Irmayani Sihombing
195310698
kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial serta keterkaitannya dengan penemuan
tulisan dalam kapasitasnya sebagai sesuatu yang penting yang sangat dibutuhkan oleh keadaan
pada saat itu, mendorong salah seorang peneliti untuk mengatakan bahwa orang-orang Finiqiyah
pernah menggunakan huruf paku yang pernah digunakan di negeri Rafidin, namun setelah itu
mereka menemukan huruf-huruf khas mereka yang kemudian digunakan oleh orang Yunani. Huruf
Finiqiyah ini memiliki karakter tersendiri, menarik, ditulis dari arah kanan ke kiri.
selanjutnya dapat dikatakan bahwa perkembangan dan kemajuan dalam bidang perdagangan dan
sosial berimplikasi pada penemuan tulisan pada peletakan batu dasar bagi akuntansi. Semuanya ini
terjadi di wilayah tersebut yang merupakan bagian dari dunia Arab. Dan tidak mustahil hal seperti itu
terjadi pula di wilayah yang lain dari dunia Arab di samping negeri Antara Dua Sungai. Namun sampai
sekarang berbagai ekskavasi tidak menunjukkan hal itu atau dalam bentuk yang lebih rinci lagi tidak
ada seorang pun yang mempelajari ekskavasi itu dari segi perdagangan dan akuntansi, khususnya dalam
hal yang berkaitan dengan Yaman dan masa-masa keemasan yang dialaminya.
tulisan Sumariyah termasuk bentuk tulisan yang terdahulu secara umum, karena tulisan
Mishiriyah (Mesir) muncul setelah itu. Kedua bentuk tulisan itu yaitu Sumariyah dan Mishiriyah
terbentuk dari rumus-rumus sesuatu dan dikenal dengan nama Pictographic yaitu tulisan dalam bentuk
gambar
Demikian pula buku akuntansi yang digunakan di Sumar dan Babilonia, yang sifatnya
mengandung hitungan berimbang (neraca), menurut pemikiran James Synder mungkin
dikategorikan sebagai sistem Sumariyah untuk sistem Al-Qiadul Muzdawaj (Double Entry
Bookeping).
Penduduk negeri Antara Dua Sungai telah menggunakan papan tulis tembikar yang
bertuliskan dengan huruf paku untuk mencatat hitungan mereka. Meskipun sederhana itu sudah
cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan sosial. Babilonia
telah dikenal dengan pekerjaan penukaran uang sejak masa yang tidak dikenal sampai abad IV
SM.
Tujuan dari penggunaan akuntansi di kalangan orang Arab adalah untuk mengukur
keuntungan. Keadaan seperti ini terus berlangsung sampai munculnya negara Islam pada tahun
1 H atau 622 M. Adapun akuntansi sebagai sarana pembantu dalam pengambilan keputusan
belumlah difungsikan sampai munculnya negara Islam.
Bagi orang-orang Arab pra Islam, perhitungan keuntungan dilakukan dengan cara
mengetahui kelebihan pada modal murni antara awal dan akhir (saldo akhir) maa perdagangan.
Bagi orang-orang Arab Hijaz, keuntungan dihitung dua kali: Pertama, setelah perjalanan dagang
ke Yaman pada musim dingin, dan Kedua, setelah perjalanan dagang ke Syam pada musim
panas. Tampaknya, karena minimnya bukti yang ada yang menjelaskan tentang sejarah akuntansi
di dunia Arab seperti Babilonia, orang Arab pra-Islam tidak memberikan perhatian terhadap
pencatatan penemuan mereka dan perkembangan kehidupan mereka.
Mereka menyebarkan pengetahuan kepada para generasi secara lisan dari orang ke orang.
Orang Arab memiliki keistimewaan dalam hal kekuatan hafalan dan daya tangkapnya. Hal seperti
itu terus berlangsung sampai pada awal masa Islam. Namun, dengan tumbuhnya negara Islam
hal ini mengalami perubahan yang cepat karena pencatatan penemuan dan ilmu mulai perannya
yaitu berawal dari pencatatan hadist Rasulullah Muhammad SAW.
Sejarah Gagasan Akuntansi Islam
Ideologi Akuntansi Islam (Sejak Munculnya Islam Sampai
Abad Ke-13 Hijriah)
Setelah munculnya Islam di Semenanjung Arab dibawah pimpinan
Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah,
mulailah perhatian Rasullulah untuk membersihkan Muamalah
Maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk
penipuan, pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala
usaha untuk mengambil harta orang lain secara batil. Sehingga
Rasulullah SAW menekankan pada pencatatan keuangan dan
mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani
profesi ini dan diberi sebutan khusus yaitu Hafhazatul Amwal
(pengawasan keuangan). Dan para sahabat rasul dan pemimpin
Umat Islam juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap
pembukuan akuntansi yang memiliki tujuan untuk mengetahui
utang-utang dan piutang serta keterangan perputaran uang, seperti
pemasukan dan pengeluaran.
Ideologi Akuntansi Islam (Sejak Runtuhnya Khilafah
Islamiyah dan Dominasi Imprealisme Ribawi Terhadap
Negeri-negeri Islam Hingga Pertengahan Abad Ke-14
Hijriah)
Runtuhnya Khilafah Islamiah serta tidak adanya perhatian dari pemimpin-pemimpin Islam
untuk mensosialisasikan hukum Islam, ditambah lagi dengan dijajahnya kebanyakan negara Islam
oleh negara-negara kuat seperti Inggris dan Perancis, telah menimbulkan perubahan yang sangat
mendasar pada muamalah keuangan.
Pada saat itu dipakailah sistem undang-undang ekonomi kapitalis dan sosialis yang
menggantikan undang-undang ekonomi Islam, serta masuknya aturan-aturan perserikatan asing dan
lembaga-lembaga perdagangan yang berdiri di atas azas riba. Sebagai kelanjutannya di
implementasikan aturan-aturan akuntansi Eropa. Sebagai contoh sekarang sering menemukan buku-
buku akuntansi konvensional ada yang bernama sistem akuntansi Inggris, sistem akuntansi Prancis,
sistem akuntansi Amerika, dan lain-lain.
● Para akuntan asing sekarang sudah menguasai semua segi akuntansi, baik bidang
ideologi, aplikasi, maupun pengajaran. Sampai sekarang akuntansi masih dikuasai oleh
non tenaga profesional ke luar negeri untuk mempelajari pokok-pokok pikiran
akuntansi barat, sehingga menghasilkan generasi-generasi yang hanya bekerja di
lingkungan barat.
Ideologi Akuntansi Islam (Zaman Modern / Zaman
Kebangkitan Konsep Akuntansi Islam)
Kebangkitan Islam sedang memperhatikan bidang muamallah secara umum, dan bidang-bidang finansial
serta lembaga-lembaga keuangan. Sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset dan
studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut Islam.
Berikut ini adalah sebagian usaha awal di masing-masing bidang :
Akuntansi Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, yaitu berjalan di muka bumi. Dan berjalan di muka
bumi ini pada umumnya dilakukan dalam rangka menjalankan suatu usaha, atau berdagang. Disebut
juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong
sebagain hartanya untuk diperdagangkan dan memperolah sebagian keuntungan. Kadang-kadang juga
dinamakan dengan muqaradhah yang berarti sama-sama memiliki hak untuk mendapatkan laba
karena si pemilik modal memberikan modalnya sementara pengusaha meniagakannya dan keduanya
sama-sama berbagi keuntunga
Akuntansi Ijarah
Ijarah adadalah pemindahan hak guna atas suatu barang dan atau jasa atas pembayaran upah sewa
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri dengan perkataan lain ijarah adalah
mengambil manfaat atas suatu barang dengan jalan penggantian sewa atas upah sejumlah tertentu
Akuntansi Istihsna
Bai’al istishna’ atau disebut dengan akad istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’). Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna’
antara pemesan (pembeli/ mustashni’) dengan penjual (pembuat/shani’), kemudian untuk memenuhi
kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.
Inti Dasar Konsep Akuntansi Islam
Studi disini sangat berkaitan dengan kajian-kajian ideologi Islam, serta penetapan
kaidah-kaidah dasar akuntansi menurut Islam. Juga berkaitan dengan studi-studi tentang
implementasi ide-ide itu pada jaman modern, terutama di perusahaan atau lembaga-
lembaga yang akan menerapkan hukum Islam dalam transaksinya, seperti bank-bank
Islam, perusahaan-perusahaan asuransi Islam, serat lembaga- lembaga investasi dan
permodalan islami.
Kajian ini dimaksudkan: