Radhya Jihannisa/26/XIMIPA2
3. Tujuan Penelitian……............................................................................. 6
5. Definisi Operasional................................................................................ 8
6. Tinjauan Pustaka...................................................................................... 8
7. Metode Penelitian........................................................................................12
8. Jadwal Pelaksanaan....................................................................................16
9. Rencana Anggaran.......................................................................................17
Pergeseran seni dan budaya asli Indonesia tampaknya telah merubah wajah
anak-anak negeri yang lebih memilih budaya asing untuk mereka banggakan.
Masuknya budaya barat yang mendapat respon positif dari kalangan remaja tanpa
adanya filter dan penyeimbang dari budaya lokal mengakibatkan para remaja,
pemuda dan sebagian besar masyarakat mengalami kerancuan dalam memahami
dan membedakan antara budaya asli milik Indonesia dengan budaya
asing(Amidjaja, 2017.(1)) .
Pentas seni atau yang lebih dikenal dengan singkatan pensi merupakan
sebuah kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pertunjukan berbagai macam
kreativitas yang dilakukan oleh anak-anak sekolah di dalam lingkungan sekolah
mereka. Di dalam pentas seni, ada berbagai bentuk kreativitas siswa seperti :
pertunjukan musik, tarian, drama, dan sebagainya. Namun seiring perkembangan
zaman dan teknologi, selama beberapa tahun terakhir ini kegiatan pentas seni dan
tata cara pelaksanaannya telah berubah secara drastis, seperti pentas seni bukan lagi
sebuah kegiatan yang dibuat dan dilaksanakan oleh para siswa sebagai pengisi
acara, namun pentas seni sekarang ini banyak dilaksanakan dengan cara
mengundang penyanyi atau band papan atas sebagai pengisi acara (Soedarsono,
tahun 1999).
Melihat kondisi dan fakta di atas pantas kiranya kita memberikan perhatian
lebih terhadap permasalahan tersebut dan inilah yang menjadi latar belakang kami
sebagai pemuda akan meneliti kegiatan Pentas Seni Budaya di SMAN 4 Malang
dan juga bahwa pendidikan seni dapat memancing kreativitas siswa-siswi maka
kami berpendapat jika pendidikan seni digabung dengan budaya daerah Indonesia
maka siswa-siswi mungkin akan lebih tertarik menggali lebih dalam lagi budaya
daerah Indonesia.Untuk itu, kajian atau penelitian dengan judul “ PELESTARIAN
KEBUDAYAAN DAERAH MELALUI PENTAS SENI DI SMAN 4 MALANG ”
penting untuk dilakukan.Rencana kegiatan ini dituangkan dalam proposal ini.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut:
3.1. Untuk mengetahui apakah dapat memberi manfaat bagi siswa siswi SMAN 4
Malang
3.2.Untuk mengetahui apakah siswa dan siswi dapat menghidupkan kembali seni
dan budaya daerah Indonesia melalui pentas seni
3.3. Untuk mengetahui apakah budaya daerah Indonesia masih kerap dilakukan
oleh siswa-siswi SMAN 4 Malang
3.4. Untuk mengetahui apakah dengan pentas seni dapat membentuk aktif, kreatif
dan inovatif
3.5.Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pentas seni budaya di SMAN 4
Malang bagi siswa-siswi
4. Kontribusi Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, siswa-siswi SMAN 4 Malang diharapkan
dapat memberikan konstribusi dalam memperluas wawasan mengenai macam-
macam kebudayaan daerah. Melalui pentas seni ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi para siswa-siswi SMAN 4 Malang dalam menambah keinginan
para siswa untuk melestarikan kebudayaan Indonesia serta menambah
keterampilan para siswa.
Pentas seni adalah wujud pertunjukkan seni dalam berbagai bentuk, seperti:
pertunjukan musik, tarian, drama/teater dan berbagai macam bentuk ktreatifitas
seni lainnya yang dilakukan oleh para siswa dan siswi yang bersekolah di dalam
sekolah tersebut.
Seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan
di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu
dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera
manusia.
Menurut Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya ‘Ilmu Budaya Dasar’ bahwa
bagi ilmu sosial, arti kebudayaan adalah amat luas, yang meliputi kelakuan dan
hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan
dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
B. Kajian Teori
Pentas seni adalah kegiatan yang sangat lazim dilakukan oleh siswa usia
SMA, di mana dalam beberapa tahun belakang ini, penyelenggaraan Pentas seni
yang baik menjadi semacam achievement bagi siswa sekolah yang
mengadakannya, dan pentas seni yang baik menjadi sarana eksistensi dan juga adu
gengsi antar sekolah. Hal tersebut juga dinyatakan dalam artikel di lembaran
Kompas Muda edisi 23 Januari 2015 (http://beta286.print.kompas.com/
muda/2015/01/23/pentas seni-ajang-pamer/).
Pentas seni atau pentas seni sering kali menjadi ajang ”pamer” atau unjuk
gigi bagi sekolah-sekolah. Lewat pentas seni, panitia secara tidak langsung ingin
menunjukkan keberadaan sekolah mereka kepada masyarakat. Tapi, di luar itu,
sekolah memberi kesempatan kepada siswa yang jadi panitia pentas seni untuk
belajar berorganisasi, mengatur keuangan, dan kemandirian. Tidak tanggung-
tanggung, uang yang dikelola hingga ratusan juta rupiah.
Tentang penampil dalam pentas seni juga berubah. Dahulu, pentas seni
menjadi kesempatan utama menampilkan kepiawaian siswa sekolah setempat
dalam menari, menyanyi, main band, berpuisi, dan lainnya. Sekarang, sekolah-
sekolah ternama memilih menghadirkan band-band yang sedang digemari remaja
sebagai penampil utama. Ujung-ujungnya perubahan itu membutuhkan dana besar
yang mengharuskan panitia yang terdiri atas para siswa berjuang mencari biaya.
Tentang tempat penyelenggaraan pentas seni, sekolah di Jakarta dan kota
besar sudah biasa melakukannya di luar sekolah. Menurut Erik Darmawan, siswa
SMA Pangudi Luhur 1 Jakarta yang menjadi Ketua PL Fair 2014, pentas seni di
sekolahnya semula diadakan di sekolah. Baru awal tahun 2000, panitia memilih
mengadakan acara di luar sekolah
(http://beta286.print.kompas.com/muda/2015/01/23/pentas seniajang-pamer/).
Dalam sebuah survei yang dilakukan divisi Litbang Harian Kompas pada
Oktober-November 2014, melibatkan 1.324 responden siswa SMA di Indonesia,
dengan responden terbanyak sebas berasal dari Sulawesi Selatan, Jakarta,
Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan, didapatkan sejumlah insight menarik
tentang persepsi siswa SMA tentang pentas seni (lihat Gambar. 1). Dari hasil
rekapitulasi survei tentang pentas seni di mata siswa SMA, beberapa poin penting
adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar pentas seni SMA, yaitu 58,2% diadakan setahun sekali
setidaknya, dan mengundang bintang tamu dari luar sekolah (58,8%).
Presentase tertinggi mengenai tujuan mengadakan pentas seni adalah
ajang unjuk kreativitas adalah 70,1%, sementara sebagai ajang unjuk
hasil ektrakurikuler adalah sebesar 15,3%. Hanya 8,4% siswa yang
merasa bahwa pentas seni itu adalah ajang sekolah untuk ‘eksis’. Hal
ini sangat tidak konsisten dengan beberapa pentas seni yang diamati
tim peneliti, memberikan porsi bintang tamu lebih banyak dan lebih
‘menjual’ nama-nama tenar artis ketimbang unjuk kreatifitas atau
ekskulnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa poster pentas seni SMA
yang cukup terpandang di Bandung. Porsi informasi tentang unjuk
kreatifitas dan ekskul dari sekolah justru minim.
3. Masih dari survei tersebut, salah satu faktor penting dalam suksesnya
acara pentas seni adalah dana. Tanpa dana, kegiatan unjuk kreativitas
ini tidak akan berjalan. Sebanyak 42,8 persen dari seluruh responden
menyatakan masih mengandalkan sponsor untuk mengadakan pentas
seni. Ada juga yang berusaha menyelenggarakan kegiatan pentas seni
dengan bermodalkan dana sendiri selain bekerja sama dengan sponsor,
tak sedikit panitia pentas seni yang bekerja sama dengan Event
Organizer (EO), terutama pentas seni yang diselenggarakan di
Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Bermitra dengan pihak EO yang berpengalaman tidak saja lebih
memudahkan penyelenggaraan, tetapi juga bisa belajar banyak dari
mereka.
Hal ini menjadi peluang bisnis bagi event organizer (EO) di mana banyak
yang menawarkan jasanya untuk menjadi konsultan atau mengelola eventnya
keseluruhan. Dalam artikel yang dimuat pada 29 September 2014, Reporter
majalah remaja Satria Perdana, menyatakan bahwa EO, bisa mengutip fee yang
cukup besar, yaitu sampai 10%-20% dari harga bintang tamu dan sewa sound
system, panggung dan logistik lainnya
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskrtiptif dengan data kualitatif dan
kuantitatif yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan
obyek dan fenomena yang berkaitan dengan persepsi dan pengetahuan siswa SMA
berkenaan dengan pentas seni sekolahnya.
Metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak
digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah
sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu
keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah
untuk menjawab masalah secara aktual”.
Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu jenis data primer
dan jenis data sekunder. Yang dimaksudkan dengan jenis data primer adalah jenis
data tentang persepsi subyek sehubungan dengan pentas seni sekolah dan level
pengetahuannya tentang event organizing. Dari data ini, akan diidentifikasi persepsi
obyek penelitian atas konsep pentas seni sekolah, dan tingkat pengetahuan serta
pemahaman mereka atas tata cara event organizing.
Data sekunder adalah data yang memuat identitas subyek dan beberapa
informasi penting lainnya sebagai referensi triangulasi data. Diantara lain
didapatkan dari sumber literatur, riset terdahulu, khususnya yang berhubungan
dengan topik penelitian.
Secara sepintas, teori ini menilai bahwa manusia termotivasi untuk bertindak
berdasarkan makna-makna yang diberikan kepada orang, benda, dan kejadian-
kejadian (West, et.al, . Makna-makna ini tercipta dalam bahasa di mana manusia
berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks interpersonal, dan intrapersonal
(self-talk). Bahasa memungkinkan manusia untuk membangun kesadaran atas diri
dan interaksi dengan orang lain dalam lingkungannya.
Gagasan teori ini berangkat dari diri manusia dan bagaimana hubungannya
dengan masyarakat. LaRossa, et. al (1993) mengedepankan tiga tema utama dalam
kajian Interaksi Simbolik.
- Pentingnya makna bagi prilaku manusia
- Pentingnya konsep diri
- Hubungan antara individu dengan lingkungannya
Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari
“petunjuk” mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan
mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain.
Interaksionisme simbolik, mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar
individu, dan bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain
katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu.
Teori ini menurut peneliti dirasa paling sesuai jika digunakan untuk mende-
kati konstruk persepsi siswa SMA terhadap pentas seni SMA sekolah. Bagaimana
interaksi antar individu manusia menghasilkan pemaknaan siswa SMA atas
pentingnya pentas seni sekolah, bagaimana konsep diri mereka terhadap pentas seni
sekolah, dan hubungan antara individu dengan lingkungannya, dalam hal ini siswa
SMA dengan lingkungan sekolah dan pergaulannya, berkontribusi terhadap “Apa
itu Pentas seni sekolah.” .
Objek Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pelajar usia SMA yang
melaksanakan kegiatan Pentas Seni SMAN 4 malang.
2. Sampel
Memperhatikan jumlah sampel yang sangat besar dan sangat banyaknya
SMA/sederajat yang tersebar, maka dalam penelitian ini ditentukan
sejumlah kriteria pemilihan sekolah yang akan dijadikan sampel demi
kemudahan riset.
Hal ini mempertimbangkan; 1). Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,
tenaga dan dana 2). Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana. 3). Besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang
resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik
(Sugiyono, 2011)
Urgensi Pensi
Urgensi Pensi Dimensi ‘Urgensi Pensi’ diwakili dengan 2 (dua) item
pertanyaan tertutup, mengukur apakah pensi itu penting bagi sekolah dan guru,
serta apakah pensi itu penting bagi para siswa. Satu pertanyaan terbuka
menjelaskan mengenai urgensi pensi berdasarkan kegiatan pilihan yang
dipersepsikan oleh sampel siswa.
D.Pembahasan
1. Pentas seni adalah sebuah pertunjukkan seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok ditempat dan waktu tertu,performance biasanya
melibatkan empat unsur:waktu,ruang,gerakan pementas dan hubungan pementas
dengan penonton.Meskipun pentas seni bisa juga dikatakan termasuk didalamnya
kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater,tari,music dan sirkus,tetapi
biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan
istilah seni pertunjukan(performance art).
2. Pentas seni di
D. Jadwal Pelaksanaan
No Nama Kegiatan Waktu
E. Rencana Anggaran
Secara rinci, kebutuhan anggaran untuk penelitian ini direncanakan
sebagai berikut.
1 Persiapan:
200.000,00
8.000,00
20 x @ Rp 200
1 x @ Rp
5.000,00
Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka.
Soehardjo, A.J. 2005. Pendidikan Seni. Malang : Balai Kajian Seni dan Desain
Jurusan Pendidikan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
LaRossa, R., & Reitzes, D. C. (1993). Symbolic inter- actionism and family
studies. In P. G. Boss, W. J. Doherty, R. LaRossa, W. R. Schumm, & S. K.
Steinmetz (Eds.), Sourcebook of family theories and methods: A contextual
approach. Thousand Oaks, CA: Sage
https://media.neliti.com/media/publications/106959-ID-persepsi-siswa-sma-
terhadap-pensi-sekola.pdf
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/pengertian-seni-pertunjukan-menurut-para-
ahli
https://gigsplay.com/pergeseran-makna-pentas-seni/