Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni merupakan istilah yang sudah dikenal oleh orang sejak usia dini hingga
dewasa. Seni adalah semua hal yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur
keindahan dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Seni terbagi menjadi lima
macam, yaitu seni rupa, musik, teater, tari dan sastra.

seni tari adalah suatu gerakan semua bagian tubuh atau hanya sebagian saja yang
dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan,
dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa iringan musik. Setiap gerakan merupakan
kombinasi yang berasal dari unsur tari itu sendiri.

Seni tari dibagi kedalam empat jenis jenis, yaitu tari rakyat, tari kreasi, tari
klasik, dan tari modern. Tari kreasi adalah jenis tari yang pada dasar koreografi yang
digunakan bertolak dari tari tradisional atau pengembangan terhadap pola yang sudah
ada sebelumnya. Secara mudahnya tari kreasi adalah tarian pengembangan dari tari
rakyat atau tari tradisional. Banyak faktor yang mempengaruhi berkembangnya tari
keasi, salah satunya adalah adanya sarana dan prasarana yang mendukung seperti
Sumber Daya Manusia dan Sanggar Seni. Sanggar seni adalah suatu wadah atau
sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan
kegiatan pembelajaran seni seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau kriya, seni
peran dan lain sebagainya.
Salah satu sanggar tari yang ada di Kabupaten Bandung yaitu Sanggar Putri
Manglayang. Sanggar ini bergerak dibidang pelatihan dan hiburan untuk melestarikan
kebudayaan Tari Tradisional. Beberapa contoh tarian yang diajarkan di Sanggar Putri
Manglayang adalah tari Ronggeng Nyentrik, tari Sancang Gugat, dan tari Makalangan.
Tari Makalangan merupakan tari kreasi baru yang sumber garapannya dari tari tradisi,
karakter tari Makalangan meliputi gerakan halus yang melambangkan kesabaran dan
gerakan kasar yang menggambarkan kemarahan. Tari Makalangan diciptakan oleh
seorang koreografer Jajat Sudrajat. Tarian ini juga memiliki kekhasan tersendiri
sehingga menarik untuk diteliti.

Tarian makalangan menceritakan tentang perjuangan dan ketangguhan seorang


wanita dalam mempertahankan dalam membela negara. Proses penciptaan tari
Makalangan ini tergolong singkat yakni hanya memakan waktu selama tiga bulan. Tari
makalangan memiliki fungsi yaitu sebagai hiburan yang berkembang pada seni
pertunjukan pribadi atau kelompok, sebagai kepuasan batin bagi pelaku seni itu sendiri
bahkan sebagian dari penonton terlibat dalam penampilannya, dan juga sebagai
penyajian estetis apabila tarian ini lebih dikhayati dan dirasakan pada setiap gerakan-
gerakan tertentu.

Maka dari itu peneliti mengangkat judul “Tari Makalangan di Sanggar Putri
Manglayang”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana makna tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang

1.2.2 Bagaimana fungsi tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang

1.2.3 Bagaimana rias dan busana pada tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang
3

1.3 Tujuan Peneliti

Tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang
dipaparkan sebagai berikut yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tari Makalangan
di Sanggar Putri Manglayang

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan makna dari tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang

1.3.2.2 Mendeskripsikan fungsi dari tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang

1.3.2.3 Mendeskripsikan rias dan busana tari Makalangan di Sanggar Putri Manglayang

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoretis dan manfaat
secara praktis :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini di harapkan dapat memebri informasi kepada khalayak umum


mengenai tari Makalangan

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.2.1 Peneliti

Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam mengkaji dan


menggali potensi yang terdapat dalam sebuah karya tari.
1.4.2.2 SMA Negeri 1 Cileunyi

Menambah pengetahuan mengenai tari kreasi baru dan memotifasi para siswa-
siswi agar dapat selalu peduli terhadap pengetahuan dari kesenian tradisional yang
dimiliki.

1.4.2.3 Koreografer

Memberi motivasi dan masukan bagi penata tari untuk selalu melestarikan dan
mempertahankan kesenian tradisional yang menjadi suatu identitas masyarkat di Jawa
Barat

1.5 Struktur organisasi penelitian

Struktur organisasi yang peneliti terapkan pada penulisan karya tulis ini yaitu:

1. BAB : Pendahuluan

1.7 Latar belakang penelitian

Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Penulis


memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang akan dingkat
dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi

1.8 Rumusan masalah

Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permaslahan penelitian


yang lainnya ditulis dalam bentuk pertanyaan penelitian.

1.9 Tujuan penelitian

Bagian ini, penulisan diharapkan dapat mengidentifikai dengan jelas


tujuan umum dan khusus dari penelitian yang dilakanakan, sehingga
dapat terlihat jelas cakupan yang akan diteliti
5

1.10 Manfaat penelitian

Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi


yang dapat diberikan oleh penelitian yang dilakukan

1.11 Struktur organisasi

Bagian ini membuat sistematika penulisan karya tulis, dengan


memberikan gambaran kandungan setiap bab, urutan penulisannya,
serta keterkaitan antara satu bab yang lainnya dalam membentuk
kerangka utuh karya tulis.

2. BAB 2 : Kajian pustka

Bab II berisi tentang


BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian teori

2.1.1 Tari

Soedarsono (1978: 3) sendiri mengungkapkan bahwa, tari adalah ekspresi jiwa


manusia yang diungkapkan melalui gerak – gerak ritmis yang indah. Kussudiardjo
(1992: 670) mengungkapkan tari adalah keindahan bentuk dari anggota tubuh manusia
yang bergerak, berirama, dan berjiwa. Menurut Hawkins (1990: 2) menyatakan bahwa
tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi sebagai
ungkapan si pencipta, Jadi tari dapat di defesinikan sebagai keindahan bentuk dari
anggota tubuh manusia yang bergerak juga berekspresi.

Kussudiardjo (1992: 1) dalam bukunya yang berjudul dari klasik hingga


kontemporer mengartikan seni tari adalah keindahan gerak anggota badan manusia yang
bergerak, berirama dan berjiwa atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang
bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis.

Soedarsono (1972: 2) gerak adalah gejala yang paling primer dari manusia, dan
gerak merupakan alat yang paling tua bagi manusia untuk menyatakan
keinginan-keinginannya, atau merupakan bentuk refleksi sepontan dari gerakan-gerakan
yang terdapat didalam jiwa manusia. Dalam tari gerak merupakan frase aksi yang
menggambarkan makna satu kata atau sebaliknya. Jhon Martin (1965: 8) gerak betul-
betul merupakan substanti baku dari tari. Gerak adalah pengalaman fisik yang paling
elementer dari kehidupan manusia.
7

Dalam tari, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak maknawi dan gerak murni.
Gerak maknawi adalah gerak yang telah mengalami proses pengolahan yang
menghasilkan bentuk tari yang indah, sedangkan gerak murni adalah proses pengolahan
gerak melalui gerak aslinya.

Selain itu terdapat empat unsur tari yaitu wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.

a. Wiraga : gerakan tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki harus gerak
b. Wirama : gerak penari harus selaras dengan musik
c. Wirasa : penyampaian pesan dan perasaan melalui gerakan penari
melalui ekspesinya
d. Wirupa : berupa rias dan busana dari seorang penari

2.1.2 Teori rias dan busana

Tata rias dan busana merupakan salah satu unsur pendukung yang sangat penting
dlam sebuah seni pertunjukan, tidak terkecuali pada pertunjukan seni tari. Tata rias
merupakan cara untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah. Tata
rias diperlukan pada seni pertunjukan seperti pada tari utuk menentukan atau
menggammbarkan karakter dalam penyajian tari diatas panggung petunjukan. Tata
busana atau kostum, merupakan segala pakaian dan perlengkapan yang digunakan
seorang penari diatas panggung sesuai dengan kebutuhannya.

Melalui tata rias dan busana seseorang yang melihat dapat menentukan karakter
yang dibawakan. Di dalam sebuah pertunjukan, tata rias dan busana dapat merubah
karakter baik menjadi cantik, tampan, jelek, ataupun lucu sesuai dengan yang
dibawakannya.

Anda mungkin juga menyukai