Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan tidak terlepas dari kesenian. Menurut Trisyamataria (2019)

jenis kesenian dibagi menjadi 2 yakni seni rupa dan seni pertunjukan. Tari

merupakan salah satu bentuk kesenian pada seni pertunjukan yang diaplikasikan

melalui ungkapan emosi dan ekspresi. Tari dibagi menjadi dua berdasarkan

macam pola garapannya yakni tari kreasi dan tari tradisional. Tari tradisional

tidaklah sama dengan tari kreasi dimana tari tradisional sudah menjadi tradisi

yang melekat karena sudah turun temurun dan adanya ciri khas (pakem) dari

beberapa gerakan, iringan, pakaian, pola lantai, dan tata rias sesuai asal dari tarian

tersebut. Sedangkan menurut Trisyamataria (2019) menyatakan bahwa

menurunkan sebuah tari tradisi dari generasi ke generasi penerus merupakan

pengertian dari tari tradisional sedangkan adanya pengembangan dari kreatifitas

seni berupa tari tanpa berstruktur tradisi disebut dengan tari modern atau dikenal

dengan tari kreasi.

Dari kedua pendapat tersebut telah disebutkan pengertian dari tari

tradisional dan tari kreasi. Kesamaan dari dua pandangan terletak pada penjelasan

tari tradisional. Adapun titik tolak dari kedua aliran tersebut, yakni terlihat dari

perbedaan pengertian tari kreasi. Pertama, tari tradisonal dipandang berpijak dari

sebuah tradisi. Kedua, tari kreasi berpijak tanpa adanya struktur tradisi. Ditinjau

dari segi pendidikan, tari merupakan salah satu implementasi dari Seni Budaya

dan Prakarya (SBDP) pada jenjang sekolah dasar.

1
2

Tari tradisi merupakan salah satu materi yang diajarkan disekolah dasar.

Namun pada kajian literatur yang peneliti lakukan ditemui bahwa banyak kendala

yang ditemui dalam proses pembelajaran tari. Kesulitan peserta didik dalam

memahami materi seni tari tradisional, disebabkan karena kurangnya perhatian

peserta didik pada saat guru menjelaskan materi tentang seni tari tradisional

sehinggah hasil praktik peserta didik masih tergolong rendah.

Berdasarkan observasi sebelum melakukan penelitian pada kelas Va SD

Negeri 3 Langsa, mengenai materi seni tari tradisional pada pembelajaran SBDP

ditemukan permasalahan bahwa peserta didik tidak sungguh-sungguh dalam

melaksanakan pembelajaran dan praktik tari tradisional di kelas. Dapat dilihat dari

data peserta didik dari 35 orang peserta didik 15 orang diantaranya yang

memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan 20 orang lainnya memperhatikan

hanya sekedar saja sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar seni tari

peserta didik masih rendah.

Selain itu, pada saat peneliti mewawancarai guru tentang motivasi belajar

seni tari tersebut guru menyatakan benar adanya bahwa motivasi peserta didik

terhadap tari masih rendah. Guru menyatakan bahwa banyak peserta didik yang

enggan melaksanakan proses pembelajaran tari. Bahkan peserta didik laki-laki

cendrung menolak untuk belajar tari trasdisional. Guru mengungkapkan bahwa

pada hakikatnya seni tari tradisional ini perlu diajarkan ke setiap generasi agar

tidak hilangnya budaya nenek moyang yang telah di kembangkan sejak dahulu

kala. Guru juga mengungkapan adanya keinginan guru agar motivasi belajar seni

peserta didik meningkat. Selain mewawancara guru, peneliti juga melakukan


3

wawancara peserta didik. Dari wawancara tersebut disimpulkan bahwa peserta

didik tidak begitu menyukai pembelajaran seni tari terutama peserta didik laki-

laki. Hal ini dikarenakan peserta didik laki-laki merasa pembelajaran seni tari

merupakan pembelajaran untuk perempuan. Dari hasil wawancara tersebut terlihat

bahwa banyak peserta didik yang tidak begitu menyukai pembelajaran seni tari

sehingga dapat diindikasikan bahwa motivasi belajar seni tari peserta didik

rendah.

Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalammengikuti mata pelajaran

seni tari dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain metode atau model

pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif yaitu hanya menggunakan

metode yang sudah sering digunakan dimana pembelajaran lebih berpusat pada

guru. Untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan

agar peserta didik dapat memahami serta mengaplikasikan konsep yang dipelajari

dalam kehidupannya, maka diperlukan motivasi belajar dalam diri peserta didik.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik

yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar,

serta memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan

(Euis, 2016).

Oleh karena itu dibutuhkan solusi permasalahan diatas, peneliti tertarik

dalam menerapkan suatu model pembelajaran yang menarik untuk peserta dalam

membantu proses pembelajaran dan praktik seni tari tradisional sehingga peserta

didik dapat menigkatkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran dan praktik tari

tradisonal. Peneliti ingin mencoba menerapkan model direct instruction. Direct


4

instruction adalah sebuah model pembelajaran yang sistematis melalui

directinstruction yang memberikan struktur disiplin dan dapat menyebabkan

pembelajaran yang bermakna berdasarkan pengalaman.

Salah satu model pembelajaran yang efektif adalah model direct

instruction. Direct instruction merupakan model pembelajaran yang memainkan

peran yang terbatas namun penting dalam program pendidikan yang

komprehensif. Direct instruction memperingatkan pada kita bahwa pendekatan ini

seharusnya tidak digunakan setiap saat, untuk semua bidang pendidikan, atau

untuk semua peserta didik. Direct instruction ini adalah adanya fokus akademik,

arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan peserta

didik. Dengan adanya model-model pembelajaran dapat memotivasi belajar

peserta didik (Huda, 2017).

Dengan menggunakan model direct instruction ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam memahami mata pelajaran

SBDP pada materi seni tari tradisional. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada kelas Va SD Negeri 3

Langsa guna untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran SBDP dalam materi seni tari tradisonal.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Tari Tradisional Siswa Kelas V SD Negeri 3

Langsa”.
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu: bagaimana proses penerapan model direct instruction di kelas V SD

Negeri 3 Langsa sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar tari

tradisonal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka tujuan penelitian ini

yaitu: untuk mengetahui proses penerapan model direct instruction dikelas V SD

Negeri 3 Langsa sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar tari

tradisonal.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoristis

a. Menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran seni tari tradisonal.

b. Meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam ilmu seni tari tradisional,

khususnya dalam penerapan model pembelajaran direct instruction.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada guru sekolah dasar tentang motivasi belajar

peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional

b. Sebagai bahan kepada guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar tari

tradisional di sekolah dasar.


6

c. Menambah dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik dalam

meningkatkan motivasi belajar tari tradisional.


d. Meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran tari tradisional.BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Model Pembelajaran Direct Instruction

Direct instruction memainkan peran yang tebatas namun penting dalam

program pendidikan yang komprehensif. Kritik terhadap instruksi langsung

memperingatkan pada kita bahwa pendekatan ini seharusnya tidak digunakan

setiap saat, untuk semua bidang pendidikan, atau untuk semua peserta didik. Akan

tetapi, terlepas dari kewasapadaan atas peringatan ini, instruksi langsung tetap

memiliki track record empiris yang relatif solid. Beberapa keunggulan terpenting

dari instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol

guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan peserta didik (Huda, 2017).

Arianti et al (2016) mengemukakan bahwa “model pengajaran langsung

atau direct instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

sehingga dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah”,

Dari uraian diatas dapat dikesimpulan bahwa model direct intruction adalah

merupakan adanya fokus akademik, arahan, dan kontrol guru, harapan yang tinggi

terhadap perkembangan peserta didik, direct instruction juga salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

peserta didik.

7
8

2.2 Ciri-ciri Model Direct Instruction

Menurut Shoimin dalam Pritandhari (2017) ciri-ciri model direct instruction

adalah sebagai berikut:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk

prosudur penilaian belajar.

2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar

kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Menurut Elan dan Sustyorini (2019) ciri-ciri model direct instruction

adalah sebagai berikut:

1. Transformasi dan keterampilan berbicara langsung

2. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu

3. Materi pembelejaran yang terstruktur

4. Lingkungan belajaran yang telah terstruktur; dan

5. Distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampaian informasi.

Dari beberapa penjelasan para ahli tentang ciri-ciri model direct

instruction diatas, maka yang tepat digunakan untuk meningkatkan motivasi

pembelajaran seni tari adalah adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model

pada peserta didik, sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung dengan berhasil.


9

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Direct Instruction

1. Kelebihan

Menurut Joyce, B dalam Suryadi et al (2018):

a. Adanya fokus akademik

Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam

penugasan dan penyelesaian tugas akademik. Selama aktivitas pengajaran

akademik, penggunaan perangkat non akademik semisal mainan dan teka

teki tidak terlalu ditekankan bahkan ditiadakan, seperti halnya interaksi

guru dan peserta didik yang tidak berorientasi akademik, seperti pertanyan

yang sifatnya pribadi atau diskusi tentang masala-masalah pribadi.

b. Arahan dan kontrol dari guru

Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan

tugas pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberikan instruksi,

dan meminimalisir jumlah percakapan peserta didik yang tidak berorientasi

akademik.

c. Harapan yang tinggi terhadap perkebangan siswa

Guru memiliki pengharapan besar pada peserta didik dalam bidang

tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik yang istimewa

serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan dalam pendidikan.

Guru berharap lebih pada peserta didik, baik dari sisi kuantitas maupun

kualita kerja.
10

d. Sistem manajemen waktu

Dua tujuan utama dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu

belajar peserta didik dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai

dan mewujudkan tujuan pendidikan.

e. Atmosfer akademik yang cukup netral

Guru harus merancang fokus akademik dengan menghindari praktik-

praktik negatif, seperti mencela perilaku peserta didik penelitian yang tidak

begitu jelas mengenai pengaruh yang positif terhadap hasil dan capaian

siswa menunjukkan bahwa beberapa siswa bisa mengambil manfaat dari

pujian lebih banyak dibanding siswa-siswa lain. Lingkungan instruksi

langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama dan

tempat dimana peserta didik terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam

waktu tertentu dan mencapai rating kesuksesan yang tinggi.

Sedangkan menurut Shoimin (Riana, 2018) :

a. Guru mampu mengendalikan isi materi.

b. Menjadi cara efektif dalam penerapan konsep.

c. Berorientasi pada hasil.

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa

kelebihan Model Direct Instruction dapat meningkatkan motivasi belajar peserta

didik terhadap seni tari. Dikarenakan model ini membuat guru lebih fokus pada

peserta didik dan langssung pada penerapan konsep seni tari tersebut.
11

2. Kekurangan

Menurut Muijs dalam Suryadi et al (2018) diantaranya:

a. Efektivitas pengajaran langsung tampaknya juga bergantung pada

karakteristik murid yang diajar.

b. Strategi mengajar langsung untuk mengajarkan isi pelajaran yang tidak

banyak menuntut, tidak terlalu menantang, atau untuk mengajar dengan

cara yang tidak harus pas berhubungan dengan materinya.

c. Pengajaran langsung dapat terdegenerasi menjadi pelajaran gaya ceramah

yang tidak efektif dengan interaksi yang terbatas dengan murid.

Sedangkan menurut Huda dalam (Riana, 2018):

a. Ketidak siapan guru dalam menyampaikan pembelajaran,

b. Kurangnya wawasan dan kurang percaya diri dapat mengakibatkan peserta

didik kurang perhatian sehingga bosan dan pembelajaran terhambat.

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa

kekurangan Model Direct Instruction yaitu kurangnya persiapan guru dalam

melaksanakan pembelajaran sehingga peserta didik merasa bosan pada saat

melaksanakan pembelajaran.

2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Direct Instruction

Huda (2017) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran model direct

instructin yaitu:

1. Orientasi

a. Guru menentukan materi pelajaran.

b. Guru meninjau pelajaran sebelumnya.


12

c. Guru menentukan tujuan pembelajaran.

d. Guru menentukan prosedur pengajaran.

2. Presentasi

a. Guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru.

b. Guru menyajikan representasi visual atas tugas yang diberikan.

c. Guru memastikan pemahaman.

3. Praktik yang Terstruktur

a. Guru menentukan kelompok peserta didik dengan contoh praktik dalam

beberapa langkah.

b. Peserta didik merespons pertanyaan.

c. Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik

yang telah benar.

4. Praktik di Bawah Bimbingan Guru

a. Peserta didik berpraktik secara semi-independen.

b. Guru menggilir peserta didik untuk melakukan praktik dan mengamati

praktik.

c. Guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, bisikan, maupun

petunjuk.

5. Praktik mandiri

a. Peserta didik melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas.

b. Guru menunda respons balik dan memberikannya diakhir rangkaian

praktik.

c. Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode waktu yang lama.
13

Menurut Shoimin dalam Pritandhari (2017) menyebutkan langkah-langkah

direct instruction yaitu:

1. Fase orientasi/menyampaikan tujuan

2. Fase presentasi/demonstrasi

3. Fase latihan terbimbing

4. Fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Fase latihan mandiri.

Dari beberapa langkah-langkah yang sudah dijelaskan berdasarkan pendapat

para ahli di atas, maka saya lebih memilih untuk mengikuti langkah-langkah

(Huda, 2017). Karena langkah-langkah tersebut lebih mudah dipahami dan

diterapkan pada peserta didik SD kelas V.

2.5 Motivasi

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong

untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. mengatakan bahwa

motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak

yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi inter

(kesiap-siagaan). Jadi, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan (Istirani dan Intan, 2018).

Sondang (Istirani, 2018) mengatakan bahwasanya motivasi adalah daya

pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela mengarahkan

kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktu untuk
14

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Ibrahim (Istirani, 2018)

mengatakan bahwa motivasi merupakan kemauan untuk melakukan sesuatu.

Sehingga motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta

didik atau individu untuk belajar. (istirani,2018)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan

dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi

diawali dengan keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dan

mencapai tujuan dalam hidupnya.

2.6 Motivasi Belajar

Jannah (2020) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan

daya penggerak, pendorong dari dalam diri peserta didik yang menimbulkan

kegiatan belajar yang diwujudkan dalam bentuk adanya kebutuhan ,dorongan dan

usaha peserta didik dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan (Jannah dan

Lubis, 2020). Sedangkan menurut Euis (2016), motivasi belajar merupakan usaha

yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang dipengaruhi oleh berbagai

macam kondisi, motivasi dalam belajar adalah semangat yang memiliki kekuatan

di dalam diri yang mendorong seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu

agar keinginannya tercapai. Selain itu, motivasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, serta


15

memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Euis,

2016).

Euis (2016) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan

respon kognitif, yaitu kecenderungan peserta didik untuk mencapai aktivitas

akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan

keuntungan dari aktivitas tersebut. Peserta didik yng memiliki motivasi belajar

akan memperhatikan pembelajaran yang diberikan dan disampaikan, membaca

materi sehingga bisa memahami dan menggunakan strategi-strategi belajar

tertentu yang mendukung (Euis, 2016).

2.7 Indikator Motivasi Belajar

Menurut Ricardo (2017) ada delapan indikator penting untuk mengukur

motivasi belajar yaitu:

1. Durasi belajar

2. Frekuensi belajar

3. Persistensi belajar dan kegiatan belajar

4. Ketabahan

5. Keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan

6. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan

7. Tingkat apresiasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

8. Tingkat kualifikasi prestasi/produk yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan.

Sedangkan menurut Sardiman dalam Suprihatin (2015) ada beberapa

indikator motivasi belajar sebagai berikut:


16

1. Tekun menghadapi tugas

2. Tidak lekas putus asa

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Dapat mempertahankan pendapatnya.

Dari penjelasan diatas indikator motivasi belajar yang tepat untuk

meningkatkan pembelajaran seni tari adalah menurut Suprihatin (2015) karena

indikator tersebut lebih mudah diterapkan pada peserta didik.

2.8 Tari Tradisional

Tari merupakan salah satu bagian dari seni yang diwujudkan dengan gerak

Jazuli (Fadilah, 2016). Gerak merupakan elemen yang paling penting dalam seni

tari. Pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia adalah

gerak. Gerak yang dimaksud dalam tari bukanlah gerak nyata yang sesuai realita,

tetapi gerak yang telah diubah menjadi gerak-gerak yang sifatnya ekspresif.

Sehubungan dengan gerak, Soerjodiningrat mendifiniskan bahwa tari

merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi atau

musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari

Jazuli (Fadilah, 2016). Seni tari sebagai keindahan gerak anggota badan manusia

yang bergerak, berjiwa, dan berirama yang harmonis. Anak-anak yang mendengar

suatu nyayian, gamelan, atau musik akan tersentuh jiwanya dan bergerak,

kreativitas timbul, dengan spontan anak-anak akan menggerakkan anggota badan

sesuai irama yang didengarnya. Gerak dan irama dalam kehidupan manusia tidak
17

lepas dengan jiwanya Poentjopoetro et al dalam (Fadilah, 2016). Dari beberapa

pengertian tersebut, maka ditemukan beberapa aspek pada pengertian tari yaitu

gerak, tubuh, irama, dan jiwa (Fadilah, 2016).

1. Gerak

Reaksi manusia terhadap kehidupan,situasi dan kondusi, serta hubungannya

dengan manusia lain terungkap melalui gerak. Timbulnya gerak pada tari

merupakan hasil dari pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan)

dan distorsi (pengubahan).

2. Tubuh

Bentuk dan ukuran tubuh dalam tari akan menghadirkan suatu keunikan.

Tubuh berperan sebagai media komunikasi yang khas maka tubuh merupakan

alat atau instrumen dalam tari.

3. Irama

Pengendalian irama dengan tekanan-tekanan gerak yang tepat akan

menimbulkan sajian tari yang memiliki kesan.penguasaan terhadap irama

menjadi jembatan untuk menampilkan sebuah tari yang dinamis.

4. Jiwa

Gerak dan irama dalam tari lahir jiwa manusia yang menggambarkan apa yang

dikehendaki oleh manusia terhadap nilai-nilai keindahan. Dalam jiwa manusia

terdapat cipta (akal) , rasa (emosi), krsa (kehendak) yang saling melengkapi

dalam setiap aktivas tari.

Seni tari merupakan seni yang diwujudkan melalui gerak. Gerak adalah

unsur utama tari. Gerak dalam tari adalah gerak badan ekspresif dan ritmis yang
18

selaras dengan musik. Jadi seni tari adalah seni yang diwujudkan sesuai dengan

maksud dan tujuan.

Suatu bangsa memperkenalkan diri pada bangsa lainnya melalui budaya,

yaitu kesenian yang dimiliki seperti menampilkan bentuk tari yang mencerminkan

ekspresi budayanya. Tari sebagai seni pertunjukkan menjadi sarana untuk

mencapai kepentingan tersebut. Jenis tari berdasarkan pola garapannya dibagi

menjadi tari tradisional dan tari kreasi (Fadilah, 2016).

Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu

masyarakat yang diwariskan secara terus menurus ke generasi berikutnya. Jadi tari

tradisional adalah tari yang lahir dan berkembang dalam suatu masyarakat yang

merupakan warisan budaya (Fadilah, 2016).

Tari tradisional dikatagorikan menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyar, tari

klasik. Tari primitif merupakan tarian yang menggunakan gerak tari sederhana

yang terdiri dari gerakan dan hentakan kaki, ayunan tubuh dan gerakan kepala.

Tari rakyat adalah tari yang berasal dan berkembang dari kehidupan kelompok

masyarakat. Tari klasik merupakan tari yang memiliki nilai artistik tinggi, karena

berasal dan dikembangkan dikalangan adat yang kuat.

2.9 Manfaat Pendidikan Tari di Sekolah Dasar

Purwatiningsih dan Harini (2015) menjelaskan pendidikan seni berfungsi

sebagai media pengembangan anak. Fungsi seni tari tidak dimaksudkan untuk

membentuk anak menjadi penari atau seniman tari, tetapi semata-mata untuk

pengembangan mental, fisik, dan perasaan estetika. Secara khusus, fungsi

pendidikan seni tari di sekolah dasar adalah membantu pertumbuhan dan


19

perkembangan anak, membina perkembangan estetika, dan membantu

menyempurnakan kehidupan. Uraian masing-masing fungsi pendidikan seni tari

di sekolah dasar sebagai berikut:

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Peranan seni tari dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak

dapat dilihat antara lain:

a. Meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, dan estetik Jenis pengalaman

seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik ditunjukkan dengan

perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas pada sebuah tarian.

Kegiatan semacam ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh

sempurna dan secara langsung mental juga berkembang. Hal ini terjadi

karena kegiatan-kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga

melibatkan kesadaran estetik, maka pertumbuhan estetik juga mendapat

kesempatan untuk tumbuh.

b. Memberikan sumbangan ke arah sadar diri Melalui kegiatan seni tari

keunikan anak akan terbina karena anak dapat mengenali dirinya sendiri

dengan baik. Dengan demikian self anak dapat berkembang dan ini

menyebabkan tumbuhnya inisiatif, kemampuan mengkritik,

kepemimpinan, dan kreasi. Anak merasakan keberadaannya memiliki arti,

terutama jika ia diberi peran tertentu dalam suatu kegiatan artistik/estetik.

c. Membina imajinasi kreatif Setiap anak memiliki potensi kreatif. Imajinasi

kreatif sangat vital bagi anak usia sekolah dasar. Seni tari selalu

memberikan kesempatan berimajinasi kreatif. Gerak-gerak dan mimik


20

yang dilakukan sangat menggambarkan kuatnya suatu imajinasi tertentu.

Kegiatan-kegiatan bermain dalam aneka gerak akan membina imajinasi

mereka, sehingga secara langsung akan berkembang.

d. Memberikan sumbangan ke arah pemecahan masalah Seni tari

memberikan sumbangan terhadap perkembangan pemecahan masalah.

Dalam aktivitas seni tari anak sekolah dasar dapat memunculkan gagasan-

gagasannya yang menjadi benar-benar konkret. Manusia akan selalu

menghadapi masalah, sehingga melalui kegiatan tari siswa sekolah dasar

juga terlatih untuk memecahkan masalah.

e. Memurnikan cara berpikir, berbuat, dan menilai Jika siswa sekolah dasar

bermain, maka aktivitas mereka juga melibatkan pikiran. Jika mereka

menirukan gerak alam atau binatang, maka mereka juga berpikir bahwa

gerak-gerak yang dilakukan seperti apa yang mereka amati. Aktivitas ini

akan memberikan pertanyaan “apakah gerakanku baik”. Keputusan yang

diberikan tersebut akan menjadi proses menilai yang bijaksana, sehingga

dapat dipastikan mereka akan melakukan pengubahan-pengubahan untuk

sesuatu yang lebih baik.

f. Memberikan sumbangan pada perkembangan kepribadian Penilaian

terhadap keberhasilan pendidikan dilihat pada ada atau tidak adanya

perkembangan kepribadian karena kepribadian dipandang penting dalam

suatu kehidupan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mematangkan

kepribadian dalam seni tari dapat dilakukan guru dengan cara membantu

penyesuaian rasa emosional, membantu menghilangkan perasaan terikat,


21

membantu menghilangkan perasaan takut, membantu menekan

kekecewaan, memberikan kepercayaan serta mendorong anak agar selalu

berbuat positif. Hal-hal tersebut dapat dilakukan pada semua kegiatan

pembelajaran seni tari.

2. Perkembangan Estetika

Perkembangan estetika ini dapat dibina melalui kegiatan seni tari yang berupa

penghayatan menjadi kuat dan keputusan visual akan berkembang menjadi

peka kritis. Melihat bukan merupakan fungsi mata semata, tetapi melibatkan

seluruh indera ditambah dengan visi batin. Demikian pula ketika mendengar,

bersuara, ataupun bergerak.

3. Penyempurna Kehidupan

Unsur kehidupan yang mendorong rasa berekspresi akan mendatangkan

pengetahuan bagi anak. Sebaliknya, keinginan anak untuk mengetahui

kehidupan, mengimajinasikan kehidupan akan menyempurnakan kehidupan

anak. Oleh karena itu, seni tari dapat memberikan bantuan menyempurnakan

kehidupan anak antara lain ditunjukkan dengan kehidupan yang kreatif dan

kehidupan sosial yang baik. Berdasarkan penjelasan mengenai fungsi

pendidikan seni tari di sekolah dasar dapat disimpulkan pendidikan seni tari di

sekolah dasar berfungsi sebagai media pengembangan anak. Seni tari dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, serta estetik.

Perkembangan estetik dapat dibina melalui pendidikan seni, sehingga anak

menjadi peka. Seni tari juga dapat membantu menyempurnakan kehidupan


22

anak melalui pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam pendidikan

seni.

2.10 Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Suryadi et al (2018) berjudul “Penerapan Model Direct Instruction

untuk meningkatkan Keterampilan Motorik Siswa dalam Pembelajaran Seni

Tari di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai asym sig

sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ha (Hipotesis Alternatif) diterima dan H0

(Hipotesis Nol) ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan terhadap keterampilan motorik siswa dalam pembelajaran seni

tari memperagakan gerak tari lagu apuse dengan menerapkan modeldirect

instruction di kelas IV B SD Negeri Cibeureum Kota Tasikmalaya.

2. Penelitian Dalimunthe, (2016) berjudul “Penerapan Model Pengajaran

Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 291 Simpang Gambir”.

Berdasarkan analisis data angket siswa pada siklus I

yaitu : 5 orang memiliki motivasi belajar sangat baik (16,13%), 12 orang

memilikimotivasi belajar baik (38,70%),9 orang memiliki motivasi belajar

cukup (29,03%), 5orang memiliki motivasi belajar kurang (16,13%). Dan pada

siklus II persentasemotivasi belajar siswa sudah meningkat dan sesuai dengan

persentase yang ingindicapai pada tingkat motivasi belajar siswa, yaitu : 12

orang memilikimotivasi belajarsangat baik (38,70%), 14 orang memiliki


23

motivasi belajar baik (45,16%), 4 orangmemiliki motivasi belajar cukup

(12,90%), 1 orang memiliki motivasi belajar kurang (3,23%).

2.11 Kerangka Berfikir

Adapun alur kerangka berfikir penelitian tindakan kelas menurut Tampubolon

(2014) digambarkan pada bagan berikut ini :

Input (keadaan awal/masalah) Proses (tindakan) output (hasil setelah tindakan)

siklus

Keterampilan motivasi Keterampilan motivasi


rendah meningkat

Perbaikan kualitas proses pembelajaran

Bagan 2.1 bagan alur pikir penelitian tindakan kelas pada peningkatan
motivasibelajartaritradisional

2.12 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian tindakan kelas ini adalah: Motivasi belajar tari

tradisional siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa akan meningkat dengan

menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Langsa berlokasi dijalan

Panglima Polem, Gampong Jawa, Langsa Kota, Kota Langsa.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada semester Genap tahun ajaran

2021/2022 yaitu pada September 2021-2022.

3.1.3 Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah semua peserta didik kelas Va

SD Negeri 3 Langsa pada tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 35 orang

peserta didik. Bertujuan untuk melihat motivasi belajar dengan menggunakan

model direct instruction.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas berbentuk siklus merupakan model PTK dari

(Fadlan et al., 2021). Setiap siklus terdiri empat tahapan yaitu perencanaan

tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi tindakan

(observing), refleksi( reflecting). Kemudian hubungan keempat tahapan tersebut

dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

24
25

Siklus I Pelaksanaan

Perencanaan observasi

refleksi

Pelaksanaan
Siklus II

Perencanaan observasi

refleksi

Pelaksanaan

Siklus III
Perencanaan observasi

refleksi

Bagan 3.1 Desain Siklus PTK model kemmis S dan Mc. Taggart menurut

Tampubolon (2014)

Berdasarkan rancangan perangkat pembelajaran sebelumnya dapat di

susun perencanaan tindakan berikut ini :


26

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perecanaan. Pada tahap

ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Oleh sebab itu peneliti harus

mempersiapkan beberapa hal diantaranya yaitu:

a. Merencanakan pembelajaran dengan membuat Silabus dan RPP.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat

proses pembelajaran berlangsung.

c. Membuat lembar pengamatan aktivitas belajar tari peserta didik.

d. Membuat lembar pengamatan pembelajaran tari tradisisonal dengan model

direct instruction.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau menerapkan

perencanaan yang telat di persiapkan. Peneliti harus mengikuti persiapan yang

telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan selama 4 jam pelajaran (4x35 menit). Pertemuan pertama

dimanfaatkan untuk prose pembelajaran berupa teori tentang tari tradisional.

Sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk praktik dan mengambil data tes

terakhir siklus. Dengan kata lain, peneliti ini dilaksanakan dalam dua siklus.

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat. Lembar pengamatan digunakan


27

untuk mengamati dan mengukur aktivitas belajar peserta didik serta aktivitas

peneliti pada saat proses pembelajaran langsung

4. Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi

dilaksanakan segera setelah tahap implementasi/tindakan dan observasi

selesai. Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil yang

meliputi kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran. Hasil refleksi ini akan

digunakan sebagai perbaikan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas untuk pengumpulan data penelitian ini

menggunakan metode pengumpulan data diantaranya adalah tes, observasi, dan

dokumentasi.

1. Tes

Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data data berupa hasil tes

pengetahuan tertulis dan tes praktik setelah mengikuti pembelajaran seni tari

tradisional dengan menggunakan model direct instruction. Prosuder yang

digunakan dalam tes yaitu tes akhir dengan jenis tes pengetahuan dan praktik

tari tradisional.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung yang bertujuan untuk mengetahui

data tentang aktivitas-aktivitas serta kegiatan-kegiatan dalam proses

pembelajaran. Observasi juga bertujuan untuk mengetahui keadaan ruang ,


28

fasilitas, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pelaksanaan

pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan strategi untuk memperoleh data melalui penelitian

terhadap benda-benda atau hal-hal yang tertulis. Pada dokumentasi ini juga

bisa berbentuk tulisan serta gambar dalam proses pembelajan seni tari

tradisional dengan menggunaka model direct instruction.

3.4 InstrumenPengumpulan Data

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dan

mengambil data yang dapat dimanfaatka nuntuk menentukan berhasil atau tidak

nya suatu rencana yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data

tentang motivasi belajar tari tradisional pada mata pelajaran Sbdp.

Maka dari itu instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran penelitian ini mengikuti RPP

yang telah disiapkan dan disesuaikan dengan tema yang diajarkan yaitu

tema 2 “ Udara Bersih bagi Kesehatan”.

2. Lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan sebelumnya

untuk menentukan tingkat keberhasilan guru dan peserta didik.

3. Kisi-kisi penilaian keterampilan motivasi belajar peserta didik.


29

3.4 Tahap Analisis Data

Menurut Tampubolon (2014) teknik statistik deduktif data sederhana

adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, melalui tahapan:

(1) Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil penelitian

pelaksanaan pembelajaran di kelas.

(2) Reduksi data dalam tahap ini, memilih dan memilah data yang relevan

serta data yang tidak relevan (data yang tidak relevan di buang).

(3) Pemaparan data/Penyajian data dalam hal ini, peneliti memaparkan data-

data terseleksi dalam bentuk (urutan jenis data)

(4) Analisis data dan interprestasi data, konversi nilai hasil penelitian untuk

menganalisis & menginterprestasi data dapat menggunakan tabel konversi,

yaitu data kuantitatif di konversi menjadi data kualitatif atau sebaliknya.

Tabel 3.1
Konversi Nilai
Interval Nilai Kategori Makna
81-100 A SangatBaik
61-80 B Baik
41-60 C CukupBaik
21-40 D KurangBaik
0-20 E Jelek/SangatTidakBaik
Table 3.1 konversi nilai Tampubolon (2014)

(5) Bandingkan hasil analisis data setiap siklus dan kesimpulan (dalam bentuk

matriks, tabel, atau deskriptif: rangkuman perbandingan hasil penelitian

setiap siklus sebelum pembahasan).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, perlu adanya studi pendahuluan berupa

observasi dan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan pembelajaran SBdP

pada aspek keterampilan menari di kelasVa. Terdapat beberapa fakta

permasalahan pembelajaran SBdP pada kelas Va SDN 3 Langsa. Peserta didik

terlihat kesulitan dalam memahami pembelajaran dan praktik materi seni tari

tradisional, bahkan untuk memulai belajar menari saja peserta didik masih

mengalami kesulitan dalam meniru gerakan-gerakan dalam sebuah tari. Hasil dari

studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan September 2021 tersebut

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan tindakan penelitian yang akan

dilakukan.

Studi pendahuluan mendeskripsikan fakta, data, dan informasi

yangobjektif yang terkait dalam penelitan termasuk data sekolah(profil) karena

berkaitan dengan kajian praktik pembelajaran, diantaranya :

1. Nama sekolah : SD Negeri 3 Langsa

2. Alamat : Jln. PanglimaPolem, Gp. Jawa Kota Langsa

3. NPSN/NSS : 10105785 / 101066302014

4. Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar

5. Kode Pos : 24416

6. Kecamatan : Kec. Langsa Kota

30
31

7. Email : sdtigalangsa@yahoo.com

8. SK PendirianSekolah : Dd/028105

9. SK Akreditasi : 107/BAP-SM.ACEH/SK/2014

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari III siklus

dan memiliki tahapan yaitu (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan (4) refleksi. Masing-masing siklus melalui 2 pertemuan. Deskripsi

hasil pada masing-masing tahapan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan 1

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan mempersiapkan

segala kelengkapan yang berkaitan dengan penelitian. Segala kelengkapan

tersebut meliputi materi (bahan ajar), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP),media pembelajaran, lembar observasi peserta didik, lembar observasi

guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan indikator yang berkaitan

dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana pendukung lainnya yang akan

digunakan pada setiap tindakan seperti video tari. Dalam perencanaan tindakan,

peneliti juga melakukan kolaborasi bersama guru kelas V-A, kolaborasi ini yang

mencakup segala hal dalam menentukan langkah-langkah apasaja yang akan

dilakukan dalam penelitian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dimodifikasi sesuai dengan

ketentuan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP

dilakukan sesuai dengan media pembelajaran buku harian yang akan ditetapkan.
32

Segala keperluan proses pembelajaran dan penelitian diskusikan bersama guru

kelas. Lembar observasi pada saat pelaksanaan tindakan terdiri dari lembar

observasi peserta didik dan lembar observasi guru yang bertujuan untuk

memperoleh data-data selama pelaksanaan tindakan kelas. Lembar penilaian

keterampilan dan motivasi peserta didik digunakan untuk menilai proses peserta

didik dalam meningkatkan motivasi belajar tari tradisional.

Fasilitas dan sarana pendukung lainnya sesuai dengan penelitian tindakan

kelas yang akan dilakukan. Meliputi ruang kelas yang mendukung, perangkat

pembelajaran yang ada di kelas tersebut, maupun media yang akan digunakan

dalam pelaksanaan tindakan. Penggunan media pembelajaran menjadi fokus

utama dalam setiap tindakan yang akan dilakukan nanti. Media pembelajaran yang

akan digunakan adalah media gambar dan video tari topeng. Pada tahap

perencanaan ini, peneliti berkoordinasi bersama guru menyiapkan media

pembelajaran yang harus disiapkan dipertemuan 1.

2) Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan pelaksanaan tindakan, guru memposisikan diri sebagai

pelaksanaan tindakan selama proses pembelajaran yang telah berkolaborasi

dengan peneliti menggunakan RPP yang telah disusun. Peneliti bertindak sebagai

guru selama proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1

dilaksanakan tanggal 1 September 2021. Kegiatan ini dilakukan pada pertemuan 1

dan proses pembelajaran penelitian tindakan kelas ini terdiri atas: kegiatan awal,
33

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pertemuan 1 diikuti oleh Peserta didik yang

berjumlah 35 orang peserta didik.

Kegiatan dimulai dengan fase orientasi yaitu menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Fase presentasi atau demonstrasi

yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari topeng secara

bergilir peserta didik. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi

kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada

hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta

peserta didik untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan

serta melakukan latihan tari secara mandiri di rumah.

3) Observasi

a) Observasi Guru

Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi

terhadap guru. Observasi dilakukan dengan dibantu oleh teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui penilaian terhadap guru selama

proses pembelajaran.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1


Pengamatan Nilai Keterangan

Kegiatan Guru 26 BAIK

Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus I

pertemuan I berjumlah 26 yang artinya seseuai dengan keterangan rentang


34

observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada

kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas

guru pada siklus I pertemuan 1 berjumlah 26 atau tergolong pada kriteria baik.

b) Observasi Siswa

Observasi peserta didik dilakukan pada saat berlangsung nya

pembelajaran. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui motivasi belajar dan kendala

yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini. Adapun hasil

observasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Siklus I


Pengamatan Ya Tidak
Siswa aktif
memperhatikan 24 11
penjelasan dari guru
Siswa aktif bertanya
kepada teman atau guru
23 12
mengenai materi yang
belum dimengerti

Dari hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 ini diketahui bahwa peserta

didik dari 35 orang terdapat 11 peserta didik tidak serius memperhatikan gerakan

tarian yang diperagakan oleh guru dan 24 lainnya memperhatikan gerakan tarian

yang diperagakan oleh guru dengan baik. Selain itu terdapat 12 peserta didik yang

tidak aktif bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang belum

dimengerti, sedangkan 23 peserta didik lainnya aktif dalam bertanya kepada guru

dan teman mengenai materi yang belum dimengertinya.

c) Motivasi Belajar Siswa Siklus I


35

Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus I

Pertemuan 1 mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian

peserta didik siklus I yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penilaian Keterampilan Peserta Didik Siklus I


Nilai
No Nama
Keterampilan
1 AF 7
2 AA 7
3 AI 8
4 AP 7
5 AF 6
6 AZ 8
7 BAS 7
8 DDV 8
9 KF 8
10 IAS 8
11 JDH 8
12 JSA 7
13 LR 8
14 MA 8
15 MDW 8
16 MKA 6
17 MA 8
18 MA 8
19 MAR 7
20 MAS 7
21 MF 7
22 MFA 6
23 MRS 7
24 MR 8
25 MWA 7
26 PY 6
28 RUN 8
29 RL 8
29 SN 7
30 SKR 8
31 TAR 8
36

32 TSA 7
33 UR 8
34 ZCP 6
35 ZS 8
Rata-rata 7,37
Dari hasil penilaian siklus I Pertemuan 1 dapat dijelaskan bahwa

keterampilan peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-

rata sebesar 7,37. Hal ini menunjukkan keterampilan siswa dalam tari tradisional

masih belum cukup baik dan masih dapat ditingkatkan lagi. Adapun hasil

penilaian motivasi siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Penilaian Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I


Nilai
No Nama
MotivasiBelajar
1 AF 10
2 AA 10
3 AI 11
4 AP 9
5 AF 7
6 AZ 9
7 BAS 10
8 DDV 12
9 KF 9
10 IAS 11
11 JDH 11
12 JSA 9
13 LR 11
14 MA 9
15 MDW 10
16 MKAA 12
17 MA 10
18 MA 11
19 MAR 9
20 MAS 11
21 MF 9
22 MFA 10
23 MRS 7
37

24 MR 9
25 MWA 9
26 PY 10
27 RUN 9
28 RL 7
29 SN 9
30 SKR 11
31 TAR 9
32 TSA 9
33 UR 10
34 ZCP 10
35 ZS 9
Rata-rata 9,65

Dari hasil penilaian siklus I dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar

peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata sebesar

9,65. Melihat nilai rata-rata keterampilan pada siklus I peretemuan 1 sebesar 7,37

menandakan bahwa motivasi masih harus ditingkatkan lagi agar keterampilan

peserta didik dalam mempraktikkan tari tradisional semakin meningkat.

b. Pertemuan 2

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan 2 dilaksanakan dengan

mempersiapkan segala kelengkapan yang berkaitan dengan penelitian. Segala

kelengkapan tersebut meliputi materi (bahan ajar), Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, lembar observasi peserta didik, lembar

observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan indikator yang

berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana pendukung lainnya

yang akan digunakan pada setiap tindakan. Dalam perencanaan tindakan, peneliti

juga melakukan kolaborasi bersama guru kelas V-A, kolaborasi ini yang
38

mencakup segala hal dalam menentukan langkah-langkah apasaja yang akan

dilakukan dalam penelitian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dimodifikasi sesuai dengan

ketentuan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP

dilakukan sesuai dengan media pembelajaran buku harian yang akan ditetapkan.

Segala keperluan proses pembelajaran dan penelitian diskusikan bersama guru

kelas. Lembar observasi pada saat pelaksanaan tindakan terdiri dari lembar

observasi peserta didik dan lembar observasi guru yang bertujuan untuk

memperoleh data-data selama pelaksanaan tindakan kelas. Lembar penilaian

keterampilan dan motivasi peserta didik digunakan untuk menilai proses peserta

didik dalam meningkatkan motivasi belajar tari tradisional.

Fasilitas dan sarana pendukung lainnya sesuai dengan penelitian tindakan

kelas yang akan dilakukan. Meliputi ruang kelas yang mendukung, perangkat

pembelajaran yang ada di kelas tersebut, maupun media yang akan digunakan

dalam pelaksanaan tindakan. Penggunan media pembelajaran menjadi fokus

utama dalam setiap tindakan yang akan dilakukan nanti. Media pembelajaran yang

akan digunakan adalah media gambar dan video tari. Pada tahap perencanaan ini,

peneliti berkoordinasi bersama guru menyiapkan media pembelajaran yang harus

disiapkan dipertemuan 2.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari kamis 02 September 2021. Pertemuan

2 ini diikuti lengkap oleh 35 peserta didik. Pada pertemuan 2 ini peneliti lebih
39

memberikan semangat kepada pesrta didik agar motivasi peserta didik semakin

meningkat dengan memberikan materi pembelajaran hari ini.

Kegiatan dimulai dengan fase orientasi yaitu menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Fase presentasi atau demonstrasi

yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari topeng secara

bergilir. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi kebenaran

dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan memberikan

umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini dan

melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta peserta didik

untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta

melakukan latihan tari secara mandiri di rumah.

3) Observasi

a. Observasi Guru

Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi

terhadap guru. Observasi dilakukan dengan dibantu oleh teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui penilaian terhadap guru selama

proses pembelajaran.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2


Pengamatan Nilai Keterangan
Kegiatan Guru 28 BAIK

Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus I

pertemuan 2 berjumlah 28 yang artinya seseuai dengan keterangan rentang

observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
40

kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas

guru pada siklus I pertemuan 2 berjumlah 28 atau tergolong pada kriteria baik.

b. Observasi Siswa

Observasi siswa dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan dilakukannnya

observasi adalah untuk mengetahui motivasi belajar dan kendala yang dihadapi

selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini. Adapun hasil observasi dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2


Pengamatan Ya Tidak
Siswa aktif
memperhatikan 29 6
penjelasan dari guru
Siswa aktif bertanya
kepada teman atau guru
28 7
mengenai materi yang
belum dimengerti
Dari hasil observasi pada siklus I ini diketahui bahwa pesertadidikdari 35

orang terdapat 6 peserta didik tidak serius memperhatikan gerakan tarian yang

diperagakan oleh guru dan 29 lainnya memperhatikan gerakan tarian yang di

peragakan oleh guru denganbaik. Selain itu terdapat 7 peserta didik yang tidak

aktif bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang belum dimengerti,

sedangkan 28 peserta didik lainnya aktif dalam bertanya kepada guru dan teman

mengenai materi yang belum dimengertinya.

c. Motivasi Belajar Siswa Siklus I


41

Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus I

mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian peserta didik

siklus I yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Penilaian Keterampilan Peserta Didik Siklus I Pertemuan 2


Nilai
No Nama
Keterampilan
1 AF 8
2 AA 8
3 AI 8
4 AP 8
5 AF 7
6 AZ 8
7 BAS 8
8 DDV 8
9 KF 8
10 IAS 8
11 JDH 8
12 JSA 8
13 LR 8
14 MA 8
15 MDW 8
16 MKA 8
17 MA 8
18 MA 8
19 MAR 7
20 MAS 7
21 MF 7
22 MFA 7
23 MRS 7
24 MR 8
25 MWA 7
26 PY 7
28 RUN 8
29 RL 8
29 SN 8
30 SKR 8
31 TAR 8
42

32 TSA 8
33 UR 8
34 ZCP 8
35 ZS 9
Rata-rata 7,8
Dari hasil penilaian siklus I dapat dijelaskan bahwa keterampilan peserta

didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata sebesar 7,8. Hal

ini menunjukkan keterampilan siswa dalam tari tradisional masih belum cukup

baik dan masih dapat ditingkatkan lagi. Adapun hasil penilaian motivasi siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Penilaian Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I Pertemuan 2


Nilai
No Nama
MotivasiBelajar
1 AF 12
2 AA 12
3 AI 12
4 AP 12
5 AF 9
6 AZ 11
7 BAS 12
8 DDV 12
9 KF 11
10 IAS 11
11 JDH 11
12 JSA 11
13 LR 11
14 MA 12
15 MDW 12
16 MKAA 12
17 MA 12
18 MA 11
19 MAR 9
20 MAS 11
21 MF 9
22 MFA 9
23 MRS 9
43

24 MR 9
25 MWA 9
26 PY 10
27 RUN 11
28 RL 11
29 SN 11
30 SKR 11
31 TAR 11
32 TSA 10
33 UR 10
34 ZCP 10
35 ZS 10
Rata-rata 10,71

Dari hasil penilaian siklus I pertemuan 2 dapat dijelaskan bahwa motivasi

belajar peserta didik dalam pembelajaran tari tradisional memiliki nilai rata-rata

sebesar 10,71. Melihat nilai rata-rata keterampilan pada siklus I sebesar 7,8

menandakan bahwa motivasi masih harus ditingkatkan lagi agar keterampilan

pesertadidik dalam mempraktikkan tari tradisional semakin meningkat.

4) Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi ini diawali dengan mengumpulkan data-data yang telah

diperoleh dalam pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan 1 dan 2 yaitu

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam proses

pembelajaran tari yang dilaksanakan dengan menggunakan prosedur dari

pelaksanaan model direct instruction. Kemudian dilakukan observasi atau

pengamatan pada guru dan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan dengan menggunakan model direct instruction. Selanjutnya data-

data yang telah diperoleh tersebut, kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk
44

mengetahui tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Adapun

refleksi penelitian ini pada siklus I adalah sebagai berikut:

1. Terlepas dari banyaknya respon positif yang telah tercapai pada

pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ini seperti

bersemangatnya peserta didik mengikuti pembelajaran, peserta didik yang

mudah diatur dan memperhatikan proses pembelajaran serta antusiasnya

peserta didik dalam memperhatikan penjelasan pembelajaran tari

tradisisonal, diperoleh juga beberapa kekurangan yang perlu mendapatkan

perbaikan pada tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Kekurangan yang terdapat pada proses penelitian tindakan kelas pada

siklus I antara lain ialah masih ada peserta didik yang tidak mendengarkan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, masih ada peserta didik yang tidak

mengerti dan malu bertanya/mengungkapkan pendapat sehingga masih ada

beberapa pesertadidik yang tidak memperhatikan unsur-unsur

pembelajaran tari tradisional, peserta didik masih kurang termotivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran tari tradisional dan dalam penerapan

tahap pembelajaran penelitimasih kurang leluasa dalam mengkondisikan

peserta didik di dalam kelas yang cenderung membuat keributan.

Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka peneliti berupaya untuk

memperbaiki diri agar mampu melaksanakan proses belajar mengajar semakin

baik, maka dari itu hasil refleksi akan dilanjutkan pada siklus II untuk mencapai

target yang ditentukan pada indikator keberhasilan.

4.1.3 Deskripsi hasil penelitian siklus II


45

a. Pertemuan 1

1) Perencanaan

Pelaksanaan siklus II bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus I,

peneliti melakukan perencanaan tindakan siklus II dengan upaya perbaikan

berdasarkan kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan siklus I.

Perencanaan tindakan ini menyusun dan perbaikan kelengkapan yang

berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda

dengan siklus I, alat kelengkapan tersebut meliputi materi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi (bahan ajar), media Pembelajaran, lembar observasi

peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan

indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana

pendukung lainnya seperti video tari. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi

peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru

menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan

kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat

menyampaikan materi.

Lembar observasi yang digunakan juga sama dengan lembar observasi

siklus I yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi peserta didik,

observasi guru dan observasi peserta didik. Hal ini dikarenakan agar data yang

diproleh tetap objektif dan dapat dibandingkan dengan siklus I sebelumnya.

Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang

lainnya ruang kelas yang telah dikondisikan, perangkat pendukung pembelajaran,

dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.
46

2) Tindakan

Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 03 September

2021. Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang

peserta didik. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan

pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran direct

instruction, sama pada siklus sebelumnya namun menyiapkan materi yang lebih

menarik perhatian peserta didik yaitu tari rangguk ayak. Berikut uraian

pelaksanaan siklus II pertemuan 1.

Kegiatan dimulai dengan fase orientasi yaitu menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Fase presentasi atau demonstrasi

yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari rangguk ayak

secara bergilir. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi

kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada

hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta

siswa untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta

melakukan latihan tari secara mandiri di rumah.

3) Observasi

a. Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1

`Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi

terhadap guru. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui penilaian terhadap guru selama

proses pembelajaran.
47

Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Siklus II pertemuan 1


Pengamatan Nilai Keterangan

Kegiatan Guru 28 BAIK

Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus II

pertemuan 1 berjumlah 28 yang artinya seseuai dengan keterangan rentang

observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada

kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas

guru pada siklus II pertemuan 1 berjumlah 28 atau tergolong pada kriteria baik.

b. Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1

Peneliti melaksanakan observasi pada saat proses pelaksanaan tindakan

siklus II pertemuan 1. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat.

Tujuan dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui motivasi belajar dan

kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini.

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1


Pengamatan Ya Tidak
Siswa aktif
memperhatikan 29 6
penjelasan dari guru
Siswa aktif bertanya
kepada teman atau guru
30 5
mengenai materi yang
belum dimengerti

Dari observasi pada siklus II pertemuan 1 ini terlihat bahwa dari 35 peserta

didik ada beberapa peserta didik yang aktif memperhatikan penjelasan guru
48

meningkat dibandingkan siklus I yaitu sebanyak 29 Peserta didik. Begitu juga

keaktifan peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru mengenai materi

yang belum dimengerti, dimana terjadi peningkatan dibandingkan siklus I yaitu

sebanyak 30 peserta didik.

c. Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1

Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus II

pertemuan 1 mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian

peserta didik siklus II pertemuan 1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.11 Penilaian Keterampilan Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1


Nilai
No Nama
Keterampilan
1 AF 10
2 AA 10
3 AI 9
4 AP 10
5 AF 12
6 AZ 11
7 BAS 12
8 DDV 10
9 KF 9
10 IAS 12
11 JHD 12
12 JSA 10
13 LR 12
14 MA 11
15 MDW 12
16 MKAA 11
17 MA 12
18 MA 10
19 MAR 12
20 MAS 12
21 MF 12
22 MFA 12
23 MRS 12
49

24 MR 10
25 MWA 12
26 PY 11
27 RUN 12
28 RL 10
29 SN 9
30 SKR 11
31 TAR 10
32 TSA 12
33 UR 12
34 ZCP 10
35 ZS 12
Rata-rata 11,02

Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 1 dapat dijelaskan bahwa

keterampilan peserta didik meningkat dibandingkan siklus I, dimana nilai rata-rata

keterampilan yaitu 11,02. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model

pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan keterampilan peserta didik

dalam pembelajaran tari tradisional. Adapun hasil penilaian motivasi siklus II

pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Penilaian Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1


Motivasi
No Nama
Belajar
1 AF 12
2 AA 10
3 AI 12
4 AP 13
5 AF 12
6 AZ 13
7 BAS 15
8 DDV 14
9 KF 10
10 IAS 12
11 JDH 13
12 JSA 14
50

13 LR 12
14 MA 12
15 MDW 11
16 MKAA 15
17 MA 14
18 MA 13
19 MAR 15
20 MAS 16
21 MF 15
22 MFA 15
23 MRS 14
24 MR 15
25 MWA 13
26 PY 15
27 RUN 14
28 RL 15
29 SN 13
30 SKR 16
31 TAR 15
32 TSA 13
33 UR 15
34 ZCP 15
35 ZS 14
Rata-rata 13,57
Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 1 dapat dijelaskan bahwa motivasi

belajar peserta didik meningkat signifikan dibandingkan motivasi belajar siklus I.

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dalam

pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 13,57.

b. Pertemuan 2

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan ini menyusun dan perbaikan kelengkapan yang

berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda

dengan siklus II pertemuan 1, alat kelengkapan tersebut meliputi materi Rencana


51

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi (bahan ajar), media Pembelajaran,

lembar observasi peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta

didik sesuai dengan indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas

dan sarana pendukung lainnya. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi

peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru

menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan

kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat

menyampaikan materi.

Lembar observasi yang digunakan juga sama dengan lembar observasi

siklus II pertemuan 1 yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi

peserta didik, observasi guru dan observasi siswa. Hal ini dikarenakan agar data

yang diproleh tetap objektif dan dapat dibandingkan dengan siklus I sebelumnya.

Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang

lainnya ruang kelas yang telah dikondisikan, perangkat pendukung pembelajaran,

dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.

2) Tindakan

Pelaksanaan tindakan pertemuan 2 siklus II ini pada hari sabtu tanggal 04

September 2021. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan

pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran direct

instruction, sama pada siklus sebelumnyanamunmenyiapkan materi yang lebih

menarik perhatian peserta didik yaitu tari rangguk ayak. Berikut uraian

pelaksanaan siklus II pertemuan 1.


52

Kegiatan dimulai dengan fase orientasi yaitu menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Fase presentasi atau demonstrasi

yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari rangguk ayak

secara bergilir. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi

kebenaran dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada

hari ini dan melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta

siswa untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta

melakukan latihan tari secara mandiri di rumah.

3) Observasi

a. Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2

Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi

terhadap guru. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui penilaian terhadap guru selama

proses pembelajaran.

Tabel 4.13 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2


Pengamatan Nilai Keterangan

Kegiatan Guru 29 BAIK

Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus II

pertemuan 2 berjumlah 29 yang artinya seseuai dengan keterangan rentang

observasi apabila nilai yang diperoleh diantara 21-30 maka digolongkan pada
53

kategori baik. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas

guru pada siklus II pertemuan 2 berjumlah 29 atau tergolong pada kriteria baik.

b. Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2

Peneliti melaksanakan observasi pada saat proses pelaksanaan tindakan

siklus II pertemuan 2. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat.

Tujuan dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui motivasi belajar dan

kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini.

Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2


Pengamatan Ya Tidak
Siswa aktif
memperhatikan 33 2
penjelasan dari guru
Siswa aktif bertanya
kepada teman atau guru
31 4
mengenai materi yang
belum dimengerti

Dari observasi pada siklus II pertemuan 2 ini terlihat bahwa dari 35 peserta

didik ada beberapa peserta didik yang aktif memperhatikan penjelasan guru

meningkat dibandingkan siklus II pertemuan 1 yaitu sebanyak 33 Peserta didik.

Begitu juga keaktifan peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru

mengenai materi yang belum dimengerti, dimana terjadi peningkatan

dibandingkan siklus II pertemuan 1 yaitu sebanyak 31 peserta didik.

c. Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2

Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus II

pertemuan 2 mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian

peserta didik siklus II pertemuan 2 yaitu sebagai berikut:


54

Tabel 4.15 Penilaian Keterampilan Peserta Didik Siklus II Pertemuan 2


Nilai
No Nama
Keterampilan
1 AF 10
2 AA 10
3 AI 12
4 AP 12
5 AF 12
6 AZ 13
7 BAS 14
8 DDV 13
9 KF 13
10 IAS 12
11 JHD 12
12 JSA 12
13 LR 12
14 MA 13
15 MDW 12
16 MKAA 11
17 MA 12
18 MA 12
19 MAR 12
20 MAS 12
21 MF 12
22 MFA 12
23 MRS 12
24 MR 12
25 MWA 12
26 PY 12
27 RUN 12
28 RL 12
29 SN 12
30 SKR 12
31 TAR 12
32 TSA 12
33 UR 12
34 ZCP 12
35 ZS 12
Rata-rata 12,02
55

Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 2 dapat dijelaskan bahwa

keterampilan peserta didik meningkat dibandingkan siklus II siklus 1, dimana

nilai rata-rata keterampilan yaitu 12,02. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan keterampilan peserta

didik dalam pembelajaran tari tradisional. Adapun hasil penilaian motivasi siklus

II pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Penilaian Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II pertemuan 2


Motivasi
No Nama
Belajar
1 AF 13
2 AA 14
3 AI 14
4 AP 15
5 AF 16
6 AZ 15
7 BAS 15
8 DDV 16
9 KF 15
10 IAS 15
11 JDH 15
12 JSA 16
13 LR 15
14 MA 15
15 MDW 15
16 MKAA 15
17 MA 14
18 MA 15
19 MAR 15
20 MAS 16
21 MF 15
22 MFA 15
23 MRS 14
24 MR 15
25 MWA 15
56

26 PY 15
27 RUN 16
28 RL 15
29 SN 16
30 SKR 16
31 TAR 15
32 TSA 15
33 UR 15
34 ZCP 15
35 ZS 16
Rata-rata 15,05
Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 2 dapat dijelaskan bahwa motivasi

belajar peserta didik meningkat signifikan dibandingkan motivasi belajar siklus I.

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dalam

pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,05.

4) Refleksi Siklus II

Peneliti melaksanakan refleksi sebagai kegiatan akhir pada siklus II

dengan melihat kembali kendala-kendala yang dihadapi di siklus I dan langkah

dalam menyelesaikan kendala tersebut yang diterapkan pada siklus II. Adapun

refleksi penelitian ini pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan observasi dan pendapat wali kelas, penggunaan model

Direct Instruction pada pembelajaran tari tradisional dapat

meningkatkan keterampilan dan motivasi belajar pesertadidik. Hal ini

dikarenakan dengan model direct instruction yang diterapkan pada

pembelajaran tari tradisional memberikan kesempatan untuk

pesertadidik dapat mengeluarkan imajinasinya melalui gerakan-gerakan

tarian sehingga jika gerakan yang dipraktikkan pesertadidik tersebut


57

benar maka pesertadidik akan merasa senang dan motivasinya

meningkat dalam pembelajaran tari tradisional.

2. Seluruh pesertadidik cukup antusias saat mengikuti pembelajaran tari

tradisional. Saat mempraktikkan jenis tarian, mereka juga cukup

eksperif ketika melakukan gerakan-gerakan tarian.

3. Meskipun pada siklus II peningkatan motivasi siswa sudah meningkat

dibandingkan dengan siklus I. Namun, untuk mengetahui kelanjutan

peningkatan motivasi dalam pembelajaran tari tradisional, maka peneliti

melanjutkan penelitian ini dengan melaksanakan siklus III untuk

mencapai target yang ditentukan pada indikator keberhasilan.

4.1.4 Deskripsi hasil penelitian siklus III

1) Perencanaan

Pelaksanaan siklus III bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus II,

peneliti melakukan perencanaan tindakan siklus III dengan upaya perbaikan

berdasarkan kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan siklus II.

Perencanaan tindakan ini menyusun dan perbaikan kelengkapan yang

berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda

dengan siklus II, alat kelengkapan tersebut meliputi materi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi (bahan ajar), media Pembelajaran, lembar observasi

peserta didik, lembar observasi guru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan

indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana

pendukung lainnya seperti video tari. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi
58

peningkatan pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru

menyajikan materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertib kan

kelas agar peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat

menyampaikan materi.

Lembar observasi yang digunakan juga sama dengan lembar observasi

siklus II yang terdiri dari lembar penilaian keterampilan dan motivasi peserta

didik, observasi guru dan observasi peserta didik. Hal ini dikarenakan agar data

yang diproleh tetap objektif dan dapat dibandingkan dengan siklus II sebelumnya.

Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan pada siklus ini meliputi ruang

lainnya ruang kelas yang telah dikondisikan, perangkat pendukung pembelajaran,

dan terutama media pembelajaran yang digunakan pada tindakan penelitian ini.

2) Tindakan

Siklus III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 September 2021.

Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang

peserta didik. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan

pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran direct

instruction, sama pada siklus sebelumnyanamunmenyiapkan materi yang lebih

menarik perhatian peserta didik yaitu tari piring. Berikut uraian pelaksanaan

siklus III.

Kegiatan dimulai dengan fase orientasi yaitu menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Fase presentasi atau demonstrasi

yaitu guru meminta peserta didik mempraktikkan gerakan tari piring secara

bergilir. Fase latihan terbimbing yaitu guru memberikan konfirmasi kebenaran


59

dari praktik yang telah dilakukan. Fase mengecek pemahaman dan memberikan

umpan balik yaitu guru menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini dan

melakukan evaluasi serta fase latihan mandiri yaitu guru meminta peserta didik

untuk sering mengulang gerakan-gerakan tari yang sudah diaajarkan serta

melakukan latihan tari secara mandiri di rumah.

3) Observasi

a. Observasi Guru Siklus III

`Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi

terhadap guru. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui penilaian terhadap guru selama

proses pembelajaran.

Tabel 4.17 Hasil Observasi Guru Siklus III


Pengamatan Nilai Keterangan

Kegiatan Guru 31 SANGAT BAIK

Berdasarkan hasil observasi guru yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup, perolehan nilai pada aktivitas guru pada siklus III

berjumlah 31 yang artinya seseuai dengan keterangan rentang observasi apabila

nilai yang diperoleh diantara 31-40 maka digolongkan pada kategori sangat baik.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hasil observasi pada aktivitas guru pada

siklus III berjumlah 29 atau tergolong pada kriteria sangat baik.

b. Observasi Siswa Siklus III

Peneliti melaksanakan observasi pada saat proses pelaksanaan tindakan

siklus III. Peneliti melakukan observasi dibantu teman sejawat. Tujuan


60

dilakukannnya observasi adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini.

Tabel 4.18 Hasil Observasi Siswa Siklus III


Pengamatan Ya Tidak
Siswa aktif
memperhatikan 32 3
penjelasan dari guru
Siswa aktif bertanya 33 2
kepada teman atau guru
mengenai materi yang
belum dimengerti

Dari observasi pada siklus III ini terlihat bahwa dari 35 peserta didik ada

beberapa peserta didik yang aktif memperhatikan penjelasan guru meningkat

dibandingkan siklus II yaitu sebanyak 32 Pesertadidik. Begitu juga keaktifan

peserta didik dalam bertanya kepada teman atau guru mengenai materi yang

belum dimengerti, dimana terjadi peningkatan dibandingkan siklus II yaitu

sebanyak 33 peserta didik.

c. Motivasi Belajar Siswa Siklus III

Pada sub bab peneliti memaparkan dan membahas hasil penilaian siklus III

mengenai keterampilan dan motivasi belajar. Adapun hasil penilaian peserta didik

siklus III yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.19 Penilaian Keterampilan Peserta Didik Siklus III


Nilai
No Nama
Keterampilan
1 AF 12
2 AA 12
3 AI 14
4 AP 14
5 AF 15
61

6 AZ 13
7 BAS 14
8 DDV 13
9 KF 13
10 IAS 12
11 JHD 12
12 JSA 15
13 LR 12
14 MA 13
15 MDW 12
16 MKAA 15
17 MA 12
18 MA 12
19 MAR 13
20 MAS 12
21 MF 12
22 MFA 12
23 MRS 12
24 MR 12
25 MWA 12
26 PY 12
27 RUN 13
28 RL 12
29 SN 12
30 SKR 14
31 TAR 14
32 TSA 12
33 UR 14
34 ZCP 12
35 ZS 14
Rata-rata 12,82

Dari hasil penilaian siklus II pertemuan 2 dapat dijelaskan bahwa

keterampilan peserta didik meningkat dibandingkan siklus II, dimana nilai rata-

rata keterampilan yaitu 12,82. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model

pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan keterampilan peserta didik


62

dalam pembelajaran tari tradisional. Adapun hasil penilaian motivasi siklus III

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.20 Penilaian Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus III


Motivasi
No Nama
Belajar
1 AF 16
2 AA 16
3 AI 16
4 AP 15
5 AF 16
6 AZ 16
7 BAS 16
8 DDV 16
9 KF 15
10 IAS 15
11 JDH 15
12 JSA 16
13 LR 15
14 MA 15
15 MDW 15
16 MKAA 15
17 MA 16
18 MA 15
19 MAR 15
20 MAS 16
21 MF 16
22 MFA 15
23 MRS 16
24 MR 16
25 MWA 16
26 PY 15
27 RUN 16
28 RL 15
29 SN 16
30 SKR 16
31 TAR 15
32 TSA 16
33 UR 15
63

34 ZCP 16
35 ZS 16
Rata-rata 15,55

Dari hasil penilaian siklus III dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar

siswa meningkat signifikan dibandingkan motivasi belajar siklus II. Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dalam

pembelajaran tari tradisional dengan nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,55.

4) Refleksi Siklus III

Peneliti melaksanakan refleksi sebagai kegiatan akhir pada siklus III

dengan melihat peningkatan motivasi dan keterampilan proses pembelajaran tari

yang diterapkan pada siklus III. Adapun refleksi penelitian ini pada siklus III

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan observasi dan pendapat wali kelas, penggunaan model

Direct Instruction pada pembelajaran tari tradisional dapat

meningkatkan keterampilan dan motivasi belajar peserta didik. Hal ini

dikarenakan dengan model direct instruction yang diterapkan pada

pembelajaran tari tradisional memberikan kesempatan untuk peserta

didik dapat mengeluarkan imajinasinya melalui gerakan-gerakan tarian,

sehingga jika gerakan yang dipraktikkan peserta didik tersebut benar

maka peserta didik akan merasa senang dan motivasinya meningkat

dalam pembelajaran tari tradisional.

2. Seluruh peserta didik sangat antusias saat mengikuti pembelajaran tari

tradisional. Saat mempraktikkan jenis tarian, mereka juga sangat

eksperif ketika melakukan gerakan-gerakan tarian.


64

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct

instruction melalui III siklus tindakan dapat meningkat motivasi belajar tari

tradisional siswa kelas V SD 3 Langsa tahun pelajaran 2021-2022, maka dapat

dinyatakan penelitian sudah berhasil diterapkan.

4.2 Pembahasan

Seni tari merupakan seni yang diwujudkan melalui gerak. Gerak adalah

unsur utama tari. Gerak dalam tari adalah gerak badan ekspesif dan ritmis yang

selaras dengan musik. Jadi seni tari adalah seni yang diwujudkan sesuai dengan

maksud dan tujuan. Menurut Iriani (2008) Hakikat seni tari adalah keseimbangan

unsur gerak, irama dan rasa (wiraga, wirama, wirasa) untuk ungkapan, gagasan,

dan pesan dengan penunjang iringan dan ruang atau latar. Depdikbud Kusumastuti

(2014) Pendidikan senitari juga menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari

kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan kepribadian peserta didik, bukan

untuk menciptaka ntarian-tarian untuk pertunjukan.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa seni tari adalah seni

yang di wujud kan melalui sebuah gerakan dengan diiringi irama dan rasa (wiraga,

wirama, wirasa) untuk ungkapan, gagasan, dan pesan dengan penunjang iringan

dan ruang atau latar. Seni tari juga bermanfaat untuk pembentukan kepribadian

peserta didik.

Upaya meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran tari tradisional di

sekolah membutuhkan seorang guru yang aktif dan kreatif. Adapun upaya

meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam kegiatan belajar disekolah, ada
65

beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman

(Sitisuprihatin,2017:75), yaitu:

a) Memberi angka angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak peserta didik yang justru untuk mencapai angka/nilai

yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport

yang baik. Angka angka yang baik itu bagi para peseta didik merupakan

motivasi yang sangat kuat.

b) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana peserta didik tertarik

pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika

hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut peserta

didik.

c) Kompetisi persaingan, baik yang individu maupun kelompok, dapat menjadi

sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada

saingan, peserta didik akan menjadi lebih semangat dalam mencapai hasil

yang terbaik.

d) Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah

sebagai salah satu bentuk motivasi yang baik.

Model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dalam proses

pembelajaran seni tari adalah model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).

Menurut (Kuhn, Rosenshine&Stevesn) yang dikutip oleh Eggen Kauchak, 2012

(RatihSusiana, 2015:379) model pengajaran langsung (direct instruction) adalah

salah satu model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan
66

dengan latihan dan umpan balik peserta didik untuk membantu mereka

mendapatkan pengetahuan dan keterampilannya yang dibutuhkan untuk

pembejaran lebih jauh. Hal yang sama dikemukan oleh Arends (Susiana, 2015:

380) Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa peserta

didik belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah

laku gurunya. Proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan

prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran

langsung (direct instruction) sangat bagus di gunakan pada penelitianini, karena

peserta didik bisa langsung mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan

tingkah laku gurunya.

4.2.1 Hasil PembahasanSiklus I

Seperti yang telah diuraikan padahasil di atas, penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari 3 siklus yaitu (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi hasil penelitian. Masing-masing siklus melalui 2 pertemuan.

1) Perencanaan

Pada setiap tindakan siklus, peneliti menggunakan media pembelajaran

yang berupa video tari untuk meningkatkan motivasi belajar tari tradisional

peserta didik. Media pembelajaran yang berupa video tari ini juga membangkit

imajinasi peserta didik.Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui 2 tahapan

siklus yang setiap siklusnya terdiri atas 2 kali pertemuan.Menurut Purwono dalam

Zaki et al (2020) menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki peranan


67

penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Zaki et al (2020)

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis

dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang

dapat membantu guru untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran serta

dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus I terdiri atas 2 pertemuan yang dilaksanakan pada 01

dan 02 September 2021.Pertemuan 1 Pesertadidik terlihat antusias dan tertarik

mengikuti pembelajaran menggunakan media yang berupa video tari, meskipun

terdapat juga beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan dan sehingga

dapat memicu keributan dikelas. Pada pelaksanaan pertemuan 1 dan 2 proses

pembelajaran tema 2, subtema 2. Udara bersih bagi kesehatan, pembelajaran 1 dan

2 berjalan sesuai RPP yang telah ditetapkan. Peserta didik mempraktikkan

gerakan gerakan tari yang sudah diajarkan oleh guru dan juga video sebagai alat

bantu supaya mudah untuk peserta didik pahami.

Guru juga memberikan banyak kesempatan untuk peserta didik bertanya

setelah peserta didik mengerti peserta didik diarahkan untuk mempraktikkang

erakan tari yang sudah diajarkan. Peserta didik antusias mempraktikkan gerakan

tari meski masih banyak yang bingung dengan apa yang mereka peragakan.
68

Menurut Jazuli gerak merupakan elemen yang paling penting dalam seni tari.

Pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia adalah gerak.

Soedarsono Oktariani et al (2016) Gerak murni ialah gerak yang di garap sekedar

untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk

menggambarkan sesuatu.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa gerakan adalah suatu

elemen yang paling penting dalam seni tari untuk mendapatkan bentuk yang

artistik dan tidak dimaksudkan untuk mengambar sesuatu.

3) Observasi

Gerakan tari yang masih kurang sempurna peserta didik terkendala dari

kurangnya perhatian terhadap Gerakan tari yang sedikit susah memperagakannya.

Guru tetap memberikan motivasi, semangat dan arahan yang lebih dimengerti oleh

peserta didik. Menurut Slameto (Mahmudi, dkk, 2020:123) perhatian adalah

kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan

rangsangan yang dating dari lingkungannya. Dari pengertian tersebut dapat

diketahui bahwa perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan

memusatkan konsentrasi terhadap suatu objek. Perhatian dilakukan berdasarkan

rangsangan yang diterima dari apa yang individu dapat dari lingkungannya.

4) Refeleksi

Berdasarkan hasil refleksi dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I

dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri 3

Langsa pada pembelajaran tari tradisional masih dinyatakan rendah.


69

Tabel 4.21 Motivasi Belajar Siswa Rendah


Nilai Rata-rata
Penilaian Total
Siklus I
Keterampilan 7,8 7,8
Motivasi Belajar 10,71 10,71

4.2.2 Hasil Pembahasan Siklus II

Seperti yang telah diuraikan pada hasil di atas, penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari 3 siklus dan dilakukan dengan tahap (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan (4) Refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan

melalui 2 pertemuan.

1) Perencanaan

Pelaksanaan siklus II bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus I,

peneliti melakukan perencanaan tindakan siklus II dengan upaya perbaikan

berdasarkan kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan siklus I.

Perencanaan tindakan ini menyusun dan perbaikan kelengkapan yang

berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda

dengan siklus I, alat kelengkapan tersebut meliputi materiRencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi (bahan ajar), media Pembelajaran, lembar observasi

peserta didik, lembar observasiguru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan

indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana

pendukung lainnya. Perbaikan rencana pada siklus II meliputi peningkatan

pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru menyajikan

materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertibkan kelas agar

peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
70

2) Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus II yang dilakukan pada tanggal

03September 2021 (pertemuan 1) dan tanggal 04 September 2021 (pertemuan 2)

dengan mengacu pada refleksi siklus I masih ada beberapa peserta didik yang

belum dimengerti dan dikuasi dengan baik. Proses pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan model direct instruction. Arensd Arianti et al (2016)

mengemukakan bahwa “model pengajaran langsung atau direct instruction adalah

salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik sehingga dapat diajarkan

dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”, Model direct

intruction adalah fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi

terhadap perkembangan peserta didik, direct instruonction juga salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

peserta didik.

Pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II memulai kegiatan inti guru

membagikan lembar materi tari dan menjelaskan properti yang digunakan pada

tari piring, topeng, ranggu kayak. Guru juga meminta peserta didik untuk bertanya

jika masih ada yang belum dimengerti atau dipahami yang berkaitan dengan

materi diberikan, lalu guru juga memberikan contoh beberapa gerakan tarian dan

menampilkan video tari untuk peserta didik agar lebih mudah dan tepat untuk

dipraktikkan.
71

Pada siklus II motivasi belajar tari tradisional peserta didik meningkat dari

siklus I sebelumnya. Menurut Sondang (2004) mengatakan bahwasanya motivasi

adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela mengarahkan

kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktu untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Ibrahim (1992) mengatakan bahwa

motivasi merupakan kemauan untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa motivasi

merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Motivasi diawali dengan keinginan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya dan mencapai tujuan dalam hidupnya.

3) Observasi

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa pada

pembelajaran tari tradisional. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.22 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa


Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata
Penilaian Peningkatan
Siklus I Siklus II
Keterampilan 7,8 12,02 4,22
Motivasi Belajar 10,71 15,05 4,34

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan pada


siklus I sebesar 7,8, meningkat 4,22 pada siklus II menjadi 12,02. Nilai rata-rata
motivasi belajar siklus I sebesar 10,71 meningkat 4,34 pada siklus II menjadi
72

15,05. Dari data tersebut peneliti menunjukkan data hasil motivasi belajar sebagai
berikut:

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa


Dari data penilaian motivasi belajar di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional sebesar 10,71.

Pada pembelajaran siklus II, motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran tari

tradisional mengalami peningkatan sebesar 4,34, dimana rata-rata motivasi belajar

peserta didik pada pembelajaran tari tradisional sebesar 15,05. Dengan

diterapkannya model pembelajaran direct instruction pada pembelajaran tari

tradisional, keterampilan peserta didik juga mengalami peningkatan rata-rata

sebesar 4,22, dimana keterampilan pada siklus I memilki nilai rata-rata sebesar 7,8

dan pada siklus II meningkat menjadi 12,02.

Untuk kriteria motivasi belajar berdasarkan skor rubrik penilaian motivasi

belajar dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.23 Kriteria Motivasi Belajar


Skor Kriteria
4-8 Motivasi Rendah
9-12 Motivasi Sedang
13-16 Motivasi Tinggi
73

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai motivasi

belajar pada siklus I sebesar 10,71, artinya pada siklus I motivasi belajar peserta

didik pada pembelajaran tari tradisional termasuk kategori sedang. Setelah

dilakukannya penelitian pada siklus II dan diperoleh nilai rata-rata motivasi

belajar sebesar 15,05 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik

pada pembelajaran tari tradisional pada siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa

termasuk kategori motivasi tinggi. Menurut Alfianika Ninit (2008:181) siklus

boleh dihentikan sampai hasil belajar siswa sudah meningkat sesuai dengan

keinginan guru. Dengan demikian penerapan model direct instruction terbukti

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa pada

pembelajaran tari tradisional. Dimana sebelumnya motivasi belajar cenderung

rendah, kini dengan penerapan model direct instruction motivasi belajar meningat

signifikan.

4.2.3 Hasil Pembahasan Siklus III

Seperti yang telah diuraikan pada hasil di atas, penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari 3 siklus dan dilakukan dengan tahap (1) perencanaaan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan (4) Refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan

melalui 2 pertemuan.

1) Perencanaan

Pelaksanaan siklus III bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus II,

peneliti melakukan perencanaan tindakan siklus III dengan upaya meningkatkan

motivasi dan keterampilan proses pembelajaran tari pada siklus II.

Perencanaan tindakan ini menyusun dan perbaikan kelengkapan yang


74

berkaitan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Tidak jauh berbeda

dengan siklus I, alat kelengkapan tersebut meliputi materi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi (bahan ajar), media Pembelajaran, lembar observasi

peserta didik, lembar observasiguru, lembar penilaian peserta didik sesuai dengan

indikator yang berkaitan dengan keterampilan proses, fasilitas dan sarana

pendukung lainnya. Perbaikan rencana pada siklus III meliputi peningkatan

pemberian motivasi, pemberian contoh yang lebih banyak dan guru menyajikan

materi yang lebih dimengerti, selain itu guru juga lebih menertibkan kelas agar

peserta didik dapat lebih fokus memperhatikan guru saat menyampaikan materi.

2) Pelaksanaan

Siklus III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 September 2021.

Pembelajaran dimulai pada pagi hari pukul 07:30 yang diikuti oleh 35 orang

peserta didik. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model direct

instruction.Arensd (Baiq Ida Arianti dkk,2016:159) mengemukakan bahwa

“model pengajaran langsung atau direct instruction adalah salah satu pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik

yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang

terstruktur dengan baik sehingga dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah”, Model direct intruction adalah fokus

akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan

peserta didik, direct instruonction juga salah satu pendekatan mengajar yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik.


75

Pada siklus III memulai kegiatan inti guru membagikan lembar materi tari

dan menjelaskan properti yang digunakan pada tari piring, topeng, rangguk ayak.

Guru juga meminta peserta didik untuk bertanya jika masih ada yang belum

dimengerti atau dipahami yang berkaitan dengan materi diberikan, lalu guru juga

memberikan contoh beberapa gerakan tarian dan menampilkan video tari untuk

peserta didik agar lebih mudah dan tepat untuk dipraktikkan.

Pada siklus III motivasi belajar tarit radisional peserta didik meningkat

dari siklus II sebelumnya. Menurut Sondang (2004) mengatakan bahwasanya

motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela

mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan

waktu untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Ibrahim (1992)

mengatakan bahwa motivasi merupakan kemauan untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa motivasi

merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Motivasi diawali dengan keinginan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya dan mencapai tujuan dalam hidupnya.

3) Observasi

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus III dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa pada

pembelajaran tari tradisional. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut.
76

Tabel 4.24 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa


Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata
Penilaian Peningkatan
Siklus II Siklus III
Keterampilan 12,02 12,82 0,8
Motivasi Belajar 15,05 15,55 0,5

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan pada

siklus II sebesar 12,02 meningkat 0,8 menjadi 12,82 pada siklus III. Nilai rata-rata

motivasi belajar siklus II sebesar 15,05 meningkat 0,5 pada siklus III menjadi

15,55. Dari data tersebut peneliti menunjukkan data hasil motivasi belajar sebagai

berikut:

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Dari data penilaian motivasi belajar di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional siklus III

sebesar 15,55. Pada pembelajaran siklus III, motivasi belajar pesertadidik pada

pembelajaran tari tradisional mengalami peningkatan sebesar 0,5, dimana rata-rata

motivasi belajar pesertadidik pada pembelajaran tari tradisional pada siklus II

sebesar 15,05 dan meningkat pada siklus III menjadi 15,55. Dengan

diterapkannya model pembelajaran direct instruction pada pembelajaran tari

tradisional, keterampilan peserta didik juga mengalami peningkatan rata-rata


77

sebesar 0,8, dimana keterampilan pada siklus II memilki nilai rata-rata sebesar

12,02 dan pada siklus III meningkat menjadi 12,82.

Untuk kriteria motivasi belajar berdasarkan skor rubrik penilaian motivasi

belajar dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.25 Kriteria Motivasi Belajar


Skor Kriteria
4-8 Motivasi Rendah
9-12 Motivasi Sedang
13-16 Motivasi Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai motivasi

belajar pada siklus II sebesar 15,05, artinya pada siklus II motivasi belajar

pesertadidik pada pembelajaran tari tradisional termasuk kategori tinggi. Setelah

dilakukannya penelitian pada siklus III dan diperoleh nilai rata-rata motivasi

belajar sebesar 15,55 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik

pada pembelajaran tari tradisional pada peserta didik kelas V SD Negeri 3 Langsa

termasuk kategori motivasi tinggi. Menurut Alfianika Ninit (2008:181) siklus

boleh dihentikan sampai hasil belajar siswa sudah meningkat sesuai dengan

keinginan guru. Dengan demikian penerapan model direct instruction terbukti

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri 3 Langsa

pada pembelajaran tari tradisional. Dimana sebelumnya motivasi belajar

cenderung rendah, kini dengan penerapan model direct instruction motivasi

belajar meningat signifikan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Langkah-langkah penerapan model direct intruction pada pembelajaran

tari tradisional meliputi orientasi, presentasi, praktik yang terstruktur, praktik

mandiri, dan praktik di bawah bimbingan guru.

Model direct instruction terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa pada pembelajaran tari tradisional, dimana

rata-rata nilai motivasi belajar pada siklus I sebesar 10,71, artinya pada siklus I

motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional termasuk kategori

sedang. Setelah dilakukannya penelitian pada siklus II dan diperoleh nilai rata-rata

motivasi belajar sebesar 15,05 maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar

siswa pada pembelajaran tari tradisional pada peserta didik kelas V SD Negeri 3

Langsa termasuk kategori motivasi tinggi. Saat dilanjutkan penelitian pada siklus

III dan diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 15,55 maka dapat kembali

dinyatakan bahwa motivasi belajar siswa pada pembelajaran tari tradisional pada

siswa kelas V SD Negeri 3 Langsa termasuk kategori motivasi tinggi.

78
79

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini yaitu:

1. Pesertadidik

Sebaiknya ketika guru menerapkan strategi pembelajaran baru di kelas peserta

didik dengan seksama mendengarkan dan mengikuti instruksi guru dengan

baik agar motivasi belajar yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan

untuk lebih bersemangat belajar disekolah.

2. Guru

Dengan adanya tim koloborasi antara guru dengan peneliti diharapkan kepada

guru untuk dapat menggunakan berbagai strategi yang dapat meningkatkan

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sehingga terciptanya proses

pembelajaran yang lebih menyenangkan dan tidak hanya terpaku pada

pembelajaran yang konvensional saja.

3. Kepala Sekolah

Kepala sekolah dengan rendah hati memberikan bimbingan kepada setiap

guru yang mengajar di kelas masing-masing dengan tujuan untuk

memperbaiki dan dapat mengembangkan suatu inovasi baru, sehingga proses

pembelajaran tidak hanya monoton (ceramah).


DAFTAR PUSTAKA

Arianti, I., Sahidu, H., Harjono, A., & Gunawan. (2016). Pengaruh Model Direct
Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep
Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, II(4).
Bringham, E., & Housto, J. (2011). Essentials of Financial Management. Salemba
Empat.
Dalimunthe, A. . (2016). The Influence of Corporate Social Responsibility, Profit
Persistence, and Capital Structure To Earnings Response Coefficient.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 11(1).
Elan, U., & Sustyorini, R. (2019). Good Corporate Governance. Refika Aditama.
Euis. (2016). Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Perkembangan Anak
Motivasi dan Prestasi Belajar pada Anak SD di Kecamatan Ciputat Timur.
Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 3(4).
Fadilah, N. (2016). Pelaksaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Tari
Tradisional dalam Membentuk Karakter pada Siswa Kelas Tinggi di SDN
Tambakaji 01 Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Fadlan, A., Ridwan, R., Nopriansyah, U., & Nurfaizah, N. (2021). Penerapan
Metode TPR (Total Physical Respone) Dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris Anak Usia Dini. Jurnal Anak Usia Dini, 4(1).
Huda. (2017). Model-model Pengajaran DanPembelajaran. Pustaka Pelaja.
Iriani, Z. (2008). Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(2).
Istirani, & Intan. (2018). Ensklopedia Pendidikan. Media Persada.
Jannah, R., & Lubis, R. R. (2020). Dampak Pengaruh Smartphone Terhadap
Motivasi Belajar Anak Sd Negeri 054876 Cinta Dapat. 1, 42–57.
Kusumastuti, E. (2014). Penerapan Model PembelajaranSeni Tari Terpadu Pada
SiswaSekolahdasar. Jurnal Pendidikan Teknologi, 1(1).
Oktariani, D., Ismunandar, & Istiandini, W. (2016). Analisis Struktur Gerak Tari
Jepin Langkah Simpang Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Pendidikan

80
81

Seni Tari, 3(7).


Pritandhari, M. (2017). Implemetasi Model Pembelajaran Direct Instruction untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikit Kreatif Mahasiswa. Jurnal
Pembelajaran, 5(1).
Purwatiningsih, & Harini, N. (2015). Pendidikan Seni Tari dan Drama. UM Press.
Riana, S. (2018). Penerapan Model Direct Instriction di Berbantuan Permainan
Papa Saya Untuk Meningkatkan Keterampilan. Jurnal Pendidikan, 1(1).
Ricardo. (2017). Impak Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Siswa, 2(2).
Suprihatin, S. (2015). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan, 3(1), 32–42.
Suryadi, M. N. ., Hodidjah, & Giyartini, R. (2018). Penerapan Model Direct
instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Siswa Dalam
Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 5(3), 245–246.
Tampubolon, S. (2014). PenelitianTindakan Kelas. Penerbit Erlangga.
Trisyamataria (2019). Impact of Consumer-Generated Content (CGC) on Travel-
Related Decisions. Handbook of Research on International Travel Agency
and Tour Operation Management. IGI Global Publisher of Timely
Knowledge.
Zaki, A., Suwandi, S., & Yusuf, W. (2020). Penggunaan Media Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pkn Di SMA
Swasta Darussa’Adah Kec. Pangkalan Susu. Jurnal Pendidikan, 7(2).

Anda mungkin juga menyukai