Oleh :
Email: asari7200@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menciptakan karya tari kreasi
dengan menggunakan metode saposasi pada semester genap kelas X TKJ SMK Al-Mubaarok Rembang
semester genap tahun ajaran 2021-2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua
siklus. Pada siklus pertama terdapat 2 pertemuan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pada siklus kedua
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ SMK Al-Mubaarok Rembang. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan pada peserta didik dalam menciptakan karya tari kreasi dengan
menggunakan metode saposasi yaitu ada 25 orang dengan perincian 10 orang mendapat nilai sebesar 80-90,
15 orang mendapat nilai sebesar 70-80. Dengan demikian nilai ketuntasannya 100 %. Hasil ketuntasan 100
% menunjukkanbahwa penggunaan metode saposasi dalam proses pembelajaran tari di SMK Al-Mubaarok
Rembang bisa meningkatkan keterampilan mencipta tari.
Kata kunci : Metode Saposasi, Ketrampilan Guru, Minat dan Hasil Belajar Siswa
Abstract
The aim of the research is to improve students' ability to create creative dance works using the saposation
method in class X TKJ SMK Al-Mubaarok Rembang. This type of research is classroom action research,
consisting of two cycles. In the first cycle there are 4 meetings namely planning, implementation, and second
cycle is observation, and reflection. The research subjects were students of class X TKJ SMK Al-Mubaarok
Rembang. Data collection techniques using tests, observations, field notes, and documentation. The results
showed that there was an increase in students' ability to create creative dance works using the saposation
method, namely 25 people with details of 10 people getting a score of 80-90, 15 people getting a score of 70-
80. Thus the completeness value is 100%. The results of 100% completeness show that the use of the saposation
method in the dance learning process at SMK Al-Mubaarok Rembang can improve the skills of creating dance.
Keywords: Saposation Method, Teacher Skills, Interests and Student Learning Outcomes
BAB 1
PENDAHULUAN
Gambar 1 menampilkan peserta didik terletak di dalam kelas serta mencermati uraian guru
menimpa tata cara saposasi. Nampak peserta didik mencermati dengan seksama saat
sebelum proses pendidikan berikutnya.
Proses pendidikan dimulai dengan uraian secara universal serta pemilihan kumpulan
formasi tari yang hendak didiskusikan oleh peserta didik dalam kelompok- kelompok kecil.
Diungkapkan oleh Kartono( 2001) kalau kelompok merupakan kumpulan 2 ataupun lebih
orang yang mempunyai makna serta nilai orang yang lain satu sama lain. Yang memiliki
karakteristik terdiri atas individu- individu, tidak wajib senantiasa homogen, namun
memiliki kerjasama, tujuan, kebutuhan, serta atensi yang sama( Slamet, 2010).
Pengelompokan peserta didik buat mempermudah dalam proses mencipta tari kreasi
Nusantara. Dalam aktivitas dialog serta latihan, anggota kelompok leluasa buat
mengemukakan pendapatnya.
Proses pendidikan mencipta tari berikutnya merupakan mendiskusikan tentang
pembagian penarinya serta langkah- langkah melaksanakan perpindahan formasi tari,
melaksanakan latihan buat mempraktekkan formasi tari/ pola lantai, membagikan macam
gerak tangan, kaki, tubuh, serta kepala secara bertahap, melaksanakan latihan gerakan serta
formasi/ pola lantai dengan memakai hitungan/ ketukan, mencari musik yang cocok dengan
macam gerak tari tiap- tiap kelompok, membuatkan konsep tari cocok dengan tarian kreasi
mereka, serta menunjukkan tarian di dalam kelas. Pemuatan foto proses melaksanakan
latihan serta penyajian tari bisa dilihat pada gambar 2( a) serta( b).
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek Penelitan Tindakan Kelas ini merupakan peserta didik kelas X TKJ SMK Al-
Mubaarok Rembang tahun pelajaran 2021-2022. Jumlah totalitas peserta didik di kelas X TKJ
merupakan 25 peserta didik. Kelas ini diseleksi sebab nilai rata- rata seni budaya masih rendah
dibanding kelas yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di SMK Al- Mubaarok Rembang pada mata pelajaran seni budaya
materi menciptakan karya tari kreasi kelas X semester genap.
Penelitian ini hendak dilaksanakan pada semester genap tahun 2021-2022 dari bulan
Januari hingga dengan Februari 2022. Waktu pendidikan berkaitan dengan kalender akademik
sekolah, sebab pendidikan yang hendak dilaksanakan membutuhkan sebagian siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efisien.
C. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Aksi Kelas( PTK). PTK dicoba dalam wujud empat
langkah proses penilaian siklus:( 1) perencanaan,( 2) aksi,( 3) observasi( pengamatan), serta(
4) refleksi.
Penelitian ini hendak dicoba minimun dalam 2 siklus. Tiap siklus dicoba 2 kali pertemuan.
Sehingga penelitian ini dicoba kurang lebih sepanjang 2 bulan( tercantum di dalamnya
penataan proposal hingga pembuatan laporan). Hasil yang diharapkan tiap siklus merupakan
terdapatnya kenaikan kompetensi akademis, spesialnya keahlian dalam mencipta karya tari.
Berikut ini penulis akan menguraikan prosedur dari keempat kegiatan PTK tersebut.
1. Siklus 1
a. Perencanaan tindakan siklus 1
1) Penyusunan Modul Ajar dengan model pendidikan yang direncanakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas( PTK).
2) Penataan lembar permasalahan/ lembar kerja peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Membuat tugas unjuk kerja mencipta karya tari untuk mengenali hasil belajar
peserta didik.
4) Membentuk kelompok secara homogen.
5) Meberikan penjelasan pada peserta didik mengenai metode penerapan model
pendidikan yang akan dilaksanakan.
b. Pelaksanaan tindakan silkus 1
1) Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat..
Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran,
peserta didik dibimbing untuk belajar Seni tari lewat tata cara saposasi, ada pula
langkah–langkah yang dilakukan adalah ( sesuaikan dengan sekenario pendidikan)
2) Kegiatan penutup
Guru melihat dan memberikan nilai kepada peserta didik yang sudah
mempraktekan serta mempresentasikan hasil karya tari kreasi bersama
kelompoknya.
c. Pengamatan siklus 1
Pengamatan dicoba sepanjang proses pendidikan berlangsung. Dalam perihal ini
guru selaku periset memandang perkembanagn peserta didik sepanjang melakukan tata
cara saposasi yang sudah diterapkan. Apakah mereka bisa mempraktikkan dalam
penciptaan karya tari kreasi ataupun mereka merasa kesusahan dalam mempraktikkan
tata cara tersebut.
d. Refleksi siklus 1
Pada tahapan ini guru serta pula selaku periset melaksanakan analisa atas informasi
yang sudah didapat pada dikala pelaksanaan tata cara saposasi. Analisa ini digunakan
selaku penilaian terhadap kinerja pembuatan karya tari kreasi apakah mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan keahlian pembuatan karya tari kreasi peserta didik
ataukah tidak mempunyai pengaruh. Dalam refleksi sesi ini periset mengkaji apa yang
sudah ataupun belum sukses dalam pelaksanaan riset, apa yang sudah dihasilkan serta
mengapa hal itu terjadi.
2. Siklus 2
a. Perencanaan tindakan siklus 2
1) Penyusunan Modul Ajar dengan model pendidikan yang direncanakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas( PTK).
2) Penataan lembar permasalahan/ lembar kerja peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode saposasi untuk dua
kali pertemuan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi
satu.
b. Pelaksanaan tindakan siklus 2
Pada tahap ini penulis melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan yang
sudah diperbaiki berdasar pada refleksi siklus satu.
c. Pengamatan sillus 2
Pada tahap ini, ketika penulis melakukan aktivitas pembelajaran, penulis dibantu
oleh teman sejawat yang berperan selaku observer untuk melaksanakan aktivitas
pengamatan. Ada pula yang dijadikan objek pengamatan merupakan proses penerapan
pembelajaran serta hasil belajar peserta didik sepanjang menjajaki proses
pembelajaran.
d. Refleksi siklus 2
Setelah penulis serta teman sejawat mendapatkan data berbentuk pelaksanaan
pembelajaran di kelas serta hasil menciptakan karya tari kreasi pada siklus kedua,
sehingga penulis dan teman sejawat melaksanakan dialog refleksi. Aktivitas ini
dimaksudkan buat mengenali kelemahan- kelemahan dalam penerapan pembelajaran
serta membagikan pemecahan untuk revisi pada siklus selanjutnya, ialah siklus ketiga.
Tetapi, bila hasil yang diharapkan terdapat kenaikan, maka pengambilan data berakhir
pada siklus 2.
D. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
hasil rata-rata nilai hasil cipta karya tari peserta didik setelah melakukan unjuk kerja
mengalami peningkatan pada akhir setiap siklus. Bagi pesefta didik yang belum mencapai
KKM memiliki prosesntasi 25% dan yang sudah tuntas KKM adalah 75%.
BAB IV
Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 20%
B. Deskripsi Penelitian
1. Siklus 1
a. Perencanaan tindakan siklus 1
Rencana tindakan pada siklus 1 yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik maka dibuat modul ajar untuk dua kali pertemuan. Modul ajar
dikembangkan dengan menggunakan motode saposasi. Modula ajar akan
diimplementasikan pada pertemuan pertama dan kedua yakni hari senin, 11 Januari
2021 dan kamis, 14 Januari 2021.
5) Meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil karya tari kreasi di depan kelas.
Jika dilihat dari table dia atas menunjukkan belajar peserta didik
mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Prosentase peserta
didik yang belum tuntas mengalami penurunan dari kondisi awal ke siklus
1 (dari 80% menjadi 45%). Prosentase peserta didik yang sudah tuntas
mengalami kenaikan dari kondisi awal ke siklus 1 (dari 20% menjadi 55%).
Indikator keberhasilan dari PTK ini adalah, PTK dikatakan sudah
berhasil jika persentase peserta didik yang nilai hasil belajarnya sudah
tuntas mencapai minimal 75%. Dari tabel menunjukkan bahwa persentase
peserta didik yang nilainya tuntas baru mencapai 55 %, maka PTK harus
dilanjutkan pada siklus 2.
b) Proses pembelajaran
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran secara umum sudah
bagus, akan tetapi harus ada beberapa yang harus diperbaiki, yaitu :
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi harus disampaiakn dengan jelas
3. Peserta didik kurang kreatif dalam menciptakan gerak tari
4. Guru harus memberikan contoh gerakan tari
5. Pemberian tugas haris ditingkatkan
2) Refleksi siklus 1
Hasil dari kegiatan refleksi adalah sebagai berikut :
Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran secara rinci, agar tujuan
pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru menjelaskan cakupan materi
secara rinci, agar peserta didik tidak terbebani dengan materi yang terlalu luas.
Guru memberikan contoh-contoh gerak tari. Guru memperbaiki cara melakukan
refleksi, yaitu menujukkan kesalahan secara detail pada masing-masing
kelompok serta solusinya, seraya memberikan motivasi agar belajar lebih
ditingkatkan lagi. Guru memberikan tugas yang ringan sampai yang sulit. Guru
secara umum harus mengoptimalkan langkah-langkah tindakan yang mendapat
skor Baik (2) agar lebih meningkat ke Sangat Baik (3).
2. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan Siklus 2
Rencana tindakan pada silus 2 untyuk memperbaiki hasil belajar peserta didik
dibuat modul ajar untuk dua kali pertemuan. Modul ajar dikembangkan dengun
mnggunkan metode saposasi sama dengan siklus 1. Senin 18 Januari 2021 dan
Kamis 21 Januari 2021. Secara umum langkah-langlah pembelajaran pada siklus 2
sama, perbedaannya adalah pada tidakan setiap langkah dioptimalkan sesuai ahsil
reffleksi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa proses pembelajaran berlangsung
sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Secara umum sudah sesuai dengan rencana tindakan modul ajar pertemuan
pertama. Berdasarkan observasi dan hasil analisis data diketahui bahwa
pembelajaran sudah berlangsung sangat baik.
2) Pertemuan kedua
Secara umum sudah sesuai dengan rencana modul ajar pertemuan kedua.
Bderdasarkan observasi hasil analisis data diketahui bahwa pembelajaran sudah
berlangsung baik. Hambatan yang terjadi pada siklus satu sudah ditungkatkan
menjadi lebih baik.
c. Hasil Penelitian dan Refleksi Siklus 2
1) Hasil penelitian siklus 2
a) Hasil belajar
Dari hasil ulangan di akhir siklus-2 menunjukkan bahwa Persentase Peserta
didik yang belum tuntas: 20%
Persentase peserta didik yang sudah tuntas: 80%
Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik Siklus
Hasil Belajar Kondisi Siklus
Awal
Siklus 1 Siklus 2
Jika dilihat dari table di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
didik mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Persentase peserta
didik yang belum tuntas mengalami penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 (dari
45% menjadi 20%). Persentase peserta didik yang sudah tuntas mengalami
kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 (dari 55% menjadi 80%).
b) Proseas pembelajaran
Dari tiga observer menunjukkan bahwa pembelajaran secara umum sudah
sangat baik.
2) Refleksi siklus 2
Dari analisis data hasil belajar peserta didik menunjukkan dari kondisi
awal ke siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan yang cukup berarti.
Presentasi hsil belajar pada siklus dua sudah mencapai target bahkan melebihi.
Dari analisis data menunjukkan proses pembelajaran yang dilakukan
pada siklus 2 jauh lebih baik dibanding siklus 1. Secara umum proses
pembelajaran siklus 2 kategorinya sangat bagus. Dari data-data tersebut
menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru (peneliti) terus
mengalami perbaikan dan sudah mencapai sesuai yang ditargetkan. Maka siklus
PTK ini selesai pada siklus 2 saja.
C. Pembahasan
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, sangat diperlukan adanya variasi dalam proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam belajar. Guru
harus mencari metode yang tepat untuk meningkatkan belajar peserta didik karena proses
pembelajaran yang monoton akan berdampak negatif pada keaktifan peserta didik.
Metode saposasi digunakan guru dengan harapan bisa meningkatkan keaktifan dan
kekreatifitasan belajar peserta didik. Setelah memberikan tindakan kepada peserta didik
melalui metode saposasi, dapat dilihat adanya peningkatan yang segnifikan pada hasil peserta
didik. Guru bisa merancang secara kreatif pada setiap langkah metode ini. Hal ini dapat diloihat
sebagai berikut :
1. Siklus pertama
Pada siklus ini guru telah menerapkan langkah-langkah metode saposasi sesuai
dengan prosedur. Tetapi pada pelaksanaanya belum optimal karena ada beberapa langkah
yang dilakukan memerlukan perbaikan, yakni tujuan pembelajaran kurang rinci, cakupan
materi kurang rinci, peserta didik tidak aktif dalam mencari gerakan, kegiatan seharusnya
dilakukan secara berkelompok, refleksi perlu ditingkatkan. Tetapi secara umum pada siklus
ini hasilnya lebih baik dibanding kondisi awal pada aspek kekreatifan belajar peserta didik.
Setelah dilaksanakan kegiatan diskusi refleksi, kekurangan-kekurangan tersebut
diperbaiki, yakni dengan: Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran secara rinci, agar
tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru menjelaskan cakupan materi secara
rinci, agar peserta didik tidak terbebani dengan materi yang terlalu luas. Guru memberikan
contoh-contoh gerak tari. Guru memperbaiki cara melakukan refleksi, yaitu menujukkan
kesalahan secara detail pada masing-masing kelompok serta solusinya, seraya memberikan
motivasi agar belajar lebih ditingkatkan lagi. Guru memberikan tugas yang ringan sampai
yang sulit. Guru secara umum harus mengoptimalkan langkah-langkah tindakan yang
mendapat skor Baik (2) agar lebih meningkat ke Sangat Baik (3).
2. Siklus kedua
Dari analisis data belajar peserta didik menunjukkan kondisi awal siklus 1 dan
siklus 2 mengalami peningkatan yang cukup berarti. Presentase hasil belajar peserta didik
pada siklus 2 sudah mencapai target. Data ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru memberikan dampak bagi pengingkatan hasil belajar peserta
didik dalam menciptakan karya tari kreasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dan grafik berikut ini:
Hasil belajar kondisi awal siklus 1 dan 2
No. Kategori nilai Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
80%
60%
40%
20%
0%
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Dari analisis data menunjukkanproses pembelajaran pada siklus 2 jauh lebih baik
daripada siklus 1. Proses pembelajaran siklus 2 kategorinya sanagat bagus. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan guru mengalami perbaikan dan
sudah sesuai yang ditargetkan. Maka siklus PTK ini selesai pada siklus 2 saja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dengan judul:” Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menciptakan
karya tari kreasi dengan menggunakan metode saposasi pada semester genap kelas X TKJ
SMK Al-Mubaarok Rembang semester genap tahun ajaran 2021-2022”, dapat disimpulkan
hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan.presentase
peserta didik yang belum tuntas mengalami penurunan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 45%
menjadi 20%. Presentase peserta didik yang sudah tuntas mengalami kenaikan dari siklus satu
ke siklus 2 yaitu 55% menjadi 80%. Indikator keberhasilan PTK ini adalah bahwa PTK ini
dikatakan berhasil jika presentase peserta didik yang nilai hasil belajarnya sudah tuntas
mencapai minial 75%. Dari tabel menujukkan bahwa presentase peserta didik yang nilainya
sudah tuntas mencapai 80%, maka PTK dikatakan sudah berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Hernowo, Mengikat Makna, 2002. Bandung: Kaifa
Wina Sanjaya 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Candrawati , Lilin . 2016 . Modul Pelatihan Guru Pembelajar : Mata Pelajaran SeniBudaya Seni
Tari SMA. Jakarta . Direktorat pendidikan Dasar dan Menengah Press.
Hidayat, Robby . 2005 . Wawasan Seni Tari : Pengetahuan Praktis Bagi Guru SeniTari . Malang .
UNM Press.
Jazuli , Muhamad . 2008 . Pendidikan Seni Budaya : Suplemen Pembelajaran Senitari. Semarang
.UNNES Press.
Rembang, 20 Januari 2021
Mengetahui