Anda di halaman 1dari 14

JIEB (ISSN : 2442-4560) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.

id

ANALISIS PENGARUH TRANSFER PELATIHAN TERHADAP


PRESTASI KERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Zainul Hakim
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupatan Kotawaringin Timur
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit Kalimantan Tengah,
e-mail : akbarz25@yahoo.com

Abstract : This Study aims to know the effect of training transfer consisting of
individual, motivational, and environment simultaneously and partially on the
performance of health promotion officer of East Kotawaringin District Health
Center. Descriptive research method Analysis is used with a sample of 38
respondents with sampling techniques use census techniques, analized using
linier regression multiple analysis. The results of this study indicate that training
transfer consisting of individual, motivasional, and environmental variables
simultaneously has an effect on the performance of health promotion officer of
Kotawaringin Timur District Health Center, while partially only individual and
motivational variables have a significance influence on health promotion officer
performance in Kotawaringin Timur District Health Center. The influence of
individual variable to health worker health promotion officer performance of
East Kotawaringin Regency Health Center stronger than motivational variable.

Keywords : Transfer Training, Individual, Motivasional, Environment, Work


Achievement

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh transfer pelatihan


yang terdiri dari individual, motivasional, dan lingkungan secara simultan
maupun parsial terhadap prestasi kerja petugas promosi kesehatan puskesmas
Kabupaten Kotawaringin Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif Analisis dengan sampel sebanyak 38 responden dengan teknik
pengambilan sampel adalah teknik jenuh/sensus, teknik analisis menggunakan
Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
transfer pelatihan yang terdiri dari variabel individual, motivasional, dan
lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja petugas
promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur, sementara secara
parsial hanya variable individual dan motivasional yang pengaruhnya signifikan
terhadap prestasi kerja petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten
Kotawaringin Timur. Pengaruh variabel individual terhadap prestasi kerja
petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur lebih
kuat dibandingkan variabel motivasional.

Kata Kunci : Transfer Pelatihan, Individual, Motivasional, Lingkungan,


Prestasi Kerja

Latar Belakang globalisasi, telah menimbulkan pergeseran


Persaingan yang semakin tajam, dan paradigma baru. Perubahan-perubahan
perubahan tehnologi yang cepat, serta tersebut disatu sisi merupakan ancaman bagi
perubahan lingkungan yang cenderung kelangsungan hidup, tetapi disisi yang lain
radikal yang terjadi hampir pada semua justru memunculkan peluang-peluang bagi
aspek kehidupan manusia sebagai dampak suatu instansi untuk mengembangkan

151
152 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

pelayanannya. Kondisi tersebut merupakan kebutuhan pelatihan (training needs analysis)


kekuatan pendorong bagi suatu organisasi (Danerson, 1994: Chiung et al, 1999 : Mc
dan para pegawai untuk melakukan Clelland, 1994), dan transfer pelatihan
transformasi dalam setiap kegiatan yang (transfer of training), (Cheng dan Ho, 2001).
dilakukan agar dapat mengikuti Dalam penelitian ini akan diteliti
menyesuaikan dan memanfaatkan setiap khususnya tentang transfer pelatihan. Adapun
peluang dan tantangan serta mengantisipasi yang dimaksud dengan transfer pelatihan
setiap ancaman yang ada untuk dapat survive adalah sebagai penerapan pengetahuan, skill,
dan menciptakan keunggulan kompetitif dan perilaku yang dipelajari dalam pelatihan
yang berkesinambungan (suistainable pada situasi kerja dan selanjutnya
competitive advantage). memeliharanya selama periode waktu
Upaya mentransformasi organisasi tertentu (Baldwin dan Ford, 1997 : Xiao,
diperlukan pembaharuan kembali dalam 1996 dalam Syahruli, 2004).
investasi sumber daya manusia. Modal Perubahan perilaku dan peningkatan
manusia (human capital), selayaknya dinilai pengetahuan serta skill tidak akan berarti
kembali, dimana penekanan pada kompetensi banyak apabila penerapan dalam situasi kerja
ini (core competence), kapabilitas, dan proses tidak memberikan dampak peningkatan
pembelajaran merupakan subyek dalam prestasi (Simamora, 2001). Meskipun
proses pengembangan sumberdaya manusia. demikian, transfer pelatihan bukanlah hal
Peningkatan pengetahuan, skill, perubahan yang sederhana. Terdapat berbagai macam
sikap, perilaku, koreksi terhadap kekurangan- faktor yang mempengaruhinya. Menurut
kekurangan kinerja dibutuhkan untuk Baldwin dan Fort,1988 dalam Syahruli,
meningkatkan prestasi kerja dan 2004, ada tiga faktor yang mempengaruhi
produktivitas. proses transfer pelatihan, yaitu karakteristik
Bassi, Benson, dan Cherry (1996) peserta pelatihan, desain pelatihan, dan
dalam Syahruli (2004) menjelaskan salah lingkungan kerja. Dari beberapa penelitian
satu kecenderungan yang akan terjadi ditemukan kenyataan bahwa, hanya 10% dari
ditempat kerja yang perlu diantisipasi dalam pengetahuan total untuk pelatihan yang
mempersiapkan sumberdaya manusia dan memberikan kontribusi positif pada transfer
tenaga kerja menjelang dan dalam abad 21 pelatihan di Amerika Serikat (Georgenson,
adalah kebutuhan keterampilan akan 1982). Menurut Newstrom (1986), rata-rata
berlanjut selaras dengan meningkatnya dari suatu pelatihan, setelah pelatihan selesai
perubahan. dilaksanakan, hanya 41% dari materi
Program pelatihan mutlak diperlukan, pelatihan yang diterapkan di tempat kerja
meskipun merupakan investasi yang mahal Menurut Steers (1984) mengemukakan
(Cheng dan Ho, 1999). Program pelatihan umumnya orang percaya, bahwa prestasi
merupakan suatu kekuatan yang diharapkan kerja individu merupakan fungsi gabungan
dapat menciptakan nuansa baru dalam upaya dari tiga faktor, yaitu : Kemampuan,
mempercepat pembinaan sumberdaya perangai, dan minat seorang pekerja,
manusia dengan kompetensinya, kemampuan Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan
dan tingkat profesionalisme yang sesuai peranan seorang pekerja dan Tingkat
dengan kebutuhan dunia kerja dan motivasi kerja.
pembangunan menjelang pasar bebas dan Byar dan Rue yang disadur dari buku
dalam abad ke 21 (Baso,1999). Edi Sutrisno (2009, hal. 166) mengemukakan
Tracy, et al (2001) menyatakan bahwa adanya dua faktor yang mempengaruhi
mengembangkan dan melaksanakan program prestasi kerja, yaitu faktor individu dan
pelatihan yang efektif bukanlah pekerjaan faktor lingkungan.
yang mudah. Harus dilakukan pertimbangan Puskesmas adalah Organisasi
yang matang sehubungan dengan banyaknya fungsional yang menyelenggarakan upaya
variabel dan isu-isu yang terkait. Beberapa kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
isu penting yang terkait dalam proses merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
pelatihan, diantaranya adalah analisis masyarakat, dengan peran serta aktif
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 153

masyarakat dan menggunakan hasil kesehatan masyarakat yang handal terutama


pengembangan ilmu pengetahuan dan yang mempunyai spesialisasi dalam
teknologi tepat guna, dengan biaya yang penyuluhan dan pendidikan (Petugas
dapat dipikul oleh pemerintah dan Promosi Kesehatan). Pelayanan promotif dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut preventif untuk menjamin terselenggaranya
diselenggarakan dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan ini memerlukan para
kepada pelayanan untuk masyarakat luas tenaga kesehatan masyarakat yang
guna mencapai derajad kesehatan yang memahami tehnik dan metode promosi
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kesehatan.
kepada perorangan. Pelatihan merupakan wahana untuk
Puskesmas di Kabupaten Kotawaringin membangun sumber daya manusia menuju
Timur merupakan tumpuan Dinas Kesehatan era globalisasi yang penuh dengan tantangan,
dan masyarakat untuk mengelola dan untuk memperoleh dan meningkatkan
meningkatkan derajat kesehatan di daerah keterampilan di luar system pendidikan yang
karena puskesmas adalah ujung tombak dan berlaku dalam waktu yang relatif singkat
bahkan sebagai pioneer dalam pelayanan dengan metode yang lebih mengutamakan
kesehatan di lingkungan masyarakat daerah praktik daripada teori, sehingga dapat
Kabupaten Kotawaringin Timur. meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di
Tenaga kesehatan masyarakat masa mendatang.
(Kesmas) khususnya Petugas Promosi Untuk meningkatkan sumber daya
Kesehatan merupakan bagian dari sumber manusia kesehatan yang mempunyai
daya manusia yang sangat penting perannya pengetahuan dan skill yang luas, maka Dinas
dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur
Kesehatan Nasional (SKN). Pembangunan melalui Bidang Promosi Kesehatan &
kesehatan dengan paradigma sehat Pengembangan telah melaksanakan pelatihan
merupakan upaya meningkatkan kemandirian bagi petugas promosi kesehatan yang
masyarakat dalam menjaga kesehatan pembiayaannya dibebankan pada APBD
melalui kesadaran yang lebih tinggi pada Kabupaten Kotawaringin Timur.
pentingnya pelayanan kesehatan yang Berdasarkan pengamatan penulis dari
bersifat promotif dan preventif. kenyataan bahwa pekerjaan yang diberikan
Sebagaimana tercantum dalam atau dikerjakan tidak tepat waktu atau
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 berlarut-larut sehingga tidak sesuai dengan
/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman target yang diinginkan, masih lemahnya
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, disiplin kerja, dan lingkungan kerja kurang
promosi kesehatan adalah upaya untuk bagus atau kurang mendukung aktivitas
meningkatkan kemampuan masyarakat kerja.
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan Dalam beberapa penelitian dikemuka-
bersama masyarakat, agar mereka dapat kan bahwa kesuksesan tahap-tahap dalam
menolong diri sendiri, serta mengembangkan proses transfer pelatihan dipengaruhi oleh
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, faktor-faktor individual, motivasional dan
sesuai sosial budaya setempat dan didukung lingkungan. Ketiga faktor inilah yang akan
kebijakan publik yang berwawasan penulis analisis dalam penelitian ini.
kesehatan. Berdasarkan pada latar belakang diatas,
Pelayanan promotif untuk meningkat- dapat dilihat bahwa pengaruh faktor-faktor
kan kemandirian dan peran serta masyarakat transfer pelatihan terhadap prestasi kerja
dalam pembangunan kesehatan diperlukan sangat penting dipahami oleh Dinas
program penyuluhan dan pendidikan Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur
masyarakat yang berjenjang dan dan Puskesmas, agar dapat mencapai tujuan
berkesinambungan sehingga dicapai organisasi yang lebih baik dan tepat sehingga
tingkatan kemandirian masyarakat dalam sesuai dengan harapan.
pembangunan kesehatan. Dalam program Berdasarkan uraian pada latar belakang
promotif membutuhkan tenaga-tenaga diatas, maka pokok permasalahan yang
154 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai mereka. Melalui pelatihan dilakukan segenap
berikut : upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai
1. Apakah transfer pelatihan yang terdiri dari pada pekerjaan yang diduduki sekaranag..
individual, motivasional, dan lingkungan Dalam Proses Pelatihan dan
secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan orang-orang kompeten dapat
prestasi kerja petugas promosi kesehatan disediakan melalui dua cara di dalam
puskesmas Kabupaten Kotawaringin organisasi. Pertama, organisasi dapat
Timur? menyeleksi orang-orang terbaik yang
2. Apakah transfer pelatihan yang terdiri dari tersedia. Kedua, orang-orang yang ada
individual, motivasional, dan lingkungan didalam perusahaan dapat dilatih dan
secara simultan berpengaruh terhadap dikembangkan untuk mengerahkan potensi
prestasi kerja petugas promosi kesehatan penuh mereka. Pada intinya, kedua ancangan
puskesmas Kabupaten Kotawaringin itu merupakan bagian dan proses yang sama
Timur ? karena begitu seorang individu diseleksi dia
3. Dari transfer pelatihan yang terdiri dari haruslah menjalani beberapa pelatihan,
Individual, motivasional, lingkungan, terlepas dari apapun kualifikasinya. Maka
manakah yang berpengaruh dominan dari itu, pelatihan dan pengembangan
terhadap prestasi kerja petugas promosi karyawan harus diadakan.
kesehatan puskesmas Kabupaten Manfaat Pelatihan program pelatihan
Kotawaringin Timur ? dan pengembangan :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
Studi Literatur produktivitas.
Pengertian Pelatihan, Pelatihan 2. Mengurangi waktu belajar yang
(training) merupakan proses pembelajaran diperlukan karyawan untuk mencapai
yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, standar kinerja yang dapat diterima.
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan 3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja
kinerja karyawan. sama yang lebih menguntungkan.
Menurut pasal 1 ayat 9 Undang-undang 4. Memenuhi kebutuhan perencanaan
No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, sumber daya manusia.
mendefenisikan pelatihan adalah keseluruhan 5. Mengurangi frekwensi dan biaya
kegiatan untuk memberi, memperoleh, kecelakaan kerja.
meningkatkan, serta mengembangkan 6. Membantu karyawan dalam peningkatan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, dan pengembangan pribadi mereka.
sikap dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai Dalam suatu organisasi, setiap pegawai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
pekerjaan. seefektif dan seefisien mungkin. Selain itu
Pelatihan terdiri atas serangkaian penyelesaian tugas-tugas dari seorang
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan pegawai merupakan suatu bukti nyata tentang
keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun sejauh mana prestasi yang telah dicapainya.
perubahan sikap sesorang. Program pelatihan Menurut (Musanef: 1996 : 162) dalam
berusaha mengajarkan kepada para peserta bukunya Manajemen Kepegawaian di
bagaimana menunaikan aktivitas atau Indonesia mengemukakan bahwa :“Prestasi
pekerjaan tertentu. Dalam pelatihan kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
diciptakan suatu lingkungan dimana para seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
karyawan dapat memperoleh atau yang dibebankan kepadanya”.
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, Selain itu menurut (Hasibuan, 1997 :
pengetahuan, dan perilaku yang spesifik yang 105) dalam bukunya Manajemen Sumber
berhubungan dengan pekerjaan. Pelatihan Daya Manusia (Dasar dan Kunci
biasanya terfokus pada penyediaan keahlian Keberhasilan) mengatakan bahwa : “Prestasi
khusus bagi para karyawan atau membantu kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
mereka membenahi kelemahan kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 155

yang dibebankan kepadanya didasarkan atas 1. Faktor Individu


kecakapan, pengalaman dan kesungguhan Secara psikologis, individu yang normal
kerja serta waktu” adalah individu yang memiliki integritas
Prestasi tersebut kemudian dapat dinilai yang tinggi antara fungsi psikis dan
melalui penilaian prestasi kerja yang fisiknya. Konsentrasi yang baik ini
merupakan suatu proses untuk mengukur merupakan modal utama individu yang
hasil kerja yang dicapai oleh pekerja dan mampu mengelola dan mendayagunakan
dibandingkan terhadap standar tingkat potensi dirinya secara optimal dalam
prestasi yang diminta guna mengetahui melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja
sampai dimana keterampilan telah dicapai sehari-hari dalam mencapai tujuan
dan kemudian dipakai sebagai pertimbangan organisasi. Faktor-faktor individu yang
untuk menemukan kelemahan-kelemahan dimaksud adalah hasil kerja, pengetahuan
tersebut, perencanaan karier, serta sebagai pekerjaan, Inisiatif, kecekatan mental,
dasar untuk menentukan penghargaan sikap, disiplin waktu dan absensi.
terhadap prestasi dan sebagai titik tolak
usaha pribadi. 2. Faktor Lingkungan
Jadi prestasi kerja sangatlah diperlukan Faktor lingkungan kerja organisasi sangat
didalam lingkungan organisasi manapun. menunjang individu dalam mencapai
Karena dengan adanya prestasi kerja yang prestasi kerja Faktor lingkungan
sesuai dengan yang diharapkan maka organisasi yang dimaksud antara lain
efisiensi suatu organisasi dapat terwujud. uraian jawaban yang jelas, autoritas yang
Orang yang satu beda dengan yang memadai, target kerja yang menantang,
lainnya selain terletak pada kemampuannya pola komunikasi kerja efektif, hubungan
untuk bekerja juga tergantung pada keinginan kerja harmonis, iklim kerja respek dan
mereka bekerja atau tergantung pada dinamis, peluang berkarier dan fasilitas
motivasinya (Thoha, 2010 dalam kerja yang relatif memadai. Lingkungan
Noorzain,2012). kerja dalam suatu perusahaan sangat
Menurut McClelland (2010) dalam penting untuk diperhatikan manajemen.
Noorzain (2012) seseorang mempunyai Meskipun lingkungan kerja tidak
motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai melaksnakan proses produksi dalam suatu
keinginan untuk melakukan suatu karya yang perusahaan, namun lingkungan kerja
berprestasi lebih baik dari prestasi karya mempunyai pengaruh langsung terhadap
orang lain. Ada 3 (tiga) kebutuhan ini para karyawan yang melaksanakan proses
menurut McClelland , yakni kebutuhan produksi tersebut. Lingkungan kerja yang
berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi dan memusatkan bagi karyawannya dapat
kebutuhan kekuasaan. Ketiga kebutuhan ini meningkatkan kinerja. Sebaliknya
terbukti merupakan unsur-unsur yang amat lingkungan kerja yang tidak memadai
penting dalam menentukan prestasi akan dapat menurunkan kinerja.
seseorang dalam bekerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
Menurut Steers (1984) mengemukakan memadai akan dapat menurunkan kinerja
umumnya orang percaya, bahwa prestasi dan akhirnya menurunkan motivasi kerja
kerja individu merupakan fungsi gabungan karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja
dari tiga faktor, yaitu : Kemampuan, dikatakan baik atau sesuai apabila
perangai, dan minat seorang pekerja, manusia dapat melaksnakan kegiatan
kejelasan dan penerimaan atas penjelasan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.
peranan seorang pekerja, dan tingkat Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
motivasi kerja. akibatnya dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Mangkunegara (2005) dalam Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan
Lubis (2008), faktor penentu prestasi kerja kerja yang kurang baik dapat menuntut
individu dalam organisasi adalah faktor tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak
individu dan faktor lingkungan. dan tidak mendukung diperolehnya
rencangan sistem kerja yang efisien.
156 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

Lingkungan kerja merupakan segala kondisi yang mendukung kerja sama


sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada antara tingkat atasan, bawahan maupun
saat bekerja, baik yang berbentuk fisik yang memiliki status jabatan yang
ataupun non fisik, langsung atau tidak sama di perusahaan. Kondisi yang
langsung, yang dapat mempengaruhi hendaknya diciptakan adalah suasana
dirinya dan pekerjaanya saat bekerja. kekeluargaan, komunikasi yang baik,
Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa dan pengendalian diri.
secara garis besar, jenis lingkungan kerja
terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan Yang menjadi indikator-indikator
kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non lingkungan kerja menurut Sedarmayanti
fisik. (2001) adalah penerangan, suhu udara,
a. Lingkungan kerja Fisik suara bising, penggunaan warna, ruang
Menurut Sedarmayanti (2001), gerak yang diperlukan, keamanan kerja,
“Lingkungan kerja fisik adalah semua dan hubungan karyawan.
keadaan berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja yang dapat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
mempengaruhi karyawan baik secara 1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang
langsung maupun scara tidak langsung. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi Daerah, promosi kesehatan adalah upaya
dalam dua kategori, yakni lingkungan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
yang langsung berhubungan dengan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, bersama masyarakat, agar mereka dapat
meja dan sebagainya) dan lingkungan menolong diri sendiri, serta mengembangkan
perantara atau lingkungan umum dapat kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
juga disebut lingkungan kerja yang sesuai sosial budaya setempat dan didukung
mempengaruhi kondisi manusia, kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
misalnya :temperatur, kelembaban, Menyadari rumitnya hakikat dari
sirkulasi udara, pencahayaan, perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi
kebisingan, getaran mekanis, bau tidak promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari
sedap, warna, dan lain-lain. Untuk (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2)
dapat memperkecil pengaruh bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi
lingkungan fisik terhadap karyawan, oleh semangat (4) kemitraan.
maka langkah pertama adalah harus Memperhatikan strategi promosi
mempelajari manusia, baik mengenai kesehatan tersebut di atas, maka dapat
fisik dan tingkah lakunya maupun dikatakan bahwa terdapat dua kategori
mengenai fisiknya, kemudian pelaksana promosi kesehatan, yaitu (1) setiap
digunakan sebagai dasar memikirkan petugas kesehatan dan (2) petugas khusus
lingkungan fisik yang sesuai. promosi kesehatan (disebut penyuluh
kesehatan masyarakat).
b. Lingkungan Kerja Non Fisik Beberapa penelitian terdahulu yang
Menurut Sadarmayanti (2001), membahas hal serupa meliputi:
Lingkungan kerja non fisik adalah 1. Iswahyu Hartati (2005)
semua keadaan yang terjadi yang Melakukan penelitian kesesuaian
berkaitan dengan hubungan kerja, baik kompensasi dan motivasi Kerja terhadap
hubungan dengan atasan maupun Prestasi Kerja Pegawai pada sekretariat
hubungan sesama rekan kerja, ataupun Daerah Kabupaten Magelang. Hasil
hubungan dengan bawahan”. penelitian menyebutkan bahwa
Lingkungan non fisik ini juga kompensasi dan motivasi kerja
merupakan kelompok lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi
yang tidak bisa diabaikan. Menurut kerja karyawan baik secara individu
Alex Nitisemito (2000) Perusahaan maupun simultan
hendaknya dapat mencerminkan
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 157

2. Lihut MR Limbong (2006) dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi


Tesisnya yang berjudul “Pengaruh Kerja Karyawan Pada PT. Permodalan
Pemberian Motivasi, Kebutuhan Pegawai Nasional Madani (Persero) Kantor Cabang
dan Kepuasaan kerja terhadap Kinerja Banjarmasin. Hasil penelitian
Pegawai pada Kantor Pelayanan menunjukkan bahwa kompensasi,
Perbendaharaan Negara Cirebon” kepemimpinan, dan motivasi baik parsial
mengemukakan bahwa pemberian maupun simultan berpengaruh terhadap
motivasi kebutuhan pegawai dan prestasi kerja karyawan PT. Permodalan
kepuasaan kerja secara bersama-sama Nasional Madani (Persero) Kantor Cabang
berpengaruh positif terhadap kinerja Banjarmasin. Kompensasi merupakan
Pegawai pada Kantor Pelayanan variabel yang dominan berpengaruh
Perbendaharaan Negara Cirebon. Hal ini terhadap prestasi kerja karyawan PT.
dibuktikan dari hasil uji F yang Permodalan Nasional Madani (Persero)
menunjukkan significant pada taraf  Kantor Cabang Banjarmasin.
sebesar 1% dan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,912. 4. Heriansyah (2012)
Melakukan penelitian dengan judul
2. Vera Parlinda dan M. Wahyuddin (2008) Analisis Pengaruh Kepemimpinan,
Tesisnya berjudul “Pengaruh Insentif, Kondisi Lingkungan Kerja,
Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan Kesempatan Promosi dan Supervisi
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja
Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Minum Kota Surakarta” mengemukakan Kotabaru. Hasil analisis dalam penelitian :
bahwa Berdasarkan hasil analissis data di (1) variabel yang berpengaruh dominan
atas, maka dapat disimpulkan sebagai terhadap kepuasan kerja perawat adalah
berikut: Hasil analisis menunjukkan kesempatan promosi, (2) kepemimpinan
bahwa variabel pelatihan dan lingkungan tidak berpengaruh terhadap kepuasan
kerja mempunyai pengaruh positif dan kerja perawat, (3) insentif berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada terhadap kepuasan kerja perawat, (4)
Perusahaan Daerah Air Minum Surakarta. kondisi lingkungan kerja tidak
Variabel kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
menurut analisa data di muka ternyata perawat, (5) kesempatan promosi
tidak signifikan sehingga tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja
berpengaruh pada kinerja karyawan perawat, (6) supervisi berpengaruh
Perusahaan Daerah Air Minum Surakarta. terhadap kepuasan kerja perawat, dan (7)
Nilai F-hitung sebesar 29,809. Artinya secara simultan (kepemimpinan, insentif,
bahwa secara bersama-sama faktor kondisi lingkungan kerja, kesempatan
kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan promosi, dan supervisi) berpengaruh
lingkungan kerja berpengaruh terhadap terhadap kepuasan kerja perawat.
kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum Surakarta. Koefisien Determinasi Metode Penelitian
(R2) diperoleh sebesar 0,620. Hal ini Rancangan penelitian ini menggunakan
berarti variabel independen metode deskriptif analisis seperti yang
(kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan dijelaskan oleh Nur Indriantono (2002 : 89)
lingkungan kerja) mampu menjelaskan bahwa “Metode deskriptif analisis dapat
62% terhadap variabel dependennya digunakan untuk menguji hipotesis atau
(kinerja..karyawan), sedangkan sisanya menjawab pertanyaan penelitian”. Demikian
sebesar 38% dijelaskan oleh variabel lain. juga seperti yang diungkapkan oleh Consuelo
dan Husen Umar (2004 : 81) menyatakan
3. Suyanto (2012) bahwa “Metode deskriptif dapat digunakan
Melakukan penelitian dengan judul untuk riset korelasi”.
Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan
158 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

Sebagai bahan pertimbangan dalam Uji reliabilitas dengan uji Cronbach’s


pemilihan metode deskriptif analisis, Lokasi Alpha, dimana suatu variabel atau konstruk
penelitian di 20 Puskesmas Kabupaten dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Kotawaringin Timur, Jumlah sampel 38 Cronbach’s Alpha lebih besar (>) dari 0,60
orang petugas promosi kesehatan Puskesmas (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali, 2009 dan
Kabupaten Kotawaringin Timur. Variabel Maholtra, 1992 dalam Solimun, 2011). Hasil
yang digunakan 3 variabel bebas (X) : uji reliabilitas pada penelitian ini
Individual (X1), Motivasional (X2), dan menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha
Lingkungan (X3) dan 1 variable terikat atau masing-masing indikator variabel lebih besar
dependen (Y). dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan untuk
Untuk menjamin keabsahan data maka uji kualitas data pada reliabilitas sudah
kualitas data yang dihasilkan dari memenuhi kualitas konsistensi.
penggunaan instrumen penelitian dapat Uji validitas dengan menggunakan uji
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan korelasional Pearson (Pearson Correlation),
validitas, dimana uji ini masing-masing dengan masing-masing skor butir/indikator
untuk mengetahui konsistensi (reliabilitas) dikorelasikan dengan skor total pada tingkat
dan keakurasian (validitas) data yang signifikansi 5% (0,05) pada suatu
dikumpulkan melalui penggunaan instrumen variabel/konstruk, dimana jika skor
penelitian (angket). Untuk uji reliabilitas butir/indikator positif dan signifikan (di
dengan uji Cronbach’s Alpha, dimana suatu bawah 0,05) maka indikator tersebut dapat
variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika disimpulkan valid sebagai indikator
memberikan nilai Cronbach’s Alpha lebih variabel/konstruk tersebut. Hasil uji validitas
besar (>) dari 0,60. Sedangkan pengujian dengan Pearson Correlation pada penelitian
validitas dengan menggunakan uji ini menunjukkan bahwa pada masing-masing
korelasional Pearson (Pearson Correlation), variabel yang digunakan dalam penelitian
dengan masing-masing skor butir/indikator untuk masing-masing indikator yang
dikorelasikan dengan skor total pada tingkat dikorelasikan dengan skor total masing-
signifikansi 5% (0,05) pada suatu masing variabel menunjukkan korelasi positif
variabel/konstruk, dimana jika skor dan signifikan (di bawah 0,05). Dengan
butir/indikator positif dan signifikan (di demikian dapat disimpulkan untuk uji
bawah 0,05) maka indikator tersebut dapat kualitas data pada validitas sudah memenuhi
disimpulkan valid sebagai indikator kriteria valid atau akurat
variabel/konstruk tersebut. Tahapan selanjutnya adalah uji asumsi
Dalam penelitian ini model analisis klasik untuk memastikan kalau model yang
yang digunakan adalah Analisis Regresi digunakan dalam penelitian ini adalah model
Berganda, dimana analisis ini digunakan yang berkualitas, terdiri dari:
karena peneliti ingin mengetahui pengaruh 1. Uji Multikolinieritas
transfer pelatihan yang terdiri dari individual, Dalam penelitian ini hasil besaran korelasi
motivasional, dan lingkungan terhadap antar variabel independen yang masih di
prestasi kerja petugas promosi kesehatan bawah 0,90, serta dari perhitungan nilai
puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur. Tolerance ditunjukkan tidak ada nilai
variabel independen yang memiliki nilai
Hasil Penelitian dan Pembahasan Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
Kualitas data yang dihasilkan dari tidak ada ada korelasi antar variabel
penggunaan instrumen penelitian dapat independen yang nilainya lebih dari 95%.
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
validitas, dimana uji ini masing-masing Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang
untuk mengetahui konsistensi (reliabilitas) sama, tidak ada satu variabel independen
dan keakurasian (validitas) data yang yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dikumpulkan melalui penggunaan instrumen dapat disimpulkan bahwa tidak ada
penelitian (angket). multikolinieritas antar variabel
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 159

independen dalam model regresi yang dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
digunakan dalam penelitian ini. model penelitian dan error.

2. Uji Heteroskedastisitas Tabel 1. Hasil Uji Model Regresi


Hasil uji grafik plot untuk uji
heteroskedastisitas yang ditampilkan Model Summaryb
memperlihatkan bahwa titik-titik Mo R R Adjusted Std. Error of
del Square R Square the Estimate
menyebar secara acak serta tersebar baik
1 .959a .919 .912 .623
di atas maupun di bawah angka 0 pada a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan b. Dependent Variable: Y
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi yang digunakan, Pengujian hipotesis pertama yaitu
sehingga model regresi layak dipakai. “Terdapat pengaruh transfer pelatihan yang
terdiri dari individual, motivasional,dan
3. Uji Normalitas lingkungan secara parsial terhadap prestasi
Tampilan grafik histogram dan normal kerja petugas promosi kesehatan” dapat
plot memperlihatkan bahwa data dilihat dengan model regresi. Pengujian
menyebar di sekitar garis diagonal dan pengaruh variabel individual (X1) terhadap
mengikuti arah garis diagonal atau grafik prestasi kerja petugas promosi kesehatan
histogram juga menunjukkan pola Puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur
distribusi normal, sehingga secara visual diperoleh nilai koefisien positif sebesar 1,166
dapat disimpulkan bahwa model regresi dengan nilai t statistik sebesar 9,150 dengan
yang digunakan dalam penelitian ini tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi t
memenuhi asumsi normalitas. Selain uji tersebut menunjukkan lebih kecil dari tingkat
grafik dilakukan juga uji statistik untuk kepercayaan 0,05, sehingga dapat
mengkonfirmasi visual uji grafik. Uji disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan
statistik yang digunakan adalah uji 5% pengaruh individual terhadap prestasi
statistik non-parametrik Kolmogorov- kerja petugas promosi kesehatan Puskesmas
Smirnov (K-S) pada tingkat kepercayaan Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
5% (0,05), dengan dasar pengambilan positif dan signifikan.
keputusan, jika tingkat signifikansi hasil Selanjutnya pengujian pengaruh
uji menunjukkan lebih besar dari 0,05 variabel motivasional (X2) terhadap prestasi
maka dapat disimpulkan data residual kerja petugas promosi kesehatan Puskesmas
berdistribusi normal. Sebaliknya jika Kabupaten Kotawaringin Timur diperoleh
tingkat signifikansi hasil uji menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,657 dengan
lebih kecil dari 0,05 maka dapat nilai t statistik sebesar 2,736 dengan tingkat
disimpulkan data residual berdistribusi signifikansi 0,010. Nilai signifikansi t
tidak normal. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan lebih kecil dari tingkat
menunjukkan besarnya nilai K-S adalah kepercayaan 0,05, sehingga dapat
1,035 dan tidak signifikan (0,234), hal ini disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan
berarti data residual terdistribusi normal 5% pengaruh motivasional terhadap prestasi
dan hasil ini konsisten dengan uji grafik. kerja petugas promosi kesehatan Puskesmas
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
Tahapan selanjutnya adalah analisis positif dan signifikan.
regresi berganda. Dari tampilan output SPSS Pengujian pengaruh variabel ketiga
(Model Summary besar Adjusted R Square adalah pengaruh lingkungan (X3) terhadap
(R2) adalah 0,912, hal ini berarti 91,2% prestasi kerja petugas promosi kesehatan
variasi Prestasi Kerja (Y) dapat dijelaskan Puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur
oleh variasi dari ke tiga variabel independen, diperoleh nilai koefisien positif sebesar 0,348
yaitu individual (X1), motivasional (X2), dan dengan nilai t statistik sebesar 1,745 dengan
lingkungan (X3). Sedangkan sisanya 8,8% tingkat signifikansi 0,090. Nilai signifikansi t
tersebut menunjukkan lebih besar dari tingkat
160 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

kepercayaan 0,05, sehingga dapat keterampilan dan teknis kerjanya. Hal ini
disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan merupakan faktor pendorong sebelum
5% pengaruh lingkungan terhadap prestasi mengikuti pelatihan yang ada dalam diri
kerja petugas promosi kesehatan Puskesmas petugas promosi kesehatan, Tennebeum et al
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah (1991) menyatakan bahwa peserta pelatihan
positif tetapi tidak signifikan. yang mempunyai tingkat keyakinan yang
Pengujian hipotesis kedua yaitu tinggi pada saat pelatihan akan lebih
“Terdapat pengaruh transfer pelatihan yang termotivasi untuk mentransfer pengetahuan
terdiri dari individual, motivasional, dan dan skill yang baru yang diperolehnya
lingkungan secara simultan terhadap prestasi selama pelatihan.
kerja pegawai” dapat dilihat dari model Hasil penelitian juga menunjukkan
regresi. Pengaruh variabel-variabel bahwa pegawai mempunyai keyakinan kuat
independen (individual, motivasional, dan bahwa mereka dapat mengendalikan
lingkungan) terhadap variabel dependen kehidupannya lebih baik dalam pekerjaannya
(prestasi kerja) secara simultan (bersama- (seperti peluang promosi, peningkatan gaji,
sama) menunjukkan nilai F sebesar 128,389 dan perluasan pekerjaan) dengan mengikuti
dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari pelatihan, pegawai yang mempunyai
0,05 (Sig. 0,000). Karena probabilitas lebih keyakinan semacam ini akan lebih
kecil dari 0,05, maka dapat diinterpretasikan memungkinkan untuk menerapkan isi /
bahwa individual, motivasional, dan muatan yang ada dalam pelatihan ke
lingkungan secara bersama-sama memiliki pekerjaannya.
pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja Menurut Kopelman (1988) faktor-
petugas promosi kesehatan Puskesmas faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
Kabupaten Kotawaringin Timur. individual characteristics (karakteristik
Pengujian hipotesis ketiga dijelaskan individual), organizational characteristics
dengan cara membandingkan variabel- (karakteristik organisasi), dan work
variabel independen (individu, motivasional, characteristics (karakteristik kerja). Lebih
lingkungan). Pengaruh variabel individual lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa
(X1) terhadap prestasi kerja petugas promosi kinerja selain dipengaruhi oleh faktor
kesehatan puskesmas Kabupaten lingkungan juga sangat tergantung dari
Kotawaringin Timur diperoleh nilai koefisien karakteristik individu seperti kemampuan,
positif sebesar 1,166 dengan nilai t statistik pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma
sebesar 9,150 dengan tingkat signifikansi dan nilai.
0,000. Nilai signifikansi t tersebut 1. Faktor Motivasional
menunjukkan nilai paling kecil dari tingkat Pengaruh variabel motivasional (X2)
kepercayaan 0,05 dibandingkan dengan terhadap prestasi kerja petugas promosi
variabel yang lain (motivasional, lingkungan) kesehatan puskesmas Kabupaten
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Kotawaringin Timur diperoleh nilai
tingkat kepercayaan 5% pengaruh individual koefisien positif sebesar 0,657 dengan
terhadap prestasi kerja petugas promosi nilai t statistik sebesar 2,736 dengan
kesehatan Puskesmas Kabupaten tingkat signifikansi 0,010. Nilai
Kotawaringin Timur adalah variabel yang signifikansi t tersebut menunjukkan lebih
paling dominan penelitian ini. kecil dari tingkat kepercayaan 0,05,
Faktor Individual positif dan signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
dan mempunyai pengaruh yang signifikan tingkat kepercayaan 5% pengaruh
terhadap prestasi kerja, dan ini merupakan motivasional terhadap prestasi kerja
faktor yang dominan mempengaruhi prestasi petugas promosi kesehatan Kabupaten
kerja petugas promosi kesehatan dalam Kotawaringin Timur adalah positif dan
penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan signifikan. Hal ini mengindikasikan
bahwa petugas promosi kesehatan punya bahwa jika Puskesmas di Kabupaten
keyakinan dengan mengikuti pelatihan dapat Kotawaringin Timur memperhatikan
memperbaiki penguasaan pengetahuan, penilaian responden tentang faktor –
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 161

faktor motivasional yang meliputi : 2. Faktor Lingkungan


perilaku dalam karir pekerjaan, komitmen Pengaruh variabel ketiga adalah pengaruh
pada organisasi, dan intervensi setelah lingkungan (X3) terhadap prestasi kerja
pelatihan akan mempunyai pengaruh petugas promosi kesehatan Kabupaten
terhadap prestasi kerja pegawai. Kotawaringin Timur diperoleh nilai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien positif sebesar 0,348 dengan
petugas promosi kesehatan puskesmas di nilai t statistik sebesar 1,745 dengan
Kabupaten Kotawaringin Timur tidak tingkat signifikansi 0,090. Nilai
mempunyai perencanaan karir yang baik signifikansi t tersebut menunjukkan lebih
dan tingkat keterlibatan yang tinggi besar dari tingkat kepercayaan 0,05,
dalam pekerjaan, sehingga mereka akan sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
termotivasi untuk belajar. Hal ini sesuai tingkat kepercayaan 5% pengaruh
pendapat Mathieu et al, 1992; Williams et lingkungan terhadap prestasi kerja petugas
al.,1991) yang menyatakan bahwa peserta promosi kesehatan Kabupaten
pelatihan yang mempunyai perencanaan Kotawaringin Timur adalah positif tetapi
karir yang baik dan tingkat keterlibatan tidak signifikan.
yang tinggi pada pekerjaannya akan lebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
termotivasi untuk belajar. pegawai mendapatkan kesempatan untuk
Petugas promosi kesehatan puskesmas menerapkan ilmu atau keterampilan baru
juga punya komitmen yang tinggi pada yang didapatkan dari pelatihan kedalam
upaya pelatihan yang dilakukan karena pekerjaannya. Ini menunjukkan kurangnya
penting bagi pekerjaan dan peningkatan dukungan pihak instansi terhadap
kinerja organisasi. Menurut Tennenbaum penerapan hasil pelatihan. Menurut Ford
et al (1991), menyatakan bahwa Tingkat 1992, menyatakan bahwa peluang –
komitmen pegawai pada organisasi peluang untuk mempraktekan
berpengaruh pada pandangan mereka pengetahuan dan skill yang baru tersebut
terhadap kegunaan dari pengalaman akan meyakinkan ketika peserta pelatihan
pelatihan awal. diberikan kesempatan yang cukup untuk
Selanjutnya pegawai berpendapat bahwa menerapkan apa yang telah dipelajari pada
perlu dilakukan evaluasi atau umpan balik pekerjaannya sehingga mereka akan
pada pegawai yang telah mengikuti berusaha untuk dapat mentransfer isi /
pelatihan. Hal ini juga akan muatan pelatihan yang lebih banyak.
mempengaruhi proses transfer pelatihan, Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
khususnya motivasi untuk mentransfer dalam organisasi terjadi hubungan
pengetahuan dan skill yang baru mereka personal yang optimal meliputi kerjasama
dapatkan kedalam pekerjaannya. Menurut antar pegawai dan atasan. Hal ini
Cheng dan Ho (2001), menyatakan peserta menunjukkan terjadinya kerjasama semua
pelatihan yang mendapatkan evaluasi atau pihak dalam instansi untuk dapat
umpan balik yang negatif akan melakukan menerapkan hasil pelatihan demi
aktivitas pembelajaran yang rendah dari kemajuan organisasi. Menurut Alex
pada mereka yang mendapatkan umpan Nitisemito (2000) Perusahaan hendaknya
balik yang positif. Masih terdapat petugas dapat mencerminkan kondisi yang
promosi kesehatan yang tidak setuju mendukung kerja sama antara tingkat
evaluasi atau umpan balik setelah atasan, bawahan maupun yang memiliki
mengikuti pelatihan (2,62%). Untuk status jabatan yang sama di perusahaan.
mengatasi hal ini pihak instansi perlu Kondisi yang hendaknya diciptakan
menjelaskan bahwa manfaat evaluasi atau adalah suasana kekeluargaan, komunikasi
umpan balik yang akan dilakukan pada yang baik, dan pengendalian diri.
pegawai setelah mengikuti pelatihan, Lebih lanjut ditemukan bahwa pegawai
penting untuk melihat efektifitas pelatihan merasakan adanya proses pembelajaran
itu sendiri. yang berkesinambungan di instansi,
sehingga dapat dikatakan mereka akan
162 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

menganggap penting pelatihan yang kesehatan puskesmas Kabupaten


diikutinya untuk mendukung pelaksanaan Kotawaringin Timur beranggapan bahwa dari
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pengaruh transfer pelatihan yang terdiri dari
pendapat dari Cheng Ho (2001), individual, motivasional, dan lingkungan,
menyatakan bahwa karyawan yang pada saat ini yang paling berpengaruh adalah
bekerja dalam lingkungan pembelajaran faktor individual (pengetahuan, kepribadian,
yang berkesinambungan akan berbagai dan kemampuan). Menurut Prawirosentono
persepsi dan harapan bahwa pembelajaran (1999) kinerja seorang pegawai akan baik,
adalah penting bagi mereka dan terkait jika pegawai mempunyai keahlian yang
dengan pekerjaannya. tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya
imbalan/upah yang layak dan mempunyai
Pengaruh variabel independen harapan masa depan.
(pengaruh transfer pelatihan yang terdiri dari
individual, motivasional, dan lingkungan) Kesimpulan
terhadap variabel dependen (prestasi kerja) Berdasarkan hasil penelitian dan
secara simultan (bersama-sama) pembahasan dari Pengaruhi transfer pelatihan
menunjukkan nilai F sebesar 128,389 dengan yang terdiri dari individual, motivasional,
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. dan lingkungan terhadap prestasi kerja
0,000). Karena probabilitas lebih kecil dari petugas promosi kesehatan puskesmas di
0,05, maka dapat diinterpretasikan bahwa Kabupaten Kotawaringin Timur dapat
pengaruh transfer pelatihan yang terdiri dari diambil kesimpulan sebagai berikut :
individual, motivasional, dan lingkungan 1. Pengaruh transfer pelatihan yang terdiri
secara bersama-sama memiliki pengaruh dari individual, motivasional, dan
signifikan terhadap prestasi kerja petugas lingkungan secara nyata (parsial)
promosi kesehatan Puskesmas Kabupaten mempunyai pengaruh terhadap prestasi
Kotawaringin Timur. Menurut Steers (1984) kerja petugas promosi kesehatan
mengemukakan umumnya orang percaya, puskesmas, dan dari ketiga variabel,
bahwa prestasi kerja individu merupakan khususnya faktor lingkungan berpengaruh
fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu : (1) positif tidak signifikan terhadap prestasi
Kemampuan, perangai, dan minat seorang kerja petugas promosi kesehatan di
pekerja, (2) Kejelasan dan penerimaan atas Kabupaten Kotawaringin Timur.
penjelasan peranan seorang pekerja, (3) 2. Pengaruh transfer pelatihan yang terdiri
Tingkat motivasi kerja. Menurut Byar dan dari individual, motivasional, dan
Rue yang disadur dari buku Edi Sutrisno lingkungan mempunyai pengaruh secara
(2009, hal. 166) mengemukakan adanya dua simultan terhadap prestasi kerja petugas
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, promosi kesehatan puskesmas di
yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Kabupaten Kotawaringin Timur
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t), 3. Pengaruh transfer pelatihan individual
hasil factor individual adalah nilai koefisien mempunyai pengaruh yang dominan
positif sebesar 1,166 dengan nilai t statistik terhadap prestasi kerja petugas promosi
sebesar 9,150 dengan tingkat signifikansi kesehatan puskesmas di Kabupaten
0,000 yang menujukkan bahwa factor Kotawaringin Timur.
individual ini merupakan factor dominan dari
factor-faktor transfer pelatihan yang DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi prestasi kerja petugas Anderson. AH. 1994. A Proactive Model for
promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Training Needs Analysis, Journal of
Kotawaringin Timur. Hal ini berarti tidak European Industrial Training, Vol. 8
sesuai dengan hipotesis 3 (tiga) yang No. 3, pp 23 – 28
menyatakan “Diduga motivasional Anonim. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah
mempunyai pengaruh dominan terhadap Bermasalah Kesehatan. Kementerian
prestasi kerja pegawai”. Keadaan ini Kesehatan RI.
dimungkinkan karena petugas promosi
Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja…. 163

Anonim, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Pegawai pada Kantor Pelayanan


Kotawaringin Timur Perbendaharaan Negara Cirebon
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Lubis. 2008. Pengaruh Pelatihan dan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Edisi Revisi VI,Jakarta : Rineka Cipta. Karyawan PT Perkebunan Nusantara
Baso. Moerad H.M. 1999. Tantangan dan IV (Persero) Medan.
Peluang Lembaga dan Profesional Parlinda, Wahyuddin. 2008. Pengaruh
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan,
Menjelang dan Dalam Era Global, dan Lingkungan Kerja Terhadap
Manajemen Usahawan Indonesia No. Kinerja Karyawan pada Perusahaan
05 Th XXVIII. Daerah Air Minum Kota Surakarta.
Cooper, Donald, Emory, C. William. 1996. Piet Rietveld, Lasmono. S. 1994. 87 Masalah
Metode Penelitian Bisnis, Terjemahan. Pokok Dalam Regresi Berganda, Edisi
Jilid I. Jakarta. Erlangga Pertama. Cetakan Pertama. Yogjakarta.
Cheng, Eddie W. L Ho Danny C.K. 2001. A Andi Offset.
Review of Transfer of Training Studies Riduwan, 2010. Metode dan Teknik
in the Past Decade, Personel Review. Menyusun Tesis, Cetakan VII, Penerbit
vol 30. No 1. pp 102-118. Alfabeta, Bandung.
Daniel, Josia, 1998. Analisis Faktor-Faktor Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber
Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Daya Manusia, Edisi Kedua.
Karyawan Operasional pada PT. Yogjakarta. STIE YKPN.
Scema Energy Cell Gresik, Tesis. Solimun. 2011. Aplikasi Statistika Mutakhir
Surabaya. Program Pasca Sarjana Structural Equation Modeling (Metode
Universitas Airlangga. Partial Least Square-PLS). Makalah
Feldman, Daniel C, an Hugh J. Arnold. 1993. Pelatihan Aplikasi Statistika-PLS
Managing Individual and Group Program Pascasarjana Magister
Behavior in Organizational, Tokyo. Manajemen STIE Indonesia
McGraw-Hill Book Company. Banjarmasin Tanggal 15-16 Januari
Fajar, Surami. 1997. Analisis Faktor-faktor 2011: Banjarmasin.
Kepuasan Kerja yang Mempengaruhi Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis,
Produktivitas Karyawan Tambang Bandung : Alfabeta
Nikel Pomalao di Daerah Tingkat II Sutrisno Edi, 2009. Manajemen Sumber
Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara, Daya Manusia, Edisi Pertama Jakarta :
Tesis. Surabaya. Program Pascasarjana Kencana Prenada Media Group
Universitas Airlangga. Suyanto. 2012. Pengaruh Kompensasi,
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
Multivariate dengan Program SPSS. Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Edisi IV. Badan Penerbit Universitas pada PT. Permodalan Nasional
Diponegoro: Semarang. Madani (Persero) Kantor Cabang
Hartati. 2005. Kesesuaian Kompensasi dan Banjarmasin.
Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Syahruli. 2004. Analisis Faktor-faktor yang
Pegawai pada Sekretariat Daerah Mempengaruhi Transfer Pelatihan
Kabupaten Magelang. Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada
Heriansyah. 2012. Analisis Pengaruh Badan Kepegawaian Daerah
Kepemimpinan, Insentif, Kondisi Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Lingkungan Kerja, Kesempatan Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan
Promosi dan Supervisi Terhadap Tesis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Di Pancasetia Banjarmasin.Penerbit STIE
Ruang Rawat Inap RSUD Kotabaru.. Pancasetia.
Limbong. 2006. Pengaruh Pemberian Tracy, Bruce J., Timothy R Hinkin, Scott
Motivasi, Kebutuhan Pegawai dan Tannenbaum, John E Mathieu. 2001.
Kepuasaan Kerja Terhadap Kinerja The influence of individual
164 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 151 - 164

characteristic and the work Werther, Jr., William B., Devis, Keith. 1996.
environtmental on varying levels of Personal Management and Human
training and outcome, Human Resources, Internasional Edition.
Resources Development Quaterly, Vol Singapore. McGraw-Hill.
12 No. 1 Spring 2001. Pp 5-23.

Anda mungkin juga menyukai