Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Adminika Volume 8. No.

1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT


PADA UPTD PUSKESMAS KEDATON KABUPATEN OKU

Nurussama
Program Studi Sistem Informasi, AMIK Bina Sriwijaya
E-mail: nurussama@binasriwijaya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini bersifat


deskriptif menggunakan analisis data kualitatif sehingga menjadi paparan data yang mudah
dipahami. Pengaruh pelatihan penanganan pasien gawat darurat melalui on the job training
kepada perawat yang belum bersertifikat di UPTD Puskesmas Kedaton Kabupaten OKU.
Berdasarkan Teori R. Wayne Mondy (2008), pelatihan merupakan ativitas-aktivitas yang
dirancang untuk memberikan para pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan mereka pada saat ini. Populasi dalam penelitihan ini adalah
seluruh perawat di ruang Tindakan UPTD Puskesmas Kedaton yang berjumlah 6 orang.
Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui hasil post test dan pre test
serta kuesioner dan metode analisis regresi sederhana sebagai teknik analisis data. Hasil
penelitian menunjukkan dimensi hasil dari pelatihan mampu menjelaskan, maka H01
ditolak dan Ha1 diterima yang artinya Pelatihan secara berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja perawat.

Kata Kunci: Pelatihan dan kinerja perawat

ABSTRACT

This research uses qualitative research. This qualitative research is descriptive using
qualitative data analysis so that it becomes easy to understand data exposure. The effect
of training in handling emergency patients through on the job training for nurses who have
not been certified at the UPTD Puskesmas Kedaton, OKU Regency. Based on the theory of
R. Wayne Mondy (2008), training are activities designed to provide learners with the
knowledge and skills needed for their current job. The population in this study were all
nurses in the UPTD Kedaton Public Health Center, which amounted to 6 people. The
sampling technique in this study used a saturated sampling technique. This study uses
primary data obtained through post-test and pre-test results as well as questionnaires and
simple regression analysis methods as data analysis techniques. The results showed that
the dimensions of the results of the training were able to explain, then H01 was rejected
and Ha1 was accepted, which means that training has a significant effect on nurse
performance.

Keywords: Training and performance of nurses

94
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

1. PENDAHULUAN terhadap kekurangan-kekurangan kinerja


1.1 Latar Belakang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja
Penyelenggaraan pemerintahan dan produktivitas melalui pelatihan dari
yang baik dan bersih ditentukan oleh pimpinan atau perusahaan. Menurut
berbagai faktor, diantaranya adalah Mondy (2008:210), pelatihan merupakan
Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan memberikan para pembelajaran
mewujudkan tujuan negara sebagaimana pengetahuan dan keterampilan yang
tercantum dalam pembukaan Undang- dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat
Undang Dasar Negara Republik ini. Pelatihan akan memberikan
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun kesempatan bagi karyawan
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengembangkan keahlian dan
memiliki integritas, profesional, netral kemampuan baru dalam bekerja agar apa
dan bebas dari intervensi politik, bersih yang diketahui dan dikuasai saat ini
dari praktik korupsi, kolusi, dan maupun untuk masa yang mendatang
nepotisme. Salah satu upaya untuk dapat membantu karyawan untukmengerti
mewujudkan hal tersebut adalah dengan apa yang harus dikerjakan. Sedangkan
memberikan Pendidikan dan Pelatihan motivasi akan memberikan kesempatan
(Diklat) kepada Calon Pegawai Negeri kepada karyawan untuk menyalurkan ego
Sipil (CPNS), sesuai dengan yang individu dan memperkuat komitmen
diamanatkan pada Undang-Undang karyawan padaperusahaan.
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Pelatihan adalah suatu proses
Sipil Negara. Kompetensi SDM sangat sistematis untuk meningkatkan
dibutuhkan apabila suatu organisasiingin pengetahuan, keterampilan dan sikap
tetap eksis di tengah persaingan yang pegawai sehingga mampu melaksanakan
semakin ketat. Oleh karena itu, tidaklah pekerjaan pada jabatan yang sedang
mengherankan apabila berjalan atau dijabatnya. Pengembangan adalah suatu
tidaknya suatu organisasi salah satunya proses sistematis untuk meningkatkan
dipengaruhi oleh seberapa tinggikualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap
kinerja SDM dan kemampuanorganisasi pegawai sehingga mampu melaksanakan
untuk memanfaatkan sumber daya pekerjaan pada jabatan diwaktu
eksternal secara maksimal. mendatang. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Puskesmas adalah fasilitas merupakan titik masuk yang sangat
pelayanan kesehatan yang penting untuk pelayanan kesehatan bagi
menyelenggarakan upaya kesehatan pasien yang membutuhkan penanaganan
masyarakat dan upaya kesehatan dan perawatan mendesak, melakukan
perseorangan tingkat pertama, dengan triase merupakan hal penting dalam
lebih mengutamakan upaya promotif dan merawat dan melakukan penilaian awal
preventif, untuk mencapai derajat pasien IGD tujuannya menurunkan angka
kesehatan masyarakat yang setinggi- morbiditas dan mortalitas semua pasien
tingginya di wilayah kerjanya (Menkes RI, gawat darurat. Peran perawat sangat
2014). Menurut Lubis (2008:26), kualitas penting bagi suatu organisasi dalam
sumber daya manusia ditentukan oleh rangka mencapai tujuan organisasi
sejauh mana sistem dibidang sumber daya tersebut.
manusia ini sanggup menunjang dan UPTD Puskesmas Kedaton memiliki
memuaskan keinginan karyawan maupun alur penanganan pada pasien gawat darurat
perusahaan. Peningkatan pengetahuan, di ruang tindakan belum berjalan dengan
skill, perubahan sikap, perilaku, koreksi optimal. Perawat yang bertugas di ruang

95
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

Tindakan sebanyak 6 (enam) orang, namun memperbaiki dirinya sendiri sehingga dia
baru 2 (dua) orang perawat yang sudah mampu membantu dirinya sendiri.
pernah mengikuti pelatihan Basic Trauma Menurut Rivai (2004:226) pelatihan
Cardiac Life Support (BTCLS). adalah proses sistematis mengubahtingkah
Peningkatan pengetahuan dan laku karyawan untuk mencapai tujuan
keterampilan perawat dapat dilakukan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan
dengan adanya pelatihan dan seminar. keahlian dan kemampuankaryawan dalam
Adapun sertifikat pelatihan yang harus melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan
dimiliki perawat Instalasi Gawat Darurat memiliki orientasi saat ini dan membantu
salah satunya adalah BTCLS (Basic karyawan untuk mencapai keahlian dan
Trauma Cardiac Life Support). BTCLS kemampuan tertentu agar berhasil
adalah pelatihan penanganan pasien gawat melaksanakan pekerjaan. Sedangkan
darurat seperti kasus henti jantung, luka Dessler (2006:280) mengatakan pelatihan
bakar. Berdasarkan latar belakang di atas, merupakan proses mengajar keterampilan
hasil dari beberapa variabel penelitian yang dibutuhkan karyawan untuk
sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan pekerjaannya.
mengambil judul “Pengaruh Pelatihan Menurut Notoatmodjo (2003:33)
Terhadap Kinerja Perawat Pada UPTD pelatihan meliputi metode pelatihan,
Puskesmas Kedaton Kabupaten OKU” pengajar atau pelatih, fasilitas pelatihan,
kebutuhan akan pelatihan, dukungan
1.2 Perumusan Masalah perusahaan, manfaat pelatihan, materi
Rumusan masalah yang ingin pelatihan dan peserta pelatihan. Pelatihan
dikemukakan dalam penelitihan ini apakah atau latihan (training) dimaksudkan untuk
ada pengaruh pelatihan terhadap terhadap memperbaiki penguasaan berbagai
kinerja perawat pada UPTD Puskesmas ketrampilan teknik pelaksanaan kerja
Kedaton Kabupaten OKU? tertentu, terinci dan rutin. Menurut Mondy
(2008:210), mengemukakan bahwa
2. TINJAUAN PUSTAKA pelatihan merupakan aktivitas-aktivitas
2.1 Pelatihan Karyawan yang dirancang untuk memberikan para
Secara teoritis istilah pelatihan pembelajaran pengetahuan dan
(training) adalah suatu proses dimana keterampilan yang dibutuhkan untuk
orang-orang mencapai kemampuan pekerjaan mereka saat ini.
tertentu untuk membantu pencapaiantujuan
organisasi. Pelatihan membantu karyawan 2.2 Pengertian Kinerja Perawat
dalam memahami suatu pengetahuan Penilaian kinerja merupakan alat
praktis dan penerapannya, guna yang paling dapat dipercaya oleh manajer
meningkatkan keterampilan, kecakapan perawat dalam mengontrol sumber daya
dan sikap yang diperlukanorganisasi dalam manusia dan produktifitasnya. Proses
usaha mencapai tujuan. Menurut Hamalik penilaian kinerja dapat dilakukan secara
(2007:11) pelatihan juga diberikan dalam efektif dalam mengarahkan perilaku
pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini pegawai dalam rangka menghasilkan jasa
dapat berupa pengarahan, bimbingan, keperawatan dalam kualitas dan volume
fasilitas, penyampaian informasi, latihan, yang tinggi. Perawat manajer dapat
keterampilan, pengorganisasian suatu menggunakan proses aprasial kinerja
lingkungan belajar, yang pada dasarnya untuk mengatur arah kerja dalam
peserta telah memiliki potensi dan memilih, melatih, bimbingan
pengalaman, motivasI untuk perencanaan karir, serta pemberian
melaksanakan sendiri kegiatan latihan dan penghargaan kepada perawat yang

96
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

berkompeten. (Depkes. RI, 2002) Ukuran sehingga baik perawat maupun


pengawasan yang digunakan oleh supervisior dapat mendiskusikan
manajer perawat guna mencapai hasil evaluasi dari kerangka kerja yang
organisasi adalah sistem penilaian sama.
pelaksanaan kerja perawat. d. Jika diperlukan, manajer sebaiknya
Melalui evaluasi reguler dari setiap menjelaskan area mana yang akan
pelaksanaan kerja pegawai, manajer harus diprioritaskan seiring dengan usaha
dapat mencapai beberapa tujuan. Hal ini perawat untuk meningkatkan
berguna untuk membantu kepuasaan pelaksanaan kerja.
perawat dan untuk memperbaiki e. Pertemuan evaluasi sebaiknya
pelaksanaan kerja mereka, memberitahu menjelaskan area mana yang akan
perawat bahwa kerja mereka kurang diprioritaskan seiring dengan usaha
memuaskan serta mempromosikan perawat untuk meningkatkan
jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pelaksanaan kerja.
pegawai yang memenuhi syarat f. Baik laporan evaluasi maupun
penugasan khusus, memperbaiki pertemuan sebaiknya disusun
komunikasi antara atasan dan bawahan dengan terencana sehingga perawat
serta menentukan pelatihan dasar untuk tidak merasa kalau pelaksanaan
pelatihan karyawan yang memerlukan kerjanya sedang dianalisa (Depkes
bimbingan khusus. (Depkes. RI, 2002). RI, 2002).
Prinsip-prinsip penilaian kinerja
perawat adalah sebagai berikut. Jenis alat evaluasi pelaksanaan
a. Evaluasi pekerja sebaiknya kerja perawat yang umum digunakan
didasarkan pada standar pelaksanaan antara lain yaitu laporan tanggapan bebas
kerja orientasi tingkah laku untuk dan chek list pelaksanaan kerja
posisi yang ditempati. Karena a. Laporan tanggapan bebas yaitu
diskripsi kerja dan standar pemimpin atau atasan diminta
pelaksanaan kerja disajikan pegawai memberikan komentar tentang
selama orientasi sebagai tujuan yang kualitas pelaksanaan kerja bawahan
harus diusahakan, pelaksanaan kerja dalam jangka waktu tertentu. Karena
sebaiknya dievaluasi berkenaaan tidak adanya petunjuk yang harus
dengan sasaran-sasaran yang sama. dievaluasi, sehingga penilaian
b. Sampel tingkah laku perawat yang cenderung menjadi tidak sah. Alat
cukup representative sebaiknya ini kurang obyektif karena
diamati dalam rangka evaluasi mengabaikan satu atau lebih aspek
pelaksanaan kerjanya. Perhatian penting, dimana penilai hanya
harus diberikan untuk mengevaluasi berfokus pada salah satu aspek.
tingkah laku umum atau tingkah b. Chek list pelaksanaan kerja terdiri
laku konsistennya serta guna dari daftar kriteria pelaksanaan kerja
menghindari hal-hal yang tidak untuk tugas yang penting dalam
diinginkan. deskripsi kerja karyawan, dengan
c. Perawat sebaiknya diberi salinan lampiran formulir dimana penilai
diskripsi kerjanya, standar dapat menyatakan apakah bawahan
pelaksanaan kerja, dan bentuk dapat memperlihatkan tingkah laku
evaluasi untuk peninjauan ulang yang dinginkan atau tidak.
sebelum pertemuan evaluasi (Nursalam, 2002).

97
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

2.3 Kerangka Konseptual


Kerangka pemikiran merupakan suatu bentuk konseptual tentang hubungan berbagai
variabel yang telah di identifikasi. Penelitian ini adalah bahwa perkembangan kinerja
perawat dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu pelatihan. Berdasarkan dari uraian
tinjauan pustaka pada bagian sebelumnya, maka dapat dilihat pada Gambar 2.1

Pelatihan (X) Kinerja Perawat (Y)

1. Materi Pelatihan 1. Individu Psikologi :


2. Metode Pelatihan Sikap
3. Pelatih (Instruktur) 2. Organisasi Internal :
4. Peserta Pelatihan Motivasi
5. Sarana Pelatihan 3. Penentu : Pengetahuan
6. Evaluasi Pelatihan (Modifikasi, Winardi,
(Mondy, 2008) 2004)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

3. METODE PENELITIAN Analisis ini digunakan untuk


3.1 Populasi dan Sampel mengukur kekuatan satu variable atau
Menurut Sugiyono (2010:173), lebih dan juga menunjukkan arah
populasi adalah wilayah generalisasi yang hubungan antara variable dependen
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai dengan veriabel independent. Regresi
kualitas dan karakteristik tertentu yang sederhana digunakan untuk mengestimasi
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari nilai rata-rata variable terikat berdasarkan
dan kemudian ditarik kesimpulannya. nilai variable bebas. Pada awal pengujian
Sedangkan menurut Sanusi (2011:87), menyangkut persyaratan analisis yang
pengertian populasi adalah seluruh menguji asumsi yang digunakan.
kumpulan elemen yang menunjukkan ciri- Persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
ciri tertentu yang dapat digunakan untuk melakukan analisis regresi menurut
membuat kesimpulan. Populasi dalam Sugiyono (2010:45), yaitu: Untuk setiap
penelitian ini adalah seluruh perawat di kelompok harga Prediktor X, respon Y
ruang Tindakan UPTD Puskesmas harus independen dan berdistribusi normal
Kedaton Kabupaten OKU. Untuk kelompok X tidak terjadi
multikolinearitas.
3.2 Metode Regresi Linear Sederhana
Untuk menentukan persamaan
regresi sederhana dengan menggunakan
rumus, sebagai berikut:

98
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

Y = a + b.X+ e

Untuk penelitian ini diperoleh keterangan sebagai berikut:


Y = Kinerja Perawat
a = Nilai konstanta
b = Nilai koefisien regresi
X = Pelatihan
e = Error Term

3.4 Uji Koefisien Determinasi (r2) digunakan untuk mengetahui besarnya


Koefisien determinasi digunakan konstribusi atau pengaruh variabel
untuk mengetahui uraian yang dapat independen terhadap variabel dependen
diterangkan oleh persamaan regresi yaitu yaitu dengan menguadratkan korelasinya.
untuk mengetahui seberapa besar korelasi Dari sini akan diketahui seberapa besar
variabel independen secara simultan variabel independen akan mampu
terhadap variabel dependen, Sugiyono menjelaskan variable dependen.
(2010). Uji koefisien determinasi Rumusnya adalah sebagai berikut:

Koefisien Determinasi = (r2) x 100%

Keterangan r = koefisien korelasi

Analisis ini digunakan untuk 4. HASIL PENELITIAN DAN


mengetahui presentase sumbangan PEMBAHASAN
variabel bebas, yaitu Pelatihan (X1), 4.1 Analisis Regresi Sederhana
secara simultan terhadap variabel terikat, Analisis ini digunakan untuk
yaitu variabel Kinerja perawat (Y). mengukur kekuatan satu variabel atau
lebih dan juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dari hasil
pengolahan data dengan SPSS pada tabel
dibawah ini dapat diketahui hasil uji
regresi sederhana sebagai berikut

Tabel 4.1 Output Regresi Sederhana


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Correlations
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Zero- Partial Part
order
(Constant) 1,336 1,302 1,020 ,312
1 Total
,154 ,051 ,686 6,926 ,000 ,686 ,686 ,686
Pelatihan
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Output SPSS 20, diolah penulis, 2022

99
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

Berdasarkan tabel 4.1 di atas disimpulkan persamaan regresi


menunjukkan nilai konstanta untuk sederhana adalah sebagai berikut :
persamaan regresi sederhana dalam
penelitian ini yaitu 1,336 dan nilai untuk Y = 1,336+0,154X1+ e
koefisien regresinya yaitu 0,154 untuk
variabel X1 atau Pelatihan. Jadi dapat
Hasil dari persamaan regresi sebesar 0,154.
sederhana di atas maka dapat 4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
diinterpretasikan bahwa: Koefisien determinasi digunakan
1. Nilai konstanta (a) sebesar 1,336 untuk mengetahui seberapa besar
artinya apabila X1 (Pelatihan) bernilai variabel-variabel independen
0 (nol), maka Kinerja Perawat sebesar mempengaruhi variabel dependen serta
1,736. juga dapat mengetahui seberapa besar
2. Koefisien regresi untuk variabel X1 faktor lain diluar variabel independen
(Pelatihan) sebesar 0,154 menyatakan yang mempengaruhi variabel dependen.
bahwa setiap penambahan 1% Hasil pengolahan data dengan SPSS
Pelatihan, maka akan menyebabkan pada tabel di bawah ini dapat diketahui
penurunan nilai kinerja perawat hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.2 Output Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Model R R Adjuste Std. Error Change Statistics
Square dR of the R F df1 df2 Sig. F

Square Estimate Square Change Change


Change

1 ,686a ,570 ,461 2,458 ,570 47,971 1 54 ,000


a. Predictors: (Constant), Total Pelatihan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Output SPSS 20, diolah penulis, 2016

Hasil pada tabel di atas diketahui 5. KESIMPULAN


bahwa koefisien determinasi (R2) adalah Penelitian ini dapat disimpulan
sebesar 0,570 atau 57%, artinya sebagai berikut : ada pengaruh pelatihan
kemampuan variabel bebas dalam dengan knerja perawat yang terdapat
menelaskan varians dari variabel penelitian terdahulu, yang menemukan
terikatnya adalah sebesar 57%. Berarti bukti bahwa variabel pelatihan merupakan
terdapat 100% - 57% = 43% variabel salah satu faktor yang dapat
terikat yang dijelaskan oleh faktor lain atau mempengaruhi kinerja perawat. Implikasi
variabel yang tidak mempunyai pengaruh. kebijakan yang dapat dilakukan UPTD
Berdasarkan interpretasi tersebut, maka Puskesmas Kedaton dalam rangka
tampak bahwa nilai R square adalah antara meningkatkan kinerja perawat divisi ruang
0 sampai dengan 1. tindakan adalah melakukan pelatihan
dengan pertimbangan yang sesuaimelalui
pelatihan yang dilakukan. Maka H01

100
Jurnal Adminika Volume 8. No. 1, Januari – Juni 2022 ISSN: 2442-3343

ditolak dan Ha1 diterima yang artinya Lubis, Khairul Akhir. 2008. “Pengaruh
Pelatihan secara koefisien determinasi pelatihan dan Motivasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja terhadap Kinerja Karyawan PT
perawat. Perkebunan Nusantara IV
Setelah mengkaji hasil penelitian Medan”. Jurnal Medan: Tesis
ini maka saran yang dapat diberikan Pascasarjana Universitas
penulis adalah sebagai berikut : Sumatera Utara.
Sistem pelatihan yang sudah ada dan telah Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen
diterapkan sebaiknya disempurnakan lagi. Sumber daya Manusia. Edisi
Sistem pelatihan yang diberikan harus Kesepuluh Jilid 1. Penerbit
lebih terencana dan tidak hanya atas Erlangga.
permintaan dari setiap unit kerja saja,
tetapi harus sudah diramalkan mengenai Nursalam. (2002). Manajemen
kebutuhan pelatihan di masa yang akan Keperawatan, Aplikasi dalam
datang karena berkaitan dengan Praktek Keperawatan
pengembangan kinerja perawat yang Profesional. Jakarta: Salemba
berhadapan langsung dengan pasien unit Medika.
gawat darurat. Komunikasi dengan setiap
bagian dan unit kerja harus lebih sering Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd
dilakukan. Hal ini berguna dalam hal Basri. 2005. Performance
mendiskusikan terkait dengan konsep Appraisal. Jakarta: PT Raja
pengembangan dan kebutuhan pelatihan Grafindo Persada Cetakan
setiap unit kerja sampai fasilitas yang Pertama.
diinginkan sebagai penunjang kinerja
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi
perawat. Pelaksanaan komunikasi dua
Penelitian Bisnis. Jakarta:
arah ini, diharapkan dapat dilaksanakan
Salemba Empat.
secara terencana dan lebih terorganisasi
lagi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2002. Keputusan Menkes RI Winardi. 2004. Manajemen Prilaku
No. 228/MENKES/SK/III/2002 Organisasi. Jakarta. Kencana
tentang Pedoman Penyusunan Prenada Media Group.
Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah.

Hamalik, Oemar. 2007. Pengembangan


SDM Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu. Jakarta: Bumi Askara.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

101

Anda mungkin juga menyukai