Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN SENI TARI DAN DRAMA SD

“Umsur-Unsur Tari dan Pendukungnya”

Dosen Pengampu: Mertika, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Adirah 11308505210002

Novania 11308505210083

Sepsepania Rosmalita 11308505210185

Muhammad Faisal Dwi Saputra 11308505210151

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SINGKAWANG

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Unsur-Unsur
Tari dan Pendukungnya” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Tak lupa pula
shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu “Mertika, S.Pd.,M.Pd.”
selaku dosen yang membimbing mata kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama SD yang dengan
sabar memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan makalah
ini.

Sebagai manusia biasa tentu tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan
baik, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk memperbaiki
makalah ini dimasa akan datang yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun
pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan, terima kasih.

Singkawang, 16 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Dasar Tari.......................................................................................................2


B. Unsur-Unsur Pendukung Tari..............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Sarran.................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran seni tari di SD adalah membentuk sikap kreatif, sensitif dan
menumbuhkan sikap apresiatif anak melalui pengalaman berekpresi dan
mengkomunikasikan unsur gerak ruang, waktu dan tenaga dengan mengamati dan
berkarya secara langsung sesuai dengan tingkat perkembangan pikiran anak. Isi
pembelajaran meliputi (1) gerak dan ekspresi, (2) mengekplorasi unsur-unsur gerak tari,
(3) membuat ragam gerak, (4) komposisi gerak, dan (5) membuat gerak dasar dengan
iringan lagu (Depdiknas 2005: 36). Dengan adanya pengaturan baru untuk kemajuan
kebudayaan maka akan dimuat aturan tentang manajemen perlindungan, pengembangan
dan pemanfaatan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 2017).
Tari adalah seni, dapat disimpulkan bahwa tari pada dasarnya merupakan media
atau bahasa komunikasi dalam wujud gerak dan tari juga dapat dijadikan alat untuk
mengungkapkan pikiran, kehendak, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain
(Pekerti, 2014: 7.2).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di
bahas dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Apa unsur-unsur dasar dalam tari?
2. Apa unsur-unsur pendukung dalam tari?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu
makalah untuk:
1. Mengetahui unsur-unsur dasar dalam tari
2. Mengetahui unsur-unsur pendukung dalam tari

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Dasar Tari


Unsur dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tidak dapat dipisahkan
dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, tari merupakan penjabaran dari
gerak, ruang, tenaga, dan waktu.
Menurut Soedarsono, tari adalah seni gerak, maka yang terpenting dalam seni tari
adalah bagaimana geraknya. Biasanya, urutan gerak berhubungan dengan perpindahan
dari satu gerak ke gerak berikutnya (yang biasanya bersifat sesaat), juga termasuk indah
atau tidak, penuh arti atau tidak, dan efisien atau tidak.
Kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak
suku. Keberagaman suku di Indonesia menghasilkan keberagaman gerak tari yang
berbeda antara suku lain di Indonesia. Walaupun setiap tarian memiliki gerakan yang
berbeda namun tetap memiliki persamaan. Persamaan tersebut yaitu tenaga, ruang dan
waktu (Satriawati:2019):
1. Tenaga
Setiap bergerak kita memerlukan tenaga. Kesimpulannya hubungan antara gerak
tari dan tenaga memiliki kaitan yang erat. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan
emosi dan perasaan. Untuk menghasilkan gerak tari yang baik dibutuhkan tenaga.
Penambahan tenaga dalam gerak tari menjadikan gerak tari tersebut terlihat dinamis dan
ritmik. Setiap penari membutuhkan tenaga dalam melakukan gerak tari, tanpa tenaga
gerakan tidak mungkin dihasilkan dengan baik karena tenaga merupakan kekuatan yang
mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Unsur tenaga dalam tari
menggambarkan suatu usaha yang menentukan pemberian watak pada gerak.
2. Ruang Gerak
Suatu gerak tarian membutuhkan ruang gerak. Gerak di dalam ruangan dapat
dilakukan penari secara tunggal, berpasangan ataupun berkelompok.

2
3

Ruang merupakan unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak lahir
tanpa adanya ruang. Ruang dalam tari dapat dibedakan atas ruang yang diciptakan penari
dan ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak.
a. Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan
penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat
dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.
b. Ruang pentas (tempat penari melakukan gerak) adalah wujud ruang secara nyata,
merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak misalnya: panggung
dan halaman terbuka.
Pokok permasalahan yang terkandung dalam ruang, baik itu ruang diciptakan oleh
penari maupun ruang tempat menari. Hal tersebut meliputi: garis, volume, arah, level, dan
fokus. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah menggerakkan tubuh sedemikian rupa
dengan membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yang alami. Garis-garis ini
menimbulkan kesan yang tidak berbeda dengan garis-garis dalam seni rupa.
Misalnya garis tubuh yang melengkung menimbulkan kesan manis. Garis
diagonal atau zig-zag menimbulkan kesan dinamis. Garis tegak lurus memberi
kesan tenang dan seimbang. Garis datar memberi kesan istirahat dan sebagainya.
b. Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecilnya ruang yang
dapat digunakan oleh seorang atau sekelompok penari. Misalnya, langkah ke
depan dapat dilakukan dengan langkah pendek, langkah biasa dan langkah lebar.
Gerakan ini sama tetapi dilakukan dengan ukuran yang berbeda. Dengan kata lain,
gerakan kecil yang dilakukan bisa dikembangkan dan gerakan besar dapat
dikecilkan volumenya.
c. Arah,yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak. Arah itu bisa kedepan, ke
belakang, kesamping dan ke arah lainnya.
d. Level, berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukan
gerakan. Ketinggian maksimal dicapai penari adalah pada saat melompat keudara
dan ketinggian minimal dicapai ketika rebah dilantai.
e. Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektif penonton dan yang diperlukan dalam
melakukan rangkaian gerak.
4

Yulianti Parani membagi gerak tari menjadi sepuluh dalam pola pengaturannya
adalah sebagai berikut:
a. Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota badan.
b. Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan atau daya.
c. Gerak sebagai kesadaran ruang.
d. Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu.
e. Gerak sebagai akibat kesadaran berkelompok.
f. Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan dan
tangan.
g. Gerak sebagai akibat ritme yang bersifat fungsional.
h. Gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu dalam penggunaan tubuh.
i. Gerak sebagai akibat rasa ringan sehingga ingin lepas dari lantai.
j. Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresi.
3. Waktu
Waktu adalah elemen yang membentuk gerak tari selain unsur tenaga dan ruang
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena merupakan suatu struktur
yang saling berhubungan. Perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitan dengan
ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat
maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian. Unsur waktu sangat
berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga tampak hidup.
Dalam gerak tarian, perbedaan cepat atau lambat suatu gerak disebut dengan
Tempo. Fungsi tempo pada gerak tari yaitu memberikan kesan dinamis sehingga suatu
tarian tersebut enak untuk ditonton.
Jadi, gerak tari tidak hanya membutuhkan tenaga dan ruang saja. Akan tetapi juga
membutuhkan tempo untuk menghasilkan suatu gerakan yang terlihat dinamis dan hidup
sehingga enak untuk ditonton.

Menurut Pekerti (2014) tari memiliki beberapa unsur utama sebagai berikut :

a. Gerak
Gerak merupakan unsur utama tari. Gerak tari terjadi karena adanya suatu tenaga.
Ada 2 jenis gerak, yaitu gerak nyata (representasional) dan gerak maknawi. Gerak nyata
5

adalah gerak yang menirukan aktivitas kita sehari-hari dan gerak maknawi adalah gerak
yang mengandung makna, biasanya gerak dasarnya dari gerak sehari-hari lalu diperhalus
atau dirombak sehingga terlihat tidak seperti gerak nyata.
Dalam Satriawati (2019), Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan
manusia. Unsur-unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat
berdiri sendiri, bergabung, ataupun bersambungan.
Menurut aktifitasnya gerak dapat digolongkan menjadi dua yaitu gerak setempat
dan gerak berpindah tempat yakni:
a. Gerak setempat (on place) adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat,
dengan cara: duduk, berdiri, jongkok, telungkup dan sebagainya.
b. Gerak berpindah tempat (moving place) adalah gerak yang dilakukan dengan
berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur
dan melompat. Gerak tersebuat akan dijelaskan satu persatu antara lain:
1) Gerak bergeser dilakukan dengan cara menggeser anggota badan yang
terletak dilantai tanpa diangkat.
2) Gerak melangkah dilakukan dengan cara memindahkan anggota badan
secara bergantian.
3) Gerak meluncur dilakukan dengan cara berlari dengan cepat.
4) Gerak melompat dilakukan dengan cara:
a) Bertolak pada satu kaki, jatuh pada kaki yang sama.
b) Bertolak pada satu kaki, jatuh pada kaki yang lain.
c) Bertolak pada dua kaki, jatuh pada satu kaki.
d) Bertolak pada dua kaki, jatuh pada dua kaki.
Menurut bentuknya, gerak dapat dibedakan menjadi gerak realistik, stilir, dan
simbolik.
a. Gerak realistik ialah gerak yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan apa yang
dilihatnya. Gerak realistik juga disebut gerak wantah. Contoh: gerak berjalan, lari,
mencangkul, menimbah, memasak, memotong kayu, dan sebagainya.
b. Gerak stilir ialah gerak yang sudah diubah, dalam arti gerak yang tidak wantah,
dengan cara diperhalus.
6

c. Gerak simbolik ialah gerak yang hanya sebagai simbol artinya gerak yang tidak
wantah atau yang sudah distilir.
Menurut sifatnya, gerak dapat dibedakan menjadi gerak lemah, tegang, lembut, dan
kasar.
a. Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakan kekuatan
otot.
b. Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot atau
kekuatan.
c. Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerakannya
mengalir.
d. Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang dengan
menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakan- hentakan kakiyang dilakukan
dengan kecepatan tinggi.
b. Ruang
Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam pengertian
harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup
maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang
bersifat imajinatif.
c. Waktu
Pengertian waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam
melakukan gerak. Waktu dalam tari sangat tergantung dari cepat lambatnya (tempo)
penari dalam melakukan gerak, panjang pendeknya ketukan (ritme) dalam melakukan
gerak, dan lamanya (durasi) penari dalam melakukan gerak.

B. Unsur-Unsur Pendukung Tari


Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya.
Unsur-unsur ini menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya.
Selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya. Unsur-unsur pendukung yang
terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu
memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan.
Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan musik tari.
7

Ketiga unsur pendukung tari tersebut, yaitu tata busana, tata rias dan musik tari harus
menjadi suatu jalinan yang saling terkait dan kerja sama untuk mendukung wujudnya
sebuah tarian, karena tanpa kelengkapan hal-hal di atas, tarian belum dapat dinikmati
secara utuh.
1. Tata Rias Tari
Menurut Satriawati (2019), tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni
mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan
sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan
aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di
dalam tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng.
Tata rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya
tari menjadi lebih baik.
Adapun fungsi tata rias yaitu:
a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan
kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari
yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.
b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi
melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut
aspek usia, ras, bentuk wajah.
c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena
tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu
dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah penari.
d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari.
Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga
terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli pemain.
e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya
akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda dapat
membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa didukung dengan
tata rias.
Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tari, maka dalam penataan rias
penari perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
8

a. Rias hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.


b. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
c. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
d. Ketepatan pemakaian desain rias.
Jenis Tata Rias antara lain:
a. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata rias yang
bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-
kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari
wajah
b. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus. Disebut
tata rias karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah
wajah tidak realistik.
c. Tata rias karaker : tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam
hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang melekat pada tokoh. Tata
rias karakter dibutuhkan ketika karakter wajah penari tidak sesuai dengan karakter
tari.
Tata rias di dalam tari sangat berbeda dengan rias sehari-hari, karena rias di sini
berfungsi untuk membantu ekspresi ataupun perwujudan watak si penari. Dengan
demikian tata rias di dalam pagelaran bukan sekedar menggarap muka atau tubuh penari
supaya kelihatan cantik ataupun tampan, akan tetapi harus benar-benar disesuaikan
dengan peran yang dibawakan oleh si penari tersebut. Disamping menggarap perwatakan
seseorang piñata rias harus pula memperhitungkan kekuatan efek tatariasnya. Tata
rambut masuk pula dalam pengaturan make up/tata rias.
2. Tata Busana Tari
Menurut Supriatna (2010), tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang
dikenakan atau melekat dengan seorang penari. Busana penari merupakan sarana
pembantu yang berperan mendukung perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan
ke dalam lima bagian, yaitu:
a. pakaian dasar (foundation);
b. pakaian kaki atau sepatu;
c. pakaian tubuh (body);
9

d. pakaian kepala (head dress); dan


e. perlengkapan-perlengkapan (accessories).
Menurut Satriawati (2019), tata busana tari merupakan seni menata segala
pakaian yang dikenakan oleh penari untuk mempertunjukkan karya tari. Pada prinsipnya,
busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari.
Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya
suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di
dalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata
busana/kostum.
Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala,
mahkota, dan lain-lain.Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang
khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuat busana tari
bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik, daun atau apa saja yang ada di
sekitar kita, yang dapat dimanfaatkan untuk bahan busana tari. Dalam tari tradisional,
pada umumnya desain busana tari tidak jauh berbeda dengan busana adat setempat.
Fungsi Tata Busana
a. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari
dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari
secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan
lain-lain. Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus
sesuai dengan tema tarinya.
b. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya busana yang
dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya,
kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat
menunjukkan hubungan psikologis penari dengan tarianya.
c. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus
dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus
dapat memberi bantuan kepada penari tetapi busana harus sanggup menambah
efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi
yang diambil penari.
10

d. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan
dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk
disaksikan.
Penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan apabila
didukung oleh tata busana yang baik. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan
busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
a. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
b. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema, sehingga dapat
menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana.
c. Penataan busana hendaknya bisa merangsang imajinasi penonton
d. Desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak tari
e. Busana sebaiknya dapat memberi proyeksi kepada penarinya.
f. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna-warna busana.
3. Musik Tari
Musik dalam seni pertunjukan tari memiliki peran yang sangat penting dalam
memberikan suatu warna tersendiri dan membantu karakter penyajian gerak untuk
menyampaikan pesan dari tarian yang ditarikan oleh penari kepada para penonton yang
menyaksikan pertunjukan tari tersebut. Selain dari pada itu, peran musik dalam tari juga
mampu memberikan suatu penekanan nilai estetika terhadap makna gerak dan keindahan
gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari atau dalam pertunjukan tari kepada
khalayak ramai. Dalam penyajiannya tari, khususnya tari-tarian tradisional, unsur musik
sangat dominan dan kuat sehingga akan dapat membuat tari yang dibawakan lebih
memiliki karakter penyajian yang telah disesuaikan sebelumnya dengan tema dan tujuan
dari penyajian atau pertunjukan seni tari tersebut yang akan dipertontonkan atau
dipertunjukan kepada masyarakat yang menyaksikan pagelaran tari tersebut (Fahmi,
2018).
a. Pengertian Iringan tari
Tari, hampir tak pernah lepas dari musik. Seni tari memiliki pendukung yang
sangat menentukan di dalam pembentukan sebuah pertunjukan yakni iringan yang berupa
karya musik. Aspek penting dalam tari seperti ritme, tempo, dinamika dan suasana
ditentukanoleh kehadiran musik yang menjadikan sinergi bagi tari. Musik dalam tari
11

bukan hanya sekedar pengiring, tetapi musik adalah patner tari yang tidak boleh
ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang selaras sehingga dapat
membantu mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan gambaran dalam
ekspresi suatu gerak (Sudarsono,1997: 46)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iringan tari adalah: karya
musik yang berfungsi mengiringi gerak, mengatur ritme dan mendukung suasana serta
memberikan stimulus terhadap konsep yang terdapat dalam suatu tarian. Tari akan dapat
lebih hidup dan menarik apabila ada iringan musik, yang mendukung penampilannya.
Dalam hal musik sebagai pengiring tari musik dapat dikreasikan dengan berbagai cara
dan berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk irama tari dalam gerak dan
tema dalam tari. Musik yang digunakan bisa dalam bentuk musik gramatika barat
(diatonis) atau musik dalam gramatika tradisional (pentatonis).
b. Fungsi Peran Iringan Tari
Keberadaan musik dalam tari memiliki peran yang sangat penting untuk
menunjang tarian yang dipentaskan dalam memperkuat keutuhan dalam penyajian tari
tersebut. Kedudukan musik itu sendiri tidak hanya mampu sebagai pengiring dalam tari-
tarian yang dipentaskan saja, namun juga mampu berperan sebagai penguat suasana,
karakter saat membawakan tarian, dan juga penekanan terhadap penyampaian dari makna
dan tujuan gerak yang dipertunjukan para penari dalam sebuah pentas kepada khalayak
ramai ataupun masyarakat sekitar sebagai sasaran dari pertunjukan tari tersebut.
Peranan atau kedudukan musik dalam sebuah karya seni tari bukan sebagai
pengiring saja, melainkan musik memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting
dalam tari, sebagai iringan tari, adapun fungsi dan peranan musik iringan tari adalah:
 sebagai penguat gerakan tarian (ilustrasi).
 sebagai pendukung gerakan dari para penari (pengiring).
 sebagai pendukung suasana atau disebut juga dengan sebutan musik ilustrasi
dalam tarian.
Dilihat dari penampilan sebuah musik iringan tari, jenis, dan cara penyusunan musik
iringan tari ini sangat beragam dan bervariasi. Di situ terdapat iringan tari yang dibuat
dan dihasilkan dari alat-alat musik tradisional saat mengiringi tarian, seperti gamelan.
Selain dari itu, terdapat pula iringan tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat non
12

gamelan, perkusi, dan berbagai benda-benda lainnya yang dapat menimbulkan bunyi
tertentu atau bunyi yang dikehendaki utuk mendukung karakter penari dan juga suasana
dalam tarian atau bisa juga disebut dengan musik ilustrasi dalam suatu pagelaran seni tari.
Selain itu iringan tari juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah ini.
o Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
o Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan
o Sebagai rangsangan bagi penari
o Mendukung jalannya pertunjukkan
o Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian
o Membantu mempertegas ekspresi gerak
c. Jenis Musik Tata Iringan Tari
Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut:
1) Iringan internal adalah iringan musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari
anggota tubuh penari atau properti tari yang digunakan, misalnya tepukan tangan,
petik jari, tepuk dada, siulan, hentakan kaki ke tanah, tifa, rebana dan sebagainya.
Adapun contoh tarian yang menggunakan iringan internal, sebagai berikut:
 Tari Saman dari Aceh tarian dengan iringan internal
 Tari Indang dari Sumatera Barat dengan iringan internal
 Tari Tifa dari Papua dengan iringan internal
 Tari Kecak dari Bali dengan iringan internal
2) Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari berupa bunyi-
bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen. Pada umumnya
tarian tradisional Indonesia mengunakan iringan tari eksternal, misalnya:
 Tari Jaipong dengan iringan eksternal
 Tari gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur dengan iringan eksternal
 Tari Nguri dari Sumbawa NTT dengan iringan eksternal
Selain itu musik iringan tari tradisional Indonesia terdiri dari 2 jenis nada musik yaitu
diatonis dan pentatonic.
13

1) Musik diatonik adalah jenis musik yang tersusun dari 7 buah nada (do, re, mi, fa, sol,
la, si) dengan 2 jarak (1/2 dan 1). Adapun contoh alat musik iringan tari dengan
musik diatonis:
 Alat Musik Tanjidor dari Jakarta
 Alat musik bumbung dari Kalimantan Selatan
 Alat musik Talempong dari Sumatera Barat
2) Musik pentatonik adalah jenis musik yang tersusun dari 5 buah nada dengan jarak
tertentu.Adapun contoh alat musik iringan tari dengan musik pentatonik:
 Alat musik krumpyung dari Jawa Tengah
 Alat musik Gondang Sembilan dari Sumatera Utara
 Alat Musik Gambang Kromong dari Jakarta
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tidak dapat dipisahkan
dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan
emosi dan perasaan. Ruang merupakan unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu
gerak lahir tanpa adanya ruang. Pokok permasalahan yang terkandung dalam ruang,
meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus. Sedangkan elemen waktu berkaitan
dengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Adapun unsur-unsur utama menurut Pekerti
(2014) terdapat gerak, ruang dan waktu.
Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu
bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan
dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata
busana, tata rias, dan musik tari.

B. Saran
1. Pembelajaran seni tari di SD hendaknya harus memberikan dampak yang positif
kepada peserta didik dikarenakan pembelajaran ini memberikan kesempatan yang
setinggi-tingginya agar peserta didik mampu mengekspresikan bakat yang
dimilikinya serta untuk menanamkan kebudayaan yang ada.
2. Mengadakan ekstrakulikuler seni tari di sekolah terutama di SD secara teratur dan
benar-benar di awasi oleh pihak sekolah, juga mengenalkan tarian tradisional yang
ada di Indonesia atau mengakalaborasi tarian tradisional dengan tarian modern.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:


Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.
Fahmi, Fermi. 2018. Menari dengan Irama Musik. Kementerian pendidikan dan kebudayaan.
[Online]. Tersedia: https://emodul.kemdikbud.go.id/B-Seni-9/B-Seni-9.pdf. (Diakses
tanggal 17 September 2022).
Parani, Yulianti. 1975. Sejarah Tari Umum. Jakarta : Lembaga Tinggi Pendidikan Kesenian
Pekerti Widya. 2014. Metode Pengembangan Seni. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Satriawati. 2018. Seni Tari. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Rumahbuku Carabaca.
[Online].Tersedia:https://p303.zlibcdn.com/dtoken/eccd3924616f1563aaf7d67fee9de
ae6. (Diakses tanggal 16 September 2022)
Soedarsono. 1997. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Soedarsono. 1984. The State Ritual Dance Drama in The Court of Yogyakarta. Yogyakarta
Universitas Gajah Mada Press.
Supriatna, Atang & Rama S.N. 2010. Pendidikan Seni Tari Untuk SMP/Mts. Pusat Perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai