Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Berlakunya otonomi pemerintah daerah (pemda) membuat pemerintah pusat


mendesentralisasikan berbagai kewenangannya kepada pemda. Salah satunya adalah
kewenangan pengelolaan keuangan yang memberikan pemda hak-hak untuk mengelola
pendapatan, belanja dan pendanaan. Sayangnya, dalam desentralisasi pengelolaan keuangan,
pemerintah pusat hanya menyediakan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah, bukan
aturan rinci, sehingga kondisi keuangan antar pemda menjadi bervariasi. Variasi ini membuat
para pemangku kepentingan wajib memiliki instrumen yang efektif untuk memantau kondisi
keuangan pemda.

Penelitian tentang kondisi keuangan pemda adalah hal yang relatif baru. Untuk menilai
kondisi keuangan pemda, peneliti ahli dan praktisi mengembangkan langkah-langkah dengan
menggunakan berbagai dimensi dan indikator. Namun kesepakatan tentang dimensi dan
indikator ini masih sedikit. Dimensi pertama yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan
pemda adalah faktor lingkungan yang meliputi sosial ekonomi, politik dan demografi. Dimensi
kedua adalah faktor-faktor keuangan (informasi akuntansi), yang bersumber dari laporan
keuangan pemda. Dimensi kedua tersebut yang akan digunakan dalam menganalisis kondisi
keuangan pemda di Indonesia.

Para pemangku kepentingan masih menghadapi kesulitan dalam menganalisis kondisi


keuangan pemda di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesepakatan tentang
model penilaian yang efektif dan kurangnya keseragaman dalam indikator kondisi keuangan
pemda. Ditambah dengan masih terbatasnya penelitian tentang kondisi keuangan pemda
sehingga masih sangat sedikit bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
keuangan pemda di Indonesia. Situasi ini menyulitkan eksekutif dan legislator pemda dalam
membuat kebijakan yang efektif dan mengambil keputusan yang berkualitas.

Untuk mengatasi kendala diatas, akan diberikan dimensi dan indikator baru dan juga
metoda dalam mengembangkan indeks komposit kondisi keuangan pemda. Selanjutnya, akan
dijelaskan pula faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan pemda yang belum banyak
dibahas pada studi sebelumnya. Kerangka penawaran dan permintaan menjadi landasan
berpikir sekaligus menjembatani bidang keuangan publik dan bidang akuntansi sektor publik.
Solusi yang ditawarkan diatas diharapkan akan membantu pemda untuk mendeteksi tanda-
tanda kesulitan keuangan yang pada akhirnya akan membantu pemda untuk mencegah krisis
keuangan.
BAB II. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Penyusunan laporan keuangan pemda didasarkan pada peraturan perundang-undangan


mulai dari tingkatan undang-undang sampai dengan peraturan menteri yaitu Undang-undang
No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Penilaian Kinerja,
serta Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan-
peraturan tersebut mewajibkan pemda untuk menyusun laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah maka basis
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemda saat ini adalah basis Cash Toward
Accrual. Menurut basis ini, pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan
realisasi anggaran menggunakan basis kas, dan untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dalam neraca menggunakan basis akrual.

Laporan keuangan pemda terdiri atas Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan
Laporan Arus Kas. Neraca menggambarkan posisi keuangan pemda mengenai aset, kewajiban
dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi
mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan
yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalan suatu periode. Laporan Arus
Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan
transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemda selama periode tertentu. Secara ringkas, struktur laporan keuangan pemda dapat dilihat
pada tabel berikut:

Laporan Realisasi
Neraca Laporan Arus Kas
Anggaran
• Aset • Pendapatan • Aktivitas Operasi
• Kewajiban • Belanja • Aktivitas Investasi
• Ekuitas • Transfer • Aktivitas Pendanaan
• Pembiayaan • Aktivitas Transitoris

Anda mungkin juga menyukai