Anda di halaman 1dari 14

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal.

67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

Pengaruh Komunikasi Internal dan Koordinasi Terhadap Efektivitas Kerja pada Pegawai
Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya

Yuyun Rachmayuniawati
Universitas Nasional Pasim
Email: yuyun.rachmayuniawati@gmail.com

ARTICLE INFO Abstrak


Article History: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)
Received 10 August 2018 Komunikasi, koordinasi, dan efektivitas kerja pegawai; (2)
Revised 1 September 2018 Pengaruh komunikasi terhadap efektivitas kerja pegawai pada
Accepted 15 September Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya; (3) Pengaruh
2018 koordinasi terhadap efektivitas kerja pegawai pada Rumah
Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya; (4) Pengaruh komunikasi
JEL Classification: dan koordinasi secara bersama-sama terhadap efektivitas
E24, J80, J81 kerja pegawai pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.
Untuk mengukur variabel komunikasi digunakan angket
Kata kunci: penelitian komunikasi yang menyangkut komunikasi internal
Komunikasi Internal, ke bawah, komunikasi internal ke atas, dan komunikasi
Koordinasi, dan internal horizontal. Sedangkan untuk mengukur variabel
Efektivitas Kerja Pegawai koordinasi digunakan angket koordinasi menyangkut aspek
koordinasi vertikal dan horizontal. Selanjutnya angket
efektivitas kerja pegawai terdiri dari kemampuan
menyesuaikan diri, prestasi kerja dan kepuasan kerja. Sebagai
unit analisis dari penelitian ini adalah Pegawai Rumah Sakit
Prasetya Bunda Tasikmalaya yang terdiri dari tenaga medis
dan non medis sebanyak 82 orang yang merupakan sampel
terpilih. Waktu pengambilan data adalah tahun 2018 dan
metode analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis
jalur. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap variabel
komunikasi (X1) pada Rumah Sakit Prasetya Bunda
Tasikmalaya sudah cukup baik. Berdasarkan hasil analisis
deskriptif terhadap variabel koordinasi (X2) pada Rumah Sakit
Prasetya Bunda Tasikmalaya sudah cukup baik. Berdasarkan
hasil analisis deskriptif terhadap variabel efektivitas kerja
pegawai (Y) pada Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya
sudah cukup baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas
komunikasi dan koordinasi memberikan pengaruh terhadap
efektivitas kerja pegawai sebesar 50,8%. Adapun sisanya
sebesar 49,2% disebabkan oleh variabel–variabel lain diluar
kedua variabel tersebut yang tidak dilibatkan dalam penelitian
ini.

67
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

PENDAHULUAN masyarakat yang dilakukan institusi rumah


Penyelenggaraan program kesehatan di sakit kini telah berkembang. Pada awalnya
Indonesia sangat luas dan kompleks. Kondisi ini peranan rumah sakit terbatas dalam upaya
tentunya perlu dukungan berbagai sumber penyembuhan dan pemulihan. Namun dewasa
daya serta sistem pengelolaan secara ini dengan perubahan orientasi, nilai dan
profesional dengan harapan berbagai pemikiran yang berkembang sejalan dengan
kompleksitas permasalahan yang dihadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial
dapat diatasi dengan baik. Kompleksitas budaya masyarakat, rumah sakit juga
permasalahan pelayanan kesehatan pada melaksanakan upaya peningkatan dan
umumnya didominasi oleh faktor lingkungan pencegahan secara terpadu.
eksternal yang sangat dinamis. Implikasi dari Dalam upaya mengoptimalisasikan
kompleksitas permasalahan kesehatan peran dan fungsi rumah sakit diperlukan
tentunya menjadi tantangan yang harus dukungan sumber daya manusia yang memiliki
disikapi dengan bijak serta dihadapi secara komitmen tinggi terhadap pencapaian visi dan
profesional oleh institusi kesehatan, misi rumah sakit. Dalam hal ini, salah satu
Paradigma baru program kesehatan aspek yang penting diperhatikan terkait
dewasa ini telah berkembang, yaitu upaya dengan peranan sumber daya manusia dalam
pelayanan kesehatan yang semula hanya institusi rumah sakit adalah sejauh mana
terbatas dalam penyembuhan, kini telah program kerja rumah sakit mampu mendorong
berkembang menjadi suatu kesatuan upaya para pegawai menunjukan efektifitas kerja
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. yang optimal. Efektivitas kerja pegawai
Untuk merealisasikan program tersebut, peran Menurut Sutarto (2012:38) adalah suatu
serta aktif masyarakat sangat diperlukan yaitu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan
meliputi upaya-upaya peningkatan, rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat
pencegahan, penyembuhan serta pemulihan mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki.
secara terpadu, komprehensif dan Keberhasilan dan efektivitas kerja
berkesinambungan. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan
Untuk mengantisipasi perubahan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi,
eksternal dan dinamika organisasi serta budaya profesionalisme juga komitmen terhadap
masyarakat yang sangat dinamis, kompetensi bidang yang ditekuninya. Suatu komitmen
sumber daya manusia di setiap organisasi organisasional menunjukkan suatu daya dari
dituntut untuk selalu belajar dan sesorang dalam mengidentifikasikan
mengembangkan potensi diri agar mampu keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh
mengantisipasi berbagai kemungkinan atau karena itu komitmen organisasional akan
tantangan – tantangan di masa yang akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of
datang. Secara organisasi, relevansi berbagai belonging) bagi pekerja terhadap organisasi.
konsep strategi perlu didisain secara Terjadinya perubahan-perubahan dalam
komprehensif, fleksibel serta didukung dengan organisasi juga mempunyai dampak pada
sumber daya secara tepat guna dan efisien, terjadinya perubahan dalam tugas dan
dengan harapan visi dan misi organisasi dapat kewajiban pegawai. Para pegawai diharapkan
terealisasi secara efektif dan dapat menjamin menjadi lebih kreatif mencari cara baru untuk
kotinuitas lembaga. memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja di
Rumah sakit sebagai salah satu institusi organisasi. Ketika organisasi mengurangi
pelayanan kesehatan masyarakat memiliki jumlah pegawai, organisasi itu akan lebih
peranan strategis dalam upaya merealisasikan tergantung pada pegawai yang tetap tinggal
program pembangunan nasional menuju untuk melakukan hal-hal melebihi apa yang
masyarakat yang sejahtera. Program kesehatan ditugaskan kepada mereka.

68
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

Rumah Sakit Prasetya Bunda Fenomena yang berkaitan dengan


Tasikmalaya adalah salah satu rumah sakit koordinasi pada Rumah Sakit Prasetya Bunda
swasta yang berada di Kota Tasikmalaya yang dapat diketahui melalui absensi pegawai
awalnya merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak. periode September 2016 sampai dengan
Salah satu faktor yang dapat mendukung Desember 2017 berikut ini:
pencapaian efektivitas kerja pegawai adalah
aspek komunikasi internal. Pada sebuah Tabel 2. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Rumah
organisasi khususnya rumah sakit, proses Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya Periode
komunikasi internal adalah proses yang pasti Tahun 2016 – 2017
dan selalu terjadi. Komunikasi internal adalah Tahun Target Terlaksana Tidak
sarana untuk mengadakan koordinasi antara Terlaksana
berbagai sub bagian dalam organisasi. 2016 24 kali 22 2
Organisasi yang berfungsi baik, ditandai oleh 2017 24 Kali 15 9
adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis Sumber: Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya,
dari berbagai komponen. Sikap ini ditunjukkan 2018
oleh pegawai sebagai salah satu perhatiannya
terhadap kebiasaan-kebiasaan yang berjalan Pada tabel di atas, dapat terlihat bahwa
pada organisasi tersebut. Hal ini merupakan rapat koordinasi yang seharusnya dilaksanakan
salah satu cara pegawai untuk lebih sebanyak dua kali dalam satu bulan untuk
menunjukan prestasinya. tahun 2015 terlaksana sebanyak 22 kali
Beberapa fenomena yang berkaitan dikarenakan faktor pemimpin yang kurang
dengan komunikasi salah satunya ditandai tegas dalam menerapkan rutinitas rapat
dengan adanya keluhan dari pasien mengenai koordinasi dengan bawahan. Namun untuk
informasi tentang rumah sakit dikarenakan tahun 2016 rapat koordinasi kerja semakin
kurang berjalannya komunikasi internal antar menurun hanya terlaksana sebanyak 15 kali
pegawai. Fenomena dapat dilihat pada tabel 1. dalam satu tahun. Hal tersebut dapat
menjadikan efektivitas kerja pegawai semakin
Tabel 1. Jumlah Keluhan Pasien Rumah Sakit menurun karena dengan tidak adanya
Prasetya Bunda Tasikmalaya Periode Tahun koordinasi yang jelas di perusahaan target kerja
2016 – 2017 sulit untuk dicapai.
Tahun Jumlah Keluhan Persentase Fenomena yang berkaitan dengan
pasien efektivitas kerja pada Rumah Sakit Prasetya
2016 5842 58 0,99 Bunda Tasikmalaya periode 2016 s/d 2017
2017 5349 87 1,63 sebagai berikut:
Sumber: Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya,
2018 Tabel 3. Hasil Kegiatan Rawat Inap
NO URAIAN SATUAN 2016 2017
Pada tabel 1 dapat dilihat pada tahun
2016 terdapat keluhan pasien sebanyak 0,99% 1. Rata-rata tempat Buah 52 52
dan pada tahun 2017 naik menjadi 1,63% tidur siap pakai
dikarenakan kurang baiknya komunikasi para 2. Jumlah hari Hari 4627 6290
pegawai (medis atau non medis) misalnya tidak perawatan
samanya informasi mengenai pelayanan di 3. Jumlah lama Hari 4627 6290
rumah sakit yang mengakibatkan pasien tidak dirawat
menerima informasi yang jelas dan akhirnya 4. Jumlah Orang 1088 1499
pasien melakukan keluhan kepada pihak rumah penderita keluar
sakit.

69
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

5. Jumlah Orang 13 17 KAJIAN PUSTAKA


penderita keluar 1. Manajemen Sumber Daya Manusia
per tempat Samsudin (2010) menyatakan
tidur bahwa manajemen sumber daya manusia
6. Rata-rata lama Hari 4 4 merupakan suatu kegiatan pengelolaan
dirawat yang meliputi pendayagunaan,
7. Rata-rata Hari 13 8 pengembangan, penilaian, pemberian
tempat tidur balas jasa bagi manusia sebagai individu
kosong anggota organisasi atau perusahaan
8. B O R / Bed Persent 24,7 33,6 bisnis. Sedangkan menurut Handoko
Occupation Rate ase (2011) Manajemen Sumber Daya Manusia
9. Frekuensi Kali 20,9 28,8 adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemakaian tempat pemeliharaan, dan penggunaan sumber
tidur daya untuk mencapai baik tujuan-tujuan
Sumber : Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya, individu maupun organisasi. Dari
2018 beberapa pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen sumber
Jumlah tingkat hunian rumah sakit tahun daya manusia merupakan ilmu dan seni
ini bila dibandingkan dengan tahun lalu dengan yang didalamnya terkandung fungsi –
rata-rata lama dirawat berkisar antara 4 sampai fungsi manajerial dan operasional yang
dengan 5 hari dan interval tempat tidur kosong ditujukan agar sumber daya manusia
menurun dari 12,9 hari menjadi 8,2 hari, dalam dapat dimanfaatkan seefektif dan efisien
satu tahun tempat tidur terisi rata-rata 17 mungkin untuk mencapai sasaran yang
orang dengan masing-masing tempat tidur ditetapkan.
dalam satu tahun digunakan sebanyak 28 kali.
2. Komunikasi Internal
Maksud dari penelitian ini adalah untuk Pengertian komunikasi dari pakar
mengetahui: berbeda. Untuk orang-orang awam sering
1. Komunikasi internal pada Rumah Sakit mengidentifikasikan komunikasi sebagai
Prasetya Bunda Tasikmalaya. alat atau media pengirim pesan dan
2. Koordinasi pada Rumah Sakit Prasetya informasi seperti: televisi, radio, telegram
Bunda Tasikmalaya. dan lain-lain.
3. Efektivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Hidayat (2012) menyatakan bahwa
Prasetya Bunda Tasikmalaya. komunikasi adalah usaha untuk
4. Besar pengaruh komunikasi internal membangun sebuah kebersamaan yang
terhadap efektivitas kerja pegawai pada dilandasi oleh persamaan persepsi
Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya. tentang sesuatu sehingga mendorong
5. Besar pengaruh koordinasi terhadap diantara pelaku komunikasi untuk saling
efektivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit memahami sesuai dengan keinginan atau
Prasetya Bunda Tasikmalaya. tujua bersama. Sedangkan menurut
6. Besar pengaruh komunikasi internal dan Djamarah (2014), komunikasi dapat
koordinasi terhadap efektivitas kerja didefinisikan sebagai suatu proses
pegawai secara simultan pada Rumah Sakit pertukaran informasi yang dilakukan oleh
Prasetya Bunda Tasikmalaya dua orang atau lebih yang akan saling
memberikan pengertian yang mendalam.
Menurut Komala (2009) komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi

70
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih bagian-bagian pada waktu yang cocok,
yang akan saling memberikan pengertian sehingga dengan demikian masing-masing
yang mendalam. Dari ketiga definisi di atas bagian dapat memberikan sumbangan
memberikan pemahaman bahwa yang terbanyak pada keseluruhan hasil.
dimaksud dengan komunikasi adalah Menurut tinjauan manajemen,
proses penyampaian informasi dari koordinasi meliputi :
seseorang (sender) kepada orang lain 1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif,
(receiver) melalui sistem media tertentu maupun secara kualitatif.
yang biasa dilakukan (yang lazimnya 2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha
dilakukan), bisa menggunakan simbol- tersebut.
simbol, sinyal-sinyal tertentu maupun 3. Directing atau penentuan arah usaha-
perilaku atau tindakan sehingga informasi usaha tersebut.
dapat dipahami oleh penerima pesan Berdasarkan defenisi di atas maka
(receiver) dan adanya feedback penerima dapat disebutkan bahwa koordinasi
pesan (receiver) kepada pengirim pesan memiliki syarat-syarat yakni:
(sender). 1. Sense of Cooperation, perasaan untuk
saling bekerja sama, dilihat per bagian.
3. Koordinasi 2. Rivalry, dalam organisasi besar, sering
Dalam sebuah organisasi setiap diadakan persaingan antar bagian, agar
pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan saling berlomba.
kegiatan kepada anggota organisasi yang 3. Team Spirit, satu sama lain per bagian
diberikan dalam menyelesaikan tugas. harus saling menghargai.
Dengan adanya penyampaian informasi 4. Esprit de Corps, bagian yang saling
yang jelas, pengkomunikasian yang tepat, menghargai akan makin bersemangat.
dan pembagian pekerjaan kepada para Selanjutnya koordinasi memiliki
bawahan oleh manajer maka setiap sifat-sifat sebagai berikut :
individu bawahan akan mengerjakan 1. Koordinasi adalah dinamis, bukan
pekerjaannya sesuai dengan wewenang statis.
yang diterima. Tanpa adanya koordinasi 2. Koordinasi menekankan pandangan
setiap pekerjaan dari individu karyawan menyeluruh oleh seorang manajer
maka tujuan perusahaan tidak akan dalam kerangka mencapai sasaran.
tercapai. 3. Koordinasi hanya meninjau suatu
Koordinasi menurut pekerjaan secara keseluruhan.
Awaluddin Djamin dalam Hasibuan (2011)
diartikan sebagai suatu usaha kerja sama 4. Efektivitas Kerja
antara badan, instansi, unit dalam Efektivitas kerja terdiri dari dua
pelaksanaan tugas-tugas tertentu, kata yaitu efektivitas dan
sehingga terdapat saling mengisi, saling kerja. Efektivitas kerja pegawai
membantu dan saling melengkapi. Dengan menurut Sutarto (2012) adalah suatu
demikian koordinasi dapat diartikan keadaan dimana aktifitas jasmaniah
sebagai suatu usaha yang mampu dan rohaniah yang dilakukan oleh
menyelaraskan pelaksanaan tugas maupun manusia dapat mencapai hasil akibat
kegiatan dalam suatu organisasi. Menurut sesuai yang dikehendaki. Suatu
Leonard D. White dalam Inu Kencana pekerjaan dikatakan efektif jika suatu
(2011) Koordinasi adalah penyesuaian diri pekerjaan dapat diselesaikan tepat
dari masing-masing bagian, dan usaha pada waktunya sesuai dengan rencana
menggerrakkan serta mengoperasikan yang telah ditetapkan.

71
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

Efektivitas kerja merupakan lain adalah seorang atau beberapa


suatu keadaan tercapainya tujuan yang orang khususnya pegawai dalam satu
diharapkan atau dikehendaki melalui unit organisasi atau perusahaan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan dapat melaksanakan tujuan yang
rencana yang telah ditentukan. Adapun dicapai dalam suatu sistem yang
pengertian efektivitas menurut para ditentukan dengan suatu pandangan
ahli diantaranya sebagai berikut: untuk memenuhi kebutuhan sistem itu
Siagian (2011) menyatakan efektivitas sendiri. Berdasarkan pendapat-
adalah pemanfaatan sumber daya, pendapat di atas juga, dapat
sarana dan prasarana dalam jumlah disimpulkan bahwa efektivitas adalah
tertentu yang secara sadar ditetapkan kemampuan seseorang atau beberapa
sebelumnya untuk menghasilkan orang yang terdapat dalam suatu
sejumlah barang atas jasa kegiatan kelompok ataupun organisasi untuk
yang dijalankan. Efektivitas dapat melahirkan suatu kegunaan atau
menunjukkan keberhasilan dari segi manfaat dari apa yang dikerjakan.
tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan. 5. Pengaruh Komunikasi Internal dan
Jika hasil kegiatan semakin Koordinasi terhadap Efektivitas Kerja
mendekati sasaran berarti makin tinggi Komunikasi kerja memiliki pengaruh
efektivitasnya. Apabila dicermati terhadap efektivitas kerja pegawai
bahwa efektivitas kerja pada suatu sebagaimana yang diungkapkan Hidayat
organisasi baik swasta maupun (2013) bahwa komunikasi kerja memiliki
pemerintah maka sasarannya tertuju pengaruh yang positif dan signifikan
pada proses pelaksanaan dan tingkat terhadap efektivitas kerja pegawai.
keberhasilan kegiatan yang dilakukan Komunikasi membantu perkembangan
oleh para pegawai itu sendiri. Kegiatan motivasi dengan menjelaskan kepada para
yang dimaksud adalah usaha yang karyawan apa yang harus dilakukan,
dapat memberikan manfaat yang bagaimana mereka bekerja baik dan apa
sebesar-besarnya bagi organisasi yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
tersebut. Istilah efektif dan efisien kinerja jika di bawah standar. Selanjutnya
merupakan istilah yang saling penelitian tentang komunikasi internal
berkaitan dan patut dihayati dalam berpengaruh terhadap efektivitas kerja
upaya untuk mencapai tujuan suatu pegawai sebagaimana yang diungkapkan
organisasi. Manopo (2014) bahwa komunikasi
Pada prinsipnya efektivitas berpengaruh positif terhadap efektivitas
individu para anggotanya di dalam kerja pegawai.
melaksanakan tugas sesuai dengan Komunikasi harus terselenggara
kedudukan dan peran mereka masing- dengan baik dan efektif. Komunikasi dapat
masing dalam organisasi tersebut. dikatakan berjalan baik dan efektif apabila
Dari pendapat para ahli di atas, setiap anggota memperoleh keterangan-
dapat disimpulkan bahwa suatu keterangan yang jelas dalam melaksanakan
pekerjaan dapat dilaksanakan secara pekerjaannya. Lewat komunikasi rasa ingin
tepat, efektif, dan efisien apabila tahu dapat tersalurkan, hal ini mampu
pekerjaan tersebut dilaksanakan mendorong semangat kerja. Selain itu
dengan tepat sesuai dengan yang telah komunikasi juga membantu menyatukan
direncanakan, maka jelas bahwa anggota organsisasi untuk bekerja sama.
sesungguhnya efektivitas kerja tidak Oleh karena itu komunikasi mutlak

72
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

diperlukan demi tercapainya tujuan 7. Menetapkan sumber data, teknik


organisasi. (Manopo: 2014). penentuan sampel dan teknik
METODE PENELITIAN pengumpulan data.
Desain Penelitian 8. Melakukan analisis data.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) 9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
desain penelitian adalah rancangan utama
penelitian yang menyatakan metode-metode 2. Unit Analisis
dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh Menurut Soedibjo (2013), unit analisis
peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan adalah unit yang akan digunakan untuk
analisis data. Desain penelitian yang digunakan menjelaskan atau menggambarkan
dalam penelitian ini adalah desain asosiatif. karakteristik dari kumpulan objek yang lebih
Menurut Sugiyono (2010), desain asosiatif besar lagi. Karena penelitian ini bertujuan
berguna untuk menganalisis hubungan antara untuk meneliti komunikasi internal,
satu variabel dengan variabel lainnya atau koordinasi, dan efektivitas kerja pegawai pada
bagaimana suatu variabel mempengaruhi Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya,
variabel lain. Metode penelitian dirancang maka unit analisisnya adalah pegawai pada
melalui langkah – langkah penelitian dari Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.
operasional variabel, penentuan jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data dan 3. Data dan Sumber Data
diakhiri dengan rancangan pengujian hipotesis Menurut Moleong (2014) mengatakan
dan statistik. bahwa sumber data utama dalam penelitian
Langkah-langkah desain penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: selebihnya adalah data tambahan seperti
1. Menetapkan permasalahan sebagai dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data
indikasi dari fenomena penelitian, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
selanjutnya menetapkan judul penelitian. sumber data primer. Sumber data primer
2. Mengidentifikasi permasalahan yang diperoleh secara langsung atau pertama kali
terjadi. dari sumber utama. Data ini meliputi jawaban
3. Menetapkan rumusan masalah. atas pertanyaan dalam kuesioner yang
4. Menetapkan tujuan penelitian. diajukan pada responden dan hasil wawancara
5. Menetapkan hipotesis penelitian, pada tahun 2018.
berdasarkan fenomena dan dukungan
teori. 4. Operasionalisasi Variabel
6. Menetapkan konsep variabel penelitian Operasionalisasi variabel dalam
yang digunakan. penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4. Operasionalisasi Variabel dalam Penelitian


Variabel Dimensi Indikator Skala
Komunikasi 1. Komunikasi 1. Mpengirim pesan kepada Ordinal
Internal (X1) Internal ke bawahan
bawah 2. Memberi arahan untuk
Usaha untuk mencapai tujuan
membangun 3. Kebijakan
sebuah 4. Memo
kebersamaan
yang dilandasi 1. Masukan
oleh 2. Saran pengembangan

73
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

persamaan 2. Komunikasi 3. Audit


persepsi Internal ke
tentang atas 1. Komunikasi sesama pegawai
sesuatu 2. Memecahkan konflik
sehingga 3. Membuka jalan tercipta
mendorong 3. Komunikasi hubungan bisnis
diantara Internal 4. Dukungan antar anggota
pelaku horizontal
komunikasi 1. Komunikasi beda bidang
untuk saling 2. Tukar pikiran
memahami 3. Usulan kepada anggota beda
sesuai dengan bidang
keinginan atau 4. Komunikasi
tujua bersama Internal
HIdayat (2012) diagonal
Koordinasi (X2) Ordinal
1. Koordinasi 1. Rapat koordinasi dengan
Suatu usaha Vertikal pimpinan
kerja sama 2. Pemahaman target kerja
antara badan, 3. Alur koordinasi
instansi, unit
dalam
pelaksanaan 2. Koordinasi
tugas-tugas Horizontal 1. Kerjasama antar unit
tertentu, 2. Penyelarasan visi dan misi
sehingga 3. Konsultasi dengan bagian lain
terdapat saling
mengisi, saling
membantu dan
saling
melengkapi.
Hasibuan
(2011)
Efektivitas 1. Kemampuan 1. Adaptasi dengan sistem kerja Ordinal
Kerja (Y) menyesuaikan baru
diri 2. Lebih dekat dengan rekan kerja
Suatu keadaan 3. Kerjasama
dimana
aktifitas 2. Prestasi kerja
jasmaniah dan 1. Kecakapan kerja
rohaniah yang 2. Tanggung jawab
dilakukan oleh 3. Bekerja sesuai perintah
manusia dapat 4. Target kerja
mencapai hasil
akibat sesuai 3. Kepuasan kerja 1. Kepuasan terhada pekerjaan itu
yang sendiri
dikehendaki. 2. Kepuasan terhdap imbalan

74
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

Efektivitas 3. Kesempatan promosi


kerja Sutarto 4. Kepuasan terhadap atasan
(2012:38)
5. Kepuasan terhadap rekan kerja

hubungan tersebut dinyatakan oleh


6. Metode Analisis Data besarnya koefisien korelasi r hubungan X1
Dalam penelitian ini, analisis jalur dan X1 ke Y adalah hubungan kausal.
(path analysis) digunakan untuk Besarnya pengaruh langsung dari X1 ke Y dan
mengetahui hubungan sebab akibat, dengan dari X2 ke Y masing-masing dinyatakan oleh
tujuan menerangkan akibat langsung dan besarnya nilai numerik koefisien jalur py x1 dan
akibat tidak langsung seperangkat pyx2
variabel, sebagai variabel penyebab Rumus:
terhadap variabel lainnya yang merupakan
variabel akibat. Menurut Soedibjo (2013)
bahwa salah satu alat yang sangat popular
untuk penelitian adalah analisis path (path
analysis) atau dikenal juga dengan analisis
jalur. Dalam analisis jalur ini variabel yang
dipengaruhi disebut variabel endogen dan
variabel yang mempengaruhi disebut
variabel eksogen. Dalam penelitian ini Keterangan :
hubungan antara variabel, dapat ρyX1 = Pengaruh X1 terhadap Y
digambarkan sebagai berikut: ρyX1 = Pengaruh X2 terhadap Y

X1 HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel X1 dan variabel X2
(variabel independen) secara parsial
Y terhadap variabel Y (variabel dependen)
adalah dengan melakukan pengujian SPSS
yang hasilnya sebagai berikut:
X2

Gambar 1. Path Analysis (Model) dari X1, X2


ke Y

Keterangan:
X1 = Komunikasi Internal
X2 = Koordinasi
Y = Efektivitas Kerja Pegawai

Hubungan antara X1 dan X2 adalah


hubungan korelasional. Intensitas keeratan

75
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

Tabel 5. Correlations = 0,126

X1 X2 Y b. Melalui hubungan korelatif


X1 Pearson dengan X2
1 .281* .409**
Correlation = Pyx1 x rx1x2 x Pyx2
Sig. (2-tailed) .010 .000 = (0,150) x (0,281) x
(0,313)
N 82 82 82
= 0,0225
X2 Pearson
.281* 1 .941**
Correlation c. Pengaruh X1 secara total
Sig. (2-tailed) .010 .000 = 0,126 + 0,0225
N 82 82 82 = 0,132
Y Pearson
.409** .941** 1 Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya
Correlation
pengaruh X1 terhadap Y secara total sebesar
Sig. (2-tailed) .000 .000 13,2% (pembulatan). Pengujian hipotesis
N 82 82 82 melalui hasil perhitungan SPSS pada tabel
*. Correlation is significant at the 0.05 coeficients diperoleh angka t penelitian
level (2-tailed). sebesar 3,623 pada taraf signifikansi 0,05 dan
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan :
**. Correlation is significant at the 0.01
DK = n – 2, atau 82-2 = 80. Dari ketentuan
level (2-tailed).
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar
1,990. Dengan demikian dapat diambil
Coefficientsa kesimpulan bahwa angka t penelitian sebesat
Standardiz 3,623 > t tabel sebesar 1,990 sehingga H0
Unstandardiz ed ditolak dan HI diterima (hipotesis diterima).
ed Coefficient
Coefficients s Pengaruh Koordinasi terhadap Efektivitas
Std. Kerja pada Rumah Sakit Prasetya Bunda
Model B Error Beta t Sig. Tasikmalaya
Pengaruh Koordinasi terhadap
1 (Constan 3.64 6.39 .00 efektivitas kerja pada Rumah Sakit Prasetya
23.314
t) 8 1 0 Bunda Tasikmalaya secara parsial dapat
X1 3.62 .00 dilihat dari pengaruh langsung, melalui
.230 .063 .355
3 1 hubungan korelatif dengan X1 dan
X2 3.19 .00 pengaruhnya secara total.
.299 .094 .313 a. Pengaruh Langsung
0 2
a. Dependent Variable: Y = Pyx2 x Pyx2
= (0,313) x (0,313)
Pengaruh komunikasi internal
= 0,0979
terhadap efektivitas kerja pada Rumah Sakit
Prasetya Bunda Tasikmalaya secara parsial
b. Melalui hubungan korelatif
dapat dilihat dari pengaruh langsung, melalui
dengan X1
hubungan korelatif dengan X2 dan
= Pyx1 x rx1x2 x Pyx2
pengaruhnya secara total.
= (0,355) x (0,281) x
a. Pengaruh Langsung
(0,313)
= Pyx1 x Pyx1
= 0,0312
= (0,355) x (0,355)

76
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

juga dengan penambahan besarnya


c. Pengaruh X2 secara total pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama
= 0,0979 + 0,0312 terhadap Y yaitu 13,2%+12,9% = 26,1%.
= 0,1291 Persamaan path analisis kedua
variabel independen yaitu komunikasi
Hasil ini menunjukan bahwa besarnya internal dan kepuasaan terhadap efektivitas
pengaruh X2 terhadap Y secara total variabel kerja ditunjukkan pada tabel uji parsial (uji t)
X2 dapat menentukan perubahan dalam Y yang diambil dari nilai beta maka didapat nilai
sebesar 12,91% (pembulatan). Pengujian persamaan structural sebagai berikut :
hipotesis melalui hasil perhitungan SPSS pada
tabel coeficients diperoleh angka t penelitian Y = 0,355X1 + 0,313X2 + ɛ (1)
sebesar 3,190 pada taraf signifikansi 0,05 dan
Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan : Diagram jalur dari persamaan struktural di
DK = n – 2, atau 80-2 = 80. Dari ketentuan atas adalah sebagai berikut :
tersebut diperoleh angka t tabel sebesar ɛ
1,990. Dengan demikian dapat diambil 0,739
kesimpulan bahwa angka t penelitian sebesat
3,190 > t tabel sebesar 1,990 sehingga H0 X1 PYX1
0,355
ditolak dan HI diterima (hipotesis diterima).
Y
Pengaruh Komunikasi Internal dan rX1X2
0,281
Koordinasi terhadap Efektivitas Kerja pada
Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya X2 PYX2
0,313
Untuk mengetahui seberapa besar
persentase pengaruh kedua variabel X
(variabel independen) tersebut secara Gambar 2. Persamaan Struktural
simultan terhadap variabel Y (variabel
dependen) adalah dengan melakukan Berdasarkan persamaan di atas dapat
pengujian dengan koefisien determinasi (R2) dijelaskan bahwa korelasi antara komunikasi
dengan melihat tabel Model Summary internal (X1) dan kepuasan (X2) sebesar
sebagai berikut: 0,281, dan variabel komunikasi internal
berpengaruh terhadap efektivitas kerja
Tabel 6. Model Summary sebesar 0,355, kepuasan berpengaruh
Model Summary terhadap efektivitas kerja sebesar 0,313.
Sedangkan variabel residu (gangguan)
Std. Error
sebesar 0,739.
Mode R Adjusted R of the
Untuk mengetahui apakah model di
l R Square Square Estimate
atas sudah benar atau tidak, maka diperlukan
1 .510a .261 .244 6.71491 uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan
a. Predictors: (Constant), VAR00002, VAR00001 angka F sebagaimana tertera dalam tabel di
bawah ini:
Berdasarkan Model Summary di atas,
maka besarnya pengaruh komunikasi internal
dan koordinasi terhadap efektivitas kerja
pegawai dapat dilihat dari R Square yaitu
sebesar 0,261 atau 26,1%. Hal ini dibuktikan

77
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

Tabel 7. Uji Hipotesis menggunakan sudah cukup baik dengan nilai 257,5
Angaka F (dalam nilai jenjang interval 215 – 280).
ANOVAb 3. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
Sum of Mean terhadap variabel efektivitas kerja
Model Squares df Square F Sig. pegawai (Y) pada Rumah Sakit Prasetya
Bunda Tasikmalaya sudah cukup baik
1 Regression 1267.89 633.94 14.06 .000
2 a
dengan nilai 255 (dalam nilai jenjang
7 9 0
interval 215 – 280).
Residual 3562.11 4. Secara parsial komunikasi memberikan
79 45.090
5 pengaruh yang signifikan terhadap
Total 4830.01 efektivitas kerja pegawai pada Rumah
81
2 Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.
a. Predictors: (Constant), X1, X2 5. Secara parsial koordinasi memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
b. Dependent Variable: Y efektivitas kerja pegawai pada Rumah
Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.
Pengujian dapat dilakukan dengan dua 6. Hasil analisis secara simultan
cara yaitu membandingkan besarnya angka F menunjukan bahwa secara bersama-
penelitian dengan F tabel dan dengan cara sama kedua variabel bebas komunikasi
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) dan koordinasi memberikan pengaruh
hasil perhitungan dengan taraf signifikansi terhadap efektivitas kerja pegawai
0,05 (5%). Menghitung F penelitian dari SPSS sebesar 26,1%. Adapun sisanya sebesar
yang diperoleh angka sebesar 14,060 73,9% disebabkan oleh variabel–variabel
kemudian menghitung F tabel dengan Derajat lain diluar kedua variabel tersebut yang
Kebebasan (DK) dengan ketentuan jumlah tidak dilibatkan dalam penelitian ini.
variabel – 1 atau 3 – 1 = 2, dan jumlah kasus
– 2 atau 82 - 2 = 80. Dengan ketentuan Saran
tersebut diperoleh angka F tabel sebesar Berdasarkan temuan yang diperoleh,
3,00. Sehingga F penelitian sebesar 14,060 > saran dari penelitian ini adalah aspek-aspek
F tabel sebesar 3,00. Hal ini didukung dengan yang penting dalam upaya meningkatkan
perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 efektivitas kerja pegawai melalui optimalisasi
< 0,005. Dengan demikian, H0 ditolak dan HI komunikasi dan lingkungan kerja, adalah
diterima (hipotesis diterima). sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya
PENUTUP harus lebih meningkatkan pentingnya
Kesimpulan komunikasi antarsesama personel Rumah
Berdasarkan hasil analisis data Sakit.
penelitian dan uji hipotesis dapat diambil 2. Koordinasi kerja pegawai Rumah Sakit
kesimpulan sebagai berikut : harus ditingkatkan.
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif 3. Lebih sering diadakan rapat koordinasi
terhadap variabel komunikasi (X1) pada 4. Pimpinan harus memiliki agenda
Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya pelatihan kerja rutin bagi karyawan
sudah cukup baik dengan nilai 259,855 5. Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya
(dalam nilai jenjang interval 215 – 280). dalam meningkatkan efektivitas kerja
2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif pegawai perlu disertai pelatihan-pelatihan
terhadap variabel koordinasi (X2) pada kerjasama tim.
Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya

78
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 67-80
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

6. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Syafiie, Kencana, Inu, (2011). Manajemen
ditindak lanjuti oleh para peneliti lain, Pemerintahan. Jakarta: Pustaka Reka
sehingga dapat lebih banyak lagi informasi Cipta
yang didapatkan mengenai faktor-faktor Wijono, S. (2012). Psikologi Industri dan
dominan yang memberikan kontribusi Organisasi. Jakarta: Kencana.
terhadap peningkatan efektivitas kerja
karyawan.

REFERENSI
Djamarah, Syaiful B. (2014). Pola Asuh Orang
Tua dan Anak Dalam Keluarga: Upaya
Membangun Citra Membentuk Pribadi
Anak. Jakarta: RIneka Cipta.
Hasibuan, Malayu S. P. (2011). Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat. (2013). Pengaruh kepemimpinan
terhadap komunikasi, kepuasan kerja,
dan komitmen organisasi pada industri
perbankan. Makara Seri Sosial
Humaninora, 17(1), 19-32. DOI:
10.7454/mssh.v17i1.1799.
Hidayat, D. (2012). Komunikasi Antarpribadi
dan Medianya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Komala, L. (2009). Ilmu Komunikasi
Perspektif, Proses, dan Konteks.
Bandung: Wisya Padjajaran.
Manopo. (2014). Peran Komunikasi
Organisasi Dalam Membentuk
Efektivitas Kerja Karyawan
CV.Magnum Sign And Print Advertising
Samarinda. eJournal lmu Komunikasi,
2014, 2 (3): 357-372
Sangaji, Etta M. dan Sopiah. (2010).
Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
ANDI.
Siagian P Sondang. (2011). Manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Soedibjo Bambang. (2013). Pengantar
Metode Penelitian. Bandung:
Universitas Nasional Pasim.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

79
Yuyun Rakhmawati: Pengaruh Komunikasi Internal…

80

Anda mungkin juga menyukai