68 0,53 Validitas Baik
Kprd5 0,70 0,51 Validitas Baik
Kprd6 0,72 0,49 Validitas Baik
Kprd7 0,70 0,52 Validitas Baik
Kprd 0,88 0,516 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted

Tabel 4.30, menunjukkan bahwa semua variabel Kprd1 – Kprd7 memiliki

validitas yang baik dan juga reabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,

dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten kualitas produk menunjukkan good

reliability dan adequate convergence.

4.6.4. Analisis First Order CFA pada Variabel Promosi

Pada pengujian model first order pada variabel promsi. Setelah dilakukan

pengujian model pada promosi, dan didapatkan hasil optimum model dengan

indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta pengujian validitas

 
 
Universitas Sumatera Utara
97
 

dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order pada promosi digambarkan pada

Gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9. first order pada Promosi (Standardized solution)

Gambar 4.9 adalah path diagram First Order CFA promosi, yang

menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat

variabel Prm7 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Prm2 dan

Prm4. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Prm7, memiliki pengaruh terbesar

terhadap variabel laten promosi. Langkah selanjutnya setelah mendapatkan model

path diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi model. Identifikasi

model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai

 
 
Universitas Sumatera Utara
98
 

dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.31

sebagai berikut:

Tabel 4.31. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) Variabel Promosi


Nilai
Standar
Keterangan
Indikator GOFI Untuk Hasil Hitung Kesimpulan
Indikator GOFI
Kecocokan
Baik

Root Mean Square


RMSEA Error Of < 0.08 0,02 Kecocokan Baik
Approximation

NFI Normed Fit Index > 0.90 0.99 Kecocokan Baik


Non-Normed Fit
NNFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Comparative Fit
CFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Incremental Fit
IFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Relative Fit
RFI > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index

Standardized Root
Std.
Mean Square < 0.05 0.028 Kecocokan Baik
RMR
Residuan

Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.96 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data

Dilihat dari Tabel 4.31, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

 
 
Universitas Sumatera Utara
99
 

hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good

reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reabilitas variabel promosi yang dapat dilihat pada Tabel 4.32, sebagai berikut:

Tabel 4.32. Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi


CR> VE>
Variabel SLF > 0,5 Error 0.7 0,5 Kesimpulan
Prm1 0,71 0,49 Validitas Baik
Prm2 0,65 0,57 Validitas Baik
Prm3 0,69 0,52 Validitas Baik
Prm4 0,65 0,58 Validitas Baik
Prm5 0,71 0,49 Validitas Baik
Prm6 0,76 0,42 Validitas Baik
Prm7 0,78 0,40 Validitas Baik
Prm 0,87 0,502 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted

Tabel 4.32, menunjukkan bahwa semua variabel Prm1 – Prm7 memiliki

validitas yang baik dan juga reliabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,

dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten promosi menunjukkan good reliability

dan adequate convergence.

4.6.5. Analisis First Order CFA pada Variabel Dsitribusi

Pada pengujian model first order pada variabel distribusi. Setelah dilakukan

pengujian model pada distribusi, dan didapatkan hasil optimum model dengan

indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta pengujian validitas

 
 
Universitas Sumatera Utara
100
 

dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order pada distribusi digambarkan

pada Gambar 4.10 sebagai berikut:

Gambar 4.10. first order pada Distribusi (Standardized solution)

Gambar 4.10 adalah path diagram First Order CFA distribusi, yang

menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat

variabel Dstr1 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Dstr7. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel Dstr1, memiliki pengaruh terbesar terhadap

variabel laten distribusi. langkah selanjutnya setelah mendapatkan model path

diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi model. Identifikasi

model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai

dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.33

sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
101
 

Tabel 4.33. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) Variabel Distribusi


Nilai Standar
Indikator Keterangan Hasil
Untuk Kesimpulan
GOFI Indikator GOFI Hitung
Kecocokan Baik
Root Mean
Square
RMSEA < 0.08 0,00 Kecocokan Baik
Error Of
Approximation
Normed Fit
NFI > 0.90 0.99 Kecocokan Baik
Index
Non-Normed Fit
NNFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Comparative Fit
CFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Incremental Fit
IFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index

Relative Fit
RFI > 0.90 Kecocokan Baik
Index 0,98

Standardized
Std. Root
< 0.05 0.026 Kecocokan Baik
RMR Mean Square
Residuan
Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.96 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data

Dilihat dari Tabel 4.33, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good

reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.

 
 
Universitas Sumatera Utara
102
 

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reliabilitas variabel distribusi yang dapat dilihat pada Tabel 4.34, sebagai berikut;

Tabel 4.34. Validitas dan Reabilitas Variabel Distribusi


SLF > CR> VE>
Variabel 0,5 Error 0.7 0,5 Kesimpulan
Dstr1 0,76 0,42 Validitas Baik
Dstr2 0,74 0,45 Validitas Baik
Dstr3 0,74 0,45 Validitas Baik
Dstr4 0,7 0,51 Validitas Baik
Dstr5 0,71 0,5 Validitas Baik
Dstr6 0,68 0,54 Validitas Baik
Dstr7 0,62 0,62 Validitas Baik
Dstr 0,87 0,501 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted

Tabel 4.34, menunjukkan bahwa semua variabel Dstr1 – Dstr7 memiliki

validitas yang baik dan juga reabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,

dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten distribusi menunjukkan good

reliability dan adequate convergence.

4.6.6. Analisis First Order CFA pada Variabel Keputusan Pembelian

Pada pengujian model first order pada variabel keputusan pembelian.

Setelah dilakukan pengujian model pada keputusan pembelian, dan didapatkan

hasil optimum model dengan indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of

 
 
Universitas Sumatera Utara
103
 

fits serta pengujian validitas dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order

pada keputusan pembelian digambarkan pada Gambar 4.11 sebagai berikut:

Gambar 4.11. first order pada Keputusan Pembelian (Standardized solution)

Gambar 4.11 adalah path diagram First Order CFA keputusan pembelian,

yang menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar

terdapat variabel Kpem7 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel

Kpem1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kpem7, memiliki pengaruh terbesar

terhadap variabel laten keputusan pembelian. langkah selanjutnya setelah

mendapatkan model path diagram, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi

model. Identifikasi model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit

Index, yang dinilai dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa

dilihat pada Tabel 4.35 sebagai berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
104
 

Tabel 4.35. Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) Variabel Keputusan


Pembelian
Nilai Standar
Indikator Keterangan Untuk Hasil
Kesimpulan
GOFI Indikator GOFI Kecocokan Hitung
Baik
Root Mean
Square
RMSEA < 0.08 0,00 Kecocokan Baik
Error Of
Approximation
NFI Normed Fit Index > 0.90 0.99 Kecocokan Baik
Non-Normed Fit
NNFI > 0.90 1.01 Kecocokan Baik
Index
Comparative Fit
CFI > 0.90 1,00 Kecocokan Baik
Index
Incremental Fit
IFI > 0.90 1.01 Kecocokan Baik
Index
Relative Fit
RFI > 0.90 0.99 Kecocokan Baik
Index

Standardized Root
Std.
Mean Square < 0.05 0.019 Kecocokan Baik
RMR
Residuan

Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.99 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data

Dilihat dari Tabel 4.35, bahwa parameter pengukuran GOFI (Goodness Of

Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat

dilanjutkan untuk tahap validitas dan reabilitas, dengan melihat nilai dari

construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan

 
 
Universitas Sumatera Utara
105
 

hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good

reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.

Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan

reliabilitas variabel keputusan pembelian yang dapat dilihat pada Tabel 4.36,

sebagai berikut:

Tabel 4.36. Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian


Variabel SLF > 0,5 Error CR> 0.7 VE> 0,5 Kesimpulan
Kpem1 0,66 0,57 Validitas Baik
Kpem2 0,71 0,5 Validitas Baik
Kpem3 0,69 0,52 Validitas Baik
Kpem4 0,72 0,48 Validitas Baik
Kpem5 0,68 0,53 Validitas Baik
Kpem6 0,74 0,46 Validitas Baik
Kpem7 0,83 0,31 Validitas Baik
Kpem 0,88 0,51 Reabilitas Baik
* SLF = Standardized Loading Factor
*CR = Construct Reability
*VE = Variance Extracted
Tabel 4.36, menunjukkan bahwa semua variabel Kpem1 – Kpem7

memiliki validitas yang baik dan juga reliabilitas baik. Dilihat dari hasil

perhitungan, SLF, dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten keputusan

pembelian menunjukkan good reliability dan adequate convergence.

4.7 Uji Model Struktural (T-Value) Second Order CFA

Setelah dilakukan uji kecocokan validitas dan reliabilitas pada semua

variabel, selanjutnya pada penelitian ini akan menguji model strucktur pada

masing-masing penelitian, yaitu pada keputusan pembelian secara offline dan

online, dengan pengujian hipotesa sebagai berikut:

H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Mrk terhadap Kpem

 
 
Universitas Sumatera Utara
106
 

H2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Hrg terhadap Kpem

H3 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kprd terhadap Kpem

H4 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Prm terhadap Kpem

H5 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Dstr terhadap Kpem

4.7.1 Uji Model Struktural Oflline (Second Order CFA)

Untuk dapat menguji hipotesa model struktur pada jenis pembelian offline,

analisis pengujian hipotesa terhadap 4 variabel laten eksogen yaitu, Mrk Hrg,

Kprd, Prm, dan Dstr terhadap variabel laten endogen Kpem, dapat dilihat pada

Gambar 4.12 sebagai berikut :

 
 
Universitas Sumatera Utara
107
 

Gambar 4.12. Model Struktural Keputusan Pembelian Offline

 
 
Universitas Sumatera Utara
108
 

Dari hasil uji model struktural keputusan pembelian skincare secara offline

menggunakan software Lisrel, didapatkan hasil bahwa hipotesa H1, H2, H3, dan

H5 yang diterima sedangkan untuk hipotesa H4 tidak diterima dikarenakan, pada

nilai statistik-t < 1,96 yang berarti bahwa Variabel Prm (promosi) tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kpem (Keputusan Pembelian), dan

pada variabel Kprd memiliki nilai statistik-t tertinggi mencapai 3,41 yang berarti

bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian dan dapat disimpulkan bahwa kepetusan pembelian secara offline

sangat berpengaruh besar tehadap kualitas produk (Kprd) skincare tersebut.

Kesimpulan pada pengujian model stuktural keputusan pembelian offline dapat

dilihat pada Tabel 4.37 sebagai berikut:

Tabel 4.37. Kesimpulan Uji Hipotesa Model Offline

Koefisien
Hipotesis Path Statistik-t Hasil
Standar

H1 Merek (Mrk) 2,58 0,19 Diterima


H2 Harga (Hrg) 2,22 0,21 Diterima
H3 Kualitas Produk (Kprd) 3,41 0,29 Diterima
H4 Promosi (Prm) 0,74 0,07 Ditolak
H5 Distribusi (Dstr) 2,58 0,22 Diterima

Sumber : Pengolahan Data

4.7.2 Uji Model Struktural Online (Second Frist Order CFA)

Untuk dapat menguji hipotesa model struktural pada keputusan pembelian

skincare secara online, analisis pengujian hipotesa terhadap 5 variabel laten

 
 
Universitas Sumatera Utara
109
 

endogen yaitu, Mrk, Hrg, Kprd, Prm, dan Dstr terhadap variabel laten eksogen

Kpem, dapat dilihat pada Gambar 4.12 sebagai berikut:

Gambar 4.13. Model Struktural Keputusan Pembelian Online

 
 
Universitas Sumatera Utara
110
 

Dari hasil uji model struktural keputusan pembelian skincare secara online

menggunakan software Lisrel, didapatkan hasil bahwa hipotesa H1, dan H4 yang

diterima sedangkan untuk hipotesa H2, H3, dan H5 ditolak dikarenakan pada

model struktural pembelian skincare secara online nilai statsitik-t < 1,96 yang

berarti bahwa Variabel Hrg (harga), Kprd (kualitas produk) dan Dstr (Distribusi)

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kpem (Keputusan

Pembelian), dan pada variabel Mrk dan Prm memiliki nilai statistik-t > 1,96 dan

untuk variabel Mrk mempunyai nilai statistik-t tertinggi yaitu 2,68 yang berarti

bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara merek terhadap

keputusan pembelian skincare secara online. Dapat disimpulkan bahwa kepetusan

pembelian secara online sangat berpengaruh besar tehadap merek skincare

tersebut, dikarenakan merek yang baik dan terkenal sangat menarik perhatian

konsumen yang melakukan pembelin skincare secara online. Kesimpulan pada

pengujian model struktural online dapat dilihat pada Tabel 4.38 sebagai berikut:

Tabel 4.38. Kesimpulan Uji Hipotesa Model Online

Koefisien
Hipotesis Path t-value Hasil
Standar

H1 Merek 2,68 0,33 Diterima

H2 Harga 1,64 0,17 Ditolak

H3 Kualitas Produk -0,60 -0,06 Ditolak

H4 Promosi 2,06 0,18 Diterima

H5 Distribusi -0,53 -0,06 Ditolak


Sumber : Pengolahan Data

 
 
Universitas Sumatera Utara
111
 

4.8 Pembahasan

Setelah dilakukan analisis model pada keputusan pembelian skincare secara

offline dan online, pada penelitian ini akan dilanjutkan dengan pembahasan

pada setiap model, mulai dari pembahasan model struktural offline,

pembahasan model struktural online, dan pembahasan perbandingan

keputusan pembelian skincare secara offline dan online, serta

mendeskripsikan hubungan antar pengaruh variabel tersebut, yaitu hubungan

antar variabel: Merek, harga, kualitas produk, promosi, dan distribusi

terhadap keputusan pembelian. Pembahasan setiap model penelitian

diperlukan untuk dapat menginterpretasikan setiap faktor atau variabel yang

berpengaruh secara rasional dalam keadaan empiris. Pembahasan pada

penelitian ini dimulai dari pembahasan model offline, model online dan

pembahasan perbandingan.

4.8.1 Pembahasan Model Struktur Offline

1. Hubungan Merek terhadap Keputusan pembelian skincare secara

offline.

Dapat dilihat dari statistik-t yang bernilai 2,66 > 1,95 dan nilai

standart koefisien yang bernilai positif 0,19. Yang berarti semakin

tinggi citra suatu merek produk skincare tersebut maka semakin tinggi

Keputusan konsumen tersebut untuk membeli produk cream wajah

tersebut secara offline. Hal ini dapat terjadi karena konsumen

memandang sebuah cream wajah yang mempunyai merek yang

terkenal apabila dipakai, akan menaikan status sosial serta gensi dalam

 
 
Universitas Sumatera Utara
112
 

lingkungannya. manfaat yang dirasakan dalam pembelian skincare

yang bermerek membuat semakin tinggi niat konsumen untuk

berbelanja skincare secara online. Sehingga Merek merupakan variabel

yang dianggap sangat penting bagi konsumen dalam mempengaruhi

keputusan pembelian skincare secara offline.

2. Hubungan Harga terhadap Keputusan pembelian skincare secara

offline.

Dapat dilihat dari nilai statistik-t sebesar 2,22 yang > 1,95 dan

nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,21, yang berarti semakin

terjangkau Harga suatu produk skincare tersebut maka semakin tinggi

niat keputusan konsumen tersebut untuk membeli produk cream wajah

tersebut secara offline. Hal ini dapat terjadi karena rata-rata konsumen

yang melakukan pembelian skincare secara online mempunyai

penghasilan yang tidak tergolong tinggi, maka oleh itu tentu harga

yang terjangkau membuat konsumen menjadi antusias dalam

memutuskan pembelian skincare secara online. Manfaat yang

dirasakan dalam pembelian skincare yang mempunyai harga

terjangkau, membuat semakin tinggi niat konsumen untuk berbelanja

secara offline. Sehingga harga merupakan variabel yang dianggap

sangat penting bagi konsumen dalam membentuk keputusan pembelian

secara offline.

3. Hubungan Kualitas produk terhadap Keputusan pembelian skincare

secara offline.

 
 
Universitas Sumatera Utara
113
 

Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai paling tinggi yaitu 3,41 >

1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,29. Yang

berarti skincare yang mempunyai kualitas produk yang bagus dan

bermutu merupakan keputusan utama konsumen dalam melakukan

pembelian secara offline. Hal ini terjadi karena setiap konsumen

mempersepsikan perubahan dari segi kecantikan pada pembelian

produk cream wajah yang memiliki kualitas produk yang tinggi, tentu

kualitas produk yang tinggi dan bagus membuat konsumen menjadi

antusias dalam memutuskan untuk membeli produk skincare tersebut.

manfaat yang dirasakan dalam pembelian cream wajah yang

mempunyai kualitas produk yang tinggi, membuat semakin tinggi niat

konsumen untuk berbelanja secara offline. Sehingga kualitas produk

merupakan variabel yang dianggap sangat penting bagi konsumen

dalam membentuk keputusan pembelian konsumen melalui offline.

4. Hubungan Promosi terhadap Keputusan pembelian cream wajah

melalui offline.

Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 0,74 yang < 1,95 dan

nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,07. Yang berarti promosi

pada produk skincare tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian produk skincare tersebut, tetapi terdapat pengaruh yang

positif antara Promosi dan Keputusan pembelian, yang berarti bahwa

walapun tidak berpengaruh secara signifikan, tetapi apabila suatu

perusahaan skincare tetap melakukan promosi dengan optimal

 
 
Universitas Sumatera Utara
114
 

diberbagai media iklan konvensional, akan berpengaruh positif

terhadap pembelian skincare secara offline. Promosi pada suatu

produk cream wajah tidak berpengaruh dalam menambah niat

Keputusan konsumen tersebut untuk membeli produk cream wajah

tersebut. Hal ini dapat terjadi karena setiap konsumen yang membeli

cream wajah didasari oleh kredibilitas produk tersebut, apakah produk

tersebut sudah banyak dipakai oleh pasar apa tidak. Promosi dapat

disimpulkan tidak memiliki pengaruh antara keputusan pembelian

cream wajah, saat berbelanja secara offline. Sehingga promosi

merupakan variabel yang dianggap tidak berpengaruh bagi konsumen

dalam membentuk keputusan pembelian konsumen secara offline.

5. Hubungan Distribusi terhadap Keputusan pembelian cream wajah

melalui offline.

Dapat dilihat statistik-t yang bernilai 2,58 yang < 1,95 dan nilai

standart koefisien yang bernilai positif 0,22. Yang berarti semakin

tinggi kemudahan distribusi suatu produk skincare tersebut maka

semakin tinggi niat Keputusan konsumen tersebut untuk membeli

produk skincare secara offline. Hal ini dapat terjadi karena setiap

konsumen mempersepsikan kemudahan distribusi sebuah produk

skincare mulai dari lokasi tempat penjualan yang terjangkau serta

ketersedian stok dan varians produk cream wajah tersebut. Kemudahan

dari segi distribusi pada pembelian produk skincare yang memiliki

kemudahan distribusi, tentu menjadi salah satu pertimbangan yang

 
 
Universitas Sumatera Utara
115
 

signifikan dalam memutuskan pembelian skincare tersebut. manfaat

yang dirasakan dalam pembelian skincare yang mempunyai

kemudahan distribusi yang tinggi, membuat semakin tinggi niat

konsumen untuk berbelanja. Sehingga distribusi merupakan variabel

yang dianggap sangat penting bagi konsumen dalam membentuk

keputusan pembelian konsumen melalui offline.

4.8.2 Pembahasan Model Struktur Online

1. Hubungan Merek terhadap Keputusan pembelian skincare secara

online.

Dapat dilihat dari statistik-t yang bernilai 2,68 yang > 1,95 dan

nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,33. Yang berarti

semakin tinggi reputasi suatu merek di platform online sebuah

produk skincare tersebut maka semakin tinggi Keputusan konsumen

tersebut untuk membeli produk skincare tersebut di platform online.

Hal ini dapat terjadi karena konsumen memandang sebuah cream

wajah yang mempunyai merek yang terkenal apabila dipakai akan

menaikan status sosial serta gengsi dalam lingkungan kesehariannya.

manfaat yang dirasakan dalam pembelian skincare yang mempunyai

reputasi merek yang tinggi membuat semakin tinggi niat konsumen

untuk berbelanja di platform online. Sehingga Merek merupakan

variabel yang dianggap sangat penting bagi konsumen dalam

membentuk keputusan pembelian konsumen di platform online.

 
 
Universitas Sumatera Utara
116
 

2. Hubungan Harga terhadap Keputusan pembelian skincare di

platfrom online.

Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 1,64 yang < 1,95

dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,17. Yang berarti

harga pada produk skincare tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian produk cream wajah, tetapi terdapat

pengaruh yang positif antara harga dan Keputusan pembelian

skincare di platform online, yang berarti bahwa walaupun tidak

berpengaruh secara signifikan, tetapi apabila variabel harga dibuat

terjangkau, akan berpengaruh positif terhadap pembelian skincare

di platform online. Keterjangkauan harga pada produk suatu

produk skincare tidak berpengaruh dalam menambah niat

Keputusan konsumen tersebut untuk membeli produk skincare

tersebut di platform online. Hal ini dapat terjadi karena setiap

konsumen yang membeli skincare di platform online didasari oleh

kemudahan dalam mendapatkan produk tersebut, apakah produk

tersebut sudah bisa sampai tepat waktu apa tidak. Harga dapat

disimpulkan bahwa tidak memiliki pengaruh antara keputusan

pembelian terhadap harga, saat berbelanja di platform online.

Sehingga harga merupakan variabel yang dianggap tidak

berpengaruh bagi konsumen dalam membentuk keputusan

pembelian konsumen di platform online.

 
 
Universitas Sumatera Utara
117
 

3. Hubungan Kualitas produk terhadap Keputusan pembelian

skincare di platform online.

Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai -0,60 yang <

1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai negatif -0,06. Yang

berarti kualitas produk pada produk skincare tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian produk cream wajah, dan

terdapat pengaruh yang negatif antara kualitas produk dan

Keputusan pembelian skincare di platform online, yang berarti

kualitas produk tidak berpengaruh secara signifikan, dan

berpengaruh negatif yang artinya apabila kualitas produk

ditingkatkan, maka tidak akan meningkatnya konsumen yang

membeli skincare di platform online tersebut. Kualitas produk

pada suatu produk skincare tidak berpengaruh dalam menambah

niat Keputusan konsumen tersebut untuk membeli produk skincare

tersebut di platform online. Hal ini dapat terjadi karena setiap

konsumen yang membeli skincare di platform online tidak bisa

secara langusng melihat kualitas dari produk tersebut, dan hanya

bisa melihat gambar sebuah produk pada platform online tersebut,

maka Kualitas produk dapat disimpulkan tidak memiliki pengaruh

antara keputusan pembelian, saat berbelanja di platform online.

Sehingga kualitas produk merupakan variabel yang dianggap tidak

berpengaruh bagi konsumen dalam membentuk keputusan

pembelian konsumen di platform online.

 
 
Universitas Sumatera Utara
118
 

4. Hubungan Promosi terhadap Keputusan pembelian skincare di

platform online.

Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 2,06 yang > 1,95

dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,18. Yang berarti

promosi pada produk skincare berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian produk skincare di platform online.

Peningkatan promosi pada suatu produk skincare sangat

berpengaruh dalam menambah niat Keputusan konsumen tersebut

untuk membeli produk skin care tersebut di platform online. Hal

ini dapat terjadi karena setiap konsumen yang membeli skincare di

platform online tersebut saat tertarik dengan promosi skincare

diberbagai media online mulai dari by one get one, cashback dan

combo paket-paket promosi skincare yang bisa menambah

keinginan konsumen untuk terus membeli produk skincare

tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa promosi memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, saat

berbelanja di platform online. Sehingga promosi merupakan

variabel yang berpengaruh signifikan bagi konsumen dalam

membentuk keputusan pembelian konsumen di platform online.

5. Hubungan Distribusi terhadap Keputusan pembelian skin care di

Platform online.

Dapat dilihat dari Statistik-tyang bernilai tinggi yaitu -0,53

yang < 1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai negatif -

 
 
Universitas Sumatera Utara
119
 

0,06. Yang berarti variabel distribusi pada produk skincare tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk

skincare, dan terdapat pengaruh yang negatif antara Distribusi dan

Keputusan pembelian skincare di platform online, yang berarti

distribusi tidak berpengaruh secara signifikan, dan berpengaruh

negatif yang artinya peningkatan variabel distribusi tidak akan

meningkatkan minat konsumen dalam pembelian produk skincare

di platform online tersebut. Variabel distribusi pada suatu produk

skincare tidak berpengaruh dalam menambah niat Keputusan

konsumen tersebut untuk membeli produk skincare tersebut di

platform online. Hal ini dapat terjadi karena banyak konsumen

mempertimbangkan pengiriman atau distribusi sebuah produk yang

malah menambah pengeluaran dalam membeli produk skincare di

platform online. Maka oleh itu variabel distribusi dapat

disimpulkan tidak memiliki pengaruh antara keputusan pembelian,

saat berbelanja di platform online. Sehingga variabel distribusi

dianggap tidak berpengaruh bagi konsumen dalam membentuk

keputusan pembelian konsumen di platform online.

4.8.3 Pembahasan Perbandingan Keputusan Pembelian Offline dan Online

Pada analisis perbandingan antara keputusan pembelian skincare secara

offline dan online. Perbandingan tersebut menggunakan nilai R-square atau nilai

koefisien determinasi yang mana nilai tersebut menunjukan seberapa besar nilai

 
 
Universitas Sumatera Utara
120
 

koefisien suatu variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.

Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan ialah Merek, Harga,

Kualitas produk, Promosi dan Distribusi dan variabel dependennya ialah

kepetusan pembelian konsumen dalam membeli produk skincare, berikut ialah

gambar perbandingan nilai R-square dalam keputusan pembelian offline dan

online, yang di tampilkan pada Gambar 4.14 sebagai berikut:

Gambar 4.14. Perbandingan Keputusan Pembelian

Dari Gambar 4.14 diatas dapat kita lihat bahwa keputusan pembelian

skincare secara offline mempunyai nilai R-square yaitu 0,58 atau 58%, yang

artinya, keputusan pembelian skincare secara offline, dapat dijelaskan variabel

merek, harga, kualitas produk, promosi dan distribusi sebesar 58%, yang berarti

42% itu dijelaskan oleh variabel lain, yang tidak terdapat pada penelitian ini. Dari

2 perbandingan jenis keputusan pembelian dapat kita lihat bahwa keputusan

pembelian secara offline lebih bisa menjelaskan variabel pada penelitian ini.

 
 
Universitas Sumatera Utara
121
 

4.9 Implikasi Manajerial

Analisis pengaruh persepsi Merek, Harga, Kualitas Produk, dan promosi

terhadap keputusan pembelian skincare secara online dan offline, menunjukkan

bahwa terdapat beberapa variabel yang berpengaruh berpengaruh signifikan.

Berdasarkan hasil keputusan pembelian secara offline signifikansi tertinggi

dimiliki oleh persepsi Kualitas produk yang secara statistik-t memiliki nilai yang

paling tinggi sebesar 3,41 daripada variabel lainnya. Dengan kata lain, persepsi

kualitas produk memiliki andil yang paling besar dalam mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen terhadap produk skincare secara offline. Juga berdasarkan

hasil keputusan pembelian secara online signifikansi tertinggi dimiliki oleh

persepsi merek yang secara statistik-t memiliki nilai yang paling tinggi sebesar

2,68 daripada variabel lainnya. Dengan kata lain, persepsi merek memiliki andil

yang paling besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap

produk skincare secara online Melihat hasil dari analisis statistik yang dilakukan

dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh implikasi manajerial yang tepat dan

dapat perusahaan gunakan sebagai bahan referensi guna meningkatkan kinerja

pemasaran terhadap produk skincare secara online maupun offline. Poin-poin

implikasi manajerial ditabulasikan dalam Tabel 4.39 dan 4.40 berikut:

 
 
Universitas Sumatera Utara
122
 

Tabel 4. 39. Implikasi Manajerial Offline


Fokus Manajemen
Variabel
Planning Organizing Actualing Controling
Meningkatka Memilih raw Mengkoordinasika
n kualitas material n
Mengupgrade
Khususnya produk yang seluruh kegiatan
SDM manjerial
mutu produk ramah dikulit pengembangan
Kualitas yang berfokus
dalam hal dan sesuai mutu
Produk dalam inovasi
memutihkan dengan dan mengaudit
pengembangan
kulit dan kriteria kualitas mutu
mutu
mempercerah BPOM dan yang akan di
kulit Halal pasarkan
Aktif dalam
Mebuat struktur Mengontrol dan
Meningkatka kegiatan
organisasi mengevaluasi
n merek event
yang menangani keluhan pelanggan
Merek dengan kosmetik
masalah dan kiritik saran
mejaga nama besar
sponsorship dan dan masukan
baik merek yang ada di
CSR dari konsumen
Indonesia
Membentuk
Menjaga agar suatu saluran
Melakukan
distribusi distribusi
pengawasan
produk skin Membangun terintegrasi
terhadap saluran
care dapat kerja sama komputerisas
Distribusi distribusi, agar
tersebar antara i agar mudah
tidak terjadi
diseluruh stakeholder dan dalam
kekosongan stok
oulet distributor menjaga
produk
konvensional ketersediaan
produk
Memperkerjaka
Melakukan
n SDM
penetapan
yang memiliki Melakukan
harga
Menentukan spesifikasi observasi
terhadap
stategi memadai terhadap
produk
penyesuaian khususnya keadaan
skin care
harga dibidang perekonomian
Harga secara
agar sesuai keuangan, agar nasional
reasonable
dengan penentuan lembaga
dan
ekspektasi harga menjadi survei konsumen
menyesuiaka
konsumen optimal secara
n dengan
dan sesuai berkala
harga
dengan pasar
kompetitor
retail
Sumber : Pengolahan Data

 
 
Universitas Sumatera Utara
123
 

Tabel 4. 40. Implikasi Manajerial Online


Fokus Manajemen
Variabel
Planning Organizing Actualing Controling
Control dan
Mengoganisasikan evaluasi
Meningkatkan
SDM yang handal konsumen-
merek dengan Tampilkan
dalam mendesign konsumen yang
Merek selalu menjaga merek di seluruh
logo merek dan telah melakukan
testimoni platform online
baner untuk media pembelian lebih
konsumen
internet dari 2 kali
transaksi
Membuat
program
Mempublikasika
promosi di Melakukan
n promosi secara
berbagai media evaluasi dan
Menyusun struktur optimal melalui
internet kontrol terhadap
SDM yang inovatif pendekatan
serta publikasi
Promosi dan kreatif agar digital, seperti
mengoptimalka promosi secara
bisa mengelolah social media,
n alamat web berkala untuk
konten-konten di web add,
untuk melihat
media internet aplikasi dan
kemudahan kefektivannya
lainnya
akses
konsumen
Sumber : Pengolahan Data

 
 
Universitas Sumatera Utara
124
 

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian keputusan

pembelian produk kosmetik dengan menggunakan media offline maupun

online yang di survey pada tahun 2020, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pengambilan keputusan pada konsumen dalam proses pembelian

produk produk skin care secara offline dan online, dimulai dari

pengenalan kebutuhan di mana mayoritas konsumen menentukan faktor

merek skin care yang biasa mereka gunakan sebagai alasan utama dalam

pembelian produk skin care secara offline dan online. Pada tahap

pencarian informasi, konsumen mendapatkan informasi dari teman dan

informasi dari media iklan konvensional maupun media iklan di internet

dalam pembelian produk skin care secara offline dan online. Pada tahap

evaluasi alternatif, faktor utama konsumen dalam evaluasi alternatif

mayoritas terletak pada merek sebuah produk skin care dalam pembelian

secara offline maupun online. Pada tahap pembelian, mayoritas

konsumen melakukan pembelian secara terencana. Pada tahap pasca

pembelian, konsumen yang menggunakan skin care tersebut merasa puas

dalam pemakaina produk skin care terebut dan konsumen pun bersedia

untuk melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produk

kepada orang lain..

 
 
124
Universitas Sumatera Utara
125
 

2. Dari Second Order CFA dibagi menjadi dua yaitu pembelian melalui

offline dan online menunjukkan bahwa secara keseluruhan hipotesa

model offline yang diterima memperlihatkan bahwa pengaruh terbesar

dalam pembelian skincare terletak pada T-values variabel merek (2,58),

distribusi (2,58), harga (2,22), dan kualitas produk (3,41), yang berarti

bahwa konsumen dalam pembelian kosmetik skincare secara offline

sangat memperhatikan kualitas poduk kosmetik, Merek kosmetik, Harga

kosmetik, dan Distribusi. Pembelian secara online menunjukkan bahwa

secara keseluruhan hipotesa model online yang diterima memperlihatkan

bahwa pengaruh terbesar dalam pembelian kosmetik secara online dilihat

dari T-values pada variabel merek (2,68) dan promosi (2,06), yang berarti

bahwa konsumen dalam pembelian kosmetik skincare menggunakan

media online sangat memperhatikan merek sebuah kosmetik dan juga

promosi yang ditawarkan kepada konsumen, dalam melakukan

pembelian dengan media online

3. Implikasi manajerial pada keputusan pembelian secara offline dan online,

digunakan untuk penerapan pemasaran produk skincare secara offline

dan online, yang bisa digunakan oleh perusahaan kosmetik yang

mempunyai produk skincare, agar bisa mengoptimalkan penjualan

skincare secara offline maupun online.

 
 
Universitas Sumatera Utara
126
 

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil berikut ini adalah:

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

dengan menggunakan metode SWOT untuk membuat strategi pemasaran

berdasarkan hasil yang di capai pada penelitian ini.

2. Diharapkan untuk penelitian berikutnya agar menambahkan variabel lain

yang dapat mempengaruhi keputusan dalam membeli suatu produk skin

care melalui oflline dan online.

3. Pada masa pandemi covid-19 saat ini membuat konsumen memilih

belanja dengan mudah untuk mendapatkan suatu produk skincare. Untuk

itu para pebisnis agar dapat meningkatkan distribusi penjualan seperti

kemudahan memperoleh produk, COD dll sehigga penjualan di harapkan

dapat meningkat.

 
 
Universitas Sumatera Utara
127
 

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. (2014). Aaker On Branding. 20 Prinsip Esensial Mengelola dan


Mengembangkan Brand. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

A.M, Morissan. (2010) Periklanan komunikasi pemasaran terpadu, Jakarta : Penerbit


Kencana Prenada media group.

Arief B, Muhammad. (2017) analysis of factors affecting purchase intention of men


cosmetics on students at faculty of economics and businessuniversity of
brawijaya, malang, university of brawijaya.

Arif Rahman Hakim, Citra, Muhammad Daviya Nur Fauzi. (2016). Industri Kosmetik
dan Manfaat Bagi Konsumen Kosmetik di Indonesia.

Abrams, Rhonda, (2008). Business Plan in a day, Capstone Publishing Ltd

Anjali Sharma, S. B. (2013). Impact of Brand Loyalty on Buying Behavior of


Women. Global Journal of Management and Business Studies, Volume 3,
Number 7.
Artika dan Sasi. (2016). “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.5, No 7 (Juli).
Augusty, Ferdinand. (2006). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro. 
Baruna Hadi Brata, Shilvana Husani, Hapzi Ali. (2017). The Influence of Quality
Products, Price, Promotion, and Location to Product Purchase Decision on
Nitchi At PT. Jaya Swarasa Agung in Central Jakarta. Saudi Journal of
Business and Management Studies ISSN 2415-6671, Vol-2, Iss-4B.
Buchari, Alma. (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Fandy Tjiptono, (2008) .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Gap Yeon Jeong, Chae Chang Im, Min Suk Kim,. (2017). The Effect Of Brand
Experience. The Journal of Applied Business Research, Volume 33, Number
6.

127

Universitas Sumatera Utara


128
 

Geza, G. T. (2018). Penegakansanksi pidana bagi pelaku usaha produksikosmetik


ilegal yang mencantumkan nomor izin edar palsu bpom di kota palembang.
Ghozali, Imam. (2009). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “.
Semarang: UNDIP.
Griffin, R. W., & Ebert, R. J. (2006). Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Gould, Wendi. (2017). Is It Ever Too Late to Start a Skin Care Routine.
https://theklog.co/is-it-too-late-to-start-a-skin-care-routine/.
Heriyanto Prabowo, Y. Y. (2017). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas
Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan Pelanggan Dengan
Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Rumah
Fotografi Kudus). journal of Management. ISSN , Vol 3, No 3.
Hermawaty Remba Kasim, M. H. (2018). Strategi Penjualan Sarung Gajah Duduk
Toko Megah Sutera di Pasar Sentral Makassar. Jurnal of business
administration sciences, Vol 1, No 1.
Heru Sucianto Tjia, Suharno, M.Amin Kadafi. (2017). Pengaruh harga kualitas
produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian. Kinerja Online ISSN:
2528-1127, Volume 14.
https://dgip.go.id/. (2019, maret 3). Undang-Undang Republik Indonesia. Retrieved
from
Tentang:https://dgip.go.id/images/kiimages/pdf files/merek/uu_pp/UU%20no
%2020%20tahun%202016%20tentang%20Merek1.pdf

Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edidi bahasa Indonesia. Buku Kedua.
Jakarta.
Infographics. (2010, mei 1). Infographics. Retrieved from raconteur:
www.raconteur.net/infographics.

James F. Engel (1994), pengertian perilaku konsumen, dalam buku Perilaku


Konsumen, Edisi 6 : jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara.

Universitas Sumatera Utara


129
 

Janany, E, Shivany, S. (2017). The Factors Influencing on Purchase Intention


towards. the international journal research publication's ISSN:2551, Volume:
7 no. 4.

Jackpat. (2020, juni 2). Jackpat. Retrieved from Indonesia Ecommerce Trend 1st
Semester of 2019 –JAKPAT Survey Report: https://blog.jakpat.net/indonesia-
ecommerce-trend 1st-semester-of-2019-jakpat-survey-report/.

Keller, Kevin L. (2013). Strategic Brand Management ; Building, Measuring, and


Managing Brand Equity. Fourth Edition Harlow, English : Pearson Education
Inc.

Khraim, D. H. (2011). International Journal of Marketing Studies. International


Journal of Marketing Studies, Vol. 3, No. 2.

Khalilah Abd Hafiz, K. A. (2018). The Influence of Marketing Stimuli on Consumer


Purchase Decision of. International Journal of Supply Chain Management,
Vol. 7, No. 5,.
Kementrian Perindustrian. (2020, mei 5). Kinerja Industri Kosmetik Nasional
Lampaui Pertumbuhan Ekonomi. Retrieved from Kementrian Perindustrian
Republik Indonesia: https://www.kemenperin.go.id/artikel/19435/Kinerja-
Industri-Kosmetik-Nasional-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi.
Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran,Edisi Milenium. Jakarta: PT.Prehalindo.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2009). (terj. Penerbit Erlangga). Prinsip-prinsip
Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip, (1996), “ Manajemen Pemasaran : Maketing Management 9e” ,


Jakarta, PT. Prenhallindo.

Lalwani, D. (2016). Young Consumers Online and Offline Channel Purchase


Behavior. Master Degree Thesis International Bussiness Management- A
Nordic Focus.

Massoud Moslehpour, Wing-Keung Wong, Kien Van Pham, Carrine K. Aulia.


(2017). Repurchase Intention of Korean Beauty Products among Taiwanese.
Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics.

Moslehpour, M., Wong, W.-K., Pham, K.V. and Aulia, C.K. (2017), "Repurchase
intention of Korean beauty products among Taiwanese consumers", Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 29 No. 3, pp. 569-588.

Universitas Sumatera Utara


130
 

Nidia Sri Cahyani, S.L.H.V. Joyce Lapian, Johan Tumiwa. (2017). the effect of brand
image, perceived prce, and perceived quality on consumers’ purchase
decision of pond’s skin care product. Jurnal EMBA ISSN 2303-1174, Vol.5
No.2.

Nurhayati, Siti. (2017). “Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Samsung Di Yogyakarta”. JMBA, Vol.IV,
No.2 (September).

Novita Ariestanty, Y. I. (2019). The Effect of Marketing Mix and Brand Image on
Purchase Decisions of Fashion Online Products. Journal of Research in
Business, Economics and Managemet, ISSN. 
Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Gramedia
Pustaka, Jakarta. 
Parmana, I. F. (2019). The Influence Of Marketing Mix Factors In Purchasing
Decision For Wooden Furniture Case Of Furnimart Bogor. Indonesian
Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 5 No. 1.
Report, E. S. (2019, maret 1). Indonesian French Chamber of Commerce and
Industry. Retrieved
from www.eibn.org: https://indonesien.ahk.de/fileadmin/AHK_Indonesien/Pu
blication/PDF_Publication/EIBN/2019_EIBN_New_Report_-
_Sector_Cosmetics.pdf.
S, A. S. (2018). A study on factors influencing cosmetic buying. International
Journal of Pure and Applied Mathematics, Volume 118 No. 9.
Smt. Uma Minajigi, Dr. Asha. (2019). A Study of Consumer Behavior in the
Purchasing Decision of Cosmetics. research review International Journal of
Multidisciplinary ISSN: 2455-3085, Volume-04, Issue-02.
Sukristiani, D. (2014). Pengetahuan tentang kosmetika perawatan kulit wajah dan
riasan pada mahasiswi jurusan kesejahteraan keluarga fakultas
teknikuniversitas negeri padang. Ft unp.

Siswanto Sutojo. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Damar Mulia Pustaka.

Sunyoto, Danang. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan


Kasus). Cetakan ke-1. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing
Service).

Universitas Sumatera Utara


131
 

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar-dasar


Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Sumarwan, et al. (2011). Riset Pemsaran dan Konsumen. Bogor : IPB Press

Sinulingga, Sukaria. (2017). Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Supriayadi. Fristin, Yuntawati dkk. (2016)Pengaruh Kualitas Produk dan Brand


Image terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3
No.1. 
Turban, Efraim, et al. (2004). Electronic Commerce a Managerial Perspective. New
Jersey : Pearson Education International.
Vanessa, ike. Arifin, Zainul. (2017). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Harga
Terhadap Variabel Intervening”. Jurnal of Management, Vol3, No.3.
.Vidhyajawahar, K.Tamizhjyothi, . (2016). A Study on Factors Influencing the
Purchase of Beauty Care Products among Female Consumers. International
Journal of Engineering and Management Research ISSN (ONLINE): 2250-
0758, Volume-6, Issue-6.

Wijanto, S. (2008. Structural Equation Modelling dengan Lisrel 8.8. Graha Ilmu,
Yogyakarta 

Universitas Sumatera Utara


132

1. Lampiran Kuesioner Penelitian Offline

KUESIONER PENELITIAN

No.Responden

Kuesioner ini merupakan salah satu rujukan yang akan digunakan sebagai alat
pengumpulan data untuk penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pengaruh
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skincare melalui Online dan Offline”, guna
menyelesaikan tugas akhir yang dilakukan oleh:

Nama : Aulia Agung Dermawan


NIM : 177025006
Departemen : Teknik
Fakultas : Teknik Industri
Universitas : Universitas Sumatera Utara

Untuk memenuhi penyelesaian tesis, saya mengharapkan kesediaan Ibu/Saudari


untuk meluangkan waktu guna mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar.
Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan
untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas partisipasi dan kerja sama
Ibu/Saudari.

Bagian 1. Screening

Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada pilihan jawaban yang anda anggap sesuai.

1. Apakah Anda pernah berbelanja produk skincare cream wajah melalui


offline shop dalam kurun waktu 3 bulan terakhir?
a. Ya b. Tidak

132
Universitas Sumatera Utara
133

(Jika menjawab [b], maka Anda tidak perlu melanjutkan pengisian


kuesioner)

2. Berdasarkan daftar kecamatan Kota Medan Wilayah Sumatera Utara


berikut, dimanakah tempat tinggal Anda saat ini ?
a. Medan amplas i. Medan johor q. Medan selayang
b. Medan area j. Medan kota r. Medan sunggal
c. Medan barat k. Medan labuhan s. Medan tembung
d. Medan baru l. Medan maimun t. Medan timur
e. Medan belawan m. Medan marelan u. Medan tuntungan
f. Medan deli n. Medan perjuangan
g. Medan denai o. Medan petisah
h. Medan helvetia p. Medan polonia

(Jika kecamatan tempat tinggal anda tidak tercantum dalam pilihan jawaban,
maka anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner)

Bagian 2. Identitas Responden


1. Nama : _________________________
2. Usia : a. ≤ 20 b. 21-35 c. 31-40 d. ≥41

2. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA (sederajat)


d. Diploma e. Sarjana f. Pascasarjana
4. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b. Ibu rumah tangga

c. Pegawai Swasta d. Pegawai Negeri


e.Wiraswasta
1. Berapakah rata-rata pendapatan Anda dalam satu bulan?
a. ≤ Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000
c. Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 d. Rp 5.000.001 – Rp 7.000.000
e. > Rp 7.000.000

Universitas Sumatera Utara


134

Bagian 3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan pilihan Anda.
A. Pengenalan Kebutuhan

1. Apa yang menjadi alasan utama Anda dalam membeli produk skincare
cream wajah melalui offline shop?
a. Harganya lebih murah di banding produk yang lain
b. Poduk cocok digunakan untuk kulit
c. Tersedia merek produk skincare yang biasa saya gunakan
d. Terdapat promosi yang menarik

e. Produk skincare mudah ditemukan


f. Varian produk yang ditawarkan mampu memenuhi kebutuhan
g. Lainnya, sebutkan..........
2. Apa manfaat utama yang Anda harapkan dengan membeli produk
skincare cream wajah melalui offline shop?
a. Pengeluaran menjadi lebih irit, karena harganya murah
b. Penggunaan produk dapat mempercantik kulit saya
c. Mudahnya melakukan pembelian ulang, karena ketersediaan
produk yang kontinu

d. Adanya Flash Sale


e. Lainnya, sebutkan..........

B. Pencarian Informasi

3. Dari mana Anda mencari informasi tentang produk skincare


cream wajah yang mau anda beli melalui offline shop?

Universitas Sumatera Utara


135

a. Teman b. Saudara/keluarga
c. Media konvensional (melihat atau mendengar iklan spanduk koran)
d . Lainnya, sebutkan..........

4. Hal apa yang paling Anda perhatikan dari informasi tersebut?

a. Harga e. Promosi yang ditawarkan terhadap produk

b. Merek f. Lainnya, sebutkan ..........

c. Jenis/varian produk
d. Ketersediaan produk

C. Evaluasi Alternatif

5. Faktor apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam menentukan pilihan


pembelian produk skincare cream wajah melalui offline shop??
a. Kualitas
b. Harga
c. Lokasi/distribusi
d. Promosi
e. Merek

D. Pembelian

6. Bagaimana cara Anda memutuskan untuk melakukan pembelian produk


skincare melalui offline shop?
a. Terencana
b. Tidak terencana/tergantung situasi

Universitas Sumatera Utara


136

7. Apakah yang Anda lakukan jika tidak menemukan skincare cream


wajah melalui offline shop?
a. Mencari ke toko online
b. Mencari merek alternatif pengganti di toko offline lainnya
8. Siapa yang mempengaruhi Anda dalam melakukan keputusan
pembelian produk skincare cream wajah melalui offline?
a. Inisiatif sendiri
b. Iklan
c. Teman
d. Saudara/keluarga
e. Lainnya, sebutkan..........

E. Pasca Pembelian/Hasil

9. Apakah Anda puas dengan produk yang anda beli melalui offline shop?
a. Ya
b. Tidak
10.Apakah Anda akan melakukan pembelian kembali terhadap produk skincare
cream wajah melalui offline shop?

a. Ya
b. Tidak

11. Apakah Anda akan merekomendasikan produk skincare cream wajah


yang anda beli melalui offline shop?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


137

Bagian 4. Faktor-Faktor Pengaruh Keputusan Pembelian Produk Kosmetik


Skincare melalui offline

Petunjuk: Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai dengan
pilihan jawaban Anda berdasarkan keterangan pilihan jawaban berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
KS = Kurang Setuju

Pertanyaan Pilihan Jawaban


No Keputusan pembelian skincare melalui STS TS N S SS
offline
A Merek
Mrk 1 Saya memilih produk skincare krim
wajah berdasarkan merek yang saya
ingat.
Mrk 2 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena merek yang saya sukai
Mrk 3 Merek yang terkenal membuat saya
memilih produk tersebut
Mrk 4 Jika menggunakan skincare krim wajah
dengan merek yang terkenal membuat
kepercayaan diri saya meningkat
Mrk 5 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena nama brand-nya yang
mencerminkan kepribadian saya
Mrk 6 Saya tidak tertarik pada merek skincare
krim wajah lain selain yang sering saya

Universitas Sumatera Utara


138

gunakan
Mrk 7 Apabila ada perubahan harga dari
merek yang saya sukai maka saya tetap
membelinya
B Harga
Hrg 1 Saya memutusakan membeli skincare
krim wajah dikarenakan harganya yang
cukup terjangkau
Hrg 2 Saya akan beralih merek skincare krim
wajah jika ada merek yang lebih murah
dari merek yang biasa saya gunakan
Hrg 3 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah apabila harga yang
di tawarkan sesuai dengan kualitas
produk tersebut
Hrg 4 Saya tetap membeli produk skincare
krim wajah yang biasa saya gunakan
walaupun terdapat harga yang bersaing
dengan merek lainnya
Hrg 5 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah dikarenakan harga
nya sesuai dengan manfaat yang saya
rasakan
Hrg 6 Jika harga produk skincare krim wajah
melalui offline lebih mahal
dibandingkan melalui online. Maka
saya tetap membeliya.
Hrg 7 Harga produk menjadi pertimbangan

Universitas Sumatera Utara


139

dan mempengaruhi minat saya untuk


membeli produk skincare krim wajah
C Kualitas produk
Kprd 1 Tampilan yang menarik dari desain
produk skincare krim wajah membuat
saya tertarik untuk membelinya
Kprd 2 Saya membeli produk skincare krim
wajah yang dapat memberikan manfaat
terhadap wajah saya
Kprd 3 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika nyaman digunakan
Kprd 4 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika kualitas produk sesuai
dengan spesifikasi yang tertera
Kprd 5 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika tahan lama pada saat
digunakan atau (tidak mudah luntur)
Kprd 6 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika bentuk produk mudah
dibawa dan disimpan
Kprd 7 Saya membeli produk skincare krim
wajah yang memiliki nilai estetika
tinggi pada saat digunakan
D Promosi
Prm 1 Iklan produk skincare krim wajah
tersebar luas di internet dan media
konvensional sehingga saya mudah
mendapatkan informasi tentang produk

Universitas Sumatera Utara


140

tersebut untuk memutusakan


membelinya
Prm 2 Promosi yang ditawarkan membuat
saya tertarik membeli produk skincare
krim wajah tersebut
Prm 3 Kualitas penayangan iklan pada media
promosi terhadap produk skincare krim
wajah membuat saya tertatik untuk
membelinya
Prm 4 Saya membeli produk skincare krim
wajah kulit tersebut karena model
iklannya
Prm 5 Iklan produk skincare krim wajah
kurang kreatif dan inovatif sehingga
membuat saya kurang tertarik membeli
produk tersebut
Prm 6 Informasi penayangan iklan produk
skincare krim wajah mudah di pahami
sehingga saya tertarik membelinya
Prm 7 Saya mau membeli produk skincare
krim wajah jika ada diskon pada
produk tersebut
E Distribusi
Dstr 1 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui offline karena lebih
mudah dibandingkan pembelian
melalui online
Dstr 2 Saya membeli produk skincare krim

Universitas Sumatera Utara


141

wajah karena ketersediaan produk


melalui offline
Dstr 3 Ketersediaan tester skincare krim
wajah melalui offline mempermudah
saya memutusakan membelinya.
Dstr 4 Proses pemesanan secara fisik
terhadap produk skincare krim wajah
melalui offline lebih aman sehingga
saya memutuskan untuk membelinya
Dstr 5 Saya mau membeli produk skincare
krim wajah melalui offline dikarenakan
barang dapat diterima secara langsung.
Dstr 6 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah melalui offline
karena lokasi nya yang terjangkau.
Dstr 7 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui offline karena mudah
untuk memperolehnya
F Keputusan pembelian
Kpem 1 Harga yang sesuai kualitas produk
membuat saya tertarik untuk
melakukan pembelian melalui offline
Kpem 2 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena adanya promosi melalui
offline sehinga saya tertarik untuk
membelinya
Kpem 3 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui offline karena mudah

Universitas Sumatera Utara


142

didapat melalui offline manapun.


Kpem 4 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui offline karena
rekomendasi dari teman
Kpem 5 Saya senang melakukan pembelian
melalui offline karena produk yang
ditawarkan berkualitas baik
Kpem 6 Saya melakukan pembelian produk
skincare krim wajah melalui offline
karena puas saat pembelian
sebelumnya
Kpem 7 Saya lebih memilih membeli produk
skincare krim wajah melalui offline
dibandingkan melalui online

Universitas Sumatera Utara


143

2. Lampiran Kuesioner Online Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

No. Responden

Kuesioner ini merupakan salah satu rujukan yang akan digunakan sebagai alat
pengumpulan data untuk penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pengaruh
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skincare melalui online dan Offline”, guna
menyelesaikan tugas akhir yang dilakukan oleh:

Nama : Aulia Agung Dermawan


NIM : 17025006
Departemen : Teknik
Fakultas : Teknik Industri
Universitas : Universitas Sumatera Utara

Untuk memenuhi penyelesaian tesis, saya mengharapkan kesediaan Ibu/Saudari


untuk meluangkan waktu guna mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar.
Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan
untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas partisipasi dan kerja sama
Ibu/Saudari.

Bagian 1. Screening

Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada pilihan jawaban yang anda anggap sesuai.

1. Apakah Anda pernah belanja produk skincare cream wajah melalui online
shop dalam kurun waktu 3 bulan terakhir?
a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


144

(Jika menjawab [b], maka Anda tidak perlu melanjutkan pengisian


kuesioner)

2. Berdasarkan daftar kecamatan Kota Medan Wilayah Sumatera Utara


berikut, dimanakah tempat tinggal Anda saat ini ?
a. Medan amplas i. Medan johor q. Medan selayang
b. Medan area j. Medan kota r. Medan sunggal
c. Medan barat k. Medan labuhan s. Medan tembung
d. Medan baru l. Medan maimun t. Medan timur
e. Medan belawan m. Medan marelan u. Medan tuntungan
f. Medan deli n. Medan perjuangan
g. Medan denai o. Medan petisah
h. Medan helvetia p. Medan polonia

(Jika kecamatan tempat tinggal anda tidak tercantum dalam pilihan jawaban,
maka anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner)

Bagian 2. Identitas Responden


1. Nama : _________________________(*boleh tidak diisi)
2. Usia : a. ≤ 20 b. 21-35 c. 31-40 d. ≥41

3. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA (sederajat)


d. Diploma e. Sarjana f. Pascasarjana
4. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b. Ibu rumah tangga
c. Pegawai Swasta d. Pegawai Negeri
e.Wiraswasta
5. Berapakah rata-rata pendapatan Anda dalam satu bulan?
a. ≤ Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.001- Rp 3.000.000
c. Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 d. Rp 5.000.001 – Rp 7.000.000

Universitas Sumatera Utara


145

e. > Rp 7.000.000

Bagian 3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan pilihan anda.

A. Pengenalan Kebutuhan

3. Apa yang menjadi alasan utama anda dalam membeli produk skincare
cream wajah melalui online shop?
a. Harganya lebih murah di banding produk yang lain
b. Produk cocok digunakan untuk kulit
c. Tersedia merek produk skincare yang biasa saya gunakan
d. Terdapat promosi yang menarik

e. Produk skincare mudah di temukan


f. Varian produk yang ditawarkan mampu memenuhi kebutuhan
g. Lainnya, sebutkan..........
4. Apa manfaat utama yang anda harapkan dengan membeli produk
skincare cream wajah melalui online shop?
a. Pengeluaran menjadi lebih irit, karena harganya murah
b. Penggunaan produk skincare cream wajah dapat mencerahkan kulit dan
berkualitas bagus
c. Mudahnya melakukan pembelian ulang, karena ketersediaan
produk yang kontinu

d. Adanya Flash Sale


e. Lainnya, sebutkan..........

Universitas Sumatera Utara


146

B. Pencarian Informasi

3. Dari mana Anda mencari informasi tentang produk skincare


cream wajah yang mau anda beli melalui online shop?

b. Teman
c. Saudara/keluarga
d. Media elektronik (melihat atau mendengar iklan di internet)
d . Lainnya, sebutkan ..........

4. Hal apa yang paling Anda perhatikan dari informasi tersebut?

a. Harga e. Promosi yang ditawarkan terhadap produk

b. Merek f. Lainnya, sebutkan ..........

e. Jenis/varian produk
f. Ketersediaan produk

C. Evaluasi Alternatif

6. Faktor apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam menentukan pilihan


pembelian produk skincare cream wajah melalui online shop??
a. Kualitas
b. Harga
c. Distribusi
d. Promosi
e. Merek

D. Pembelian

7. Bagaimana cara anda memutuskan untuk melakukan pembelian produk


skincare melalui online shop?

Universitas Sumatera Utara


147

f. Terencana
g. Tidak terencana/tergantung situasi
8. Apakah yang anda lakukan jika tidak menemukan skincare cream wajah
melalui online shop?
h. Mencari ke toko offline
i. Mencari merek alternatif pengganti di marketplace lainnya.
9. Siapa yang mempengaruhi anda dalam melakukan keputusan pembelian produk
skincare cream wajah melalui online shop?
a. Inisiatif sendiri
b. Iklan
c. Teman
d. Saudara/keluarga
e. Lainnya, sebutkan..........

E. Pasca Pembelian/Hasil

10. Apakah Anda puas dengan produk skincare cream wajah yang anda beli
melalui online shop?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah Anda akan melakukan pembelian kembali terhadap produk skincare
cream wajah melalui online shop?

c. Ya
d. Tidak

12. Apakah Anda akan merekomendasikan produk skincare cream wajah


yang anda beli melalui online shop?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


148

Bagian 4. Faktor-Faktor Pengaruh Keputusan Pembelian Produk Kosmetik


Skincare melalui online

Petunjuk: Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
jawaban Anda berdasarkan keterangan pilihan jawaban berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral

Pertanyaan Pilihan Jawaban


No Keputusan pembelian skincare melalui STS TS N S SS
online
A Merek
Mrk 1 Saya membeli produk skincare krim
karena tertarik dengan produknya
Mrk 2 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena merek produknya saya
sukai
Mrk 3 merek yang terkenal membuat saya
memilih produk tersebut
Mrk 4 Jika menggunakan skincare krim wajah
dengan merek yang bagus membuat
kepercayaan diri saya meningkat
Mrk 5 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena nama brand-nya yang
mencerminkan kepribadian saya
Mrk 6 Saya tidak tertarik pada merek skincare

Universitas Sumatera Utara


149

krim wajah lain selain yang sering saya


gunakan
Mrk 7 Apabila ada perubahan harga dari merek
yang saya sukai maka saya tetap
membelinya
B Harga
Hrg 1 Saya memutusakan membeli skincare
krim wajah dikarenakan harganya yang
cukup terjangkau
Hrg 2 Saya akan beralih merek skincare krim
wajah jika ada merek yang lebih murah
dari merek yang biasa saya gunakan
Hrg 3 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah apabila harga yang
di tawarkan sesuai dengan kualitas
produk tersebut
Hrg 4 Saya tetap membeli produk skincare
krim wajah yang biasa saya gunakan
walaupun terdapat harga yang bersaing
dengan merek lainnya
Hrg 5 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah dikarenakan harga
nya sesuai dengan manfaat yang saya
rasakan
Hrg 6 Jika harga produk skincare krim wajah
melalui online lebih mahal
dibandingkan melalui melalui. Maka
saya tetap membeliya.

Universitas Sumatera Utara


150

Hrg 7 Harga produk menjadi pertimbangan


dan mempengaruhi minat saya untuk
membeli produk skincare krim wajah
C Kualitas produk
Kprd 1 Tampilan yang menarik dari desain
produk skincare krim wajah membuat
saya tertarik untuk membelinya
Kprd 2 Saya membeli produk skincare krim
wajah yang dapat memberikan manfaat
terhadap wajah saya
Kprd 3 Saya membeli produk skincare krim
wajah karena nyaman digunakan
Kprd 4 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika kualitas produk sesuai
dengan spesifikasi yang tertera
Kprd 5 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika tahan lama pada saat
digunakan atau (tidak mudah luntur)
Kprd 6 Saya akan membeli produk skincare
krim wajah jika bentuk produk mudah
dibawa dan disimpan
Kprd 7 Saya membeli produk skincare krim
wajah yang memiliki nilai estetika
tinggi pada saat digunakan
D PromosiH
Prm 1 Iklan produk skincare krim wajah
tersebar luas di internet dan media
konvensional sehingga saya mudah

Universitas Sumatera Utara


151

mendapatkan informasi tentang produk


tersebut untuk memutusakan
membelinya
Prm 2 Promosi yang ditawarkan membuat saya
tertarik membeli produk skincare krim
wajah tersebut
Prm 3 Kualitas penayangan iklan pada media
promosi terhadap produk skincare krim
wajah membuat saya tertatik untuk
membelinya
Prm 4 Saya membeli produk skincare krim
wajah tersebut karena model iklannya
Prm 5 Iklan produk skincare krim wajah
kurang kreatif dan inovatif sehingga
membuat saya kurang tertarik membeli
produk tersebut

Prm 6 Informasi penayangan iklan produk


skincare krim wajah mudah di pahami
sehingga saya tertarik membelinya
Prm 7 Saya mau membeli produk skincare
krim wajah jika ada diskon pada produk
tersebut
E Distribusi
Dstr 1 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui online karena lebih
mudah dibandingkan pembelian melalui
melalui

Universitas Sumatera Utara


152

Dstr 2 Ketersediaan produk skincare di toko


online membuat saya memutusakan
membelinya melalui online
Dstr 3 Proses pemesanan produk skincare
melalui online lebih efesien dan
menghemat waktu sehingga saya
memutuskan membelinya melalui media
online
Dstr 4 Proses pemesanan skincare krim wajah
di toko online lebih aman sehingga saya
memutuskan membelinya
Dstr 5 Proses pengiriman dan penerimaan
produk skincare krim wajah dari toko
online lebih cepat sehingga saya
memutuskan membelinya
Dstr 6 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah secara online
karena banyak penyedia jasa pengiriman
yang tersedia
Dstr 7 Saya membeli pruduk skincare krim
wajah melalui online karena
ketersediaan jasa COD (Cash On
Delivery)
F Keputusan pembelian
Kpem 1 Harga yang sesuai kualitas produk
membuat saya tertarik untuk melakukan
pembelian melalui online shop
Kpem 2 Saya membeli produk skincare krim

Universitas Sumatera Utara


153

wajah karena adanya promosi di toko


online sehinga saya tertarik untuk
membelinya
Kpem 3 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui online karena mudah
didapat di platform online manapun
Kpem 4 Saya membeli produk skincare krim
wajah melalui online shop karena
rekomendasi dari teman
Kpem 5 Saya senang melakukan pembelian
melalui online shop karena produk yang
rating baik
Kpem 6 Saya melakukan pembelian produk
skincare krim wajah melalui online
karena puas saat pembelian sebelumnya
Kpem 7 Saya lebih memilih membeli produk
skincare krim wajah melalui online
dibandingkan melalui melalui

3. Karateristik Responden

Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
N Valid 200 200 200 200
Missing 0 0 0 0
Mean 2,52 4,48 3,01 2,40
Median 2,00 5,00 3,00 2,00
Mode 2 5 3 2
Std. Deviation ,716 ,907 1,345 ,850
Sum 503 895 602 479

Universitas Sumatera Utara


154

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Vali <20 Tahun 11 5,5 5,5 5,5
d 21 - 30 Tahun 90 45,0 45,0 50,5
31 - 40 Tahun 84 42,0 42,0 92,5
>40 Tahun 15 7,5 7,5 100,0
Total 200 100,0 100,0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SMA 43 21,5 21,5 21,5
D3 33 16,5 16,5 38,0
S1 110 55,0 55,0 93,0
S2 14 7,0 7,0 100,0
Total 200 100,0 100,0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Vali Pelajar/Mahasiswa 39 19,5 19,5 19,5
d Ibu Rumah Tangga 31 15,5 15,5 35,0
Pegawai Swasta 50 25,0 25,0 60,0
PNS 49 24,5 24,5 84,5
Wiraswasta 31 15,5 15,5 100,0
Total 200 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


155

Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 22 11,0 11,0 11,0
1.000.000 - 3.000.000 101 50,5 50,5 61,5
3.000.000 - 5.000.000 55 27,5 27,5 89,0
5.000.000 - 7.000.000 20 10,0 10,0 99,0
>7.000.000 2 1,0 1,0 100,0
Total 200 100,0 100,0

4. Validitas dan Reabilitas

Tabel. Validitas & Reabilitas Merek Tabel. Validitas & Reabilitas Harga
SLF SLF*SLF Error SLF SLF*SLF Error
0.78 0.6084 0.39 0.78 0.6084 0.39
0.77 0.5929 0.41 0.42 0.1764 0.83
0.63 0.3969 0.61 0.8 0.64 0.36
0.72 0.5184 0.49 0.75 0.5625 0.44
0.72 0.5184 0.48 0.78 0.6084 0.4
0.69 0.4761 0.52 0.77 0.5929 0.41
0.68 0.4624 0.54 0.61 0.3721 0.62

4.99 3.5735 3.44 4.91 3.5607 3.45


24.9001 24.1081

CR 0.878617 CR 0.87481
VE 0.509517 VE 0.507895

Tabel. Validitas & Reabilitas Promosi Tabel. Validitas & Reabilitas Distribusi
SLF SLF*SLF Error SLF SLF*SLF Error
0.71 0.5041 0.49 0.76 0.5776 0.42
0.65 0.4225 0.57 0.74 0.5476 0.45
0.69 0.4761 0.52 0.74 0.5476 0.45
0.65 0.4225 0.58 0.7 0.49 0.51
0.71 0.5041 0.49 0.71 0.5041 0.5
0.76 0.5776 0.42 0.68 0.4624 0.54

Universitas Sumatera Utara


156

0.78 0.6084 0.4 0.62 0.3844 0.62

4.95 3.5153 3.47 4.95 3.5137 3.49


24.5025 24.5025

CR 0.87595 CR 0.875324
VE 0.503243 VE 0.501692

Tabel. Validitas & Reabilitas Kualitas Tabel. Validitas & Reabilitas


Produk Keputusan Pembelian
SLF SLF*SLF Error SLF SLF*SLF Error
0.74 0.5476 0.46 0.66 0.4356 0.57
0.8 0.64 0.36 0.71 0.5041 0.5
0.69 0.4761 0.52 0.69 0.4761 0.52
0.68 0.4624 0.53 0.72 0.5184 0.48
0.7 0.49 0.51 0.68 0.4624 0.53
0.72 0.5184 0.49 0.74 0.5476 0.46
0.7 0.49 0.52 0.83 0.6889 0.31

5.03 3.6245 3.39 5.03 3.6331 3.37


25.3009 25.3009

CR 0.881844 CR 0.882459
VE 0.516715 VE 0.518785

Universitas Sumatera Utara


157

5. Lampiran Lisreal Merek

Sample Size = 200


Latent Variables Mrk

Mrk1-Mrk7=Mrk

Relationships
Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 200

Covariance Matrix

Mrk1 Mrk2 Mrk3 Mrk4 Mrk5 Mrk6


-------- -------- -------- -------- -------- --------
Mrk1 1.07
Mrk2 0.61 0.94
Mrk3 0.57 0.55 1.17
Mrk4 0.61 0.59 0.54 1.31
Mrk5 0.66 0.56 0.51 0.64 1.09
Mrk6 0.56 0.53 0.39 0.62 0.51 1.02
Mrk7 0.60 0.55 0.55 0.71 0.51 0.56

Covariance Matrix

Mrk7
--------
Mrk7 1.26

Number of Iterations = 4

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Mrk1 = 0.81*Mrk, Errorvar.= 0.41 , Rý = 0.61

Universitas Sumatera Utara


158

(0.064) (0.053)
12.61 7.86

Mrk2 = 0.75*Mrk, Errorvar.= 0.38 , Rý = 0.59


(0.061) (0.048)
12.33 8.02

Mrk3 = 0.68*Mrk, Errorvar.= 0.71 , Rý = 0.39


(0.073) (0.078)
9.34 9.12

Mrk4 = 0.82*Mrk, Errorvar.= 0.64 , Rý = 0.51


(0.074) (0.075)
11.12 8.58

Mrk5 = 0.75*Mrk, Errorvar.= 0.52 , Rý = 0.52


(0.067) (0.061)
11.23 8.53

Mrk6 = 0.70*Mrk, Errorvar.= 0.53 , Rý = 0.48


(0.066) (0.061)
10.62 8.76

Mrk7 = 0.76*Mrk, Errorvar.= 0.67 , Rý = 0.46


(0.073) (0.076)
10.39 8.83

Correlation Matrix of Independent Variables

Mrk
--------
1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 19.23 (P = 0.16)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 18.95 (P = 0.17)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 4.95
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 20.50)

Minimum Fit Function Value = 0.097


Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.025

Universitas Sumatera Utara


159

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.10)


Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.086)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.57

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.24


90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.21 ; 0.31)
ECVI for Saturated Model = 0.28
ECVI for Independence Model = 5.56

Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 1091.78


Independence AIC = 1105.78
Model AIC = 46.95
Saturated AIC = 56.00
Independence CAIC = 1135.87
Model CAIC = 107.13
Saturated CAIC = 176.35

Normed Fit Index (NFI) = 0.98


Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.65
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.00
Relative Fit Index (RFI) = 0.97

Critical N (CN) = 302.66

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.034


Standardized RMR = 0.029
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

Time used: 0.000 Seconds

6. Lampiran Lisreal Harga

Sample Size = 200


Latent Variables Hrg
Relationships

Hrg1 Hrg3-Hrg7=Hrg

Universitas Sumatera Utara


160

Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 200

Covariance Matrix

Hrg1 Hrg3 Hrg4 Hrg5 Hrg6 Hrg7


-------- -------- -------- -------- -------- --------
Hrg1 1.39
Hrg3 0.84 1.35
Hrg4 0.82 0.82 1.39
Hrg5 0.76 0.76 0.73 1.08
Hrg6 0.82 0.83 0.78 0.70 1.36
Hrg7 0.63 0.69 0.65 0.55 0.66 1.37

Number of Iterations = 3

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Hrg1 = 0.92*Hrg, Errorvar.= 0.54 , Rý = 0.61


(0.073) (0.067)
12.63 8.02

Hrg3 = 0.93*Hrg, Errorvar.= 0.48 , Rý = 0.64


(0.071) (0.062)
13.12 7.73

Hrg4 = 0.89*Hrg, Errorvar.= 0.60 , Rý = 0.57


(0.074) (0.072)
11.97 8.35

Hrg5 = 0.81*Hrg, Errorvar.= 0.42 , Rý = 0.61


(0.064) (0.052)
12.61 8.04

Hrg6 = 0.88*Hrg, Errorvar.= 0.58 , Rý = 0.57

Universitas Sumatera Utara


161

(0.073) (0.070)
12.09 8.30

Hrg7 = 0.72*Hrg, Errorvar.= 0.85 , Rý = 0.38


(0.079) (0.092)
9.15 9.23

Correlation Matrix of Independent Variables

Hrg
--------
1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 9
Minimum Fit Function Chi-Square = 2.16 (P = 0.99)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 2.20 (P = 0.99)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 0.0)

Minimum Fit Function Value = 0.011


Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.0)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.0)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 1.00

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.17


90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.17 ; 0.17)
ECVI for Saturated Model = 0.21
ECVI for Independence Model = 4.81

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 944.93


Independence AIC = 956.93
Model AIC = 26.20
Saturated AIC = 42.00
Independence CAIC = 982.72
Model CAIC = 77.78
Saturated CAIC = 132.26

Normed Fit Index (NFI) = 1.00


Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.01

Universitas Sumatera Utara


162

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.60


Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.01
Relative Fit Index (RFI) = 1.00

Critical N (CN) = 1994.84

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.014


Standardized RMR = 0.011
Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.99
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.43

Time used: 0.016 Seconds

7. Lampiran Lisreal Kualitas Produk

Sample Size = 200


Latent Variables Kprd
Relationships
Kprd1-Kprd7=Kprd
Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 200

Covariance Matrix

Kprd1 Kprd2 Kprd3 Kprd4 Kprd5 Kprd6


-------- -------- -------- -------- -------- --------
Kprd1 1.22
Kprd2 0.76 1.28
Kprd3 0.59 0.60 1.03
Kprd4 0.54 0.61 0.51 1.05
Kprd5 0.67 0.72 0.55 0.55 1.24
Kprd6 0.65 0.79 0.58 0.65 0.65 1.42
Kprd7 0.58 0.67 0.53 0.50 0.53 0.63

Covariance Matrix

Universitas Sumatera Utara


163

Kprd7
--------
Kprd7 1.09

Number of Iterations = 4

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Kprd1 = 0.81*Kprd, Errorvar.= 0.55 , Rý = 0.54


(0.070) (0.066)
11.60 8.41

Kprd2 = 0.91*Kprd, Errorvar.= 0.46 , Rý = 0.64


(0.070) (0.060)
13.07 7.61

Kprd3 = 0.70*Kprd, Errorvar.= 0.54 , Rý = 0.48


(0.066) (0.062)
10.58 8.79

Kprd4 = 0.70*Kprd, Errorvar.= 0.56 , Rý = 0.47


(0.067) (0.063)
10.46 8.83

Kprd5 = 0.78*Kprd, Errorvar.= 0.63 , Rý = 0.49


(0.072) (0.072)
10.85 8.70

Kprd6 = 0.85*Kprd, Errorvar.= 0.69 , Rý = 0.51


(0.077) (0.081)
11.13 8.60

Kprd7 = 0.73*Kprd, Errorvar.= 0.56 , Rý = 0.48


(0.068) (0.064)
10.70 8.75

Correlation Matrix of Independent Variables

Universitas Sumatera Utara


164

Kprd
--------
1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 7.86 (P = 0.90)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 7.86 (P = 0.90)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 2.61)

Minimum Fit Function Value = 0.039


Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.013)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.031)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.99

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.21


90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.21 ; 0.22)
ECVI for Saturated Model = 0.28
ECVI for Independence Model = 5.69

Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 1117.41


Independence AIC = 1131.41
Model AIC = 35.86
Saturated AIC = 56.00
Independence CAIC = 1161.49
Model CAIC = 96.04
Saturated CAIC = 176.35

Normed Fit Index (NFI) = 0.99


Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.01
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.01
Relative Fit Index (RFI) = 0.99

Critical N (CN) = 739.12

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.022


Standardized RMR = 0.018

Universitas Sumatera Utara


165

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99


Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

Time used: 0.016 Seconds

8. Lampiran Lisreal Kualitas Promosi

Sample Size = 200


Latent Variables Prm
Relationships
Prm1-Prm7=Prm
Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 200

Covariance Matrix

Prm1 Prm2 Prm3 Prm4 Prm5 Prm6


-------- -------- -------- -------- -------- --------
Prm1 0.96
Prm2 0.51 1.03
Prm3 0.47 0.48 0.92
Prm4 0.50 0.38 0.49 1.35
Prm5 0.61 0.53 0.54 0.64 1.29
Prm6 0.54 0.54 0.55 0.65 0.64 1.16
Prm7 0.61 0.59 0.57 0.73 0.70 0.76

Covariance Matrix

Prm7
--------
Prm7 1.34

Number of Iterations = 4

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Universitas Sumatera Utara


166

Measurement Equations

Prm1 = 0.70*Prm, Errorvar.= 0.47 , Rý = 0.51


(0.063) (0.055)
11.02 8.55

Prm2 = 0.66*Prm, Errorvar.= 0.59 , Rý = 0.43


(0.068) (0.066)
9.81 8.96

Prm3 = 0.67*Prm, Errorvar.= 0.48 , Rý = 0.48


(0.063) (0.055)
10.65 8.69

Prm4 = 0.75*Prm, Errorvar.= 0.79 , Rý = 0.42


(0.078) (0.088)
9.69 8.99

Prm5 = 0.81*Prm, Errorvar.= 0.64 , Rý = 0.51


(0.073) (0.074)
11.01 8.56

Prm6 = 0.82*Prm, Errorvar.= 0.49 , Rý = 0.58


(0.068) (0.060)
12.06 8.08

Prm7 = 0.90*Prm, Errorvar.= 0.53 , Rý = 0.60


(0.072) (0.067)
12.41 7.88

Correlation Matrix of Independent Variables

Prm
--------
1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 15.08 (P = 0.37)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 15.49 (P = 0.35)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 1.49

Universitas Sumatera Utara


167

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 15.37)

Minimum Fit Function Value = 0.076


Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0075
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.077)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.023
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.074)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.75

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.22


90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.21 ; 0.29)
ECVI for Saturated Model = 0.28
ECVI for Independence Model = 5.39

Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 1058.32


Independence AIC = 1072.32
Model AIC = 43.49
Saturated AIC = 56.00
Independence CAIC = 1102.41
Model CAIC = 103.67
Saturated CAIC = 176.35

Normed Fit Index (NFI) = 0.99


Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.00
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.00
Relative Fit Index (RFI) = 0.98

Critical N (CN) = 385.56

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.032


Standardized RMR = 0.028
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

Time used: 0.016 Seconds

9. Lampiran Lisreal Distribusi

Sample Size = 200


Latent Variables Dstr
Relationships

Universitas Sumatera Utara


168

Dstr1-Dstr7=Dstr
Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 200

Covariance Matrix

Dstr1 Dstr2 Dstr3 Dstr4 Dstr5 Dstr6


-------- -------- -------- -------- -------- --------
Dstr1 1.17
Dstr2 0.62 1.09
Dstr3 0.60 0.64 1.07
Dstr4 0.66 0.62 0.65 1.33
Dstr5 0.60 0.60 0.54 0.61 1.08
Dstr6 0.68 0.58 0.55 0.60 0.53 1.26
Dstr7 0.61 0.45 0.56 0.54 0.52 0.60

Covariance Matrix

Dstr7
--------
Dstr7 1.29

Number of Iterations = 4

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Dstr1 = 0.82*Dstr, Errorvar.= 0.49 , Rý = 0.58


(0.068) (0.061)
12.04 8.07

Dstr2 = 0.77*Dstr, Errorvar.= 0.49 , Rý = 0.55


(0.067) (0.060)
11.57 8.30

Dstr3 = 0.77*Dstr, Errorvar.= 0.48 , Rý = 0.55

Universitas Sumatera Utara


169

(0.066) (0.058)
11.70 8.24

Dstr4 = 0.81*Dstr, Errorvar.= 0.67 , Rý = 0.49


(0.075) (0.078)
10.80 8.62

Dstr5 = 0.73*Dstr, Errorvar.= 0.54 , Rý = 0.50


(0.067) (0.063)
10.92 8.58

Dstr6 = 0.77*Dstr, Errorvar.= 0.68 , Rý = 0.46


(0.074) (0.077)
10.38 8.77

Dstr7 = 0.70*Dstr, Errorvar.= 0.80 , Rý = 0.38


(0.077) (0.088)
9.13 9.13

Correlation Matrix of Independent Variables

Dstr
--------
1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 14.73 (P = 0.40)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 14.22 (P = 0.43)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.22
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 13.42)

Minimum Fit Function Value = 0.074


Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0011
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.067)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0089
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.069)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.81

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.21


90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.21 ; 0.28)
ECVI for Saturated Model = 0.28

Universitas Sumatera Utara


170

ECVI for Independence Model = 5.38

Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 1055.82


Independence AIC = 1069.82
Model AIC = 42.22
Saturated AIC = 56.00
Independence CAIC = 1099.91
Model CAIC = 102.40
Saturated CAIC = 176.35

Normed Fit Index (NFI) = 0.99


Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.00
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.00
Relative Fit Index (RFI) = 0.98

Critical N (CN) = 394.80

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.030


Standardized RMR = 0.026
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

Time used: 0.016 Seconds

Universitas Sumatera Utara


171

10. Lampiran Lisreal Keputusan pembelian

Sample Size = 200


Latent Variables Kpem
Relationships
Kpem1-Kpem7=Kpem
Path Diagram
End of Problem
Sample Size = 200

Covariance Matrix
Kpem1 Kpem2 Kpem3 Kpem4 Kpem5 Kpem6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
Kpem1 1.25
Kpem2 0.59 1.27
Kpem3 0.56 0.62 1.10
Kpem4 0.57 0.66 0.62 1.41
Kpem5 0.62 0.58 0.53 0.64 1.24
Kpem6 0.58 0.69 0.60 0.77 0.64 1.31
Kpem7 0.71 0.75 0.68 0.83 0.73 0.80
Covariance Matrix
Kpem7

--------
Kpem7 1.31

Number of Iterations = 4
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
Measurement Equations
Kpem1 = 0.74*Kpem, Errorvar.= 0.71 , Rý = 0.43
(0.074) (0.078)
9.99 9.03
Kpem2 = 0.80*Kpem, Errorvar.= 0.63 , Rý = 0.50
(0.072) (0.072)
11.00 8.72
Kpem3 = 0.73*Kpem, Errorvar.= 0.57 , Rý = 0.48
(0.068) (0.065)
10.66 8.83
Kpem4 = 0.86*Kpem, Errorvar.= 0.67 , Rý = 0.52
(0.076) (0.078)
11.32 8.60
Kpem5 = 0.76*Kpem, Errorvar.= 0.66 , Rý = 0.47
(0.073) (0.074)

Universitas Sumatera Utara


172

10.48 8.89
Kpem6 = 0.84*Kpem, Errorvar.= 0.60 , Rý = 0.54
(0.073) (0.070)
11.63 8.48
Kpem7 = 0.95*Kpem, Errorvar.= 0.40 , Rý = 0.69
(0.069) (0.056)
13.88 7.13

Correlation Matrix of Independent Variables


Kpem
--------
1.00
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 7.87 (P = 0.90)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 7.96 (P = 0.89)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 2.80)
Minimum Fit Function Value = 0.040
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.014)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.032)


P-Value for Test of Close Fit (RMSEA &lt; 0.05) = 0.99
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.21
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.21 ; 0.23)
ECVI for Saturated Model = 0.28
ECVI for Independence Model = 5.75
Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 1129.73
Independence AIC = 1143.73
Model AIC = 35.96
Saturated AIC = 56.00
Independence CAIC = 1173.82
Model CAIC = 96.13
Saturated CAIC = 176.35
Normed Fit Index (NFI) = 0.99
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.01
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.01
Relative Fit Index (RFI) = 0.99
Critical N (CN) = 738.31

Universitas Sumatera Utara


173

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.024


Standardized RMR = 0.019
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49
Time used: 0.016 Seconds

11. Lampiran model keputusan pembelian melalui offline

Mrk1-Mrk7 Hrg1Hrg3-Hrg7 Kprd1-Kprd7 Prm1-Prm7 Dstr1-Dstr7 Kpem1-Kpem7


Raw Data from file 'D:ProjectServise.psf'
Asymptotic Covariance Matrix From File Ujioff.acm
Sample Size = 100
Latent Variables MrkL HrgL KprdL PrmL DstrL KpemL

Relationships

Mrk1=1*MrkL
Mrk2-Mrk7=MrkL

Hrg1=1*HrgL
Hrg3-Hrg7=HrgL

Kprd1=1*KprdL
Kprd2-Kprd7=KprdL

Prm1=1*PrmL
Prm2-Prm7=PrmL

Dstr1=1*DstrL
Dstr2-Dstr7=DstrL

Kpem1=1*KpemL
Kpem2-Kpem7=KpemL

Set error variance of Mrk1 to 0.01


Set error variance of Hrg1 to 0.01
Set error variance of Kprd1 to 0.01
Set error variance of Prm1 to 0.01
Set error variance of Dstr1 to 0.01
Set error variance of Kpem1 to 0.01

Universitas Sumatera Utara


174

KpemL=MrkL HrgL KprdL PrmL DstrL

ErrRTF: Unknown Block Style !


Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 100

Covariance Matrix

Kpem1 Kpem2 Kpem3 Kpem4 Kpem5 Kpem6


Kpem1 1.45
Kpem2 0.77 1.25
Kpem3 0.70 0.63 1.06
Kpem4 0.80 0.67 0.65 1.50
Kpem5 0.74 0.58 0.40 0.76 1.13
Kpem6 0.68 0.65 0.47 0.79 0.62 1.16
Kpem7 1.00 0.84 0.70 0.95 0.87 0.88
Mrk1 0.55 0.48 0.34 0.46 0.41 0.38
Mrk2 0.50 0.48 0.34 0.39 0.36 0.41
Mrk3 0.73 0.65 0.57 0.82 0.65 0.68
Mrk4 0.87 0.84 0.77 0.81 0.75 0.62
Mrk5 0.58 0.44 0.42 0.46 0.33 0.18
Mrk6 0.39 0.44 0.29 0.36 0.36 0.39
Mrk7 0.85 0.79 0.55 0.79 0.69 0.69
Hrg1 1.00 0.89 0.74 1.04 0.93 0.91
Hrg3 0.84 0.76 0.61 0.95 0.78 0.74
Hrg4 0.91 0.70 0.48 0.74 0.61 0.65
Hrg5 0.71 0.67 0.54 0.80 0.53 0.63
Hrg6 0.88 0.70 0.71 0.73 0.61 0.59
Hrg7 0.85 0.77 0.63 0.75 0.66 0.55
Kprd1 0.65 0.40 0.40 0.49 0.48 0.44
Kprd2 0.67 0.51 0.48 0.68 0.56 0.56
Kprd3 0.68 0.55 0.33 0.60 0.44 0.48
Kprd4 0.62 0.56 0.41 0.64 0.52 0.55
Kprd5 0.73 0.56 0.44 0.68 0.57 0.53
Kprd6 0.73 0.68 0.56 0.84 0.67 0.60
Kprd7 0.83 0.68 0.58 0.83 0.66 0.58

Universitas Sumatera Utara


175

Prm1 0.69 0.61 0.57 0.65 0.58 0.51


Prm2 0.76 0.75 0.59 0.75 0.64 0.55
Prm3 0.59 0.45 0.42 0.62 0.57 0.38
Prm4 0.52 0.53 0.40 0.33 0.36 0.48
Prm5 0.66 0.57 0.54 0.62 0.52 0.45
Prm6 0.75 0.73 0.55 0.83 0.58 0.65
Prm7 0.68 0.49 0.39 0.59 0.51 0.48
Dstr1 0.78 0.74 0.57 0.78 0.64 0.70
Dstr2 0.54 0.49 0.37 0.58 0.44 0.51
Dstr3 0.61 0.59 0.48 0.60 0.54 0.50
Dstr4 0.81 0.77 0.61 0.73 0.69 0.50
Dstr5 0.67 0.61 0.54 0.73 0.65 0.59
Dstr6 0.76 0.58 0.55 0.76 0.62 0.57
Dstr7 0.76 0.65 0.45 0.60 0.57 0.61

Covariance Matrix (continued)

Kpem7 Mrk1 Mrk2 Mrk3 Mrk4 Mrk5


Kpem7 1.62
Mrk1 0.57 0.94
Mrk2 0.46 0.37 0.67
Mrk3 0.89 0.44 0.40 1.14
Mrk4 0.96 0.43 0.41 0.70 1.39
Mrk5 0.53 0.41 0.29 0.35 0.49 0.87
Mrk6 0.58 0.30 0.30 0.36 0.42 0.22
Mrk7 0.85 0.50 0.42 0.64 0.77 0.36
Hrg1 1.13 0.51 0.47 0.87 0.95 0.55
Hrg3 1.00 0.46 0.44 0.81 0.82 0.50
Hrg4 0.99 0.40 0.45 0.68 0.85 0.51
Hrg5 0.83 0.36 0.39 0.61 0.64 0.43
Hrg6 0.96 0.52 0.54 0.64 0.80 0.56
Hrg7 0.81 0.55 0.46 0.64 0.82 0.48
Kprd1 0.63 0.30 0.32 0.49 0.55 0.29
Kprd2 0.74 0.32 0.33 0.50 0.64 0.45
Kprd3 0.64 0.33 0.36 0.52 0.58 0.26
Kprd4 0.72 0.36 0.31 0.64 0.67 0.25
Kprd5 0.73 0.50 0.34 0.60 0.67 0.41
Kprd6 0.94 0.42 0.36 0.63 0.82 0.41
Kprd7 0.90 0.49 0.35 0.67 0.85 0.42
Prm1 0.79 0.36 0.37 0.61 0.67 0.39
Prm2 0.90 0.41 0.38 0.60 0.71 0.54
Prm3 0.61 0.18 0.27 0.55 0.64 0.36

Universitas Sumatera Utara


176

Prm4 0.54 0.27 0.35 0.48 0.44 0.20


Prm5 0.80 0.39 0.31 0.66 0.57 0.43
Prm6 0.81 0.29 0.39 0.59 0.83 0.41
Prm7 0.72 0.26 0.23 0.50 0.55 0.31
Dstr1 0.95 0.38 0.34 0.64 0.85 0.27
Dstr2 0.65 0.36 0.30 0.48 0.47 0.29
Dstr3 0.72 0.43 0.36 0.56 0.57 0.40
Dstr4 0.95 0.59 0.42 0.77 0.81 0.54
Dstr5 0.71 0.36 0.30 0.55 0.71 0.30
Dstr6 0.84 0.38 0.31 0.69 0.73 0.34
Dstr7 0.72 0.28 0.30 0.54 0.79 0.41

Covariance Matrix (continued)

Mrk6 Mrk7 Hrg1 Hrg3 Hrg4 Hrg5


Mrk6 0.65
Mrk7 0.39 1.32
Hrg1 0.47 1.02 1.73
Hrg3 0.49 0.84 1.07 1.38
Hrg4 0.48 0.75 0.92 0.91 1.42
Hrg5 0.39 0.61 0.86 0.84 0.69 1.00
Hrg6 0.42 0.73 0.94 0.86 0.72 0.63
Hrg7 0.45 0.72 0.88 0.75 0.68 0.61
Kprd1 0.24 0.58 0.74 0.52 0.54 0.41
Kprd2 0.27 0.55 0.83 0.73 0.60 0.51
Kprd3 0.25 0.53 0.64 0.66 0.63 0.56
Kprd4 0.31 0.60 0.75 0.57 0.60 0.55
Kprd5 0.39 0.67 0.77 0.70 0.68 0.51
Kprd6 0.35 0.76 0.93 0.74 0.74 0.64
Kprd7 0.31 0.74 0.91 0.82 0.82 0.61
Prm1 0.37 0.69 0.88 0.81 0.75 0.62
Prm2 0.45 0.65 0.89 0.82 0.74 0.66
Prm3 0.35 0.47 0.75 0.73 0.54 0.49
Prm4 0.28 0.52 0.54 0.48 0.50 0.39
Prm5 0.26 0.48 0.76 0.66 0.51 0.50
Prm6 0.26 0.65 0.82 0.78 0.80 0.63
Prm7 0.40 0.65 0.82 0.67 0.61 0.50
Dstr1 0.41 0.73 0.84 0.88 0.84 0.60
Dstr2 0.31 0.56 0.71 0.70 0.60 0.47
Dstr3 0.37 0.57 0.77 0.64 0.59 0.47
Dstr4 0.52 0.69 0.86 0.86 0.67 0.64
Dstr5 0.27 0.65 0.82 0.71 0.48 0.56

Universitas Sumatera Utara


177

Dstr6 0.35 0.62 0.94 0.78 0.70 0.64


Dstr7 0.26 0.55 0.80 0.62 0.61 0.46

Covariance Matrix (continued)

Hrg6 Hrg7 Kprd1 Kprd2 Kprd3 Kprd4


Hrg6 1.39
Hrg7 0.85 1.47
Kprd1 0.54 0.47 0.82
Kprd2 0.56 0.45 0.46 1.11
Kprd3 0.54 0.53 0.47 0.47 0.84
Kprd4 0.54 0.51 0.49 0.36 0.51 1.20
Kprd5 0.65 0.65 0.44 0.47 0.41 0.50
Kprd6 0.72 0.62 0.51 0.56 0.58 0.56
Kprd7 0.72 0.72 0.53 0.60 0.59 0.77
Prm1 0.65 0.48 0.41 0.55 0.47 0.44
Prm2 0.65 0.73 0.43 0.63 0.53 0.53
Prm3 0.56 0.31 0.37 0.52 0.41 0.44
Prm4 0.47 0.38 0.34 0.41 0.36 0.35
Prm5 0.57 0.53 0.48 0.48 0.47 0.58
Prm6 0.61 0.51 0.42 0.64 0.51 0.51
Prm7 0.49 0.50 0.52 0.50 0.45 0.49
Dstr1 0.65 0.65 0.40 0.61 0.54 0.58
Dstr2 0.61 0.53 0.34 0.43 0.46 0.42
Dstr3 0.62 0.48 0.39 0.44 0.36 0.49
Dstr4 0.72 0.81 0.43 0.60 0.44 0.59
Dstr5 0.61 0.65 0.53 0.58 0.41 0.51
Dstr6 0.64 0.70 0.48 0.50 0.54 0.67
Dstr7 0.64 0.54 0.40 0.45 0.45 0.40

Covariance Matrix (continued)

Kprd5 Kprd6 Kprd7 Prm1 Prm2 Prm3


Kprd5 1.07
Kprd6 0.58 1.24
Kprd7 0.64 0.75 1.37
Prm1 0.46 0.74 0.72 1.22
Prm2 0.60 0.65 0.63 0.67 1.17
Prm3 0.48 0.53 0.55 0.60 0.54 0.98
Prm4 0.33 0.32 0.49 0.42 0.47 0.32
Prm5 0.48 0.51 0.60 0.49 0.53 0.43

Universitas Sumatera Utara


178

Prm6 0.51 0.68 0.74 0.63 0.70 0.53


Prm7 0.47 0.58 0.51 0.56 0.60 0.52
Dstr1 0.58 0.76 0.77 0.79 0.65 0.62
Dstr2 0.45 0.54 0.52 0.41 0.46 0.37
Dstr3 0.52 0.56 0.59 0.54 0.55 0.51
Dstr4 0.58 0.67 0.72 0.67 0.74 0.52
Dstr5 0.54 0.53 0.70 0.46 0.56 0.49
Dstr6 0.59 0.76 0.72 0.69 0.62 0.49
Dstr7 0.60 0.53 0.48 0.49 0.59 0.46

Covariance Matrix (continued)

Prm4 Prm5 Prm6 Prm7 Dstr1 Dstr2


Prm4 0.86
Prm5 0.31 1.08
Prm6 0.49 0.53 1.25
Prm7 0.31 0.41 0.50 1.02
Dstr1 0.51 0.45 0.72 0.51 1.33
Dstr2 0.29 0.44 0.47 0.37 0.57 1.01
Dstr3 0.39 0.39 0.47 0.37 0.66 0.50
Dstr4 0.47 0.64 0.60 0.56 0.82 0.51
Dstr5 0.41 0.43 0.61 0.51 0.63 0.55
Dstr6 0.30 0.48 0.65 0.62 0.74 0.52
Dstr7 0.38 0.47 0.71 0.52 0.59 0.33

Covariance Matrix (continued)

Dstr3 Dstr4 Dstr5 Dstr6 Dstr7


Dstr3 0.91
Dstr4 0.59 1.30
Dstr5 0.48 0.63 1.07
Dstr6 0.51 0.65 0.54 1.34
Dstr7 0.46 0.52 0.52 0.58 1.34

Number of Iterations = 76

Universitas Sumatera Utara


179

LISREL Estimates (Robust Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Kpem1 = 1.00*KpemL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Kpem2 = 0.54*KpemL, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.34


(0.069) (0.10)
7.89 7.97

Kpem3 = 0.49*KpemL, Errorvar.= 0.71 , R² = 0.33


(0.066) (0.095)
7.50 7.43

Kpem4 = 0.57*KpemL, Errorvar.= 1.03 , R² = 0.31


(0.080) (0.13)
7.11 7.96

Kpem5 = 0.52*KpemL, Errorvar.= 0.74 , R² = 0.34


(0.062) (0.095)
8.40 7.76

Kpem6 = 0.49*KpemL, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.29


(0.066) (0.11)
7.41 7.25

Kpem7 = 0.71*KpemL, Errorvar.= 0.90 , R² = 0.45


(0.067) (0.11)
10.63 8.22

Mrk1 = 1.00*MrkL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Mrk2 = 0.41*MrkL, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.23


(0.084) (0.067)
4.91 7.65

Mrk3 = 0.48*MrkL, Errorvar.= 0.92 , R² = 0.19


(0.092) (0.11)
5.22 8.43

Universitas Sumatera Utara


180

Mrk4 = 0.48*MrkL, Errorvar.= 1.18 , R² = 0.15


(0.11) (0.14)
4.36 8.64

Mrk5 = 0.45*MrkL, Errorvar.= 0.69 , R² = 0.21


(0.091) (0.088)
4.89 7.84

Mrk6 = 0.34*MrkL, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.16


(0.076) (0.081)
4.44 6.81

Mrk7 = 0.55*MrkL, Errorvar.= 1.05 , R² = 0.21


(0.10) (0.12)
5.41 8.70

Hrg1 = 1.00*HrgL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Hrg3 = 0.63*HrgL, Errorvar.= 0.70 , R² = 0.49


(0.057) (0.11)
10.93 6.57

Hrg4 = 0.54*HrgL, Errorvar.= 0.91 , R² = 0.36


(0.061) (0.12)
8.95 7.51

Hrg5 = 0.51*HrgL, Errorvar.= 0.56 , R² = 0.44


(0.054) (0.068)
9.33 8.20

Hrg6 = 0.55*HrgL, Errorvar.= 0.87 , R² = 0.37


(0.076) (0.13)
7.24 6.47

Hrg7 = 0.52*HrgL, Errorvar.= 1.01 , R² = 0.31


(0.074) (0.15)
7.00 6.83

Kprd1 = 1.00*KprdL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Kprd2 = 0.58*KprdL, Errorvar.= 0.83 , R² = 0.25


(0.084) (0.12)
6.93 6.95

Universitas Sumatera Utara


181

Kprd3 = 0.60*KprdL, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.35


(0.091) (0.070)
6.59 7.86

Kprd4 = 0.62*KprdL, Errorvar.= 0.89 , R² = 0.26


(0.11) (0.14)
5.62 6.30

Kprd5 = 0.56*KprdL, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.23


(0.088) (0.096)
6.32 8.51

Kprd6 = 0.66*KprdL, Errorvar.= 0.89 , R² = 0.28


(0.096) (0.11)
6.81 7.97

Kprd7 = 0.68*KprdL, Errorvar.= 1.00 , R² = 0.27


(0.10) (0.12)
6.65 8.54

Prm1 = 1.00*PrmL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Prm2 = 0.56*PrmL, Errorvar.= 0.79 , R² = 0.33


(0.068) (0.11)
8.22 7.41

Prm3 = 0.50*PrmL, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.31


(0.071) (0.097)
7.00 6.92

Prm4 = 0.35*PrmL, Errorvar.= 0.71 , R² = 0.18


(0.072) (0.099)
4.91 7.15

Prm5 = 0.41*PrmL, Errorvar.= 0.88 , R² = 0.19


(0.069) (0.13)
5.93 6.91

Prm6 = 0.53*PrmL, Errorvar.= 0.91 , R² = 0.27


(0.085) (0.11)
6.29 7.95

Universitas Sumatera Utara


182

Prm7 = 0.47*PrmL, Errorvar.= 0.75 , R² = 0.26


(0.072) (0.11)
6.56 6.94

Dstr1 = 1.00*DstrL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Dstr2 = 0.43*DstrL, Errorvar.= 0.76 , R² = 0.25


(0.071) (0.10)
6.14 7.29

Dstr3 = 0.50*DstrL, Errorvar.= 0.58 , R² = 0.37


(0.060) (0.10)
8.38 5.67

Dstr4 = 0.63*DstrL, Errorvar.= 0.79 , R² = 0.40


(0.078) (0.12)
8.06 6.83

Dstr5 = 0.48*DstrL, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.29


(0.070) (0.094)
6.85 8.19

Dstr6 = 0.56*DstrL, Errorvar.= 0.92 , R² = 0.31


(0.071) (0.12)
7.94 7.57

Dstr7 = 0.45*DstrL, Errorvar.= 1.07 , R² = 0.20


(0.095) (0.14)
4.71 7.59

Structural Equations

KpemL = 0.24*MrkL + 0.19*HrgL + 0.39*KprdL + 0.073*PrmL + 0.23*DstrL,


Errorvar.= 0.60 , R² = 0.58
(0.093) (0.087) (0.12) (0.099) (0.090) (0.075)
2.58 2.22 3.41 0.74 2.58 7.96

12. Lampiran model keputusan pembelian melalui online

Universitas Sumatera Utara


183

Mrk1-Mrk7 Hrg1Hrg3-Hrg7 Kprd1-Kprd7 Prm1-Prm7 Dstr1-Dstr7 Kpem1-Kpem7


Raw Data from file 'D:ProjectServise.psf'
Asymptotic Covariance Matrix From File Tryoff.acm
Sample Size = 100
Latent Variables MrkL HrgL KprdL PrmL DstrL KpemL

Relationships

Mrk1=1*MrkL
Mrk2-Mrk7=MrkL

Hrg1=1*HrgL
Hrg3-Hrg7=HrgL

Kprd1=1*KprdL
Kprd2-Kprd7=KprdL

Prm1=1*PrmL
Prm2-Prm7=PrmL

Dstr1=1*DstrL
Dstr2-Dstr7=DstrL

Kpem1=1*KpemL
Kpem2-Kpem7=KpemL

Set error variance of Mrk1 to 0.01


Set error variance of Hrg1 to 0.01
Set error variance of Kprd1 to 0.01
Set error variance of Prm1 to 0.01
Set error variance of Dstr1 to 0.01
Set error variance of Kpem1 to 0.01

KpemL=MrkL HrgL KprdL PrmL DstrL

ErrRTF: Unknown Block Style !


Path Diagram
End of Problem

Sample Size = 100

Universitas Sumatera Utara


184

Covariance Matrix

Kpem1 Kpem2 Kpem3 Kpem4 Kpem5 Kpem6


Kpem1 1.06
Kpem2 0.41 1.19
Kpem3 0.43 0.51 1.06
Kpem4 0.36 0.59 0.54 1.29
Kpem5 0.51 0.55 0.64 0.51 1.35
Kpem6 0.48 0.65 0.64 0.69 0.63 1.38
Kpem7 0.44 0.61 0.60 0.68 0.58 0.67
Mrk1 0.43 0.38 0.41 0.49 0.21 0.63
Mrk2 0.38 0.34 0.32 0.28 0.34 0.47
Mrk3 0.26 0.13 0.27 0.26 0.19 0.32
Mrk4 0.41 0.56 0.46 0.39 0.53 0.44
Mrk5 0.34 0.33 0.48 0.55 0.44 0.53
Mrk6 0.37 0.64 0.48 0.55 0.41 0.73
Mrk7 0.17 0.35 0.34 0.32 0.16 0.35
Hrg1 0.37 0.48 0.50 0.50 0.35 0.52
Hrg3 0.26 0.45 0.40 0.36 0.28 0.36
Hrg4 0.27 0.58 0.44 0.58 0.23 0.44
Hrg5 0.28 0.44 0.19 0.22 0.25 0.32
Hrg6 0.46 0.42 0.29 0.29 0.46 0.45
Hrg7 0.58 0.53 0.52 0.65 0.45 0.59
Kprd1 -0.03 0.02 0.05 0.07 0.21 0.09
Kprd2 0.10 0.21 0.09 0.17 0.16 0.31
Kprd3 0.01 0.00 0.07 -0.02 0.11 0.08
Kprd4 0.02 0.14 0.04 0.00 0.03 0.22
Kprd5 0.00 0.03 0.12 0.14 0.05 0.26
Kprd6 -0.03 -0.03 0.03 0.06 0.24 0.10
Kprd7 -0.03 -0.18 -0.12 -0.13 -- -0.09
Prm1 0.28 0.40 0.36 0.41 0.39 0.44
Prm2 0.26 0.29 0.38 0.22 0.54 0.31
Prm3 0.42 0.43 0.25 0.28 0.43 0.38
Prm4 0.21 0.34 0.16 0.13 0.22 0.39
Prm5 0.50 0.50 0.40 0.69 0.54 0.58
Prm6 0.23 0.37 0.21 0.20 0.38 0.45
Prm7 0.33 0.61 0.46 0.39 0.28 0.53
Dstr1 0.29 0.38 0.62 0.58 0.39 0.48
Dstr2 0.44 0.47 0.58 0.55 0.24 0.44
Dstr3 0.31 0.47 0.42 0.61 0.26 0.46

Universitas Sumatera Utara


185

Dstr4 0.30 0.39 0.34 0.60 0.17 0.34


Dstr5 0.35 0.43 0.62 0.57 0.65 0.57
Dstr6 0.56 0.62 0.53 0.52 0.52 0.76
Dstr7 0.39 0.35 0.39 0.45 0.25 0.46

Covariance Matrix (continued)

Kpem7 Mrk1 Mrk2 Mrk3 Mrk4 Mrk5


Kpem7 0.98
Mrk1 0.45 1.14
Mrk2 0.25 0.44 0.71
Mrk3 0.20 0.45 0.30 0.84
Mrk4 0.44 0.33 0.54 0.12 1.13
Mrk5 0.47 0.67 0.33 0.28 0.31 1.13
Mrk6 0.57 0.36 0.41 0.13 0.58 0.53
Mrk7 0.28 0.71 0.24 0.20 0.12 0.57
Hrg1 0.38 0.62 0.34 0.27 0.45 0.49
Hrg3 0.37 0.43 0.25 0.33 0.28 0.39
Hrg4 0.46 0.58 0.29 0.31 0.34 0.38
Hrg5 0.36 -0.01 0.08 0.04 0.09 0.11
Hrg6 0.37 0.23 0.16 0.24 0.22 0.22
Hrg7 0.71 0.66 0.34 0.31 0.50 0.52
Kprd1 0.10 0.05 0.07 0.14 0.05 0.13
Kprd2 0.25 0.21 0.24 0.15 0.15 0.24
Kprd3 0.10 0.06 0.02 0.08 0.06 0.03
Kprd4 0.01 0.19 0.24 0.17 0.19 0.17
Kprd5 0.09 0.17 -0.07 -0.02 -0.03 0.21
Kprd6 -0.03 -0.06 0.17 0.00 0.09 -0.05
Kprd7 0.05 -0.01 -0.12 -0.04 -0.13 0.05
Prm1 0.46 0.14 0.26 0.16 0.33 0.20
Prm2 0.36 0.05 0.20 0.14 0.20 0.13
Prm3 0.35 0.13 0.30 0.15 0.32 0.16
Prm4 0.40 0.13 0.12 0.16 0.19 0.15
Prm5 0.56 0.38 0.29 0.19 0.36 0.27
Prm6 0.38 0.28 0.24 0.23 0.30 0.28
Prm7 0.54 0.35 0.22 0.29 0.24 0.21
Dstr1 0.38 0.82 0.28 0.32 0.27 0.66
Dstr2 0.45 0.86 0.32 0.39 0.32 0.57
Dstr3 0.42 0.62 0.28 0.21 0.38 0.51
Dstr4 0.45 0.76 0.30 0.25 0.32 0.57
Dstr5 0.63 0.50 0.40 0.35 0.50 0.46
Dstr6 0.55 0.64 0.49 0.26 0.48 0.63

Universitas Sumatera Utara


186

Dstr7 0.39 0.55 0.23 0.15 0.25 0.41

Covariance Matrix (continued)

Mrk6 Mrk7 Hrg1 Hrg3 Hrg4 Hrg5


Mrk6 1.52
Mrk7 0.35 1.26
Hrg1 0.49 0.29 1.12
Hrg3 0.26 0.23 0.37 0.96
Hrg4 0.31 0.48 0.51 0.54 1.07
Hrg5 0.17 -0.06 0.20 0.26 0.19 0.86
Hrg6 0.11 0.03 0.38 0.31 0.36 0.40
Hrg7 0.44 0.36 0.68 0.31 0.62 0.30
Kprd1 0.11 -0.20 0.09 0.16 0.06 0.12
Kprd2 0.32 -0.04 0.31 0.13 0.10 0.11
Kprd3 0.16 -0.11 0.07 0.05 0.02 0.06
Kprd4 0.32 0.11 0.33 0.10 0.19 0.12
Kprd5 -0.02 0.13 0.02 0.02 -0.04 0.10
Kprd6 0.01 0.02 0.16 -0.13 -0.16 -0.16
Kprd7 -0.07 -0.08 -0.12 -0.07 -0.10 -0.17
Prm1 0.35 0.01 0.25 0.16 0.07 0.47
Prm2 0.03 -0.01 0.15 0.17 0.07 0.46
Prm3 0.30 -0.09 0.28 0.18 0.25 0.42
Prm4 0.23 -0.06 0.19 0.29 0.06 0.31
Prm5 0.45 0.26 0.31 0.20 0.37 0.29
Prm6 0.28 0.14 0.24 0.28 0.23 0.36
Prm7 0.33 0.25 0.38 0.31 0.45 0.35
Dstr1 0.24 0.64 0.61 0.41 0.61 -0.05
Dstr2 0.36 0.63 0.65 0.37 0.70 -0.04
Dstr3 0.31 0.50 0.46 0.22 0.55 -0.01
Dstr4 0.32 0.64 0.44 0.26 0.65 -0.17
Dstr5 0.34 0.41 0.43 0.30 0.46 0.11
Dstr6 0.67 0.56 0.58 0.33 0.50 0.28
Dstr7 0.31 0.36 0.43 0.25 0.42 0.14

Covariance Matrix (continued)

Hrg6 Hrg7 Kprd1 Kprd2 Kprd3 Kprd4


Hrg6 1.14
Hrg7 0.47 1.59
Kprd1 0.03 -0.06 1.41

Universitas Sumatera Utara


187

Kprd2 0.20 0.17 0.52 0.98


Kprd3 0.07 0.00 0.20 0.17 0.75
Kprd4 0.23 0.19 0.38 0.52 0.16 1.06
Kprd5 -0.02 0.06 -0.02 0.14 0.02 0.26
Kprd6 0.02 -0.08 0.27 0.24 0.06 0.17
Kprd7 -0.08 0.10 0.07 0.03 0.11 -0.07
Prm1 0.30 0.33 0.12 0.17 0.08 0.18
Prm2 0.33 0.24 0.10 -0.02 0.11 -0.01
Prm3 0.37 0.39 0.08 0.23 0.02 0.25
Prm4 0.24 0.17 0.31 0.28 0.07 0.26
Prm5 0.45 0.46 0.13 0.11 -0.11 0.07
Prm6 0.37 0.36 0.27 0.20 0.12 0.25
Prm7 0.36 0.49 0.12 0.33 0.10 0.21
Dstr1 0.30 0.64 0.07 0.17 -0.07 0.09
Dstr2 0.29 0.82 0.12 0.17 0.04 0.23
Dstr3 0.18 0.56 0.07 0.21 0.07 0.05
Dstr4 -0.04 0.62 0.04 0.19 0.02 -0.13
Dstr5 0.44 0.58 0.14 0.29 0.03 0.17
Dstr6 0.23 0.65 0.17 0.27 0.11 0.26
Dstr7 0.21 0.54 -0.01 0.26 -0.08 0.16

Covariance Matrix (continued)

Kprd5 Kprd6 Kprd7 Prm1 Prm2 Prm3


Kprd5 1.26
Kprd6 -0.01 1.12
Kprd7 -0.02 0.10 0.77
Prm1 0.25 0.17 -0.21 1.43
Prm2 0.04 0.06 -0.16 0.65 1.33
Prm3 -0.11 0.08 -0.10 0.55 0.42 1.21
Prm4 0.10 0.17 -0.03 0.58 0.33 0.51
Prm5 -- 0.05 -0.14 0.59 0.44 0.48
Prm6 0.09 -0.02 -0.11 0.47 0.53 0.48
Prm7 0.12 0.03 -0.24 0.59 0.27 0.47
Dstr1 0.16 -0.07 -0.04 0.09 0.17 0.02
Dstr2 0.08 -0.09 -- 0.18 0.13 0.27
Dstr3 -0.04 0.03 0.02 0.14 -0.05 0.11
Dstr4 -0.12 -0.08 0.02 0.00 -0.13 0.14
Dstr5 0.07 0.17 -0.01 0.56 0.47 0.39
Dstr6 0.12 0.05 -0.26 0.38 0.25 0.44
Dstr7 0.03 -0.12 -0.02 0.02 -0.05 0.27

Universitas Sumatera Utara


188

Covariance Matrix (continued)

Prm4 Prm5 Prm6 Prm7 Dstr1 Dstr2


Prm4 1.44
Prm5 0.36 1.26
Prm6 0.61 0.40 0.98
Prm7 0.45 0.43 0.39 1.32
Dstr1 -0.08 0.45 0.17 0.42 1.45
Dstr2 0.05 0.51 0.23 0.55 0.96 1.48
Dstr3 -0.15 0.33 0.04 0.37 0.61 0.73
Dstr4 -0.14 0.30 -0.03 0.42 0.71 0.90
Dstr5 0.26 0.55 0.40 0.50 0.60 0.57
Dstr6 0.31 0.47 0.34 0.66 0.45 0.66
Dstr7 0.09 0.26 0.07 0.41 0.59 0.51

Covariance Matrix (continued)

Dstr3 Dstr4 Dstr5 Dstr6 Dstr7


Dstr3 1.16
Dstr4 0.81 1.46
Dstr5 0.51 0.35 1.29
Dstr6 0.60 0.63 0.46 1.33
Dstr7 0.55 0.51 0.43 0.45 1.20

Number of Iterations = 23

LISREL Estimates (Robust Maximum Likelihood)

Measurement Equations

Kpem1 = 1.00*KpemL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Kpem2 = 0.40*KpemL, Errorvar.= 1.02 , R² = 0.14


(0.098) (0.11)

Universitas Sumatera Utara


189

4.15 8.91

Kpem3 = 0.42*KpemL, Errorvar.= 0.87 , R² = 0.18


(0.097) (0.14)
4.33 6.19

Kpem4 = 0.35*KpemL, Errorvar.= 1.16 , R² = 0.10


(0.090) (0.14)
3.88 8.19

Kpem5 = 0.50*KpemL, Errorvar.= 1.09 , R² = 0.19


(0.10) (0.14)
4.94 8.05

Kpem6 = 0.47*KpemL, Errorvar.= 1.15 , R² = 0.17


(0.11) (0.16)
4.39 6.98

Kpem7 = 0.43*KpemL, Errorvar.= 0.79 , R² = 0.20


(0.087) (0.13)
4.93 5.87

Mrk1 = 1.00*MrkL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Mrk2 = 0.40*MrkL, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.25


(0.080) (0.057)
4.98 9.36

Mrk3 = 0.40*MrkL, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.21


(0.090) (0.074)
4.43 8.90

Mrk4 = 0.30*MrkL, Errorvar.= 1.03 , R² = 0.091


(0.086) (0.098)
3.51 10.44

Mrk5 = 0.60*MrkL, Errorvar.= 0.73 , R² = 0.36


(0.067) (0.066)
8.84 11.00

Mrk6 = 0.32*MrkL, Errorvar.= 1.40 , R² = 0.078


(0.10) (0.15)

Universitas Sumatera Utara


190

3.19 9.34

Mrk7 = 0.63*MrkL, Errorvar.= 0.81 , R² = 0.36


(0.087) (0.084)
7.26 9.60

Hrg1 = 1.00*HrgL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Hrg3 = 0.34*HrgL, Errorvar.= 0.83 , R² = 0.14


(0.099) (0.10)
3.44 8.23

Hrg4 = 0.46*HrgL, Errorvar.= 0.83 , R² = 0.22


(0.081) (0.094)
5.68 8.84

Hrg5 = 0.18*HrgL, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.043


(0.094) (0.10)
1.94 8.15

Hrg6 = 0.35*HrgL, Errorvar.= 1.00 , R² = 0.12


(0.093) (0.11)
3.77 9.48

Hrg7 = 0.62*HrgL, Errorvar.= 1.16 , R² = 0.27


(0.092) (0.15)
6.74 7.58

Kprd1 = 1.00*KprdL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Kprd2 = 0.38*KprdL, Errorvar.= 0.79 , R² = 0.20


(0.094) (0.10)
3.98 7.80

Kprd3 = 0.14*KprdL, Errorvar.= 0.72 , R² = 0.037


(0.083) (0.065)
1.69 11.05

Kprd4 = 0.27*KprdL, Errorvar.= 0.96 , R² = 0.099


(0.10) (0.12)
2.62 7.90

Kprd5 = - 0.015*KprdL, Errorvar.= 1.26 , R² = 0.00025

Universitas Sumatera Utara


191

(0.10) (0.12)
-0.15 10.21

Kprd6 = 0.19*KprdL, Errorvar.= 1.07 , R² = 0.046


(0.085) (0.11)
2.27 9.72

Kprd7 = 0.051*KprdL, Errorvar.= 0.76 , R² = 0.0047


(0.076) (0.054)
0.67 14.09

Prm1 = 1.00*PrmL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Prm2 = 0.46*PrmL, Errorvar.= 1.03 , R² = 0.22


(0.072) (0.13)
6.37 7.67

Prm3 = 0.39*PrmL, Errorvar.= 1.00 , R² = 0.18


(0.083) (0.13)
4.74 7.41

Prm4 = 0.41*PrmL, Errorvar.= 1.20 , R² = 0.17


(0.090) (0.15)
4.58 8.03

Prm5 = 0.42*PrmL, Errorvar.= 1.02 , R² = 0.20


(0.079) (0.11)
5.28 9.53

Prm6 = 0.34*PrmL, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.16


(0.069) (0.11)
4.87 7.24

Prm7 = 0.42*PrmL, Errorvar.= 1.07 , R² = 0.19


(0.089) (0.12)
4.70 8.91

Dstr1 = 1.00*DstrL, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99

Dstr2 = 0.67*DstrL, Errorvar.= 0.83 , R² = 0.44


(0.067) (0.11)
10.09 7.40

Universitas Sumatera Utara


192

Dstr3 = 0.43*DstrL, Errorvar.= 0.89 , R² = 0.23


(0.071) (0.11)
6.07 8.25

Dstr4 = 0.50*DstrL, Errorvar.= 1.10 , R² = 0.25


(0.076) (0.12)
6.56 9.00

Dstr5 = 0.42*DstrL, Errorvar.= 1.03 , R² = 0.20


(0.082) (0.12)
5.17 8.78

Dstr6 = 0.32*DstrL, Errorvar.= 1.19 , R² = 0.11


(0.082) (0.16)
3.88 7.33

Dstr7 = 0.41*DstrL, Errorvar.= 0.95 , R² = 0.20


(0.075) (0.099)
5.55 9.62

Structural Equations

KpemL = 0.31*MrkL + 0.17*HrgL - 0.052*KprdL + 0.15*PrmL - 0.050*DstrL,


Errorvar.= 0.82 , R² = 0.22
(0.12) (0.10) (0.086) (0.074) (0.094) (0.10)
2.68 1.64 -0.60 2.06 -0.53 7.97

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai