Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer
Yaya, R., Martawiredja, A.E. dan Abdurahim, A. (2014), Salemba Empat, Jakarta.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui pengaruh Islam terhadap perkembangan akuntansi pada masa Nabi Muhammad SAW, masa kekhalifahan dan masa sekarang dasar pemikiran yang digunakan oleh berbagai pakar dalam mengembangkan teori dan praktik akuntansi syariah
Memahami
berdirinya peradaban Islam, hanya ada dua peradaban besar yaitu bangsa Romawi dan bangsa Persia.
saat itu telah digunakan akuntansi dalam bentuk perhitungan barang dagangan oleh para pedagang. Dari sejak pergi berdagang sampai pulang kembali (Adnan dan Labatjo, 2006).
Pada
Orang yahudi saat itu banyak melakukan perdagangan menetap dan mencatat piutang mereka (Syahatah, 2001).
Akuntansi masih terbatas pada transaksi yang sederhana.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mendiktekannya, maka hendaklah walinya mendiktekan dengan jujur....
Kewajiban membayar zakat: Mendorong pemerintah Islam untuk membuat laporan keuangan baitul maal secara periodik, dan Mendorong pedagang muslim untuk mengklasifikasikan hartanya sesuai ketentuan zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi nishab (batas minimal kena zakat) dan haul (1 th)
Dan laksanakanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. AlBaqarah : 110). Dari Salim Ibnu Abdullah, dari ayahnya r.a, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tanaman yang disiram dengan air hujan atau dengan sumber air atau dengan pengisapan air dari tanah, zakatnya sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga manusia, zakatnya seperduapuluh." Riwayat Bukhari.
Penyebaran Islam telah memperluas penggunaan angka arab (ditandai dengan adanya angka nol) ke berbagai wilayah di dunia. Berdampak pada berkembangnya akuntansi untuk transaksi yang kompleks.
Pada zaman Rasululullah cikal bakal pengembangan akuntansi dimulai dari pengembangan fungsi-fungsi pemerintahan agar mencapai tujuannya, dan penunjukkan orang-orang yang kompeten (Zaid, 2000). pemerintahan Rasulullah memiliki 42 pejabat yang digaji yang terspesialisasi dalam peran dan tugas tersendiri (Hawary, 1988).
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Reliabilitas laporan keuangan pemerintahan dikembangkan oleh Kalifah Umar bin Abdul Aziz (681-720M) dengan kewajiban mengeluarkan bukti penerimaan uang (Imam, 1951) Kalifah Al Waleed bin Abdul Malik (705715M) mengenalkan catatan dan register yang terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya (Lasheen, 1973)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Perkembangan Praktek Akuntansi Pemerintahan Islam Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi pada masa Daulah Abbasiah.
Akuntansi
dikelompokkan menjadi beberapa spesialisasi antara lain : akuntansi peternakan, akuntansi pertanian, akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, akuntansi mata uang dan sistem pembukuan menggunakan model buku besar (Al-Kalkashandy, 1913)
Buku Besar
Jaridah An Nafaqat (merupakan pembukuan yang digunakan untuk mencatat pengeluaran negara). Jaridal AL Mal (merupakan pembukuan yang digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran zakat).
Jaridah Al Musadareen (merupakan pembukuan yang Digunakan penerimaan sita/denda tidak aps-rizal, aji dan ahim (2009) sesuai syariah).
Berbagai laporan akuntansi yang ikut dikembangkan pada masa Daulah abbasiah
Al Khitmah menunjukkan total pendapatan dan pengeluaran yang dibuat setiap bulan (Bin Jaffar, 1981 dalam Zaid, 2001).
Laporan
Al Khitmah Al Jameah, laporan Keuangan komprehensif, berisikan laporan laba rugi dan neraca yang dilaporkan Pada akhir tahun. Dalam perhitungan dan penerimaan zakat. Utang zakat diklasifikasikan dalam tiga (3) laporan keuangan yaitu : collectable debts, doubtful debts, uncollectable debts (Lasyin, dalam Zaid, 2001).
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
tahun 1494 , seorang Itali bernama Luca Pacioli menerbitkan buku dengan judul Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita. Buku tersebut membahas lima bagian yang banyak membahas tentang ilmu Matematika. Salah satu bab membahas tentang pembukuan yg dilakukan di Venice lebih dari 200 thn sebelumnya dan masih digunakan pada masa itu. Pada masa itu metode ini dikenal dengan metode Venice.
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Sebuah sistem baru yang dianggap sebagai revolusi dalam seni pencatatan dalam bidang ekonomi dan Bisnis.
Pacioli kemudian disebut Bapak Akuntansi.
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Have (1976) dalam Zaid (2001) perkembangan akuntansi tidak Terjadi di Itali kuno
2.
3.
Istilah Zornal (sekarang journal) telah lebih dahulu digunakan oleh kekhalifahan Islam dengan Istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan Penggunaan kalimat In the name of God diawal buku catatan keuangan, telah lebih dahulu digunakan oleh kekhalifahan Islam dengan kalimat In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful Double Entry yang ditulis oleh Pacioli, telah dipraktekkan dalam pemerintahan Islam
Kemiripan Praktek akuntansi Kekalifahan Islam dengan buku Pacioli Pada tahun 1363 M telah ada manuskrip tentang akuntansi diulis oleh Abdullah bin Muhammad bin Kiyah Al Mazindarani dengan judul Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqaat. Manuskrip tersebut berisikan kaidah praktik double entry bookkeeping: Harus mencatat pemasukan di halaman sebelah kanan dengan mencatat sumber pemasukannya Harus mencatat pengeluaran dihalaman sebelah kiri dan menjelaskan pengeluaran tsb. Littleton dan Yame (1978) menduga double entry bookkeeping berasal dari Spanyol karena saat itu kebudayaannya jauh lebih tinggi dibanding Italia.
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Pendekatan berbasis akuntansi kontemporer (induktif) 2. Pendekatan deduktif dari ajaran Islam 3. Pendekatan hybrid
1.
Berdasarkan AAOIFI (2003), pendekatan ini menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis orang Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah. Misal: PSAK syariah tidak memperkenankan pemberlakuan metode pengukuran present value pada aset maupun kewajiban. Tujuan akuntansi Islam berdasarkan pendekatan ini adalah untuk pengambilan keputusan (decision usefulness) dan memelihara kekayaan institusi (stewardship).
Pendekatan Induktif
Argumen yang mendukung: Pendekatan ini dapat diterapkan dan relevan dengan institusi yang memerlukan (Rashid, 1987) Sesuai dengan prinsip Ibaha (Abdelgader, 1994) Argumen yang menentang : Ini tidak bisa diterapkan pada masyarakat yang kehidupannya mesti berlandaskan pada wahyu. (Gambling dan Karim, 1991) Ini merusak karena mengandung asumsi yang tidak Islami (Anwar, 1987)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Adnan dan Gaffikin (1997) serta Triyuwono (2000) berpandangan Bahwa tujuan akuntansi syariah adalah pemenuhan kewajiban zakat (pertanggungjawaban melalui zakat)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Pendekatan Deduktif
Argumen yang mendukung : ini akan meminimalisir pengaruh pemikiran sekular terhadap tujuan dan akuntansi yang dikembangkan (Karim ,1995) Argumen yang menentang : pendekatan ini sulit dikembangkan dalam bentuk praktisnya (Rashid, 1987)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Pendekatan Hybrid Pendekatan ini didasarkan pada prinsip syariah yang sesuai dengan ajaran Islam dan persoalan masyarakat yang akuntansi syariah mungkin dapat membantu menyelesaikannya (Hameed, 2000)
Tujuan akuntansi syariah dalam pendekatan ini menurut Hameed adalah mewujudkan pertanggungjawaban Islam.
Pendekatan hybrid secara parsial telah diterapkan di lingkungan beberapa perusahaan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan dan non keuangan perusahaan maupun disclosure perusahaan yang memperhatikan tidak hanya masalah ekonomi melainkan juga masalah sosial dan lingkungan misal konsep triple bottom line (ekonomi, sosial dan lingkungan) yang dikembangkan oleh GRI (www.globalreporting.org)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)
Pendekatan hybrid mengapresiasi apa yang telah dikembangkan di Barat, dan menganggap itu perlu diaplikasikan dalam akuntansi syariah (Yaya dan Hameed, 2003)
Aspek selanjutnya yang perlu dilakukan oleh mengembangkan triple bottom line (economic, sosial, environmental) menjadi four bottom line (economic, sosial, environmental dan syariah compliance) (Yaya dan Hameed, 2003)
aps-rizal, aji dan ahim (2009)