Anda di halaman 1dari 10

2

PENGARUH ORIENTASI KARYAWAN DAN mampu menjalankan tugasnya dengan baik,


PELATIHAN TERHADAP sejak awal bergabung harus dibekali
KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT pemahaman mendasar terkait budaya
LIRA MEDIKA KARAWANG perusahaan, visi, standar pelayanan dan hal
lainnya yang dikenal dengan orientasi karyawan.
Santo Zen dan H. Purwadhi Selain orientasi hal penting untuk dilaksanakan
santozen@gmail.com - purwadhi@ars.ac.id secara berkelanjutan adalah Pelatihan untuk
meningkatkan dan mempertahankan keahlian
dan kemampuan yang dimiliki. Dengan
dilakukannya orientasi dan pelatihan secara
ABSTRACT berkesinambungan maka kinerja karyawan akan
terjaga sehingga meningkatkan mutu pelayanan.
The quality of human resources has an important Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
role in carrying out company operations. To dan menganalisis bagaimana gambaran,
make employees are always ready and able to pengaruh dan hubungan antara Orientasi
carry out their duties properly, from the first time Karyawan dan Pelatihan Terhadap Kinerja
join in the company, the employees must be Karyawan pada Rumah Sakit Lira Medika
equipped with a fundamental understanding Karawang. Populasi penelitian ini berjumlah 507
related to company culture, vision, service orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
standards and other things known as employee purposive sampling dengan kriteria yang sudah
orientation. In addition, the important thing to be ditetapkan dengan jumlah sampel sebanyak 224
carried out sustainably is training to improve and orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian
maintain the expertise and abilities of the deskriptif verifikatif. Instrumen statistik yang
employee. By conducting orientation and training digunakan adalah analisis regresi dengan
on an ongoing basis, employee performance will menggunakan uji validitas, reliabilitas,
be maintained and will improve the quality of normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas.
service. The purpose of this research is to find Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
out and analyze how the description, effect, and terdapat pengaruh Orientasi dan Pelatihan
relationship between Employee Orientation and terhadap Kinerja sebesar 61.8 % (kategori
Training on Employee Performance in Lira rendah atau tinggi lihat hasil) karena 38.2%
Medika Hospital Karawang. The population of dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain seperti
this research is 507 people. The sampling halnya motivasi, kompensasi, kepemimpinan
technique used is purposive sampling with dan lain-lain.
predefined criteria with a total sample of 224
people. This type of research is a descriptive Kata Kunci: Orientasi Karyawan, Pelatihan dan
verification research. The statistical instrument Kinerja.
used is regression analysis using tests of
validity, reliability, normality, heteroscedasticity
and multicollinearity. Based on the results of the
research, it shows that is an influence of the PENDAHULUAN
Orientation and Training on Performance by
61.8% (low or high category see results) Rumah Sakit Lira Medika merupakan
because 38.2% is affected by variables or other Rumah Sakit Swasta tipe C yang melayani
factors such as motivation, compensation, pasien umum dan BPJS. Standar masyarakat
leadership and others. terhadap pelayanan kesehatan yang baik dan
paripurna semakin tinggi ditambah dengan
Keywords: Employee Orientation, Training and akses informasi semakin mudah dan cepat
Employee Performance. didapatkan melalui berbagai media sehingga
untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut
perlu didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dengan kinerja prima.
ABSTRAK Kualitas sumber daya manusia memegang
peranan penting dalam menjalankan operasional
Kualitas sumber daya manusia memegang perusahaan terutama perusahaan jasa
peranan penting dalam menjalankan operasional khususnya Rumah Sakit dimana industri
perusahaan. Agar karyawan selalu siap dan kesehatan merupakan industri yang padat karya,
1
3 4

padat modal dan padat resiko. Selain itu Rumah mengerjakan tugasnya menjadi lebih lama dan
Sakit memiliki kekhususan tersendiri dimana menyebabkan munculnya komplen pasien terkait
semua unit yang ada harus saling berkoordinasi pelayanan.
dalam memberikan pelayanan agar pasien dapat
Berdasarkan latar belakang tersebut
terlayani secara komprehensif dimulai dari
mendorong penulis untuk membuat tesis dengan
pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
judul: Pengaruh Orientasi Karyawan dan
penunjang, perawatan, penyediaan obat,
Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan pada
penyiapan makan dan pembayaran. Dimana jika
Rumah Sakit Lira Medika Karawang.
ada salah satu bagian yang terputus
Penelitian ini merupakan penelitian pertama di
pelayanannya maka pelayanan lanjutannya
Rumah Sakit Lira Medika Karawang.
menjadi kendala dan tantangannya adalah
keselamatan dan kelangsungan hidup pasien
maupun tuntutan dari pasien sehingga kualitas KAJIAN TEORI
sumber daya manusianya harus benar-benar
Menurut Gary Desseler (2010: 141)
optimal dan selalu siap dalam memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam orientasi karyawan adalah prosedur pemberian
seminggu tanpa terputus sepanjang tahun. informasi pokok tentang perusahaan kepada
karyawan baru.
Berdasarkan data Survey Kepuasan
Menurut Decenzo & Robbins dalam
Masyarakat yang dilakukan oleh RSUD Dr.
Sedarmayanti (2010: 114) orientasi adalah
Moewardi Surakarta tahun 2019, pelaksanaan
survey mengacu pada Peraturan Menteri PAN aktivitas yang melibatkan pengenalan karyawan
dan RB No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman baru kepada organisasi dan unit kerja mereka.
Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Menurut Ingham (2012: 132) orientasi
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Secara adalah sikap dan tingkah laku pegawai,
rata-rata dari bulan Januari - Maret 2019 merupakan suatu konsep yang dapat
kepuasan pasien terhadap variabel waktu menciptakan harmoni dalam bekerja dan
pelayanan masih berada di angka limit dengan sehingga dapat menyebabkan peningkatan
batas bawah kategori baik, hampir semua kinerja pegawai secara individu dalam sebuah
responden menyatakan kurang puas terhadap perusahaan.
variabel waktu pelayanan hal ini ditunjukan
dengan grafik yang cenderung di bawah target Menurut H. Hadari Nawawi (2008: 208)
baik pada bulan Januari 2019 kemudian orientasi adalah usaha membantu para pekerja
meningkat di tengah periode survey dan berada agar mengenali secara baik dan mampu
di kategori baik 77,63 dan kemudian menurun beradaptasi dengan suatu situasi atau suatu
sedikit pada akhir periode survey yakni di angka lingkungan/ iklim bisnis suatu organisasi/
76,75 yang dapat dilihat pada grafik berikut : perusahaan

Gambar 1. Grafik Kecenderungan Berdasarkan pengertian-pengertian diatas


Kepuasan Pasien maka dapat disimpulkan bahwa orientasi
karyawan adalah suatu program yang dibuat
oleh perusahaan yang bertujuan untuk
memperkenalkan karyawan baru pada pekerjaan
dan perusahaan tempatnya bekerja, sehingga
karyawan tersebut lebih siap dan percaya diri
dalam melaksanakan tugasnya di tempat baru.
Menurut H. Hadari Nawawi (2008: 212)
tujuan dari orientasi karyawan adalah sebagai
berikut:
1. Membantu para pekerja baru untuk
mengetahui dan memahami standar
Rendahnya tingkat kepuasan masyarakat pekerjaan, harapan organisasi, norma-
terhadap waktu pelayanan yang diberikan ini norma, dan tradisi yang dihormati yang
disebabkan oleh karena pada umumnya berlaku diperusahaan, serta
karyawan belum mendapat orientasi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
pelatihan yang cukup terkait pekerjaannya harus dijalankan.
sehingga waktu yang diperlukan untuk
5 6

2. Membantu para pekerja baru untuk Menurut Hasibuan (2002: 160) kinerja
memahami dan melaksanakan perilaku adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
sosial dalam kehidupan organisasi melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan,
sehari-hari. usaha dan kesempatan.
3. Membantu para pekerja baru untuk
Menurut Sedarmayanti (2009: 50) kinerja
mengetahui dan memahami berbagai
adalah pencapaian/prestasi seseorang
aspek teknis pekerjaan atau jabatan.
berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
Menurut Werther & davis (2012) manfaat kepadanya. Kinerja tersebut memiliki beberapa
dari dilakukannya orientasi karyawan adalah: aspek antara lain kualitas pekerjaan, kecepatan,
prakarsa, kemampuan, dan komunikasi.
1. Mengurangi kecemasan karyawan baru
2. Memiliki ekspektasi yang lebih realsitis Berdasarkan pengertian kinerja dari para
mengenai pekerjaanya ahli, dapat disimpulkan kinerja adalah suatu hasil
3. Mencegah pengaruh buruk dari rekan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
kerja atau atasan yang kurang tugas-tugas yang didasarkan atas kecakapan,
mendukung pengalaman dan kesungguhan serta waktu
4. Karyawan baru lebih mandiri menurut standar/ kriteria yang telah ditetapkan.
5. Mengurangi kecenderungan karyawan
Menurut Robbins (2012: 155), indikator
baru untuk mengundurkan diri
untuk mengukur kinerja karyawan:
Menurut H. Hadari Nawawi (2006: 208)
1. Kualitas
pelatihan adalah proses memberikan bantuan
Kualitas kerja diukur dari persepsi
bagi para pekerja untuk menguasai keterampilan
karyawan terhadap kualitas pekerjaan
khusus atau membantu untuk memperbaiki
yang dihasilkan serta kesempurnaan
kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan.
tugas terhadap keterampilan dan
Fokus kegiatannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan karyawan.
kemampuan kerja dalam memenuhi kebutuhan
2. Kuantitas
tuntutan cara bekerja yang paling efektif pada
Kuantitas merupakan jumlah yang
masa sekarang.
dihasilkan dinyatakan dalam istilah
Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright seperti jumlah unit, jumlah siklus
(2003: 251) pelatihan merupakan suatu usaha aktivitas yang diselesaikan.
yang terencana untuk memfasilitasi 3. Ketepatan Waktu
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan Ketepatan waktu merupakan tingkat
dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh aktivitas diselesaikan pada awal waktu
para pegawai. yang dinyatakan, dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output serta
Dari beberapa pengertian pelatihan
memaksimalkan waktu yang tersedia
menurut para ahli diatas, maka dapat
untuk aktivitas lain.
disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu
4. Efektivitas
proses pembelajaran kepada karyawan yang
Efektivitas merupakan tingkat
dilakukan secara terencana dan terstruktur untuk
penggunaan sumber daya organisasi
tujuan meningkatkan kemampuan dan
(tenaga, uang teknologi, bahan baku)
perubahan perilaku karyawan.
dimaksimalkan dengan maksud
Menurut Robinson dalam M. Saleh Marzuki menaikkan hasil setiap unit dalam
(1992: 28) manfaat pelatihan karyawan adalah: penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian
1. Memperbaiki kemampuan individu atau Kemandirian merupakan tingkat seorang
kelompok dengan harapan memperbaiki karyawan yang nantinya akan dapat
performance organisasi menjalankan fungsi kerjanya.
2. Karyawan dapat melaksanakan tugas-
tugas sesuai dengan standar yang
diinginkan 6. Komitmen Kerja
3. Memperbaiki sikap-sikap terhadap Komitmen kerja merupakan suatu tingkat
pekerjaan, terhadap pimpinan atau
dimana karyawan memiliki komitmen
sesama karyawan kerja dengan instansi dan tanggung
4. Memperbaiki standar keselamatan. jawab karyawan terhadap kantor.
7 8

Menurut Sedarmayanti (2009: 51) dimensi 4. Capability (kemampuan): Mampu


dan indicator kinerja sebagai berikut: menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
apa yang diharapkan dan dapat
1. Quality of work (kualitas pekerjaan):
menyelesaikan pekerjaan dengan praktis
Kualitas pekerjaan dan kesesuaian hasil
dan rapi.
dengan standar pekerjaan.
5. Communication (komunikasi): Mampu
2. Promptness (kecepatan): Penyelesaian
berkomunikasi dengan baik dengan
tugas tepat waktu dan pekerjaan
atasan/ pimpinan dan sesama rekan
tercapai sesuai dengan target.
kerja.
3. Initiative (prakarsa): Memberikan ide-ide
untuk menunjang tercapainya tujuan dan
mampu memanfaatkan waktu luang.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Variabel yang
No Judul Penelitian Peneliti Kesimpulan
diukur

1 Pengaruh Pelatihan Kerja Denny Metode pelatihan, Terdapat pengaruh yang


Terhadap Kinerja Triasmoko, Materi pelatihan, signifikan secara simultan
Karyawan (Penelitian pada Moch. Djudi Instruktur pelatihan, antara Metode Pelatihan,
Karyawan PT. Pos Mukzam, Kinerja Materi Pelatihan, dan
Indonesia (Persero) Gunawan Eko Instruktur Pelatihan
Cabang Kota Kediri) Nurtjahjono terhadap Kinerja Karyawan
(2014)

2 Pengaruh Orientasi Kerja Putu Anggita Orientasi kerja, Orientasi Kerja


dan Budaya Organisasi Laksmi Pratiwi, Budaya organisasi, berpengaruh signifikan
Terhadap Kinerja Victor P. K. Kinerja karyawan terhadap kinerja karyawan
Karyawan (Studi Pada PT. Lengkong, PT. PLN (Persero)
PLN Persero Wilayah Christoffel Manado. Budaya
suluttenggo Area Manado) Mardy O. Organisasi tidak
Mintardjo (2017) berpengaruh secara
parsial terhadap Kinerja
Karyawan PT. PLN
(Persero) Manado

3 Pengaruh Pelatihan Kerja Nur Rahmah Pelatihan kerja, Pelatihan dan Motivasi
dan Motivasi Kerja Andayani, Motivasi kerja, kerja berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan Priskila Makian, Kinerja karyawan dan signifikan secara
Bagian (2016) langsung terhadap kinerja
karyawan, hal ini berarti
PT. PCI Elektronik
secara bersama sama
International (Studi pada
pelatihan kerja dan
Karyawan PT PCI
motivasi kerja memiliki
Elektronik International)
andil dalam meningkatkan
kinerja karyawan

4 Dampak Pelatihan, Risky Faldi Pelatihan, Pelatihan, Orientasi dan


Orientasi dan Motivasi Rompas, Irvan Orientasi, Motivasi, Motivasi secara simultan
Dalam Peningkatan Trang (2018) Kinerja Pegawai berpengaruh signifikan
Kinerja Pegawai BPBD terhadap Kinerja Pegawai
Provinsi Sulut BPBD

5 Pengaruh Pelatihan Eriza Pelatihan, Variabel pelatihan dan


Terhadap Kemampuan Violananda Kemampuan Kerja kemampuan kerja secara
Kerja dan Kinerja Ekarendyka, dan kinerja simultan mempunyai
9

Karyawan (Studi pada Hamidah Nayati karyawan pengaruh yang signifikan


AUTO 2000 Malang- Utami, Heru terhadap kinerja karyawan
Sutoyo divisi service) Susilo (2013)

6 Pengaruh Pelatihan Kerja Uswatun Pelatihan kerja, Terdapat pengaruh


dan Motivasi Kerja Khasanah, Motivasi Kerja, signifikan pelatihan
Terhadap Kinerja Fauzan Kinerja karyawan terhadap kinerja karyawan
Karyawan KUD Tani Muttaqien, Noer dan tidak terdapat
Makmur di Kecamatan Aisyah Barlian pengaruh yang signifikan
Senduro Kabupaten (2019) dari motivasi kerja
Lumajang terhadap kinerja karyawan
KUD Tani Makmur
Sumber: Hasil pengolahan Jurnal

Untuk menganalisa pola hubungan antar pembatasan sampel yang diambil pada
variabel yang bertujuan untuk mengetahui Karyawan yang telah mengikuti orientasi dan
pengaruh langsung dan tidak langsung, secara pelatihan serta karyawan pada unit pelayanan
serempak atau mandiri beberapa variabel (Customer Care, Farmasi, Keperawatan,
penyebab terhadap sebuah variabel akibat, Pelayanan/ Penunjang Medis) saja. Jumlah
maka dalam kerangka pemikiran penelitian ini sampel minimal yang diambil berdasarkan rumus
menggunakan Regresi Linear Berganda. Dalam slovin dengan batas kesalahan atau margin of
kerangka pemikiran ini dapat dijelaskan bahwa error sebesar 5%, adalah 224 responden. Teknik
orientasi karyawan dan pelatihan memiliki pengambilan sampel dalam penelitian
pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan
demikian hipotesis dari penelitian ini adalah pengambilan secara acak atau random. Teknik
terdapat pengaruh Orientasi Karyawan terhadap ini memberikan kesempatan atau peluang yang
Kinerja Karyawan, terdapat pengaruh Pelatihan sama dari setiap elemen dalam satu populasi
terhadap Kinerja Karyawan, terdapat pengaruh untuk dipilih sebagai sampel. Penelitian
Orientasi Karyawan dan Pelatihan terhadap kepustakaan dilakukan dalam rangka untuk
Kinerja Karyawan. mengumpulkan data dan informasi yang
berkaitan dengan teori-teori yang mendukung
penelitian serta bahan pendukung lainnya.
METODE PENELITIAN
Sedangkan penelitian lapangan dilakukan
Penelitian ini dilakukan di lingkungan dengan cara pengumpulan data melalui
Rumah Sakit Lira Medika Karawang yang kuesioner. Penelitian ini menggunakan skala
berlokasi di Jalan Syech Quro No. 14 pengukuran Likert.
Palumbonsari, Karawang Timur. Penelitian yang Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif bebas, yaitu Orientasi Karyawan (X1), Pelatihan
dengan metode survei dengan kuesioner. (X2) dan Kinerja Karyawan (Y). Definisi
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan operasional setiap variable dan dimensi-
yang bertugas di lingkungan Rumah Sakit Lira dimensinya dapat dilihat dalam tabel di bawah
Medika Karawang berjumlah 507 orang dengan ini:

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Dimensi Indikator
Orientasi Orientasi adalah usaha 1) Waktu 1.1 Orientasi diberikan waktu pertama
karyawan membantu para pekerja kerja
(X1) agar mengenali secara 1.2 Waktu untuk pelaksanaan orientasi
baik dan mampu cukup
beradaptasi dengan
suatu situasi atau 2) Kualitas a. Orientasi menarik dan
lingkungan suatu menyenangkan
organisasi (H. Hadari b. Instruktur menguasai materi
Nawawi 2008:208) orientasi
10

c. Peserta semangat ikut orientasi

3) Manfaat 3.1 Orientasi membantu mengenal


perusahaan
3.2 Orientasi membantu saat awal
bekerja
3.3 Orientasi yang diberikan menambah
wawasan

4) Pengembangan 4.1 Diberikan pengenalan terkait


Diri penampilan
4.2 Diberikan pengenalan cara
berkomunikasi
Pelatihan Pelatihan adalah Proses 1) Kuantitas 1.1 Diberikan pelatihan yang cukup
Karyawan mengajarkan karyawan terkait pekerjaan
(X2) baru atau yang ada
sekarang ketrampilan 2) Materi 2.1 Materi pelatihan sesuai dengan
dasar yang mereka yang dibutuhkan
butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan 3) Kualitas 3.1 Instruktur menguasai materi
mereka (Gary Dessler pelatihan
2015: 284) 3.2 Pelatihan yang diberikan menarik
3.3 Peserta senang mengikuti pelatihan

4) Fasilitas 4.1 Dibekali dengan fasilitas pelatihan


yang memadai
4.2 Difasilitasi menerapkan yang telah
dipelajari

5) Manfaat 5.1 Pelatihan membantu dalam


pekerjaan
5.2 Pelatihan meningkatkan
pengetahuan
5.3 Pelatihan meningkatkan
kepercayaan diri

Kinerja Kinerja adalah hasil kerja 1) Kualitas 1.1 Hasil pekerjaan bagus
Karyawan yang dicapai seseorang 1.2 Hasil pekerjaan sesuai standar
(Y) dalam melaksanakan
tugas-tugasnya atas 2) Kecepatan 2.1 Menyelesaikan tugas tepat waktu
kecakapan, usaha dan 2.2 Menyelesaikan tugas sesuai target
kesempatan yang 2.3 Bekerja cepat dan rapi
dilakukannya (Hasibuan,
2002:160). 3) Inisiatif 3.1 Mengembangkan cara lebih baik
dalam tugas
3.2 Tidak menyia-nyiakan waktu

4) Kemampuan 4.1 Pemahaman dan ketrampilan yang


baik dalam pekerjaan

5) Komunikasi 5.1 Dapat mengkomunikasikan


pendapat/ informasi pada atasan
5.2 Dapat mengkomunikasikan
pendapat kepada rekan kerja
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2020)
11 12

Pada penelitian ini digunakan analisa berarti jika terjadi kenaikan faktor Orientasi
regresi linear berganda untuk menguji hipotesis. Karyawan maka kinerja karyawan akan
Maka dalam penelitian ini akan dilakukan proses meningkat.
pengaruh variabel bebas yaitu Orientasi
Karyawan (X1) dan Pelatihan (X2) terhadap Orientasi Karyawan membantu para pekerja
Kinerja Karyawan (Y). Namun sebelum baru untuk mengetahui dan memahami standar
melakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji pekerjaan, harapan organisasi, norma-norma,
validitas dan uji realibilitas yang digunakan untuk dan tradisi yang berlaku diperusahaan, serta
menguji validasi dan realibilitas data dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus
penelitian ini. dijalankan sehingga lebig percaya diri dalam
menjalankan tugasnya dan dapat memenuhi
harapan pelanggan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini memperkuat
Berdasarkan data kuesioner yang penelitian yang dilakukan oleh Risky Faldi
dikumpulkan dan sebelum dilakukan uji hipotesis Rompas dan Irvan Trang (2018) yang
maka data kuesioner perlu diuji validitas, menyatakan Pelatihan, Orientasi dan Motivasi
realibilitas dan melewati uji asumsi klasik. secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Variabel Orientasi Karyawan (X1) berjumlah 10 Kinerja Pegawai BPBD. Dalam penelitian yang
butir pernyataan dan seluruh pernyataan berjudul “Dampak Pelatihan, Orientasi dan
dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > Motivasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai
0,24. Variabel Pelatihan (X2) berjumlah 10 butir BPBD Provinsi Sulut”.
pernyataan dan seluruh pernyataan dinyatakan
valid karena memiliki nilai r hitung > 0,24. 2. Hipotesis 2: Pengaruh Pelatihan terhadap
Variabel Kinerja Karyawan (Y) berjumlah 10 butir Kinerja Karyawan
pernyataan dan seluruh pernyataan dinyatakan
valid karena memiliki nilai r hitung > 0,24. Cara Variabel Pelatihan (X2) memiliki nilai t hitung
mengukur reliabilitas yang paling umum adalah sebesar 9.961 yang berarti lebih besar dari nilai t
dengan menggunakan Koefisien Alpha atau tabel (9.961> 1.66) dan nilai signifikansi pada
Alpha Cronbach`s. Variabel X1, X2, dan Y variabel Pelatihan sebesar 0,000 < 0,05
mempunyai nilai koefisien Alpha atau Alpha terhadap kinerja karyawan. Keputusan yang
Cronbach`s masing-masing sebesar 0,921, diambil berdasarkan data diatas bahwa nilai t
0,946, dan 0,935. Keempat variable tersebut hitung > t tabel adalah H0 ditolak dan H1 diterima.
memiliki nilai Alpha Cronbach`s > 0,24 maka Maka dapat dinyatakan variabel Pelatihan (X2)
dapat disimpulkan bahwa instrumen yang berpengaruh signifikan positif terhadap variabel
digunakan adalah Reliabel. Kinerja Karyawan (Y). Peningkatan Pelatihan
akan meningkatkan kinerja karyawan.
1. Hipotesis 1: Pengaruh Orientasi Karyawan Interpretasi hipotesis ini menyatakan bahwa
terhadap Kinerja Karyawan Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan
Nilai t hitung yang diperoleh menunjukan terhadap Kinerja Karyawan. Menurut Robinson
adanya pengaruh variabel Orientasi Karyawan dalam M. Saleh Marzuki (1992: 28) dengan
terhadap variable Kinerja Karyawan sebesar dilakukannya pelatihan karyawan akan
3.826 artinya adanya dimensi dan indikator- memperbaiki kemampuan individu atau
indikator pada variable Orientasi Karyawan yang kelompok dengan harapan memperbaiki
dapat meningkatkan dan mempengaruhi nilai performance perusahaan, dengan pelatihan
pada dimensi yang ada di variable Kinerja karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas
Karyawan. Nilai t hitung > t tabel yaitu 3.826 > sesuai dengan standar yang diinginkan oleh
1.66 dan nilai signifikansi pada variabel Orientasi perusahaan dan dapat memperbaiki sikap-sikap
Karyawan sebesar 0,000 < 0,05 terhadap kinerja terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan ataupun
karyawan. Berdasarkan data tersebut maka H0 sesama karyawan.
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel
Orientasi Karyawan (X1) berpengaruh signifikan Hasil penelitian ini memperkuat penelitian
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). yang dilakukan oleh Denny Triasmoko, Moch.
Interpretasi hipotesis ini menyatakan bahwa Djudi Mukzam, dan Gunawan Eko Nurtjahjono
Orientasi Karyawan berpengaruh positif dan (2014) yang menyatakan Terdapat pengaruh
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini yang signifikan secara simultan antara Metode
Pelatihan, Materi Pelatihan, dan Instruktur
13 14

Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan. Dalam Pernyataan ini mengandung makna bahwa
penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Orientasi (X1) dan Pelatihan (X2) berpengaruh
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Penelitian signifikan terhadap Kinerja (Y) secara Bersama-
pada Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) sama (simultan). Maka dapat diuraikan bahwa
Cabang Kota Kediri)”. orientasi karyawan dan pelatihan pada Rumah
Sakit Lira Medika Karawang berpengaruh
3. Hipotesis 3: Pengaruh Orientasi Karyawan kepada kinerja karyawan. Dengan demikian
dan Pelatihan secara simultan terhadap kedua faktor tersebut memiliki pengaruh secara
Kinerja Karyawan. bersama-sama (simultan) terhadap kinerja
karyawan. Ketidakadaan salah satu faktor
Dari hasil perhitungan dengan bantuan tersebut akan dapat mempengaruhi pencapaian
program SPSS diperoleh nilai Sig. sebesar kinerja karyawan.
0,000. Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0.05 atau
F hitung < F tabel maka H0 tidak ditolak. Hasil uji hipotesis menyatakan Orientasi
Keputusan yang diambil berdasarkan data diatas karyawan dan Pelatihan karyawan secara
adalah H0 ditolak dan H1 diterima, Jika bersamaan berpengaruh positif terhadap kinerja.
probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau F hitung > Pelatihan Karyawan memiliki pengaruh yang
F tabel maka H0 ditolak. Pada perhitungan nilai lebih dominan dibandingkan dengan Orientasi
sig = 0.000 < 0.05, sehingga H0 ditolak. terhadap peningkatan kinerja karyawan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Orientasi Karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit
Lira Medika Karawang. Peningkatan pelaksanaan orientasi karyawan akan meningkatkan kinerja
karyawan. Hal ini berarti orientasi yang diberikan kepada karyawan akan mampu meningkatkan
kinerja karyawan.
2. Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Lira Medika
Karawang. Peningkatan pelaksanaan pelatihan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berarti
Pelatihan karyawan akan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
3. Orientasi karyawan dan Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan
Rumah Sakit Lira Medika Karawang. Hasil uji hipotesis menyatakan Orientasi karyawan dan
Pelatihan karyawan secara bersamaan berpengaruh positif terhadap kinerja. Pelatihan Karyawan
memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan Orientasi terhadap peningkatan
kinerja karyawan dengan dimensi-dimensinya seperti kuantitas pelatihan, materi, kualitas, dan
fasilitas pelatihan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Pelaksanaan Orientasi karyawan dan Pelatihan karyawan secara bersama akan lebih
meningkatkan Kinerja karyawan.

Dengan demikian dapat disarankan beberapa hal bagi Manajemen Rumah Sakit Lira Medika
Karawang, sebagai berikut:

1. Orientasi karyawan penting dilakukan secara rutin dan berkesinambungan di Rumah Sakit Lira
Medika Karawang agar karyawan baru bergabung dapat memahami dengan jelas budaya
perusahaan dan tugas-tugasnya dengan baik ataupun yang baru menjalankan tugasnya di unit
baru seperti dalam proses mutasi, rotasi ataupun perubahan struktur organisasi dapat memahami
dengan jelas tugas-tugasnya di unit baru sehingga dapat menyesuaikan diri dengan cepat sesuai
dengan harapan dari perusahaan.
2. Perlunya pemutakhiran program orientasi karyawan secara rutin agar dapat mengikuti
perkembangan jaman dengan tetap memperhatikan dimensi waktu, kualitas, manfaat dan
pengembangan diri karyawan.
3. Pelatihan karyawan penting untuk terus dilaksanakan dengan program pelatihan yang tepat agar
tepat sasaran dengan memperhatikan dimensi kualitas, kuantitas dan kualitas pelatihan serta
15

bermanfaat bagi pengembangan diri karyawan dan peningkatan keahlian sesuai dengan unit
kerjanya.
4. Orientasi karyawan dan Pelatihan perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan
agar lebih dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit
Lira Medika Karawang.

DAFTAR PUSTAKA Mathis dan Jackson. (2002). Manajemen


Sumber Daya Manusia. Edisi 1.
Yogyakarta: Salemba Empat.
Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Moeheriono. (2010). Pengukuran Kinerja
Berbasis Kompetensi. Surabaya: Ghalia
Denny Triasmoko, Moch. Djudi Mukzam, Indonesia.
Gunawan Eko Nurtjahjono (2014).
Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Morissan. (2014). Metode Penelitian Survei.
Kinerja Karyawan Penelitian pada Edisi 2. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Group.
Cabang Kota Kediri). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1 Juli 2014. Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Kompetitif. Edisi 7. Yogyakarta: Gadjah
Multivariate Dengan Program IBM SPSS Mada University Press.
19. Edisi 5. Universitas Diponegoro.
Semarang. Noermijati. (2008). Aktualisasi Teori Herzberg,
Suatu Kajian Terhadap Kepuasan Kerja
Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometri Dasar. Manager Operasional. Teknologi &
Saduran Sumarno Zain. Jakarta: Manajemen Informatika, Vol 6, pp: 91-109.
Erlangga.
Nur Rahmah Andayani, Priskila Makian, (2016).
Pengaruh Pelatihan Kerja dan Motivasi
Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen
Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Personalia dan Sumber Daya Manusia.
PT. PCI Elektronik International (Studi
Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.
pada Karyawan PT PCI Elektronik
International). Jurnal Akuntansi, Ekonomi
Indrawati, Ayu Desi. (2013). Pengaruh Kepuasan dan Manajemen Bisnis Vol. 4, No. 1, July
Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan 2016, 41-46 p-ISSN: 2337-7887.
Kepuasan Pelanggan pada Rumah Sakit
Swasta di Kota Denpasar. Jurnal Purwadhi (2019). Manajemen Sumber Daya
Manajemen Universitas Udayana, Vol. 2, Manusia Pasca Revolusi Industri 4.0.
pp: 541-551. Bandung: Mujahid Press.

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Putu Anggita Laksmi Pratiwi, Victor P. K.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Lengkong, Christoffel Mardy O. Mintardjo
(2017). Pengaruh Orientasi Kerja dan
Koontz, Harold. (1990). Manajemen. Edisi 8. Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Jakarta: Erlangga. Karyawan (Studi Pada PT. PLN Persero
Wilayah suluttenggo Area Manado). Jurnal
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Sumber EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 1193 –
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: 1204.
Remaja Rosdakarya.
Ridwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun
Manullang, M. (2000). Manajemen Personalia. Tesis. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Risky Faldi Rompas, Irvan Trang (2018).
Dampak Pelatihan, Orientasi dan Motivasi
16 17

Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional.


BPBD Provinsi Sulut. Jurnal EMBA Vol.6 Yogyakarta: C.V Andi Offset.
No.3 Juli 2018, Hal. 1848 – 1857.
Springer, Gary John. (2011). A Study of Job
Ruky, Ahmad S. (2002). Sistem Manajemen Motivation, Satisfaction and Performance
Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka among Bank Employee. Journal of Global
Utama. Business Issues, Vol. 5, pp: 29-42.

Sadili, Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Sugiyono, (2012). Statistika Untuk Penelitian.
Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. Edisi 9. Bandung: Alfabeta.

Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Sutrisno, Edy. (2014). Manajemen Sumber Daya
Statistik Secara Professional. Jakarta: Manusia. Edisi 1. Jakarta: Kencana.
Elex Media Komputindo.
Thoha, Miftah. (2014). Perilaku Organisasi:
Konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta:
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia
Rajagrafindo Persada.
dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV
Mandar Maju. Trihendradi, Cornellius. (2005). SPSS 13.0
Analisis Data Statistik. Yogyakarta: ANDI
Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Offset.
Sumber Daya Manusia. Jakrata: Bumi
Aksara. Uswatun Khasanah, Fauzan Muttaqien, Noer
Aisyah Barlian (2019). Pengaruh Pelatihan
Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Daya Manusia. Edisi 3. Yogyakarta: STIE Karyawan KUD Tani Makmur di
YKPN. Kecamatan Senduro Kabupaten
Lumajang. Jurnal Progress Conference
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, (1995).
Volume 2, July 2019, Hal. 452 – 459.
Metode Penelitian Survei. Edisi1. Jakarta: http://proceedings.stiewidyagamalumajang
LP3ES. .ac.id/index.php/progress
Singodimedjo, Markum. (2002). Manajemen Wibowo. (2013). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Sumber Daya Manusia. Surabaya: SMMA. Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai