Anda di halaman 1dari 26

ELEMEN KOMPOSISI TARI

Penulis :

1. Putri Karlinda 2113053261

2. Nadia Sahilah 2113053044

3. Dhea Octa Veronika 2113053170

4. Fani Marlina Sari 2113053241

5. Adeilla Najwa Salsabila 2113053288

Kelompok :5
Kelas : 1D

Mata Kuliah : Pendidikan Seni Tari


Dosen Pengampu : 1. Fadhilah Khairani, S.Pd., M.Pd

2. Susi Wedhaningsih, S.Pd., M.Pd

3. Ika Wulandari UT, M.Pd

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2021
PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya
sehingga makalah tentang “Elemen Komposisi Tari” ini dapat tersusun hingga
selesai. dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Seni Tari
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung Utara, 03 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PRAKATA ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Tari........................................................................... 3
B. Pengertian Komposisi Tari ................................................................ 3
C. Elemen Dasar Tari ............................................................................. 5
D. Pengertian Koreografi ....................................................................... 18
E. Cara Kerja Koreografi ....................................................................... 18
F. Stave ................................................................................................... 19
G. Skor Koreografi ................................................................................. 20
H. Penggunaan Koreografi ..................................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 21
B. Saran................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni Tari Indonesia di kagumi oleh negara lain karena banyaknya


kebudayaan di dalamnya. Perbedaan kebudayaan itu membuat perdaban di
indonesia menjadi beragam. Salah satu dari kebudayaan itu adalah seni tari
tradisional di berbagai daerah. Kesenian tari tradisional menggambarkan
kehidupan di daerah tersebut. Sehingga seni tari tradisional dapat di katakan
sebagai lambang dari peradaban dari masing-masing daerah. Seni tari sangat
diperlukan di berbagai aspek kalangan seperti pada saat penyambutan calon-
calon pemimpin di berbagai masing-masing daerah. Tari tradisional juga
dilakukan pada saat pesta rakyat di berbagai daerah. Namun kesenian tari
tradisional lambat laun senakin memudar atau bisa di katakan hampir punah
di karenakan semakin majunya jaman di Indonesia. Bahkan seni yang
dulunya berasal dari Indonesia sekarang banyak di ambil oleh negara lain atau
di klaim oleh negara lain. Ini membuktikan bahwa kesenian di indonesia
hampir memudar karena kemajuan jaman.

Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul Elemen Komposisi Tari
ini dilatar belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar mata
kuliah Pendidikan Seni Tari serta untuk membantu pembaca menganalisis,
memahami, mengetahui tentang elemen elemen komposisi tari
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas,


pemakalah dapat merumuskan pembahasan sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan seni tari?

2. Apa yang di maksud dengan elemen komposisi tari?

3. Apa saja uraian dari elemen - elemen komposisi tari?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pembahasan materi ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari tari?

2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari elemen komposisi


tari

3. Untuk mengetahui dan memahami uraian dari elemen - elemen


komposisi tari

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Tari

Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan
waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan
pesan dari seseorang maupun kelompok. Seni menjadi wujud ekspresi diri
dari manusia, yang sering dijadikan sarana hiburan dan pertunjukan.

Secara umum seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan,
ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan
diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman
yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya. Seni
tari dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal

B. Pengertian Komposisi Tari

Komposisi tari merupakan seni membuat atau merancang struktur ataupun


alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa
juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu
pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. Orang yang
merancang koreografi disebut sebagai koreografer.

Komposisi tari terdiri atas beberapa hal berikut:

1. Bentuk (pose), adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Pose terbagi


menjadi empat, yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan simetris. Pose

3
gerakan di samping menggambarkan pengembangan gerak melalui
penataan ruang, gerak dan waktu.
2. Gerak sebagai elemen pokok tari. Rudolf Laban pakar tari kreatif
menyatakan bahwa gerak merupakan fungsional dari body (gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level,
jarak, atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak,
perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak
menyangkut kuat, lemah, elastis dan penekanan gerakan). Perubahan gerak
ekuivalen dengan kebutuhan waktu, cepat-lambat, panjang-pendek, dan
banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh waktu. Tempo gerakan
merupakan panjang-pendek, cepat-lama gerakan dilakukan. Waktu dalam
tari dimensi dari tempo gerak. Tempo gerak dapat membangun image tari
secara keseluruhan dalam bentuk garapan tari atau koreografi tari.
3. Pola lantai, adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola
lantai terbagi menjadi dua, lurus dan lengkung. Ada pula pola lantai yang
merupakan perpaduan dari beberapa pola lantai sehingga membentuk
sebuah pola lantai baru Penyusunan pola lantai pada tarian bergantung
pada kreativitas koreografer atau pencipta tarian. Dalam penyusunan pola
lanfai harus memperhatikan unsur ruang, arah, fokus, level, kepadatan,
keleluasaan, dan desain.
4. Arah hadap, merupakan arah posisi tubuh penari. Penari bisa menghadap
ke depan, ke arah samping kanan atau kiri atau ke belakang menunduk,
dan sebagainya.
5. Tataran atau level adalah tingkatan.posisi tubuh penari. Terbagi menjadi
tiga, yaitu bawah, tengah, dan atas.
6. Ekspresi atau penjiwaan, merupakan bentuk dari mimik wajah dan gerakan
tubuh penari yang dihayati dengan perasaan supaya hasil tarian indah
dilihat. Dengan memahami dan membuat komposisi tari gaya kontemporer,
berarti kita menata bagian-bagian yang saling berhubungan menjadi
bentuk kesatuan yang utuh.

4
Menyusun atau mengomposisi tari memerlukan penekanan unsur tari
dengan desain, irama, motivasi, dan ide. Dengan demikian, unsur materi
komposisi perlu dihayati dan dimengerti. Metode penyusunan dan
pengombinasian berbagai unsur harus dipelajari dan dipraktikkan. Proses
kreatif dalam membuat sebuah komposisi tari terdiri dari tahap-tahap,
sebagai berikut:
1. Mengkhayalkan atau membayangkan
2. Merasakan
3. Menghayati
4. Mewujudkan
5. Memberi bentuk

Pada awalnya, pengertian konsep komposisi tari hanya diartikan sebagai


pembentukan atau penyusunan gerak-gerak tari saja. Namun, seiring
berjalannya waktu, ada berbagai elemen yang tercakup dalam komposisi
tari.

C. Elemen Komposisi Tari

1. Tema

Hal yang paling pertama dibuat oleh koreografer, memilih tema


garapan tarinya, kemudian melakukan survei, riset ataupun penelitian
sebagai penguat garapannya dan mengembangkan tema-tema tersebut
dalam makna estetika tubuh para penarinya. Kekuatan awal penari
berada pada tema yang akan digarapnya sebagai tari. Tema
dikembangkan mulai dari konsep yang dibimbing secara awal dan
mendasar oleh pengajar, instruktur atau tenaga ahli koreografi.

Tema dikembangkan menjadi sumber inspirasi tentang bagaimana


memadukan tema ke dalam bentuk gerakan yang akan dipilih dengan
itu maka pilihan tema terjawab. Tema dikembangkan menjadi
sejumlah refleksi tentang apakah tema cocok dengan bentuk gerak
yang dipilih. Apakah pemilihan tema dapat diidentifikasi ke dalam
sub-sub tematik yang dapat mencerminkan terwujudnya kumpulan
5
motif gerak, rangkaian kalimat gerak, dan konstruksi koreografi. Tema
dipilih didukung oleh kecakapan eksplorasi gerak yang sesuai dan
sepadan dengan tema yang dipilih. Kesesuaian tema dengan pilihan
hasil eksplorasi gerak menjadi kunci pilihan tema ditetapkan. Dengan
perkataan lain, hasil eksplorasi gerak didasarkan tema pilihan. Dengan
demikian, pilihan tema juga menjadi dasar pijakan eksplorasi gerak,
improvisasi gerak dan penataan gerak.

Orisinilitas tema ditarikan sebagai sumber dalam pemilihan tema dari


bentuk koreografi sebelumnya. Apabila tema menjadi bukan orisinil,
uji kemudian harus dilakukan dengan tema yang ditarikan. Tema dapat
diungkapkan dalam bentuk dramatari. Dramatari yang dikemukakan
dalam wujud pemaknaan kata-kata, ungkapan tari yang memiliki
makna simbolis, dan kapasitas pemilihan gerak yang memiliki dampak
sinergis terhadap struktur nasihat yang diungkapkan melalui
penjelasan gerak, pemaknaan gerak yang tepat dan memenuhi harapan
penonton.

2. Gerak Tari

Gerak yang hadir pada tiap gerakan merupakan gerak yang bermakna.
Gerakan menari merupakan gerak yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan, dengan harapan untuk mendapatkan
tanggapan orang lain. Setiap gerak itu mampu bercerita pada tubuh
agar dapat dipahami oleh penonton. Yang menjadi sumber utama gerak
tari adalah tubuh penari. Disinilah kekuatan kedua yang hadir pada
tari yaitu Estetika Tubuh. Gerak terdiri dari tenaga, ruang dan waktu
dan berhubungan erat dengan wirasa, wirama, dan wiraga. Desain
gerak secara nyata merupakan unsur 3 dimensi yang memiliki panjang,
lebar dan volume. Kedudukan gerak didesain menjadi bentuk benda
selama menempati posisi, kedudukan, dan momen berpindah dari satu
posisi ke posisi lain.

3. Desain Lantai

6
Garis-garis yang dilalui oleh penari disebut desain lantai. Gambar
desain lantai ini dalam pengertian lain adalah garis yang dibentuk oleh
formasi penari kelompok.

Secara umum desain ini terbagi ke dalam dua bagian yakni :

a. Garis Lurus : dapat dibuat kedepan, kebelakang, kesamping atau


serong. Garis ini memberikan kesan sederhana tapi kuat.
b. Garis Lengkung ; dapat dibuat melengkukng kemuka, kebelakang
atau dalam bentuk beberapa rumusan matematika.

Aspek desain lantai dapat tergambar secara ilustratif melalui lintasan


gerak penari. Penari membuat konsep ruang pentas yang secara
geografis berhubungan dengan garis, ruang gerak, dan posisi penari
pada saat diam.

4. Desain Atas

Desain atas dilukiskan melalui gerakan mengayun-ayun atau


melambaikan tangan di atas garis bahu. Ruang desain atas dapat
diciptakan lagi melalui gerakan yang sesaat melayang di udara dengan
dasar kaki sebagai tumpuhan berada di atas permukaan lantai atau
landasan tumpu. Gerakan yang memiliki kesan desain atas dilakukan
penari dengan cara meloncat, melompat, melayang sesaat di udara.
Batas-batas gerak yang memberi nkesan desain atas secara geometris
berhubungan dengan tiga dimensi, tidak bertumpu pada lantai dasar
atau tempat bertumpu, serta dimungkinkan bertumpu di landasan tetapi
kesan gerakan yang dilakukan lebih ada dalam posisi di atas lantai.
Dengan demikian aspek gerakannya memiliki tiga dimensi. Desain tiga
dimensi berhubungan dengan volume gerak, jangkauan besar/kecil dan
atau sempit-luasnya gerakan, panjang lebar dan tinggi membentuk
volume/isi.

7
Kesan gerakan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi desain
atas mencakup beberapa kesan, secara rinci dapat disebut yakni.

a. Desain Datar , merupakan desain yang secara horisontal dilihat dari


depan penonton. Badan dan postur penari tanpa perspektif. Anggota
gerak tubuh mengarah ke samping dan kesan yang ada memiliki
makna konstruktif, tenang, kejujuran, dan umpan balik yang
terkesan dangkal.
b. Desain Dalam , desan ini dari arah depan penonton memiliki kesan
dalam. Anggota tubuh dan postur yang ada mengarah ke belakang,.
ke depan, dan serong. Desain ini memiliki makna yang dalam
terlihat oleh penonton.
c. Desan Vertikal , penggunaan desain ini menempatkan posisi
anggota tubuh dan postur menjulur ke atas. Tungkai dan lengan
lengan mengarah ke atas atau ke bawah. Kesan yang ada nampak
egosentris, pasrah, menyerah, dan lebih dalam lagi kurang berdaya.
d. Desain Horison , penggunaan desain ini menempatkan posisi
anggota tubuh dan postur mengarah ke garis horison. Sebagian
anggota gerak tubuh, kepala, dan kaki berada satu lajur lurus
horisontal. Porsi tubuh mengarah sejajar garis tanah, kesan yang
ada nampak tercurah.
e. Desain kontras dalam implementasinya menggunakan garis-garis
bersilang. Anggota gerak badan dan garis- garis yang akan bertemu
apabila dilanjutkan memberikan kesan pertemuan garis yang ada di
angan-angan. Desain ini memiliki kesan kuat, penuh energi,
kebingungan karena kesan garisnya nampak terputus, dan tidak
menuju ujung garis.
f. Desain Murni , desain ini ditimbulkan oleh postur tubuh penari.
Desain ini tidak menggunakan desain kontras. Desain memiliki
kesan tenang, lembut, dan bersahaja.
g. Desain Statis , desain ini menggunakan pose-pose tubuh sebagai
unsur yang dominan pokok. Kunci tubuh menjadi pertimbangan
desain ini tetap kokoh karena anggota tubuh yang lain bisa
8
melakukan gerakan. Penggunaan lengan penari secara horisontal
dan terus menerus, kaki bergerak ke kanan dan ke kiri. Kesan
desain ini nampak teratur.
h. Desain lurus , desain ini menggunakan garis-garis lurus pada
anggota tubuh seperti torso, tungkai, lengan dan badan menjadi
kunci yang dapat memberikan kesan. Kesan yang dimiliki adalah
sederhana, kokoh. Desain ini apabila digunakan terus menerus akan
membosankan.
i. Desain Lengkung , desain ini dibentuk melalui kontur badan dan
anggota tubuh lain dari penari. Dsain ini menarik. Kesan yang
nampak halus, lembut, akan tetapi apabila kurang hati-hati
menggunakannya dapat menimbulkan kesan lemah.
j. Desain bersudut , desain ini banyak menggunakan tekukan-tekukan
tajam pada sendi sendi siku, lutut, pangkal lengan, pangkal paha.
Desain ini menimbulkan kekuatan mendalam. Apabila kurang hati-
hati, kekuatan gerak tidak diimbangi penghayatannya dapat
menimbulkan kesan gerakan tidak menarik dan membosankan.
k. Desain Spiral , desain ini menggunakan desain lengkung berupa
lingkaran lebih dari satu yang searah dengan badan dan anggota
badan. Kesan disain ini menarik perhatian penonton karena
penggunaan lingkaran- lingkaran itu.
l. Desain Medium , desain berada pada desain atas dan bawah. Desain
ini dipusatkan pada anggota bawah hingga ke bagian pinggang
penari. Desain ini memiliki kesan penuh emosi.
m. Desain Tinggi , desain ini dibatasi oleh kemungkinan gerak dari
anggota badan penari hingga ke bagian atas. Bagian yang memiliki
kesan intelektual spiritual yang kuat disebabkan oleh dukungan
bentuk pemujaan atas bentuk lengen dan arah kepala yang
mengarah ke atas.
n. Desain Rendah , desain yang dipusatkan pada daerah dada hingga
pinggang penari. Desain ini memiliki kesan penuh daya hidup, pada

9
sisi lain memberi corak kekuatan gerak yang terfokus pada anggota
gerak badan.
o. Desain Terlukis , desain gerak yang dihasilkan melalui impul salah
satu atau beberapa anggota gerak badan hubungannya dengan
penggunaan properti yang digerakan untuk menghasilkan kesan
tertentu. Pemaknaan gerak hubungannya dengan penggunaan
properti agar dapat menyempaikan makna yang disiratkan. Contoh
angin ribut dengan menggerakan properti sampur atau kain lainnya
dengan gerakan tidak teratur, lingkaran-lingkaran puting beliung,
dan ombak laut dengan membuat kesan gerak naik turun.
p. Desain Lanjutan , desain ini berupa lanjutan desain gerak yang
tertunda. Kelanjutan gerak yang dicatat dan kesan pikiran menjadi
modus dalam melukiskan kesan gerak dilanjutkan. Kesan desain ini
juga dapat dilukiskan melalui pandangan lanjutan, kesan gerak
dengan bantuan properti secara lanjutan menjadi salah satu indikasi
kesan ini diwujudkan. Kesan adanya garis lanjutan ditimbulkan
oleh anggota tubuh lain dari penari terutama mata, rambut, tangan
dan kaki dalam wujud gerakan lanjutan yang tidak tampak secara
nyata. Contoh memarahi orang, maka gerakan tangan memberi aba
melakukan ancaman beberapa kali ke arah korban. Kesan ini
memberikan indikasi bahwa orang tersebut sedang dimarahi.
Contoh lain, seorang memiliki badan yang bagus, maka penggunaan
bahasa isyarat tubuh dapat digunakan sebagai mediasi menyatakan
maksud pernyataan.
q. Desain Tertunda , kesan ini ditimbulkan dengan memanfaatkan
piranti anggota tubuh penari untuk melakukan gerakan secara
bertahap.
r. Desain Simetris , desain simetris adalah desain yang dibuat dengan
menempatkan garis-garis anggota tubuh yang kanan dan kiri
berlawanan arah tetapi sama. Lengan kanan lurus ke samping kanan,
lengan kiri lurus ke samping kiri. Tangan kanan tolak pinggang,
maka tangan kiri juga tolak pinggang. Desain ini memiliki kesan

10
kokoh, tenang, tetapi apabila terlalu banyak digunakan
menyebabkan kejenuhan.
s. Desain Asimetris , desain asimetris dibuat dengan menempatkan
garis-garis anggota tubuh kanan dan kiri tidak sama. Posisi tangan
kanan lurus ke samping kanan, tangan kiri bertolak pinggang.
Desain ini menarik dan dinamis. Kesan kurang kokoh. Desain
asimetris sangat diminati oleh penonton, sehingga kesan yang ada
harus jelas perbedaannya. Tarian yang memiliki desain asimetris
sangat menguntungkan dan sangat menarik bagi penonton.

5. Desain Dramatik

Dramatik pada sesungguhnya menjadi unsur yang menghidupkan suatu


tari. Unsur dramatik biasanya menjadi bagian kesan suatu komposisi
tari atau koreografi secara keseluruhan. Dramatik menjadi watak
garapan koreografi. Dramatik berhubungan dengan klimaks atau
ending. Dramatik terdiri dua tahap. Tahap satu dramatik dapat digarap
dalam bentuk Kerucut Tunggal (garapan koreografi dibuat dengan
mamatok ide garapan bahwa puncak atau klimaks digarap satu kali
saja). Artinya dapat dikatakan bahwa puncak garapan komposisi atau
koreografi terjadi sekali selanjutnya penurunan.

Di sisi lain, Kerucut Ganda adalah garapan koreografi yang dibuat


dengan mamatok ide garapan menggunakan puncak atau klimaks dua
kali. Artinya puncak garapan komposisi atau koreografi terjadi dua kali
pada puncak pertama digunakan sebagai stimulus untuk
mengembangkan koreografi untuk mengakhiri dengan puncak
sesungguhnya. Selanjutnya, setelah klimaks ke dua dilakukan
penurunan secara cepat, pada saat ini penurunan secara cepat dan
kesan penutup garapan yang biasanya digunakan lebih tinggi dari
kliamks pertama atau puncak pertama. Klimaks kedua berbeda atau
lebih tinggi dari klimaks pertama.

6. Musik/bunyi

11
Musik menjadi medium pendukung (bantu) yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah garapan tari. Musik/bunyi yang dipergunakan
untuk mengiringi tari harus digarap maksimal sesuai garapan tarinyan,
baik itu dengan alat instrumen penunjang atapun bunyi tubuh dan alam.
Jenis musik yang teratur disebut ritme, sedangkan yang tidak teratur
dapat disebut dengan bunyi saja. Bunyi yang teratur sesungguhnya
merupakan disain musik. Masalah tempo atau ritme, dinamik dan
sinkop yang terdapat dalam bunyi suatu musik dapat membentuk irama
dan dinamik yang mampu menggugah rasa kita untuk
mengekspresikan gerak.

7. Dinamika

Dinamika pada dasarnya merupakan pengetahuan tentang efek- efek


kekuatan dalam menghasilkan gerakan. Pengetahuan tentang dinamika
pada dasarnya berhubungan dengan penggunaan tenaga dalam
melakukan gerakan yang di dalamnya terdapat intensitas, tekanan atau
aksen, kualitas gerak. Dinamika yang tajam dan tinggi dapat
merangsang kesan emosi. Dinamika lembut, sedang, tenang, dapat
melahirkan gerakan lembut perlahan dan kurang greget. Daya dan
kekuatan gerak membuat orang penari mampu melakukan gerakan-
gerakan tari penuh energi di atas pentas. Dinamika dapat diwujudkan
dengan berbagai cara, misalnya lewat pengaturan level, pergantian
tempo, dan tekanan dari lemah ke kuat, keras ke lembut, dan
sebagainya. Dinamika komposisi tari menjadi roh dalam komposisi tari.

Teknik dinamika secara jelas dapat diuraikan pada uraian sebagi


berikut.

a. Makin lama makin keras/kuat disebut Cressendo.


b. Makin lama makin lembut atau pelan disebut Decressendo.
c. Diperkeras/diperkuat/keras disebut Accelerando.
d. Diperlembut/diperlembut/pelan disebut Ritardando
e. Makin lama mengalun disebut Pianisimo.

12
f. Makin lama keras disebut Forte.
g. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan patah-
patah disebut Stakato.
h. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan
mengalun disebut Legato.

Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkann gerakan tertentu


dalam koreografi satu dengan yang lain dalam bentuk dinamika maka
perpaduannya akan dapat menimbulkan daya tarik, tidak
membosankan, dan penuh variasi maka akan dapat menyihir atau lebih
tepatnya memukau bagi penonton.

8. Komposisi Penari

Cara penempatan penari serta gerakannya, yang dibagi menjadi tiga,


yaitu :

a. Serempak : gerakan atau pola yang dilakukan secara bersama oleh


kesemua penari
b. Berimbang : penari dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana
gerakan serta pola dipisah menjadi bagian kelompok tadi.
c. Terpecah : setiap penari memiliki pola sendiri yang berbeda satu
dengan yang lain, baik itu dilakukan secara bersamaan maupun
secara individual terpisah posisi

9. Properti Penunjang

Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari.


Properti tari tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan koreografi.
Properti tari merupakan properti yang dibutuhkan dalam koreografi tari.
Pada kenyataannya terdiri dari dance property/properti tari dan stage
property/perlengkapan panggung. Dance property terdiri dari peralatan
tari yang dipegang penari secara langsung. Stage property adalah
semua peralatan yang berada di atas panggung dan menjadi sarana
yang langsung maupun tidak langsung melengkapi konsep suatu

13
koreografi di mana dalam penerapannya diletakkan di area pentas atau
di panggung untuk mendukung koreografi.

Adapaun properti penunjang dalam sebuah garapan tari, yaitu :

a. Kostum, perlu diperhatian warna, model, dan fleksibilitas serta


sesuai konsep
b. Tata Rias, menjadi unsur penunjang ekspresi tari baik tradisi,
kreasi dan modern
c. Stage, bisa indoor (gedung, pendopo, ruang tertutp dan arena),
ataupun bersifat indoor (lapangan, halaman, taman kota ataupun
alam)
d. Handprof (Perlengkapan Tari) , digunakan sesuai dengan konsep
tari, seperti peding, meja, tombak, kursi, selendang, dll
e. Lighting, sebagai penunjang akhir tetapi penentu dari sebuah
kesuksesan tari (khususnya yang berada digedung).

Perbedaan Komposisi Tari Modern dengan Tari Tradisional

1. Modern

a. Gerak Tari

Gayanya lebih bebas karna kita bisa menciptakan koreografi


menurut keinginan kita sendiri

b. Desain Lantai

Didalam tari-tarian modern, pola lantainya sering menggunakan


kedua-duanya, yaitu kombinasi antara garis lurus dan garis
lengkung.

c. Musik

14
Musik dalam tari Modern ini adalah dimana semua musik sudah
menggunakan teknologi dengan adanya itu,musik modern ini
jauh dianggap lebih populer dan mudah dikenal dikalangan
masyarakat sekarang.

d. Kostum Dan Properti

Kostum dan properti adalah alat penunjang konsep sebuah tarian,


jadi harus disesuaikan dengan konsep yang diambil. Bukan
berarti kostum yang bagus dan mahal akan membuat sebuah
tarian akan jadi bagus. Sering kita jumpai dibeberapa
pementasan modern dance ada unsur "pemaksaan" dalam
memilih kostum, dalam arti tidak sesuai dengan konsep dan
gerakan tarian yang dibawakan. Bahkan ada penari yang
akhirnya terganggu gerakannya karena menggunakan kostum
yang "berlebih". Usahakan kostum yang digunakan untuk
sebuah tarian dibuat sedemikian rupa supaya terlihat nyaman
dan cocok dengan konsep tarian.

Demikian juga dengan properti, hati-hati bila tarian yang kita


bawakan menggunakan properti tertentu karena bisa
menimbulkan masalah apabila kita tidak pandai atau salah
menggunakannya.

e. Stage
Panggung modern adalah bentuk panggung proscenium baik
dalam bentuk tertutup maupun terbuka. Bentuk tertutup
biasanya dibatasi dengan wing yang ada pada sisi kanan dan kiri
panggung.

f. Lighting

15
Pada pertunjukan tari modern, lighting merupakan unsur yang
tidak bisa dilepaskan dalam sebuah pertunjukan tarian. Unsur ini
mampu menguatkan nuansa dan menciptakan rasa tertentu pada
tarian yang dipentaskan. Lampu pada tari modern, menggunakan
alat bantuan tenaga listrik. Misalnya spot light, strip light, foot
light (lampu kaki), lampu ini bias sehingga perlu diberi kertas
warna untuk dapat memantulkan sinar yang berwarna-warni
dengan tujuan dapat mewujudkan/membantu suasana yang
diinginkan.

2. Tradisional

a. Tema
Tema dalam tari tradisional biasanya berhubungan dengan
kisah-kisah merakyat. Ada juga tarian lain yang mengangkat
keperawan, doa datangnya hujan atau tentang agama dan
pendidikan.

b. Gerak Tari
Gerak tari tradisional, gerakannya menyusun dan biasanya
gerakannya tidak bebas.

c. Desain Lantai
Pola lantai pada tari tradisional indonesia pada prinsipnya
hampir sama yaitu garis lurus dan garis lengkung garis lengkung
termasuk pola lingkaran dan garis lurus membuat segi empat
segi tiga atau berjajar pola lantai dapat juga dilakukan dengan
cara kombinasi antara garis lurus dan garis lengkung kombinasi
ini dilakukan agar gerak tampak lebih dinamis.

d. Musik

16
Musik dalam tari Tradisional biasanya musik yang mengandung
dalam instrumen-instrumen daerah, dan biasanya menggunakan
alat music tradisional pada daerah tertentu.

e. Properti
Properti adalah segala peralatan yang dipakai atau dipegang atau
dimainkan oleh seorang penari pada waktu menari. Adapun
property yang biasa dipakai dalam tari trasional di Indonesia:
kipas, saputangan, selendang atau sampur, panah, keris, pedang,
tameng, gada, tombak, kendi, boneka, sabit, caping, tenggok,
tali, payung, bokor dan sebagainya. Dalam pemakaian propertI
yang perlu dipertimbangkan adalah mengusahakan agar alat
tersebut bisa menyatu dengan gerak, dan sesuai dengan isi
garapan tarinya.

f. Lighting
Lampu dalam tarian tradisional, masih bersifat sederhana
menggunakan minyak tanah misalnya: obor, lampu teplok,
petromak, lilin.

10. Penyusunan Acara

Pertimbangan adanya susunan acara dalam suatu pertunjukan


dipehukan, ini bertujuan agar pertunjukan tidak monoton dan
membosankan bagi penonton. Pertunjukan yang menampilkan
koreografer-koreografer tari dipilih berdasarkan kualitas mulai dari
yang memiliki bobot sedang hingga klimaks yang memenuhi
persyaratan dalam suatu pertunjukan. Pemilihan tata susun urutan
koreografi dipertimbangkan berhubungan dengan pilihan koreografer,
pilihan cerita, pilihan asal tarian, hingga pada kualitas koreografi yang
disusun berdasarkan pada urutan penampilan dari yang memiliki
kualitas paling sederhana hingga pada penampilan yang berbobot.
17
Pilihan terhadap personal koreografer memang menjadi pilihan
kendala, tetapi dalam suatu pementasan yang berkualitas pertimbangan
atas penaikan kualitas koreografi menjadi pertimbangan akhir untuk
menunjukan serentetan penyajian pada pergelaran tersebut semakin
menarik, memenuhi syarat, pada kualitas pertunjukan yang diharapkan
mencapai sasaran.

Nomor penampilan dijadikan pilihan dalam tata susun acara atau


pergelaran dilengkapi dengan buku program yang disusun sebagai
panduan pementasan yang akan dipergelarkan kepada penonton atau
kepada penghayat yang akan menikmati pertunjukan. Panduan acara
dibutuhkan sebagai informasi yang akurat tentang pertunjukan tersebut
dapat diikuti secara teliti oleh penonton. Hal ini juga bertujuan agar
penonton memperoleh informasi awal tentang isi pertunjukan, susunan
koreografer, serta siapa saja yang terlibat dalam pertunjukan tersebut.

D. Pengertian Koreografi
Istilah koreografi untuk notasi gerakan manusia atau naskah tari,
diciptakan oleh Rudolf Benesh pada tahun 1955.Benesh mendefinisikan
koreologi sebagai “Estetika dan kajian ilmiah tentang semua bentuk
gerakan manusia dengan notasi gerakan”. Rudolph Benesh kelahiran
London (1916 – 1975) adalah seorang yang memiliki profesi sebagai
akuntan dan juga seorang seniman dan pemusik berbakat. Istrinya Joan
adalah seorang penari balet Wells Sadler. Usahanya untuk menulis
langkah-langkah menari menghafal menginspirasinya untuk menciptakan
sistem notasi gerakan yang andal yang ia sebut koreografi. Pada tahun
1947, Rudolf dan Joan memulai pengembangan kolaboratif pada sistem
tersebut. Pada bulan September 1955, koreografi diluncurkan di Royal
Opera House dengan diterbitkannya “An Introduction to Benesh Dance
Notation”. Buku ini ditampilkan di antara pameran paviliun pemerintah
Inggris dari penemuan teknologi dan ilmiah di Pameran Brussel pada
tahun 1958.Institut Beneld of Choreology didirikan pada tahun 1962 untuk
melatih ahli koreografi. Saat ini, koreografi telah menjadi alat yang

18
berguna untuk mengkoreografi, merekam, mereproduksi dan menganalisis
gerakan manusia dalam segala bentuknya yang terkandung dalam bahasa
gerakan kinetik, non-verbal, yang murni. Manfaat alat semacam itu untuk
pementasan dan menghidupkan kembali produksi balet, serta untuk
rehabilitasi kesehatan dan desain ergonomis sangat berharga.

E. Cara Kerja Koreografi


Notasi Choreology atau Benesh Movement adalah deskripsi gerakan,
langkah dan balet yang benar dan akurat tiga dimensi. Ini adalah naskah
ringkas dan visual yang secara tepat menyampaikan kelimpahan informasi
yang dibutuhkan untuk menganalisis, mempelajari, mengajar atau
mereproduksi gerakan manusia, tarian dan bahasa tubuh. Berbagai
kegunaannya dapat berkisar dari analisis individual, korban cerebral palsy,
ergonomi, penelitian antropologi, dengan skor lengkap produksi balet
Kirov full-length. Data yang digambarkan terjatuh rapi di seputar stegan
musik yang terbentang dengan jelas di bawah parameter berikut:
1. Waktu, ritme dan dinamika
2. Langkah, pergerakan dan posisi tungkai, kepala, tangan, kaki dan tubuh
3. Lokasi seseorang pada panggung dan pemandangan tertentu
4. Arah yang dihadapi subjek / traveling
5. Hubungan subjek dengan orang lain di tempat kejadian dijelaskan
6. Kualitas gerakan yang dinamis
7. Alat peraga digunakan dan ditangani.

F. Stave
Gerakan diberi catatan dengan menulis posisi tubuh yang berubah di
sepanjang stik berlapis lima. Serangkaian notasi “frame” link posisi ke
gerakan fluida, gerakan atau langkah tari dengan garis gerakan ke timeline
atau musik iringan. Pertarungan berjajar Benesh 5 sedikit lebih besar
daripada stegan musikal dan menyediakan matriks untuk tubuh manusia.
Kaki diplot di dekat garis bawah dan bagian atas kepala mencapai garis
paling atas, dengan bagian tubuh lainnya berada di antara
keduanya.Bagian ekstremitas (tangan dan kaki) kemudian digambarkan

19
secara visual pada kanvas stave dengan hanya 3 tanda dasar. Tanda-tanda
ini menunjukkan “di depan”, “belakang” atau “tingkat” dengan tubuh.
Dengan cara ini, Benesh memecahkan masalah penulisan gerakan tiga
dimensi ke kertas dua dimensi.

G. Skor Koreografi
Cara cerdik ini untuk merencanakan ekstremitas dalam kaitannya dengan
tubuh pada garis waktu (stave), memungkinkan seorang koreografer
terlatih untuk membaca gerakan dan langkah-langkah menari secara
motorik seperti yang dilakukan oleh pembaca.Sama seperti dalam skor
orkestra penuh yang digunakan oleh konduktor untuk mengelola orkestra,
skor koreografi menggambarkan gerakan dan langkah rinci yang
dilengkapi dengan ritme dan ungkapan untuk individu (solois) dan seluruh
kelompok (corps de ballet), masing-masing pada tongkat mereka
sendiri.Skor Koreografi merupakan tulang punggung produksi balet skala
penuh. Mereka berisi semua langkah untuk semua pemeran, informasi
tentang pemandangan, pencahayaan, kostum dan detail produksi. Seorang
koreografer membantu koreografer selama pembuatan sebuah karya baru
dan membantu master balet selama latihan.

H. Penggunaan Koreografi
Saat ini, Benesh Institute adalah departemen Royal Academy of Dance di
London. Di dunia Ballet, koreografer terlatih adalah tulang punggung
produksi yang sukses. Mengapa? Karena dengan membaca naskahnya,
seorang koreografer bisa mengajarkan langkah awal kerja tarian kepada
para penari dan membantu tim produksi. Keuntungan menggunakan
metode kinetik murni untuk menggambarkan dan mempelajari tarian dan
gerakan adalah bahwa gerakan inti itu sendiri disampaikan daripada
beberapa deskripsi verbal atau fisik yang tidak jelas tentang sebuah
gerakan. Hal ini telah menarik perhatian koreografi ke disiplin ilmu terkait
gerakan lainnya dalam bahasa tubuh manusia seperti:
1. Kebugaran dan pengajaran tari
2. Ergonomi

20
3. Fisioterapi
4. Studi gerak
5. Industri film
6. Perangkat lunak animasi 3D
Bahasa tubuh telah menemukan koreografi alat yang komprehensif, untuk
secara akurat menggambarkan bagaimana tubuh manusia bergerak.Banyak
orang tidak tahu apa itu koreografi dan bahkan tidak sadar bahwa seperti
nota tari / gerakan sebenarnya ada.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi,
hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan
diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan
pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi
penontonnya. Karya tari membutuhkan banyak elemen-elemen pendukung
yang sangat kuat. Melalui proses yang baik adalah kunci kesuksesan dari
setiap karya, mulai dari ide gagasan sampai pada realisasi bentuk sebuah
karya. Berawal dari sebuah pengalaman pribadi penata yang menjadi ide
gagasan melalui proses yang cukup panjang suatu karya tari dapat dibuat
sehingga yang awalnya ide yang ada dalam pikiran penata dapat teruang
lewat gerak yang dapat dilihat secara visual. Koreografi merupakan
penyusunan suatu gerak yang dikomposisikan menjadi sebuah tarian dimana
didalamnya sudah ada aspek aspek dari koreografi. Ada juga cara kerja
koreografi dengan notasi choreolgy atau benesh movement yang merupakan
gerakan. Stave merupakan gerakan yang diberi catatan dengan menulis
posisi tubuh yang berubah di sepanjang stik berlapis lima.

B. Saran
Sebagai seorang pemula, penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun karena saran dan kritik yang bersifat membangun itu
akan bermanfaat bagi penulis untuk memperbaiki dan memperdalam materi
ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Meri, L., 1986. Elemen - elemen Dasar Komposisi Tari. Judul asli: Dances

Composition, the Basic Elements. Diterjemahkan oleh Soedarsono.


Yogyakarta: Lagaligo.

Maizarti, M. and Saputri, S.A., 2017. Bentuk Dan Estetika Tari Sayak. Garak Jo

Garik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 13(1).

Meri, L., 1975. Komposisi Tari, elemen – elemen dasar. Yogyakarta: Laga-ligo.

Sari, M., 2013. Peranan Ilmu Menata Tari Pada Karya Tari Di Lembaga

Pendidikan Seni Semenda (Doctoral dissertation, UNIMED).

23

Anda mungkin juga menyukai