Anda di halaman 1dari 11

JST 9 (2) (2020)

JURNAL SENI TARI


Terakreditasi SINTA 4
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi


pada Materi Tari Lenggang Patah Sembilan di SMA Negeri 1 Labuhan
Deli

Nurambia
SMAN 1 Labuhan Deli, Deli Serdang District, 20373, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ Mata pelajaran Seni Budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang
Sejarah Artikel harmonis dan mengembangkan kecerdasan majemuk. Tari Lenggang Patah Sembilan merupakan
Diterima : materi praktik tari pada mata pelajaran ini untuk siswa kelas X di SMA se-Labuhan Deli, namun
18 Juni 2020 siswa kelas X MIA di SMA Negeri 1 Labuhan Deli mengalami kesulitan untuk mencapai standar
Disetujui : kelulusan yang telah ditetapkan atau dengan kata lain hasil belajar siswa tergolong rendah. Oleh
10 Oktober 2020 karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
menggunakan metode demonstrasi pada materi tari Lenggang Patah Sembilan. Pendekatan
Dipublikasikan : penelitian ini berjenis PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan yaitu
30 November 2020 lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan rumus daya serap individu dan klasikal. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
________________ metode demonstrasi pada materi Tari Lenggang Patah Sembilan di SMA Negeri 1 Labuhan Deli.
Keywords: Terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus II memperoleh persentase tuntas sebanyak 86,11%
learning outcomes; lenggang atau lebih dari standar daya serap klasikal yaitu 80% sehingga tindakan PTK (metode demonstrasi)
dihentikan pada siklus II. Dari hasil penelitian ini diperoleh saran agar guru menggunakan metode
broken dance nine;
demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada praktik tari atau mata pelajaran
demonstration method; art Seni Budaya.
and culture
_________________ Abstract

The subject of Art and Culture has a role in shaping students' personal harmony and developing multiple
intelligences. Lenggang Patah Sembilan Dance is a dance practice material on this subject for grade X students
in high schools in Labuhan Deli, but students of class X MIA in SMA Negeri 1 Labuhan Deli have difficulty
achieving the specified graduation standards or in other words student learning outcomes relatively low.
Therefore, a study was conducted aimed at improving student learning outcomes using the demonstration method
on the Lenggang Patah Sembilan dance material. The research approach is a type of CAR that is carried out in
two cycles. The instrument used is the observation sheet. Data analysis techniques use the formula of individual
and classical absorption. The results of this study indicate that an increase in student learning outcomes using
the demonstration method on the material of the Lenggang Patah Sembilan Dance in SMA Negeri 1 Labuhan
Deli. It can be seen that the learning outcomes of students in cycle II get a percentage of completion as much as
86.11% or more than the classical absorption standard of 80% so that the action of PTK (demonstration method)
is stopped in the second cycle. From the results of this study, it was suggested that teachers use demonstration
methods to improve student learning outcomes, especially in the practice of dance or subjects in Cultural Arts.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


 ISSN 2503-2585
Alamat korespondensi:
SMAN 1 Labuhan Deli
Deli Serdang, 20373
Email : nur.ambia63@gmail.com

140
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

PENDAHULUAN menumbuhkembangkan kepekaan rasa


Entitas pendidikan sebagai suatu estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif
sarana yang sangat penting bagi dan kreatif pada diri setiap peserta didik
kelangsungan hidup manusia disebabkan secara menyeluruh. Sikap ini hanya
karena, pendidikan melalui pengajaran, mungkin tumbuh jika dilakukan
pelatihan, atau penelitian. Pendidikan serangkaian proses aktivitas berkesenian
merupakan sektor utama yang menjadi pada peserta didik. Oleh karena itu, mata
proses dalam meningkatkan kualitas pelajaran Seni Budaya memiliki peranan
kecerdasan manusia yang dapat dalam pembentukan pribadi peserta didik
mempengaruhi kelangsungan hidup yang harmonis dan mengembangkan
seorang individu dan kelompok di masa kecerdasan majemuk (Fauzi, 2015).
yang akan datang. Sehingga dapat Seni tari sebagai salah satu bidang
diartikan bahwa, pendidikan membangun liputan dalan Seni Budaya juga memiliki
peradaban yang bermartabat dan menjadi arah kekhususannya sendiri. Salah satu
proses pembudayaan kemampuan, nilai, materi seni tari yang dpelajari untuk
dan sikap dalam kehidupan masyarakat. tingkat sekolah adalah mempraktikkan
Peran pendidikan yang terlihat karya tari. Praktik karya tari merupakan
sebagai usaha kebudayaan bermaksud kemampuan menirukan gerak tari dengan
memberi tuntunan dalam hidup, teknik yang tepat hingga membentuk
munumbuhkan jiwa dan raga manusia suatu penyajian tari. Tari Lenggang Patah
agar kelak dalam garis kodrat pribadinya Sembilan merupakan materi praktik tari
dan pengaruh segala keadaan yang yang dipelajari untuk siswa kelas X di
mengelilinginya, mendapat kemajuan SMA se-Labuhan Deli. Sama dengan
dalam hidup lahir batin menuju ke arah pembelajaran yang lain pada umumnya,
adab kemanusiaan. Usaha pendidikan tentu terdapat kesulitan untuk mencapai
yang pada dasarnya ditujukan pada tiga standar lulusan yang ingin dicapai.
hal utama, yakni membentuk manusia Kesulitan tersebut ditimbulkan oleh
yang memiliki kemampuan dalam berbagai masalah yang ada pada siswa
mengolah kehalusan budi, kecerdasan kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Labuhan
otak dan pikiran, serta kesehatan badan Deli. Masalahnya antara lain dijabarkan
jiwa dan raganya. sebagai berikut: (1) Sulitnya menanamkan
Pendidikan seni budaya berfungsi nilai seni pada siswa; (2) Globalisasi
mengembangkan kepekaan rasa, berpengaruh pada sikap siswa ketika
kreativitas,dan cita rasa estetis siswa belajar; (3) Praktik tari yang diberikan
dalam berkesenian, mengembangkan guru, kebanyakan tidak mampu
etika, kesadaran sosial dan kesadaran mengikuti; (4) Motivasi belajar rendah;
kultural siswa dalam kehidupan dan (5) Suasana belajar yang kurang
bermasyarakat, serta rasa cinta terhadap menarik perhatian siswa.
kebudayaan Indonesia. Mata pelajaran Dari pemasalahan yang
Seni Budaya meliputi bidang Seni Rupa, ditemukan, maka peneliti mengadakan
Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater, perbaikan pembelajaran praktik tari
masing-masing bidang seni tersebut dengan melakukan PTK dan menerapkan
memiliki substansi, ciri-ciri pembelajaran metode pembelajaran yang sesuai.
dan materinya sendiri. Menurut Sanjaya metode pembelajaran
Pendidikan Seni Budaya diberikan dapat diartikan sebagai cara yang
di sekolah karena keunikan yang terletak digunakan untuk mengimplementasikan
pada pemberian pengalaman estetik rencana pembelajaran yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan berekspresi dan dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
berapresiasi melalui pendekatan “Belajar sehingga tujuan dapat tercapai secara
dengan seni, belajar melalui seni dan maksimal (Sanjaya, 2008). Salah satu
belajar tentang seni” (Yoyok, 2008). Lebih metode pembelajaran yang dianggap
lanjut Fauzi menjelaskan bahwa mata sesuai atau dapat mencapai tujuan praktik
pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk tari secara maksimal yaitu metode

141
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

demonstrasi. Metode demonstrasi adalah kanan melangkah ke kanan disusul kaki


suatu metode pembelajaran yang kiri menyilang di belakang kaki kanan.
menunjukkan bahwa guru Kaki kanan ditarik kembali sejajar dengan
memperlihatkan suatu proses atau gerak- kaki kiri (dilakukan sama saat gerak ke
gerik dan siswa menirukan atau arah kiri); (2) badan tegap dan merendah;
mencontohnya untuk mencapai tujuan (3) tangan kanan di tekuk membentuk
atau hasil yang optimal. Dari pengertian siku-siku disamping badan, telapak tangan
tersebut, metode demonstrasi dilakukan diputar, telapak tangan tegap. Tangan kiri
dengan memberikan contoh atau ditekuk disamping memegang kain
menunjukkan proses nyata sebuah materi (gerakan dilakukan sama saat bergerak
contohnya tarian, maka tarian bukan kiri); (4) kepala menolah ke kanan dan kiri
diajarkan secara teori tetapi secara praktik sesuai arah gerak tangan; dan (5) hitungan
menggerakkan tubuh sesuai jenis tarian dilakukan sebanyak 5 sampai 8.
yang dipelajari. Dengan demikian, Urutan ragam gerak dan pola lantai
metode demonstrasi dianggap sangat secara keseluruhan dan berurutan dari tari
efektif dalam mencapai tujuan Lenggang Patah Sembilan yaitu sebagai
pembelajaran berpraktik seperti tari berikut:
Lenggang Patah Sembilan.
Tari Lenggang Patah Sembilan
merupakan sebuah tarian yang berasal
dari suku Melayu. Dinamakan tari
Lenggang Patah sembilan karena tari ini
memiliki iringan tari hingga sembilan
patahan. Iringan tari tersebut antara lain
Kuala Deli, Damak, Makan Sirih. Anak
Tiung, Tudung Periuk, Batu Belah, Gambar 1. Lenggang di tempat dan patah
Tudung Saji, Mas Merah, dan Burung sembilan sebanyak 1-8 kali
Putih. Gerakan tari Lenggang Patah
Sembilan terinspirasi dari Pepatah
Melayu Lama “Lenggang patah sembilan,
semut dipijak tidak mati, antan terlan
patah tiga”. Makna yang tersirat pada
tarian mengungkapkan corak tarian ini
sangat lembut namum pasti. Pesan yang
ingin disampaikan dalam tarian ini adalah
menyatakan bahwa seseorang itu harus
memiliki budi pekerti yang halus dan Gambar 2. Lenggang mengubah arah dan
luhur, tetapi mempunyai ketegasan dalam patah sembilan (arah ke luar) sebanyak 1-8
berpikir dan bertindak. kali
Tari Lenggang Patah Sembilan
termasuk jenis tarian yang melakukan
banyak pengulangan gerak dan berganti
ke berbagai arah. Ragam gerak tari
Lenggang Patah Sembilan terbilang cukup
singkat, hanya terdiri dari dua ragam
gerakan saja yaitu gerak lenggang dan
gerak patah sembilan. Gerak lenggang
sebagai berikut: kaki melangkah, badan
merendah dan dada tegap, tangan Gambar 3. Lenggang mengubah arah dan
melenggang seperti orang berjalan, kepala patah sembilan (arah ke belakang) sebanyak
lurus memandang ke depan, dan hitungan 1-8 kali
gerakan yaitu 1 sampai empat. Gerak
patah sembilan sebagai berikut: (1) kaki

142
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

Gambar 4. Lenggang mengubah arah dan Gambar 8. Lenggang memutar satu


patah sembilan (arah ke dalam) sebanyak 1-8 lingkaran dan patah sembilan sebanyak 1-8
kali kali

Gambar 5. Lenggang mengubah arah dan Gambar 9. Lenggang mengubah arah, maju
patah sembilan (kembali ke depan) sebanyak lurus dan patah sembilan (arah ke luar)
1-8 kali sebanyak 1-8 kali

Gambar 6. Lenggang memutar satu Gambar 10. Lenggang memutar satu


lingkaran dan patah sembilan sebanyak 1-8 lingkaran dan patah sembilan sebanyak 1-8
kali kali

Gambar 7. Lenggang maju lurus ke dapan Gambar 11. Lenggang mengubah arah, maju
dan patah sembilan sebanyak 1-8 kali lurus dan patah sembilan (ke belakang)
sebanyak 1-8 kali

143
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
(Maisarah, 2019) mengartikan PTK
sebagai metode penelitian yang mengkaji
dan berupaya menyelesaikan masalah di
dalam kelas dengan memberikan suatu
tindakan baru. Pelaksanaan PTK sesuai
Gambar 12. Lenggang memutar satu prosedur yang dikemukakan oleh
lingkaran dan patah sembilan sebanyak 1-8 (Arikunto, 2012) bahwa pelaksanaan PTK
kali terdiri dari beberapa siklus dan setiap
siklus mempunyai empat tahapan yaitu:
perencanaan, tindakan/observasi,
refleksi, dan perbaikan.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa dalam
mempraktekkan tari lenggang patah
sembilan. Data yang diperoleh dari
Gambar 13. Lenggang mengubah arah, maju lembar observasi kemudian dianalisis dan
lurus dan patah sembilan (ke dalam) dilakukan refleksi/ evaluasi untuk
sebanyak 1-8 kali menentukan perbaikan atau
ketuntasannya. Teknik analisis data
tersebut menggunakan rumus persentase
daya serap individu dan klasikal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Metode Demonstrasi Pada Materi Tari
Lenggang Patah Sembilan (Siklus I)
Pada setiap siklus PTK terdiri dari
Gambar 14. Hitungan 1 – 4 menghadap ke empat tahapan yaitu:
depan Tahap perencanaan siklus I
Tahap perencanaan dilakukan
Berdasarkan uraian tersebut maka dengan melakukan beberapa, yaitu:
peneliti melakukan perbaikan melalui membuat RPP yang menggunakan
penelitian tindakan kelas yang berjudul : metode demonstrasi, mempersiapkan
meningkatkan hasil belajar siswa yang media dan sumber belajar yang sesuai,
menggunakan Metode Demonstrasi pada serta sarana dan prasarana pendukung.
materi tari Lenggang Patah Sembilan di Tahap tindakan siklus I
SMA Negeri 1 Labuhan Deli. Adapun Pada tahap ini, guru melaksanakan
permasalahan yang dirumuskan dalam tindakan sesuai dengan perencanaan yang
penelitian ini, yaitu: Apakah terjadi telah dirumuskan. Melakukan
peningkatan hasil belajar siswa yang pengamatan terhadap tindakan
menggunakan Metode Demonstrasi pada pembelajaran secara sistematis, objektif
materi tari Lenggang Patah Sembilan di dan kritis. Pelaksanaan tindakan
Kelas X MIA-I SMA Negeri 1 Labuhan diuraikan sebagai berikut: (a) kegiatan
Deli? awal meliputi membekali siswa dengan
pembahasan tari Lenggang Patah
Sembilan, apersepsi, dan informasi
kegiatan; (b) kegiatan inti meliputi
pengamatan terhadap praktik tari yang

144
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

didemonstrasikan, bertanya, menjawab memahami gerakan-gerakannya; (b) siswa


atau menanggapi, menyimpulkan, dan juga lebih termotivasi saat pembelajaran
mempraktikkan tarian yang telah dalam penelitian tindakan kelas ini
didemonstrasikan; (c) kegiatan akhir berlangsung dibandingkan pembelajaran
meliputi pemberian umpan balik, yang sebelumnya; (c) Guru Seni Budaya
pengayaan, dan latihan. menurut pengamat juga sudah
Tahap observasi siklus I menunjukkan perbedaan cara mengajar
Pada tahapan ini dilakukan dengan menggunakan metode
pemantauan untuk mengetahui demonstrasi; (d) sebagian siswa sudah
keberhasilan tindakan berupa metode mulai mampu mempraktikkan tari
demonstrasi terhadap peningkatan hasil Lenggang Patah Sembilan
belajar siswa. Untuk itu diperlukan Penjelasan di atas, terlihat pada
instrumen observasi dan evaluasi tepat siklus I terdapat keberhasilan. Namun,
agar diperoleh data yang akurat. Data ada juga kegagalan yang terjadi pada
hasil observasi selanjutnya dijabarkan dan siklus I dimana kegagalan ini menjadi
dianalisis pada tahap refleksi. penyebab tidak berhasilnya ketuntasan
Tahap refleksi siklus I mencapai 50%, berikut kegalalan yang
Pada tahap refleksi dilakukan terjadi: (a) ketika guru memberikan
penentuan sejauh mana hasil belajar siswa pertanyaan, siswa terlihat bingung karena
meningkat. Kegiatan ini dilakukan secara siswa tidak mampu menganalisis apa yang
mandiri dan menjadi tanggung jawab guru katakan; (b) kemudian siswa juga
peneliti. Hasil yang didapat dari tahap banyak yang bermain-main ketika guru
tindakan dan observasi dikumpulkan dan mendemonstrasikan praktik tari Lenggang
dianalisa pada tahap ini, sehingga didapat Patah Sembilan; (c) hal yang paling utama
kesimpulan dari tindakan pada siklus I. yaitu pengalaman siswa yang sangat
Berikut hasil dari penelitian tindakan kelas minim tentang tari Lenggang Patah
pada siklus I: Sembilan, sehingga guru sangat kesulitan
Tabel 1. Hasil Belajar Pada Siklus I untuk mengharapkan siswa agar lebih
Nilai KKM Jumlah Persentase aktif dalam belajar.
Siswa
> 75 (tuntas) 18 50% Hasil Belajar Siswa Menggunakan
< 75 (tidak tuntas) 18 50% Metode Demonstrasi Pada Materi Tari
Lenggang Patah Sembilan (Siklus II)
60% Hasil pada siklus I belum mencapai
50% standar daya serap klasikal yaitu tuntas
40% sebanyak 80%. Oleh karena itu, tindakan
30% menggunakan metode demonstrasi pada
20%
praktik tari Lenggang Patah Sembilan
10%
dilanjutkan pada siklus II. Tahapan siklus
II sama seperti siklus I namun terdapat
0%
Tuntas Tidak Tuntas beberapa perbedaan pada kegiatan setiap
tahapan yang dijabarkan sebagai berikut:
Jumlah Siswa
Tahap perencanaan siklus II
Gambar 15. Hasil Belajar Pada Siklus I Dari hasil analisa dan refleksi siklus
I maka disusun kembali rencana tindakan
Pada pelaksanaan siklus I, hasil II sebagai upaya mengatasi permasalahan
belajar siswa pada materi praktik tari yang belum terselesaikan. Kegiatan yang
Lenggang Patah Sembilan memang belum dilakukan pada tahapan ini masih tetap
berhasil jika dilihat secara statistik. memuat perencanaan tindakan sebagai
Namun, ketika pengamatan pada siklus I upaya mengatasi kesulitan siswa dalam
sudah banyak yang meningkat. mempraktikkan tari Lenggang Patah
Peningkatan yang terjadi pada siklus I Sembilan, yaitu dengan cara: membuat
adalah: (a) siswa sudah mulai memahami RPP yang menggunakan metode
tentang tari Lenggang Patah Sembilan dan

145
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

demonstrasi, mempersiapkan media dan 100%


sumber belajar yang sesuai, serta sarana
80%
dan prasarana pendukung.
Tahap tindakan siklus II 60%
Pada tahap ini, guru melaksanakan 40%
tindakan sesuai dengan perencanaan yang
20%
telah dirumuskan. Melakukan
pengamatan terhadap tindakan 0%
Tuntas Tidak Tuntas
pembelajaran secara sistematis, objektif
dan kritis. Pelaksanaan tindakan Jumlah Siswa
diuraikan sebagai berikut: (a) kegiatan Gambar 16. Hasil Belajar Pada Siklus II
awal meliputi membekali siswa dengan
pembahasan tari Lenggang Patah Pada pelaksanaan siklus II, hasil
Sembilan, apersepsi, dan informasi belajar siswa pada materi praktik tari
kegiatan; (b) kegiatan inti meliputi Lenggang Patah Sembilan meningkat
pengamatan terhadap praktik tari yang secara signifikan dari 50% siswa tuntas
didemonstrasikan, bertanya, menjawab pada siklus I menjadi 86,11% tuntas pada
atau menanggapi, menyimpulkan, dan siklus II. Namun, ketika pengamatan pada
mempraktikkan tarian yang telah siklus II masih terdapat beberapa
didemonstrasikan; (c) kegiatan akhir kekurangan, yaitu: (a) masih ada siswa
meliputi pemberian umpan balik, yang belum memahami secara baik
pengayaan, dan latihan. tentang penjiwaan tari Lenggang Patah
Tahap observasi siklus II Sembilan; dan (b) masih ada siswa yang
Pada tahapan ini dilakukan kesulitan mempraktikkan tari Lenggang
pemantauan untuk mengetahui Patah Sembilan. Namun beberapa
keberhasilan tindakan berupa metode kekurangan tersebut hanya terjadi pada
demonstrasi terhadap peningkatan hasil siswa yang hasil belajarnya belum tuntas
belajar siswa. Untuk itu diperlukan sedangkan siswa yang tuntas sebanyak
instrumen observasi dan evaluasi tepat 86,11% tidak mengalami kekurangan
agar diperoleh data yang akurat. Data tersebut. Jika metode demonstrasi secara
hasil observasi selanjutnya dijabarkan dan berkelanjutan dan dilakukan perbaikan
dianalisis pada tahap refleksi. maka besar kemungkinan kekurangan
Tahap refleksi siklus II tersebut tidak terjadi.
Pada tahap refleksi dilakukan
penentuan sejauh mana hasil belajar siswa Pembahasan Hasil Penelitian
meningkat. Kegiatan ini dilakukan secara Pada pelaksanaan siklus I, hasil
mandiri dan menjadi tanggung jawab belajar siswa pada materi praktik tari
peneliti. Hasil yang didapat dari tahap Lenggang Patah Sembilan memang belum
tindakan dan observasi dikumpulkan dan berhasil jika dilihat secara statistik.
dianalisa pada tahap ini, sehingga didapat Namun, ketika pengamatan pada siklus I
kesimpulan dari tindakan pada siklus II. sudah banyak yang meningkat, mulai dari
Berikut hasil dari penelitian tindakan kelas pemahaman tentang defenisi, makna dan
pada siklus II: asal usul dari tari Lenggang Patah
Tabel 2. Hasil Belajar Pada Siklus II Sembilan. Siswa yang tuntas pada siklus I
Nilai KKM Jumlah Persentase berjumlah 18 orang dengan presentase
Siswa 50% dan siswa yang belum mencapai
> 75 (tuntas) 31 86,11%
ketuntasan berjumlah 18 orang dengan
< 75 (tidak tuntas) 5 13,89%
presentase 50%. Sedangkan pada siklus II,
peningkatan hasil belajar secara statistik
terlihat dengan jelas. Siswa yang tuntas
pada siklus II berjumlah 31 orang dengan
presentase 86,11% dan siswa yang belum
mencapai ketuntasan berjumlah 5 orang

146
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

dengan presentase 13,89%. Berdasarkan dilakukan dengan memberikan contoh


hasil penelitian siklus II yang mana atau menunjukkan proses nyata sebuah
terdapat 86,11% yang tuntas, maka materi contohnya tarian, maka tarian
diperoleh kesimpulan bahwa: terjadi bukan diajarkan secara teori tetapi secara
peningkatan hasil belajar siswa yang praktik menggerakkan tubuh sesuai jenis
menggunakan Metode Demonstrasi pada tarian yang dipelajari. Dengan demikian,
materi tari Lenggang Patah Sembilan di metode demonstrasi dianggap sangat
Kelas X MIA-I SMA Negeri 1 Labuhan efektif dalam mencapai tujuan
Deli. pembelajaran berpraktik seperti tari
Peningkatan hasil belajar siswa Lenggang Patah Sembilan. Hal ini
terjadi akibat dari tindakan metode didukung oleh beberapa hasil penelitian
demonstrasi yang diterapkan sebanyak terdahulu yang relevan dan telah
dua siklus. (Angkowo & Kosasih, 2007) diterbitkan pada jurnal nasional maupun
menuturkan bahwa hasil belajar siswa internasional sebagai berikut:
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu Penelitian (Nawir et al., 2015)
faktor yang datang dari dalam diri siswa menyarankan agar dalam kegiatan belajar
dan faktor yang datang dari luar diri siswa mengajar di kelas, guru diharapkan untuk
atau lingkungan. Faktor dari dalam diri menerapkan metode pembelajaran
siswa menyangkut kemampuan yang demonstrasi sebagai suatu metode dalam
dimilik siswa sebesar 70% dan faktor mata pelajaran Pendidikan Seni Budaya.
lingkungan sebesar 30%. Senada dengan (Saputra, 2015) dalam penelitiannya
pernyataan (Slameto, 2003) bahwa ada menyimpulkan bahwa penggunaan
dua faktor yang mempengaruhi hasil metode pembelajaran demonstrasi
belajar yaitu faktor dalam (internal) dan berpengaruh positif terhadap peningkatan
faktor luar (eksternal). Faktor internal hasil belajar siswa kelas XI SMA 15
adalah faktor yang datangnya dari dalam Padang pada mata pelajaran seni budaya.
diri siswa itu sendiri, yang meliputi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pengamatan, fantasi, perasaan, sebagai referensi untuk bahan inovasi
kecerdasan, bakat, minat dan perhatian. dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Pengamatan anak akan mempengaruhi sekolah dan memfariasikan berbagai
hasil belajar, namun hasil pengamatan itu metode pembelajaran yang
ditentukan juga oleh keadaan fisik anak menyenangkan bagi peserta didik agar
tersebut. Fantasi adalah daya jiwa untuk proses pembelajaran menjadi efektif dan
menciptakan tanggapan-tanggapan atas efesien. Sehingga dapat memberikan
kesan-kesan yang baru dan dengan dorongan motivasi antar siswa agar bisa
bantuan tanggapan yang sudah ada. menyelesaikan tugas yang harus dicapai
Perasaan merupakan daya yang sangat bersama-sama. Hasil penelitian (Rodiyah,
penting dalam diri siswa, perasaan 2015) menunjukkan bahwa penerapan
mencerminkan kepribadian seseorang metode demonstrasi didukung metode
dengan dunia luar. Biasanya perasaan ceramah dan berbantuan media LCD,
berwujud senang atau tidak senang, diperoleh hasil proses pembelajaran
gembira atau sedih, simpati atau antipati, elemen gerak tari siswa kelas VII A SMP
suka atau benci terhadap pelajaran yang dalam mata pelajaran seni budaya
diikutinya. Metode demonstrasi termasuk (elemen gerak tari) dapat dilihat dari segi
pada faktor eksternal yang dapat kognitif, afektif, dan psikomotor. Segi
mempengaruhi hasil belajar siswa. kognitif yaitu siswa dapat
Metode demonstrasi adalah suatu mendeskripsikan ragam elemen gerak tari,
metode pembelajaran yang menunjukkan segi afektif yaitu dapat dilihat dari siswa
bahwa guru memperlihatkan suatu proses yang bisa melakukan elemen gerak tari
atau gerak-gerik dan siswa menirukan dengan ekspresi wajah, dan segi
atau mencontohnya untuk mencapai psikomotor dapat dilihat dalam proses
tujuan atau hasil yang optimal. Dari pembelajaran siswa yang mampu
pengertian tersebut, metode demonstrasi melakukan elemen gerak tari dari awal

147
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

hingga akhir dengan tehnik gerak yang kekurangan waktu penyajian dapat
benar. Cara ini dapat meningkatkan diatasi.
aktivitas siswa dalam hal pemahaman Dari beberapa hasil penelitian di
materi dan kerja sama dengan teman, atas terbukti bahwa metode demonstrasi
berani mengeluarkan pendapat dan dapat mempengaruhi bahkan
bertanya, sehingga memberikan situasi meningkatkan hasil belajar peserta didik
belajar yang menyenangkan bagi siswa pada mata pelajaran Seni Budaya,
untuk giat belajar, juga meningkatkan khususnya pada Seni Rupa, Seni Musik,
kemampuan dan hasil belajarnya. dan Seni Tari.
Penelitian (Septianingsih, 2018) Penelitian ini menjadi penting
membuktikan bahwa hasil belajar tari bukan hanya karena terjadi masalah
Bedana menggunakan metode rendahnya hasil belajar peserta didik pada
demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler mata pelajaran Seni Budaya, tetapi juga
di SMA Negeri 1 Seputih Raman secara karena Seni Tari dapat dapat
keseluruhan mendapatkan kriteria baik mengembangkan nilai karakter pada
dengan peningkatan kemampuan gerak peserta didik, sebagaimana beberapa hasil
siswi pada setiap pertemuan, dan secara penelitian berikut: (Salsabiela & Utina,
keseluruhan mendapatkan nilai 78,87. 2018) Pembelajaran tari dianggap penting
Dari hasil penelitian (Hasibuan et al., diberikan karena kebermaknaan dan
2019) disimpulkan bahwa aktivitas belajar kebermanfaatan terhadap kebutuhan
siswa pada pembelajaran dengan perkembangan peserta didik, karena
menggunakan metode latihan (Drill) terletak pada pemberian pengalaman
mengalami penigkatan setiap siklusnya. estetik dalam bentuk kegiatan
Nilai rata-rata siswa pada saat pre test berekspresi/berkreasi dan berapresiasi.
sebelum diberikan tindakan sebesar 73,4 Pengalaman estetik yang diberikan pada
dan dinyatakan masih belum tuntas, pada pembelajaran tari di sekolah pada
siklus I nilai rata-rata siswa meningkat prinsipnya berfungsi melatih dan
sebesar 77,6 dengan tingkat ketuntasan mengembangkan kepekaan rasa. Proses
belajar 66,7%% yang memiliki hasil nilai pembelajaran seni tari meliputi
cukup baik, dan pada siklus II nilai rata- perencanaan, pelaksanaan dan hasil/
rata siswa meningkat menjadi 82,5 dengan evaluasi, perencanaan pembelajaran
tingkat ketuntasan belajar 97,2% yang didalamnya terdapat 2 langkah yaitu
memiliki hasil nilai yang baik. Jadi dapat merancang silabus dan RPP. Pelaksanaan
disimpulkan secara umum bahwa melalui proses pembelajaran terdapat 7 komponen
penguatan hasil belajar dapat meningkat yang mendukung yaitu tujuan
dengan menggunakan metode pembelajaran, guru, peserta didik,
demonstrasi dan latihan. Penelitian metode, materi, dan evaluasi yang
(Deswarni & Budiwirman, 2019) kemudian pelaksanaan kegiatan
membuktikan bahwa ada pengaruh pembelajarannya dengan 3 tahap kegiatan
tindakan (metode demonstrasi) yang pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
diberikan terhadap peningkatan Proses pelaksanaan pembelajaran tari
kemampuan siswa dalam membaca notasi kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran
musik dari siklus I ke siklus ke II menggunakan Kurikulum 2013 dimana
meningkat menjadi 16,18%. Penelitian ini didalam pembelajaran ada 5 tahap
menyarankan perlu ada upaya-upaya kegiatan meliputi Mengamati, Menanya,
terhadap peningkatan kemampuan guru- Mengeksplorasi, Mengasosiasi,
guru Seni Budaya dalam menyajikan Mengkomunikasikan. Guru mengenalkan
pembelajaran secara interaktif, bermakna, nilai karakter kepada peserta didik
menantang dan menyenangkan. Agar mengacu Kompetensi Inti 2, terdapat
pembelajaran Seni Budaya dilaksanakan karakter yang mendampingi pada
berdasarkan kepada rencana pelaksanaan Kompetensi Inti 2 yaitu menghargai
pembelajaran yang telah dipersiapkan perilaku jujur, dsiplin, tanggung jawab,
sebelumnya, sehingga permasalahan peduli, santun, rasa ingin tahu, percaya

148
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

diri, motivasi internal, dan toleransi. Hasil metode pembelajaran dengan materi yang
penelitian (Tyas & Iryanti, 2017) diajarkan; 2) Untuk mengajarkan praktik
menyarankan bahwa perlu menyesuaikan tari Lenggang Patah Sembilan haruslah
alokasi waktu, siswa harus lebih aktif lagi dilakukan pemahaman konsep metode
dalam proses belajar mengajar, serta oleh guru; dan 3) Metode demonstrasi
diadakannya tempat khusus untuk menari sangat tepat untuk pembelajaran seni tari.
sehingga proses pembelajaran seni tari
tidak terganggu oleh acara sekolah. Dan DAFTAR PUSTAKA
proses belajar mengajar yang mendukung Angkowo, R., & Kosasih, A. (2007).
seni tari adalah dengan menerapkan Optimalisasi Media Pembelajaran.
pendekatan saintifik. Metode demonstrasi Jakarta: Grasindo.
dengan berbekal praktek langsung dapat
dijadikan salah satu bentuk nyata Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan
pembelajaran yang menerapkan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
pendekatan saintifik. Dengan demikian
terbukti bahwa metode demonstrasi dapat Deswarni, & Budiwirman. (2019).
meningkatkan hasil belajar peserta didik, Meningkatkan Kemampuan Siswa
khususnya pada mata pelajaran Seni Membaca Notasi Musik Dengan
Budaya materi Seni Tari sebagaimana Menggunakan Metode Demonstrasi
hasil penelitian ini. Dalam Pembelajaran Seni Musik.
Gorga Jurnal Seri Rupa, 8(2), 374–
SIMPULAN 377.
Pada pelaksanaan siklus I, hasil
belajar siswa pada materi praktik tari Fauzi, H. D. (2015). Buku Guru Seni
Lenggang Patah Sembilan memang belum Budaya. Bandung: Yrama Widiya.
berhasil jika dilihat secara statistik.
Namun, ketika pengamatan pada siklus I Hasibuan, L. N., Triyanto, R., Burhan,
R., & Mangatas. (2019). Metode
sudah banyak yang meningkat, mulai dari
pemahaman tentang defenisi, makna dan Demonstrasi Dan Latihan Guna
asal usul dari tari Lenggang Patah Meningkatkan Hasil Belajar Sketsa
Sembilan. Siswa yang tuntas pada siklus I Pada Siswa Kelas X DKV Di SMK
berjumlah 18 orang dengan presentase Negeri 9 Medan. Gorga Jurnal Seri
50% dan siswa yang belum mencapai Rupa, 8(2), 435–439.
ketuntasan berjumlah 18 orang dengan
Maisarah. (2019). Metodologi Penelitian
presentase 50%. Sedangkan pada siklus II,
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
peningkatan hasil belajar secara statistik
Medan: Akasha Sakti.
terlihat dengan jelas. Siswa yang tuntas
pada siklus II berjumlah 31 orang dengan Nawir, Arafah, K., & Pristiwaluyo, T.
presentase 86,11% dan siswa yang belum (2015). Penerapan Metode
mencapai ketuntasan berjumlah 5 orang Demonstrasi Untuk Meningkatkan
dengan presentase 13,89%. Berdasarkan Keterampilan Melukis Peserta Didik
hasil penelitian siklus II yang mana Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
terdapat 86,11% yang tuntas, maka Donri Donri Kabupaten Soppeng.
diperoleh kesimpulan bahwa: terjadi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan,
peningkatan hasil belajar siswa yang 1(1), 1–8.
menggunakan Metode Demonstrasi pada
materi tari Lenggang Patah Sembilan di Rodiyah, S. (2015). Metode Demonstrasi
Kelas X MIA-I SMA Negeri 1 Labuhan Dalam Pembelajaran Elemen Gerak
Deli. Tari Mata Pelajaran Seni Budaya
Dengan diadakannya penelitian Siswa Kelas VII A SMP Negeri 26
tindakan kelas ini. Maka guru sebagai Semarang. Universitas Negeri
peneliti menyarankan bahwa: 1) Guru Semarang.
Seni Budaya harus mampu menyesuaikan

149
Nurambia / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

Salsabiela, R., & Utina, U. T. (2018).


Proses Pembelajaran Tari Sebagai
Upaya Pengenalan Nilai Karakter
Peserta Didik Di SMP Negeri 2
Ungaran. Jurnal Seni Tari, 7(1), 58–
68.

Sanjaya, W. H. (2008). Strategi


Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saputra, A. (2015). Pengaruh Metode


Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar
Seni Rupa Siswa Kelas Xi SMA N 15
Padang. Universitas Negeri Padang.

Septianingsih, N. M. D. (2018).
Penggunaan Metode Demonstrasi Pada
Pembelajaran Tari Bedana Dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA N 1
Seputih Raman Lampung Tengah.
Universitas Lampung.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Tyas, A. E., & Iryanti, V. E. (2017).


Penerapan Pendekatan Saintifik Pada
Pembelajaran Seni Tari Kelas XI IS 1
Di SMA Negeri 1 Magelang.
Universitas Negeri Semarang.

Yoyok, R. M. (2008). Seni Budaya 3.


Bogor: Yudhistira Ghalia Indonesia.

150

Anda mungkin juga menyukai