Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAM

MENARIKAN TARI MASKOT SEKAR JEPUN DALAM KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER TARI WAJIB BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4
ABIANSEMAL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun oleh :
ANOM HASTASENA (202001080003)
I WAYAN GEDE BIMANTARA (202001080019)

Gmail : gedebimantara716@gmail.com , hastasenaanom@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
2023

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menari tari maskot Sekar Jepun dan
pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menari tari maskot Sekar Jepun
pada kegiatan ekstrakurikuler wajib tari siswa kelas VII. SMP Negeri 4 Abiansemal tahun pelajaran
2022/2023. Dalam penelitian perilaku kelas ini, data yang dikumpulkan berupa tes keterampilan dan
observasi keterampilan siswa dalam menampilkan maskot tari Sekar Jepun. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sebelum menggunakan media
audio visual, hasil survei menunjukkan rata-rata nilai siswa sebesar 67,14 poin dan tingkat ketuntasan
sebesar 14,89%. Rata-rata skor meningkat setelah penggunaan media audiovisual pada siklus I yang
dilakukan sebelum siklus. Tingkat ketuntasan sebesar 72,93 poin dan tingkat ketuntasan sebesar
31,91%, namun setelah dilakukan pengenalan Siklus II rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 82,29
poin dan tingkat ketuntasan sebesar 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media audiovisual akan meningkatkan kemampuan menarikan tari maskot Sekar Jepun
pada kegiatan ekstrakurikuler wajib tari siswa kelas VII SMP Negeri 4 Abiansemal tahun pelajaran
2022/2023.
Kata kunci : media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menarikan tari Sekar Jepun
ABSTRACT
This research aims to improve the dancing skills of the Sekar Jepun mascot dance and the use of audio-
visual media to improve the dancing skills of the Sekar Jepun mascot dance in the compulsory dance
extracurricular activities of class VII students. Abiansemal State Middle School 4 for the 2022/2023
academic year. In this classroom behavior research, the data collected was in the form of skills tests
and observations of students' skills in performing the Sekar Jepun dance mascot. The data obtained was
then analyzed using quantitative descriptive methods. Before using audio visual media, the survey
results showed that the average student score was 67.14 points and the completion rate was 14.89%.
The average score increased after using audiovisual media in cycle I which was carried out before the
cycle. The completion rate was 72.93 points and the completion rate was 31.91%, however after the
introduction of Cycle II the average student score increased to 82.29 points and the completion rate
was 100%. Based on the research results, it can be concluded that the use of audiovisual media will
increase the ability to dance the Sekar Jepun mascot dance in the compulsory dance extracurricular
activities for class VII students at SMP Negeri 4 Abiansemal for the 2022/2023 academic year.
Keywords : audio visual media to improve Sekar Jepun dance skills
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian seni secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta, yaitu seni yang artinya
pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain seni sangat memiliki hubungan
yang sangat erat dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan “kesenian”. Seni
adalah keahlian membuat karya yang bermutu, seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi
banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukkan yang
mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keahlian dalam teknik pembuatannya, untuk
dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Seni juga merupakan unsur keindahan di
dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk
nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia. Pada intinya,
seni merupakan hasil aktivitas batin seseorang yang dinyatakan dalam bentuk karya yang bisa
memengaruhi perasaan manusia yang mengandung suatu unsur keindahan khususnya dalam
seni tari.

Tari sebagai ekspresi estetis manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia yang penuh makna. Mengingat fungsi seni pertunjukan Bali dalam
menunjang kebutuhan adat dan keagamaan, maka dapat dibedakan menjadi tiga kategori:
Wari, Bebali, dan Bali Balihan. Kesenian wari dan kesenian Bebari pada umumnya
mencakup jenis kesenian yang mempunyai nilai religi dan sangat sakral karena
mengandung benda-benda suci. Biasanya pertunjukan seni ini tidak asal-asalan, melainkan
berlangsung pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, serta harus dikaitkan dengan
suatu pertunjukan ritual. Di sisi lain, kesenian Bali Balihan juga termasuk jenis kesenian
yang mengedepankan nilai estetika dan memberikan nuansa sekuler pada pementasannya.
Kesenian ini dapat dipraktikkan kapanpun, dimanapun tanpa terikat oleh batasan waktu,
tempat, atau peristiwa. Bentuk seni ini paling sering dipamerkan di masyarakat sebagai
hiburan atau tontonan. Contoh pertunjukan seni ini adalah tari bebas. Tarian bebas
dibedakan menjadi tari klasik dan tari kreatif baru berdasarkan latar belakang budaya.
Contoh tari kreasi baru di Bali adalah tari Sekar Jepun. Tari Sekar Jepun merupakan ikon
tari Kabupaten Badung. Sekar Jepun merupakan salah satu jenis bunga yang digunakan
umat Hindu sebagai sarana sembahyang. Selain aromanya yang harum, Sekar Jepun hadir
dalam berbagai warna, mulai dari putih, merah, ungu, dan kuning. Oleh karena itu, tidak
jarang wisatawan yang memasang bunga ini di telinganya. Pertumbuhan bunga ini tidak
mengenal musim dan terus mekar terus menerus. Pohon berbunga Jepun ini dapat dilihat
di banyak tempat berbeda. Di Provinsi Badung sendiri, sangat mudah menemukan pohon
berbunga Jepun ini di sepanjang jalan. Tak salah jika Sekar Jepun dijadikan sebagai maskot
Kabupaten Badung, Bali, karena saat pohon ini mekar akan menampakkan keasrian dan
keasrian kawasan tersebut.Salah satu pembangunan yang berperan penting dalam kemajuan
suatu Negara adalah pembangunan di dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan
pendidikan dapat membawa dampak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia.
Dalam bahasa inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologi
kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata E yang artinya perkembangan
dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang berkembang. Sehingga secara etimologis
arti pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan
individu. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan
kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya
melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang
dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual dan
keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah
untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik.
Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki
ilmu pengetahuan, memiliki budi pekerti yang luhur, kreativitas, sehat jasmani dan rohani,
kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab
terhadap kebudayaannya.

Dari masa kemasa seni pertunjukkan Bali memperlihatkan perubahan dan pembaharuan
yang dinamis dengan bentuk serta sifat yang berbeda-beda. Masyarakat setempat
menyajikan kesenian- kesenian ini dalam berbagai aspek kehidupan spiritual, sosial, dan
kultural. Gerak kehidupan seni pertunjukkan Bali memperlihatkan berbagai perubahan yang
cukup mendasar serta disamarkan oleh munculnya berbagai jenis karya baru termasuk hal
pembaharuan terhadap karya-karya seni tradisional. Seni merupakan hasil aktivitas batin
seseorang yang dinyatakan dalam bentuk karya yang bisa mempengaruhi perasaan manusia.
Kesenian bali dengan segala bentuknya mempunyai banyak variasi sesuai dengan ungkapan
dan selera masyarakat (Dibia,2012:1).

Salah satu upaya mengenalkan kesenian pada dunia pendidikan itu dengan adanya
keterampilan tambahan dalam kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 4 Abiansemal
yang di ambil dari pembelajaran teori untuk melatih emosional siswa dan menghilangkan
rasa jenuh siswa
terhadap pembelajaran teori. SMP Negeri 4 Abiansemal mengambil Tari Sekar Jepun sebagai
tarian wajib yang di pelajari siswa kelas VII pada kegiatan Ekstrakurikuler Tari. Pemberian
keterampilan dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini dengan alasan agar siswa dapat menampung
minat bakat dan kreativitas yang mereka miliki dalam mempelajari seni tari atau dapat
memperluas pengalamannya dibidang non akademik.
Dalam proses pembelajaran metode dan media yang digunakan sangat berpengaruh pada
hasil pembelajaran yang akan diperoleh, apabila metode dan media pembelajaran yang digunakan
tidak sesuai maka proses pembelajaran tersebut tidak membuat hasil pembelajaran maksimal.
Begitu juga sebaliknya apabila guru dapat menggunakan metode dan media pembelajaran dengan
baik maka hasil yang dicapai juga baik.
Dari hasil yang diperoleh dari sekolah dan siswa dengan guru dapat keterangan siswa
kurang tertarik saat menarikan Tari Sekar Jepun dengan menggunakan metode demonstrasi atau
pembelajaran yang di lakukan dengan secara langsung tanpa bantuan media audio visual. Dari
yang telah dilakukan maka ditemukan hasil saat dinilai untuk menarikan tari Sekar Jepun,
nilai siswa masih di bawah (KKN) yaitu (75) dari jumlah siswa kelas VII yang mengikuti
ekstrakurikuler tari 30 orang siswa yang mendapatkan nilai diatas (KKN) hanya 20 orang,
dengan nilai tertinggi (85) dan sisanya 10 orang siswa masih mendapatkan nilai di bawah
(KKN) dengan nilai rata-rata (70). Sebagian besar siswa belum menguasai Tari Maskot Sekar
Jepun dari segi agem,ekspresi, dan kekompakkan dalam suatu kelompok.
Selama ini guru yang mengajar ekstrakurikuler tari hanya menerapkan pembelajaran
langsung atau metode demonstrasi, yaitu dengan cara guru memberikan contoh ragam gerak tari
yang dipelajari dan siswa menirukan atau mengikuti gerakkan yang dicontohkan oleh gurunya.
Sehubungan hal tersebut maka ditemukanlah solusi dengan menggunakan alternative dalam
penerapan proses pembelajaran yaitu dengan cara menggunakan media audio visual. Audio visual
adalah suatu media yang penggunaannya dilihat dan didengar, yang terdiri dari seperangkat alat
yang dapat menampilkan gambar dan suara sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran
secara teori maupun praktik, perangkat yang digunakan yaitu computer da LCD
proyektor.Sehubungan dengan pemaparan latar belakang di atas maka peneliti sangat berminat
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menari, maka peneliti perlu mengadakan suatu
penelitian tentang “penerapan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menarikan
Tari Sekar Jepun dalam kegiatan ekstrakurikuler tari siswa kelas VII SMP Negeri 4 Abiansemal
2022/2023”.
Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan permasalahan yang
dibahas, adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan keterampilan menarikan tari sekar Jepun dalam kegiatan ekstrakurikuler
tari wajib bagi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Abiansemal.
2. memotivasi siswa agar mampu mengembangkan minat dan bakat dalam mempelajari serta
mencintai atau melestarikan kesenian daerah Bali.

Alasan kami untuk memilih topik penelitian ini karena Karena kami mengetahui adanya
keterampilan tambahan dalam kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 4 Abiansemal yang di ambil
dari pembelajaran teori untuk melatih emosional siswa dan menghilangkan rasa jenuh siswa Terhadap
pembelajaran teori. SMP Negeri 4 Abiansemal mengambil Tari Sekar Jepun sebagai tarian wajib yang
di pelajari siswa kelas VII pada kegiatan Ekstrakurikuler Tari. Pemberian keterampilan dalam kegiatan
ekstrakurikuler tari ini dengan alasan agar siswa dapat menampung minat bakat dan kreativitas yang
mereka miliki dalam mempelajari seni tari atau dapat memperluas pengalamannya dibidang non
akademik. Dalam proses pembelajaran metode dan media audio visual yang digunakan sangat
berpengaruh pada hasil pembelajaran yang akan diperoleh, apabila metode dan media pembelajaran
yang digunakan tidak sesuai maka proses pembelajaran tersebut tidak membuat hasil pembelajaran
maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila guru dapat menggunakan metode dan media audio visual
dengan baik maka hasil yang dicapai juga baik.

NOVELTY

1. I Dewa Gede Ngurah Semarabawa (2017) dalam jurnal berjudul “Media audio visual untuk
meningkatkan keterampilan tari Saraswati Nata dalam kegiatan ekstrakurikuler tari siswa SMA
1 Protein tahun pelajaran 2017/2018.” Tujuannya adalah untuk meningkatkan respon siswa
terhadap seni tari. Untuk mengeksplorasi penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menampilkan tari Saraswati Natha dalam kegiatan ekstrakurikuler
tari.

2. Gusti Ayu Made Puspawati (2021) dengan penelitian yang berjudul “Media Audio Visua
Meningkatkan Kemampuan Menari Sekar Jagat Siswa SMA PGRI 4 Denpasar. Dalam penelitian
ini penulis bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audio visual dalam
meningkatkan kemampuan siswa menarikan tari sekar jagat.
Dengan menggunakan kedua karya tulis ilmiah tersebut sebagai kajian pustaka maka
penulis mendapatkan persamaan dalam pembahasan tersebut yaitu sama-sama membahas
penerapan media audio visual, tentu ada juga perbedaan dari kedua isi karya ilmiah tersebut
yang dimana salah satunya memiliki keunggulan dan kekurangan dalam isinya.

METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian berperan penting dalam menunjang keberhasilan dari sebuah
penelitian, karena pada hakikatnya metode merupakan sebagai suatu teknik atau cara untuk meneliti
suatu hal atau peristiwa. Adapula yang menyatakan bahwa metode penelitian adalah suatu prosedur
dengan langkah-langkah yang sistematis. Dengan adanya metode penelitian, hal apapun yang diteliti
tentunya seorang peneliti akan mudah mencari jalan keluar secara ilmiah dari permasalahan yang
diteliti. Berkaitan dengan itu dalam metode penelitian menggunakan metode pengumpulan data yaitu
ada beberapa diantaranya : (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Studi Dokumentasi.

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi yang valid
sehingga penelitian tidak diragukan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan kegiatan observasi,
wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Dengan rincian sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan dan penelusuran terhadap suatu permasalahan


yang terdapat dalam penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung di
SMP Negeri 4 Abiansemal. Observasi dilakukan juga secara tidak langsung ke lokasi
penelitian dengan melihat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Setelah pengamatan dilakukan
peneliti mulai menyusun rancangan untuk mendapatkan informasi secara luas dengan proses
wawancara.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data atau informasi dengan berdiskusi dan tanya
jawab kepada informan atau narasumber dengan mencatat ataupun merekam pembicaraan
dari narasumber sebagai strategi untuk mengingat apa yang dikatakan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan beberapa siswa di sekolah SMP
Negeri 4 Abiansemal yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen baik
itu karya tulis, gambar, video mengenai suatu topik penelitian ini. Dalam penelitian ini akan
dilakukan sebuah rekaman tari Sekar Jepun agar siswa lebih mudah mempelajari tarian
tersebut dan juga berfungsi untuk masyarakat luas.
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian diperlukan teori-teori yang digunakan sebagai bahan acuan
serta sebagai landasan teori dalam mengadakan kegiatan apabila landasan teori penelitian telah
dikuasai peneliti akan lebih mudah membedakan masalah dalam penelitian.

Beberapa teori yang dapat mendasari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)
Pengertian Tari (2) Dasar-Dasar Tari Bali (3) Klasifikasi Tari Bali Berdasarkan Pola Garapannya
(4) Kostum dan tata rias (5) Musik Pengiring (6) Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Tari Sekar
Jepun (8) Pengertian ekstrakurikuler (9) pengertian media audio visual.

PENGERTIAN TARI

Tari adalah sebuah benda dari dalam jiwa manusia yang diekspresikan melalui gerakan
ritmis yang indah (estetis). Maksudnya yaitu penggunaan dari seseorang yang melimpahkan atau
menunjukkan rasa dan emosional itu. Sedangkan gerakan ritmis yang indah adalah gerakan tubuh
yang disesuaikan dengan irama nada yang mengiringnya, yaitu menciptakan daya yang memikat
bagi yang melihat (Soedarsono,1972:6).

Tari adalah ekspresi jiwa manusia dari masyarakat Bali yang didalamnya terkandung nilai-
nilai budaya Bali. Dengan demikian tari Bali jelas berbeda dengan tari jawa, tari sunda, tari
Kalimantan, tari sumatera, Sulawesi dan lain sebagainya sekalipun sesungguhnya esensi yang
sama yakni mempunyai unsur gerak, ritme dan ruang. Bila dibandingkan dengan tari jawa dan tari
sunda, tari bali adalah yang paling dinamis diantara ketiga gaya tersebut (Dibia,1978:10).Tari
adalah perasaan yang mendesak dari dalam diri manusia, yang mendorong untuk mencari
ungkapan yang berbentuk gerakan yang ritmis”. Jadi maksudnya adalah dikatakan tari jika
gerakan itu ritmis.Tari adalah gerakan yang dihadirkan oleh seluruh anggota tubuh seseorang yang
dilakukan selaras dengan irama musik dengan maksud tertentu dalam pola gerak yang dilakukan
dengan penuh kesadaran dan tekanan gerak yang teratur ( Arini,2012:10) .Tari adalah gerakan
tubuh yang tersusun di dalam suatu ruang dan berlandaskan irama dan gerak.
DASAR-DASAR TARI BALI

Dasar-dasar tari bali ada 3, yaitu:

1. Agem
2. Tandang
3. Tangkep

1. Agem

Agem adalah sikap pokok dalam tari bali yang mengandung maksud tertentu dalam
tari bali yang dimana agem merupakan suatu gerakan pokok yang tidak berubah-ubah dari
suatu sikap pokok ke sikap pokok yang lainnya. Contohnya seperti agem kanan dan kiri
perempuan maupun sikap pokok agem kanan dan kiri laki-laki.
2. Tandang
Tandang adalah cara memindahkan suatu gerakan pokok ke gerakan pokok yang lain,
sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang berkesinambungan.

3. Tangkep

Tangkep merupakan ekspresi yang memancarkan penjiwaan suatu tari yang timbul melalui
cahaya muka, yang dimana ekspresi merupakan kekuatan atau keindahan seseorang dalam
menarikan suatu tarian. Jika seorang penari sudah mampu untuk menjiwai atau menguasai
suatu tarian tersebut maka disanalah akan ditimbulnya suatu ekspresi atau mimic wajah
yang memang benar-benar mewujudkan suatu perasan tarian tersebut.

KLASIFIKASI TARI BALI BERDASARKAN POLA GARAPAN

1. TARI TUNGGAL

Tari tunggal merupakan suatu bentuk seni tari yang dibawakan oleh para penari.
Dalam tarian jenis ini, penari biasanya berperan untuk menggambarkan atau menyampaikan
kepribadian suatu makhluk hidup, seperti manusia atau binatang. Kesenian yang
memperlihatkan kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh manusia ini selain dikenal
dengan sebutan tari tunggul, juga dikenal dengan sebutan tari solo yang mengacu pada tarian
yang dibawakan oleh penarinya.
Tapi jangan salah paham.Tidak semua jenis tari tunggal dibawakan oleh satu penari saja.
Namun, beberapa tarian dalam bentuk tari tunggal ini sering dibawakan oleh dua orang penari
atau lebih secara bergantian.

Contoh Tari Tunggal yaitu :

• Tari Trunajaya
• Tari Wiranata
• Tari Margapati
• Tari Kebyar duduk
• Tari Kebyar Terompong, dan lain sebagainya.

2. TARI KELOMPOK
Tari kelompok adalah sebuah kesenian tari yang diperankan/ diperagakan oleh
tiga penari atau lebih. Gerakan penari yang satu dengan yang lain biasanya terlihat
saling mendukung, tak heran jika dalam pertunjukan tari kelompok ini kekompakan
para pemain sangat berpengaruh guna mewujudkan kesuksesan nya di atas panggung.

Contoh Tari Kelompok yaitu :

• Tari Sekar Jagat


• Tari Sekar Jepun
• Tari Pendet
• Tari Puspanjali
• Tari Sekar Jempiring, dan lain sebagainya.

3. TARI BERPASANGAN

Jika ada perbedaan makna yang besar antara kedua tarian di atas, maka inilah tarian
yang satu ini. Pengertian Tari Berpasangan adalah suatu seni tari yang dibawakan atau
dibawakan oleh sepasang penari. Dengan kata lain, tari berpasangan adalah jenis tari yang
dibawakan oleh dua orang penari. Dalam gerak tari, para penari biasanya melakukan gerakan-
gerakan yang saling melengkapi dan saling merespon gerakan dengan gerakan penari
pasangannya. Seperti halnya tari tunggal, tari ini juga sering dibawakan secara berkelompok,
namun kelompok penari tetap dilakukan berpasangan.

Contoh Tari Berpasangan yaitu :

• Tari Oleg Tamulilingan


• Tari Cendrawasih, dan lain sebagainya.

KOSTUM DAN TATA RIAS TARI SEKAR JEPUN

Adapun kostum yang digunakan dalam Tari Sekar Jepun adalah sebagai berikut :

4. Busana Badan
a. Angkin
b. Tutup dada
c. Kamen Prada Merah(bagian dalam)
d. Kamen Prada Hijau(bagian luar)
e. Ukiran Ampok-ampok
f. Ukiran Badong
g. Selendang Putih
h. Ukiran Gelang
i. Gelang Lengen

5. Riasan Kepala
a. Gelungan Sekar Jepun
b. Subeng
MUSIK PENGIRING

Selama perkembangannya Tari selalu didampingi oleh musik atau kerawitan sebagai
pengiringnya yang membantu mengungkapkan tari tersebut baik dalam hal berirama maupun
penjiwaan. Fungsi musik atau kerawitan hanya sebagai pengiring atau membantu
mengekspresikan (penjiwaan) dari tari (Artika,1990:12).

Sejauh perkembangan dan kehidupan seni kerawitan di Bali, istilah kerawitan itu
sendiri belum banyak dikenal orang. Istilah ini sering menjadi pertanyaan dan perbincangan
karena ada yang mengartikan kerawitan itu adalah gambelan yang sesungguhnya hanya
mengenai sebagaian aspek dari kerawitan itu sendiri di mana selain gambelan, di dalam
kerawitan juga terdapat unsur seni suara lainnya (Dibya,1977:1).

Oleh karena itu penggarapan iringan atau tubuh harus disesuaikan dengan tari yang
diiringinya, sehingga antara tari dan iringan terjalin hubungan yang erat atau dengan kata lain
keduanya tidak dapat dipisahkan. Tari Sekar Jepun diiringi oleh satu barung gambelan Gong
Kebyar yang digarap oleh I Ketut Garwa,S.Skar,M.Sn. Yang terdiri dari beberapa instrument
gambelan antara lain :
1. Satu pasang kendang lanang, wadon
2. Dua tungguh ugal
3. Empat tungguh gangsa
4. Empat tungguh kantil
5. Dua tungguh penyacah
6. Dua tungguh jublag
7. Dua tungguh jegog
8. Satu tungguh reong
9. Empat buah suling
10. Satu buah kajar
11. Satu buah ceng-ceng tegak dan kemong
12. Dua buah gong
13. Satu buah kempur

Pementasan Tari Sekar Jepun dilengkapi dengan suara nyanyian Gerong/Sinden


yang mampu menambah makna dari Tari Sekar Jepun maskot Kabupaten Badung.
Pengiring tari Sekar Jepun adalah gong Kebyar. Sekar Jepung Gender dan musik
pengiring tari sangat erat kaitannya dengan pola dan standar tradisional yang sudah ada
dalam komposisi musik Bali. Keindahan lain dari tari Sekar Jepun adalah kostumnya.
Kostumnya sangat serasi, menunjukkan kesatuan dan keterkaitan dengan konsep tarian.

ASPEK-ASPEK YANG DI NILAI DARI TARI SEKAR JEPUN

Secara garis besar dasar-dasar tari bali dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu agem,
tandang, tangkep. Ketiga gerak dasar tari bali tersebut sangat erat hubungannya untuk
kesempurnaan suatu tarian ( Djayus,1979:11 ). Dalam penelitian ini yang dinilai adalah sikap
pokok, penampilan dan ekspresi. Sebagai gambaran yang jelas mengenai aspek-aspek dalam
tari bali akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Agem ( sikap pokok ) di dalam Tari Sekar Jepun mempunyai ciri khas yaitu :
agem kanan, tangan kanan ditekuk kesamping kanan sejajar dengan susu, tangan
dikiri lurus
kesamping sejajar dengan susu, agem kiri, tangan kanan lurus kesamping
sejajar dengan susu, tangan kiri ditekuk disamping kiri sejajar dengan susu.

2. Tandang ( penampilan ) dalam Tari Sekar Jepun yaitu tangan kiri tekuk
berada diatas kepala tangan kanan lurus kesamping mengayun sambil
mengambil selendang dengan gerakkan ngegol.

3. Tangkep ( ekspresi ) dalam Tari Sekar Jepun merupakan mimik wajah


pada saat menari. Ekspresi dalam Tari Sekar Jepun yang paling menonjol
adalah ekspresi wajah yang selalu tersenyum.
PENGERTIAN EKSTRAKURIKULER

Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan atau non-pelajaran formal yang


dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar
kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler di laksanakan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, kemampuannya, mendapatkan tambahan
pengetahuan atau wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik
sesuai dengan minat dan bakat masing- masing dan bertujuan positif untuk
mengembangkan kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial dalam
kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas kemajuan dari siswa-
siswi sendiri di berbagai bidang di luar bidang akademiknya. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat berbentuk kegiatan seni, olahraga, pengembangan
kepribadian, dan kegiatan lain yang berbentuk positif. (www. Google wikipedia
kajian pustaka)

PENGERTIAN MEDIA AUDIO VISUAL

Media audio visual apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar (menyampaikan sesuatu) jadi media audio visual
adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya
melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
(Salahudin, 1986:3)

Dwijoyo (2013:50) dalam bukunya yang berjudul Media pembelajaran


mengatakan, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang dapat di artikan sebagai perantara atau pengantar, media adalah
alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Media pengajaran yang dimaksud dalam hal ini meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat
mengantar pesan seperti LCD Proyektor,

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media audio visual dapat meningkatkan


keterampilan siswa menarikan tari maskot Sekar Jepun pada kegiatan ekstrakurikuler
wajib tari siswa kelas VII SMP Negeri 4 Abiansrmal tahun ajaran 2022/2023. Kita dapat
menyimpulkan bahwa. Hasil uji tindakan siswa SMP Negeri 4 Abiansemal terhadap
keterampilan menari maskot tari “Sekar Jepun” diperoleh nilai rata-rata sebelum
menggunakan media audio visual adalah 67,14. Terjadi peningkatan setelah
menggunakan media audio visual pada Siklus I. Nilai rata-rata sebesar 72,93 yang berarti
maju ke Siklus II. Setelah menggunakan media audio visual pada siklus II rata-rata nilai
meningkat menjadi 82,29 poin dan seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari
dinyatakan tuntas. Selain itu, peningkatan perilaku dan respon siswa dapat diamati dari
hasil observasi yang dilakukan pada observasi I, prasiklus, siklus I, dan siklus II. Siswa
tampak lebih asyik belajar dengan media audio visual, terbukti dari aktivitas dan
interaksinya ketika pembelajaran terjadi dengan menggunakan media audio visual.

SARAN

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah media audio
visual dapat dijadikan salah satu alternatif pendukung atau penunjang kegiatan dalam
upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menari bagi para guru yang mengalami
hambatan yang sama selama proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai