Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN

KONSEP KOREOGRAFI MELALUI AUDIOVISUAL DI SMPN


1 BANJAR MARGO

(ARTIKEL SKRIPSI)

Oleh

I WAYAN JASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
2

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN


KONSEP KOREOGRAFI MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL

Oleh

I WAYAN JASTRA

(ARTIKEL SKRIPSI)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
3

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP


KREOGRAFI MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL

Oleh
I Wayan Jastra

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran tari
kreasi Lampung dengan konsep koreografi melalui media audiovisual di
Ekstrkurikuler SMP Negeri 1 Banjar Margo Kabupaten Tulang
Bawang.Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan: observasi, wawancara, dokumentasi tes
praktik dan nontes. Proses pembelajaran tari kreasi Lampung melalui media
audiovisual dilakukan dengan tiga langkah, yaitu aspek penciptaan gerak dengan
hasil siswa hanya mampu menciptakan enam ragam gerak dengan variasi
berbeda. Pada penghayatan siswa menggerakkan gerak tari dengan senyum yang
berlebihan, dan pada pola lantai siswa mampu menciptakan 7 pola lantai dengan
level, transisi ruang bersama dengan kelompoknya dengan hasil nilai 69;
kategori “cukup”.

Kata kunci: audiovisual, koreografi, pembelajaran, tari kreasi lampung,

LEARNING CREATION DANCE LAMPUNG WITH CHOREOGRAPHY


CONCEPT THROUGH AUDIOVISUAL

Abstract

The aim this research was to observe the process and learning outcomes of
Lampung creation dance with a choreography concept through audiovisual in
extracurricular SMP Negeri 1 Banjar Margo Tulang Bawang. Observation,
interview, documentation, testing practices, and non test used as data collection
techniques of this study. In learning process of Lampung creation dance, through
audiovisual media it was done by assessing three aspects such as creation of
emotions that make the students are able to create six range of motions with
different variation. On the appreciative of emotions, smile the looks so excessive,
and the pattern of floor, the students are able to create seven of floor pattern,
transition with the group.The results was showed the average value of 69 with
enough category of “sufficient"

Keywords: audiovisual, choreography, learning,Lampung creation dance,


4

PENDAHULUAN maksimal. Tahapan koreografi


dibutuhkan tingkat kreativitas yang
1.1 Latar Belakang tinggi, sehingga siswa mempunyai
Pendidikan adalah usaha sadar dan kesempatan untuk menuangkan ide-
terencana untuk mewujudkan suasana ide kreatif dalam sebuah gerakan baru.
belajar dan proses pembelajaran agar Setiap siswa memiliki hak yang sama
siswa secara aktif mengembangkan untuk menuangkan ide-ide kreatif
potensi dirinya untuk memiliki yang mereka punya. Hal tersebut
kekuatan spiritual keagamaan, sangat berkaitan dengan masalah yang
pengendalian diri, kepribadian, akan digali pada penelitian ini yaitu
kecerdasan, akhlak mulia serta siswa dituntut kreatif dalam
keterampilan yang diperlukan dirinya, menciptakan suatu gerakan tari kreasi
masyarakat, bangsa dan negara (UU yang berpacu dengan gerakan tari
No. 20 tahun 2003). tradisi yang sudah diberikan oleh guru
Istilah koreografi atau komposisi tari ekstrakurikuler. Mengapa
tari sesuai dengan arti katanya, berasal pembelajaran dengan konsep
dari kata Yunani choreia yang berarti koreografi penting untuk dipelajari di
tari masal atau kelompok, dan kata sekolah karena menunjang kreativitas
grapho yang berarti catatan sehingga siswa dalam mengembangkan
apabila hanya dipahami dari konsep penciptaan tari kreasi Lampung.
arti katanya saja, berarti catatan tari Media audiovisual pada mata
masal atau kelompok. Koreografi pelajaran seni budaya khususnya seni
sebagai pengertian konsep, adalah tari sangat diperlukan, karena dengan
proses perencanaan, penyeleksian, asumsi bahwa audiovisual yang dapat
sampai kepada pembentukan (form- menampilkan demonstrasi mata pe-
ing) gerak tari dengan maksud dan lajaran secara visual akan membuat
tujuan tertentu (Hadi 2011:01). siswa tertarik dan senang sehingga
Artinya koreografi dapat dipahami membantu siswa memecahkan sebuah
sebaik mungkin sebagai seni materi. Demi menciptakan
comperative atau kerja sama penari pembelajaran yang berpusat pada
dalam menyusun sebuah tarian baru. siswa, guru sangat mengharapkan
Pada pembelajaran tari meng- siswa mampu mengembangkan
gunakan 3 langkah koreografi yaitu bakatnya di luar jam pelajaran sekolah.
menggunakan media audiovisual, Namun untuk menciptakan keadaan
penciptaan gerak, penghayatan, dan tersebut, perlu ada stimulus yang
pola lantai. Untuk masing-masing nyata bagi siswa. Audiovisual ini
tahapan guru selalu memberikan diharapkan mampu membuat siswa
penilaian proses untuk setiap per- tertarik dan memahami pelajaran serta
temuan, dan siswa ditugaskan untuk dapat meningkatkan hasil belajar
mengkreasikan tari yang sudah khususnya dalam mata pelajaran seni
diberikan oleh guru. Pada setiap tahap tari.
siswa harus bisa melakukan atau bisa Berdasarkan pernyataan di atas
menciptakan sebuah tarian sehingga maka jelas bahwa pembelajaran de-
pada saat penilaian berlangsung me- ngan menggunakan audiovisual dapat
reka bisa mendapatkan hasil yang memberikan manfaat positif dalam
5

proses belajar. Audiovisual ini yang karakteristik siswa. (Azhar, 2015:19).


dimaksud di dalam penelitian ini Pembelajaran dengan konsep
adalah media yang dikemas di dalam kreografi di SMP Negeri 1 Banjar
bentuk interaktif. Beberapa Margo Kabupaten Tulang Bawang,
keuntungan pembelajaran dengan diadakan dengan tujuan untuk
menggunakan media audiovisual menambah kreativitas dan hasil proses
seperti memberikan rangsangan dan pem-belajaran siswa dalam
motivasi untuk belajar, menciptakan menciptakan sebuah tari kreasi
efek audio dan visual, adanya konsep Lampung dengan menggunakan
pemanggilan kembali konsep yang media audiovisual. SMP Negeri 1
sudah tercatat, mendorong siswa Banjar Margo Kabupaten Tulang
untuk belajar aktif. Adapun manfaat Bawang penggunaan pembelajaran
media audiovisual dalam audiovisual dilakukan dengan
pembelajaran adalah Pertama, pemberian video berupa tari kreasi
pembelajaran akan lebih menarik Lampung dimana siswa mampu dan
siswa sehingga dapat menumbuhkan dapat menciptakan tari kreasi
motivasi siswa. Kedua, bahan Lampung dengan ragam gerak tari
pembelajaran akan lebih jelas yang sudah ditentukan oleh guru
maknanya sehingga lebih dipahami bidang studinya sehingga perlu
oleh siswa mencapai tujuan yang lebih dilakukan sebuah penelitian untuk
baik. Ketiga, siswa lebih banyak mengetahui proses pembelajaran dan
melakukan kegiatan belajar sebab hasil pembelajaran SMP Negeri 1
tidak hanya mendengarkan uraian dari Banjar Margo Kabupaten Tulang
guru tetapi juga aktivitas lain seperti Bawang. Penelitian terdahulu yang
mengamati, melakukan, dilakukan oleh Nabila Kurnia Adzan
mendemonstrasikan dan lain-lain. (2013), dengan menggunakan tahapan
Diharapkan dengan penggunaan koreografi menerangkan bahwa
media audiovisual dapat “Pembelajaran tari menggunakan
meningkatkan hasil belajar seni tari. tahapan koreografi pada kegiatan
Dalam suatu proses belajar-mengajar, ekstrakurikuler di SMA Negeri 5
dua unsur yang amat penting adalah Bandar Lampung pada tahun 2013,
metode mengajar dan media dalam tulisannya mengkaji proses
pembelajaran. Kedua aspek ini saling pembelajaran, kemudian pada pe-
berkaitan. Pemilihan salah satu nelitian terdahulu contoh tari yang
metode mengajar tertentu akan digunakan berbeda, ia menggunakan
mempengaruhi jenis media contoh tari Bedana sebagai tari yang
pembelajaran yang sesuai, meskipun akan dikreasikan oleh siswa. Untuk
masih ada berbagai aspek lain yang tari Bedana yang dikreasikan adalah
harus diperhatikan dalam memilih ragam gerak hombak moloh, ayun,
media antara lain yang harus ayun gantung, pada penelitian se
diperhatikan dalam media, antara lain karang menggunakan contoh ragam
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan gerak tari sigeh penguten dan tari
respon yang diharapkan siswa kuasai Bedayo Tulang Bawang sebagai tari
setelah pembelajaran yang tradisi yang akan dikreasikan.
berlangsung, dan konteks Gerakan yang digunakan dalam pe-
pembelajaran yang termaksud nelitian ini adalah ragam gerak
6

samber melayang, lipeto, tolak tebing,


lapah tebeng, ngetir dan mapan bias 1.4. Manfaat Penelitian
puta. Dengan demikian dibutuhkan Penelitian ini memiliki manfaat
sebuah penelitian tentang sebagai berikut:
pembelajaran tari kreasi Lampung 1. Bahan pengetahuan tentang
dengan konsep koreografi melalui penggunaan media audiovisual
media audiovisual pada pada kegiatan pembelajaran tari
ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 kreasi Lampung dengan konsep
Banjar Margo Kabupaten Tulang koreografi.
Bawang. 2. Sebagai bahan masukan bagi
guru dan sekolah agar dapat
1.2. Rumusan Masalah menggunakan media audiovisual
Berdasarkan latar belakang di atas, pada kegiatan pembelajaran tari
masalah yang timbul sebagai berikut: untuk meningkatkan kemampuan
1. Bagaimana proses menari tari kreasi Lampung
pembelajaran tari kreasi Lampung dengan konsep koreografi.
dengan konsep koreografi melalui
media audiovisual di 1.5. Ruang Lingkup Penelitian
ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Ruang lingkup dalam penelitian ini
Banjar Margo Kabupaten Tulang meliputi:
Bawang ? 1. Subjek penelitian adalah
2. Bagaimana hasil siswa-siswi SMP Negeri 1 Banjar
pembelajaran tari kreasi Margo Kabupaten Tulang Bawang
Lampung dengan konsep yang mengikuti ekstrakurikuler
koreografi melalui media ber-jumlah ± 17 orang.
audiovisual di ekstrakurikuler 2. Objek penelitian adalah pem-
SMP Negeri 1 Banjar Margo belajaran tari kreasi Lampung
Kab. Tulang Bawanng ? dengan konsep koreografi melalui
media audiovisualdi
1.3. Tujuan Penelitian ekstrakurikuler SMP Negeri 1
Berdasarkan rumusan masalah di Banjar Margo Kabupaten Tulang
atas, maka dapat dijelaskan tujuan Bawang.
penelitian ini adalah sebagai berikut: 3. Penelitian ini dilakukan pada
1. Mendeskripsikan proses semester genap yaitu selama 7 kali
pembelajaran tari kreasi Lampung pertemuan yang dilaksanakan
dengan konsep koreografi melalui pada bulan Januari 2016.
media audiovisual di
ekstrakurikuler SMP Negeri 1 METODE PENELITIAN
Banjar Margo Kabupaten Tulang
Bawang. 2.1 Teknik Pengumpulan Data
2. Mendeskripsikan hasil Teknik pengumpulan data
pembelajaran tari kreasi merupakan langkah yang paling
Lampungdengan konsep utama dalam penelitian,karena tujuan
koreografi melalui media utama dari penelitian adalah
audiovisual di ekstrakurikuler SMP mendapatkan data.Tanpa mengetahui
Negeri 1 Banjar Margo Kabupaten teknik pengumpulan data, maka
Tulang Bawang. peneliti tidak akan mendapatkan data
7

yang memenuhi standar data yang dengan dokumentasi tertulis lain


ditetapkan (Sugiyono, 2008:308). memiliki oleh guru dan catatan hasil
wawancara.
2.1.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan atau 2.1.4 Tes Praktik
mengamati sesuatu kejadian data Tes praktik penelitian ini
yang dilakukan dengan cara digunakan untuk mengukur
mengadakan pengamatan secara teliti. kemampuan siswa sampai sejauh
Penelitian ini menggunakan jenis mana keberhasilan siswa dalam
observasi non-partisipatif, di mana melakukan proses pembelajaran di
pengumpulan data yang tidak ekstrakurikuler tari. Dengan demikian
mengharuskan pe-nelitian melibatkan perlu dilakukan tes aktifitas belajar
diri dalam kehidupan dari masyarakat siswa, pengamatan konsep koreografi
yang diteliti untuk dapat melibatkan dengan instrumen yang berupa lembar
dan memahami gejala-gejala yang ada. pengamatan tes praktik.

2.1.2 Wawancara 2.2 Analisis Data


Wawancara merupakan salah satu Menurut Miles dan Huberman
teknik untuk mengumpulkan data dan (1990) dalam Mukhtar (2013:135),
informasi. Penggunaan teknik ini analisis data dalam peneltian
didasarkan untuk mengali yang tidak deskriptif kualitatif terdiri dari:
hanya pada hal yang diketahui dan a. Pengumpulan data merupakan
yang dialami subjek yang diteliti, proses yang berlangsung sepanjang
tetapi hal yang tersembunyi jauh di penelitian, dengan menggunakan
dalam diri. Wawancara digunakan seperangkat instrument yang telah
sebagai teknik pengumpulan data, bila disiapkan, guna memproleh
peneliti atau pengumpul data telah informasi data melalui observasi,
menggetahui dengan pasti tentang wawancara dan dokumentasi.
informasia payang diperoleh Dalam proses pengumpulan data
(Sugiyono,2013:319). Penelitian ini ini, seorang penelitian dapat
menggunakan wawancara secara melakukan analisis secara
terstruktur,wawancara dilakukan langsung, sesuai dengan informasi
kepada, kepala sekolah, guru seni data yang diperoleh di lapangan.
budaya dan siswa yang mengikuti b. Reduksi data menunjukan proses
kegiatan ekstrakurikuler tari disekolah. penyeleksi, memfokuskan, me-
Penelitian ini dilakukan untuk nyederhanakan, mengabstraksikan,
memperoleh data secara langsung dari dan mentransformasi data mentah
informan. yang muncul dalam dalam penulis-
an catatan lapangan. Reduksi data
2.1.3. Dokumentasi bukan merupakan suatu yang
Pada penelitian kali ini terpisah dari analisis. Reduksi data
dokumentasi digunakan untuk adalah suatu bentuk analisis yang
pengambilan foto, video yang diambil tajam, ringkas, terfokus,
dalam setiap pertemuan. Setelah membuang data yang tidak penting,
mendapatkan hasil penelitian berupa dan mengorganisasikan data
dokumentasi kegiatan proses belajar sebagai cara untuk mengambarkan
mengajar peneliti juga memperkuat dan memverifikasi kesimpulan
8

akhir. Pertemuan pertama dilakukan


c. Display data adalah usaha me- pada hari Sabtu, 09 Januari 2016
rangkai informasi yang terorganisir pukul 10.15 WIB. Pembelajaran
dalam upaya mengambarkan ke- dilaksanakan di ruangan multimedia
simpulan dan mengambil tindakan. dengan menerapkan media
Sebagaimana reduksi data, kreasi audiovisual. Dalam pembelajaran
dan penggunaan display juga guru memberikan video tari kreasi
bukan merupakan sesuatu yang dalam pembelajaran di
terpisah dari analisis data, akan ekstrakurikuler tari. Pembelajaran ini
tetapi merupakan bagian dari dimaksud agar siswa paham dengan
analisis. materi yang dipelajari dan dapat
d. Vertifikasi dan menarik mengkreativitaskan ragam gerak yang
kesimpulan merupakan aktivitas diberikan menjadi 1 tarian utuh sesuai
analisis, di mana pada awal konsep koreografi. Sarana dan
pengumpulan data, seorang analis prasarana yang menunjang
mulai memutuskan apakah sesuatu pembelajaran tari kreasi Lampung
bermakna, atau tidak mempunyai melalui media audiovisual adalah
keteraturan, pola, penjelasan, LCD, speaker, laptop. Penilaian
kemungkinan konfigurasi, dilakukan dengan menggunakan
hubungan sebab akibat, dan instrumen penilaian nontes dengan
proposisi. hasil tahap audiovisual yaitu siswa
lebih banyak memperhatikan
HASIL DAN PEMBAHASAN tanyangan video tari kreasi Lampung
yang berikan oleh guru karena siswa
3.1 Gambaran Sekolah baru mengetahui video ditampilkan
SMP Negeri 1 Banjar Margo yang merupakan tari kreasi Lampung yang
beralamat di jalan Lintas timur KM. luar biasa dan guru baru pertama
149 Penawarrejo, Kec. Banjar Margo, menampilkan video berupa tari kreasi
Kab. Tulang Bawang Kode Pos Lampung yang biasanya siswa selalu
34595. Pengelolaan SMP Negeri 1 memperhatikan tayangan video
Banjar Margo pada dasarnya sama berupa tari sigeh pengunten, tari
dengan sekolah lain, berdasarkan bedana, dan lain-lain sehingga
pada program yang ada dan instrumen penilaian ini membuat
pertimbangan situasi dan kondisi serta siswa lebih banyak memperhatikan
animo masyarakat yang ada. Ruang tanyangan video tari kreasi Lampung
kelas yang digunakan untuk yang diberikan oleh guru.
menampung siswa yang berjumlah 24
rombel yang masing-masing rombel b) Pertemuan Kedua
terdiri dari 24-28 siswa. Pertemuan kedua dilakukan pada
hari Rabu, 13 Januari 2016 pukul
3.2 Pembahasan Pembelajaran 14.00. WIB. Pemberian meteri ragam
Tari Kreasi Lampung Dengan dilakukan secara bertahap dari gerak
Konsep Koreografi Melalui lipeto, samber melayang, getir,
Audiovisual mapan bias puta dan lapah tebeng
yang dikreasikan membentuk sebuah
a) Pertemuan Pertama tarian baru dengan hasil pengamatan
9

tes praktik ragam gerak lipeto, masing-masing siswa memiliki ketua


samber melayang, getir, mapan bias yang mengkoordinir kelompoknya
puta, dan tolak tebing menurut aspek dalam mengkreasikan ragam gerak
hafalan gerak dengan pencapaian yang sudah diberikan oleh guru.
yang dikategorikan “kurang” karena Selanjutnya dilakukan diskusi dengan
siswa belum mampu mengahafal tujuan untuk memperoleh ide-ide
bentuk dan hitungan gerak tersebut. yang muncul pada setiap siswa dalam
Menurut hasil wawancara siswa kreativitas mengkreasikan ragam
bahwa peserta didik kurang mampu gerak. Pada pertemuan keempat peng-
mempraktikan ke 5 ragam gerak ter- gunaan vidio membutuhkan sebuah
sebut dengan benar yang merupakan alat: LCD, Labtop, dan speaker.
gerakan yang sulit dilakukan secara Vidio yang digunakan adalah vidio
berkelanjutan dengan arah yang tari muli siger, tari bhedana kreasi
berbeda dan terdapat gerakan dan lain sebagainya dengan hasil
memutar sehingga siswa terkadang pengamatan tahap audiovisual dengan
tertukar arah putaran saat melakukan beberapa aspek pengamatan yaitu
ragam gerak selanjutnya. siswa memperhatikan tayangan video
tari kreasi Lampung yang diberikan
oleh guru; siswa bertanya kepada
c) Pertemuan Ketiga guru tentang makna dari tarian
Pertemuan ketiga dilakukan pada tersebut; siswa menayakan kepada
hari Kamis, 14 Januari 2016 pukul guru busana dan aksesoris apa saja
14.00 WIB di ruangan kelas 71. yang dipakai; dan siswa sudah
Pembelajaran hari ini dilakukan mengerti dengan konsep tayangan
dengan mengulas materi yang video tari kreasi Lampung. Secara
sebelumnya sudah diajarkan oleh keseluruhan pencapaian tes praktik
guru. Penggunaan vidio dilakukan kelompok dapat dikate-gorikan
dengan cara televisi dihubungkan “cukup” pengaruh terbesar tiap
dengan laptop dan pengeras suara kelompok mendapatkan kategori
atau speaker. Pada pertemuan ini, “cukup” yaitu pada kreativitas
vidio yang digunakan adalah tari muli penciptaan gerak siswa bersama
siger, tari bedhana kreasi dan lain kelompoknya hanya mampu
sebagainya dengan hasil keseluruhan menciptakan 6 ragam gerak dengan
pencapaian tes praktik tahap ini dapat variasi berbeda. Selain kategori itu,
dikategorikan “cukup” dimana siswa kreativitas melakukan penghayatan
mampu memperagakan ragam gerak siswa bersama kelompoknya mem-
tari kreasi Lampung yang sudah peragakan gerak tari dengan
diterapkan guru ekstrakurikuler tari. tersenyum yang terlihat berlebihan.
Pada kreativitas pola lantai siswa
d) Pertemuan Keempat hanya mampu menciptakan 6 pola
Pertemuan keempat dilakukan lantai dengan level, transisi ruang
pada hari Jumat, 15 Januari 2016 bersama dengan kelompoknya.
pukul 13.00 WIB di ruangan
ekstrakurikuler tari. Setelah selesai e) Pertemuan Kelima
pemanasan dilanjutkan dengan mem- Pertemuan kelima dilakukan pada
bagi kelompok menjadi 3 kelompok, hari Rabu, 20 Januari 2016 pukul
10

14.00 WIB di ruangan ekstrakurikuler praktik tahap ini dapat dikategorikan


tari. Penggunaan vidio dilakukan “baik” dimana siswa sudah dapat
hanya menggunakan labtop dan memperagakan ragam gerak tari
speaker. Vidio yang digunakan kreasi Lampung yang sudah
adalah tari muli siger, tari bedana ditentukan oleh guru ekstrakurikuler
kreasi dan lain sebagainya. Mengenai tari. Secara keseluruhan pencapaian
instrumen penilaian menerangkan tes praktik kelompok ini dapat
bahwa siswa pada tahap audiovisual dikategorikan “baik” di mana setiap
lebih banyak memperhatikan kelompok memiliki kelebihan sesuai
tanyangan video tari kreasi Lampung kriteria yang menjadi acuan penilaian
yang berikan oleh guru. Selain guru yaitu aspek kreativitas
memperhatikan siswa juga sudah penciptaan gerak, kreativitas melalui
mengerti dengan konsep tayangan penghayatan, dan kreativitas pola
video tari kreasi Lampung sehingga lantai. Dengan hasil tes praktik
siswa dapat menerapkan pada kelompok pada tahap ini mampu
kelompok mereka, dan apa yang memperagakan ragam gerak yang
mereka lihat menjadi patokan siswa dikreasikan sesuai dengan ragam
membuat sebuah tarian. Secara ke- gerak tari kreasi Lampung yang sudah
seluruhan pencapaian tes praktik ditentukan oleh guru ekstrakurikuler
tahap ini dapat dikategorikan “cukup” tari. Setiap kelompok mengalami
dimana siswa mampu memperagakan peningkatan dalam proses
ragam gerak tari kreasi Lampung pembelajaran di mana pembelajaran
yang sudah ditentukan oleh guru ini berkaitan dengan ragam gerak
ekstrakurikuler tari. Secara ke- yang sudah diterapkan dan
seluruhan pencapaian tes praktik peningkatan ini dipengaruhi oleh
kelompok ini dapat dikategorikan penilaian individu yang juga
“cukup” dimana setiap kelompok mengalami peningkatan
memiliki kekurangan salah satu aspek
yang menjadi penilaian guru yaitu g) Pertemuan Ketujuh
aspek kreativitas penciptaan gerak, Pertemuan ketujuh dilaksanakan
kreativitas melalui penghayatan, dan hari Sabtu, 23 Januari 2016, pukul
kreativitas pola lantai. 13.00 WIB di ruang ekstrakurikuler
tari guru menjelaskan bahwa siswa
f) Pertemuan Keenam harus menampilkan pertunjukan yang
Pertemuan keenam dilakukan maksimal. Karena ini adalah
pada hari Rabu, 21 Januari 2016 pengambilan nilai semester atau ujian
pukul 14.00 WIB di ruangan akhir semester. Pengambilan nilai
ekstrakurikuler tari. Sebelum tetap dilaksanakan dengan
melakukan pembelajaran siswa mendahulukan kelompok yang sudah
diberikan perkenalan tentang musik siap. Setelah selesai pengambilan
yang akan mereka gunakan dalam nilai selesai, guru tidak melakukan
menari tari kreasi Lampung dan penilaian teman sejawat karena sisa
pengenalan dilakukan dengan waktu yang tidak mencukupi. Guru
penyetelan musik disaat sedang mengapresiasi penampilan masing-
menunggu siswa yang belum hadir. masing kelompok dan memberikan
Secara keseluruhan pencapaian tes masukan terhadap penampilan peserta
11

didik. Dengan hasil secara menari, hanya diberikan video


keseluruhan pencapaian tes praktik mengenai tarian kreasi Lampung;
tahap ini dapat dikategorikan “baik” Kurangnya latihan sehingga membuat
dimana siswa memperoleh hasil siswa lupa ataupun salah dalam
“baik” dalam memperagakan ragam melakukan tarian; Siswa kurang
gerak tari kreasi Lampung yang sudah memiliki rasa percaya diri dalam
ditentukan oleh guru ekstrakurikuler menampilkan tarian kreasi;
tari. Siswa dapat memperoleh hasil Kurangnya keseriusan siswa dalam
“sangat baik”, dipengaruhi oleh berlatih tarian kreasi.
beberapa ragam gerak sehingga
mendapatkan hasil yang baik juga. 3.3 Penemuan penelitian dalam
Selain hal itu, siswa berlatih keras pembelajaran tari kreasi
agar memperoleh hasil baik dengan Lampung dengan konsep
cara berproses secara terus-menerus, koreografi melalui media
dan mengalami perkembangan dalam audiovisual
proses pembelajaran tari.Secara Berdasarkan penelitian yang telah
keseluruhan pencapaian tes praktik dilakukan, diperoleh penemuan dalam
kelompok ini dapat dikategorikan penelitian pembelajaran tari kreasi
“baik sekali” dimana setiap kelompok Lampung dengan konsep koreografi
memiliki kelebihan sesuai kriteria melalui media audiovisual bahwa
yang menjadi acuan penilaian guru pada ekstrakurikuler tari hanya
yaitu aspek kreativitas penciptaan menggunakan dua konsep koreografi
gerak, kreativitas melalui yang digunakan seperti: siswa
penghayatan, dan kreativitas pola menggunakan konsep gerak sebagai
lantai. elemen estestis koreografi dan konsep
Berikut adalah indikator yang waktu sebagai elemen estestis
dapat menyebabkan siswa koreografi. Siswa kurang memahami
memperoleh hasil “cukup” dalam tentang konsep ruang yang akan
memperagakan ragam gerak tari digunakan dalam membentuk tari
kreasi Lampung: Siswa baru kreasi Lampung yang berdasarkan
mempelajari mengenai tari-tarian buku Hadi (2011:10-33), menyatakan
yang ada di Lampung pada saat elemen dasar koreografi
penelitian dilakukan, dan peserta sesungguhnya tidak dapat lepaskan
didik baru mengenal namanya tari dari kesatuan elemen gerak, ruang,
bedayo Tulang Bawang yang dan waktu. Hubungan antara
sebelumnya mereka hanya mengenal kekuatan gerak, ruang, dan waktu
tari sembah, di mana tari sembah merupakan hal pokok dari sifat
dapat termaksud dalam tari sigeh koreografi sehingga ketiga elemen ini
pengunten sehingga ragam gerak membentuk “tari tunggal sensasi”
yang mereka ketahui juga minim; yang sangat berarti dalam sebuah
Guru mata pelajaran seni tari tidak koreografi. Dengan konsep koreografi
mengenal dan kurang mengetahui yang ada dapat mempermudahkan
ragam gerak tari; Guru mata pelajaran siswa untuk memahami dalam
seni tidak memiliki cukup keahlian pembuatan tari kreasi Lampung.
dalam menarikan tarian kreasi Sebaiknya proses pembelajaran
sehingga siswa tidak pernah berlatih dilakukan secara terus-menerus agar
12

memperoleh tarian yang baik dan tambahan berupa ruangan latihan;


mempunyai pengalaman dalam Dalam pemberian gerak tari yang
pembuatan tari tersebut. diajarkan guru sebaiknya memahami
dan memberikan teknik gerak seperti
KESIMPULAN DAN SARAN badan, tangan dan kaki, level,
ekspresi sehingga siswa dapat terbiasa
4.1 Kesimpulan untuk melakukannya gerak;
Berdasarkan hasil penelitian Sebaiknya untuk guru bidang tari
pembelajaran tari kreasi di diperlukan seorang guru yang
ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Banjar memiliki keahlian dan keterampilan
Margo didapatkan kesimpulan dibidangnya; Sebaiknya siswa harus
sebagai berikut: Proses pembelajaran lebih disiplin lagi dalam melakukan
tari kreasi Lampung melalui media latihan dan tarian kreasi Lampung.
audiovisual dilakukan dengan tiga
langkah tari kreasi lampung yaitu
DAFTAR PUSTAKA
aspek penciptaan gerak, penghayatan,
dan pola lantai dengan nilai 69; Hadi, S.2011.Koreografi Bentuk-
kategori “cukup” dikarenakan siswa Teknik-Isi.Yogyakarta: Cipta
hanya mampu menciptakan enam media.
ragam gerak dengan variasi berbeda.
Selain kategori itu, kreativitas siswa Azhar, A.2015. Media Pembelajaran.
melakukan penghayatan gerak tari Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dengan senyum yang terlihat
berlebihan. Pada kreativitas pola Mukhtar.2013. Metode Penelitian
lantai siswa mampu menciptakan 7 Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP
pola lantai dengan level, transisi Press Group
ruang bersama dengan kelompoknya. Sugiyono.2008.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
4.2 Saran R&D.Bandung: Alfabeta
Berdasarkan kesimpulan yang
didapatkan, maka disarankan hal-hal Sugiyono.2013. Metode Penelitian
sebagai berikut: Pihak sekolah sebaik- Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
nya mampu memberikan fasilitas Bandung: Alfabetaa

Anda mungkin juga menyukai