PENDAHULUAN
jenis kesenian dibagi menjadi 2 yakni seni rupa dan seni pertunjukan. Tari
merupakan salah satu bentuk kesenian pada seni pertunjukan yang diaplikasikan
melalui ungkapan emosi dan ekspresi. Tari dibagi menjadi dua berdasarkan
macam pola garapannya yakni tari kreasi dan tari tradisional. Tari tradisional
tidaklah sama dengan tari kreasi dimana tari tradisional sudah menjadi tradisi
yang melekat karena sudah turun temurun dan adanya ciri khas (pakem) dari
beberapa gerakan, iringan, pakaian, pola lantai, dan tata rias sesuai asal dari tarian
seni berupa tari tanpa berstruktur tradisi disebut dengan tari modern atau dikenal
tradisional dan tari kreasi. Kesamaan dari dua pandangan terletak pada penjelasan
tari tradisional. Adapun titik tolak dari kedua aliran tersebut, yakni terlihat dari
perbedaan pengertian tari kreasi. Pertama, tari tradisonal dipandang berpijak dari
sebuah tradisi. Kedua, tari kreasi berpijak tanpa adanya struktur tradisi. Ditinjau
dari segi pendidikan, tari merupakan salah satu implementasi dari Seni Budaya
1
2
Tari tradisi merupakan salah satu materi yang diajarkan disekolah dasar.
Namun pada kajian literatur yang peneliti lakukan ditemui bahwa banyak kendala
yang ditemui dalam proses pembelajaran tari. Kesulitan peserta didik dalam
peserta didik pada saat guru menjelaskan materi tentang seni tari tradisional
Negeri 3 Langsa, mengenai materi seni tari tradisional pada pembelajaran SBDP
melaksanakan pembelajaran dan praktik tari tradisional di kelas. Dapat dilihat dari
data peserta didik dari 35 orang peserta didik 15 orang diantaranya yang
hanya sekedar saja sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar seni tari
Selain itu, pada saat peneliti mewawancarai guru tentang motivasi belajar
seni tari tersebut guru menyatakan benar adanya bahwa motivasi peserta didik
terhadap tari masih rendah. Guru menyatakan bahwa banyak peserta didik yang
pada hakikatnya seni tari tradisional ini perlu diajarkan ke setiap generasi agar
tidak hilangnya budaya nenek moyang yang telah di kembangkan sejak dahulu
kala. Guru juga mengungkapan adanya keinginan guru agar motivasi belajar seni
didik tidak begitu menyukai pembelajaran seni tari terutama peserta didik laki-
laki. Hal ini dikarenakan peserta didik laki-laki merasa pembelajaran seni tari
bahwa banyak peserta didik yang tidak begitu menyukai pembelajaran seni tari
sehingga dapat diindikasikan bahwa motivasi belajar seni tari peserta didik
rendah.
seni tari dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain metode atau model
metode yang sudah sering digunakan dimana pembelajaran lebih berpusat pada
agar peserta didik dapat memahami serta mengaplikasikan konsep yang dipelajari
dalam kehidupannya, maka diperlukan motivasi belajar dalam diri peserta didik.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik
serta memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan
(Euis, 2016).
dalam menerapkan suatu model pembelajaran yang menarik untuk peserta dalam
membantu proses pembelajaran dan praktik seni tari tradisional sehingga peserta
didik dapat menigkatkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran dan praktik tari
seharusnya tidak digunakan setiap saat, untuk semua bidang pendidikan, atau
untuk semua peserta didik. Direct instruction ini adalah adanya fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan peserta
SBDP pada materi seni tari tradisional. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
Langsa guna untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata
Langsa”.
5
tradisonal?
tradisonal.
1. Manfaat Teoristis
2. Manfaat Praktis
b. Sebagai bahan kepada guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar tari
LANDASAN TEORITIS
setiap saat, untuk semua bidang pendidikan, atau untuk semua peserta didik. Akan
tetapi, terlepas dari kewasapadaan atas peringatan ini, instruksi langsung tetap
memiliki track record empiris yang relatif solid. Beberapa keunggulan terpenting
dari instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol
guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan peserta didik (Huda, 2017).
atau direct instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan
sehingga dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah”,
Dari uraian diatas dapat dikesimpulan bahwa model direct intruction adalah
merupakan adanya fokus akademik, arahan, dan kontrol guru, harapan yang tinggi
peserta didik.
7
8
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk
pembelajaran seni tari adalah adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model
pada peserta didik, sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
1. Kelebihan
guru dan peserta didik yang tidak berorientasi akademik, seperti pertanyan
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan
akademik.
Guru berharap lebih pada peserta didik, baik dari sisi kuantitas maupun
kualita kerja.
10
praktik negatif, seperti mencela perilaku peserta didik penelitian yang tidak
begitu jelas mengenai pengaruh yang positif terhadap hasil dan capaian
didik terhadap seni tari. Dikarenakan model ini membuat guru lebih fokus pada
peserta didik dan langssung pada penerapan konsep seni tari tersebut.
11
2. Kekurangan
melaksanakan pembelajaran.
instructin yaitu:
1. Orientasi
2. Presentasi
beberapa langkah.
praktik.
petunjuk.
5. Praktik mandiri
praktik.
c. Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode waktu yang lama.
13
2. Fase presentasi/demonstrasi
para ahli di atas, maka saya lebih memilih untuk mengikuti langkah-langkah
2.5 Motivasi
motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak
demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi inter
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktu untuk
14
Sehingga motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta
dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi
daya penggerak, pendorong dari dalam diri peserta didik yang menimbulkan
kegiatan belajar yang diwujudkan dalam bentuk adanya kebutuhan ,dorongan dan
usaha peserta didik dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan (Jannah dan
Lubis, 2020). Sedangkan menurut Euis (2016), motivasi belajar merupakan usaha
yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang dipengaruhi oleh berbagai
macam kondisi, motivasi dalam belajar adalah semangat yang memiliki kekuatan
di dalam diri yang mendorong seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu
agar keinginannya tercapai. Selain itu, motivasi belajar dapat juga dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik yang
memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Euis,
2016).
keuntungan dari aktivitas tersebut. Peserta didik yng memiliki motivasi belajar
1. Durasi belajar
2. Frekuensi belajar
4. Ketabahan
Tari merupakan salah satu bagian dari seni yang diwujudkan dengan gerak
Jazuli (Fadilah, 2016). Gerak merupakan elemen yang paling penting dalam seni
tari. Pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia adalah
gerak. Gerak yang dimaksud dalam tari bukanlah gerak nyata yang sesuai realita,
tetapi gerak yang telah diubah menjadi gerak-gerak yang sifatnya ekspresif.
merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi atau
musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari
Jazuli (Fadilah, 2016). Seni tari sebagai keindahan gerak anggota badan manusia
yang bergerak, berjiwa, dan berirama yang harmonis. Anak-anak yang mendengar
suatu nyayian, gamelan, atau musik akan tersentuh jiwanya dan bergerak,
sesuai irama yang didengarnya. Gerak dan irama dalam kehidupan manusia tidak
17
pengertian tersebut, maka ditemukan beberapa aspek pada pengertian tari yaitu
1. Gerak
dengan manusia lain terungkap melalui gerak. Timbulnya gerak pada tari
2. Tubuh
Bentuk dan ukuran tubuh dalam tari akan menghadirkan suatu keunikan.
Tubuh berperan sebagai media komunikasi yang khas maka tubuh merupakan
3. Irama
4. Jiwa
Gerak dan irama dalam tari lahir jiwa manusia yang menggambarkan apa yang
terdapat cipta (akal) , rasa (emosi), krsa (kehendak) yang saling melengkapi
Seni tari merupakan seni yang diwujudkan melalui gerak. Gerak adalah
unsur utama tari. Gerak dalam tari adalah gerak badan ekspresif dan ritmis yang
18
selaras dengan musik. Jadi seni tari adalah seni yang diwujudkan sesuai dengan
yaitu kesenian yang dimiliki seperti menampilkan bentuk tari yang mencerminkan
Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu
masyarakat yang diwariskan secara terus menurus ke generasi berikutnya. Jadi tari
tradisional adalah tari yang lahir dan berkembang dalam suatu masyarakat yang
Tari tradisional dikatagorikan menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyar, tari
klasik. Tari primitif merupakan tarian yang menggunakan gerak tari sederhana
yang terdiri dari gerakan dan hentakan kaki, ayunan tubuh dan gerakan kepala.
Tari rakyat adalah tari yang berasal dan berkembang dari kehidupan kelompok
masyarakat. Tari klasik merupakan tari yang memiliki nilai artistik tinggi, karena
sebagai media pengembangan anak. Fungsi seni tari tidak dimaksudkan untuk
membentuk anak menjadi penari atau seniman tari, tetapi semata-mata untuk
sempurna dan secara langsung mental juga berkembang. Hal ini terjadi
keunikan anak akan terbina karena anak dapat mengenali dirinya sendiri
dengan baik. Dengan demikian self anak dapat berkembang dan ini
kreatif sangat vital bagi anak usia sekolah dasar. Seni tari selalu
Dalam aktivitas seni tari anak sekolah dasar dapat memunculkan gagasan-
e. Memurnikan cara berpikir, berbuat, dan menilai Jika siswa sekolah dasar
menirukan gerak alam atau binatang, maka mereka juga berpikir bahwa
gerak-gerak yang dilakukan seperti apa yang mereka amati. Aktivitas ini
kepribadian dalam seni tari dapat dilakukan guru dengan cara membantu
2. Perkembangan Estetika
Perkembangan estetika ini dapat dibina melalui kegiatan seni tari yang berupa
peka kritis. Melihat bukan merupakan fungsi mata semata, tetapi melibatkan
seluruh indera ditambah dengan visi batin. Demikian pula ketika mendengar,
3. Penyempurna Kehidupan
anak. Oleh karena itu, seni tari dapat memberikan bantuan menyempurnakan
kehidupan anak antara lain ditunjukkan dengan kehidupan yang kreatif dan
pendidikan seni tari di sekolah dasar dapat disimpulkan pendidikan seni tari di
sekolah dasar berfungsi sebagai media pengembangan anak. Seni tari dapat
seni.
Tari di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai asym sig
cukup (29,03%), 5orang memiliki motivasi belajar kurang (16,13%). Dan pada
siklus
Bagan 2.1 bagan alur pikir penelitian tindakan kelas pada peningkatan
motivasibelajartaritradisional
Hipotesis dari penelitian tindakan kelas ini adalah: Motivasi belajar tari
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah semua peserta didik kelas Va
(Fadlan et al., 2021). Setiap siklus terdiri empat tahapan yaitu perencanaan
24
25
Siklus I Pelaksanaan
Perencanaan observasi
refleksi
Pelaksanaan
Siklus II
Perencanaan observasi
refleksi
Pelaksanaan
Siklus III
Perencanaan observasi
refleksi
Bagan 3.1 Desain Siklus PTK model kemmis S dan Mc. Taggart menurut
Tampubolon (2014)
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perecanaan. Pada tahap
ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Oleh sebab itu peneliti harus
direct instruction.
2. Pelaksanaan
telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai
Sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk praktik dan mengambil data tes
terakhir siklus. Dengan kata lain, peneliti ini dilaksanakan dalam dua siklus.
3. Observasi
untuk mengamati dan mengukur aktivitas belajar peserta didik serta aktivitas
4. Refleksi
selesai. Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil yang
meliputi kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran. Hasil refleksi ini akan
dokumentasi.
1. Tes
Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data data berupa hasil tes
pengetahuan tertulis dan tes praktik setelah mengikuti pembelajaran seni tari
digunakan dalam tes yaitu tes akhir dengan jenis tes pengetahuan dan praktik
tari tradisional.
2. Observasi
fasilitas, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran.
3. Dokumentasi
terhadap benda-benda atau hal-hal yang tertulis. Pada dokumentasi ini juga
bisa berbentuk tulisan serta gambar dalam proses pembelajan seni tari
mengambil data yang dapat dimanfaatka nuntuk menentukan berhasil atau tidak
nya suatu rencana yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data
Maka dari itu instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
yang telah disiapkan dan disesuaikan dengan tema yang diajarkan yaitu
adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, melalui tahapan:
(2) Reduksi data dalam tahap ini, memilih dan memilah data yang relevan
serta data yang tidak relevan (data yang tidak relevan di buang).
(3) Pemaparan data/Penyajian data dalam hal ini, peneliti memaparkan data-
(4) Analisis data dan interprestasi data, konversi nilai hasil penelitian untuk
Tabel 3.1
Konversi Nilai
Interval Nilai Kategori Makna
81-100 A SangatBaik
61-80 B Baik
41-60 C CukupBaik
21-40 D KurangBaik
0-20 E Jelek/SangatTidakBaik
Table 3.1 konversi nilai Tampubolon (2014)
(5) Bandingkan hasil analisis data setiap siklus dan kesimpulan (dalam bentuk
terlihat kesulitan dalam memahami pembelajaran dan praktik materi seni tari
tradisional, bahkan untuk memulai belajar menari saja peserta didik masih
mengalami kesulitan dalam meniru gerakan-gerakan dalam sebuah tari. Hasil dari
studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan September 2021 tersebut
dilakukan.
30
31
7. Email : sdtigalangsa@yahoo.com
8. SK PendirianSekolah : Dd/028105
9. SK Akreditasi : 107/BAP-SM.ACEH/SK/2014
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari III siklus
dan memiliki tahapan yaitu (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
hasil pada masing-masing tahapan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan indikator yang berkaitan
dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana pendukung lainnya yang akan
digunakan pada setiap tindakan seperti video tari. Dalam perencanaan tindakan,
peneliti juga melakukan kolaborasi bersama guru kelas V-A, kolaborasi ini yang
dilakukan sesuai dengan media pembelajaran buku harian yang akan ditetapkan.
32
kelas. Lembar observasi pada saat pelaksanaan tindakan terdiri dari lembar
observasi peserta didik dan lembar observasi guru yang bertujuan untuk
keterampilan dan motivasi peserta didik digunakan untuk menilai proses peserta
kelas yang akan dilakukan. Meliputi ruang kelas yang mendukung, perangkat
pembelajaran yang ada di kelas tersebut, maupun media yang akan digunakan
utama dalam setiap tindakan yang akan dilakukan nanti. Media pembelajaran yang
akan digunakan adalah media gambar dan video tari topeng. Pada tahap
2) Pelaksanaan Tindakan
dengan peneliti menggunakan RPP yang telah disusun. Peneliti bertindak sebagai
dan proses pembelajaran penelitian tindakan kelas ini terdiri atas: kegiatan awal,
33
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pertemuan 1 diikuti oleh Peserta didik yang
yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari topeng secara
bergilir peserta didik. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi
kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan
hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta
peserta didik untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan
3) Observasi
a) Observasi Guru
terhadap guru. Observasi dilakukan dengan dibantu oleh teman sejawat. Tujuan
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus I
observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan 1 berjumlah 26 atau tergolong pada kriteria baik.
b) Observasi Siswa
Dari hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 ini diketahui bahwa peserta
didik dari 35 orang terdapat 11 peserta didik tidak serius memperhatikan gerakan
tarian yang diperagakan oleh guru dan 24 lainnya memperhatikan gerakan tarian
yang diperagakan oleh guru dengan baik. Selain itu terdapat 12 peserta didik yang
tidak aktif bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang belum
dimengerti, sedangkan 23 peserta didik lainnya aktif dalam bertanya kepada guru
Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus I
32 TSA 7
33 UR 8
34 ZCP 6
35 ZS 8
Rata-rata 7,37
Dari hasil penilaian siklus I Pertemuan 1 dapat dijelaskan bahwa
keterampilan peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-
rata sebesar 7,37. Hal ini menunjukkan keterampilan siswa dalam tari tradisional
masih belum cukup baik dan masih dapat ditingkatkan lagi. Adapun hasil
24 MR 9
25 MWA 9
26 PY 10
27 RUN 9
28 RL 7
29 SN 9
30 SKR 11
31 TAR 9
32 TSA 9
33 UR 10
34 ZCP 10
35 ZS 9
Rata-rata 9,65
peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata sebesar
9,65. Melihat nilai rata-rata keterampilan pada siklus I peretemuan 1 sebesar 7,37
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan indikator yang
yang akan digunakan pada setiap tindakan. Dalam perencanaan tindakan, peneliti
juga melakukan kolaborasi bersama guru kelas V-A, kolaborasi ini yang
38
dilakukan sesuai dengan media pembelajaran buku harian yang akan ditetapkan.
kelas. Lembar observasi pada saat pelaksanaan tindakan terdiri dari lembar
observasi peserta didik dan lembar observasi guru yang bertujuan untuk
keterampilan dan motivasi peserta didik digunakan untuk menilai proses peserta
kelas yang akan dilakukan. Meliputi ruang kelas yang mendukung, perangkat
pembelajaran yang ada di kelas tersebut, maupun media yang akan digunakan
utama dalam setiap tindakan yang akan dilakukan nanti. Media pembelajaran yang
akan digunakan adalah media gambar dan video tari. Pada tahap perencanaan ini,
disiapkan dipertemuan 2.
2) Pelaksanaan Tindakan
2 ini diikuti lengkap oleh 35 peserta didik. Pada pertemuan 2 ini peneliti lebih
39
memberikan semangat kepada pesrta didik agar motivasi peserta didik semakin
yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari topeng secara
dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini dan
melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta peserta didik
3) Observasi
a. Observasi Guru
terhadap guru. Observasi dilakukan dengan dibantu oleh teman sejawat. Tujuan
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus I
observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
40
kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan 2 berjumlah 28 atau tergolong pada kriteria baik.
b. Observasi Siswa
observasi adalah untuk mengetahui motivasi belajar dan kendala yang dihadapi
orang terdapat 6 peserta didik tidak serius memperhatikan gerakan tarian yang
peragakan oleh guru denganbaik. Selain itu terdapat 7 peserta didik yang tidak
aktif bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang belum dimengerti,
sedangkan 28 peserta didik lainnya aktif dalam bertanya kepada guru dan teman
Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus I
mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian peserta didik
32 TSA 8
33 UR 8
34 ZCP 8
35 ZS 9
Rata-rata 7,8
Dari hasil penilaian siklus I dapat dijelaskan bahwa keterampilan peserta
didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata sebesar 7,8. Hal
ini menunjukkan keterampilan siswa dalam tari tradisional masih belum cukup
baik dan masih dapat ditingkatkan lagi. Adapun hasil penilaian motivasi siklus I
24 MR 9
25 MWA 9
26 PY 10
27 RUN 11
28 RL 11
29 SN 11
30 SKR 11
31 TAR 11
32 TSA 10
33 UR 10
34 ZCP 10
35 ZS 10
Rata-rata 10,71
belajar peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata
sebesar 10,71. Melihat nilai rata-rata keterampilan pada siklus I sebesar 7,8
4) Refleksi Siklus I
Pada tahap refleksi ini diawali dengan mengumpulkan data-data yang telah
data yang telah diperoleh tersebut, kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk
44
siklus I antara lain ialah masih ada peserta didik yang tidak mendengarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, masih ada peserta didik yang tidak
baik, maka dari itu hasil refleksi akan dilanjutkan pada siklus II untuk mencapai
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda
peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan
pendukung lainnya seperti video tari. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi
peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru
menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan
kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat
menyampaikan materi.
siklus I yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi peserta didik,
observasi guru dan observasi peserta didik. Hal ini dikarenakan agar data yang
Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang
dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.
46
2) Tindakan
2021. Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang
instruction, sama pada siklus sebelumnya namun menyiapkan materi yang lebih
menarik perhatian peserta didik yaitu tari rangguk ayak. Berikut uraian
yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari rangguk ayak
kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan
hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta
siswa untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta
3) Observasi
proses pembelajaran.
47
Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus II
observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas
guru pada siklus II pertemuan 1 berjumlah 28 atau tergolong pada kriteria baik.
Dari observasi pada siklus II pertemuan 1 ini terlihat bahwa dari 35 peserta
didik ada beberapa peserta didik yang aktif memperhatikan penjelasan guru
48
keaktifan peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru mengenai materi
Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus II
24 MR 10
25 MWA 12
26 PY 11
27 RUN 12
28 RL 10
29 SN 9
30 SKR 11
31 TAR 10
32 TSA 12
33 UR 12
34 ZCP 10
35 ZS 12
Rata-rata 11,02
13 LR 12
14 MA 12
15 MDW 11
16 MKAA 15
17 MA 14
18 MA 13
19 MAR 15
20 MAS 16
21 MF 15
22 MFA 15
23 MRS 14
24 MR 15
25 MWA 13
26 PY 15
27 RUN 14
28 RL 15
29 SN 13
30 SKR 16
31 TAR 15
32 TSA 13
33 UR 15
34 ZCP 15
35 ZS 14
Rata-rata 13,57
Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 1 dapat dijelaskan bahwa motivasi
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dalam
pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 13,57.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda
lembar observasi peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta
didik sesuai dengan indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas
peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru
menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan
kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat
menyampaikan materi.
siklus II pertemuan 1 yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi
peserta didik, observasi guru dan observasi siswa. Hal ini dikarenakan agar data
yang diproleh tetap objektif dan dapat dibandingkan dengan siklus I sebelumnya.
Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang
dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.
2) Tindakan
menarik perhatian peserta didik yaitu tari rangguk ayak. Berikut uraian
yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari rangguk ayak
kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan
hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta
siswa untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta
3) Observasi
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus II
observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
53
kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas
guru pada siklus II pertemuan 2 berjumlah 29 atau tergolong pada kriteria baik.
Dari observasi pada siklus II pertemuan 2 ini terlihat bahwa dari 35 peserta
didik ada beberapa peserta didik yang aktif memperhatikan penjelasan guru
Begitu juga keaktifan peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru
Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus II
nilai rata-rata keterampilan yaitu 12,02. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
didik dalam pembelajaran tari tradisional. Adapun hasil penilaian motivasi siklus
26 PY 15
27 RUN 16
28 RL 15
29 SN 16
30 SKR 16
31 TAR 15
32 TSA 15
33 UR 15
34 ZCP 15
35 ZS 16
Rata-rata 15,05
Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 2 dapat dijelaskan bahwa motivasi
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dalam
pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,05.
4) Refleksi Siklus II
dalam menyelesaikan kendala tersebut yang diterapkan pada siklus II. Adapun
1) Perencanaan
Pelaksanaan siklus III bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus II,
berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda
dengan siklus II, alat kelengkapan tersebut meliputi materi Rencana Pelaksanaan
peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan
pendukung lainnya seperti video tari. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi
58
peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru
menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan
kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat
menyampaikan materi.
siklus II yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi peserta
didik, observasi guru dan observasi peserta didik. Hal ini dikarenakan agar data
yang diproleh tetap objektif dan dapat dibandingkan dengan siklus II sebelumnya.
Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang
dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.
2) Tindakan
Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang
menarik perhatian peserta didik yaitu tari piring. Berikut uraian pelaksanaan
siklus III.
yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari piring secara
dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini dan
melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta peserta didik
3) Observasi
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus III
nilai yang diperoleh diantara 31-40 maka digolongkan pada kategori sangat baik.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi pada aktivitas guru pada
Dari observasi pada siklus III ini terlihat bahwa dari 35 peserta didik ada
peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang
Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus III
mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian peserta didik
6 AZ 13
7 BAS 14
8 DDV 13
9 KF 13
10 IAS 12
11 JHD 12
12 JSA 15
13 LR 12
14 MA 13
15 MDW 12
16 MKAA 15
17 MA 12
18 MA 12
19 MAR 13
20 MAS 12
21 MF 12
22 MFA 12
23 MRS 12
24 MR 12
25 MWA 12
26 PY 12
27 RUN 13
28 RL 12
29 SN 12
30 SKR 14
31 TAR 14
32 TSA 12
33 UR 14
34 ZCP 12
35 ZS 14
Rata-rata 12,82
keterampilan peserta didik meningkat dibandingkan siklus II, dimana nilai rata-
rata keterampilan yaitu 12,82. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model
dalam pembelajaran tari tradisional. Adapun hasil penilaian motivasi siklus III
34 ZCP 16
35 ZS 16
Rata-rata 15,55
Dari hasil penilaian siklus III dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar
siswa meningkat signifikan dibandingkan motivasi belajar siklus II. Hal ini
pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,55.
yang diterapkan pada siklus III. Adapun refleksi penelitian ini pada siklus III
instruction melalui III siklus tindakan dapat meningkat motivasi belajar tari
4.2 Pembahasan
Seni tari merupakan seni yang diwujudkan melalui gerak. Gerak adalah
unsur utama tari. Gerak dalam tari adalah gerak badan ekspesif dan ritmis yang
selaras dengan musik. Jadi seni tari adalah seni yang diwujudkan sesuai dengan
maksud dan tujuan. Menurut Iriani (2008) Hakikat seni tari adalah keseimbangan
unsur gerak, irama dan rasa (wiraga, wirama, wirasa) untuk ungkapan, gagasan,
dan pesan dengan penunjang iringan dan ruang atau latar. Depdikbud Kusumastuti
Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa seni tari adalah seni
yang di wujud kan melalui sebuah gerakan dengan diiringi irama dan rasa (wiraga,
wirama, wirasa) untuk ungkapan, gagasan, dan pesan dengan penunjang iringan
dan ruang atau latar. Seni tari juga bermanfaat untuk pembentukan kepribadian
peserta didik.
sekolah membutuhkan seorang guru yang aktif dan kreatif. Adapun upaya
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam kegiatan belajar disekolah, ada
65
(Sitisuprihatin,2017:75), yaitu:
a) Memberi angka angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport
yang baik. Angka angka yang baik itu bagi para peseta didik merupakan
b) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana peserta didik tertarik
pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika
hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut peserta
didik.
saingan, peserta didik akan menjadi lebih semangat dalam mencapai hasil
yang terbaik.
salah satu model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan
66
dengan latihan dan umpan balik peserta didik untuk membantu mereka
pembejaran lebih jauh. Hal yang sama dikemukan oleh Arends (Susiana, 2015:
380) Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa peserta
didik belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah
laku gurunya. Proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan pola kegiatan yang
peserta didik bisa langsung mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan
Seperti yang telah diuraikan padahasil di atas, penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 3 siklus yaitu (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
1) Perencanaan
yang berupa video tari untuk meningkatkan motivasi belajar tari tradisional
peserta didik. Media pembelajaran yang berupa video tari ini juga membangkit
siklus yang setiap siklusnya terdiri atas 2 kali pertemuan.Menurut Purwono dalam
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis
adalah sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang
2) Pelaksanaan Tindakan
terdapat juga beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan dan sehingga
gerakan gerakan tari yang sudah diajarkan oleh guru dan juga video sebagai alat
erakan tari yang sudah diajarkan. Peserta didik antusias mempraktikkan gerakan
tari meski masih banyak yang bingung dengan apa yang mereka peragakan.
68
Menurut Jazuli gerak merupakan elemen yang paling penting dalam seni tari.
Pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia adalah gerak.
Soedarsono Oktariani et al (2016) Gerak murni ialah gerak yang di garap sekedar
menggambarkan sesuatu.
elemen yang paling penting dalam seni tari untuk mendapatkan bentuk yang
3) Observasi
Gerakan tari yang masih kurang sempurna peserta didik terkendala dari
Guru tetap memberikan motivasi, semangat dan arahan yang lebih dimengerti oleh
rangsangan yang diterima dari apa yang individu dapat dari lingkungannya.
4) Refeleksi
Berdasarkan hasil refleksi dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I
Seperti yang telah diuraikan pada hasil di atas, penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 3 siklus dan dilakukan dengan tahap (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan
melalui 2 pertemuan.
1) Perencanaan
berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda
peserta didik, lembar observasiguru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan
pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru menyajikan
materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertibkan kelas agar
peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
70
2) Pelaksanaan
dengan mengacu pada refleksi siklus I masih ada beberapa peserta didik yang
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”, Model direct
intruction adalah fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi
peserta didik.
membagikan lembar materi tari dan menjelaskan properti yang digunakan pada
tari piring, topeng, ranggu kayak. Guru juga meminta peserta didik untuk bertanya
jika masih ada yang belum dimengerti atau dipahami yang berkaitan dengan
materi diberikan, lalu guru juga memberikan contoh beberapa gerakan tarian dan
menampilkan video tari untuk peserta didik agar lebih mudah dan tepat untuk
dipraktikkan.
71
Pada siklus II motivasi belajar tari tradisional peserta didik meningkat dari
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela mengarahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktu untuk
merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah
3) Observasi
tabel berikut.
15,05. Dari data tersebut peneliti menunjukkan data hasil motivasi belajar sebagai
berikut:
rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional sebesar 10,71.
Pada pembelajaran siklus II, motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran tari
sebesar 4,22, dimana keterampilan pada siklus I memilki nilai rata-rata sebesar 7,8
belajar pada siklus I sebesar 10,71, artinya pada siklus I motivasi belajar peserta
belajar sebesar 15,05 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik
boleh dihentikan sampai hasil belajar siswa sudah meningkat sesuai dengan
rendah, kini dengan penerapan model direct instruction motivasi belajar meningat
signifikan.
Seperti yang telah diuraikan pada hasil di atas, penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 3 siklus dan dilakukan dengan tahap (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan
melalui 2 pertemuan.
1) Perencanaan
Pelaksanaan siklus III bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus II,
berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda
peserta didik, lembar observasiguru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan
pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru menyajikan
materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertibkan kelas agar
peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
2) Pelaksanaan
Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang
“model pengajaran langsung atau direct instruction adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik
terstruktur dengan baik sehingga dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan
peserta didik, direct instruonction juga salah satu pendekatan mengajar yang
Pada siklus III memulai kegiatan inti guru membagikan lembar materi tari
dan menjelaskan properti yang digunakan pada tari piring, topeng, rangguk ayak.
Guru juga meminta peserta didik untuk bertanya jika masih ada yang belum
dimengerti atau dipahami yang berkaitan dengan materi diberikan, lalu guru juga
memberikan contoh beberapa gerakan tarian dan menampilkan video tari untuk
Pada siklus III motivasi belajar tarit radisional peserta didik meningkat
motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela
merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah
3) Observasi
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus III dapat disimpulkan bahwa
tabel berikut.
76
siklus II sebesar 12,02 meningkat 0,8 menjadi 12,82 pada siklus III. Nilai rata-rata
motivasi belajar siklus II sebesar 15,05 meningkat 0,5 pada siklus III menjadi
15,55. Dari data tersebut peneliti menunjukkan data hasil motivasi belajar sebagai
berikut:
Dari data penilaian motivasi belajar di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional siklus III
sebesar 15,55. Pada pembelajaran siklus III, motivasi belajar pesertadidik pada
sebesar 15,05 dan meningkat pada siklus III menjadi 15,55. Dengan
sebesar 0,8, dimana keterampilan pada siklus II memilki nilai rata-rata sebesar
belajar pada siklus II sebesar 15,05, artinya pada siklus II motivasi belajar
dilakukannya penelitian pada siklus III dan diperoleh nilai rata-rata motivasi
belajar sebesar 15,55 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik
pada pembelajaran tari tradisional pada peserta didik kelas V SD Negeri 3 Langsa
boleh dihentikan sampai hasil belajar siswa sudah meningkat sesuai dengan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
rata-rata nilai motivasi belajar pada siklus I sebesar 10,71, artinya pada siklus I
sedang. Setelah dilakukannya penelitian pada siklus II dan diperoleh nilai rata-rata
motivasi belajar sebesar 15,05 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar
siswa pada pembelajaran tari tradisional pada peserta didik kelas V SD Negeri 3
Langsa termasuk kategori motivasi tinggi. Saat dilanjutkan penelitian pada siklus
III dan diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,55 maka dapat kembali
dinyatakan bahwa motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional pada
78
79
5.2 Saran
1. Pesertadidik
baik agar motivasi belajar yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan
2. Guru
Dengan adanya tim koloborasi antara guru dengan peneliti diharapkan kepada
3. Kepala Sekolah
Arianti, I., Sahidu, H., Harjono, A., & Gunawan. (2016). Pengaruh Model Direct
Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep
Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, II(4).
Bringham, E., & Housto, J. (2011). Essentials of Financial Management. Salemba
Empat.
Dalimunthe, A. . (2016). The Influence of Corporate Social Responsibility, Profit
Persistence, and Capital Structure To Earnings Response Coefficient.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 11(1).
Elan, U., & Sustyorini, R. (2019). Good Corporate Governance. Refika Aditama.
Euis. (2016). Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Perkembangan Anak
Motivasi dan Prestasi Belajar pada Anak SD di Kecamatan Ciputat Timur.
Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 3(4).
Fadilah, N. (2016). Pelaksaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Tari
Tradisional dalam Membentuk Karakter pada Siswa Kelas Tinggi di SDN
Tambakaji 01 Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Fadlan, A., Ridwan, R., Nopriansyah, U., & Nurfaizah, N. (2021). Penerapan
Metode TPR (Total Physical Respone) Dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris Anak Usia Dini. Jurnal Anak Usia Dini, 4(1).
Huda. (2017). Model-model Pengajaran DanPembelajaran. Pustaka Pelaja.
Iriani, Z. (2008). Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(2).
Istirani, & Intan. (2018). Ensklopedia Pendidikan. Media Persada.
Jannah, R., & Lubis, R. R. (2020). Dampak Pengaruh Smartphone Terhadap
Motivasi Belajar Anak Sd Negeri 054876 Cinta Dapat. 1, 42–57.
Kusumastuti, E. (2014). Penerapan Model PembelajaranSeni Tari Terpadu Pada
SiswaSekolahdasar. Jurnal Pendidikan Teknologi, 1(1).
Oktariani, D., Ismunandar, & Istiandini, W. (2016). Analisis Struktur Gerak Tari
Jepin Langkah Simpang Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Pendidikan
80
81