Anda di halaman 1dari 15

JST 2 (1) (2013)

JURNAL SENI TARI


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 1 BATANGAN


KABUPATEN PATI

Rakanita Dyah Ayu K  Malarsih

Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan proses pembelajaran seni tari dalam
Diterima Januari 2013 mata pelajaran seni dan budaya di SMP Negeri 1 Pati Bar Bar kabupaten. Penelitian ini
Disetujui Februari 2013 menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi peneletian target dalam Negeri 1 Kabupaten Pati Bar
SMP. Data teknik analisis dengan mengurangi, penyajian data dan menyimpulkan semua informasi
Dipublikasikan Juni
dengan benar. Hasil dalam proses belajar SMPN 1 bar tari dalam pengajaran dan kegiatan belajar untuk
2013
melaksanakan tahapan pembelajaran seperti
persiapan, pengiriman, pelatihan, dan kinerja. Dance guru melaksanakan tahapan ini
dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa dan efektivitas waktu. Faktor -faktor yang mempengaruhi proses
belajar tari
Keywords: merupakan faktor pendukung dan faktor penghambat. Dari hasil penelitian yang diuraikan
learning the art of dance, kesimpulan dapat ditarik dalam proses kegiatan belajar SMPN 1 bar meliputi kegiatan proses
cultural subjects. pembelajaran, awal, kegiatan, inti dan penutup. Selain itu, guru juga menggunakan media audio-visual
_ _ _ _ _ _ seperti VCD Kaset Dance Laptop, LCD, proyektor dan. Saran yang berkaitan dengan proses belajar seni
budaya tari di SMP eri 1 Distrik Bar Bar berada Untuk guru dalam penggunaan media audio-visual
kreativitas pengguna yang ditingkatkan, sehingga siswa tidak merasa bosan di pelajaran tari. Kebutuhan
infrastruktur ditambah ruang seni dinding kaca, untuk memfasilitasi siswa dalam latihan tari. Siswa
diharapkan memiliki mereka sendiri tari VCD, sehingga dapat digunakan untuk belajar sendiri.

Abstract

This study aims to identify and describe the process of learning the art of dance in the subjects of art and culture in SMP N egeri
1 Pati Bars Bars district. This study used a qualitative approach, the target location peneletian in SMP Negeri 1 Pati
Bars district. Data analysis techniques by reducing, presenting data and infer all the information correctly. The
results in the learning process SMPN1 dance bars in the teaching and learning activities to implement the
learning stages such as preparation, delivery, training, and performance. Dance teachers implementing these
stages in order to improve student learning outcomes and the effectiveness of the time. The factors that affect the
learning process of dance is a factor suppor ting and inhibiting factors. From the results of the research described the
conclusion can be drawn in the learning process SMPN1
Bars activities include the activities of the learning process, preliminary, activities, core and cover. In addition, teacher s also use
audio-visual media like Laptop, LCD, Projectors and VCD Cassette Dance. Suggestions relating to the process of learning the
art of dance culture in SMP eri 1 District Bars Bars are For teachers in the use of audio -visual media enhanced user creativity,
so that students do not feel bored at dance lessons. Infrastructure needs plus room art glass wall, in order
to facilitate the students in the dance practice. Students are expected to have their own dance VCD, so can be used for self -
study.
© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252- 6625
Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: rakanitakinesty@yahoo.co.id
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
Pembelajaran seni tari untuk siswa tentang Standar Nasional Pendidikan tidak
Sekolah Menengah Pertama terutama di hanya dalam satu mata pelajaran karena
SMPN 1 Batangan merupakan bagian dari budaya sendiri termasuk seni yang meliputi
mata pelajaran seni budaya yang sudah segala aspek kehidupan. Pendidikan seni tari
mengacu pada Kurikulum 2006. KTSP perlu diberikan pada Sekolah Menengah
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Pertama, karena keunikan, kebermaknaan,
memberikan kebebasan kepada sekolah terletak pada pemberian pengalaman estetika
sebagai tempat pembelajaran dan guru dalam bentuk berekspresi dan berapresiasi
selaku pelaksana pembelajaran di kelas melalui pendekatan “belajar dengan seni tari
untuk memilih materi pembelajaran sesuai “, belajar melalui seni tari” , dan “ belajar
dengan kompetensi dasar yang sudah tentang seni tari “ yang mana peran yang
ditetapkan. Untuk menentukan materi diberikan oleh mata pelajaran lain.
pembelajaran harus sesuai dengan Pendidikan seni tari memiliki peran dalam
kurikulum, metode mengajar, media, alat, pembentukan pribadi peserta didik yang
dan sumber bahan yang sesuai dengan lebih harmonis dengan memperhatikan
kondisi siswa atau peserta didik. Kebebasan perkembangan anak dalam mencapai multi
sekolah dan guru terbatas pada kecerdasan. Pembelajaran mencakup
pengembangan materi pembelajaran seni keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
budaya pada proses pencapaian tujuan yang dengan rangsangan bunyi serta apresiasi
disebut Standar Kompetensi (SK) dan terhadap gerak tari (Permendiknas 2006).
Kompetensi Dasar (KD) yang sudah Di kecamatan Batangan terdapat 2
ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Sekolah Menengah Pertama Negeri yaitu
Menteri Pendidikan Nasional SMPN 1 Batangan dan SMPN 2 Batangan.
(Permendiknas 2006: 17). SMPN Batangan merupakan Sekolah
Tujuan pendidikan mata pelajaran Menengah Pertama yang jumlah peminatnya
seni budaya dalam KTSP adalah agar terbesar. Terlebih lagi SMPN 1 Batangan
peserta didik memiliki kemampuan sebagai selalu meraih prestasi lulus 100% dan
berikut : (1) Memahami konsep-konsep peringkat SMPN 1 Batangan semakin jelas.
pentingnya seni budaya, (2) Menampilkan Hal ini terbukti muri-murid yang berprestasi
sikap apresiasi terhadap seni budaya, (3) mengikuti lomba-lomba porseni akademik
Menampilkan sikap kreativitas melalui seni maupun non akademik.
budaya, dan (4) Menampilkan peran serta Kegiatan belajar informal maupun
terhadap seni budaya dalam tingkat lokal, nonformal di SMPN 1 Batangan berlangsung
regional maupun global. Oleh karena itu lancar dan kecenderungan siswa aktif dan
tujuan pendidikan seni budaya di Sekolah senang pada mata pelajaran seni budaya
Menengah Pertama adalah mendidik peserta yang khususnya seni tari. SMPN 1 Batangan
didik untuk berapresiasi dan berkreasi juga sering mengikuti lomba porseni tari
dengan baik. Peserta didik dapat dikatakan ting kat SMP se kabupaten Pati mewakili
sebagai apresiator karya seni yang baik 1
kec amatan Batangan. Di kecamatan
apabila mampu menghargai penyajian karya Batangan terdapat dua SMP Negeri yaitu
seni. SMPN 1 Batangan dan SMPN 2 Batangan,
Ruang lingkup mata pelajaran seni tetapi yang sering mewakili lomba porseni
budaya meliputi aspek-aspek yaitu seni rupa, tari tingkat SMP se kabupaten Pati adalah
seni tari, seni musik, dan seni teater. Sekolah SMPN 1 Batangan.
dapat menyelenggarakan lebih dari satu Seni tari sebagai salah satu cabang
bidang seni dan tergantung kemampuan seni budaya yang diajarkan di sekolah
sumber daya manusia dan fasilitas yang mempunyai peranan yang sangat penting
tersedia. Muatan seni budaya sebagaimana dalam pengembangan diri individu,
2
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

kemampuan berfikir logis dan kemampuan dipersiapkan. Sebagaimana


mengembangkan potensi diri yang terus diungkapkan
menerus digali dan dikembangkan
berdasarkan bakat dan kreavifitas peserta
didik.
Proses pembelajaran menerapkan
kemampuan dan menggunakan sarana serta
mengikuti mekanisme yang telah diatur
dengan baik dalam RPP. Proses
pembelajaran yang telah direncanakan
dengan baik akan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Selain menerapkan proses
pembelajaran yang telah ditata dengan baik,
juga harus selalu timbal balik dan melakukan
kajian untuk terus membenahi proses
pembelajaran. Guru seni budaya khususnya
seni tari di SMPN 1 Batangan dalam proses
pembelajaran menggunakan media
elektronik seperti memperlihatkan contoh-
contoh tarian dalam berapresiasi melalui
DVD dan internet. Proses pembelajaran
melalui internet juga mendorong siswa lebih
kreatif dalam mengerjakan tugas pekerjaan
rumah yang ada kaitannya dengan internet
atau browsing, seperti mencari gambar-
gambar contoh tari. Fasilitas untuk ruangan
praktek pelajaran seni tari juga sangat
mendukung dalam kegiatan proses
pembelajaran. Fasilitas yang dimiliki SMPN
1 Batangan sudah mempunyai ruang sendiri
untuk praktek pelajaran seni budaya
khususnya seni tari dan
tersedianya kelengkapan menari
seperti sampur atau selendang
untuksiswa yang tidak mempunyai
sampur, dan apabila ruangan terpakai
untuk pertemuan atau rapat
kegiatan pembelajarannya dipindahkan di
panggung terbuka atau hol ruang depan.
Pembelajaran (instruction)
merupakan akumulasi dari konsep mengajar
(teaching) dan konsep belajar(learning)
penekanannya terletak pada perpaduan
antara keduanya, yakni kepada penumbuhan
aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat
dipandang sebagai suatu sistem, sehingga
dalam sistem belajar ini terdapat komponen-
komponen siswa atau peserta didik, tujuan,
materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan
prosedur serta alat atau media yang harus
3
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

oleh Davis, (1974: 30) bahwa learning system


menyangkut pengorganisasian dari
perpaduan antara manusia, pengalaman
belajar, fasilitas, pemeliharaan atau
pengontrolan, dan prosedur yang mengatur
interaksi perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan.
Demikian halnya juga dengan teaching
system, dimana komponen perencanaan
mengajar, bahan ajar, tujuan materi. Metode
serta penilaian dan langkah mengajar akan
berhubungan dengan aktivitas belajar untuk
mencapai tujuan. Pada proses pembelajaran
terjadi pengorganisasian, pengelolaan, dan
transformasi informasi oleh dan dari guru
kepada siswa. Ketiga kategori kegiatan
dalam proses pembelajaran ini berkaitan
dengan aplikasi dan konsep sistem informasi
manajemen. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang (Sudjana, 2001: 6).
Perubahan dari hasil proses belajar mengajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu yang
belajar (Sutikno, 2007: 6). Pembelajaran
yang berasal dari kata belajar mempunyai
arti mengumpulkan sejumlah pengetahuan
yang diperoleh dari seseorang yang lebih
mengerti dan mengetahui akan sebuah
bahan atau materi. (Hamalik, 2008: 36)
mengatakan, bahwa belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau kegiatan, belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas yaitu
mengalami, jadi belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku melalui latihan atau
pengalaman.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik,
2008: 57). Pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa mampu mempengaruhi
tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Proses belajar memerlukan sebuah 4
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

komunikasi tersendiri. Guru dan peserta menyingkirkan hambatan belajar, banyak


didik bertukar pikiran untuk bertanya dan mengemukakan berbagai
mengembangkan ide dan pikiran (Darsono, masalah, merangsang rasa ingin tahu, dan
2000: 24). Tujuan adalah suatu cita-cita yang mengajak belajar penuh dari awal. Banyak
ingin dicapai dari pelaksanaan suatu orang mempunyai perasaan negatif tentang
kegiatan (Darsono, 2000: 43). Tujuan belajar. Kenangan tak sadar mereka
pengajaran tari di sekolah bukanlah untuk mengaitkan belajar dengan rasa sakit,
menjadikan siswa sebagai penari atau terhina, terkurung, dan sebagainya. Jika
seniman tari, melainkan untuk diarahkan mereka tidak menggantikan sugesti negatif
kepada pengembangan kretivitas, ekspresi, ini dengan yang positif, maka pembelajaran
ketrampilan dan apresiasi seni (Jazuli, 2002: mereka akan terhalang. Hal ini dikarenakan
36). Tahap persiapan berkaitan dengan gambaran negatif semacam itu cenderung
mempersiapkan peserta belajar untuk belajat. mewarnai pengalaman dengan asumsi.
Tanpa itu pembelajarn akan lambat dan Asumsi negatif cenderung
bahkan dapat berhenti sama sekali. Namun menciptakan pengalaman negatif dan asumsi
karena terlalu bersemangat untuk mendapta positf cenderung menciptakan pengalaman
materi, tahap ini sering diabaikan, sehingga positif. Sugesti tidak boleh berlebihan,
mengganggu pelajaran yang baik. Persiapan menimbulkan kesan bodoh, dangkal, tetapi
pembelajaran itu seperti mempersiapkan harus realistik, jujur, dan tidak bertele-tele.
tanah untuk ditanami benih. Jika dilakukan Kejadian apapun, jika sudah menetapkan
dengan benar, niscaya menciptakan kondisi hati untuk mencapai hal yang positif,
yang baik untuk pertumbuhan sehat. kemungkinan besar hasil positif yang akan
Demikian juga dalam pembelajaran matang dicapai. Ketika asumsi negatif sudah
sesuai dengankarakteristik kebutuhan, digantikan dengan yang positif, maka rasa
materi, metode, pendekatan, lingkungan gembira dan lega dapat mempercepat
serta kemampuan guru, maka hasilnya pembelajaran mereka (Merton dalam Tim
diasumsikan akan lebih optimal. Tahap ini MKDP Kurikulum & Pengembangan, 1986:
pentingmengingat bahwa untuk 235).
menghadapi segala macam rintangan yang
potensial dapat mengganggu. Seperti tidak Penyampaian (presentation)
merasakan adanya manfaat, takut gagal, Tahap penyampaian dalam siklus
benci pada topik pelajaran, dipaksa hadir, pembelajaran dimaksudkan untuk
merasa sudah tau, dan merasa bosan. Semua memepertemukan peserta belajar dengan
rintangan ini dan lainnya dapat materi belajar yang mengawali proses belajar
menyebabkan stress, beban dan kemerosotan secara positif dan menarik. Tahap
dalam kemampuan belajar. penyampaian dalam belajar bukan hanya
Berdasarkan hal di atas, suatu yang dilakukan fasilitator, melainkan
maka tujuan tahap persiapan adalah untuk sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta
menimbulkan minat peserta belajar, belajar dalam menciptakan pengetahuan di
memberi mereka perasaan positif mengenai setiap langkahnya. Sedangkan tujuan tahap
pengalaman belajar yang akan datang dan penyampaian adalah membantu peserta
menempatkannya dalam situasi optimal belajar menemukan materi belajar yang baru
untuk belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara yang menarik, menyenangkan,
dengan memberikan sugesti positif, relevan, melibatkan pancaindra dan cocok
memberikan pernyataan yang memberi untuk semua gaya belajar.
manfaat, memberikan tujuan yang jelas
bermakna. Tahap ini juga bertujuan untuk Latihan (practice)
membangkitkan rasa ingin tahu, Tahap ini dalam siklus pembelajaran
menciptakan lingkungan fisik, emosional, berpengaruh terhadap 70% atau lebih
sosial yang positif. Menenangkan rasa takut, pengalaman belajar keseluruhan. Pada tahap
5
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

inilah pembelajaran yang sebenarnya menghasilkan gambaran angan-angan


berlangsung. Bagaimanapun, apa yang (images) dengan demikian, pengungkapan itu
dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan berwujud berbagai gambaran angan-angan
pembelajaran yang menciptakan seperti image warna, dan garis. Pengalaman
pembelajaran danbukan apa yang estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi
dipikirkan, dikatakan dan dilakukan oleh dalam gambaran angan-angan, dan
instruktur atau pendidik. bahwasannya penciptaan karya seni itu
Peranan guru adalah mengajak peserta merupakan transformasi dari kenyataan ke
belajar yang baru dengan cara yang dapat dalam bahan. Angan-angan yang terwujud
membantu mereka memadukannya ke dalam berdasarkan kenyataan menjelma sebagai
struktur pengetahuan makna dan suatu idea, yang kemudian menyatu dengan
ketrampilan internal yang tertanam di dalam teknik untuk mewujudkan suatu karya seni
dirinya. Tujuan tahap penelitian adalah http://studiotari.blogspot.com/2009/03/sen
membantu peserta pelajar mengintegrasikan iman-dan-karya-tari.htm
dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan Tari merupakan alat ekspresi ataupun
baru dengan berbagai cara. Seperti aktivitas sarana komunikasi seorang seniman kepada
pemrosesan,permainan dalam belajar, orang lain (penonton atau penikmat) sebagai
aktivitas pemacahan masalah, refleksi dan alat ekspresi, tari merupakan untaian gerak
artikulasi individu, dialog berpasangan atau yang dapat membuat penikmatnya peka
kelompok, pembelajaran, dan tinjauan terhadap sesuatu yang ada dan terjadi
kolaboratif termasuk aktivitas praktis dalam disekitamya, sebab tari adalah ungkapan,
membangun ketrampilan lainnya. Rose dan pernyataan dan ekspresi memuat komunitas
J. Nicholl (1997), telah banyak realitas kehidupan yang bisa merasuk
menyentuhnya dalam upaya memberikan dibenak penikmatnya setelah pertunjukkan
perlakuan (treatment) tertentu untuk selesai (Jazuli, 1994: 1).
mempercepat belajar seseorang. Tari adalah gerak indah oleh anggota
tubuh manusia yang mempunyai maksud
Penampilan (performance) dan sesuai dengan iringan musik pengiring.
Belajar adalah proses mengubah Ruang lingkup mata pelajaran tari meliputi
pengalaman menjadi pengetahuan- pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa
pengetahuan menjadi pemahaman, (Syafii, 2003: 8).
pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan
menjadi tindakan. Tujuan tahap penampilan METODE
hasil ini adalah untuk memastikan bahwa
pembelajaran tetap melekat dan berhasil Penelitian ini menggunakan
diterapkan. Setelah mengalami tiga tahap pendekatan kualitatif, dengan sasaran lokasi
pertama dalam siklus pembelajaran, kita peneletian di SMP Negeri 1 Batangan
pelu memastikan bahwa orang Kecamatan Batangan Kabupaten Pati .
melaksanakan pengetahuan dan ketrampilan Teknik analisis data dengan cara mereduksi,
baru mereka pada pekerjaan mereka, nilai- penyajian data dan menyimpulkan semua
nilai nyata bagi diri mereka sendiri, informasi secara benar Penelitian
organisasi, dan klien organisasi (Tim menggunakan metode kualitatif dan
Pengembang MKDP Kurikulum& pendekatan deskriptif, karena penelitian
Pembelajaran, 2012: 132-139) yang akan dilakukan perolehan datanya
Seni, Antara lain dinyatakan bahwa “ berdasarkan pada pengamatan manusia
Art is expression of impressions” (seni adalah dalam kawasannya sendiri. Selain itu
pengungkapan dari kesan-kesan). Exprression penelitian menguraikan hasil penelitian
adalah sama dengan intuis dan intuisi adalah kegiatan proses pembelajaran dan faktor-
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui faktor yang mendukung dan menghambat
penghayalan tentang hal-hal individual yang
6
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

proses pembelajaran seni budaya khususnya ditandai dengan makin dekatnya pencapaian
seni tari. melalui visi dan misi sekolah.
Langkah-langkah analisis data Pada tahun 2008 sampai sekarang
dilakukan secara sistematis dan serempak, SMPN 1 Batangan berstatus Negeri dan
melalui proses pengumpulan data, merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN).
mereduksi, mengklasifikasi, mendiskripsikan SMPN 1 Batangan berdiri pada tahun 1983,
dan menyajikan semua informasi yang sampai sekarang tahun 2013. SMPN 1
secara efektif telah terkumpul. Proses Batangan semakin berkembang, maju dan
pengumpulan dan menyeleksi data yang diminati oleh masyarakat daerah kecamatan
diperoleh,selanjutnya menyederhanakan Batangan, bahkan dari luar kecamatan
data dengan cara mengurangi atau Batangan banyak yang bersekolah di SMPN
membuang yang tidak perlu kemudian 1 Batangan. Selain tempatnya yang strategis,
mengelompokanya secara terpisah sesuai kualitas dan fasilitas pendidikan yang
bentuk dan jenisnya. Analisis data memadai dan pelayanan juga tidak
menggunakan triangulasi yaitu mereduksi mengecewakan. Perkembangan tahun 2006
dan menyajikan data serta menarik SMPN 1 Batangan telah banyak meraih
kesimpulan secara selektif yang telah kejuaraan dan tropi dalam segala bidang dan
terkumpul (Milles dan Heberman dalam termasuk bidang kesenian dan olahraga,
Tjetjep 1992: 95). terlebih lagi SMPN 1 Batangan meraih
peringkat kelulusan mencapai 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tenaga Pendidik/ Guru SMPN 1 Batangan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tenaga pendidikan di SMP Negeri 1
Letak dan Sejarah SMPN 1 Batangan Batangan hampir seluruhnya adalah PNS
yang tentunya sudah berpengalaman dalam
SMPN 1 Batangan berdiri sejak tahun kegiatan belajar mengajar. Guru tetap
1983. SMPN 1 Batangan berdiri di atas berjumlah 27 orang, guru tidak tetap atau
tanah seluas 21.000 m2 di Desa Kedalon, wiyata berjumlah 10 orang. Guru pengampu
Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. mata pelajaran Seni Tari di SMP N 1
Wilayah ini terletak lebih kurangnya 22 km Batangan merupakan guru pengampu yang
dari ibukota kabupaten Pati ke arah timur memiliki wewenang dan latar belakang
dan merupakan daerah perbatasan dengan sebagai guru bidang studi seni tari. Sri
Kabupaten Rembang. Kondisi geografis Suratih yang biasanya di sekolah dipanggil
wilayah Batangan berupa dataran rendah Bu Ratih adalah lulusan D3 dari jurusan seni
berbatasan dengan laut. Karena kondisi tari.di IKIP Semarang, pada tahun 1987,
geografis inilah maka mayoritas melanjutkan pendidikan S1 jurusan seni tari
masyarakatnya bermata pencaharian petani di UNNES lulus pada tahun 2002. Pada
nelayan. Namun demikian keinginan untuk tahun 1987 Bu Ratih lulus Diploma Tiga
mendidik anaknya sangat tinggi terbukti IKIP Semarang, dan langsung mengajar di
setiap lulusan dari sekolah dasar SMPN 1 Batangan. Pengalaman belajar
melanjutkan ke jenjang SMP derajat. mengajar sangat banyak yang didapat Bu
Terlebih lagi SMPN 1 Batangan dari waktu Ratih, mulai mengajar di SMPN 1 Batangan
ke waktu peringkat prestasi semakin selama 23 tahun. Pengalaman–pengalaman
meningkat. Jika kondisi-kondisi pendukung yang diperoleh merupakan modal bagi beliau
pendidikan yang berupa lingkungan sosial, untuk terus meningkatkan pembelajaran seni
politik, keamanan dan ekonomi semakin tari dan alat berjuang untuk meningkatkan
membaik diharapkan mutu pendidikan di motivasi peserta didik dalam mengikuti
SMPN 1 Batangan akan semakin baik pelajaran seni tari dan meningkatkan
prestasi.

7
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

Peserta Didik/Siswa di SMPN 1 Batangan SKJ) dan sabtu pakaian pramuka.


Keberadaan peserta didik tahun Kedisiplinan siswa mengacu kepada tata
ajaran 2012/2013 berjumlah 456 peserta tertib sekolah dari kredit point pelanggaran
didik. Kelas VII berjumlah 200 peserta didik siswa dengan bekerja sama antara lain wali
yang terbagi menjadi 7 kelas (A-G), kelas kelas, urusan kesiswaan, koordinator 7K dan
VIII berjumlah 116 peserta didik yang juga orang tua siswa.
terbagi menjadi 5 kelas (A-E), dan kelas IX Untuk memberi bekal keterampilan
berjumlah 140 peserta didik yang terbagi siswa baik di bidang intelektual, moral,
menjadi 6 kelas (A-F). Kesadaran peserta keterampilan dan seni, sekolah memberikan
didik dalam belajar cukup tinggi terbukti kesempatan seluas-luasnya jenis ekstra sesuai
dengan tingkat kehadiran siswa yang selalu dengan kemampuan sekolah. Kegiatan
hadir penuh , tetapi masih perlu diberikan ekstrakurikuler di SMPN 1 Batangan pada
motivasi belajar agar dapat mencapai hasil tahun 2012/2013 jenis ekstrakurikuler yang
belajar yang maksimal. Peserta didik SMPN dilaksanakan adalah ekstra sepak bola, bola
1 Batangan mempunyai latar belakang sikap volly, bola basket, tenis meja, seni tari,
dan sifat yang berbeda beda, hal ini pramuka, KIR, elektro, rebana, drum band,
dipengaruhi juga dari latar belakang keluarga menjahit, kuliah pagi, komputer, pidato
yang berbeda pula, dengan kondisi siswa bahasa inggris. Pelatih atau pembina secara
yang berbeda-beda, guru dituntut untuk lebih keseluruhan tenaganya dari guru SMPN 1
berkompeten, aktif, kreatif dalam berkreasi Batangan sendiri.
dan mengembangkan disiplin ilmu yang
nantinya akan diberikan kepada peserta a. Tahap Penyampaian
didik. Untuk mengetahui tahap
Di SMPN 1 Batangan setiap penyampaian pada pembelajaran seni tari di
pendaftaran sekolahselalu menerbitkan SMPN 1 Batangan, peneliti mengadakan
papan rentang nilai Danem. Diperlukan observasi langsung pada saat guru seni tari
bahan pelajaran baru, sekolah mengadakan melaksanakan pembelajaran tari. Pada tahap
kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang penyampaian ini dipilah menjadi 3 yaitu
khusus diperuntukan bagi siswa kelas tujuh. kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
Peraturan di sekolah, siswa diwajibkan akhir masing-masing dengan alokasi waktu 5
mentaati segala aturan tata tertib di sekolah menit, 50 menit dan 25 menit untuk setiap
yang dituangkan dalam kredit point pertemuan ( 80 menit ). Masing masing
pelanggaran siswa. Apabila ada salah satu kegiatan sebagai berikut :
atau beberapa siswa telah mengumpulkan a. Kegiatan awal
point pelanggaran sebanyak 25 kali, orang Pada kegiatan ini guru mengawali
tua siswa dipanggil dan siswa diberi kegiatan pembelajaran dengan kegiatan-
peringatan pertama (1). Apabila kegiatan antara lain mengucapkan salam,
mengumpulkan point 50, orang tua dipanggil mengecek kehadiran, mengatur tempat
dan siswa diberi peringatan ke dua (2) duduk, menyampaikan kompetensi dasar,
Apabila mengumpulkan point 75 orang tua menyampaikan tujuan pembelajaran,
dipanggil dan siswa diberi peringatan ke tiga memberikan tes awal, memberikan apersepsi
(3), kalau point siswa tersebut akhirnya dan motivasi.
mencapai 100 terpaksa sekali akan b. Kegiatan inti
dikembalikan kepada orang tua. Seragam Pada kegiatan ini tahap penyampaian
harian siswa yang dipakai siswa: khusus hari meliputi elaborasi, kolaborasi dan
senin dan selasa siswa memakai pakaian konfirmasi. Pada elaborasi siswa menyerap
OSIS lengkap, sepatu hitam, kaos kaki putih materi pembelajaran yang sedang
dan kepala bertopi, hari rabu dan kamis berlangsung. Pada saat peneliti mengamati
pakaian batik (identitas sekolah), khusus hari jalannya kegiatan belajar mengajar, guru
jumat memakai pakaian olahraga (senam menayangkan tarian Gambiranom tersebut
8
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

pada layar LCD. Kemudian guru SMPN 1 Batangan memiliki VCD rekaman
menjelaskan secara rinci ragam gerak tari dan itu bisa digandakan oleh siswa untuk
tersebut serta mendemontrasikan di depan mempercepat penyerapan materi dan
siswa. kelancaran Pembelajaran pada tahap latihan
c. Kegiatan akhir ini bisanaya dilakukan oleh guru pada
Pada kegiatan akhir yang dilakukan beberapa pertemuan berikutnya karena
guru seni tari di SMPN 1 Batangan antara untuk menguasai satu tarian tidaklah cukup
lain : hanya dengan satu kali pertemuan/tapka.
- Guru memberikan pertanyaan sesuai Jadi pada tahap latihan ini membutuhkan
daftar pertanyaan tes akhir yang motivasi yang tinggi pada diri siswa untuk
terdapat pada RPP yaitu tentang makna dengan tekun.
tari Gambiranom dan macam-macam
ragam gerak tari Gambir anom mulai c. Tahap Penampilan
beksan I dan beksan II. Tujuan tahap penampilan adalah
- Guru memberikan tes unjuk kerja pada untuk memastikan bahwa materi
siswa untuk melakukan gerakan- pembelajaran tetap melekat dan berhasil
gerakan tari Gambiranom mulai beksan diterapkan. Pada tahap dapat diketahui
I sampai beksan II kemudian guru sejauh mana eksplorasi yang telah dilakukan
membuat catatan-catatan penilaian. siswa dapat terukur. Tahap penampilan pada
- Guru memberikan tugas rumah berupa pembelajaran seni tari di SMPN 1 Batangan
tugas secara berkelompok untuk latihan terwujud pada berbagai kegiatan antara lain :
tari Gambiranom beksan I sampai
dengan V dan minggu depan akan 1. Kegiatan penilaian ,
diminta untuk memperagakan secara yaitu pada saat guru melakukan penilaian
bergilir. baik berupa ulangan harian, ulangan tengah
- Guru meminta ketua kelas memimpin semester, ulangan akhir semester, ulangan
do’a penutup. kenaikkan kelas maupun ujian sekolah.
Semua bentuk evaluasi / penilaian
b. Tahap Latihan pembelajaran seni tari dilakukan dengan uji
Pada pembelajaran seni tari di praktik atau unjuk kerja yaitu menampilkan
SMPN 1 Batangan tahaplatihan beberapa gerakan-gerakan tari atau
dilaksanakan baik dalam kegiatan tatap menampilkan tarian yang telah diajarkan
muka ( kegiatan KBM) sesuai jadwal secara utuh.
maupun di luar jam atau jadwal pelajaran
misalnya pada kegiatan ekstrakurikuler ( jam 2. Kegiatan lain non penilaian
tambahan sore hari ) , latihan kelompok, Tahap penampilan selain pada
latihan individu di rumah siswa. setelah kegiatan penilaian sering pula dilakukan
suatu materi pelajaran disampaikan dalam kegiatan lain non penilaian misalnya
kemudian guru memberikan latihan maka pada kegiatan ulang tahun sekolah, kegiatan
agar siswa benar-benar bisa menguasai lomba antar kelas, kegiatan perpisahan /
materi dan terampil melakukan gerakan- wisuda, kegiatan pentas tari pada acara
gerakan tari tersebut dibentuklah kelompok- hajatan masyarakat sekitar misalnya sedekah
kelompok yang selanjutnyakelompok- bumi (bersih desa), resepsi, dan lain-lain.
kelompok tersebut akan berlatih secara Dari hasil wawancara peneliti baik kepada
mandiri yang dapat dilakukan di sekolah kepala sekolah, guru maupun siswa SMPN 1
maupun di rumah salah satu anggota Batangan diketahui sangat siswa yang
kelompok. Untuk tari Gambiranom ini pernah tampil dalam acara-acara tersebut.
sudah pernah ditampilkan oleh siswa pada Kegiatan-kegiatan penampilan seperti ini
acara pagelaran dan telah direkam sehingga sangat efektif untuk pengembangan
kompetensi siswa bahkan akan
9
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

menumbuhkan jiwa mencintai budaya unsur seni musik, seni tari dan seni
khususnya seni tari. peran.
Selanjutnya diberikan penjelasan
d. Aspek-aspek Pembelajaran Seni Tari bahwa di antara keempat bidang seni yang
di SMPN 1 Batangan ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang
Aspek Tujuan dan Ruang Lingkup seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya
Pembelajaran manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada
Sebagaimana dalam lampiran sekolah yang mampu menyelenggarakan
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang pembelajaran lebih dari satu bidang seni,
Standar Isi Satuan Pendidikan dasar dan peserta didik diberi kesempatan untuk
Menengah, mata pelajaran seni budaya (di memilih bidang seni yang akan diikutinya.
dalamnya termasuk seni tari) memiliki
tujuan dan ruang lingkup pembelajaran Siswa
sebagai berikut : Siswa di SMPN 1 Batangan pada
tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 444
Tujuan siswa dengan jumlah rombongan belajar 18
Mata pelajaran Seni Budaya di SMPN rombel. Pada saat peneliti melakukan
1 Batangan bertujuan agar peserta didik observasi pembelajaran di kelas ( ruang
memiliki kemampuan sebagai berikut. kesenian ) ternyata semua anak baik laki-laki
1. Memahami konsep dan pentingnya seni maupun perempuan sangat antusias pada
budaya pelajaran seni tari. Hasil wawancara pada
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap beberapa siswa kecenderungan sebagian
seni budaya besar menyukai pelajaran seni tari.
3. Menampilkan kreativitas melalui seni
budaya Materi Pembelajaran Seni Tari
4. Menampilkan peran serta dalam seni Materi pembelajaran seni tari di
budaya dalam tingkat lokal, regional, SMPN 1 Batangan mengacu pada
maupun global. Kurikulum 2006 yang telah dikembangkan
dalam bentuk KTSPyaitu Kurikulum
Ruang Lingkup SMPN 1 Batangan Tahun 2012. Sebagai
Ruang Lingkup mata pelajaran Seni contoh pada saat peneliti melakukan
Budaya di SMPN 1 Batangan meliputi observasi pada pembelajaran di kelas VII di
aspek-aspek sebagai berikut: SMPN 1 Batangan pada saat itu dengan
1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, standar kompetensi mengapresiasi tari
keterampilan, dan nilai dalam daerah setempat dengan kompetensi dasar
menghasilkan karya seni berupa mengidentifikasikan jenis karya seni tari
lukisan, patung, ukiran, cetak- tunggal daerah setempat. Sri Suratih, S.Pd.
mencetak, dan sebagainya memberikan materi tari Gambiranom sesuai
2. Seni musik, mencakup kemampuan dengan silabus dan karakteristik peserta
untuk menguasai olah vokal, didiknya. Sri Suratih, S.Pd. menjelaskan
memainkan alat musik, apresiasi karya pada siswa bahwa Tari Gambiranom
musik merupakan tarian klasik yang berasal dari
3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak Surakata Jawa Tengah yang berjenis tari
berdasarkan olah tubuh dengan dan putra alus. Jadi tidak hanya siswa laki-laki
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi yang bisa menarikan tetapi semua siswa
terhadap gerak tari perempuan juga bisa mengikuti dan
4. Seni teater, mencakup keterampilan membawakan tarian dengan baik. Tarian ini
olah tubuh, olah pikir, dan olah suara bertema percintaan yang menggambarkan
yang pementasannya memadukan seorang kesatria prabu Gambiranom yang
sedang kasmaran, tarian ini berunsur gerak
1
0
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

yang halus dan ekspresi yang luruh. Sri memiliki kompetensi dan memiliki latar
Suratih, S.Pd. menuntut siswa-siswa nya belakang pendidikan S1 Seni Tari di
agar membawakan tarian dengan gerak yang UNNES. Pengalaman–pengalaman yang
halus dan ekspresi yang luruh. Sebelum diperoleh merupakan suatu modal bagi
mempraktekkan tarian Gambiranom Sri beliau untuk terus meningkatkan
Suratih, S.Pd. menjelaskan tentang kriteria pembelajaran seni tari dan alat berjuang
tari Gambiranom. Setelah menjelaskan dan untuk meningkatkan motivasi peserta didik
menerangkan tentang tarian Gambiranom, dalam mengikuti pelajaran seni tari dan
siswa diajak untuk mempraktekkan gerak- meningkatkan prestasi.
gerak dasar yang ada pada tari Kemampuan guru dalam
Gambiranom. menggunakan media mengajar yaitu dengan
menggunakan media Audio Visual
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi merupakan salah satu langkah yang diambil
Proses Pembelajaran Seni Tari untuk meningkatkan minat siswa dalam
Pembelajaran seni tari di SMPN 1 mengikuti pembelajaran seni tari yang
Batangan terdapat beberapa faktor-faktor disesuaikan denganmateri yang dapat
yang mempengaruhi yang dapat diketahui mendukung proses pembelajaran. Motivasi
oleh penulis melalui kegiatan observasi dan yang diberikan oleh Sri Suratih, S.Pd.
wawancara. Adapun faktor-faktor yang kepada siswa dalam pembelajaran cukup
mendukung dan menghambat dalam baik dan dapat dilihat perubahannya,
pelaksanaan pembelajaran seni tari di SMPN terbukti dengan adanya peningkatan minat
1 Batangan adalah sebagai berikut: dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta adanya peningkatan hasil
Faktor-faktor yang Mendukung Proses belajar siswa dalam bidang seni tari setiap
Pembelajaran Seni Tari mengambil penilaian setelah materi tari
Faktor Siswa selesai. Selain itu Sri Suratih, S.Pd. juga
Faktor siswa dapat mendukung dekat dan membaur dengan siswa nya, tidak
belajar dan mengajar seni tari, dapat dilihat hanya siswa perempuan tetapi juga siswa
pada saat pembelajaran seni tari dilakukan, laki-laki sebagian besar menyukai sehingga
siswa sangat antusias mengikuti, siswa juga senang dengan pelajaran seni
memperhatikan, dan mempraktekkan materi budaya khususnya seni tari.
gerak tari yang disampaikan oleh guru
dengan menggunakan media Audio Visual. Sarana dan Prasarana
Guru pengampu pelajaran seni tari mulai SMPN 1 Batangan sudah mempunyai
menggunakan media Audio visual untuk ruang kesenian untuk praktek menari dan
memancing keaktifan siswa dalam panggung terbuka atau joglo untuk pentas
pembelajaran seni tari. Tidak hanya siswa dan acara-acara. Adanya sarana dan
perempuan saja yang menyukai pelajaran prasarana di SMPN 1 Batangan akan
seni tari tetapi siswa laki-laki cukup antusias mendukung adanya suatu pembelajaran.
dan senang menerima pelajaran seni tari dan Pembelajaran seni tari di SMPN 1 Batangan
mempraktekan dengan baik. Dengan prestasi menari peserta didik meningkat
menggunakan media audio visual, siswa dengan adanya sarana dan prasaran
menjadi termotivasi dengan pelajaran seni mendukung. Pengadaan sarana dan
tari. prasarana didapat darianggaran rutin
tahunan sekolah yang diadakan setiap awal
Faktor Guru tahun pelajaran baru. Segala sesuatu yang
Latar belakang Guru pengampu masih kurang dan belum dipenuhi pada
mata pelajaran Seni Tari di SMP N 1 tahun ajaran yang baru untuk lebih
Batangan merupakan guru pengampu yang meningkatkan kelancaran belajar.

10
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

Faktor fasilitas belajar siswa di rumah ruangannya, karena setiap mengajar satu
Fasilitas belajar siswa yang secara kelas saat praktek tari yang diikuti masih
pribadi dan bisa digunakan untuk belajar terlihat penuh sesak tidak dapat bergerak.
setiap saat di rumah, siswa sudah memiliki
CD pembelajaran tari- tarian. Adanya Faktor Fasilitas Belajar Siswa di Rumah
fasilitas belajar siswa di rumah akan lebih Fasilitas belajar siswa yang secara
mempermudah siswa untuk belajar dan pribadi masih banyak siswa yang belum bisa
memahami materi yang disampaikan guru memiliki. Fasilitas belajar siswa yang masih
disekolah, kemudian diulang kembali oleh kurang yaitu kepemilikan CD tari-tarian
siswa dirumah. Kepemilikan CD yang diajarkan oleh guru, dan apabila CD
pembelajaran tari-tarian yang diajarkan oleh bisa dimiliki semua siswa maka akan
guru, dan apabila CD bisa dimiliki semua mempermudah guru menyampaikan materi
siswa maka akan mempermudah guru dan akan lebih memudahkan siswa
menyampaikanmateri dan akan lebih menghafal materi.
memudahkan siswa menghafal materi.
SIMPULAN
Faktor yang Menghambat Pembelajaran
Seni Tari Hasil penelitian yang telah
diuraikan pada bab IV dapat ditarik
Faktor Siswa simpulan sebagai berikut:
Pelajaran seni tari merupakan suatu Pembelajaran seni budaya (seni tari)
pelajaran kesenangan, kemampuan siswa di SMPN 1 Batangan menggunakan
SMPN 1 Batangan sangat bervariatif, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
bakat-bakat yang dimiliki siswa juga (KTSP) yang mengacu pada kurikulum
bervariatif. Hal yang demikian memang sulit 2006. Guru Seni Tari telah menerapkan
untuk dipecahkan, hanya kesadaran siswa metode pengelolaan, pengorganisasian
akan pentingnya sebuah pelajaran seni tari pembelajaran dengan tahapan-tahapan : (1)
dan kecerdikan guru untuk menarik minat tahap persiapan, (2) tahap penyampaian, (3)
siswa yang diharapkan mampu merubah tahap latihan, dan (4) tahap penampilan.
persepsi sebagian siswa akan tidak Pembelajaran seni tari di SMPN 1 Batangan
pentingnya pelajaran seni tari. memiliki daya dukung tinggi baik dari aspek
siswa, guru, sarana prasarana maupun
Faktor Guru sistem penilaian, bakhan pembelajaran seni
Pembelajaran seni tari, guru hanya budaya secara kongkrit tersurat pada visi
memberikan materi praktek tari saja tanpa sekolah yaitu Bertaqwa, Berprestasi, dan
materi teori tari diberikan kepada siswa. Berbudaya dalam semangat keunggulan
Guru hanya memberikan materi teori tari global.
hanya sekilas dan disisipkan disaat Penilian hasil pembelajaran dilakukan
membelajaran praktek tari, sehingga siswa guru dengan berbagai macam meliputi
kurang pengetahuan tentang teori tari. Guru Ulangan Harian, Ulangan tengah semester,
harus memberikan materi teori tari karena Ulangan Akhir Semester, Ulangan kenaikan
materi teori tari juga penting agar siswa Kelas, dan Ujian Sekolah. Penilaian
mendapat pengetahuan tentang tari misalnya Pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah
mengetahui sejarah tari, unsur- unsur tari, atau pengawas. Pembelajaran seni tari
pengertian seni tari. memiliki kontribusi baik berkaitan dengan
kompetensi siswa maupun dalam
Faktor Sarana dan Prasarana mendukung kegiatan sekolah terbukti
Fasilitas yang digunakan dalam dengan berbagai prestasi sekolah di bidang
pembelajaran seni tari hanya kurang luas Seni tari.

11
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Alih Budaya. Harmonia vol. V No. 1


proses pembelajaranseni tari. Faktor Januari- April 2004.
pendukung adalah: minat siswa, perhatian Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data
Kualitatif (Terjemahan Tjetjep Rohendi
siswa, kedekatan guru dengan siswa yang
Rohidi). Jakarta: UI Press.
sangat membaur sehingga siswa nyaman dan KANAK-KANAK. Harmonia: Journal Of
menyukai pelajaran seni tari, keterampilan Arts Research And Education, 10(1).
doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.
guru dan kreativitas guru dalam v10i1.46
penggunaanan media audio visual, sarana
dan prasarana sangat yang mendukung
keberhasilan pembelajaran. Faktor Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
penghambat adalah belum siswa belum Mengajar.
memiliki sarana belajar seni tari yang berupa Jakarta: Bumi Aksara.
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari.
VCD player untuk latihan di rumah namun 88
IKIP Semarang Press.
teratasi dengan fasilitas yang ada di sekolah
Jazuli, M. (2011). MODEL
dengan latihan di sekolah. PEMBELAJARAN TARI
Berdasarkan simpulan yang ada, PENDIDIKAN PADA SISWA SD/MI
penulis memberikan saran sebagai berikut: SEMARANG. Harmonia: Journal Of
Arts Research And Education, 10(2).
-Bagi guru dalam penggunaan media doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmoni
audio visual ditingkatkan kreativitas a.v10i2.59
penggunaannya, agar siswa tidak merasa
bosan pada pelajaran seni tari Kusumastuti, Eni. Pendidikan Seni Tari Pada
Anak Usia Dini di Taman Kanak-
-Prasarana ruangan kesenian perlu
kanak”Tadika Puri” Cabang Erlangga
ditambah dinding kaca, agar
Semarang Sebagai
mempermudah siswa dalam proses praktek
menari. Moelong, J. Lexy. 2003. Metodelogi
- Kepada siswa diharapkan untuk Penelitian
memiliki VCDplayer sendiri, supaya bisa Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
digunakan untuk belajar atau latihan di Muhajir. 1999. Prosedur Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
rumah.
Mulyasa, 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Bloom, B.S.et.al. 1981. Evaluation To Improve Murgiyanto. 2000. Komposisi Tari.
Learning. New york: MC Graw-Hill. Jakarta: Direktorat Kesenian. Nurkolis.
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: 2003. Manajemen Berbasis
Renika Cipta. Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Sayodih, Nana. 2005. Metode Penelitian
Semarang: IKIP Semarang Press. Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Emmi.W., Endang. (2011). PERANAN Rodaskarya.
PEMBELAJARAN SENI TARI DALAM Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
PEMBENTUKAN KREATIVITAS faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
ANAK TK ( KAJIAN Rineka Cipta
MULTIDIMENSIONAL) The Role Of
Dance Teaching To Form Kindergarten
Soedarsono. 1996. Pengantar
Students Creativity (The Study Of
Dimensional). Harmonia: Journal Of Arts Pengetahuan dan Komposisi Tari
Research And Education, 3(2). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa
doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia Masalah Tari. Jakarta: Direktorat
.v3i2.691 Kesenian.
Sudjana, N. dan A. Rivai. 2007. Media
Hamalik, Oemar. 2001. Media Pendidikan. Pengajaran.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Aksara. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido.
Hartono, H. (2011). PEMANFAATAN MEDIA Sudjana. N. 2001. Teori Pembelajaran.
DALAM PEMBELAJARAN TARI DI TAMAN Bandung:
12
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

Sinar Baru Algensido.


Sugiarto. 1992. Pendidikan Seni Tari untuk
SLTP
kelas1. Semarang: Media Wiyata. Sumandiyo,
Hadi. 2003. Aspek-aspek Dasar
Koreografi Kelompok. Jogjakarta: Elkahi.
Sumandiyo, Hadi. 2005. Sosiologi
Tari.
Yogyakarta : Pustaka.
Sungkowo, Sutopo. Seni Tari Sebagai Muatan Lokal:
Sebuah Alternatif. Harmonia. Vol. V No. 1
Januari-April 2004.
Suratmi. 2007. Metode Pembelajaran Seni Tari di
Sekolah menengah Pertama1 Boyolali. Skripsi
Sarjana Pendidikan UNNES. (tidak
dipublikasikan).
Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Syafii, Djatmiko. 2003. Materi dan Pembelajaran
Kertakes. Pusat Penerbit UT.
Tim Pengembang MKDP, 2012, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. Tohri,
Muhamad. 2007. Belajar dan
pembelajaran. Jakarta: STKIP
Hamzanwadi
Totok, Sumaryanto. 2007. Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni.
Semarang: UNNES Press.

13
Rakanita Dyah Ayu K & Malarsih / Jurnal Seni Tari 2 (1) (2013)

Udin. S, 1997. Model-model Pembelajaran.


Jakarta: Depdikbud.
Uno, Hamzah. B. 2006. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

14

Anda mungkin juga menyukai