Anda di halaman 1dari 15

UNSUR-UNSUR DASAR TARI

Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama
Dosen Pengampu : Suyatno, S.Pd., M.M.

Disusun Oleh Kelompok I :

Faisal Musthafa 2122.01.02.0030


Icha Yulora Ramdhani 2122.01.02.0028
Reinaldi Ardana Putra 2122.01.02.0003

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
AL-AMIN INDRAMAYU 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini penulis hanturkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Penelitian Pendidikan yang berjudul “Unsur-Unsur Tari dan Pendukungnya” ini.

Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat mempelancar proses pembuatan makalah ini.
Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima Kasih.

Wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatu

Indramayu, Februari 2023

Penulis

İİ
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1


E. Rumusan Masalah 2
N. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Unsur-Unsur Dasar dalam Tari 3


E. Unsur-Unsur Pendukung dalam Tari 8

BAB III PENUTUP 11


A. Kesimpulan 11
E. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

İİİ
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran seni tari di SD adalah membentuk sikap kreatif, sensitif dan


menumbuhkan sikap apresiatif anak melalui pengalaman berekpresi dan
mengkomunikasikan unsur gerak ruang, waktu dan tenaga dengan mengamati dan
berkarya secara langsung sesuai dengan tingkat perkembangan pikiran anak. Isi
pembelajaran meliputi (1) gerak dan ekspresi, (2) mengekplorasi unsur — unsur gerak tari,
(3) membuat ragam gerak, (4) komposisi gerak, dan (5) membuat gerak dasar dengan
iringan lagu (Depdiknas 2005: 36). Dengan adanya pengaturan baru untuk kemajuan
kebudayaan maka akan dimuat aturan tentang manajemen perlindungan, pengembangan
dan pemanfaatan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 2017). Oleh karena itu di dalam
pembelajaran seni tari di SD hendaknya harus memberikan dampak yang positif kepada
peserta didik dikarenakan pembelajaran ini memberikan kesempatan yang setinggi —
tingginya agar peserta didik mampu mengekspresikan bakat yang dimilikinya serta untuk
menanamkan kebudayaan yang ada.

Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras
dengan irama musik serta memiliki maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah (Rohkyatmo, 1986:
83). Beberapa jenis tari diantaranya adalah tari tradisional, modern, dan kontemporer.

Tari berkembang di dalam dan di luar negeri. Tari yang berkembang di dalam negeri
disebut tari Nusantara dan tari yang berkembang di luar negeri disebut tari mancanegara.
Beberapa contoh tari Nusantara adalah tari Sigeh Penguten, Bedana, Gambyong, Saman,
Kecak, dan sebagainya. Sedangkan beberapa contoh tari mancanegara non-Asia adalah
tari Bacata, Tanggo, Cha-cha, Salsa, dan sebagainya.

Tari adalah seni yang pada dasarnya merupakan media atau bahasa komunikasi
dalam wujud gerak dan tari juga dapat dijadikan alat untuk mengungkapkan pikiran,
kehendak, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain (Pekerti, 2014: 7.2).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa unsur-unsur dasar dalam tari;


2. Apa unsur-unsur pendukung dalam tari;

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui unsur-unsur dasar dalam tari.


2. Untuk mengetahui unsur-unsur pendukung dalam tari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Dasar Tari

Tari adalah suatu bentuk pernyataan imajinatif yang tertuang melalui kesatuan
simbol-simbol gerak, ruang, dan waktu (Bambang Pudjasworo, 1982:61). Tari dalam
perwujudannya senantiasa harus dihayati sebagai bentuk kemanunggalan dari suatu pola
imajinatif gerak, ruang, dan waktu yang dapat dilihat dengan kasat mata. Bentuk
kemanunggalan antara pola imajinatif dengan pola kasat mata itu dapat dikatakan bahwa
tari merupakan suatu bentuk pernyataan ekspresi (jiwani), bentuk pernyataan ilusi, dan
sekaligus merupakan bentuk pernyataan rasional manusia. Gerak, ruang, dan waktu
dihadirkan sebagai sebuah satu kesatuan yang utuh yang mewakilinya.
Konsep dasar dalam tari secara universal adalah gerak, ruang, dan waktu. Tari

Jawa gaya Yogyakarta juga mempunyai konsep dasar yang relatif universal pula. Perlu
diungkapkan pernyataan salah satu tokoh tari gaya Yogyakarta, yakni B.P.H.
Suryodiningrat. Dalam salah satu uraiannya dinyatakan: tari adalah gerak seluruh
anggota badan, yang diiringi dengan musik (gamelan) dikoordinasikan menurut irama
gamelan, kesesuaian dengan sifat pembawaan tari serta maksud tarinya (B.P.H.
Suryodiningrat, 1934:3). Menurut batasan tari di atas, maka secara konsepsional yang
dimaksud tari (tari Jawa), senantiasa harus berpijak pada tiga aspek pokok ialah wiraga,
wirama, dan wirasa. Wiraga adalah konsep gerak, wirama merupakan konsep irama, dan
wirasa adalah konsep penjiwaan.

Berikut tiga unsur utama dalam seni tari:


1. Wiraga (raga)
Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa
dikenal dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis,
ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari
memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam
sebuah tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi
adalah gerakan dalam sebuah tarian yang memiliki makna mendalam dan
memiliki maksud tertentu.

3
Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak karakter
yang dimainkan. Misalnya gerak memutar pergelangan tangan pada tari yang
dibawakan oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan. Begitu pula
gerakan berdecak pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti
wibawa dan kekuasaan.

Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan menjadi hampa
karena memang yang namanya tari harus ada unsur gerakan. Maka dari itu,
wiraga termasuk ke dalam unsur utama sebuah seni tari.

2. Wirama (irama)
Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana
kemari tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi
gerakan penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna
karena tercipta suasana tertentu.

Seorang penari harus bisa menari sesuai dengan irama, ketukan, dan tempo
pengiringnya sehingga bisa harmonis dan estetis di mata penonton. Selain itu,
irama juga bisa sebagai isyarat bagi penari kapan harus memulai atau mengganti
sebuah gerakan. Hal ini sangat berguna ketika sebuah tarian dibawakan oleh
banyak penari sehingga setiap penari tidak tergantung gerakannnya pada penari
lain tetapi bisa menyamakan sendiri dengan irama pengiring.
Irama yang digunakan bisa berupa rekaman (biasa digunakan untuk
kepentingan pendidikan) ataupun iringan langsung dari instrumen musik (seperti
gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak menutup

kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan, hentakan kaki,
maupun nyanyian. Apapun bentuknya, irama digunakan sebagai pelengkap
sebuah gerakan tari. Meskipun berfungsi sebagai pengiring, irama juga termasuk
ke dalam unsur utama.

3. Wirasa (rasa)
Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada
penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari
harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah

dan pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan

4
adalah gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari
juga harus menampilkan mimik wajah yang mendukung.
Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan estetika sebuah
seni tari bila dikombinasikan dengan irama dan gerakan yang mendukung.
Dengan adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah menangkap

maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa ini tidak
dapat terlepas dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa, makna tarian tidak
akan dapat tersampaikan kepada penonton.

Sedangkan Menurut Pekerti (2014) tari memiliki beberapa unsur utama yaitu sebagai
berikut:
1. Gerak, gerak merupakan unsur utama tari. Gerak tari terjadi karena adanya suatu
tenaga. Ada 2 jenis gerak, yaitu:
a. Gerak nyata (representasional), gerak nyata adalah gerak yang

menirukan aktivitas kita sehari — hari.


b. Gerak maknawi, adalah gerak yang mengandung makna, biasanya
gerak dasarnya dari gerak sehari — hari lalu diperhalus atau
dirombak sehingga terlihat tidak seperti gerak nyata.

2. Ruang, ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam
pengertian harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik
panggung tertutup maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula
tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif.

3. Waktu, pengertian waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari
dalam melakukan gerak. Waktu 13 dalam tari sangat tergantung dari cepat
lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak, panjang pendeknya ketukan
(ritme) dalam melakukan gerak, dan lamanya (durasi) penari dalam melakukan
gerak.

5
B. Unsur-Unsur Pendukung Tari

Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya.


Unsur-unsur ini menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya.
Selain unsur gerak sebagai media ekspresi utamanya. Unsur-unsur pendukung yang
terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang mampu
memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan.
Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan tata musik.
Ketiga unsur pendukung tari tersebut, yaitu tata busana, tata rias dan tata musik tari harus
menjadi suatu jalinan yang saling terkait dan kerja sama untuk mendukung wujudnya
sebuah tarian, karena tanpa kelengkapan hal-hal di atas, tarian belum dapat dinikmati
secara utuh.

1. Tata Busana/Kostum
Tata busana tari merupakan seni menata segala pakaian yang dikenakan

oleh penari untuk mempertunjukkan karya tari. Pada prinsipnya, busana tari harus
enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari. Keberadaan
kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu
tarian dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di
dalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah
tata busana/kostum.
Tata busana/kostum memiliki fungsi diantaranya yaitu:
a. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung
tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam

suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana,
kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain. Tata busana
untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai
dengan tema tarinya.
b. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya
busana yang dikenakan penari sudah menunjukkan siapa dia
sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya,
kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan
psikologisnya penari dengan tarianya.

c. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya


penari harus dapat membawakan tari tanpa terganggu oleh

6
busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada
penari tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak,
menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang
diambil penari.
d. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang

dibawakan dengan tata busana yang baik tentunya akan lebih indah
dan menarik untuk disaksikan.

Dalam penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan
apabila didukung oleh tata busana yang baik. Oleh karena itu di dalam penataan
dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal
sebagai berikut:

a. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton.
b. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat

menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana.


c. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton.
d. Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari.
e. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
f. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana.

2. Tata Rias
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan
wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing

bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk
mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam
tari bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau
ganteng. Tata rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu
pertunjukan karya tari menjadi lebih baik.

Tata rias dalam tari mempunyai fungsi yaitu:


a. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata rias bisa menyempurnakan
kekurangan pada tampilan penari. Penyempurnaan wajah dilakukan

pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.

7
b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias
berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan wajah
penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah.
c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas
panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa cahaya

lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan


dimensi wajah penari.
d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-
gerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga
menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan
wajah asli pemain.
e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik
tentunya akan menambah keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda
dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian disajikan tanpa

didukung dengan tata rias.

Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tari, maka dalam penataan rias
penari perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:

a. Rias hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.


b. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
c. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
d. Ketepatan pemakaian desain rias.

Tata rias memiliki beberapa jenis yaitu:

a. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata


rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini
menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan
menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah.
b. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus.
Disebut tata rias karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan

dengan mengubah wajah tidak realistik.

8
c. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah
seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri- ciri khusus
yang melekat pada tokoh. Tata rias karakter dibutuhkan ketika karakter
wajah penari tidak sesuai dengan karakter tari.

3. Tata Musik
Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau
nalun ritmis. Musik atau iringan selain sebagai pengiring atau iringan tari juga
berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang ditampilkan. Demikian juga warna
bunyi untuk iringan tari, tentu disesuaikan dengan gerakan tarinya. Apabila gerak
tarinya dinamis, cepat, dan bersemangat, maka warna bunyinya, juga yang
berirama cepat, bersemangat, dan keras. Sebaliknya gerak tari yang lemah
gemulai, lembut, tenang, maka iringan musiknya juga dipilih yang tenang,

syahdu, dan lembut. Pada dasarnya bentuk musik dalam tari dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Musik internal. Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau
bersumber dari penarinya sendiri. Contoh: bersiul,tepuk
tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb.
b. Musik eksternal. Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber
dari alat instrument yang di lakukan orang lain. Contoh: nyanyian, puisi,
susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb

Sebuah tarian biasanya disajikan dengan diiringi musik yang disebut musik
iringan tari. Musik iringan tari adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring
sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, namun musik inilah yang
mengatur gerak suatu tarian, sebagai penegas, pembentuk karakter penari,
sehingga maksud dari satu tarian itu dapat dipahami oleh penonton. Musik iringan
tari memiliki fungsi antara lain:

a. Sebagai iringan gerakan, musik iringan tari sebagai iringan gerakan


memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak
sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang

dilakukan dapat mengalir dan mengalun.

9
b. Sebagai ilustrasi, musik iringan tari sebagai ilustrasi mengandung arti
bahwa musik dapat menggambarkan susana yang sedang terjadi dalam
sebuah tarian.
c. Sebagai pembangun suasana. Musik iringan sebagai membangun
suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik

agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan trian.

Selain itu musik iringan juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah
ini:

a. Mengatur dan member tanda efektif gerak tari.


b. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan.
c. Sebagai rangsangan bagi penari.
d. Mendukung jalannya pertunjukkan.

e. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian.


f. Membantu mempertegas ekspresi gerak.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur dasar dalam tari secara universal adalah gerak, ruang, dan waktu. Gerak

merupakan unsur utama tari yang terjadi karena adanya suatu tenaga. Ruang adalah
tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam pengertian harfiah adalah
panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung
terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif.
Sedangkan waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam melakukan
gerak.
Secara konsepsional yang dimaksud tari, senantiasa harus berpijak pada tiga
aspek pokok ialah wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga adalah konsep gerak, wirama
merupakan konsep irama, dan wirasa adalah konsep penjiwaan.

Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu
bagian penting yang mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan
dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur yang dimaksud di antaranya unsur tata
busana, tata rias, dan tata musik.

B. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini bisa lebih memahami lagi tentang “Unsur-
Unsur Tari dan Pendukungnya”. Memberikan kritik maupun saran yang sifatnya
membangum terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan makalah

kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto. 2012. “Tari Klana Alus Sri Suwela Gaya Yogyakarta Perspektif Joged
Mataram”. Jurnal Seni Tari. 3 (1). 4-5

http://eprints.umm.ac.id/39363/3/BAB%202.pdf
(Aksess on 16 Oktober 2019)

http://eprints.umm.ac.id/39363/2/BAB%201.pdf
(Aksess on 16 Oktober 2019)

http://digilib.unila.ac.id/17411/1/bab%201.pdf
(Aksess on 16 Oktober 2019)

Simba. “Unsur-Unsur Tari”. Oktober 2019


https://simba-corp.blogspot.com/2018/10/unsur-unsur-tari.html
(Aksess on 16 Oktober 2019)

https://www.mikirbae.com/2016/03/unsur-unsur-pendukung-dalam-tari.html
(Aksess on 16 Oktober 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai