Anda di halaman 1dari 15

UNSUR-UNSUR DASAR TARI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seni tari dan drama
Dosen Pengampu : Rini Ramdhania, M.Pd.

Disusun Oleh :
Anneu Nur Safitri (20201510017)
Atin Ismiranti (20201510028)
Bambang Putra Herlambang (20201510033)
Dini A’inul Aminin (20201510083)
Nowal Novilasari (20201510031)
Salsabila Utami (20201510043)
PGSD 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Unsur-unsur dasar tari” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Rini
Ramdhania, M.Pd. pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar mata kuliah Seni Tari
dan Drama Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rini Ramdhania, M.Pd. Selaku dosen mata
kuliah program Seni Tari dan Drama studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang Kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun
akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 04 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Gerak (Ruang, tenaga, waktu ) ............................................................................ 3


B. Tata Rias ................................................................................................................ 6
C. Busana .................................................................................................................... 8
D. Iringan Musik ....................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masing-masing tarian memiliki keunikannya tersendiri, unsur-unsur dalam seni tari


memiliki pengaruh besar terhadap nilai estetis terhadap gerakan suatu seni tari . Yang meliputi
Gerak, tata rias, busana, dan iringan musik. Unsur-unsur tari yang paling utama yaitu gerak, gerak
tari merupakan serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang
lain, sehingga gerakan merupakan unsur utama yang penting dalam sebuah tarian. Selain gerakan
tari, tata busana juga merupakan salah satu unsur yang penting karena dapat membantu penonton
menangkap ciri sebuah peran atau tokoh dalam penari tersebut. Selain itu tata busana juga dapat
memperlihatkan kesesuaian hubungan antara peran dengan karakter tarian yang dibawakan dalam
mempertunjukkan suatu tarian, penari juga harus merias wajahnya.

Tujuan rias wajah untuk mengubah tampilan wajah penari sesuai dengan jenis karakter
tarian yang dibawakan. Selain itu iringan tari juga tak kalah pentingnya karena dengan adanya
iringan music, hal tersebut dapat mendukung suasana penampilan tari. Iringan tari dapat berupa
permainan alat-alat musik modern atau tradisional. Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang
berasal dari gerakan tubuh, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian.

Agar proses pembelajaran seni tari ini dapat berlangsung dengan baik, maka mesti
adanya pembelajaran mengenai unsur-unsur tari. Berikut akan kami bahas pada makalah yang
sudah kami susun.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gerak (ruang, tenaga, waktu) dalam seni tari?

2. Bagaimana tata rias dalam seni tari?

3. Bagaimana busana dalam seni tari?

4. Bagaimana iringan musik dalam seni tari?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu gerak (ruang, tenaga, waktu) dalam seni tari

2. Untuk mengetahui tata rias dalam seni tari

3. Untuk mengetahui busana dalam seni tari

4. Untuk mengetahui iringan music dalam seni tari

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerak (Ruang, tenaga, waktu )
Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh
orang lain. gerak tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dantenaga. gerak tari nusantara
sangat beragam. gerak tari dari suatu daerah berbedadengan daerah lain. gerak tari ada yang
mempunyai arti tertentu dan ada juga gerak yang hanya mementingkan keindahan. gerak yang
mempunyai arti disebut gerak maknawi. Sebaliknya, gerak yang hanya mementingkan keindahan
disebut gerak murni. (Gusmail, 2019 : 53)

1. Menurut aktivitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua macam,yaitu


a. gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat
b. gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat dapat
dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan melompat.
2. Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
a. Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang sesuai
dengan apa yang dilihatnya.
b. Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah dengan cara di
perhalus.
c. Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak tidak wantah yang
sudah di stilir
3. Menurut sifatnya gerak dapat dapat di bagi menjadi empat,yaitu :
a. Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakankekuatan otot.
b. Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot
ataukekuatan.
c. Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerak-gerakannya
mengalir.
d. Gerak kasar adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang denganmenggunakan otot-
otot yang kuat.seperti hentakan kaki yang dilakukan dengan kecepatan tinggi.

3
Elemen dasar dari tari adalah gerak. Gerak terjadi karena adanya perpaduan antara fungsi-
fungsi tubuh, seperti perpaduan fungsi otak yang memerintahkan saraf motorik untuk
menggerakkan otot-otot jari, mata, tangan, atau pun kepala dan kaki. Dalam sebuah tarian antara
tubuh, gerak, dan komposisi tari tidak dapat dipisahkan. Menurut Pamadhi (2009 : 2.36) dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yaitu unsur tenaga, ruang dan waktu.
berikut penjelasannya di bawah ini :

1. Ruang

Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang dicaptakan
oleh penari, dan ruang pentas atau ruang tempat penasi melakukan gerak. Ruang yang diciptakan
penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat
dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak berpindah tempat. Misalnya gerak
menirukan sayap kupu-kupu terbang yang menggunakan kedua tangan bergerak ke atas dan ke
bawah. Lebar atau sempitnya ruang tergantung bagaimana penari pengekspresikan geraknya.
Tidak terlalu menjadi masalah sebenarnya jika kita melihat seorang penari hanya memanfaatkan
ruang sempit dalam ruang yang lebar untuk mengekspresikan tariannya. Dan tak sedikit pula
penari justru membutuhkan ruang yang lebar untuk mengekspresikan tariannya. Keduanya
memang relatif sifatnya. Pada dasarnya kebutuhan akan ruang itu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan karakteristik tarinya. Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari
yang biasa disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.

Dalam unsur ruang terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, level, dan fokus. Garis
dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari ketika menari. Misalnya
gerak tubuh yang melengkung menimbulkan garis melengkung yang berkesan lentur tidak kaku.
Gerak diagonal atau patah-patah menimbulkan garis yang kaku yang berkesan dinamis. Gerak
tegak lurus memberi kesan tenang dan seimbang. Sedangkan garis datar mengesankan istirahat.
Volume merupakan jangkauan gerak yang dibuat oleh penari yang tergantung besar kecilnya
pentas. Misalnya karena ruang pentas tidak terlalu luas, maka langkah penari yang lebar dibuat
menjadi langkah-langkah pendek dengan jumlah yang sama. Arah disini yang dimaksudkan adalah
arah hadap penari ketika melakukan gerak yang dapat berupa arah ke depan, ke samping dan ke

4
belakang serta arah lainnya. Level berkaitan dengan tingkat ketinggian dari posisi tubuh ketika
melakukan gerakan tari. Seorang penari dapat membuat level tertingginya ketika dia melakukan
gerakan melompat, atau level terendahnya ketika dia melakukan gerakan rebahan di lantai pentas.
Fokus merupakan sudut pandang dari penonton terhadap penari.

Diantaranya adalah seperti penjelasan yang ada di bawah ini :


a. Garis (Kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh penari)
b. Volume (Jangkauan gerak yang dibuat oleh penari, tergantung dari besar kecilnya ruang
gerak yang diiciptakan penari)
c. Level (Tinggi dan rendah posisi tubuh ketika melakukan gerak)
d. Fokus pandang (Konsentrasi penari ketika melakukan gerak)
e. Arah hadap (Pemilihan sudut tertentu dalam melakukan gerak)

2. Waktu

Selain ruang dan tenaga, unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari.
Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak
tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah pada
ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari.

Tempo mengarah kepada kecepatan tubuh penari yang dapat dilihat dari perbedaan panjang
pendeknya waktu yang diperlukan. Gerak dengan tempo cepat atau lambat, akan menentukan
hidup dan dinamisnya sebuah tarian. Gerakan yang dilakukan dengan tempo cepat akan berkesan
aktif dan menggairahkan. Sedangkan gerakan dengan tempo lambat berkesan tenang, agung, atau
dapat membosankan. Contohnya adalah gerak kaki trisi seorang penari wanita yang bergerak dari
arah belakang ke depan memerlukan tempo yakni sejumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan gerakan daribelakang sampai ke depan. Sedangkan gerakan kaki trisik yang terdiri
dari sekuen-sekuen gerak tersebut merupakan ritmenya.

Diantaranya adalah seperti penjelasan yang ada di bawah ini :


a. Tempo (Jangka waktu atau kecepatan tubuh dalam menyelesaikan sebuah rangkaian gerak)
b. Ritme (Pengaturan pola-pola gerak yang mengarah ke bentuk struktural seperti : awalan,
perkembangan dan akhir)

5
c. Meter (Pengaturan jarak waktu diantara rangkaian gerak)

3. Tenaga

Dalam melakukan gerak dibutuhkan tenaga. Gerak akan hidup dan bermakna jika
mendapat tenaga atau energi dari dalam tubuh. Komponen tenaga dalam mewujudkan sebuah
gerak tari menjadi sangat penting artinya untuk memunculkan karakter atau penjiwaan seseorang
yang sedang menari. Tenaga dalam tari dapat diatur oleh penari untuk memunculkan watak dan
dinamik. Keras lembutnya gerak yang muncul, adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat
disalurkan melalui ekspresi gerak. Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi :

a. Intensitas (Berkaitan dengan tingkatan atau besaran tenaga yang digunakan, sehingga dapat
menghasilkan tingkat ketegangan tertentu dalam sebuah tari)
b. Aksen/tekanan (Penggunaan tenaga yang tidak rata. Gerakan yang dilakukan secara tiba-
tiba dan kontras. Aksen /tekanan biasanya dilakukan sebagai alat untuk mengenali dan
membedakan pola-pola dan ritme-ritme gerak yang khas).
c. Kualitas (Berkaitan dengan cara penggunaan dan penyaluran tenaga. Bagaimana
mengawali gerakan, mengendalikannya dan mengakhiri gerakan).

B. Tata Rias

Menurut Nurdin (2019) Tata rias merupakan sebuah usaha untuk mempercantik dan
memperindah wajah dan diri setiap manusia khususnya perempuan. Berbeda dengan seni
pertunjukan, tata rias dibutuhkan untuk menentukan menggambarkan karakter dalam penyajiannya
di atas panggung pertunjukan.

Menurut Nurhaeni. E. Y., dkk (2013) tata rias adalah membuat garis-garis di wajah sesuai
dengan ide atau konsep garapan. Misalnya rias kelinci, tata riasnya dengan memakai bedak putih
pada seluruh wajah dengan garis-garis hitam pada mata, alis. Tata rias di dalam tari sangat berbeda
dengan rias sehari-hari, karena rias disini berfungsi untuk membantu ekspresi ataupun perwujudan
wajah si penari.

Menurut Haryawan dalam Majid,. dkk (2019) tata rias adalah seni menggunakan bahan-
bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan, dan harus memperhatikan ligthing dan jarak

6
penonton. Tata rias wajah suatu seni yang bertujuan untuk mempercantik wajah dengan
menonjolkan bagian-bagian yang sudah indah dan menyamarkan atau menutupi kekurangan pada
wajah. Tata rias juga bertujuan menunjang rasa percaya diri seseorang.

Menurut Nurdin (2019) dalam Yunita mengungkapkan bahwa tata rias merupakan seni
melukis wajah dengan menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan karakter yang
dibutuhkan sesuai peran yang dilakoni di atas panggung. Selain itu rias juga merupakan aspek
dekorasi, yang masing-masing memiliki kapasitas, keistimewaan serta ciri tersendiri yang wajar.
Berdasarkan fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam yaitu:

1. Rias aksen merupakan riasan yang hanya memberikan tekanan pada rias tersebut hingga
mampu memperkuat karakter. Misalnya orang batak memerankan peran sebagai orang
batak, maka make up nya hanya membutuhkan aksen untuk memperjelas garis wajah.
2. Rias jenis merupakan rias yang digunakan untuk mempertegas penari berdasarkan jenis
kelamin dan karakter yang diperankan. Misal penari laki-laki memerankan peran
perempuan, begitu pula sebaliknya.
3. Rias bangsa merupakan rias yang dibutuhkan untuk memperjelas karakter yang
memerankan bangsa lain. Misalkan pemeran bangsa Eropa memerankan peran bangsa
Indonesia.
4. Rias usia merupakan riasan yang digunakan untuk merubah usia atau penampilan seorang
penari menjadi orang tua atau menjadi anak kecil.
5. Rias tokoh merupakan riasan yang memberikan penjelasan pada tokoh yang di perankan.
Misalnya rias yang dibutuhkan untuk memerankan tokoh Sinta, Ramayana dan Srikandi.
6. Rias watak merupakan riasan yang digunakan sebagai penjelas watak yang diperankan
pemainnya. Misalnya memerankan watak Bawang Merah dan Bawang Putih
7. Rias temporal merupakan riasan yang digunakan berdasarkan waktu ketika pemain
melakukan skenario peranannya. Misalnya penari yang memerankan peran seorang putri
kemudian berubah menjadi rakyat jelata, itu membutuhkan riasan yang berbeda sebagai
penegas.
8. Rias lokal merupakan rias yang digunakan untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.
Misalnya riasan orang yang sedang sakit di rumah sakit akan berbeda dengan riasan ketika
dia sembuh dan keluar dari rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan kepiawaian oleh setiap

7
penata tari, penari dan penata rias untuk memahami karakter berbagai bangsa, watak dan
sifat penokohan, anatomi wajah manusia berbagai usia, serta untuk seni pertunjukan tari
sangat dibutuhkan pengetahuan tentang karakter dan tokoh perwayangan.

C. Busana

Busana adalah segala sesuatu yang dikenakan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
yang memberikan rasa nyaman dan menampilkan keindahan bagi pemakainya. Seperti yang
dikatakan Suratman (2007), “busana dalam tari memiliki empat peranan penting yaitu untuk
memperkuat karakter, memberikan ciri pertokohan, membantu mengungkapkan isi atau tema, dan
memberikan ciri berdasarkan jenisnya”.Busana pertunjukan tari memiliki peran penting dalam
pertunjukannya, karena busana dapat mngungkapkan identitas suatu tarian dan membedakan
seseorang apabila tari tersebut membutuhkan penokohan penari.

Busana atau lebih familiar dengan sebutan kostum tari merupakan segala pakaian dan
perlengkapan yang digunakan seorang penari diatas panggung sesuai dengan kebutuhannya. Tata
pakaian terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Pakaian dasar, merupakan pakaian yang digunakan sebelum mengenakan pakaian


pokoknya. Seperti, korset, legging, tengtop, dan lain sebagainya.
2. Pakaian kaki merupakan pakaian yang digunakan pada kaki, missal celana panjang atau
pendek, kaos kaki, sepatu dan lain sebagainya.
3. Pakaian tubuh merupakan pakaian pokok yang digunakan pemain yaitu dimulai dari dada
hingga pinggul. Misalnya torso, kace, teratai, sabuk dan lain sebagainya.
4. Pakaian kepala, merupakan pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya sanggul,
sunting gunungan, mahkota dan lain sebagainya.
5. Perlengkapan/aksesoris, adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut
yang bertujuan untuk menghadirkan efek dekoratif pada karakter yang dibawakan.
Misalnya perhiasan gelang, anting kalung, pending dan lain sebagainya.

Begitu pula pada kostum tari Serasan Seandanan. Busana yang digunakan juga terdiri dari
lima bagian diatas. Pada kostum tari ini dikenal dengan nama kostum angkinan, dimana penari
menggunakan pakaian tertutup yang berbahan bludru yang dibbordir tangan dan menggunakan
bawahan kain songket yang biasa digunakan disetiap tari sambut di Sumatera selatan.

8
D. Iringan Musik

Menurut Mulyani, N. (2016) Iringan music merupakan bunyi-bunyian untuk mendukung


suasana penampilan tari. Iringan tari dapat berupa permainan alat-alat musik modern atau
tradisional. Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang berasal dari gerakan tubuh, misalnya tepuk
tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian.

Musik merupakan salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan
masyarakat pendukungnya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia musik adalah ilmu atau seni
menyusun nada atau suara yang diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan nada atau suara
yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung iruma, lagu dan keharmonisan (terutama
yang dapat menghasilkan bunyi- bunyian).

Adanya iringan musik akan bisa membuat setiap gerakan yang dilakukan oleh penari
menjadi lebih berirama seta lebih ritmis. Adanya perpaduan antara iringan musik dengan seni tari
akan menjadikan para penonton lebih banyak berminat untuk menyaksikannya. Hal ini karena daya
tarik yang diberikan oleh perpaduan tersebut menjadikan seni tari lebih memikat. Sebagai
contohnya adalah teriakan, hentakan tepukan dan lain sebagainya. Adanya iringan dari penari akan
membuat seni tari terlihat lebih indah untuk disaksikan. Musik pada iringan tari berfungsi sebagai
pengiring dari sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, tetapi masik yang mengatur
gerak, sebagai penegas dalam membentuk karakter penari, sehingga maksud dari satu tarian itu
dapat dipahami oleh: penikmatnya.

Menurut (Soedarsono 1976: 26) mengatakan elemen dasar tari adalah gerak dan ritme.
Maka elemen dasar dari masik adalah nada, ritme dan melodi. Jadi dapat dikatakan dimana ada
tari disitu pasti ada musik. Musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring, tetapi musik adalah
partner tari yang tidak boleh ditinggalkan.Demikian pula pada tari rakyat khususnya tari
Jaipongan, busana yang dikenakan harus bisa menghidupkan karakter yang dibawakan. Melihat
dari perkembangannya busana pada tari rakyat sangat sederhana pada awal kemunculannya yakni
sekitar tahun 1980 penari laki-laki hanya menggunak kan kaos, sarung, celana panjang dan
menggunakan iket pada kepala.

9
Musik dalam tari memiliki peran penting dalam memperkuat keutuhan penyajian tari.
Kedudukannya tidak hanya mampu sebagai pengiring tarian saja, melainkan mampu pula berperan
sebagai penguat suasana dan penekanan terhadap penyampaian dari makna gerak yang
dipresentasikan Keberadaan musik dalam tari merupakan hal yang sangat penting. Peranan atau
kedudukan musik dalam tari bukan sebagai pengiring, melainkan sebagai musik tari.

Ada dua macam iringan dalam tari yaitu: iringan internal dan iringan eksternal. Iringan
internal adalah iringan tari yang langsung dimainkan oleh penari, seperti tari samur, tari tifa, dan
tari rebana. Iringan eksternal adalah iringan yang berasal dari luar diri penari.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi yg sudah disampaikan, maka dapat di simpulkan bahwa unsur-unsur dalam
seni tari memiliki pengaruh besar terhadap nilai estetis terhadap gerakan suatu seni tari . Yang
meliputi Gerak, tata rias, busana, dan iringan music. Masing-masing memiliki fungsinya masing-
masing dalam menunjang tarian agar lebih estetis. Jika salah salah unsur tidak lengkap atau tidak
terpenuhi maka tarian tersebut kurang dinikmati oleh orang lain. Seperti gerakan indah yang dapat
dinikmati oleh orang lain, tata busana dapat membantu penonton menangkap ciri sebuah peran
atau tokoh dalam penari tersebut, tata busana dapat memperlihatkan kesesuaian hubungan antara
peran dengan karakter tarian yang dibawakan dalam mempertunjukkan suatu tarian, penari juga
harus merias wajahnya agar tampilan wajah penari sesuai dengan jenis karakter tarian yang
dibawakan. Selain itu iringan tari juga tak kalah pentingnya karena dengan adanya iringan musik,
hal tersebut dapat mendukung suasana penampilan tari. Maka dari itu, unsur-unsur tari sangatlah
penting untuk dipelajari.

B. Saran

Disarankan kepada pendidik maupun calon pendidik, setelah membaca makalah ini bisa
lebih memahami lagi tentang "Unsur- Unsur Dasar Tari". Memberikan kritik maupun saran yang
sifatnya membangum terhadap isi makalah yang kami buat ini guna untuk perbaikan
makalah kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gusmail, Sabri, Prasika Dewi Nugra, and Fitra Airiansyah. Peningkatan Kreativitas Pengelolaan
Unsur-Unsur Gerak Tari di Aceh Besar. Deskovi: Art and Design Journal 2.1 (2019): 53-
58.

Jumantri, Muhamad Caesar, and Trianti Nugraheni. "Pengkajian Gaya Busana Tari Jaipongan
Karya Sang Maestro." Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya 4.1 (2020): 9-15.

Majid., dkk. 2019. Karakteristik Tata Rias dan Busana pada Tari Lulo di Sanggae Anasepu Kota
Kediri. Universitas Halu Oleo: Kediri.

Mulyani, N. (2016). Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Gava Media.

Nurdin. (2019). Tata Rias dan Busana Serasan Seandanan di Kabupaten Oku Selatan. Universitas
PGRI Palembang: Palembang.

Nugrahaeni. E. Y., dkk. 2013. Pengetahuan Tari. P3AI Universitas Lamhung Mangkurat
Banjarmasin: Banjarmasin.

Putri, V. N. (2020). Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tari jaranan turangga yaksa di Desa
Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Malang).

Pamadhi, Hadjar. 2009. Pendidikan Seni Tari SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wandaeka Veronika . Seni Budaya. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud ;
ISBN. 978-602-427-024-7 ; Edisi. 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai