Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH DAN PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Dosen Pengampuh : Drs. Dwi Swasana Ramadhan

Kelompok 3

Disusun oleh :

1. Ibnu Firmansyah
(1905015031)
2. Salsabilah Yuniar Safitri
(1905015035)
3. Dina Ismatul Maula
(1905015038)
4. Selli Shofia Rini (1905015042)
5. Zulfatus syarifah (1905015049)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang behubungan dengan
masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat memiliki kebenaran absolut.
Akuntansi dalam islam merupakan alat untuk melaksanakan perintah Allah SWT
dalam Q.S Albaqarah 2:282 untuk melakukan pencatatan dalam melakukan transanksi
usaha.
Sejarah dan pemikiran akuntansi syariah tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan perekonomian Islam termasuk nilai-nilai yang sesuai dengan Islam.
Sedangkan disisi lain akuntansi syariah sebagai cabang dari ilmu akuntansi yang
merupakan ilmu pengetahuan tentu harus melewati tahapan tertentu.
Islam memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan
nilai-nilai Islam (Islamic values) sesuai ketentuan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah akuntansi syariah ?
2. Bagaimana perkembangan akuntansi syariah ?
3. Apa hubungan akuntansi modern dan akuntansi Islam ?
4. Bagaimana prosedur dan istilah yang digunakan dalam akuntansi syariah?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Akuntansi

2
Akuntansi adalah salah satu profesi tertua di dunia ketika masyarakat mulai
mengenal adanya perdagangan maka pada saat yang sama mereka telah mengenal
konsep nilai (value) dan mulai mengenal sistem moneter (monetary system). Bukti
tentang pencatatan (bookkeeping) tersebut dapat ditemukan sejak kerajaan Babilonia
(4500 SM), Firaun Mesir dan kode-kode Hammurabi(2250 SM).
Luca Pacioli adalah Bapak Akuntansi Modern yang pada tahun 1494
mempublikasikan buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica Proortioni
Etpropotionallia. Dalam buku tersebut beliau menerangkan mengenai double entry
book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir
seluruh kegiatan rutin akuntansi seperti penggunaan jurnal, buku besar (ledger) dan
memorandum. Didalam buku beliau juga terdapat subjudul “Tractus de Computies et
Scriptoris” yang membahas sistem pembukuan berpasangan. Subjudul inilah yang
membuat munculnya akuntansi.
Sedangkan sejarah akuntansi syariah adalah ketika islam telah muncul
disemenanjung Arab dibawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah
Islamiah di Madinah yang kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin
terdapat undang-undang akuntansi yang ditetapkan untuk perorangan, perserikatan
atau perusahaan, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), anggaran negara, dan
akuntansi wakaf.
Dengan demikian, Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi karena Al-
Qur’an telah diturunkan pada tahun 610M, yaitu 800 tahun lebih dahalu dari Luca
Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M.
B. Perkembangan Akuntansi Syariah
Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa Arab melakukan dua kali perjalanan
kafilah perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke Yaman dan
musim panas tujuan ke As-Syam (sekarang Syria, Lebanon, Jordania, Palestina, dan
Israel).
Pada zaman empat khalifah Abu Bakar mengelola Baitul Maal tetapi
sistemnyamasih sangat sederhana. Perubahan sistem administrasi yang cukup
signigfikan dilakukan di era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab dengan
memperkenalkan istilah Diwan. Khalifah Umar menunjuk beberapa orang pengelola
dan pencatat dari Persia untuk mengawasi pembukuan Baitul Maal.
Hal ini kembali menunjukan bahwa akuntansi berkembang dari suatu lokasi ke
lokasi lain akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu Baitul Maal juga tidak

3
terpuasat di Madinah tetapi juga di daerah-dadrah taklukan Islam. Diwanyang
dibentuk oleh Khalifah Umar memiliki 14 departemen dan 17 kelompok, dimana
pembagian departemen menunjukan adanya pembagian tugas dalam sistem keuagan
dan pelaporan keuagan yang baik. Pada saat itu istilah awal pembukuan dikenal
dengan jarridah atau menjadi istilah journal dalam bahasa inggris berarti berita. Di
Venice istilah ini dikenal dengan sebutan zournal.
C. Hubungan Akuntansi Modern Dan Akuntansi Islam
Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sistem pencatatan pada zaman
dinasti Abbasiah (750-1258 M)sudah sedemikian maju, sementara pada kurun waktu
yang hampir bersamaan, Eropa masih berada dalam periode The Dark Ages. Dari sini,
kita dapat melihat hubungan antara Luca Paciolli dan Akuntansi Islam.
Pada tahun 1429 M, angka Arab dilarang untuk digunakan oleh pemerintah
Italia. Luca Paciolli selalu tertarik untuk belajar tentang hal tersebut serta belajar dari
Alberti seorang ahli matematika yang belajar dari pemikir Arab. Tahun 1484 M,
Paciolli pergi dan bertemu dengan temannya Onofrio Dini Florence yang seorang
pedagang yang suka bepergian ke Afrika Utara dan Konstantinopel, sehingga diduga
Paciolli mendapat ide tentang double entry tersebut dari temannya.
Alasan teknis yang mendukung hal tersebut adalah Luca Paciolli mengatakan
bahwa setiap tranksanksi harus dicatat dua kali yaitu disisi sebelah kredit dan disisi
sebelah debit hal ini memunculkan dugaan bahwa Paciolli menerjemahkan hal
tersebut dari bahsa Arab yang memang menulis dari sebelah kanan.
Penelitian tentang sejarah dan perkembangan akuntansi memang perlu dikaji
lebih dalam lagi mengingat masih dipertanyakan bukti-bukti langsung tentang hal
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Napier (2007).
D. Sekilas Prosedur Pencatatan Akuntansi Syariah
Kontribusi terbesar yang diberikan oleh Al-Khawarizmy adalah membuat
sistem akuntansi dan pencatatan dalam negara islam dan membaginya dalam jenis
daftar. Tujuann sistem akuntansi adalah untuk memastikan akuntabilitas, mendukung
proses pengambilan keputusan serta mempermudah proses evaluasi atas progam yang
telah selesai. Tujuan ini tidak hanya berlaku dipemerintah tetapi juga pada perusahan.
Orientasi sistem akuntansi ini adalah melaporkan kegiatan yang menghasilkan
laba/rugi atau surplus/devicit dan menyelesaikan seluruh kebutuhan dari Negara,
namun perhitungan dari sistem akuntansi ini masih memasukan transanksi yang
bersifat moneter dan non moneter.

4
Ada tujuh hal khusus dalam sistem akuntansi yang dijalankan oleh negara
islam sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-khawarismy dan Al-Mazendarani, sebagai
berikut.
1. Sistem akuntansi untuk kebutuhan hidup, sistem ini di bawah koordinasi di
bawah manajer. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan hidup perorangan
dan negara.
2. Sistem akuntansi untuk kontruksi merupakan sistem akuntansi untuk
proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Sistem akuntansi untuk pertanian merupakan sistem yang berbasis non-
moneter, hal ini di dorong oleh kewajiban dalam zakat pertanian.
4. Sistem akuntansi gudang merupakan sistem untuk mencatat pembelian
barang negara.
5. Sistem akuntansi mata uang, sistem ini telah dilakukan oleh negara islam
sebelum abad ke-14.
6. Sistem akuntansi peternakan merupakan sistem untuk mencatat seluruh
binatang ternak.
7. Sistem akuntansi perbendaharaan merupakan sistem untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran harian negara, baik dalam nilai uamg atau
barang.

Pencatatan dalam negara islam telah memiliki prosedur yang wajib diikuti, serta pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas aktifitas dan menemukan surplus
dan devisi atas pencatatan yang tidak seimbang.

Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ( Zaid,2004 ).

1. Transaksi harus dicatat setelah terjadi.


2. Transaksi harus dikelompokkan berdasarkan jenisnya ( nature).
3. Penerimaan akan dicatat disisi sebelah kanan dan pengeluaran dicatat sebelah kiri.
4. Pembayaran harus dicatat dan diberikan penjelasan yang memadai disisi kiri halaman.
5. Pencatatan transaksi harus dilakukan dan dijelaskan secara hati-hati.
6. Tidak diberikan jarak penulisan disisi sebelah kiri, dan harus diberi garis penutup.
7. Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara menghapus atau
menulis ulang.
8. Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda tentang hal tersebut.

5
9. Seluruh transaksi yang dicatat dibuku jurnal ( Al Jaridah ) akan dipindahkan pada
buku khusus berdasarkan pengelompokkan transaksi.
10. Orang yang melakukan pencatatan untuk pengelompokkan berbeda dengan orang
yang melakukan pencatatan harian.
11. Saldo ( disebut Al Haseel) diperoleh dari selisih.
12. Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun.
13. Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan oleh Al Kateb harus menjelaskan
seluruh informasi secara detail barang dan dana yang berada di bawah wewenangnya.
14. Laporan tahunan yang disusun Al kateb akan diperiksa dan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya dan akan disimpan di Diwanpusat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

6
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Selama ini kita
mengenal Luca Paciolly sebagai bapak Akuntansi. Padahal Akuntansi sudah
diterapkan lebih dahulu oleh bangsa Arab, perkembangan Akuntansi sangat pesat saat
itu karena sumbangan dari Arab yang besar.Bukti-bukti atau istilah yang digunakan
luca paciolli juga sama dengan apa yang dilakukan oleh para pedagang Arab.

Sementara awal perkembangan Akuntansi syariah dimulai sejak abad 622 M


ketika Rasulullah yang pada saat itu merupakan pemimpin dinegara Madinah,
membentuk Baitul maal pada abad ke-7. Kemudian pada pemerintahan Umar bin
Khattab terjadi perubahan sistem, dimana di bentuk diwan yaitu pencatatan di setiap
pemasukan pengeluaran.

B. Saran
1. Akuntansi adalah profesi tertua di dunia, dan karena masih banyak sejarah
akuntansi yang belum kita ketahui. Maka kita sebagai mahasiswa harus
belajar tentang sejarah akuntansi.
2. Melalui makalah ini diharapkan pembaca lebih paham tentang sistem
akuntansi syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

https://zhasriyani.blogspot.com

7
8

Anda mungkin juga menyukai