Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Seni Tari”. Makalah ini berisi tentang
pengertian seni tari secara umum, unsur-unsur seni tari, pembagian seni tari, . makalah ini
disusun guna untuk memenuhi tugas serta memperbaiki nilai ulangan semester 2 mata pelajaran
seni budaya.

Makalah ini memang masih sangat sederhana dan mungkin terdapat kesalahan
didalamnya. Oleh karena itu saya harapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari
guru mata pelajaran guna menjadi acuan dan bekal saya untuk menjadi yang lebih baik dimasa
yang akan datang.

Wawotobi, 26 Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar .................................................................................................................................i

Daftar isi ..........................................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................................................1


B. Tujuan penulisan .................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Tari ............................................................................................................2


B. Unsur-Unsur dalam Seni Tari .............................................................................................2
C. Macam-Macam Seni Tari ....................................................................................................4
D. Peran Seni Tari ....................................................................................................................5
E. Koreografi dalam Seni Tari .................................................................................................7

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................9

Daftar Pustaka ..................................................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Pada periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan
ekonomis menguasai seluruh AsiaTenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah
seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, ‘secara garis besar
perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan
budaya besar dari luar [asing]’. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan
seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan
masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga
saat ini,maka masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara
kesatuan.Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni
pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.

Perkembangan masyarakat dan keseniannya tidak merupakan perkembangan yang terputussatu sama lain,
melainkan saling berkesinambungan. Edi Sedyawati (1981: 112-118)menggambarkan secara vertikal
perkembangan tari di Indonesia dalam lima tahapan yaitu tahap:

1. kehidupan yang terpencil dalam wilayah-wilayah etnik,


2. masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing,
3. penembusan secara sengaja atas batas-batas kesukuan [etnik]
4. gagasan mengenai perkembangan tari untuk taraf nasional,
5. kedewasaan baru yang ditandai oleh pencarian nilai-nilai.

Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan tersebut, bahkandalam wilayah-
wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan pertama. Jika ditinjau sekilasperkembangan Indonesia
sebagai negara kesatuan, maka tahapan perkembangan tari tersebutterkait dengan perubahan struktur
masyarakat.

B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru bidang studi seni budaya. Selain
itu, untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan agar masyarakat beserta penerus bangsa ini dapat
melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian seni tari

3
Seni tari adalah gerakan terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi
manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh, wirama atau
irama, wirasa atau penghayatan, dan wirupa atau wujud.
Tari adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik atau
gamelan, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa substansi atau bahan baku tari adalah gerak; gerak yang
terangkai sehingga memuat ritme dan waktu di dalam ruang. Dapat diartikan bahwa seni
tari adalah pengungkapan lewat gerak yang distilir atau digayakan dan berkesinambungan
yang di dalamnya terdapat unsur keindahan.
Seni tari memiliki empat unsur keindahan, yaitu: wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
Keempat unsur seni tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.
Wiraga adalah raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan media pokok
gerak tari. Gerak tari dirangkai dan digayakan sesuai dengan bentuk yang tepat. Misalnya
seberapa jauh badan merendah, tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk, dan
sebagainya.
Wirama adalah ritme atau tempo atau seberapa lamanya rangkaian gerak
ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini
biasanya dari alat musik ritmis yang mengiringi, seperti gong, gendang, tifa, rebana, dan
lain-lain.
Wirasa adalah perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak. Keseluruhan
gerak tersebut harus dapat menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira,
tegas, atau marah.
Wirupa adalah rupa atau wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui
warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya.
B. Unsur-unsur seni tari
1. Gerak
Seni tari merupakan salah satu cabang kesenian yang merupakan salah satu hasil budi
manusia, maka unsur dasar tari utama yang berwujud gerak itu, tidak semua gerak
dapat dikatakan gerak tari. Gerak yang berfungsi sebagai materi gerak pokok tari
hanyalah gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari gerak
keadaan wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Dalam istilah kesenian, gerak
yang telah mengalami stilisasi atau distorsi.
Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau
distorsi inilah nanti lahir dua jenis gerak tari. Yang pertama gerak tari yang bersifat
gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi.
- Gerak murni adalah gerak tari darihasil pengolahan gerak wantah yang dalam
pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari
tersebut. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya
saja. Misalnya gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan tangan, beberapa
gerak leher seperti pacak-jangga di Jawa, dan sebagainya.

4
- Gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari
yang dalam pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau maksud
disamping keindahannya. Misalnya dalam tari nelayan, kita dapat melihat gerak
tari yang menggambarkan nelayan yang sedang mendayung. Gerak mendayung
dalam tari nelayan ini disamping sedap dilihat karena keindahannya, juga tampak
mengandung suatu arti atau maksud yaitu gambaran seorang nelayan yang sedang
mengayunkan dayungnya agar perahunya dapat laju jalannya.
2. Ritme
Ritme itu sendiri sebenarnya merupakan jarak yang tetap. Untuk memberikan suatu
kehidupan maka perjalanan sepanjang jarak ini dilaksanakan dengan adanya daya
naik dan turun. Dalam dunia karawitan atau musik daya tersebut sangat jelas. Daya
ini bisa disebut padang-ulihan atau these-antithese. Dari inilah maka sebenarnya ritme
itu merupakan pola waktu yang memberikan kehidupan. 
3. Iringan
Untuk memperkuat dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat
dilaksanakan dengan iringan. Iringan tersebut pada umumnya berupa suara atau
bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah suara manusia
sendiri.
4. Tata rias dan tata busana
Pada mulanya para penari memakai pakaian sesuai dengan apa yang pada saat itu
sedang dipakai. Perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kedudukannya sebagai
salah satu unsur, maka pakaian atau busananya diatur dan ditata sesuai dengan
kebutuhan tari tersebut. Yang paling utama mendapat perhatian haruslah terlebih
dahulu diketahui dan disadari bahwa yang terpenting adalah pakaian atau busana
tersebut harus enak dipakai, tidak mengganggu gerak tari, menarik dan sedap
dipandang. Bila perlu murah harganya dan mudah didapat.
Sedangkan tata rias akan membantu menentukan wajah beserta perwatakannya, serta
untuk memperkuat ekspresi. Tata rias untuk pertunjukan tari segala sesuatunya
diharapkan harus terlihat lebih jelas. Hal ini selain sebagai penguat perwatakan dan
keindahan juga yang penting diketahui bahwa tata rias ini akan dinikmati dari jarak
jauh.
5. Tema
Pada mulanya, orang menari bukan semata-mata untuk ditonton. Namun dalam
perkembangan terakhir ini tari sengaja disusun untuk dipertontonkan. Untuk
mendekati tercapainya tujuan maka perlu adanya unsur tema. Tema itu dapat diangkat
dari bermacam-macam sumber. Hal ini dapat berasal dari manusia sendiri, dapat
berupa pengalaman hidupnya seperti kegiatan sehari-hari, kisah ataupun
pengalaman.Selain itu, tari dapat pula diangkat dari tema flora dan fauna.
6. Tempat

5
Tari dilakukan oleh manusia. Manusia sendiri adalah makhluk hidup yang
mempunyai ukuran tiga dimensi, yaitu tinggi, panjang dan lebar. Sedangkan dalam
kehidupannya manusia selalu bergerak berpindah-pindah. Maka untuk melaksanakan
suatu kegiatan tari dibutuhkan waktu dan ruangan atau tempat. Dalam
perkembangannya kebudayaan manusia sampai dewasa ini akhirnya terbentuklah
suatu tempat khusus yang dipergunakan untuk pagelaran seperti bentuk arena,
lingkaran ataupun pendapa. Ada pula tempat pertunjukan yang berbentuk
proscenium, yaitu tempat pertunjukan yang antara penonton dengan yang ditonton
dibatasai dengan suatu bingkai.

C. Macam-macam seni tari


Berdasarkan koreografinya, seni tari dibagi menjadi:
1. Tari tunggal ( Solo )
Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun
perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
2. Tari berpasangan ( duet/pas de duex)
Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan.
Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
3. Tari kelompok ( Group choreography)
Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.

Berdasarkan jenis penyajiannya, tari dibagi menjadi:


1. Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini
diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung
nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional,
formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.
a. Tari Tradisional Klasik
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana.
Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan
busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau
penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat),
Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga
(Sulawesi Selatan)
b. Tari Tradional Kerakyatan
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan
bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada
saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung
(Melayu), Lilin (Sumatera Barat)
2. Tari Kreasi Baru

6
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi
penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya.
Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini
terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari
modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
 Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi,
baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik
pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan
esensiketradisiannya.
 Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik
dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama
sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih
menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini
disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang
berarti baru saja.

3. Tari Kontemporer
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya
unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk
menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari
yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.

D. Peran Seni Tari

Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui
stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi
kebutuhan individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian
ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat
berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam
kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara lain :
1. Tari Sebagai Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam
suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.Ttari dalam upacara pada
umumya bersifat sakral dan magis. Pada tari upacara faktor keindahan tidak
diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan

7
manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Tari upacara dibagi menjadi 2 yaitu
tari adat dan agama
a. Tari Adat
Beberapa contoh tari upacara adat adalah Bedhoyo Ketawang (penobatan raja)
Gambyong, Karonsih, dan Gatot Kaca Gandrung (adat perkawinan), Kuda
Lumping, Jatilan (seni tontonan rakyat), Tari Sekapur Sirih untuk
penyambutan tamu agung dan Tari Rangguk (Jambi) untuk persembahan
untuk tamu biasa.
b. Tari Agama
Tari upacara agama adalah tari yang diyakini memiliki karismatik khusus.
Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak kepada peri kehidupan
selanjutnya. Tari upacara agama memiliki tradisi khusus., dilaksanakan dalam
konteks yang berhubungan dengan pernyataan penghayan keagamaan di mana
mereka lebih asyik apabila melakukan dengan penghayatan dalam dan bersifat
memuja, dan penghayantan persembahan secara total. Contoh Tari Pendet,
Rangde, Rejang, Keris, Pasraman, Gabor, Ngaben Bedoyo Semang, Bendaya
Ketawang, Gandari
2. Tari Sebagai Sarana Hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki
tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari
hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk
ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri.
Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan individual, bersifat
spontanitas dan improvisasi.
Contoh tari hiburan: Tari Tayub (Jawa Timur, Jawa Tengah), Ketuk Tilu (Jawa
Barat), Gandrung (Banyuwangi), Jogged Bumbung (Bali), Serampang Dua Belas
(Sumatra)

3. Tari Sebagai Sarana Pertunjukkan


Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan
penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya.
Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini
sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan
segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan
tujuan yang jelas.
Contoh tari pertunjukan: Tari Piring (Sumatra), Tari Ngremo (Jawa Timur),
Gambyong (Surakarta).

E. Koreografi dalam seni tari

8
Seorang koreografer dan pakar tari Sal Murgiyanto mengungkapkan koreografi adalah
pemilihan dan tindakan atau proses pemilihan dan pembentukan gerak menjadi sebuah
tarian. Sementara itu dikatakan kata koreografi berasal dari bahasa Yunani yaitu choreia (
tarian koor) dan  graphia (penulisan). Koreografi berarti penulisan dari tarian
koor.  Dalam perkembangan selanjutnya koreografi dimaksudkan cara merencanakan
laku baik ditulis maupun tidak.
1. Aspek-aspek Koreografi 
Dalam membuat suatu koreografi selalu dihadapkan pada bentuk sebagi
wujud dari hasil akhir yang bisa dinikmati oleh penonton, oleh karenanya ada
beberapa aspek yang harus dipertimbangkan guna mencapai hasil tersebut
diantaranya:
a. Aspek Isi
Aspek isi adalah pokok masalah (dapat juga diartikan tema) dari
sebuah karya tari. Dalam karya tari isi dapat ditangkap lewat gerak-
gerak yang diungkapkan  oleh penari. Isi menjadi bagian yang penting
yang harus sejak awal sudah diyakini oleh penata tari karena lewat isi
inilah penata tari akan terbimbing dalam mendapatkan gerak serta
menentukan langkah-langkah yang berkaitan dengan dramatic,
dinamika, serta penokohan bila ada.
b. Aspek Bentuk
Bentuk dalam sebuah karya tari adalah terjemahan dari isi dan
merupakan penyatuan dari berbagai elemen yang dihadirkan di dalam
ruang (di atas panggung). Elemen tersebut baik berupa gerak, desain
lantai, dinamika, dramatik dan yang lainnya.
c. Aspek Teknis
Aspek teknis adalah salah satu sarana untuk mencapai sasaran atau
salah satu alat untuk mencapai terwujudnya bentuk. Melalui aspek
tehnis ini membantu para penata tari untuk mewujudkan isi. Penata tari
diharapkan memiliki dasar tehnik  gerak yang baik dan kuat, ini
tentunya tidak lepas dari bekal gaya (style)  tari etnis yang ada di
nusantara
d. Aspek Proyeksi
Aspek proyeksi adalah hubungan magis antara bentuk sajian karya tari
dengan penonton. Dalam kaitannya dengan proyeksi pemain/penarilah
yang memegang peran penting Karena ide koreografer diterjemahkan
oleh penari dan diungkapkan lewat gerak.
2. Proses Peggarapan Koreografi
a. Eksplorasi

9
Eksplorasi diartikan sebagai penjajagan  sebagai pengalaman untuk
menanggapi beberapa obyek dari luar yang sering disebut juga dengan
berpikir, berimajinasi, merasakan,meresponsikan.
b. Improvisasi
Improvisasi diartikan sebagai penemuan  gerak secara spontan, entah
gerak tersebut pernah dilihat sebelumnya ataukah muncul pada saat
pencarian gerak. Pada saat improvisasi sangat dituntut kepercayaan
diri seseorang dan tidak terpengaruh atau meniru orang lain.
c. Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan setelah melewati improvisasi  dengan
mendapatkan penemuan gerak yang cukup banyak, koreografer harus
memilih gerak- gerak yang didapatkan disesuaikan dengan tema yang
digarap. Seorang piñata tari harus mengambil keputusan dipakai dan
tidaknya gerak yang telah didapat
d. Pembentukan/Komposisi
Setelah melewati evaluasi  selanjutnya adalah pembentukan, pada
proses ini pembentukan dimaksudkan adalah bagaimana gerak menjadi
satu kesatuan /rangkaian (Jawa disebut ragam). Dalam hal ini sudah
barang tentu gerak sudah diarahkan pada tema , bentuk, setruktur,
irama yang berkaitan dengan ritme dan tempo garapan dan disesuaikan
dengan tema garapan.
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Seni tari adalah gerakan terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi
manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh, wirama atau irama,
wirasa atau penghayatan, dan wirupa atau wujud. Unsur-unsur Seni Tari adalah gerak, ritme,
iringan, tata rias, tata busana, tema dan tempat. Seni tari berdasarkan koreografinya, dapat
dibagi menjadi tari tunggal ( Solo ),tari berpasangan ( duet/pas de duex), tari kelompok
( Group choreography). Berdasarkan jenis penyajiannya, tari dibagi menjadi 3, yaitu: tari
tradisional, tari kreasi baru, dan tari kontemporer. Peran seni tari dalam kehidupan, yaitu:
tari sebagai upacara,tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pertunjukkan. Dalam
seni tari yang unsur utamanya adalah gerak tentu saja memiliki koreografi didalamnya.
Koreografi adalah pemilihan dan tindakan atau proses pemilihan dan pembentukan gerak
menjadi sebuah tarian. Aspek-aspek didalam koreografi, antara lain: Aspek Isi, Aspek
Bentuk, Aspek Teknis, dan Aspek Proyeksi. Di dalam proses penggarapan koreografi,
terdapat komponen-komponen penyusun hingga terbentuk sebuah tarian, yaitu: Eksplorasi,
Improvisasi, Evaluasi, Pembentukan/Komposisi.

10
Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/50622869/Sejarah-Seni-Tari-Indonesia-1

http://www.manfaat-pengetahuan.blogspot.com/2013/05/pengertian-seni-tari.html

http://www.spectradancestudio.wordpress.com/2012/09/02/unsur-dasar-seni-tari/

http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/09/pengertian-seni-tari.html

http://senitari-araa.blogspot.com/2012/12/makalah-seni-tari.html

http://internet-jendela-ilmu.blogspot.com/2011/03/tata-rias-dan-busana.html

11

Anda mungkin juga menyukai